ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE WILAYAH ASEAN DAN CHINA DALAM SKEMA EARLY HARVEST PROGRAMME ARIF AGUS NUGROHO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE WILAYAH ASEAN DAN CHINA DALAM SKEMA EARLY HARVEST PROGRAMME ARIF AGUS NUGROHO"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE WILAYAH ASEAN DAN CHINA DALAM SKEMA EARLY HARVEST PROGRAMME ARIF AGUS NUGROHO DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor- Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Wilayah ASEAN dan China dalam Skema Early Harvest Programme adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2013 Arif Agus Nugroho NIM H * Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

3 ABSTRAK ARIF AGUS NUGROHO. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Wilayah ASEAN dan China dalam Skema Early Harvest Programme. Dibimbing oleh DR. IR. SRI HARTOYO. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor potensial di pasar dunia, termasuk di kawasan perdagangan bebas ASEAN-China. Indonesia sebagai negara pengekspor besar kopi memandang pemberlakuan kebijakan EHP sebagai peluang untuk dapat meningkatkan penawaran ekspornya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia ke ASEAN (Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) dan China dalam skema Early Harvest Programme (EHP). Metode regresi data panel dengan Fixed Effect (Seemingly Uncorrelated Regression) digunakan untuk menganalisis model penawaran eskpor sebagai dampak dari EHP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel (harga domestik kopi, harga internasional kopi, produksi domestik kopi, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita, nilai tukar, dan dummy EHP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia ke China, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Kata kunci: kopi, EHP, regresi data panel ABSTRACT ARIF AGUS NUGROHO. Analyze the factors that influence Indonesia coffee export to ASEAN and China in the Early Harvest Programme. Supervised by DR. IR. SRI HARTOYO. Coffee is one of the potential export comodities in global market including in the ASEAN-China free trade area. Indonesia as a major exporter of coffee looking at the implementation of the EHP policy as an opportunity to increase Indonesia export offer. The objective of this research is to analyze the factors that influence Indonesia coffee export to ASEAN (Brunei Darussalam, Malaysia, Philippines, Singapore, and Thailand) and China in the Early Harvest Programme (EHP). Panel data regression method with fixed effect (Seemingly Uncorrelated Regression) was used to analyze export supply model as an impact of EHP. The results shows that all variables (price domestic of coffee, international price of coffee, domestic production of coffee, Gross Domestic Product (GDP) per capita, exchange rate, and dummy of EHP) have the significant influence on Indonesia coffee export to China, Brunei Darussalam, Malaysia, Philippines, Singapore, and Thailand. Keywords: coffee, EHP, panel data regression

4 Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

5 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE WILAYAH ASEAN DAN CHINA DALAM SKEMA EARLY HARVEST PROGRAMME ARIF AGUS NUGROHO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6 Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Wilayah ASEAN dan China dalam Skema Early Harvest Programme Nama : Arif Agus Nugroho NIM : H Disetujui oleh Dr. Ir. Sri Hartoyo Dosen Pembimbing Diketahui oleh Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec. Ketua Departemen Tanggal Lulus:

7 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Shalawat serta salam tidak lupa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW dan kita semua sebagai pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi yang berjudul Analisis Faktor- Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Wilayah ASEAN dan China dalam Skema Early Harvest Programme ini merupakan hasil karya penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tua penulis, Bapak Paimin dan Ibu Wasinah yang telah memberikan segala doa, dukungan, dan dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa pula kepada kakak yang telah memberikan semangat dan dukungan moral tanpa henti. 2. Dr. Ir. Sri Hartoyo selaku dosen pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, baik secara teknis maupun teoritis. 3. Dr. D. S. Priyarsono selaku dosen penguji utama atas kritik dan masukan yang positif dalam penyempurnaan penulisan. 4. Laily Dwi Arsyianti, M.Sc selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan banyak informasi mengenai tata cara penulisan skripsi yang baik. 5. Seluruh dosen pengajar Departemen Ilmu Ekonomi yang tanpa pamrih memberikan ilmu dan pengalamannya, serta semua staf Tata Usaha yang telah memberikan kelancaran berbagai urusan administrasi. 6. Seluruh rekan-rekan di Ilmu Ekonomi 45 dan keluarga besar HMI komisariat FEM IPB. 7. Gita dan Yuni yang telah memberikan motivasi dan bantuan teknis dalam pengembangan penulisan skripsi ini. 8. Teman-teman kontrakan Darmaga Regency blok D15: Agung, Aji, Bayu, Busrol, Fadhli, Pardi, dan Samsu atas semangat serta kebersamaannya selama merantau di Bogor. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Akhir kata, penulis mengharapkan masukan-masukan positif dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin yaa robbal alamin. Bogor, Januari 2013 Arif Agus Nugroho

8 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR LAMPIRAN... iv 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Ekspor Teori Penawaran Ekspor Hubungan Kebijakan Early Harvest Programme (EHP) terhadap Kurva Perdagangan Internasional Penelitian Terdahulu Ekspor Kopi Data Panel Perdagangan Bebas ASEAN-China Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Spesifikasi Model Penjelasan Penggunaan Variabel dalam Model Data Panel Pooled Least Square (PLS) Fixed Effect Model (FEM)... 24

9 ii 3.5 Pemilihan Model Terbaik (Chow Test) Evaluasi Model dan Uji Asumsi GAMBARAN UMUM 4.1 Perdagangan Bebas ASEAN-China Early Harvest Programme (EHP) Normal Track Sensitive Track Gambaran Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kopi Indonesia Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Perkembangan Produksi Kopi Indonesia Perkembangan Harga Komoditas Kopi Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia ke Pasar ASEAN-China HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pendugaan Model Pengujian Asumsi Model Pengujian Kriteria Statistik Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Indonesia Harga Domestik (PDOM) Harga Internasional (PINT) Produksi Domestik (PROD) PDB per Kapita (GDP) Nilai Tukar (ER) Kebijakan Early Harvest Programme (DEHP) KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP... 57

