MK Etika Profesi. Pertemuan 4 Hak dan Kewajiban Insiyur
|
|
- Hengki Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MK Etika Profesi Pertemuan 4 Hak dan Kewajiban Insiyur
2 Pengertian Dasar Insinyur adalah seseorang yang dalam melaksanakan profesinya menggunakan pengetahuan matematika dan pengetahuan alam, yang diperoleh dari pendidikan, pengalaman dan pelatihan, untuk secara ekonomis mengubah dan mengembangkan suatu bahan, energi dan berbagai sumber daya yang berasal dari alam, menjadi produk lain demi kepentingan kesejahteraan, kenyamanan, kesehatan dan keselamatan umat manusia Hak adalah kewenangan ataupun kekuasaan untuk melakukan/membuat/menilai sesuatu sesuai dengan ketentuan/perundangan yang berlaku Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan nilai/perundangan yang berlaku
3 Insinyur sebagai Profesi Atribut atau ciri-ciri sebuah profesi: Pekerjaan memerlukan ketrampilan ahli, penggunaan penilaian dan penerapan kebijaksanaan. Memerlukan pendidikan formal yang tinggi, bukan hanya pelatihan praktis atau lewat pengalaman Publik mengijinkan organisasi tertentu untuk menetapkan standar-standar bagi anggotanya Hasil yang baik dan signifikan dapat diperoleh masyarakat dari praktek profesi tersebut
4 Tanggung Jawab Profesional Informasi Pribadi & Rahasia Konflik Kepentingan Etika Lingkungan
5 Tanggung Jawab Profesional Informasi Pribadi & Rahasia Karakteristik profesi a.l: seorang profesional harus menjaga informasi tentang rahasia/ kepentingan klien. Contoh: rahasia info medis pasien, info klien hukun, desain produk perusahaan Mengapa harus dirahasiakan? Karena informasi tersebut perusahaan bersaing di pasar akan mempengaruhi kemampuan Contoh tipe informasi yg harus dirahasiakan: Hasil pengujian produk Info produk yang akan diluncurkan ke pasar Rancangan/ formulasi produk Tingkat kerahasiaan sebuah informasi juga tergantung karakter bisnis/kegiatan satu perusahaan atau lembaga. Contoh: Industri Pertahanan milik pemerintah lebih ketat daripada Industri Consumer Good
6 Tanggung Jawab Profesional Konflik Kepentingan Terjadi ketika upaya pemenuhan sebuah keinginan membuat seseorang profesional tidak memenuhi salah satu kewajibannya Contoh: Insinyur yang bertanggungjawab dalam pembangunan jaringan Perusahaan memiliki saham pada salah satu perusahaan supplier Beberapa jenis konflik kepentingan: Aktual : mengkompromikan penilaian engineering yang objektif dengan kepentingan untuk memihak kepada salah satu perusahaan supplier Potensial : seorang insinyur menjalin persahabatan dengan salah satu pemasok perusahaan Situasional: seorang insinyur dibayar ssi prosentase biaya desain, makin mahal makin besar penghasilan
7 Tanggung Jawab Profesional Etika Lingkungan Trend kepedulian terhadap sustainability lingkungan di abad 21 Alam untuk manusia atau manusia untuk alam? Insinyur bertanggungjawab agar hasil kerjanya tidak berdampak merusak lingkungan, dan jika ada dampak kerusahan maka harus dicari cara untuk memperbaikinya
8 Hak-Hak Profesional Hak Kesadaran Moral Profesional Hak untuk menolak terlibat dalam perilaku yang tidak etis Contoh: Seorang insinyur menolak untuk memalsukan hasil pengujian tentang sebuah produk Hak ini seringkali tidak bisa dipahami oleh Perusahaan, sehingga tidak diakomodasi dan dianggap sbg pembangkangan
