HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KESIAPAN UNTUK BERUBAH (READINESS FOR CHANGE) KARYAWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KESIAPAN UNTUK BERUBAH (READINESS FOR CHANGE) KARYAWAN"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KESIAPAN UNTUK BERUBAH (READINESS FOR CHANGE) KARYAWAN SKRIPSI Oleh: Francellin Agustine FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 06

2 HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KESIAPAN UNTUK BERUBAH (READINESS FOR CHANGE) KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Oleh: Francellin Agustine FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 06

3 LEMBAR PENGESAHAN. Judul Skripsi : Hubungan Komitmen Organisasi dengan Kesiapan Untuk Berubah (Readiness for Change) Karyawan. Nama Peneliti : Francellin Agustine 3. NIM : Fakultas : Psikologi 5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 8 Desember sampai 8 Desember 06 Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 9 Januari 06 Dewan Penguji Ketua Penguji : Dr. Nida Hasanati, M.Si ( ) Anggota Penguji :. Tri Muji Ingarianti, M.Psi ( ). Yuni Nurhamida, S.Psi, M,Si ( ) 3. Istiqomah, S.Psi, M.Si ( ) Pembimbing I Pembimbing II Dr. Nida Hasanati, M.Si Tri Muji Ingarianti, M.Psi Malang, Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Dra. Tri Dayakisni, M.Si i

4 SURAT PERNYATAAN Yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Francellin Agustine NIM : Fakultas/Jurusan : Psikologi Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi atau karya ilmiah ini yang berjudul : Hubungan Komitmen organisasi dengan Kesiapan untuk Berubah (Readiness for Change) Karyawan. Adalah bukan karya orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.. Hasil tulisan kaya ilmiah atau skripsi dari penelitian yang saya laukan merupakan hak bebas royalti nonekslusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Mengetahui, Malang, 9 Januari 06 Ketua Program Studi Yang Menyatakan Yuni Nurhamida, S.Psi, M,Si Francellin Agustine ii

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Komitmen Organisasi dengan Kesiapan untuk Berubah (Readiness for Change) pada Karyawan, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Dr. Nida Hasanati, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Tri Muji Ingarianti, M.Psi selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, dukungan dan selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini 3. Para dosen yang telah memberikan pembelajaran selama di perkuliahan dan memberikan banyak dukungan serta motivasi hingga saat ini. 4. Staff TU Fakultas Psikologi yang telah banyak membantu menyediakan segala kebutuhan administratif yang dibutuhkan penulis. 5. Kepada kedua orang tua ku yang sangat aku cintai yaitu bapak Aan Yudianto dan ibu Juwanik yang telah memberikan banyak sekali dukungan, motivasi, didikan, do a restu dan segala kasih sayangnya sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh keluarga besar penulis, baik adik yang paling saya sayangi Nicholla Octavia K. kakak sepupu Dini Juniarti, Ibu Yati, Tante Sulasmi, Tante Warliyah, Tante Indarsih yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, mereka yang memberikan doa, dukungan dan bantuan agar dapat menyelesaikan skripsi ini 7. Kepada Mrs. Emilia Nicholls beserta keluarga dan Mrs. Jacky Chilby beserta keluarga yang menjadi orang tua asuh saya, yang rela memberikan dukungan serta motivasi dalam membantu saya dalam bidang finansial sehingga saya dapat melangkah sejauh ini. 8. Kepada Bayu Dwi Prayitno orang yang saya kasihi, yang selalu memberikan dukungan serta, selalu semangat, kasih sayang, dan kesabaran untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi,. 9. Sahabat yang terkasih Nova Dewanti, Riska Sofia Dewi, Silfiasari, Tria Isma, Linda, Marbiatun Hasanah, Aulia Rahma, dan Risma Ariana yang selalu memberikan dukungan di kala sedih maupun senang, mereka yang selalu memberikan motivasi dan bersedia meluangkan waktu untuk berbagi cerita dan semangat hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. 0. Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 0 khususnya kelas E yang memberikan semangat, dukungan, serta berbagi ilmu dan saling melengkapi dalam hal pembelajaran dan saling membantu melengkapi kekurangan. iii