10 iii DAFTAR TABEL 1.1 Produksi dan Luas Areal Perkebunan Kopi Indonesia Periode Tahun Total Ekspor Kopi Indonesia ke Wilayah ASEAN dan China Periode Tahun Daftar Produk dalam Kebijakan Early Harvest Programme Daftar Agenda Modalitas Penurunan Tarif Early Harvest Programme ASEAN-6 dan China Daftar Agenda Modalitas Penurunan Tarif Early Harvest Programme Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam Daftar Agenda Modalitas Penurunan Tarif Normal Track ASEAN-6 dan China Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China Hasil Estimasi Fungsi Penawaran Ekspor Menggunakan Pendekatan FEM dengan Pembobotan SUR DAFTAR GAMBAR 2.1 Analisis Keseimbangan Parsial atas Penghapusan Tarif pada Pemberlakuan Kebijakan Early Harvest Programme (EHP) Kerangka Pemikiran Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) per Kapita Indonesia Periode Tahun (US$) Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Periode Tahun (Rp/US$) Perkembangan Produksi Komoditas Kopi Indonesia Periode Tahun (Ribu Ton) Perkembangan Harga Komoditas Kopi Periode Tahun (US$)... 35

11 iv DAFTAR LAMPIRAN 1 Hasil Uji Chow Model Penawaran Ekspor Kopi Indonesia Hasil Estimasi Regresi Model Penawaran Ekspor Kopi Indonesia Matriks Korelasi antar Variabel Model Penawaran Ekspor Kopi Indonesia Uji Normalitas Hasil Estimasi Regresi Model Penawaran Ekspor Kopi Indonesia... 56

12 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional telah berkembang pesat dan memberikan peranan penting dalam perekonomian global. Semakin terbuka sebuah negara terhadap perdagangan internasional akan semakin meningkatkan jumlah ekspor yang berpengaruh terhadap pendapatan nasional negara. Pentingnya perdagangan internasional untuk meningkatkan pendapatan mendorong sejumlah negara yang berada dalam suatu wilayah membentuk suatu kerjasama ekonomi regional, salah satunya adalah ASEAN (Association of South East Asian Nations). Pembentukan ASEAN bertujuan untuk memajukan ekonomi masyarakat bangsa-bangsa agar tidak tertinggal dengan negara lain, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Memasuki era globalisasi, adanya liberalisasi telah memberikan banyak perubahan pada bentuk kerjasama ekonomi negara-negara di ASEAN dengan tercetusnya perjanjian pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas dengan China. Karena hal tersebut membuat hambatan tarif dan non-tarif yang selama ini menjadi penghalang masuknya barang atau jasa ke suatu negara di ASEAN dan China menjadi semakin berkurang. ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) merupakan suatu bentuk kawasan perdagangan bebas yang berlaku antara negara-negara di ASEAN dengan China. Perjanjian perdagangan ini diresmikan melalui penandatanganan The Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation di Kamboja pada tahun 2002 yang telah dimulai pada tahun 2010 oleh Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura; dan diharapkan pada tahun 2015 dapat dicapai oleh Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vietnam (CLMV). Tercatat saat diimplementasikan pada 1 Januari 2010, ACFTA merupakan kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia dengan total luas wilayah 14 juta km 2, konsumen mencapai 2 milyar, Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$7.7 triliun, dan total perdagangan lebih dari US$200 milyar (Sekretariat ASEAN dan World Bank 2011). Untuk mengukuhkan perjanjian ACFTA tersebut maka diberlakukan Early Harvest Programme (EHP) sebagai bentuk liberalisasi dini untuk produk-produk

13 2 pertanian yang mulai diimplementasikan pada 1 Januari 2004, dengan cakupan produk-produk pertanian dan produk lain yang disepakati secara bilateral antara negara-negara ASEAN dan China. Salah satu komoditas pertanian (subsektor perkebunan) yang termasuk dalam program EHP yaitu kopi. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan Indonesia, khususnya untuk ekspor. Komoditas ini memiliki peranan penting khususnya sebagai sumber devisa, penyedia lapangan kerja, dan sebagai sumber pendapatan bagi petani ataupun pelaku ekonomi lainnya yang berhubungan dengan kopi. Sebagai penyedia lapangan kerja, perkebunan kopi mampu menyediakan lapangan kerja bagi 2 juta petani kopi di Indonesia atau sekitar 1.7 persen dari total angkatan kerja pada tahun Mayoritas petani kopi tersebut menggantungkan hidupnya pada kopi sebagai sumber pendapatan utama (Ditjenbun 2012). Pada tahun 2011 sumbangan dari sektor perkebunan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp154 triliun dengan neraca perdagangan dari komoditas kopi sebesar Rp8.02 triliun (BPS 2012). Begitu pentingnya komoditas ini dalam perekonomian Indonesia, maka tak heran bila pengembangan produksi terus dilakukan guna meningkatkan nilai kopi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Produksi dan Luas Areal Perkebunan Kopi Indonesia Periode Tahun Tahun Produksi (Ton) Luas Areal (Ha) Rata-rata per tahun Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan (2012).

14 3 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat perkembangan luas areal perkebunan kopi Indonesia mengalami fluktuasi dengan rata-rata per tahun sebesar 1.28 juta Ha selama periode tahun 1999 sampai Dari luas areal tersebut dihasilkan produksi kopi dengan trend meningkat dari ribu ton pada tahun 1999 menjadi 709 ribu ton pada tahun 2011 dengan rata-rata produksi mencapai ribu ton per tahunnya. Trend positif produksi kopi Indonesia dikarenakan adanya dukungan sumberdaya alam melimpah dan iklim yang kondusif. Letak Indonesia di sekitar garis khatulistiwa memungkinkan tanaman kopi selalu mendapat sinar matahari sepanjang tahun dan curah hujan yang tinggi. Keadaan iklim tersebut sangat menunjang kesuburan lahan dan pertumbuhan tanaman. Dukungan produksi dan limpahan alam sebesar itu sangat memungkinkan untuk Indonesia terus menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu negara pengekspor besar kopi di dunia. Terbukti saat ini Indonesia merupakan negara pengekspor kopi terbesar ke- 4 dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia (ICO 2012). Tidak dapat dipungkiri, produksi kopi Indonesia sebagian besar untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri. Tercatat selama periode tahun 1999 sampai 2011 pasar kopi domestik hanya menyerap rata-rata ribu ton per tahun atau sekitar 42 persennya saja dari rata-rata total produksi kopi Indonesia per tahun (Ditjenbun 2012). Dengan produksi yang melimpah tetapi daya serap pasar domestik rendah, kopi Indonesia sangat bergantung pada pasar internasional. Periode tahun 1999 sampai 2011 rata-rata total volume ekspor kopi Indonesia ke wilayah ASEAN dan China adalah sebesar ribu ton per tahun dengan nilai ekspor US$44.12 juta per tahun. Nilai ekspor kopi Indonesia sebelum EHP mengalami trend yang menurun dengan titik terendah pada tahun 2001 sebesar US$14.25 juta dikarenakan adanya krisis over supply di dunia akibat terlalu banyak penawaran kopi di pasar internasional. Setelah diberlakukan EHP pada periode tahun 2004 sampai 2011 volume ekspor kopi Indonesia secara keseluruhan masih terus berfluktuasi dengan trend yang meningkat dari tahun 2004 sebesar ribu ton menjadi ribu ton pada tahun Pada tahun 2008 sampai 2009 terjadi penurunan nilai ekspor kembali dari US$70.79 juta

