Oleh : Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P. NIP DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
|
|
- Fanny Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KARYA TULIS KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA JENIS KAYU TROPIS Oleh : Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P. NIP DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
2 KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis panjatkan Syukur Alhamdulillah ke Hadirat Alloh SWT. yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini. Tulisan ini merupakan hasil penelitian beberapa peneliti yang dirangkul menjadi satu. Tulisan ini akan mengulas komposisi kimia beberapa kayu tropis, dimana masih terbatasnya literature tentang kimia kayu tropis mendorong penulis untuk merangkai dalam tulisan ini, walaupun yang dikulas masih sangat terbatas jumlah kayunya (31 jenis). Sangat disadari, bahwa dalam penyusunan tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran-saran dan masukan-masukan positif sangat diharapkan demi penyempurnaan tulisan ini di masa-masa yang akan datang. Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan ini masih banyak kekurangan. Dan semoga paparan singkat dalam tulisan ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin Medan, Juni 2009 Penulis
3 KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA JENIS KAYU TROPIS Ridwanti Batubara Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Tridharma Ujung No.1 Kampus USU Medan A. PENDAHULUAN Komposisi kimia kayu dibedakan atas komponen komponen makromolekul yang terdiri dari selulosa, poliosa (hemiselulosa), dan lignin. Komponen ini terdapat pada semua jenis kayu, umumnya dikenal dengan zat-zat makro molekul. Komposisi kimia kayu yang lainnya adalah komponen minor dengan bobot molekul yang rendah yaitu zat ekstraktif dan mineral-mineral, yang berbeda-beda pada tiap jenis kayu baik jumlah maupun komponen senyawanya (Fengel dan Wegener, 1995). Indonesia sebagai negara tropis kaya akan berbagai jenis kayu, namun sayang informasi tentang kimia kayu tropis masih belum bayak diketahui dan dipublikasikan. Selama ini kuliah kimia kayu lebih bayak mengambil bahan dari teks books yang berasal dari luar, tentu saja kayu-kayu tersebut kurang dikenal. Padahal bayak sekali jenis kayu yang umum sudah kita kenal tapi publikasi sifat dasar terutama komponen kimia penyusunnya masih sangat terbatas. Berdasarkan hal di atas penulis mencoba mengulas komposisi kimia beberapa jenis kayu tropis, yang merupakan rangkuman dari berbagai penelitian yang dilakukan peneliti sebelummya. Semoga tulisan ini sebagai langkah awal untuk membukukan komposisi kimia jenis-jenis kayu tropis, khususnya yang ada di Indonesia. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita dalam rangka mendalami kimia kayu. B. KOMPOSISI KIMIA DAN ANALISIS BEBERAPA KAYU TROPIS Kayu merupakan bahan alami yang sampai saat ini penggunaannya sangat luas di masyarakat. Kayu merupakan bahan dasar pulp dan kertas, serat, film dan produk-produk lainnya. Untuk mengetahui sifat dan kegunaan kayu dikaitkan dengan penggunaannya salah satu diantaranya adalah komponen kimia kayu. Dengan
4 diketahuinya komposisi kimia kayu dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menunjang industri pengolahan kayu seperti industri pulp dan kertas, rayon, papan serat, pengeringan dan pengerjaan kayu. Analisis komponen kimia kayu umumnya meliputi penetapan kadar holoselulosa, selulosa, lignin, pentosan, kadar air, abu, silika, kelarutan dalam air dingin, kelarutan dalam air panas, kelarutan dalam alkohol-benzen dan kelarutan dalam NaOH 1%. Metode analisis yang umum digunakan berdasarkan ASTM dan TAPPI Standar. Kesemua komponen yang dianalisis tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu komponen zat-zat makromolekul dan zat-zat berat molekul rendah. 1. Komponen Zat-zat Makromolekul Selulosa, merupakan komponen kayu yang terbesar, dalam kayu lunak dan kayu keras jumlahnya hampir mencapai setengahnya. Selulosa merupakan polimer linier dengan berat molekul tinggi yang tersususn seluruhnya oleh β-dglukosa. Karena sifat-sifat fisik dan struktur supramolekulnya maka selulosa dapat memenuhi fungsinya sebagai komponen struktur utama dinding sel tumbuhan (Fengel dan Wegener, 1995). Poliosa (hemiselulosa), sangat dekat asosiasinya dengan selulosa dalam dinding sel. Lima gula netral yaitu heksosa-heksosa, manosa, galaktosa, pentosapentosa xilosa dan arabinosa merupakan konstituen rantai utama poliosa. Sejumlah poliosa mengandung asam uronat. Rantai molekulnya jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan selulosa dan dalam beberapa senyawa mempunyai rantai cabang. Kandungan poliosa dalam kayu keras lebih besara daripada dalam kayu lunak dan komposisis gulanya berbeda. Lignin, merupakan komponen makromolekul kayu yang ketiga. Struktur molekul lignin sangat berbeda dibanding dengan polisakarida, terdiri atas sistem aromatik yang tersususn atas unit-unit fenilpropana. Dalam kayu lunak kandungan lignin lebih bayak bila dibandingkan dengan kayu keras dan juga terdapat beberapa perbedaan struktur lignin kayu lunak dan kayu keras. Dari segi morfologi lignin merupakan senyawa amorf yang terdapat dalam lamella tengah majemuk maupun dalam dinding sekunder. Selama perkembangan se, lignin
5 dimasukkkan sebagai kompone terakhir di dalam dinding sel, menembus diantara fibril-fibril sehingga memperkuat dinding sel. Senyawa polimer minor, terdapat dalam kayu dalam kayu dalam jumlah sedikit sebagai pati dan pektin. Sel parenkim kayu mengandung protein sekitar 1%, tetapi terutama terdapat dalam batang bagian bukan kayu yaitu kambium dan kulit bagian dalam. 2. Zat-zat Berat Molekul Rendah Disamping komponen-komponen dinding sel terdapat juga sejumlah zatzat tambahan yang disebut bahan tambahan atau ekstraktif kayu. Meskipun komponen-komponen tersebut hanya memberikan saham beberapa persen pada masa kayu, mereka dapat memberikan pengaruh yang besar pada sifat-sifat dan kualitas pengolahan kayu. Beberapa komponen seperti ion-ion tertentu bahkan sangat penting untuk kehidupan pohon (Fengel dan Wegener, 1995). Zat-zat berat molekul rendah berasal dari golongan senyawa kimia yang sangat berbeda sehingga sukar untuk membuat sistem klasifikasi yang jelas tetapi komprehensif. Klasifikasi yang mudah dibuat adalah mengelompokkkannya ke dalam zar organik dan anorganik. Bahan organik lazim disebut ekstraktif. Senyawa aromatik (fenolat), senyawa yang paling penting dalam kelompok ini adalah tanin yang dibagi menjadi tanin tanin yang dapat dihidrolisis dan tanin terkondensasi. Senyawa fenolat yang lainnya adalah stilbena, lignan dan turunannya. Senyawa sederhana yang diturunkan dari metabolisme lignin juga termasuk dalam kelompok ini. Terpena, merupakan kelompok senyawa alami yang tersebar luas. Secara kimia zat-zat ini dapat diturunkan dari isoprene. Dua satuan isoprena atau lebih membentuk mono-, sesqui-, di-, tri-, tetra- dan politerpena. Asam alifatik, asam lemak jenuh dan tidak jenuh tinggi terdapat dalam kayu terutama dalam bentuk esternya dengan gliserol (lemak dan minyak) atau dengan alkohol tinggi (lilin). Asam asetat dihubungkan dengan poliosa sebagai ester. Asam di- dan hidroksi karbosilat terutama terdapat dalam garam kalisium.
6 Alkohol, kebanyakan alkohol alifatik dalam kayu terdapat sebagai komponen ester, sedangkan sterol aromatik termasuk dalam steroid, terutama terdapat dalam glikosida. Senyawa anorganik, komponen mineral kayu dari iklim sedang terutama adalah kalsium, kalium dan magnesium. Unsur-unsur lain dalam kayu tropika adalah silikon merupakan komponen anorganik utama. Komponen lain mono- dan disakarida terdapat dalam kayu hanya dalam jumlah sedikit tetapi terdapat dalam persentase yang tinggi dalam kambium dan kulit bagaian dalam. Jumlah seddikit amina dan etena juga terdapat dalam kayu. 3. Metode Analisis Kimia Kayu Analisis kayu mencakup penentuan komposisi kayu maupun isolasi, pemurnian, dan karakterisasi konstituen kayu. Karena kayu adalah bahan alam maka digunakan prosedur dan metoda analisis yang dimodifikasi untuk kayu dan senyawa-senyawa yang berkaitan dengan kayu disamping metode kimia analitik klasik. Metode analisis kayu sudah sedikit banyak dibakukan. Pembedaan dapat dilakukan antara metode yang digunakan dalam penelitian ilmiah dan metode yang dipakai dalam produksi industri dan dalam pengendalian produk. Metodemetode tersebut dapat berbeda dalam hal ketepatan yang disyaratkan dan tujuan khusus analisis. Kesukaran dalam analisis kayu terletak pada kenyataan bahwa ada hubungan ultrastruktur dan kimia anta komponen makromolekul dinding sel. Dalam analisis sebagaian lignin tetap tinggal dalam polisakarida. C. HASIL ANALISIS KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA JENIS KAYU TROPIS Hasil analisis komponen kimia kayu untuk zat-zat makromolekul tertera pada Tabel. 1. Senyawa makromolekul yang dianalisis adalah Holoselulosa, Selulosa, Lignin dan Pentosan. Jenis kayu yang dianalisis merupakan jenis yang dapat tumbuh di daerah tropik baik berasal dari hutan alam maupun yang sudah
7 diusahakan dam bentuk HTI (Hutan Tanaman Industri). Kayu-kayu yang dianalisis hutan di daerah Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. 1. Komponen Zat-zat Makromolekul Sebelum melakukan analisis kimia kayu terlebih dahulu dilakukan analisis kadar air, hal ini karena kayu merupakan bahan higroskopis sehingga hubungan kayu air sangat berpengaruh, begitu juga dengan hasil analisisnya. Hasil analisis senyawa makromolekul yang dianalisis adalah Holoselulosa, Selulosa, Lignin dan Pentosan dari 31 jenis kayu tropis dapat dilihat pada Tabel 1. a. Kadar Holoselulosa Kadar holoselulosa berkisar antara 50,29-67,9 %. Kadar holoselulosa dalam kayu menyatakan jumlah dari senyawa karbohidrat dan polisakarida. Apabila dilihat dari ke-31 jenis kayu tropis asal Indonesia tersebut maka semuanya tergolong dalam kelas yang mengandung kadar holoselulosa dan selulosa yang tinggi, yaitu lebih dari 45 %. b. Kadar Selulosa Apabila dilihat dari kadar selulosa maka semua jenis kayu tersebut masuk dalam kelas sedang sampai tinggi (Tabel. 3), yaitu mengandung lebih dari 40 % sampai 60 % selulosa. Melihat kadar selulosa saja maka semua jenis kayu baik untuk bahan baku pulp dan kertas. Salah satu keuntungan dengan besarnya kadar selulosa dalam kayu adalah dapat menghasilkan rendemen pulp yang besar. Tabel 1. Komponen Zat-zat Makromolekul No. Jenis Kayu Kadar Air Holoselulosa Selulosa Lignin Pentosan 1. Keruing (Diptercarpus halestii) 20,62 56,14 49,93 30,78 15,26 2. Meranti (Para Shorea) 32,07 56,78 42,69 27,49 15,24 3. Kapur (Dryobalanops lanceolate) 22,49 54,74 55,58 29,99 17,91 4. Meranti (Shorea leavis) 14,27 50,29 56,22 29,67 18,20 5. Karet (Havea brasiliensis) 17,12 63,24 44,62 24,75 16,71 6. Damar (Agathis lorantifolia) 10,27 57,52 45,22 32,47 19,08 7. Kenari I (Santiria griffithii E.) 12,93 61,77 40,93 29,89 13,09 8. Kenari II (Santiria tomentosa B. L) 9,11 64,45 45,50 28,19 13,54 9. Kemenyan (Dacryodes rostata H. J. L) 11,61 67,11 47,44 22,01 13, Medang piawet (Litsea firma Hook F) 12,38 67,56 53,55 23,71 16, Selangiran (Shorea balangeran Burck) 11,63 61,17 55,05 27,00 12, Johar (Cassia siamea Lamk) 17,01 65,42 41,66 25,71 17, Kihujan (Samania saman Merr) 14,61 61,61 48,85 20,49 19, Putat (Plandionia valida B. L) 16,51 63,67 51,95 26,23 15, Kisampang (Evodia aromatica B. L) 13,26 59,91 54,79 28,94 12, Gadog (Planchonia valida B. L) 19,73 65,55 42,02 26,88 8,35
8 17. Randuales (Gosssampinus malabarica 9,17 57,95 56,88 29,07 11,13 Alst) 18. Jaha (Terminalia bellerica Roxb) 12,45 64,15 57,41 27,49 19, Balsa (Ochroma bicolor Rowlee) 18,95 60,36 50,46 29,40 21, Kundog (Xantophyllum excelcium Miq) 17,29 67,97 46,80 25,81 15, Surian bawang (Melia excelsa Jack) 12,40 63,23 44,75 26,92 16, Mahang papan (Macaranga hipoleuca 26,37 58,80 49,95 29,00 13,14 Muell Arg)61, Markuyung (Shorea Johorneensis 12,25 61,88 42,23 30,21 19,13 Foxw) 24. Tengkawang (Shorea stenoptera 12,32 61,37 53,43 29,46 12,00 Burck) 25. Begantai (Shorea parfivolia Dyer) 13,09 60,70 54,16 27,85 12, Kuntai (Shorea smiteana Sym) 10,19 68,76 54,91 30,01 10, Damar mata kucing (Shorea javanica 26,37 57,80 49,95 29,00 13,83 Ket. V) 28. Jeunjing (Paraserianthes falcataria) 11,15 59,41 46,31 25,14 16, Kuntui peti (Shorea sp) 10,21 58,87 48,42 32,42 11, Mahoni (Swietenia macrophylla King) 10,36 66,34 42,86 23,75 14, Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) 11,23 63,23 52,18 26,47 10,10 Sumber : No. 1-6 (Pari, G dan N. Hudaya, 1992), No (Pari, G dan S. B. Lestari, 1990), dan No (Pari, G dan Hartoyo, 1990). c. Kadar lignin Kadar lignin bervariasi antara 20,49-32,47 %. Kadar lignin ini apabila dihubungkan dengan klasifikasi komponen kimia kayu Indonesia ternyata semua mengandung kadar lignin yang sedang (18-33 %). Lignin merupakan senyawa aromatik yang terdiri dari unit phenil propana yang mempunyai gugus metoksil dan inti phenol, serta saling mengikat dengan ikatan eter atau karbon yang mempunyai berat molekul tinggi. Susunan senyawa lignin % karbon, 5-6 % hidrogen dan 30% oksigen. Dalam industri pulp dan kertas lignin mempunyai pengaruh buruk terhadap sifat kertas terutama pada ikatan antar serat, kekakuan, warna dan kilap kertas sehingga diperlukan kondisi pemasakan yang optimum yaitu sebanyak mkungkin lignin dapat dihilangkan tanpa merusak serat selulosa. Lignin dalam industri pulp merupakan limbah dalam bentuk larutan (lindi hitam). d. Kadar Pentosan Kadar pentosan bervariasi seperti halnya komponen kimia kayu yang lain, yaitu berkisara antara 8,35-21,50%. Apabila dihubungkan dengan komponen kimia kayu Indonesia maka semua jenis kayu tropis tersebut termasuk ke dalam kelas yang mengandung pentosan rendah (< 21 %), kecuali balsa (21,50 %).
9 Tingginya kadar pentosan dalam kayu menurunkan mutu pulp dan kerapatan pada benang rayon yang dihasilkan. 2. Zat-zat Berat Molekul Rendah Zat-zat molekul rendah yang dianalisis adalah kadar silika dan kadar abu serta kelarutan zat ekstraktif. Komponen zat-zat molekul rendah 31 jenis kayu dapat dilihat pada Tabel. 2. Tabel 2. Komponen Zat-zat Berat Molekul Rendah No. Jenis Kayu Kadar abu Silika Air Dingin Air Panas Alkohol- Benzen NaOH 1 % 1. Keruing (Diptercarpus 0,46 0,09 2,38 3,56 9,06 13,49 halestii) 2. Meranti (Para Shorea) 1,86 0,26 2,07 5,07 8,80 17,62 3. Kapur (Dryobalanops 0,76 0,14 4,57 4,72 9,80 16,78 lanceolate) 4. Meranti (Shorea leavis) 0,95 0,33 5,19 5,88 3,21 14,21 5. Karet (Havea 1,35 0,16 4,13 5,01 5,65 12,99 brasiliensis) 6. Damar (Agathis 0,21 0,18 2,49 3,58 5,22 17,00 lorantifolia) 7. Kenari I (Santiria 0,18 0,05 2,91 4,91 4,52 8,89 griffithii E.) 8. Kenari II (Santiria 0,84 0,75 2,62 2,92 2,60 13,22 tomentosa B. L) 9. Kemenyan (Dacryodes 1,53 1,08 1,76 4,95 4,40 12,85 rostata H. J. L) 10. Medang piawet (Litsea 0,67 0,51 2,78 4,02 4,04 13,22 firma Hook F) 11. Selangiran (Shorea balangeran Burck) 0,59 0,45 1,78 4,95 4,40 12,85 Tabel 2 (Lanjutan) No. Jenis Kayu 12. Johar (Cassia siamea Lamk) 13. Kihujan (Samania saman Merr) 14. Putat (Plandionia valida B. L) 15. Kisampang (Evodia aromatica B. L) 16. Gadog (Planchonia valida B. L) 17. Randuales (Gosssampinus malabarica Alst) 18. Jaha (Terminalia bellerica Roxb) Kadar abu Silika Air Dingin Air Panas Alkohol- Benzen NaOH 1 % 3,29 2,10 0,66 3,12 2,46 12,26 2,99 2,84 3,59 9,48 5,43 23,53 1,10 0,15 0,81 3,64 5,36 11,80 1,59 0,37 1,13 5,17 4,39 12,62 3,64 2,72 0,38 0,56 3,37 31,68 3,90 2,68 1,68 4,93 4,15 8,28 1,73 1,16 1,39 4,82 1,81 9,98
10 19. Balsa (Ochroma bicolor 1,57 1,10 2,35 6,07 2,60 15,31 Rowlee) 20. Kundog (Xantophyllum 1,91 0,59 1,71 3,39 0,95 6,85 excelcium Miq) 21. Surian bawang (Melia 0,99 0,19 2,36 6,55 2,31 21,36 excelsa Jack) 22. Mahang papan 2,08 2,47 3,57 4,71 5,41 14,73 (Macaranga hipoleuca Muell Arg) 23. Markuyung (Shorea 1,65 1,26 2,36 4,17 2,09 13,78 Johorneensis Foxw) 24. Tengkawang (Shorea 0,25 0,07 0,94 6,52 2,40 13,92 stenoptera Burck) 25. Begantai (Shorea 0,73 0,14 1,36 6,17 4,55 15,41 parfivolia Dyer) 26. Kuntai (Shorea smiteana 0,95 0,45 1,74 4,73 5,55 12,76 Sym) 27. Damar mata kucing 3,08 2,47 3,57 4,71 5,41 10,72 (Shorea javanica Ket. V) 28. Jeunjing (Paraserianthes 0,81 0,13 7,20 9,25 5,39 19,14 falcataria) 29. Kuntui peti (Shorea sp) 0,77 0,08 2,47 2,62 5,32 16, Mahoni (Swietenia 0,52 0,34 0,11 3,26 6,13 19,65 macrophylla King) 31. Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) 0,83 0,52 3,58 6,04 2,43 17,87 Sumber : No. 1-6 (Pari, G dan N. Hudaya, 1992), No (Pari, G dan S. B. Lestari, 1990), dan No (Pari, G dan Hartoyo, 1990). a. Kadar Abu dan Kadar Silika Kadar abu berkisar antara 0,18-3,64 %. Kadar silika 0,05-2,72%. Baik kadar abu maupun kadar silika termasuk dalam kategori sedang (0,2-6 %), kecuali kenari I kurang dari 0,25 (kelas rendah). Komponen utama abu adalah kalium, kalsium, magnesium, natrium, silika, alumanium, mangan, besi dan titanium. Terdapatnya unsur tersebut maka abu dalam kayu dapat digunakan untuk menaikkan ph tanah dan apabila abu kayu dicampur dengan nitrogen akan menghasilkan pupuk yang baik. b. Kadar Zat Ekstraktif zat e3kstraktif berkisar antara 0,38-7,20%. dalam air panas berkisar antara 0,56-9,48%. dalam alkohol benzen (1:2) berkisar antara 0,95-9,80%. Apabila kita rujuk pada klasifikasi komponen kimia kayu maka termasuk ke dalam selang rendah-sedang. Zat ekstraktif merupakan komponen ekstra dari kayuyang banyak terdapat pada bagian lumen dan ruang antar sel. Zat ekstraktif mempunyai peranan yang
11 penting dalam memberikan sifat pada kayu seperti awet, warna, bau, rasa dan toksitas. dalam NaOH 1 % berkisar antara 6,85-31,68 %. dalam NaOH ini merupakan petunjuk tentang adanya kerusakan kayu yang disebabkan oleh organisme perusak kayu. Komponen yang terlarut di dalamnya adalah ligni, pentosan dan heksosa. Tabel. 3. Klasifikasi Komponen Kimia Kayu Indonesia. Komponen Kimia Kelas Komponen Tinggi Sedang Rendah Kayu Daun Lebar Selulosa Lignin Pentosan Zat Ekstraktif Abu 6 0,2-6 0,2 Kayu Daun Jarum Selulosa Lignin Pentosan Zat Ekstraktif Abu > 0,89 0,89 < 0,89 Sumber : Departemen Pertanian (1976) D. KESIMPULAN Kadar holoselulosa berkisar antara 50,29-67,9 %. Kadar selulosa pada selang 40 % sampai 60 %. Kadar lignin bervariasi antara 20,49-32,47 %. Kadar pentosan bervariasi seperti halnya komponen kimia kayu yang lain, yaitu berkisara antara 8,35-21,50%. zat e3kstraktif berkisar antara 0,38-7,20%. dalam air panas berkisar antara 0,56-9,48%. dalam alkohol benzen (1:2) berkisar antara 0,95-9,80%. dalam NaOH 1 % berkisar antara 6,85-31,68 %.
12 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian Vademecum Kehutanan Indonesia. Fengel, D dan G. Wegener Kimia Kayu: Ultra Struktur, Reaksi reaksi (Terjemahan). Gajahmada University, Yogyakarta. Pari, G dan Hartoyo Analisis Kimia 9 Jenis Kayu Indonesia. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Volume 7 No. 4. Pari, G dan N. Hudaya Analisis Kimia 6 Jenis Kayu untuk Hutan Tanaman Industri. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Volume 10 No. 1. Pari, G dan S. B Lestari Analisis Kimia Beberapa Jenis Kayu Indonesia. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Volume 7 No. 3.
Oleh : Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P. NIP DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
KARYA TULIS NILAI ph DAN ANALISIS KANDUNGAN KIMIA ZAT EKSTRAKTIF BEBERAPA KULIT KAYU YANG TUMBUH DI KAMPUS USU, MEDAN Oleh : Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P. NIP. 132 296 841 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
46 HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen Non Struktural Sifat Kimia Bahan Baku Kelarutan dalam air dingin dinyatakan dalam banyaknya komponen yang larut di dalamnya, yang meliputi garam anorganik, gula, gum, pektin,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian kayu Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu
Lebih terperinciIV PEMBAHASAN 4.1 Nilai ph dan Kadar Ekstraktif Kayu (Kelarutan Air Panas)
17 IV PEMBAHASAN 4.1 Nilai ph dan Kadar Ekstraktif Kayu (Kelarutan Air Panas) Nilai ph merupakan ukuran konsentrasi ion-h (atau ion-oh) dalam larutan yang digunakan untuk menentukan sifat keasaman, basa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Komponen Kimia Kayu
4 TINJAUAN PUSTAKA Komponen Kimia Kayu Kayu disusun oleh unsur karbon, hidrogen dan oksigen (Haygreen & Bowyer 1995). Di samping itu, kayu juga mengandung senyawa anorganik yang disebut abu. Abu tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pohon-pohon termasuk tanaman berbiji (Spermatophyta), dibagi menjadi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum Kayu Pohon-pohon termasuk tanaman berbiji (Spermatophyta), dibagi menjadi gymnosperm (Gymnospermae) dan angiosperm (Angiorspermae). Kayu-kayu konifer atau kayu lunak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kayu yang harus diketahui dalam penggunaan kayu adalah berat jenis atau
TINJAUAN PUSTAKA Sifat Fisis Kayu Sifat fisis kayu perlu diperhatikan untuk pengembangan penggunaan kayu secara optimal, baik dari segi kekuatan maupun keindahan. Beberapa sifat fisis kayu yang harus diketahui
Lebih terperinciModul Mata Kuliah S1. Mata ajaran Kimia Kayu. Tim Pengajar: Prof.Dr.Ir. Wasrin Syafii Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc
Modul Mata Kuliah S Mata ajaran Kimia Kayu Tim Pengajar: Prof.Dr.Ir. Wasrin Syafii Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc DIVISI KIMIA HASIL HUTAN DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Tanaman Jagung Limbah tanaman jagung merupakan limbah lignoselulosik yang terdiri atas sebagian besar selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Fungsi lignin adalah mengikat sel-sel
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Zat Ekstraktif Mindi Kadar ekstrak pohon mindi beragam berdasarkan bagian pohon dan jenis pelarut. Berdasarkan bagian, daun menghasilkan kadar ekstrak tertinggi yaitu
Lebih terperinciPENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS
PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS Padil, Silvia Asri, dan Yelmida Aziz Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Riau, 28293 Email : fadilpps@yahoo.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan manusia. Hal ini ditunjukan dari tingkat konsumsinya yang makin
Lebih terperinciANALISIS KIMIA KAYU BATANG, CABANG DAN KULIT KAYU JENIS KAYU LEDA
ANALISIS KIMIA KAYU BATANG, CABANG DAN KULIT KAYU JENIS KAYU LEDA (Eucalyptus deglupta Blume) Oleh/by HENNI ARYATI Program Studi Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, data tahun1999 menunjukkan
11 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) dari famili Arecaceae merupakan salah satu sumber minyak nabati, dan merupakan primadona bagi komoditi perkebunan. Potensi
Lebih terperinciV HASIL DAN PEMBAHASAN
V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kadar Air Kadar air merupakan berat air yang dinyatakan dalam persen air terhadap berat kering tanur (BKT). Hasil perhitungan kadar air pohon jati disajikan pada Tabel 6. Tabel
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biomassa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Biomassa meliputi semua bahan yang bersifat organik ( semua makhluk yang hidup atau mengalami pertumbuhan dan juga residunya ) (Elbassan dan Megard, 2004). Biomassa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit dan Tandan Kosong Sawit Kelapa sawit (Elaeis quineensis, Jacq) dari family Araceae merupakan salah satu tanaman perkebunan sebagai sumber minyak nabati, dan merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Onggok Sebelum Pretreatment Onggok yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan langsung dari pabrik tepung tapioka di daerah Tanah Baru, kota Bogor. Onggok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah. Menurut Kementerian Pertanian Indonesia (2014) produksi nangka di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nangka merupakan salah satu buah tropis yang keberadaannya tidak mengenal musim. Di Indonesia, pohon nangka dapat tumbuh hampir di setiap daerah. Menurut Kementerian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. LIGNOSELULOSA Lignoselulosa merupakan bahan penyusun dinding sel tanaman yang komponen utamanya terdiri atas selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Demirbas, 2005). Selulosa adalah
Lebih terperinciWOOD CHEMICAL PROPERTIES RESAK (Cotylelobium Burkii ) AND WOOD BANGKAL (Tarenna Costata ) POSITION BASED ON HEIGHT ROD
WOOD CHEMICAL PROPERTIES RESAK (Cotylelobium Burkii ) AND WOOD BANGKAL (Tarenna Costata ) POSITION BASED ON HEIGHT ROD Eka Indriani Tampubolon, Evy Wardenaar, Harnani Husni Faculty of Forestry, University
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung (Zea mays) Menurut Effendi S (1991), jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain padi dan gandum. Kedudukan tanaman ini menurut
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN 1. Karakterisasi Tongkol Jagung a. Analisis Proksimat Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui kondisi awal tongkol jagung. Hasil analisis proksimat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hujan Tropis Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dalam negeri maupun luar negeri yaitu untuk berkomunikasi dan berkreasi. Industri pulp dan kertas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jerami Jagung Jerami jagung merupakan sisa dari tanaman jagung setelah buahnya dipanen dikurangi akar dan sebagian batang yang tersisa dan dapat diberikan kepada ternak, baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SERAT KELAPA (COCONUT FIBER) Serat kelapa yang diperoleh dari bagian terluar buah kelapa dari pohon kelapa (cocus nucifera) termasuk kedalam anggota keluarga Arecaceae (family
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biogas Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari perombakan bahan organik oleh mikroba dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob). Bahan organik dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk serta meningkatnya aktivitas pembangunan menyebabkan jumlah sampah dan pemakaian bahan bakar. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi saat
Lebih terperinciPERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI
KULIAH UMUM 2010 29 Desember 2010 PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI Oleh: Ir. Yusup Setiawan, M.Eng. Balai Besar Pulp dan KertasBandung
Lebih terperinciakan sejalan dengan program lingkungan pemerintah yaitu go green.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, masyarakat Indonesia masih memahami bahwa serat alam tidak terlalu banyak manfaatnya, bahkan tidak sedikit yang menganggapnya sebagai bahan yang tak berguna
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Semua tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat dapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Semua tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat dapat dipakai sebagai bahan baku pulp, baik tumbuhan yang termasuk tumbuhan dycotyledoneae atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tongkol jagung merupakan limbah tanaman yang setelah diambil bijinya tongkol jagung tersebut umumnya dibuang begitu saja, sehingga hanya akan meningkatkan jumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jagung digunakan sebagai salah satu makanan pokok di berbagai daerah di Indonesia sebagai tumbuhan yang kaya akan karbohidrat. Potensi jagung telah banyak dikembangkan menjadi berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Furfural merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai pelarut dalam memisahkan senyawa jenuh dan tidak jenuh pada industri minyak bumi
Lebih terperinciKARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5
KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK n KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 SK dan KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar Menjelaskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gymnosperm (gymnospermae). Kayu kayu konifer atau kayu kayu lunak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. TEORI UMUM KAYU Pohon pohon termasuk tanaman berbiji (spermatophyta ), dibagi menjadi gymnosperm (gymnospermae). Kayu kayu konifer atau kayu kayu lunak termasuk kategori yang
Lebih terperinciKARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK
KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK Kimia SMK KELAS XII SEMESTER 2 SMKN 7 BANDUNG SK DAN KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar
Lebih terperinci4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat
Kualitas pektin dapat dilihat dari efektivitas proses ekstraksi dan kemampuannya membentuk gel pada saat direhidrasi. Pektin dapat membentuk gel dengan baik apabila pektin tersebut memiliki berat molekul,
Lebih terperinciKARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126
Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Program Studi : Pendidikan Tata Boga Pokok Bahasan : Karbohidrat Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian karbohidrat : hasil dari fotosintesis CO 2 dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dalam 3 tahun terakhir, 2010, 2011, dan 2012 berturut-turut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salak merupakan salah satu komoditas buah asli dari Indonesia. Menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2013), produksi salak di Indonesia dalam 3 tahun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pembakaran pada suhu tinggi pada kondisi oksigen yang melimpah, residu semacam ini. % berat kering. Karbon 49.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu adalah suatu karbohidrat yang tersusun terutama atas karbon, hidrogen dan oksigen. Kayu mengandung senyawa anorganik yang tetap tinggal setelah terjadi pembakaran pada
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya
Lebih terperinciANALISIS KOMPONEN KIMIA EMPAT JENIS KAYU ASAL SUMATERA UTARA (Chemical Component Analysis of Four Endemic Wood Species From North Sumatra)
ANALISIS KOMPONEN KIMIA EMPAT JENIS KAYU ASAL SUMATERA UTARA (Chemical Component Analysis of Four Endemic Wood Species From North Sumatra) Oleh /By: Gunawan Pasaribu, Bonifasius Sipayung & Gustan Pari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Proksimat Batang Sawit Tahapan awal penelitian, didahului dengan melakukan analisa proksimat atau analisa sifat-sifat kimia seperti kadar air, abu, ekstraktif, selulosa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang tumbuh di permukaan batang pohon yang sudah lapuk. Jamur tiram putih dapat ditemui di alam bebas sepanjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang produksi bahan bakar minyak (BBM) semakin menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak mentah nasional menipis produksinya.
Lebih terperinciMAKALAH KIMIA ANALITIK
MAKALAH KIMIA ANALITIK Aplikasi COD dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Disusun oleh : Ulinnahiyatul Wachidah ( 412014003 ) Ayundhai Elantra ( 412014017 ) Rut Christine ( 4120140 ) Universitas Kristen
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Lindi hitam (black liquor) merupakan larutan sisa pemasak yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Lindi hitam (black liquor) merupakan larutan sisa pemasak yang berasal dari pabrik pulp dengan proses kimia. Larutan ini sebagian besar mengandung lignin, dan sisanya terdiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Tepung Onggok Karakterisasi tepung onggok dapat dilakukan dengan menganalisa kandungan atau komponen tepung onggok melalui uji proximat. Analisis proximat adalah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi dan Seleksi Mikrob pada A. malaccensis Populasi bakteri dan fungi diketahui dari hasil isolasi dari pohon yang sudah menghasilkan gaharu. Sampel yang diambil merupakan
Lebih terperinciBAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.
BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa dapat membedakan komposisi kimia anorganik dan organik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kulit jagung merupakan bagian tanaman yang melindungi biji jagung, berwarna hijau muda saat masih muda dan mengering pada pohonnya saat sudah tua. Tongkol jagung merupakan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis proksimat bahan uji sebelum dan sesudah diinkubasi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis proksimat pakan uji ditunjukkan pada Tabel 3. Sementara kecernaan
Lebih terperinciProgram Studi Kimia FMIPA Unlam Jln. Ahmad Yani Km 35,8 Banjarbaru ABSTRACT
KAJIAN POTENSI TUMBUHAN GELAM (Melaleuca cajuputi Powell) UNTUK BAHAN BAKU INDUSTRI PULP : ASPEK KANDUNGAN KIMIA KAYU Oleh AHMAD BUDI JUNAIDI & RAHMAT YUNUS Program Studi Kimia FMIPA Unlam Jln. Ahmad Yani
Lebih terperinciREAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK
REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab
Lebih terperinciPELUANG BENUANG BINI (Octomeles sumatrana Miq) SEBAGAI BAHAN BAKU PULP
PELUANG BENUANG BINI (Octomeles sumatrana Miq) SEBAGAI BAHAN BAKU PULP The Potential of Benuang Bini (Octomeles sumatrana Miq) as Raw Material for Pulp Nurmawati Siregar Balai Penelitian Teknologi Perbenihan
Lebih terperincibiologi agribisnis
SEL TUMBUHAN biologi agribisnis 2015 2 DINDING SEL 1. Dinding sel tumbuhan jarang terdiri dari satu macam zat, kebanyakan tersusun dari berbagai bahan 2. Zat yang biasa terdapat pada dinging sel tumbuhan:
Lebih terperinciGambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi
Bab IV Pembahasan IV.1 Ekstraksi selulosa Kayu berdasarkan struktur kimianya tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa. Selulosa sebagai kerangka, hemiselulosa sebagai matrik, dan lignin sebagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN KIMIA SLUDGE DARI INDUSTRI PULP PT. TOBA PULP LESTARI Tbk. SKRIPSI. Oleh SIMSON FUAD HASAN PURBA /TEKNOLOGI HASIL HUTAN
ANALISIS KANDUNGAN KIMIA SLUDGE DARI INDUSTRI PULP PT. TOBA PULP LESTARI Tbk. SKRIPSI Oleh SIMSON FUAD HASAN PURBA 041203003/TEKNOLOGI HASIL HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISASI AWAL BAHAN Karakterisistik bahan baku daun gambir kering yang dilakukan meliputi pengujian terhadap proksimat bahan dan kadar katekin dalam daun gambir kering.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaplek (Manihot esculenta Crantz) Gaplek (Manihot Esculenta Crantz) merupakan tanaman perdu. Gaplek berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Organik Cair Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digester Digester merupakan alat utama pada proses pembuatan pulp. Reaktor ini sebagai tempat atau wadah dalam proses delignifikasi bahan baku industri pulp sehingga didapat
Lebih terperinciKomponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012
Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.
