BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industri Menurut IIE (Institute of Industrial and System), Teknik Industri adalah suatu rekayasa yang berkaitan dengan desain, pembaruan, dan instalasi dari sistem integrasi yang meliputi manusia, material, peralatan, energi dan manusia. Menurut Turner (2000,p21) teknik industri juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus dibidang matematika, fisik, dan ilmu sosial yang digabungkan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode analisa teknik untuk memprediksi dan mengevaluasi hasil dalam merancang suatu sistem Definisi Peramalan Menurut Tersine (1994,p35) peramalan adalah sebuah perkiraan, proyeksi dari kejadian atau aktivitas masa depan yang tidak pasti. Karena masa depan sulit ditentukan, sistem peramalan, secara emplisit ataupun eksplisit diperlukan. Akurasi 100% dalam peramalan tidak akan mungkin tercapai, jadi selalu ada batasan dari potensi keberhasilanya. Walaupun peramalan tidak selalu sempurna, sedikit pengetahuan mengenai masa depan lebih baik daripada tidak sama sekali.. peramlalan digunakan untuk mempersiapkan diri mengatasi perubahan sehingga perencanaan dapat dilakukan dengan sebaik mungkin. Menurut Taylor III (2005) peramalan adalah sebuah prediksi mengenai apa yang akan terjadi di masa depan. Ada berbagai metode peramalan yang

2 13 aplikasinya tergantung kerangka waktu dari peramalan tersebut (sejauh mana masa depan yang akan kita ramalkan), keberadaan pola dalam peramalan (tren musiman, periode puncak), dan jumlah variabel yang berhubungan dengan peramalan tersebut. Menurut Makridakis, et.all (1999) peramalan adalah prediksi nilai-nilai sebuah variabel berdasarkan kepada nilai yang diketahui dari variabel tersebut atau variabel yang berhubungan peramalan juga didasarkan pada keahlian penilaian, yang pada gilirannya didasarkan pada data historis untuk mengetahui tingkat permintaan pasar Fungsi Peramalan Menurut Tersine (1994,p38) Secara garis besar fungsi peramalan dapat dilihat pada gambar 2.1 Sumber : Tersine (1994) Gambar 2.1 Fungsi Peramalan

3 Langkah Peramalan Dalam melakukan peramalan, terdapat beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik, yaitu : Tentukan jenis pola yang ada. Analisa jenis pola dengan melakukan penghitungan menggunakan metode peramalan yang ada. Tentukan dan pilih metode peramalan yang tepat sesuai dengan jenis pola data. Lakukan analisa peramalan dengan menggunakan statistik peramalan untuk menghitung nilai error melalui perhitungan-perhitungan dengan menggunakan perhitungan ketepatan statistik peramalan. Setelah melakukan perhitungan statistik peramalan, analisa apakah metode yang dipilih sudah tepat atau belum Komponen Peramalan Bersarkan Kerangka Waktu Menurut Taylor III (2005) peramalan dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan kerangka waktunya, yaitu : A. Peramalan Jangka Pendek Mencakup masa depan yang dekat dan fokus kepada kegiatan harian suatu perusahaan bisnis, seperti permintaan harian atau kebutuhan sumber daya harian. Ramalan jangka pendek jarang mencakup waktu mencapai bulanan.

4 15 B. Peramalan Jangka Menengah Mencakup jangka waktu satu atau dua bulan sampai satu tahun. Ramalan dengan jangka waktu ini umumnya lebih berkaitan dengan rencana produksi tahunan dan akan mencerminkan hal-hal seperti puncak dan lembah dalam suatu permintaan dan kebutuhan untuk menjamin adanya tambahan sumber daya untuk tahun berikutnya. C. Peramalan Jangka Panjang Mencakup periode yang lebih lama dari satu atau dua tahun. Ramalan ini berkaitan dengan usaha manajemen atau menjamin adanya pembiayaan jangka panjang Statistika Ketepatan Peramalan Menurut Render, et.all (2005) perhitungan statistika ketepatan peramalan digunakan untuk menganalisa sejauh mana ketepatan dari suatu metode peramalan, atau dapat juga digunakan sebagai acuan dalam membandingkan hasilperamalan dari beberapa metode agar dapat diperoleh metode terbaik dalam melakukan peramalan. Selain itu, menurut Makridakis, et.all (1999) perhitungan ketepatan peramalan juga digunakan sebagai nilai analisa untuk mengetahui sejauh mana suatu peramalan dapat digunakan. Perhitungan-perhitungan statistika ketepatan peramalan tersebut antara lain: A. Forecast Error Merupakan perhitungan error yang dihasilkan dari hasil pengurangan nilai

5 16 aktual terhadap nilai hasil akhir peramalan, dirumuskan sebagai berikut : e t = x t F t B. Mean Absolute Error (Nilai Tengah Galat Absolut) Merupakan perhiungan error yang diperoleh dari hasil pernjumlahan total error yang telah diabsolutkan dan dibagi dengan jumlah periode peramalan yang dilakukan, dinyatakan dengan rumus : 1 MAE= n et n t 1 C. Standard Deviation of Error (Deviasi Standar Galat) Merupakan perhitungan error dalam bentuk perhitungan standar deviasi, dengan rumus : SDE 1 n n 1 t 1 et 2 D. Mean Absolute Deviation (Nilai Tengah Deviasi Absolut) Merupakan perhitungan error yang diperoleh dari penjumlahan total seluruh nilai aktual yang dikurang rata-rata permintaan yang telah diabsolutkan dan kemudian dibagi dengan jumlah periode peramalan, dengan rumus : 1 MAD = 1 x n n t t x E. Percentage Error (Galat Persentase) Merupakan perhitungan persentase error dari suatu perhitungan peramalan

6 17 (dinyatakan dalam %), dengan rumus : PE = xt Ft x t Χ100 F. Mean Percentage Error (Nilai Tengah Galat Persentase) Merupakan nilai tengah atau rata-rata dari jumlah persentase error dalam suatu peramalan, dengan rumus : 1 MPE = n t 1PE n G. Mean Absolute Percentage Error (Nilai Tengah Galat Persentase Absolut) Merupakan perhitungan error dengan mengambil nilai tengah dari persentase yang diabsolutkan, dengan rumus : 1 MAPE = n t PE n 1 t t Jenis-Jenis Pola Data Menurut Taylor III (2005) terdapat beberapa pola atau kecenderungan. Pola-pola data yang ada adalah : Pola Data Horizontal (H) Terjadi apabila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan. Deret seperti itu stasioner terhadap nilai rata-ratanya. Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu jenis ini.

7 18 Gambar 2.2 Pola Data Horizontal Sumber : Taylor III (2005) Pola Data Musiman (S) Terjadi apabila suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman. Penjualan dari produk yang musiman menunjukan jenis pola ini. Contoh : buah musiman. Sumber : Taylor III (2005) Gambar 2.3 Pola Data Musiman

8 19 Pola Data Siklis (C) Terjadi apabila suatu data terjadi atau timbul pada suatu periode setiap beberapa tahun akibat fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Gambar 2.4 Pola Data Siklis Sumber : Taylor III (2005) Pola Data Trend (T) Terjadi apabila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data secara berangsur-angsur sepanjang waktu. Sumber : Taylor III (2005) Gambar 2.5 Pola Data Trend

9 20 Situasi peramalan sangat beragam dalam horison waktu peramalan, faktor yang menentukan hasil sebenarnya, tipe pola data dan berbagai aspek lainnya. Untuk menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa teknik telah dikembangkan. Teknik tersebut dibagi dalam dua kategori utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif atau teknologis. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat 3 kondisi, yaitu : 1. Tersedia informasi tentang data masa lalu 2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik 3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang Metode Peramalan Menurut Taylor III (2005,301) terdapat dua buah metode dalam melakukan peramalan, yaitu metode Time Series dan metode Kausal, dimana kedua metode ini memliki 3 buah faktor yang mempengaruhi penilaianya. Ketiga faktor itu adalah : 1. Faktor Seri Waktu (Time Series) : merupakan kategori teknik statistik yang menggunakan data historis untuk menentukkan perilaku yang akan datang. 2. Faktor Regresi : berusaha untuk mengembangkan hubungan hubungan sistematis antara item yang diramalkan dengan faktor yang menyebabkan item tersebut memiliki perilaku tertentu, dimana diterjemahkan dalam bentuk model regresi. 3. Faktor Kualitatif : berusaha untuk membuat peramalan dengan menggunakan penilaian, opini, dan pendapat manajemen. Metode yang

10 21 biasa disebut penilaian eksekutif ini biasa digunakan oleh para petinggi perusahaan untuk mendapatkan peramalan jangka panjang. Peramalan dilakukan oleh sekelompok orang yang penilaiannya dianggap valid dibandingkan dengan kelompok lain. Metode-metode yang ada adalah : A. Metode Time series Metode ini membuat peramalan dengan menggunakan asumsi bahwa masa depan adalah fungsi dari masa lalu. Tujuannya adalah untuk menentukan pola dalam deret data historis dan menerjemahkan pola tersebut ke masa depan. Menganalisis time series berarti membongkar data masa lalu menjadi komponen-komponen dan kemudian memproyeksikanya ke masa atau periode yang akan datang. Model ini sendiri memiliki 3 metode peramalan kuantitatif, yaitu : 1. Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Averages) Metode ini digunakkan dan bermanfaat apabila kita menggunakan asumsi bahwa permintaan pasar tetap stabil sepanjang waktu. Metode ini dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama sehingga fluktuasi random data dapat diredam dengan rata-ratanya. Apabila tidak semua data masa lalu dapat mewakili asumsi pola data berlanjut terus di masa yang akan datang, maka dapat dipilih sejumlah N data pada periode tertentu saja.

11 22 Secara sistematis, metode rata-rata bergerak sederhana (yang menjadi estimasi dari permintaan periode berikutnya) ditunjukkan dengan : Rata-Rata Bergerak = Permintaan data n sebelumnya n n = jumlah periode dalam periode rata-rata bergerak 2. Metode Eksponential Smoothing Metode ini adalah metode peramalan yang mudah dan effisiensi penggunaanya bila dilakukan dengan komputer. Meskipun merupakan teknik moving averages, metode ini mencakup pemeliharaan data masa lalu yang sedikit, metode ini ditunjukkan sebagai : F t ( A F ) α = Ft 1 + t 1 t 1 Dimana : F t = Ramalan Baru F t 1 = Ramalan Sebelumnya A t 1 = Permintaan aktual periode sebelumnya α = Konstanta Penghalusan 3. Metode Trend Projection Metode ini digunakkan dengan cara mencocokan garis trend kerangkaian titik data historis dan kemudian memproyeksikan garis itu ke dalam ramalan jangka panjang menengah hingga jangka panjang. Beberapa persamaan trend matematis bisa dikembangkan, akan tetapi saat ini yang akan dibahas hanya trend linear.

12 23 Jika kita memutuskan untuk mengembangkan garis trend linear dengan metode statistik yang tepat, maka kita dapat memakai metode kuadrat terkecil (least square method). Metode ini digambarkan dalam bentuk perpotongan Y-nya (puncak dimana garis itu memotong sumbu Y) dan slope-nya (kelandaian). Jika perpotongan-y dan kelandaiannya bisa dihitung, maka persamaan yang digunakan adalah : Y = a + bx Dimana, Y = Nilai variabel yang dihitung untuk diprediksi (disebut variabel tidak bebas ) a = Perpotongan sumbu Y b = Kelandaian garis regresi (atau tingkat perubahan dalam untuk Y perubahan tertentu dalam x) x = Variabel bebas / waktu Ahli statistik mengembangkan persamaan yang bisa digunakan untuk memperoleh nilai a dan b untuk garis regresi. Kelandaian b diperoleh dengan : b = Σx. y n.. x. y Σx 2 n () x 2 Dan perpotongan y dapat dihitung dengan : a = y - b x

13 24 Dimana, b = Kelandaian garis regresi x = Nilai variabel bebas y = Nilai variael tak bebas x = Rata-rata nilai x y = Rata-rata nilai y n = jumlah titik data atau observasi B. Metode kausal Regresi linear, model kausal, bergabung manjadi model variabel atau hubungan yang bisa mempengaruhi jumlah yang sedang diramal. Model ini mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan mewujudkan hubungan sebab akibat dengan satu atau lebih independent variabel. Tujuan dari model ini adalah menemukan bentuk hubungan tersebut dan menggunakannya untuk meramalkan nilai mendatang dari dependent variabel. Pendekatan ini lebih kuat dibandingkan metode seri waktu yang hanya menggunakan nilai historis untuk variabel yang diramalkan. Model matematika yang kita gunakan pada metode kuadrat terkecil dari poyeksi trend bisa digunakan untuk melakukan analisis regresi linear. Variabel-variabel tak bebas yang akan diramal tetap Y, namun sekarang variabel bebas, x, bukan lagi waktu. Y = a + bx Dimana, Y = Nilai variabel tidak bebas, yaitu penjualan

14 25 a = Perpotongan sumbu Y b = Kelandaian garis regresi x = Variabel bebas Definisi Sistem Persediaan Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana mengelola masukan-masukan yang sehubungan dengan persediaan menjadi output, dimana untuk ini diperlukan umpan balik agar output memenuhi standar tertentu. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian kebijakan yang memonitori tingkat persediaan, menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapakan dan menjamin tersedianya produk jadi, barang dalam proses, komponen, dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal. Secara luas, tujuan dari sistem persediaan adalah menemukan solusi optimal terhadap seluruh masalah yang terkait dengan persediaan. Dikaitkan dengan tujuan umum perusahaan, maka ukuran optimalisasi pengendalian persediaan seringkali diukur dengan keuntungan maksimum yang dicapai. Optimalisasi pengendalian persediaan biasanya diukur dengan total biaya minimal pada suatu periode tertentu Biaya Dalam Sistem Persediaan Menurut Baroto (2002, p55), biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat persediaan. Biaya tersebut adalah

15 26 harga pembelian, biaya pemesanan, biaya penyiapan, biaya penyimpanan dan biaya kekurangan persediaan. Dengan definisi sebagai berikut : 1. Biaya pembelian (Purchase Cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang apabila dilakukan pembelian dari luar, atau biaya produksi apabila diproduksi dari dalam. Besarnya sama dengan harga perolehan persediaan itu sendiri atau harga belinya. Pada beberapa model pengendalian sitem persediaan, biaya tidak dimasukkan sebagai dasar untuk membuat keputusan. Menurut Tersine (1994,p13), untuk barang yang dibeli dari luar, biaya pengiriman barang dimasukkan kedalam biaya pembelian. 2. Biaya pemesanan (Order cost) adalah biaya yang harus dikeluarkan utntuk melakukan pemesanan ke pemasok, yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah pemesanan. Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari pemasok. Meliputi biaya pemrosesan pesanan, biaya ekspedisi, upah, biaya telepon/ fax, biaya dokumentasi/transaksi, biaya pengepakan, biaya pemeriksaan, dan biaya lainnya yang tidak tergantung jumlah pesanan. 3. Biaya penyiapan (set up cost) adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi. Biaya ini terjadi bila item persediaan produksi sendiri dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya persiapan peralatan produksi, biaya mempersiapkan/menyetel mesin, biaya mempersiapkan gambar kerja, biaya mempersiapkan tenaga kerja langsung, biaya perencanaan, dll yang besarnya tidak tergantung pada jumlah item yang diproduksi.

16 27 4. Biaya penyimpanan (Holding cost) adalah biaya yang dikeluarkan dalam penanganan/ penyimpanan material, setengah jadi, jadi dan sub assembly. Biaya ini tergantung dari lama penyimoanan dan jumlah yang disimpan. Biaya simpan biasanya dinyatakan dalam biaya per unit per periode. Biaya ini meliputi : A. Biaya kesempatan Penumpukan barang digudang berarti penumpukan modal. Padahal modal ini dapat diinvestasikan pada tabungan bank atau bisnis lain. Biaya modal merupakan oportunity cost yang hilang karena menyimpan persediaan. B. Biaya simpan Termasuk dalam biaya simpan adalah biaya sewa gudang, biaya asuransi dan pajak, biaya administrasi dan pemindahan, serta biaya kerusakan dan penyusutan. C. Biaya keusangan Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena perubahan teknologi. D. Biaya-biaya lain yang besarnya bersifat variabel tergantung pada jumlah item. Dalam praktek, biaya penyimpanan sukar dihitung secara teliti, sehingga dilakukan pendekatan dengan suatu prosentase tertentu. Pada beberapa perusahaan prosentase ini ditetapkan antara 15% sampai 30 % pertahun dari harga pembelian.

17 28 5. Biaya kekurangan persediaan (Stockout cost), bila perusahaan kehabisan barang saat ada permintaan, maka akan terjadi stock out. Stock out menimbulkan kerugian berupa biaya akibat kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan atau kehilangan pelanggan. Hal ini sulit diukur, sebab berkaitan dengan goodwill perusahaan. Biaya ini dihitung dari halhal : A. Kuantitas yang tak dapat dipenuhi, biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak daat memenuhi permintaan. B. Waktu pemenuhan. Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses produksi terhenti atau lamanya perusahaan tidak mendapatkan keuntungan, sehingga waktu menganggur tersebut dapat diartikan sebagai uang yang hilang. A. Biaya pengadaan darurat. Agar konsumen tidak kecewa, maka dapat dilakukan pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya lebih besar ketimbang biaya pengadaannormal Definisi Material Requirement Planning(MRP) MRP merupakan sebuah prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal induk produksi menjadi kebutuhan bersih untuk semua item. Sistem MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan akan item-item dependen secara lebih baik dan effisien. Persediaan untuk independent demand didefinisikan sebagai persediaan yang dipengaruhi atau tunduk pada kondisi-kondisi pasar dan bebas dari

18 29 operasi, misalnya : persediian barang jadi dan suku cadang pada suatu perusahaan manufaktur yang digunakan untuk memenuhi permintaan konsumen pada suatu perusahaan, dimana persediaan menggunakan metode reorder point. Sebaliknya untuk dependent demand tidak dipengaruhi oleh kondisi-kondisi pasar dan hanya tergantung pada permintaan suku cadang di tingkat atasnya. Beberapa ciri-ciri dependent demand adalah : i. Ada hubungan matematis antara kebutuhan suatu item dengan item yang lain yang berada pada level yang lebih tinggi. ii. iii. iv. Kebutuhan diturunkan dari pemakaian item dalam pembuatan item lain. Item diperlukan saat dibutuhkan saja. Diperlukan MRP untuk menjadwalkan seluruh komponen dependent yang diperlukan dalam rencana MPS/JIP Menurut Tersine (1994,p338), sistem MRP dibuat oleh perusahaan manufaktur untuk membantu mengatasi dependent demand items lebih baik dari sistem sebelumnya yang tidak tepat Tujuan dan Manfaat MRP Menurut Tersine (1994,p338), tujuan utama dari MRP adalah untuk merencanakan kebutuhan dari barang-barang yang bersifat dependent demand.karena pada umumnya seluruh barang di perusahaan manufaktur merupakan barang dependent demand, maka MRP yang merupakan sistem berbasis komputer yang secara umum bermanfaat untuk :