15 4 menjadi US$69.90 juta dengan volume ekspor yang cenderung meningkat dari ribu ton menjadi ribu ton akibat pengaruh krisis global yang melanda dunia seperti terlihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Total Ekspor Kopi Indonesia ke Wilayah ASEAN dan China Periode Tahun Tahun Ekspor Nilai (1000 USD) Volume (Ton) Rata-rata per tahun Sumber: World Integrated Trade Solution (2012). Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor potensial di pasar dunia, termasuk di kawasan perdagangan bebas ASEAN-China. Indonesia sebagai negara pengekspor besar kopi memandang pemberlakuan kebijakan EHP sebagai peluang untuk dapat meningkatkan penawaran ekspornya. Hal ini dipandang sekaligus sebagai suatu tantangan untuk Indonesia dalam meningkatkan daya saing komoditas kopi yang lebih kompetitif di pasar ASEAN dan China, sehingga dapat lebih meningkatkan pendapatan negara. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penawaran ekspor kopi Indonesia ke wilayah ASEAN dan China dalam skema Early Harvest Programme serta faktorfaktor yang memengaruhinya.

16 5 1.2 Perumusan Masalah Indonesia telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas regional ASEAN-China. Untuk mengkonkretkan gagasan tersebut, maka disepakati Early Harvest Programme (EHP) yaitu program liberalisasi dini untuk produk-produk pertanian yang mulai berlaku pada 1 Januari Dimana komoditas didalamnya adalah Harmonized System (HS) Chapter 01 sampai Chapter 08 dan produk spesifik yang disepakati secara bilateral antara negara China dengan negaranegara ASEAN antara lain kopi, minyak kelapa sawit (CPO), coklat (kakao), barang dari karet, dan perabotan. Produk-produk yang tidak masuk dalam skema EHP dimasukkan ke skema jalur normal dan jalur sensitif. Setelah diberlakukannya EHP volume penawaran ekspor kopi Indonesia secara keseluruhan ke China, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand lebih besar dibandingkan dengan sebelum diberlakukannya EHP. Penawaran ekspor kopi Indonesia ke wilayah ASEAN dan China tersebut dalam perkembangannya mengalami berbagai kendala. Hal ini diduga akibat fluktuasi beberapa faktor seperti harga domestik, harga internasional, produksi domestik, pendapatan per kapita Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dan pemberlakuan kebijakan EHP. Produksi kopi Indonesia mengalami fluktuasi dengan trend meningkat selama 13 tahun terakhir, akibatnya harga domestik mengalami penurunan karena pasokan dalam negeri meningkat. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan penawaran ekspor kopi Indonesia. Sedangkan peningkatan harga internasional akan memberikan pengaruh yang berbanding lurus terhadap penawaran ekspor kopi Indonesia. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar juga memberikan pengaruh terhadap penawaran ekspor kopi Indonesia ke China, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Nilai tukar rupiah terhadap dolar pada tahun 2008 sebesar Rp per dolar dengan jumlah ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 7.26 ribu ton. Pada tahun 2009 nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi Rp per dolar dengan jumlah ekspor kopi Indonesia ke Singapura sebesar 7.40 ribu ton (WITS 20012). Nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terdepresiasi akan membuat harga kopi domestik menjadi

17 6 lebih mahal di luar negeri sehingga penawaran relatif meningkat. Sedangkan pendapatan per kapita pada negara pengekspor berhubungan terbalik dengan penawaran ekspornya. Pemberlakuan kebijakan EHP terhadap komoditas kopi, membuat pola perdagangan kopi di Indonesia mengalami banyak perubahan. Semakin berkurangnya hambatan tarif dan non-tarif yang selama ini menjadi hambatan perdagangan, mengakibatkan kecenderungan ekspor kopi ke suatu negara meningkat. Oleh karena itu, pemberlakuan EHP memberi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pendapatan dengan memperbanyak ekspor kopinya ke negara-negara di ASEAN dan China. Namun peluang tersebut tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia, tentunya negara lain juga akan berpikir hal yang sama untuk memanfaatkan peluang besar dari kawasan ASEAN-China itu sendiri, seperti Vietnam yang juga merupakan negara pengekspor kopi terbesar ke-2 setelah Brazil. Hal ini memberikan kekhawatiran akan ancaman terhadap daya saing kopi Indonesia, kawasan perdagangan bebas kalau tidak pandai memanfaatkannya hanya akan memberikan keuntungan bagi negara pesaing saja. Sedangkan dari sisi pengadaan pasokan dalam negeri, dikhawatirkan terlalu terlena pada orientasi ekspor akan menyebabkan kurangnya pasokan kopi di Indonesia. Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka pertanyaan relevan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN dan China? 2. Bagaimana dampak pemberlakuan Early Harvest Programme terhadap ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN dan China? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini memiliki tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut : 1. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN dan China.

18 7 2. Mengidentifikasi dampak pemberlakuan Early Harvest Programme terhadap ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN dan China. 1.4 Manfaat Penelitian Dalam menyusun penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh suatu manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis, penelitian ini digunakan untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama di perguruan tinggi serta diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan. 2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan bahan referensi untuk menelaah topik tentang perdagangan bebas. 3. Bagi stakeholder, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan dan menetapkan strategi untuk menghadapi perdagangan bebas. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia ke pasar China, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand sebagai negara-negara di kawasan ASEAN-China. Pemilihan negara tersebut dipilih berdasarkan jadwal EHP yang sama, dimana untuk negara CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam) ada kompensasi tersendiri yang menyebabkan jadwal penurunan tarifnya berbeda dari 6 negara ASEAN lainnya. Periode waktu yang digunakan yaitu mulai tahun 1999 sampai Komoditas kopi yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dalam Harmonized Commodity Description and Coding atau yang biasa dikenal dengan sebutan Harmonized System (HS). HS yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada kopi yang biasa digunakan untuk ekspor dengan level 4 digit yaitu HS 0901 (jenis kopi robusta, arabika, yang digongseng maupun tidak, dihilangkan kafeinnya maupun tidak).