6 . Keluarga saya di organisasi AIESEC in UMM khususnya Mas Rangga Setiawan, S.IP, seluruh staff project Art Mixing Project, Show Your Country Project, dan seluruh keluarga besar AIESEC in UMM, yang telah memberikan pengalaman berorganisasi di taraf internasional serta memberikan semangat dan inspirasi bagi penulis untuk selalu berusaha menjadi lebih baik.. Semua pihak yang dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan semoga menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah SWT. Penulis menyadari tidak satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan. Meski demikian, penulis berhadap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya serta pembaca pada umumnya. Malang, 9 Januari 06 Penulis, Francellin Agustine iv

7 DAFTAR ISI Halaman Judul. Lembar Pengesahan i Surat Pernyataan ii Kata Pengantar iii Daftar Isi.. v Abstrak.. Pendahuluan.. Tinjauan Teori 5 Metode Penelitian 8 A. Rancangan Penelitian. 8 B. Subjek Penelitian. 8 C. Variabel dan Instrumen Penelitian.. 9 D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen.. 9 E. Prosedur Dan Analisa Data. 0 Hasil Penelitian Diskusi Simpulan Dan Implikasi. 5 Referensi 5 Daftar Tabel vi Daftar Lampiran vii v

8 DAFTAR TABEL TABEL. Indeks Reliabilitas Skala Readiness for Change 9 TABEL. Indeks Validitas dan Reliabilitas Skala Komitmen Organisasi. 0 TABEL 3. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian. TABEL 4. Perhitungan T-Score Komitmen Organisasi. TABEL 5. Perhitungan T-Score Kesiapan untuk Berubah.. TABEL 6. Deskriptif Uji Normalitas. TABEL 7. Uji Korelasi Product Moment vi

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Kerangka Berfikir. 0 Lampiran Blue Print Skala Komitmen Organisasi Blue Print Skala Kesiapan untuk Berubah Lampiran 3 Skala Komitmen Organisasi dan Kesiapan untuk Berubah (Try Out). 5 Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas 3 Lampiran 5 Uji Normalitas Data.. 45 Uji Korelasi.. 48 Perhitungan T-Score.. 49 Lampiran 6 Deskripsi Subjek Penelitian. 66 Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian.. 7 Lampiran 8 Skala Asli Komitmen Organisasi dan Kesiapan untuk Berubah 74 vii

10 HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KESIAPAN UNTUK BERUBAH (READINESS FOR CHANGE) KARYAWAN Francellin Agustine Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang Perubahan merupakan sebuah kompenen penting dalam sebuah organisasi, khususnya pada sektor industri. Perusahaan yang muncul di Indonesia juga membuat persaingan di bursa tenaga kerja semakin meningkat, ditambah dengan munculnya Pasar Bebas dan terbuka di tengah persiapan MEA 05. Maka dari itu dibutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten, siap untuk melakukan sebuah perubahan dan professional untuk mampu menghadapi MEA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah pada karyawan. Jenis penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan teknik correlational product moment dari pearson. Sampel pada penelitian ini adalah 46 karyawan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah (readiness for change) r = 0.78 dan p = Kata Kunci : Komitmen Organisasi, Kesiapan untuk Berubah (readiness for change) Change is a component important in an organizational, especially in the industrial sector. A company that is appeared in Indonesia also makes competition in the labor market is increasing, coupled with the emergence of free market and open in the middle of preparation was needed MEA 05. Therefore, it is needed the competent human resources, ready to make a change and professional to able to face the MEA. This study aims to determine whether there is a relationship between organizational commitment and readiness to change on employees. The kind of research which is used in this research is correlational research using correlational techniques of Pearson product moment. Samples in this study was 46 employees.the result of this study is that there is positive and a significant relation between organizational commitment and readiness for change r = 0.78 and p = Keywords: organizational commitment, readiness for change

11 Banyaknya perubahan-perubahan yang sering muncul di dalam sebuah perusahaan merupakan sebuah inovasi positif untuk tetap meningkatkan produktifitas dan target tiap perusahaan. Perubahan dibentuk dengan tujuan untuk berlomba-lomba dalam tingkat persaingan yang semakin ketat, khususnya pada bidang atau sektor industri. Hal ini juga membuat munculnya perusahaan-perusahaan asing yang ada di dalam negeri menjadi peluang bagi masyarakat Indonesia. Maka dengan makin banyak munculnya perusahaan-perusahaan asing di Indonesia, membuat persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat, dengan ditambah menjelangnya pemberlakukan pasar bebas Asean pada akhir 05 mendatang (dalam bbc.com). Masyarakat Ekonomi Asean akan menjadikan peluang besar dengan adanya pasar bebas dan terbuka (free trade) yang didiami oleh lebih dari 600 juta jiwa dari 0 negara anggota ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan memacu daya saing ekonomi kawasan Asean yang diindikasikan melalui terjadinya arus bebas (free flow) : barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal (dalam Syafarul, 03). MEA 05 ini menjadi peluang, tantangan sekaligus hambatan bagi Indonesia, karena Indonesia masih belum siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 05 karena sumber daya manusia (SDM) nya masih banyak yang belum professional. Hal ini akan berdampak pada sektor industri karena pada sektor inilah sangat berpengaruh penting pada sukses nya Indonesia dalam menghadapi MEA 05 mendatang (dalam Glienmourinsie, 05). Maka untuk mengimbangi fenomena tersebut banyak perusahaan berlomba untuk menunjukan kemajuan IPTEK, dimana perusahaan menuntut untuk memiliki sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan pasar serta memiliki kompetensi agar siap untuk bersaing di Pasar Bebas dan terbuka. Dengan adanya kemajuan IPTEK dan arus globalisasi memiliki dampak yang besar terhadap perubahan-perubahan. Perubahan juga telah menjadi suatu kebutuhan primer bagi kehidupan organisasi (dalam Pramadani, 0). Sektor industri dianggap menjadi sektor yang penting dalam proses kesiapan untuk berubah menjelang adanya MEA 05, hal itu dikarenakan terdapat beberapa hambatan seperti mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, dimana hinga Februari 04 jumlah pekerjaan berpendidikan SMP tercatat sebanyak 76,4% atau sekitar 8 juta pekerja di Indonesia, serta sektor industri merupakan sektor yang rapuh karena masih ketergantungan terhadap impor bahan baku dan setengah jadi (dalam Suroso, 05) Apabila hambatan tersebut tidak diatasi maka hal tersebut dikhawatirkan MEA justru akan menjadi ancaman bagi Indonesia. Akan tetapi Menteri Perindustrian Saleh Husein memiliki strategi ofensif dimana meliputi penyiapan produk-produk unggulan, seperti industri agro seperti kakao, karet, minyak sawit, tekstil, produk tekstil, dan alas kaki. Sedangkan strategi defensive dilakukan melalui penyusunan standar Nasional Indonesia untuk produk manufaktur Perubahan-perubahan yang setiap waktu akan terus terjadi justru membutuhkan kesiapan bagi para karyawan dalam melanjutkan kehidupannya. Hal itu terjadi karena sebuah efektivitas usaha perubahan sangat dipengaruhi oleh kesiapan karyawan untuk berubah. Kesiapan tersebut ditunjukan dengan bentuk yang positif maupun negatif. Siap untuk berubah akan menunjukkan perilaku menerima, merangkul, dan menaati rencana perubahan, yang dilakukan. Sebelum karyawan berada pada posisi siap, karyawan merefleksikan content, context, dan process serta atribut individu untuk mempersepsikan dan mempercayai perubahan yang akan dilakukan oleh organisasi (dalam Holt, 007). Perubahan juga merupakan salah satu aspek yang paling kritis untuk menciptakan manajemen yang efektif (dalam Wibowo, 008).

