PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK YANG HOBI MEMBACA NOVEL DI SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL RENO SARI NPM:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK YANG HOBI MEMBACA NOVEL DI SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL RENO SARI NPM:"

Transkripsi

1 PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK YANG HOBI MEMBACA NOVEL DI SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL RENO SARI NPM: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

2 PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK YANG HOBI MEMBACA NOVEL DI SMA NEGERI 9 PADANG Oleh: Reno Sari Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Background of this research was because fanatic hobby of students that is reading the novel which making their social relationship doesn t grow as well because less communication and interaction with their friends at school. The purpose of this research is to observe as far as reading the novel influence students social relationship at SMAN 9 Padang. Focus on this research is students social relationship who are hobby reading the novel with their same gender friends and with their opposite gender friends.this research uses descriptive qualitative approach which describing indications, facts, and reality about students social relationship. Informan for this research are: students, close friends of students, counselor, and subject teacher. Instrument for this research was interview guide, technique for processing data through data reduction, data presentation, and then pulling conclusion.result of this research found that student social relationship doesn t grow like usual, although it is with their same gender friends and also with their opposite gender friends. This caused by fanatic hobby reading the novel by students. Interest in reading the novel make student less communication and interaction with their friends. Base on this research, recommendad for students, counselor, and relevant parties to cope fanatic hobby reading the novel by students. Keywords : Students, Social Relations, Reading Novels. A. Pendahuluan Proses belajar peserta didik lebih banyak dilakukan di sekolah karena sebagian besar waktu belajar peserta didik dihabiskan di sekolah. Di sekolah peserta didik bisa mendapatkan ilmu dari berbagai materi pelajaran yang dipelajarinya. Jika peserta didik tersebut rajin dalam belajar maka dia akan berhasil, tetapi sebaliknya jika tidak rajin belajar maka peserta didik tidak akan berhasil. Menurut Anna Alisyahbana (Asrori 2006:85), hubungan sosial diartikan sebagai cara-cara individu bereaksi terhadap orangorang disekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya. Karakteristik perkembangan sosial remaja (Asrori 2006:91) : 1. Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan 2. Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial 3. Meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis 4. Mulai cenderung memilih karir tertentu Berdasarkan penjelasan tersebut jelas sekali bahwa seharusnya remaja (peserta didik) menjalin hubungan sosial dengan teman sebayanya di sekolah baik itu dengan teman sebaya sejenis maupun lawan jenis barulah dapat dikatakan bahwa remaja tersebut mampu mencapai tugas perkembangan dengan optimal. Namun, kenyataan yang ditemukan di lapangan sungguh berbanding terbalik dengan teori yang ada. Hobi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut memang sangat bagus yakni membaca, dengan membaca banyak sekali hal-hal positif yang bisa mereka dapatkan serta juga bisa mengasah kecakapan intelektual yang berguna untuk lebih efektifnya dalam proses belajar. Namun, harus dikaji lebih dalam lagi jenis bacaan seperti apa yang mereka baca, apakah bacaan tersebut menguntungkan atau malah sebaliknya merugikan. Belakangan ini sangat banyak peserta didik yang sangat hobi membaca novel, mulai dari novel serius sampai novel populer. Bacaan fiksi tidak hanya membuat peserta didik lupa membaca buku pelajaran, tapi juga lupa waktu untuk belajar dan

3 berbagai kegiatan positif lainnya. Hasil angket menunjukkan bisa pemahaman mengenai pengertian jenis-jenis karya sastra. Novel merupakan urutan pilihan tertinggi bagi peminat karya sastra, hal ini sesuai dengan fakta di lapangan bahwa begitu mudahnya menemukan karya ini di tokotoko buku. hal ini tentu menggembirakan karena membaca tetap menjadi bagian dari kegiatan seorang siswa. Namun jika siswa terlalu terobsesi untuk membaca novel hal ini akan mempengaruhi hasil belajarnya serta juga tidak mungkin mereka akan lumpuh sosial (Ani Rachmat Pengaruh Bacaan Fiksi dan Minat Baca Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMA 2 Tasikmalaya) Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa, apabila mereka terlalu terobsesi dalam membaca novel hal ini akan berpengaruh dalam hubungan sosial peserta didik di sekolah serta juga mungkin dapat menyebabkan lumpuh sosial. Berdasarkan tugas perkembangan remaja yang seharusnya mereka mampu menjalin hubungan sosial di sekolah dengan baik serta mampu mencapai tugas-tugas perkembangan remaja secara optimal. Namun di lapangan ditemukan, ada beberapa orang peserta didik yang membaca novel jenis novel populer yang temanya telah kurang tepat dengan usia mereka yang sudah tergolong kepada remaja karena dalam novel tersebut masih terkandung unsur fantasi dan imajinasi yang tinggi. Ini adalah salah satu bukti bahwa peserta didik belum mampu mencapai tugas perkembangan masa remaja yang optimal. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock (Asrori 2006:165) adalah berusaha : 1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. 2. Mencapai peran sosial pria dan wanita. 3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif. 4. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. 5. Mencapai jaminan bebas ekonomi. Observasi dan wawancara yang penulis lakukan ketika melaksanakan praktek lapangan di SMA Negeri 9 Padang dengan beberapa orang peserta didik terungkap bahwa peserta didik tersebut lebih memilih membaca novel dibandingkan dengan buku-buku pelajaran. Ditemukan beberapa orang peserta didik yang kedapatan membaca novel pada saat proses belajar mengajar berlangsung, merelakan waktu istirahat untuk membaca novel yang seharusnya dipergunakan untuk istirahat, meninggalkan shalat untuk tinggal di kelas ketika diberikan waktu untuk shalat oleh pihak sekolah, ada peserta didik yang memandang membaca novel lebih modern dibandingkan dengan buku pelajaran dan buku yang berbasis pengetahuan lainnya, ada peserta didik yang mengatakan bahwa membaca novel lebih menarik dan dapat mengembangkan daya imajinasi. Bahkan setelah diwawancara, ada beberapa orang peserta didik yang mengaku lebih memilih kehilangan teman dibandingkan kehilangan novel atau tidak bisa membaca novel. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah: Hubungan Sosial Peserta Didik yang Hobi Membaca novel yakni hubungan sosial dengan teman sebaya sejenis dan hubungan sosial dengan teman sebaya lawan jenis. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan sosial peserta didik yang hobi membaca novel di SMA N 9 Padang yakni hubungan sosial dengan teman sebaya sejenis dan hubungan sosial dengan teman sebaya lawan jenis. B. Metodologi Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Menurut Musfiqon (2012:70) bahwa Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang jenis datanya bersifat nonangka. Bisa berupa kalimat, pernyataan, dokumen serta data lain yang bersifat kualitatif untuk dianalisis secara kualitatif. Makanya, dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan statistik dalam analisis data penelitian. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus sampai September 2014 di SMA N 9 Padang. Menurut Bungin (2011:76) bahwa Informan penelitian adalah subjek yang memahami objek penelitian. Informan penelitian ini ditentukan setelah peneliti menentukan informan kunci ( key informants) dan selanjutnya dari informan kunci ditetapkan informan berikutnya.

