BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Simulasi Simulasi dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah antrian kendaraan. Simulasi merupakan sebuah eksperimen buatan yang disederhanakan ke dalam sebuah sistem operasi yang prosesnya memperhitungkan waktu dengan tujuan untuk memahami dan/atau meningkatan sistem tersebut (Robinson, 2004, hal. 4) Menurut Sugiarto dan Buliali (2012, hal. 236), urutan proses yang harus dilakukan dalam membuat model simulasi adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis masalah dan mengumpulkan informasi 2. Mengumpulkan data 3. Membangun model 4. Melakukan verifikasi model 5. Melakukan validasi model 6. Mendesain dan membuat skenario simulasi 7. Melakukan analisis output 8. Membuat rekomendasi akhir Suatu model simulasi yang baik dapat dilihat berdasarkan nilai utilitas resource di setiap work station. Nilai utilitas didapatkan dari hasil output software simulasi yang digunakan. Utilitas memiliki rentang nilai dari 0 hingga 1, nilai mendekati 0 berarti resource pada work station tersebut terlalu menganggur dan sebaliknya jika mendekati nilai 1 berarti resource pada work station tersebut terlalu sibuk. Nilai utilitas yang terbaik adalah yang terdapat dalam rentang 0,5 sampai 0,7 (Sugiarto & Buliali, 2012, hal. 239). Metode simulasi ini menggunakan software simulasi yang menggambarkan sistem sesungguhnya dengan ruang lingkup yang lebih luas dalam sistem tiruan berupa animasi. Salah satu software yang sering digunakan adalah ARENA. Software simulasi ARENA merupakan salah satu software simulasi general purpose yang berbasis pada Graphical User Interface (GUI) yang dibuat oleh Systems Modeling Corp, USA. Software simulasi lainnya yang ada dipasaran sampai saat ini adalah GPSS/H, SIMAN, Pro-Model, Vensim, Powersim, dan PROOF Animation (Kelton, Sadaowski, & Zupick, 2015, hal ). Gambar 2.1 Simulasi Menggunakan Software ARENA 5

2 6 Dalam menjalankan simulasi menggunakan software ARENA, dibutuhkan beberapa proses dalam memasukkan data aktual ke dalam pembuatan model animasi. Untuk itu dibutuhan beberapa pemilihan beberapa panel basic process sebagai gambar yang mewakilkan proses simulasi aktual ke dalam software ARENA. Panel basic process yang digunakan dalam pembuatan model simulasi terdiri dari berbagai macam modul untuk menjalankan perintah simulasi. Modul-modul tersebut diantaranya (Kelton, Sadaowski, & Zupick, 2015, hal ): Tabel 2.1 Jenis Modul dan Keterangan pada Software ARENA Jenis Modul Keterangan Create Modul Digunakan pada awal pembuatan model simulasi, pada modul ini dilakukan input data seperti, nama model simulasi, jumlah entity yang di input, dan waktu antar kedatangan. Modul Dispose Modul Process Modul Decide Modul Batch Modul Separate Modul Record Digunakan untuk mengakhiri pembuatan model simulasi, pada modul ini dapat menampilkan nama dari dispose yang disesuaikan dengan model. Digunakan sebagai metode proses utama dalam pembuatan simulasi, pada modul ini dilakukan input data seperti jumlah resource yang tersedia, waktu proses yang dapat dipertimbangkan sebagai non/value-added, transfer, wait dan sebagainya. Digunakan sebagai opsi pemilihan keputusan dalam sebuah sistem, pemilihan keputusan yang dapat dipilih contohnya adalah probabilitas kemungkinan benar 80% dan kemungkinan salah 20%. Modul Batch digunakan untuk membatasi entities yang memasuki sistem, pada modul ini dapat dilakukan pengaturan batch size sebagai ukuran batch yang akan dimodelkan. Modul Separate ini berfungsi sebagai pembuat salinan entity yang datang dan dijadikan entities yang berlipat atau membagi entity dari modul batch sebelumnya. Digunakan untuk mengumpulkan statistik dalam model simulasi. Jenis statistik yang dapat di-input seperti waktu antar keluar melalui modul, entity waktu, biaya, penelitian umum, dan statistik interval.

3 7 Tabel 2.1 Jenis Modul dan Keterangan pada Software ARENA (lanjutan) Modul Entity Modul Resource Modul Variabel Modu Schedule Modul Set Pada modul data ini akan menampilkan berbagai macam tipe dari entity dan memberikan nilai pictures dalam simulasi. Salah satu entity yang dapat ditampilkan adalah informasi biaya. Pada modul ini akan menampilkan jumlah sumber daya dalam sistem simulasi. Resource dapat ditentukan dengan pasti dan dioperasikan berdasarkan jadwal kegagalan dari resource dapat dispesifikasikan di sini. Pada modul data ini digunakan untuk menjelaskan ukuran variabel dan nilai awal, contoh variabel yang dapat dimasukkan antara lain modul decide yang dapat dimasukkan ulang nilainya dengan modul assign dan dapat digunakan pada segala expression. Pada modul data ini, dapat dilakukan input data yang akan mengatur jadwal pengoperasian dari modul resource yang tersedia. Pada modul Set akan menjelaskan berbagai macam tipe dari sets, seperti resource, counter, tally, entity, type, entity picture. Modul ini dapat digunakan dalam modul process. Setelah memasukkan beberapa modul kedalam simulasi ARENA, selanjutnya adalah menghubungkan beberapa garis tersebut dengan garis konektor. Garis ini digunakan untuk menghubungkan modul dan mengarahkan aliran data entities. Untuk data statistikal, seperti waktu siklus dan waktu tunggu akan dicatat dan ditampilkan secara otomatis sebagai hasil simulasi oleh ARENA (Liong & Loo, 2009, hal. 47). 2.2 Jenis Data pada Simulasi ARENA 1. Beta Distribusi Beta banyak digunakan untuk mewakili proporsi acak. Jenis distribusi ini memiliki spesifikasi ukuran dari seluruh populasi Beta (β) dan Alpha (α) sebagai bilangan asli positif. Variabel acak distribusi ini terletak diantara 0 dan 1. Karena kisaran distribusi beta adalah dari 0 sampai 1, Sampel X dapat ditransformasi ke skala beta sampel Y dengan range dari a hingga b dengan menggunakan Y = a + (b a) X (Kelton, Sadaowski, & Zupick, 2015, hal. 599). 2. Exponential Distribusi Exponensial sering digunakan untuk model yang terdapat perbedaan waktu antar kejadian (interevent times) pada kedatangan acak dan proses yang berbeda. Model distribusi ini umumnya tidak dapat digunakan pada model yang terdapat jeda waktu (delay). Spesifikasi ukuran dari

4 8 seluruh populasi Beta (β) sebagai bilangan asli positif (Kelton, Sadaowski, & Zupick, 2015, hal. 604). 3. Gamma Distribusi Gamma digunakan pada jenis kejadian yang memiliki parameter integer. Model distribusi ini sering digunakan untuk mewakili jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan. Jenis distribusi ini memiliki spesifikasi ukuran dari seluruh populasi Beta (β) dan Alpha (α) sebagai bilangan asli positif (Kelton, Sadaowski, & Zupick, 2015, hal. 605). 4. Normal Distribusi Normal digunakan pada situasi dimana teori batas tengah berlaku, pada kondisi ini penyebaran data terbagi secara merata atau simetris dengan satu puncak. Rata-rata distribusi ini terletak di tengah kurva yaitu satu garis dengan puncak kurva. Nilai rata-rata (µ) dispesifikasikan sebagai bilangan asli dan standar deviasi (σ) dispesifikasikan sebagai bilangan asli positif (Kelton, Sadaowski, & Zupick, 2015, hal. 608). 5. Weibull Distribusi Weibull memiliki skala parameter Beta (β) dan bentuk parameter Alpha (α) dispesifikasikan sebagai bilangan asli positif. Pada model ini secara luas digunakan dalam model reabilitas untuk mewakilkan suatu umur pemakaian dari suatu alat. Jika sistem terdiri dari sejumlah data yang besar dengan bagian yang gagal secara independent dan ketika sistem itu gagal, maka waktu antar kegagalannya berturut-turut diperkirakan distribusi ini adalah distribusi Weibull (Kelton, Sadaowski, & Zupick, 2015, hal. 612). 6. Lognormal Distribusi Lognormal dapat digunakan dalam kondisi dimana terdapat banyak jumlah kuantitas produk dengan jenis random. Distribusi ini berhubungan dengan distribusi normal jika sebuah variabel acak X adalah distribusi Log (µ l, σ l ), dan hanya jika, Ln x mengikuti distribusi normal dengan mean µ dan varians σ. Parameter distribusi ini memiliki rata-rata LogMean (µ l > 0) dan standar deviasi LogStd (σ l > 0) dari lognormal variabel acak. Baik nilai LogMean dan LogStd harus terspesifikasi sebagai bilangan asli positif (Kelton, Sadaowski, & Zupick, 2015, hal. 607). 7. Triangular Distribusi triangular atau segitiga banyak digunakan pada situasi dimana bentuk pasti dari distribusi tidak dapat diketahui, tetapi dapat di estimasikan sebagai minimum, maksimum, dan data yang tersedia paling banyak. Distribusi segitiga sangat mudah digunakan untuk menjelaskan distribusi lainnya yang mungkin digunakan pada situasi ini. Spesifikasi nilai untuk distribusi ini terdiri dari minimum (a), mode (m), dan maksimum (b) sebagai bilangan asli dengan a < m < b (Kelton, Sadaowski, & Zupick, 2015, hal. 610). 8. Erlang Distribusi Erlang dapat dipakai saat kondisi dimana terjadi suatu aktivitas pada fase keberhasilan dengan setiap fase merupakan distribusi eksponensial. Pada distribusi ini parameter yang digunakan adalah rata-rata (β) untuk setiap komponen dengan distribusi eksponensial, dan nilai eksponensial random variabel (k) adalah parameter distribusi, nilai eksponensial rata-rata tergolongkan sebagai bilangan nyata positif integer positif. Distribusi ini biasanya digunakan untuk mewakilkan permintaan

