JUDUL TUGAS AKHIR : 3 KG : STUDI KASUS WILAYAH KALIMANTAN TIMUR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI LPG. Oleh : Girindra Anggoro P ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JUDUL TUGAS AKHIR : 3 KG : STUDI KASUS WILAYAH KALIMANTAN TIMUR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI LPG. Oleh : Girindra Anggoro P ( )"

Transkripsi

1 JUDUL TUGAS AKHIR : PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI LPG 3 KG : STUDI KASUS WILAYAH KALIMANTAN TIMUR Oleh : Girindra Anggoro P ( ) Dosen pembimbing : Firmanto Hadi, S.T.,M.Sc

2 PENDAHULUAN

3 Latar Belakang Sumber : Blueprint, Departemen energi dan sumber daya mineral

4 Sumber : warta Pertamina maret 2009

5 Perumusan masalah Perencanaan Agen Pusat Agen Pusat Agen Pusat Kilang Agen Pusat

6 MAKSUD DAN TUJUAN Mendapatkan jumlah kebutuhan LPG 3 kg pada wilayah Kalimantan Timur Mengetahui jenis transportasi yang efektif untuk menjangkau wilayah-wilayah baik melalui daratan maupun perairan. Mengetahui biaya transportasi minimum Menghasilkan rencana distribusi yang efektif dengan pemakaian moda transportasi yang sesuai.

7 MANFAAT Mengetahui jumlah kebutuhan LPG 3 kg untuk wilayah Kalimantan Timur Memberikan informasi untuk jenis moda transportasit yang efektif fktif Memberikan informasi biaya minimum Dapat menghasilkan suatu rencana distribusi Dapat menghasilkan suatu rencana distribusi LPG dengan moda transportasi yang fektif.

8 BATASAN MASALAH Penelitian di wilayah Kalimantan Timur Penelitian ini hanya membahas distribusi LPg 3 kg bersubsidi, jadi hanya meneliti di sektor hilir. Perhitungan hanya sebatas dari wilayah bisnis PT. Pertamina. Penelitian ini hanya sebatas merencanakan distribusi LPG 3 kg yang menggunakan moda transportasi truk dan LCU. Didalam tugas akhir ini juga tidak merancang kapal, menghitung konstruksi dan kekuatan kapal melainkan hanya menggunakan kapal yang sudah ada. Tidak menghitung investasi dalam pembangunan infrastruktur.

9 ASUMSI-ASUMSI YANG DIGUNAKAN Tidak mempertimbangkan adanya faktorcuaca, kemacetan dan kerusakan pada saat pendistribusian berlangsung. Kondisi i moda transportasit dalam keadaan baik. Tidak ada perubahan yang signifikan terhadap kondisi wilayah.

10 HIPOTESA AWAL Dengan perencanaan distribusi LPG 3 kg yang efektif untuk menjangkau di wilayah pedalaman kalimantan Timur maka, nantinya akan diketahui moda transportasi yang akan mendistribusikan LPG 3, sehingga harapan pemerintah untuk program konversi minyak tanah ke LPG dapat berlangsung dengan merata di wilayah Kalimantan Timur pada khususnya.

11 SISTEMATIKA PENULISAN Lembar judul Lembar pengesahan Kata pengantar Abstrak Daftar isi Daftar gambar Daftar tabel Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Tinjauan pustaka Bab 3 Metodologi penelitian Bab 4 Data dan kondisi lingkungan Bab 5 Sistem distribusi pada kondisi eksisting Bab 6 Sistem distribusi dengan penambahan depot dan SPPBE di wilayah Tarakan (SKENARIO 1) Bab 7 Sistem distribusi dengan penambahan SPPBE di wilayah Tarakan (SKENARIO 2) Bab 8 Kesimpulan dan saran Daftar pustaka Lampiran

12 TINJAUAN PUSTAKA

13 KONVERSI MINYAK TANAH Manfaat konversi : Mengurangi kerawanan penyalahgunaan minyak tanah Dapat mengalokasikan minyak tanah untuk bahan bakar yang lebih komersil Mengurangi polusi udara dirumah Meningkatkan kualitas hidup masyarakat

14 LANJUTAN Tabel perbandingan subsidi Tabel tahapan minyak tanah ke LPG Sumber : Blueprint Dep. ESDM

15 LIQUFIED PETROLEUM GAS (LPG) Macam-macam kemasan LPG : Komersial 3 kg 12 kg 50 kg

16 Lokasi Sumur Produksi & Kilang Dalam Negeri RANTAU LPG LABUHAN IMPORT P.BRANDAN DUMAI LPG LIRIK BUATAN DURI MINAS BELIDA KERAPU SANGATA BUNYU LALANG JAMBI KAJI LPG BALIKPAPAN SORONG WALIO KLAMONO PLAJU HANDIL ATAKA BADAK BULA KASIM PRABU MULIH WIDURI CINTA TANJUNG LPG ARJUNA MUDI KAWENGAN PAGERUNGAN BALONGAN JATIBARANG CILACAP CEPU LPG IMPORT KETERANGAN : UNIT PENGOLAHAN : LAPANGAN MINYAK MENTAH : JALUR DISTRIBUSI CRUDE PREPARED : MULYONO ANALISA TONASE Page 16

17 DESKRIPSI DISTRIBUSI Gambar alur distribusi LPG

18 GAMBARAN MODEL = Muatan yang diangkut dari sumber ke tujuan = Biaya angkut per satuan barang dari sumber ke tujuan

19 PEMBIAYAAN Macam-macam biaya : 1. Capital Cost (biaya modal) Biaya yang termasuk biaya modal ialah biaya pembelian moda. Pembelian moda dalam tugas akhir ini ialah menggunakan pinjaman dari luar sebesar 70% dari harga keseluruhan. Sedangkan 30% menggunakan biaya sendiri 2. Operational Cost (biaya operasional) Keterangan : OC = GJ+PB+MR+I+AD OC : operating cost GJ : gaji kru PB : perbekalan (makan, perlengkapan, dan minyak pelumas untuk 1 tahun 2 kali) MR : maintenance and repair (2,5% dari harga total moda,untuk 1 tahun sekali) I : insurance (0,8 % untuk truk, 0,9% untuk LCT dari harga total) AD : administrasi 3. Voyage Cost (biaya pelayaran) VC = FC Keterangan : VC : voyage cost FC : fuel cost *untuk moda truk adanya penambahan BN (konsumsi ban)

20 STUDI LITERATUR Eduward Adolf Kawi (2009) menganalisa penentuan lokasi pembangunan SPPBE di Jawa Timur Faizatul Widad (2009) merencanakan konfigurasi jaringan logistik dengan pendekatan sistem tertutup, studi kasus distribusi LPG 3 kg di Kab./kota Malang dan kota Batu. Suharyo (2008) optimasi penugasan kapal patroli dengan menggunakan metode set covering untuk menentukan jumlah kapal yang akan digunakan.

21 METODOLOGI PENELITIAN

22 TAHAP PENGERJAAN TUGAS AKHIR Identifikasi wilayah Tahap perumusan masalah dan tujuan Tahap studi kepustakaan Tahap pengumpulan data Tahap perencanaan distribusi Tahap penentuan jenis transportasi Tahap perhitungan biaya transportasi minimum

23 Perumusan masalah dan tujuan Identifikasi Wilayah Pencarian Data Primer Sekunder Studi pustaka Kondisi Skenario 1 Kondisi Skenario 2 Kondisi Eksisting Kilang Depot Kilang Depot SPPBE SPPBE Agen Agen Agen Agen Berdasarkan geografis wilayah Penentuan moda transportasi Perhitungan biaya transportasi Perencanaan Distribusi LPG 3 Kg dengan moda transportasi terpilih serta biaya transportasi yang minimum

24 Model transportasi

25 Garis besar perbedaan antara kondisi eksisting dengan skenario

26 SKENARIO 1 KILANG DEPOT BALIKPAPAN DEPOT TARAKAN AGEN SPPBE D AGEN SPPBE A AGEN AGEN SPPBE B AGEN AGEN SPPBE C AGEN AGEN

27 SKENARIO 2 KILANG DEPOT BALIKPAPAN AGEN SPPBE D AGEN SPPBE A AGEN AGEN SPPBE B AGEN AGEN SPPBE C AGEN AGEN

28 MINIMUM BIAYA TRANSPORTASI

29 BATASAN PADA OPTIMASI = Muatan yang diangkut

30 DATA DAN KONDISI LINGKUNGAN

31 PROSES DISTRIBUSI LPG 3 KG Kilang Depot LPG Unsur unsur distribusi : Unsur-unsur distribusi : Kilang LPG (propana+butana+merkaphtan) Depot (storage) SPPBE (pengisian LPG kedalam tabung 3 kg) Agen Pusat

32 KILANG LPG BALIPAPAN Kilang LPG Balikpapan Kapasitas : 4900 MT/hari

33 DEPOT LPG BALIKPAPAN Tangki penimbunan : 1. T1 = 40 MT 2. T2 = 40 MT 3. T3 = 500 MT Gambar tangki T1 dan T2

34 LANJUTAN DEPOT Gambar tangki T3

35 SPPBE Tabel keterangan SPPBE *konsinyasi : suatu pengaturan disaat barang dikirim oleh pengirim ke penerima barang untuk dijual kembali atau digunakan. Pembayaran dilakukan oleh penerima barang kepada pemilik barang,namun pengirim barang bukan pemilik barang.

36 AGEN Terdapat dua macam agen : 1. Agen ex minyak tanah (mendaftarkan kembali sebagai agen LPG 3 kg) 2. Agen baru Kapasitas minimum jumlah tabung agen ialah 5000 tabung

37 TINJAUAN DAERAH PENELITIAN Tabel jumlah kabupaten No Kabupaten Kota Kabupaten 1 Pasir Tanahgrogot 2 Penajam Paser Utara Penajam 3 Kutai Barat Sendawar 4 Kutai Tenggarong 5 Kutai Timur Sangata 6 Berau Tanjungredeb 7 Malinau Malinau 8 Bulungan Tanjungselor 9 Nunukan Nunukan Tabel Kota-kota besar No Kota 1 Balikpapan pp 2 Bontang 3 Tarakan 4 Samarinda 5 Tarakan

38 JUMLAH PENDUDUK Tabel jumlah penduduk

39 KONDISI JALAN RAYA Jalan antar wilayah daerah Balikpapan (lebar kurang lebih 9 m) Kondisi jembatan didaerah Balikpapan (lebar kurang lebih 7 m) Kondisi pada persimpangan didalam kota Balikpapan

40 ANGKUTAN DARAT Skidtank 8000 Kg dan kg Trukl bak LPG (448 tabung) Pickup (216 tabung)

41 ANGKUTAN LAUT Kapasitas ruang muat LCT LCT 32 m Kapasitas tinggi maks. pada LCT

42 SISTEM DISTRIBUSI PADA KONDISI EKSISTING

43 Gambar Skema distribusi kondisi eksisting

44 KEBUTUHAN LPG Tabel kesetaraan konsumsi Keterangan : 1 Ltr Mitan = Kg LPG 5.26 Liter mitan = 1 Tabung 3 Kg 1 Kk = 1 Liter mitan /hr Tabel konsumsi mitan ltr / bln Tabel Konsumsi LPG 3 kg/th

45 PERHITUNGAN KE KONVERSI Konsumsi minyak tanah / bulan : Jumlah Kk * konsumsi/ hr * jumlah hari Konsumsi LPG / bulan konsumsi mitan / bln * 0,57 kg LPG Jumlah tabung / bulan Konsumsi mitan/bln : 5,26 ltr mitan

46 KONDISI EKSISTING Kilang Balikpapan Depot LPG Balikpapan Kapasitas Produksi / hari Kapasitas penyimpanan / hari T1, 40 T2, 40 T3, 500 Kapasitas tangki depot LPG

47 KAPASITAS SPPBE SPPBE No SPPBE Kapasitas LPG (Ton) Kapasitas tabung 3 Kg Kecepatan B/M tabung/menit 1 SPPBE A 55,000 18,333, SPPBE B 50, ,666, SPPBE C 45,000 15,000,000 2

48 TRUK : WAKTU BONGKAR MUAT

49 KOMPONEN PERHITUNGAN Skidtank

50 Truk Bak LPG

51 DATA JARAK

52 LANJUTAN

53 LANJUTAN

54 BIAYA TRANSPORTASI TOTAL

55 SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENAMBAHAN DEPOT SERTA SPPBE (SKENARIO 1)

56 Gambar skema distribusi skenario 1

57 PROYEKSI KEBUTUHAN Mengalami kenaikan sekitar 15 %

58 WAKTU BONGKAR MUAT Kapal LPG LCU

59 LANJUTAN Truk

60 OPTIMASI DEPOT SPPBE SKENARIO 1

61 OPTIMASI SPPBE A,B, DAN C AGEN SKENARIO 1

62 LANJUTAN UNIT COST TRUK LCT SPPBE A SPPBE B SPPBE C SPPBE A SPPBE B SPPBE C Penajam 1,208 1,892 1,966 Penajam 1,552 2,354 2,437 Tanahgrogot 1,535 1,971 1,921 Tanahgrogot 1,934 2,438 2,381 Sendawar 2,301 2,929 3,008 Sendawar 2,800 3,508 3,570 Kota Balikpapan 1,124 1,505 1,485 Kota Balikpapan 1,463 1,898 1,881 Sangata 2,605 1,703 1,630 Sangata 3,138 2,135 2,049 Tenggarong 1,510 1,134 1,144 Tenggarong 1,899 1,473 1,484 Kota Samarinda 1,134 1,085 1,095 Kota Samarinda 1,473 1,412 1,422 Kota Bontang 1,268 1,268 1,253 Kota Bontang 1,626 1,626 1,613 SPPBE A SPPBE B SPPBE C T L T L T L Penajam 1,208 1,552 1,892 2,354 1,966 2,437 Tanahgrogot 1,535 1,934 1,971 2,438 1,921 2,381 Sendawar 2, , ,008 0 Kota Balikpapan 1,124 1,463 1,505 1,898 1,485 1,881 Sangata 2,605 3,138 1,703 2,135 1,630 2,049 Tenggarong 1,510 1,899 1,134 1,473 1,144 1,484 Kota Samarinda 1,134 1,473 1,085 1,412 1,095 1,422 Kota Bontang 1,268 1,626 1,268 1,626 1,253 1,613

63 LANJUTAN SPPBE A SPPBE B SPPBE C T L T L T L Supply Demand Penajam 2,861, ,861,086 >= 2,861,086 Tanahgrogot 4,647, ,647,115 >= 4,647,111 Sendawar 3,265, ,265,948 >= 3,265,956 Kota Balikpapan 10,921, ,921,962 >= 10,921,965 Sangata ,097, ,097,861 >= 5,097,867 Tenggarong 0 0 1,238, ,238,060 >= 1,238,065 Kota Samarinda ,504, ,504,453 >= 14,504,482 Kota Bontang ,841, ,841,808 >= 2,841,803 21,696, ,742, ,939, ,378,293 45,378,335 Jumlah 21,696,111 15,742,513 7,939,669 voyage SPPBE A SPPBE B SPPBE C T L T L T L Penajam 2, Tanahgrogot 3, Sendawar 1, Kota Balikpapan 9, Sangata ,128 0 Tenggarong 0 0 1, Kota Samarinda , Kota Bontang ,268 0 Minimum Cost 59,391,802,748

64 OPTIMASI SPPBE D AGEN PUSAT Jarak maksimum coverring Truk 10 LCT 122 JARAK SPPBE D Malinau 45 Tanjungredeb 122 Nunukan 97 Tanjungselor 49 Kota Tarakan 10 TRUK MODA TRANSPORTASI SPPBE D LCT SPPBE D Malinau 0 Malinau 1 Tanjungredeb 0 Tanjungredeb 1 Nunukan 0 Nunukan 1 Tanjungselor 0 Tanjungselor 1 Kota Tarakan 1 Kota Tarakan 1

65 LANJUTAN SPPBE D Malinau L Tanjungredeb L Nunukan L Tanjungselor L Kota Tarakan TL UNIT COST TRUK LCT SPPBE D SPPBE D Malinau 1,258 Malinau 1,614 Tanjungredeb 1,639 Tanjungredeb 2,050 Nunukan 1,515 Nunukan 1,916 Tanjungselor 1,278 Tanjungselor 1,639 Kota Tarakan 1,085 Kota Tarakan 1,412 SPPBE D SPPBE D TRUK LCT Malinau 0 1,614 Tanjungredeb 0 2,050 Nunukan 0 1,916 Tanjungselor 0 1,639 Kota Tarakan 1,085 0

66 LANJUTAN SPPBE D TRUK SPPBE D LCT Supply Demand Malinau 0 1,034,371 1,034,371 >= 1,034,370 Tanjungredeb 0 3,377,494 3,377,494 >= 3,377,484 Nunukan 0 2,504,547 2,504,547 >= 2,504,543 Tanjungselor 0 2,072,209 2,072,209 >= 2,072,204 Kota Tarakan 3,478, ,478,624 >= 3,478,623 Jumlah 3,478,624 8,988,621 12,467,245 12,467,224 SPPBE D TRUK SPPBE D LCT Malinau Tanjungredeb 0 1,647 Nunukan 0 1,307 Tanjungselor 0 1,264 Kota Tarakan 3,207 0 Minimum Cost 20,561,930,928

67 TOTAL BIAYA TRANSPORTASI SKENARIO 2

68 SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENAMBAHAN SPPBE DI WILAYAH TARAKAN (SKENARIO 2)

69 Gambar skema distribusi skenario 2

70 PROYEKSI KEBUTUHAN Mengalami kenaikan sekitar 15 %, sama dengan skenario 1

71 WAKTU BONGKAR MUAT Kapal LPG LCU

72 LANJUTAN Truk

73 OPTIMASI DEPOT BALIKPAPAN SPPBE A,B, DAN C Jarak Depot Balikpapan Jarak terkover SPPBE A 22 Truk 102 SPPBE B 98 SPPBE C 102 Moda transportasi Depot Balikpapan Truk LCT SPPBE A T L SPPBE B T L SPPBE C T L Unit cost Truk Depot Balikpapan LCT SPPBE A SPPBE B SPPBE C Depot Balikpapan Truk LCT SPPBE A SPPBE B SPPBE C Depot Balikpapan Truk LCT Supply demand (kg) SPPBE A 65,049, ,049,326 >= 65,049,303 SPPBE B 81,130, ,130,485 >= 81,130,396 SPPBE C 81,130, ,130,507 >= 81,130,396

74 LANJUTAN

75 OPTIMASI SPPBE A,B,DAN C AGEN PUSAT

76 LANJUTAN

77 LANJUTAN

78 OPTIMASI SPPBE D AGEN PUSAT

79 LANJUTAN

80 TOTAL BIAYA TRANSPORTASI SKENARIO 2

81 KESIMPULAN DAN SARAN

82 KEBUTUHAN LPG 3 KG No Wilayah Kebutuhan LPG/bln (kg) 1 Pasir 1,161, Kutai barat 815,999 3 Kutai kartanegara 309,330 4 Kutai timur 1,273,702 5 Berau 843,864 6 Malinau 258,437 7 Bulungan 517,740 8 Nunukan 625,760 9 Penajam Pasir utara 714, Kota Balipapan 2,728, Kota Samarinda 3,623, Kota Tarakan 869, Kota Bontang 710,024 Total 14,452,713kg/bln 173,432, kg/thn 173,433 Ton/thn 173MT/thn MT/day 482Ton/day 57,810,852 tabung/thn

83 PEMILIHAN SKENARIO Total biaya skenario 1 Total biaya skenario 2 Dari kedua skenario tersebut, perbedaan selisih biaya transportasi sebesar Rp oleh karena itu maka skenario 1 terpilih sebagai rencana distribusi ib i LPG 3 kg di Wilayah Kalimantan Timur.

84 HARGA TABUNG Jika dilihat dari total biaya transportasi pada skenario 1 yang dimana skenario tersebut yang dipilih, dengan total muatan yang diangkut dalam kurun waktu 1 tahun, maka untuk biaya transportasi per unit tabung ialah Rp sedangkan bila digabungkan dengan harga jual LPG 3 kg maka : Harga jual LPG 3 kg + Biaya transportasi per unit Maka jika dihitung besarnya harga total ialah RP

85 SARAN Tetap menggunakan skenario 1, namun perlu adanya pembangunan SPPEK untuk menjangkau daerah yang tidak bisa dilalui truk maupun daerah yang sulit terjangkau. Diperlukan pembangunan infrastruktur jalan karena jalan berdampak pada kapasitas moda transportasi truk yang digunakan. Bila infrastruktur jalan sudah dibangun, maka akan semakin mudah dalam mengirim LPG serta akan meringankan biaya transportasi per unit.

86 DAFTAR PUSTAKA Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Blueprint Program Pengalihan Minyak Tanah ke LPG Fahmi, Ismail. Oktober Pasar Domestik Potensial Unit bisnis gas K. Morlok, Edward, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta : El Erlangga Lie, Alvin, Potret Kebijakan Pemerintah Dalam sector Pengelolaan Energi Nasional Miro, Fidel, Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana, dn praktisi. Jakarta: Erlangga Siswanto, Operation Research jilid 1: Erlangga

Bab 10. Kesimpulan dan Saran

Bab 10. Kesimpulan dan Saran Bab 10. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan dari perhitungan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan pada bab ini. Selain itu, akan disampaikan juga beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut dari tugas

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Distribusi LPG 3 Kilogram : Studi Kasus Kalimantan Timur

Perencanaan Sistem Distribusi LPG 3 Kilogram : Studi Kasus Kalimantan Timur Perencanaan Sistem Distribusi LPG 3 Kilogram : Studi Kasus Kalimantan Timur Girindra Anggoro P., Firmanto Hadi, S.T.,M.Sc. 1 1 Jurusan Teknik Perkapalan, FTK ITS Abstrak --- LPG ( Liqufied Petroleum Gas

Lebih terperinci

PENELITIAN TUGAS AKHIR OPTIMASI KONFIGURASI JARINGAN SUPPLY CHAIN HULU GAS LPG 3 KG DI INDONESIA

PENELITIAN TUGAS AKHIR OPTIMASI KONFIGURASI JARINGAN SUPPLY CHAIN HULU GAS LPG 3 KG DI INDONESIA PENELITIAN TUGAS AKHIR OPTIMASI KONFIGURASI JARINGAN SUPPLY CHAIN HULU GAS LPG 3 KG DI INDONESIA Dystian Anggraini 2507.100.022 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D Dosen Ko-Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 4 Analisis dan Bahasan

BAB 4 Analisis dan Bahasan BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Pengumpulan Data Pada proses distribusi minyak mentah konsumsi domestik, terdapat tiga lokasi pengiriman dan penyebaran hingga lokasi akhir distribusi minyak mentah yaitu

Lebih terperinci

DIREKTORAT PEMBINAAN USAHA HILIR MIGAS

DIREKTORAT PEMBINAAN USAHA HILIR MIGAS KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT PEMBINAAN USAHA HILIR MIGAS BALIKPAPAN, 9 MARET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun yang lalu, pemerintah Indonesia begitu gencarnya mensosialisasikan konversi / penggantian bahan bakar dari minyak tanah ke gas, yakni LPG (elpiji)

Lebih terperinci

DATA DAN INFORMASI MIGAS

DATA DAN INFORMASI MIGAS DATA DAN INFORMASI MIGAS A. BAHAN BAKAR MINYAK/BBM Foto kesiapan penyediaan BBM/foto pengeboran minyak lepas pantai Foto kapal tangker pertamina Foto depot pertamina dan truk tangki Jumlah lembaga penyalur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang LPG merupakan bahan bakar berupa gas yang dicairkan (Liquified Petroleum Gasses) dan merupakan produk minyak bumi yang ramah lingkungan dan banyak digunakan oleh rumah

Lebih terperinci

RENCANA & REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 DI KALIMANTAN TIMUR

RENCANA & REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 DI KALIMANTAN TIMUR & PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 2010-1 Tan. Pangan & Perkebunan 1 4.669.131.070 2.442-27 2.889.931.158.529 5.200-3 Kehutanan - - - - - - - - 5 Pertambangan 1 500.000.000

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

Model Pengangkutan Crude Palm Oil

Model Pengangkutan Crude Palm Oil TUGAS AKHIR Model Pengangkutan Crude Palm Oil (CPO) Untuk Domestik Oleh : Wahyu Aryawan 4105 100 013 Dosen Pembimbing : Ir. Setijoprajudo, M.SE. Bidang Studi Transportasi Laut dan Logistik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL Agus Nurhudoyo Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi agusn@p3tkebt.esdm.go.id

Lebih terperinci

(3) dan ayat (4) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

(3) dan ayat (4) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya 18 MENTERS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 1961 K/12/MEM/2017 TENTANG PENETAPAN HARGA MINYAK MENTAH INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan kebutuhan akan energi di Indonesia terus meningkat karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENENTUAN POLA DISTRIBUSI LAUT YANG TEPAT UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDISTRIBUSIAN YANG OPTIMAL

TUGAS AKHIR PENENTUAN POLA DISTRIBUSI LAUT YANG TEPAT UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDISTRIBUSIAN YANG OPTIMAL TUGAS AKHIR PENENTUAN POLA DISTRIBUSI LAUT YANG TEPAT UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDISTRIBUSIAN YANG OPTIMAL (Studi Kasus PT.PERTAMINA Persero, Jakarta.) Oleh : SRI BATHORO WRESNIADHI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak tanah merupakan salah satu dari Bahan Bakar Minyak (BBM) yang keberadaannya disubsidi oleh Pemerintah. Setiap tahunnya Pemerintah menganggarkan dana

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN KILANG INDONESIA KEDEPAN

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN KILANG INDONESIA KEDEPAN RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN KILANG INDONESIA KEDEPAN Energi merupakan penggerak utama roda perekonomian nasional. Konsumsi energi terus meningkat mengikuti permintaan berbagai sektor pembangunan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG TUJUAN PERUMUSAN MASALAH. Fadila Putra K Distribusi menurun hingga 60% (2007) Kebutuhan Pupuk

LATAR BELAKANG TUJUAN PERUMUSAN MASALAH. Fadila Putra K Distribusi menurun hingga 60% (2007) Kebutuhan Pupuk Fadila Putra K. 4105 100 044 LATAR BELAKANG Agraris Pertanian Kebutuhan Pupuk Pemenuhan PT PUSRI Distribusi Pupuk Surabaya, Januari 2010 Distribusi menurun hingga 60% (2007) Muatan Tidak Optimum Dosen

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dekade terakhir manusia mulai berpikir untuk memperoleh sumber energi baru sebagai pengganti sumber energi yang banyak dikenal dan digunakan,

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS 3.1 Kerangka Pemodelan Kajian Outlook Energi Indonesia meliputi proyeksi kebutuhan energi dan penyediaan energi. Proyeksi kebutuhan energi jangka panjang dalam kajian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013 KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013 I. SUBSIDI BBM TAHUN 2013 a. Subsidi BBM Dalam Undang-undang No.19 Tahun tentang APBN 2013, anggaran subsidi BBM dialokasikan sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan operasional pendistribusian suatu produk dilakukan menyusun jadual dan menentukan rute. Penentuan rute merupakan keputusan pemilihan jalur terbaik sebagai upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEMILOKA DALAM RANGKA ANNUAL SCIENTIFIC MEETING 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UGM

Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEMILOKA DALAM RANGKA ANNUAL SCIENTIFIC MEETING 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UGM DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH (INSENTIF FINANCIAL DAN NON FINANCIAL) DALAM RANGKA PEMERATAAN DAN RETENSI DOKTER DAN DOKTER SPESIALIS DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Dari hasil analisis, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan mempertimbangkan pelabuhan-pelabuhan terluar pada setiap pintu akses keluar

Lebih terperinci

Tabel 13. Pencapaian Peserta KB Aktif Terhadap PPM Bulan Mei 2011

Tabel 13. Pencapaian Peserta KB Aktif Terhadap PPM Bulan Mei 2011 PESERTA KB AKTIF 1. Peserta KB Aktif terhadap PPM Pada bulan Mei 2011 peserta KB Aktif yang tercatat sebanyak 444.159 peserta atau 102,57% dari PPM sebesar 433.019 peserta. Pencapaian peserta KB Aktif

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN LOKASI PELABUHAN CPO EKSPOR DARI WILAYAH SUMATERA TENGAH

STUDI PENENTUAN LOKASI PELABUHAN CPO EKSPOR DARI WILAYAH SUMATERA TENGAH TUGAS AKHIR MN 091482 STUDI PENENTUAN LOKASI PELABUHAN CPO EKSPOR DARI WILAYAH SUMATERA TENGAH Oleh: Muhammad Ufron 4104100053 Jurusan Teknik Perkapalan Bidang Studi Transportasi Laut Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Dampak Pembangunan Pelabuhan Terhadap Biaya Transportasi : Studi Kasus Pelabuhan Teluk Prigi di Wilayah Jawa Timur

Analisis Dampak Pembangunan Pelabuhan Terhadap Biaya Transportasi : Studi Kasus Pelabuhan Teluk Prigi di Wilayah Jawa Timur JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-119 Analisis Dampak Pembangunan Pelabuhan Terhadap Transportasi : Studi Kasus Pelabuhan Teluk Prigi di Wilayah Jawa Timur Norma

Lebih terperinci

BAB 5 Simpulan dan Saran. Gambar 5.1 Pola Operasional Kapal (proposed)

BAB 5 Simpulan dan Saran. Gambar 5.1 Pola Operasional Kapal (proposed) BAB 5 Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan 5.1.1 Simpulan Hasil Penelitian Mengacu kepada rumusan masalah, maka pola operasional yang dihasilkan dari pengolahan data (proposed) dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana IV-27 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana transportasi laut sebagai sarana penghubung utama antara pulau. Distribusi barang antara

Lebih terperinci

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 #energiberkeadilan Jakarta, 8 Agustus 2017 MINYAK DAN GAS BUMI LIFTING Minyak Bumi 779 (2016) 1 802 (2017)

Lebih terperinci

Estimasi Kebutuhan BBM

Estimasi Kebutuhan BBM Estimasi Kebutuhan BBM Hasil Estimasi Tahun Kunsumsi Total (Liter) Gayam Nonggunong Ra as Arjasa Kangayan Sapeken Masalembu Total 2013 1.985.587 228.971 2.180.642 4.367.677 365.931 3.394.745 3.462.689

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENETAPAN HARGA ECERAN TERTINGGI LIQUEFIED PETROLEUM GAS TABUNG 3 KILOGRAM DI KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Laporan Perkembangan Deregulasi 2015 Jakarta, 22 September 2015 A. RPP Tempat Penimbunan Berikat, (D1) B. RPP Perubahan PP Nomor 23 Tahun 2010, (F3) C. RPerpres

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. X merupakan perusahaan pelayaran swasta nasional yang telah berdiri semenjak tahun 1981 di Indonesia, dengan akta pendirian pada tanggal

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR MODEL PERENCANAAN PENGANGKUTAN DAN DISTRIBUSI SEMEN DI WILAYAH INDONESIA TIMUR. Oleh : Windra Iswidodo ( )

SIDANG TUGAS AKHIR MODEL PERENCANAAN PENGANGKUTAN DAN DISTRIBUSI SEMEN DI WILAYAH INDONESIA TIMUR. Oleh : Windra Iswidodo ( ) SIDANG TUGAS AKHIR MODEL PERENCANAAN PENGANGKUTAN DAN DISTRIBUSI SEMEN DI WILAYAH INDONESIA TIMUR Oleh : Windra Iswidodo (4107 100 015) Pembimbing : I G. N. Sumanta Buana, S.T., M.Eng. LATAR BELAKANG Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah gencar - gencarnya program pemerintah mengenai konversi energi, maka sumber energi alternatif sudah menjadi pilihan yang tidak terelakkan, tak terkecuali

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Perumusan Masalah

PENDAHULUAN Perumusan Masalah PENDAHULUAN Perumusan Masalah Perusahaan PT Badak NGL merupakan anak perusahaan Pertamina yang bersifat non-profit. PT Badak NGL bertugas mengelola, mengoperasikan, dan memelihara kilang LNG dan LPG Bontang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia telah dituangkan pada program jangka panjang yang disusun oleh pemerintah yaitu program Masterplan Percepatan Perluasan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam, baik di darat maupun di laut. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia berupa hasil pertanian, perkebunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi. Yang disebut

Lebih terperinci

KULIAH UMUM DALAM SEKTOR PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL. DISAMPAIKAN OLEH : ALVIN LIE, MSi

KULIAH UMUM DALAM SEKTOR PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL. DISAMPAIKAN OLEH : ALVIN LIE, MSi KULIAH UMUM PROGRAM KONVERSI MINYAK TANAH KE ELPIJI POTRET KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM SEKTOR PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL DISAMPAIKAN OLEH : ALVIN LIE, MSi UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK Ikhyandini GA dan Nadjadji Anwar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program

Lebih terperinci

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Transportasi memindahkan produk dari satu tempat ke tempat lain yang membuat suatu rantai pasokan menjalankan pengiriman barang dari hulu ke hilir (pelanggan).

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

C I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta

C I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta Tri Achmadi, Silvia Dewi

Lebih terperinci

B A B 1 P E N D A H U L U A N. bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas

B A B 1 P E N D A H U L U A N. bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas 1 B A B 1 P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung sebagai gerbang pulau Sumatra memiliki pelabuhan yang bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas 1 yang

Lebih terperinci

Perpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK)

Perpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK) Perpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK) 1 1 LANDASAN HUKUM UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi Pasal 6 Pasal 12

Lebih terperinci

Analisis Model Pembiayaan Investasi Pengembangan Alur Pelayaran Berbasis Public Private Partnership (Studi Kasus: Sungai Kapuas)

Analisis Model Pembiayaan Investasi Pengembangan Alur Pelayaran Berbasis Public Private Partnership (Studi Kasus: Sungai Kapuas) 1 Analisis Model Pembiayaan Investasi Pengembangan Alur Pelayaran Berbasis Public Private Partnership (Studi Kasus: Sungai Kapuas) Made Ary Januardana, Tri Achmadi Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2013

REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PERIZINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BPPMD) Website : http://bppmd.kaltimprov.go.id Email : humas@bppmd.kaltimprov.go.id / humas.bppmdkaltim@gmail.com Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik oleh pemerintah maupun oleh produsen. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 14/02/64/Th.XVIII, 16 Februari 2015 TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Pendataan Potensi Desa

Lebih terperinci

Tabel 19. Jumlah PPKBD dan Sub PPKBD Yang Melapor Bulan Mei 2011 PPKBD. SUB PPKBD NO KAB/KOTA Yang ada

Tabel 19. Jumlah PPKBD dan Sub PPKBD Yang Melapor Bulan Mei 2011 PPKBD. SUB PPKBD NO KAB/KOTA Yang ada PEMBINAAN KETAHANAN KELUARGA A. Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) 1. Jumlah kelompok Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) di Provinsi Kalimantan Timur yang melapor/dilaporkan pada bulan Mei 2011 sebanyak

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB. I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keinginan membangun jaringan Trans Sumatera dengan maksud memberdayakan sumber daya alam yang melimpah dimiliki oleh Sumatera utara dan Riau telah lama direncanakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara sederhana pembangunan dapat dimaknai sebagai usaha atau proses untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya, pembangunan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan

BAB I PENDAHULUAN. (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara dilakukan perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya di tengah kompetisi dengan perusahaan pesaing. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pengurangan

Lebih terperinci

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006 PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006 PENGENALAN DASAR-DASAR ANALISIS OPERASI TRANSPORTASI Penentuan Rute Sistem Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Data AMDK tahun 2011 Gambar 1.1 Grafik volume konsumsi air minum berdasarkan tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Data AMDK tahun 2011 Gambar 1.1 Grafik volume konsumsi air minum berdasarkan tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta sebagai metropolitan dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat menghasilkan permasalahan mendasar yang pelik dan salah satunya adalah ketersediaan

Lebih terperinci

BACKGROUND PAPER ANALISIS KEBIJAKAN PERSAINGAN DALAM INDUSTRI LPG INDONESIA

BACKGROUND PAPER ANALISIS KEBIJAKAN PERSAINGAN DALAM INDUSTRI LPG INDONESIA BACKGROUND PAPER ANALISIS KEBIJAKAN PERSAINGAN DALAM INDUSTRI LPG INDONESIA 1. Latar Belakang Sektor minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi pembangunan nasional Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan salah satu perusahaan dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang sangat vital. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM mengambil peran di hampir semua

Lebih terperinci

Analisis Dampak Pendalaman Alur Pada Biaya Transportasi (Studi Kasus : Sungai Musi)

Analisis Dampak Pendalaman Alur Pada Biaya Transportasi (Studi Kasus : Sungai Musi) JURNAL TUGAS AKHIR, ITS (Juli,2014) 1 Analisis Dampak Pendalaman Alur Pada Biaya Transportasi (Studi Kasus : Sungai Musi) Wina Awallu Shohibah, Firmanto Hadi, dan Irwan Tri Yunianto Jurusan Teknik Perkapalan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat literatur dan melakukan studi kepustakaan untuk mengkaji dan menelaah berbagai buku, jurnal, karyai lmiah, laporan dan berbagai

Lebih terperinci

Propinsi KALIMANTAN TIMUR. Total Kabupaten/Kota

Propinsi KALIMANTAN TIMUR. Total Kabupaten/Kota Propinsi KALIMANTAN TIMUR Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan Total APBN (Juta) Total APBD (Juta) Total BLM (Juta) : 14 : 139 : Rp. 153.755 : Rp. 35.348 : Rp. 189.103 243 of 342 PERDESAAN PERKOTAAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas penentu kelangsungan perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan oleh berbagai sektor dan kegiatan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, termasuk pada usaha di bidang penjualan

Lebih terperinci

TABEL 3. KKP JUMLAH DAN PERSENTASE PENCAPAIAN PB SAMPAI DENGAN BULAN MARET 2011 DAN APRIL 2011 TOTAL MARET 2011 APRIL 2011 NO KAB/KOTA % THD

TABEL 3. KKP JUMLAH DAN PERSENTASE PENCAPAIAN PB SAMPAI DENGAN BULAN MARET 2011 DAN APRIL 2011 TOTAL MARET 2011 APRIL 2011 NO KAB/KOTA % THD A. Peserta KB Baru 1. Pencapaian Peserta KB Baru Terhadap Kontrak Kinerja Provinsi () tahun 2011 yaitu jumlah peserta KB Baru sebanyak 101.629 peserta. Realisasi pencapaian peserta KB Baru yang telah dilayani

Lebih terperinci

PRESENTASI SKRIPSI OPTIMASI RANTAI DISTRIBUSI LNG PAGERUNGAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN GAS BALI LOGO. I Putu Yusna Armita

PRESENTASI SKRIPSI OPTIMASI RANTAI DISTRIBUSI LNG PAGERUNGAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN GAS BALI LOGO. I Putu Yusna Armita PRESENTASI SKRIPSI LOGO OPTIMASI RANTAI DISTRIBUSI LNG PAGERUNGAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN GAS BALI I Putu Yusna Armita 4207 100 027 Contents Outline Skripsi Metodologi Penelitian Identifikasi Data Optimasi

Lebih terperinci

PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA LPG TABUNG 3 KILOGRAM

PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA LPG TABUNG 3 KILOGRAM PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA LPG TABUNG 3 KILOGRAM sumber gambar: republika.co.id I. PENDAHULUAN Energi mempunyai peran penting dan strategis untuk pencapaian tujuan sosial, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pelaksanaan otonomi, maka daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah

Lebih terperinci

TRANSPORTASI DALAM RANTAI PASOK DAN LOGISTIK

TRANSPORTASI DALAM RANTAI PASOK DAN LOGISTIK TRANSPORTASI DALAM RANTAI PASOK DAN LOGISTIK Oleh: Dr. Zaroni, CISCP. Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Transportasi berperan penting dalam manajemen rantai pasok. Dalam konteks rantai pasok,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Proses Layanan Bisnis. B. Transportasi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Proses Layanan Bisnis. B. Transportasi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Layanan Bisnis Pada umumnya proses layanan bisnis yang digunakan setiap perusahaan jasa penyewaan kapal untuk mendistribusikan barang adalah perusahaan tersebut mengikuti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia bukanlah negara pengekspor besar untuk minyak bumi. Cadangan dan produksi minyak bumi Indonesia tidak besar, apalagi bila dibagi dengan jumlah penduduk. Rasio

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki cadangan gas yang cukup besar dan diperkirakan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi hingga 59 tahun mendatang (ESDM, 2014). Menurut Kompas

Lebih terperinci

VII. STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN KAJIAN TABEL I-O ANTAR WILAYAH

VII. STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN KAJIAN TABEL I-O ANTAR WILAYAH VII. STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN KAJIAN TABEL I-O ANTAR WILAYAH 7.1. Nilai Tambah Nilai Tambah Bruto (NTB) yang biasa disebut juga Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

RISALAH RAPAT. Pembahasan tindak lanjut RATAS PSN di Provinsi Kalimantan Timur

RISALAH RAPAT. Pembahasan tindak lanjut RATAS PSN di Provinsi Kalimantan Timur RISALAH RAPAT Hari/Tanggal : Kamis/15 Juni 2017 Waktu : 13.30 15.00 WIB Tempat : KPPIP Perihal : Rapat Tindak Lanjut Rapat Terbatas (RATAS) Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kalimantan Timur Peserta :

Lebih terperinci

Studi Kegiatan Transshipment Batubara

Studi Kegiatan Transshipment Batubara Studi Kegiatan Transshipment Batubara Studi Kasus: Perairan Taboneo, Kalimantan Selatan Denny Maruli Silaen 1,Setyo Nugroho 2 Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ANALISIS SUPPLY DAN DEMAND GAS DI DKI/ JABAR Perkiraan pasokan gas untuk wilayah DKI Jakarta/Jawa Barat berdasarkan data dari ESDM yang ada pada Tabel 2.3 dapat dijabarkan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PROSEDUR PENYEDIAAN TABUNG GAS ELPIJI 3 KG DI SPPBE PT. AL-FATH DISUSUN OLEH : NAMA : REPALDI ABDUL AGI NPM :

MEMPELAJARI PROSEDUR PENYEDIAAN TABUNG GAS ELPIJI 3 KG DI SPPBE PT. AL-FATH DISUSUN OLEH : NAMA : REPALDI ABDUL AGI NPM : MEMPELAJARI PROSEDUR PENYEDIAAN TABUNG GAS ELPIJI 3 KG DI SPPBE PT. AL-FATH DISUSUN OLEH : NAMA : REPALDI ABDUL AGI NPM : 36412140 PENDAHULUAN KEBERHASILAN PERUSAHAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SPPBE PT. AL-FATH

Lebih terperinci

FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Sri Suhartini, Jiyo, Nina Kristin Peneliti Bidang lonosfer dan Telekomunikasi, LAPAN srilpnbdg@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sebuah negara besar yang sedang berkembang, konsumsi energi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, termasuk konsumsi energi listrik. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENAWARAN Paket Depot Air Minum Isi Ulang

PENAWARAN Paket Depot Air Minum Isi Ulang PENAWARAN Paket Depot Air Minum Isi Ulang DAFTAR ISI A. Spesifikasi Peralatan Paket Depot Air Minum Isi Ulang 1. Kategori Depot Air Mineral Sistem Ultraviolet : Paket Rp. 22 Juta... Hal 2 Paket Rp. 28,5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar bisa berupa banyak

Lebih terperinci

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015 REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas Jakarta, 13 Mei 2015 Outline Rekomendasi 1. Rekomendasi Umum 2. Pengelolaan Penerimaan Negara Dari Sektor Minyak dan Gas Bumi 3. Format Tata Kelola

Lebih terperinci

AGEN LPG 3KG DAN ASPEK PERPAJAKANNYA KPP PRATAMA JEMBER

AGEN LPG 3KG DAN ASPEK PERPAJAKANNYA KPP PRATAMA JEMBER AGEN LPG 3KG DAN ASPEK PERPAJAKANNYA KPP PRATAMA JEMBER Latar Belakang Perpres /No.104/2007 tentang Konversi Minyak Tanah ke Gas LPG dimulai pada Tahun 2007. Surat Edaran HISWANA MIGAS yang menyatakan

Lebih terperinci

Cost Benefit Analysis Penerapan Short Sea Shipping di Pantura Jawa dalam Rangka Pengurangan Beban Jalan

Cost Benefit Analysis Penerapan Short Sea Shipping di Pantura Jawa dalam Rangka Pengurangan Beban Jalan JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Cost Benefit Analysis Penerapan Short Sea Shipping di Pantura Jawa dalam Rangka Pengurangan Beban Jalan Pratiwi Wuryaningrum,

Lebih terperinci

HARGA (SELALU) BARU BBM DAN DAMPAKNYA (SELALU) BAGI KONSUMEN. Zamroni Salim, Ph.D The Habibie Center - LIPI

HARGA (SELALU) BARU BBM DAN DAMPAKNYA (SELALU) BAGI KONSUMEN. Zamroni Salim, Ph.D The Habibie Center - LIPI HARGA (SELALU) BARU BBM DAN DAMPAKNYA (SELALU) BAGI KONSUMEN Zamroni Salim, Ph.D The Habibie Center - LIPI Dialog BBM: Mekanisme Harga Baru dan Pengaruhnya terhadap Masyarakat The Habibie Center, Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 5. Best Audit and Physical Performance Nasional II Sales Region III (Periode

BAB I PENDAHULUAN. 5. Best Audit and Physical Performance Nasional II Sales Region III (Periode BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Limas Raga Inti didirikan pada tanggal 16 Agustus 1972 di Bandung dengan nama "CV. Limas Raga". Nama "Limas Raga" merupakan singkatan dari Lilin,

Lebih terperinci

Press Release Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian: Paket Deregulasi VIII

Press Release Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian: Paket Deregulasi VIII Press Release Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian: Paket Deregulasi VIII Senin, 21 Desember 2015 Kebijakan Satu Peta Nasional, Kilang Minyak dan Pembebasan Bea Masuk Suku Cadang Pesawat Pemerintah

Lebih terperinci

Progress Report Konversi Minyak Tanah ke LPG. Agustus 2007

Progress Report Konversi Minyak Tanah ke LPG. Agustus 2007 Progress Report Konversi Minyak Tanah ke LPG Agustus 2007 Latar Belakang Perlunya penghematan subsidi yang diberikan kepada minyak tanah, terutama karena harga minyak dunia selalu meningkat. Dampak lainnya:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih belum dapat mencapai target pembangunan di bidang energi hingga pada tahun 2015, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri masih ditopang oleh impor

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM OPERASIONAL KAPAL PENGANGKUT MINYAK MENTAH DOMESTIK PT. PERTAMINA

ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM OPERASIONAL KAPAL PENGANGKUT MINYAK MENTAH DOMESTIK PT. PERTAMINA ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM OPERASIONAL KAPAL PENGANGKUT MINYAK MENTAH DOMESTIK PT. PERTAMINA Faradiba Hafizah Lucky Rahardi Rakhmawati Jl. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Jakarta Jl. K.H. Syahdan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. belum maksimal, karena meskipun pihak PT Pertamina Persero sudah

BAB III PENUTUP. belum maksimal, karena meskipun pihak PT Pertamina Persero sudah 84 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Prinsip tanggung jawab yang digunakan tentang tanggung jawab PT Pertamina Persero kepada konsumen yang menjadi korban ledakan Gas adalah tanggung jawab mutlak (strict liability),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gas alam merupakan salah satu sumber daya energi dunia yang sangat penting untuk saat ini. Sebagian besar gas alam yang dijual di pasaran berupa sales gas (gas pipa)

Lebih terperinci

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS KALIMANTAN TIMUR

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS KALIMANTAN TIMUR DAERAH (Rp. 1 Berau 1 Tanjung Redeb 1.280 1.280 640 640 2 Batu Putih 900 900 450 450 3 Biatan 900 900 450 450 4 Biduk-Biduk 900 900 450 450 5 Gunung Tabur 200 200 200 0 6 Kelay 900 900 450 450 7 Maratua

Lebih terperinci

Tabel 1. Jumlah PPKBD dan Sub PPKBD Yang Melapor Bulan April SUB PPKBD NO KAB/KOTA Yang ada PPKBD

Tabel 1. Jumlah PPKBD dan Sub PPKBD Yang Melapor Bulan April SUB PPKBD NO KAB/KOTA Yang ada PPKBD PEMBINAAN KETAHANAN KELUARGA A. Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) 1. Jumlah kelompok Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) di Provinsi Kalimantan Timur yang melapor/dilaporkan pada bulan April 2011 sebanyak

Lebih terperinci

Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah

Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah Diskusi Teknis DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara Hotel Garden Palace, Surabaya, 17 Feb 2012 Dr. Wahyudi Kumorotomo Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI TERPADU PENGIRIMAN REMPAH-REMPAH DARI HILA (MALUKU TENGAH) MENUJU ROTTERDAM (BELANDA)

MODEL TRANSPORTASI TERPADU PENGIRIMAN REMPAH-REMPAH DARI HILA (MALUKU TENGAH) MENUJU ROTTERDAM (BELANDA) 1 MODEL TRANSPORTASI TERPADU PENGIRIMAN REMPAHREMPAH DARI HILA (MALUKU TENGAH) MENUJU ROTTERDAM (BELANDA) R. Aditya Jalasena Jiwandhono (1), Setyo Nugroho (2) (1) Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan Program

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK PEMBANGUNAN PELABUHAN (Studi Kasus:Pantai Selatan Jawa Timur)

MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK PEMBANGUNAN PELABUHAN (Studi Kasus:Pantai Selatan Jawa Timur) UJIAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN BIDANG STUDI TRANSPORTASI LAUT DAN LOGISTIK MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK PEMBANGUNAN PELABUHAN (Studi Kasus:Pantai Selatan Jawa Timur) Oleh Wahyu Putra Gantara

Lebih terperinci