HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERKUASA DAN TINDAKAN BULLYING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERKUASA DAN TINDAKAN BULLYING"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERKUASA DAN TINDAKAN BULLYING Nunung Harvina WS, Sumardjono Pm. dan Umbu Tagela Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kebutuhan berkuasa dan tindakan bullying (perundungan) pada siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP N 7 yang berjumlah 147 siswa. Digunakan alat ukur Delaware Bullying Questionnaire (2006) berdasarkan teori Olweus (1993) dan skala kebutuhan berkuasa yang dikembangkan berdasarkan teori McClelland (dalam Ivancevich dkk., 2006). Teknik analisis data menggunakan Spearman's rho dengan bantuan program SPSS for Window Release Dari hasil analisis deskriptif diketahui 76 siswa (51,7%) berada pada kategori tindakan bullying agak rendah danedang hanya 5 siswa (3,4%) yang berada pada kategori tindakan bullying rendah. Selain itu, 72 siswa (49%) berada pada kategori kebutuhan berkuasa agak tinggi dan hanya 7 siswa (4,8%) berada pada kebutuhan berkuasa rendah. Analisis korelasi antara kebutuhan berkuasa dan tindakan bullying menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan, yang ditunjukkan dengan nilai r xy = 0,227** dan nilai p = 0,003 < 0,050. Kata Kunci: Kebutuhan Berkuasa, Tindakan Bullying (Perundungan), siswa kelas VIII SMP. LATAR BELAKANG Setiap individu pasti mempunyai motivasi dalam hidupnya. Adanya dorongan yang dimiliki seseorang untuk menguasai orang lain yang merupakan motivasi dasar tiap orang. Berbagai tindakan dilakukan seseorang agar mendapatkan kekuasaan atas individu lainnya. Dorongan berkuasa merupakan salah satu dari tiga kebutuhan dasar yang diungkapkan McClelland (dalam Ivancevich dkk., 2006) yaitu kebutuhan untuk berkuasa (need for Power atau npow). Ada ciri dan perilaku yang dilakukan seseorang yang mempunyai npow yang tinggi. Seseorang dengan tingkat kebutuhan berkuasa tinggi memiliki sedikit kontrol diri dan menjalankan kekuasaannya secara impulsif. Hal ini juga berhubungan dengan kecenderungan untuk menjadi kasar, melakukan kekerasan dan menyukai simbol kekuasaan misalnya ukuran 1

2 meja besar, mobil mewah (Swenson, 2000). Orang tersebut cenderung berbuat kekerasan, memberi kritikan dan saran yang bertujuan untuk mempertahankan kedudukannya di suatu lingkungan. Cara mempertahankan kekuasaan dapat dilakukan dengan tindakan bullying. Bullying (perundungan) telah dipandang sebagai fenomena sosial-budaya. Hal ini dipandang sebagai konsekuensi dari kesenjangan kekuasaan antara berbagai kelompok sosial dalam masyarakat berdasarkan jenis kelamin, ras, kelas sosial, dan gender (Rigby, 2003). Tindakan bullying berhubungan dengan gender. Anak laki-laki lebih sering menggertak anak perempuan daripada sebaliknya (Olweus,1993). Hal itu disebabkan karena ada pandangan bahwa anak laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan sehingga cenderung menjadi bully. Laki-laki terlihat lebih mempunyai kekuatan daripada perempuan sebagai konsekuensi dari kepercayaan sosial bahwa laki-laki yang lebih mendominasi dalam segala hal. Olweus (1993) melakukan studi awal mengenai perundungan dan berpendapat perundungan adalah perilaku agresif yang disengaja dan yang melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan. Tindakan ini biasanya dilakukan siswa yang dirasakan mempunyai kedudukan kuat baik secara fisik, psikologis, maupun sosial untuk melakukan kekerasan kepada siswa lain yang mempunyai kedudukan lebih lemah. Perundungan cenderung dilakukan terusmenerus dari waktu ke waktu. Tindakan perundungan dewasa ini banyak dilakukan oleh siswa di sekolah baik dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah atas, dan tingkat sekolah lanjutan. Kecenderungan siswa yang menjadi pelaku bullying bisa juga menjadi korban perundungan. Salah satu contoh kasus perundungan secara fisik yang diliput oleh media elektronik adalah tindakan perundungan yang terjadi di SMA Don Bosco Pondok Indah Jakarta. Peristiwa tersebut menimpa Ar dan 6 siswa baru lainnya di kawasan Perto, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kejadian itu terjadi sepulang sekolah ketika siswa kelas XII mengajak 7 siswa kelas X untuk berkumpul di tempat yang bernama Pertok Taman Hijau Baru. Para siswa baru itu diminta duduk dan menunduk. Satu per satu wajah siswa ditutup menggunakan jaket. Kemudian, di antara tujuh siswa kelas X ada yang mengalami tindak kekerasan, antara lain ditempeleng, dipukul, dan disundut rokok. Hal itu terjadi karena adanya ketidakseimbangan psikologis antara siswa senior dan junior (dalam Kompas, 27 Juli 2012). Adanya rasa senioritas dari kakak kelas yang merasa berkuasa dan adik kelas yang harus menuruti kemauan senior -nya membuat terjadinya tindakan perundungan. Di lain pihak, penelitian Magfirah dan Rachmawati (2010) 2

3 mengenai Hubungan antara Iklim Sekolah dengan Kecenderungan Perilaku Bullying menghasilkan hubungan yang negatif signifikan antara iklim sekolah dengan kecenderungan perilaku perundungan yang ditunjukkan dengan r = dengan p = 0,000. Semakin positif iklim sekolah, semakin rendah kecenderungan perilaku perundungan, sebaliknya semakin negatif iklim sekolah, semakin tinggi kecenderungan perilaku perundungan. Berarti ada kaitan antara iklim sekolah yang makin favorabel dengan rendahnya kejadian perundungan di sekolah. Hasil penelitian Yuniartiningtyas (2013) menunjukkan bahwa: (1) pola asuh orang tua pada klasifikasi pola asuh permisif (69%), (2) tipe kepribadian berada pada klasifikasi tipe kepribadian sanguinis (39%), (3) perilaku perundungan berada pada klasifikasi rendah (62%), (4) ada hubungan negatif antara pola asuh orang tua dan perilaku perundungan, (5) ada hubungan negatif antara tipe kepribadian dan perilaku perundungan dan (6) ada hubungan antara pola asuh orang tua, tipe kepribadian, dan perilaku perundungan. Levianti (2008) menyatakan individu berpotensi menjadi pelaku perundungan karena individu berpotensi menjadi korban atau penonton perundungan, yang kejadiannya dapat mulai dari lingkungan rumah. Andai individu merespon negatif terhadap perundungan, lingkungan di sekitarnya cenderung terus membiarkan perundungan terjadi. Individu akan dimusuhi jika tetap pada pendiriannya yang negatif terhadap perundungan. Kebutuhan untuk diterima menjadi bagian kelompok, atau rasa takut dimusuhi lingkungan sekitar, akan mendorongnya melakukan konformitas terhadap perundungan. Individu akan ikut melakukan, atau membiarkan perundungan terus terjadi, meski sebenarnya tidak setuju dengan perundungan. Konformitas mendukung perundungan terus berkembang. Konformitas dapat membantu mengurangi terjadinya perundungan apabila figur otoritas, populer, atau signifikan memiliki sikap negatif terhadap perundungan, sehingga anggota kelompok akan turut bersikap negatif terhadap perundungan. Dengan demikian, konformitas dapat dimanfaatkan juga untuk mengatasi perundungan. Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan antara Kebutuhan Berkuasa dengan Tindakan Bullying. 3

4 TINJAUAN PUSTAKA Olweus dan Sohlberg (2003) mengemukakan bullying terjadi ketika seseorang secara berulang mengatakan atau melakukan sesuatu hal dengan tujuan untuk menyakiti orang yang sulit untuk membela diri sendiri dari tindakan perundungan. Tindakan perundungan mencakup tiga elemen yang utama yaitu menyakiti korban, tindakan dilakukan yang secara berulang-ulang, serta adanya ketidakseimbangan dalam kekuatan psikologis antara korban dan pelaku. Dapat disimpulkan perundungan adalah perilaku di mana terjadi ketidak seimbangan kekuatan di antara pelaku perundungan dan korbannya, sehingga dapat dikatakan bahwa bully selalu lebih kuat daripada korbannya. Tindakan perundungan dapat berupa fisik, verbal maupun psikologis. Olweus dan Sohlberg (2003) membagi aspek-aspek bullying meliputi: 1) Verbal, yaitu tindakan mengatakan sesuatu untuk menyakiti atau menertawakan seseorang atau menjadikan seseorang bahan lelucon dengan menyebut/menyapanya dengan nama yang menyakitkan hatinya, menceritakan kebohongan atau menyebarkan rumor yang keliru tentang seseorang. 2) Indirect, yaitu tindakan yang sepenuhnya menolak atau mengeluarkan seseorang dari kelompok pertemanan atau meninggalkannya dari berbagai hal secara disengaja atau mengirim catatan dan mencoba membuat siswa yang lain tidak menyukainya. 3) Physical, yaitu tindakan memukul, menendang, mendorong, mempermainkan atau menteror dan melakukan hal-hal yang bertujuan menyakiti. Tindakan bullying (perundungan) amat membahayakan sesejahteraan jiwa pelaku perundungan dan korban dari perundungan. Perundungan adalah tindakan menyakiti orang lain yang lebih lemah, baik menyakiti secara fisik, kata-kata, ataupun perasaannya. Di lain pihak, perundungan amat mudah ditiru oleh siswa di sekolah karena perilaku negatif ini amat besar peluangnya dilakukan oleh siswa. Justru bahayanya, siswa cenderung melakukan perundungan setelah siswa sendiri pernah disakiti oleh orang yang lebih kuat, misalnya oleh orang tua, kakak kandung, kakak kelas, ataupun teman sebayanya (Levianti, 2008). Jika jumlah siswa yang melakukan perundungan amat berpengaruh di sekolah, maka siswa lain amat mudah meniru melakukan perundungan pula, atau setidaknya menganggap perundungan sebagai tindakan yang wajar atau kejadian yang biasa terjadi di sekolah. Kebutuhan berkuasa ialah keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain (McClelland, 4

5 dalam Munandar, 2001). Orang yang mempunyai kebutuhan berkuasa yang menonjol menyukai pekerjaan-pekerjaan yang menempatkan dirinya menjadi pemimpin dan berupaya mempengaruhi orang lain. Kebutuhan berkuasa dimiliki oleh seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang-orang lain, individu peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi kelompok siswa. Individu mencoba menguasai orang lain dengan cara mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan padanya, serta menjaga reputasi dan kedudukannya. Disimpulkan bahwa kebutuhan berkuasa adalah keinginan untuk memiliki pengaruh, menjadi yang berpengaruh, dan mengendalikan individu lain. As ad (2004) mendeskripsikan karakteristik individu yang kebutuhan untuk berkuasa menonjol yaitu amat ingin menguasai dan mempengaruhi orang lain yang menyebabkannya tidak atau kurang mempedulikan perasaan orang lain. Tindakan individu yang didorong oleh kebutuhan untuk berkuasa yang tinggi tampak sebagai berikut: 1) Berusaha menolong orang lain walaupun pertolongan itu tidak diminta. 2) Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan kelompok atau organisasi di mana individu itu berada. 3) Mengumpulkan barang-barang atau menjadi anggota suatu perkumpulan yang dapat mencerminkan prestise. 4) Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dari kelompok atau organisasi. METODE PENELITIAN Subyek penelitian ini adalah 147 siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga. Digunakan Delaware Bullying Questionnaire (200) berdasarkan teori Olweus (1993). Kuesioner ini berisi serangkaian pernyataan tentang tindakan perundungan yang dilakukan oleh siswa di sekolah yang terdiri dari 33 butir, yang didalamnya terkandung tiga aspek, yaitu aspek fisik, aspek verbal dan aspek psikologis. Butir-butir pada kuesioner tindakan perundungan memiliki validitas terendah 0,259 dan validitas tertinggi 0,571, sedangkan kuesioner tindakan perundungan memiliki koefisien Alpha Cronbach = 0,878 yang berada pada kategori reliabilitas bagus. Sedangkan untuk mengukur kebutuhan berkuasa digunakan skala kebutuhan berkuasa yang dikembangkan berdasarkan teori motivasi McClelland (dalam Ivancevich dkk, 2006), yang terdiri dari 60 butir yang mencakup aspek mempengaruhi orang lain, aspek mengontrol orang lain dan aspek memanipulasi orang lain. Butir-butir dalam skala kebutuhan berkuasa 5

6 memiliki validitas terendah 0,219 dan validitas tertinggi 0,537. Skala kebutuhan berkuasa memiliki koefisien Alpha Cronbach = 0,918 dan berada pada kategori reliabilitas memuaskan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis korelasi. Dalam analisis ini, penulis dibantu dengan program SPSS 17.0 for Windows. Analisis deskriptif terhadap data penelitian ini meliputi gambaran hasil penelitian secara umum meliputi mean, skor maksimum dan skor minimum untuk masing-masing variabel penelitian. Untuk menguji dan membuktikan secara statistik hubungan antara kebutuhan berkuasa dengan tindakan perundungan digunakan Spearman's rho. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengukuran terhadap kedua variabel penelitian menghasilkan jumlah frekwensi dan kategori yang tertuang pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut. Tabel 1. Kategori dan Jumlah Frekwensi Tindakan Perundungan Siswa SMP Interval Kategori Frekuensi Presentase Tinggi 5 3,4% Agak Tinggi 76 51,1% Agak Rendah 49 33,3% Rendah 17 11,6% Total % Rerata 87,67 Skor Minimum 42 Skor Maksimum 130 Dari Tabel 1. dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa SMP kelas VIII berada pada kategori tindakan perundungan agak tinggi (76 siswa/51,1%). Sedangkan hanya ada 17 siswa (11,6%) yang berada pada kategori tindakan perundungan rendah. Tabel 2. Kategori dan Jumlah Frekwensi Kebutuhan Berkuasa Siswa SMP Interval Kategori Frekuensi Presentase Tinggi 23 15,6% Agak Tinggi 72 49,0% Agak Rendah 45 30,6% Rendah 7 4,8% Total Rerata 150,62 Skor Minimum 79 Skor Maksimum 207 6

7 Berdasarkan Tabel 2. dinyatakan bahwa siswa SMP kelas VIII sebagian besar siswa (72 siswa/49,0%) berada pada kategori kebutuhan berkuasa agak tinggi. Sedangkan 45 siswa (30,6%) berada pada kategori agak rendah. Hasil analisis hubungan antara skor kebutuhan berkuasa dan skor tindakan perundungan dirangkum sebagai berikut. Tabel 3. Hubungan antara skor Kebutuhan Berkuasa dan Tindakan Perundungan Siswa SMP Spearman's rho Tindakan Perundungan Keputusan Kebutuhan Berkuasa Correlation Coefficient.227 ** Sig. (1-tailed).003 N 147 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Korelasi positif signifikan Tabel 3. menunjukkan adanya hubungan antara skor kebutuhan berkuasa dan skor tindakan perundungan siswa SMP kelas VIII dengan koefisien korelasi sebesar r xy = 0,227 dengan signifikansi p = 0,003 < 0,01. Disimpulkan ada hubungan yang positif sangat signifikan antara kebutuhan berkuasa dan tindakan perundungan siswa. Hasil penelitian tentang hubungan antara kebutuhan berkuasa dengan tindakan perundungan menunjukkan ada hubungan yang positif dan sangat signifikan. Hal ini dapat diketahui dari nilai korelasi r xy = 0,227** dan taraf signifikan 0,003 < 0,050. Dengan demikian apabila ada kenaikan skor kebutuhan berkuasa maka diikuti pula kenaikan skor tindakan perundungan. Hasil penelitian ini senada dengan pernyataan Salzman dan Salzman (dalam Freeman, 1994) yang menyatakan bahwa siswa yang bermasalah tetapi tingkat kebutuhan berkuasanya tinggi, maka cenderung memakai kekerasan fisik, melawan hukum, menunjukkan masalah indispliner di sekolah. Siswa yang sering mengalami masalah mengenai kedisiplinan dan melawan peraturan sekolah mempunyai kebutuhan berkuasa tetapi cenderung menyalurkannya ke bentuk tindakan yang negatif bahkan melakukan perundungan dengan memanfaatkan kekuatan dan kekuasaannya untuk menakuti siswa lain. 7

8 Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang positif signifikan sebesar 0,227**. Hasil tersebut diartikan bahwa semakin tinggi kebutuhan berkuasa siswa maka semakin tinggi tindakan perundungan. Siswa yang mempunyai kebutuhan berkuasa tinggi menjadi siswa yang melakukan tindakan perundungan yang tinggi pula. Kebutuhan berkuasa sebenarnya diperlukan oleh individu yang ingin menjadi pemimpin. Kebutuhan tersebut tidak melulu bermuatan negatif. Siswa dengan kebutuhan berkuasa yang tinggi apabila diimbangi dengan kebutuhan yang lain misalnya kebutuhan untuk berafiliasi dan kebutuhan untuk berprestasi akan dapat memperlihatkan sikap kepemimpinan yang positif. Adanya kebutuhan berkuasa yang ditunjukkan dengan perilaku positif, maka kecenderungan siswa akan menjadi pemimpin diantara teman-temannya dalam suatu kegiatan. Biasanya siswa tersebut sering ditunjuk menjadi ketua kelas, aktif di ekstrakurikuler, ketua kelompok dan seterusnya. Bahkan dalam penelitian Freeman (1994) menyatakan kelompok yang mempunyai kebutuhan berkuasa tinggi yang diikuti dengan kebutuhan berprestasi moderat dan kebutuhan afiliasi rendah cenderung mempunyai ambisi untuk diakui melalui upaya mencapai keberhasilan di bidang akademik. Maka tidak selalu orang dengan kebutuhan berkuasa akan menjadi pelaku perundungan maupun siswa yang indisipliner. Uduji dan Ankeli (2013) menemukan adanya kebutuhan berkuasa pada tenaga marketing/penjualan melalui hasrat untuk mengendalikan dan mempengaruhi konsumennya. Kebutuhan berkuasa merupakan dorongan yang tidak disadari untuk memberi dampak tertentu pada orang-orang lain. Tenaga penjualan yang memiliki kebutuhan berkuasa yang amat kuat sering memantapkan diri di hadapan orang-orang lain melalui berbagai cara. Individu ini berupaya mencari dan meraih posisi kepemimpinan dalam kelompok sosialnya, dalam asosiasi profesi dan dalam tim penjualan. Penelitian Uduji dan Ankeli (2013) mengisyaratkan bahwa kebutuhan berkuasa dapat dipenuhi melalui status, pengakuan, pengembangan diri dan tantangan bagi tenaga penjualan. Implikasi hasil penelitian ini yaitu bahwa individu yang membuktikan kinerja positif yang menonjol perlu mendapat pengakuan positif secara pribadi dan secara publik dari atasan melalui memberi tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar di lingkungan kerjanya. Tindakan perundungan muncul karena adanya penyalah-gunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok orang. Penyalahgunaan tersebut biasanya dipakai agar siswa lain takut ataupun hanya untuk bersenang-senang saja. Tetapi 8

9 dalam siklus tindakan perundungan biasanya mempunyai sedikit rasa empati sehingga tidak mempedulikan korban. Pelaku perundungan mempunyai keinginan untuk berkuasa dan mendominasi siswa lain tetapi dengan caranya sendiri yang cenderung impulsif. Pelaku biasanya sering terlibat dalam kegiatan antisosial atau pelanggaran lain seperti vandalisme maupun kenakalan remaja. Penelitian yang penulis lakukan menghasilkan korelasi positif antara kebutuhan berkuasa dengan tindakan perundungan karena siswa mempunyai kebutuhan berkuasa yang tinggi cenderung ingin mendominasi, menguasai, mempengaruhi orang lain, agar menuruti kehendaknya. Kebutuhan berkuasa yang tinggi diikuti dengan tindakan perundungan yang tinggi pula. Bisa jadi siswa dengan kebutuhan berkuasa yang tinggi menjadi pelaku perundungan karena ada aspek - aspek pendukung lain misal mempunyai sifat agresifitas, empati yang rendah terhadap yang lain, keinginan mendominasi dan berkuasa yang tinggi pula. DAFTAR PUSTAKA As ad, M Psikologi Industri, Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty. Freeman Power Motivation and Youth: An Analysis of Troubled Students and Student Leaders. Journal of Counseling and Development, July/August 1994, volume 72. Ivancevich dkk Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga. Kompas.com Kronologi Bullying di SMA Don Bosco. Kompas 27 Juli Diunduh 22 Februari Levianti Konformitas dan Bullying pada Siswa. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul. Vol 6, No 01 (2008). Diunduh 21 April Magfirah, U. dan Rachmawati, M. A Hubungan Antara Iklim Sekolah dengan Kecenderungan Perilaku Perundungan. Jurnal Fakultas Psikologi dan Ilmu Budaya Universitas Islam Indonesia, 1, Munandar, A. S Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Olweus, D Bullying at school: What we know and what we can do. Malden, MA: Blackwell Publishing. Olweus dan Sohlberg Prevalence estimation of school bullying with the Olweus Bully/Victim Questionnaire. Aggressive Behavior, 29. 9

10 Rigby Addressing Bullying in Schools: Theory and Practice. Australia: Criminology Research Council. Swenson, David David McClelland's 3-Need Theory. dswenson/ web/lead/mcclelland.html. Diunduh Senin, 4 Februari Uduji, Joseph I. dan Ankeli, Marjorie O Needs for Achievement, Affiliation, and Power: the Possible Sales Manager s Actions for Exceptional Salesforce Performance. Research Journal of Finance and Accounting. Vol.4, No.9, ISSN (Online). Diunduh 21 April Yuniartiningtyas, Fitri Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan Tipe Kepribadian dengan Perilaku Perundungan Siswa SMP. Skripsi, Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Malang. 10

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku dan segala sifat yang membedakan antara individu satu dengan individu

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku dan segala sifat yang membedakan antara individu satu dengan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia terlahir memiliki kesamaan dan perbedaan antara satu dengan lainnya, dan hal tersebut yang menjadikan manusia sebagai makluk yang unik. Manusia memiliki

Lebih terperinci

BAB lv HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sejumlah 30 siswa agar layak dan cukup memenuhi kriteria sampel skripsi.

BAB lv HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sejumlah 30 siswa agar layak dan cukup memenuhi kriteria sampel skripsi. BAB lv HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas XA Jurusan Perhotelan, karena siswa tersebut memiliki perilaku bullying tertinggi dai banding

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna menempuh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : AMALIA LUSI BUDHIARTI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Garmen. Dimana jurusan ini diambil pada saat kelas X. SMK Muhammadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Garmen. Dimana jurusan ini diambil pada saat kelas X. SMK Muhammadiyah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Salatiga. SMK ini terdiri dari 4 jurusan yaitu jurusan tehnik Permesinan, Elektro,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas XI SMK Saraswati Salatiga yang populasinya berjumlah 478 siswa. Kelas XI SMK Saraswati

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP- UKSW Salatiga. Jumlah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Siswa Kelas XI Mesin Otomotif SMK Islam Sudirman Ungaran sebanyak 76 siswa yang semuanya berjenis kelamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sampel Penelitian. 1. Teknik Komputer Jaringan siswa. 2. Multimedia siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sampel Penelitian. 1. Teknik Komputer Jaringan siswa. 2. Multimedia siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Pringsurat. Peneliti mengambil 126 siswa sebagai sampel penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi sehingga remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi sehingga remaja banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya dan sekolah merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan dilingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan dan menimbulkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA YANG MENGALAMI KELEBIHAN BERAT BADAN PADA SISWA KELAS VIII SMP N 06 SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA YANG MENGALAMI KELEBIHAN BERAT BADAN PADA SISWA KELAS VIII SMP N 06 SALATIGA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA YANG MENGALAMI KELEBIHAN BERAT BADAN PADA SISWA KELAS VIII SMP N 06 SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks yang merupakan hasil interaksi berbagai penyebab dari keadaan

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks yang merupakan hasil interaksi berbagai penyebab dari keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang paling mendapat perhatian dalam rentang kehidupan manusia. Hal ini disebabkan banyak permasalahan yang terjadi dalam masa remaja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi.

BAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siswanto (2007) menjelaskan bahwa agresi merupakan salah satu koping tindakan langsung. Koping dalam tindakan langsung merupakan usaha tingkah laku yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN EKSPOSUR KEKERASAN DALAM VIDEO GAME DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

HUBUNGAN EKSPOSUR KEKERASAN DALAM VIDEO GAME DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI HUBUNGAN EKSPOSUR KEKERASAN DALAM VIDEO GAME DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra yang menjadi anggota lembaga kemahasiswaan periode 2012/2013 berjumlah 49 orang mahasiswa. Deskripsi subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian SMP Mardi Rahayu Ungaran terletak di jalan Diponegoro No. 741, Ungaran, Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ada 134 siswa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING REMAJA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH SMP NEGERI 08 SALATIGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING REMAJA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH SMP NEGERI 08 SALATIGA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING REMAJA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH SMP NEGERI 08 SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Subjek Penelitian SMA Negeri 2 Salatiga merupakan salah satu dari 3 SMA Negeri yang ada di Kota Salatiga. SMA Negeri 2 Salatiga terletak di Jalan Tegalrejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Varibabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying 2. Variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian SMA Kristen 1 Salatiga merupakan salah satu SMA Swasta favorit yang ada di kota Salatiga. SMA Kristen 1 Salatiga

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 2 KERTOSONO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL HUBUNGAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 2 KERTOSONO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL HUBUNGAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 2 KERTOSONO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE CORRELATION OF PEERS RELATIONSHIPS WITH BULLYING BEHAVIOUR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang digunakan berjumlah 146 siswa. Tabel 4.1 Subyek Penelitian Sebaran Subyek Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang digunakan berjumlah 146 siswa. Tabel 4.1 Subyek Penelitian Sebaran Subyek Penelitian BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP N 9 Salatiga dengan total 241 siswa. Sedangkan berdasarkan taraf kesalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah SMK NEGERI 1 Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan. 4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Tempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih SMP Negeri 07 Salatiga sebagai tempat penelitian. Sekolah ini berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresi, yaitu; agresif fisik (Physical Aggression), agresi verbal (Verbal

BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresi, yaitu; agresif fisik (Physical Aggression), agresi verbal (Verbal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku agresif sebagai perilaku atau kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikologis. Ada empat aspek perilaku

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian kompetitif dengan perilaku mengemudi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling yakni dari angkatan 2009 sampai dengan 2013 yang masih

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN PADA TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP MARDI RAHAYU UNGARAN

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN PADA TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP MARDI RAHAYU UNGARAN HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN PADA TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP MARDI RAHAYU UNGARAN SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian Penulis mengambil tempat penelitian di SMA N 1 Klego Kabupaten Boyolali. Lokasi penelitian tersebut berada

Lebih terperinci

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Self Esteem Korban Bullying 115 SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Stefi Gresia 1 Dr. Gantina Komalasari, M. Psi 2 Karsih, M. Pd 3 Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Negeri 3 Satu Atap Kedungjati berjumlah 177 siswa. Untuk kelas VIII berjumlah. Kedungjati A B

BAB IV PEMBAHASAN. Negeri 3 Satu Atap Kedungjati berjumlah 177 siswa. Untuk kelas VIII berjumlah. Kedungjati A B BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati merupakan tempat yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian. Sekolah ini terletak di Desa Padas Kecamatan Kedungjati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2010), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMK PGRI 1 Salatiga dengan total siswa 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMK PGRI 1 Salatiga dengan total siswa 90 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMK PGRI 1 Salatiga dengan total siswa 90 dari jurusan tata busana dan ilmu keperawatan. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Bullying. ketidaknyamanan fisik maupun psikologis terhadap orang lain. Olweus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Bullying. ketidaknyamanan fisik maupun psikologis terhadap orang lain. Olweus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Bullying 1. Pengertian perilaku bullying Randall (2002) berpendapat bahwa Bullying dapat didefinisikan sebagai tindakan atau perilaku agresif yang disengaja untuk menyebabkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. dilaporkan dalam tabel 4.1 ; 4.2 ; 4.3 berikut ini : Tabel 4.1 Disribusi responden menurut kelompok umur

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. dilaporkan dalam tabel 4.1 ; 4.2 ; 4.3 berikut ini : Tabel 4.1 Disribusi responden menurut kelompok umur BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dilaksanakan di 17 sekolah SMA dan SMK di kota Salatiga yang berjumlah 48 orang guru pembimbing. Deskripsi guru pembimbing berdasarkan

Lebih terperinci

H, 2016 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU BULLYING

H, 2016 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU BULLYING BAB I PENDAHULUAN Pokok bahasan yang dipaparkan pada Bab I meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian. A.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian tersebut direfleksikan melalui aktivitas berkelompok dan menonjolkan keegoannya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga kepada 52 siswa yang terdiri atas 22 siswa kelas X Multimedia dan 30 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kata kekerasan sebenarnya sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari,

I. PENDAHULUAN. Kata kekerasan sebenarnya sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kata kekerasan sebenarnya sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Begitu banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bullying merupakan fenomena yang marak terjadi dewasa ini terutama di lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya baik di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian UKSW adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Salatiga. Terletak di jalan Diponegoro No. 52 60 Salatiga yang terdiri

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIPEROLEH DARI PENGASUH PANTI ASUHAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA PUTRA DI PANTI ASUHAN SALIB PUTIH SALATIGA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIPEROLEH DARI PENGASUH PANTI ASUHAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA PUTRA DI PANTI ASUHAN SALIB PUTIH SALATIGA HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIPEROLEH DARI PENGASUH PANTI ASUHAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA PUTRA DI PANTI ASUHAN SALIB PUTIH SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hari Minggu tanggal 29 April 2007 seorang siswa kelas 1 (sebut saja A) SMA swasta di bilangan Jakarta Selatan dianiaya oleh beberapa orang kakak kelasnya. Penganiayaan

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY HARMONY WITH THE AGGRESSIVE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai-nilai keagamaan yang diajarkan, di pesantren bertujuan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Nilai-nilai keagamaan yang diajarkan, di pesantren bertujuan membentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua yang erat dalam proses sejarah kehidupan Indonesia sejak ratusan tahun yang silam. Ia adalah

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian SMA N 2 Salatiga merupakan salah satu SMA Negeri di Salatiga yang terletak di jalan Tegalrejo No.79 Salatiga. SMA N 2 Salatiga didirikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Otomotif SMKSaraswati

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Otomotif SMKSaraswati BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Otomotif SMKSaraswati Salatiga sebanyak 150 siswa yang semuanya berjenis kelamin

Lebih terperinci

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian FKIP UKSW Salatiga merupakan salah satu Universitas swasta di Salatiga yang terletak di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga Jawa Tengah 50711 Telp. (0298)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Atina Izati untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI. Oleh Atina Izati untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2009 & 2010 UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Subjek Penelitian SMA Negeri 2 Salatiga merupakan salah satu dari 3 SMA Negeri yang ada di Kota Salatiga. SMA Negeri 2 Salatiga terletak di Jalan Tegalrejo

Lebih terperinci

Pengertian tersebut didukung oleh Coloroso (2006: 44-45) yang mengemukakan bahwa bullying akan selalu melibatkan ketiga unsur berikut;

Pengertian tersebut didukung oleh Coloroso (2006: 44-45) yang mengemukakan bahwa bullying akan selalu melibatkan ketiga unsur berikut; Definisi bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris. Istilah Bullying belum banyak dikenal masyarakat, terlebih karena belum ada padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia (Susanti,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013 HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Kancah Penelitian Penelitian mengenai Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 pada mahasiswi Suku Jawa Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Subjek Penelitian Sejarah Perkembangan Universitas Kristen Satya Wacana, pada awalnya UKSW bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 dan VII 7 di SMP Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GETASAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GETASAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GETASAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. menjalankan sinkretisme Islam dibandingkan sinkretisme Jawa dalam kehidupannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN. menjalankan sinkretisme Islam dibandingkan sinkretisme Jawa dalam kehidupannya. BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) FKIP UKSW Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa BK etnik Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktek bullying sudah merambah ke dalam dunia pendidikan, hal ini sangat memprihatinkan bagi pendidik, orang tua dan masyarakat. Komnas Perlindungan Anak (PA)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Dalam penelitian ini, peneliti mengambil subyek siswa-siswi SMP Swasta di Taman Sidoarjo. SMP Dharma Wanita 9 Taman terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka

BAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan terjadi berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina

Lebih terperinci

PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP KECENDERUNGAN BULLYING PADA SD PADAMU NEGERI MEDAN. Reflina Sinaga Surel:

PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP KECENDERUNGAN BULLYING PADA SD PADAMU NEGERI MEDAN. Reflina Sinaga Surel: PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP KECENDERUNGAN BULLYING PADA SD PADAMU NEGERI MEDAN Reflina Sinaga Surel: sinagareflina@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengaruh

Lebih terperinci

Total 202 orang 100 %

Total 202 orang 100 % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- Faktor Strategi Bauran Pemasaran Jasa yang Memengaruhi Mahasiswa Memilih Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi perilaku atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian (Hadi, 000). Variabel penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. Salatiga pada kelas V A dan V B. Populasinya adalah seluruh siswa kelas

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. Salatiga pada kelas V A dan V B. Populasinya adalah seluruh siswa kelas BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Pengambilan data dilakukan di SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga pada kelas V A dan V B. Populasinya adalah seluruh siswa kelas V

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan yang penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Pada periode ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Bullying. itu, menurut Olweus (Widayanti, 2009) bullying adalah perilaku tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Bullying. itu, menurut Olweus (Widayanti, 2009) bullying adalah perilaku tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullying 1. Definisi Bullying Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang lebih kuat terhadap individu atau kelompok yang lebih lemah, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1. Gambaran Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Batang yang terletak di jalan Pemuda Pasekaran No. 160, merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten Batang.

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENULIS JURNAL UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENULIS JURNAL UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING Pengaruh Konseling Kelompok Dengan Menggunakan Teknik Menulis Jurnal... Bullying PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENULIS JURNAL UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING Anis Mahfiroh 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55% Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55% Jenis Kelamin 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Di bawah ini disajikan gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin, status perkawinan, usia, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. 55.00%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pendidikan dan mengasihi serta menghargai anak-anaknya (Cowie

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pendidikan dan mengasihi serta menghargai anak-anaknya (Cowie 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ukuran pencapaian sebuah bangsa yang diajukan oleh UNICEF adalah seberapa baik sebuah bangsa memelihara kesehatan dan keselamatan, kesejahteraan, pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2010). Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2010). Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2010) penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Persiapan 1. Dimulai dengan penentuan variabel penelitian 2. Menentukan perumusan masalah 3.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita serta mencapai peran sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMANFAATAN LAYANAN INFORMASI KARIR DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK BAKTI PRAJA JEPARA SKRIPSI

HUBUNGAN KEMANFAATAN LAYANAN INFORMASI KARIR DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK BAKTI PRAJA JEPARA SKRIPSI HUBUNGAN KEMANFAATAN LAYANAN INFORMASI KARIR DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK BAKTI PRAJA JEPARA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berada di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, dan penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No.23 Grobogan, telpon : (0292) Subyek penelitian adalah siswa kelas X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No.23 Grobogan, telpon : (0292) Subyek penelitian adalah siswa kelas X BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subyek Penelitian SMA Negeri 1 Grobogan berdiri sejak tahun 1976 di Jl. Pangeran Puger No.23 Grobogan, telpon : (0292) 421321. Subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto, (2003) Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Arikunto (2003) mengemukakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian dilakukan pada awal bulan Mei 2017 sampai dengan pertengahan bulan Juli 2017. Berikut ini adalah uraian gambaran umum subjek berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari : BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Subyek Penelitian Sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu penelitit melihat profil remaja sebagai responden. Peneliti menyertakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subyek Penelitian SMP Negeri 2 Salatiga merupakan sekolah yang berkarakter dan mempunyai semboyan 3S yaitu Senyum, Sapa, dan Salam. SMP Negeri

Lebih terperinci