5 waktu untuk menyelesaikan sebuah tugas (Kelton, Sadaowski, & Zupick, 2015, hal. 603). 2.3 Uji Kecukupan Data Uji kecukupan data dilakukan untuk menentukan apakah jumlah data yang kita ambil sudah cukup atau tidak. Data dianggap cukup apabila N (data yang diambil) lebih besar dari N 1 (data minimal yang seharusnya diambil). Apabila data yang di ambil (N) lebih besar dari jumlah data minimal yang seharusnya diambil (N 1 ), ini artinya bahwa jumlah data pengamatan yang diambil sudah cukup untuk dilakukan perhitungan selanjutnya. Rumus Perhitungan uji kecukupan data (Wignjosoebroto, 2008, hal. 172): 9 N 1 = 2.4 Uji Keseragaman Data Setelah melakukan observasi data cycle time diperoleh dan dilakukan kecukupan data, selanjutnya data harus dilakukan tes penyeragaman jenis data. Tes keseragaman data ini bisa dilaksanakan dengan cara visual dan/atau mengaplikasikan peta kontrol (control chart). Untuk tes dengan cara visual dilakukan pengamatan dan pengidentifikasikan data yang terlalu ekstrem. Data yang termasuk ekstrem adalah data yang memiliki nilai yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh menyimpang dari trend rata-ratanya. Sehingga data ekstrem tersebut dibuang dan tidak dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya (Wignjosoebroto, 2008, hal. 194). Untuk peta kontrol dilakukan perhitungan rata-rata ( ) dari keseluruhan data, kemudian dari seluruh data yang didapatkan dilakukan pengeplotan dari setiap titik yang mewakilkan nilai data tersebut pada grafik pengamatan. Selanjutnya dilakukan perhitungan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB). Perhitungan BKA dan BKB dapat dilakukan dengan menggunakan rumus (Wignjosoebroto, 2008, hal. 195): BKA = + 3 SD BKB = 3 SD Setelah mendapatkan garis batas atas dan garis batas bawah, dilakukan pengamatan dari setiap titik plot apakah berada dalam batas kontrol atau diluar kontrol. Titik plot yang berada di dalam garis batas berarti data seragam sedangkan titik plot yang berada di luar garis batas tersebut dibuang dan tidak dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya. 2.5 Verifikasi dan Validitas Untuk memulai pembuatan simulasi, terlebih dahulu dilakukan pengamatan langsung terhadap sebuah sistem dan interaksi komponenkomponen yang ada didalam sistem tersebut. Setelah dilakukan pengamatan data terkumpul dilakukan verifikasi. Proses verifikasi adalah proses yang berguna untuk memastikan apakah model simulasi yang dibuat telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan untuk memastikan model simulasi bebas

6 10 dari error dan berjalan sesuai dengan konsep yang diharapkan (Sugiarto & Buliali, 2012, hal. 237). Selanjutnya dilakukan validitas yang akan menentukan apakah model konseptual merupakan gambaran berarti dan akurat dari sistem nyata. Validasi merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah simulasi merupakan representasi akurat dari sistem yang sedang berjalan (Manuj, 2009, hal. 185). Setelah mendapatkan data model simulasi yang dinyatakan valid, selanjutnya dilakukan pengujian validasi model simulasi dengan metode Confidence Interval. Metode Confidence Interval adalah cara statistik untuk menunjukkan bagaimana seberapa akurat dari rata-rata nilai yang diperkirakan. Biasanya pada interval yang sempit hasil yang didapatkan akan lebih akurat. Secara umum, semakin banyak sampel data yang dimasukkan dalam interval, maka interval akan semakin menjadi sempit (Robinson, 2004, hal. 154). Jika terdapat perbedaan jumlah sampel data antara data existing dan data simulasi usulan maka metode yang digunakan adalah Welch Confidence Interval. Untuk menghitung validasi Welch Confidence Interval dapat menggunakan rumus (Fakhruzy, Suwignjo, & Wiratno, 2009, hal. 6): df = Setelah mendapatkan hasil replikasi selanjutnya adalah mencari HW (half width). Perhitungan HW dilakukan untuk menghitung nilai eror dari data tersebut. Untuk menghitung half width dapat dicari dengan rumus (Fakhruzy, Suwignjo, & Wiratno, 2009, hal. 7): hw = t df 2.6 Menghitung Replikasi Teori replikasi adalah menjalankan model simulasi dengan menggunakan aliran angka acak tertentu, yang pada gilirannya menyebabkan peristiwa acak dari urutan angka tersebut. Melakukan beberapa replikasi adalah setara dengan mengambil beberapa sampel dalam statistik. Replikasi umumnya adalah satusatunya metode yang tersedia untuk memperoleh cukup data output dari mengakhiri simulasi. Sementara itu, untuk non-terminating simulasi model pengguna dapat menggunakan berjalan panjang atau beberapa replications. Tujuan melakukan replikasi adalah untuk menghasilkan beberapa sampel dan untuk mendapatkan perkiraan yang lebih baik dalam meningkatkan performa kinerja. Replikasi dapat dihitung dengan menggunakan (Law & Kelton, 2000, hal. 513):

7 Perhitungan Pemotongan pada Cutting Tools Proses permesinan merupakan suatu proses yang merubah bahan baku menjadi produk akhir yang bermanfaat, pada dasarnya proses permesinan dibutuhkan sebagai proses akhir untuk mengurangi dimensi permukaan bahan material setelah pengecoran. Jenis jenis proses yang dapat dilakukan dengan proses permesinan adalah (Murthy & Sreenivas, 2013, hal. 2259): 1. Drilling 2. Boring 3. Shaping 4. Grinding 5. Reaming 6. Milling Waktu permesinan berarti memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan komponen yang diberikan sesuai dengan bentuk yang diinginkan, estimasi waktu permesinan didapatkan dari waktu aktual yang sudah ditambahkan dengan waktu allowance untuk diberikan kepada pekerja. Waktu yang dibutuhkan untuk permesinan terdiri dari (Murthy & Sreenivas, 2013, hal. 2259): 1. Pemindahan material 2. Down time 3. Kelonggaran kelelahan 4. Kelonggaran pergantian tools 5. Kelonggaran inspeksi ukuran 6. Kelonggaran untuk membersihkan material 7. Mengambil bahan material baru. Salah satu mesin yang digunakan dalam proses pembuatan cylinder head adalah tapping center yang merupakan mesin CNC atau mesin otomatis. Mesin tapping center berfungsi untuk membuat lubang, membesar lubang, dan membuat chamfering. Untuk dapat mempercepat waktu proses dalam pengeboran dapat dilakukan dengan menambahkan kecepatan putar mesin dan kecepatan feeding rate (Groover, 2007, hal. 518). 1. Rumus kecepatan putar mesin Keterangan: N = Kecepatan putar mesin (rev/mm) V = Kecepatan potong (mm/min) D = Diameter mata bor (mm) 2. Rumus waktu permesinan bor lubang tembus

8 12 Keterangan: = Waktu permesinan t = Jarak kedalamam pemotongan A = Kelonggaran sudut potong mata bor = Feeding rate 3. Rumus waktu permesinan bor lubang buntu Keterangan: = Waktu permesinan t = Jarak kedalamam pemotongan = Feeding rate 4. Rumus waktu permesinan frais Keterangan: = Waktu permesinan L = Jarak pemotongan A = Kelonggaran sudut potong mata bor = Feeding rate 2.8 Uji Hipotesa Bonferroni Pengambilan keputusan dilakukan untuk menentukan apakah alternatif solusi yang diberikan memiliki hasil yang berbeda dengan model yang ada sekarang. Penentuan hipotesa telah ditentukan jika nilai 0 berada pada range µ1 µ2 maka terima H0, dan sebaliknya jika nilai 0 berada di luar range µ1 µ2 maka tolak H0. Jika tolak H0, maka menunjukan pada hasil model existing dengan skenario alternatif perbaikan sangat berbeda secara signifikan. Sehingga skenario ini dapat dipertimbangkan sebagai solusi perbaikan. Sebaliknya, jika terima H0, maka pada hasil model existing dengan skenario alternatif perbaikkan hampir menyerupai. Sehingga skenario ini tidak dapat dijadikan dipertimbangkan sebagai solusi perbaikan (Zaini & Marsigit, 2014, hal ). Hipotesa = H 0 : µ1 = µ2 H 1 : µ1 = µ2 hw µ1 µ2 + hw 2.9 Breakeven Analysis Breakeven point atau titik impas merupakan suatu titik yang menunjukan hubungan matematika antara parameter pendapatan penjualan dan biaya yang dikeluarkan dari proses permintaan hingga memasok barang ke pembeli. Tujuan dari breakeven analysis adalah untuk menampilkan nilai dari setiap

9 variabel atau parameter suatu projek (Blank & Tarquin, 2012, hal.341), dalam hal ini titik impas yang dicari adalah jumlah output yang harus terjual atau jumlah harga jual sehingga jumlahnya harus seimbang dengan biaya yang dikeluarkan. Pada saat breakeven ini keuntungan atau profit yang didapatkan adalah harus 0 sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian yang didapatkan. Breakeven point ini bermanfaat bagi setiap perusahaan untuk dapat mengambil berbagai macam keputusan bisnis, termasuk menetapkan harga, mempersiapkan tawaran kompetitif dan mengajukan permohonan pinjaman dengan lembaga keuangan (Sharma, 2014, hal. 164). Untuk menghitung breakeven point dibutuhkan data berupa biaya-biaya yang mempengaruhi proses produksi, biaya tersebut terdiri dari (Sharma, 2014, hal. 164): 1. Biaya variabel berarti biaya yang selalu mengikuti dengan kuantitas barang atau jasa yang dihasilkan dan juga penambahan bahan-bahan lain yang akan diperlukan sebagai pelengkap unit yang diproduksi. 2. Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan walaupun jika tidak ada unit yang diproduksi. Dalam sebuah perusahaan yang memproduksi baik satu jenis barang atau jasa, biaya ini akan mencakup semua biaya yang diperlukan untuk menyediakan dilingkungan produksi, seperti biaya administrasi, depresiasi peralatan, dan peraturan biaya (regulation fee). Namun, dalam sebuah perusahaan multi produk, biaya tetap biasanya dialokasikan untuk semua produk. Perhitungan Breakeven Point (Blank & Tarquin, 2012, hal. 342): 13 FC r v = Breakeven Quantity (unit) = Fixed cost = Revenue per unit = Variable cost per unit Profit = Revenue (FC + V)