4 Informan kunci yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa informan kunci harus mengetahui dengan jelas tujuan penelitian serta terkait dengan permasalahan yang diteliti. Informan kunci dalam penelitian ini ada tiga orang peserta didik. Sementara itu yang menjadi informan tambahannya adalah tiga orang peserta didik yang merupakan teman dari masing-masing informan kunci, satu orang guru BK dan satu orang guru mata pelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara. Melakukan wawancara melalui informan penelitian yang berguna untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dan informasi langsung dalam penelitian. Menurut Riduwan (2012:74) wawancara adalah Suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2011:302) ada 3 cara dalam teknik keabsahan data yaitu: 1. Kepercayaan (credibility. 2. Keteralihan (tranferbility. 3. Dapat dipercaya (depenability). Data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalisis, Miles dan Hubeman (Sugiyono,2011:337) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif ada 3 tahapan analisis, yaitu: 1. Reduksi data (data reduction). 2. Penyajian data ( display data). 3. Penarikan kesimpulan (verifikasi). C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian a. Hubungan Sosial Peserta Didik yang Hobi Membaca Novel dengan Teman Sebaya Sejenis 1) Sikap peserta didik yang hobi membaca novel dengan teman sebaya sejenis dalam menjalin hubungan sosial Peserta didik 1, ketika ia diajak berdiskusi oleh temannya saat tengah sibuk membaca novel adalah memberikan respon sekedarnya saja, tidak memberikan banyak komentar atas topik yang dijadikan bahan untuk berdiskusi oleh temannya dengan peserta didik, karena ia merasa membaca novel yang menurutnya sangat menarik lebih penting dibandingkan dengan berdiskusi dengan teman. Ketika diajak keluar kelas dan melibatkannya dalam mengurus keperluan kelas berkaitan dengan hubungan sosial dengan teman sebaya sejenis juga tidak berbeda jauh dengan ajakan berdiskusi, yakni menolak ketika diajak keluar kelas dan lebih menyendiri di kelas untuk melanjutkan membaca novel, saat dirinya dilibatkan dalam mengurus keperluan kelas, sering kali ia hanya memberikan respon yang sangat sedikit dan lebih cenderung diam serta meminta teman-temannya untuk memusyawarahkan sendiri tanpa melibatkan perannya yang nantinya hasil dari keputusan tersebut akan disetujui saja oleh peserta didik 1. Peserta didik 1 sering kali memarahi temannya ketika mereka menunjukkan ketidaksukaan atas hobi yang peserta didik miliki. Menurutnya, mereka meremehkan hobi yang ia miliki, memandang sebelah mata, menganggap remeh bahkan bependapat bahwa mereka tidak punya hak untuk tidak menyukai hobi yang peserta didik miliki, bahkan tak jarang hal ini menjadi penyebab peserta didik bertengkar dengan temantemannya. Beragam topik menarik yang bisa diperbincangkan oleh peserta didik di sekolah, mulai dari berita terbaru mengenai hukum, politik, pendidikan, film, musik dan bahkan gosip para artis tanah air maupun luar negeri. Namun, respon yang ditunjukkan oleh peserta didik 1 mengenai hal tersebut adalah tidak memberikan komentar, peserta didik 1 hanya diam saja. Peserta didik 2 ketika diajak berdiskusi oleh temannya saat tengah sibuk membaca novel adalah menanggapi sebentar topik yang tengah didiskusikan dengan memberikan komentar yang

