BAB II KAJIAN PUSTAKA. disebut sintaksis (syntax). Kata syntax dalam linguistik berasal dari kata dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. disebut sintaksis (syntax). Kata syntax dalam linguistik berasal dari kata dalam"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sintaksis Penelitian ini berlandaskan pada salah satu cabang keilmuan bahasa yang disebut sintaksis (syntax). Kata syntax dalam linguistik berasal dari kata dalam bahasa Yunani syntaxis yang merupakan gabungan dari kata syn yang berarti bersama dan taxis yang berarti pengatur. Yule (1996:100) mengartikan The word syntax came originally from Greek and literally meant a setting out together or arrangement yang berarti pengaturan secara bersamaan. Jadi secara harfiah, kata syntax berarti pengaturan secara bersamaan. Carnie (2007:26) menjelaskan bahwa sintaksis adalah The level of linguistics organization that mediates between sounds and meaning, where words are organized into phrases and sentences. Hal ini berarti sintaksis merupakan tingkatan organisasi linguistik yang menjembatani bunyi dan makna, di mana kata-kata diorganisasikan ke dalam frasa dan kalimat. Pengertian tersebut berbeda jika dibandingkan dengan pendapat Chomsky dalam Yule (1996:102), yaitu Syntax is the study of the principles and processes by which sentences are constructed in particular languages. Artinya, sintaksis merupakan studi tentang prinsip dan proses terbentuknya kalimat di dalam suatu bahasa. Sintaksis dijelaskan dalam bahasa Indonesia oleh Ramlan (1996:21), yaitu bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, 7

2 8 kalimat, klausa, dan frasa. Berdasarkan ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah prinsip-prinsip mengenai organisasi linguistik yang menjembatani unsur bunyi dan makna, yang secara keseluruhan mencakup seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa. 2.2 Kategori Sintaktis Kategori sintaktis (syntactic category) atau dikenal juga dengan sebutan part of speech, adalah label yang diberikan kepada suatu konstituen, yang akan menentukan posisi suatu kata di dalam kalimat. Part of speech (a.k.a word class, syntactic categories) is the labels we give to constituents (N, V, Adj, Adv, D, P, C, T, Neg, Conj). These determine the position of the word in the sentence. (Carnie, 2007:54). Secara lebih jelas, bentuk-bentuk part of speech sebagaimana dimaksud oleh Carnie adalah: nomina (nouns), verba (verbs), adjektiva (adjectives), adverbia (adverbs), determiners, preposisi (prepositions), komplemen (complementizers), kala (tenses), negasi (negations) dan konjungsi (conjunctions). Kategori sintaktis dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas terbuka (open class) dan kelas tertutup (closed class). Carnie (2007: 45) menyatakan Part of speech that allow new members are said to be open class. Those that don t (or where coinages are very rare) are closed class. Kategori sintaktis kelas terbuka keanggotaannya meliputi nomina (nouns), verba (verbs), adjektiva (adjectives), dan adverbia (adverbs), sedangkan kategori sintaktis kelas tertutup, keangotaannya meliputi determiner, preposisi (prepositions), konjungsi

3 9 (conjunctions), kala (tenses), serta negasi (negations). O Grady, et al., (1989:127) pada dasarnya menerangkan hal yang sama, tetapi dengan istilah berbeda, yakni kategori leksikal besar (major lexical categories) untuk open class, dan kategori leksikal kecil (minor lexical categories) untuk closed class. Menurut O Grady, et al., (1989:127) kategori leksikal besar adalah lexical classes in which membership in those categories is open in the sense that new words are always being added. Intinya, kategori leksikal besar adalah kelas leksikal di mana hubungan kelas kata dalam kategorinya dapat ditambahkan kata baru. Selain itu, kategori leksikal kecil adalah... lexical classes in which membership is closed in the sense that it is restricted to a fixed of elements already in the language. Artinya, kategori leksikal kecil adalah kelas leksikal di mana anggotanya tertutup, dalam pengertian unsurunsurnya tetap. Kedua paparan teori tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa kategori sintaktis kelas terbuka atau kategori leksikal besar adalah kelompok kata berdasarkan karakteristiknya yang selalu bisa mengalami penambahan kata-kata baru, sementara kelas tertutup atau kategori leksikal besar adalah kelompok kata dengan karakteristik tidak bisa mendapat tambahan kata-kata baru Kategori Sintaktis Leksikal Carnie (2007:45) berpendapat bahwa kategori sintaktis leksikal menjelaskan isi atau content dari sebuah kalimat. Kategori ini terdiri dari nomina (nouns),

4 10 verba (verbs), adjektiva (adjectives), dan adverbia (adverbs). Berikut adalah penjelasan atas masing-masing kategori, dilihat dari distribusi sintaktisnya: 1. Nomina (Nouns) Menurut O'Grady, et al., (1989:460), Noun is a major lexical category whose members typically name entities, or concrete or abstract things. Pendapat ini berarti nomina adalah kategori leksikal besar, yang umumnya digunakan untuk menamai suatu entitas, atau benda konkret maupun abstrak. Adapula Carnie (2007:42) menjelaskan bahwa, biasanya, nomina muncul setelah determiner, seperti the, those, dan these, setelah adjektiva, atau setelah preposisi. 1) The earth 2) A big town 3) The boys are in bed Masing-masing contoh di atas memberikan gambaran bahwa posisi nomina bisa berada setelah determiner, ajektiva, dan preposisi. Pada contoh 1), nomina earth berada setelah determiner the. Pada contoh 2), nomina town berada setelah adjektiva big. Pada contoh 3), nomina bed berada setelah preposisi in. Selain itu, Carnie (2007:42) mengemukakan cara yang paling mudah untuk memastikan bahwa suatu kata tergolong ke dalam jenis nomina atau tidak, adalah dengan mengganti kata tersebut dengan kata lain yang sudah jelas merupakan

5 11 nomina. 4) I saw people running all over the place, 5) I saw John running all over the place, Contoh di atas menerangkan bahwa kata John yang merupakan nomina menggantikan kata people sehingga bisa disimpulkan bahwa kata people juga merupakan nomina. 2. Verba (Verbs) Richard, et al., (1985:305) berpendapat, Verb is word which a) occurs as part of the predicate of a sentence, b) carries makers of grammatical categories such as tense, aspect, person, number, and mood, and c) refers to an action or state). Pendapat tersebut bisa diartikan bahwa verba adalah a) kata yang menjadi bagian dari predikat dalam sebuah kalimat, b) kata yang menjembatani hadirnya sejumlah kategori gramatikal, seperti keterangan waktu, aspek, persona, numeralia, dan perasaan, juga merupakan 3) kata yang merujuk suatu tindakan atau keadaan. bahwa: Pendapat tersebut berbeda dengan Carnie (2007:43) yang menerangkan Verbs can follow auxilaries and modals such as will, have, having, had, has, am, be, been, being, is, are, were, was, would, can, could, shall, should, and the special invinitive maker to. Verbs follow subjects, and can follow

6 12 adverbs such as often and frequently. Verbs can be negated with not..., Pendapat Carnie di atas dapat dipahami bahwa verba bisa mengikuti auxiliaries dan modals, seperti will, have, having, had, has, am, be, been, being, is, are, were, was, would, can, could, shall, should, dan invinitive maker, yakni to. Verba mengikuti subjek, dan dapat mengikuti adverbia, seperti often dan frequently, serta verba bisa diubah ke dalam bentuk negasi. 6) He will help you 7) I am waiting 8) I have to work 9) He can never understand Menyimak contoh di atas, dapat dilihat verba umumnya mengikuti modal, seperti pada contoh 6), verba help mengikuti modal will. Verba juga mengikuti auxiliary seperti pada contoh 7), verba waiting mengikuti auxiliary am. Selain itu, verba mengikuti invinitive maker seperti pada contoh 8), verba work mengikuti invinitive maker to, dan yang terakhir, verba mengikuti adverbia seperti contoh 9), verba understand mengikuti adverbia never. 3. Adjektiva (Adjectives) Menurut Crystal (2008:11) Adjective is a term used in the grammatical classification of words to refer to the main set of items which specify the attributes of noun. Artinya, adjektiva adalah sebuah istilah yang digunakan dalam

7 13 klasifiksai kata secara gramatikal, yang merujuk pada tatanan item-item utama yang menyempitkan atribut dari suatu nomina. Selain pengertian di atas, ada pula penjelasan bahwa Adjectives can appear between determiners such as the, a, these, etc. and nouns. They also follow the auxilary am/is/are/was/were/be/been/being... Frequently, adjectives can be modified by adverb very... (Carnie, 2007:43). Artinya, adjektiva umumnya berada di antara determiner, (seperti a, the, that, these, those) dan nomina. Selain itu, adjektiva juga bisa hadir setelah auxilliary, sepeti am, is, are, was, were, be, been, dan being, kemudian adjektiva bisa dimodifikasi oleh kata very. 10) A blue car 11) It was cold, wet, and windy 12) We have very little time Contoh di atas menjelaskan bahwa adjektiva umumnya terdapat di antara determiner dan nomina seperti pada contoh 10), kata blue merupakan adjektiva yang terdapat di antara determiner a dan nomina car. Selain itu adjektiva hadir setelah auxiliary seperti pada contoh 11), adjektiva cold hadir setelah auxiliary was, dan yang terakhir pada contoh 12), adjektiva little dimodifikasi oleh kata very. 4. Adverbia (Adverbs) Richard, et al., (1985:6) menjelaskan adverbia sebagai...a word that describes or adds to the meaning of a verb, an adjective, another adverb of a sentence, and which anwers such question as how, where, and when. Artinya,

8 14 adverbia adalah kata yang menjelaskan makna sebuah verba, adjektiva, atau verba lain dalam kalimat, yang menjawab pertanyaan, seperti bagaimana, di mana, dan kapan. Adverbia, secara umum dikenal meliputi adverbia yang menerangkan waktu (adverb of time), cara/tindakan (adverb of manner), dan tempat (adverb of place). 13) He is coming tomorrow 14) They walk quickly, 15) She painted that picture here Pada contoh 13), adverbia tomorrow merupakan adverb of time yang menerangkan verba coming dan menjawab pertanyaan kapan. Pada contoh 14), adverbia quickly merupakan adverb of manner yang menerangkan verba walk dan menjawab pertanyaan bagaimana. Pada contoh 15), adverbia here merupakan adverb of place yang menerangkan verba painted dan menjawab pertanyaan bagaimana. Carnie (2007:45) menjelaskan cara untuk mengidentifikasi adverbia: The syntactic distribution of adverbs is most easily described by stating where they can t appear. Adverbs can t appear between a determiner and a noun or after the verb be and its variants. Frequently, like adjectives, they can be modified by adverb very. Pendapat diatas dapat diartikan bahwa cara termudah untuk mengidentifikasi adverbia adalah dengan meletakkannya di tempat, di mana dia tidak mungkin berada, misalnya di antara determiner dan nomina atau setelah

9 15 verba be dan variannya. Seperti halnya adjektiva, adverbia juga sering kali bisa dimodifikasi dengan kata very. 16) The quickly fox, 17) She is quickly, 18) He goes very quickly, Contoh-contoh di atas, menerangkan upaya mengidentifikasi adverbia, seperti yang dijelaskan Carnie, yakni bahwa adverbia tidak bisa ditempatkan di antara determiner dan nomina, seperti pada contoh 16), adverbia quickly tidak bisa ditempatkan di antara determiner the dan nomina fox. Selain itu adverbia tidak bisa ditempatkan setelah verba be, seperti pada contoh 17), adverbia quickly tidak bisa ditempatkan setelah verba is. Adverbia juga tidak bisa dimodifikasi oleh adverb very seperti pada contoh 18) Kategori Sintaktis Fungsional Kategori sintaktis fungsional (functional part of speech), yaitu kategori sintaktis yang memberikan informasi yang bersifat gramatikal. Kategori sintaksis fungsional berperan seperti halnya lem yang merekatkan kalimat dalam satu kesatuan secara bersama-sama. Hal tersebut diungkapkan oleh Carnie (2007:45): Functional part of speechs provides the grammatical information. Functional item are glue that holds a sentence together. Kategori sintaktis fungsional terdiri dari determiner, preposisi

10 16 (prepositions), komplemen (complementizers), konjungsi (conjunctions), kala (tenses), dan negasi (negations). Hal tersebut diungkapkan Carnie (2007:54), Functional categories contain the grammatical information in a sentence: D, P, Conj, T, Neg, C. 1. Determiners Menurut O Grady, et al., (1989:453), Determiner is minor lexical category whose members combine with nouns to form noun phrases and specify whether is definite or indefinite. Artinya, determiner merupakan bagian dari kategori leksikal kecil yang anggota-anggotanya bersama-sama dengan nomina membentuk frasa nomina, dan menerangkan bahwa frasa tersebut bersifat tentu atau tidak tentu. Hal tersebut diperjelas oleh Carnie (2007:46) yang mengklasifikasikan determiner menjadi enam subkategori, yaitu: 1) articles (the, a, an), 2) deitic articles (this, that, these, those, yon), 3) quantifiers (every, some, many, most, few, all, each, any, less, fewer, no), 4) numerals (one, two, three, etc), 5) possesive pronouns (my, yours, his, her, its, our, their), dan 6) some wh- question (which, whose). Determiner muncul di awal frasa nomina (noun phrases). 19) A man 20) The boy Pada contoh 19), a merupakan determiner yang menerangkan kata man sebagai indefinite article, selain itu, pada contoh 20), determiner the merupakan

11 17 definite article, yang menerangkan kata boy. Contoh-contoh di atas menerangkan, dengan adanya determiner dalam suatu kalimat atau frasa, dapat diketahui informasi yang bersifat gramatikal dari kalimat atau frasa tersebut. Sebagai contoh, dengan adanya artikel a atau an dapat disimpulkan bahwa suatu objek bersifat tunggal, atau dengan adanya artikel this, dapat disimpulkan bahwa suatu objek dekat dengan posisi penutur. 2. Preposisi (Prepositions) Carnie (2007:46) menerangkan bahwa Prepositions appear before nouns (or more precisely noun phrases). Hal ini berarti preposisi muncul sebelum nomina (atau lebih tepatnya frasa nomina). Hal tersebut sama seperti yang diungkapkan Richard, et al., (1989:209), bahwa preposisi adalah Word placed before a noun equivalent to show in what relation the person or thing denoted by the noun stands to something else. Artinya, preposisi merupakan kata yang diletakkan sebelum kata nomina untuk menunjukkan hubungan yang terbangun di antara orang atau benda yang ada di dalam kalimat. Kedua pendapat di atas bisa dijadikan bahan kesimpulan bahwa preposisi diletakkan sebelum nomina untuk menunjukan hubungan antara orang atau benda di dalam kalimat. Jenis-jenis preposisi dalam Bahasa Inggris, di antaranya adalah: to, from, under, over, with, by, at above, before, after, through, near, on, off, for, in, into, off, during, accross, without, dan since., 21) I have done nothing since I arrived

12 18 Contoh di atas menggambarkan bagaimana peran preposisi menjelaskan hubungan antara dua unsur yang ada di dalam struktur. Pada contoh 21), preposisi since menerangkan waktu dan menghubungkan klausa I have done nothing dengan frasa I arrived. 3. Komplemen (Complementizers) Komplemen (complementizers) adalah part of speech atau kelas kata yang digunakan untuk mengenalkan klausa komplemen (complement clause). Komplemen meliputi subordinate conjunctions, relative pronouns, and relative adverbs. Menurut Carnie (2007:47),... complementizer connect structure together, but they embeded one clause inside of another instead of keeping them on equal level. Hal ini berarti komplemen menghubungkan beberapa struktur, namun menggabungkan satu klausa menjadi bagian dari klausa lainnya agar keduanya menjadi setara. Carnie (2007:47) mengatakan komplemen dalam bahasa inggris terdiri atas that, for, if, dan whether. 22) I hope that I shall succeed Pada contoh di atas, bisa dilihat bahwa setiap kompelemen menghubungkan dua klausa yang tidak setara, seperti pada contoh 22), komplemen that yang menghubungkan klausa (1) I hope dan (2) I shall succeed, di mana bagian (1) tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki makna yang utuh, sementara bagian (2) bisa berdiri sendiri dan memiliki makna utuh.

13 19 4. Konjungsi (Conjunction) Menurut Carnie (2007:47), Conjunctions are words that connect two or more phrases together on an equal level. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa konjungsi merupakan kata yang menghubungkan dua frasa atau lebih pada tingkat yang setara. Sementara menurut O'Grady, et al., (1989:451), Conjunction is a minor lexical category whose members serve to join categories of the same type. Artinya konjungsi merupakan kategori leksikal kecil yang mana anggotanya menjadi penghubung kategori-kategori struktur yang sejenis. Pendapat senada juga diberikan Richard, et al., (1989:172), yang menyebutkan bahwa A word to join words or phrases together or one clause to another clause. Berarti konjungsi merupakkan kata yang menggabungkan kata lainnya atau frasa, atau klausa dengan klausa lainnya. Ketiga pendapat tersebut bisa dijadikan bahan kesimpulan bahwa konjungsi adalah bagian dari kategori leksikal kecil yang berfungsi menghubungkan kata, frasa, klausa, atau kalimat. Konjungsi dikenal mempunyai dua jenis, yakni coordinating conjunction (for, and, nor, but, or, yet, so) yang berfungsi menghubungkan kata, kalimat, atau klausa dalam tingkatan yang sama, serta subordinating conjunction (after, although, as, as far as, as if, as long as, as soon as, as though, because, before, if, in order that, since, so, so that, than, though, unless, until, when, whenever, whether, where, whereas, wherever, and while) yang berfungsi menghubungkan klausa dalam tingkatan yang berbeda. O'Grady, et al., (1989:451).

14 20 23) He was angry, but he listened to me patiently 24) I did it because I was angry Contoh-contoh di atas menjelaskan tentang kedudukan dan fungsi konjungsi di dalam sebuah struktur. Contoh 23) memuat konjungsi yang bersifat koordinatif atau menghubungkan struktur yang setara. Pada contoh 23), konjungsi but menghubungkan dua struktur yang setara, yakni He was angry dan he listened to me patiently, sementara contoh 24) memuat contoh konjungsi yang bersifat subordinatif, di mana konjungsi because menghubungkan struktur I did it dan I was angry. 5. Kala (Tenses) Kala dalam bahasa Inggris disebut tense, yaitu kategori kata kerja yang menunjukan waktu terjadinya suatu peristiwa (masa lampau, sekarang, dan masa depan). Carnie (2007:47) menerangkan bahwa Tenses consist of auxiliaries, modals, and the non-finite tense marker to. Intinya, kala terdiri dari auxiliaries (have, has, had, am, is, are, was, were, do, does, did), modals (will, would, shall, should, can, could), serta non-finite tense maker to. 25) I am working 26) I shall/will work Contoh-contoh tersebut menerangkan bahwa kala menunjukkan waktu

15 21 terjadinya peristiwa. Pada contoh 25), terdapat kala berbentuk auxiliary am yang menunjukkan bahwa kejadian sedang berlangsung. Adapula contoh lainnya pada contoh 26), terdapat kala berbentuk modal shall/will yang menunjukkan kejadian yang akan datang. 6. Negasi (Negation) Negasi (negation) adalah bentuk pernyataan negatif dan merupakan kategori special yang mengandung hanya satu kata yaitu not. Carnie (2007:47) menyatakankan There is one special category containing only one word: not which we ll call negation (Neg). There are other categories that express negation (e.g., the determiners no, any and the noun none). Berarti, ada sejumlah kategori yang mengekspresikan negasi, contohnya adalah no, any, dan none. 2.3 Frasa (Phrase) Menurut Reid (2000:290), A Phrase is a group of words that is missing a subject, a verb, or both. Artinya, frasa adalah kelompok kata yang tidak memiliki subjek, kata kerja, atau keduanya. Pendapat itu berbeda dengan Trask (1999:237), yaitu A phrase is a grammatical unit which is smaller than clause..., consists of two or more words...". Artinya, frasa merupakan unit gramatikal yang lebih kecil daripada klausa, terdiri dari dua kata atau lebih. Senada dengan kedua pendapat tersebut, Ramlan (1996:151) berpendapat bahwa frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Ketiga pendapat tersebut dapat

16 22 disimpulkan bahwa frasa adalah kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih, tidak memiliki subjek, kata kerja, atau keduanya, dan bentuknya lebih kecil daripada klausa dalam arti fungsinya tidak melampaui batas fungsi klausa Jenis-Jenis Frasa Carnie (2007:63-71) membagi frasa ke dalam lima jenis, yakni 1) frasa nomina (noun phrase), 2) frasa verba (verb phrase), 3) frasa adjektiva (adjective phrase), 4) frasa adverbia (adverb phrase), dan 5) frasa preposisi (prepositional phrase) Frasa Nomina Frasa Nomina adalah kelompok kata, dengan nomina atau pronomina sebagai unsur pusatnya (head). Frasa nomina, umumnya berfungsi sebagai subjek, objek, atau komplemen. Carnie (2007:66) menjelaskan: The simplest noun phrase (NP) contains only a noun.... Pernyataan tersebut menunjukan bahwa sebuah frasa nomina yang paling sederhana mengandung hanya satu nomina, atau jika dituliskan dalam pola adalah NP N. Lebih jauh, sebuah frasa nomina bisa terdiri dari sejumlah unsur, seperti yang dirangkum dalam rumus NP (D) (AdjP+) N (PP+), yang artinya sebuah frasa nomina bisa memiliki satu determiner (opsional), sejumlah frasa ajektiva (opsional), sebuah nomina, dan sejumlah frasa preposisi (opsional).

17 23 27) NP N: box 28) NP (D) (AdjP+) N (PP+): the big yellow box of cookies with the pink lid Pada contoh 27), frasa nomina (NP) bisa terdiri dari hanya satu unsur nomina (N), yakni box. Pada contoh 28), frasa nomina bisa terdiri dari sejumlah unsur, yakni determiner (D), frasa adjektiva (AdjP), nomina (N), dan frasa preposisi (PP), seperti yang tergambar dalam kalimat the big yellow box fo cookies with the pink lid Frasa Verba Frasa verba merupakan kelompok kata, dengan sebuah verba utama (main verb) dan auxilaries sebagai unsur pusatnya (head). Menurut Carnie (2007:68) Minimally a VP consists of a single verb. Artinya, frasa verba, minimal terdiri dari satu unsur verba, atau jika diikat dalam pola berbentuk VP V. Dalam kapasistasnya yang paling luas, frasa verba bisa terdiri dari sejumlah unsur, seperti yang tergambar dalam pola VP (AP+) V (NP) (AP+), atau dapat dijelaskan, satu frasa verba bisa terdiri dari sejumlah frasa adjektiva (opsional), sebuah verba, sebuah frasa nomina (opsional), sejumlah frasa ajektiva (opsional). 29) VP V: (Ignacious) left 30) VP (AP+) V (NP) (AP+): (Bill) kissed his mother-in-law quietly

18 24 Pada contoh 29), frasa verba (VP) bisa tersusun dari hanya satu verba (V), yakni left, sementara pada contoh 30), frasa verba (VP) lebih jauh bisa tersusun dari sejumlah unsur, yakni frasa adjektiva (AP), verba (V), dan frasa nomina (NP), seperti yang tergambar dalam kalimat "(Bill) kissed his mother-in-law quietly Frasa Adjektiva Frasa adjektiva adalah kelompok kata dengan ajektiva sebagai unsur pusatnya (head). Adjektiva umumnya diikuti oleh modifiers, determiner, dam qualifiers. Dalam menjelaskan struktur frasa adjektiva, Carnie (2007:68) menggambarkan pola AdjP (AdvP) Adj, atau dengan kata lain, sebuah frasa adjektiva terdiri dari sebuah frasa adverbia (opsional) dan sebuah adjektiva. 31) AdjP (AdvP) Adj: very yellow Pada contoh 31), frasa adjektiva bisa tersusun atas unsur frasa adverbia (AdvP) dan juga adjektiva (Adj), seperti yang tergambar dalam struktur very yellow Frasa Adverbia Frasa adverbia merupakan kelompok kata, dengan adverbia sebagai unsur pusatnya (head). Adverbia dapat diikuti oleh modifier atau quantifiers. Carnie (2007:69) menggambarkan pola AdvP (AdvP) Adv, yang berarti sebuah frasa

19 25 adverbia terdiri dari sebuah frasa adverbial (opsional) dan sebuah adverbia. 32) AdvP (AdvP) Adv: very quickly Pada contoh 32), digambarkan bahwa frasa adverbia terdiri dari unsur frasa adverbia (AdvP) dan unsur adverbia (Adv), seperti yang berlaku pada struktur very quickly Frasa Preposisi Carnie (2007:71) menjelaskan Most PPs take the form of a preposition (the head) followed by an NP. Dalam pola berikut ini, Carnie menggambarkan frasa preposisi: PP P (NP). Dari pola tersebut, bisa dimaknai bahwa sebuah frasa preposisi bisa terdiri dari sebuah preposisi dan sebuah frasa nomina (opsional). 33) PP P (NP): with an axe Pada contoh 33), digambarkan bahwa frasa preposisi (PP) terdiri dari unsur preposisi (P) dan frasa nomina (NP), seperti berlaku pada struktur with an axe Tata Aturan Struktur Frasa Dalam menganalisis frasa, dikenal tata aturan struktur frasa (phrase

20 26 structure rules/psrs) yang secara umum berfungsi memetakan peta arah hubungan anta runsur dalam frasa. Carnie (2007:66) memberi gambaran sebagai berikut: XP XYZ XP the label for the constituents consists of XYZ the elements that make up the constituent Terdapat dua cara dalam melakukan analisis kategori sintaktis dengan menerapkan rumus PSRs ini, dengan diagram pohon (tree diagram) dan diagram kurung (bracketed diagrams), sebagaimana dijelaskan Carnie (2007:81-86). 1. Diagram Pohon Diagram pohon adalah bentuk analisis dengan menggunakan garis, yang secara runut menjelaskan hubungan antar bagian di dalam objek teks (kalimat) yang di analisis. Analisis ini tergolong lebih mudah, dibandingkan dengan analisis kurung. Berikut adalah contoh diagram pohon: TP NP VP AdjP NP AdvP D Adv Adj N V D N The very small boy kissed the platypus

21 27 2. Diagram Kurung Diagram kurung merupakan model analisis dengan menggunakan tanda kurung [ ]. Model ini lebih sederhana dan terutama sangat berguna dalam menganalisis data dalam jumlah yang banyak. Berikut adalah contoh diagram kurung dan cara membacanya: [ TP [ NP [ D The][ AdjP [ AdvP [ Adv very]][ Adj small]][[ N boy]][ VP [ V kissed][ NP [ D the][ N platypus]]] Klausa [The very small boy kissed the platypus] terdiri dari Frasa Nomina [The very small boy] dan Frasa Verba [kissed the platypus]. Frasa Nomina [The very small boy] terdiri dari determiner [The], Frasa Adjektiva [very small] dan nomina [boy].frasa Adjektiva [very small], terdiri dari adverbia [very] dan adjektiva [small]. Semantara Frasa Verba [kissed the platypus] terdiri dari verba [kissed] dan Frasa Nomina [the platypus]. Frasa Nomina [the platypus] terdiri dari determiner [the] dan nomina [platypus] Unsur Pembentuk Frasa Frasa terdiri dari dua unsur pembentuk, yani unsur pusat (head) dan modifier. Hippisley, et al., (2002:123) menyatakan: The notion of head and modifier is inherent to many grammatical descriptions. It is assumed in Dependency Grammar, X-bar grammar, Generalized Phrase Structure Grammar, Head-Driven Phrase Structure Grammar and in Word Grammar approaches to the lexicon (see, for example, Bauer 1994; Fraser, Corbett and McGlashan 1993; and Zwicky 1985, for details). In a syntactic construction one of the constituents acts as the head, or core of the phrase, and the other constituents as dependents on it, or modifiers of it.

22 28 Menurut Hippisley et al., gagasan mengenai unsur pusat (head) dan modifier terdapat pada sejumlah teori tata bahasa. Gagasan tersebut terdapat pada teori Dependency Grammar, X-bar grammar, Generalized Phrase Structure Grammar, Head-Driven Phrase Structure Grammar dan pada Word Grammar approaches to the lexicon. Menurut Hippisley et. al, dalam suatu konstruksi sintaktis, salah satu unsur pembentuknya berfungsi sebagai unsur pusat (head), yang merupakan inti dari frasa, sementara unsur-unsur pembentuknya yang lain terikat padanya, atau menjadi modifier Unsur Pusat (Head) Menurut Richards, et al., (1989:128), "head is the central part of phrase (other elements in the phrase are in some grammatical or semmantic relationship to the head". Artinya, unsur pusat atau head merupakan pusat dari frasa, sementara elemen-elemen lainnya menjadi bagian yang terkait dengan unsur pusat. 34) (a) [ film [ society ] ] (b) [ [ film society ] committee ] (c) [ [ [ film society ] committee ] scandal ] Pada contoh 34) (a), nomina [society] yang merupakan unsur pusat (head) dimodifikasi oleh nomina [film]. Pada contoh 34) (b), frasa nomina [film society] menjadi premodifier untuk nomina [commitee] yang merupakan unsur pusat. Pada

23 29 contoh 34) (c) frasa nomina [film society committee] menjadi premodifier untuk nomina [scandal] yang merupakan unsur pusat Modifier Sementara terkait dengan modifier, Kridalaksana (2001:139) menerangkan bahwa modifier merupakan unsur yang membatasi, memperluas atau menyifatkan unsur pusat. Selanjutnya, Kies membagi modifier menjadi dua, yakni pre-modifier dan post-modifier. 1. Pre-modifier Menurut Kies (1995:96) "premodification, which comprises all the modifying or describing constituents before the head, other than determiners". Artinya, pre-modifier merupakan konstituen-konstituen yang memodifikasi atau menjelaskan konstituen yang terletak sebelum unsur pusat, selain determiner. 35) [the large [dog] ] Pada contoh 35), unsur [the large] berfungsi sebagai pre-modifier yang memodifikasi unsur pusat [dog]. 2. Post-Modifier Sementara terkait post-modifier Kies (1995:96) mengatakan "postmodification, those which comprises all the modifying constituents placed after the head". Artinya, post-modifier merupakan konstituen-konstituen yang memodifikasi setelah unsur pusat.

24 30 36) [ [barked] loudly ] Pada contoh 36), unsur [loudly] berfungsi sebagai post-modifier yang memodifikasi unsur pusat [barked] Kategori Frasa Berdasarkan Unsur Pembentuknya Berdasarkan unsur pembentuknya, frasa dibedakan menjadi dua, yakni endosentik dan eksosentrik. Menurut Newson, et al., (2006:90): There is a traditional distinction made between endocentric and exocentric language elements. An endocentric phrase gets its properties from an element that it contains and hence this element can function by itself as the whole phrase.... An exocentric phrase on the other hand contains no element that can have the same function as the whole phrase and so appears to have properties that are independent from the elements it contains. Newson, et al., berpendapat bahwa suatu frasa disebut endosentrik berhubungan dengan unsur pembentuknya, yakni jika unsur pembentuknya bisa berfungsi mewakili keseluruhan frasa. Sementara di lain sisi, frasa eksotrensik tidak memiliki unsur pembentuk yang bisa berfungsi mewakili seluruh frasa, sehingga nampak memiliki unsur pembentuk yang bisa berdiri satu sama lain. Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa endosentrik dan eksosentrik merupakan klasifikasi frasa berdasarkan ada dan tidaknya unsur pusat yang dapat berfungsi mewakili keseluruhan frasa.

25 Frasa Endosentrik Sejalan dengan Newson et al., Bloomfield (dalam Levelt, 2008:91) menjelaskan, A construction is called endocentric if it contains a part which has the same distribution as the construction itself.... Artinya, sebuah konstruksi disebut endosentrik bila ia memuat bagian yang memiliki distribusi yang sama dengan konstruksinya, atau jika unsur pembentuk selain unsur pusatnya dihilangkan, maka unsur pusatnya masih memiliki fungsi yang mewakili keseluruhan frasa. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Ramlan (1996:155) yang memaparkan bahwa frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya, disebut frasa endosentrik. Pada umumnya, frasa nomina, frasa verba, dan frasa adjektiva tergolong ke dalam kategori endosentrik. Sementara Quirk, et al., menjelaskan konstruksi endosentrik sebagai headed construction atau dengan kata lain, konstruksi endosentrik adalah konstruksi yang memiliki unsur pusat (head). Secara ringkas, Quirk, et al., (1985:60) menyatakan, Technical terms for headed and nonheaded (construction) are 'endocentric' and 'exoccentric'. 37) I saw [three blind mice] Pada contoh 44), frasa [three blind mice] merupakan frasa endosentrik karena memiliki unsur pusat (head), yakni nomina [mice], seperti terlihat pada

26 32 analisis berikut: three blind Premodifier Mice Head Selain itu, nomina [mice] dapat berfungsi mewakili keseluruhan frasa, seperti pada analisis berikut: I saw [mice] Frasa Eksosentrik Pada dasarnya, suatu konstruksi bahasa dikategorikan sebagai eksosentrik bilamana unsur utamanya tidak memiliki unsur pusat, sehingga tidak ada unsur yang dapat berfungsi mewakili kesuluruhan frasa. Levelt (2008:91) menambahkan, All constructions which are not endocentric are exocentric. Hal ini berarti konstruksi yang bukan endosentrik merupakan eksosentrik. 37) We saw him [in the park] Pada contoh 45), [in the park] tidak memiliki unsur pusat (head) yang bisa berfungsi mewakili keseluruha frasa, seperti terlihat pada analisis berikut ini: We saw him [in] We saw him [the park]

27 33 Pada analisis tersebut, bisa diamati bahwa pada frasa [in the park], unsur [in] tidak bisa mewakili seluruh frasa, begitupun juga dengan unsur [the park]. 2.4 Semantik Sebagai sistem simbol yang dianggap paling mapan dan kompleks, unsurunsur bahasa mewakili realitas yang ada dalam kehidupan manusia, atau dengan kata lain mengandung makna tertentu. Berkenaan dengan makna, secara khusus ilmu bahasa memiliki cabang tersendiri yang disebut semantik (semantics). Menurut Lyons (1993:1) Semantics is generally definded as the study of menaning. Berarti, semantik umumnya didefinisikan sebagai studi mengenai makna. F.H. George dalam Tarigan (1993:2) secara sederhana memberikan pemaknaan bahwa Semantik adalah telaah mengenai makna. Lebih jauh, Tarigan (1993:7) menjelaskan semantik menelaah lambang-lambang atau tandatanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Ketiga pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semantik adalah cabang ilmu yang menelaah seluk-beluk tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lainnya, serta pengaruhnya terhadap manusia.

28 Makna Richards, et al., (1989:172) menyatakan, Meaning is what a language expresses about the world we live or any possible or imaginary world. Definisi ini menjelaskan bahwa makna adalah sesuatu yang di ekspresikan oleh bahasa tentang dunia dimana kita hidup atau dunia khayalan. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Bloomfield, (1995:139) yang mengatakan bahwa The meaning of linguistic form is the situation in which the speaker utters it and the response which it calls forth in the hearer. Artinya, makna adalah situasi dimana pembicara bertutur kepada pendengar atau lawan bicara, sehingga pendengar memberikan tanggapan atas tuturan pembicara tersebut. Penulis menyimpulkan dari kedua pendapat tersebut bahwa makna adalah sesuatu yang diekspresikan oleh bahasa dimana terdapat pendengar dapat menanggapi apa yang dikemukakan oleh pembicara Jenis-Jenis Makna Leksikal Heatherington dalam Tarigan (1985:11) membagi makna menjadi dua: makna leksikal dan makna struktural. Menurut Kridalaksana (1984:120), makna leksikal ini merupakan unsur-unsur bahasa sebagai lambang atau peristiwa dan lain sebagainya dan mempunyai unsur-unsur bahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya. Sebagai contoh adalah kata a dalam kalimat a dog barked, menunjukkan salah satu binatang tertentu.

29 35 Makna gramatikal menurut Kridalaksana (1984:120) adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam satuan yang lebih besar, misalnya hubungan antara kata dengan kata yang lain dalam frasa atau kalimat. Sebagai contoh adalah kata right yang bisa berarti hak, benar atau kanan, tergantung pada fungsi dan konteks kata tersebut dalam hubungannya dengan satuan yang lebih besar, yaitu frasa atau kalimat. Mengutip Heathherington, Tarigan (1985:11) menyebutkan pula bahwa makna leksikal terdiri dari makna denotatif dan makna konotatif Makna Denotatif Menurut Chandler (2002:140), Denotation' tends to be described as the definitional, 'literal', 'obvious' or 'commonsense' meaning of a sign. In the case of linguistic signs, the denotative meaning is what the dictionary attempts to provide. Artinya denotasi menjelaskan makna tanda yang bersifat literal, sesuai dengan pikiran masyarkat umum. Hal itu dijelaskan lebih lanjut oleh Lyons (1995:81), Denotation is relation which holds primarily or basically, between expressions and physical entities in the external world, yang berarti bahwa denotasi merupakan relasi yang menghubungkan entitas ekspresi dan fisikal yang ada di dunia nyata. Kedua pendapat di atas menunjukan bahwa makna denotatif merupakan pengertian kata sebatas definisi yang umum dimengerti orang, sebagaimana makna yang tertera di dalam kamus, yang menjembatani antara ekspresi bahasa dengan entitas fisikal yang ada di dunia nyata.

30 36 38) Linda is thin, or slender, or skinny Pada contoh 38), dalam Bahasa Inggris, kata thin, slender, dan skinny, secara denotatif merujuk pada makna yang sama, yakni bentuk tubuh tertentu, yaitu kurus Makna Konotatif Menurut Chandler (2002:140), The term connotation is used to refer to socio-cultural and personal (ideological, emotional, etc.) of the sign. These are typically related to the interpreter s class, age, gender, ethnicity, and so on. Artinya makna konotatif merujuk pada beragam asosiasi atas tanda yang bersifat sosio-kultural dan personal (ideologi, emosi, dan lain sebagainya), yang bergantung pada latar belakang kelas, usia, jender, etnisitas, dan lain-lain, dari si penafsir tanda. Menurut Barthes (dalam Chandler, 2002:142): Connotation is a second-order of signification which uses the denotative sign (signifier and signified) as its signifier and attaches to it an additional signified. In this framework, connotation is a sign which derives from the signifier of a denotative sign (so denotation leads to a chain of connotations). Berdasarkan paparan Barthes, dapat disimpulkan bahwa konotasi merupakan tahap pemaknaan lebih jauh, yang berpijak pada tanda (sign) yang menjelaskan makna denotatif, atau dengan kata lain, makna denotatif mendorong lahirnya rangkaian makna konotatif.

31 37 Sejalan dengan pendapat di atas, Tarigan (1993:56) mengartikan konotasi sebagai suatu makna yang tambahan yang dinyatakan secara tidak langsung oleh kata tersebut. Konotasi suatu kata merupakan lingkaran gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang mengelilingi kata tersebut. Pengertian konotasi tersebut disederhanakan oleh Jefferies (1998:109) yang memaknai konotasi sebagai...a word we use lightly and often in everyday language to refer to obvious, but indirectly expressed emotion. Artinya, kata yang sering kita gunakan dalam bahasa sehari-hari merujuk pada ekpresi emosi yang nyata, akan tetapi tidak langsung. Ketiga pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa makna konotatif adalah tahap pemaknaan lebih jauh yang menjelaskan makna denotatifnya dan pemaknaannya mempunyai suatu dasar seperti lingkaran gagasan atau perasaan yang mengelilingi makna tersebut. 39) Linda is thin, or slender, or skinny Pada contoh di atas, dalam Bahasa Inggris, kata thin, slender, dan skinny, secara konotatif memiliki makna yang berbeda, di mana thin bersifat netral, skinny bersifat merendahkan, dan slender bersifat menyanjung Struktur Artikel Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya actual dan kadang-kadang kontroversional

32 38 (Sumadiria, 2004:1). Hal itu berarti artikel merupakan sebuh karangan berparagraf yang mempunyai isi atau content berstruktur. Dalam sebuah artikel, judul (headline/heading) dan subhead merupakan dua bagian penting. Menurut Steven (2011), Headlines draw people into your copy and they help strengthen information scent. Subheadings create a hierarchy and allow you to communicate messages to those who scan. Artinya, judul menarik perhatian pembaca dan menguatkan pesan yang disampaikan pembuatnya, sementara subhead merupakan langkah penulis untuk mulai mengomunikasikan pesannya kepada mereka sekilas meluangkan aktu untuk membaca tulisan si pembuat. Dalam hirarkis struktur artikel, menurut Steven (2011), terdapat tiga bagian. Pada tingkat pertama adalah judul, yang targetnya adalah menarik perhatian pembaca dan mengajaknya masuk pada bagian tulisan selanjutnya, The goal here is to draw the reader in and lead him or her toward secondary type. Pada tingkat kedua, terdapat subhead, yang mencakup kutipan, caption (deskripsi singkat), dan bentuk teks lainnya yang berdiri terpisah dan mendukung informasi pada teks utama. Target dari subhead adalah untuk membantu pembaca memindai informasi dan mengajak mereka untuk membaca detil informasi. Seperti yang diungkapkan Steven (2011), your subheads and also includes pull quotes, captions, and anything else that stands apart and supports the main text. The goal here is to aid scanability and lead the reader toward more detailed information. Pada tingkat ketiga adalah isi (main content). Menurut Steven (2011) The goal here is to stay out of the reader s way. Artinya, target dari isi adalah menghentikan aktivitas calon pembaca dan mulai membaca tulisan si pembuat.

33 39 Paparan tentang isi artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga tingkatan yaitu judul, subhead, dan isi dalam suatu artikel saling berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting dalam interaksi antar manusia. Manusia melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa juga dipandang sebagai cermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. Selain nomina, ajektiva, pronomina, verba, preposisi, konjungsi, dan interjeksi, adverbia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional components yang lebih luas secara struktur di antara grup lainnya, sebagaimana yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. McManis et al. (1997:70) dalam bukunya yang berjudul Language Files

BAB II KAJIAN TEORI. McManis et al. (1997:70) dalam bukunya yang berjudul Language Files BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sintaksis McManis et al. (1997:70) dalam bukunya yang berjudul Language Files mengemukakan bahwa Syntax is the study of the structure of sentence. It attempts to uncover the underlying

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa manusia. Dua hal yang

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : DIII KOMPUTERISASI PERKANTORAN DAN KESEKRETARIATAN Semester : 1

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : DIII KOMPUTERISASI PERKANTORAN DAN KESEKRETARIATAN Semester : 1 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : DIII KOMPUTERISASI PERKANTORAN DAN SEKRETARIATAN Semester : 1 MATA KULIAH : BAHASA INGGRIS I KODE MATA KULIAH / SKS : 390152037 / 2 SKS MATA KULIAH

Lebih terperinci

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A HANDLING TAMU E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A CARA PENERIMAAN TAMU Menanyakan nama dan keperluan (RESEPSIONIS) Good Morning. What can I do for you? Good morning, can

Lebih terperinci

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST 198111022008122002 DESCRIBING HABITS Topic : Daily Habits Last night i went to bed around 11.00. you know, i usually go to bed at 9.30 p.m. I do

Lebih terperinci

Makalah Parts of Speech

Makalah Parts of Speech Makalah Parts of Speech BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Parts of Speech dalam bahasa Inggris berarti jenis-jenis kata atau kelas-kelas kata. Disebut parts of speech karena bagian-bagian dari ucapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sering kali kita temukan banyak informasi yang dituliskan di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

Pemrograman Lanjut. Interface

Pemrograman Lanjut. Interface Pemrograman Lanjut Interface PTIIK - 2014 2 Objectives Interfaces Defining an Interface How a class implements an interface Public interfaces Implementing multiple interfaces Extending an interface 3 Introduction

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab kajian teori ini, penulis membahas teori-teori yang berkaitan

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab kajian teori ini, penulis membahas teori-teori yang berkaitan BAB II KAJIAN TEORI Pada bab kajian teori ini, penulis membahas teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan digunakan sebagai referensi dalam menganalisis data pada bab selanjutnya. 2.1 Sintaksis

Lebih terperinci

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 108 BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 6.1 Kalimat Sederhana Siswa sekolah dasar dalam mempelajari bahasa Inggris selain mendengarkan, dan berbicara, siswa juga dituntut untuk

Lebih terperinci

Preposisi Lokatif Bahasa Indonesia

Preposisi Lokatif Bahasa Indonesia Universitas Indonesia Library >> UI - Disertasi (Membership) Preposisi Lokatif Bahasa Indonesia Deskripsi Lengkap: http://lib.ui.ac.id/abstrakpdfdetail.jsp?id=20425348&lokasi=lokal ------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

FORMULIR No.Dokumen FM-02-AKD-0- FORMAT S A P

FORMULIR No.Dokumen FM-02-AKD-0- FORMAT S A P Halaman 1 dari 18 PERTEMUAN KE 1-2 SKS/Semester : 2 / 4 STANDAR KOMPETENSI Students are able to use the English word classes in correct and appropriate sentences or utterances for communication for various

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB II. Pada bab ini penulis membahas mengenai teori-teori yang berkaitan. dengan penelitian yang selanjutnya akan digunakan sebagai referensi dalam

BAB II. Pada bab ini penulis membahas mengenai teori-teori yang berkaitan. dengan penelitian yang selanjutnya akan digunakan sebagai referensi dalam BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini penulis membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang selanjutnya akan digunakan sebagai referensi dalam analisis data pada Bab III. 2.1 Sintaktis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah : Bahasa Inggris Bisnis 2 Kode / SKS : AK012105 / 1 SKS Program Studi : Sistem Komputer Fakultas : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Subject, Verb, Complement & Modifier. fungsi unsur.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sintaktis dan kelas sintaktisnya dan dalam kajian semantis, asosiatif afektif dikaji

BAB II KAJIAN TEORI. sintaktis dan kelas sintaktisnya dan dalam kajian semantis, asosiatif afektif dikaji BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sintaksis (Syntax) Dalam penelitian ini, penulis mengkaji asosiatif afektif secara sintaktis dan semantis. Dalam kajian sintaktis, asosiatif afektif dikaji untuk diketahui kategori

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menggabungkan katakata

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menggabungkan katakata BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sintaksis Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menggabungkan katakata untuk membentuk kalimat dan aturan yang menentukan pembentukan kalimat. Pengertian sintaksis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis data pada bab tiga. Teori yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan Lesson 63: Reported speech Pelajaran 63: Pidato Laporan Reading (Membaca) He told me that he would come. (Dia bilang kepadaku dia akan datang.) She said that she would be fine. (Dia berkata bahwa dia akan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN KATEGORI KALIMAT SEDERHANA DALAM JURNAL ENGLISH TEACHING FORUM (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI MARDHATILLAH

FUNGSI DAN KATEGORI KALIMAT SEDERHANA DALAM JURNAL ENGLISH TEACHING FORUM (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI MARDHATILLAH FUNGSI DAN KATEGORI KALIMAT SEDERHANA DALAM JURNAL ENGLISH TEACHING FORUM (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra MARDHATILLAH 110912015

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seperti yang disebutkan sebelumnya, penelitian ini berfokus pada fungsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seperti yang disebutkan sebelumnya, penelitian ini berfokus pada fungsi BAB II KAJIAN PUSTAKA Seperti yang disebutkan sebelumnya, penelitian ini berfokus pada fungsi frasa nomina dalam kalimat dan unsur pembentuk frasa nomina itu sendiri. Frasa nomina dapat berfungsi sebagai

Lebih terperinci

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks :

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : 1. SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 8LATIHAN SOAL CHAPTER 8 By the way, you are still going to look around, arent you? Who are talking in the dialog? Bruce Erick Ericks sister Bruce and Erick Kunci

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH...iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH...iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH...iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN..xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab 2 ini penulis akan membahas teori yang akan digunakan untuk menganalisis data pada bab 3. Penulis akan menganalisis kategori kata ganti dan acuan dari kata ganti pada data

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Halliday mengemukakan bahwa kohesi adalah bagian dari sistem bahasa

BAB II KAJIAN TEORI. Halliday mengemukakan bahwa kohesi adalah bagian dari sistem bahasa BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Cohesion Halliday mengemukakan bahwa kohesi adalah bagian dari sistem bahasa yang merujuk kepada hubungan makna yang terdapat dalam sebuah teks seperti yang dikatakan oleh Halliday

Lebih terperinci

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI SENIN 01 DESEMBER 2008 Adi Cahyono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat Jenis dan Contoh Noun Noun merupakan salah satu part of speech ( unsur kalimat dalam bahasa Inggris) yang berupa orang atau sesuatu seperti benda,

Lebih terperinci

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan.

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. TAG QUESTION Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. Syarat utama dalam membuat question tag adalah: Apabila kalimat utamanya / pernyataannya

Lebih terperinci

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS Drs. Sugija, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kata dengan kata yang lain menjadi frase, dan gabungan antara frase dengan frase

BAB II KAJIAN TEORI. kata dengan kata yang lain menjadi frase, dan gabungan antara frase dengan frase 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sintaksis Pengertian sintaksis menurut Miller (2002 : 346) adalah: Syntax has to do with how words are put together to build phrases, with how phrases are put together to build

Lebih terperinci

Syntactic Structure of Ditransitive Verbs Found in the Sentences Used in Eugene O neill s One-Act Play: A Wife For A Life

Syntactic Structure of Ditransitive Verbs Found in the Sentences Used in Eugene O neill s One-Act Play: A Wife For A Life yntactic tructure of Ditransitive Verbs Found in the entences Used in Eugene O neill s One-Act Play: A Wife For A Life Riana Lie 1*, I Gede Putu udana. 2, Ni Made Ayu Widiastuti 3 [123] English Department,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Radford (2004:1) mengatakan bahwa syntax is the study of the

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Radford (2004:1) mengatakan bahwa syntax is the study of the 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sintaksis (Syntax) Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu linguistik. Seperti yang dikemukakan oleh Radford (2004:1) mengatakan bahwa syntax is the study of the way in which

Lebih terperinci

BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA. dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat.

BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA. dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat. 81 BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA Dalam bab ini dideskripsikan tentang pemerolehan bahasa, pemerolehan bunyi bahasa dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat.

Lebih terperinci

FRASA VERBA TIPE FUNKTIONSVERBGEFÜGE DAN FRASA VERBA TIPE FRASEOLEKSEMIS DALAM BAHASA JERMAN BIDANG EKONOMI Kajian Sintaktis dan Semantis

FRASA VERBA TIPE FUNKTIONSVERBGEFÜGE DAN FRASA VERBA TIPE FRASEOLEKSEMIS DALAM BAHASA JERMAN BIDANG EKONOMI Kajian Sintaktis dan Semantis FRASA VERBA TIPE FUNKTIONSVERBGEFÜGE DAN FRASA VERBA TIPE FRASEOLEKSEMIS DALAM BAHASA JERMAN BIDANG EKONOMI Kajian Sintaktis dan Semantis The Verb Phrases of Funktionsverbgefüge and Fraseoleksemis Types

Lebih terperinci

- Dalam kalimat Bahasa Inggris sedikitnya mempunyai 1 SUBJEK dan 1 KATA KERJA - Mencari Subjek dan Kata Kerja dalam kalimat

- Dalam kalimat Bahasa Inggris sedikitnya mempunyai 1 SUBJEK dan 1 KATA KERJA - Mencari Subjek dan Kata Kerja dalam kalimat JURUS 1 : SUBJEK DAN KATA KERJA (SUBJECTS DAN VERBS) Secara umum, kalimat dalam Bahasa Inggris seharusnya mempunyai Satu Subjek dan Satu Kata Kerja. Pertanyaan yang sering muncul dalam soal-soal TOEFL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap pemahaman pembaca atas apa yang disampaikan penulis.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap pemahaman pembaca atas apa yang disampaikan penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada bahasa tulis, cara penulisan yang baik dan benar akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman pembaca atas apa yang disampaikan penulis. Pada skripsi ini penulis

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 1. Rita :Dont leave me alone, Bondan! Bondan :What did she say, Wan? Iwan :. SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 She told you that you dont leave me alone. She told you

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klausa merupakan satuan sintaksis yang memiliki ciri seperti kalimat, tapi klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya agar dapat membentuk

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Disarikan dari buku:

PRAGMATIK. Disarikan dari buku: PRAGMATIK Disarikan dari buku: Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Graha Ilmu: Yogyakarta. Cutting, Joan. 2006. Pragmatics and Discourse 2 nd Edition. New York: Rouledge. Wijana, I Dewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa,

Lebih terperinci

Conditional Sentence. Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP

Conditional Sentence. Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP Conditional Sentence Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP.19780710 200801 1 012 Pengertian CONDITIONAL SENTENCES adalah: Kalimat pengandaian Atau Kalimat bersyarat Rumus: If (clause 1 ), (clause 2) Type 1 [

Lebih terperinci

RESUME FRASA NOMINA dari Buku Tranformational Grammar Andrew Radford

RESUME FRASA NOMINA dari Buku Tranformational Grammar Andrew Radford RESUME FRASA NOMINA dari Buku Tranformational Grammar Andrew Radford (ra. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd./FPBS UPI) 1. Pengantar alam bahasa dikenal dua kategori berikut ini. (1) (i) Kategori kelas kata N

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sintaksis Sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari bagaimana kata disusun menjadi unit yang lebih besar seperti frasa, klausa dan kalimat. Menurut

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword: Algorithm, Depth First Search, Breadth First Search, backtracking, Maze, Rat Race, Web Peta. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword: Algorithm, Depth First Search, Breadth First Search, backtracking, Maze, Rat Race, Web Peta. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In a Rat Race game, there is only one way in and one way out. The objective of this game is to find the shortest way to reach the finish. We use a rat character in this game, so the rat must walk

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10. Be quite. Keep quiet

SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10. Be quite. Keep quiet 1. The correct active voice sentence of you are requested to keep quiet is SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10 Be quite Keep quiet Please keep quite Be quite please Please

Lebih terperinci

Callista Sulaiman

Callista Sulaiman Callista ulaiman 2011-031-070 : o this is the first time I come to your class right? : riiight : o do you know my name? : Nooo : Ok so let me introduce myself first : Ok miss : o my name is Callista, and

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengaturan (wikipedia). Dalam pembahasan linguistik, ilmu sintaksis dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengaturan (wikipedia). Dalam pembahasan linguistik, ilmu sintaksis dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sintaksis Secara etimologis, kata sintaksis berasal dari bahasa yunani kuno yaitu σύνταξις (syntáxis ) yang berarti arrangement atau pengaturan yang merupakan gabungan dari kata

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI STIE Bisma Lepisi Jl. Ks. Tubun No. 11 Tangerang 15112 Telp.:(021) 558 9161-62. Fax.:(021) 558 9163 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kelompok Mata

Lebih terperinci

2. PERSONAL PRONOUNS 3. Pronouns are words like I, me (personal pronouns) or my, mine (possessive pronouns).

2. PERSONAL PRONOUNS 3. Pronouns are words like I, me (personal pronouns) or my, mine (possessive pronouns). KISI-KISI PTS GASAL BAHASA INGGRIS KELAS 7 1. SIMPLE PRESENT TENSE be Use: am with the personal pronoun II is with the personal pronouns he, she or it (or with the singular form of nouns) are with the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT

BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BAHASA INGGRIS BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT Dr. Rahmad Husein, M.Ed. Dr. Anni Holila Pulungan, M.Hum. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai,

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Repetisi adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai, misalnya I wake

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana kata-kata dapat bergabung menjadi frasa, klausa, dan kalimat. Selain

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana kata-kata dapat bergabung menjadi frasa, klausa, dan kalimat. Selain BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sintaksis Sintaksis merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang bagaimana kata-kata dapat bergabung menjadi frasa, klausa, dan kalimat. Selain itu, sintaksis pun mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi bagi kehidupan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa juga menjadi alat komunikasi yang efektif untuk menyampaikan

Lebih terperinci

The correlation between Speech Text Writing Habit and Students. writing skill at Daar El-Qolam Islamic Boarding School 2

The correlation between Speech Text Writing Habit and Students. writing skill at Daar El-Qolam Islamic Boarding School 2 76 Appendix 1. Questionnaire and Theory Appendices The correlation between Speech Text Writing Habit and Students writing skill at Daar El-Qolam Islamic Boarding School 2 Research Questions: 1. How is

Lebih terperinci

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA Ebook Gratis Boleh dibagikan kepada kawan tapi tidak boleh merubah bentuk dan isi Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA klik www.pendidikaninggris.com 1 RINGKASAN TENSES Perubahan Bentuk Waktu Kalimat Present

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA)

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Read Online and Download Ebook KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) DOWNLOAD EBOOK : KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN Click link

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sinktaktis adalah sebuah sistem aturan-aturan yang menggarisbawahi

BAB II KAJIAN TEORI. Sinktaktis adalah sebuah sistem aturan-aturan yang menggarisbawahi BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sintaktis Sinktaktis adalah sebuah sistem aturan-aturan yang menggarisbawahi pembentukan kalimat dalam bahasa manusia. Hal tersebut diungkapkan oleh O Grady (1996:181) Syntax is

Lebih terperinci

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How to do things with word pada tahun 1965. Austin (1962)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi dan juga digunakan sebagai alat untuk menyampaikan. pesan atau maksud pembicara kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi dan juga digunakan sebagai alat untuk menyampaikan. pesan atau maksud pembicara kepada pendengar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam menyampaikan dan menerima informasi yang dapat mempengaruhi hidup setiap manusia. Bahasa memegang

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7 1. Grandpas Birthday What is the topic of the text? Birthday party Birthday cake Happy birthday Grandpas birthday Kunci Jawaban : D Bacaan tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI diajukan untuk memenuhi Ujian Sarjana pada Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Bahasa Universitas Widyatama Oleh: R. Harisma

Lebih terperinci

Nama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal

Nama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal Nama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal Deskripsi Soal Dalam rangka mensukseskan program Visit Indonesia,

Lebih terperinci

SISTEM PENGUTIPAN (Disarikan dari Kemdiknas, Ditjen Dikti DP2M, 2011) Palembang, 23 Mei 2017

SISTEM PENGUTIPAN (Disarikan dari Kemdiknas, Ditjen Dikti DP2M, 2011) Palembang, 23 Mei 2017 SISTEM PENGUTIPAN (Disarikan dari Kemdiknas, Ditjen Dikti DP2M, 2011) Palembang, 23 Mei 2017 Fabrikasi Data Membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada Falsifikasi Data: Mengubah data sesuai dengan keinginan

Lebih terperinci

LKS SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS KONTROL

LKS SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS KONTROL LAMPIRAN A.3 LKS SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS KONTROL Name : Class : Student Worksheet a. Read your textbook about circulatory system carefully. You can discuss it with your partner. Ask for things

Lebih terperinci

Adverbia Temporal (AT) Berpreposisi dalam Bahasa Inggris. Adverbia Temporal (AT) Berpreposisi dalam Bahasa Inggris Lily Marliah

Adverbia Temporal (AT) Berpreposisi dalam Bahasa Inggris. Adverbia Temporal (AT) Berpreposisi dalam Bahasa Inggris Lily Marliah Aderbia Temporal (AT) Berpreposisi dalam Bahasa Inggris Lily Marliah ABSTRACT The title of this research is called Aderbia Temporal Berpreposisi dalam Bahasa Inggris or The Prepositional Phrase of Aderb

Lebih terperinci

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A) APPENDICES Appendix A Data 1 (Student A) 48 No Sentence 1. *There so many place they can visiting. *There so many place they can visiting. Tidak mengerti struktur yang sebenarnya, mengira bahwa are atau

Lebih terperinci

God s PERFECT TIMING EDITORIAL

God s PERFECT TIMING EDITORIAL God s PERFECT TIMING EDITORIAL TAKUT AKAN TUHAN. Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik... KEHIDUPAN YANG DIPERSEMBAHKAN. Karena itu saudara-saudara,

Lebih terperinci

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan Lesson 70: Questions Pelajaran 70: Pertanyaan Reading (Membaca) Is your job easy? (Apakah pekerjaanmu mudah?) Has he finished eating? (Apakah dia sudah selesai makan?) Will it keep raining? (Akankah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

FIRE CLAIM FORM SURAT KLAIM KEBAKARAN

FIRE CLAIM FORM SURAT KLAIM KEBAKARAN FIRE CLAIM FORM SURAT KLAIM KEBAKARAN This is to notify you that a fire broke out which resulted a loss to my / our property, the particulars of which are indicated as follows : Bersama ini kami beritahukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segala hal yang dilakukan seseorang tak terlepas dari bagaimana ia memaknai tindakannya, begitu pula dalam berkomunikasi yang menjadikan bahasa sebagai kunci pokoknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia sosial, manusia tidak lepas dari interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia sosial, manusia tidak lepas dari interaksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia sosial, manusia tidak lepas dari interaksi dengan manusia lain. Interaksi tersebut dikemas dalam suatu wadah yang disebut komunikasi. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para penuturnya. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses berpikir maupun dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh

Lebih terperinci

PENETAPAN PANITIA PENGUJI...

PENETAPAN PANITIA PENGUJI... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PRASYARAT GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

UML USE CASE DIAGRAM

UML USE CASE DIAGRAM UML USE CASE DIAGRAM "Get your team up to speed on these requirements so that you can all start designing the system." Happy Monday READING DOCUMENT REQUIREMENT The requirements are still a little fuzzy,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, lalu lintas informasi berada pada tingkat kecepatan yang belum pernah dicapai sebelumnya. Demi memenuhi hasrat masyarakat akan informasi yang terus

Lebih terperinci

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Lesson 66: Indirect questions Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Reading (Membaca) Could you tell me where she went? (Bisakah kamu beritahu aku kemana dia pergi?) Do you know how I can get to the

Lebih terperinci

THE TRANSLATION OF PREPOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS

THE TRANSLATION OF PREPOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS THE TRANSLATION OF REOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS Made Jaya Maharani 1* utu Ayu Asty Senja ratiwi 2 I Made Sena Darmasetiyawan 3 [123] English Department Faculty

Lebih terperinci

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris Sistem Informasi Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris 1. Kita mengetahui bahwa perkembangan teknologi di zaman sekarang sangat pesat dan banyak hal yang berubah dalam kehidupan kita.

Lebih terperinci

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap Lesson 58 : everything, anything each, every Pelajaran 58 : semuanya, apapun Masing-masing/sesuatu, setiap Reading (Membaca) Is everything okay? (Apakah semuanya baikbaik?) Don t worry, everything will

Lebih terperinci