10 14

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA PRODUKSI CYLINDER HEAD MELALUI PENGURANGAN SHIFT KERJA DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA PRODUKSI CYLINDER HEAD MELALUI PENGURANGAN SHIFT KERJA DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA PRODUKSI CYLINDER HEAD MELALUI PENGURANGAN SHIFT KERJA DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI Keevin Winata, Muhamad Olga Pratama, Muhammad Indra Kurnia, Bahtiar Saleh Abbas Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemodelan dan Simulasi Model merupakan representasi sistem dalam kehidupan nyata yang menjadi fokus perhatian dan menjadi pokok permasalakan. Pemodelan dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Dari sudut pandang sebuah perusahaan

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI 3.1 Sistem Antrian Incoming Call THE TEMPO GROUP Gambar 3.1 Telepon Operator Secara umum Sistem Antrian Incoming Call di THE TEMPO GROUP dapat digambarkan sebagai berikut

Lebih terperinci

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output:

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: 1. Terminating simulation 2. Nonterminating simulation: a. Steady-state parameters b. Steady-state cycle parameters

Lebih terperinci

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu Penentuan Jumlah Operator OPTIMAL dengan Metode Simulasi Satya Sudaningtyas Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Laman: satya.sudaningtyas@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian. 2.1. Tinjauan Pustaka Berikut ini merupakan penjelasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 3

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

O v e r v i e w & l e a r n i n g to run simulation Software Simulation Arena 5.0

O v e r v i e w & l e a r n i n g to run simulation Software Simulation Arena 5.0 Praktikum Arena 5.0 O v e r v i e w & l e a r n i n g to run simulation Software Simulation Arena 5.0 Tujuan Praktikum Memperkenalkan Software Arena 5.0 sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah simulasi.

Lebih terperinci

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu

Lebih terperinci

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND Aro Manis, Siti Tri Susiati Hutami Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Pada umumnya, bus kampus beroperasi untuk mengantarkan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menjelaskan tentang hasil pengujian perhitungan secara matematis dengan membandingkan histogram data mentah dan distribusi probabilitias teoritis. Data mentah

Lebih terperinci

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika.

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika. Teknik Simulasi Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen pada umumnya menggunakan

Lebih terperinci

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X = 0. Perlu diketahui bahwa luas kurva normal adalah satu (sebagaimana

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PELUANG KONTINYU DISTRIBUSI PROBABILITAS

DISTRIBUSI PELUANG KONTINYU DISTRIBUSI PROBABILITAS DISTRIBUSI PROBABILITAS Berbeda dengan variabel random diskrit, sebuah variabel random kontinyu adalah variabel yang dapat mencakup nilai pecahan maupun mencakup range/ rentang nilai tertentu. Karena terdapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho 8 LAMPIRAN Struktur Organisasi PT. Soho 83 LAMPIRAN Perhitungan Jumlah Sampel Minimum Menurut Sritomo (995, p 84), untuk menetapkan jumlah observasi yang seharusnya dibuat (N ) maka disini harus diputuskan

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu fenomena

Lebih terperinci

Pertemuan 14. Teknik Simulasi

Pertemuan 14. Teknik Simulasi Pertemuan 14 Teknik Simulasi Pengantar Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen

Lebih terperinci

Discreate Event Simulation pada UKM Pembuatan Tas Asem Rowo

Discreate Event Simulation pada UKM Pembuatan Tas Asem Rowo TUGAS BESAR SIMULASI SISTEM INDUSTRI Discreate Event Simulation pada UKM Pembuatan Tas Asem Rowo KELOMPOK 2 Kelas C T E K N I K I N D U S T R I I T S DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN Dio Putera Hasian, Aldie Kur anul Putra Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian terjadi apabila waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, kami sampaikan ke hadirat Allah YME, karena terealisasinya Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri

Lebih terperinci

EVALUASI DAN USULAN PERBAIKAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINTS DAN SIMULASI

EVALUASI DAN USULAN PERBAIKAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINTS DAN SIMULASI EVALUASI DAN USULAN PERBAIKAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINTS DAN SIMULASI ABSTRAK Jessica Christie Paune 1) dan Parwadi Moengin 2) Laboratorium

Lebih terperinci

Distribusi Probabilitas Kontinyu Teoritis

Distribusi Probabilitas Kontinyu Teoritis Distribusi Probabilitas Kontinyu Teoritis Suprayogi Dist. Prob. Teoritis Kontinyu () Distribusi seragam kontinyu (continuous uniform distribution) Distribusi segitiga (triangular distribution) Distribusi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Pada Bab ini akan dilakukan pembahasan untuk menetapkan beban overbooking melalui model penghitungan. Untuk dapat melakukan penghitungan tersebut, terlebih dahulu

Lebih terperinci

ESTIMASI. Arna Fariza PENDAHULUAN

ESTIMASI. Arna Fariza PENDAHULUAN ESTIMASI Arna Fariza PENDAHULUAN MATERI LALU Karena adanya berbagai alasan seperti banyaknya individu dalam populasi amatan, maka penelitian keseluruhan terhadap populasi tersebut tidaklah ekonomis, baik

Lebih terperinci

Analisis Keseimbangan Lintasan untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi dengan Pendekatan Line Balancing dan Simulasi

Analisis Keseimbangan Lintasan untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi dengan Pendekatan Line Balancing dan Simulasi Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.107-113 ISSN 2302-495X Analisis Keseimbangan Lintasan untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi dengan Pendekatan Line Balancing dan Simulasi Vickri Fiesta

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM PELAYANAN PARKIR BERBASIS RFID (Radio Frequency Identification) DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM PELAYANAN PARKIR BERBASIS RFID (Radio Frequency Identification) DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM PELAYANAN PARKIR BERBASIS RFID (Radio Frequency Identification) DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Diyah Dwi Nugraheni, Yusuf Priyandari, dan Retno Wulan

Lebih terperinci

RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD. 05/09/2012 MK. Analisis Reliabilitas Darmanto, S.Si.

RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD. 05/09/2012 MK. Analisis Reliabilitas Darmanto, S.Si. RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD 1 RELIABILITAS Peluang bahwa suatu produk atau jasa akan beroperasi dengan baik dalam jangka waktu tertentu (durabilitas) pada kondisi pengoperasian sesuai dengan desain (suhu,

Lebih terperinci

Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: Surakarta, 7-8 Mei 2018

Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: Surakarta, 7-8 Mei 2018 SIMULASI DAN PEMODELAN SISTEM ANTRIAN BAHAN BAKAR PERTALITE DI SPBU JL. MONGINSIDI, SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ARENA Dwinda Asyfi Addina *1), Puty Mairawati *2), Eko Liquiddanu *3) *1,2,3) Jurusan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI 1 EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana, Nurhadi Siswanto, dan Dewanti Anggrahini Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

Sekenario Alokasi Sumberdaya Peralatan untuk Meningkatkan Kinerja Sistem Manufaktur dengan Pendekatan Simulasi Sistem Diskrid

Sekenario Alokasi Sumberdaya Peralatan untuk Meningkatkan Kinerja Sistem Manufaktur dengan Pendekatan Simulasi Sistem Diskrid Sekenario Alokasi Sumberdaya Peralatan untuk Meningkatkan Kinerja Sistem Manufaktur dengan Pendekatan Simulasi Sistem Diskrid Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UISU Abstraksi

Lebih terperinci

PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...

PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK PT. Trimandiri Plasindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan plastik pembungkus. Plastik pembungkus yang dibuat ada beberapa jenis, tetapi yang diteliti hanya produk kantong kresek.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Sistem Transportasi Suatu sistem transportasi dapat dinyatakan sebagai sebuah rangkaian tindakan yang konsisten yang juga dapat disebut sebagai suatu proyek, dimana dalam

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN)

ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN) ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN) By: Rini Halila Nasution, ST, MT WORK SAMPLING Suatu aktivitas pengukuran kerja untuk mengestimasikan proporsi waktu yang hilang(idle/delay)

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK)

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK) ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK) Penulis: Gargentiana Gian Program Studi Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division )

Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division ) Petunjuk Sitasi: Purwani, A., & Tsani, Y. (2017). Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division ). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

Distribusi Probabilitas : Gamma & Eksponensial

Distribusi Probabilitas : Gamma & Eksponensial Distribusi Probabilitas : Gamma & Eksponensial 11 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Distribusi Gamma Distribusi Eksponensial 3 Distribusi Gamma Tidak selamanya

Lebih terperinci

TAKARIR. digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini : : Besi berbentuk pipa yang digunakan untuk menggulung benang pada. proses splitting.

TAKARIR. digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini : : Besi berbentuk pipa yang digunakan untuk menggulung benang pada. proses splitting. TAKARIR Berikut ini adalah padanan kata bahasa asing dalam bahasa Indonesia yang digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini : Mother Yarn : Bahan baku berupa filament benang Nylon yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Beberapa pengertian sistem menurut para ahli adalah sebagai berikut (Sutabri, 2012) : 1. Secara sederhana, sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Simulasi Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The Technique of imitating then behaviour of some situation or system (economic, mechanical,

Lebih terperinci

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi

Lebih terperinci

B A B I I LANDASAN TEORI

B A B I I LANDASAN TEORI B A B I I LANDASAN TEORI 2.1 Proses Manufaktur Manufaktur merupakan suatu aktivitas manusia yang mencakup semua fase dalam kehidupan. Computer Aided Manufacturing International (CAM-I) mendefinisikan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumusan dari permasalahan yang ditemukan adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Rumusan dari permasalahan yang ditemukan adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ( Cukup 3 paragraf saja ) - Jelaskan mengenai keadaan/masalah perusahaan yang diamati - Uraikan fungsi simulasi untuk mengatasi permasalahan yang ada pada obyek yang

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PELAYANAN NASABAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI (Studi Kasus: Bank BRI Unit Selopuro Blitar)

PERBAIKAN SISTEM PELAYANAN NASABAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI (Studi Kasus: Bank BRI Unit Selopuro Blitar) PERBAIKA SISTEM PELAAA ASABAH DEGA MEGGUAKA METODE SIMULASI (Studi Kasus: Bank BRI Unit Selopuro Blitar) IMPROVED CLIET SERVICE SSTEM USIG SIMULATIO METHODS (Case Study: Bank BRI Unit Selopuro Blitar)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Blanchard (2000) mendefinisikan sistem sebagai sekumpulan dari elemen-elemen yang mempunyai fungsi bersama untuk mencapai suatu tujuan (Miftahol, 2009). Sedangkan Law (2004)

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK

EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X Dwi Desta Riyani1,

Lebih terperinci

Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X ABSTRAK

Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X ABSTRAK Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X Dwi Desta Riyani 1, Evi Febianti 2, M. Adha Ilhami 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1, Objek Penelitian Objek penelitian untuk tugas akhir ini adalah Process Cycle Efficiency pada proses produksi Blank Cilynder Head Type KPH di PT. X melalui pemetaan produk

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana 1), Nurhadi Siswanto 1) dan Dewanti Anggrahini 1) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode gabungan, yang menyatukan antara studi pustaka yang penulis lakukan, dimana semua bahan diperoleh dari sumber buku-buku

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Line Balancing dengan Pendekatan Simulasi dan Metode Ranked Position Weight (RPW)

Analisis Penerapan Line Balancing dengan Pendekatan Simulasi dan Metode Ranked Position Weight (RPW) Petunjuk Sitasi: Sentia, P. D., Andriansyah, & Hanan, A. (2017). Analisis Penerapan Line Balancing dengan Pendekatan Simulasi dan Metode Ranked Position Weight (RPW). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI END SLATS UNTUK PEMBUATAN PRODUK ANNIVERSARY CONVERTIBLE SLEIGH CRIB (STUDI KASUS: BAGIAN KOMPONEN PT.

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI END SLATS UNTUK PEMBUATAN PRODUK ANNIVERSARY CONVERTIBLE SLEIGH CRIB (STUDI KASUS: BAGIAN KOMPONEN PT. PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI END SLATS UNTUK PEMBUATAN PRODUK ANNIVERSARY CONVERTIBLE SLEIGH CRIB (STUDI KASUS: BAGIAN KOMPONEN PT. DP PASURUAN) Waluyo Prasetyo 1) dan M. Imron Mas ud 2) 1)Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH MESIN YANG OPTIMAL GUNA MENYEIMBANGKAN LINTASAN PRODUKSI DITINJAU DARI SIMULASI SISTEM DAN NILAI INVESTASI

PERENCANAAN JUMLAH MESIN YANG OPTIMAL GUNA MENYEIMBANGKAN LINTASAN PRODUKSI DITINJAU DARI SIMULASI SISTEM DAN NILAI INVESTASI PERENCANAAN JUMLAH MESIN YANG OPTIMAL GUNA MENYEIMBANGKAN LINTASAN PRODUKSI DITINJAU DARI SIMULASI SISTEM DAN NILAI INVESTASI Joko Susetyo 1*, Imam Sodikin 2, Nashrudin 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI DEPARTEMEN WASHING PADA PT MARK DYNAMICS INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMULASI PROMODEL TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii v viii ix xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL (STUDI KASUS TERMINAL MIRAH PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Oleh : Risky Abadi 1203.109.004 Latar Belakang Pelabuhan Tanjung Perak sebagai

Lebih terperinci

Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim

Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.18-22 ISSN 2302-495X Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim Horas Naek.S.M.S 1, Muhamad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan sektor industri dihadapkan pada tantangan yang semakin berat sejalan dengan peradaban manusia serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Hendra Nurjaya Al-Kholis 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3 Program Studi Teknik Industri S1, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

Seminar Hasil Tugas Akhir

Seminar Hasil Tugas Akhir Seminar Hasil Tugas Akhir FALAH EGY SUJANA (1209100050) JURUSAN MATEMATIKA FMIPA-ITS SIMULASI ANTRIAN SISTEM PELAYANAN NASABAH (STUDI KASUS : BANK X) Pembimbing : Drs. Soetrisno, MI.Komp. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Simulasi 2.1.1 Pengertian Metode Simulasi Simulasi ialah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari suatu sistem nyata (Siagian, 1987).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir. Landasan teori

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir. Landasan teori BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan berbagai macam landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir. Landasan teori yang dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Probabilitas Teori probabilitas merupakan perkembangan dari cabang matematika yang digunakan untuk mengatasi ketidakpastian (uncertain). Awalnya didorong oleh keinginan para ahli

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR,

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisa Harga Saham BBCA Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, penulis akan menganalisa pergerakan harga saham BBCA. Data yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Tahapan Penelitian Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai Perancangan Sensor Pengujian Kesetabilan Laser Pengujian variasi diameter

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Memodelkan Antrian Analisis atas sistem antrian serta penentuan tingkat kapasitas (teller) yang optimal (seimbang antara kebutuhan nasabah dengan kapasitas perusahaan)

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Diagram Metodologi Gambar 4.1 Metodologi Penelitian 47 Gambar 4.2 Metodologi Penelitian (lanjutan) 48 4.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian dilakukan di PT. Refconindo

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang.