5 banyak, namun jika teman peserta didik mengajaknya berdiskusi terlalu lama maka pada akhirnya komentar yang ia berikan semakin sedikit, sampai pada akhirnya teman peserta didik 2 bosan dan pergi sendiri karena merasa tidak direspon lagi. Ketika ia diajak keluar kelas dan melibatkannya dalam mengurus keperluan kelas berkaitan dengan hubungan sosial dengan teman sebaya sejenis, maka ajakan keluar kelas tersebut tidak langsung ia tolak melainkan ia selalu mengatakan kepada temannya untuk pergi lebih dulu dan nanti ia menyusul, namun sering kali ia tetap diam saja di dalam kelas untuk membaca novel. Untuk mengurus keperluan kelas, peserta didik 2 melibatkan diri hanya pada hal-hal yang tidak menghabiskan banyak waktu misalnya diberikan tugas oleh teman-teman membeli penghapus papan, maka ia akan langsung melaksanakan setelah itu ia kembali sibuk dengan novelnya. Respon yang ditunjukkan oleh peserta didik 2 ketika temannya menunjukkan ketidaksukaan atas hobi yang peserta didik miliki adalah terlebih dahulu memberikan penjelasan mengenai novel yang ia baca, mengenai penulisnya, tema yang diangkat, alur cerita, dan berbagai hal menarik lainnya yang menurut peserta didik 2 bisa mengubah persepsi teman peserta didik tersebut yakni membaca novel hanya buang-buang waktu. Tapi jika teman peserta didik 2 masih memberikan komentar yang negatif maka peserta didik 2 akan membaca novel jauh dari temannya tersebut. Menurut peserta didik 2 ketika teman-temannya sibuk membahas sebuah topik yang sedang hangat diperbincangkan, maka respon yang ia berikan adalah tergantung kepada topik seperti apa yang dibahas teman-temannya tersebut, jika menurutnya topik itu lebih menarik dari novel yang sedang ia baca maka ia akan memberikan komentar. Namun sebaliknya, jika topik tersebut tidak bisa mengalahkan daya tarik tersendiri dari novelnya maka ia hanya akan menjadi pendengar yang baik. Peserta didik 3 ketika diajak berdiskusi oleh temannya saat tengah sibuk membaca novel adalah tidak jauh berbeda dengan peserta didik 1 yakni memberikan komentar seperlunya saja, bahkan tak jarang ketika diajak berdiskusi oleh teman-temannya peserta didik 3 lebih sering menunjukkan sikap bahwa temannya hanya radio yang bicara sendiri, hal inilah yang menyebabkan teman peserta didik 3 sering kesal kepadanya. Menurut peserta didik 3 ketika ia diajak keluar kelas dan melibatkannya dalam mengurus keperluan kelas berkaitan dengan hubungan sosial dengan teman sebaya sejenis, maka ajakan keluar kelas tersebut diterima oleh peserta didik 3, tapi pada akhirnya jika teman peserta didik mengajak ke kantin atau kopsis maka peserta didik memilih untuk ke perpustakaan sendirian, jadi peserta didik 3 hanya bersama ketika keluar dari ruang kelas, tapi tujuannya tetap berbeda dengan temantemannya. Untuk mengurus keperluan kelas, peserta didik 3 tidak terlibat terlalu banyak, jika teman-temannya sedang bermusyawarah dan saat peserta didik diminta mengeluarkan pendapat maka peserta didik akan memberikan respon yang sedikit. Jika di dalam kelas sedang mengadakan rapat untuk membahas keperluan kelas tersebut maka peserta didik 3 sering kali menawarkan diri sebagai notulen yang tugasnya hanya mencatat kesimpulan dari hasil rapat, bukan sebagai anggota kelas yang aktif memberikan komentar ataupun masukan. Respon yang ditunjukkan oleh peserta didik 3 ketika

6 temannya menunjukkan ketidaksukaan atas hobi yang peserta didik miliki adalah membandingkan hobi membaca novel yang peserta didik 3 miliki dengan hobi yang dimiliki oleh teman peserta didik yang menunjukkan ketidaksukannya tersebut, salah satu contoh hobi yang dimiliki oleh teman peserta didik adalah mendengarkan musik. Peserta didik 3 dengan nada yang kesal akan mengatakan kepada temannya bahwa hobi yang ia miliki jauh lebih bermanfaat dibanding dengan hobi yang dimiliki oleh teman peserta didik 3. Menurut peserta didik 3 ketika teman-temannya sibuk membahas sebuah topik yang sedang hangat diperbincangkan, maka respon yang ia berikan adalah menjauh dari tempat temantemannya tengah berbincang. Hal ini dilakukan, karena menurut peserta didik 3 topik yang dibahas oleh teman-temannya tidak menarik. Ia akan lebih memilih membaca novel di tempat yang jauh dari keributan dalam membahas topik tersebut. 2) Pengaruh yang diberikan oleh teman sebaya sejenis kepada peserta didik yang hobi membaca novel Wawancara yang peneliti lakukan dengan peserta didik 1, 2 dan 3 berhubungan dengan cara temannya mengingatkan peserta didik mengenai sebuah tugas individu memperoleh hasil wawancara yang sama yakni dengan cara mengatakan kepada peserta didik secara langsung agar tidak lupa mengerjakan tugas tersebut dan melalui sms yang isinya sama yakni mengingatkan peserta didik akan deadline kapan tugas tersebut dikumpulkan. Begitupun dengan cara temannya mengajak peserta didik untuk mengerjakan suatu tugas kelompok, maka peserta didik 1, 2 dan tiga memberikan jawaban yang sama caranya adalah dengan memanggilnya serta sering kali meminta pendapatnya mengenai tugas kelompok tersebut. 3) Manfaat positif menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya sejenis terhadap peserta didik yang hobi membaca novel Menurut peserta didik 1, 2 dan 3 mengenai ada tidaknya teman peserta didik memberikan bantuan ketika peserta didik mengalami suatu masalah baik itu berhubungan dengan sekolah, pelajaran maupun hal lainnya berkenaan dengan hubungan sosial peserta didik dengan teman sebaya sejenis serta manfaat positif yang mereka berikan, yakni teman peserta didik ada memberikan bantuan kepadanya saat ia mengalami masalah, bantuan itu bisa berupa pemberian semangat dan nasehat, serta berupaya untuk membantu mencarikan jalan keluar dari masalah tersebut. b. Hubungan Sosial Peserta Didik yang Hobi Membaca Novel dengan Teman Sebaya Lawan jenis 1) Ketertarikan peserta didik yang hobi membaca novel dengan teman sebaya lawan jenis Menurut peserta didik 1, dan 3 semua novel yang mereka baca sangat menarik. Novel tersebut dikategorikan kepada novel populer, sehingga tidak ada hal lain yang membuat mereka lebih tertarik kecuali membaca novel tersebut, termasuk menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya lawan jenis. Jadi, tidak ada seorangpun dari teman sebaya lawan jenis tersebut yang disukai oleh peserta didik 1, dan 3. Berbeda dengan peserta didik 1 dan 3 yang tidak satupun dari teman sebaya lawan jenis yang membuat mereka tertarik, menurut peserta didik 2 ada salah satu dari teman sebaya lawan jenis yang membuat peserta didik 2 tertarik. Tapi kesukaan peserta didik 2 kepada teman sebaya lawan jenis tersebut tidak melebihi kesukaannnya terhadap novel, oleh karena itu keseukaann peserta didik 2 hanya sebatas sesekali memperhatikan secara diam-diam gerak-gerik teman sebaya lawan jenis tersebut, peserta

7 didik tidak mencoba berkomunikasi lebih banyak atapun menjalin hubungan sosial yang lebih dekat. Hal ini dikarenakan hobi membaca novel yang dimiliki oleh peserta didik 2. 2) Pengaruh yang diberikan oleh teman sebaya lawan jenis kepada peserta didik yang hobi membaca novel Pengaruh yang diberikan oleh teman sebaya lawan jenis terhadap kehidupan sosial peserta didik 1, 2 dan 3 di sekolah adalah sesekali masih mengajak peserta didik berkomunikasi meskipun peserta didik menanggapi hanya sekedarnya saja, dan kadang-kadang juga mencoba bergurau dengan peserta didik. Tapi hal ini menurut peserta didik 1, 2 dan 3 tidak memberikan pengaruh yang berarti, bahkan peserta didik malah justru merasa terganggu ketika teman sebaya lawan jenis mangajaknya berkomunikasi ataupun bercanda ketika ia sedang membaca novel. 2. Pembahasan a. Hubungan Sosial Peserta Didik yang Hobi Membaca Novel dengan Teman Sebaya Sejenis 1) Sikap peserta didik yang hobi membaca novel dengan teman sebaya sejenis dalam menjalin hubungan sosial Hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dapat diketahui bahwa respon yang ditunjukkan peserta didik ketika teman mengajak berdiskusi, mengajak keluar kelas, melibatkan peserta didik dalam mengurus keperluan kelas adalah menolak semua ajakan tersebut, untuk ajakan berdiskusi peserta didik hanya sedikit memberikan komentar. Bahkan ketika temantemannya sedang membahas suatu topik yang sangat menarik peserta didik hanya diam saja dan lebih memilih membaca novel. Sejalan dengan hal itu maka terlihat jelas bahwa respon yang diberikan oleh peserta didik tidak memuaskan untuk terlibat ke dalam hubungan sosial. Respon berkaitan dengan sikap. Salah satu faktor yang mempengaruhi hubungan sosial adalah sikap. Sikap adalah tendensi untuk bereaksi dalam cara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap merupakan emosi atau afek yang diarahkan oleh seseorang kepada orang lain, benda atau peristiwa sebagai objek sasaran sikap (Hanurawan 2010:64). 2) Pengaruh yang diberikan oleh teman sebaya sejenis kepada peserta didik yang hobi membaca novel Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan melalui wawancara di lapangan bahwa pengaruh yang diberikan teman sebaya sejenis kepada peserta didik adalah berusaha agar peserta didik tidak selalu pasif yakni dengan cara mengingatkan peserta didik agar tidak lupa mengerjakan tugas kelompok dan meminta pendapat peserta didik ketika mengerjakan sebuah tugas kelompok. Menurut Asrori (2004:85) hubungan sosial adalah cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang di sekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya. Jadi dalam hubungan sosial seseorang saling mempengaruhi satu sama lain. Seberapa besar pengaruh yang diterima oleh individu hal itu tergantung kepada seberapa dekat hubungan sosila yang mereka jalin. 3) Manfaat positif menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya sejenis terhadap peserta didik yang hobi membaca novel Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan melalui wawancara di lapangan bahwa manfaat positif yang diperoleh oleh peserta didik adalah mendapatkan bantuan dari temantemannya ketika ia sedang mempunyai masalah. Bantuan tersebut bisa berupa pemberian semangat, pemberian nasehat serta teman-temannya membantu peserta didik untuk menacri jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.

8 Kelly dan Hansen (Desmita 2012: ) menyebutkan 6 fungsi positif dari teman sebaya, yaitu : a) Mengontrol impuls-impuls agresif b) Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih independen c) Meningkatkan keterampilanketerampilan social d) Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai e) Meningkatkan harga diri Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak sekali manfaat positif yang akan diperoleh remaja apabila mampu menjalin hubungan sosial yang baik dengan teman sebaya, yang semua manfaat tersebut dapat membantu tercapainya tugas-tugas perkembangan remaja yang optimal. Namun hal ini kurang dirasakan manfaatnya oleh peserta didik yang hobi membaca novel hal ini dikarenakan hobi fanatik yang dimiliki oleh peserta didik yakni membaca novel. Sehingga membuat teman-temannya sering kali merasa kesal. Jika hal ini dibiarkan berkembang terlalu lama, maka seiring berjalannya waktu maka rasa kesal yang ditunjukkan oleh teman-teman peserta didik tersebut akan berubah jadi perasaan tidak suka bahkan marah. Pada akhirnya, hal ini akan membuat peserta didik ditinggalkan oleh teman-temannya dan semakin pasif dalam hubungan sosial di sekolah. b. Hubungan Sosial Peserta Didik yang Hobi Membaca Novel dengan Teman Sebaya Lawan Jenis 1) Ketertarikan peserta didik yang hobi membaca novel dengan teman sebaya lawan jenis Hasil temuan yang peneliti lakukan melalui wawancara di lapangan bahwa peserta didik jarang berkomunikasi dengan teman sebaya lawan jenis, ketika diajak berkomunikasi oleh teman sebaya lawan jenis tersebut peserta didik hanya sedikit memberikan respon. Menurut peserta didik tidak ada satu orangpun dari sekian banyak teman sebaya lawan jenis yang membuat ia tertarik melebihi ketertarikannya terhadap novel. Mereka lebih memilih membaca novel dibandingkan dengan berkomunikasi lebih banyak dengan teman sebaya lawan jenis. Menurut Hurlock (Prayitno 2006:85) suatu perubahan hubungan sosial yang menonjol pada periode remaja adalah ketertarikan terhadap lawan jenis. Ketertarikan terhadap lawan jenis dapat dilihat dari kesukaan dan kegembiraan remaja dalam kelompok yang heterogen, remaja bangga apabila populer diantara lawan jenis. Setelah dilakukan penelitian dengan cara wawancara pendapat ini bertolak belakang dengan fakta yang peneliti temukan di lapangan, yakni peserta didik yang hobi membaca novel menunjukkan ketertarikan yang sangat minim dengan teman sebaya lawan jenis hal ini dikarenakan hobi fanatik yang mereka miliki tersebut. 2) Pengaruh yang diberikan oleh teman sebaya lawan jenis kepada peserta didik yang hobi membaca novel Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan melalui wawancara di lapangan bahwa teman sebaya lawan jenis tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam kehidupan sosial peserta didik. Mereka sesekali hanya memberikan pengaruh berupa ajakan berbicara dan bergurau. Kedua hal ini sering kali tidak direspon dengan baik oleh peserta didik, karena peserta didik merasa terganggu berkenaan dengan hobi yang ia miliki yakni membaca novel. Pada usia remaja, sama halnya ketika peserta didik menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya sejenis yang mana akan saling mempengaruhi antara peserta didik dengan teman sebaya sejenis tersebut begitu juga dengan manjalin hubungan sosial dengan teman sabaya lawan jenis. Remaja memiliki ketertarikan pada lawan jenis karena mereka memasuki masa pubertas, yang secara langsung teman sebaya lawan jenis akan memberikan pengaruh dalam hubungan sosial remaja. Dalam kehidupan sosial remaja terutama di sekolah, seharusnya teman sebaya lawan jenis memberikan pengaruh yang berarti dalam kehidupan sosial mereka, karena berbeda dengan teman sebaya sejenis,

9 teman sebaya lawan jenis mempunyai cara yang berbeda dalam menjalin hubungan sosial. Teman sebaya lawan jenis memiliki daya tarik dan pesona tersendiri dalam hubungan sosial, karena dalam menjalin hubungan sosial mereka mampu membuat suasana lebih hidup dan lebih ceria dengan berbagai gurauan yang mereka miliki. Jika hal ini tidak dimiliki dan dirasakan oleh peserta didik yang hobi membaca novel maka hubungan sosial peserta didik akan monoton dan terasa hambar. Sehingga endingnya hal ini akan menjadi pemicu peserta didik semakin tidak bergairah dalam menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya lawan jenis. D. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang profil hubungan sosial peserta didik yang hobi membaca novel di SMA Negeri 9 Padang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hubungan sosial peserta didik yang hobi membaca novel dengan teman sebaya sejenis yaitu peserta didik pasif dalam menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya sejenis hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi dan interaksi dengan teman sebaya sejenis tersebut. Peserta didik sering kali menolak tawaran dari teman sebaya sejenis seperti ajakan untuk berdiskusi, ajakan untuk keluar kelas serta ajakan untuk melibatkan peserta didik dalam mengurus keperluan kelas. Peserta didik hanya memberikan respon yang sedikit ketika teman-temannya meminta pendapat peserta didik mengenai tugas kelompok. Hal ini dikarenakan peserta didik lebih memilih membaca novel. 2. Hubungan sosial peserta didik yang hobi membaca novel dengan teman sebaya lawan jenis yaitu jika dibandingkan dengan hubungan sosial dengan teman sebaya sejenis yang meskipun pasif tapi setidaknya peserta didik masih sering berkomunikasi dengan teman sebaya sejenis tersebut. Sedangkan dengan teman sebaya lawan jenis peserta didik sangat jarang berkomunikasi hal ini membuat hubungan sosial peserta didik dengan teman sebaya lawan jenis tidak berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan peserta didik lebih memilih membaca novel E. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut: 1. Guru BK, diharapkan bisa bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan dalam memberikan perhatian yang lebih khusus lagi serta memberikan layanan konseling perorangan kepada peserta didik yang memiliki hobi yang fanatik terhadap novel yang mempengaruhi hubungan sosialnya dengan teman sebaya di sekolah. Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan guru BK dapat mengarahkan kebiasaan membaca yang dimiliki oleh peserta didik untuk membaca buku ilmiah dan buku pelajaran. 2. Peserta didik, diharapkan dapat berguna untuk lebih bisa mengatur waktu, tempat dan saat membaca novel, sehingga hubungan sosialnya akan berkembang dengan baik. 3. Kepala Sekolah, diharapkan bisa dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan penyelenggaraan pendidikan dalam meningkatkan disiplin peserta didik khususnya melakukan razia dan mengeluarkan peraturan untuk tidak membawa novel ke sekolah. 4. Pengelola program studi BK, agar bisa berguna sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kinerja guru BK untuk mengatasi hobi fanatik yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, serta menemukan cara untuk mengurangi hobi fanatik tersebut. 5. Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan contoh untuk melakukan penelitian ke depannya agar memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

10 F. Kepustakaan Ani Rachmat Pengaruh Bacaan Fiksi dan Minat Baca Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMA 2 Tasikmalaya. Jurnal Universitas Padjajaran. Desmita Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Elizabeth B Hurlock Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Fattah Hanurawan Psikologi Sosial. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mohammad Ali dan Mohammad Asrori Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara. Riduwan Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh: 1 UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh: Elvia Erviana * Yarmis Syukur** Rahma Wira Nita ** Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL SILVIA HAPPY NPM:11060213 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM : UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL Gusri Defriani NPM : 10060220 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Oleh: Peninas Saputri Student Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FERA ARDANTI. Z NPM. 10060140 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN Wahyu Sahara 1, Fifi Yasmi 2,Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling STKIP

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG Refki Linaldi 1, Fitria Kasih 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

PROFIL PERMASALAHAN YANG DIALAMI LANSIA DI RT.1 RW.1 KELURAHAN ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG ARTIKEL E JURNAL

PROFIL PERMASALAHAN YANG DIALAMI LANSIA DI RT.1 RW.1 KELURAHAN ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG ARTIKEL E JURNAL PROFIL PERMASALAHAN YANG DIALAMI LANSIA DI RT.1 RW.1 KELURAHAN ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG ARTIKEL E JURNAL HERAYANI NPM: 10060141 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL GINA ANDRIA SARI NPM: 10060236 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL

PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL Oleh: TIA MARIATI 11060240 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By: 1 1 Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan By: Wiza Pitri Yeni* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd. Kons** Septya Suarja, M.Pd ** *Student

Lebih terperinci

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK 1 Kendala yang Dialami oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menyalurkan Bakat Peserta Didik melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran di SMP Negeri 2 Bayang Oleh: Eldawati Mahasiswa Bimbingan dan Konseling,

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Fauzil Husnah Mahasiswa Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By: 1 PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By: M. Alfi Syafri ABSTRACT Student Guidance and Counseling, STKIP

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Endrawati * Fitria Kasih** Rahma Wira Nita**

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) PERSEPSI GURU TERHADAP ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN PERILAKU DALAM KEGIATAN SEKOLAH Oleh: Yuda Pramita Amelia Abstract This research background of differences in perception or perspective teachers of children

Lebih terperinci

Profil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang ABSTRACT

Profil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang ABSTRACT 1 Profil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang Riza Hasan 1, Rahma Wira Nita 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

Keyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students

Keyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students 1 DUKUNGAN SOSIAL GURU BK PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SMK NEGERI 6 PADANG Okta Wilda 1, Rahma Wira Nita 2, Triyono 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen

Lebih terperinci

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Volume 1 Nomor 1 Januari 2012 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling Halaman 1-5 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA

Lebih terperinci

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh: GENDRI ZATION NPM: 11060079 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM: PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:11060324 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Keywords: Effectiveness, Information Services, Teachers BK

Keywords: Effectiveness, Information Services, Teachers BK EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK PADA KURIKULUM 2013 D SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Yulaina Efrida Wati 1, Ismarianti 2, Wira Solina 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL Oleh: SUSI SUSANTI NPM: 12060191 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM: LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMINIMALISIR PESERTA DIDIK YANG KURANG BERMINAT DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh : SOTRIADI

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL SISWA BERPRESTASI DALAM BELAJAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING JURNAL ILMIAH

INTERAKSI SOSIAL SISWA BERPRESTASI DALAM BELAJAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING JURNAL ILMIAH INTERAKSI SOSIAL SISWA BERPRESTASI DALAM BELAJAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING JURNAL ILMIAH NAMA : PENI RAMANDA BP/NIM : 2008 / 01089 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA DI SEKOLAH

MASALAH-MASALAH INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA DI SEKOLAH Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 15/02/2013 Direvisi 04/03/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 MASALAH-MASALAH

Lebih terperinci

FITRI YENTI NPM:

FITRI YENTI NPM: PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA JURNAL Oleh: FITRI YENTI NPM: 11060259 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA DI KAMPUNG BARU KELURAHAN INDARUNG KECAMATAN LUBUK KILANGAN PADANG SUMATERA BARAT JURNAL

PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA DI KAMPUNG BARU KELURAHAN INDARUNG KECAMATAN LUBUK KILANGAN PADANG SUMATERA BARAT JURNAL PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA DI KAMPUNG BARU KELURAHAN INDARUNG KECAMATAN LUBUK KILANGAN PADANG SUMATERA BARAT JURNAL Oleh: RAHMI FRATIWI NIM. 09060108 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL SILVIA RINA NPM: 10060102 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok)

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok) FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok) E-JURNAL RIA PERMATA SARI NIM: 10060246 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL

HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Nama : Refmaliana NPM : 12020012

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi

Lebih terperinci

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Nofi Yani 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja 2. 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

By: Silvi Ayuningsih. *Student. Student of Guidance and Counseling program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK

By: Silvi Ayuningsih. *Student. Student of Guidance and Counseling program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK KESULITAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENERAPKAN TEKNIK MENDENGARKAN, MEMAHAMI, DAN MERESPON (3M) DALAM LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMK N 9 PADANG By: *Student Silvi Ayuningsih Student of Guidance

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: 1 1 KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: * Student ** lectures Meri Handayani * Ahmad Zaini, S.Ag, M.Pd ** Citra Imelda Usman,M.Pd.,Kons ** Program Bimbingan

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT, KEMANDIRIAN, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP NEGERI 5 UNGARAN

PENGARUH MINAT, KEMANDIRIAN, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP NEGERI 5 UNGARAN JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DINAMIKA PENDIDIKAN Vol. VII, No. 1, Juni 2012 Hal. 8-13 PENGARUH MINAT, KEMANDIRIAN, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP

Lebih terperinci

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL Oleh : TRI MULYATI. M 10060129 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Begitu juga dengan siswa di sekolah, siswa

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: ABSTRACT

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: ABSTRACT FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: Mira Seplita Sari Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat, miraseplita92@gmail.com

Lebih terperinci

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO 1 PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO Oleh: Khairunniza Finata * Dra. Suheni, M.Pd.** Mori Dianto, M.Pd.** Program Studi Bimbingan STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Zulni Yelfita Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Background of this research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ABSTRACT

BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ABSTRACT 1 BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG Servi Yona Pratiwi 1,Ahmad Zaini 2,Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan situasi orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan pergaulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu tahapan yang harus dilalui seorang individu untuk bergerak ke

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu tahapan yang harus dilalui seorang individu untuk bergerak ke I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu tahapan yang harus dilalui seorang individu untuk bergerak ke arah masa dewasa. Seringkali pada masa remaja timbul

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH Dyah Rahayu Armanto (dyahrahayuarmanto15@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The

Lebih terperinci

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT 1 PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK Dian Setiani 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang

Lebih terperinci

BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL. Asmaneli

BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL. Asmaneli BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL Asmaneli 09060001 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Keywords: Assertive Behavior, Interaction, Passive Attitude of Aggressive Attitude

Keywords: Assertive Behavior, Interaction, Passive Attitude of Aggressive Attitude 1 DAMPAK PERILAKU TIDAK ASSERTIVE PESERTA DIDIK DALAM BERINTERAKSI DI KELAS X SMA NEGERI 1 PASAMAN Tia Ayu Putri Aulia 1, Rahma Wira Nita 2, Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

KURANGNYA KONTROL DIRI SISWA DI LINGKUNGAN SMK NEGERI 2 BATAM

KURANGNYA KONTROL DIRI SISWA DI LINGKUNGAN SMK NEGERI 2 BATAM KURANGNYA KONTROL DIRI SISWA DI LINGKUNGAN SMK NEGERI 2 BATAM Junierissa Marpaung Dosen Tetap FKIP Prodi Bimbingan Konseling Universitas Riau Kepulauan Batam Abstrak Berbagai permasalahan yang sering muncul

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL

TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL Oleh : DIWITIKA NIM : 2008 / 01469 JURUSAN PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KONSEP DIRI SOSIAL DENGAN HUBUNGAN SOSIAL (Studi Korelasional terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

KORELASI ANTARA KONSEP DIRI SOSIAL DENGAN HUBUNGAN SOSIAL (Studi Korelasional terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang) Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 13/02/2013 Direvisi 20/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 hlm. XX-YY KORELASI