19 8 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Ekspor Ekspor adalah berbagai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dijual ke luar negeri. Ekspor dapat diartikan suatu total penjualan barang yang dapat dihasilkan oleh suatu negara, kemudian diperdagangkan ke negara lain dengan tujuan mendapat devisa. Suatu negara dapat mengekspor suatu barangbarang yang dihasilkan ke negara lain yang tidak dapat menghasilkan barangbarang yang dihasilkan negara pengekspor (Lipsey 1995). 2.2 Teori Penawaran Ekspor Penawaran suatu komoditas baik berupa barang maupun jasa adalah jumlah yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar pada tingkat harga dan waktu tertentu. Jumlah yang ditawarkan menunjuk pada arus penjualan yang terus menerus. Lebih lanjut menurut Salvatore (1997), volume ekspor suatu negara ditentukan oleh harga komoditas di pasar domestik, harga internasional, dan secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar, mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Menurut Lipsey (1995), faktor- faktor yang memengaruhi penawaran ekspor suatu komoditas yaitu : 1. Harga komoditas tersebut Harga sejumlah komoditas mempunyai hubungan yang positif dengan jumlah komoditas yang ditawarkan yaitu semakin tinggi harganya semakin besar pula jumlah komoditas yang ditawarkan, cateris paribus. Hal ini karena peningkatan harga komoditas menyebabkan peningkatan keuntungan yang akan memacu peningkatan produksi maupun penjualan hasil produksinya. 2. Harga komoditas lain: substitusi dan komplementer Perubahan harga komoditas substitusi akan memengaruhi jumlah penawaran pada komoditas yang bersangkutan. Peningkatan harga komoditas substitusi akan menyebabkan berkurangnya jumlah penawaran komoditas yang bersangkutan. Sedangkan perubahan harga komoditas kompelementer seperti

20 9 peningkatan harga akan memengaruhi jumlah yang ditawarkan, yaitu meningkatnya jumlah penawaran komoditas yang bersangkutan. 3. Harga faktor produksi Harga faktor produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Perubahan harga faktor produksi akan memengaruhi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, jika harga faktor produksi naik, cateris paribus, maka keuntungan perusahaan berkurang sehingga perusahaan akan menurunkan produksinya dan jumlah yang ditawarkan. 4. Tingkat teknologi Teknologi berkorelasi positif dengan jumlah yang ditawarkan. Penggunaan teknologi baru mengakibatkan efisiensi waktu, tenaga, dan modal meningkat dimana peningkatan tersebut berasal dari peningkatan penerimaan dan penurunan biaya pada penggunaan faktor produksi yang sama, akibatnya produksi akan meningkat dan jumlah yang ditawarkan juga akan meningkat, cateris paribus. Tingkat teknologi dapat direpresentasikan dengan jumlah produksi yang dihasilkan, semakin meningkat jumlah yang diproduksi maka menggambarkan tingkat teknologi yang semakin meningkat. Ada 2 faktor tambahan yang dapat memengaruhi penawaran ekspor suatu komoditas ke suatu negara, yaitu : 1. Nilai tukar Nilai tukar berkorelasi positif terhadap penawaran ekspor suatu komoditas. Hal ini terjadi karena pada saat nilai tukar melemah (terdepresiasi), secara teori harga produk dalam negeri relatif lebih mahal di pasar internasional. Saat nilai tukar terdepresiasi akan menyebabkan nilai rupiah meningkat sehingga harga ekspor akan meningkat bila dihitung dengan dolar. Hal ini akan menyebabkan margin nilai rupiah terhadap dolar akan semakin besar. Dorongan dari margin nilai rupiah yang semakin besar tersebut menyebabkan peningkatan volume penawaran ekspor, cateris paribus. 2. Pendapatan Kenaikan pendapatan akan menyebabkan jumlah komoditas yang diminta lebih banyak pada setiap harga tertentu. Pada penelitian ini, proxy pendapatan yang digunakan adalah PDB per kapita domestik per tahun, ketika PDB per kapita

21 10 domestik negara pengekspor meningkat maka uang yang siap dibelanjakan masyarakat pun meningkat. Dengan asumsi kopi sebagai barang normal, peningkatan pendapatan menyebabkan masyarakat dapat meningkatkan konsumsinya. Peningkatan konsumsi masyarakat secara keseluruhan menyebabkan peningkatan permintaan terhadap suatu komoditas secara agregat. Hal ini menyebabkan penawaran terhadap ekspor menjadi berkurang, produsen akan mengalihkan penawaran ke dalam negeri karena dianggap lebih menguntungkan. Sebagai sebuah penawaran, maka ekspor suatu negara akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang memengaruhi penawaran negara pengekspor komoditas yang dihasilkan, yaitu tingkat teknologi yang direpresentasikan dengan produksi komoditas tersebut di negara pengekspor (PROD), harga domestik di negara pengekspor (PDOM), dan pendapatan negara pengekspor (GDP). Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari negara pengekspor, ekspor suatu negara sebagai sebuah penawaran juga dipengaruhi oleh harga di pasar internasional (PINT) dan nilai tukar uang (ER). Variabel buatan juga dimasukkan ke dalam model regresi data panel untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kondisi perekonomian internasional terhadap kegiatan ekspor, yaitu variabel dummy (DEHP) berupa kondisi perekonomian dalam masa perjanjian Early Harvest Programme (EHP). Jumlah volume ekspor merupakan selisih antara jumlah penawaran ekspor dikurangi dengan konsumsi atau permintaan domestik negara yang bersangkutan. Secara matematis model ekspor suatu negara dapat ditulis ke dalam persamaan sebagai berikut : EX = Q s - Q d dimana : Q s = s (PINT, ER, PROD, DEHP) Q d = d (GDP, PDOM) sehingga secara keseluruhan fungsi ekspor dari sisi penawaran menjadi : EX = f (PDOM, PINT, PROD, GDP, ER, DEHP) dimana : Q s Q d EX = Jumlah penawaran ekspor kopi = Jumlah permintaan kopi domestik = Volume ekspor kopi Indonesia

22 11 PDOM = Harga domestik riil kopi Indonesia PINT = Harga internasional riil komoditas kopi PROD = Produksi kopi Indonesia GDP = PDB per kapita Indonesia ER = Kurs Indonesia DEHP = Dummy kebijakan EHP 2.3 Hubungan Kebijakan Early Harvest Programme (EHP) terhadap Kurva Perdagangan Internasional Pemberlakuan kebijakan EHP yang menghapuskan tarif impor mempunyai hubungan berbanding lurus terhadap penawaran ekspor kopi Indonesia. Hubungan antara penghapusan tarif terhadap keseimbangan perdagangan internasional dapat dilihat pada Gambar 2.1. Px/Py Sc Se A P 1 Tarif B P 0 P 2 Dc 0 De Dc 1 Sumber: Salvatore (1997). Gambar 2.1 Qe 1 Qe 3 Qe 4 Qe 2 0 Qc 2 Qc 1 Pasar Indonesia Negara Tujuan Ekspor Analisis Keseimbangan Parsial atas Penghapusan Tarif pada Pemberlakuan Kebijakan Early Harvest Programme (EHP) Pemberlakuan tarif impor menyebabkan harga kopi Indonesia di pasar negara tujuan ekspor yang awalnya P 0 menjadi P 1, lebih mahal dari yang

23 12 seharusnya. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya permintaan kopi Indonesia yang menggeser kurva Dc 0 pada negara tujuan ekspor ke kiri bawah sebesar tarif impor, menjadi Dc 1. Pergeseran kurva Dc mengakibatkan harga kopi dunia turun menjadi P 2, sedangkan harga yang dibayar konsumen di negara tujuan ekspor menjadi P 1. Pada kondisi ini, volume kopi yang dapat diekspor turun dari A (Qe 1 - Qe 2 ) menjadi B (Qe 3 -Qe 4 ). Pada negara pengimpor pemberlakuan tarif impor menyebabkan peningkatan harga produk, penurunan jumlah konsumsi dan volume impor, dan peningkatan penerimaan pemerintah yang berasal dari tarif impor. Di sisi lain, bagi negara pengekspor pemberlakuan tarif impor menyebabkan volume ekspor menurun. Dengan kata lain, penghapusan tarif impor yang selama ini menjadi salah satu penghambat perdagangan mendorong penurunan harga di negara tujuan ekspor. Harga kopi Indonesia yang semakin murah menjadi insentif tersendiri, dimana permintaan konsumen di negara tujuan ekspor akan semakin bertambah seiring dengan semakin menurunnya tingkat keseimbangan harga. 2.4 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan penulis sebagai referensi penelitian terbagi menjadi 3 kategori. Kategori pertama adalah penelitian terdahulu mengenai ekspor kopi. Kategori kedua adalah penelitian terdahulu mengenai data panel, yaitu model yang digunakan dalam penelitian ini. Kategori yang terakhir adalah mengenai perdagangan bebas ASEAN-China Ekspor Kopi Analisis mengenai faktor-faktor yang memengaruhi penawaran ekspor kopi Indonesia pernah diteliti oleh Rosandi (2007) dengan menggunakan metode ECM (error correction model). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama periode tahun 1976 sampai 2005 penawaran ekspor kopi Indonesia dalam jangka panjang secara signifikan dipengaruhi oleh produksi kopi dan pengaruhnya positif. Sedangkan konsumsi domestik kopi dan harga domestik kopi memengaruhi penawaran ekspor kopi Indonesia secara signifikan dan pengaruhnya negatif. Harga ekspor kopi dan nilai tukar berpengaruh tidak

24 13 signifikan terhadap penawaran ekspor kopi Indonesia dalam jangka panjang. Penawaran ekspor kopi Indonesia dalam jangka pendek secara signifikan dipengaruhi oleh produksi kopi dan harga domestik kopi setahun sebelumnya dan pengaruhnya positif. Sedangkan konsumsi domestik kopi, harga ekspor kopi tahun sebelumnya, dan dummy krisis ekonomi memengaruhi penawaran ekspor kopi Indonesia secara signifikan dan pengaruhnya negatif. Dummy kebijakan penghapusan kuota ekspor berpengaruh tidak signifikan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Widayanti (2009) yang menganalisis ekspor kopi Indonesia periode tahun 1975 sampai 1997 menggunakan model persamaan simultan dalam bentuk double logaritma dengan metode two stage least square (2SLS). Hasil penelitian ini dibagi menjadi 3, yaitu pertama faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kuantitas ekspor kopi Indonesia. Faktor yang berhubungan positif adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan penawaran kopi tahun sebelumnya. Harga ekspor kopi (FOB) berhubungan negatif dengan kuantitas ekspor, hal ini disebabkan mutu kopi Indonesia masih rendah sehingga tidak memenuhi kualitas yang diminta konsumen luar negeri. Harga kopi dalam negeri berhubungan positif terhadap kuantitas ekspor disebabkan permintaan kopi dalam negeri yang masih rendah. Kedua, faktorfaktor yang berpengaruh terhadap penawaran kopi dalam negeri. Faktor-faktornya semua berhubungan positif yaitu harga kopi dalam negeri, tingkat teknologi, dan penawaran kopi setahun sebelumnya. Ketiga, faktor yang berpengaruh terhadap permintaan kopi dalam negeri adalah tingkat pendapatan masyarakat Data Panel Studi menggunakan metode data panel dilakukan oleh Mustika (2009) yang menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran ekspor televisi Indonesia ke Malaysia, Singapura, dan Thailand pada periode tahun 1996 sampai Penelitian ini didasari oleh tingginya peningkatan produksi televisi domestik tetapi tidak diikuti oleh peningkatan yang tinggi dari nilai volume ekspornya, padahal Indonesia merupakan eksportir utama televisi untuk wilayah ASEAN.

25 14 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan semua variabel yaitu harga ekspor, harga domestik, produksi domestik, konsumsi domestik, nilai tukar, lag ekspor, dan dummy krisis ekonomi berpengaruh nyata terhadap volume ekspor televisi Indonesia. Namun untuk pengujian setiap variabel (uji-t) hanya terdapat 3 variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan yaitu harga ekspor, produksi domestik, dan lag ekspor. Sedangkan untuk variabel harga domestik, konsumsi domestik, dan nilai tukar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor televisi Indonesia. Dari hasil analisis regresi data panel untuk dummy krisis ekonomi menunjukkan bahwa volume penawaran ekspor televisi Indonesia ke Malaysia, Singapura, dan Thailand sebelum dan sesudah terjadinya krisis ekonomi adalah berbeda secara signifikan. Sedangkan dari uji indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) menunjukkan bahwa komoditas televisi Indonesia cukup berdaya saing Perdagangan Bebas ASEAN-China Penelitian oleh Veronika (2008) yang menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor wood Indonesia di China, Singapura, dan Malaysia dalam skema ACFTA dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap model permintaan ekspor wood Indonesia di China yaitu harga ekspor riil, harga substitusi, dan nilai tukar riil rupiah terhadap yuan. Pada model permintaan ekspor wood Indonesia di Singapura variabel yang berpengaruh nyata yaitu harga substitusi, GDP riil per kapita Singapura, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura. Sedangkan pada model permintaan ekspor wood Indonesia di Malaysia variabel yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor riil, GDP riil per kapita Malaysia, dan nilai tukar rupiah terhadap ringgit. Pemberlakuan program ACFTA yaitu normal track (I dan II) menyebabkan penurunan permintaan ekspor wood Indonesia di China dan Malaysia, serta peningkatan permintaan ekspor wood Indonesia di Singapura. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ashiqin (2010) mengenai daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor CPO Indonesia dalam skema ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) dengan menggunakan metode

26 15 data panel fixed effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji t- statistik dan uji-f pada taraf nyata 5 persen diketahui bahwa seluruh variabel bebasnya yaitu harga riil CPO internasional, harga riil CPO domestik, harga riil minyak kedelai internasional, harga riil minyak bumi internasional, produksi CPO domestik, nilai tukar rupiah terhadap dolar, serta lag ekspor berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor Indonesia ke China Malaysia, dan Singapura. Untuk variabel dummy menunjukkan bahwa volume ekspor CPO Indonesia ke China, Malaysia, dan Singapura sebelum dan sesudah ACFTA berbeda secara signifikan. Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis keunggulan komparatif dengan memperhitungkan nilai RCA yang menunjukkan bahwa secara umum komoditas CPO Indonesia di pasar China, Malaysia, dan Singapura memiliki daya saing tinggi selama periode tahun 1994 sampai 2008, hal ini terlihat dari nilai RCA yang lebih dari 1 (RCA>1) Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada variabel dependen dan independen yang digunakan, dummy kebijakan EHP, serta fokus penelitian. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pemberlakuan kebijakan EHP yang menghapuskan tarif impor dari komoditas kopi. Fokus penelitian ini terletak pada dampak pemberlakuan EHP terhadap ekspor kopi Indonesia, serta langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasinya dengan mengamati faktor-faktor yang memengaruhi penawaran ekspor. 2.5 Kerangka Pemikiran Perdagangan antar negara merupakan suatu hal yang telah dipraktikkan sejak berabad-abad yang lalu. Berdasarkan teori-teori ekonomi beberapa ahli ekonomi dapat disimpulkan bahwa perdagangan antar negara akan memberikan manfaat bagi kedua negara. Manfaat tersebut yang mendorong negara-negara di dunia untuk menerapkan ekonomi terbuka melalui perdagangan internasional. Seiring dengan perkembangan ekonomi, trend perdagangan dunia telah mengalami perubahan dengan diberlakukannya liberalisasi perdagangan. Blokblok perdagangan kerjasama regional antar wilayah telah banyak terbentuk.

27 16 Indonesia sendiri saat ini tengah terlibat dalam suatu kawasan perdagangan bebas antar negara-negara di ASEAN dan China atau biasa disebut ACFTA (ASEAN- China Free Trade Agreement) dengan kebijakan liberalisasi dini Early Harvest Programme (EHP) yang mencakup komoditas kopi didalamnya. Sejak diberlakukannya EHP, industri kopi Indonesia menghadapi peluang semakin besar untuk meningkatkan volume ekspornya, mengingat Indonesia merupakan pengekspor kopi terbesar ke-4 di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Selain itu kopi juga merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia dengan sumbangan devisa yang cukup tinggi. Namun, pemberlakuan liberalisasi perdagangan di kawasan ASEAN-China menimbulkan tantangan yang semakin besar karena Indonesia harus bersaing dengan negara eksportir kopi utama lainnya seperti Vietnam. Disisi lain, pemberlakuan EHP juga memberikan kekhawatiran kopi Indonesia akan mengalir deras keluar karena ekspor tak terkendali. Sehingga hal tersebut dapat mengancam ketahanan pangan karena jumlah pasokan dalam negeri akan semakin berkurang. Munculnya EHP sebagai salah satu kebijakan di kawasan perdagangan bebas regional ASEAN-China, dalam rangka penghapusan hambatan tarif dan non-tarif diharapkan mampu mendorong peningkatan ekspor kopi Indonesia. Dalam penerapannya, jadwal penghapusan tarif EHP untuk setiap negara tidak sama. Khusus untuk negara anggota baru ASEAN yaitu Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam (CLMV) jadwal penghapusan hambatan tarif sampai 0 persen waktunya lebih lama, sehingga negara CLMV ini tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Faktor-faktor yang diduga memengaruhi ekspor kopi Indonesia ke ASEAN-China yaitu produksi domestik, harga domestik, harga internasional, GDP per kapita (pendapatan), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dan dummy kebijakan EHP. Faktor-faktor tersebut serta dampaknya dalam skema EHP dianalisis dengan menggunakan metode regresi data panel statis. Metode ini merupakan kombinasi antara data time series dan data cross section dengan rentang waktu 13 tahun selama periode tahun 1999 sampai 2011 dengan negara tujuan ekspor kopi Indonesia ke China, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pada akhirnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi

28 17 masukan bagi pemerintah maupun para produsen kopi Indonesia dalam mengambil kebijakan terkait dengan ekspor kopi ke negara importir, khususnya di kawasan perdagangan bebas ASEAN-China. Gambaran secara skematis kerangka operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2. Ekonomi terbuka Perdagangan internasional Early Harvest Programme Komoditas kopi Indonesia Ekspor kopi Indonesia ke negara - negara di kawasan perdagangan bebas ASEAN-China Perumusan model dan analisis regresi data panel Faktor-faktor: Harga domestik riil Harga Internasional riil Produksi domestik GDP per kapita Indonesia Kurs Indonesia Dummy EHP Faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia ke wilayah ASEAN-China dalam skema Early Harvest Programme (EHP) Saran dan rekomendasi kebijakan Keterangan : = Alur penelitian = Ruang lingkup penelitian Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

29 Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori yang telah dibahas dalam Tinjauan Pustaka ini, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Harga domestik kopi Indonesia berhubungan negatif terhadap volume ekspor kopi Indonesia. 2. Harga internasional kopi berhubungan positif terhadap volume ekspor kopi Indonesia. 3. Produksi kopi berhubungan positif terhadap volume ekspor kopi Indonesia. 4. Pendapatan (PDB per kapita) negara pengekspor berhubungan negatif terhadap volume ekspor kopi Indonesia. 5. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berhubungan positif terhadap volume ekspor kopi Indonesia. 6. Kebijakan EHP berhubungan positif terhadap volume ekspor kopi Indonesia.

30 19 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data deret waktu (time series) dan data antar individu (cross section). Periode data yang digunakan yaitu dari tahun 1999 sampai Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), International Coffee Organization (ICO), Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), World Bank, UN Comtrade menggunakan aplikasi World Integrated Trade Solution (WITS) dan literatur-literatur terkait lainnya. Penggunaan data panel dilakukan untuk mengestimasi persamaan regresi dan elastisitas penawaran ekspor kopi Indonesia ke China, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand dalam skema Early Harvest Programme (EHP). Data yang diamati dalam penelitian ini adalah volume ekspor kopi Indonesia ke 6 negara ASEAN-China, harga domestik riil kopi Indonesia, harga riil kopi di pasar internasional, produksi kopi Indonesia, pendapatan per kapita Indonesia, dan nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel dan Eviews Metode Analisis Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dilakukan untuk menganalisis perkembangan ekspor melalui penawaran ekspor kopi Indonesia ke wilayah ASEAN-China dengan menggunakan metode data panel untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia. Sementara untuk data kualitatif yang diperoleh, diolah dan disajikan dalam bentuk narasi bertujuan untuk memberi gambaran mengenai ekspor kopi Indonesia dalam skema EHP. Analisis ditampilkan dalam bentuk grafik dan tabel agar mudah untuk dipahami dan ditelaah.

31 Spesifikasi Model Berdasarkan kerangka teori dan tujuan studi terdahulu serta berbagai alternatif spesifikasi model yang telah dicoba dan juga asumsi-asumsi yang diterapkan dalam membangun model, maka model ekonometrika dengan faktorfaktor yang diduga berpengaruh untuk volume penawaran ekspor dalam penelitian ini, maka bentuk fungsi linearnya adalah sebagai berikut : LNEX it = β 0 + β 1 LNPDOM IDNt + β 2 LNPINT it + β 3 LNPROD IDNt + β 4 LNGDP IDNt + β 5 LNER IDNt + β 6 DEHP it + ε it Tanda koefisien yang diharapkan adalah : β 0 < 0 ; β 1 < 0 ; β 2 > 0 ; β 3 > 0 ; β 4 < 0 ; β 5 > 0 ; β 6 > 0 dimana : i = Negara mitra dagang utama yang terdiri dari China, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand β 0 = Intersep β n = Koefisien variabel ke-n (1, 2, 3,, 6) EX it PDOM IDNt PINT it PROD IDNt GDP IDNt ER IDNt = Volume ekspor kopi Indonesia ke negara i tahun ke- t (persen). = Harga domestik riil kopi Indonesia tahun ke- t (persen). = Harga internasional riil kopi tahun ke-t (persen). = Produksi kopi Indonesia tahun ke-t (persen). = PDB per kapita Indonesia tahun ke-t (persen). = Kurs Indonesia tahun ke-t (persen). DEHP it = Dummy kebijakan EHP, variabel dummy yang menunjukkan 2 kondisi berbeda dimana D=0 (sebelum diberlakukannya Early Harvest Programme (EHP) yaitu sebelum tahun 2004) atau D=1 (setelah diberlakukannya EHP yaitu setelah tahun 2004). ε it = Error term Penjelasan Penggunaan Variabel dalam Model Model diatas digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kopi indonesia di pasar perdagangan bebas ASEAN-China.

32 21 LN adalah Logaritma Natural, data pada penelitian ini ditransformasikan dengan cara dilogaritma naturalkan. Hal ini bertujuan agar dapat menghasilkan model terbaik dan memudahkan dalam menginterpretasikannya. Adapun definisi variabel-variabel yang digunakan dalam model penawaran ekspor kopi adalah sebagai berikut : 1. Volume Ekspor Kopi (EX) Volume ekspor kopi merupakan variabel terikat atau tidak bebas. Volume ekspor adalah jumlah kopi Indonesia yang akan diekspor ke negara tujuan ekspor di kawasan perdagangan bebas ASEAN-China, dalam hal ini adalah China, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). 2. Harga Domestik Riil Kopi (PDOM) Harga domestik riil kopi merupakan variabel bebas. Harga domestik merupakan harga yang diterima oleh masyarakat dimana harga ini menentukan tingkat daya beli masyarakat dalam negeri dan permintaan produk kopi yang dinyatakan dalam Rp/kg. Untuk menghasilkan harga riil maka harga nominal tersebut dideflasi oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) umum, dengan periode tahun 1999 sampai Harga Internasional Riil Kopi (PINT) Harga internasional riil kopi merupakan variabel bebas. Harga internasional merupakan harga yang diterima oleh penduduk dunia dan dijadikan acuan harga komoditas kopi di setiap negara dengan satuan US$/kg. Untuk menghasilkan harga riil maka harga internasional tersebut dideflasi oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) umum, dengan periode tahun 1999 sampai Produksi Kopi Indonesia (PROD) Produksi merupakan variabel bebas. Produksi kopi Indonesia merupakan jumlah keseluruhan untuk komoditas kopi Indonesia yang dihasilkan selama periode tahun 1999 sampai 2011 dengan satuan ton. Variabel ini diambil karena dapat merepresentasikan tingkat teknologi, semakin efisien

33 22 tingkat teknologi maka jumlah yang diproduksinya akan semakin meningkat. 5. Produk Domestik Bruto per Kapita (GDP) PDB per kapita adalah variabel bebas. PDB per kapita merupakan proyeksi jumlah pendapatan masyarakat Indonesia dalam periode tahun 1999 sampai 2011 dan dinyatakan dalam satuan US$. 6. Nilai Tukar (ER) Nilai tukar adalah variabel bebas. Nilai tukar digunakan sebagai proyeksi perbandingan nilai mata uang yang berlaku. Dalam perdagangan internasional, nilai tukar yang umum digunakan sebagai acuan untuk pembayaran transaksi internasional adalah dalam satuan rupiah terhadap dolar Amerika (Rp/US$). 7. Dummy EHP (DEHP) Dummy EHP adalah variabel bebas. Variabel boneka ini dimasukkan ke dalam model karena diduga memberikan pengaruh berbeda terhadap volume penawaran ekspor kopi. Dummy yang digunakan di dalam model adalah dummy kebijakan EHP. Nilai 0 untuk waktu sebelum diberlakukannya EHP (tahun 1999 sampai 2003) dan nilai 1 untuk waktu setelah diberlakukannya EHP (tahun 2004 sampai 2011). 3.4 Data Panel Pada penelitian ini data time series dan cross section yang digunakan tidak cukup banyak karena terbatasnya data yang tersedia. Periode yang dianalisis adalah 13 tahun mulai dari tahun 1999 sampai 2011 dengan memakai 6 negara sebagai unit cross section. Ketersediaan data untuk mewakili variabel dengan kondisi terbatas seperti ini dapat diatasi dengan menggunakan metode data panel. Penggunaan model data panel tersebut bertujuan agar diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien dengan meningkatnya jumlah observasi dari perkalian N x T (jumlah unit cross section x time series), yang berimplikasi pada meningkatnya derajat bebas (degree of freedom).

34 23 Terdapat beberapa kelebihan penggunaan data panel (Baltagi 2008), diantaranya yaitu : a. Mampu mengontrol heterogenitas antar individu. b. Meningkatkan derajat bebas. c. Menjadi semakin efisien, mengurangi kolinearitas, meningkatkan akurasi estimasi, serta memberikan informasi yang lebih banyak dan beragam. d. Cocok untuk studi dynamic of adjustment, data panel merupakan cross section berulang sehingga dapat digunakan untuk menganalisis perubahan yang dinamis. e. Mampu mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross section atau time series murni. Analisis panel yang digunakan dalam penelitian ini bersifat statis karena peubah lag dependen tidak dimasukkan dalam komponen peubah independen, serta bersifat searah sehingga dalam hasil pengolahan regresi pada nilai probabilitas masing-masing variabel dibagi 2. Analisis panel statis dibedakan menjadi pendekatan gabungan kuadrat terkecil (pooled least square) dan 2 pendekatan berdasarkan ada atau tidaknya korelasi antara individual effects dengan peubah independennya, yaitu fixed effects model (FEM) dan random effects model (REM). Namun dalam penelitian ini pendekatan REM tidak dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan untuk pemilihan model REM hanya dapat dilakukan apabila variabel yang digunakan jumlahnya lebih besar daripada jumlah cross section (negara) yang diteliti, sedangkan variabel dan cross section yang digunakan dalam penelitian ini jumlahnya sama-sama 6 sehingga pendekatan REM tidak dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini. Selain itu, dalam melakukan pengolahan data panel terdapat juga kriteria pembobotan yang berbeda-beda yaitu NoWeighting (semua observasi diberi bobot sama), Cross Section Weight (GLS dengan menggunakan estimasi varians residual cross section, digunakan apabila ada asumsi terdapat cross section heteroskedasticity), dan Seemingly Uncorrelated Regression / SUR (GLS dengan menggunakan covariance matrix cross section). Metode ini mengoreksi baik heteroskedastisitas maupun autokorelasi antar unit cross section. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Ekspor Teh Indonesia ke Pasar ASEAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Dalam perdagangan domestik para pelaku ekonomi bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Demikian halnya

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2015 JURNAL Oleh: Nama : Ilham Rahman Nomor Mahasiswa : 13313012 Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan meliputi perancangan penelitian, perumusan masalah, pengumpulan data pada berbagai instansi terkait, pemrosesan data, analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS ) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H14102043 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 2005-2009 yang berasal dari World Integrated Trade Solutions (WITS), United

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti yang sederhana adalah suatu proses yang timbul sehubungan dengan pertukaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan selama periode tahun 2003-2010 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG 1 ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS Oleh Baida Soraya 117039030/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia,

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah sembilan negara anggota Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, Myanmar, Singapura,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia selalu berusaha untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. Pembangunan ekonomi dilaksanakan

Lebih terperinci

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN P R O S I D I N G 113 DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT Erlangga Esa Buana 1 1 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya E-mail: erlanggaesa@gmail.com PENDAHULUAN Indonesia

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor. digilib.uns.ac.id 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang tepat untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan hal yang sudah mutlak dilakukan oleh setiap negara. Pada saat ini tidak ada satu negara pun yang berada dalam kondisi autarki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan Judul Nama : Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan NIM : 1306105127 Abstrak Integrasi ekonomi merupakan hal penting yang perlu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, dimana data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara.perekonomian terbuka membawa suatu dampak ekonomis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Ekspor Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor. Kegiatan ekspor-impor

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi harga komoditas kakao dunia tidak ditentukan. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data adalah data panel dengan periode 2000-2009 dan cross section delapan negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan, rasio gini dan upah minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai variabel

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR MELISA ANANDA SAMOSIR

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR MELISA ANANDA SAMOSIR ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR MELISA ANANDA SAMOSIR DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET

ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET Desi Ratna Sari 1, Ermi Tety 2, Eliza 2 Department of Agribussiness, Faculty of Agriculture,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi internasional yang meliputi lima negara yang tergabung dalam Association

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sektor perekonomian yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT OLEH ERIKA H14104023 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara tahun Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara

BAB III METODE PENELITIAN. antara tahun Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif tahunan pada rentang waktu antara tahun 1981-2008. Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang disampaikan Salvatore

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Menurut Sukirno (2013) teori penawaran menerangkan tentang ciri hubungan antara harga sesuatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H14053157 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pesat globalisasi dalam beberapa dasawarsa terakhir mendorong terjadinya perdagangan internasional yang semakin aktif dan kompetitif. Perdagangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

Lebih terperinci

Kata Kunci: Nilai Ekspor, GDP Amerika Serikat, Kurs Nominal, Surpus Konsumen, Surplus Produsen

Kata Kunci: Nilai Ekspor, GDP Amerika Serikat, Kurs Nominal, Surpus Konsumen, Surplus Produsen FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KOPI ARABIKA DI SUMATERA UTARA Esterina Hia *), Rahmanta Ginting **), dan Satia Negara Lubis **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional III. METODELOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengarhi prosiklikalitas sektor perbankan di Indonesia.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi dalam tiga pemaparan umum yaitu pemaparan secara statistik yang meliputi pembahasan mengenai hasil dari uji statistik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

PERNYATAAN ORISINALITAS...

PERNYATAAN ORISINALITAS... Judul : PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, LUAS AREA BUDIDAYA, INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR, JUMLAH PRODUKSI TERHADAP EKSPOR UDANG INDONESIA TAHUN 2000-2015 Nama : I Kadek Widnyana Mayogantara NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN ADITYA HADIWIJOYO.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan menjadi

Lebih terperinci

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : 1306105133 ABSTRAK Kebutuhan sehari-hari masyarakat di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dalam perdagangan dan investasi menawarkan banyak peluang dan tantangan bagi agribisnis perkebunan di Indonesia. Kopi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci