BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Inge Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batuan Sedimen Batuan Sedimen adalah salah satu kelompok utama dari batuan di muka bumi. Batuan ini sering membentuk reservoir berpori dan permeabel pada cekungan sedimen dengan kandungan minyak dan hidrokarbon dapat ditemukan di dalamnya. Batuan ini dihasilkan oleh proses akumulasi dan litifikasi dari berbagai jenis fragmen batuan yang dibentuk dari rangka organisme laut dan partikel halus yang terkikis oleh batuan lain. Batuan sedimen dapat juga terbentuk oleh pengendapan padatan dari larutan menjadi bentuk yang disebut dengan sedimen kimiawi. Kategori dasar batuan sedimen yang digunakan untuk tujuan klasifikasi adalah 1. Batuan Sedimen Clastic Batuan Sedimen Clastic dihasilkan dari batuan yang terkikis dan berubah menjadi partikel yang sangat kecil (yang disebut dengan clasts) yang dialirkan, diendapkan, dan dipadatkan. Clasts dapat dibagi menjadi beberapa ukuran dari clay ke silt, sand, pebbles, dan cobbles. Batuan ini dibawa dari tempat asal oleh air yang mengalir, lumpur, angin, sungai, dan gravitasi. Ukuran dan densitas Clast
2 6 menentukan bagaimana dan dimana partikel diendapkan dan pada akhirnya jenis batuan sedimen yang akan terbentuk. Mineral silikat atau fragmen batuan adalah komponen utama dari batuan sedimen. Klasifikasi batuan sedimen sebagai siliclastic adalah konglomerat, Sandstone, Limestone, Siltstone, mudstone, dan shale. Limestone adalah jenis batuan sedimen dengan struktur butiran dari halus ke kasar yang lebih dari 50% unsur penyusunnya adalah karbonat, seperti calcite (kalsium karbonat (CaCO 3 )) dan dolomite CaMg(CO 3 ) Batuan Sedimen Bioclastic Batuan sedimen Bioclastic sebagian besar tersusun dari sisa tumbuhan dan hewan. Contoh batuan jenis ini adalah Chert,coal, dan oil shale. 3. Batuan Sedimen Kimia Batuan sedimen kimia biasanya dikelompokan menjadi dua bagian besar yaitu karbonat dan non-karbonat. Batuan karbonat disusun dari sedimen kimia dari sumbersumber tidak organik (seperti ion karbonat (CO 3 ) 2- ). Contohnya adalah calcite dan dolomite. Calcite, kalsium karbonat (CaCO 3 ), adalah lapisan endapan dari air laut dan mineral utama pada limestone. Kebanyakan organisme laut seperti foraminifers, kerang, tiram, dan batu karang, melarutkan ion karbonat dan mencampurnya dengan kalsium untuk pembentukan kulit mereka. Setelah organisme tersebut mati, kulit tersebut jatuh ke samudra, kemudian gelombang dan arus membuat kulit tersebut menjadi serpihan-serpihan kecil. Pecahan kulit ini diendapkan pada air yang lebih dalam dimana mereka dipadatkan menjadi sedimen atau yang disebut dengan
3 7 bioclastic limestone. Pecahan paling kecil ketika disementasi bersama membentuk batuan sedimen yang berbeda yang disebut sabagai kapur, yang memiliki warna yang terang dan terkadang lebih halus dibandingkan limestone atau chert. Batuan bioclastic dibentuk dari endapan lapisan karbonat inorganic. Jadi, mereka juga dianggap sebagai sedimen kimia seawater-originated. Dolomite, kalsium magnesium karbonat CaMg(CO 3 ) 2 juga membentuk karbonat. Dolomite dikaisfikasikan sebagai limestone dengan lebih dari 50% berat mineral dolomite terdapat didalamnya dan setidaknya 10%nya adalah calcite. Dolomite dibentuk ketika calcite yang asli digantikan dengan magnesium karbonat. Sedangkan batuan sedimen non-karbonat tersusun dari campuran kalsium karbonat (CaCO 3 ). Contoh dari sedimen jenis ini adalah phosphates dan ferriferous. Batuan sedimen yang mengendap dapat ditemukan di benua dan cekungan samudra. Sekitar 80% hingga 90% dari permukaan daratan bumi dan samudra diselimuti oleh batuan jenis ini, namun karena batuan ini mengendapkan partikel dari batuan lain yang berada pada atau dekat dengan permukaan, sehingga hanya 5% dari volume total kerak dan kurang dari 1% dari volume total bumi yang tertinggal. Lapisan batuan sedimen memiliki ketebalan lebih besar sekitar 5 atau 6 kali pada daratan benua dibandingkan pada cekungan samudra. Contohnya adalah shale (dengan jumlah 70% dari seluruh batuan sedimen), sandstone,beberapa jenis limestone, chert, siltstone,mudstone, dan beberapa jenis coal.
4 8 Proses pembentukan batuan yang berbeda di atas menyebabkan struktur pori yang terdapat dalam batuan juga berbeda. Struktur pori yang berbeda ini menggambarkan karakteristik yang berbeda-beda pula pada batuan. 2.2 Besaran-besaran Fisis Batuan Besaran-besaran fisis batuan adalah besaran yang terdapat dalam batuan yang dapat diestimasi dengan menggunakan metode-metode tertentu. Besaran-besaran fisis ini terdiri dari porositas, permeabilitas, dan tortuositas. Masing-masing besaran ini memiliki definisi dan fungsi yang berbeda pada batuan Porositas Porositas merupakan fraksi volume total batuan yang dapat diisi oleh minyak, gas, air atau campuran dari ketiganya. Porositas merupakan parameter utama pada pengeboran minyak karena porositas menentukan jumlah kandungan hidrokarbon yang terdapat di dalam reservoir. Porositas total Φ didefinisikan sebagai fraksi volume total (V bulk ) dari reservoir batuan yang ditempati oleh ruang pori. V V V V ( w / ρ ) pore bulk rock bulk rock Φ = = = (2.1) Vbulk Vbulk Vbulk Dengan V pore dan V rock adalah volume dari pori dan matriks secara berurutan, w adalah massa batu, dan ρ rock adalah densitas batuan. Definisi mengenai tipe porositas bermacam-macam bergantung pada bagian pori mana yang mampu dikategorikan sebagai nilai porositas dan atau yang dapat
5 9 diisi oleh material gas, air, ataupun minyak. Tipe porositas yang sering dihitung adalah porositas total dan porositas efektif. Porositas total adalah porositas batuan dari total volume pori yang tersedia pada sistem batuan, sedangkan porositas efektif adalah fraksi volume pori pada batuan yang bisa melewatkan aliran fluida di dalam ruang porinya. Nilai porositas efektif lebih kecil dibandingkan dengan nilai porositas total yang tidak memperhatikan apakah porinya terhubung dengan pori lain atau merupakan pori yang buntu. Porositas hanya dapat memberikan informasi mengenai gambaran volume ruang pori yang tersedia pada batuan dan tidak memberikan informasi lebih seperti distribusi pori dan ukuran pori. Berikut ini adalah tabel nilai porositas untuk beberapa jenis batu [R.Wang et al, 2004]. Batuan sampel Porositas Efektif (%) Fontainebleau sandstone 11,3 ± 0,7 Edwards Limestone 15,1 ± 1,1 Austin Chalk 18,4 ± 0,9 Indiana Limestone 7,1 ± 0,6 Tabel 2.1. Nilai porositas untuk beberapa jenis batu model R. Wang Permeabilitas Permeabilitas didefinisikan sebagai kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida keluar. Permeabilitas dari medium berpori bergantung pada sifat fluida dan sifat sistem pori. Sifat lainnya terdiri dari geometri pori dan konektivitas pori. Permeabilitas menentukan kecepatan aliran fluida sepanjang medium ruang pori.
6 10 Penelitian permeabilitas dilakukan pertama kali oleh Henri Darcy pada abad ke 19 pada batuan pasir [Darcy,1856]. Dari penelitiannya didapatkan hubungan sebagai berikut : At Δp Q = k (2.2) μl Dengan Q adalah laju aliran volume dalam m 3 /s sepanjang medium ruang pori, A t merupakan luas total yang tegak lurus dengan arah aliran, dan μ adalah viskositas dinamik dari fluida. Δp merupakan perubahan tekanan yang melewati medium ruang pori dengan panjang L, dan k adalah permeabilitas dengan satuan Darcy [Darcy,1856]. 1 Darcy sama dengan 9.87 x m 2. Gambar 2.1. Skema percobaan Darcy Pada persamaan (2.2), tekanan akibat pengaruh gravitasi diabaikan dan dapat ditulis ulang untuk dapat menentukan kecepatan aliran : Q kδp v = = (2.3) A μl t Struktur model pori sederhana dapat digambarkan sebagai model pipa kapiler. Model ini dinyatakan oleh Hagen-Poiseulle [Dullien,1979] sebagai :
7 11 πr p Q = (2.4) 8μL 4 Δ Dengan r adalah radius pipa kapiler. Gambar 2.2.Model pipa kapiler dengan pipa diibaratkan sebagai ruang pori. Konzeny [1927] dan Carman [1937] memperluas model kapiler menggunakan teori radius hidraulik. Diameter kapiler dapat dimisalkan sebagai diameter hidarulik d h yang dapat terhubung dengan diameter pori yang ekivalen : d h pore _ volume = (2.5) pore _ area Ketika melakukan pengukuran permeabilitas, kecepatan aliran fluida dapat dibedakan, kecepatan aliran pori mikroskopik v F dan kecepatan makroskopik v yang akan memberikan kecepatan aliran total sepanjang pipa. Rasio L e /L mengindikasikan panjang lintasan patikel fluida yang melewati sepanjang sistem pori yang berliku. Pada situasi makroskopik partikel melewati lintasan L dengan kecepatan v. Pada waktu yang bersamaan, aliran partikel fluida sebenarnya memiliki kecepatan v F melewati lintasan efektif L e [lihat Gambar 2.3].
8 12 Dupuit-Forcheimer mengasumsikan hitungan untuk perbedaan antara kecepatan aliran pada pori dan kecepatan aliran. Secara umum, kecepatan Dupuit- Forcheimer v DF didefinisikan sebagai v/ Φ. v F = v DF Le L 1 Le = v Φ L (2.6) Tipe mode Hagen-Poiseuille memberikan kecepatan aliran mikroskopik pada pori : v F 2 h Δ d p = (2.7) 32μL e Dengan d h adalah diamater hidraulik, L e adalah panjang rata-rata lintasan berbelok dan k o merupakan bentuk faktor dimensi yang menggambarkan bentuk batas pinggir. Kecepatan aliran makroskopik melewati tabung diberikan oleh Hukum Darcy : v = kδp μl 2 d h Δp 32μL e = 1 Φ kδp μl Le L 2 2 Φd h L 16 k = (2.8) ko Le Persamaan (2.8) diatas merupakan bentuk dasar dari model kapiler. Dengan (1/k 0 ) adalah fungsi dari geometri pori dan (L e /L) 2 adalah tortuositas. Berdasarkan Carman [1937] diameter hidrulik d h untuk model pipa kapiler dapat diekspresikan sebagai : Φ d h = 4 (2.9) s 0 ( 1 Φ)
9 13 Dengan S 0 adalah luas permukaan spesifik berdasarkan pada volume matriks batuan. Apabila persamaan (2.9) disubstitusi ke persamaan (2.8) maka persamaan Konzeny- Carman akan menjadi : 2 3 k Φ 1 L = 2 2 ( 1 ) so Φ k0 L (2.10) e Simbol (L e /L) 2 secara umum disebut sebagai faktor tortuositas. Tabel berikut ini [Tabel 2.2] adalah tabel permeabilitas untuk beberapa jenis batu [R.Wang et al, 2004]. Batuan sampel Porositas Efektif (%) Permeabilitas (md) Fontainebleau sandstone 11,3 ± 0,7 559 ± 93 Edwards Limestone 15,1 ± 1,1 7 ± 0,9 Austin Chalk 18,4 ± 0,9 2,6 ± 0,3 Indiana Limestone 7,1 ± 0,6 0,18 ± 0,03 Tabel 2.2. Nilai permeabilitas untuk beberapa jenis batu model R. Wang. Berdasarkan tabel 2.2 di atas terlihat bahwa nilai porositas yang besar belum tentu memiliki nilai permeabilitas yang besar pula. Hal ini bergantung dari karakteristik pori yang ada pada batuan tersebut Tortuositas Penelitian mengenai tortuositas pertama kali dikemukakan oleh Carman [1937]. Pada penelitiannya dia menghitung pengaruh aliran berbelok dan berseberangan pada satu arah aliran tunggal. Definisi tortuositas sendiri akan berbeda pada masing-masing bidang keilmuan baik itu ahli teknik, geologis, maupun ahli
10 14 kimia. Hal ini bergantung dari cara mereka melihat pengaruh struktur pori suatu sampel. Menurut Palciauskas, tortuositas (τ ) didefinisikan sebagai total jarak tempuh aliran fluida dalam ruang pori dengan jarak terpendek aliran tersebut. Secara matematis, turtoisitas didefinisikan sebagai berikut [Palciauskas et al,1994]: L e τ = (2.11) L Berikut ini adalah gambar aliran antara satu pori dengan pori lain yang saling terhubung (Le) dengan panjang sampel batuan (L). Gambar 2.3. Perbandingan antara panjang antara satu pori dengan pori lain yang saling terhubung (Le) dengan panjang sampel batuan (L). Sedangkan dalam istilah lain, faktor tortuositas didefinisikan sebagai kuadrat panjang lintasan patikel fluida yang melewati sepanjang sistem pori yang berliku [Amyx et al,1960]. Hal ini seperti yang terlihat sesuai dengan rumusan : 2 L τ = e (2.12) L
11 15 Faktor tortuositas ini bukanlah nilai yang dapat berdiri sendiri. Nilainya bergantung dari banyak parameter seperti porositas, geometri ruang pori, dan faktor resistivitas [Attia, 2005]. Secara teoritis, sangatlah tidak mungkin nilai tortuositas yang dihasilkan kurang dari 1 karena nilai minimun L e adalah L. Definisi tortuositas yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi tortuositas Palciauskas. Hal ini dikarenakan definisi ini adalah definisi paling umum yang sering digunakan pada eksperimen. Berikut ini beberapa nilai tortuositas model Pirson (1983). Sampel Porositas (%) Tortuositas Berea A sandstone 19,3 2,04 Berea B sandstone 20,5 1,99 Okesa A sandstone 24,6 1,91 Okesa B sandstone 26 1,74 Tallant A sandstone 25,7 1,79 Tallant B sandstone 26,5 1,69 Elgin A sandstone 22,4 2,21 Elgin B sandstone 24,2 2 Elgin C sandstone 24,2 2 Elgin D sandstone 23,9 1,98 Elgin E sandstone 23,5 2,06 Tabel 2.3. Nilai tortuositas untuk jenis sandstone model Pirson (1983). Berdasarkan tabel 2.3 di atas terlihat bahwa nilai porositas yang besar belum tentu memiliki jalur pori yang pendek (mendekati 1). Seperti, batu pasir Berea A memiliki jalur yang lebih pendek (2.04) dibandingkan dengan batu pasir Elgin A (2.21). Padahal batu pasir Elgin A memiliki nilai porositas yang lebih besar (22.4%) dibandingkan dengan batu pasir Berea A (19.3%). Hal ini dikarenakan sifat pori yang berbeda pada masing-masing batuan.
BAB II TEORI DASAR. Di dalam ilmu kebumian, permeabilitas (biasanya bersimbol κ atau k)
BAB II TEORI DASAR.1 Permeabilitas Di dalam ilmu kebumian, permeabilitas (biasanya bersimbol κ atau k) merupakan kemampuan suatu material (khususnya batuan) untuk melewatkan fluida. Besaran ini dapat diperoleh
Lebih terperinciBatuan berpori merupakan media dengan struktur fisik yang tersusun atas bahan
BAB II TEORI DASAR.1 Batuan Berpori Batuan berpori merupakan media dengan struktur fisik yang tersusun atas bahan padat (matriks) dan rongga-rongga kosong (pori). Pada batuan, bagian pori inilah yang terisi
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. di bumi. Mineral biasa ditemukan dalam bentuk butiran yang diameternya
BAB II TEORI DASAR 2.1 Batuan Mineral terbentuk secara alamiah oleh alam dari gabungan senyawa kimia di bumi. Mineral biasa ditemukan dalam bentuk butiran yang diameternya berkisar antara sub atomik hingga
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Peta Kontur Isopach
BAB V PEMBAHASAN Pada praktikum Sedimentologi dan Stratigrafi kali ini, acaranya mengenai peta litofasies. Peta litofasies disini berfungsi untuk mengetahui kondisi geologi suatu daerah berdasarkan data
Lebih terperinciKARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN
KARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN May 14 Transpor Sedimen Karakteristika Aliran 2 Karakteristika fluida air yang berpengaruh terhadap transpor sedimen Rapat massa, ρ Viskositas, ν Variabel aliran
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka Memahami variasi yang kompleks pada geometri pori dengan lithofacies yang berbeda merupakan kunci untuk memperbaiki deskripsi dan ekploitasi reservoir. Data core yang menyediakan
Lebih terperinciSIFAT FISIK TANAH DAN BATUAN. mekanika batuan dan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
REKAYASA TANAH & BATUAN 1 SIFAT FISIK TANAH DAN BATUAN Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika batuan dan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Sifat fisik batuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Tanah secara umum didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS FASIES SEDIMENTASI DAN DISTRIBUSI BATUPASIR C
BAB 4 ANALISIS FASIES SEDIMENTASI DAN DISTRIBUSI BATUPASIR C 4.1. Analisis Litofasies dan Fasies Sedimentasi 4.1.1. Analisis Litofasies berdasarkan Data Batuan inti Litofasies adalah suatu tubuh batuan
Lebih terperinciNama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : Plug : 1
DIAGENESA BATUAN SEDIMEN Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat,
Lebih terperinciBerikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar 3.18).
Gambar 3.17 Grafik silang antara porositas inti bor dan porositas log densitas. Berikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar
Lebih terperinciBAB IV UNIT RESERVOIR
BAB IV UNIT RESERVOIR 4.1. Batasan Zona Reservoir Dengan Non-Reservoir Batasan yang dipakai untuk menentukan zona reservoir adalah perpotongan (cross over) antara kurva Log Bulk Density (RHOB) dengan Log
Lebih terperinciBesar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai adalah skala Wentworth
3. Batuan Sedimen 3.1 Kejadian Batuan Sedimen Batuan sedimen terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan bahan terlarut hasil dari proses mekanis dan kimia dari batuan yang telah ada sebelumnya, dari cangkang
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Injeksi Air Injeksi air merupakan salah satu metode Enhanced Oil Recovery (aterflood) untuk meningkatkan perolehan minyak yang tergolong injeksi tak tercampur. Air injeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) pertama kali muncul pada tahun 1858 ketika minyak mentah ditemukan oleh Edwin L. Drake di Titusville (IATMI SM STT MIGAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pantai 2.1.1. Pengertian Pantai Pengertian pantai berbeda dengan pesisir. Tidak sedikit yang mengira bahwa kedua istilah tersebut memiliki arti yang sama, karena banyak
Lebih terperinciEnergi ini tersimpan dalam batuan magma yang terdapat di bawah permukaan. bumi dan memiliki fluida di dalamnya. Aktivitas panas bumi ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Panas bumi adalah sumber energi panas yang berasal dari dalam bumi. Energi ini tersimpan dalam batuan magma yang terdapat di bawah permukaan bumi dan memiliki fluida
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. yang cukup banyak mendapatkan perhatian adalah porositas yang
BAB II TEORI DASAR 2.1 Besaran-besaran Fisis Batuan Sifat fisis struktur makro dari batuan dipengaruhi oleh bentuk struktur mikro batuan tersebut [Palciauskas et al., 1994]. Dua buah besaran fisis yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Shale merupakan jenis batuan yang mendominasi batuan sedimen di dunia, yakni sekitar 50-70 %, sedangkan sisanya berupa sandstone dan sedikit limestone (Jonas and McBride,
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
Seminar Nasional Cendekiaan 205 ISSN: 60-8696 Studi Laboratorium Pengaruh Penggunaan Fluida omplesi CaBr 2 Terhadap Sifat Fisik Batuan Sandstone Sintetik Amry Nisfi Febrian, M. G. Sri Wahyuni, Listiana
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB
KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Daerah penelitian merupakan daerah yang memiliki karakteristik tanah yang mudah meloloskan air. Berdasarkan hasil borring dari Balai Wilayah
Lebih terperinciKlasifikasi Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-127 Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density Ismail Zaky Alfatih, Dwa Desa Warnana, dan
Lebih terperinciBab IV Analisis dan Diskusi
Bab IV Analisis dan Diskusi IV.1 Hasil Perhitungan Permeabilitas Pemodelan Fisis Data yang diperoleh dari kelima model fisis saluran diolah dengan menggunakan hukum Darcy seperti tertulis pada persamaan
Lebih terperinciBAB III SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR
BAB III SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu batuan reservoir adalah harus mempunyai kemampuan untuk menampung dan mengalirkan fluida yang terkandung di dalamnya. Dan hal
Lebih terperinciBAB IV DATA, HASIL, DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV DATA, HASIL, DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Eksperimen Data penelitian didapatkan dari dua batuan sampel yaitu batu apung dan batu karbonat. Ukuran dimensi data pada batu karbonat untuk rekonstruksi
Lebih terperinciProses Pembentukan dan Jenis Batuan
Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Penulis Rizki Puji Diterbitkan 23:27 TAGS GEOGRAFI Kali ini kita membahas tentang batuan pembentuk litosfer yaitu batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf serta
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH ASAL USUL TERBENTUKNYA TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH ASAL USUL TERBENTUKNYA TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENGERTIAN TANAH Apa itu tanah? Material yang terdiri dari
Lebih terperinciANALISA FISIKAMINYAK (PETROPHYSICS) DARI DATA LOG KONVENSIONAL UNTUK MENGHITUNG Sw BERBAGAI METODE
ANALISA FISIKAMINYAK (PETROPHYSICS) DARI DATA LOG KONVENSIONAL UNTUK MENGHITUNG Sw BERBAGAI METODE Cahaya Rosyidan, Listiana Satiawati* ), Bayu Satiyawira 1 Teknik Perminyakan-FTKE, Universitas Trisakti
Lebih terperinciSOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011
SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011 Tanah = Pedosfer Merupakan hasil perpaduan antara: 1. lithosfer 2. biosfer 3. hidrosfer 4. atmosfer Perpaduan/hubungan tsb digambarkan oleh Patrick, F. (1974) Komponen
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISA DATA LOG UNTUK MENENTUKAN ZONA PRODUKTIF DAN MEMPERKIRAKAN CADANGAN AWAL PADA SUMUR R LAPANGAN Y Riza Antares, Asri Nugrahanti, Suryo Prakoso Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstrak
Lebih terperinciBab 3 Parameter Petrofisis Batuan
Bab 3 Parameter Petrofisis Batuan Pada dasarnya semua sifat-sifat fisis batuan reservoar dipengaruhi oleh struktur mikro pori. Namun demikian tidak semua informasi parameter fisis mikro dapat diukur secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. The petroleum geologist. Geologi fisika Geologi sejarah Geologi struktur Paleontologi Stratigrafi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan terutama tentang kulit bumi baik mengenai komposisi struktur dan sejarahnya. Geologi atau perolehan geologi
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Deskripsi Fluida dan Sifat-sifatnya Fluida dapat didefinisikan sebagai sebuah bahan yang mengalami deformasi secara terus-menerus ketika diberi sebuah tegangan geser (shearing
Lebih terperinciGambar 1. Chert dalam Ukuran Hand Spicemen. Gambar 2. Chert yang terlipat. Gambar 3. Bedded Chert dan Sayatan Radiolarian Chert
Chert Dasar Penamaan (Klasifikasi) Chert Chert adalah penamaan umum yang digunakan untuk batuan siliceous sebagai sebuah kelompok (grup), namun ada yang mengaplikasikannya untuk tipe spesifik dari chert
Lebih terperinciAnalisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi
Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi Simon Sadok Siregar 1), Suryajaya 1), dan Muliawati 2) Abstract: This research is conducted by using physical model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. seperti timah, emas, tembaga, hingga uranium dapat ditambang di tanah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Alam Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah. Berbagai mineral seperti timah, emas, tembaga, hingga uranium dapat ditambang
Lebih terperinciBab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D
Bab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D Pada bab ini akan dibahas model matematika yang dipakai adalah sebuah model injeksi bahan kimia satu dimensi untuk menghitung perolehan minyak sebagai
Lebih terperinciKriteria Agregat Berdasarkan PUBI Construction s Materials Technology
Kriteria Agregat Berdasarkan PUBI 1987 Construction s Materials Technology Pasir Beton Pengertian Pasir beton adalah butiranbutiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat dan ukuran butirnya sebagian
Lebih terperinciBAB II TI JAUA PUSTAKA
BAB II TI JAUA PUSTAKA A. TA AH Istilah tanah (soil) berasal dari kata latin solum yang berarti bagian teratas dari kerak bumi yang dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah. Tanah dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Kiprah dan perjalanan PT. Chevron Pacific Indonesia yang telah cukup lama ini secara perlahan diikuti oleh penurunan produksi minyak dan semakin kecilnya
Lebih terperinciPEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)
PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations) sedimentasi (pengendapan), pemisahan sentrifugal, filtrasi (penyaringan), pengayakan (screening/sieving). Pemisahan mekanis partikel fluida menggunakan gaya yang
Lebih terperinciPERHITUNGAN WATER SATURATION (S W ) MENGGUNAKAN PERSAMAAN ARCHIE, PERSAMAAN INDONESIA DAN METODE RASIO RESISTIVITAS
PERHITUNGAN WATER SATURATION (S W ) MENGGUNAKAN PERSAMAAN ARCHIE, PERSAMAAN INDONESIA DAN METODE RASIO RESISTIVITAS Parameter-parameter fisis suatu batuan merupakan aspek penting dalam dunia eksplorasi
Lebih terperinciPotensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya energi yang melimpah dan beraneka ragam, diantaranya minyak bumi, gas bumi, batubara, gas alam, geotermal, dll.
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN PETROFISIKA RESERVOIR
BAB IV PEMODELAN PETROFISIKA RESERVOIR Pemodelan petrofisika reservoir meliputi pemodelan Vshale dan porositas. Pendekatan geostatistik terutama analisis variogram, simulasi sekuensial berbasis grid (Sequential
Lebih terperinciHUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH.
HUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH DENGAN AIR TANAH (runi_asmaranto@ub.ac.id) AIR TANAH SIFAT FISIK TANAH Beberapa hal yang penting tentang tanah yang terkait aliran air tanah adalah: 1. Klasifikasi tanah 2. Kerapatan
Lebih terperinciAliran Turbulen (Turbulent Flow)
Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,
Lebih terperinciPengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan
Agregat By Leo Sentosa Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal
Lebih terperinciMEKANIKA RESERVOIR SKS : 2
MEKANIKA RESERVOIR SKS : 2 Dosen: Dr. Ir. Dyah Rini Ratnaningsih, MT. Dr. Ir. Yosaphat Sumantri, MT. Dr. Suranto, ST., MT. Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta 1
Lebih terperinciPENENTUAN RESISTIVITAS LISTRIK MORTAR MENGGUNAKAN METODE PROBE DUA ELEKTRODA
PENENTUAN RESISTIVITAS ISTRIK MORTAR MENGGUNAKAN METODE PROBE DUA EEKTRODA Ardian Putra dan Pipi Deswita Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, FMIPA Universitas Andalas, Kampus
Lebih terperinciKARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO
KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO Sifat Umum Lumpur Sidoarjo merupakan lumpur yang keluar dari perut bumi, berasal dari bagian sedimentasi formasi Kujung, formasi Kalibeng dan formasi Pucangan. Sedimen formasi
Lebih terperinciData eksperimen didapat melalui pengolahan data skala centimeter dan skala
BAB IV DATA, HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Eksperimen Data eksperimen didapat melalui pengolahan data skala centimeter dan skala milimeter. Citra untuk skala centimeter diperoleh dengan menggunakan kamera
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan
Lebih terperinciBAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI
BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI 2. 1 Gelombang Elastik Gelombang elastik adalah gelombang yang merambat pada medium elastik. Vibroseismik merupakan metoda baru dikembangkan dalam EOR maupun IOR
Lebih terperinciMampu menentukan harga kejenuhan air pada reservoir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud 1.1.1.1 Melakukan analisis kuantitatif data log dengan menggunakan data log Gamma ray, Resistivitas, Neutron, dan Densitas. 1.1.1.2 Mengevaluasi parameter-parameter
Lebih terperinciTerbentuknya Batuan Sedimen
Partikel Sedimen Terbentuknya Batuan Sedimen Proses terbentuknya batuan sedimen dari batuan yang telah ada sebelumnya. Material yang berasal dari proses pelapukan kimiawi dan mekanis, ditransportasikan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BATUPASIR SEBAGAI BATUAN RESERVOIR PADA SUMUR ABC-1 DAN ABC-2, DI CEKUNGAN SUMATERA SELATAN
KARAKTERISTIK BATUPASIR SEBAGAI BATUAN RESERVOIR PADA SUMUR ABC-1 DAN ABC-2, DI CEKUNGAN SUMATERA SELATAN Tatya Putri S 1, Ildrem Syafri 2, Aton Patonah 2 Agus Priyantoro 3 1 Student at the Dept Of Geological
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam aplikasi sistem perpipaan seperti pada proses kimia, proses produksi dan distribusi minyak dan gas sering dijumpai junction (percabangan). Ketika aliran dua fase
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. Anomali Bouguer U 4 3 mgal 4 3 Gambar 5.1 Peta anomali bouguer. Beberapa hal yang dapat kita tarik dari peta anomali Bouguer pada gambar 5.1 adalah : Harga anomalinya
Lebih terperinciC iklm = sebagai tensor elastisitas
Teori elastisitas menjadi dasar pokok untuk mendiskripsikan perambatan gelombang elastik. Tensor stress σ ik dan tensor strain ε ik dihubungkan oleh persamaan keadaan untuk suatu medium. Pada material
Lebih terperinciBAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada
BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA.1 Sifat-Sifat Fluida Fluida merupakan suatu zat yang berupa cairan dan gas. Fluida memiliki beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Debit Banjir Rencana Debit banjir rencana adalah debit maksimum di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang (rata-rata) yang sudah ditentukan yang dapat dialirkan tanpa
Lebih terperinciAnalisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin
Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin Yosua Sions Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian dan Energi Universitas Trisakti
Lebih terperinciKEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI TUGAS BATUAN KARBONAT Makalah Batuan Karbonat Di Susun Oleh : WA ODE SUWARDI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan suatu bahan bangunan yang bahan penyusunnya terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland Cement), air, agregar kasar, agregat halus, dan bahan tambah.
Lebih terperincibatuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada.
DESKRIPSI BATUAN Deskripsi batuan yang lengkap biasanya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Deskripsi material batuan (atau batuan secara utuh); 2. Deskripsi diskontinuitas; dan 3. Deskripsi massa batuan.
Lebih terperinciDasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah
Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah Tanah Profil tanah Tanah yang kita ambil terasa mengandung partikel pasir, debu dan liat dan bahan organik terdekomposisi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM
BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM Tujuan utama analisis variogram yang merupakan salah satu metode geostatistik dalam penentuan hubungan spasial terutama pada pemodelan karakterisasi
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pengukuran dilakukan pada empat sampel batuan berbeda. Data yang
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1 Metode Falling Head Pengukuran dilakukan pada empat sampel batuan berbeda. Data yang didapatkan dengan menggunakan metode Falling Head akan dibandingkan dengan perhitungan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan minyak, maka berbagai cara dilakukan untuk dapat menaikkan produksi minyak, adapun beberapa cara yang dapat dilakukan
Lebih terperinciDasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah
Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Tektur Tanah = %pasir, debu & liat dalam tanah Tektur tanah adalah sifat fisika tanah yang sangat penting
Lebih terperinciPETROLEUM SYSTEM Source rock adalah batuan yang membentuk minyak bumi dan gas alam
PETROLEUM SYSTEM Minyak bumi dan gas alam telah lama digunakan sebagai sumber energi. Sampai saat ini pun sebagian besar kebutuhan energi kita masih ditopang oleh minyak dan gas, terlepas dari segala kekurangan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan
Lebih terperinciLaboratorium Bahan Galian Sie Petrologi
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada
Lebih terperinciBAB II GEOLOGI REGIONAL
BAB II GEOLOGI REGIONAL II.1 Tinjauan Umum Daerah Penelitian terdapat di area Reservasi Blackfoot di bagian Baratlaut Montana dan sebagian besar Glacier County, Batas Canadian Province of Alberta, North
Lebih terperinciAcara Well Log Laporan Praktikum Geofisika Eksplorasi II
WELL LOG 1. Maksud dan Tujuan Maksud : agar praktikan mengetahui konsep dasar mengenai rekaman sumur pemboran Tujuan : agar praktikan mampu menginterpretasi geologi bawah permukaaan dengan metode rekaman
Lebih terperinciRumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI. Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan
BAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan reservoir fluida. Ruang magma merupakan sumber massa dan energi untuk reservoir
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Enhanced Oil Recovery (EOR) Enhanced oil recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk memperoleh lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara
Lebih terperinci3,15 Very Fine Sand 1,24 Poorlysorted -0,21 Coarse-Skewed. 4,97 Coarse Silt 1,66 Poorlysorted -1,89 Very Coarse-Skewed
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sedimen dasar permukaan Hasil analisis sedimen permukaan dari 30 stasiun diringkas dalam parameter statistika sedimen yaitu Mean Size (Mz Ø), Skewness (Sk
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi
BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi Metode geologi yang dipergunakan adalah analisa peta geologi regional dan detail. Peta geologi regional menunjukkan tatanan geologi regional daerah tersebut, sedangkan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK MODUL PRAKTIKUM NAMA PEMBIMBING NAMA MAHASISWA : MASSA JENIS DAN VISKOSITAS : RISPIANDI,ST.MT : SIFA FUZI ALLAWIYAH TANGGAL PRAKTEK : 25 September 2013 TANGGAL PENYERAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi permintaan akan energi yang terus meningkat, maka
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Untuk memenuhi permintaan akan energi yang terus meningkat, maka perusahaan penyedia energi melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya energi yang berasal dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deep water channel merupakan salah satu fasies di lingkungan laut dalam dengan karakteristik dari endapannya yang cenderung didominasi oleh sedimen berukuran kasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah
BAB I PENDAHULUAN Kegiatan ekplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah kegiatan eksplorasi dilaksanakan dan ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pliosen Awal (Minarwan dkk, 1998). Pada sumur P1 dilakukan pengukuran FMT
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Lapangan R merupakan bagian dari kompleks gas bagian Selatan Natuna yang terbentuk akibat proses inversi yang terjadi pada Miosen Akhir hingga Pliosen Awal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan material, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock).
Lebih terperinciLABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
LABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PRAKTIKUM PETROGRAFI BORANG MATERI ACARA IV: PETROGRAFI BATUAN SEDIMEN SILISIKLASTIK Asisten Acara: 1. 2. 3.
Lebih terperinciDesember 2012 JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING ( )
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakng merupakan bahan bangunan yang terbuat campuaran kerikil, pasir, semen dan air dengan perbandingan tertentu. Seiring berjalanya waktu pemakaian beton sangat pesat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan energi di dunia akan minyak dan gas bumi sebagai bahan bakar fosil yang utama cenderung meningkat seiring dengan perubahan waktu. Kebutuhan dunia
Lebih terperinciBAB IV DISTRIBUSI FASIES BATUGAMPING
BAB IV DISTRIBUSI FASIES BATUGAMPING IV.1 Pendahuluan Batuan Karbonat Klastik Terrigenous Sedimen yang global dan tak terbatas dengan iklim. Suplai sedimen berasal dari kontinen dan laut. Ukuran dari butiran
Lebih terperinciRani Widiastuti Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut t Teknologi Sepuluh hnopember Surabaya 2010
PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN HIDROKARBON LAPANGAN KYRANI FORMASI CIBULAKAN ATAS CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA DENGAN METODE VOLUMETRIK Rani Widiastuti 1105 100 034 Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Misalkan sembarang persamaan fisik melibatkan k variabel seperti berikut. u 1 = f ( u 2, u 3,..., u k )
BAB II DASAR TEORI 2.1 Analisis Dimensional Analisis dimensi adalah analisis dengan menggunakan parameter dimensi untuk menyelesaikan masalah masalah dalam mekanika fluida yang tidak dapat diselesaikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah mempunyai peranan yang sangat penting karena tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri seperti tanggul, jalan
Lebih terperinciWeek 8 AKIFER DAN BERBAGAI PARAMETER HIDROLIKNYA
Week 8 AKIFER DAN BERBAGAI PARAMETER HIDROLIKNYA Reference: 1.Geological structures materials 2.Weight & Sonderegger, 2007, Manual of Applied Field Hydrogeology, McGraw-Hill online books 3.Mandel & Shiftan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUKURAN PERMEABILITAS. berupa rangkaian sederhana dengan alat dan bahan sebagai berikut :
BAB III METODE PENGUKURAN PERMEABILITAS 3.1 Metode Falling Head 3.1.1 Alat dan Bahan Permeameter Falling Head yang dipakai dalam penelitian tugas akhir ini berupa rangkaian sederhana dengan alat dan bahan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berjalannya waktu jumlah cadangan migas yang ada tentu akan semakin berkurang, oleh sebab itu metoda eksplorasi yang efisien dan efektif perlu dilakukan guna
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Lapisan bumi ditutupi oleh batuan, dimana material tersebut mengandung
6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah 1. Definisi Tanah Lapisan bumi ditutupi oleh batuan, dimana material tersebut mengandung berbagai macam unsur senyawa kimia yang dinyatakan sebagai material pembentuk
Lebih terperinciKata Kunci: Teknologi Stimulasi Vibrasi, Batuan Inti, Reservoir.
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 5 Mei 2017 PENERAPAN STIMULASI VIBRASI LABORATORIUM UNTUK MEMPREDIKSI PERUBAHAN SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR ATAS
Lebih terperinci