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL (STUDI PADA MAHASISWA DI PROGRAN STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATRA BARAT ANGKATAN 2014) oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL FEBRIMA WINDA NPM. 11060292 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial (Studi Korelasional Terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial (Studi Korelasional Terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang) Konselor Volume 2 Number 4 December 2013 ISSN: Print 1412-9760 Received October 10, 2013; Revised Nopember 10, 2013; Accepted December 30, 2013 Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR ARTIKEL

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR ARTIKEL HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR ARTIKEL IMALATUL KHAIRA NPM. 11060166 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: Robi Nofendra Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori usia remaja yang tidak pernah lepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG. Oleh: Dedi Miswar. Fitria Kasih Rahma Wira Nita

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG. Oleh: Dedi Miswar. Fitria Kasih Rahma Wira Nita EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG Oleh: Dedi Miswar Fitria Kasih Rahma Wira Nita Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG 1 DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG Oleh Rismayeni* Dra. Suheni, M.Pd.** Mori Dianto, M.Pd.** Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN Oleh : SYUKRI MARZUKI NPM: 11060269 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMAN 3 PARIAMAN

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMAN 3 PARIAMAN 1 PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMAN 3 PARIAMAN Rosimiati 1, Helma 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Peranan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN Fuji Fulanda 1, Ahmad Zaini 2, Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling

Lebih terperinci

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG By: Didi Volanda * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd.,Kons ** Fifi Yasmi, S,Pd, I.,M.Pd ** Program Bimbingan dan Konseling, STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar terhadap kehidupan remaja baik yang

Lebih terperinci

PERMASALAHAN YANG DIALAMI PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BK (Studi Deskriptif Pada Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang)

PERMASALAHAN YANG DIALAMI PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BK (Studi Deskriptif Pada Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang) PERMASALAHAN YANG DIALAMI PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BK (Studi Deskriptif Pada Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang) JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

LESTARI OCTAVIANI NIM

LESTARI OCTAVIANI NIM Persepsi dan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial pada Mata Pelajaran Lintas Minat Biologi di SMA Negeri 2 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2016/2017 ARTIKEL E-JOURNAL LESTARI OCTAVIANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu generasi harapan bangsa dimana masa depan yang dicita-citakan bangsa ini berada di tangan mereka. Banyak orang menganggap bahwa mahasiswa

Lebih terperinci

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 oleh: Dr. Rohmani Nur Indah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angket 1: Beri tanda berdasarkan pengalaman anda di masa kecil A. Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam rentang kehidupannya setiap individu akan melalui tahapan perkembangan mulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH OLEH GURU BK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PESERTA DIDIK (Studi di SMP Pertiwi 2 Padang) JURNAL

IMPLEMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH OLEH GURU BK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PESERTA DIDIK (Studi di SMP Pertiwi 2 Padang) JURNAL IMPLEMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH OLEH GURU BK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PESERTA DIDIK (Studi di SMP Pertiwi 2 Padang) JURNAL RIRIN DERWINA NPM : 10060091 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

/cc Prrl t^l,"s -L ARTIKEL ILMIAH. FAKTOR PE,I\TYEBAB TERJADINYA STRES SEKOLAH PESERTA DII}IK DI IVITs NI.GERI LUBUK BUAYA PADANG

/cc Prrl t^l,s -L ARTIKEL ILMIAH. FAKTOR PE,I\TYEBAB TERJADINYA STRES SEKOLAH PESERTA DII}IK DI IVITs NI.GERI LUBUK BUAYA PADANG FAKTOR PE,I\TYEBAB TERJADINYA STRES SEKOLAH PESERTA DII}IK DI IVITs NI.GERI LUBUK BUAYA PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata l) lb

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

SKALA I. 3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang dianggap benar.

SKALA I. 3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang dianggap benar. SKALA I No. Angket : Usia : Petunjuk Pengisian Skala : 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut. Kemudian kerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan pikiran, keyakinan dan keadaan anda sebenarnya.

Lebih terperinci

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 19/02/2013 Direvisi 26/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 EMOSI NEGATIF

Lebih terperinci

KESIAPAN PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL

KESIAPAN PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL KESIAPAN PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL Oleh: ROZA PINALIA NIM. 10060124 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) tidak lepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian dapat mencapai

Lebih terperinci

Oleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

Oleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat 1 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KERJASAMA WALI KELAS DENGAN GURU BK DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi) Oleh: Taufik Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan metode kualitatif. Penelitian deskriptif (descriptive research)

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan metode kualitatif. Penelitian deskriptif (descriptive research) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan metode kualitatif. Penelitian deskriptif (descriptive research)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun (Monks, dkk., dalam Desmita, 2008 : 190) kerap

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun (Monks, dkk., dalam Desmita, 2008 : 190) kerap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sosial, para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada umumnya tahap perkembangannya berada dalam kategori remaja pertengahan 15-18 tahun (Monks,

Lebih terperinci

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL YULIA HERMIKA 10060053 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM. 10060168 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah besar budaya yang berbeda. Siswanya sering berpindah berpindah dari satu

Lebih terperinci

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin Email: buyunga50@gmail.com ABSTRACT The problem in this research was the reception of students

Lebih terperinci

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN

Lebih terperinci