BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman
|
|
- Hamdani Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil identifikasi jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi yang telah dilakukan di laboratoriun Mikrobiologi Universitas Andalas ditemukan sebanyak 26 jenis jamur yang telah teridentifikasi. Jenis jamur yang diidentifikasi termasuk ke dalam 4 famili yaitu Polyporaceae, Meruliaceae, Poriaceae, dan Clavariaceae. Berikut ini adalah jenisjenis jamur yang ditemukan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Jenis Jamur yang Terdapat Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi No Jenis Tempat Hidup Microporus sp1 Microporus sp2 Gleoporus sp Microporus sp3 Microporus sp4 Picnoporus sp 1 Polyporaceae Polyporus sp1 Microporus sp5 Microporus sp6 Polyporus sp2 Polyporus sp3 Microporus sp7 Microporus sp8 Polyporus sp4 Pohon 2 Meruliaceae Merulius sp Trametes sp1 Pohon Fomes sp1 Pohon Fomitopsis sp Pohon Trametes sp2 Pohon 3 Poriaceae Fomes sp2 Lenzites sp Trametes sp3 Trametes sp4 Pohon Ganoderma sp Trametes sp5 4 Clavariaceae Ramaria sp Serasah 22
2 23 Dari Tabel 4.1 di atas dapat dikelompokkan jenis-jenis jamur yang hidup di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan famili serta tempat tumbuh dari masing-masing jenis jamur yang berbeda-beda, seperti halnya pada pohon, kayu mati, dan serasah. Jenis jamur yang paling banyak ditemukan di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi terdapat pada famili Polyporaceae, yaitu jenis Polyporus sp1 yang berjumlah sebanyak 55 individu. Untuk Indeks Keanekaragaman Jamur Makroskopis di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi diperoleh sebesar 2,89057 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Indeks Keanekaragaman Jamur yang Terdapat Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi No Nama jenis jamur Jumlah (ni) Pi = ni/n Ln (Pi) H'= - Pi. ln. Pi 1 Microporus sp Microporus sp Gleoporus sp Microporus sp Microporus sp Picnoporus sp Polyporus sp Microporus sp Microporus sp Polyporus sp Polyporus sp Microporus sp Microporus sp Polyporus sp Merulius sp Trametes sp Fomes sp Fomitopsis sp
3 24 No Nama jenis jamur Jumlah (ni) Pi = ni/n Ln (Pi) H'= - Pi. ln. Pi 19 Trametes sp Fomes sp Ramaria sp Lenzites sp Trametes sp Trametes sp Ganoderma sp Trametes sp Pembahasan Hasil Penelitian Jumlah Jamur Makroskopis Berdasarkan hasil identifikasi dari jamur yang didapat di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi (Tabel 4.1) ditemukan 26 jenis jamur makroskopis. 26 jenis jamur ini termasuk kedalam 4 famili yaitu Polyporaceae, Meruliaceae, Poriaceae, Clavariaceae. Polyporaceae paling banyak ditemukan yang meliputi 14 jenis dibanding 3 famili lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yakni Marbun (2014), Zulfahrizal (2014) dan Yulianti (2015) yang melaporkan bahwa Polyporaceae paling banyak dijumpai. Mc Ilvainea (2000:1), menjelaskan bahwa Polyporaceae banyak ditemui di alam karena sebagian besar jamur ini dapat ditemukan pada musim dingin atau bahkan pada cuaca kering. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat jamur yang ditemukan di lapangan secara keseluruhan berjumlah 255 individu. Jumlah individu yang paling sedikit ditemukan terdapat pada dua jenis jamur yaitu Fomes sp1 dan Ramaria sp yang masing-masing berjumlah 1 individu. Hal ini karena pada saat penelitian dilakukan kondisi
4 25 lingkungan dalam keadaan banjir sehingga jamur yang didapat lebih sedikit. Sedangkan jumlah individu yang paling banyak ditemukan pada jenis Polyporus sp1 yang berjumlah sebanyak 55 individu hal ini dikarenakan sifat dari Polyporus sp1 hidup berkoloni. Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa jenis jamur yang ditemukan pada umumnya tumbuh pada pohon, kayu mati, dan serasah. Dwijoseputro (1978:2) menjelaskan bahwa berhubung jamur tidak mempunyai klorofil, maka hidupnya terpaksa dari zatzat yang sudah jadi yang dibuat organisme lain. Dengan kata lain, kehidupan jamur tergantung pada mahluk lain. Hal demikian jamur dikatakan organisme heterotrof. Selanjutnya Subandi (2010: 98) menyatakan bahwa jamur berkembang dalam tanah, pada bahan organik bersimbiosis dengan tumbuhan. Perubahan yang terjadi di alam banyak dipengaruhi oleh keberadaan jamur, sehingga jamur merupakan organisme penting dalam ekosistem. Bahan organik yang menumpuk sebagai serasah (bahan yang tidak hidup) tidak menjadi lebih bermanfaat bagi kehidupan lain jika tidak ada peran jamur Keanekaragaman Jamur Makroskopis di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi Jamur merupakan salah satu keunikan yang memperkaya keanekaragaman jenis mahkluk hidup. Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa indeks keanekaragaman jenis jamur makroskopis yang dapat dikatakan sedang, karena berdasarkan indeks Shannon Wiener indeks keanekaragaman yang diperoleh sebesar 2, Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fachrul (2012:51), jika Nilai 1 H 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis pada suatu wilayah tersebut sedang.
5 26 Menurut Irwan (2007: 184) menjelaskan bahwa makin besar jumlah jenis, makin besar pula keanekaragaman hayati. Jika tatanan lingkungan yang hanya terdiri dari sedikit jenis hayati, sangat peka dan mudah terganggu keseimbangannya. Dari pendapat ini dapat diketahui bahwa kondisi ekosistem Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi tersebut cenderung akan lebih mudah terganggu keseimbangannya hal ini karena keanekaragaman jenis pada wilayah tersebut rendah. Ganjar et al (2006: 103) menjelaskan bahwa banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan jamur, antara lain kelembapan, suhu, keasaman substart, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan Deskripsi Jamur Makroskopis yang ditemukan di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi Jamur yang ditemui di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan atau tempat hidup jamur yang berbeda. Menurut Tata (2010:5) untuk pertumbuhan jamur membutuhkan faktor lingkungan seperti suhu udara, cahaya, kelembaban dan aerasi atau sirkulasi air. Adapun deskripsi dari masing-masing jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut Polyporaceae Darnetty (2006:112) menjelaskan bahwa Polyporaceae merupakan famili paling besar dari ordo Polyporales (Aphyloporales) dengan jumlah spesies lebih dari 800. Anggota ini biasanya disebut juga dengan polypores karena adanya pori-pori pada himenium dari kebanyakan spesies. Tubuh buah beragam ada yang mirip
6 27 dengan kerak, papan, payung dan setelah tua umumnya kuat, keras, bergabus, dan berkayu. Selanjutnya Dwidjoseputro (1978:272) menyatakan bahwa famili Polyporaceae merupakan salah satu famili yang tergolong dalam ordo Agaricales, yang badan buahnya ada yang berbentuk kerak, papan ataupun payung. Badan buah yang tua biasanya kuat seperti belulang, gabus, ataupun kayu. Banyak tumbuh dan mengganggu pohon-pohon di hutan serta pohon-pohon perindang, pohon yang sudah mati, ataupun pada kayu bangunan. Pada penelitian ini ditemukan 26 jenis jamur yang tergolong dalam 4 genus yaitu Microporus, Gleoporus, Picnoporus, dan Polyporus. Jenis dari masing-masing genus tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Microporus Micropous sp1, jenis jamur ini ditemukan hidup menempel pada kayu mati sebanyak 10 individu. Tudung berbentuk plane (lebar). Permukaan tudung bergelombang dan memiliki warna seling-seling antara coklat kekuningan dan tepinya berwarna putih. Ukuran tudung berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Ukuran tudungnya 0,7-5,2 cm. Tekstur lamella berbentuk regular (teratur) dengan warna putih dan permukaa seperti beludru. Jenis ini tidak memiliki tangkai atau bersifat sessil, tubuh buah tipis dan keras. Jenis jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.1
7 28 Gambar 4.1 Micropous sp1 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp1 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp1 Microporus sp2, jenis jamur ini ditemukan berjumlah 22 individu. Jamur ini hidupnya menempel pada kayu mati. Jamur ini memiliki struktur tudung menyerupai parabola. Ukuran tudungnya 2,3 cm. Tudungnya berwarna-warni, coklat kekuningan. Susunan lamella teratur berwarna putih. Tangkai pendek dengan letak lateral dan berwarna kecoklatan. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.2
8 29 Gambar 4.2 Micropous sp2 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp2 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp2 Microporus sp3, memiliki tudung berdiameter 2-4,7 cm. Bentuk tudung bergulung keluar. Struktur tudung sedikit keras dan menyerupai kipas. Tudungnya berwarna putih dan pada bagian tengahnya berwarna coklat muda dengan bagian tepi bergelombang. Lamella bercabang berwarna putih dengan tangkai berbentuk lateral. Jenis jamur ini merupakan jenis jamur yang paling sedikit ditemukan hidup menempel pada kayu mati yakni hanya berjumlah 13 individu saja. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut :
9 30 Gambar 4.3 Micropous sp3 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp3 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp3 Microporus sp4, memiliki tudung berdiameter 2,3-4,1 cm. Jamur ini memiliki struktur tudung yang agar keras dan berbentuk kipas. Tudungnya berwarna abu-abu jenis jamur ini ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Lamella pada jamur ini berbentuk regular (teratur) dengan warna krem. Tangkai pada jamur ini bersifat lateral. Jenis jamur ini merupakan jenis jamur ini ditemukan berjumlah 7 individu, yang ditemukan pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.
10 31 Gambar 4.4 Micropous sp4 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp4 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp4 Microporus sp5, memiliki tudung berdiameter 2,3-4 cm. Struktur tudung yang sedikit keras dan menyerupai kipas. Tudungnya mengkilap berwarna coklat tua dan kekuningan berselang seling dengan bagian tepi bergelombang berwarna kuning muda. Lamella pada jamur ini berbentuk bergaris melintang. Tangkai bersifat lateral, menempel pada kayu mati. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 12 individu hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.5.
11 32 Gambar 4.5 Micropous sp5 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp5 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp5 Microporus sp6, memiliki tudung berdiameter 3-5,1 cm. Struktur tudung berbentuk parabola, tipis dan keras. Tudungnya berwarna coklat muda dan kekuningan berselang seling dengan bagian tepi bergelombang berwarna kuning muda. Lamella berbetuk teratur (tertata). Tangkai beberntuk esentrik. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 6 individu ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.6
12 33 Gambar 4.6 Micropous sp6 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp6 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp6 Microporus sp7, memiliki tudung berdiameter 1,9-4,7 cm. Struktur tudung berbentuk kipas, tipis dan keras dengan permukaan dan sisi tepi bergelombang. Tudungnya berwarna coklat muda pada bagian pangkal dan berwarna krem pada bagian ujung. Struktur lamella teratur (tertata). Tangkai berbentuk sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 20 individu ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.7
13 34 Gambar 4.7 Micropous sp7 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp7 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp7 Microporus sp8, memiliki ukuran tudung 2,3-3,4 cm. Struktur tudung menyerupai parabola. Tudungnya berwarna-warni, berselang-seling coklat gelap dengan tepi agak berlekuk berwarna kekuningan. Lamella jamur ini berbentuk teratur dengan warna coklat muda. Tangkai bersifat sessil pada kayu mati. Jenis jamur ini ditemukan berjumlah 8 individu. Jamur ini hidupnya menempel pada kayu mati. Tangkainya pendek dan berwarna coklat. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.8
14 35 Gambar 4.8 Micropous sp8 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp8 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp8 2. Gleoporus Gleoporus sp, memiliki tudung berdiameter 4,5-6 cm struktur tudung menyerupai kipas, berwarna coklat kehitaman agak tebal dan keras, sedangkan bagian luar berwarna putih dan bergelombang. Lamella teratur berwarna kecoklatan.
15 36 Tangkai bersifat sessil melekat pada kayu mati, jamur ini ditemukan sebanyak 7 individu. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.9 Gambar 4.9 Gleoporus sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Gleoporus sp menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Gloeporus : Gloeporus sp 3. Picnoporus Picnoporus sp memiliki tudung yang berdiameter 4,3-5,3 cm struktur tudung berbetuk seperti kipas, berwarna orange dengan tepi bergelombang. Lamella bebentuk margin stipe (bercabang ketepi) dan keras. Tangkai pada jamur ini bersifat sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 8 individu ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.10
16 37 Gambar 4.10 Picnoporus sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Gleoporus sp menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Picnoporus : Picnoporus sp 4. Polyporus Polyporus sp1, memiliki tudung berdiameter 2-5,1 cm struktur tudung keras dan agak lentur menyerupai kipas berwarna coklat, dengan permukaan yang licin dan pada bagian tepi berwarna putih. Lamella pada jamur ini teratur (tertata) dengan tangkai bersifat lateral. Jenis jamur ditemukan sebanyak 55 individu yang hidupnya menempel pada kayu mati. Hal ini dikarenakan jenis jamur ini hidupnya berkoloni. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.11
17 38 Gambar 4.11 Polyporus sp1 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Polyporus sp1 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Polyporus : Polyporus sp1 Polyporus sp2, memiliki tudung berdiameter 1,7-6,1 cm struktur tudung keras dan agak lentur menyerupai kipas berwarna coklat dengan permukaan tudung licin. Lamella berbentuk back forked (bercabang dari tepi). Tangkai bersifat sessil melekat pada kayu mati. Jenis jamur ditemukan sebanyak 7 individu yang hidupnya menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.12
18 39 Gambar 4.12 Polyporus sp2 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Polyporus sp2 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Polyporus : Polyporus sp2 Polyporus sp3, memiliki tudung berdiameter 1,5-3,4 cm struktur tudung keras berwarna coklat. Permukaan tudung agak kasar dan bagian tepi bergelombang. Lamella bersstruktur regular (teratur), dengan tangkai bersifat sessil dan melekat langsung pada kayu mati. Jenis jamur ditemukan sebanyak 16 individu. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.13
19 40 Gambar 4.13 Polyporus sp3 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Polyporus sp3 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Polyporus : Polyporus sp3 Polyporus sp4, memiliki tudung berdiameter 1 3,5 cm struktur tudung keras tetapi lentur berwarna kuning. Permukaan tudung licin dan bagian tepi bergelombang. Lamella pada jamur ini bercabang ketepi. Tangkai bersifat sessil. Jenis jamur ditemukan sebanyak 2 individu pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.14
20 41 Gambar 4.14 Polyporus sp4 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Polyporus sp4 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Polyporus : Polyporus sp Meruliaceae Merulius sp, memiliki diameter 4,1 5,2 cm struktur tidak begitu jelas memiliki warna kuning dan menempel pada kayu mati, permukaan kasar bergelombang. Struktur lamella dan tangkai tidak jelas. Jenis jamur ditemukan sebanyak 4 individu pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.15
21 42 Gambar 4.15 Merulius sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Merulius sp menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Meruliaceae : Merulius : Merulius sp Poriaceae Pada penelitian yang telah dilakukan didapat 10 jenis jamur dari famili Poriaceae yang termasuk dalam 6 genus, yaitu Trametes, Fomes, Fomitopsis, Ramaria, Lenzites, dan Ganoderma.
22 43 1. Trametes Trametes sp1, memiliki diameter 3 5,5 cm struktur tudung keras dan melengkung kearah bawah serta bergelombang pada bagian atasnya. Tudung dari jenis jamur ini berwarna coklat kehitaman dengan bagian tepi berwarna coklat muda kekuningan. Struktur lamela teratur berwarna coklat kehitaman. Tangkai pada jamur ini berbentuk sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 8 Individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.16 Gambar 4.16 Trametes sp1 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Trametes sp1 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai Devisi : Poriales : Poriaceae : Trametes : Trametes sp1
23 44 Trametes sp2, memiliki diameter 2 3,6 cm struktur tudung melengkung berbentuk kipas, tipis dan keras. Tudung berwarna abu-abu dengan permukaan berbulu. Lamella jamur ini berbentuk teratur berwrna abu-abu. Tangkai berbentuk lateral. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 7 individu, dan ditemukan hidup menempel pada pohon. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.17 Gambar 4.17 Trametes sp2 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Trametes sp2 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Poriales : Poriaceae : Trametes : Trametes sp2 Trametes sp3, memiliki diameter 3,3 5,4 cm struktur tudung melengkung berbentuk parabola dan tidak bertangkai. Tudung berwarna abu-abu dengan permukaan kasar dan bergelombang. Struktur lamella bergaris melintang dengan
24 45 tangkai berbentuk sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanya 5 individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.18 Gambar 4.18 Trametes sp3 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Trametes sp3 menurut Gerhardt (2000: 40-41) adalah sebagai : Poriales : Poriaceae : Trametes : Trametes sp3 Trametes sp4, memiliki diameter 2,8 4,4 cm struktur tudung setengah lingkaran dan tidak bertangkai. Tudung berwarna hitam dengan permukaan halus serta bagian tepi berwarna kuning. Lamella pada jamur bergaris melintang. Tangkai berupa sessil melekat langsung pada kayu mati. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 5
25 46 individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.19 Gambar 4.19 Trametes sp4 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Trametes sp4 menurut Gerhardt (2000: 40-41) adalah sebagai : Poriales : Poriaceae : Trametes : Trametes sp4 Trametes sp5, memiliki diameter 1,1 4,2 cm struktur tudung setengah lingkaran. Tudung berwarna coklat dan coklat muda pada bagian tepi dengan permukaan halus. Lamella pada jamur ini bergaris melintang berwarna coklat. Tangkai bersifat sessil menempel pada kayu. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 5 individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.20
26 47 Gambar 4.20 Trametes sp5 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Trametes sp5 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Poriales : Poriaceae : Trametes : Trametes sp5 2. Fomes Fomes sp1, memiliki diameter 8,2 cm. Jamur ini memiliki struktur tudung yang tebal, keras berwarna coklat dan agak kasar dibagian permukaannya. Lamella pada jenis jamur ini berbentuk teratur dengan tangkai berbentuk sessil. Jenis jamur ini
27 48 ditemukan sebanyak 1 individu, yang didapat tumbuh pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.21 Fomes sp1 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Fomes sp1 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Poriales : Poriaceae : Fomes : Fomes sp1 Fomes sp2, memiliki diameter 4,4-5,6 cm. Jamur ini memiliki struktur tudung yang tebal, keras berwarna coklat tua dengan permukaan licin. Lamella pada jenis jamur ini berbentuk teratur. Tangkai berbentuk sessil melekat pada kayu mati. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 7 individu, yang didapat tumbuh pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut ini:
28 49 Gambar 4.22 Fomes sp2 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Fomes sp2 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Poriales : Poriaceae : Fomes : Fomes sp1 3. Fomitopsis Fomotopsis sp, memiliki diameter 2 3,2 cm struktur tudung setengah lingkaran dan tidak bertangkai. Tudung berwarna coklat gelap dan bagian tepi berwarna putih bergaris dengan permukaan kasar. Lamella berbentuk teratur dengan tangkai berbentuk sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 2 individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.23
29 50 Gambar 4.23 Fomitopsis sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) 4. Lenzites Lenzites sp, memiliki diameter 3,3 5,5 cm struktur tudung melengkung berbentuk parabola. Tudung berwarna coklat melengkung keatas dengan permukaan kasar. Lamella bergaris melintang, dengan tangkai esentrik. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 7 individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 2.24 Gambar 4.24 Lenzites sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Lenzites sp menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai
30 51 : Poriales : Poriaceae : Lenzetis : Lenzites sp 5. Ganoderma Ganoderma sp memiliki diameter 3,4 6 cm. Jamur ini memiliki struktur tudung keras, tebal dan berwarna coklat. Lamella pada jamur ini berbentuk teratur, dan tangkai bersifat sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 8 individu, yang hidup pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.25 Ganoderma sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Ganoderma sp menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai
31 52 : Poriales : Poriaceae : Ganoderma : Ganoderma sp Clavariaceae Ramaria sp tubuh tegak, bercabang, berwarna krem, permukaan licin dan agak berbulu dengan ujung meruncing. Lamella tidak jelas terlihat. Tangkai berbentuk central. Jenis jamur tumbuh pada serasah dedaunan. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.26 Ramaria sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Fomes sp2 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Clavariales : Clavariaceae : Ramaria : Ramaria sp
32 53 Berdasarkan deskripsi diatas, dapat diketahui spesies jamur yang memiliki ukuran terkecil adalah Ramaria sp, hal ini karena struktur jamur ini tidak memiliki pileus atau tudung. Ramaria sp ditemppukan hanya 1 spesies tetapi hidupnya bekoloni atau menumpuk pada satu tempat.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Jamur Makroskopis Yang Ditemukan di Hutan Geopark Merangin Desa Air Batu Kecamatan Renah Pembarap
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Jenis Jamur Makroskopis Yang Ditemukan di Hutan Geopark Merangin Desa Air Batu Kecamatan Renah Pembarap Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Cagar Alam Tangale merupakan salah satu kawasan konservasi di
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Cagar Alam Tangale merupakan salah satu kawasan konservasi di Sulawesi Utara yang mempunyai luas sekitar 112,5 ha, yang diperuntukan
Lebih terperinciInventarisasi Jamur Tingkat Tinggi (Basidiomycetes) Di Taman Wisata Alam Muka Kuning Batam
Inventarisasi Jamur Tingkat Tinggi (Basidiomycetes) Di Taman Wisata Alam Muka Kuning Batam Inventory Of Macrofungi (Basidiomycetes) At Taman Wisata Alam Muka Kuning Batam Liska Chairani Harahap 1*, Fauziah
Lebih terperinciJENIS-JENIS JAMUR BASIDIOMYCETES FAMILIA POLYPORACEAE DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BENGO-BENGO KECAMATAN CENRANA KABUPATEN MAROS
JENIS-JENIS JAMUR BASIDIOMYCETES FAMILIA POLYPORACEAE DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BENGO-BENGO KECAMATAN CENRANA KABUPATEN MAROS Species of Fungi Basidiomycetes Family Polyporaceae in The
Lebih terperinciBionature Vol. 12 (2): Hlm: , Oktober 2011 Keanekaragaman ISSN: Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 93
Bionature Vol. 12 (2): Hlm: 93-100, Oktober 2011 Keanekaragaman ISSN: 1411-4720 Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 93 Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng (Studi
Lebih terperinciJENIS-JENIS POLYPORACEAE DI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROVINSI RIAU
JENIS-JENIS POLYPOREE DI TMN HUTN RY SULTN SYRIF HSYIM PROVINSI RIU Rizki Harja *, tria Martina 2, Nery Sofiyanti 3 Mahasiswa Program S iologi, FMIP Universitas Riau 2 Dosen idang Mikrobiologi Jurusan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data
16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 s/d Januari 2016. Lokasi penelitian berada di Desa Giriharjo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,
Lebih terperinciWahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol.11, No.2 Juli 2016
KEANEKARAGAMAN JAMUR BASIDIOMYCOTA DI HUTAN TROPIS DATARAN RENDAH SUMATERA, INDONESIA (Studi Kasus di Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru) Tri Roh Wahyudi 1, Sri Rahayu P
Lebih terperinci6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun
LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium
14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Jamur Busuk Pangkal Batang Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma spp.) adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Subclass Order Family Genus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya
Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo:
Lebih terperinciLampiran 1. Jumlah dan Diameter Pembuluh Lateks Klon BPM 1 dan PB 260 KLON Jumlah Pembuluh Lateks Diameter Pembuluh Lateks 22.00 22.19 24.00 24.09 20.00 20.29 7.00 27.76 9.00 24.13 5.00 25.94 8.00 28.00
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Titik yang dijadikan lokasi penelitian adalah Jalan H.B. Jasin (eks Jalan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Titik yang dijadikan lokasi penelitian adalah Jalan H.B. Jasin (eks Jalan Agus Salim) dari Hotel Astro sampai di perempatan lampu merah Jalan Rambutan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah dibudidayakan. Jamur tiram termasuk familia Agaricaceae atau Tricholomataceae
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan tehnik pengambilan sampel dengan cara menjelajah keberadaan jamur yang terdapat
Lebih terperinciFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI 2017
ARTIKEL ILMIAH K E A N E K A R A G A M A N J E N I S J A M U R M A K R O S K O P I S D I HUTAN GEOPARK MERANGIN PROVINSI JAMBI SEBAGAI PENGAYAAN MATERI AJAR MIKOLOGI OLEH T. Frischa. M.S RRA1C412022 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Volume Pohon Secara alami, volume kayu dapat dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Beberapa jenis volume kayu yang paling lazim dipakai sebagai dasar penaksiran,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciPENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI
PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI A. Dasar Teori Bakteri merupakan golongan prokariot. Salah satu karakteristik utama bakteri adalah ukuran, bentuk, struktur, dan penataan selnya. Berbagai ciri ini mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar hutan Indonesia termasuk dalam kategori hutan hujan tropis karena memiliki curah hujan tinggi dan suhu hangat sepanjang tahun. Hutan hujan tropis merupakan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JAMUR PERUSAK KAYU
KARYA TULIS IDENTIFIKASI JAMUR PERUSAK KAYU Disusun Oleh: APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si NIP. 132 303 844 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR Puji syukur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Tanaman Mentimun Mentimun termasuk suku Cucurbitaceae (suku labu-labuan). Kedudukan tanaman mentimun dalam sistematika tumbuhan menurut Sumpena (2004) di klasifikasikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi Degradasi lahan adalah proses menurunnya kapasitas dan kualitas lahan untuk mendukung suatu kehidupan (FAO 1993). Degradasi lahan mengakibatkan hilang atau
Lebih terperinciINVENTARISASI JAMUR TINGKAT TINGGI DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT JURNAL
INVENTARISASI JAMUR TINGKAT TINGGI DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT JURNAL NIM. 09010178 SUCI PEBRA JUSANA NIM. 09010112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berukuran besar ataupun kecil (Arief : 11). yang tersusun atas berbagai komponen yang saling ketergantungan dan saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hutan merupakan suatu kawasan atau wilayah yang mendukung kehidupan dari berbagai jenis makhluk hidup termasuk manusia.hutan bukanlah tempat tinggaldari satu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan
Lebih terperinciLAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU
LAMPIRAN 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU 1. Agrostophyllum longifolium Habitat : herba, panjang keseluruhan ± 60 cm, pola pertumbuhan monopdodial Batang : bentuk pipih,
Lebih terperinci3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN
BAB 3: TANAMAN POHON Dalam proses belajar menggambar, umumnya dapat dimulai dengan belajar menggambar alam benda yang ada di sekitar kita dan yang paling dekat dan sering di temui adalah tanaman pohon,
Lebih terperinciDESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw.
DESKRIPSI TANAMAN Acriopsis javanica Reinw. Marga : Acriopsis Jenis : Acriopsis javanica Reinw Batang : Bulat mirip bawang Daun : Daun 2-3 helai, tipis berbentuk pita, menyempit ke arah pangkal Bunga :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode observasi. odorata dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda berdasarkan bentuk lahan,
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dan dilakukan dengan menggunakan metode observasi. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM
IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) LAPORAN PENGAMATAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Botani Tumbuhan Berpembuluh yang diampu oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S. Oleh Nur Azizah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763
16 TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa sawit Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Sub famili Genus Spesies : Plantae
Lebih terperinciBAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori
BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam
Lebih terperinciJENIS - JENIS JAMUR MAKRO BASIDIOMYCOTA YANG TERDAPAT DI KORONG TANJUNG NAGARI KASANG KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH
JENIS - JENIS JAMUR MAKRO BASIDIOMYCOTA YANG TERDAPAT DI KORONG TANJUNG NAGARI KASANG KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH VERA ERMANITA NIM. 12010260 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini berlangsung sejak bulan September 2013 sampai dengan Juli 2014 di Desa Sotol Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. 3.2. Bahan dan Alat Bahan
Lebih terperinciINVENTARISASI JAMUR MAKROSKOPIS DI KAWASAN PENYANGGA (BUFFER ZONE) PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG
INVENTARISASI JAMUR MAKROSKOPIS DI KAWASAN PENYANGGA (BUFFER ZONE) PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL SULIS TYANINGSIH NIM. 10010123 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan hutan hujan tropis dengan keanekaragaman spesies tumbuhan yang sangat tinggi dan formasi hutan yang beragam. Dipterocarpaceae
Lebih terperinciPENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015
PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 DESKRIPSI VARIETAS LADA LADA VAR. NATAR 1 SK Menteri Pertanian nomor : 274/Kpts/KB.230/4/1988 Bentuk Tangkai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif, dengan objek penelitian tumbuhan mangrove di Pantai Bama hingga Dermaga Lama, Taman Nasional Baluran, Jawa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.
LAMPIRAN Lampiran 1. Ciri makroskopis dan mikroskopis fungi yang ditemukan pada serasah A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas 1. Aspergillus sp.1 Ciri makroskopis
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut
HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut Landak Hystrix javanica memiliki tiga macam bentuk rambut: rambut halus (seperti rambut pada mamalia lain), rambut peraba, dan duri. Rambut halus dan duri terdapat di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.
TINJAUAN LITERATUR Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumicophyta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terfokus di Desa Tompobulu dan kawasan hutan sekitarnya. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Edupark merupakan taman pendidikan yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta yang terletak di dataran rendah pada ketinggian 105 mdpl dengan suhu rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Merangin terletak di provinsi Jambi dengan luas km 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Merangin terletak di provinsi Jambi dengan luas 7.679 km 2 yang berjarak ± 256 km dari ibukota provinsi Jambi. Merangin secara geografis terletak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciKERAGAMAN GANODERMATACEAE DARI BEBERAPA KAWASAN HUTAN PULAU LOMBOK
BioWallacea Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi Januari 2016 Vol. 2 No. 1, p. 54- ISSN: 2442-2622 KERAGAMAN GANODERMATACEAE DARI BEBERAPA KAWASAN HUTAN PULAU LOMBOK Aida Muspiah 1, Sukiman 1, Faturrahman 1 1 Program
Lebih terperinciNo. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga
Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bambu tali (G. apus (Schult.f.) Kurz) yang terdapat di pinggiran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan suatu obyek sesuai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta
Lebih terperinciJenis-Jenis Jamur Basidiomycetes di Hutan Bukit Beluan Kecamatan Hulu Gurung Kabupaten Kapuas Hulu
. Jenis-Jenis Jamur Basidiomycetes di Hutan Bukit Beluan Kecamatan Hulu Gurung Kabupaten Kapuas Hulu Ita Mya Sari 1, Riza Linda 1, Siti Khotimah 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Klasifikasi ilmiah dari Katak Pohon Bergaris (P. Leucomystax Gravenhorst 1829 ) menurut Irawan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia, Phyllum: Chordata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lichenes yang lazim dikenal dengan nama lumut kerak merupakan jenis tumbuhan yang belum banyak diketahui oleh sebagian orang. Dan sesungguhnya berbeda dari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Istilah jamur atau fungi berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus/hifa
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Jamur Istilah jamur atau fungi berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus/hifa (mushroom) yang berarti tumbuh dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota
Lebih terperinciLili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(
Lili paris (Chlorophytum comosum) Kingdom : plantae divisi : magnoliophyta kelas : liliopsida ordo :liliaceae family : anthericaceae genus :chlorophytum spesies : chlorophytum comusum var. vittatum Batang
Lebih terperinciKARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KARYA ILMIAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM Disusun oleh: Nama : JASMADI Nim : Kelas : S1 TI-2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA JL. Ring road utara, condongcatur, sleman yogyakarta ABSTRAK Budidaya jamur tiram memiliki
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun
II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Genus Cucumis pada dasarnya memiliki bermacam-macam jenis spesies
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genus Cucumis pada dasarnya memiliki bermacam-macam jenis spesies tanaman yang berbeda dari bentuk morfologi daunnya ataupun buahnya. Tanaman dari genus Cucumis ini
Lebih terperinciOleh: Rizqi Istiqomah A
EKSPLORASI DAN INVENTARISASI JAMUR KAYU SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS DI EDUPARK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian
Lebih terperinciJ. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-
Anggaran Tabel 2. Rencana Anggaran No. Komponen Biaya Rp 1. Bahan habis pakai ( pemesanan 2.500.000,- daun gambir, dan bahan-bahan kimia) 2. Sewa alat instrument (analisa) 1.000.000,- J. Gaji dan upah
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMIRI SUNAN POPULASI KEMIRI SUNAN 1. Nama yang diusulkan : KEMIRI SUNAN 1
format-1 DESKRIPSI KEMIRI SUNAN POPULASI KEMIRI SUNAN 1 Asal calon varietas Cinunuk, Garut Nama asal Banyuresmi Nama yang diusulkan KEMIRI SUNAN 1 Umur pohon 70-80 tahun Tinggi pohon (m) 16 ± 1,80 Batang
Lebih terperinciLampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007)
Lampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007) No. Karakteristik Deskripsi Notasi Data 1 Kecambah : Panjang Sangat pendek 1 hipokotil (*) Pendek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar
4 TINJAUAN PUSTAKA Pepaya (Carica papaya L.) Asal-usul Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba yang diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko dan Nikaragua. Penyebaran tanaman pepaya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan
Lebih terperinciBiologi dan Siklus Hidup Jamur Merang. subkelas homobasidiomycetes, ordo agaricales, dan famili plutaceae.
Biologi dan Siklus Hidup Jamur Merang Biologi Jamur Merang Dalam taksonomi tumbuhan menurut Widyastuti (2001) jamur merang (Volvariella volvacea Bull. Ex. Fr.) digolongkan kedalam kelas basidiomycetes,
Lebih terperinciLAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 Asal : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Silsilah : Gondok x
Lebih terperinciMIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5
MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5 Nama Kelompok Rizky Ratna Sari Rika Dhietya Putri Ahmad Marzuki Fiki Rahmah Fadlilah Eka Novi Octavianti Bidayatul Afifah Yasir Arafat . Swietenia macrophylla
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme Endofit Endofit merupakan asosiasi antara mikroorganisme dengan jaringan tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman inang bervariasi mulai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang merupakan suatu penyelidikan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus atau
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang memiliki tubuh buah, serasah daun, ranting, kayu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
7 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Ketileng, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro pada bulan April Oktober 2015. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan
Lebih terperinci