PENGEMBANGAN SISTEM MEKANIK PENGATUR ELEVASI TABUNG PESAWAT SINAR-X LORAD LPX 200

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN SISTEM MEKANIK PENGATUR ELEVASI TABUNG PESAWAT SINAR-X LORAD LPX 200"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN SISTEM MEKANIK PENGATUR ELEVASI TABUNG PESAWAT SINAR-X LORAD LPX 200 Suroso, Rully Bachtiar, Bangun Pribadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN Jl. Babarsari PO Box 6101, YKBB, Yogyakarta ABSTRAK PENGEMBANGAN SISTEM MEKANIK PENGATUR ELEVASI TABUNG PESAWAT SINAR-X LORAD LPX 200. Telah dilakukan pengembangan sistem mekanik yang bertujuan untuk menggerakkan tabung pesawat sinar-x LORAD LPX-200 agar diperoleh pengaturan elevasi tabung yang tepat. Pengembangan sistem mekanik dirancang menggunakan rangkaian roda gigi atau gear reduction yang digerakkan oleh motor, untuk mendapatkan konversi gerak rotasi menjadi gerak linier. Perhitungan dilakukan terhadap pemilihan komponen, ukuran roda gigi, agar mampu menggerakkan tabung sinar-x. Hasil dari desain didapat torsi untuk mengangkat tabung sinar-x sebesar 4,87 Nmm dan mampu digunakan untuk mengangkat tabung sinar-x dengan kecepatan gerak naik dan turun sebesar 50 mm/detik. Kata kunci: pengembangan sistem mekanik, elevasi, sinar-x, ABSTRACT DEVELOPMENT OF MECHANICAL DRIVE SYSTEM FOR ADJUSTING ELEVATING TUBE LORAD LPX 200 X-RAY. A mechanical drive system for adjusting the tube of Lorad LPX 200 X-ray machine has been developed in order to obtain the right settings of the elevation. It uses a series of gears or gear reduction which is driven by a motor aiming at the conversion of rotational motion into linear motion. Calculation is performed on the selection of the components, dimension of spur gears, to be able for lifting of the x-ray tube. Results showed that the torque to lift the X ray tube was 4,87 Nmm and could be used to lift X-ray tube with 50 mm/s velocity of up and down displacement. Keywords: development of mechanical drive system, elevation, X-ray PENDAHULUAN Setiap mesin dirancang dan dibuat untuk memberikan fungsi-fungsi tertentu yang dapat meringankan pekerjaan manusia. Salah satunya adalah pesawat sinar-x yang dapat digunakan dalam berbagai jenis kegiatan, untuk industri, kedokteran, penelitian, dan pelatihan [1]. Pesawat Sinar-X konvensional umumnya mempunyai tiga komponen utama, yaitu tabung sinar-x, sumber tegangan tinggi, dan unit kendali [2]. Pada tabung sinar-x pada waktu digunakan diposisikan agar focal spot yang berfungsi sebagai tempat dipancarkannya sinar-x menghadap tepat ke arah benda uji atau objek yang akan disinari. Pengaturan geometri seperti ini dilakukan agar bisa mendapatkan kualitas film hasil radiografi yang baik sesuai persyaratan standar yang berlaku [3]. Untuk mendapatkan geometri seperti yang diinginkan, tabung pesawat sinar-x diberi penopang yang dapat diputar vertikal agar posisi focal spot berada pada sudut yang tepat dan ketinggian window pada tabung sesuai dengan perhitungan Source to Film Distance (SFD). Untuk mempermudah pengaturan tersebut, diperlukan pengembangan alat penopang yang dapat mengatur posisi sudut dan elevasi tabung pesawat sinar-x dengan mudah dan memberikan presisi sudut yang baik. Pengembangan sistem mekanik pengatur tabung sinar-x diharapkan dapat berhubungan dengan ketepatan sudut dan elevasi focal spot, sehingga akan meningkatkan kinerja dan efisiensi waktu untuk set-up benda kerja dan akhirnya akan mempersingkat waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. Suroso dkk. 89

2 Beberapa hal yang dilakukan sebelumnya untuk mengatur tabung pesawat sinar-x, cara untuk mengatur/melakukan set-up tabung pesawat atau mengatur sudut dan elevasi tabung, diatur secara manual seperti ditunjukkan pada Gambar 1 sehingga perlu dilakukan pengembangan sistem mekanik pengatur tabung sinar-x. Pada Gambar 2 diperlihatkan pesawat sinar-x LORAD LPX-200 yang dijadikan objek penelitian untuk diatur sudut dan elevasinya. Dimensi masing-masing komponennya dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Tabung Sinar-X Lorad LPX 200 Ditumpu dengan Papan dan Besi Siku Pemilihan sistem gerak mekanik dengan menggunakan gear reduction bertujuan untuk mendapatkan konversi gerak rotasi dari engkol menjadi gerakan linier dan putaran pada tabung untuk mengarahkan jendela focal spot. Dengan sistem gerak mekanik gear akan kecil kemungkinan terjadi selip, sehingga mampu menahan kapasitas beban dan putaran untuk mengatur tabung [4]. Rancang bangun sistem mekanik pengatur tabung sinar-x Lorad LPX 200 ini bertujuan agar diperoleh pengaturan sudut dan elevasi yang tepat sehingga kualitas film hasil radiografi menjadi baik sesuai persyaratan standar yang berlaku. PESAWAT SINAR-X Pesawat Sinar-X pada dasarnya terdiri dari bagian utama yaitu sumber tegangan tinggi (HV), unit kontrol dan tabung sinar-x. Sumber tegangan tinggi (HV) berfungsi untuk memberi catu tegangan kerja tabung yang diatur oleh unit kontrol sehingga tabung dapat menghasilkan sinar-x. Tabung sinar-x terdiri atas katoda, anoda, dan target yang diselimuti dengan selubung gelas atau bahan lain. Selubung tabung dilindungi dengan rumah tabung yang terbuat dari bahan logam. Di antara selubung dan rumah tabung diberikan cairan isolator untuk menghindari kontak listrik dan juga berfungsi sebagai pendingin [5]. Gambar 2. Dimensi Pesawat Sinar-X LORAD LPX 200 [5] Trasmisi Mekanik Transmisi mekanik adalah salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mengkonversi gerak, momen dan kecepatan sesuai dengan perencanaan dari perhitungan pembebanan, yang umumnya menggunakan perbandingan roda gigi. Prinsip dasar transmisi adalah bagaimana mengubah kecepatan putaran suatu poros menjadi kecepatan putaran gerak atau putaran yang diinginkan. Fungsi transmisi adalah untuk mengatur perbedaan putaran antara sumber tenaga dengan putaran poros yang keluar dari transmisi. Pengaturan putaran ini dimaksudkan agar sistem mekanik dapat bergerak sesuai beban dan kecepatan yang diharapkan. Roda Gigi Roda gigi lurus adalah jenis roda gigi yang paling banyak digunakan dan paling umum yang banyak dijumpai, yang biasanya digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel. Dibandingkan dengan jenis roda gigi yang lain, roda gigi lurus paling mudah dalam proses pembuatannya (machining) sehingga harganya ekonomis. 90 Pengembangan Sistem Mekanik...

3 Roda gigi lurus cocok digunakan pada sistem transmisi yang gaya kelilingnya besar, karena tidak menimbulkan gaya aksial [4,6]. Pada saat gerakan berputar, roda gigi memindahkan daya pada roda gigi pasangannya ke arah sudut tangensial pada masing-masing pertengahan lingkaran dari pertemuan roda gigi. Bentuk roda gigi lurus bepasangan dengan pinionnya dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Roda Gigi Lurus [4] Perhitungan Reduksi Roda Gigi Mekanik penggerak untuk pengangkat beban adalah lead screw dan tabung ulir yang digerakkan oleh roda gigi yang dipasang pada poros seperti Kecepatan angkat yang didinginkan v = 4 cm/detik, putaran roda gigi (n2) = v/s = 40/4 rpm = 10 rpm. Jumlah gigi yang tersedia pada pinion (Z 1) adalah 15 gigi, sedangkan roda gigi untuk lead screw yang tersedia (Z 2) adalah 60 gigi. Untuk diameter masing-masing roda gigi yaitu D 1 = 45 mm dan D 2 = 180 mm, modul M = 3. [7]. Perhitungan daya ditentukan oleh daya yang ditransmisikan, putaran gigi dan diameter gigi. N 75 kg m)/dtk = P + jalan yg dilalui detik. (1) Gaya yang bekerja pada roda gigi dapat dihitung: Usaha = gerak x jalan (2), 1 HP = kilogram meter tiap detik. POROS Perhitungan pada poros ditentukan menurut pembebanannya yang dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu poros transmisi, poros gandar atau as, dan poros spindle (poros mesin) [8]. Poros transmisi adalah bagian mesin yang berputar, biasanya bentuk penampangnya bulat, digunakan untuk memindahkan daya melalui putaran. Daya yang diteruskan melalui roda gigi, kopling, puli sabuk, sproket rantai. Hal yang penting di dalam perhitungan poros. Tabung sinar-x yang akan diatur elevasinya dalam penelitian ini mempunyai berat 60 kg. Perhitungan untuk mendapatkan ukuran diameter poros [4,7] agar mampu mengangkat beban tabung sinar-x maka perlu dilakukan perhitungan dengan menggunakan Persamaan (2). P. Kt (2) σt = π 4.dk2 dengan: σt: Tegangan tarik yang diizinkan (kg/cm2) P : Beban (kg) dk : Diameter poros (cm) Kt : Nilai desain awal Nilai desain awal untuk Kt, dipertimbangkan di sini adalah jenis diskontinuitas geometris yang paling sering ditemukan pada poros (diameter poros) untuk transmisi. Beban P maksimum yang disarankan dapat dihitung dari Persamaan (3) [8] : P F 1. N t (3) dengan F1 adalah bidang dukung poros, sedangkan Nt adalah tekanan bidang yang diperbolehkan pada poros. Perhitungan Rangka/Body Mekanik Elevasi Perhitungan pada frame body mekanik penumpu tabung sinar-x yaitu tegangan yang bekerja pada body penumpu sinar-x dapat berupa kombinasi tegangan, bengkok dan geser juga tegangan yang lain. Body sinar-x dapat ditentukan dengan memperhitungkan beban dari tabung sinar-x. Suroso dkk. 91

4 Bahan menggunakan AISI 1040 Steel Bar. (Yield Strength Sy = Psi)[4]: Adapun untuk menghitung dimensi body sinar-x [10]: σ = M / S (4) σ = σd = Sy / N (5) dengan : S : Section modulus = t.h2/6 h : 3 t N : desain Factor Pemilihan motor dan perhitungan torsi motor. Untuk pemilihan motor yang berfungsi sebagai penggerak untuk menaikkan dan menurunkan beban tabung sinar-x dipilih motor stepper [9]. Torsi yang digunakan untuk menggerakkan beban memutar roda gigi dapat dihitung dengan Persamaan 6. Apabila tan λ = p/πdp maka didapat persamaan [5]: Tu= F.D P [ (cosøtanλ+f) ] (6) 2 (cosø-ftanλ) dengan: Tu : Torsi untuk menaikan beban (lb.in) F : Beban (lb) Dp: Diameter jarak bagi minimum (inchi) f : Koefisiean gesekan 0,15 Adapun torsi untuk menurunkan beban dapat dihitung dengan rumus Persamaan (7)[10] yaitu: Td= F.D P 2 [(f-cosøtanλ) (cosø+ftanλ) ] (7) dengan : Td : Torsi untuk menurunkan beban (lb.in) F : Beban (lb) Dp: Diameter jarak bagi minimum (inci) F : Koefisien gesekan 0,15 METODE PENELITIAN Perhitungan Motor Penggerak Kecepatan gerak linier naik dan turun yang dibutuhkan direncanakan 5 cm/detik. Untuk mengangkat beban tabung sinar-x, motor penggerak sekurang-kurangnya harus memenuhi besaran torsi sesuai dengan perhitungan. Apabila diketahui bahwa p = 0,125 maka sudut kisarnya yaitu l = tan-1 p/πdp = tan-1 0,125/ ,5408 = 11,983º. Dengan menggunakan Persamaan (6) maka torsi yang dibutuhkan untuk mengangkat beban dihitung sebagai berikut: Tu = F. D P 2 [(cosøtanλ+f) (cosø-ftanλ) ] Dengan cosø = cos 14,5º = 0,986, tanλ = tan 11,98º = 0,212º, berat 100 kg = 220 lb, maka: Tu = 220.0, [ (0,968)(0,212)+0,15 ] = 22,51 lb. in 0,968 - (0,15)(0,212) Dengan cara yang sama, menggunakan Persamaan (6) dan (7) dapat dihitung kebutuhan torsi untuk menurunkan beban, didapat Td = 12,20 lb.in. Dengan torsi untuk menaikan beban yang dibutuhkan sebesar 22,551 lb.in dan torsi untuk menurunkan beban sebesar 12,20 lb.in, maka perlu dipilih motor DC dengan torsi yang mampu mengangkat 25 lb.in (dibulatkan), yaitu untuk menaikan atau menurunkan beban. Dapat juga dihitung dengan perhitungan Fa = frictional resistance = µ beban gravitasi, dengan µ adalah rolling frictional coefficient = 0,003 ), sehingga Fa = 0,003 x 100 kg 9,8 = 2,94 Newton.[5]. Fa.10 2,94.10 T = = = 4, 87 N. mm 2 π π.0.96 Perhitungan Frame Body Tabung Sinar-X Ukuran tinggi penumpu tabung sinar-x Lorad LPX 200 ditentukan secara umum SFD mempunyai tinggi 70 cm sehingga tinggi frame body untuk menggerakkan beban tabung dipilih dari besi/steel bar memiliki panjang minimal 70 cm dan ukuran luas penampang h dan t. Jika bahan dipilih AISI 1040 Steel Bar, maka Yield Strenght Sy = psi, design factor (N) = 2, design stress σd = 42000/2 = psi. Didapat ukuran material rectangular bar 6 4 x ¼. Pembuatan Mekanik Penggerak Pesawat Sinar-X. Hasil dari perhitungan digunakan untuk menentukan dimensi dan ukuran dalam pembuatan otomasi mekanik penggerak tabung sinar-x Lorad LPX 200, termasuk pemilihan diameter poros, kemudian pemilihan motor, untuk motor dipilih motor DC dengan torsi sebesar 12 Nm. Mekanik yang dibangun dipersyaratkan dapat bekerja dengan tepat, akurat, dengan kecepatan waktu (gerak naik turun 60 cm 600 mm) < 4 detik, dapat dioperasikan dengan mengatur ketinggian yang dikehendaki dari layar LCD. Material frame body dibuat dari bahan AISI 1040 steel bar, 92 Pengembangan Sistem Mekanik...

5 WAKTU TEMPUH (detik) Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 12, Nomor 2, November 2016 yaitu material rectangular bar 6 4 ¼, yaitu 6 in vertical depth, 4 in width dan ¼ in wall thickness. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Linearitas Gerak Naik dan Turun Tanpa Beban Pengujian gerakan ini dilakukan dengan jarak tempuh 500 mm dan 600 mm pada 5 variasi perubahan frekuensi sinyal atau pulsa dengan memberikan arus DC. Jarak untuk pengujian 500 mm dan jarak 600 mm, untuk travel length ballscrew yang terjauh pada penelitian ini adalah 600 mm. Digunakan 5 variasi perubahan sinyal atau pulsa tersebut meliputi: 800 puls/rev, 1600 puls/rev, 3200 puls/rev, 6400 puls/rev dan puls/rev, seperti pada Tabel 1. Data Tabel 1 kemudian dibuat menjadi grafik. Dari Gambar 4 tersebut nantinya dapat diketahui linearitas pergerakan ballscrew, apabila persamaan linier pada grafik menghasilkan koefisien determinasi R2=1 atau mendekati maka linearitas gerakan yang dihasilkan dianggap sangat baik. Data-data yang dihasilkan pada pengujian gerakan naik dengan beban pada arus DC setengah gelombang jarak 600 mm dan 500 mm ditarik rata-rata dan dibuat menjadi Tabel 2 dan grafik. Tabel 1. Waktu Tempuh Gerak Naik tanpa Beban pada arus DC setengah gelombang untuk jarak 600 mm adalah sangat baik y = 0.015x y = x FREKUENSI SINYAL 600 mm 500 mm Gambar 4. Gerak Naik Tanpa Beban Arus DC Setengah Gelombang. Frekuensi sinyal detik 9.99 detik detik detik detik detik detik detik detik dtk Tabel 2. Waktu Tempuh Gerak Naik dengan Beban Frekuensi sinyal detik detik detik detik detik detik detik detik detik dtk Gambar 5 menghasilkan persamaan linier y = 0.015x untuk pergerakan pada jarak 600 mm. Pada jarak tersebut koefisien determinasi yang didapat adalah R2=1 sehingga linearitas gerak naik dengan beban Gambar 5. Sistem Mekanik Pengatur Tabung Sinar-X Lorad LPX 200. Suroso dkk. 93

6 WAKTU TEMPUH (detik) Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 12, Nomor 2, November y = 0.015x Gambar 5. Gerak Naik dengan Beban pada Arus DC Setengah Gelombang. Tabel 3. Kecepatan Gerak Linier Naik dengan Beban Arus DC Frekuensi sinyal ,83 mm/detik 48,44 mm/detik ,90 mm/detik 24,57 mm/detik ,43 mm/detik 12,38 mm/detik ,22 mm/detik 6,18 mm/detik ,12 mm/detik 3,11 mm/detik Tabel 4. Kecepatan Erak Linier Turun dengan Beban Arus DC Frekuensi sinyal y = x FREKUENSI SINYAL 600 mm 500 mm ,20 mm/detik 47,80 mm/detik ,88 mm/detik 24,42 mm/detik ,42 mm/detik 12,37 mm/detik ,21 mm/detik 6,21 mm/detik ,15 mm/detik 3,11 mm/detik Untuk mencari kecepatan gerak linier yang nantinya akan digunakan dapat memanfaatkan data waktu tempuh yang ada (Tabel 3 dan Tabel 4). Pada Tabel 4 kecepatan gerak linier turun dengan beban arus DC gelombang penuh, kemudian pada beban turun dengan kecepatan gerak linier yang dihasilkan ditunjukkan pada Tabel 4. Pada perancangan awal direncanakan kecepatan gerak linier yang akan digunakan adalah dengan memperhatikan aspek-aspek yang sudah disebutkan, menghasilkan kecepatan gerak linier untuk kinerja sistem mekanik (50 mm/detik) adalah dengan memberi motor penggerak frekuensi sinyal 800 puls/rev dengan jarak 600 mm dengan menggunakan arus DC setengah gelombang sebesar 5,7 ampere. KESIMPULAN Berdasarkan pengembangan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Alat yang dibuat sesuai perencanaan berupa sistem mekanik penggerak tabung sinar-x Lorad LPX 200 dengan mekanik roda gigi mampu digunakan untuk menggerakan beban berupa tabung sinar-x seberat 50 kg secara vertikal. 2. Hasil desain torsi motor untuk mengangkat tabung sinar-x sebesar 4,87 Nmm. 3. Gerakan yang dihasilkan oleh alat yang dibuat berjalan dengan linearitas sangat baik (R2=1). 4. Kecepatan gerak linier yang paling mendekati 50 mm/detik didapat dengan memberi motor penggerak sinyal sebesar 800 puls/rev dengan arus dc setengah gelombang sebesar 5,7 A yang menghasilkan kecepatan 49,83 mm/detik ketika dinaikan dan 50,37 mm/detik ketika turun.. DAFTAR PUSTAKA 1. Toto Trikasjono, Djoko Marjanto, Agung Nugroho, 2007, Perancangan Ruang Pengujian Kebocoran Pesawat Sinar-X Rigaku 250 KV Di STTN BATAN Yogyakarta, Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir, Yogyakarta. 2. Suparno, Baskan Hanurajie, Teknik Radiografi: UTR (NDT) SERI A, Pusdiklat BATAN, Suparno, Anda, Sutrasno, Konversi Paparan pada Perubahan kv Pesawat Sinar-X Rigaku-RF-250EGM, Widyanuklida Vol. 8 No. I-2, Robert L. Mott, Machine Elements in Mechanical Design, Prentice Hall, LPX-200 Industrial, Imaging System Operator s Manual, New York, Khurmi RS, Gupta JK, A Text Book Of Machine Design, Eurasia Publishing House LTD, New Delhi, Pengembangan Sistem Mekanik...

7 7. Asril, dan Abbas B., Konstruksi Perhitungan Pemakaian Bagian-Bagian Pesawat Sederhana. H. Stam : Jakarta, Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya Paramita, Jakarta, Puji Hartono, Muhammad Naufal Fauzi, Pengendalian Otomasi 3 Axis Berbasis PLC Pada Simulasi Proses Las, Metal Indonesia Vol. 36 No.1, HIWIN, HIWIN Ballscrew & Lead Screw Technical Information, Minsk: Belarussia, Suroso dkk. 95

RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PENGGERAK TABUNG SINAR X MEDIS BERBASIS BALLSCREW

RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PENGGERAK TABUNG SINAR X MEDIS BERBASIS BALLSCREW RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PENGGERAK TABUNG SINAR X MEDIS BERBASIS BALLSCREW Suroso 1*, Andri Sulistiyo 2, Sujatno 3 1,2,3. Program Studi Elektromekanik, Jurusan Teknofisika Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

Telah dilakukan pengembangan mecahnic Cutting dengan tiga derajat kebebasan berbasis ballscrew yang bertujuan

Telah dilakukan pengembangan mecahnic Cutting dengan tiga derajat kebebasan berbasis ballscrew yang bertujuan PENGEMBANGAN MECHANIC CUTTING DENGAN TIGA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS BALLSCREW Suroso, Aryanda Lukmana, Nugroho Tri Sanyoto Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Email : surosohadi09@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS HARI SUDIRJO Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Abstrak RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang

Lebih terperinci

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. No. 1, Januari 2017 ISSN : 2502-2040 PERHITUNGAN DIAMETER MINIMUM DAN MAKSIMUM POROS MOBIL LISTRIK TARSIUS X BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada program Studi Teknik Mesin Oleh : NPM : 10.1.03.01.0039 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN PENANAM BIBIT PADI MANUAL DENGAN TRANSMISI RANTAI PENGGERAK MOTOR BENSIN 1.8 HP

MODIFIKASI MESIN PENANAM BIBIT PADI MANUAL DENGAN TRANSMISI RANTAI PENGGERAK MOTOR BENSIN 1.8 HP MODIFIKASI MESIN PENANAM BIBIT PADI MANUAL DENGAN TRANSMISI RANTAI PENGGERAK MOTOR BENSIN 1.8 HP Abstrak Rofarsyam Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl Prof. Sudarto, S.H., Tembalang, Kotak

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH Michael Wijaya, Didi Widya Utama dan Agus Halim Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: mchwijaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan PERHITUNGAN DIAMETER POROS PENUNJANG HUB PADA MOBIL LISTRIK TARSIUS X3 BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya Rosa, S.S.T., M.T. Staff Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 95 BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 4.1 PERENCANAAN CUTTER 4.1.1 Gaya Pemotongan Bagian ini merupakan tempat terjadinya pemotongan asbes. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar asbes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR. Dwi Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR. Dwi Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR Dwi Cahyo Prabowo 22410181 Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. LATAR BELAKANG Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT SISTEM BANDUL GANDA (PLTGL-SBG) SKALA LABORATORIUM

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT SISTEM BANDUL GANDA (PLTGL-SBG) SKALA LABORATORIUM RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT SISTEM BANDUL GANDA (PLTGL-SBG) SKALA LABORATORIUM Dhimas Satria 1, Yefri Chan 2, Denny Kurniawan 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENGUJIAN SISTEM MEKANIK LEVEL GAUGING

PENGUJIAN SISTEM MEKANIK LEVEL GAUGING PENGUJIAN SISTEM MEKANIK LEVEL GAUGING SUROSO *, DWI PRIYANTORO *, ZAINUL KAMAL ** * Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta 55281 Telepon 0274-484085, 489716,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Zeno (1) dan Irfan Syarif Arief, ST.MT (2) (1) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ITS, (2),(3) Staff Pengajar Teknik Sistem Perkapalan ITS, Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM ANGKAT FORKLIFT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON

PERANCANGAN SISTEM ANGKAT FORKLIFT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON PERANCANGAN SISTEM ANGKAT FORKLIFT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON Jimmy 1), Frans Yusuf Daywin 2) dan Soeharsono 3) 1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 2) Teknik Pertanian

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGADUK, DAN PENCETAK ADONAN MIE

PERENCANAAN MESIN PENGADUK, DAN PENCETAK ADONAN MIE PERENCANAAN MESIN PENGADUK, PEMIPIH DAN PENCETAK ADONAN MIE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin OLEH : DWI SANTOSO

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Skuter Skuter adalah kendaraan roda 2 yang diameter rodanya tidak lebih dari 16 inchi dan memiliki mesin yang berada di bawah jok. Skuter memiliki ciri - ciri rangka sepeda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pemotong kerupuk rambak kulit ditunjukan pada diagram alur pada gambar 3.1 : Mulai Pengamatan dan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR

BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR Jansen A.Sirait / 4130610019 BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR 3.1. Bagian Yang Dirancang, Dirakit, Diuji dan Perhitungan Pompa Pada proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO www.designfreebies.org PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN 130-150 kn Latar Belakang Kestabilan batuan Tolok ukur keselamatan kerja di pertambangan bawah tanah Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang dilakukan adalah studi literature, survey, perancangan dan eksperimen dengan dengan penjabaran berikut : 3.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN Darmanto*, M.Nursalim, dan Imam Syafaat Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL

PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SARJANA TEKNIK Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1) TEKNIK MESIN Disusun oleh: Nama : Dhona Iwan Aryanto

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM Rizky Putra Adilana, Sufiyanto, Ardyanto (07), TRANSMISI, Vol-3 Edisi-/ Hal. 57-68 Abstraksi ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN INCH PADA SALUTE GUN 75 mm INCH SYSTEM Rizky Putra Adilana, Sufiyanto, Ardyanto

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Yogyakarta, Rabu, 11 September 013 ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Pusat Reaktor Serba Guna BATAN prsg@batan.go.id ABSTRAK ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF. Power

Lebih terperinci

ANALISA KECEPATAN PADA ALAT PERAGA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR. Yeny Pusvyta 1* 1 Program Studi Teknik Mesin Universitas IBA

ANALISA KECEPATAN PADA ALAT PERAGA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR. Yeny Pusvyta 1* 1 Program Studi Teknik Mesin Universitas IBA ANALISA KECEPATAN PADA ALAT PERAGA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR Yeny Pusvyta 1* 1 Program Studi Teknik Mesin Universitas IBA Jl. Mayor Ruslan Palembang. *Email : yeny_pusvyta@yahoo.com Abstrak Interaksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: MUHAMMAD HUSNAN EFENDI NIM I8613023 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM Yafid Effendi, Fajar Danuriyanto Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang Jl. Perintis Kemerdekaan I,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mesin Press Mesin press adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong suatu bahan atau material dengan cara penekanan. Proses kerja daripada

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pencacah rumput ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke poros melalui pulley dan v-belt. Sehingga pisau

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN Dani Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta E-mail: daniprabowo022@gmail.com Abstrak Perencanaan ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Spesifikasi New Mazda 2 Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil New Mazda 2 memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya Maksimum (N) : 103 PS 2. Putaran

Lebih terperinci

ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF THYROID UPTAKE TERPADU

ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF THYROID UPTAKE TERPADU ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF THYROID UPTAKE TERPADU Sanda PRFN-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 71, Tangerang Selatan - 15310 ABSTRAK ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK ANDHIKA IFFASALAM 2105.100.080 Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknologiIndustri Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Statika rangka Dalam konstruksi rangka terdapat gaya-gaya yang bekerja pada rangka tersebut. Dalam ilmu statika keberadaan gaya-gaya yang mempengaruhi sistem menjadi suatu obyek

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR A III PERENCANAAN DAN GAMAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan suatu

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT BANTU 3D SCANNER

RANCANG BANGUN ALAT BANTU 3D SCANNER RANCANG BANGUN ALAT BANTU 3D SCANNER Rudy, Agustinus Purna Irawan dan Didi Widya Utama Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Tarumanagara Abstrak: 3D scanner adalah alat Pemindai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Standar Pengujian Tarik Standar pengujian tarik yang digunakan adalah American Society for Testing Materials (ASTM) E 8M-04 sebagai acuan metode pengujian standar pengujian tarik

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN Pada rancangan mesin penghancur plastic ini ada komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu daya motor,kekuatan rangka,serta komponenkomponen elemen mekanik lainnya,perhitungan

Lebih terperinci

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan. BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pemipil jagung seperti terlihat pada Gambar 3.1 seperti berikut: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR 4.1 Perencanaan Pulley dan V-Belt 1 4.1.1 Penetapan Diameter Pulley 1 1. Penetapan diameter pulley V-belt

Lebih terperinci

ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI

ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI Dari definisi permasalahan yang ada pada masing-masing mekanisme pengendali, beberapa alternatif rancangan dibuat untuk kemudian dipilih dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC Widiajaya 0906631446 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP

PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP Fredy Mananoma, Agung Sutrisno, Stenly Tangkuman Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat, Bahu, Manado ABSTRAK Tujuan penulisan ini

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENEKUK PLAT BESI (MESIN BENDING)

PERENCANAAN MESIN PENEKUK PLAT BESI (MESIN BENDING) PERENCANAAN MESIN PENEKUK PLAT BESI (MESIN BENDING) SKRIPSI Diajuakan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Konversi Paparan pada Perubahan kv Pesawat Sinar- X Rigaku-RF-250EGM

Konversi Paparan pada Perubahan kv Pesawat Sinar- X Rigaku-RF-250EGM Suparno, Konversi Paparan pad a Perubahan KV Pesawat Sinar-X Rigaku-RF-250EGM Konversi Paparan pada Perubahan kv Pesawat Sinar- X Rigaku-RF-250EGM Suparno, Anda, Sutrasno Pusdiklat - Badan Tenaga Nuklir

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MESIN BALANCING RODA MOBIL

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MESIN BALANCING RODA MOBIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MESIN BALANCING RODA MOBIL Dedi Suryadi 1), Restu Prayoga 1), A. Fauzan 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu Jl. WR. Supratman Kandang Limun,

Lebih terperinci

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Spesifikasi TOYOTA YARIS Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA YARIS memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya maksimum (N) : 109 dk. Putaran

Lebih terperinci