9 Hak-Hak Profesional Ada pula hak-hak yang sebenarnya tidak terlepas dari Hak-Hak sbg individu: Hak privasi Hak untuk berserikat atau terlibat kegiatan diluar pekerjaan Hak mengajukan keberatan thd kebijakan perusanaan tanpa merasa takut diancam Hak untuk protes
10 Whistleblowing Tindakan menginformasikan kepada publik atau manajemen yang lebih tinggi tentang perilaku tidak etis atau ilegal yang dilakukan perusahaan atau atasan Jenis: Internal : informasi diungkapkan secara internal kepada pihak yang berwenang, dgn melompati hirarki birokrasi perusahaan External : informasi diungkapkan kepada media massa atau penegak hukum (lebih serius)
11 Tipe informasi yang harus dijaga 1. Data dan hasil pengujian 2. Produk masa depan yang belum diluncurkan 3. Rancangan atau formula produk 4. Jumlah karyawan dalam suatu proyek 5. Identitas pemasok 6. Strategi pemasaran 7. Biaya produksi 8. Pencapaian produksi Informasi bisnis yang tidak dijelaskan secara detail
12 Whistleblowing Jenis Pelaku: Anonim, sang pengungkap menolak menyebutkan namanya ketika membuat tuduhan Diketahui pelakunya, sang pengungkap mencantumkan namanya dan bersedia menghadapi penyelidikan yang akan muncul kemudian Tindakan whistleblowing (khususnya ke external) dianggap pengkhianatan dan sangat buruk, karena menimbulkan ketidakpercayaan publik & mengganggu soliditas perusahaan
13 Whistleblowing Kapan pengungkapan rahasia perusahaan harus dilakukan? o Kebutuhan : harus ada bahaya yang jelas dan berdampak luas o Kejelasan: informasi yang cukup dan pengetahuan yg memadai ttg permasalahan yg muncul o Kemampuan: peluang sukses yang besar untuk membuat kegiatan berbahaya tsb berhenti o Sumber mutakhir: jika tidak ada lagi pihak lain yg lebih berkompeten utk mengungkapkan dan semua jalur internal tertutup
14 Whistleblowing Beware terhadap motif! Tidak untuk balas dendam pada rekan, supervisor atau perusahaan Tidak untuk mengambil keuntungan dimasa depan
15 Whistleblowing Upaya pencegahan pengungkapan kesalahan dlm perusahaan: o Dibangun budaya etika yang kuat diseluruh lapisan perusahaan o Dibuat garis komunikasi yang jelas o Dibuka akses bagi karyawan thd top mgt o Kemauang manajemen untuk mengakui kesalahan
16 Referensi: [1] Heru Priyanto, S.T.,MBA, Hak dan Kewajiban Insiyur [2] Fleddermann,C.,2006. Etika Enjiniring, edisi kedua, Penerbit Erlangga [3] yg diakses pada hari rabu, 24 februari 2016 pukul 10.17
17 Contoh Kasus Sebuah tulisan di pojok Kompasiana yg ditulis oleh drh Chaidir Whistleblower: Pahlawan atau Pengkhianat
18 Kasus : BART (Bay Area Rapid Transit) Sistem Kereta Api berteknologi tinggi yang melayani komunitas di Teluk San Fransisco, AS
19 Story Line 1967-Desain & Bangun Pengoperasian Rancangan Awal & Penerbitan Obligasi Pembentukan BART Rekomendasi Konstruksi Terowongan KA Super cepat
20 1947 Dewan Kajian AD dan AL merekomendasikan pembangunaan jalur kereta bawah tanah super cepat yang menghubungkan San Fransisco & Oakland. Dibentuk Komisi Transportasi Cepat daerah Teluk San Fransisco (San Fransisco Bay Area Rapid Transit) utk mempelajari kebutuhan transportasi dan membuat rekomendasi kpd legislatif
21 1957 Dibentuklah Bay Area Rapid Transit (BART), yang kemudian di tahun 1962 mulai mengerjakan rancangan awal sistem kereta api cepat, termasuk terowongan kereta api dan memulai pondasi.
22 1962 Dikeluarkan obligasi untuk mendanai proyek dan dimulailah proyek konstruksi nya. Tiga isu engineering utama: 1. Desain dan konstruksi bantalan, Terowongan dan Jembatan 2. Desain dan pembuatan gerbong kereta 3. Desain dan implementasi sistem yang mengendalikan kereta BART ini menggunakan sistem kendali otomatis penuh. Kereta akan memiliki pelayan yang dikendalikan oleh komputer bukan manusia, yang disebut Sistem Kendali Kereta Otomatis (Autamatic Train Control-ATC) Sistem ini mengendalikan kecepatan kereta dan akses ke stasiun, dengan mengandalkan sistem sensor di kereta yg mendeteksi posisi kereta dan kecepatan kereta.
23 1967 Ada 2 tahap engineering: konstruksi dan operasi, yang masing2 perlu keahlian khusus. BART mensubkontrakan sbg besar pekerjaan desain dan konstruksi, untuk menghemat resources. Desain & konstruksi infrastruktur rel diberikan pada konsorsium PBTB (Parsons, Brinkerhoff, Tudor dan Bechtel) dan mulai konstruksi. Desain & konstruksi ATC diberikan pada Wetinghouse Desain & konstruksi gerbong kereta diberikan pada Rohr th 1969
24 Munculnya Masalah terkait ATC ORANG ISU TINDAKAN R. Hjortsvang Khawatir akan kurangnya pengujian thd bbrp komponen ATC dan kurangnya pengawasan tgd Westinghouse dari BART Khawatir ttg dokumentasi Westinghouse dirasa tidak cukup sbg panduan insinyur BART. R. Bruder Khawatir tentang prosedur pengujian dan jadwal pengujian Westinghouse Khawatir ttg dokumentasi juga M. Blakenze Khawatir tentang pengujian dan dokumentasi juga. Mengungkapkan pd Management Tidak mengungkapkan pada Management Menulis memo Anonim ditujukan pada Management BART
25 Konflik Terbuka Karena kekhawatiran tidak ditanggapi, ketiga insinyur mengubungi Dewan Direktur BART sehingga menimbulkan konflik dgn GM BART dianggap melangkahi. Salah satu Direktur, Dan Helix menanggapi serius, menyebarkan memo dan laporan tersebut, termasuk ke media massa. Timbul keributan besar, ketiga insinyur dipersalahkan dan diminta mengundurkan diri atau dipecat. Mereka tidak mau mundur sehingga dipecat dengan tuduhan tidak patuh, berbohong pada atasan (karena diawal penyelidikan menyangkal sbg sumber informasi), dan tidak bisa menjalani prosedur organisasi. IEEE melakukan pembelaan dengan mengajukan amicus curiae. Yang menyatakan bahwa masing insinyur tersebut memiliki kewajiban profesional untuk mengutamakan keselamatan publik dan karenanya tindakan mereka dapat dibenarkan. Dan ini sesuai dengan kode etik profesional.
26 1972 BART dimulai operasinya, dan terjadi beberapa kecelakaan kereta api di awal operasinya. Ada kereta yang menabarak stasiun. Penyebabnya kerusakan pada osilator kristal, komponen ATC yang mengendalikan perintah kecepatan kereta. Terungkap juga kerusakan fungsi dan sistem lainnya. Misal : kereta sering diperbolehkan terlalu dekat satu sama lain, kadang jalur penuh diinformasikan kosong dan sebaliknya. Kekhawatiran tiga insinyur tadi benar-benar terjadi nampaknya.
27 The End
Kode Etik. Etika Profesi dan Rekayasa #3 Dian Retno Sawitri
Kode Etik Etika Profesi dan Rekayasa #3 Dian Retno Sawitri Proyek Rapid Transport (Case Bay Area di California) Bulan Maret 1972, tiga insinyur Holger Hsortvang, Max Blakenzee, dan Robert Bruder, Bekerja
Lebih terperinciKebijakan Pengungkap Fakta
KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA 1. Ikhtisar Amcor berkomitmen terhadap standar tertinggi praktik etis dan hubungan yang jujur, serta perlindungan bagi individu yang melaporkan kejadian atau dugaan terjadinya
Lebih terperinciMK Etika Profesi. Pertemuan 5 Ethics, Morality & Law
MK Etika Profesi Pertemuan 5 Ethics, Morality & Law Moralitas Definisi Descriptive: seperangkat aturan yang mengarahkan perilaku manusia dalam memilah hal yang baik dan buruk, contoh: nilai-nilai moralitas
Lebih terperinciKODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS
KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;
Lebih terperinciETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI
ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI DEFINISI Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun
Lebih terperinciKode Etik Profesi. Ade Sarah H., M.Kom
Kode Etik Profesi Ade Sarah H., M.Kom Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak
Lebih terperinciMenjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari
Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan
Lebih terperinciPROFESI INSINYUR TEKNIK SIPIL ETIKA PROFESI
PROFESI INSINYUR TEKNIK SIPIL ETIKA PROFESI Saifoe El Unas TEKNIK atau REKAYASA ADALAH PENERAPAN ILMU DAN TEKNOLOGI UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN MANUSIA HAL INI DISELESAIKAN LEWAT PENGETAHUAN, MATEMATIKA
Lebih terperinciStandar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
Lebih terperinciOrganisasi dan Kode Etik Profesi
T07 Organisasi dan Kode Etik Profesi Arif Basofi @PENS 2013 Referensi Teguh Wahyono, Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi, Penerbit Andi Yogyakarta, 2006. Arief Wibowo,
Lebih terperinciKode Etik Insinyur (Etika Profesi)
Kode Etik Insinyur (Etika Profesi) Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (ABET) Kode Etik Insinyur ATAS DASAR PRINSIP Insinyur menegakkan dan memajukan integritas, kehormatan dan martabat profesi engineering
Lebih terperinciMK Etika Profesi. Pertemuan 10 Analisa Isu Etika. Diadopt dari materi Heru Priyanto, S.T.,MBA
MK Etika Profesi Pertemuan 10 Analisa Isu Etika Diadopt dari materi Heru Priyanto, S.T.,MBA Penyelesaian Masalah Etika Analisis Isu dlm Masalah Etika - memahami semua isu yg terlibat Kategorisasi isu etika:
Lebih terperinciKONSEP UMUM MANAJEMEN. Sumijatun September 2008
KONSEP UMUM MANAJEMEN Sumijatun September 2008 Pengertian Mary Parker Follet Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain James A.F.Stoner Manajemen => proses perencanaan, pengorganisasian,
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA
Kebijakan Pengungkap Fakta KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA Pernyataan Etika Perusahaan (Statement of Corporate Ethics) Amcor Limited menetapkan kebijakannya terhadap pengungkapan fakta dan komitmennya untuk
Lebih terperinciKODE ETIK GLOBAL TAKEDA
KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Pendahuluan Prinsip-prinsip Dasar dan Penerapannya Sudah merupakan komitmen kuat Takeda Pharmaceutical Company Limited dan semua perusahaan yang terafiliasi (secara bersama-sama,
Lebih terperinciKASUS PELANGGARAN KODE ETIK
KASUS PELANGGARAN KODE ETIK Referensi : :Kode Etik, Dr. Ir. Sri Sunarjono KODE ETIK Kode etik merupakan kerangka kerja penilaian etika bagi seorang profesional yg dapat berfungsi untuk pengambilan keputusan
Lebih terperincidr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes
dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes Peraturan yg menjadi acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit. Definisi Komite Medik Perangkat
Lebih terperinciAudit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ISO
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SML DI KOTA SURABAYA Surabaya 20 JUNI 2013 Audit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 2004 Ir. M. Razif MM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga
Lebih terperinciStandar Auditing & Kode Etik
Standar Auditing & Kode Etik ( Pertemuan ke-7) Antariksa Budileksmana antariksa_b@yahoo.com www.antariksa.info 2007 Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 7-1 Standar Auditing Suatu ukuran pelaksanaan
Lebih terperinciMATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: PRINSIP-PRINSIP BERBISNIS Pertemuan ke 3
MATERI KULIAH ETIKA BISNIS Pokok Bahasan: PRINSIP-PRINSIP BERBISNIS Pertemuan ke 3 Sonny Keraf (1998) 1. Otonomi 2. Kejujuran 3. Keadilan 4. Saling Menguntungkan (mutual benefit principle) 5. Integritas
Lebih terperinciETIKA BAGI PENGEVALUASI AMDAL HADI S. FAKULTAS KEHUTANAN IPB
ETIKA BAGI PENGEVALUASI AMDAL HADI S. ALIKODRA@2014 FAKULTAS KEHUTANAN IPB APA ITU AMDAL Amdal: Analisis mengenai Dampak Lingkungan Hidup Hakekatnya: kajian ilmiah Amdal bukan studi bisnis dn politik Profesi
Lebih terperinciBATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL
BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL Latar Belakang Definisi dan Ruang Lingkup Standar Atribut dan Standar Kinerja Kode Etik tedi last 01/17 LATAR BELAKANG. Faktor yang mendorong Manajemen membentuk
Lebih terperinciSEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI
SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik.
Lebih terperinciMengapa Perlu Kode Etik Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mengapa Perlu Kode Etik Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi Era Informasi Jutaan komputer Networks + + Data Komputer = universal tool Komputer mengerjakan hampir apa saja Komputer tidak perlu tidur
Lebih terperinciAktivitas Perlindungan Saksi Dan Korban Dalam Lingkup Kerja Lpsk. Disusun Oleh: Kombes Pol (Purn). basuki Haryono, S.H., M.H.
Aktivitas Perlindungan Saksi Dan Korban Dalam Lingkup Kerja Lpsk Disusun Oleh: Kombes Pol (Purn). basuki Haryono, S.H., M.H. VISI DAN MISI Visi Terwujudnya perlindungan saksi dan korban dalam sistem peradilan
Lebih terperinciANITA ISTININGTYAS, M.Kep KEP_S.CER/ S-1/ IV/ 2014 PRINSIP LEGAL ETIS SISTEM PENCERNAAN
ANITA ISTININGTYAS, M.Kep KEP_S.CER/ S-1/ IV/ 2014 PRINSIP LEGAL ETIS SISTEM PENCERNAAN 1 ETIK Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar perilaku individu dan atau kelompok tentang
Lebih terperinciED SPM 1: PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS
1 ED SPM 1: PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Grha Akuntan, 3 Agustus 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait, dan tidak merepresentasikan
Lebih terperinci1 INTRODUCTION. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Etika Profesional
Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Etika Profesional 1 INTRODUCTION REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 Etika Profesional 12-2
Lebih terperinciPedoman Perilaku dan Etika Bisnis
Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Tanggal Mulai Berlaku: 2/28/08 Menggantikan: 10/26/04 Disetujui Oleh: Dewan Direksi TUJUAN PEDOMAN Memastikan bahwa praktik bisnis Perusahaan Mine Safety Appliances ("MSA")
Lebih terperinciKONSEP SISTEM DAN PENGELOLAAN INTEGRASI
KONSEP SISTEM DAN PENGELOLAAN INTEGRASI Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta Manajemen Proyek (TKE 3101) oleh: Indah Susilawati, S.T., M.Eng.
Lebih terperinciSISTEM LEGISLASI TENAGA KEPERAWATAN. Sumijatun Oktober 2008
SISTEM LEGISLASI TENAGA KEPERAWATAN Sumijatun Oktober 2008 Keperawatan Profesional? Keperawatan merupakan suatu seni yang berorientasikan kepada manusia, perasaan untuk menghargai sesama individu dan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini, telah menyebabkan tingkat persaingan antar perusahaan di segala bidang, baik yang perusahaan sejenis maupun yang tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan global saat ini, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena tidak memiliki tata kelola yang baik sehingga tidak ada pemisahan tugas
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciKEBIJAKAN ANTIKORUPSI
Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")
Lebih terperinciMEKANISME KELUHAN PEKERJA
PROSEDUR TPI-HR-Kebijakan-04 Halaman 1 dari 7 MEKANISME KELUHAN PEKERJA Halaman 2 dari 7 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal Batu Televisi (Batu TV) Kota Batu Jawa Timur pada bulan
Lebih terperinciPT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DIREKSI
PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DIREKSI Piagam Direksi 1 I. Dasar Pembentukan 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan
Lebih terperinciPROFESIONALITAS UMUM DAN PROFESIONALITAS KERJA NAMA : HADI DENGGAN OKTO (M1A114001)
PROFESIONALITAS UMUM DAN PROFESIONALITAS KERJA NAMA : HADI DENGGAN OKTO (M1A114001) THEOFILLUS P SITANGGANG GIANFRANCO MARVIN GERALD ESTHY ANGELIA (M1A114005) (M1A114007) (M1A114023) P E N G E R T I A
Lebih terperinciKecurangan dalam laporan keuangan Penyalahgunaan aset. Dua Kategori Utama Kecurangan
AUDIT KECURANGAN Sebagai suatu konsep hukum yang luas, kecurangan merupakan setiap ketidakjujuran yang disengaja untuk merampas hak atau kepemilikan orang atau pihak lain. Dalam konteks audit atas laporan
Lebih terperinciEtika Profesional Komputer
Kode Etik Profesional Komputer Dua Asosiasi besar komputer telah merumuskan kode etik bagi para profesional bidangnya IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan ACM (Association for Computing
Lebih terperinciUNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN
SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana
Lebih terperinciTata Tertib Kita. Melakukan hal baik, setiap hari
Tata Tertib Kita Melakukan hal baik, setiap hari Tata Tertib Kita Pesan dari CEO 3 Tata Tertib Kita dan Anda 4 Komitmen Kita Terhadap Etika 6 1. Saling menghargai 8 Hak Asasi Manusia dan Peluang Ketenagakerjaan
Lebih terperinciTUGAS DAN PERAN PELATIH (Hak dan Kewajiban Pelatih) OLEH: YUNYUN YUDIANA
TUGAS DAN PERAN PELATIH (Hak dan Kewajiban Pelatih) OLEH: YUNYUN YUDIANA 1 An Anatomy Of A Good Coach 2 FALSAFAH SEORANG PELATIH : o Pelatih yang ingin menjadikan atletnya sebagai sang juara. o Pelatih
Lebih terperinciDAFTAR TABEL TABEL 3.1 OPERASI VARIABEL TABEL 3.2 BOBOT PENILAIAN KUESIONER TABEL 3.3 INTERVAL VARIABEL X DAN VARIABEL Y...
DAFTAR TABEL TABEL 3.1 OPERASI VARIABEL... 42 TABEL 3.2 BOBOT PENILAIAN KUESIONER... 51 TABEL 3.3 INTERVAL VARIABEL X DAN VARIABEL Y... 52 TABEL 4.1 KELOMPOK RESPONDEN BERDASARKAN USIA... 62 TABEL 4.2
Lebih terperinciKomunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi
Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi kompleks. Dokter secara individu tidak bisa menjadi ahli untuk
Lebih terperinciHasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN
Memperhatikan: Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG KODE ETIK PELAKU PENELITIAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Lebih terperinciLEGISLASI LEGISLASI ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN 19/08/2010
19/08/2010 ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN LESTARI PUJI ASTUTI, S.SiT Pengertian Aspek legal adalah aspek/ faktor yang membuat pelayanan kebidanan menjadi legal dimata hukum Tujuan memberikan jaminan keamanan
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Perilaku Korporasi
Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah
Lebih terperinciRUANG LINGKUP AKUNTANSI MANAJEMEN
RUANG LINGKUP AKUNTANSI MANAJEMEN Akuntansi Manajemen Adlh proses mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi, menyiapkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi yg digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sumber dana dan sumber daya yang ada. Sebagai konsekuensi logis dari
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Perusahaan, baik Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah maupun Badan Usaha milik Swasta sebagai suatu pelaku ekonomi, tidak bisa lepas dari
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN
1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Bapak/Ibu/Sdr/I yang terhormat, Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh
Lebih terperinciAnggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007
Tim Proyek Adalah semua personil yang tergabung gdalam organisasi pengelola proyek. Ada personil fungsional dan organisasi induk, ada juga personil yang menjadi inti dari tim. Project office : Staf pendukung
Lebih terperinciPIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )
PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN
Lebih terperinciTATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi
STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN TATA KELOLA TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar TKP. 1 Tanggung jawab dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan keraguan di kalangan masyarakat. Berbagai faktor yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia masih terdapat banyak masalah yang terjadi di berbagai kasus bisnis yang melibatkan profesi dan citra seorang akuntan yang masih menimbulkan keraguan
Lebih terperinciJaringan Kebijakan Kesehatan. Indra Darmanto Dumilah Ayuningtyas Disampaikan pada Forum Nasional IV
Implementasi Kebijakan Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) Di Rsud Prof.Dr.M.Ali Hanafiah Sm Batusangkar Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 Indra Darmanto Dumilah Ayuningtyas Disampaikan
Lebih terperinciKODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis
KODE ETIK PEMASOK Weatherford telah membangun reputasinya sebagai organisasi yang mengharuskan praktik bisnis yang etis dan integritas yang tinggi dalam semua transaksi bisnis kami. Kekuatan reputasi Weatherford
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan pertanggungjawaban kinerja ekonomi perusahaan kepada para investor, kreditur,
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciKode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%
Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan
Lebih terperinciKode etik bisnis Direvisi Februari 2017
Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan
Lebih terperinciMEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS
MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN
Lebih terperinciKODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.
KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa
Lebih terperinciMATA KULIAH ETIKA BISNIS
MATA KULIAH ETIKA BISNIS [KODE/SKS : IT023270/ 2 SKS] BISNIS SEBUAH PROFESI ETIS BISNIS : SEBUAH PROFESI ETIS? Etika Terapan Etika Profesi Menuju Bisnis Sebagai Profesi Luhur Bisnis, bisa menjadi sebuah
Lebih terperinciIta Juwitaningrum, S.Psi
Siti Wuryan Indrawati, M.Pd, Psi Ita Juwitaningrum, S.Psi Hani Yulindrasari, S.Psi, M.StatGend Diah Z Wyandini, M.Si Seorang diagnostikus tidak bebas dalam menyelenggarakan pemeriksaan psikologi banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik diperlukan untuk dapat memberikan penilaian atas kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan informasi yang menyesatkan
Lebih terperinciMENGATASI TEKANAN DI U.S CUSTOMS. (Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia) Dosen Pengampu: Dra. Trias Setiawati, M.Si
MENGATASI TEKANAN DI U.S CUSTOMS (Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia) Dosen Pengampu: Dra. Trias Setiawati, M.Si Disusun Oleh: 1. Nikky Caesar Lasemallo (14911044) Angkatan 43-C PROGRAM PASCA
Lebih terperinciDisarikan dari Ashur, dan Berbagai Sumber Yang Relevan
Disarikan dari Ashur, dan Berbagai Sumber Yang Relevan Tanggung jawab sosial perusahaan mempunyai kaitan yg erat dg penegakan keadilan dlm masyarakat umumnya dan bisnis khususnya. Tanggung jawab sosial
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
29 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Setiap perusahaan atau organisasi memiliki visi dan misi tertentu. PD Pasar Jaya memiliki visi untuk memajukan perusahaan. Sebagai pedoman
Lebih terperinciKODE ETIK AKUNTAN PUBLIK
KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK Prinsip dasar Etika Profesi Integritas Objektivitas Kompetensi serta kecermatan dan kehatihatian profesional (Professional competence and due care) Kerahasiaan Perilaku Profesional
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Atribusi Menurut Fritz Heider pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku
Lebih terperincidalam PENGOBATAN Kuntarti
dalam PENGOBATAN Kuntarti Aspek legal UU No. 23 Tahun 1992 ttg Kesehatan (Ps.32) Ayat 1 Penyembuhan penyakit & pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan & perawatan Ayat 2 Pelaksanaan pengobatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Profesionalisme Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis yang begitu pesat ini menimbulkan berbagai kasus bisnis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis yang begitu pesat ini menimbulkan berbagai kasus bisnis yang melibatkan profesi akuntan. Salah satu yang menjadi sorotan profesi ini yaitu praktik
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN KOMPETENSI DALAM PENYUSUNAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN PERSYARATAN LEMBAGA PELATIHAN
Lebih terperinciAnti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.
VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:
Lebih terperinciKewajiban karyawan dan kewajiban perusahaan. Melaporkan kesalahan perusahaan. Pelaporan bisa dibenarkan secara moral, bila lima syarat dipenuhi:
Kewajiban karyawan terhadap perusahaan Tiga kewajiban karyawan yang penting. a. Kewajiban ketaatan. b. Kewajiban konfidensialitas. c. Kewajiban loyalitas. Kewajiban karyawan dan kewajiban perusahaan Melaporkan
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN KUESIONER
DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER PETUNJUK PENGISIAN Pertanyaan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A merupakan pertanyaan umum dan bagian B merupakan pertanyaan khusus. Jika Bapak/Ibu berkeberatan untuk mencantumkan
Lebih terperinciDewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (Abet)
Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (Abet) Kode Etik Insinyur ATAS DASAR PRINSIP Insinyur menegakkan dan memajukan integritas, kehormatan dan martabat profesi engineering dengan: I. Menggunakan pengetahuan
Lebih terperinciLampiran INSTRUMEN KUESIONER PENERAPAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Lampiran INSTRUMEN KUESIONER PENERAPAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN I. Keterangan Kuesioner POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1. Kuesioner ini dimaksud untuk memperoleh data objektif dari responden 2.
Lebih terperinciElemen 3 ORGANISASI & PERSONIL
Elemen 3 ORGANISASI & PERSONIL ORGANISASI DAN PERSONIL Continual Improvement AUDIT (3.1) Struktur Organisasi, Tanggungjawab dan Wewenang (3.2) KTT, KTBT, KTKK dan PJO (3.3) Bagian K3 dan KO ORGANISASI
Lebih terperinciMuhammad Nasir S.Si.,M.Kom Dr. Nurfit Junus, MM
Implikasi Etis Manajemen Sistem Teknologi Informasi Muhammad Nasir S.Si.,M.Kom Dr. Nurfit Junus, MM Magister Manajemen Pendidikan Universitas Riau Copyright 2001 Prentice-Hall, Inc. 5-1 Masyarakat yang
Lebih terperinciHUKUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS. Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi.
HUKUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi. 1 PERSEROAN TERBATAS (UU. No. 40 Th. 2007) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian internal audit Internal Auditing adalah penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya,
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014
SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN TINDAK LANJUT PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
Lebih terperinciPENDEKATAN & KENDALA Dalam MSDM MATERI 2
6 PENDEKATAN & KENDALA Dalam MSDM MATERI 2 PERKEMBANGAN MSDM Perkembangan MSDM didorong oleh kemajuan peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan dan tuntutan daya saing produksi barang dan jasa yang dihasilkan.
Lebih terperinciMODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 4. Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D
MODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 4 Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 0 1
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN DAN ETIKA PENELITIAN. Fakultas Teknik Elektro 1
METODOLOGI PENELITIAN DAN ETIKA PENELITIAN 1 Pengertian Metodologi Penelitan Tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. 2 JENIS-JENIS PENELITIAN TUJUAN METODE TINGKAT EKSPLANASI ANALISIS & JENIS
Lebih terperinciTrust and Reliability (Kepercayaan dan Kehandalan) #dian retno sawitri Etika profesi dan rekayasa
Trust and Reliability (Kepercayaan dan Kehandalan) #dian retno sawitri Etika profesi dan rekayasa Tujuan Bab ini berfokus pada isu-isu mengenai pentingnya kepercayaan pada insinyur: kejujuran, kerahasiaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.18, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Biaya. Perkeretaapian. Perhitungan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 67 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian Audit internal merupakan bagian dari organisasi yang integral dan menjalankan fungsinya berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen senior dan
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMERIKSAAN
PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai
Lebih terperinciPEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN
PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN DASAR HUKUM KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia PARADIGMA BARU PELAYANAN INFORMASI DALAM ERA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK *) Oleh : Amin Sar Manihuruk, Drs,
Lebih terperinci