12 Dalam Wibowo (008), Hussey (000) menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan organisasi melakukan sebuah perubahan antara lain, perubahan teknologi terus meningkat, persaingan yang intensif dan global, tuntutan pelanggan, perubahan demografis Negara, privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut, dan pemegang saham meminta lebih banyak nilai. Dengan demikian diakui bahwa untuk organisasi agar benar-benar menjadi learning of organizational maka karyawan dan organisasi secara keseluruhan harus dalam keadaan kesiapan secara konstan. (Madsen, 005). Perubahan yang besar-besaran merupakan perubahan yang menimbulkan situasi menjadi rumit, penuh ketidakpuasan dan tidak menyenangkan bagi karyawan (dalam Zulkarnain, 04) Dampak negatif dan positif pun akan muncul akibat dari sebuah perubahan yang besarbesaran, begitu juga dampak yang akan terjadi dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dampak negatif yang akan dirasakan oleh karyawan adalah terbuangnya uang, waktu dan tenaga, tidak tercapainya tujuan yang direncanakan, penderitaan moral, dan timbulnya job insecurity, sedangkan dampak dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkannya dari sebuah perubahan yakni tidak tercapainya rencana strategi perusahaan, menurunnya kepercayaan diri dalam kepemimpinan, meningkatnya resistensi untuk berubah dan adanya keyakinan bahwa perubahan selanjutnya yang ingin dilakukan akan gagal (Petterson, 009). Perubahan menyebabkan karyawan harus bergerak meninggalkan status yang lama menuju sesuatu yang baru sehingga menimbukan ketakutan akan ketidaktahuan dan ketidakjelasan pada karyawan (dalam Zulkarnain, 04). Visagie dan Steyn (0) juga mengungkapkan bahwa komitmen organisasi dapat mempengaruhi untuk berubah sehingga organisasi dapat mencapai kesuksesan perubahan yang diharapkan. Penelitian yang lain juga menyatakan kesiapan adalah dukungan untuk melakukan perubahan dan dapat memunculkan konsekuensi positif terhadap perubahan (dalam Julita & Wan Rafaei, 00). Kemudian pada penelitian Pramadani (0) yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen afektif, komitmen kontinuan dengan kesiapan untuk berubah. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara komitmen organisasi khususnya komitmen afektif dengan kesiapan untuk berubah pada karyawan. Kesiapan untuk berubah itu sendiri didefinisikan sebagai sikap komperehensif yang secara stimulant dipengaruhi oleh isi, proses, konteks dan individu yang terlibat dalam suatu perubahan, merefleksikan sejauh mana kecenderungan individu untuk menyetujui, menerima dan mengadopsi rencana spesifik yang bertujuan untuk mengubah keadaan saat ini (dalam Holt, 007). Maka kondisi kesiapan untuk berubah di dalam sebuah perusahaan atau organisasi, membutuhkan para pegawai-pegawai yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi (Perlantalo & Mansoer, 008). Pegawai yang berkomitmen tinggi terhadap organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi. Lebih lanjut lagi, pegawai yang berkomitmen tinggi mendukung terjadinya perubahan organisasi (Madson dkk, 005). Selain itu, menurut beberapa hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa banyak perusahaan ataupun organisasi yang menggunakan komitmen organisasi dan keterlibatan karyawan sebagai model untuk membentuk organisasi yang lebih efektif dan eficien (Mangundjaya, 0). Bakker (00) (dalam Zulkarnain, 04) menyebutkan bahwa karyawan yang engaged akan memiliki dedikasi yang kuat kepada organisasi yang ditandai oleh adanya keterlibatan tinggi dalam usaha-usaha kemajuan organisasi. Lebih lanjut (Susanto, 008) menjelaskan bahwa sebuah organisasi tidak siap untuk menghadapi perubahan tanpa dukungan manajemen untuk perubahan, penerimaan untuk berubah. 3