19 30 1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat Menentukan secara tepat kapan suatu pekerjaan harus selesai untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang direncanakan dalam jadwal induk operasi. 2. Menentukan kebutuhan minimal setiap Item Dengan diketahuinya kebutuhan akhir, sistem MRP dapat menentukan secara tepat sistem penjadwalan (prioritas) untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap item. 3. Menentukan Pelaksanaan rencana pemasaran Memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan. Pemesanan perlu dilakukan lewat pembelian atau dibuat pada pabrik sendiri. 4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan Apabila kapasitas yang tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka sistem MRP dapat memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang (jika memungkinakan) dengan menentukan prioritas pesanan yang realistik. Jika penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk pemesanan, maka pembatalan atas suatu pesanan harus dilakukan. Beberapa manfaat MRP menurut Render dan Heizer, 1997 adalah : 1. Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen 2. Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja

20 31 3. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik 4. Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar 5. Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen Lot Sizing Menurut Tersine (1994,p91), salah satu alasan utama perusahaan untuk memiliki sistem persediaan adalah memungkinkanya perusahaan untuk membeli atau memproduksi barang dalam ukuran lot size yang ekonomis. Untuk menentukan peraturan persediaan yang optimum, beberapa informasi yang diperlukan adalah : Demands, Inventory costs, dan Lead Time. Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Ukuran lot menentukan besarnya jumlah komponen yang diterima setiap kali pesan. Penentuan ukuran lot ini sangat tergantung pada besarnya biaya-biaya persediaan, seperti biaya pesan, simpan, modal, dan harga barang itu sendiri. Beberapa teknik yang dapat dipakai untuk menentukan jumlah lot, sehingga meminimalkan biaya diantaranya adalah : 1. Economic Order Quantity (EOQ) Dalam teknik ini besaran lot tetap. Penentuan lot berdasarkan biaya pesan dan biaya simpan, dengan formula sebagai berikut : Q = 2DS H

21 32 Dimana : Q = EOQ S = Biaya Pesan D = Kebutuhan rata-rata dalam satu bulan H = Biaya Simpan 2. Period Order Quantity (POQ) POQ menggunakan cara perhitungan yang sama dengan EOQ, hanya saja dalam POQ ditentukan jumlah periode yang akan dicakup oleh setiap pesanan daripada jumlah untit yang dipesan. Sehingga hal ini akan menghasilkan siklus yang tetap. Fungsinya adalah : POQ = EOQ Per mintaanrata rata* Dalam menggunakan metode ini terdapat beberapa asumsi, yaitu : permintaan akan produk adalah konstan, harga per unit produk adalah konstan, biaya penyimpanan dan biaya pemesanan adalah konstan, dan lead time produk adalah konstan. 2.2 Definisi Manajemen Menurut Robins (1999) manajemen dapat didefinisikan sebagai proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Fungsi-fungsi utama manajemen umumnya dilakukan oleh para manajer dengan kegiatan utamanya adalah merancang (planning), mengorganisasi (organizing), mempimpin (leading) dan mengendalikan (controlling).

22 Definisi Manajemen Strategis Menurut David (2006,p5), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Menurut Pearce dan Robinson (1997), manajemen strategis didefinisikan sebagai sekumpulan tindakan dan keputusan yang menghasilkan perumusan dan pelaksanaan rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaransasaran perusahaan Manfaat Manajemen Strategis Menurut David (2006,p20), manajemen strategis secara umum membantu organisasi memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematik, logis dan rasional untuk pilihan strategi. Hal ini secara jelas menjadi manfaat utama dari manajemen strategis, tetapi penelitian mengindikasikan bahwa proses, bukan keputusan atau dokumen, adalah kontribusi manajemen strategis yang lebih penting, dimana komunikasi adalah kunci untuk kesuksesan manajemen strategis. Melalui keterlibatan damal proses, manajer dan staf menjadi komitmen dalam mendukung organisasi. Dialog dan partisipasi adalah hal yang penting.

23 34 Manfaat strategis manajemen secara lebih spesifik terbagi menjadi 2 manfaat, yaitu: 1. Manfaat finansial Penelitian mengindikasikan bahwa organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategis lebih menguntungkan dan berhasil dibandingkan organisasi lain yang tidak menggunakannya. Bisnis yang menggunakan konsep manajemen strategis menunjukkan perbaikan dalam penjualan, profitabilitas dibandingkan dengan perusahaan tanpa aktivitas perencanaan yang sistematis. Perencanaan dengan kinerja yang tinggi lebih cenderung memiliki perencanaan yang sistematis untuk mempersiapkan fluktuasi di masa depan dalam lingkungan eksternal dan internalnya. Perusahaan dengan kinerja tinggi juga membuat keputusan yang dilatarbelakangi informasi yang lengkap dengan antisipasi yang baik tentang konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang. 2. Manfaat non-finansial Selain membantu perusahaan dalam masalah finansial diatas, manajemen strategis juga menawarkan manfaat nyata lainya, seperti meningkatkan kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing, meningkatkan produktivitas karyawan, mengurangi keenganan untuk berubah, dan pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan. Greenley menyatakan manajemen strategis memberikan manfaat sebagai berikut :

24 35 A. Memungkinkan untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi peluang. B. Memberikan pandangan objektif atas masalah manajemen. C. Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahan buruk. D. Merepresentasikan keranga kerja untuk aktivitas kontrol dan koordinasi yang lebih baik. E. Memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung lebih baik tujuan yang telah ditetapkan. F. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk peluang yang telah teridentifikasi. G. Memungkinkan alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit untuk mengkoreksi keputusan salah satu atau tidak terencana. H. Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal di antara staf. I. Membantu mengintegrasikan perilaku individu ke dalam usaha bersama. J. Memberikan dasar untuk mengklarifikasi tanggung jawab individu. K. Mendorong pemikiran ke masa depan. L. Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi, dan antusiasme untuk menghadapi masalah dan peluang. M. Mendorong terciptanya sikap positif terhadap perubahan. N. Memberikan tingkat kedisiplian dan formalitas kepada manajemen suatu bisnis.

25 Tahapan Dalam Manajemen Strategis Menurut David (2006,p18), proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan, yaitu : A. Formulasi strategi Termasuk didalamnya mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dari ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekutan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan mengevaluasi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. B. Implementasi strategi Termasuk didalamnya adalah mengimplementasikan strategi yang berhubungan dengan isu manajemen, dan implementasi strategi yang berhubungan dengan isu pemasaran, yaitu : isu-isu pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian dan perkembangan, siste informasi manajemen. Mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, dan menghubungakan kinerja karyawan dan kinerja organisasi. Tahap ini disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis dan merupakan tahap yang paling rumit, keberhasilan tahap ini tergantung dari kinerja manajer memotivasi para bawahannya.

26 37 C. Evaluasi strategi Tahap final manajemen stragtegis, yaitu mengukur dan mengevaluasi kinerja. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan sesuai harapan. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal perusahaan konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah : (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, (3) mengambil tindakan korektif Bahaya Dalam Perncanaan Strategis Menurut David (2006,p25), perencanaan strategis adalah proses yang sulit, kompleks dan butuh partisipasi yang membawa organisasi menuju teritori asing. Ia tidak menyediakan resep yang langsung dapat digunakan untuk sukses; sebaliknya, ia membawa organisasi kedalam suatu perjalanan dan menawarkan kerangka kerja untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah. Beberapa masalah yang harus diwaspadai adalah : Menggunakan perencanaan strategis untk memiliki kontrol atas keputusan dan sumber daya. Melakukan perencanaan strategis hanya untuk memenuhi persyaratan undang-undang atau akreditasi. Terlalu cepat bergerak dari pengembangan misi ke formulasi strategi. Gagal dalam mengkomunikasikan rencana kepada staf.

27 38 Manajer tingkat atas membuat banyak keputusan intuitif yang bertentangan dengan rencana formal. Manajer tingkat atas tidak secara aktif mendukung proses perencanaan strategis. Gagal menggunakan rencana sebagai standar untuk mengukur kinerja. Mendelegasikan perencanaan kepada pembuat rencana, bukan melibatkan semua manajer. Gagal melibatkan staf kunci. Gagal menciptakan iklim pendukung perubahan. Memandang tidak terlalu penting. Menjadi terlalu sibuk dengan masalah saat ini. Terlalu formal dalam perencanaan sehingga tidak fleksibel dan kreatif Tipe-Tipe Strategi Menurut David (2006,p227), terdapat bebepa alternatif stategi yang dapat diimplementasikan ke perusahaan, yaitu : 1. Strategi Integrasi, yaitu strategi yang memungkinkan perusahaan untuk mendapat kontrol atas distributor, pemasok, dan atau pesaing. Terbagi menjadi : A. Integrasi ke Depan: Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer. B. Integrasi ke Belakang : Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan.

28 39 C. Integrasi horizontal : Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing. 2. Strategi Intensif, yaitu : strategi yang membutuhkan usaha intensif jika ingin posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini akan membaik. Terbagi menjadi : A. Penetrasi Pasar : Meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini di pasar melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Dilakukan pada pasar yang sudah dimiliki oleh perusahaan. B. Pengembangan Pasar : Memperkenalkan produk/jasa saat ini ke area geografis yang baru. Dilakukan pada pasar yang belum dimiliki oleh perusahaan, yaitu daerah yang baru. C. Pengembangan Produk : Meningkatkan penjualan melalui perbaikan produk/jasa saat ini atau mengembangkan produk/jasa baru. 3. Strategi Diversifikasi, yaitu : Strategi perusahaan untuk membuat produk/jasa baru sehingga perusahaan mengelola beberapa industri. Terbagi menjadi : A. Diversifikasi Konsentrik : Menambahkan produk/jasa baru yang masih berkaitan dengan produk/jasa lama. B. Diversifikasi Konglomerat : Menambahkan produk/jasa baru yang tidak berkaitan dengan produk/jasa yang lama. C. Diversifikasi Horizontal : Menambahkan produk/jasa baru, yang tidak berkaitan, kepada pelanggan saat ini.

