BAB III DATA DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DATA DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB III DATA DAN PERANCANGAN 3.1. Data Bangunan Berikut ini tabel 3.1. data bangunan pada gedung Oria Hotel beserta fungsi, kelas, dan klasifikasi bangunan : Tabel 3.1. Data Bangunan Gedung Oria Hotel No Luas Level Elevasi Klasifikasi Lantai Fungsi Kelas. Gross (m 2 ) (mm) (mm) Bangunan 1 Basement Hall Kelas 7 Ordinary GR.1 2 Ground Floor ± 0.00 Parkir Kelas 7 Ordinary GR.1 3 Lantai ± Kantor Kelas 6 Ordinary GR.1 4 Lantai Hotel Kelas 3 Ordinary GR.1 5 Lantai Hotel Kelas 3 Ordinary GR.1 6 Lantai Hotel Kelas 3 Ordinary GR.1 7 Lantai Hotel Kelas 3 Ordinary GR.1 8 Lantai Hotel Kelas 3 Ordinary GR.1 9 Lantai Hotel Kelas 3 Ordinary GR.1 10 Lantai Kantor Kelas 3 Ordinary GR.1 11 Lantai Atap Total Kriteria Perancangan Hidran Gedung Jumlah dan Perletakan Hidran Gedung Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10/KPTS/2000 tabel 2.2.Bab II, hal. 14 direncanakan minimum sebuah hidran kebakaran untuk setiap luas lantai 800 m 2 pada ruang tertutup dan minimum dua buah hidran pada ruang tertutup terpisah. Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 37

2 Sambungan slang dan kotak hidran tidak terhalang dan terletak tidak kurang dari 0,9 m atau lebih dari 1,5 m diatas permukaan lantai, dan ditempatkan pada setiap bordes diantara dua lantai pada setiap tangga kebakaran, di jalur jalan keluar pada pintu masuk dari daerah bangunan menuju ke jalan terusan Sistem Hidran Gedung dan Sisa Tekanan Minimum Pada Hidran Terjauh Kelas sistem pipa tegak yang direncanakan merupakan sistem kelas 3. Pada sistem kelas 3, tersedia sambungan slang ukuran 40 mm untuk memasok air yang digunakan oleh penghuni bangunan dan sambungan slang (landing valve) ukuran 65 mm untuk memasok air dengan volume lebih besar untuk digunakan oleh petugas pemadam kebakaran atau mereka yang terlatih Komponen Hidran Gedung Yang terdiri dari : - Satu steel box - Hose reel - Linen hose 40 mm x 30 m - Hidrant valve 40 mm - Hidrant nozzle - Landing valve 65 mm c/w ven der heide coupling Hidran Halaman Jumlah dan Perletakan Hidran Halaman Pada jenis bukan perumahan yang memiliki luas lantai terbesar < 1000 m 2 maka jumlah hidran halaman yang akan dipakai untuk pemadam kebakaran berjumlah 2 buah. Setiap pertambahan berikutnya dari 1000 m 2 luas lantai diberikan penambahan 1 hidran. Gedung ini memerlukan lebih dari satu hidran halaman, diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam kebakaran sedemikian sehingga tiap bagian dari jalur tersebut berada dalam radius 50 m dari hidran. Pada kondisi umum, biasanya hidran ditempatkan minimal 12,2 meter dari bangunan yang dilindungi. Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 38

3 Penempatan mudah dilihat, mudah dijangkau dan mudah dipakai (tidak menempel pada dinding gedung) sedemikian, sehingga setiap titik di halaman dan dinding gedung dapat terjangkau oleh pancarannya, dan terletak pada jarak 2 m minimum dari dinding gedung yang dilindungi Hidran Pilar - Tekanan minimum 4,5 bar dan maximum 6,9 bar serta kapasitas 960 lpm per outlet. - Satu buah outlet pada pillar hidran yang dianggap terpakai yaitu sekitar 960 lpm Box Slang (outdoor hydrant box) Penempatan tidak terlalu dekat dari hidran pillar, mudah dilihat, mudah dijangkau dan mudah dipakai, siap pakai dengan slang diameter 65 mm panjang 30 m beserta nozzlenya Jumlah dan Perletakan Siamesse Connection Siamesse Connection ditempatkan pada setiap jalan masuk atau keluar kendaraan bermotor, sehingga mudah dilihat, mudah dijangkau, mudah digunakan dengan slang yang dipakai tidak menekuk karena terhalang benda permanen apapun didekatnya. Siamese connection disediakan untuk menyambungkan selang pemadam kebakaran dari mobil pemadam kebakaran yang berisi air langsung ke dalam sistem dan digunakan jika air dalam ground water tank gedung habis atau pompa tidak bekerja Sprinkler Tingkat Bahaya Kebakaran Proyek ini dirancang sebagai bangunan gedung perhotelan dan berdasarkan NFPA-13 dan SNI , area tersebut termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut : Area Fungsi Klasifikasi Bangunan Basement Hall Ordinary Hazard Ground Floor Parkir Ordinary Hazard Lantai 1 Kantor Ordinary Hazard Lantai 2-7 Hotel Ordinary Hazard Lantai 8 Kantor Ordinary Hazard Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 39

4 Dilihat dari gambar furniture yang dipake dalam unit kamar (lampiran gambar) banyak memakai material lapisan kayu, dapat dipastikan bahan-bahan tersebut mempunyai nilai kemudahan kebakaran tinggi, apabila terjadi kebakaran akan melepaskan panas yang tinggi dan penjalaran api yang cepat. Dari data tersebut maka perancangan ini dikategorikan sebagai gedung dengan bahaya kebakaran berat Perletakan dan Jumlah Katup Kendali Utama Katup kendali dipasang pada setiap sistem pipa tegak dan mudah dilihat, mudah dijangkau dan mudah dalam pemeliharaan. Menurut Peraturan NFPA 13, Satu pipa tegak sprinkler dapat melayani setiap luas lantai maksimum: - Light Hazard : 4831 m 2 - Ordinary Hazard : 4831 m 2 - Light Hazard Class: Daerah kerja maksimum per sprinkler : m 2 - Ordinary Hazard Class: Daerah kerja maksimum per sprinkler : 12 m 2 - Jarak Penempatan Antara Kepala Sprinkler: Jarak maksimum 4.6 m antara sprinkler dalam 1 jalur (S) Jarak maksimum 4 m antara 2 jalur pipa sprinkler (D) Dengan syarat S x D = maksimum 12 m 2 (Ordinary Hazard Class) - Untuk setiap pipa cabang utama pemipaan sprinkler akan disediakan Branch Control Valve (BCV) lengkap dengan test drain valve Data Spesifikasi Head Sprinkler Data spesifikasi head sprinkler diantaranya adalah : - Warna Glass Bulb merah - Kepadatan pancaran (Density) untuk ordinary 6,1119 lpm - Kepadatan pancaran (Density) untuk light hazard 4,0746 lpm - Rating temperature (head sprinkler) 68 0 C - Ukuran nominal lubang head sprinkler 15 mm - Jenis Kepala Sprinkler yang dipakai adalah : Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 40

5 Basement Parkir Kantor Hotel : Type Pendant : Type Pendant : Type Pendant : Type Pendant Material Pipa Yang Digunakan Bahan/Material yang digunakan untuk jaringan pipa-pipa hydrant dan sprinkler digunakan pipa black steel/galvanized ASTM A 53 Schedule Sisa Tekanan Minimum Pada Head Sprinkler Terjauh Pada bangunan ini area sampai dengan titik terjauh yaitu lantai 8 merupakan klasifikasi bahaya kebakaran berat. 1. Bahaya Kebakaran Berat. Sisa tekanan minimum pada Head Sprinkler terjauh sebesar 2,2 Kg/cm 2. Penyediaan air harus mampu mengalirkan air dengan kapasitas 225 lpm dan bertekanan Penentuan Diameter Pipa Berdasarkan Jumlah Head Sprinkler Untuk penentuan diameter pipa berdasarkan jumlah maksimum head sprinkler berdasarkan NFPA-13 adalah sebagai berikut : Tabel.3.2. Jumlah Head Sprinkler pada Bahaya Kebakaran Ringan (Light Hazard) sumber: NFPA-13 Pipa Baja Ukuran pipa (mm) Jumlah maksimum Head sprinkler 25 mm 2 32 mm 3 40 mm 5 50 mm mm mm mm 100 Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 41

6 Tabel.3.3. Jumlah Head Sprinkler pada Bahaya Kebakaran sedang tingkat1(ordinary Hazard Group 1) sumber: NFPA-13 Pipa Baja Ukuran pipa (inci) Jumlah maksimum Head Sprinkler 25 mm 2 32 mm 3 40 mm 5 50 mm mm mm mm mm Pompa Pemadam Kebakaran Penentuan kapasitas pompa dipengaruhi oleh laju aliran minimum pada sistem. Untuk sistem kelas I dan kelas III, laju aliran minimum dari pipa tegak hidraulik terjauh sebesar 1893 lpm. Laju aliran minimum untuk pipa tegak tambahan harus sebesar 946 lpm untuk setiap pipa tegak, yang jumlahnya tidak melampaui 9463 lpm. Head pompa pemadam kebakaran dapat diketahui dengan melalui perhitungan kehilangan tekanan di titik tertinggi dan terjauh dan sistem + tekanan minimum diujung nozel hydran + perbedaan tinggi antara inlet tangki air hidran kebakaran & pompa. Satu set pompa pemadam kebakaran terdiri dari tiga buah pompa yaitu sebuah pompa utama, sebuah pompa cadangan dan sebuah pompa jockey. Cara Kerja Pompa : Pompa utama pada umumnya penggeraknya motor listrik, bekerja otomatis karena tekanan di sistem menurun sampai nilai tertentu dan hanya dapat dimatikan secara manual. Pompa cadangan yang berkarakteristik sama dengan pompa utama biasanya penggeraknya mesin diesel, hidup otomatis karena tekanan di sistem menurun sampai Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 42

7 nilai tertentu yang lebih rendah dari titik kerja pompa utama dan hanya dapat dimatikan secara manual. Pompa cadangan menggantikan fungsi pompa utama, bila pompa utama gagal bekerja. Pompa pacu (jockey pump) penggeraknya motor listrik hanya berfungsi mempertahankan tekananan di dalam pipa dengan kapasitas sesuai dengan dugaan kebocoran (pada sumbu pompa) yang diizinkan dan bertekanan yang agak lebih tinggi dari pompa utama dan pompa cadangan. Menurut NFPA 20 (1990) pompa utama harus mampu bekerja pada kapasitas 150% dari debit rata rata dimana head turun sampai maksimal 65 % dari head rata rata, & head shutoff tidak melebihi 140% dari head rata rata. Perlengkapan Pompa Kebakaran 1. Gate Valve (OS&Y) : Katup isolasi (hanya tutup atau buka saja) 2. Butterfly valve : Katup kendali (dibuka bebas) 3. Check valve : Katup penahan aliran balik 4. Pressure gauge : Instrumen pembaca tekanan air 5. Automatic Air Vent (AAV) : Vent otomatis pencegah udara terjebak pada sistem 6. Anti Vortex Strainer : Pelat pusaran, mencegah pusaran air Sumber Air Sumber Air Sumber air yang diizinkan berdasarkan SNI , yaitu : 1. Suatu sistem pengairan umum yang tekanan dan laju alirannya mencukupi. 2. Pompa air otomatis yang dihubungkan dengan sumber air yang telah disetujui sesuai standar yang disyaratkan. 3. Pompa pemadam api manual yang dapat dioperasikan dengan peralatan kendali jarak jauh pada setiap kotak hidran 4. Tangki tangki gravitasi yang dipasang sesuai standar. Pada gedung Oria Hotel, ini sebagai sumber air diambil dari PDAM dan dari Sumur Dalam yang terlebih dahulu ditampung pada tangki khusus untuk pemadam kebakaran (Ground water tank). Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 43