BAB II LANDASAN TEORI. mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan Menurut Herjanto (2008:237) persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 2

Statistika Psikologi 2 Modul ke: Statistika Psikologi 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Sampling, Sampling Distribution, Confidence Intervals, Effect Size, dan Statistical Power SAMPLING Teknik menentukan sampel dari

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dalam menentukan model rumusan masalah perlu serangkaian hipotesis yang membantu alir pemikiran untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: OPTIMASI BIAYA TRANSPORTASI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SUSU SAPI PERAH DENGAN MODEL SIMULASI

Seminar Nasional IENACO ISSN: OPTIMASI BIAYA TRANSPORTASI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SUSU SAPI PERAH DENGAN MODEL SIMULASI Seminar Nasional IENACO - ISSN: - OPTIMASI BIAYA TRANSPORTASI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SUSU SAPI PERAH DENGAN MODEL SIMULASI Ida Nursanti *, Supriyanto Pusat Studi Logistik dan Optimisasi Industri

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 69

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 69 Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 69 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, kami sampaikan ke hadirat Allah YME, karena terealisasinya Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER STATISTIK INDUSTRI 1

PENDUGAAN PARAMETER STATISTIK INDUSTRI 1 PENDUGAAN PARAMETER STATISTIK INDUSTRI 1 Agustina Eunike, ST., MT., MBA Mengetahui populasi dan membuat pernyataan peluang mengenai elemen yang diambil dari populasi tersebut Tidak mengetahui distribusi

Lebih terperinci

DISTRIBUSI VARIABEL RANDOM

DISTRIBUSI VARIABEL RANDOM DISTRIBUSI VARIABEL RANDM Distribusi Variabel Diskrit Distribusi variabel diskrit adalah salah satu variabel acak yang diasumsikan memiliki bilangan terbatas dari nilai-nilai yang berbeda. Contoh : Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pembuatan solusi tersebut adalah sebagai berikut: harapan dan memiliki manfaat yang maksimal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pembuatan solusi tersebut adalah sebagai berikut: harapan dan memiliki manfaat yang maksimal. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang dilakukan untuk memecahkan masalah. Tahapan tersebut diawali dengan analisa permasalahan yang terjadi dalam Puskesmas

Lebih terperinci

Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi

Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi T E K N O S I M 008 Yogyakarta, 16 Oktober 008 Irwan Sukendar, Dewi Retno F, Dian Setiadi, Dwi Riyanti, Eko Pramudyo,

Lebih terperinci

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG)

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG) bidang TEKNIK UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG) AGUS RIYANTO, IYAN ANDRIANA, GABRIEL SIANTURI Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Studi Gerak dan Waktu ( Barnes h.257 ) Studi Gerak dan Waktu merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan

Lebih terperinci

LAPORAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI PARKIRAN FAKULTAS TEKNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

LAPORAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI PARKIRAN FAKULTAS TEKNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA LAPORAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI PARKIRAN FAKULTAS TEKNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Simulasi Sistem semester V Pengampu Ida Nursanti, ST, MEngSc Oleh:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Reliability (Keandalan) Keandalan menurut L.C Kapoor dan L. R Lamberson didefinisikan sebagai probabilitas suatu item (sistem) untuk memiliki performansi sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Semakin banyak dan beragamnya industri saat ini, menyebabkan semakin ketat persaingan antara perusahaan industri satu dengan yang lainnya, baik dari

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI Tahap analisa dan interpretasi data ini merupakan langkah lebih lanjut dalam penelitian yang dilakukan. Pada bab ini akan dianalisa hasil-hasil yang didapatkan dari bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian, perlu meninjau penelitian-penelitian yang telah dilakukan terdahulu agar penelitian yang dilakukan memiliki landasan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada penelitian tugas akhir ini, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik

BAB V ANALISA HASIL. Pada penelitian tugas akhir ini, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik BAB V ANALISA HASIL Pada penelitian tugas akhir ini, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik dari sistem antrian kita telah mengambil dua data, yaitu data waktu antar kedatangan kendaraan dan data waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Uji Kecukupan Data Untuk menguji sekumpulan data, terlebih dahulu diperlukan untuk menguji kecukupan jumlah pengamatan yang telah dilakukan. Karena itu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin dan peralatan) yang dipergunakan untuk pembuatan produk. Line Balancing (Lintasan Perakitan) biasanya

Lebih terperinci

Konsep Dasar Statistik dan Probabilitas

Konsep Dasar Statistik dan Probabilitas Konsep Dasar Statistik dan Probabilitas Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII September 30, 2015 Ayundyah (UII) Konsep Dasar Statistik dan Probabilitas September

Lebih terperinci

Pengembangan laser..., Ahmad Kholil, FT UI, 2008

Pengembangan laser..., Ahmad Kholil, FT UI, 2008 i. Membuat lintasan untuk setiap layer. Lintasan dibuat dengan terlebih dahulu menentukan titik x sesuai dengan hatch space yang telah ditentukan sebelumnya. j. Mengurutkan titik potong berdasarkan arah

Lebih terperinci

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU A. TUJUAN PRAKTIKUM Melalui praktikum Modul II ini diharapkan praktikan dapat: 1. Mengenal jenis dan karakteristik dari beberapa distribusi peluang. 2. Menguji dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Menurut Darnius, O (2006, Hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Menurut Darnius, O (2006, Hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pendahulauan Menurut Darnius, O (2006, Hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu rekayasa suatu model logika ilmiah untuk melihat kebenaran/kenyataan model tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari 3 bagian. Pada bagian pertama diberikan tinjauan pustaka dari penelitian sebelumnya. Pada bagian kedua diberikan teori penunjang untuk mencapai tujuan penelitian

Lebih terperinci