BAB II KAJIAN PUSTAKA. Taman Nasional Berbak merupakan kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia
|
|
- Suparman Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Taman Nasional Berbak merupakan kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia. Keunikan TNB terdapat gabungan yang menarik antara hutan rawa gambut dan hutan rawa air tawar yang terbentang luas di pesisir Timur Sumatera. Dengan luas ha di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada Provinsi Jambi. Temperatur udara C curah hujan rata-rata mm/tahun ketinggian tempat 0-20 m dpl (Anonim, 2004: 2). Beberapa tipe ekosistem yang ada di Taman Nasional Berbak meliputi: ekosistem hutan rawa air tawar, ekosistem hutan rawa gambut dan ekosistem hutan dataran rendah (Hadi, 2014: 2). Tipe ekosistem ini mendukung pertumbuhan jamur yang ada di Taman Nasional Berbak. Hal ini terlihat dengan banyaknya jenis jamur yang ditemukan di wilayah tersebut. Jenis jamur yang ada di Taman Nasional Berbak ada yang hidup di kayu mati, pohon, maupun serasah. Hal ini menunjukkan bahwa jamur merupakan organisme heterotrofik, yang memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila jamur hidup dari benda organik mati yang terlarut disebut saprofit, karena saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah. Sebaliknya, apabila jamur hidup dari benda organik hidup dikatakan parasit, karena parasit bersifat merugikan dan mengambil zat-zat nutrien dari benda organik hidup tersebut. 5
2 6 Resort pematang raman dapat di tempuh dengan kendaraan darat (motor, mobil) selama 1,5 jam perjalanan, dan dapat juga menggunakan perahu boat dari Jambi menuju Kecamatan Suak Kandis. 2.2 Jamur Ilmu yang mempelajari tentang jamur disebut Mikologi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu: mykes = jamur, logos = ilmu. Jamur merupakan organisme yang hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung dan lama hidupnya terbatas. Di alam, jamur dapat dilihat dan dikenal dengan mudah di tempat-tempat yang lembab, misalnya pada substrat serasah, pada buah-buahan yang mulai membusuk, dan pada batang tumbuhan (Gandjar et al., 2006: 1-3). Jamur mikroskopis membentuk tubuh buah yang berdaging. Tubuh buah umumnya berbentuk payung yang mempunyai akar semu, tangkai, tudung, kadang-kadang disertai dengan cincin dan cawan volva. Secara alami jamur dapat tumbuh pada musim tertentu dalam satu tahun. Hal ini terjadi karena ketergantungan hidupnya akan temperatur dan kelembaban tertentu (Sinaga, 1993:4). 2.3 Ciri-ciri Jamur Jamur mempunyai bentuk tubuh mulai dari yang paling sederhana yaitu satu sel atau uniseluler, kemudian bentuk serat atau filamen sampai dengan bentuk yang lengkap, artinya sudah menyerupai jaringan lengkap seperti halnya pada tanaman biasa (Suriawiria, 1993: 2). Jamur dapat berkembang biak secara kawin (seksual) dan secara tak kawin (aseksual). Reproduksi seksual dicirikan oleh adanya peleburan dua inti dengan urutan terjadinya plasmogami, kariogami, dan meiosis (Gunawan, 2001:24).
3 7 Gunawan (2001:18) jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis seperti tumbuhan. Jamur memperoleh makanan secara heterotrof dengan mengambil makanan dari bahan-bahan organik yang ada disekitar tempat tumbuhnya kemudian akan mengubahnya menjadi molekul-molekul sederhana yang akan diserap oleh hifa. Jadi, jamur tidak seperti organisme heterotrof lainnya yang menelan makanannya kemudian mencernakannya sebelum diserap. Bagian penting pada tubuh jamur adalah hifa, karena hifa berfungsi untuk menyerap nutrien dari lingkungan tempat hidupnya, serta membentuk struktur untuk reproduksinya. Tubuh jamur dikenal dengan nama talus, soma atau struktur somatik, yang pada dasarnya terdiri dari struktur berupa benang-benang yang disebut dengan hifa. Hifa tersebut menyebar pada permukaan ataupun dalam substrat (Darnetty, 2006: 6). Senada dengan pendapat di atas Gandjar et al., 2006:11) menjelaskan bahwa tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan serta membentuk struktur untuk reproduksi. Hifa berisi protoplasma yang dikelilingi oleh suatu dinding yang kuat. Pertumbuhan hifa berlangsung terus menerus di bagian apikal, sehingga panjangnya tidak dapat ditentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya tetap, yaitu berkisar 3-30 mm. Spesies-spesies yang berbeda memiliki diameter yang berbeda pula dan ukuran diameter tersebut dapat juga di pengaruhi oleh keadaan lingkungan (Gandjar et al., 2006:11). Morfologi jamur maka dapat dilihat Gambar 2.1.
4 8 Gambar 2.1 Morfologi Jamur Makroskopis (Sentosa, dkk, 2013) 2.4 Siklus Hidup Jamur Secara alamiah reproduksi secara aseksual dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu dengan fragmentasi miselium, pembelahan (fission) dari sel-sel somatik menjadi sel-sel anakan dan tunas (budding), tiap tunas membentuk individu baru, pembentukan spora aseksual, tiap spora akan berkecambah membentuk hifa yang selanjutnya berkembang menjadi miselium (Pelczar dan Chan, 1986:191). Secara seksual, jamur juga dapat menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi ada pula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapat tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa (Praweda, 2010: 5). Siklus hidup jamur maka dapat dilihat Gambar 2.2.
5 9 Gambar 2.2 Siklus hidup umum fungi (Campbell dan Reece, 2008: 207) Reproduksi Aseksual Campbell dan Reece (2008:208) menyatakan selain reproduksi seksual, banyak fungi dapat bereproduksi secara aseksual. Sekitar spesies fungi diketahui hanya bereproduksi secara aseksual. Banyak fungi bereproduksi secara aseksual dengan cara tumbuh sebagai fungi berfilamen yang menghasilkan spora (haploid) melalui mitosis, spesies-spesies semacamm itu dikenal secara informal sebagai kapang (mold) jika mereka membentuk miselium yang kasat mata Reproduksi Seksual Secara umum, reproduksi seksual ketika hifa dari dua miselium melepaskan molekul sinyal seksual yang disebut feromon (pheromone). Jika miselium berasal dari tiap perkawinan yang berbeda, feromon dari muselium berkaitan ke reseptor pasangannya, dan hifa menjulur ke arah sumber feromon. Ketika hifa bertemu mereka berdifusi (Campbell dan Reece, 2008: 207).
6 Klasifikasi Jamur Kane (1996:264) menyatakan bahwa setiap jamur tercakup didalam satu kategori taksonomi, dibedakan atas tipe spora, morfologi hifa, dan siklus seksualnya. Kelompokkelompok ini adalah: Oomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Kecuali Deuteromycetes, semua jamur menghasilkan spora seksual Oomycetes Ciri khas dari kelas ini adalah adanya zoospora yang berflagel dua pada sisinya. Satu flagel polos yang menjurus ke belakang, dan satu flagel berbulu yang menjurus ke depan. Beberapa spesies dari Oomycetes ada yang hidup sebagai saproba, tetapi ada juga spesiesspesies yang merupakan parasit yang sangat berbahaya pada tanaman budidaya dan dengan demikian sangat mempengaruhi kesejahteraan umat manusia. Kelas Oomycetes dibagi menjadi 4 ordo, yaitu ordo Saprolegniales, ordo Leptomitales, ordo Lagenidales, dan ordo Peronosporales (Dwidjoseputro, 1978: 68) Deuteromycetes Deuteromycetes atau fungi imperfecti (jamur tak sempurna) merupakan jamur yang hifanya bersekat-sekat, dan menghasilkan konidia, akan tetapi jamur ini belum diketahui cara pembiakan generatifnya. Dalam klasifikasi, Deuteromycetes Berdasarkan perbedaan bentuk tubuh buah serta bentuk dan warna konidia. Perbedaan bentuk tubuh buah digunakan untuk mengadakan penggolongan sampai tingkat ordo khusus, sedang warna dan bentuk konidia dan konidiofor dipakai untuk mengadakan penggolongan sampai tingkat genus khusus. Penamaan spesies khusus didasarkan atas ukuran konidia yang
7 11 dihasilkannya dan atas tumbuhan inang yang di tumpanginya (Dwidjoseputro, 1978: ) Zygomycetes Ciri khas dari jamur Zygomycetes adalah menghasilkan zigospora berdinding tebal pada reproduksi seksual dan pada reproduksi aseksual, menghasilkan sporangium yang umumnya besar berbentuk bulat atau bulat yang dibentuk pada hifa fertil khusus yang disebut sporangiofor. Sporangium berisi sporangiospora. Ada juga spesies dengan sporangium berukuran kecil yang terbentuk secara simultan disebut sporangiola, keseluruhannya mirip kembang kol, misalnya pada Botrytiscinerea (Gandjar et al., 2006: 76) Basidiomycetes Kelompok Basidiomycetes sering disebut jamur oleh orang awam karena banyak jenis-jenis yang karpusnya (tubuh buahnya) besar dan dapat dilihat dengan kasat mata. Kelompok jamur yang memiliki tubuh buah besar biasanya di pakai istilah cendawan. Banyak di antara cendawan (mushroom) sudah di manfaatkan manusia misalnya Agaricus bisporus, Pleurotus flabellatus, dan Flammulina velutipes, akan tetapi banyak juga yang bersifat racun, bahkan racun yang mematikan, diantaranya Amanita sp, dan Coprinus sp (Gandjar et al., 2006: 84). Menurut Dwidjoseputro (1978:220), ciri-ciri Basidiomycota antara lain : 1. Misellium terdiri dari hifa dengan sel-sel yang berinti satu, hanya pada tahap tertentu saja terdapat hifa yang berinti dua.
8 12 2. Perkembangbiakan vegetatif dengan konidia, tubuh buah berupa basidiokarp. Pada umumnya tidak ada alat perkembangbiakan generatif sehingga berlangsung secara somatogami. 3. Basidium menghasilkan dua atau empat Basidiospora, masing-masing pada umumnya berinti satu dan haploid. 4. Diantara Basidiomycota ada yang berguna bagi manusia karena dapat dijadikan bahan makanan, tetapi banyak juga yang dapat merugikan manusia karena dapat merusak tanaman piaraan, kayu-kayu bangunan, dan perabot rumah tangga. Menurut Gandjar et al, (2006:87), Basidiomycota dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu: Urediniomycetes, Hymenomycetes, dan Ustilaginomycetes. 1. Kelas Ustilaginomycetes, kelompok jamur ini terdiri dari ordo Ustilaginales yang disebut juga dengan smutfungi. Banyak diantaranya patogen untuk tanaman budidaya dan tanaman berbunga. Kurang lebih spesies yang telah diketahui. Salah satu contohnya adalah Ustilago violaceae yang menyebabkan smut pada bunga anyelir. 2. Kelas Hymenomycetes, kelompok jamur ini terdiri dari ordo Agaricales dan ordo Aphillophorales. Pada ordo Agaricales, ada spesies jamur yang menghasilkan racun yang sangat berbahaya, antara lain : Amanita phalloides dan Coprinus cinereus. Akan tetapi banyak pula dapat dijadikan sebagai bahan makanan seperti: Pleurotus flabellatus. Ordo Aphillophorales bersifat polifiletik. Spesies-spesies dalam ordo ini menghasilkan sejumlah tipe basidiospora yang berbeda, yaitu ada
9 13 yang besar dan ada yang kecil. Ordo ini memiliki 30 familia. Salah satu contohnya adalah Ganoderma lucidum yang sudah dimanfaatkan sebagai obat di negeri Cina. 3. Kelas Urediniomycetes, kelompok jamur ini terdiri dari ordo Uredinales yang disebut juga rust fungi (jamur karat). Kebanyakan diantaranya patogen untuk tanaman sehingga menyebabkan kerugian besar pada usaha pembudidayaan tanaman. Ordo ini terdiri dari kurang lebih spesies yang terdiri dari 200 genera. Semua spesies yang dikenal merupakan organisme obligat yang tidak mampu hidup sebagai sporofit Ascomycetes Ascomycetes terdapat dimana-mana, baik di daerah panas maupun di daerah dingin. Ascomycetes terdiri atas spesies, diantaranya ada yang hidup sebagai saproba dimana saja, ada pula yang hidup sebagai parasit pada tumbuhan, hewan dan manusia (Dwidjoseputro, 1978: 109). Jamur Ascomycetes mengalami meiosis setelah pembentukan zigot yang berumur pendek dan menghasilkan meiospora dengan pembentukan sel bebas dalam sebuah meiosporangium yang disebut askus. Ascomycetes menunjukkan kompatibilitas seksual bipolar dan memiliki dinding sel yang terdiri dari dua lapisan (bi-layered). Ascomycetes dibagi menjadi tiga kelas yaitu: Archiascomycetes., Hemiascomycetes., dan Euascomycetes (Gandjar et al., 2006: 79-83). 1. Kelas Archiascomycetes terdiri dari 5 ordo yaitu Pneumocystidales, Schizosassharomycetales, Neolectales, Protomycetales, dan Taphirinales. Sampai saat
10 14 ini baru 6 genera yang termasuk dalam kelas tersebut, yaitu: Pneumocytis, Saitoella, Schizosaccaromyces, Neolecta, Protomyces, dan Taphrina. 2. Kelas Hemiascomycetes memiliki ciri-ciri yaitu askus tidak terbungkus didalam atau pada tubuh buah. Secara filogenetik kelas ini terdiri dari budding yeast dan genera yang yeast-like seperti ascoidea dan Cephaloascus. Kelas ini hanya mempunyai 1 ordo, yaitu: Saccharomycetales, atau Endomycetales. 3. Kelas Euascomycetes dapat membentuk ascogonia dan askomata. Kebanyakan menghasilkan hifa pada medium buatan. Beberapa tumbuh seperti sel-sel khamir, yaitu kelompok khamir hitam. Euascomycetes terdiri dari 3 sub kelas, yaitu: Plectomycetes, Hymenoascomycetes, dan Loculoascomycetes. 2.6 Keanekaragaman Hayati Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1994 Tentang Pengesahan United Nations Convention On Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati), keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya; mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies dan ekosistem. Selanjutnya Rizwan (2012:1) menjelaskan keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Konsep keanekaragaman menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda yang terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal, ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah.
11 15 Sedangkan kata hayati menunjukan sesuatu yang hidup. Keanekaragaman Hayati merupakan keanekaragaman atau keberagaman dari mahluk hidup yang dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah tekstur, penampilan dan sifat-sifatnya (Sridianti, 2015:1). Rizwan (2012:3) menyatakan bahwa keanekaragaman hayati merupakan istilah untuk menerangkan tentang berbagai macam kehidupan yang digolongkan dalam tiga tingkatan, yaitu: 1. Keanekaragaman tingkat genetik, yaitu variasi genetik dalam satu spesies, baik diantara populasi-populasi yang terpisah secara geografis, maupun diantara individuindividu dalam satu populasi. 2. Keanekaragaman tingkat jenis (spesies), meliputi semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). 3. Keanekaragaman tingkat ekosistem, yaitu variasi makhluk hidup pada tiap ekosistem yang berbeda.
JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1
JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1 Pendahuluan JAMUR FUNGI KAPANG MOLD KHAMIR YEAST JAMUR MUSHROOM 4/3/2016 2 Karakteristik Fungi: Apakah fungi termasuk tanaman? Fungi heterotrophs. -
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Adapun yang melatar belakangi hal ini adalah bahwa kawasan Merangin memiliki
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengusulan kawasan Merangin sebagai geopark ditandai oleh adanya kerjasama antara Badan Geologi dan Pemerintah Provinsi Jambi pada tanggal 13 April
Lebih terperinciFungi pada awal ditemukannya dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda.
IMA YUDHA PERWIRA Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur, banyak orang juga menyebut cendawan. Fungi adalah nama regnum/kingdom dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
Lebih terperinciCENDAWAN PATOGEN TUMBUHAN
CENDAWAN PATOGEN TUMBUHAN APA ITU CENDAWAN? Organisme eukariotik, heterotropik, tidak memiliki klorofil, mengambil nutrisi dengan cara absorpsi, berspora, dan umumnya bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon
TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar hutan Indonesia termasuk dalam kategori hutan hujan tropis karena memiliki curah hujan tinggi dan suhu hangat sepanjang tahun. Hutan hujan tropis merupakan
Lebih terperinciGambar 1.2: reproduksi Seksual
Jamur Roti (Rhizopus nigricans) Jika roti lembab disimpan di tempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Spora yang berkecambah pada permukaan roti akan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jamur (fungi) banyak kita temukan di lingkungan sekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Akan tetapi, jamur
Lebih terperinciA. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI
BAB 8 FUNGI A. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI Fungi adalah organisme eukariot yang mempunyai dinding sel dan pada umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai karakteristik tumbuhan. Namun demikian fungi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa yang dapat membentuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamur Fungi merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari
Lebih terperinciFungi/Jamur/Mycota. Perkuliahan Kapita Selekta Biologi SMA 1
Fungi/Jamur/Mycota Perkuliahan Kapita Selekta Biologi SMA 1 Karakteristik Habitat luas (akuatik terestrial ) Punya sifat hewan & tumbuhan sifat hewan.? sifat tumbuhan.? Sifat hidup : - Parasit (?) obligat/fakultatif
Lebih terperinciKELOMPOK G EUKARYOTA. Yudi Prasetiyo Dony Pratama Akhira Yanti Ningsih Ritonga Mey Laurentya Manalu Ramsiah Diliana Cahaya Mora Siregar
KELOMPOK G EUKARYOTA Yudi Prasetiyo Dony Pratama Akhira Yanti Ningsih Ritonga Mey Laurentya Manalu Ramsiah Diliana Cahaya Mora Siregar 1. Pengertian Sel yang mempunyai struktur yang kompleks. Inti dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Kependidikan 1. Media Pembelajaran Secara umum media merupakan kata jamak dari medium, yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA DEWI FATMAWATI
2015 LEMBAR KERJA SISWA DEWI FATMAWATI 4401413046 Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan kajian literatur, serta peranannya bagi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom) yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Jamur Istilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom) yang berarti tumbuh dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang memiliki
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. JAMUR 1. Struktur Jamur Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang mempunyai inti dan organel. Jamur tersusun dari hifa yang merupakan benangbenang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kini mulai ditanam di beberapa daerah dataran tinggi di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman stroberi (Fragaria holland Newton) merupakan tanaman buah yang kini mulai ditanam di beberapa daerah dataran tinggi di Indonesia. Tanaman stroberi dapat
Lebih terperinciKuliah Kapang. Nur Hidayat Materi Kuliah Minggu 3 Bioindustri Kapang
Kuliah Kapang Nur Hidayat Materi Kuliah Minggu 3 Bioindustri http://ptp2007.wordpress.com http://bioindustri.blogspot.com Kapang Tujuan Mampu menjabarkan berbagai tipe kapang yang penting dalam industri
Lebih terperinciMengamati Struktur Tubuh Jamur Tempe dan Jamur Oncom
Mengamati Struktur Tubuh Jamur Tempe dan Jamur Oncom I. Tujuan : Untuk mengetahui struktur tubuh jamur dan perbedaannya. II. Dasar Teori : Jamur adalah tumbuhan yang berinti, berspora, dan tidak berklorofil,
Lebih terperinciBioindustri Minggu 5 Oleh : Sri Kumalaningsih
Bioindustri Minggu 5 Oleh : Sri Kumalaningsih Pendahuluan Tubuh berupa benang tunggal bercabang-cabang (disebut miselium/a) Tidak berkhlorofil Hidupnya harus heterotrof (menguatkan pendapat bahwa jamur
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. a. Diaspora Spora yang berfungsi sebagai agen penyebaran seperti pada fungi, lumut dan paku-pakuan.
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Spora Definisi umum spora adalah unit reproduksi baik seksual maupun aseksual pada bakteri, algae, fungi, dan sebagian tumbuhan seperti lumut dan tumbuhan paku. Menurut
Lebih terperinciLatihan uji kompetensi bab Jamur: Bagian I
1. Rhizopus adalah jamur yang dimanfaatkan manusia untuk pembuatan tempe. Pembiakan secara generatif dari jamur tersebut terjadi dengan pembentukan. a. Rhizospora b. Sporangiospora c. Zygospora d. Askospora
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Istilah jamur atau fungi berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus/hifa
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Jamur Istilah jamur atau fungi berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus/hifa (mushroom) yang berarti tumbuh dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang
Lebih terperinciSUATU MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE CULTURE UNTUK PENGAMATAN STRUKTUR MIKROSKOPIS KAPANG PADA MATAKULIAH MYCOLOGI
SUATU MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE CULTURE UNTUK PENGAMATAN STRUKTUR MIKROSKOPIS KAPANG PADA MATAKULIAH MYCOLOGI SUNDARI 1 1 Dosen Pada Program Studi Pendidikan Biologi Email: sundari_sagi@yahoo.co.id
Lebih terperinciCiri-Ciri. 1. Molds (fungi filamentus) 2. Yeast (fungi uniselular) 3. Mushrooms (fungi makroskopik)
JAMUR Makhrus Aly Ciri-Ciri Eukariotik Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh
Lebih terperinciMORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti
MORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME Dyah Ayu Widyastuti Mikrobiologi Micros: kecil/renik Bios: hidup Mikrobiologi kajian tentang mikroorganisme meliputi aspek: morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi,
Lebih terperinciBab. Kingdom Fungi. A. Ciri-Ciri Jamur B. Klasifikasi Jamur C. Peranan Jamur bagi Kehidupan
Bab 4 Morchella esculenta merupakan jamur Ascomycota yang membentuk tubuh buah. Kingdom Fungi Hasil yang harus Anda capai: memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Sumber: www.moremushroomhunting.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil identifikasi jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi yang telah dilakukan di laboratoriun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tradisional, daerah terisolir, daerah pertanian lereng-lereng gunung, pulau
TINJAUAN PUSTAKA Eksplorasi Jamur Eksplorasi adalah kegiatan pelacakan atau penjelajahan guna mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis plasma nutfah tertentu untuk mengamankan dari kepunahan. Langkah
Lebih terperinciJAMUR. YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung BAB. 6 :
YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung 4214714 BAB. 6 : JAMUR Tujuan : Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan dapat : 1. membandingkan ciri-ciri jamur dengan organisme lain
Lebih terperincibasidiomycetes mariana
basidiomycetes mariana Basidiomycetes Ciri basidiomycetes Basidium Basidiospore (spora sexual) yang dihasilkan diluar basidium Clamp Connection Septa dolipore Clamp Connection Clamp Connection Septa dolipore
Lebih terperinciJAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1
JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1 JAMUR FUNGI KAPANG MOLD KHAMIR YEAST JAMUR MUSHROOM 4/3/2016 2 OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI KHAMIR Struktur/ morfologi Pengelompokkan Cara Reproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro 1 Ngargoyoso merupakan Taman Hutan Raya yang terletak di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Edupark merupakan taman pendidikan yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta yang terletak di dataran rendah pada ketinggian 105 mdpl dengan suhu rata-rata
Lebih terperinciBy: Aini Maskuro, S.Pd
KINGDOM FUNGI CIRI- CIRI UMUM KLASIFIKASI By: Aini Maskuro, S.Pd PERANAN CIRI- CIRI UMUM Termasuk organisme eukariotik Organisme heterotrof saprofit parasit bersimbiosis alga gol. Chloropypyta (Lichen)
Lebih terperinciKapang. Kuliah Kapang. Tujuan. Tiap orang mengenal kapang
Kuliah Kapang Tujuan Kapang Mampu menjabarkan berbagai tipe kapang Mampu memberikan setidaknya satu contoh dari tiap-tiap kelompok utama kapang yang penting bagi lingkungan Tiap orang mengenal kapang Tanaman
Lebih terperinciRANGKUMAN BIOLOGI JAMUR (FUNGI) Semester 2. kusnul latifah X MIA 8 (ICT) Ifahlatifah7192gmail.com
RANGKUMAN BIOLOGI JAMUR (FUNGI) Semester 2 kusnul latifah X MIA 8 (ICT) Ifahlatifah7192gmail.com A. Jamur ( Fungi) a. Pengertian ( explanation) - Menurut kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) jamur
Lebih terperinciPendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan
Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 13 BIOSISTEMATIKA & EVOLUSI: MIKROORGANISME Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Pendahuluan Mikroorganisme, atau mikroba, adalah makhluk hidup
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I. Morfologi Jamur Benang
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I Morfologi Jamur Benang Oleh Nama : PUTRI IGA UNTARI NIM : 08101004050 Kelompok : X (Sepuluh) Asisten : Fenky Marsandi LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Belanda pada tahun 1848, saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang di bawa
TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Kelapa sawit pertama kali di perkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848, saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang di bawa dari Mamitius dan Amsterdam
Lebih terperinciBiologi dan Siklus Hidup Jamur Merang. subkelas homobasidiomycetes, ordo agaricales, dan famili plutaceae.
Biologi dan Siklus Hidup Jamur Merang Biologi Jamur Merang Dalam taksonomi tumbuhan menurut Widyastuti (2001) jamur merang (Volvariella volvacea Bull. Ex. Fr.) digolongkan kedalam kelas basidiomycetes,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Cylindrocladium sp. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam subdivisi Eumycotina, kelas Deuteromycetes (fungi imperfect/fungi tidak sempurna), Ordo Moniliales,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Jamur Tiram Tanaman jamur tiram putih dalam tatanama (taksonomi) tumbuhan menurut Anonymous (2001) adalah: Kingdom Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Sub Ordo Familia Genus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap kawasan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya. adalah kawasan Tlogo Muncar Taman Nasional Gunung Merapi, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kawasan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya adalah kawasan Tlogo Muncar Taman Nasional Gunung Merapi, yang terletak di Desa Hargo Binangun, Kecamatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecap Kedelai 1. Definisi Kecap Kedelai Kecap merupakan ekstrak dari hasil fermentasi kedelai yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu, dengan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JAMUR PERUSAK KAYU
KARYA TULIS IDENTIFIKASI JAMUR PERUSAK KAYU Disusun Oleh: APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si NIP. 132 303 844 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR Puji syukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki separuh keanekaragaman flora dan fauna dunia dan diduga sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai daerah tropis merupakan sumber yang sangat potensial ditemukannya spesies baru. Banyak pakar yang menduga bahwa daerah tropis memiliki separuh
Lebih terperinciINTRUMEN PEMBELAJARAN
268 Lampiran 10 INTRUMEN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA MATERI JAMUR UNTUK MEMBERDAYAKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Oleh PRIHATIN NIM : S831308035 PROGRAM
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran, menurut BSNP (2007: 6), merupakan proses interaksi antara
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Kependidikan 1. Pembelajaran Biologi Pembelajaran, menurut BSNP (2007: 6), merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan guru dan sumber belajar dalam suatu lingkungan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Jamur Busuk Pangkal Batang Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma spp.) adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Subclass Order Family Genus
Lebih terperinciLumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati
Lumut/Bryophyta 1. Ciri-ciri dan sifat lumut Pada umumnya kita menyebut "lumut" untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berukuran besar ataupun kecil (Arief : 11). yang tersusun atas berbagai komponen yang saling ketergantungan dan saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hutan merupakan suatu kawasan atau wilayah yang mendukung kehidupan dari berbagai jenis makhluk hidup termasuk manusia.hutan bukanlah tempat tinggaldari satu
Lebih terperinciUNIVERSITAS MEDAN AREA
teknologi yang diperkenalkan kepada masyarakat melalui publikasi jurnal dan bahan ajar. BAB II. STUDI PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Jamur Tiram Jamur tiram adalah jamur dengan bentuk tudung yang menyerupai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyebab Penyakit Jamur penyebab penyakit rebah semai ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Basidiomycota : Basidiomycetes
Lebih terperinciTAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.
TAMBAHAN PUSTAKA Distribution between terestrial and epiphyte orchid. Menurut Steeward (2000), distribusi antara anggrek terestrial dan epifit dipengaruhi oleh ada atau tidaknya vegetasi lain dan juga
Lebih terperinciMAKALAH JAMUR OLEH : NAMA : RIFALDY TRI SETYA KELAS : X MIPA 1 N I S :
MAKALAH JAMUR OLEH : NAMA : RIFALDY TRI SETYA KELAS : X MIPA 1 N I S : 8 4 9 5 SMA NEGERI 4 WATAMPONE TAHUN PELAJARAN 2016 KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ubi kayu. Bahan pangan tersebut merupakan pati yang diekstrak dengan air
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tepung Tapioka Tepung tapioka merupakan suatu jenis bahan pangan yang dibuat dari ubi kayu. Bahan pangan tersebut merupakan pati yang diekstrak dengan air dari umbi singkong
Lebih terperinciA. Reproduksi Vegetatif : yaitu reproduksi dengan cara Pertunasan, Pembelahan, Pembelahan tunas dan Sporulasi aseksual B. Reproduksi Seksual : yaitu
A. Reproduksi Vegetatif : yaitu reproduksi dengan cara Pertunasan, Pembelahan, Pembelahan tunas dan Sporulasi aseksual B. Reproduksi Seksual : yaitu reproduksi dengan Spora seksual. A. Reproduksi Vegetatif
Lebih terperinciBANGSA CHLAMYDOBACTERIALES. spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
BANGSA CHLAMYDOBACTERIALES Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat
Lebih terperinciBagi mahasiswa. SKS / minggu
SKS / minggu : Bagi mahasiswa 50 (lima puluh) menit untuk acara tatap muka terjadual dengan Dosen (Tenaga Pendidik), dapat berupa perkuliahan, diskusi kelas, presentasi tugas, dan sejenisnya; 60 (enam
Lebih terperinci2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta) Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah
Lebih terperinciNimas Mayang Sabrina S, STP, MP, MSc Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT BIOINDUSTRI KAPANG (JAMUR) Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP, MSc Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya Email : nimas.sunyoto@ub.ac.id
Lebih terperinciMAILA WALUYANTI K
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN BIOLOGI (STUDI KEANEKARAGAMAN JAMUR BASIDIOMYCOTA) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI FUNGI SMA KELAS X SEMESTER GANJIL KURIKULUM KTSP Skripsi Oleh: MAILA WALUYANTI K4303004 FAKULTAS
Lebih terperinciLecture 1 Tatap Muka 2
1/5 Maret 2010 Lecture 1 Tatap Muka 2 Biological Diversity I: A. Filogeni dan Pohon Kehidupan B. Bacteria dan Archaea C. Protista D. Fungi Kompetensi: 1. Mahasiswa mampu menerangkan pohon filogeni 2. Mahasiswa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. organik seperti selulosa, pati, lignin, dan glukosa (Irianto et al., 2008).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Tiram Putih Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil, sehingga tidak dapat memanfaatkan cahaya matahari untuk mensintesis karbohidrat dengan cara fotosintesis. Oleh
Lebih terperinciGambar. Karat Daun Kopi (H. vastatrix)
Penurunan Produksi Kopi Disebabkan oleh Serangan Hemileia vastatrix Oleh: Ayu Endah Anugrahini, SP dan Umiati, SP Tanaman kopi ( Coffea sp ) merupakan tanaman yang bernilai ekonomis tinggi dan sangat baik
Lebih terperinciMIKROBIOLOGI BAKTERI
1 MIKROBIOLOGI BAKTERI (Nurwahyuni Isnaini) Tugas I Disusun untuk memenuhi tugas brosing artikel webpage Oleh RIZKA RAMADHANTY NIM:G0C015080 PRORAM DIPLOMA DIII ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciNama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015
Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : 1503646 Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015 1. Jelaskan perbedaan antara bakteri, fungi, algae dan virus! Ciri-ciri -Memiliki sifat antara benda mati dan benda
Lebih terperinciREPRODUKSI JAMUR. Disampaikan dalam Pembimbingan OSN SMA 9 YOGYAKARTA. Reproduksi Jamur. Disusun oleh Anna Rakhmawati
EGIATAN BELAJAR 1 REPRODUSI JAMUR Disusun oleh Anna Rakhmawati Email: anna_rakhmawati@uny.ac.id Disampaikan dalam Pembimbingan OSN SMA 9 YOGYAARTA 18 Desember 2013 Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi penyakit busuk pangkal batang (Ganodermaspp.) Spesies : Ganoderma spp. (Alexopolus and Mims, 1996).
5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi penyakit busuk pangkal batang (Ganodermaspp.) Kingdom Divisio Class Ordo Famili Genus : Myceteae : Eumycophyta : Basidiomycetes : Aphyllophorales : Ganodermataceae : Ganoderma
Lebih terperinciLaboratorium Budidaya Tanaman Anggrek DD Orchids Nursery Kota. mahasiswa dan dosen, termasuk bidang kultur jaringan tanaman.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme terdapat di berbagai tempat seperti tanah, debu, air, udara, kulit dan selaput lendir. Mikroorganisme dapat berupa bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ISOLASI DAN IDENTIFIKASI..., RICKY SINGGIH PURNOMO,ARGOTEKNOLOGI, UMP 2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur atau fungi adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora,
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Klasifikasi Makhluk Hidup dan Ciri-ciri Makhluk Hidup untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Fungi Mikologi adalah ilmu mengenai jamur berasal dari bahasa Yunani yakni : mykes = jamur, logos = ilmu. Fungi dalam bahasa latin juga berarti jamur. Fungi sudah lama
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan Jumlah jamur yang terdapat pada dendeng daging sapi giling dengan perlakuan dan
Lebih terperinciKINGDOM PROTISTA. Dyah Ayu Widyastuti
KINGDOM PROTISTA Dyah Ayu Widyastuti Tree of Life Three-domain tree of life based on small subunit rrna sequences (modified from N. R Pace, ASM News 62: 464, 1996) Protista Salah satu Kingdom dalam klasifikasi
Lebih terperinciPenggolongan Organisme dan Taksonomi Mikrobia. 5Maret 2015
Penggolongan Organisme dan Taksonomi Mikrobia 5Maret 2015 Taksonomi Carolus Linnaeus (1707-1778) Botaniawan, Sweden Pioneer dibidang taksonomi organisme 1766-1763 mengajukan konsep sistem pemberian nama
Lebih terperinciMORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR I. TUJUAN 1. Mengamati morfologi dan struktur sel kapang dan khamir secara makroskopik maupun mikroskopik. 2. Membedakan kapang tingkat tinggi dan rendah. 3. Mengetahui teknik
Lebih terperinciEVOLUSI FUNGI DAN HEWAN
EVOLUSI FUNGI DAN HEWAN Pendahuluan Setelah Anda memahami materi pada modul 3 tentang evolusi prokariota, protista, dan tumbuhan, pada modul 4 ini, selanjutnya Anda dapat mempelajari evolusi fungi dan
Lebih terperinciGUNAKAN ALAS KAKIMU ATAU..
Ciri-Ciri Umum Jamur GUNAKAN ALAS KAKIMU ATAU.. Abstrak Misetoma merupakan suatu lesi lokal yang membengkak disertai granula yang merupakan koloni-koloni padat dari jamur penyebab dan juga keluarnya cairan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat heterotrof dan berdasarkan ultrastrukturnya termasuk sel
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Keilmuan 1. Fungi a. Deskripsi Fungi Fungi (jamur) termasuk kelompok mikroorganisme yang bersifat heterotrof dan berdasarkan ultrastrukturnya termasuk sel eukariotik.
Lebih terperinciMODUL XIII KEANEKARAGAMAN ORGANISME
78 MODUL XIII KEANEKARAGAMAN ORGANISME TUJUAN Mempelajari sebagian dari keanekaragaman organisme. TEORI Organisme memiliki keanekaragaman yang relatif banyak mulai dari yang bersel satu (uniselluler) sampai
Lebih terperinciPRAKTIKUM PENGAMATAN JAMUR TEMPE( Rhizopus orizae ) DENGAN MENGGUNAKAN MIKROSKOP
PRAKTIKUM JAMUR TEMPE( Rhizopus orizae ) Posted by Jordyanalcaff 07.14, under biologi No comments PRAKTIKUM PENGAMATAN JAMUR TEMPE( Rhizopus orizae ) DENGAN MENGGUNAKAN MIKROSKOP Tujuan Kegiatan Untuk
Lebih terperinciPENICILLIUM CHRYSOGENUM
PENICILLIUM CHRYSOGENUM Oleh : Andriani Diah I. B1J012011 Istiqomah B1J012019 Yenita Riani B1J012102 TUGAS TERSTRUKTUR MIKOLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Patogen Serangga Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau membunuh inangnya karena menyebabkan penyakit pada serangga. Patogen masuk ke dalam tubuh
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Alokasi Waktu : SMA N 1 KEDUNGWUNI : BIOLOGI : X IPA/ 1(satu) : FUNGI/ JAMUR : 6 X 45 menit Standar kompetensi
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR, DAN INDIKATOR. KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
BAB 7 FUNGI KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR, DAN INDIKATOR A. Kompetensi Inti KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul yang lebih sederhana
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Degradasi Degradasi adalah suatu reaksi perubahan kimia atau peruraian suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul yang lebih sederhana (Yatim, 2007). Misalnya, penguraian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu, setiap manusia harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan adalah sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu, setiap manusia harus mampu menyesuaikan diri dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan kayu sebagai bahan bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. divisio Amastigomycota, subdivisio Basidiomycota, kelas Basidiomycetes,
5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Jamur Tiram Menurut Rahmat dan Nurhidayat (2011), jamur tiram putih dapat digolongkan kedalam Kingdom Myceteae (fungi) dengan divisio Amastigomycota, subdivisio Basidiomycota,
Lebih terperinciISOLASI JAMUR TERBAWA BENIH (Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian) Oleh Tety Maryenti
ISOLASI JAMUR TERBAWA BENIH (Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian) Oleh Tety Maryenti 1014121179 A. Latar Belakang PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2011 I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak di daerah beriklim tropis sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1) Indonesia menjadi salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Kapang Rhizopus oligosporus Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker & Moore (1996) adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Kelas Ordo
Lebih terperinciMYXOBAKTERIALES. (tumbuhan belah). Klas ini terdiri atas tumbuhan bersel satu. Sel-sel itu kecil
MYXOBAKTERIALES Myxobakteriales merupakan salah satu ordo dari kelas Schizophyta (tumbuhan belah). Klas ini terdiri atas tumbuhan bersel satu. Sel-sel itu kecil benar, kadang-kadang tak tampak dengan mikroskop
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan
Lebih terperincidan kehilangan kemampuan untuk berproduksi tinggi. Penyebaran dan tingkat serangan penyakit tergantung pada kondisi lingkungan seperti temperatur dan
VII penyakit KACANG H1JAU DAN PENANGGULANGANNYA SriHardaningsib, Yuliantoro Baliadi dan NasirSaleh ^ Kacang hijau tumbuh dengan baik di daerah tropis seperti di Asia Tenggara dan India. Sejak tanaman ini
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ceratocystis fimbriata. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom : Myceteae, Divisi : Amastigomycota,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berada dalam sebuah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah sudah seharusnya menjadikan suatu hal yang membanggakan dan patut untuk disyukuri,
Lebih terperinciEKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan
EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi
Lebih terperinci