8 Kapasitas Ground Water Tank (GWT) Kapasitas GWT ditentukan oleh debit terbesar yang diperlukan untuk sistem proteksi kebakaran yang ada pada bangunan dan waktu menunggu kedatangan pasukan pemadam kebakaran. Waktu menunggu tersebut untuk wilayah DKI Jakarta, adalah 60 menit. Secara jelas, rumus yang digunakan : Kapasitas = lpm x waktu. Bak penampungan air sistim hidran kebakaran tersebut, bila diperlukan, pengisiannya bisa dibantu dari tangki penyimpanan air atau dari mobil tangki pemadam kebakaran atau melalui sambungan dinas pemadam kebakaran / breeching inlet (Siamese connection) Sistem Penanggulangan Kebakaran Pada Perancangan Bangunan Gedung Sistem Sprinkler otomatis mulai dari lantai Basement sampai dengan lantai-8 Sistem Hidran kebakaran mulai dari lantai Basement sampai dengan lantai Penentuan Jumlah Peralatan Instalasi Hidran a. Hidran Gedung/Hidran dalam (Indoor Hydrant Box) Untuk menentukan jumlah hidran gedung dapat ditentukan melalui tabel 2.2 Bab 2 hal. 14 Dimana untuk bangunan basement, lantai 1 s/d 8 masuk kategori bangunan kelas 7 dan untuk area Ground Floor masuk kategori bangunan kelas 4 untuk menentukan jumlah hidrannya yaitu 1 buah per 800 m 2 berikut ini tabel 3.4. jumlah hidran yang di peruntukan untuk bangunan gedung Oria Hotel Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 44

9 Tabel 3.4.Jumlah indoor hydrant box/hidran gedung No. Lantai Jumlah Indoor Hydrant Box Jumlah Perancangan Jumlah Aktual 1 Basement-1 2 buah 2 buah 2 Ground Floor 2 buah 2 buah 3 Lantai 1 2 buah 2 buah 4 Lantai 2 2 buah 2 buah 5 Lantai 3 2 buah 2 buah 6 Lantai 5 2 buah 2 buah 7 Lantai 6 2 buah 2 buah 8 Lantai 7 2 buah 2 buah 9 Lantai 8 2 buah 2 buah a. Kotak Hidran luar (outdoor hydrant box) hidran pilar, dan Sambungan Dinas Pemadam Kebakaran (seammese connection) Untuk menentukan posisi hidran luar, hidran pilar dan sambungan dinas pemadam kebakaran harus terletak di akses yang mudah di jangkau oleh mobil dinas pemadam kebakaran, di mana hal ini dilihat dari sisi arsitek bangunan, yang dapat terjangkau dari sisi pintu masuk, garis tapak bangunan, dan menurut informasi yang didapat dari dinas pemadam kebakaran, untuk jarak antar hidran pilar adalah maksimum 90 m, jarak dari garis tapak bangunan minimum 5 m. Dimana penempatannya terlebih dahulu harus di survey oleh pihak arsitek perencana dan dinas pemadam kebakaran. Adapun hasil yang di dapat dan telah disetujui oleh pihak terkait dapat dilihat pada tabel 3.5 Tabel 3.5.Jumlah outdoor hydrant box/kotak hidran luar No Nama Equipment Jumlah Perancangan Yang disetujui 1 Hidran Pilar (area eksternal lantai dasar) 1 buah 2 Kotak Hidran Luar (outdoor hydrant box) 1 buah 3 Sambungan Dinas Pemadam Kebakaran (seammese connection) 1 buah Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 45

10 3.4. Penentuan Jumlah Peralatan Instalasi Sprinkler Data-data jumlah peralatan sprinkler untuk acuannya dapat dilihat pada gambar drawing layout yang terdapat pada lampiran-b a. Kepala Sprinkler (Head sprinkler) Untuk menentukan jumlah kepala sprinkler (head sprinkler) terlebih dahulu menentukan klasifikasi dari bangunan tersebut apakah termasuk bahaya kebakaran ringan (light hazard) atau bahaya kebakaran sedang (ordinary hazard). Untuk area basement sampai dengan lantai 8 termasuk kategori bahaya kebakaran sedang. Dimana untuk luasan maksimum luas pengaman per head sprinkler bahaya kebakaran ringan (light hazard) adalah sebesar 21 m 2 dan untuk luasan maksimum luas pengaman per head sprinkler bahaya kebakaran sedang (ordinary hazard) adalah sebesar 12 m 2. Untuk perhitungan jumlah head sprinkler secara gross dapat dilakukan dengan cara membagi antara luasan gedung masing-masing lantai tersebut di bagi dengan luasan maksimum luas pengaman per head sprinkler sedangkan untuk menghitung jumlah detail sebenarnya dapat dilakukan pada gambar denah dengan mengikuti aturan jarak sprinkler dengan acuan tidak lebih dari jumlah yang dihitung secara gross tersebut. Jumlah hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel.3.6 No. Lantai Perhitungan Gross Jumlah Head Sprinkler Perhitungan Netto Aktual 1 Basement 1 51 buah Ground 2 Floor 50 buah Lantai 1 59 buah Lantai 2 60 buah Lantai 3 60 buah Lantai 5 60 buah Lantai 6 60 buah Lantai 7 60 buah Lantai 8 60 buah Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 46

11 Tabel 3.6. Jumlah Head Sprinkler No. Lantai Perhitungan Gross Jumlah Head Sprinkler Perhitungan Netto Aktual 1 Basement 1 51 buah Ground Floor 50 buah Lantai 1 59 buah Lantai 2 60 buah Lantai 3 60 buah Lantai 5 60 buah Lantai 6 60 buah Lantai 7 60 buah Lantai 8 60 buah b. Katup Pengatur Aliran Cabang (BCV /Branch Control Valve) Untuk pemasangan katup pengatur aliran cabang (BCV) ditempatkan pada setiap main line horizontal yang melayani ke titik instalasi setiap cabang dapat ditentukan dengan jumlah maksimun titik dari main line. Untuk data perancangan jumlah BCV setiap lantai dapat dilihat pada tabel 3.7 Tabel 3.7.Data Jumlah Branch Control Valve No. Lantai Ukuran Branch Control Valve Jumlah Branch Control Valve Perancangan Aktual Perancangan Aktual Basement-1 Ø 100 mm Ø 100 mm 1 buah 1 buah Ground Floor Ø 100 mm Ø 100mm 1 buah 1 buah Lantai 1 Ø 100 mm Ø 100 mm 1 buah 1 buah Lantai 2 Ø 100 mm Ø 100 mm 1 buah 1 buah Lantai 3 Ø 100 mm Ø 100 mm 1 buah 1 buah Lantai 5 Ø 100 mm Ø 100 mm 1 buah 1 buah Lantai 6 Ø 100 mm Ø 100 mm 1 buah 1 buah Lantai 7 Ø 100 mm Ø 100 mm 1 buah 1 buah Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 47

12 Lantai 8 Ø 100 mm Ø 100 mm 1 buah 1 buah c. Katup Pengatur Aliran Utama (MCV/Main Control Valve) Untuk pemasangan katup pengatur aliran utama/main Control Valve (MCV) ditempatkan pada setiap main line vertical (riser) yang akan melayani ke titik main line horizontal ke setiap lantai dapat dilihat pada tabel 3.8. Tabel 3.8.Data Jumlah Main Control Valve Jumlah MCV No Diameter MCV Perancangan Aktual 1 Ø 100 mm 1 buah 1 buah 3.5. Penghitungan Konstruksi Pompa Dari data spesifikasi berdasarkan standar KEPMEN-PU diperoleh : a. Kapasitas (Q) :750 GPM = 2,84 m 3 /menit = 0,047 m 3 /s b. Tekanan : 12 bar = 12 x 10 5 Pa c. Fluida : Air bersih d. Temperatur : 30 0 C e. Putaran : 3000 rpm Kecepatan fluida dalam pipa isap Pada pemilihan bahan pipa isap dan pipa tekan dapat diambil dari tabel kondisi pipa dan harga C (formula Hazen-William), maka dipilih bahan pipa baja SHC 40 dengan = 130 N/mm 2. Dari data yang ada diameter pipa dalam isap = 6 = 0,154 m = 154 mm Maka didapat dari persamaan [2.1] adalah : V S = V S = Q A π 4 Q. D 2 Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 48

13 = 2,53 m/s 0,047 3,14 (0,154) 2 4 Dengan : V S = Kecepatan fluida dalam pipa isap (m/s) Q = Pemakaian air Maximal (m 3 /s) A = Luas Penampang (m 2 ) Kecepatan Fluida dalam pipa tekan Dari data didapat diameter dalam pipa tekan 4 = 0,102 m = 102 mm Maka didapat dari persamaan [2.2] adalah : V d = Q A V d = Q Π. D 2 4 0,047 3,14 (0,102) 2 4 = 5,9 m/s Selisih Tekanan Pada Kedua Pipa Hukum Persamaan Bernouli, persamaan (2.3) : P 1 + ½ v 2 s + gh 1 = P 2 + ½ v 2 d + gh 2 P 1 P 2 = ½ (v 2 d v 2 s ) = + g (h 2 h 1 ) P 1 P 2 = ½ (995,7) (5,9 2 2,53)+(995, 7) (9,81) (32 0) P 1 P 2 = 497,85 (34,81 6,4009) + (9,768) (32) P 1 P 2 = 497,85 (28,4091)+312,576 P 1 P 2 = P 1 P 2 = = 3,2 x 10 5 Pa P 1 P 2 = x 10 5 P 2 = = 3,2 x 10 5 Pa P 2 = 12 x ,2 x 10 5 Pa P 2 = 8,8 x 10 5 Pa = 8,8 bar Sesuai dengan peraturan pemerintah dalam SNI hal. 44 dari 52 bahwa tekanan minimum di pipa diameter 65mm terjauh dalah 6,9 bar (100 psi). Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 49

14 3.5.4 Head Kerugian Gesek dalam pipa Isap Sebelum melakukan perhitungan terhadap komponen pompa terlebih dahulu harus memperhitungkan kerugian-kerugian yang terjadi pada pipa. Yaitu terdiri atas head kerugian gesek didalam pipa-pipa, head kerugian di dalam belokan-belokan, reduser, katup-katup dan sebagainya. Didapat data-data sebagai berikut : a. Panjang pipa :8m b. Diameter pipa : 0,154 m c. Jenis pipa : BS SCH 40 d. Kecepatan air pada pipa isap : 2,53 m/ Head kerugian gesek dalam pipa isap didapat dari persamaan [2.4] Darcy-weisbach adalah : he= f. L Vs2 d 2g Untuk menetukan aliran itu laminer atau turbulen dipakai bilangan Reynolds : Re = Dengan : V = kecepatan rata-rata didalam pipa (m/s) kecepatan air pipa isap (m/s) d = Diameter dalam pipa (m) Re = Bilangan Reynolds v Re = Visikositas Zat Cair (m2/s) pada temperatur 300 C = 0,8 x 10-6 = 2,53 0,154 0,8 x 10-6 = Untuk nilai lebih > 4000 maka aliran yang terjadi adalah turbulen. Digunakan rumus Darcy untuk menghitung kerugian gesek dalam pipa aliran turbulen yaitu : f = 0,020 + Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 50

15 = 0,020 + = 0,023 Jadi : h f= f. = 0,023 L 2 v s d 2 x g 8 2,53 2 0,154 2x9,81 = 0,023 x 51,9 x 0,33 = 0,39 m Dengan : h f : Head kerugian gesek dalam pipa (m) v s d f : kecepatan rata-rata dalam pipa isap (m/s) : Diameter dalam pipa (m) : Koefisien gesek g : Percepatan grafitasi (9,81 m/s 2 ) Kerugia pada katup isap dengan saringan didapat dari persamaan [2.5] adalah : 2 v h v = f v. s 2g dimana untuk pipa berdiameter berkisar 154 mm, sesuai dengan tabel didapat f v = 2 h v = 2 = 0,65 m Dengan : h v = Kerugian head katup (m) f v = Koefisien kerugian katup (ref. Hal.58. Tabel 4.0) v s 2,53 2 2x9,81 = Kec. Rata-rata dipenampang pipa isap (m/s) g = percepatan gravitasi (9,81m/s 2 ) Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 51

16 Kerugian pada belokan (Elbow-90 0 ) didapat dari persamaan [2.6] adalah : h e = f. v s 2 2g Dengan: d = Diameter dalam pipa (m) R =Jari-jari lengkung sumbu belokan (m) f = Koefisien kerugian (ref. Hal.58. Tabel 4.0) Jadi : h e = F. = 0,3 v s 2 2g 2,53 2 2x9,81 = 0,1 m Head kerugian pada gete valve, didapat dari persamaan [2.7] adalah : h g = f. = 0,16 = 0,053 m v s 2 2g 2,53 2 2x9,81 Dengan : v s = kecepatan rata-rata dipenampang masuk pipa isap (m/s) f v = Koefisien kerugian katup (Ref. Hal.58. Tabel 4.0) g = Percepatan Gravitasi (9,81 m/s 2 ) Kerugian total pada sisi isap didapat dari persamaan [2.8] adalah : h ls = h f + h v + h e + h g = 0,30 + 0,65 + 0,1 + 0,053 = 1,193 m Dengan : h f = Total kerugian gesek pada pipa isap (m) h f = kerugian gesek dalam pipa (m) Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 52

17 hv =kerugian gesek pada saringan (m) he = kerugian pada belokan atau elbow (m) hg = kerugian pada gate valve (m) Kerugian pada pipa Tekan Pipa tekan adalah pipa yang mengalirkan air mulai dari sisi tekan hingga IHB dan titik sprinkler dititik terjauh. Pada pembahasan ini hanya pada pipa IHB (Indoor Hidran Box) pada titik terjauh di lantai 8. Data-data yang diperoleh sebagai berikut : a. Panjang pipa : 110,76 m b. Diameter Pipa : 0,102 m c. Jenis pipa : BS SCH 40 d. Peralatan Pipa : belokan/ elbow 900, 12 buah e. Kecepatan air pada pipa tekan : 1 m/s Head kerugian gesek dalam pipa tekan adalah : hf = f. L d vd2 2xg f = 0,020 + = 0,020 + = 0,024 hf = f. L d = 0,024 vd2 2xg 110,76 5,9 2 0,102 2x9,81 = 0,024 x x 1,78 = 46 m Dengan : hf = Head kerugian gesek dalam pipa (m) f = Koefisien kerugian gesek (ref. table.4 hal 58) Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 53

18 g = Percepatan Gravitasi ( 9,81 m/s 2 ) L = panjang Pipa (m) d = Diameter dalam pipa (m) Head kerugian pada belokan (elbow 90 0 ), adalah : h e = f. L v d 2 d 2 x g = 0,3 5,9 2 2x9,81 = 0,534 m Untuk 12 buah elbow = 12 x 0,534 = 6,408m Head kerugian pada Gate valve adalah : h g = f v. = 0,16. v d 2 2g 5,9 2 2x9,81 = 0,28 m Dengan: v d = Kecepatan rata-rata dipenampang masuk katup (m/s) f v = Koefisien kerugian katup = 0,16 didapat dari (ref. Hal.58. Tabel 4.0) g = Percepatan gravitasi (9,81 m/s 2 ) Head Kerugian pada Check Valve adalah : 2 h v = f v. v d 2g = 2.0 5,9 2. 2x9,81 = 3,56 m Dengan : v d = kecepatan rata-rata dipenampang masuk katup (m/s) Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 54

19 f v = Koefisien kerugian katup didapat 2,0 (ref. Hal.58. Tabel 4.0) g = Percepatan Gravitasi (9,81 m/s 2 ) Kerugia Total pada sisi tekan, didapat dari persamaan [2.9] adalah : h ld = h f + h e + h g + h v = 4,6+ 6, ,28 + 3,56 = 56,248 m Jadi berbagai kerugian di pipa isap dan pipa tekan adalah h l = h ls + h ld = 1, ,248 m = 57,441 m Head Statis Total Head statis total adalah perbedaan tinggi antara muka air disisi masuk sampai permukaan air dititik paling jauh atau lantai 8. Atau head statis di hitung dari lantai dasar (tempat pompa) hingga lantai 8. Tinggi lantai dasar sampai lantai 8 = 32 m Jadi head statis (h a ) total = 32 m Head Total Pompa Berdasarkan Persamaan 2.10 hal. 29, Bab II Head pompa = h a + h l +h rep h a = Tinggi Elevasi (m) h l = Kerugian tekanan akibat gesekan sepanjang pipa (m) hreq = Tekanan di ujung outlet pipa Untuk mencari h req didapat dari hasil perhitungan sebagai berikut: 8,8 bar : (1/0,098 s.g) = 88 m Head pompa = h a + h l +h rep = , = 177, 441 m = 177 m Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 55

20 Tabel 3.9.Data ketinggian dan Atmosfir Ketinggian (m) Tekanan 10,33 10,21 10,09 9,97 9,85 9,73 9,62 9,39 9,16 8,84 8,73 8,51 8,31 8,1 Atmosfir (nh2p) Tabel 4.0.Data Koefisien kerugian Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 56

21 Tabel 4.1.Nilai C pada rumus Hazen Williams Tabel 4.2.Data Pemakaian air Rata-rata per orang tiap hari Pemakaian air Jangka waktu Perbanding No Jenis Gedung Rata-rata Sehari Pemakaian air Luas lantai (liter) Rata-rata sehari Efektif/total Keterangan (jam) (%) 1 Perumahan Mewah ~ 10 42~45 setiap penghuni 2 Rumah Biasa ~ 10 50~53 setiap penghuni 3 Apartement ~ 10 45~50 mewah 250 liter menengah 180 liter bujangan 120 liter 4 Asrama Bujangan 5 Rumah sakit mewah > 1000 setiap tempat menengah 500~ ~ 10 45~50 tidur pasien Umum 350~500 pasien luar 8 ltr staf/pegawai 120 liter keluarga pasien 160 liter 6 sekolah dasar ~60 guru 100 liter 7 SLTP ~60 guru 100 liter 8 SLTA & lebih tinggi 80 6 guru /dosen 100 liter 9 rumah - toko penghuninya 160 liter 10 Gedung Kantor ~70 setiap pegawai 11 Toserba ~60 perkakas air hanya untuk kukus, belum termasuk untuk restorannya. Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 57

22 12 Pabrik/Industri buruh Pria 60 8 per org setiap giliran wanita 100 (kalau kerja lebih dari 8 jam sehari) 13 stasiun/terminal 3 15 setiap penumpang yg tiba ataupun yg berangkat 14 Restoran 30 5 untuk penghuni 160 liter 15 Restoran Umum 15 7 untuk penghuni 160 liter Pelayan 100 liter 70% dr jumlah tamu perlu 15 liter/orang untuk kakus cuci tangan 16 gedung pertunjukan ~55 kalau digunakan siang dan malam pemakaian air dihitung per permainan jam pemakaian air dalam tabel adalah untuk satu kali pertunjukan 17 gedung bioskop 10 3 idem 18 Toko pengecer 40 5 pedagang besar 30 liter per tamu 150 liter/staf atau 5 liter perhari setiap m3 luas lantai 19 Hotel/penginapan untuk setiap tamu untuk staf liter penginapan 200 liter gedung 20 peribadatan 10 2 didasarkan jumlah jamaah perhari 21 perpustakaan 25 6 untuk setiap pembaca yang tinggal 22 Bar 30 6 setiap tamu 23 Perkumpulan sosial 30 setiap tamu 24 Kelap malam setiap tempat duduk 25 Gedung perkumpulan setiap tamu 26 Laboratorium setiap staf Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 58