Lebih terperinciPEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI. Oleh : SITA ARIDEWI
PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI Oleh : SITA ARIDEWI 0831010012 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Nutrien Konsumsi pakan merupakan faktor penting untuk menentukan kebutuhan hidup pokok dan produksi karena dengan mengetahui tingkat konsumsi pakan maka dapat ditentukan kadar
Lebih terperinciKARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN
KARBOHIDRAT KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati,
Lebih terperinciISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia
ISOLASI BAHAN ALAM Bahan kimia yang berasal dari tumbuhan atau hewan disebut bahan alam. Banyak bahan alam yang berguna seperti untuk pewarna, pemanis, pengawet, bahan obat dan pewangi. Kegunaan dari bahan
Lebih terperinciPengaruh Umur Tanaman dan Posisi Pelepah terhadap Komponen Kimia Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis)
MITL Media Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 1, Nomor 1, Februari 2016 Pengaruh Tanaman dan Pelepah terhadap Komponen Kimia Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) Kamaliah Dosen Program Studi Teknik Lingkungan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Rumput laut Eucheuma cottonii mempunyai ciri-ciri yaitu thallus silindris,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Eucheuma cottonii Rumput laut Eucheuma cottonii mempunyai ciri-ciri yaitu thallus silindris, percabangan thallus berujung runcing atau tumpul, ditumbuhi nodulus (tonjolantonjolan),
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA
Lebih terperinciPemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi
Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni Faridah, Anwar Fuadi ABSTRAK Kertas seni banyak dibutuhkan oleh masyarakat, kertas seni yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kertas
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN
C8 STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Veronika Yuli K. Alumni Fakultas Kehutanan Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi
Lebih terperinciEMILVIAH YEPIN 1), SIPON MULADI 2) DAN EDI SUKATON 2) ABSTRACT. 32 Yepin dkk. (2002). Variasi Komponen Kimia Kayu Pendu
3 Yepin dkk. (00). Variasi Komponen Kimia Kayu Pendu VARIASI KOMPONEN KIMIA JENIS KAYU PENDU (SCAPHIUM AFFINIS PIERRE.) DAN KATIAU (GANUA MOTLEYANA PIERRE.) BERDASARKAN LETAK KETINGGIAN DAN PENAMPANG MELINTANG
Lebih terperincia. terdapat dalam jumlah yang berarti yaitu lebih dari 2 % AKG per sajian; dan atau b. mencantumkan pernyataan (klaim) tentang zat besi.
7.10 ZAT BESI 7.10.1 Ketentuan Zat besi wajib dicantumkan apabila : a. terdapat dalam jumlah yang berarti yaitu lebih dari 2 % AKG per sajian; dan atau b. mencantumkan pernyataan (klaim) tentang zat besi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lignin Lignin merupakan komponen dinding sel tumbuhan berupa fenolik heteropolimer yang dihasilkan dari rangkaian oksidatif di antara tiga unit monomer penyusunnya yaitu p-coumaryl,
Lebih terperinciKAYU JUVENIL (JUVENILE WOOD)
KARYA TULIS KAYU JUVENIL (JUVENILE WOOD) Disusun oleh : RUDI HARTONO, S.HUT, MSi NIP 132 303 838 JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2006 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kulit Pisang Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari buah pisang yang belum
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Empat Jenis Kayu Rakyat berdasarkan Persentase Kehilangan Bobot Kayu Nilai rata-rata kehilangan bobot (weight loss) pada contoh uji kayu sengon, karet, tusam,
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK
BAAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 al 1 dari 19 BAB VII KIMIA ORGANIK Dari 109 unsur yang ada di alam ini, karbon mempunyai sifat-sifat istimewa : 1. Karbon dapat membentuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciA. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK
POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK 1. Diantara beberapa monomer di bawah ini : Monomer manakah yang dapat membentuk polimer adisi. A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Total Fenolat Senyawa fenolat merupakan metabolit sekunder yang banyak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan, termasuk pada rempah-rempah. Kandungan total fenolat dendeng sapi yang
Lebih terperinciKajian Proses Isolasi α-selulosa dari Limbah Batang Tanaman Manihot esculenta Crantz yang Efisien.
Kajian Proses Isolasi α-selulosa dari Limbah Batang Tanaman Manihot esculenta Crantz yang Efisien. SKRIPSI Oleh : FIQIH ALQANI 0831010058 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin berkurang pasokan kayunya dari hutan alam, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia melaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan penting, mulai dari dunia pendidikan, sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
Lebih terperinciJ. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-
Anggaran Tabel 2. Rencana Anggaran No. Komponen Biaya Rp 1. Bahan habis pakai ( pemesanan 2.500.000,- daun gambir, dan bahan-bahan kimia) 2. Sewa alat instrument (analisa) 1.000.000,- J. Gaji dan upah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. semak belukar. Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum 2.1.1 Pengertian Kayu Kayu adalah bagian keras tanaman yang digolongkan kepada pohon dan semak belukar. Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan
Lebih terperinciSenyawa Polimer. 22 Maret 2013 Linda Windia Sundarti
Senyawa Polimer 22 Maret 2013 Polimer (poly = banyak; mer = bagian) suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang molekul kecil yang terikat melalui ikatan kimia Suatu polimer
Lebih terperinciAD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HMT FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS HMT ADALAH : 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Lignin Klason Lignin Klason merupakan residu reaksi hidrolisis kayu yang mendegradasi dan melarutkan polisakarida kayu dengan menggunakan asam sulfat 72% (Yasuda et al.
Lebih terperinci= nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = rataan umum α i ε ij
5 Pengujian Sifat Binderless MDF. Pengujian sifat fisis dan mekanis binderless MDF dilakukan mengikuti standar JIS A 5905 : 2003. Sifat-sifat tersebut meliputi kerapatan, kadar air, pengembangan tebal,
Lebih terperinciProtein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi yang ramah lingkungan. Selain dapat mengurangi polusi, penggunaan bioetanol juga dapat menghemat
Lebih terperinci5.1 Total Bakteri Probiotik
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Total Bakteri Probiotik Berdasarkan hasil pengamatan (Lampiran 3) menunjukkan bahwa perlakuan penambahan bakteri L. acidophilus pada perbandingan tepung bonggol pisang batu
Lebih terperinci