29 40 4. Strategi Defensif, yaitu : Strategi perusahaan yang mengalami kesulitan. Terbagi menjadi : A. Retenchment : Mengelompokkan ulang melalui pengurangan biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba. B. Divestasi : Menjual satu divisi atau bagian perusahaan. C. Likuidasi : Menjual seluruh aset perusahan, sepotong-potong, untuk nilai riilnya Fungsi Pemasaran Menurut David (2006,p179), pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Ada tujuh fungsi dasar pemasaran, yaitu : A. Analisis Pelanggan : investigasi dan evaluasi kebutuhan, aspirasi, dan keinginan konsumen melibatkan administrasi survei pelanggan, analisis informasi konsumen, evaluasi strategi positioning pasar, mengembangkan profil pelanggan, dan menentukan strategi segmentasi pasar yang optimal. Informasi yang dihasilkan oleh analisis pelanggan dapat menjadi pentinga dalam pengembangan pernyataan misi yang efektif. B. Penjualan Produk/Jasa : implementasi strategi yang berhasil biasanya bergantung pada kemampuan organisasi untuk menjual beberapa produk atau jasa. Penjualan mencakup banyak aktivitas pemasaran seperti iklan, publisitas, penjualan pribadi, manajemen tenaga penjualan, hubungan dengan pelanggan, dan hubungan dengan dealer.

30 41 C. Perencaaan Produk dan Jasa : mencakup aktivitas seperti uji pemasaran, positioning produk dan merek, merencanakan garansi, pengemasarn, menentukan pilihan produk, fitur produk, model produk dan kualitas produk, dll. Salah satu teknik yang paling efektif adalah uji pemasaran. D. Penetapan Harga : ima pemangku kepentingan utama mempengaruhi keputusan penetapan harga : konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing. E. Distribusi : mencakup [ergudangan, saluran distirbusi, cakupan distribusi, lokasi toko peritel, teritori penjualan, tingkat dan lokasi persediaan alat transportasi, penjual partai besar, dan peritel. Kebanyakan produsen saat ini tidak menjual langsung pada konsumen. Berbagai organisasi pemasaran bertindak sebagai perantara; mereka memiliki berbagai nama seperti penjual partai besar, peritel, broker, fasilitator, agen, vendor, atau distributor. F. Riset Pemasaran : pengumpulan, pencatatan, dan analisa data secara sistematis tentang masalah yang berkaitan dengan pemasaran barang dan jasa. G. Analisis Peluang : melibatkan evaluasi terhadap biaya, manfaat, dan resiko yang berhubungan dengan keputusan pemasaran. Tiga langkah yang dibutuhkan untuk menjalankan analisis biaya/manfaat : 1.menghitung total biaya yang berkaitan dengan sebuah keputusan, 2.memperkirakan total manfaat dari sebuah keputusan, dan 3.membandingkan total biaya dengan total manfaat.

31 Bauran Pemasaran Menurut, et all (2004) bauran pemasaran adalah campuran dari variabelvariabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar penjualan. Variabel yang ada adalah : A. Product : Segala sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen bisa berupa barang atau jasa untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. B. Price : Sejumlah uang yang dibebankan untuk mendapatkan produk. C. Place : Distribusi terdri dari satu kesatuan yang bertugas dalam proses memudahkan penyampaian produk ke tangan konsumen akhir. D. Promotion : Promosi merupakan sebuah bentuk dialog yang interaktif antara perusahaan dengan pelanggannya yang selalu menyertai disaat sebelum pembelian. Kegiatan promosi dilakukan, direncanakan, dan dikendalikan harus sesuai dengan rencana pemasaran secara keseluruhan dengan harapan meningkatnya tingkat penjualan produk Konsep Inti Pemasaran Menurut, et all (2004), konsep inti pemasaran terdiri dari beberapa hal, yaitu : 1. Kebutuhan, Keinginan, Permintaan Pemasar harus berupaya untuk memahami kebutuhan, keinginan dan permintaan pasar sasaran. Kebutuhan menggambarkan tuntutan dasar manusia dimana kebutuhan itu menjadi keinginan bila diarahkan

32 43 kepada sasaran-sasaran spesifik yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan. Permintaan adalah keinginan akan produk-produk yang spesifik yang didukung kemampuan ntuk membayar. 2. Produk atau Tawaran Produk merupakan setiap tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan. Jenis utama tawaran dasar adalah baran, jasa, pengalman, peristiwa, orang, tempat, property, organisasi, informasi, dan gagasan. 3. Nilai, Biaya dan Kepuasan Produk atau tawaran akan berhasil jika memberikan nilai dari kepuasan kepada pembeli sasaran. Pembeli memilih diantara beraneka ragam tawaran yang dianggap memberikan nilai yang paling banyak. Nilai didefinisikan sebagai rasio antara apa yang didapatkan dan apa yang diberikan pelanggan. Pelanggan mendapatkan manfaat dan mengeluarkan biaya. Manfaat mencakup manfaat fungsional dan emosional. Biaya mencakup biaya moneter, biaya waktu, energi dan waktu. 4. Pertukaran dan Transaksi Pertukaran yaitu cara yang dapat dipakai seseorang untuk mendapatkan sebuah produk. Pertukaran yang merupakan konsep inti pemasaran mencakup perolehan produk yang diinginkan dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Agar muncul potensi pertukaran, 5 persyaratan harus dipenuhi antara lain, yaitu: A. sekurang-kurangnya ada 2 pihak

33 44 B. masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin bernilai bagi pihak lain C. masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan menyerahkan sesuatu D. masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran pertukaran E. masing-masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain merupakan hal yang tepat dan diinginkan 5. Hubungan dan Jaringan Kerja Pemasaran transasksi adalah bagian dari suatu gagasan yang lebih besar yang disebut dengan pemasangan hubungan. Pemasaran hubungan mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka. Hasil terakhir dari pemasaran hubungan adalah terbentuknya asset perusahaan yang unik yang disebut jaringan pemasaran.. Jaringan pemasaran terdiri dari perusahaan dan pemercaya (stakeholder), pendukung (pelanggan, karyawan, pemasok, distributor, pengecer, agen periklanan) yang dengannya perusahan membangun hubungan bisnis timbal balik yang saling menguntungkan. 6. Pasar Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan 3 jenis saluran pemasaran. Saluran komunikasi digunakan untuk menyerahkan dan

34 45 menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi ini meliputi media cetak, media elektronik, dan internet. 7. Pemasar dan Calon Pemasar Seorang pemasar adalah seorang yang mencari tanggapan (perhatian, pembelian, pemberian suara dan sumbangan) dari pihak lain. Jika kedua pihak itu saling berusaha untuk menjual sesuatu kepada orang lain maka disebut pemasar.

35 Kerangka Pemikiran Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan BAB 3 METODOLOGI Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode yang masuk dalam kategori praktek terbaik untuk melakukan pengurangan jumlah persediaan barang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman globalisasi yang semakin maju ini, persaingan usaha dalam sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan saling berlomba untuk dapat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Usaha Keberhasilan usaha dapat dilihat dengan cara melakukan analisis pendapatan. Komponen yang digunakan adalah biaya investasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan Persediaan merupakan timbunan bahan baku, komponen, produk setengah jadi, atau produk akhir yang secara sengaja disimpan sebagai cadangan untuk menghadapi kelangkaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan bisnis yang semakin ketat menyebabkan perusahaan harus bisa mengambil langkah untuk menghadapi semua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1 3.1 PERSEDIAAN BAB III TINJAUAN PUSTAKA Maryani, dkk (2012) yang dikutip oleh Yudhistira (2015), menyatakan bahwa persediaan barang merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Persediaan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : 2014 Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menunjukkan jenis Peramalan Menggunakan Metode Peramalan Kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Persediaan (Inventory) Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses selanjutnya, yang dimaksud dengan proses yang lebih lanjut tersebut adalah

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN PIUTANG DAGANG 1. Faktor yang Mempengaruhi Piutang 1.1 Kenapa Perusahaan Mempunyai Piutang Secara umum, perusahaan akan lebih suka untuk menjual dengan

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

MATERI 3 PER E AM A AL A AN

MATERI 3 PER E AM A AL A AN MATERI 3 PERAMALAN APAKAH PERAMALAN ITU? Peramalan (Forecasting) : Seni dan ilmu memprediksi peristiwa- peristiwa masa depan. Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik (Electrical Equipment) yaitu PT.. Schneider

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu

Lebih terperinci

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap :

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap : Manajemen Strategis (Strategic Management) adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuanya.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Definisi dan Langkah Peramalan Peramalan adalah sebuah prediksi mengenai apa yang akan terjadi di masa depan. Ada berbagai metode peramalan yang aplikasinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 engertian engendalian ersediaan ersediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) Lot for Lot. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) Lot for Lot. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) Lot for Lot Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Material Requirement Planning

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Peramalan (forecasting) 2.1.1. Hubungan Forecast dengan Rencana Forecast adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN. 2.1.1 Pengetian Perencanaan Efektivitas adalah faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang. Sukses perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), peramalan merupakan sebuah seni dan sains dalam memprediksi masa yang akan datang. Peramalan melibatkan dara historis dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Persediaan Persediaan merupakan salah satu pos modal dalam perusahaan yang melibatkan investasi yang besar. Kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:7) manajemen adalah suatu proses mengkoordinasikan aktivitas aktivitas pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Bab ini meliputi 2 bagian utama, yaitu analisis data dan hasil penelitian. Analisis data menjabarkan dan mengalkulasikan penelitian yang telah dipaparkan secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Dalam pengertian paling luas, Manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Setiap hari kita dapat menjual barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM Mengapa Perusahaan Mempunyai Persediaan? Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar. Contoh: Jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manageyangberarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci