VII HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 VII HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1 Tahap Investigasi Tahap investigasi dilaksanakan pada 14 Februari 2012 hingga 16 Februari Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini berjalan secara bersamaan dan memiliki dua tujuan. Pertama, diskusi antara peneliti dan pemilik usaha dalam merumuskan visi dan misi Restoran Karimata secara tertulis. Kedua, merumuskan daftar nilai-nilai budaya yang akan diteliti Perumusan Visi dan Misi Secara Tertulis Restoran Karimata belum memiliki visi dan misi secara tertulis sejak awal berdiri. Pemilik usaha pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai dari pendirian restoran ini. Namun, pemilik tidak dapat mengkomunikasikan hal tersebut kepada para karyawan dengan jelas. Hal tersebut dikarenakan pemilik merasa bahwa dengan sebagian besar tingkat pendidikan karyawan yang rendah, karyawan tidak akan paham dengan visi dan misi pemilik. Pemilik pun hanya mengkomunikasikan tujuannya kepada karyawan secara sekilas atau samar-samar setiap kali briefing. Visi dan misi penting untuk dijabarkan dan dijelaskan kepada para karyawan agar karyawan mengetahui arah dan tujuan pendirian restoran tersebut. Pada tahap ini peneliti membantu pemilik usaha untuk merumuskan visi dan misi Restoran Karimata secara tertulis. Kegiatan diskusi dengan pemilik dilaksanakan pada tanggal 15 Februari Visi dan misi yang telah dirumuskan akan digunakan sebagai acuan dalam merumuskan budaya Restoran Karimata dan menjadi ideologi dari Restoran Karimata. Visi dan misi tersebut akan dikomunikasikan kepada para karyawan bersamaan dengan rumusan budaya Restoran Karimata saat pada tahap implementasi. Visi dari Restoran Karimata adalah menjadi restoran tradisional Indonesia dengan standar pelayanan dan mutu produk yang tinggi. Misi Restoran Karimata terdiri dari empat misi, yaitu menyajikan makanan dengan penuh bumbu (full taste), memuaskan pelanggan dengan menyajikan produk dalam porsi besar, memberikan pelayanan prima kepada para pelanggan, dan menciptakan iklim kerja yang menyenangkan dengan berlandaskan kekeluargaan. 45

2 7.1.2 Daftar Atribut Nilai-Nilai Budaya Peneliti melakukan pengamatan langsung mengenai kondisi kerja di Restoran Karimata, wawancara dengan pemilik, dan membaca literatur-literatur untuk mendapatkan daftar nilai-nilai budaya yang akan diteliti. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan pada 14 Februari 2012 sampai 16 Februari Daftar nilainilai budaya yang diteliti berbeda-beda untuk setiap tipe responden. Daftar nilainilai budaya yang diteliti hanyalah nilai-nilai budaya yang dapat diketahui dan dinilai secara langsung oleh setiap tipe responden. 1. Pemilik dan Karyawan a) Artifacts Elemen Artifacts yang diteliti, meliputi penggunaan seragam kerja, warna seragam kerja, dan ritual (briefing pagi). b) Espoused Values (nilai-nilai) Elemen nilai budaya yang diteliti, meliputi belief (keyakinan akan kemajuan restoran) dan 40 macam nilai yang dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Daftar Atribut Nilai untuk Responden Pemilik dan Karyawan No. Nilai No. Nilai 1 Konsistensi 21 Saling menghargai 2 Komitmen 22 Berpikiran positif Loyalitas 2 Profesional 4 Kejujuran 24 Efisien 5 Humoris 25 Kerja sama 6 Kepedulian 26 Fokus 7 Integritas 27 Sabar 8 Keteladanan 28 Kerja keras 9 Optimis 29 Rajin 10 Kedisiplinan 0 Tidak boros 11 Inisiatif 1 Orientasi pelanggan 12 Kerapihan 2 Objektif 1 Keramahan Adaptif 14 Ketanggapan 4 Orientasi lingkungan 15 Ketelitian 5 Semangat 16 Bertanggung jawab 6 Efektif 17 Kesopanan 7 Kekeluargaan 18 Tegas 8 Keterbukaan 19 Kreatif 9 Kebersamaan 20 Bersyukur 40 Etika 46

3 2. Konsumen a) Artifacts Elemen Artifacts yang diteliti, meliputi penggunaan seragam kerja, warna seragam kerja, moto, dan company tag. b) Espoused values Nilai budaya yang diteliti adalah 22 macam nilai yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar Atribut Nilai untuk Responden Konsumen No. Nilai No. Nilai 1 Konsistensi 12 Profesional 2 Komitmen 1 Efisien Kejujuran 14 Fokus 4 Humoris 15 Sabar 5 Kepedulian 16 Semangat 6 Kedisiplinan 17 Orientasi pelanggan 7 Kerapihan 18 Objektif 8 Keramahan 19 Orientasi lingkungan 9 Ketanggapan 20 Efektif 10 Ketelitian 21 Kekeluargaan 11 Kesopanan 22 Etika. Pemasok Tingkatan budaya yang diteliti hanya espoused values karena hanya tingkatan budaya ini yang berhubungan dengan pemasok dan dapat dinilai langsung oleh pemasok. Nilai budaya yang diteliti adalah 12 macam nilai yang dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Daftar Atribut Nilai untuk Responden Pemasok No. Nilai No. Nilai 1 Komitmen 7 Kesopanan 2 Kejujuran 8 Tegas Humoris 9 Profesional 4 Integritas 10 Orientasi lingkungan 5 Keramahan 11 Semangat 6 Ketelitian 12 Etika 47

4 7.2 Tahap Analisis Tahap ini diawali dengan penyebaran kuisioner kepada tiga tipe responden, yaitu pemilik dan karyawan, konsumen serta pemasok. Data hasil penyebaran kuisioner diinput dan diolah sehingga mendapatkan hasil mengenai budaya artifacts dan espoused values yang diteliti. Tahap ini berlangsung pada 26 Februari 2012 hingga 2 April Pemilik dan Karyawan Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner, rataan skor elemen artifact penggunaan seragam kerja adalah,24. Hal ini berarti penggunaan seragam kerja tergolong penting dan perlu untuk diterapkan di Restoran Karimata. Sekitar 97,22 persen responden setuju bahwa seragam karyawan saat ini yang berwarna coklat dan krem sudah sesuai dengan Restoran Karimata. Sedangkan 2,78 persen responden memilih batik berwarna cerah sebagai seragam kerja yang sesuai dengan Restoran Karimata. Rataan skor ritual briefing pagi adalah 2,98 yang berarti briefing pagi tergolong penting dan perlu untuk diterapkan di Restoran Karimata. Sekitar 77,78 persen responden memilih kegiatan berdoa bersama sebelum bekerja sebagai bentuk ritual yang sangat penting dan harus diterapkan di Restoran Karimata. Responden lainnya memilih kegiatan pengajian bersama setiap Jumat Malam sebagai salah satu ritual yang sangat penting dan harus diterapkan dengan jumlah persentase sebesar 22,22 persen. Rataan skor belief, keyakinan akan kemajuan restoran, adalah,24. Hal ini berarti keyakinan akan kemajuan restoran tergolong penting dan perlu untuk dimiliki oleh karyawan Restoran Karimata. Berdasarkan hasil rating rataan skor, diambil sepuluh nilai (values) dengan rataan skor tertinggi untuk masuk daftar nilai yang akan dipertimbangkan untuk menjadi budaya Restoran Karimata pada Tabel

5 Tabel 15. Nilai-Nilai Budaya dengan Rataan Skor Tertinggi bagi Responden Internal Nilai Budaya Rataan Skor Kejujuran,68 Ketelitian,46 Konsisten,45 Kedisiplinan,4 Keteladanan,4 Kerapihan,42 Kepedulian,40 Keramahan,8 Kerja sama,8 Inisiatif,8 2. Konsumen Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner, rataan skor elemen artifact penggunaan seragam kerja adalah 2,88. Hal ini berarti penggunaan seragam kerja tergolong penting dan perlu untuk diterapkan di Restoran Karimata. Sekitar 86 persen responden setuju bahwa seragam kerja saat ini yang berwarna krem dan coklat sudah sesuai dengan Restoran Karimata. Sedangkan 2 persen responden memilih batik berwarna cerah, 4 persen responden memilih warna orange, dan 8 persen responden memilih warna hijau sebagai warna seragam yang sesuai dengan Restoran Karimata. Sekitar 96 persen responden setuju bahwa elemen artifact moto restoran yang berbunyi Enak, Cepat, dan Memuaskan sudah sesuai dalam menggambarkan Restoran Karimata. Sekitar 96 persen responden setuju bahwa company tag yang berbunyi Experience The Ultimate In Taste sudah sesuai dengan Restoran Karimata. Berdasarkan hasil rating rataan skor, diambil sepuluh nilai (values) dengan rataan skor tertinggi untuk masuk daftar nilai yang akan dipertimbangkan untuk menjadi budaya Restoran Karimata yang dapat dilihat pada Tabel

6 Tabel 16. Nilai Budaya dengan Rataan Skor Tertinggi bagi Konsumen Nilai Budaya Rataan Skor Kesopanan,51 Keramahan,49 Etika,41 Kejujuran, Ketelitian,29 Profesional,26 Ketanggapan,21 Kekeluargaan,20 Kerapihan,16 Komitmen,16. Pemasok Berdasarkan hasil rating rataan skor, diambil empat nilai (values) dengan rataan skor tertinggi untuk masuk daftar nilai yang akan dipertimbangkan untuk menjadi budaya Restoran Karimata. Keempat nilai ini mendapatkan skor maksimal yang berarti sangat dianggap penting dan sangat perlu untuk diterapkan di Restoran Karimata. Tabel 17. Nilai Budaya dengan Rataan Skor Tertinggi bagi Pemasok Nilai Budaya Rataan Skor Kejujuran 4 Ketelitian 4 Profesional 4 Etika 4 7. Tahap Perancangan Tahap perancangan diawali dengan menggabungkan nilai-nilai budaya yang paling banyak dipilih oleh responden sebagai nilai yang sangat penting dan sangat perlu untuk diterapkan di Restoran Karimata yang dapat dilihat pada Tabel 19. Selanjutnya, kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan responden ahli dilakukan untuk merumuskan nilai-nilai budaya Restoran Karimata yang nantinya diuji coba untuk diterapkan selama 14 hari kerja. Nilai-nilai budaya yang menjadi fokus diskusi adalah nilai budaya dalam tingkat espoused values saja. Hal ini dikarenakan elemen budaya artifact yang diteliti dapat dirumuskan sendiri oleh peneliti dan pemilik berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dapat dilihat pada Tabel

7 Elemen artifacts yang dipilih menjadi rumusan budaya adalah elemenelemen yang dianggap telah sesuai untuk diterapkan di Restoran Karimata oleh responden, seperti warna seragam kerja yang berwarna cokelat dan krem, moto yang berbunyi Enak, Cepat, dan Memuaskan, dan company tag yang berbunyi Experience The Ultimate In Taste. Elemen yang dianggap sangat penting dan sangat perlu untuk diterapkan di Restoran Karimata, yaitu ritual berdoa bersama sebelum bekerja juga masuk dalam rumusan budaya. Elemen briefing pagi tidak masuk dalam rumusan budaya karena menurut pemilik kegiatan tersebut kurang sesuai untuk menjadi ritual. Jadi, kegiatan briefing akan dilakukan sesuai kebutuhan saja. Elemen espoused values, yaitu belief (keyakinan akan kemajuan restoran) juga tidak masuk dalam rumusan budaya karena keyakinan tersebut dianggap akan muncul sendiri saat karyawan telah menerapkan budaya harapan atau cita-cita dengan baik. Visi dan misi Restoran Karimata masuk ke dalam tingkatan budaya basic underlying assumptions karena merupakan ideologi perusahaan. Oleh karena itu, kegiatan FGD dilakukan dengan mempertimbangkan visi dan misi yang telah dirumuskan sebelumnya serta elemen budaya artifacts yang diteliti. Tabel 18. Elemen Budaya Artifacts Restoran Karimata Elemen Artifacts Warna Seragam Coklat dan Krem Moto Enak, Cepat, dan Memuaskan Company Tag Experience The Ultimate In Taste Ritual Berdoa bersama sebelum bekerja Kegiatan FGD dilaksanakan pada April Responden ahli pada tahap ini terdiri dari pihak internal restoran, yaitu pemilik dan supervisor serta pihak eksternal restoran, yaitu Bapak Azus Sugar, ahli kuliner yang mengerti mengenai budaya perusahaan. Bapak Azus Sugar menempuh pendidikan untuk menjadi seorang koki. Pada awalnya beliau bekerja sebagai koki restoran di hotel dan kapal pesiar. Namun, saat ini beliau bekerja sebagai Club House & FB Manager di Emeralda. Pemilik restoran memiliki pengalaman bekerja di suatu perusahaan dan menjalani studi pascasarjana mengenai manajemen sehingga paham akan budaya perusahaan. Namun, pemilik belum pernah memiliki pengalaman menjalani usaha restoran sehingga membutuhkan saran dari pihak luar. Supervisor 51

8 adalah pihak yang menangani masalah karyawan sehingga mengerti seperti apa karakter dan perilaku para karyawannya. Ahli kuliner diundang menjadi responden ahli untuk menyumbangkan pengalaman dan pengetahuannya mengenai budaya restoran secara umum. Hal ini dilakukan agar diskusi berjalan secara seimbang dan berhasil mendapatkan rumusan budaya restoran yang sesuai. Tabel 19. Gabungan Nilai-Nilai Budaya dengan Rataan Skor Tertinggi No. Nilai No. Nilai 1 Kejujuran 9 Komitmen 2 Ketelitian 10 Konsisten Profesional 11 Kepedulian 4 Etika 12 Ketanggapan 5 Kerapihan 1 Kerja sama 6 Keramahan 14 Kedisiplinan 7 Kesopanan 15 Keteladanan 8 Kekeluargaan 16 Inisiatif Berdasarkan hasil kegiatan FGD, budaya Restoran Karimata telah dirumuskan dalam lima nilai budaya dengan menggabungkan beberapa nilai pada Tabel 19 menjadi satu nilai. Hal tersebut dikarenakan nilai-nilai yang digabung memiliki definisi yang hampir sama dan atau dapat menjadi satu nilai yang memiliki makna campuran dari nilai-nilai tersebut. Penggabungan nilai-nilai tersebut terdiri dari: 1) Kejujuran 2) Ketelitian, profesional, dan inisiatif ) Komitmen, konsisten, dan disiplin 4) Kekeluargaan, kepedulian, kerja sama, dan ketanggapan 5) Etika, keteladanan, kerapihan, keramahan, dan kesopanan Kelima penggabungan nilai-nilai di atas kemudian diberi istilah nilai yang baru dan dirumuskan makna dari masing-masing nilai tersebut. Rumusan budaya Restoran Karimata terdiri dari lima budaya perusahaan Restoran Karimata yang disebut Hi-Five. Definisi dari istilah tersebut, yaitu bentuk salam dengan seseorang yang dikenal, bukti suatu keberhasilan, atau bentuk ekspresi rasa senang. Namun, istilah tersebut juga merupakan singkatan atau akronim dari istilah kelima budaya dalam bahasa Inggris, yaitu high fairness (jujur), high profesionality (profesional), high consistency (konsisten), high careness (peduli), 52

9 dan high expectation (harapan atau cita-cita). Makna yang terkandung dalam istilah tersebut adalah lima budaya yang terkandung dalam Hi-Five diharapkan dapat menjadi alat menuju kesuksesan atau keberhasilan dari Restoran Karimata dimana sumberdaya manusia yang terlibat di dalamnya dapat selalu termotivasi bekerja dalam memberikan yang terbaik kepada pihak lain. Rumusan budaya Restoran Karimata yang disebut Hi-Five terdiri dari: 1) Jujur (high fairness) Menjunjung tinggi kejujuran dalam segala hal. 2) Profesional (high profesionality) Selalu berusaha meningkatkan profesionalitas untuk memenuhi harapan dan kepuasan konsumen. ) Konsisten (high consistency) Selalu menjaga mutu dan pelayanan melalui standarisasi produk dan pelayanan. 4) Peduli (high careness) Selalu peduli dan bertanggung jawab atas semua tindakan yang akan dan telah dilakukan. 5) Harapan atau Cita-Cita (high expectation) Memberikan motivasi yang terbaik kepada sesama karyawan. 7.4 Tahap Implementasi Pada tahap ini kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah mengkomunikasikan visi dan misi serta budaya perusahaan Restoran Karimata yang telah dirumuskan kepada seluruh karyawan. Penyampaian visi dan misi serta budaya perusahaan kepada karyawan dilakukan saat kegiatan briefing pada tanggal 4 April Pada saat briefing tersebut peneliti menjelaskan proses terbentuknya rumusan budaya Hi-Five dan contoh-contoh bentuk perilaku yang mencerminkan masing-masing nilai budaya. Namun, peneliti tidak memberitahu kepada karyawan mengenai adanya tahap implementasi untuk menguji penerapan budaya Hi-Five. Hal ini bertujuan agar karyawan tetap bersikap dan berperilaku apa adanya. Selanjutnya, budaya perusahaan Restoran Karimata yang telah dirumuskan dicoba untuk diterapkan. Kegiatan penerapan atau uji coba budaya perusahaan Restoran Karimata dilakukan selama dua minggu (14 hari kerja). 5

10 Proses sosialisasi budaya perusahaan sebenarnya membutuhkan waktu yang lama untuk dapat diterima secara keseluruhan dan diterapkan dengan tanpa paksaan oleh seluruh anggota organisasi. Pada tahap implementasi ini peneliti hanya mengamati dan menilai penerapan budaya melalui perilaku atau kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh karyawan. Pola perilaku sebagai salah satu elemen artifacts merupakan bentuk representasi dari budaya perusahaan sehingga mudah untuk diamati. Jika budaya restoran tersebut sudah dapat diterapkan oleh sebagian besar karyawan, maka budaya tersebut dapat dikatakan sudah sesuai dengan Restoran Karimata. Lama tahap implementasi selama 14 hari kerja menurut peneliti sudah cukup untuk melihat kesesuaian budaya Restoran Karimata untuk terus diterapkan melalui penilaian pola perilaku para karyawan. Pemilihan lama waktu tahap implementasi ini adalah dengan mempertimbangkan kemampuan peneliti dalam mengawasi penerapan budaya oleh para karyawan. Tahap ini dilaksanakan pada 5 April 2012 hingga 20 April Pada dasarnya rumusan budaya yang dibentuk adalah hasil penilaian dari pendapat para karyawan sendiri dan sebagian besar nilai budaya secara tidak sadar sudah sering dilakukan sehari-hari oleh sebagian karyawan. Selain itu, Restoran Karimata sudah mempunyai sebuah moto dan company tag sehingga secara tidak langsung karyawan berusaha untuk memenuhi kedua hal tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama 14 hari kerja, ritual berdoa bersama sebelum bekerja sudah berhasil menjadi sebuah rutinitas di Restoran Karimata. Hal ini dibuktikan bahwa dari 14 kali pengamatan ritual berdoa bersama sebelum bekerja hanya terlewatkan sebanyak dua kali. Peneliti menggunakan tabel khusus berupa checklist untuk menilai pola perilaku karyawan yang mencerminkan masing-masing nilai budaya Hi-Five. Peneliti menyiapkan indikator-indikator yang berbeda bagi masing-masing bagian kerja. Indikatorindikator yang diteliti mencakup pengamatan kegiatan atau perilaku tertentu yang disesuaikan dengan kemampuan peneliti dalam mengamati kegiatan atau perilaku yang bersangkutan. 1. Cashier Indikator budaya jujur untuk bagian cashier terdiri dari dua indikator, yaitu berbicara sesuai fakta/data dan tidak melakukan perbuatan 54

11 yang tercela/dilarang oleh agama. Indikator pertama dilakukan dengan mengamati kegiatan pelaporan seluruh keuangan restoran kepada pemilik. Indikator kedua dilakukan dengan mengamati perilaku responden untuk tidak mencuri atau mengambil barang yang bukan haknya (uang kas/uang penjualan). Indikator budaya profesional terdiri dari dua indikator, yaitu selalu teliti dalam bekerja dan mempunyai inisiatif. Indikator pertama mencakup perilaku teliti setiap melakukan transaksi. Indikator kedua mencakup perilaku dapat menentukan sendiri kapan mengerjakan suatu pekerjaan. Indikator budaya konsisten terdiri dari dua indikator, yaitu menaati peraturan yang berlaku di restoran dan menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan. Indikator pertama mencakup perilaku masuk kerja tepat waktu. Indikator kedua mencakup kegiatan menulis semua transaksi dengan cara sesuai yang telah diajarkan. Indikator budaya peduli terdiri dari dua indikator, yaitu peduli/perhatian terhadap sesama dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan. Indikator pertama mencakup perilaku membantu karyawan lain dalam melayani tamu jika karyawan lain sedang sibuk. Indikator kedua terdiri dari mempersiapkan kebutuhan dalam bekerja untuk mengantisipasi masalah serta cepat/tanggap saat ada keluhan tentang kesalahan bill. Indikator budaya harapan atau cita-cita terdiri dari dua indikator, yaitu menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama dan memberikan tenaga atau usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja Pada Tabel 20 terlihat bahwa karyawan bagian cashier paling menerapkan budaya jujur dan konsisten. Hal ini dikarenakan karyawan bagian cashier adalah salah satu karyawan yang sudah bekerja di Restoran Karimata sejak awal berdiri. Karyawan bagian cashier menjadi lebih berpengalaman dibandingkan karyawan yang lain sehingga lebih loyal terhadap restoran. Namun, budaya profesional memiliki rataan skor yang paling rendah. Hal ini menandakan karyawan bagian cashier masih hanya mengandalkan ajaran dari pemilik. Akibatnya, beberapa kesalahan tetap terjadi meskipun karyawan bagian cashier adalah karyawan lama. 55

12 Indikator budaya yang paling diterapkan adalah 1) berbicara sesuai fakta/data, 2) tidak melakukan perbuatan yang tercela/dilarang oleh agama, ) menaati peraturan yang berlaku di restoran, 4) menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan, 5) peduli/perhatian terhadap sesama, dan 6) menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama. Tabel 20. Hasil Penerapan Budaya Hi-Five Bagian Cashier Budaya Indikator Rata-Rata Per Indikator Jujur Berbicara sesuai fakta/data 4 Tidak melakukan perbuatan yang tercela 4 Profesional Selalu teliti Mempunyai inisiatif Konsisten Menaati peraturan yang berlaku 4 Rataan Skor Menjalankan tugas berdasarkan standarisasi 4 4 Peduli Peduli terhadap sesama 4 Bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan,5 Harapan atau Menjadi contoh/teladan yang baik bagi 4 Cita-Cita sesama Memberikan usaha melebihi kondisi,5 normal atau di luar jam kerja Keteranganː 1-1,74 = tidak diterapkan; 1,75-2,49 = jarang diterapkan; 2,5-,24 = sering diterapkan;,25-4 = sangat diterapkan 2. Billing Service Indikator budaya jujur untuk bagian billing service terdiri dari dua indikator, yaitu berbicara sesuai fakta/data dan tidak melakukan perbuatan yang tercela/dilarang oleh agama. Indikator pertama dilakukan dengan mengamati kegiatan pelaporan seluruh rekap data entry kepada pemilik. Indikator kedua dilakukan dengan mengamati perilaku responden untuk tidak mencuri atau mengambil barang yang bukan haknya (uang tip). Indikator budaya profesional terdiri dari dua indikator, yaitu selalu teliti dalam bekerja dan mempunyai inisiatif. Indikator pertama mencakup perilaku teliti setiap memasukkan input data pesanan konsumen. Indikator kedua mencakup perilaku dapat menentukan sendiri kapan mengerjakan suatu pekerjaan. Indikator budaya konsisten terdiri dari dua indikator, yaitu menaati peraturan yang berlaku di restoran dan menjalankan tugas berdasarkan 4 56

13 standarisasi yang telah ditetapkan. Indikator pertama mencakup perilaku masuk kerja tepat waktu. Indikator kedua mencakup merekap data dengan cara yang telah ditentukan. Indikator budaya peduli terdiri dari dua indikator, yaitu peduli/perhatian terhadap sesama dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan. Indikator pertama mencakup perilaku membantu karyawan lain dalam melayani tamu jika karyawan lain sedang sibuk. Indikator kedua terdiri dari mempersiapkan kebutuhan dalam bekerja untuk mengantisipasi masalah serta cepat/tanggap saat ada keluhan tentang kesalahan bill. Indikator budaya harapan atau cita-cita terdiri dari dua indikator, yaitu menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama dan memberikan tenaga atau usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja. Pada Tabel 21 terlihat bahwa karyawan bagian billing service paling menerapkan budaya jujur dan konsisten. Karyawan bagian billing service merupakan salah satu bagian kerja yang bertempat di front desk. Hal ini menyebabkan perilaku responden mudah teramati oleh orang lain sehingga ruang gerak mereka untuk berbuat curang menjadi kecil. Budaya profesional memiliki rataan skor 2,5. Hal ini dikarenakan karyawan bagian billing service masih sering melakukan kesalahan saat bekerja. Karyawan bagian billing service juga masih mengandalkan ajaran dari pemilik. Pada bagian billing service terdapat karyawan yang baru saja masuk menjadi karyawan tetap. Karyawan baru tersebut belum dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan kerjanya. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab beberapa rataan skor budaya lebih rendah dibandingkan budaya yang lain. Indikator budaya yang paling diterapkan adalah 1) berbicara sesuai fakta/data, 2) tidak melakukan perbuatan yang tercela/dilarang oleh agama, ) menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan, dan 4) bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan. 57

14 Tabel 21. Hasil Penerapan Budaya Hi-Five Bagian Billing Service Budaya Indikator Rata-Rata Rataan Skor Per Bagian Jujur Berbicara sesuai fakta/data 4 Tidak melakukan perbuatan yang 4 4 tercela Profesional Selalu teliti 2,5 Mempunyai inisiatif 2,5 2,5 Konsisten Menaati peraturan yang berlaku Menjalankan tugas berdasarkan,25,5 standarisasi Peduli Peduli terhadap sesama Bertanggung jawab terhadap tindakan,1,25 yang akan dan telah dilakukan Harapan atau Menjadi contoh yang baik bagi Cita-Cita sesama 2,5 Memberikan usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja 2,5 2,5 Keteranganː 1-1,74 = tidak diterapkan; 1,75-2,49 = jarang diterapkan; 2,5-,24 = sering diterapkan;,25-4 = sangat diterapkan. Supervisor Indikator budaya jujur untuk bagian supervisor dan deputy supervisor terdiri dari dua indikator, yaitu berbicara sesuai fakta/data dan tidak menyembunyikan atau menutupi kebenaran suatu masalah. Indikator pertama dilakukan dengan mengamati kegiatan pelaporan seluruh reservasi tempat atau pesanan konsumen kepada pemilik. Indikator kedua dilakukan dengan mengamati perilaku responden dalam melaporkan kesalahan yang dilakukan oleh diri sendiri maupun karyawan kepada pemilik. Indikator budaya profesional terdiri dari dua indikator, yaitu selalu teliti dalam bekerja dan mempunyai inisiatif. Indikator pertama mencakup perilaku teliti setiap menulis pesanan tempat oleh konsumen. Indikator kedua mencakup perilaku dapat menentukan sendiri kapan mengerjakan suatu pekerjaan. Indikator budaya konsisten terdiri dari dua indikator, yaitu menaati peraturan yang berlaku di restoran dan menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan. Indikator pertama mencakup perilaku masuk kerja tepat waktu. Indikator kedua mencakup kegiatan memimpin doa bersama sebelum bekerja. Indikator budaya peduli terdiri dari dua indikator, yaitu peduli/perhatian terhadap sesama dan bertanggung jawab 58

15 terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan. Indikator pertama mencakup perilaku membantu karyawan lain jika karyawan lain sedang sibuk. Indikator kedua terdiri dari mempersiapkan kebutuhan dalam bekerja untuk mengantisipasi masalah serta cepat/tanggap saat ada masalah. Indikator budaya harapan atau cita-cita terdiri dari dua indikator, yaitu menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama dan memberikan tenaga atau usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja. Tabel 22. Hasil Penerapan Budaya Hi-Five Bagian Supervisor Budaya Indikator Rata-Rata Rataan Skor Per Indikator Jujur Berbicara sesuai fakta/data 4 Tidak menyembunyikan kebenaran,25 2,5 suatu masalah Profesional Selalu teliti,5 Mempunyai inisiatif 2,5 Konsisten Menaati peraturan yang berlaku 4 Menjalankan tugas berdasarkan,75,5 standarisasi Peduli Peduli terhadap sesama 4 Bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah,5 dilakukan Harapan atau Menjadi contoh yang baik bagi Cita-Cita sesama Memberikan usaha melebihi,25 kondisi normal atau di luar jam,5 kerja Keteranganː 1-1,74 = tidak diterapkan; 1,75-2,49 = jarang diterapkan; 2,5-,24 = sering diterapkan;,25-4 = sangat diterapkan Pada Tabel 22 terlihat bahwa budaya profesional memiliki rataan skor yang paling kecil. Supervisor dan deputy supervisor Restoran Karimata pada dasarnya belum memiliki pengalaman dalam hal memimpin sehingga terkadang masih mengalami kesulitan dalam mengatur karyawan. Budaya jujur memiliki rataan skor,25 karena saat terjadi masalah responden cenderung tidak langsung melaporkannya kepada pemilik. Responden juga terkadang masih belum dapat menentukan prioritas pekerjaan yang harus dilakukan. Hal ini menyebabkan responden belum dapat menjadi contoh yang baik bagi karyawan lain. Indikator budaya yang paling diterapkan adalah 1) berbicara sesuai fakta/data, 2) selalu teliti 59

16 dalam bekerja, ) menaati peraturan yang berlaku di restoran, 4) menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan, 5) peduli/perhatian terhadap sesama, dan 6) berpartisipasi dalam usaha memajukan restoran. 4. Waiter/ss Indikator budaya jujur untuk bagian waiter/ss terdiri dari dua indikator, yaitu tidak menyembunyikan fakta/data dan tidak melakukan perbuatan yang tercela/dilarang oleh agama. Indikator pertama melihat apakah waiter/ss menyerahkan seluruh kertas order kuning ke bagian billing service. Indikator kedua dilakukan dengan mengamati perilaku responden untuk tidak mencuri/mengambil barang yang bukan haknya (uang tip/uang kembalian/barang tamu yang tertinggal). Indikator budaya profesional terdiri dari dua indikator, yaitu selalu teliti dalam bekerja dan mempunyai inisiatif. Indikator pertama mencakup perilaku teliti setiap menulis pesanan konsumen. Indikator kedua mencakup perilaku dapat menentukan sendiri kapan mengerjakan suatu pekerjaan. Indikator budaya konsisten terdiri dari dua indikator, yaitu menaati peraturan yang berlaku di restoran dan menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan. Indikator pertama mencakup perilaku masuk kerja tepat waktu. Indikator kedua mencakup kegiatan melayani pengunjung sesuai dengan standar. Indikator budaya peduli terdiri dari dua indikator, yaitu peduli/perhatian terhadap sesama dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan. Indikator pertama mencakup perilaku membantu karyawan lain jika karyawan lain sedang sibuk. Indikator kedua terdiri dari mempersiapkan kebutuhan dalam bekerja untuk mengantisipasi masalah serta cepat/tanggap saat dipanggil pengunjung dan menyajikan makanan. Indikator budaya harapan atau citacita terdiri dari dua indikator, yaitu menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama dan memberikan tenaga atau usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja. 60

17 Tabel 2. Hasil Penerapan Budaya Hi-Five Bagian Waiter/ss Budaya Indikator Rata-Rata Rataan Skor Per Indikator Jujur Tidak menyembunyikan fakta/data 4 Tidak melakukan perbuatan yang 4 4 tercela Profesional Selalu teliti,5 Mempunyai inisiatif 2,75,1 Konsisten Menaati peraturan yang berlaku,75 Menjalankan tugas berdasarkan,2 2,88 standarisasi Peduli Peduli terhadap sesama,75 Bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah,1,44 dilakukan Harapan atau Menjadi contoh yang baik bagi Cita-Cita sesama 2,5 Memberikan usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja 2,1 2,2 Keteranganː 1-1,74 = tidak diterapkan; 1,75-2,49 = jarang diterapkan; 2,5-,24 = sering diterapkan;,25-4 = sangat diterapkan Pada Tabel 2 terlihat bahwa karyawan bagian waiter/ss paling menerapkan budaya jujur, konsisten, dan peduli. Sejak awal pemilik mengajarkan kepada bagian waiter/ss agar menjaga perilakunya saat berhadapan dengan tamu, termasuk untuk selalu melaporkan barang milik pengunjung yang tertinggal. Hal tersebut berpengaruh terhadap kepercayaan pengunjung terhadap Restoran Karimata. Karyawan bagian waiter/ss juga sering membantu karyawan lain saat sedang tidak sibuk. Budaya harapan atau cita-cita memiliki rataan skor yang paling rendah. Karyawan bagian waiter/ss rata-rata masih belum menganggap bahwa bekerja di restoran merupakan bagian dari hidupnya. Hal ini menyebabkan responden tidak selalu bersedia memberikan usaha yang lebih demi restoran. Indikator budaya yang paling diterapkan adalah 1) tidak menyembunyikan fakta/data, 2) tidak melakukan perbuatan yang tercela/dilarang oleh agama, ) selalu teliti dalam bekerja, 4) menaati peraturan yang berlaku di restoran, dan 5) peduli/perhatian terhadap sesama. 61

18 5. Cleaner Indikator budaya jujur untuk bagian cleaner, yaitu tidak melakukan perbuatan yang tercela/dilarang oleh agama. Indikator tersebut dinilai dengan mengamati perilaku responden untuk tidak mencuri/mengambil barang yang bukan haknya (uang tip/barang tamu yang tertinggal). Indikator budaya profesional terdiri dari dua indikator, yaitu selalu teliti dalam bekerja dan mempunyai inisiatif. Indikator pertama mencakup perilaku teliti dalam membersihkan meja/lesehan/lantai sampai bersih. Indikator kedua mencakup perilaku dapat menentukan sendiri kapan mengerjakan suatu pekerjaan. Indikator budaya konsisten terdiri dari dua indikator, yaitu menaati peraturan yang berlaku di restoran dan menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan. Indikator pertama mencakup perilaku masuk kerja tepat waktu. Indikator kedua mencakup kegiatan membersihkan meja/lesehan sesuai dengan langkah-langkah yang diajarkan. Indikator budaya peduli terdiri dari dua indikator, yaitu peduli/perhatian terhadap sesama dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan. Indikator pertama mencakup perilaku membantu karyawan lain jika karyawan lain sedang sibuk. Indikator kedua terdiri dari mempersiapkan kebutuhan dalam bekerja untuk mengantisipasi masalah serta cepat/tanggap saat timbul masalah. Indikator budaya harapan atau cita-cita terdiri dari dua indikator, yaitu menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama dan memberikan tenaga atau usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja. Pada Tabel 24 terlihat bahwa karyawan bagian cleaner paling menerapkan budaya jujur, konsisten, dan peduli. Hal ini dikarenakan karyawan bagian cleaner rata-rata merupakan karyawan baru sehingga masih selalu melaksanakan hal yang disuruh dan berusaha untuk mematuhi peraturan yang ada. Selain itu, pekerjaan sebagai cleaner tidak sulit untuk dilakukan sehingga konsistensi dalam bekerja lebih terjaga. Budaya harapan atau cita-cita memiliki rataan skor yang paling rendah. Hal ini dikarenakan karyawan bagian cleaner rata-rata tergolong usia 62

19 dewasa muda dan karyawan baru. Responden belum dapat memberikan motivasi kepada karyawan lain karena responden juga masih membutuhkan tuntunan dari karyawan lain. Responden juga belum mempunyai keinginan yang besar dalam memberikan usaha yang lebih demi restoran. Insiatif karyawan bagian cleaner rata-rata masih kurang karena terkadang hanya menunggu perintah dari supervisor atau mengerjakan sesuatu saat diminta oleh konsumen. Indikator budaya yang paling diterapkan adalah 1) tidak menyembunyikan fakta/data, 2) tidak melakukan perbuatan yang tercela/dilarang oleh agama, ) selalu teliti dalam bekerja, 4) menaati peraturan yang berlaku di restoran, dan 5) Menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan, 6) peduli/perhatian terhadap sesama, 7) bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan, dan 8) menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama. Tabel 24. Hasil Penerapan Budaya Hi-Five Bagian Cleaner Budaya Indikator Rata-Rata Per Indikator Rataan Skor Jujur Tidak melakukan perbuatan yang tercela 4 4 Profesional Selalu teliti,25 Mempunyai inisiatif 2,75 Konsisten Menaati peraturan yang berlaku 4 Menjalankan tugas berdasarkan,75,5 standarisasi Peduli Peduli terhadap sesama 4 Bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah,25,6 dilakukan Harapan atau Menjadi contoh yang baik bagi Cita-Cita sesama,5 Memberikan usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja 2 2,75 Keteranganː 1-1,74 = tidak diterapkan; 1,75-2,49 = jarang diterapkan; 2,5-,24 = sering diterapkan;,25-4 = sangat diterapkan 6. Cook Indikator budaya jujur untuk bagian cook, yaitu berbicara sesuai fakta/data. Indikator tersebut dinilai dengan mengamati kegiatan pelaporan seluruh stock opname dapur. Indikator budaya profesional terdiri dari dua indikator, yaitu selalu teliti dalam bekerja dan mempunyai inisiatif. 6

20 Indikator pertama mencakup perilaku teliti setiap membaca pesanan atau mendengarkan pesanan makanan yang dibacakan oleh checker. Indikator kedua mencakup perilaku dapat menentukan sendiri kapan mengerjakan suatu pekerjaan. Indikator budaya konsisten terdiri dari dua indikator, yaitu menaati peraturan yang berlaku di restoran dan menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan. Indikator pertama mencakup perilaku masuk kerja tepat waktu. Indikator kedua dinilai melalui kemampuan bagian cook untuk selalu menjaga kesamaan rasa, bentuk, dan mutu makanan yang dibuat. Indikator budaya peduli terdiri dari dua indikator, yaitu peduli/perhatian terhadap sesama dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan. Indikator pertama mencakup perilaku membantu karyawan lain jika karyawan lain sedang sibuk. Indikator kedua terdiri dari mempersiapkan kebutuhan dalam bekerja untuk mengantisipasi masalah serta cepat/tanggap saat timbul masalah. Indikator budaya harapan atau cita-cita terdiri dari dua indikator, yaitu menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama dan memberikan tenaga atau usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja. Tabel 25. Hasil Penerapan Budaya Hi-Five Bagian Cook Budaya Indikator Rata-Rata Rataan Skor Per Bagian Jujur Berbicara sesuai fakta/data 4 4 Profesional Selalu teliti,67 Mempunyai inisiatif,6,52 Konsisten Menaati peraturan yang berlaku,72 Menjalankan tugas berdasarkan,5,28 standarisasi Peduli Peduli terhadap sesama,22 Bertanggung jawab terhadap tindakan,12,02 yang akan dan telah dilakukan Harapan atau Menjadi contoh yang baik bagi sesama,56 Cita-Cita Memberikan usaha melebihi kondisi,21 2,86 normal atau di luar jam kerja Keteranganː 1-1,74 = tidak diterapkan; 1,75-2,49 = jarang diterapkan; 2,5-,24 = sering diterapkan;,25-4 = paling diterapkan Pada Tabel 25 terlihat bahwa karyawan bagian cook paling menerapkan budaya jujur, profesional, dan konsisten. Karyawan bagian cook dituntut untuk selalu bersikap profesional dan konsisten karena 64

21 merupakan salah satu bagian kerja inti dalam usaha restoran. Budaya peduli memiliki rataan skor yang paling rendah. Karyawan bagian cook merupakan bagian kerja yang memerlukan konsentrasi tinggi saat bekerja. Saat ada waktu luang karyawan bagian cook rata-rata cenderung memilih untuk beristirahat. Karyawan bagian cook menjadi tidak dapat membantu karyawan lain yang sedang sibuk. Karyawan bagian cook juga terkadang mengalami kebingungan saat terjadi masalah, seperti persediaan atau stok habis, yang menandakan bahwa karyawan kurang menyiapkan kebutuhannya dengan baik. Indikator budaya yang paling diterapkan adalah 1) berbicara sesuai fakta/data, 2) mempunyai inisiatif, ) menaati peraturan yang berlaku di restoran, dan 4) menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan, dan 5) menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama. 7. Food Checker Indikator budaya jujur untuk bagian food checker, yaitu bertindak sesuai fakta/data. Indikator tersebut dinilai dengan mengamati kegiatan pengecekan pesanan makanan yang akan diantar ke pengunjung. Indikator budaya profesional terdiri dari dua indikator, yaitu selalu teliti dalam bekerja dan menekuni bidang pekerjaan yang dijalani. Indikator pertama mencakup perilaku teliti setiap mengecek makanan yang akan diantar ke pengunjung. Indikator kedua dinilai dengan melihat kemampuan bagian food checker dalam mengatur agar makanan cepat keluar. Indikator budaya konsisten terdiri dari dua indikator, yaitu menaati peraturan yang berlaku di restoran dan menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan. Indikator pertama mencakup perilaku masuk kerja tepat waktu. Indikator kedua dinilai melalui kemampuan bagian cook untuk selalu melakukan pengecekan makanan sesuai langkah yang diajarkan. Indikator budaya peduli terdiri dari dua indikator, yaitu peduli/perhatian terhadap sesama dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan. Indikator pertama mencakup perilaku membantu karyawan lain jika karyawan lain sedang sibuk. Indikator kedua terdiri dari mempersiapkan kebutuhan dalam bekerja 65

22 untuk mengantisipasi masalah serta cepat/tanggap saat timbul masalah. Indikator budaya harapan atau cita-cita terdiri dari dua indikator, yaitu menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama dan memberikan tenaga atau usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja. Pada Tabel 26 terlihat bahwa karyawan bagian food checker paling menerapkan budaya jujur dan peduli. Karyawan bagian food checker selalu bersedia membantu karyawan lain saat sedang sibuk, seperti membantu menghias piring saji saat koki sedang sibuk. Karyawan bagian food checker sering lupa untuk menulis nomor meja di baki saat makanan hendak diantar ke tamu sehingga terkadang terjadi salah pengiriman makanan. Budaya harapan atau cita-cita memiliki rataan skor yang paling kecil. Hal ini menandakan bahwa karyawan bagian food checker belum loyal terhadap pekerjaannya di restoran. Namun, responden sudah dapat menunjukkan perilaku yang baik saat berhadapan dengan orang lain sehingga dapat menjadi contoh yang baik. Indikator budaya yang paling diterapkan adalah 1) bertindak sesuai fakta/data, 2) menaati peraturan yang berlaku di restoran, ) peduli/perhatian terhadap sesama, 4) bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan, dan 5) menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama. Tabel 26. Hasil Penerapan Budaya Hi-Five Bagian Food Checker Budaya Indikator Rata-Rata Rataan Skor Per Indikator Jujur Bertindak sesuai fakta/data 4 4 Profesional Selalu teliti Menekuni bidang pekerjaan yang dijalani Konsisten Menaati peraturan yang berlaku 4 Menjalankan tugas berdasarkan 2 standarisasi Peduli Peduli terhadap sesama 4 Bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah,25,6 dilakukan Harapan atau Cita-Cita Menjadi contoh yang baik bagi sesama Memberikan usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja Keteranganː 1-1,74 = tidak diterapkan; 1,75-2,49 = jarang diterapkan; 2,5-,24 = sering diterapkan;,25-4 = sangat diterapkan 4 1,5 2,75 66

23 8. Dishwasher Indikator budaya jujur untuk bagian dishwasher, yaitu tidak menyembunyikan kebenaran suatu masalah. Indikator tersebut dinilai dengan mengamati perilaku melapor jika ada piring atau gelas yang pecah/retak atau peralatan mencuci yang tidak dapat dipakai lagi. Indikator budaya profesional terdiri dari dua indikator, yaitu selalu teliti dalam bekerja dan menekuni bidang pekerjaan yang dijalani. Indikator pertama mencakup perilaku teliti dalam mencuci sehingga tidak ada noda yang tertinggal. Indikator kedua dinilai dengan melihat kemampuan bagian dishwasher dalam mencuci piring dengan cepat dan bersih. Indikator budaya konsisten terdiri dari dua indikator, yaitu menaati peraturan yang berlaku di restoran dan menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan. Indikator pertama mencakup perilaku masuk kerja tepat waktu. Indikator kedua dinilai dengan melihat apakah karyawan bagian dishwasher selalu memakai perlengkapan kerja yang disarankan. Indikator budaya peduli terdiri dari dua indikator, yaitu peduli/perhatian terhadap sesama dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan. Indikator pertama mencakup perilaku membantu karyawan lain jika karyawan lain sedang sibuk. Indikator kedua terdiri dari mempersiapkan kebutuhan dalam bekerja untuk mengantisipasi masalah serta cepat/tanggap saat timbul masalah. Indikator budaya harapan atau cita-cita terdiri dari dua indikator, yaitu menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama dan memberikan tenaga atau usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja. Pada Tabel 27 terlihat bahwa karyawan bagian dishwasher paling menerapkan budaya jujur dan konsisten. Pekerjaan sebagai dishwasher cenderung monoton dan spesifikasinya tidak banyak. Akibatnya, konsistensi dalam bekerja dapat lebih terjaga. Namun, pekerjaan sebagai dishwasher menyebabkan karyawan terlalu sibuk sehingga jarang memerdulikan situasi sekitar. Karyawan juga terlihat jarang bersedia memberikan usaha lebih karena merasa bekerja sesuai jadwal saja sudah cukup melelahkan. Namun, responden dapat menunjukkan perilaku yang 67

24 baik saat berhadapan dengan orang lain, seperti selalu mengerjakan hal yang disuruh dan tidak menunda-nunda pekerjaan. Indikator budaya yang paling diterapkan adalah 1) tidak menyembunyikan kebenaran suatu masalah, 2) menaati peraturan yang berlaku di restoran, dan ) menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama. Tabel 27. Hasil Penerapan Budaya Hi-Five Bagian Dishwasher Budaya Indikator Rata-Rata Per Indikator Rataan Skor Jujur Tidak menyembunyikan kebenaran suatu masalah,, Profesional Selalu teliti Menekuni bidang pekerjaan yang dibebankan Konsisten Menaati peraturan 4 Menjalankan tugas berdasarkan,5 standarisasi Peduli Peduli terhadap sesama 2, Bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah 2,67 dilakukan Harapan atau Menjadi contoh yang baik bagi Cita-Cita sesama,67 Memberikan usaha melebihi kondisi normal 1,67 2,67 Keteranganː 1-1,74 = tidak diterapkan; 1,75-2,49 = jarang diterapkan; 2,5-,24 = sering diterapkan;,25-4 = sangat diterapkan 9. Bartender Indikator budaya jujur untuk bagian bartender, yaitu bertindak sesuai fakta/data. Indikator tersebut dinilai dengan mengamati kegiatan pelaporan seluruh stock opname buah dan plastik kepada pemilik. Indikator budaya profesional terdiri dari dua indikator, yaitu selalu teliti dalam bekerja dan mempunyai inisiatif. Indikator pertama mencakup perilaku teliti setiap menghitung stock opname buah dan plastik serta teliti setiap membaca pesanan minuman pengunjung. Indikator kedua dinilai dengan melihat kemampuan bagian bartender dalam menentukan sendiri kapan mengerjakan suatu pekerjaan. Indikator budaya konsisten terdiri dari dua indikator, yaitu menaati peraturan yang berlaku di restoran dan menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan. Indikator pertama mencakup perilaku 68

25 masuk kerja tepat waktu. Indikator kedua dinilai dengan melihat kemampuan karyawan bagian bartender untuk selalu membuat minuman baik dari segi langkah maupun rasa sesuai standar. Indikator budaya peduli terdiri dari dua indikator, yaitu peduli/perhatian terhadap sesama dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan. Indikator pertama mencakup perilaku membantu karyawan lain jika karyawan lain sedang sibuk. Indikator kedua terdiri dari mempersiapkan kebutuhan dalam bekerja untuk mengantisipasi masalah serta cepat/tanggap saat timbul masalah. Indikator budaya harapan atau cita-cita terdiri dari dua indikator, yaitu menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama dan memberikan tenaga atau usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja. Tabel 28. Hasil Penerapan Budaya Hi-Five Bagian Bartender Budaya Indikator Rata-Rata Rataan Skor Per Indikator Jujur Bertindak sesuai fakta/data 4 4 Profesional Selalu teliti,5 Mempunyai inisiatif,25 Konsisten Menaati peraturan yang berlaku di restoran,5 Menjalankan tugas berdasarkan standarisasi 4,75 Peduli Peduli terhadap sesama Bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah,25,1 dilakukan Harapan atau Cita-Cita Menjadi contoh yang baik bagi sesama Memberikan usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja Keteranganː 1-1,74 = tidak diterapkan; 1,75-2,49 = jarang diterapkan; 2,5-,24 = sering diterapkan;,25-4 = paling diterapkan 4 1,5 2,75 Pada Tabel 28 terlihat bahwa karyawan bagian bartender paling menerapkan budaya jujur, profesional, dan konsisten. Karyawan bagian bartender tergolong karyawan lama sehingga memiliki pengalaman kerja yang lama dan mampu menjaga konsistensi dalam membuat minuman. Karyawan juga jarang melakukan kesalahan dalam membuat minuman karena selalu berusaha untuk teliti. Budaya harapan atau cita-cita memiliki 69

26 nilai terendah karena karyawan bagian bartender selama tahap implementasi hampir tidak pernah memberikan usaha lebih untuk restoran. Hal ini dikarenakan responden hanya bekerja sebagai bartender dan kurang mempunyai keinginan untuk membantu di luar jam kerja. Restoran Karimata tidak terlalu mengatur mengenai jadwal lembur (bekerja di luar jam kerja) para karyawan. Hal ini menyebabkan kesediaan beberapa karyawan untuk bekerja di luar jam kerja menjadi rendah. Namun, responden dapat menunjukkan perilaku yang baik saat berhadapan dengan orang lain. Hal ini dikarenakan karyawan bagian bartender memiliki pengalaman kerja yang lebih lama sehingga sudah mengenal lingkungan kerjanya dengan baik. Indikator budaya yang paling diterapkan adalah 1) bertindak sesuai fakta/data, 2) selalu teliti dalam bekerja, ) menaati peraturan yang berlaku di restoran, 4) menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan, 5) bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan, dan 6) menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama. 10. Driver Penilaian indikator-indikator khusus untuk karyawan bagian driver sebagian besar dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan karyawan tersebut. Hal ini dikarenakan hampir keseluruhan tugas yang dikerjakan dilakukan di luar restoran sehingga tidak dapat diamati oleh peneliti. Indikator budaya jujur untuk bagian driver terdiri dari dua indikator, yaitu berbicara sesuai fakta/data dan tidak melakukan perbuatan yang tercela/dilarang oleh agama. Indikator pertama dilakukan dengan mengamati kegiatan pelaporan seluruh nota belanja kepada pemilik. Indikator kedua dilakukan dengan mengamati perilaku responden untuk tidak mencuri atau mengambil barang yang bukan haknya (uang belanja). Indikator budaya profesional terdiri dari dua indikator, yaitu selalu teliti memasukkan input data pesanan konsumen dan mempunyai inisiatif. Indikator pertama mencakup perilaku teliti setiap melakukan transaksi (tidak salah bayar). Indikator kedua 70

27 mencakup perilaku dapat menentukan sendiri dimana harus mencari bahan yang sedang tidak tersedia di tempat langganan. Indikator budaya konsisten terdiri dari dua indikator, yaitu menaati peraturan yang berlaku di restoran dan menjalankan tugas berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan. Indikator pertama mencakup perilaku masuk kerja tepat waktu. Indikator kedua mencakup kegiatan membeli bahan-bahan dengan harga dan kualitas yang ditetapkan oleh pemilik. Indikator budaya peduli terdiri dari dua indikator, yaitu peduli/perhatian terhadap sesama dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan. Indikator pertama mencakup perilaku membantu karyawan lain jika karyawan lain sedang sibuk. Indikator kedua terdiri dari mempersiapkan kebutuhan dalam bekerja untuk mengantisipasi masalah serta cepat/tanggap saat terjadi kekurangan/kehabisan stok. Indikator budaya harapan atau cita-cita terdiri dari dua indikator, yaitu menjadi contoh/teladan yang baik bagi sesama dan memberikan tenaga atau usaha melebihi kondisi normal atau di luar jam kerja. Tabel 29. Hasil Penerapan Budaya Hi-Five Bagian Driver Budaya Indikator Rata-Rata Rataan Skor Per Bagian Jujur Berbicara sesuai fakta/data 4 Tidak melakukan perbuatan yang 4 4 tercela Profesional Selalu teliti 4 Mempunyai inisiatif 4 4 Konsisten Menaati peraturan yang berlaku Menjalankan tugas berdasarkan,5 4 standarisasi Peduli Peduli terhadap sesama Bertanggung jawab terhadap tindakan yang akan dan telah dilakukan Harapan atau Menjadi contoh yang baik bagi Cita-Cita sesama Memberikan usaha melebihi kondisi normal Keteranganː 1-1,74 = tidak diterapkan; 1,75-2,49 = jarang diterapkan; 2,5-,24 = sering diterapkan;,25-4 = paling diterapkan 71

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Karimata merupakan usaha perseorangan yang didirikan oleh Bapak Agung Eko Widodo pada tanggal 22 Desember 2008. Restoran ini pertama kali didirikan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran

Lebih terperinci

PERUMUSAN BUDAYA PERUSAHAAN PADA RESTORAN KARIMATA BOGOR

PERUMUSAN BUDAYA PERUSAHAAN PADA RESTORAN KARIMATA BOGOR PERUMUSAN BUDAYA PERUSAHAAN PADA RESTORAN KARIMATA BOGOR SKRIPSI ATIKA PERMATA SARI H34080021 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN ATIKA PERMATA

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN VI KARAKTERISTIK RESPONDEN Jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini berjumlah 88 orang. Karakteristik responden diperlukan dalam penelitian ini karena karakteristik yang berbeda-beda dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Soto Pak Sipit pertama kali didirikan tahun 2001 oleh Pak Sipit sendiri. Tempat usahanya terletak di jalan Kartini Raya. Hingga saat ini usahanya masih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

PRESENTASI SIDANG PENULISAN ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN JASA LAUNDRY PLACE LAUNDRA PUTRI SEKAR GERDANIA

PRESENTASI SIDANG PENULISAN ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN JASA LAUNDRY PLACE LAUNDRA PUTRI SEKAR GERDANIA PRESENTASI SIDANG PENULISAN ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN JASA LAUNDRY PLACE LAUNDRA PUTRI SEKAR GERDANIA 13210978 PENDAHULUAN Melihat situasi sekarang ini banyak sekali

Lebih terperinci

LAMPIRAN. berdasarkan 5 dimensi Orientasi Kewirausahaan Lumpkin & Dess (1996). Inovasi

LAMPIRAN. berdasarkan 5 dimensi Orientasi Kewirausahaan Lumpkin & Dess (1996). Inovasi LAMPIRAN yang diajukan untuk Bapak Agus selaku pengusaha generasi kedua Soto Ayam Dargo Pak Tanto sesuai dengan indikator pada definisi operasional berdasarkan 5 dimensi Orientasi Kewirausahaan Lumpkin

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Responden yang menjadi mayoritas di Lapis Lapis The

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Dra. Waty Tjakra & Associates (WTA) didirikan pada tanggal 7 Februari 2000 Dra. Waty Tjakra,Al.,BKP.,SH.,MH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh perusahaan adalah kepuasan konsumen agar dapat bertahan, bersaing dan menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perusahaan potensi Sumber Daya Manusia pada dasarnya merupakan salah satu modal dan memegang peran yang paling penting dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada bidang penjualan makanan yang memiliki usaha berupa Warung Angkringan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada bidang penjualan makanan yang memiliki usaha berupa Warung Angkringan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Karya Perdana Kofienti merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang penjualan makanan yang memiliki usaha berupa Warung Angkringan SO

Lebih terperinci

BAB 4 ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN DAN ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

BAB 4 ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN DAN ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA BAB 4 ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN DAN ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA 4.1 Profil Perusahaan AClass Cakes & Drinks didirikan sebagai bentuk perealisasian akan tren pengembangan konsep restoran dan kafe yang

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa materi yang ada di kamus kompetensi saat ini tidak terdapat pada materi yang ada dalam form penilaian saat ini sehingga perlu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan bisnis saat ini, tingginya kebutuhan masyarakat akan produk pangan, memberikan peluang bisnis tersendiri bagi para pelaku bisnis di bidang

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUISIONER. akan kami gunakan untuk penelitian tentang IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ENTREPRENEURIAL BERDASARKAN TEORI 10 D BYGRAVE PADA

LAMPIRAN KUISIONER. akan kami gunakan untuk penelitian tentang IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ENTREPRENEURIAL BERDASARKAN TEORI 10 D BYGRAVE PADA LAMPIRAN KUISIONER Daftar pertanyaan yang kami sampaikan pada Bapak/ Ibu/ Saudara/ i kami harap diisi dengan jujur dan apa adanya karena jawaban Bapak/ Ibu/ Saudara/ i akan kami gunakan untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena individu merupakan roda penggerak agar kegiatan sebuah organisasi dapat berjalan dengan lancar. Oleh

Lebih terperinci

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Restoran Ikan Bakar dalam Bambu Karimata terletak di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City, baru didirikan pada tahun 2009

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah, perusahaan ini termasuk perusahaan baru di dunia kuliner. Berawal dari kesukaan sang pemilik terhadap mie ayam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan yang didirikan mempunyai beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud adalah mencari laba, berkembang kearah yang lebih baik, memberi lapangan kerja, memenuhi

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER I TAHUN 2014

LAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER I TAHUN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) SEMESTER I TAHUN 2014 BBPP KUPANG BALAI BESAR PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang dinilai penting oleh konsumen ketika melakukan pemilihan restoran adalah : Rasa makanan Kualitas bahan makanan yang baik Kebersihan makanan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL MUSIC COFFEE. (Consultan) dan Robin Simatupang (owner). Tengku Zainal menawarkan kerja

BAB II PROFIL MUSIC COFFEE. (Consultan) dan Robin Simatupang (owner). Tengku Zainal menawarkan kerja BAB II PROFIL MUSIC COFFEE A. Sejarah Ringkas Berdirinya Music Coffee berawal dari pertemuan antara Tengku Zainal (Consultan) dan Robin Simatupang (owner). Tengku Zainal menawarkan kerja sama dengan Robin

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Pernahkah anda menggunakan device dengan OS Android Sebelumnya? * 2. Sebereapa sering anda menggunakan device dengan OS android *

LAMPIRAN. 1. Pernahkah anda menggunakan device dengan OS Android Sebelumnya? * 2. Sebereapa sering anda menggunakan device dengan OS android * LAMPIRAN Form Kuesioner * Wajib Kuisioner Android 1. Pernahkah anda menggunakan device dengan OS Android Sebelumnya? * Pernah Tidak pernah 2. Sebereapa sering anda menggunakan device dengan OS android

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sensus karena penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sensus karena penelitian 26 III. METODE PENELITIAN A. Metode, Lokasi, dan Waktu Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sensus karena penelitian ini melibatkan seluruh anggota populasi dari daerah penelitian.

Lebih terperinci

Bab V. Kesimpulan Dan Saran

Bab V. Kesimpulan Dan Saran Bab V Kesimpulan dan Saran - 117 - Bab V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dalam ban IV, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta didukung oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta didukung oleh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta didukung oleh data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu terhadap terselenggaranya proses pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

Formulir pertanyaan untuk menilai kualitas jasa berdasar persepsi manajemen.

Formulir pertanyaan untuk menilai kualitas jasa berdasar persepsi manajemen. Formulir pertanyaan untuk menilai kualitas jasa berdasar persepsi manajemen. Nama : Jenis Kelamin : Usia : Alamat Tinggal Anda : Apa Posisi/ Pekerjaan : Anda di Bina Karya Motor Berikut ini adalah beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tempat-tempat menarik untuk pariwisata, salah satunya adalah kota Bandung. Bandung memiliki cukup banyak pilihan objek wisata, seperti wisata

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER II TAHUN 2014

LAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER II TAHUN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) SEMESTER II TAHUN 2014 BBPP KUPANG BALAI BESAR PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang merupakan temuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang merupakan temuan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang merupakan temuan akhir penelitian ini. Kesimpulan dan saran disajikan berdasarkan pada hasil analisis data. Pada bab ini pula

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang ada, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Atribut layanan Kebun Binatang Tamansari yang belum memuaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Hikmah Utama adalah sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Kontraktor Mekanikal dan Elektrikal telah ikut menyumbangkan partisipasinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, asal kota, dan karier.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, asal kota, dan karier. BAB IV HAIL DA PEMBAHAA 4.1 Identitas Responden Penelitian ini terdapat 21 responden, yang terdiri dari 7 pemilik warung bubur kacang hijau dan 14 karyawan dari masing-masing warung burjo. Identitas responden

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam ruang lingkup perbisnisan saat ini, bisnis di bidang jasa semakin berkembang, salah satunya adalah bisnis restoran. Bisnis restoran mengalami kemajuan pesat dan mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik 45 LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING Pemilik Bagian admin Bagian desain Bagian produksi Keterangan: Pemilik membawahi karyawan bagian administrasi, desain dan bagian produksi. Dan pemilik

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo. Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo. Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di BAB II HASIL SURVE. Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang penjualan, yang menawarkan bermacam-macam desain pakaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam suatu perusahaan menjadi hal penting. Dalam kondisi bisnis yang mengalami perubahan sangat cepat saat ini, perusahaan membutuhkan informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat

LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat 92 LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat Dengan Hormat, Dengan ini saya, Nama : Widya Verani Pekerjaan : Mahasiswi Universitas Esa Unggul Jakarta,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada PT. Abadi Nawatama yang beralamat di Jalan Bubaan 17 A Kranggan Semarang. PT. Abadi Nawatama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan dalam kegiatan perusahaan. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha kuliner. Banyak para pengusaha berpikir kreatif dan inovatif

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha kuliner. Banyak para pengusaha berpikir kreatif dan inovatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, tingkat perekonomian masyarakat yang semakin meningkat berimbas pada peningkatan daya beli masyararakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dapat tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai

Lebih terperinci

Tes Karakteristik Pribadi

Tes Karakteristik Pribadi 1 2 Tes Karakteristik Pribadi TIPS MENGERJAKAN TES KARAKTERISTIK PRIBADI Soal Tes Kompetensi Pribadi (TKP) pada dasarnya adalah tes yang menilai sikap dan respon seseorang terhadap kasus yang diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan potensi sumber daya manusia pada dasarnya merupakan salah satu modal yang memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah diselesaikannya penyusunan Laporan Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara di STPP Medan periode semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Restoran KFC Cabang Kota Gorontalo merupakan satu-satunya cabang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Restoran KFC Cabang Kota Gorontalo merupakan satu-satunya cabang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Restoran KFC Cabang Kota Gorontalo merupakan satu-satunya cabang restoran KFC di Gorontalo. Restoran ini bernaung dibawah kelompok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang 30 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 43 responden. Adapun karakteristik

Lebih terperinci

KUESIONER UJI COBA. Lampiran 1

KUESIONER UJI COBA. Lampiran 1 Lampiran 1 KUESIONER UJI COBA Kepada Yth. Para Responden Saya adalah mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara yang sedang melakukan penelitian mengenai Variabel-Variabel Anteseden Organizational Citizenship

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Pihak yang paling menaruh perhatian terhadap kepuasan dan ketidakpuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain. Hal yang dapat menunjang bisnis percetakan ini adalah teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain. Hal yang dapat menunjang bisnis percetakan ini adalah teknologi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam budaya masyarakat Indonesia, usaha percetakan undangan dapat diperhitungkan karena di Indonesia memiliki banyak acara syukuran yang membutuhkan undangan,

Lebih terperinci

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 7 ) Seni Melayani Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 7 ) Seni Melayani Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI Kewirausahaan II Modul ke: 11 Menjalankan Usaha ( Bagian 7 ) Seni Melayani Studi Kasus : Restoran Fakultas EKONOMI Program Studi Manajemen Rizal, S.ST., MM. Seni Melayani Proses ( Pelayanan ) Proses adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi tersebut. Budaya tersebut dapat tercermin pada perilaku para karyawan, kebijakan-kebijakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. restoran mengalami keberlanjutan ( continue). Selain cita rasa yang

BAB I PENDAHULUAN. restoran mengalami keberlanjutan ( continue). Selain cita rasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restoran saat ini menjadi sebuah usaha yang menjanjikan mengingat setiap manusia memerlukan makanan. Kebutuhan waktu yang tinggi akibat pekerjaan membuat manusia memilih

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN

KEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN KUPANG LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK)TAHUN 2017 BALAI BESAR PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan KKP. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab

BAB V PENUTUP. 5.1 Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan KKP. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab 50 BAB V PENUTUP 5.1 Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan KKP Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya mengenai kualitas pelayanan, maka pada bagian ini penulis menarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. masakan yang terdiri dari indonesian food, Chienes food, dan Japanes food Tahu

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. masakan yang terdiri dari indonesian food, Chienes food, dan Japanes food Tahu BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan Tahu Tidur Resto adalah sebuah restoran yang menyediakan berbagai menu masakan yang terdiri dari indonesian food, Chienes food, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembang merupakan daerah yang memliliki banyak tempat wisata alam.

BAB I PENDAHULUAN. Lembang merupakan daerah yang memliliki banyak tempat wisata alam. BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian Lembang merupakan daerah yang memliliki banyak tempat wisata alam. Udara sejuk dan pemandangan yang asri menarik banyak wisatawan untuk mengunjungi Lembang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi memerlukan sumber daya untuk mencapai usaha yang telah ditentukan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting yang terus menerus

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM RESTORAN

V GAMBARAN UMUM RESTORAN V GAMBARAN UMUM RESTORAN 5.1 Sejarah Pendirian Perusahaan Pecel Lele Lela didirikan pertama kali oleh Bapak Rangga Umara pada tahun 2006 di Kalimalang Jakarta. Merek Pecel Lele Lela merupakan singkatan

Lebih terperinci

Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Makanan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011

Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Makanan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011 Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011 Syarat sistem penyelenggaraan Ya Tidak 1. Perencanaan anggaran belanja a. Tersedianya data standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha yang semakin maju dan pesat saat ini adalah bidang industri kuliner. Banyak sekali bermunculan produk barang dan jasa yang menawarkan berbagai kelebihan

Lebih terperinci

BAB XII ORGANISASI PELAYANAN DI RESTORAN

BAB XII ORGANISASI PELAYANAN DI RESTORAN BAB XII ORGANISASI PELAYANAN DI RESTORAN Sesuai skala bisnisnya setiap restoran memiliki organisasi yang berbeda satu dengan lainnya. Pengelolaan bisnis restoran memerlukan organisasi karena pemilik merasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan suatu bidang ilmu yang secara sistematis berpengaruh pada suatu kegiatan dapat dirasakan apabila kegiatan yang dilakukan berdasarkan kaedah-kaedah yang tersirat

Lebih terperinci

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis di bidang kuliner, seperti restoran, merupakan salah satu bisnis yang cukup menjanjikan. Bisnis dibidang kuliner ini memiliki pertumbuhan yang cenderung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Waroeng Taman Waroeng Taman berdiri pada tanggal 5 Mei 2001. Waroeng Taman merupakan jenis usaha perorangan dengan nama pemilik Ibu Dwi Jayanti

Lebih terperinci

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dapat disimpulkan dari pembahasan di atas bahwa pengguna jasa air bersih PDAM Tirta Bening Kabupaten Pati wilayah Pati Kota merasa puas terhadap layanan tersebut, dan tingkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai tanggapan konsumen Sierra Café & Lounge terhadap implementasi atribut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan selera konsumen. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan selera konsumen. Pada era 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya pendirian suatu perusahaan bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan selera konsumen. Pada era globalisasi ini, persaingan antar

Lebih terperinci

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-7

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-7 Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-7 39. Membangun toilet diantara kantor dan tempat tunggu 40. Merancang toilet sesuai kebutuhan 41. Menanyakan kepada pelanggan mengenai pelayanan 42. Memberikan layanan penuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membuat iklim usaha menjadi semakin kompetitif, demikian pula di

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membuat iklim usaha menjadi semakin kompetitif, demikian pula di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membuat iklim usaha menjadi semakin kompetitif, demikian pula di bidang telekomunikasi. Kompetisi bisnis semakin ketat dengan semakin banyaknya bermunculan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

KINERJA WAITER/SS DALAM MELAYANI TAMU DI RESTO NINE AND THE D CLUB SURABAYA

KINERJA WAITER/SS DALAM MELAYANI TAMU DI RESTO NINE AND THE D CLUB SURABAYA KINERJA WAITER/SS DALAM MELAYANI TAMU DI RESTO NINE AND THE D CLUB SURABAYA (Waiter/ss Performance in Servising the Guest in Resto Nine and The D Club Surabaya) LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masih ada beberapa responden yang beranggapan tidak baik dan sangat tidak baik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masih ada beberapa responden yang beranggapan tidak baik dan sangat tidak baik. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Diketahui kualitas pelayanan hotel The Premiere Pekanbaru terhadap penghargaan service excellent pada umumnya sangat baik, walaupun di beberapa aspek pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini semakin maju dan modern, banyak teknologi yang berhasil diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia, tetapi secanggih apapun peralatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. melaksanakan penelitian di lapangan. Persiapan dalam penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. melaksanakan penelitian di lapangan. Persiapan dalam penelitian ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Dalam persiapan penelitian, tahap langkah awal yang dilakukan adalah persiapan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 65 / Permentan / OT.140 / 11 / 2012 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 65 / Permentan / OT.140 / 11 / 2012 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 65 / Permentan / OT.140 / 11 / 2012 TENTANG PEDOMAN NILAI-NILAI DAN MAKNA BEKERJA BAGI PEGAWAI KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960. BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting berikut ini: 1. Perseroan pada awal berdirinya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Profile Rumah Makan Ayam Penyet Mas Marno Rumah Makan Ayam Penyet Mas Marno merupakan rumah makan kelas menengah kebawah yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan dalam melayani tamu. Kuatnya persaingan di dunia jasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan dalam melayani tamu. Kuatnya persaingan di dunia jasa mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan jasa untuk memenuhi kebutuhan tamu, perusahaan perlu meningkatkan kinerja khususnya dalam hal kecepatan dan ketepatan dalam melayani

Lebih terperinci

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah permulaan yang digunakan dalam merencanakan tahap-tahap audit berikutnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai semua

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6. Kesimpulan Dan Saran 6-1 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN 5.1 Hasil Temuan Deskriptif Hasil temuan deskriptif yang disajikan pada Bab IV mengenai dimensi atribut jasa terhadap minat baca mahasiswa pengunjung Perpustakaan Universitas

Lebih terperinci

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA KUESIONER PENELITIAN PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang akan anda jawab. Sebelum anda menjawab, ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan yaitu : 1. Isilah identitas anda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan organisasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam kajian yang mengangkat judul mengenai strategi pelayanan jasa hotel The Hills Bukittinggi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. kebijakan dalam bermake-up hal ini menurut pernyataan dari responden, serta sarana

BAB IV PENUTUP. kebijakan dalam bermake-up hal ini menurut pernyataan dari responden, serta sarana BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa penilaian pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa pos Express di Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan abdi negara yang diberikan kewenangan dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi daerah. Secara hukum,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKS... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR BAGAN... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKS... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR BAGAN... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAKS... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BABs I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan luarnya,

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan luarnya, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu usaha bisnis agar dapat semakin tumbuh dan berkembang harus mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan luarnya, khususnya hubungan

Lebih terperinci