PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
|
|
- Farida Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KESIAPAN KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER AKHIR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Tista Dara Ayuningtyas NIM : PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
2 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KESIAPAN KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER AKHIR Disusun oleh: Tista Dara Ayuningtyas NIM: Telah disetujui oleh. Dosen Pembimbing, Ratri Sunar Astuti, M.Si Tanggal:,i 5 AUG 2015
3 HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HUBI]NGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KESIAPAN KEITIA PADA MAHASISWA SEMESTER AKHIR Dipersiapkan dan ditulis oleh: Tista Dara Ayuningtyas NIM : dinyataken&.,1f, bi -{ di depan Panitia Penguji i 2015./'\,- 1q.:-K=* -..h\q".-'+@ Psikologi 25 AUG 2015 Sanata Dharma G* {re ln
4 MOTTO Your past can t be changed, but you can change tomorrow by your actions today -Mulan (Disney Word)- -Pius Kalis Jati- Gelasku MASIH berisi setengah bukan Gelasku sudah kosong setengah -Aku tidak akan mencemaskan hari esok, karena Tuhan memberi tenaga untuk bekerja, pikiran untuk mencari jalan keluar dan ada sahabat yang selalu siap sedia membantuku untuk mengisi kembali gelasku- iv
5 Karya ini ku persembahkan untuk : v
6 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karyailmiah. Yogyakarta, 25 Agustus 2015 Penulis Tista Dara Aluningtyas V1
7 HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KESIAPAN KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER AKHIR Tista Dara Ayuningtyas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir. Semakin tinggi kemandirian yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi pula kesiapan kerjanya. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester akhir dengan rentang usia 20an-30an tahun. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua alat ukur yaitu skala kemandirian dan skala kesiapan kerja. Skala kemandirian memiliki reliabilitas 0,879 dan skala kesiapan kerja memiliki reliabilitas 0,914. Hasil korelasi antara kemandirian dengan kesiapan kerja sebesar 0,767 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemandirian dengan kesiapan kerja. Kata kunci : kemandirian, kesiapan kerja vii
8 THE RELATIONSHIP BETWEEN AUTONOMY AND READINESS TO WORK AMONG LAST-SEMESTER-STUDENT Tista Dara Ayuningtyas ABSTRACT The aim of the research was to gain deeper understanding on the relation between autonomy and the readiness to work among last-semester-students. The hypothesis of this research was that there is a positive relation between autonomy and the readiness to have job. The higher one s autonomy was the higher level of readiness one possesses. The subjects of this research were students currently studying on their last semester with age ranging from 20 s to 30 s. The data sampling tool used in this research consisted of two measuring tools, which were: autonomy scale and readiness-for-work scale. The reliability value of autonomy s scale was 0.879, while readiness-for-work scale s reliability value was The correlation value between autonomy and readiness to work was 0.767, with a significance of The result showed that autonomy and readiness to work has a positive relation. Keywords: autonomy, readiness to work viii
9 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat, bimbingan, penyertaan, serta kasih-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi). Dalam proses penyelesaian skripsi, penulis menyadari bahwa ada banyak pihak yang telah terlibat dalam memberikan bantuan, dukungan, bimbingan, dan masukan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan sabar untuk membimbing dan memberikan masukan selama pengerjaan skripsi ini hingga selesai. 3. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang yang selalu memberi semangat dan masukan-masukan serta selalu sabar kepada teman-teman Kelas B Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang selama ini telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama penulis menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. x
11 5. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi (Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Pak Gi, Bu Nanik) yang telah membantu dan memberikan pelayanan terbaik selama penulis belajar di Fakultas Psikologi ini. 6. Papa Eko Sidik Sulasto dan Mama Maria Pujiastuti, terima kasih atas segala dukungan, doa, dan kasih sayang yang selalu diberikan kepada penulis. Terima kasih juga karena telah memberi semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi dan bersabar menunggu hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi tanpa mundur-mundur lagi. 7. My Sister, Novena, yang selalu mendoakan dan mendukung agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi serta mau berbagi ilmunya kepada penulis. 8. Robert O.Y, yang selalu memberikan bantuan apa saja dan kapan saja, mendukung dan memberi semangat kepada penulis ketika mencapai masa jenuh dan sulit dalam skripsi. 9. Teman-teman kos, Ocha dan Tika, yang memberikan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan teman berbagi cerita selama di kos. 10. Sahabat-sahabatku sepaket dan seperjuangan; Anin, Daning, Esti Ntonk, Dwi Pinno, Pudji, Lolla, Ghea, Fiona Damanik, Vienna yang selalu mendukung, menemani, menghibur, dan menjadi sahabat disaat suka maupun duka selama lima tahun ini. Bahagia bisa bertemu dan berdinamika bersama kalian. xi
12 11. Sahabat-Sahabatku; Eric, Puspa, Rio yang memberikan motivasi dan dukungan dalam segala situasi yang penulis alami. Terima kasih atas kebahagiaan dan kesedihan yang kita lewati bersama. 12. Teman-temanku; Hoyi, Fiona Simbah, DeseptiningTyas, Naris, Koleta, Sandi, Yovidia, Tari, Tyas Yippi, Hendi yang memberikan tawa, senyuman, dan dukungan disaat bertemu dan berkumpul bersama. Engger, yang telah membagi ilmu statistiknya dalam pengerjaan skripsi ini. Terima kasih. 13. Teman-teman yang telah membantu dalam membagikan skala selama proses pengerjaan skripsi. Terima kasih atas bantuan dan tenaga yang telah kalian berikan sehingga pengambilan data dapat berjalan lancar. 14. Teman-teman satu bimbingan yang selalu saling memberikan semangat dan saling menguatkan satu sama lain. 15. Teman-teman angkatan 2010, atas dinamika dan kebersamaan yang kita lalui bersama selama kita belajar di Fakultas Psikologi ini. Terima kasih atas pengalaman, cerita dan kebahagiaan yang kalian berikan. 16. Teman-teman yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. Tanpa kalian skripsi ini tidak akan terselesaikan. Terima Kasih. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti sangat berterimakasih atas semua masukan baik berupa kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih. Penulis xii
13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR SKEMA... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis... 8 xiii
14 BAB II. LANDASAN TEORI... 9 A. KESIAPAN KERJA Definisi Kesiapan Kerja Aspek-Aspek Kesiapan Kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja B. KEMANDIRIAN Definisi Kemandirian Aspek-Aspek Kemandirian Dampak Kemandirian C. MAHASISWA SEMESTER AKHIR D. HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KESIAPAN KERJA E. HIPOTESIS BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Variabel Penelitian C. Definisi Operasional D. Subjek Penelitian E. Metode Pengumpulan Data F. Metode Analisis Data Validitas Seleksi Item Reliabilitas xiv
15 G. Analisis Data Uji Normalitas Uji Linearitas Uji Hipotesis BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian B. Deskripsi Subjek Penelitian C. Deskripsi Data Penelitian D. Hasil Penelitian a. Uji Normalitas b. Uji Linearitas c. Uji Hipotesis E. Analisis Data Tambahan F. Pembahasan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xv
16 DAFTAR TABEL Tabel 1 Blue Print Skala Kemandirian Tabel 2 Distribusi Item Skala Kemandirian Tabel 3 Blue Print Skala Kesiapan Kerja Tabel 4 Distribusi Item Skala Kesiapan Kerja Tabel 5 Distribusi Item Skala Kemandirian Setelah Seleksi Item Tabel 6 Blue Print Skala Kemandirian Setelah Seleksi Item Tabel 7 Distribusi Item Skala Kesiapan Kerja Setelah Seleksi Item Tabel 8 Blue Print Skala Kesiapan Kerja Tabel 9 Reliabilitas Try Out Skala Kemandirian Tabel 10 Reliabilitas Try Out Skala Kesiapan Kerja Tabel 11 Deskripsi Subjek Penelitian Tabel 12 Perbandingan Nilai Mean Teoritik dan Empirik Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Tabel 14 Hasil Uji Linearitas Tabel 15 Hasil Uji Hipotesis Tabel 16 Hasil Independent-Sample T Test xvi
17 DAFTAR SKEMA 1. Hubungan Antara Kemandirian Dengan Kesiapan Kerja xvii
18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Skala Try Out Skala Lampiran 2 : Skala Setelah Try Out Skala Lampiran 3 : Reliabilitas Reliabilitas Skala Kemandirian Reliabilitas Skala Kesiapan Kerja Seleksi Item Lampiran 4 : Hasil Penelitian Mean Empirik One-Sample t-test Uji Normalitas Uji Linearitas Uji Hipotesis Analisis Tambahan xviii
19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa dewasa awal merupakan masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Masa dewasa awal biasanya dimulai pada akhir usia belasan atau permulaan usia 20-an dan berlangsung sampai usia 30-an (Santrock, 2003). Menurut Kenniston (Santrock, 2003), masa muda (youth) adalah masa transisi antara remaja dan dewasa yang merupakan waktu ketergantungan ekonomi dan pribadi. Masa transisi tersebut sering berlangsung selama 2 hingga 8 tahun. Pada titik ini dalam perkembangan mereka, banyak individu masih mengeksplorasi jalur karier yang ingin mereka ambil, ingin menjadi individu seperti apa, dan gaya hidup seperti apa yang mereka inginkan; hidup melajang, hidup bersama, atau menikah (Santrock, 2012). Sebagai seorang dewasa awal, kaum muda berbeda dengan remaja karena adanya perjuangan antara membangun pribadi yang mandiri dan menjadi terlibat secara sosial, berlawanan dengan perjuangan remaja untuk mendefinisikan dirinya (Santrock, 2002). Menjelang awal dan pertengahan usia dua puluhan, banyak individu sudah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan mereka dan mulai bekerja penuh waktu. Sejak usia pertengahan dua puluh hingga akhir masa dewasa awal, individu sering mencari kestabilan untuk karier awal mereka di bidang tertentu (Santrock, 2012). Walaupun beberapa orang yang baru menginjak dewasa berhasil memandu dunia 1
20 2 pendidikan dan kerja, namun ada yang gagal dan tenggelam sehingga memunculkan pengangguran (Papalia, Old, & Feldman, 2009). Berdasarkan data BPS (2014), jumlah pengangguran di Indonesia pada tahun 2013 sebesar dengan jumlah lulusan universitas sebesar Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengangguran dari lulusan universitas di Indonesia masih tergolong cukup tinggi. Menurut Iskandar (2013), salah satu penyebab tingginya tingkat pengangguran yang berasal dari lulusan universitas adalah tidak adanya kesesuaian antara kompetensi yang dimiliki tenaga kerja dengan pasar kerja. Setiap calon tenaga kerja dituntut memiliki kemampuan dan kompetensi yang sesuai agar dapat terjun langsung ke lapangan kerja. Ketidaksiapan lulusan perguruan tinggi sejatinya akan berdampak pada angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Hal tersebut bukan dikarenakan tidak adanya lapangan pekerjaan, melainkan lapangan pekerjaan yang ada tidak dapat menampung banyaknya lulusan perguruan tinggi yang minim keahlian dan keterampilan kerja (Hidayat, 2013). Menurut Antono (2013), salah satu faktor yang mengakibatkan masih tingginya angka pengangguran di DIY ialah banyaknya lulusan perguruan tinggi (PT) yang dinilai belum siap dan belum memiliki pengalaman kerja. Hal tersebut diperburuk lagi dengan belum adanya kesepahaman antara lembaga pendidikan dan dunia kerja. Pasek (2012) mengungkapkan masih banyak para sarjana yang baru lulus kuliah, ternyata tidak siap kerja, sehingga
21 3 para sarjana baru tersebut tidak bisa menutupi kebutuhan pasar kerja di Indonesia. Menurut Hersey dan Blancard (dalam Wijayanti, 2008), ketika seseorang merasa tidak mampu dan tidak memiliki kesiapan akan menyebabkan seseorang tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik, tidak mampu memimpin, menjadi prokrastinasi, tidak menyelesaikan tugasnya, sering bertanya tentang tugasnya, menghindari tugas, dan merasa tidak nyaman. Rendahnya soft skill yang membuat mahasiswa merasa belum siap untuk memasuki dunia kerja dikeluhkan oleh perusahaan. Banyak perusahaan yang memiliki harapan jika calon karyawannya nanti juga memiliki keterampilan seperti: kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, kepercayaan diri dan tanggung jawab dalam dunia kerja (Latief, 2011). Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti tentang kesiapan kerja, yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2008) tentang hubungan antara efikasi core skills dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara efikasi core skills dengan kesiapan kerja. Penelitian lain dilakukan oleh Saputro dan Suseno (2010) yang meneliti tentang hubungan antara kepercayaan diri dengan employability pada mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kepercayaan diri dengan employability. Pada saat memasuki sebuah pekerjaan menandakan dimulainya peran dan tanggung jawab baru bagi individu. Namun, untuk memasuki sebuah
22 4 pekerjaan dibutuhkan kesiapan kerja dari individu tersebut. Kesiapan kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi seseorang mengetahui keterampilan yang digunakan di dunia kerja, seseorang dapat berbaur atau berinteraksi dengan orang lain dan mengetahui kapasitas untuk mempelajari sesuatu yang baru (Ward&Riddle dalam Utadi, 2012). Individu yang siap bekerja menurut Ward dan Riddle (dalam Utadi, 2012) dapat diartikan sebagai individu yang dapat menyesuaikan diri terhadap budaya kerja yang baru, mengetahui keterampilan yang dimiliki, mengetahui dengan benar apa yang diinginkan, dan kapasitas untuk mempelajari sesuatu yang baru. Individu dapat berbaur dengan orang lain, memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan, mengerti apa yang menjadi harapan dalam hidup, mengerti apa yang menjadi harapan orang lain, dan harapan dalam pekerjaan. Kesiapan kerja menurut Hersey dan Blanchard (Robbins, 2007) merujuk pada tingkat seberapa jauh seseorang memiliki kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kesiapan kerja sangat dibutuhkan pada setiap mahasiswa semester akhir. Diharapkan ketika mahasiswa telah lulus dan mendapatkan gelar sarjana, mereka dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik berdasarkan bekal yang dimiliki. Kesiapan kerja atau disebut juga kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan (UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Menurut Ward dan Riddle (dalam Saputro,
23 5 2009), kesiapan kerja merupakan suatu kemampuan dengan sedikit atau tanpa bantuan dapat menemukan dan menyesuaikan pekerjaan yang dibutuhkan juga dikehendaki. Menurut Kartono (1985), salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja yaitu kepribadian. Bila seseorang memiliki kepribadian yang kuat dan integritas yang tinggi, besar kemungkinannya ia tidak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada umumnya, khususnya lingkungan kerjanya. Hal tersebut didukung dengan pendapat Masrun (1986), salah satu unsur kepribadian yang dianggap penting dalam kehidupan manusia adalah kemandirian. Kemandirian merupakan salah satu faktor kepribadian yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kodrati yang berupa umur dan jenis kelamin. Selain itu, dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lingkungan seperti pola asuh dan pendidikan ibu (Pelawi, 2004). Sebagai sesorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. Individu tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Secara psikologis, mereka justru merasa tertantang untuk membuktikan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua (Dariyo, 2003). Namun, pada kenyataannya masih banyak bentuk ketidakmandirian pada mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Tyas (2008) menunjukkan bahwa tidak semua partisipan anak tunggal dewasa muda
24 6 berhasil mencapai kemandirian. Dua partisipan mencapai kemandirian dalam ketiga aspeknya, sedangkan satu partisipan tidak mencapai kemandirian dalam ketiga aspeknya. Di sisi lain, ketika seseorang yang tidak mandiri dihadapkan pada suatu situasi yang sulit ataupun tidak menarik, ia membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat menyelesaikannya (dalam Kristiani, 2013). Jika orang tidak mandiri, maka ia akan menunggu bantuan dari orang lain dalam pemilihan pekerjaannya dan dalam penyelesaian tugas tertentu. Seorang yang tidak mandiri akan selalu membutuhkan bantuan orang lain dan tidak memiliki kepercayaan akan kemampuan dirinya. Menurut Santrock (2003) secara bersamaan aspek yang terkait dengan perkembangan suatu identitas pada masa remaja dan masa dewasa awal adalah kemandirian. Dengan adanya kemandirian yang kuat, maka seorang individu dapat bertindak atas keinginannya sendiri, bertanggungjawab akan perbuatannya, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, serta tidak bergantung secara emosional pada orang lain (dalam Patriana, 2007). Kemandirian mahasiswa semester akhir berkontribusi dalam menghadapi dunia kerja dengan kondisi apapun. Menurut Steinberg dan Silverberg (dalam Kristiani, 2013), kemandirian adalah kemampuan untuk menahan tekanan teman sebaya dan orang tua, terlepas dari kontrol orang tua dalam pengambilan keputusan, mampu menangani masalah serta mampu membuat keputusan dengan percaya diri.
25 7 Menurut Widjaja (dalam Asiyah, 2013), kemandirian menunjukkan adanya kepercayaan akan kemampuan diri untuk menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang lain. Individu yang mandiri sebagai individu yang dapat berdiri sendiri, dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, mampu mengambil keputusan sendiri, mempunyai inisiatif dan kreatif tanpa mengabaikan lingkungan dimana individu berada. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa masih banyak mahasiswa lulusan universitas yang belum memiliki kesiapan kerja untuk menghadapi dunia kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di Indonesia. Di sisi lain, Banyak perusahaan yang memiliki harapan jika calon karyawannya nanti tidak hanya memiliki kemampuan akademik saja tetapi juga memiliki keterampilan softskill dalam dunia kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja adalah kepribadian sedangkan salah satu unsur kepribadian yang dianggap penting dalam kehidupan manusia adalah kemandirian. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir?
26 8 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir. D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian-penelitian dalam Psikologi Perkembangan terutama perkembangan dewasa awal tentang hubungan kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir. b. Manfaat Praktis Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : a. Mahasiswa semester akhir, memberikan gambaran mengenai pentingnya kemandirian dalam mencapai kesiapan kerja. Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi sumber evaluasi dan refleksi diri bagi mahasiswa semester akhir dalam melihat kemandirian di dalam dirinya sehingga mahasiswa dapat melatih kemandirian dalam dirinya agar lebih siap dalam menghadapi dunia kerja. b. Bagi universitas, dapat memberikan masukan bagi universitas untuk lebih memperhatikan kemandirian mahasiswanya dengan mengadakan kegiatan yang dapat mengembangkan kemandirian mahasiswanya.
27 BAB II LANDASAN TEORI A. KESIAPAN KERJA 1. Definisi Kesiapan Kerja Menurut Hamalik (2013) kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, kerja diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan atau diperbuat dan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian. Menurut Sukardi (1993) kesiapan kerja adalah daftar perilaku yang bersangkutan dengan mengidentifikasi, memilih, merencanakan dan melaksanakan tujuan-tujuan bekerja yang tersedia bagi individu tertentu sesuai dengan usia perkembangannya. Menurut Erickson (Monks, Knoers, & Haditomo, 2006), hal yang paling menentukan dalam masa dewasa ialah untuk menjadi produktif dan berguna dalam kehidupan, mampu menyelesaikan masalah dan menghadapi tantangan, jika itu tidak terjadi maka akan ada perasaan stagnasi. Kesiapan berdasarkan definisi dari Hersey dan Blancard (dalam Robbins, 2008) merujuk pada sampai tingkat mana orang memiliki kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Individu yang siap bekerja menurut Ward dan Riddle (dalam Utadi, 2012) dapat 9
28 10 diartikan sebagai individu yang dapat menyesuaikan diri terhadap budaya kerja yang baru, mengetahui keterampilan yang dimiliki, mengetahui dengan benar apa yang diinginkan, dan kapasitas untuk mempelajari sesuatu yang baru. Individu dapat berbaur dengan orang lain, memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan, mengerti apa yang menjadi harapan dalam hidup, mengerti apa yang menjadi harapan orang lain, dan harapan dalam pekerjaan. Andrew (2005) menyatakan kesiapan kerja ialah satu set prestasi, pemahaman dan atribut pribadi yang membuat individu lebih mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan berhasil dalam karir yang mereka pilih. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi seseorang dalam pencapaian proses perkembangan mental, fisik, sosial, emosional yang meliputi adanya kemampuan, keterampilan, pemahaman, produktivitas, dan sikap kerja yang dapat diterapkan dalam suatu pekerjaan. Kesiapan kerja tersebut meliputi kemampuan untuk dapat beradaptasi dengan dunia kerja baru, mengetahui kapasitas diri dan keterampilan yang dimiliki, mengetahui yang menjadi keinginannya, dan mengetahui sikap apa yang harus dilakukan dalam menghadapi suatu keadaan tertentu serta harapan dalam pekerjaan. 2. Aspek-aspek Kesiapan Kerja Brady (2010), menyebutkan adanya enam aspek dalam kesiapan kerja, yaitu:
29 11 a. Tanggung jawab Individu yang siap untuk bekerja memiliki perasaan atau keinginan untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Pekerja yang bertanggung jawab datang tepat waktu dan bekerja sampai waktu selesai. Misalnya Bertanggung jawab terhadap peralatan dan perlengkapan, memenuhi standar kualitas kerja, dan menjaga kerahasiaan kebijakan organisasi. Tanggung jawab melibatkan integritas pribadi, kejujuran, dan kepercayaan. b. Fleksibilitas atau keluwesan Fleksibilitas merupakan upaya seseorang untuk menyesuaikan diri secara mudah dan cepat. Individu yang dapat beradaptasi dengan perubahan dan tuntutan dari tempat kerja. Individu yang luwes dapat menerima perubahan yang terjadi, baik itu perubahan yang dapat diprediksikan ataupun perubahan yang tidak dapat diprediksikan. Selain itu, individu dapat lebih aktif dan siap untuk beradaptasi dengan perubahan pada jadwal kerja, tugastugas, dan jam kerja. c. Keterampilan Seseorang yang siap bekerja tahu akan kemampuan dan keahlian yang mereka bawa ke dalam situasi kerja baru. Individu mengetahui jika keterampilan yang mereka miliki akan mereka pergunakan di lingkungan kerja. Individu mampu untuk mengidentifikasi kemampuan atau kekuatan yang dimiliki untuk
30 12 mengerjakan tugasnya. Selain itu, mereka juga harus mau mempelajari hal baru yang dituntut perusahan berkaitan dengan pekerjaan. d. Komunikasi Individu yang mampu berkomunikasi dengan baik akan lebih mudah berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Individu mampu untuk mengikuti perintah atau petunjuk, memahami bagaimana cara meminta bantuan, dapat menerima kritik dan masukan. Individu juga saling menghormati dan berhubungan baik dengan rekan kerja. e. Pandangan diri Pandangan diri merupakan salah satu aspek yang penting dalam komponen kesiapan kerja, karena teori-diri memiliki peranan yang penting dalam pemahaman terhadap individu dan bagaimana setiap orang memandang dirinya dalam hidup dan situasi kerja. Pandangan diri berkaitan dengan proses intrapersonal individu, tentang keyakinan tentang dirinya dan pekerjaan. Individu sadar dengan kemampuan yang dimilikinya, penerimaan, keyakinan, dan rasa kepercayaan diri yang ada dalam diri mereka. f. Kebersihan diri dan keselamatan Individu dapat menjaga keberhasilan dan kerapihan pribadi, sehat secara fisik dan mental. Mereka juga dapat mengikuti prosedur keselamatan yang diminta.
31 13 Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi aspek-aspek kesiapan kerja adalah tanggung jawab, keluwesan atau mudah menyesuaikan, keterampilan, komunikasi, pandangan diri, kebersihan diri dan keselamatan. Hal yang menjadi alasan dalam pemilihan teori tersebut bahwa teori tersebut dirasa cukup mewakili aspek-aspek yang akan digunakan untuk mengungkap kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja Menurut Kartono (1985), faktor-faktor yang mempengaruhi Kesiapan kerja, yaitu: a. Faktor-faktor dari dalam diri sendiri (intern) meliputi: 1) Kecerdasan Kecerdasan memegang peran penting dalam berhasil tidaknya seseorang melaksanakan tugas-tugasnya. Tambah sulit dan majemuk suatu tugas bertambah tinggi kecerdasan yang diperlukan untuk melaksanakannya. 2) Keterampilan dan kecakapan Untuk berhasil dalam usaha, kerja, atau kehidupan, kita tidak perlu meniru-niru, karena kita melihat banyak orang berhasil dalam hidupnya di berbagai macam bidang. Sebab keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda.
32 14 3) Bakat Langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum kita mempunyai pekerjaan tetap atau meneruskan belajar ialah: menemukan bakat yang ada dalam diri sendiri dan mempratekkannya. Dengan bekerja manusia dapat mengembangkan bakat dan kemampuan yang ada dalam dirinya. Persesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan yang dilakukan, akan menjadikan seseorang bekerja dengan baik, giat, produktif dan sekaligus dapat menghayati makna kerja yang dilakukan. 4) Kemampuan dan minat Kita harus mengetahui apakah kemampuan dan minat kita cocok dengan pekerjaan yang kita masuki. Untuk itu kita harus mengetahui betul-betul kemampuan dan minat kita terhadap suatu pekerjaan tertentu. Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang adalah : tugas dan jabatan yang dipegangnya harus sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Tugas dan jabatan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan minat banyak memberikan hambatan bagi kesuksesan dalam bekerja. Kemampuan yang disertai dengan prestasi tinggi dapat mengembangkan minat, sedang minat akan menyokong perkembangan kemampuan lebih lanjut.
33 15 5) Motivasi Dalam mencapai keberhasilan kerja, perlu adanya motifmotif yaitu motif untuk kreatif, motif mencari efisiensi, motif mencapai sesuatu, motif bekerja. 6) Kesehatan Kesehatan sangat membantu proses kerja seseorang dalam menyelesaikan segala tugas-tugasnya. 7) Kebutuhan psikologis Hal ini berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang. Kerja merupakan salah satu kegiatan di dunia ini, sehingga kebutuhan psikologis harus terpenuhi agar kehidupan emosinya stabil. 8) Kepribadian Pribadi yang berhasil yaitu bila seseorang sanggup berhubungan baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta kenyataan hidup secara wajar dan efektif, juga dapat memperoleh rasa puas atas hasil yang telah dicapainya. Bila seseorang mempunyai kepribadian yang kuat dan integritas tinggi, besar kemungkinannya ia tidak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada umumnya, dan khususnya dengan lingkungan kerjanya.
34 16 9) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja Jika pekerjaan seseorang sudah merupakan cita-cita dan tujuan sesuai dengan system nilainya, maka ia akan bekerja dengan sungguh-sungguh, rajin, tanpa disertai dengan suatu perasaan yang tertekan, yang sangat berguna bagi kesuksesan kerjanya. b. Faktor-faktor dari luar diri sendiri (ekstern) meliputi: 1) Lingkungan keluarga (rumah) Keadaan rumah dapat mempengaruhi berhasil tidaknya seseorang yang sedang bekerja. Anggota keluarga yang mendorong dan mendukung kerja seseorang turut membantu secara mental dan spiritual untuk berhasilnya seseorang dalam kariernya. 2) Lingkungan dunia kerja Situasi kerja dangat mempengaruhi keadaan diri pekerja, karena setiap kali seseorang bekerja maka ia pun harus memasuki situasi kerja tersebut. Macam-macam lingkungan tempat kerja atau stuasi kerja, yaitu: a) Rasa aman dalam pekerjaannya Artinya pekerjaan yang dipegang oleh seseorang merupakan pekerjaan yang aman dan tetap. Alangkah baiknya jika seseorang dapat bekerja secara aman dan tetap, sehingga makin lama kemampuan dan keterampilan dalam
35 17 melaksanakan pekerjaannya akan makin tumbuh dan berkembang. b) Kesempatan mendapatkan kemajuan Kesempatan mendapatkan kemajuan dalam suatu lapangan pekerjaan menunjang seseorang untuk lebih giat berusaha agar dapat bekerja dengan sebaik-baiknya. c) Rekan sekerja Hubungan sosial yang ada di antara rekan kerja berpengaruh pada proses kerja seseorang. d) Hubungan dengan pimpinan Hubungan yang baik, yang cukup demokratis dan saling menghargai merupakan hubungan yang ideal bagi pekerja (karyawan), sehingga dalam melaksanakan tugas-tugasnya ia dapat merasakan ketenangan dan keamanan. e) Gaji Gaji memang merupakan suatu perangsang bagi seseorang untuk bekerja dengan baik dan rajin. Maka gaji adalah satu hal yang penting yang dicari seseorang dalam bekerja. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja adalah faktor-faktor dari dalam diri sendiri meliputi kecerdasan, keterampilan dan kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motivasi, kesehatan, kebutuhan psikologis, kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja. Faktor-faktor dari luar diri
36 18 sendiri meliputi lingkungan keluarga (rumah), lingkungan dunia kerja. Pada faktor yang berasal dari dalam individu yaitu kepribadian yang menyebutkan bahwa bila seseorang mempunyai kepribadian yang kuat dan integritas tinggi, besar kemungkinannya ia tidak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada umumnya, dan khususnya dengan lingkungan kerjanya. Menurut Masrun (1986), salah satu unsur kepribadian yang dianggap penting dalam kehidupan manusia adalah kemandirian. Kemandirian secara psikologis dianggap penting karena seseorang berusaha untuk menyesuaikan diri secara aktif dengan lingkungannya. B. KEMANDIRIAN 1. Definisi Kemandirian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemandirian adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Definisi menurut Agnew (1984) kemandirian adalah penguasaan atas diri sendiri (self-governance) (meliputi kemampuan untuk membuat keputusan, self reliance, dan conformity); kemampuan untuk menolak tuntutan dari orang lain, dan untuk bertindak atas wewenangnya sendiri. Masrun dkk (1986) merumuskan definisi kemandirian pada penelitiannya sebagai suatu sifat yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri, mengejar pristasi, penuh ketekunan serta berkeinginan
37 19 untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, ampu berpikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Clarke (1999) mendefinisikan kemandirian sebagai seseorang yang mampu bertindak menurut salah satu keyakinan atau keinginannya sendiri tanpa gangguan dari orang lain. Kemandirian menurut Musdalifah (2007) mengandung pengertian : a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya. b. Mampu mengambil keputusan dan berinisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. c. Memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. d. Bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Menurut Monk (2006), orang yang mandiri memperlihatkan perilaku yang eksploratif, mampu mengambil keputusan, percaya diri dan kreatif selain itu juga mampu bertindak kritis, bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan, tidak takut berbuat sesuatu, mempunyai kepuasan dalam melakukan aktivitasnya, mampu membebaskan diri dari perlindungan orang tua dan mampu menerima realitas kehidupan. Menurut Steinberg dan Silverberg (1986), kemandirian adalah kemampuan untuk menahan tekanan teman sebaya dan orang tua, terlepas
38 20 dari kontrol orang tua dalam pengambilan keputusan, mampu menangani masalah serta mampu membuat keputusan dengan percaya diri. Kemandirian menurut Mu tadin (dalam Asiyah, 2013) adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas-tugas dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengambil keputusan, bertindak kritis, menangani masalah, menahan tekanan dari orang lain, bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, dan bertindak atas keinginannya sendiri tanpa tergantung orang lain. Seseorang yang mandiri dapat menguasai dirinya sendiri, memiliki kepercayaan diri, kreatif, menghargai keadaan diri sendiri, dan bertindak sesuai wewenangnya sendiri tanpa adanya bantuan atau ketergantungan dari orang lain. 2. Aspek-Aspek Kemandirian Lima aspek utama kemandirian menurut Masrun dkk (1986) yaitu : a. Bebas Ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri, bukan karena orang lain dan tidak tergantung pada orang lain.
39 21 b. Progresif dan Ulet Ditunjukkan dengan adanya usaha untuk mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan harapan-harapannya. c. Inisiatif Kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif. d. Pengendalian diri dalam (internal locus of control) Perasaan mampu untuk mengatasi masalah yang dihadapi, kemampuan untuk mengendalikan tindakannya serta kemampuan mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri. e. Kemantapan diri (self-esteem, self-confidence) Rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspekaspek kemandirian adalah bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian diri dan kemantapan diri. Aspek-aspek tersebut lebih mewakili dalam mengukur kemandirian pada mahasiswa semester akhir. 3. Dampak Kemandirian Dampak-dampak dari kemandirian, yaitu: a. Mampu membuat keputusan yang didasarkan atas pertimbangannya sendiri dan dapat bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya (Ardini, 2012).
40 22 b. Mampu bersaing dengan orang lain, dapat mengambil keputusan sendiri, mampu berusaha sendiri menyelesaikan masalahnya, tidak terombang-ambing oleh derasnya informasi yang diterima (Steinberg, 2002). C. MAHASISWA SEMESTER AKHIR Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 60 tahun 1999 tentang perguruan tinggi, disebutkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Pada umumnya, mahasiswa memasuki semester akhir yaitu ketika mahasiswa telah memasuki semester 8 keatas atau sedang mengerjakan tugas akhir. Berdasarkan rentang usianya, mahasiswa berada pada masa remaja akhir yang mulai memasuki masa kedewasaan (Zarrett & Eceles, 2006). Pengertian dewasa dalam bahasa Belanda adalah volwassen, Vol berarti penuh dan wassen berarti tumbuh, sehingga volwassen berarti sudah tumbuh dengan penuh atau selesai tumbuh (Monk dkk, 2006). Hal ini terkait dengan pendapat Eccles dan Gootman (Zarrett & Eceles, 2006) yang mengatakan bahwa pada masa mencapai kedewasaan seseorang harus beralih dari ketergantungan terhadap orang tua, mulai mengambil tanggung jawab dalam keluarga dan komunitas, mampu merencanakan masa depan dan mengambil langkah yang tepat dalam menggapainya, dan memperoleh kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam transisi menuju kedewasaan.
41 23 Mahasiswa semester akhir berada pada masa dewasa awal. Masa dewasa awal biasanya dimulai pada akhir usia belasan atau permulaan usia 20- an dan berlangsung sampai usia 30-an (Santrock, 2003). Menurut Papalia dan Olds (dalam Ninawati, 2005) dewasa awal adalah jenjang usia dimana tahap perkembangan seseorang sedang berada pada puncaknya. Peningkatan yang terjadi dimanifestasikan melalui berbagai macam hal, seperti sosialisasi yang luas, penelitian karir, semangat hidup yang tinggi, perencanaan yang jauh ke depan, dan sebagainya. Berbagai keputusan penting yang mempengaruhi kesehatan, karir, dan hubungan antar pribadi diambil pada masa dewasa awal. Masa perkembangan dewasa muda ditandai dengan adanya keinginan untuk mengaktualisasikan segala ide pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi (universitas atau akademi). Mereka bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti, sebab dengan keberhasilan, ia akan meningkatkan harkat dan martabat hidup di mata orang lain (Dariyo, 2003). Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang sehingga seorang individu akan siap untuk menerapkan keahlian itu dalam dunia pekerjaan (Dariyo, 2003).
42 24 D. HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KESIAPAN KERJA Mahasiswa semester akhir berada pada masa dewasa awal. Berdasarkan tugas perkembangannya, masa dewasa awal merupakan masa peralihan dari ketergantungan ke masa kemandirian baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri dan pandangan tentang masa depan yang lebih realistis (Hurlock, 1990). Kemandirian terbentuk dari adanya interaksi yang kompleks, yang melibatkan unsur-unsur kognisi, afeksi dan konasi melalui proses pengkondisian dan proses belajar yang akhirnya membentuk pengalaman hidup. Tanpa kemandirian, seseorang tidak mungkin mempengaruhi dan menguasai lingkungan dan dikuasai lingkungan. Dengan kata lain, kemandirian merupakan modal dasar bagi manusia dalam menentukan sikap dan perbuatan terhadap lingkungannya (Masrun, 1986). Bila seseorang memiliki kemandirian yang tinggi, besar kemungkinannya ia tidak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada umumnya, dan khususnya dengan lingkungan kerja (Kartono, 1985). Individu yang mandiri ditunjukkan dengan adanya usaha untuk mengejar prestasi dengan penuh ketekunan sehingga dapat menghasilkan prestasi yang baik. Individu mampu merencanakan masa depannya dan berusaha untuk dapat mewujudkan harapan-harapannya. Individu dapat berpikir kritis serta kreatif dalam melakukan tugas-tugasnya sehingga tidak harus tergantung dengan orang lain. Disisi lain, mereka mampu mengatasi
43 25 masalah yang dihadapi serta mampu mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri. Selain itu, individu yang mandiri memiliki kepercayaan diri sehingga mampu mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya tanpa tergantung dengan orang lain dan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Seseorang yang mandiri mampu menentukan pilihannya sendiri misalnya dalam mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah sehingga pada akhirnya individu akan memperoleh kepuasan dari apa yang telah dipilihnya (Masrun, 1986). Tidak semua individu dapat mandiri. Individu yang tidak mandiri akan membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain untuk menentukan keputusan dan tindakannya (Turner & Turner, 1999). Keadaan ini membuat individu yang tidak mandiri memiliki ketergantungan dengan orang lain. Apabila tidak ada orang yang bisa membantunya, maka individu tersebut akan mengalami keragu-raguan terhadap dirinya serta mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Ketidakpercayaan diri yang muncul pada diri individu tersebut dapat menghambat laju perkembangan kemandirian individu. Pada saat individu dihadapkan pada pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah dalam kelompok ataupun dalam perkuliahan, maka individu tersebut akan mengalami kebingungan dalam menentukan pilihannya. Pada saat individu dihadapkan pada tugas-tugas kuliah yang berat, maka individu akan merasa kesulitan dalam menyelesaikannya dikarenakan tidak ada yang membantunya. Apabila hal tersebut terus berlangsung, maka individu tersebut akan
44 26 meninggalkan tugas-tugas tersebut dan tidak menyelesaikan apa yang telah menjadi tanggung jawabnya. Dalam pencapaian kemandirian, yang paling diakui sebagai tanda memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang mendapatkan pekerjaan penuh waktu yang kurang lebih tetap. Hal ini biasanya terjadi pada saat seseorang menyelesaikan sekolah menengah atas dan dari universitas. Ketika individu memasuki sebuah pekerjaan untuk pertama kalinya, mereka mungkin dihadapkan pada masalah dan kondisi yang tidak mereka antisipasi sebelumnya (Santrock, 2002). Untuk itu, kemandirian berperan penting dalam penyelesaian masalah-masalah tersebut. Kemandirian merupakan salah satu unsur kepribadian yang dianggap penting dalam kehidupan manusia (Masrun, 1986). Kemandirian memiliki dampak positif bagi dewasa awal yaitu mampu membuat keputusannya sendiri dan dapat bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya (Ardini, 2012). Didukung dengan pendapat dari Brady (2010) yang menyebutkan bahwa individu yang memiliki perasaan atau keinginan untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, dapat beradaptasi dengan perubahan dan tuntutan dari tempat kerja merupakan individu yang siap bekerja. Individu juga mampu untuk mengidentifikasi kemampuan atau kekuatan yang akan dipergunakan di dunia kerja. Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa kemandirian yang dimiliki individu mendukung juga kesiapan individu tersebut dalam menghadapi dunia kerja. Mahasiswa semester akhir merupakan calon lulusan yang kemudian akan melanjutkan ke dunia kerja. Transisi diperlukan ketika individu mencoba
45 27 untuk menyesuaikan diri dengan peran yang baru. Pada masa transisi untuk memasuki dunia kerja dibutuhkan suatu kesiapan pada individu untuk dapat menghadapi dunia kerja yang baru (Santrock, 2002). Namun, ketika seseorang merasa tidak mampu dan tidak memiliki kesiapan akan menyebabkan seseorang tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik, tidak mampu memimpin, menjadi prokrastinasi, tidak menyelesaikan tugasnya, sering bertanya tentang tugasnya, menghindari tugas, dan merasa tidak nyaman (Hersey & Blanchard dalam Robbins, 2008). Individu yang siap bekerja menurut Ward dan Riddle (dalam Utadi, 2012) dapat diartikan sebagai individu yang dapat menyesuaikan diri terhadap budaya kerja yang baru, mengetahui keterampilan yang dimiliki, mengetahui dengan benar apa yang diinginkan, dan kapasitas untuk mempelajari sesuatu yang baru. Individu dapat berbaur dengan orang lain, memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan, mengerti apa yang menjadi harapan dalam hidup, mengerti apa yang menjadi harapan orang lain, dan harapan dalam pekerjaan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemandirian seseorang dapat mempengaruhi kesiapan kerja yang dimiliki oleh orang tersebut. Dapat dikatakan bahwa ketika seseorang yang mandiri dihadapkan pada dunia kerja yang baru, ia mampu beradaptasi dengan baik, dapat lebih percaya diri dalam mengambil keputusan serta mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab tanpa tergantung dengan orang lain. Tanggung jawab yang dimiliki mendukung terbentuknya
46 28 kesiapan kerja pada diri individu. Kesiapan kerja yang dimiliki individu dapat menghasilkan kinerja yang baik dalam pekerjaan.
47 29 SKEMA 1: Hubungan Antara Kemandirian Dengan Kesiapan Kerja Dewasa Awal Mahasiswa Kemandirian Kemandirian Tinggi Kemandirian Rendah - Melakukan tindakan berdasarkan kehendak sendiri - Memiliki usaha untuk mengejar prestasi - Kreatif dan Inisiatif - Perasaan mampu untuk mangatasi masalah yang dihadapi - Rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri - Melakukan tindakan berdasarkan bantuan orang lain - Kurangnya usaha yang dimiliki untuk mengejar prestasi - Tidak mampu untuk mangatasi masalah yang dihadapi - Tidak percaya terhadap kemampuan diri sendiri - Mampu membuat keputusan yang didasarkan atas pertimbangannya sendiri - Dapat bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. Kesiapan Kerja Tinggi - Selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam mengambil keputusan - Tidak bertanggungjawab dalam mengambil keputusan Kesiapan Kerja Rendah
48 30 E. HIPOTESIS Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara kemandirian dan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir. Semakin tinggi kemandirian yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi pula kesiapan kerjanya.
49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian korelasi adalah penelitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain (Purwanto, 2012). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir. B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemandirian. 2. Variabel Tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kesiapan kerja. C. Definisi Operasional 1. Kemandirian Kemandirian adalah kemampuan mahasiswa untuk dapat mengambil keputusan, bertindak kritis, menangani masalah, menahan tekanan dari orang lain, bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, dan bertindak atas keinginannya sendiri tanpa tergantung orang lain. 31
50 32 Kemandirian diukur dengan menggunakan Skala Kemandirian. Skala tersebut disusun berdasarkan aspek-aspek kemandirian yang meliputi bebas, progresif dan ulet, inisiatif, internal locus of control, dan kemantapan diri. Semakin tinggi skor maka semakin tinggi pula kemandirian mahasiswa semester akhir, sebaliknya semakin rendah skor maka semakin rendah pula kemandirian mahasiswa semester akhir. 2. Kesiapan Kerja Kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi mahasiswa dalam pencapaian proses perkembangan mental, fisik, sosial, emosional yang meliputi adanya kemampuan, keterampilan, pemahaman, produktivitas, dan sikap kerja yang dapat diterapkan dalam suatu pekerjaan. Kesiapan kerja diukur dengan menggunakan Skala Kesiapan Kerja. Skala tersebut disusun berdasarkan aspek-aspek kesiapan kerja yang meliputi tanggung jawab, fleksibilitas atau keluwesan, keterampilan, komunikasi, pandangan diri, kebersihan diri dan keselamatan. Semakin tinggi skor maka semakin tinggi pula kesiapan kerja mahasiswa semester akhir, sebaliknya semakin rendah skor maka semakin rendah pula kesiapan kerja mahasiswa semester akhir. D. Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang memasuki semester akhir. Pada umumnya, mahasiswa memasuki semester akhir yaitu ketika mahasiswa telah memasuki semester 8 keatas. Mahasiswa
51 33 tersebut termasuk ke dalam masa dewasa awal dengan rentang usia 20an-30an tahun. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik convenience sampling yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan (Noor, 2011). E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan skala. Skala dalam penelitian ini menggunakan model skala Likert yang terdiri dari 4 respon jawaban. Skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011). Terdapat 2 skala yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Skala Kemandirian Kemandirian diukur dengan menggunakan skala kemandirian. Skala kemandirian terdiri dari aspek bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian diri dalam (internal locus of control), dan kemantapan diri. Skala kemandirian ini terdiri dari 4 respon jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Kategori penilaian untuk masing-masing item favorable adalah nilai 4 untuk Sangat Sesuai (SS), nilai 3 untuk Sesuai (S), nilai 2 untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS).
BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempraktekkan sesuatu. Sedangkan kerja secara psikologis diartikan. sebagai penyelesaian suatu tugas.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kesiapan Kerja 1. Definisi Kesiapan Kerja Chaplin (2011: 419) menerjemahkan kesiapan sebagai tingkat kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan sesuatu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan yang terjadi semakin ketat, individu dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang memadai
Lebih terperinciPROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN EMOSIONAL DAN KETANGGGUHAN PSIKOLOGIS DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM PROFESI PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG TESIS Program Pendidikan Profesi Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEJENUHAN BELAJAR SISWA
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEJENUHAN BELAJAR SISWA UD UL TESIS KURNIA FITROTIN S300110008 PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciWARA KUSRINI NIM: S
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PRESTASI BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 BOYOLALI TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL. Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam
BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL Definisi Kematangan Vokasional Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasional yang berupa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEYAKINAN DIRI DAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK WISUDHA KARYA KUDUS SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KEYAKINAN DIRI DAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK WISUDHA KARYA KUDUS SKRIPSI DisusunOleh: WAHYU AGUS SAPUTRO 2012 60 050 UNIVERSITAS MURIA KUDUS FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN I KATA PENGANTAR
LAMPIRAN I KATA PENGANTAR Dengan hormat, Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai hubungan antara kemandirian dan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun pertama kuliah di Perguruan Tinggi. Usia mahasiswa berkisar tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa baru merupakan status yang disandang oleh seseorang pada tahun pertama kuliah di Perguruan Tinggi. Usia mahasiswa berkisar 18-25 tahun. Mereka digolongkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Locus Of Control 2.1.1. Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciPENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA (Studi Pra-Eksperimen pada Topik Berkomunikasi terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Medan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Sumahamijaya, 2003 Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantungpada
Lebih terperinciSELF REGULATION DAN PERILAKU MAKAN SEHAT MAHASISWA YANG MENGALAMI DYSPEPSIA UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA SKRIPSI
SELF REGULATION DAN PERILAKU MAKAN SEHAT MAHASISWA YANG MENGALAMI DYSPEPSIA UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di sekolah menjadi beberapa sumber masalah bagi siswa SMAN 2 Bangkinang Barat, jika siswa tidak dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Masrun, dkk (1986), kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Peneliti akan menguraikan tentang gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin. Kemudian menjelaskan secara deskriptif dengan di sertai
Lebih terperinciJangan takut menjawab ya, jawaban anda sangat berarti
LAMPIRAN 1. Self Confidence Scale Nama : Usia : Kelas : Sekolah : L / P : Berilah tanda X pada jawaban yang sesuai dengan diri anda. Tersedia 4 pilihan jawaban yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia terlibat dengan banyak hal, dari yang sepele sampai yang kompleks. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari hidup manusia dalam
Lebih terperinciFAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010
i HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA MAHASISWA UNIKA SOEGIJAPRANATA ANGKATAN 2008 SKRIPSI MAYA TUNJUNG SARI 05.40.0022 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciINTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi
INTUISI 7 (1) (2015) INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/intuisi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE MENGAJAR GURU MATEMATIKA DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: STEFANY DWI RAHARJO
KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN HARIAN PARALEL PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS V SD PL BERNARDUS SEMARANG DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH OTORITER ORANG TUA SKRIPSI Oleh: STEFANY DWI RAHARJO 09.40.0021
Lebih terperinciLampiran 1 ANGKET PENELITIAN (TRYOUT)
LAMPIRAN 105 Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN (TRYOUT) 106 107 ANGKET PENELITIAN Kepada Yth. Siswa/siswi SMAN 1 Wonosari di Klaten Assalamu alaikum wr.wb. Ditengah kesibukan Saudara pada saat belajar, perkenankanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Bekerja 1. Pengertian Motivasi Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar adalah motif ( motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan tahap-tahap perkembangan, Papalia (Pinasti,2011,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini peran, tugas, dan tanggung jawab mahasiswa bukan hanya sekedar untuk mencapai keberhasilan dalam bidang akademik saja, namun juga mahasiswa mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai perubahan besar, diantaranya perubahan fisik, kognitif, dan psikososial.
Lebih terperinciIf you can dream it, you can do it (Walt Disney)
ii iii iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN If you can dream it, you can do it (Walt Disney) Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18) Tesis ini kupersembahkan kepada Sang Pengasih
Lebih terperinciTIKA ANJAR PAMUNGKAS NIM:
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU DITINJAU DARI USIA DI SEKOLAH-SEKOLAH YANG BERADA DI BAWAH NAUNGAN YAYASAN PENDIDIKAN EBEN HAEZER SALATIGA TESIS untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
9 BAB II TINJAUAN TEORI A. Minat Siswa Kelas XII SMA Mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai Alternatif Kelulusan 1. Pengertian Minat Siswa Kelas XII SMA Mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai
Lebih terperinciHUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMK N 2 DEPOK
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMK N 2 DEPOK SKRIPSI Oleh : Eka Rahman S 201210515070 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi OLEH FITRI DIAN ADLINA 101301091 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai harapan serta cita-cita sendiri yang ingin dicapai. Mencapai suatu cita-cita idealnya memerlukan
Lebih terperinciPENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciHUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII
1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI, (ENGLISH) SELF EFFICACY DAN JENIS KELAMIN DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS XII MAN SALATIGA TESIS
HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI, (ENGLISH) SELF EFFICACY DAN JENIS KELAMIN DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS XII MAN SALATIGA TESIS OLEH NURJADID NIM :832011008 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER
Lebih terperinciIKLIM KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA
IKLIM KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA (Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja dengan Semangat Kerja diantara karyawan Jogja TV Tahun 2013) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INFORMASI KARIER DENGAN STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INFORMASI KARIER DENGAN STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh : MUJIYATI NIM.12144200207 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik. Pada masa ini remaja tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikis, perubahan terhadap pola perilaku dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi saat ini menuntut adanya persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Ada beberapa tugas perkembangan yang harus dilakukan seorang remaja. Menurut Havighurst (dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan saat ini, banyak terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN OPTIMISME DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES TELOGOREJO SEMARANG TESIS
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN OPTIMISME DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES TELOGOREJO SEMARANG TESIS Oleh : Dwi Ari Sulistyowati 12.92.0063 MAGISTER SAINS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:119) mengemukakan bahwa metode komparatif atau ex post facto
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena dalam proses penelitiannya menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang individu dapat dikatakan menginjak masa dewasa awal ketika mencapai usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu mengalami
Lebih terperinciLampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's
Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.554 22 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik untuk mendapatkan pengetahuan ataupun dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PENERIMAAN DENGAN PENGGUNAAN TERAPI TRADISIONAL CINA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PENERIMAAN DENGAN PENGGUNAAN TERAPI TRADISIONAL CINA SKRIPSI Oleh : Olethea Naomi Geovani 12.40.0005 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciSISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI
PENGARUH PERSIAPAN SISWA DALAM BELAJAR DAN KEMANDIRIAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI KABUPATEN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INTROVERSITAS DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI FELITA NINDYAS DEWI SUDJONO
HUBUNGAN ANTARA INTROVERSITAS DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI FELITA NINDYAS DEWI SUDJONO 11.40.0041 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015 HUBUNGAN ANTARA
Lebih terperinciKECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM DITINJAU DARI SELF-EFFICACY MAHASISWA BARU UKWMS SKRIPSI. OLEH: Melisa Futri NRP
KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM DITINJAU DARI SELF-EFFICACY MAHASISWA BARU UKWMS SKRIPSI OLEH: Melisa Futri NRP 7103012041 Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2016 ii KECEMASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh Spencer (1993) bahwa self. dalam hidup manusia membutuhkan kepercayaan diri, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Banyak ahli mengakui bahwa kepercayaan diri merupakan
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Skala Konsep Diri dan. Skala Motivasi Berprestasi
96 LAMPIRAN A Skala Konsep Diri dan Skala Motivasi Berprestasi 97 Instrumen Penelitian Variabel Skala X A. Blue Print ASPEK INDIKATOR AITEM NO F/U 1. Kondisi Pandangan 1. Saya mampu hidup mandiri 1 F yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG SKRIPSI Oleh: DHEVY NOVERIA ADESTA 201210515024 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMAN 5 TAMBUN SELATAN
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMAN 5 TAMBUN SELATAN SKRIPSI Oleh : Harin Kusuma Batin 201310517004 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA SKRIPSI TIRZA MEYRISTA CAHYANINGTYAS 10.40.0043 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2014 HUBUNGAN ANTARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dari kehidupan individu. Pada fase ini terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dilalui, untuk menjadi
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh HANY SEPTIANA. W NIM K7408218 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ketautan akan kegagalan pada mahasiswa dengan status rentan DO di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini adalah harapan orangtua dan ketautan akan kegagalan pada mahasiswa dengan status rentan DO di Universitas Mercu Buana.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.
Lebih terperinciKumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) ISSN Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013
Hubungan Antara Motivasi Memasuki Dunia Kerja Dan Kemandirian Siswa Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kompetensi Keahlian Multimedia (Studi Kasus: SMK Negeri Se-Kabupaten Buleleng Tahun Ajaran 2012/2013) Komang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menggunakan paradigma
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi masing-masing individu, dan sudah menjadi hak setiap manusia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pada Undang-Undang Sistem
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA YANG MENGONSUMSI KONTEN PORNO DENGAN KEMATANGAN EMOSI SEBAGAI MEDIATOR
HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA YANG MENGONSUMSI KONTEN PORNO DENGAN KEMATANGAN EMOSI SEBAGAI MEDIATOR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA
68 BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA A. Kualitas Soft Skill Mahasiswa Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, namun dikarenakan penelitian ini bukan bertujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesiapan Kerja. mempraktekkan sesuatu. Pendapat yang hampir sama dikemukakan Kartono dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesiapan Kerja 1. Pengertian Kesiapan Kerja Kesiapan (readiness) menurut Kamus Psikologi adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI
HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMA NEGERI 6 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: LIA MAWARNI K8412040 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN KECEMASAN PASCAMENOPAUSE PADA WANITA SKRIPSI ALVINA NATHANIA
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN KECEMASAN PASCAMENOPAUSE PADA WANITA SKRIPSI ALVINA NATHANIA 11.40.0018 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal. Salah satu bentuk pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah sekolah menengah kejuruan yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PEMILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PEMILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk
Lebih terperinciM U S L I K H NIM: S
HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN VOKASIONAL SISWA SMP TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu periode perkembangan yang harus dilalui oleh seorang individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja (Yusuf, 2006). Masa remaja
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
79 BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Analisis Subjek Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi, wawancara, tes proyeksi dan analisis yang telah dilakukan terhadap ketiga subjek, maka dapat dibuat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
Lebih terperinciMagister Profesi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya 2016
ADLN ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA TAMAN KANAK-KANAK Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Profesi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: LINDA PRATIWI F100120159 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa dapat dikatakan sebagai kelompok dari generasi muda yang sedang belajar atau menuntut ilmu di perguruan tinggi, dengan jurusan atau program tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi siswa dalam memasuki lingkungan sekolah yang baru adalah penyesuaian diri, walaupun penyesuaian diri tidak terbatas pada siswa
Lebih terperinciANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK Vitrianingsih 1, Sitti Khadijah 2 Program Studi D-IV Bidan Pendidik, Universitas Respati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Karir dipandang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Karir dipandang sebagai
Lebih terperinci