FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK MELAKUKAN BULLYING DI SMP NEGERI 15 PADANG JURNAL PUTRI PURNAMA NAZLY NPM:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK MELAKUKAN BULLYING DI SMP NEGERI 15 PADANG JURNAL PUTRI PURNAMA NAZLY NPM:"

Transkripsi

1 FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK MELAKUKAN BULLYING DI SMP NEGERI 15 PADANG JURNAL PUTRI PURNAMA NAZLY NPM: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

2 FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK MELAKUKAN BULLYING DI SMP NEGERI 15 PADANG Oleh: Putri Purnama Nazly Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Violence conducted by students is much more in news than before, one of the violence is about bullying. Bullying is a behavior of aggressive which is very dangerous behavior, it s like violence, brawl and bullying, where Is the counseling teacher be charged to give more attention to handle the situation to the students who involved bullying. The purpose that we want in this research is the factor cause why the students do bullying in SMPN 15 in padang, focus of the research is about school environment is not good. Seniority never be solved, the teacher give the example to the student how bad the bullying, disharmony in home, and character of children. The research do with qualitative approach which is descriptive is to describe the cause, fact and reality in the area is about factors causing the students to do a bullying. While the informant in the research is : the students, the victim of the students, counseling teachers, and classroom teacher. The instrument that the researchers use in the research is interview and study documentation technique use in data processing by data reduction, the presentation of data and conclusion. Result of the research reveal that the factors can make the students do the bullying is violence in school environment, and the teachers give an appropriate example and don t respect the students,the seniority unresolved and seniors who behave what they want. Aggressive,spiteful student and less of the communication students with their parents. Based on the research recommended to the students, counseling teachers and related people to overcome the bullying, it s like brawl, fight, violence, bullying and humiliation at school. Pendahuluan Maraknya aksi kekerasan yang dilakukan oleh peserta didik yang semakin banyak menghiasi deretan berita di halaman media cetak maupun elektronik menjadi bukti bahwa budaya kekerasan sepertinya semakin hari semakin menguat dalam berbagai aspek kehidupan. Tingkat kekerasan sering terjadi pada peserta didik salah satunya bullying yang sebenarnya sudah sangat sering didengar dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Menurut Olweus (Cowie dan Jennifer 2009:14) mendefinisikan bullying sebagai perilaku agresif di mana pelaku atau pelaku kejahatan menggunakan tubuhnya sendiri atau sebuah benda (termasuk senjata), untuk menimbulkan cedera atau ketidak nyamanan terhadap orang lain. Sementara itu Priyatna, (2010:2) mendefinisikan bullying sebagai tindakan yang disengaja oleh si pelaku pada korbannya bukan sebuah kelalaian, memang betul-betul disengaja atau direncanakan, tindakan itu terjadi berulang-ulang. Bullying tidak pernah dilakukan secara acak atau sekali saja dan didasari oleh perbedaan power yang mencolok. Secara umum Bullying diartikan sebagai perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja terjadi berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina dan tidak bisa membela diri sendiri (SEJIWA, 2008:2). Kasus bullying sering di lingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan dan menimbulkan perasaan cemas bagi peserta didik. Mulai dari munculnya perilaku bullying yang paling sederhana (berkata atau bertindak kasar, mencaci maki teman, mengolok olok dan memberi julukan hingga perkelahian antar teman, dan lain-lain) sampai dengan tindakan kekerasan yang kompleks (penganiayaan, perusakan fasilitas umum, melukai teman, bahkan sampai membunuh). Berdasarkan observasi penulis saat melakukan Praktek Pelaksanaan Lapangan Bimbingan Konseling Sekolah (PPLBK -S) di SMPN 15 Padang pada tanggal 13 Juli 15 Desember penulis menemukan tindakan bullying seperti adanya peserta didik yang melakukan pemalakan terhadap adik kelasnya. Pemalakan yang dilakukan oleh peserta didik yang merasa dirinya lebih kuat, berkuasa dan berhak meminta uang kepada adik kelasnya ini terjadi di lingkungan sekolah yang dilihat langsung, oleh karena itu si pelaku di panggil ke ruangan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah peristiwa ini

3 sudah sering terjadi. Kemudian tindakan bullying yang lain menghina teman yang kelihatannya lemah dalam menyerap pelajar dengan mengucapkan dasar lemot lo sehingga peserta didik merasa malu dengan ucapan tersebut. dalam kualitatif ada 3 tahapan analisis, yaitu: 1. Reduksi data (data reduction). 2. Penyajian data ( display data). 3. Penarikan kesimpulan (verifikasi). penelitian Adapun masalah yang ditemukan adalah adanya peserta didik yang melakukan pemalakan terhadap adik kelasnya karena mereka tidak suka gaya adik kelasya, adanya peserta didik menghina teman dengan kata-kata tidak pantas, adesnya peserta didik menghasut temannya agar menjauhi teman yang tidak di senangi, adanya peserta didik yang menyebar fitnah di internet ataupun telepon genggam mengenai peserta didik yang tidak di senangi, adanya peserta didik yang memberi julukan dengan tujuan merendahkan teman, adanya peserta didik yang merasa takut masuk sekolah karena dipermalukan oleh sekelompok temannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab peserta didik melakukan bullying di lingkungan sekolah yang kurang baik, senioritas tidak pernah diselesaikan, guru memberikan contoh kurang baik kepada peserta didik, ketidakharmonisan di rumah, dan permasalah karakter anak. Metedologi penelitian. Penelitian yang dilakukan termasuk kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Informan kunci dalam penelitian ini ada dua orang peserta didik. Sementara itu yang menjadi informan tambahannya adalah tiga orang guru dan satu orang korban bullying. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara. Melakukan wawancara melalui informan penelitian yang berguna untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dan informasi langsung dalam penelitian. Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2011:302) ada 3 cara dalam teknik keabsahan data yaitu: 1. Kepercayaan (credibility. 2. Keteralihan (tranferbility. 3. Dapat dipercaya (depenability). Data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalisis, Miles dan Hubeman (Sugiyono, 2011:337) menjelaskan bahwa Hasil dan Pembahasan Mellor dan Djuwita (Astuti, 2008:50) mengemukakan bahwa Bullying terjadi akibat faktor lingkungan, keluarga, sekolah, media, budaya, dan peer group. Selain itu, Astuti (2008:51) mengungkapkan bahwa penyebab terjadinya bullying antara lain: lingkungan sekolah yang kurang baik, senioritas tidak pernah diselesaikan, guru memberikan contoh kurang baik pada peserta didik, ketidakharmonisan di rumah, dan karakter anak. a. Lingkungan Sekolah yang Kurang Baik 1. Kebiasaan Orang-orang Disekitar Sekolah yang Sering Berkelahi. telah dilakukan tentang lingkungan sekolah yang kurang baik seperti kebiasaan orangorang disekitar sekolah yang suka berkelahi, tawuran, mengejek dan kekerasan dapat mempengaruhi perilaku peserta didik sehingga membuat peserta didik berperilaku sesuai dengan kebiasaan orang-orang disekitar lingkungannya dan tindakan tersebut dapat mendukung peserta didik dalam melakukan bullying di sekolah. 2. Kebiasaan Orang-Orang di Sekitar Sekolah yang Berlaku Tidak Sesuai dengan Norma. telah dilakukan tentang faktor yang menyebabkan peserta didik melakukan bullying adalah lingkungan sekolah yang kurang baik dan kebiasaan orang-orang disekitar yang berperilaku tidak sesuai dengan norma, hal tersebut dapat menyebabkan peserta didik dan meniru perilaku tersebut serta membuat peserta didik untuk menarik diri dari lingkungan sekolah. Mellor dan Djuwita (Astuti, 2008:50) mengemukakan bahwa Bullying terjadi akibat faktor lingkungan, keluarga, sekolah, media, budaya, dan peer group. Selain itu, Astuti (2008:51) mengungkapkan bahwa penyebab terjadinya bullying antara lain: lingkungan sekolah yang kurang baik, senioritas tidak pernah diselesaikan, guru memberikan contoh kurang baik pada

4 peserta didik, ketidak harmonisan di rumah, dan karakter anak. b. Senioritas tidak pernah diselesaikan. 1. Bentuk kesewenang-wenangan kakak kelas terhadap junior telah dilakukan mengenai senioritas tidak pernah diselesaikan terdadap bentuk kesewenang-wenangan kakak kelas terhadap junior karena kakak kelas harus di segani dan harus dihargai, bentuk tindakan yang dilakukan kakak kelas seperti mengejek, menghina, memalak. Hal ini terjadi seolah sudah menjadi tradisi di sekolah yang membuat junior atapun teman menjadi takut terhadap seniornya. Astuti (2008:51) menyatakan bahwa penyebab terjadinya bullying bullying antara lain: lingkungan sekolah yang kurang baik, senioritas tidak pernah diselesaikan, guru memberikan contoh kurang baik pada peserta didik, ketidak harmonisan di rumah, dan karakter anak. 2. Member label atau julukan kepada senior. telah dilakukan senior sering memberi label junior karena merasa senang dan bisa membuat peserta didik lainnya tertawa sehingga peserta didik melakukan hal tersebut secara sengaja dan terus menerus yang menurutnya itu tidak akan menjadi masalah dank karena dia pernah mendapat perlakuan itu dari kakak kelasnya sehingga itu menjadi salah satu faktor penyebab peserta didik melakukan hal yang sama. c. Guru memberikan contoh kurang baik pada peserta didik. 1. Guru berbuat kasar pada peserta didik telah dilakukan guru memberikan contoh kurang baik kepada peserta didik dengan mengejek dan berkata kasar kepada peserta didik sehingga membuat peserta didik menjadi melawan dan malas untuk mengikuti pelajaran yang di ajarkan oleh guru tersebut dan membuat peserta didik mencontoh untuk melakukan hal teserbut juga. 2. Guru yang kurang memperhatikan peserta didik. telah dilakukan tentang kurangnya perhatian dari guru juga menyebabkan faktor terjadi peserta didik merasa tidak dihargai dan menyebabkan peserta didik berperilaku seperti itu juga, kurangnya perhatian tersebut membuat peserta didik melakukan tindak bullying dengan cara memaki, meledek dan meribut karena dengan itu dia akan menarik perhatiaan dari gurunya. Astuti (2008:6) mengemukakan bahwa perilaku bullying diperparah dengan tidak jelasnya tindakan dari para guru dan pengurus sekolah. Sebagian guru cenderung membiarkan, sementara sebagian guru lain melarangnya. Guru seharusnya lebih peduli dengan bullying yang terjadi di sekolah, akan tetapi tidak semua peduli. Hal tersebut membuat peserta didik tidak jera dan terus melakukan bullying. d. Ketidakharmonisan di rumah tangga. 1. Masalah dalam keluarga. telah dilakukan tentang faktor penyebab peserta didik melakukan bullying terkait dengan bentuk masalah dalam keluarga karena peserta didik merasa di bentak, dijewer, di pukul dan orang tua yang sering berkata kotor kepada peserta didik sehingga peserta didik merasa sedih dan malas berada di rumah. 2. Kurangnya komunikasi antara orang tua. telah diketahui tentang ketidakadanya perhatian dari orang tua membuat peserta didik melakukan bullying serta ingin mendapatkan perhatian dari orang lain dengan membuat onar di luar agar bisa menarik perhatian orang tua lagi, dan respon yang bisa di berikan kepada orang tua hanya marah dan tidak begitu memperdulikan keluarga lagi. Astuti (2008:53) menyatakan bahwa kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak merupakan faktor penyebab tindakan bullying. Keluarga sebagai tempat tumbuh kembang anak sangat mempengaruhi perilaku individu dalam kesehariannya. e. Karakter anak. 1. Perilaku agresif secara fisikal maupun verbal. telah dilakukan faktor penyebab terjadinya bullying dapat dilihat dari perilaku agresif peserta didik yang berperilaku semaunya dan tidak mementingkan perasaan teman ataupun junior dalam melakukan tindakan kekerasan serta kuatnya pertahahan diri peserta didik dalam melakukan hal tersebut. 2. Pendendam dan iri hati. telah dilakukan dapat dilihat faktor peserta didik melakukan bullying karena sifat iri dan dendam dimana peserta didik tidak

5 Kesimpulan mempunyai kelebihan dari temannya dan membuat peserta didik melakukan tindakan seperti kekerasan, pemalakan kepada peserta didik yang memiliki kelebihan dari dirinya, dan karena dia tidak mempunyai apa yang dimiliki temannya yang membuat dia menjadi iri hal itu tidak bisa dipungkiri. Astuti (2008:53) menyatakan bahwa faktor penyebab bullying yakni karakter anak sebagai pelaku umumnya agresif, baik secara fisikal maupun verbal dan pendendam. Anak yang ingin populer, anak yang tiba-tiba sering berbuat onar atau selalu mencari kesalahan orang lain dengan memusuhi umumnya termasuk dalam kategori ini. Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor penyebab peserta didik melakukan bullying di SMP Negeri 15 Padang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Lingkungan sekolah bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan bullying, lingkungan sekolah yang dapat mendukung terjadinya bullying mencakup lingkungan luar sekolah maupun lingkungan sekolah itu sendiri. 2. Senioritas yang tidak terselesaikan hanya akan menyuburkan perilaku bullying di sekolah. Hal ini terkait dengan bagaimana sekolah dan para guru menanggapi dan menindak lanjuti masalah. 3. Perbuatan guru yang kurang baik, seperti suka berkata kasar, mengabaikan prestwasi peserta didik, dan tidak mempedulikan perilaku peserta didik sehari-hari tersebut dapat mendukung peserta didik melakukan bullying dan cenderung mengarahkan pada perilaku bullying sehingga peserta didik memiliki kesempatan dan terdorong untuk melakukan bullying. 4. Ketidak harmonisan di rumah tangga berpengaruh terhadap prilaku bullying yang di lakukan oleh peserta didik sehingga peserta didik dapat berbuat semaunya termasuk berlaku kasar pada temannya. 5. Karakter peserta didik yang biasa menjadi pelaku bullying pada umumnya adalah peserta didik yang berprilaku agresif, baik secara fisikal maupun verbal, peserta didik yang menjadi pelaku bullying pasti berlaku agresif sacara fisikal maupun verbal. Saran telah dilakukan, maka peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut: 1. Guru BK, diharapkan bisa bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan dalam memberikan perhatian yang lebih khusus lagi serta memberikan layanan konseling perorangan kepada peserta didik yang melakukan bullying. 2. Peserta didik, diharapkan dapat memahami perilaku bullying dan pelatihan kepada pihakpihak terkait untuk mengatasi bullying, sehingga hubungan sosial pserta didik akan berkembang dengan baik. 3. Pihak sekolah sebaiknya memberikan sosialisasi mengenai bullying dan pelatihan kepada pihakpihak terkait untuk mengatasi. 4. Orang tua sebaiknya memahami bullying dan bersedia menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk mengatasi bullying yang terjadi si sekolah.. 5. Peneliti, diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor penyebab peserta didik melakukan bullying. 6. Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan contoh untuk melakukan penelitian ke depannya agar memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Daftar Pustaka Astuti, Ponny Retno Meredam Bullying. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Cowie & Jennifer Penanganan Kekerasan di Sekolah Pendekatan Lingkup Sekolah untuk Mencapai Praktik Terbaik. DKI: Macanan Jaya Cemerlang. Moleong, J., Lexi Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Priyatna, Andri Let s End Bullying Memahami, Mencegah & Mengatasi Bullying. Jakarta : Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. SEJIWA Bullying Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan. Jakarta: Grasindo. Sudijono, Anas Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

6 Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

I. PENDAHULUAN. Kata kekerasan sebenarnya sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari,

I. PENDAHULUAN. Kata kekerasan sebenarnya sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kata kekerasan sebenarnya sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Begitu banyaknya

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN Wahyu Sahara 1, Fifi Yasmi 2,Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling STKIP

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian tersebut direfleksikan melalui aktivitas berkelompok dan menonjolkan keegoannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, apabila rakyat cerdas maka majulah bangsa tersebut. Hal ini senada

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, apabila rakyat cerdas maka majulah bangsa tersebut. Hal ini senada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mendukung maju tidaknya suatu bangsa, apabila rakyat cerdas maka majulah bangsa tersebut. Hal ini senada dengan pendapat

Lebih terperinci

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) Radhita Syam Prima Mutiara 1, Helma 2, Joni Adison 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERILAKU AGRESIF SISWA DI SEKOLAH

STUDI TENTANG PERILAKU AGRESIF SISWA DI SEKOLAH Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Halaman 243-249 Info Artikel: Diterima14/02/2013 Direvisi20/01/2013 Dipublikasikan 25/02/2013

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL SILVIA HAPPY NPM:11060213 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan dilingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan dan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk pengajaran siswa atau murid di bawah pengawasan guru dalam proses belajar dan mengajarkan siswa

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Fauzil Husnah Mahasiswa Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan yang penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Pada periode ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Individu sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan sekitar. Baik lingkungan keluarga, atau dengan cakupan yang lebih luas yaitu teman sebaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga formal yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga formal yang dirancang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga formal yang dirancang untuk memberikan pengajaran kepada siswa atau murid di bawah pengawasan guru dan kepala sekolah. Di dalam sebuah institusi

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok)

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok) FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok) E-JURNAL RIA PERMATA SARI NIM: 10060246 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Perubahan zaman yang semakin pesat membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan yang terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks yang merupakan hasil interaksi berbagai penyebab dari keadaan

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks yang merupakan hasil interaksi berbagai penyebab dari keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang paling mendapat perhatian dalam rentang kehidupan manusia. Hal ini disebabkan banyak permasalahan yang terjadi dalam masa remaja.

Lebih terperinci

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL E JURNAL YULLY HASMI YELVI NPM:10060026 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 19/02/2013 Direvisi 26/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 EMOSI NEGATIF

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK MENGATASI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG

UPAYA GURU BK MENGATASI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG UPAYA GURU BK MENGATASI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG JURNAL NURHASNAH 10060040 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

Mutiara Kusumawardani Maghfiroh Universitas Slamet Riyadi, Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Surakarta

Mutiara Kusumawardani Maghfiroh Universitas Slamet Riyadi, Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Surakarta PERANAN ROLE PLAYING DALAM LAYANAN INFORMASI UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016 Mutiara Kusumawardani Maghfiroh Universitas Slamet

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL

HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Nama : Refmaliana NPM : 12020012

Lebih terperinci

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By: 1 1 Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan By: Wiza Pitri Yeni* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd. Kons** Septya Suarja, M.Pd ** *Student

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG Oleh: Kurnia Dewi Putri Mahasiswa program studi BK STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Oleh: Peninas Saputri Student Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling

Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kons Info Artikel: Diterima Direvisi Dipublikasikan UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENCEGAH

Lebih terperinci

Oleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

Oleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat 1 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KERJASAMA WALI KELAS DENGAN GURU BK DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi) Oleh: Taufik Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH OLEH GURU BK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PESERTA DIDIK (Studi di SMP Pertiwi 2 Padang) JURNAL

IMPLEMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH OLEH GURU BK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PESERTA DIDIK (Studi di SMP Pertiwi 2 Padang) JURNAL IMPLEMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH OLEH GURU BK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PESERTA DIDIK (Studi di SMP Pertiwi 2 Padang) JURNAL RIRIN DERWINA NPM : 10060091 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM : UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL Gusri Defriani NPM : 10060220 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi

Lebih terperinci

JURNAL KORI HARTATI NIM

JURNAL KORI HARTATI NIM FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE TINGKAT SMP DI KAMPUNG SUNGAI SALAK NAGARI KOTO RAWANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

Lebih terperinci

Pengertian tersebut didukung oleh Coloroso (2006: 44-45) yang mengemukakan bahwa bullying akan selalu melibatkan ketiga unsur berikut;

Pengertian tersebut didukung oleh Coloroso (2006: 44-45) yang mengemukakan bahwa bullying akan selalu melibatkan ketiga unsur berikut; Definisi bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris. Istilah Bullying belum banyak dikenal masyarakat, terlebih karena belum ada padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia (Susanti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, remaja menaruh minat dan perhatian yang cukup besar terhadap relasi dengan teman

Lebih terperinci

PERILAKU BULLYING YANG TERJADI DI SD NEGERI UNGGUL LAMPEUNEURUT ACEH BESAR. ABSTRAK

PERILAKU BULLYING YANG TERJADI DI SD NEGERI UNGGUL LAMPEUNEURUT ACEH BESAR. ABSTRAK PERILAKU BULLYING YANG TERJADI DI SD NEGERI UNGGUL LAMPEUNEURUT ACEH BESAR Nadia Dewi, 1* Hasmiana Hasan, 2 Mahmud AR 3 1, 2, 3 universitas syiah kuala *Nadia_dewi93@yahoo.com ABSTRAK Dalam konteks persoalan

Lebih terperinci

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Endrawati * Fitria Kasih** Rahma Wira Nita**

Lebih terperinci

PEMBINAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK TUNGGAL DI SMPN 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh: Silva Lestari. Asmaiwaty Arief Nofrita ABSTRACT

PEMBINAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK TUNGGAL DI SMPN 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh: Silva Lestari. Asmaiwaty Arief Nofrita ABSTRACT PEMBINAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK TUNGGAL DI SMPN 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Silva Lestari Asmaiwaty Arief Nofrita Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Lebih terperinci

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG Refki Linaldi 1, Fitria Kasih 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

UPAYA MENGURANGI PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

UPAYA MENGURANGI PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UPAYA MENGURANGI PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK Dina Afriana (afriana.dina@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The aims of this research to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1.Latar Belakang Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat dari sekolah bagi siswa ialah melatih kemampuan akademis siswa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran fisik, tapi bisa kuat secara mental (Anonim, 2008). Bullying di

BAB I PENDAHULUAN. ukuran fisik, tapi bisa kuat secara mental (Anonim, 2008). Bullying di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku bullying adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok. Pihak yang kuat disini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena yang akhir-akhir ini sangat memprihatinkan adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan berita harian di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan belajar dengan aman dan nyaman. Hal tersebut dapat terjadi, karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan belajar dengan aman dan nyaman. Hal tersebut dapat terjadi, karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini kasus kekerasan di sekolah makin sering ditemui baik melalui informasi di media cetak maupun di layar televisi. Selain perkelahian antar pelajar,

Lebih terperinci

DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING SISWA KELAS VIII.1 SMP KARTIKA 1-7 PADANG ABSTRACT

DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING SISWA KELAS VIII.1 SMP KARTIKA 1-7 PADANG ABSTRACT DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING SISWA KELAS VIII.1 SMP KARTIKA 1-7 PADANG Nofri Wahyu Ningsih*), Rahmi**), Alfi Yunita**), *) Mahasiswi Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB EMOSI NEGATIF PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN DI TAMPAT DURIAN KELURAHAN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG ABSTRACT

FAKTOR PENYEBAB EMOSI NEGATIF PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN DI TAMPAT DURIAN KELURAHAN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG ABSTRACT 1 FAKTOR PENYEBAB EMOSI NEGATIF PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN DI TAMPAT DURIAN KELURAHAN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG Ritis Pupita Sari 1, Rahma Wira Nita 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

Oleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Oleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat TEKNIK-TEKNIK YANG DIGUNAKAN OLEH GURU PEMBIMBING DALAM MEMBANTU MENGATASI MASALAH PRIBADI PESERTA DIDIK BROKEN HOME MELALUI KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 11 PADANG Oleh : Novita Sari Fitria Kasih

Lebih terperinci

DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING

DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING PADA SISWA SMA CHRISTIN Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Semakin hari kita semakin dekat dengan peristiwa kekerasan khususnya bullying yang dilakukan terhadap siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik. Banyak yang beranggapan bahwa masa-masa sekolah adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik. Banyak yang beranggapan bahwa masa-masa sekolah adalah masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang secara sadar berupaya melakukan perbaikan perilaku, pengalaman dan pengetahuan peserta didik. Banyak

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hari Minggu tanggal 29 April 2007 seorang siswa kelas 1 (sebut saja A) SMA swasta di bilangan Jakarta Selatan dianiaya oleh beberapa orang kakak kelasnya. Penganiayaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK DARI KELUARGA YANG BERCERAI DI KECAMATAN ULIM KABUPATEN PIDIE JAYA

PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK DARI KELUARGA YANG BERCERAI DI KECAMATAN ULIM KABUPATEN PIDIE JAYA PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK DARI KELUARGA YANG BERCERAI DI KECAMATAN ULIM KABUPATEN PIDIE JAYA Muliana 1), Anizar Ahmad 2), Yuhasriati 3) Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas

Lebih terperinci

PERAN GURU BK/KONSELOR DALAM MENGENTASKAN PERILAKU BULLYING PARTICIPANT OF THE TEACHERS BK / COUNSELORS TO ALLEVIATE BULLYING BEHAVIOR

PERAN GURU BK/KONSELOR DALAM MENGENTASKAN PERILAKU BULLYING PARTICIPANT OF THE TEACHERS BK / COUNSELORS TO ALLEVIATE BULLYING BEHAVIOR CAHAYA PENDIDIKAN, 2(1): 84-91 Juni 2016 ISSN : 1460-4747 PERAN GURU BK/KONSELOR DALAM MENGENTASKAN PERILAKU BULLYING PARTICIPANT OF THE TEACHERS BK / COUNSELORS TO ALLEVIATE BULLYING BEHAVIOR Ramdani

Lebih terperinci

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 0 MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 10060099 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN Oleh : SYUKRI MARZUKI NPM: 11060269 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Perilaku Bullying. 1. Pengertian bullying. Menurut Priyatna (2010), bullying merupakan tindakan yang disengaja oleh pelaku kepada korban yang terjadi secara berulang-ulang dan

Lebih terperinci

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM: PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:11060324 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL. Asmaneli

BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL. Asmaneli BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL Asmaneli 09060001 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Oleh : JUANG APRI MANDIRI A

Oleh : JUANG APRI MANDIRI A PERAN GURU DALAM MENGATASI PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS ATAS DI SD MUHAMMADIYAH 6 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata 1 pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

JURNAL STUDI KASUS PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII DI MTS NEGERI NGRONGGOT, KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016/2017

JURNAL STUDI KASUS PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII DI MTS NEGERI NGRONGGOT, KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016/2017 JURNAL STUDI KASUS PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII DI MTS NEGERI NGRONGGOT, KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016/2017 CASE STUDIES OF AGGRESSIVE BEHAVIOR GRADE EIGHT STUDENS IN MTS NEGERI NGRONGGOT, NGANJUK

Lebih terperinci

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG By: Didi Volanda * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd.,Kons ** Fifi Yasmi, S,Pd, I.,M.Pd ** Program Bimbingan dan Konseling, STKIP

Lebih terperinci

Kaprodi DKV. Drs. Hartono Karnadi, M.Sn NIP UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Kaprodi DKV. Drs. Hartono Karnadi, M.Sn NIP UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta Jurnal Tugas Akhir Karya Disain berjudul: PERANCANGAN MOTION COMIC EDUKASI PENCEGAHAN BULLYING UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR diajukan oleh Muhammad Setiawan, NIM 0911925024,Program Studi Disain Komunikasi Visual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal small-group yang berupaya secara

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal small-group yang berupaya secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal small-group yang berupaya secara sadar untuk melakukan perbaikan dan perubahan perilaku, pengalaman serta pengetahuan peserta

Lebih terperinci

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL Oleh: SUSI SUSANTI NPM: 12060191 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita **

PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita ** PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita ** *) Mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang ada akhir-akhir ini yang sangat memprihatinkan adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun masal sudah merupakan berita harian di

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENERAPAN TATA TERTIB PADA PESERTA DIDIK DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 MANGKUTANA KABUPATEN LUWU TIMUR Hilphya Chory Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Keywords: Assertive Behavior, Interaction, Passive Attitude of Aggressive Attitude

Keywords: Assertive Behavior, Interaction, Passive Attitude of Aggressive Attitude 1 DAMPAK PERILAKU TIDAK ASSERTIVE PESERTA DIDIK DALAM BERINTERAKSI DI KELAS X SMA NEGERI 1 PASAMAN Tia Ayu Putri Aulia 1, Rahma Wira Nita 2, Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL YOLA MARDILA NPM. 10060157 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2010). Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2010). Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

Lebih terperinci

KESIAPAN PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL

KESIAPAN PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL KESIAPAN PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL Oleh: ROZA PINALIA NIM. 10060124 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ABSTRACT

BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ABSTRACT 1 BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG Servi Yona Pratiwi 1,Ahmad Zaini 2,Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Self Esteem Korban Bullying 115 SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Stefi Gresia 1 Dr. Gantina Komalasari, M. Psi 2 Karsih, M. Pd 3 Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mengingat pentingnya pendidikan pemerintah membuat undang-undang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mengingat pentingnya pendidikan pemerintah membuat undang-undang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu fasilitas pendidikan yang disediakan oleh negara sebagai wujud dari bukti HAM bagi tiap warganya khususnya anak-anak sebagai generasi

Lebih terperinci

PROFIL TINGKAH LAKU AGRESI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL

PROFIL TINGKAH LAKU AGRESI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL PROFIL TINGKAH LAKU AGRESI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL Oleh: ANNISA CITRA FADILLAH NIM. 09060082 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM: LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMINIMALISIR PESERTA DIDIK YANG KURANG BERMINAT DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh : SOTRIADI

Lebih terperinci

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEBERADAAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL CICI FITRIA NPM: 10060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN (Studi Deskriptif Analitis pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 28 Padang) Oleh: Mita Anggela

Lebih terperinci

Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak. Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari

Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak. Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh: Umi Fauziyah Saputri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena di masyarakat khususnya bagi warga yang tinggal di perkotaan, aksiaksi kekerasan baik individual maupun massal mungkin sudah merupakan berita harian.

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI PERILAKU MEROKOK REMAJA DI JORONG RAMBAHAN NAGARI TANJUNG BETUNG KABUPATEN PASAMAN JURNAL

PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI PERILAKU MEROKOK REMAJA DI JORONG RAMBAHAN NAGARI TANJUNG BETUNG KABUPATEN PASAMAN JURNAL PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI PERILAKU MEROKOK REMAJA DI JORONG RAMBAHAN NAGARI TANJUNG BETUNG KABUPATEN PASAMAN JURNAL Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Pendidikan (Strata S1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pendidikan dan mengasihi serta menghargai anak-anaknya (Cowie

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pendidikan dan mengasihi serta menghargai anak-anaknya (Cowie 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ukuran pencapaian sebuah bangsa yang diajukan oleh UNICEF adalah seberapa baik sebuah bangsa memelihara kesehatan dan keselamatan, kesejahteraan, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kenakalan di kalangan pelajar sekolah sedang hangat dibicarakan. Perilaku agresif dan kekerasan yang dilakukan pelajar sudah di luar batas

Lebih terperinci

PERAN GURU KELAS DALAM MEMINIMALISASI TINDAKAN BULLYING SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH BANYURADEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERAN GURU KELAS DALAM MEMINIMALISASI TINDAKAN BULLYING SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH BANYURADEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PERAN GURU KELAS DALAM MEMINIMALISASI TINDAKAN BULLYING SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH BANYURADEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Datik Wisnuntika, T. Sulistyono Universitas PGRI Yogyakarta datiktika@gmail.com

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS LAYANAN KONSULTASI DALAM MEMBANTU KONSULTI MENGENTASKAN MASALAH PIHAK KETIGA JURNAL

EFEKTIFITAS LAYANAN KONSULTASI DALAM MEMBANTU KONSULTI MENGENTASKAN MASALAH PIHAK KETIGA JURNAL EFEKTIFITAS LAYANAN KONSULTASI DALAM MEMBANTU KONSULTI MENGENTASKAN MASALAH PIHAK KETIGA JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) NOFLA ILFA SARI NIM.

Lebih terperinci

Nadia Fitri Yani Adiyalmon, S.Ag, M.Pd Marleni, S.Pd Progam Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Nadia Fitri Yani Adiyalmon, S.Ag, M.Pd Marleni, S.Pd Progam Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Peranan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat (Studi Tentang Kesiapan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa PPL Untuk Praktek Mengajar) Di SMA N Se-Kabupaten Dharmasraya Nadia

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL FEBRIMA WINDA NPM. 11060292 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: Robi Nofendra Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) tidak lepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian dapat mencapai

Lebih terperinci

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN

Lebih terperinci

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Nofi Yani 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja 2. 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kebutuhan tersebut tidak hanya secara fisiologis

Lebih terperinci

KENDALA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMA NEGERI 7 KERINCI

KENDALA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMA NEGERI 7 KERINCI 1 KENDALA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMA NEGERI 7 KERINCI Elin Purwani 1, Rahma Wira Nita 2, Monalisa 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK YANG HOBI MEMBACA NOVEL DI SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL RENO SARI NPM:

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK YANG HOBI MEMBACA NOVEL DI SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL RENO SARI NPM: PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK YANG HOBI MEMBACA NOVEL DI SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL RENO SARI NPM: 10060154 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ringan seperti mencontek saat ujian, sampai pada perkelahian

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ringan seperti mencontek saat ujian, sampai pada perkelahian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini, dunia pendidikan di Indonesia sedang dihadapkan dengan berbagai macam masalah yang menghadang di hadapannya.dari masalah yang ringan seperti mencontek

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

By: Silvi Ayuningsih. *Student. Student of Guidance and Counseling program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK

By: Silvi Ayuningsih. *Student. Student of Guidance and Counseling program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK KESULITAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENERAPKAN TEKNIK MENDENGARKAN, MEMAHAMI, DAN MERESPON (3M) DALAM LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMK N 9 PADANG By: *Student Silvi Ayuningsih Student of Guidance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktek bullying sudah merambah ke dalam dunia pendidikan, hal ini sangat memprihatinkan bagi pendidik, orang tua dan masyarakat. Komnas Perlindungan Anak (PA)

Lebih terperinci