23 Tabel 4.3.Sifat-sifat Fisik Air Moody Diagram Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 59

24 Tabel 4.4.Density dan Specific Weight (Sumber : Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 60

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN 3.1. Perhitungan Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan Tabel 3.1 Jumlah hidran, sprinkler dan pemadam api ringan Indoor No Keterangan Luas Hydrant

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA 4.1. Pembahasan Instalasi Pemipaan Sprinkler Pada instalasi pemipaan sprinkler terdapat satu riser (pipa tegak) dimana riser ini diameter pipanya adalah sebesar 100 mm yang

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM API RINGAN. Tabel 3.1 Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan No Uraian Elevasi (m) Luas Bersih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ground Tank Ground tank atau dalam bahasa Indonesia lebih sering disebut Tangki bawah tanah, merupakan salah satu bentuk bak penampungan air yang dibangun atau diletakkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT 3.1. Metode Pengambilan Data Penganbilan data ini dilakukan di gedung VLC (Vehicle Logistic Center) PT. X berdasarlan data dan kegiatan yang ada di gedung tersebut. Dengan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN HYDRANT

BAB III PERENCANAAN HYDRANT BAB III PERENCANAAN HYDRANT Dalam perencanaan hydrant, terlebih dahulu harus diketahui spesifikasi dan jenis bangunan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemasangan instalasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA DESIGN OF PLUMBING AND FIRE HYDRANT SYSTEM IN SAPHIRE AND AMETHYS TOWER EASTCOAST

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran BAB IV Bab IV Hasil dan Analisis HASIL DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran merupakan suatu kombinasi dari berbagai sistem untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA Sidang Lisan PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA Lia Wimayanti JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disusun

Lebih terperinci

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif)

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif) Pertemuan ke-13 Materi Perkuliahan : Sistem penanggulangan bahaya kebakaran 2 (springkler dan hydrant dll) SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif) 1. KRITERIA DESAIN 1.1

Lebih terperinci

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU Aditya Ayuningtyas Latar Belakang SP 3 Distrik 2 Nglobo Ledok PT.Pertamina EP Field Cepu

Lebih terperinci

BAB III. Analisa Dan Perhitungan

BAB III. Analisa Dan Perhitungan Laporan Tugas Akhir 60 BAB III Analisa Dan Perhitungan 3.1. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 mei 014 di gedung tower universitas mercubuana dengan data sebagai berikut : Gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data gedung Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan Berikut data-data gedung tersebut: Tingkat : 6 lantai Tinggi bangunan :24 m Pada lantai pertama terdiri

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu Tugas Akir BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT 4.1 Data data Perencanaan Jenis cairan : Air Massa jenis cairan : 1 kg/liter Temperatur cairan : 5ºC Kapasitas : 4.731 liter/menit (150 gpm) Kondisi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( ) TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS Disusun Oleh : Ricki Paulus Umbora ( 6506 040 025 ) PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Penaksiran Laju Aliran Air Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, di antaranya yang akan dibahas di sini, yaitu : a. Berdasarkan jumlah

Lebih terperinci

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA PERKANTORAN DAN PABRIK LABEL MAKANAN PT XYZ DENGAN LUAS BANGUNAN 1125 M 2

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA PERKANTORAN DAN PABRIK LABEL MAKANAN PT XYZ DENGAN LUAS BANGUNAN 1125 M 2 129 PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA PERKANTORAN DAN PABRIK LABEL MAKANAN PT XYZ DENGAN LUAS BANGUNAN 1125 M 2 Muhammad Al Haramain 1*, Riki Effendi 2, Febri Irianto 3 1,2,3 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Kapasitas Pompa 3.1.1 Kebutuhan air water cooled packaged (WCP) Kapasitas pompa di tentukan kebutuhan air seluruh unit water cooled packaged (WCP)/penyegar udara model

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA 4. 1. Perhitungan Kapasitas Aliran Air Bersih Berdasarkan acuan dari hasil pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun 2010 dan Permen Kesehatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP

Lebih terperinci

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION STANDAR APAR MENURUT NFPA 10/ No. Per 04/Men/1980 Terdapat APAR yang sesuai dengan jenis kebakaran Tedapat label penempatan APAR Penempatan APAR mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah digunakan pada saat

Lebih terperinci

PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1

PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1 PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1 Fungsi dan jenis peralatan plambing Fungsi peralatan plambing Menyediakan air bersih ke tempat 2 tertentu dg tekanan cukup dan air panas bila diperlukan Menyalurkan

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS

ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS Tugas Akhir ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Program Studi S1

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA 41114110046 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN DAYA POMPA PADA SPRINKLER SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG TOWER LANTAI 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA SKRIPSI

ANALISA PERHITUNGAN DAYA POMPA PADA SPRINKLER SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG TOWER LANTAI 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA SKRIPSI ANALISA PERHITUNGAN DAYA POMPA PADA SPRINKLER SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG TOWER LANTAI 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA SKRIPSI HAIRUN NIZAR 41308010044 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JAKARTA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI

TUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI TUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( ) PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN (6506 040 009) 1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 3. Metode Penelitian

Lebih terperinci

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1 Bagian PROTEK.KEB 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 2 Phenomena kebakaran 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 3 Lapis I Pet. Peran Kebakaran Lapis II Fire Men FIRE

Lebih terperinci

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya :

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya : 1. Sistem Sprinkler Di era sekarang, dimana semakin banyaknya bangunan-bangunan pencakar langit dan semakin mdern-nya bangunan yang didirikan, sistem penanggulangan kebakaran memegang peranan penting pada

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4. 1. Perhitungan Pompa yang akan di pilih digunakan untuk memindahkan air bersih dari tangki utama ke reservoar. Dari data survei diketahui : 1. Kapasitas aliran (Q)

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG FIRE PROTECTION SYSTEM

PERANCANGAN ULANG FIRE PROTECTION SYSTEM PERANCANGAN ULANG FIRE PROTECTION SYSTEM PADA FUEL SUPPLY SYSTEM UTILITY WORK MENGGUNAKAN SOFTWARE PIPE FLOW EXPERT (STUDY KASUS PT. PERTAMINA DPPU JUANDA) Bagus Faisal Darma Arif NRP. 2112 105 022 Dosen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS 19 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS 3.1 Kawasan Perumahan Batununggal Indah Kawasan perumahan Batununggal Indah merupakan salah satu kawasan hunian yang banyak digunakan sebagai rumah tinggal dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTALASI ALAT TEST PENYEMPROTAN INJEKTOR MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G (1300 cc) ENGINE TIPE K3-VE DENGAN KAPASITAS 40 LITER/JAM

PERANCANGAN INTALASI ALAT TEST PENYEMPROTAN INJEKTOR MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G (1300 cc) ENGINE TIPE K3-VE DENGAN KAPASITAS 40 LITER/JAM JURNAL TEKNOLOGI & INDUSTRI Vol. 3 No. 1; Juni 2014 ISSN 2087-6920 PERANCANGAN INTALASI ALAT TEST PENYEMPROTAN INJEKTOR MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G (1300 cc) ENGINE TIPE K3-VE DENGAN KAPASITAS 40 LITER/JAM

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR....ii ABSTRAK...iii PRAKATA...iv DAFTAR ISI.....vi DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN.....ix DAFTAR GAMBAR....x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN DAN TEORI

BAB II LANDASAN DAN TEORI BAB II LANDASAN DAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KEBAKARAN Sejak dahulu api merupakan kebutuhan hidup manusia, dari hal kecil hingga hal besar. Sebagai salah satu contoh, api digunakan untuk memasak atau untuk

Lebih terperinci

ANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS

ANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS Seminar Nasional Inovasi dan Aplikasi Teknologi di Industri 2018 ISSN 2085-4218 ANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS UNTUK RUMAH SUSUN PENGGILINGAN JAKARTA TIMUR Surya Bagas Ady Nugroho 1), 2. Ir. Rudi Hermawan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGERJAAN SISTEM INSTALASI FIRE HYDRANT

BAB III PROSES PENGERJAAN SISTEM INSTALASI FIRE HYDRANT BAB III PROSES PENGERJAAN SISTEM INSTALASI FIRE HYDRANT 3.1 Syarat Umum Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Pemadam Kebakaran yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor

Lebih terperinci

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN 1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN Topik kajian dalam modul ini hanya terbatas pada Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan. Sebelum tahapan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) 4.1 Pendahuluan Kerugian tekan (headloss) adalah salah satu kerugian yang tidak dapat dihindari pada suatu aliran fluida yang

Lebih terperinci

MENDIMENSI DIAMETER PIPA AIR

MENDIMENSI DIAMETER PIPA AIR MENDIMENSI DIAMETER PIPA AIR BAG- TPS.001.A-133 15 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

Fungsi dan jenis peralatan plambing

Fungsi dan jenis peralatan plambing Fungsi dan jenis peralatan plambing Fungsi peralatan plambing Menyediakan air bersih ke tempat 2 tertentu yg dikehendaki dg tekanan yang cukup Menyalurkan air kotor dari tempat 2 tertentu tanpa mencemari

Lebih terperinci

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) Panduan Praktikum Fenomena Dasar 010 A. Tujuan Percobaan: Percobaan 5 Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) 1. Mengamati kerugian tekanan aliran melalui elbow dan sambungan.

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK. Wisda Mulyasari ( )

SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK. Wisda Mulyasari ( ) PERANCANGAN FOAM WATER SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK Oleh : Wisda Mulyasari (6507 040 018) BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Undang no 1 tahun 1970, pasal 3 ayat (1) huruf

Lebih terperinci

ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT

ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT Nama : Aldian Sya Ban NPM : 20411550 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Ridwan, ST., MT. Latar Belakang 1. Perkembangan Kota

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA BANGUNAN GEDUNG TWIN BUILDING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ULANG SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA BANGUNAN GEDUNG TWIN BUILDING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA BANGUNAN GEDUNG TWIN BUILDING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Strata-1

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Massa Bangunan Konsep massa bangunan di ambil dari axis terhadap site di Tapak dan lingkungan sekitar. 1. Letak site yang berdempetan dengan kawasan candi prambanan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PADA KERETA API SANCAKA SERTA STASIUN SURABAYA (GUBENG SEMUT)

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PADA KERETA API SANCAKA SERTA STASIUN SURABAYA (GUBENG SEMUT) PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PADA KERETA API SANCAKA SERTA STASIUN SURABAYA (GUBENG SEMUT) OLEH : CANDRA DWI RISTIKA (3306 100 084) DOSEN PEMBIMBING : Ir. DIDIK BAMBANG S., MT. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kebakaran Sejak dahulu api merupakan kebutuhan hidup manusia, dari hal kecil hingga hal besar. Sebagai salah satu contoh, api digunakan untuk memasak atau untuk pemakaian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii ABSTRAK Suplai air bersih di Kota Tebing Tinggi dilayani oleh PDAM Tirta Bulian. Namun penambahan jumlah konsumen yang tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas jaringan, penyediaan dan pelayanan air

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Tahapan Perancangan Sistem Air Bersih 3.1.1. Menentukan Fungsi Bangunan Sebelum memulai Perancangan sistem Plambing. Penulis sebagai perancang harus mengetahui di fungsi

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Pertanyaan : 1. Apakah RSUP H Adam Malik mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam suatu perencanaan Instalasi pipa (sistem plambing) ini banyak terdapat permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dalam aplikasinya dilapangan, kadang kala hasil

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM Naskah Publikasi ini disusun guna memenuhi Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PRESSURE DROP SISTEM PLAMBING AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT EXCEL SEBAGAI DATABASE PADA GEDUNG X JAKARTA SELATAN

PERHITUNGAN PRESSURE DROP SISTEM PLAMBING AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT EXCEL SEBAGAI DATABASE PADA GEDUNG X JAKARTA SELATAN PERHITUNGAN PRESSURE DROP SISTEM PLAMBING AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT EXCEL SEBAGAI DATABASE PADA GEDUNG X JAKARTA SELATAN Pratomo Setyadi *, Septyanto Eko Nurcahyo 2 Teknik Mesin, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH

PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH Direncanakan akan dibuat Instalasi Plumbing dan Penentuan Spesifikasi Pompa, dari sumber air k Jenis Pipa Galvanized Iron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan air dalam kuantitas dan kualitas tertentu dalam melakukan aktivitas dan menopang kehidupannya.

Lebih terperinci

EVALUASI DEBIT AIR DAN DIAMETER PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI PERUMAHAN KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN NELAYAN INDAH BELAWAN SEPTIAN PRATAMA

EVALUASI DEBIT AIR DAN DIAMETER PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI PERUMAHAN KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN NELAYAN INDAH BELAWAN SEPTIAN PRATAMA EVALUASI DEBIT AIR DAN DIAMETER PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI PERUMAHAN KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN NELAYAN INDAH BELAWAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN PROYEK

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN PROYEK BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN PROYEK UTILITAS AIR BERSIH Pompa Air Pipa Bak Kontrol Sambungan Pipa 1 Sambungan Pipa 2 Pipa Hidrostatik Katup Pompa Air Pemasangan Pipa Air Bersih Pemasangan pipa-ipa datar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA SYSTEM FIRE FIGHTING PADA APARTEMEN THE PAKUBUWONO RESIDENCE

TUGAS AKHIR ANALISA SYSTEM FIRE FIGHTING PADA APARTEMEN THE PAKUBUWONO RESIDENCE TUGAS AKHIR ANALISA SYSTEM FIRE FIGHTING PADA APARTEMEN THE PAKUBUWONO RESIDENCE Disusun Oleh : Nama : Faisal Muchtar Yunus N I M : 41305120009 Program Studi : Teknik Mesin - LEMBAR PENGESAHAN ANALISA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Penelitian Penelitian sling pump jenis kerucut variasi jumlah lilitan selang dengan menggunakan presentase pencelupan 80%, ketinggian pipa delivery 2 meter,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (FDM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2.Alat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1 Perhitungan Therminol dari HM Tank (Heat-Medium) di pompakan oleh pompa nonseal kemudian dialirkan melalui pipa melewati dinding-dinding DVD (dowtherm Vacuum Dryer) kemudian

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori Laporan Tugas Akhir 9 BAB II Landasan Teori.1. Pengertian Kebakaran Api dan manusia dalam batas tertentu merupakan dua unsur yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Api memang dapat memberikan

Lebih terperinci

AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT

AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT DIFINISI AIR BERSIH Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas

Lebih terperinci

Panduan Praktikum 2012

Panduan Praktikum 2012 Percobaan 4 HEAD LOSS (KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA LURUS) A. Tujuan Percobaan: 1. Mengukur kerugian tekanan (Pv). Mengukur Head Loss (hv) B. Alat-alat yang digunakan 1. Fluid Friction Demonstrator. Stopwatch

Lebih terperinci

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK BAB IV: PENGAMATAN PROYEK 4.1. Lingkup Pekerjaan MECHANICAL & ELECTRICAL Waktu melaksanakan kerja praktek dimulai dari tanggal 07 Maret 2016 dan berakhir pada tanggal 07 Mei 2016. Jadwal kerja praktek

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Dalam pengujian ini bahan yang digunakan adalah air. Air dialirkan sling pump melalui selang plastik ukuran 3/4 menuju bak penampung dengan variasi jumlah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Modul dengan judul Menghitung Debit Aliran Air Bersih merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR BERSIH GEDUNG FAVE HOTEL PADANG DESIGN OF PLUMBING WATER SUPPLY AT FAVE HOTEL PADANG

PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR BERSIH GEDUNG FAVE HOTEL PADANG DESIGN OF PLUMBING WATER SUPPLY AT FAVE HOTEL PADANG PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR BERSIH GEDUNG FAVE HOTEL PADANG DESIGN OF PLUMBING WATER SUPPLY AT FAVE HOTEL PADANG Puti Sri Komala*, Suarni S. Abuzar, Zikra Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Penyediaan Air Minum di Dalam Gedung 1

Penyediaan Air Minum di Dalam Gedung 1 Penyediaan Air Minum di Dalam Gedung 1 Oleh Gede H. Cahyana 2 Adakah peran PDAM dalam penyediaan air minum di dalam gedung? Sebagai sebuah sistem, penyediaan air minum di dalam gedung memang bukanlah tanggung

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR BERSIH DI HOTEL GRHA SOMAYA YOGYAKARTA DENGAN SOFTWARE PIPEFLOW EXPERT 2009 TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR BERSIH DI HOTEL GRHA SOMAYA YOGYAKARTA DENGAN SOFTWARE PIPEFLOW EXPERT 2009 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR BERSIH DI HOTEL GRHA SOMAYA YOGYAKARTA DENGAN SOFTWARE PIPEFLOW EXPERT 2009 TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata-1 Pada Prodi Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG Oleh : Nurina Azyyati Riski 3306 100 006 Dosen Pembimbing : Ir. Didik Bambang S., MT. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tabel 5.1 Hasil perhitungan data NO Penjelasan Nilai 1 Head kerugian mayor sisi isap 0,14 m 2 Head kerugian mayor sisi tekan 3,423 m 3 Head kerugian minor pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DATA

BAB III ANALISA DATA BAB III ANALISA DATA 3.1 Permasalahan 3.1.1 Penurunan Produksi Untuk memenuhi kebutuhan operasi PLTGU Blok 1 dan diperoleh suplai demin water (air demineralisasi) dari water treatment plant (WTP) PLTGU.

Lebih terperinci

128 Universitas Indonesia

128 Universitas Indonesia BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pada perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 5.1.1. Distribusi air bersih Hasil perhitungan di gedung Robotika ITS Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Plumbing Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti : a) Pipa ledeng b) pekerjaan mematri

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Andrea Sebastian Ginting 1, M. Syahril Gultom 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... ix Abstract...

Lebih terperinci

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI). KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI). Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma,,2013

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. Kembali Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. 1. Ruang lingkup. Standar ini dimaksudkan sebagai acuan yang diperlukan dalam perencanaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci