PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIK DENGAN PEMODELAN DUA TINGKAT DALAM PERMASALAHAN PENJADWALAN PERAWAT PADA UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM XYZ SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIK DENGAN PEMODELAN DUA TINGKAT DALAM PERMASALAHAN PENJADWALAN PERAWAT PADA UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM XYZ SURABAYA"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIK DENGAN PEMODELAN DUA TINGKAT DALAM PERMASALAHAN PENJADWALAN PERAWAT PADA UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM XYZ SURABAYA Mahendrawathi Er, Ph.D, Danu Pranantha, ST, M.Sc, Anisa Ulya 1) Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, ITS Sukolilo, Surabaya, anisa.ulya@gmail.com 1) Abstrak Dengan data nyata yang diambil dari Rumah Sakit XYZ Surabaya, dalam tugas akhir ini penjadwalan perawat pada UGD akan dilakukan dengan menggunakan Genetic Algorithm (GA) dengan pemodelan dua tingkat. Pada tingkat pertama, pemodelan dilakukan untuk menjadwalkan hari libur perawat. Sedangkan pada tingkat kedua, pemodelan dilakukan untuk menjadwalkan shift kerja perawat. Pemodelan dirancang untuk meng-hasilkan solusi berupa jadwal perawat yang bisa memenuhi batasanbatasan penjadwalan yang berlaku pada setiap tingkat pemodelan, membagi hari libur dan shift kerja secara lebih merata, serta mendekati jadwal kerja yang diinginkan perawat. Solusi dengan nilai fitness terbaik didapat dari skenario ujicoba ke-6, dengan nilai maksimal generasi 100, jumlah gen yang dimutasi sebanyak 2 gen, serta jumlah titik potong pada crossover sebanyak 5 titik. Sedangkan untuk pembobotan fungsi fitness, bobot yang menghasilkan solusi dengan nilai fitness yang paling seimbang adalah bobot 1 untuk varians dan 1,5 untuk rasio. Keywords: algoritma genetika, nurse scheduling problem 1. PENDAHULUAN Sebagai unit yang pertama kali menerima pasien dalam kondisi darurat, Unit Gawat Darurat (UGD) menjadi salah satu unit terpenting dan tersibuk di rumah sakit. Sementara itu waktu kedatangan pasien tidak bisa diprediksi. Oleh karena itu UGD beserta sumber dayanya seperti perawat, dokter, peralatan medis dan obatobatan, dituntut untuk tersedia selama 24 jam sehari 7 hari seminggu. Bagi perawat, panjangnya jam kerja pada UGD dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas kinerja, kondisi fisik maupun kehidupan sosial. Untuk menghindarinya, salah satu cara yang dapat diusahakan pihak managemen rumah sakit adalah membuat kebijakan penjadwalan kerja yang bisa membagi panjangnya jam kerja secara adil kepada seluruh perawat yang tersedia. Hal ini menjadi penyebab lebih disukainya penjadwalan dengan shift dibanding non-shift. Permasalahan penjadwalan perawat atau dikenal dengan NSP (Nurse Scheduling Problem) menjadi hal yang menantang karena dengan jumlah perawat yang relatif terbatas dibanding banyaknya pasien dan shift kerja, penjadwal dituntut untuk mendapatkan jadwal dengan beban kerja seadil mungkin untuk setiap perawat serta memenuhi batasan-batasan penjadwalan yang ada. Padahal pemenuhan semua batasan penjadwalan seringkali terhambat ketika satu batasan terpenuhi, namun ternyata batasan lain terlanggar. Misalnya batasan jumlah maksimal liburan per perawat mungkin terlanggar ketika batasan jumlah minimal perawat dalam satu shift kerja terpenuhi. Oleh karena itu, bukanlah hal yang aneh bila selama ini membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membuat penjadwalan perawat pada UGD secara manual, walaupun jadwal yang dihasilkan seringkali masih tidak memenuhi batasan penjadwalan, dan tidak membagi hari libur serta shift kerja secara merata kepada setiap perawat. Sedangkan bila ingin menghasilkan jadwal yang lebih optimal secara manual, tentu membutuhkan waktu yang lebih lama. Dalam perkembangannya, banyak dilakukan penelitian terhadap permasalahan penjadwalan perawat pada UGD dengan metode-metode tertentu secara komputasional untuk mendapatkan jadwal yang optimal dalam jangka waktu yang relatif cepat dibandingkan penjadwalan secara manual. Contohnya, Pratama (2008) mengimplementasikan Goal Programming (GP) untuk 1

2 melakukan penjadwalan perawat pada UGD. Dengan membuat dua jenis constraint dan memberikan bobot pada setiap constraint-nya, secara keseluruhan dihasilkan jadwal yang lebih optimal 5,4013 kali dengan GP dibandingkan dengan cara manual. Sayangnya, waktu yang dibutuhkan untuk running program hingga menghasilkan jadwal masih sangat lama, yaitu 6 hari. Pada Tugas Akhir (TA) ini akan dilakukan penjadwalan perawat pada UGD dengan Genetic Algorithm (GA) dan dua tingkat pemodelan. Pemodelan tingkat pertama dilakukan untuk menentukan hari libur dan hari kerja perawat, sedangkan pemodelan tingkat kedua dilakukan untuk menentukan shift kerja perawat. Pada masing-masing tingkat terdapat fungsi tujuan yaitu meminimalkan nilai fitness berupa varians hari libur, varians shift kerja, dan nilai rasio perbedaan jadwal. Masing-masing nilai fitness tersebut memiliki bobot tertentu yang akan mempengaruhi kualitas jadwal yang dihasilkan. Sehingga pembobotan nilai fitness harus disesuaikan dengan kualitas jadwal yang diinginkan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Algoritma Genetik adalah teknik pencarian stokastik berdasarkan mekanisme seleksi alam dan pewarisan genetik (Gen & Cheng, 1997). Pencarian acak dengan algoritma genetik berpotensi untuk menemukan solusi global optimal walaupun tetap tidak dapat dibuktikan apakah solusi yang didapat adalah yang terbaik. Algoritma ini telah digunakan dalam banyak takaran yang berbeda, dari pertukaran stok, penjadwalan, mengetahui jarak minimal, optimasi desain layout hingga pemrograman robot. Beberapa hal yang mendasari algoritma genetika diantaranya: (1)representasi solusi kedalam kromosom, (2)fungsi fitness, (3)operasi algoritma genetik, (4)parameter genetik, serta (5)strategi menangani kromosom infeasible. 2.1 Representasi Kromosom Solusi dikodekan ke dalam bentuk kromosom sebelum diproses dengan algoritma genetik. Sebuah kromosom dirancang supaya bisa mewakili nilai sebuah solusi. Kromosom terdiri dari gen yang memiliki nilai (allele) dan posisi (locus). Sebagai contoh pengkodean, jika dicari nilai maksimum sebuah fungsi yang terdiri dari 3 variabel F(x,y,z) dan setiap variable terdiri dari 6 bit. Maka kromosom bisa dibentuk dari 3 gen (mewakili 3 variabel), dengan masing-masing gen terdiri dari 6 bit. Sehingga sebuah kromosom akan terdiri dari 18 bit. 2.2 Fungsi Fitness Fungsi fitness digunakan untuk mengevaluasi kromosom. Fungsi fitness yang baik harus mampu memberikan nilai fitness sesuai dengan kinerja kromosom. Pada permulaan generasi biasanya nilai fitness antar kromosom memiliki rentang nilai yang besar, namun pada generasi selanjutnya rentang nilai semakin kecil. 2.3 Operasi Algoritma Genetik Operasi pada algoritma genetik terbagi menjadi 2, yaitu evolusi dan operator genetik(gen & Cheng, 1997). Evolusi dijalankan dengan operasi seleksi, yang merepresentasikan individu yang terbaiklah yang bisa bertahan. Sedangkan operasi genetik terdiri dari (1)mutasi, yang merepresentasikan modifikasi acak pada suatu individu, dan (2)crossover, yang merepresentasikan perkawinan 2 individu untuk mendapatkan individu baru. 2.4 Parameter Genetik Parameter genetik berguna untuk mengendalikan penggunaan operasi genetik. Parameter yang digunakan berupa ukuran populasi, jumlah generasi maksimal, probabilitas crossover dan probabilitas mutasi. Tidak ada aturan pasti tentang berapa nilai setiap parameter ini (Saputro & Yento, 2004). 2.5 Menangani Batasan Pada permasalahan yang memiliki batasan, operasi genetik bisa jadi membuat kromosom melanggar fungsi batasan. Kromosom yang melanggar fungsi batasan keluar dari daerah solusi feasible. Untuk menangani permasalahan ini terdapat bermacam strategi, diantaranya strategi rejecting, strategi repairing, dan strategi penalty. Strategi rejecting dilakukan dengan mengeliminasi kromosom infeasible dari populasi. Strategi repairing dilakukan dengan memperbaiki kromosom infeasible menggunakan algoritma repairing tertentu. Strategi penalty mengubah permasalahan yang memiliki batasan menjadi permasalahan yang tidak memiliki batasan dengan cara memberlakukan penalti terhadap solusi infeasible, dimana fungsi penalty ditambahkan ke dalam fungsi fitness ketika batasan yang ada 2

3 dilanggar oleh solusi infeasible (Gen & Cheng, 1997). 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mendukung pengerjaan tugas akhir dan meningkatkan pemahaman mengenai permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini. Sumber literatur berupa buku, jurnal, maupun artikel dari halaman internet, terangkum dalam bab II tugas akhir ini. Topik-topik literatur yang digunakan adalah sebagai berikut: - Permasalahan penjadwalan perawat - Algoritma genetika secara umum - Penanganan permasalahan penjadwalan perawat dengan algoritma genetik 3.2 Pengumpulan Data dan Informasi - Wawancara Mewawancara pihak managemen rumah sakit tentang kondisi yang berhubungan dengan penjadwalan perawat pada UGD. - Pengambilan data sekunder Mengambil data sekunder pada rumah sakit XYZ Surabaya berupa data batasan penjadwalan serta jadwal perawat buatan pihak managemen rumah sakit dalam periode penjadwalan 1 bulan, yaitu maret Dalam tugas akhir ini, jadwal kerja buatan managemen ini digunakan sebagai pengganti jadwal yang diinginkan perawat. Jadwal ini akan digunakan untuk menghitung nilai rasio perbedaan antara jadwal yang dihasilkan sistem dengan jadwal yang diinginkan perawat. Sedangkan data batasan penjadwalan digunakan sebagai nilai batas pada fungsi batasan. 3.3 Mengadaptasi Model pada Studi Kasus Formulasi model penyelesaian masalah pada tugas akhir ini diadaptasi dari model penyelesaian pada paper berjudul A two-stage modeling with genetic algorithms for the nurse scheduling problem oleh Tsai & Li (2008) dengan beberapa penyesuaian terhadap kasus nyata yang ditemukan pada Rumah Sakit XYZ Surabaya, yaitu: - Jumlah shift kerja perawat adalah 3 shift (shift pagi, sore dan malam) - Tidak ada kebijakan yang mengadakan libur akhir pekan atau libur pada hari tertentu lainnya. Perawat libur pada hari apapun ketika dijadwalkan untuk libur. Sehingga perlakuan kebijakan penjadwalan sama untuk semua hari. - Jumlah minimal perawat pada shift malam sama untuk semua hari. - Kebijakan jadwal shift malam yang tidak boleh diikuti shift pagi keesokan harinya berlaku untuk semua hari kerja. 3.4 Pembuatan Aplikasi Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB. 3.5 Uji Coba dan Evaluasi Program Pelaksanaan uji coba bertujuan untuk mengetahui validitas solusi terhadap fungsifungsi batasan yang berlaku, membandingkan kualitas jadwal yang diinginkan perawat dengan jadwal buatan sistem, mengetahui pengaruh dari setiap faktor kontrol, mengetahui skenario uji terbaik, serta mengetahui bobot rasio dan varians terbaik. 3.6 Analisis Solusi yang Dihasilkan Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap solusi yang dihasilkan dari uji coba yang telah dilakukan. Berikut ini adalah nilai dari solusi yang digunakan dalam proses analisis: 1. Rerata nilai fitness Nilai fitness populasi dari setiap iterasi akan dihitung rata-ratanya. 2. Rerata nilai rasio perbedaan jadwal Nilai rasio perbedaan antara jadwal buatan sistem dengan jadwal yang diinginkan perawat dari setiap iterasi akan dihitung rata-ratanya. 4.1 PERANCANGAN & IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Notasi Matematis Notasi matematis yang digunakan dalam fungsi batasan dan fungsi fitness pada tugas akhir ini dipaparkan dalam tabel 4.1. Tabel 1.1 Notasi matematis yang digunakan pada algoritma genetika dengan pemodelan dua tingkat Notasi i Penjelasan Notasi untuk perawat yang akan dijadwalkan N Jumlah perawat yang akan dijadwalkan t Notasi untuk menyatakan hari yang akan dijadwalkan T Rit Jumlah hari yang akan dijadwalkan - Bernilai 1 bila perawat i libur di hari ke t pada penjadwalan buatan sistem. - Bernilai 0 bila perawat i bekerja di hari ke t pada penjadwalan yang 3

4 dihasilkan sistem Oit - Bernilai 1 bila perawat i libur di hari ke t pada penjadwalan yang diinginkan perawat - Bernilai 0 bila perawat i bekerja hari ke t pada penjadwalan yang diinginkan perawat Z Jumlah libur dasar maksimal untuk seorang perawat yang diperbolehkan RS selama 1 minggu Si Jumlah cuti yang diijinkan untuk Pt seorang perawat selama satu tahun Jumlah maksimal perawat yang bisa libur pada hari t mindt Jumlah minimal perawat yang dibutuhkan untuk shift pagi pada hari ke t minst Jumlah minimal perawat yang dibutuhkan untuk shift sore pada hari ke t minnt Jumlah minimal perawat yang dibutuhkan untuk shift malam pada hari ke t Dit Sit Nit Eit Rit Mit bekerja pada shift pagi hari ke t pada jadwal buatan sistem shift pagi di hari ke t berjaga shift pagi di hari ke t bekerja pada shift sore hari ke t pada jadwal buatan sistem 4.1 Bernilai 1 bila perawat i berjaga di shift sore di hari ke t 4.2 Bernilai 0 bila perawat i tidak berjaga shift sore di hari ke t bekerja pada shift malam hari ke t pada jadwal buatan sistem shift malam di hari ke t berjaga shift malam di hari ke t bekerja pada shift pagi hari ke t pada jadwal yang diinginkan perawat. shift pagi di hari ke t berjaga shift pagi di hari ke t bekerja pada shift sore hari ke t pada jadwal yang diinginkan perawat. shift sore di hari ke t berjaga shift sore di hari ke t bekerja pada shift malam hari ke t pada jadwal yang diinginkan perawat. shift malam di hari ke t berjaga shift malam di hari ke t 4.2 Formula Matematis Fungsi Fitness Model Penjadwalan Hari Libur Perawat Fungsi fitness pada tingkat ini adalah (1) meminimalkan ketidak sesuaian antara jadwal yang diinginkan perawat dengan jadwal yang dihasilkan sistem serta (2) meminimalkan nilai varians dari hari libur yang didapatkan perawat. Secara matematis fungsi tujuan pada tingkat pertama ini dinotasikan sebagai berikut: (4.1) Y adalah rasio ketidak sesuaian hari libur dan hari kerja pada jadwal yang diinginkan perawat dengan jadwal yang dihasilkan sistem. Ketika jadwal yang dihasilkan sistem sesuai dengan jadwal yang dibuat perawat, Rit-Oit akan bernilai nol. Namun Rit-Oit akan bernilai satu jika kedua jadwal sesuai. Rasio ketidak sesuaian ini diminimalkan supaya jadwal yang dihasilkan sistem mendekati jadwal yang diharapkan perawat. (4.2) Z adalah nilai varians hari libur masing-masing perawat. Semakin kecil nilai varians, maka kesetaraan perolehan jumlah hari libur antara perawat semakin seimbang. (4.3) b1 dan b2 adalah nilai bobot yang bisa disesuaikan dengan nilai tujuan yang diinginkan Fungsi Fitness Model Penjadwalan Shift Kerja Perawat Fungsi fitness pada tingkat dua sudah mengalami penyesuaian sebagai akibat dari adanya shift tambahan, yaitu shift sore. Pada tingkat ini fungsi fitness adalah (1)meminimalkan varians shift pagi, shift sore dan shift malam pada penjadwalan oleh sistem, serta (2)meminimalkan ketidak sesuaian perolehan shift antara jadwal yang diinginkan perawat dan jadwal yang dihasilkan sistem. Secara matematis fungsi tujuan pada tingkat kedua ini dinotasikan sebagai berikut: (4.4) X, Y dan W adalah nilai varians dari jumlah shift pagi, shift sore dan shift malam. Variable ini ditambahkan untuk mengevaluasi keseimbangan perolehan shift bagi setiap perawat pada jadwal 4

5 yang dihasilkan sistem. Semakin kecil nilai varians shift kerja, maka keseteraan jumlah shift kerja yang diterima para perawat semakin sama. V adalah Rasio ketidaksesuaian antara shift kerja pada jadwal yang diinginkan perawat dan jadwal yang dihasilkan sistem. (4.5) (4.6) (4.7) Fungsi Batasan Model Penjadwalan Shift Kerja Perawat Pada tingkat dua, fungsi batasan difokuskan untuk memenuhi ketentuan pembagian shift kerja perawat. Fungsi batasan pada tahap ini mengalami penyesuaian dengan kebijakan penjadwalan shift kerja pada Rumah Sakit XYZ Surabaya. - Batasan 2.1 (4.12) - Batasan 2.2 (4.13) - Batasan 2.3 (4.14) Batasan 2.1, 2.2 dan 2.3 membatasi jumlah (4.8) perawat untuk (4.8) shift pagi, shift sore dan malam yang berjaga setiap hari harus lebih banyak atau b3, b4, b5dan b6 adalah bobot fitness yang bisa sama dengan jumlah minimal perawat per shift diubah sesuai dengan nilai X, Y, W dan V yang yang ditentukan rumah sakit. Jumlah minimal ingin dicapai. Bobot fitness ini akan perawat per shift pada tugas akhir ini adalah 4 mempengaruhi kualitas solusi yang dihasilkan orang. sistem. Untuk mengetahui pengaruh dari bobot - Batasan 2.4 fitness serta nilai bobot yang baik, akan Tidak boleh berjaga shift pagi setelah berjaga dilakukan ujicoba bobot fitness pada bab 5 shift malam pada hari sebelumnya. tugas akhir ini. (4.15) Fungsi Batasan Model Penjadwalan Hari Libur Perawat Fungsi-fungsi berikut merupakan batasan yang harus dipenuhi pada jadwal yang dihasilkan sistem. Pada tingkat satu, fungsi batasan difokuskan untuk memenuhi ketentuan hari libur bagi perawat yang ditetapkan pihak rumah sakit. - Batasan 1.1 Jumlah libur yang dibolehkan untuk masingmasing perawat selama waktu penjadwalan tidak bisa melebihi jumlah libur yang ditetapkan rumah sakit. Dengan H adalah jumlah libur dasar maksimal dan Si adalah jumlah cuti untuk perawat i pada periode tahun itu. N (4.9) - Batasan 1.2 Jumlah perawat libur dalam 1 hari maksimal sejumlah perawat yang ditoleransi pihak rumah sakit. (4.10) - Batasan 1.3 Dalam 7 hari jaga secara berturut-turut harus terdapat 1 hari libur. (4.11) Tabel 4.2 menunjukkan rangkuman dari nilainilai batas dalam batasan penjadwalan yang berlaku pada Rumah Sakit XYZ Surabaya. Tabel 4.2 Data batasan penjadwalan Jumlah hari yang dijadwalkan Jumlah perawat yang dijadwalkan Jumlah maksimal libur perawat/bulan Jumlah maksimal perawat libur/hari Jumlah minimal perawat shift pagi Jumlah minimal perawat shift sore Jumlah minimal perawat shift malam 4.3 Representasi Kromosom 1 bulan 21 perawat 12 hari 9 perawat 4 perawat 4 perawat 4 perawat Kromosom merepresentasikan jadwal kerja N perawat selama T hari. Tabel 4.3 menunjukkan matriks T x N yang merupakan jadwal libur dan kerja setiap perawat yang sudah diubah kedalam bentuk kromosom. Dengan X axis adalah hari yang dijadwalkan dan Y axis adalah perawat. Kromosom ini tersusun dari gen yang terdiri dari 5 tipe, yaitu: - Gen = 1, berarti perawat i mendapat giliran shift pagi pada hari t - Gen = 2, berarti perawat i mendapat giliran shift sore pada hari t - Gen = 3, berarti perawat i mendapat giliran shift malam pada hari t - Gen = 4, berarti perawat i mendapat libur spesial atau cuti pada hari t - Gen = 5, hari t belum terjadwalkan untuk perawat i. 5

6 - Gen = A sampai J, merupakan tingkat prioritas hari t untuk menjadi hari libur dasar oleh perawat i. A menggambarkan prioritas tertinggi, dimana perawat i sangat menginginkan hari t sebagai hari libur, sedangkan J adalah prioritas terendah. Pemberian prioritas pada hari libur ini berguna pada proses evolusi karena gen dengan prioritas terendah akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk dimutasi ketika kromosom tidak memenuhi fungsi batasan. Tabel 1.3 Kromosom dari jadwal yang dibuat oleh perawat t=1 t=2 t=3... t=t i=1 1 3 B... 2 i=2 A i=3 2 1 C... D i=n Modifikasi Penjadwalan Hari Libur Perawat Modifikasi tingkat ini dilakukan untuk memperbaiki kromosom yang melanggar fungsi batasan 1.1, 1.2 dan 1.3, yang mengatur jumlah libur per perawat, jumlah libur per hari, serta jumlah libur minimal per minggu. Modifikasi ini berjalan sebagaimana diilustrasikan pada tabel 4.4, dengan prosedur sebagai berikut: 1. Hitung jumlah hari libur selama 1 hari dan jumlah hari libur yang diterima 1 perawat selama 30 hari. 2. Bandingkan hasil penjumlahan tersebut dengan jumlah yang tertera dalam fungsi batasan 1.1 dan batasan 1.2. Tabel 1.4 Proses modifikasi t=1 t=2 t=3... t=t i=1 1 2 F i=2 A 1 B i=3 2 1 C... D i=n 1 2 D memiliki probabilitas lebih besar untuk tidak diganti. 4. Misalnya pada t=3, ada 4 orang perawat yang menginginkan libur. Bila batasan dalam sehari maksimal 3 perawat libur, maka perawat pertama dengan prioritas libur F lah yang jadwal liburnya akan dibatalkan. Sedangkan pada jadwal perawat i=n terdapat 7 hari libur. Bila batas libur 1 perawat adalah 6 hari, maka modifikasi akan dilakukan dengan mengeliminasi hari libur perawat i=n yang memiliki prioritas terendah. 5. Cek jadwal kerja perawat setiap 7 harian. Bila tidak terhadap satupun libur dalam 7 hari tersebut, kosongkan jadwal satu hari kerja diantara ke tujuh hari tersebut. 6. Bila fungsi batasan 1.1, 1.2 dan batasan 1.3 tidak dilanggar, maka tidak ada proses modifikasi. 4.5 Penjadwalan Shift Kerja Perawat Proses pembagian shift kerja ini dilakukan per perawat. Secara lebih detail berikut ini adalah prosedur pembagian shift kerja: 1. Sistem terlebih dahulu mengabaikan shift kerja pada kromosom dengan mengosongkan jadwal pada hari kerja. Sedangkan hari libur tetap bernilai libur dan tidak akan dimodifikasi ulang 2. Sistem menentukan perawat i yang akan diberikan shift kerja 3. Sistem mencari k shift kerja yang paling kekurangan perawat dan kompatibel dengan hari kerja perawat i 4. Sistem menjadwalkan k shift kerja tersebut kepada perawat i Langkah 2 sampai 4 dilakukan hingga semua perawat mendapatkan pembagian shift kerja. 4.6 Modifikasi Penjadwalan Shift Kerja Perawat Untuk mengatasi kromosom yang melanggar batasan 2.4, dilakukan proses modifikasi dengan prosedur berikut ini: 1. Mencari perawat i yang mendapatkan jadwal shift malam kemudian diikuti shift pagi keesokan harinya 2. Mencari perawat j yang mendapat giliran shift malam 3. Menukar shift pagi perawat i dengan shift malam perawat j 3. Bila jumlah tidak sesuai, cek prioritas gen pada penjadwalan yang dibuat perawat. Gen dengan prioritas liburan yang tinggi 6

7 4.7 Rancangan Diagram Alir Alur Algoritma Penyelesaian Alur penyelesaian dengan algoritma genetika dengan dua tingkat pemodelan adalah sebagai berikut: 1. Proses inisialisasi populasi. 2. Cek feasibilitas dari kromosomkromosom pada populasi terhadap batasan pada tingkat penjadwalan hari libur perawat. Jika terdapat kromosom yang infeasible maka lakukan modifikasi. Prosedur ini merupakan bentuk dari hubungan batasan permasalahan dengan algoritma penyelesaian. 3. Lakukan mutasi terhadap kromosom 4. Cek feasibilitas dari kromosomkromosom pada offspring. Jika terdapat kromosom yang infeasible terhadap batasan tingkat penjadwalan hari libur perawat maka lakukan prosedur modifikasi. 5. Melakukan evaluasi terhadap populasi. 6. Seleksi kromosom parent maupun offspring untuk bertahan pada populasi. 7. Penjadwalan shift kerja 8. Cek feasibilitas dari kromosomkromosom. Jika terdapat kromosom yang infeasible terhadap batasan tingkat penjadwalan shift kerja perawat maka lakukan prosedur modifikasi. 9. Melakukan evaluasi terhadap populasi. 10. Seleksi untuk mendapat kromosom parent 11. N-points crossover 12. Cek feasibilitas dari kromosomkromosom offspring. Jika terdapat kromosom yang infeasible terhadap batasan tingkat penjadwalan shift kerja perawat maka lakukan prosedur modifikasi. 13. Melakukan evaluasi terhadap populasi. 14. Membangkitkan generasi selanjutnya dari populasi dan offspring dengan menggunakan metode seleksi tournament selection. 15. Ulangi langkah 2-14 hingga memenuhi kondisi maksimal generasi yang diinginkan. 5. UJI COBA DAN ANALISIS Uji coba dilakukan terhadap faktor-faktor kontrol berupa maksimal generasi, jumlah gen yang dimutasi dan jumlah titik potong dalam crossover, yang membentuk 8 skenario ujicoba berbeda. Pada setiap skenario, digunakan probabilitas mutasi sebesar 0,5, probabilitas crossover sebesar 0,7, tournament size sebesar 4, offspring yang diambil untuk generasi baru sebanyak 10 kromosom, bobot varians hari libur perawat dan varians shift kerja perawat sebesar 1, dan bobot rasio perbedaan jadwal pada penjadwalan hari libur dan penjadwalan shift kerja sebesar 1,5. Setiap skenario akan diujikan dengan iterasi sebanyak 30 kali. Tabel 6.1 menunjukkan nilai faktor kontrol pada 8 skenario ujicoba, beserta nilai fitness dan rasio perbedaan jadwal yang dihasilkan. Nilai solusi minimal didapat dari skenario ke-6, dengan rerata fitness 8,871 dan nilai rerata rasio perbedaan jadwal 0,374. Hasil ini cukup sesuai dengan analisis uji coba faktor kontrol sebelumnya yang menyimpulkan bahwa maksimal gen 100 menghasilkan solusi lebih optimal dari maksimal generasi sebanyak 50, jumlah gen mutasi sebanyak 2 menghasilkan solusi lebih optimal dari jumlah gen mutasi sebanyak 4, serta jumlah titik potong 2 dan 5 dalam n-point crossover tidak memberikan perbedaan hasil yang terlalu besar. Tabel 6.1 Kombinasi nilai faktor kontrol sebagai skenario uji coba program No Titik Rasio Max Gen Nilai potong perbedaan Gen mutasi fitness crossover jadwal ,946 0, ,872 0, ,017 0, ,926 0, ,967 0, ,871 0, ,983 0, ,906 0,443 Uji coba berikutnya dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembobotan dari dua faktor utama dalam fungsi fitness, yaitu varians hari libur perawat, dan rasio ketidaksesuaian jadwal. Uji coba dilakukan dengan mengubahubah kombinasi bobot varians dan rasio ketidaksesuaian. Skenario yang digunakan untuk uji bobot ini adalah skenario terbaik hasil uji coba sebelumnya. Kombinasi bobot varians dan rasio ketidaksesuaian jadwal, serta nilai fitness yang dihasilkan ditunjukkan oleh tabel 6.2. Tabel 6.2 Hasil uji bobot varians dan rasio pada nilai fitness Bobot Varians Bobot Rasio 1,5 2 2,5 3 Nilai Varians Hari Libur Perawat 0,0209 0,0247 0,0196 0,0203 Nilai Rasio Perbedaan Jadwal 0,2206 0,2202 0,2336 0,2249 7

8 Nilai rasio ketidaksesuaian yang kecil menunjukkan bahwa jadwal yang dihasilkan sistem mendekati jadwal yang diinginkan perawat dan sebaliknya. Sedangkan nilai varians yang kecil menunjukkan kesetaraan perolehan libur yang semakin merata antar para perawat. Dengan jadwal yang diinginkan perawat yang digunakan dalam uji ini, keempat bobot uji menghasilkan nilai varians yang berbanding terbalik dengan rasio. Ketika nilai varians meningkat, nilai rasio akan menurun, dan begitu pula sebaliknya. Ini dimungkinkan karena jadwal yang diinginkan perawat yang digunakan memiliki nilai varians yang besar, yaitu 4,41, yang menandakan bahwa kesetaraan perolehan jumlah hari libur antar perawat kurang baik. Ketika sistem membentuk jadwal sesuai fungsi batasan yang berlaku, nilai varians ini akan menurun karena jumlah hari libur semakin merata. Dan tentunya jadwal buatan sistem menjadi tidak sesuai dengan jadwal yang diinginkan perawat sehingga nilai rasio meningkat. Uji coba pertama dengan bobot varians 1 dan bobot rasio 1,5 menghasilkan hasil uji dengan nilai fitness yang paling seimbang, yaitu varians hari libur perawat sebesar 0,0209 dan nilai rasio perbedaan jadwal sebesar 0,2206. Itu berarti, dengan bobot varians 1 dan bobot rasio 1,5 akan didapatkan jadwal dengan perhatian terhadap kesetaraan jumlah hari libur perawat serta pemenuhan jadwal harapan perawat yang seimbang. 6. KESIMPULAN 1. Kromosom dalam algoritma genetik merepresentasikan sebuah solusi dari permasalahan yang akan diselesaikan. Dalam permasalahan ini, kromosom merepresentasikan jadwal bagi N perawat selama T hari dengan gen yang merepresentasikan hari libur atau shift kerja perawat. 2. Pada implementasi algoritma genetik dengan dua tingkat model penjadwalan ini, nilai maksimal generasi yang lebih besar menghasilkan solusi yang lebih optimal, berbeda dengan jumlah gen mutasi yang terlalu besar yang akan menghasilkan solusi yang kurang optimal. Sedangkan jumlah titik potong dalam n-point crossover yang terlalu banyak memiliki kecenderungan untuk membuat solusi yang dihasilkan menjadi kurang optimal, walaupun tidak dampaknya tidak terlalu besar. 3. Bobot varians dan rasio dalam fungsi fitness memberikan pengaruh bagi kualitas solusi yang dihasilkan. Varians dengan bobot 1 dan rasio dengan bobot 1,5 merupakan bobot yang menghasilkan nilai varians hari libur perawat serta rasio perbedaan jadwal yang paling seimbang dibanding dengan nilai uji bobot lainnya. Sehingga jadwal yang dihasilkan pun memberikan porsi yang seimbang antara kesetaraan perolehan libur para perawat dengan kesesuaian jadwal buatan sistem dengan jadwal yang diinginkan atau dibuat perawat. DAFTAR PUSTAKA Aickelin, U., & Dowsland, K. An Indirect Genetic Algorithm for a Nurse Scheduling Problem. Computers & Operations Research, 31(2003), Gen, M. & Cheng, R Genetic Algorithm and Engineering Design. New York : John Wiley & Sons, Inc. Handayati, Yuliana. (2009). Implementasi Algoritma Genetika Berbasis Random-Path Dengan Optimasi Lokal Pada Desain Jaringan Logistik Dengan Model Flexible Multistage. Tidak dipublikasikan. Kyla, Juni Shift Work, <URL: wordpress.com\2008\ 06\06shift-work.htm >, 8 Maret Liao, Ying-Hong & Sun, Chuen-Tsai (2001). An Educational Genetic Algorithms Learning Tool. Michalewicz, Z Genetic Algorithms + Data Structure = Evolution Programs, 3 rd ed. New York : Springer-Verlag Herdelberg. Pratama, Dhany Yudha. (2008). Implementasi Goal Programming Untuk Penjadwalan Perawat Pada Ruangan Unit Gawat Darurat. Tidak dipublikasikan. Saputro, Nico & Yento.(2004). Pemakaian algoritma genetik untuk penjadwalan job shop dinamis non deterministik. Jurnal Teknik Industri Vol. 6, No. 1, Juni 2004: Topaloglu, Seyda. (2006). A multi-objective programming model for scheduling emergency medicine recidents. Computer and Industrial Engineering 51 (2006), Tsai, Chang-Chun & Li, Sherman H.A. (2008). A two-stage modeling with genetic algorithms for the nurse scheduling problem. Expert Systems with Applications 36 (2009) Widyastuti, N., Ratnawati, A., & Cahyani, R.N.(2008). Optimasi Penjadwalan 8

9 Kegiatan Belajar Mengajar dengan Algoritma Genetik. 9

Penggunaan Algoritma Genetik dengan Pemodelan Dua Tingkat dalam Permasalahan Penjadwalan Perawat pada Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum XYZ Surabaya

Penggunaan Algoritma Genetik dengan Pemodelan Dua Tingkat dalam Permasalahan Penjadwalan Perawat pada Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum XYZ Surabaya Penggunaan Algoritma Genetik dengan Pemodelan Dua Tingkat dalam Permasalahan Penjadwalan Perawat pada Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum XYZ Surabaya Oleh: Anisa Ulya 5206 100 101 Dosen pembimbing 1:

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit yang sangat penting dan paling sibuk di rumah sakit. Sebagai unit pertama yang menangani pasien dalam keadaan darurat,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Nico Saputro dan Suryandi Wijaya Jurusan Ilmu Komputer Universitas Katolik Parahyangan nico@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka. Penelitian serupa mengenai penjadwalan matakuliah pernah dilakukan oleh penelliti yang sebelumnya dengan metode yang berbeda-neda. Berikut

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY Arief Kelik Nugroho Fakultas Teknik, Universitas PGR Yogyakarta e-mail : ariefkeliknugroho@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Haris Sriwindono Program Studi Ilmu Komputer Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok Sleman Yogyakarta, Telp. 0274-883037 haris@staff.usd.ac.id

Lebih terperinci

ALTERNATIF MODEL PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

ALTERNATIF MODEL PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK ALTERNATIF MODEL PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Nico Saputro dan Ruth Beatrix Yordan Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Katolik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 27 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan kuliah telah banyak dilakukan.

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2

Lebih terperinci

ISSN VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2011

ISSN VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2011 ANALISIS OPTIMASI PENJADWALAN JAGA DOKTER RESIDEN PENYAKIT DALAM PADA RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Erlanie Sufarnap 1, Sudarto 2 STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 airlanee@yahoo.com 1,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI Eddy Triswanto Setyoadi, ST., M.Kom. ABSTRAK Melakukan optimasi dalam pola penyusunan barang di dalam ruang tiga

Lebih terperinci

Denny Hermawanto

Denny Hermawanto Algoritma Genetika dan Contoh Aplikasinya Denny Hermawanto d_3_nny@yahoo.com http://dennyhermawanto.webhop.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN PENJADWALAN PERAWAT (Nurse Schedulling Problem)

PENERAPAN METODE ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN PENJADWALAN PERAWAT (Nurse Schedulling Problem) INFO TEKNIK Volume 16 No. 1 Juli 2015 (61-74) PENERAPAN METODE ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN PENJADWALAN PERAWAT (Nurse Schedulling Problem) Nadiya Hijriana Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENEMPATAN MAHASISWA PESERTA MATA KULIAH UMUM DENGAN ALGORITMA GENETIK DI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

PENEMPATAN MAHASISWA PESERTA MATA KULIAH UMUM DENGAN ALGORITMA GENETIK DI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN PENEMPATAN MAHASISWA PESERTA MATA KULIAH UMUM DENGAN ALGORITMA GENETIK DI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN Nico Saputro dan Guntur Setia Negara Jurusan Ilmu Komputer Universitas Katolik Parahyangan nico@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN PERAWAT MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN PERAWAT MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENJADWALAN PERAWAT MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Rifqy Rosyidah Ilmi 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2, Dian Eka Ratnawati 2 1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

OPTIMASI DISTRIBUSI ROTI PADA BERBAGAI TOKO DI KOTA XYZ DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Kelompok A Kelas C

OPTIMASI DISTRIBUSI ROTI PADA BERBAGAI TOKO DI KOTA XYZ DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Kelompok A Kelas C PROYEK AKHIR MATA KULIAH ALGORITMA EVOLUSI SEMESTER GANJIL 2013-2014 OPTIMASI DISTRIBUSI ROTI PADA BERBAGAI TOKO DI KOTA XYZ DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Disusun oleh: Kelompok A Kelas C 1. Isyar

Lebih terperinci

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 98 106 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL YOSI PUTRI, NARWEN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 2, Februari 2017, hlm. 80-84 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Bagus Priambodo Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana e- mail : bagus.priambodo@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Randy L Haupt & Sue Ellen Haupt, Practical Genetic Algorithms second edition, Wiley Interscience,2004.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Randy L Haupt & Sue Ellen Haupt, Practical Genetic Algorithms second edition, Wiley Interscience,2004. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seseorang salesman tentu akan sangat kesulitan jika harus mengunjungi semua kota sendirian, oleh karena itu dibutuhkan beberapa orang salesman untuk membagi

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali)

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) I Made Budi Adnyana

Lebih terperinci

Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Nilai Fungsi Maksimum Djunaedi Kosasih 1) Rinaldo 2)

Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Nilai Fungsi Maksimum Djunaedi Kosasih 1) Rinaldo 2) Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Nilai Fungsi Maksimum Djunaedi Kosasih 1) Rinaldo 2) Abstrak Algoritma genetika yang pertama kali diperkenalkan secara terpisah oleh Holland dan De

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Syafiul Muzid Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta E-mail:

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Rudy Adipranata 1, Felicia Soedjianto 2, Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Berjalan 3.1.1. Penyusunan Menu Makanan Dalam penyusunan menu makanan banyak hal yang perlu diperhatikan, terutama jika menu makanan yang disusun untuk

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Disusun oleh: Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, PENS ITS Surabaya 2003 Algoritma

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi Rahman Aulia Universitas Sumatera Utara Pasca sarjana Fakultas Ilmu Komputer Medan, Indonesia Rahmanaulia50@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK Rudy Adipranata 1) Felicia Soedjianto 2) Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIK SEBAGAI FUNGSI PRUNING ALGORITMA MINIMAX PADA PERMAINAN TRIPLE TRIAD CARD.

ALGORITMA GENETIK SEBAGAI FUNGSI PRUNING ALGORITMA MINIMAX PADA PERMAINAN TRIPLE TRIAD CARD. ALGORITMA GENETIK SEBAGAI FUNGSI PRUNING ALGORITMA MINIMAX PADA PERMAINAN TRIPLE TRIAD CARD. Nico Saputro [1] dan Erico Darmawan Handoyo [2] Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Hermawan Andika, S.Kom., M.Kom. Jurusan Teknik Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 1 9 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL MULIA AFRIANI KARTIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN (Binary Genetic Algorithm Concept to Optimize Course Timetabling) Iwan Aang Soenandi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Penjadwalan kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan biasanya merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah dan menyita waktu. Pada lembaga pendidikan

Lebih terperinci

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Zainal Akbar 1), Muh. Fajri Raharjo 2), Eddy Tungadi 3) CAIR, Politeknik Negeri Ujung Pandang Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10, Tamalanrea Makassar,

Lebih terperinci

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 2, September 2002: 78-83 Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK PENGENALAN ALGORITMA GENETIK Aries Syamsuddin ariesmipa@psyon.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat

Lebih terperinci

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN Eva Desiana, M.Kom Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara, SMP Negeri 5 Pematangsianta Jl. Universitas Medan, Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan tugas akhir ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian penjadwalan, algoritma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan skripsi ini. Teori-teori yang dibahas mengenai optimisasi, pengertian penjadwalan,

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 28 Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Andreas Christian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Penjadwalan adalah penempatan sumber daya (resource) dalam satu waktu. Penjadwalan mata kuliah merupakan persoalan penjadwalan yang umum dan sulit dimana tujuannya

Lebih terperinci

A. ADHA. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Corresponding author:

A. ADHA. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Corresponding author: Institut Teknologi Padang, 27 Juli 217 ISBN: 978-62-757-6-7 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/spi217 Optimasi Bentuk Struktur dan Penampang pada Struktur Rangka Baja Terhadap Kendala Kehandalan Material

Lebih terperinci

Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam. penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut

Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam. penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut terlaksana dengan optimal.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem dan Informasi 2.1.1 Sistem Menurut Sutabri (2004), bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya berfungsi untuk mencapai

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT, DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT, DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA LOGO PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT, DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Oleh : Aris Saputro 1206100714 Pembimbing : Dr. M. Isa

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika Algoritma Genetika Pendahuluan Struktur Umum Komponen Utama Seleksi Rekombinasi Mutasi Algoritma Genetika Sederhana Referensi Sri Kusumadewi bab 9 Luger & Subblefield bab 12.8 Algoritma Genetika 1/35 Pendahuluan

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS Surabaya 2003 Algoritma Genetika Algoritma

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 65-72 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Khowarizmi. Algoritma didasarkan pada prinsiup-prinsip Matematika, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Khowarizmi. Algoritma didasarkan pada prinsiup-prinsip Matematika, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ALGORITMA Algoritma adalah metode langkah demi langkah pemecahan dari suatu masalah. Kata algoritma berasal dari matematikawan Arab ke sembilan, Al- Khowarizmi. Algoritma didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Objek pariwisata di Yogyakarta sudah semakin beragam mulai dari wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat wisatawan dapat dibuat

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE PENERAPAN ALGORTMA GENETK UNTUK OPTMAS DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE Samuel Lukas, M.Tech." Abstract The purpose of this paper is to introducing genetic algorithm. This algorithm is one

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK Komang Setemen Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii

DAFTAR ISI. Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii DAFTAR ISI Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Faiz Rafdh Ch SISTEM INFORMASI ZAKAT BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA RUMAH ZAKATINDONESIA 1-7 Abdul Jamil Syamsul Bachtiar

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas.

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. ABSTRAK Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. Pada skripsi ini, metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan job shop scheduling

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG Suriadi AS, Ulil Hamida, N. Anna Irvani STMI Jakarta, Kementerian Perindustrian RI ABSTRAK Permasalahan yang terjadi

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma Genetika merupakan suatu algoritma yang terinspirasi dari teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa kelangsungan hidup suatu makhluk dipengaruhi

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA; Teori dan Aplikasi Edisi 2, oleh Dr. Eng. Admi Syarif Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.kom) Pada Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB Syafiul Muzid 1, Sri Kusumadewi 2 1 Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta e-mail: aakzid@yahoo.com 2 Jurusan

Lebih terperinci

OPTIMASI NURSE SCHEDULING PROBLEM

OPTIMASI NURSE SCHEDULING PROBLEM OPTIMASI NURSE SCHEDULING PROBLEM Disusun Oleh Aditya Pratama H (2510100111) Pembimbing Prof. Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan & Asumsi Penjadwalan Proses

Lebih terperinci

Optimasi Permasalahan Penugasan Dokter Menggunakan Representasi Graf Bipartit Berbobot

Optimasi Permasalahan Penugasan Dokter Menggunakan Representasi Graf Bipartit Berbobot JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) ISSN: 7-9 (0-97 Print) Optimasi Permasalahan Penugasan Menggunakan Representasi Graf Bipartit Berbobot Laili Rochmah, Ahmad Saikhu, dan Rully Soelaiman Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dengan optimasi, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, quadratic

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dengan optimasi, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, quadratic BAB II KAJIAN TEORI Kajian teori pada bab ini membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan optimasi, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, quadratic programming dan algoritma genetika.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fuzzy Local Binary Pattern (FLBP) Fuzzifikasi pada pendekatan LBP meliputi transformasi variabel input menjadi variabel fuzzy, berdasarkan pada sekumpulan fuzzy rule. Dalam

Lebih terperinci