13 Komitmen organisasi diartikan dengan sebuah keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dengan organisasi atau perusahaannya (dalam Gebremichael, 03). Artinya komitmen memiliki peran penting bagi organisasi dan anggota organisasi. berdasarkan penelitian terdahulu komitmen organisasi memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kepuasan kerja (dalam Azeem, 00). Penelitian lebih lanjut yakni, komitmen organisasi merupakan kerangka pemikiran seseorang dalam mengukur seberapa jauh komitmen, nilai dan tujuan dari sebuah organisasi, seberapa jauh konflik yang dapat terselesaikan dan keterlibatan dengan organisasi tersebut (Mangundjaya, 0). Mayer & Allen (990) menjelaskan bahwa komitmen organisasi dapat diartikan sebagai sejauh mana seseorang mengalami rasa kesatuan dengan organisasi mereka (Pramadani, 0). Komitmen organisasi secara lebih lanjut juga merupakan suatu kemauan individu untuk bersama organisasi yang memiliki tiga karakteristik utama yaitu affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment (Mayer & Allen, 990).. Penelitian yang lain yang dilakukan oleh (Mangundjaya, 0) menunjukkan bahwa baik komitmen organisasi dan keterlibatan karyawan secara positif terkait dan telah memberikan kontribusi terhadap kesiapan untuk berubah. Kemudian penelitian yang sebelumnya juga menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan untuk berubah diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Julita & Wan Rafei 00 yang menemukan bahwa locus of control dan komitmen organisasi memainkan peran penting terhadap kesiapan untuk berubah.` Sehubungan dengan penelitian-penelitian yang ada di atas, fenomena yang diangkat yaitu perubahan organisasi yang dilakukan oleh PT. X dimana PT ini merupakan perusahaan yang memproduksi bahan dasar tekstil seperti segala macam jenis benang, dan sarung tangan. Sebagai perusahaan yang sensitif terhadap perubahan karena ketidak stabilan target yang diminta oleh Negara konsumen, hal tersebut menuntut karyawan untuk selalu siap dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi sewaktu-waktu. Perubahan yang terjadi pada PT. X ini adalah transformasi organisasi. Bentuk dari transformasi organisasi yang dilakukan oleh PT. X ini berupa struktural organisasi khususnya pergantian pemimpin, hal tersebut memberikan dampak yang beragam bagi kestabilan karyawan. Seperti perubahan terhadap kebijakan perusahaan, perubahan startegi dan target organisasi, Pergantian pemimpin juga cukup memberikan perngaruh terhadap sistem strategi, budaya organisasi serta nilai-nilai organisasi. Bagi perusahaan yang sudah pernah melakukan transformasi organisasi sebelumnya, karyawan yang ada pasti sudah terbiasa dengan perubahan tersebut, namun pada kenyataannya seperti hasil wawancara awal yang dilakukan pada Sabtu, 8 Oktober 05 di salah satu perumahan di daerah Sidomukti, Krian Sidoarjo dengan Personalia PT. X di Sidoarjo, Jawa Timur pada pukul 6.00 wib, menyebutkan dengan adanya transformasi organisasi ini membuat karyawan menjadi pecah kubu dimana terdapat kubu pro dan kontra terhadap transformasi tersebut. Munculnya kubu kontra terhadap transformasi organisasi tersebut membuat karyawan sulit untuk beradaptasi dengan perubahan baru terutama karyawan yang sudah lama bekerja di perusahaan. Terdapat kubu kontra disinyalir karena adanya ketidaksiapan karyawan terhadap perubahan organisasi serta kurangnya keyakinan dan penerimaan terhadap nilai-nilai organisasi yang baru diterapkan oleh perusahaan tersebut. Akan tetapi kubu pro tetap mampu mengikuti, menerima dan mengadopsi dari setiap perubahan yang diterapkan oleh PT. X sehingga pada kubu pro memiliki keyakinan dan mampu menerima terhadap nilai-nilai organisasi yang baru diterapkan oleh perusahaan. 4

14 Sehingga berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul hubungan antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah pada karyawan. Maka berdasarkan uraian di atas peneliti membuat batasan dalam penelitian ini dalam perumusan masalah yaitu bagaimanakah hubungan antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah pada karyawan?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris hubungan antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah pada karyawan. Manfaat secara teoritis yaitu penelitian ini sebagai salah satu upaya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang pengelolaan sumber daya manusia serta sebagai sarana pemikiran dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Psikologi Industri yang telah diperoleh, serta merupakan salah satu media informasi dalam membuktikan lebih lanjut mengenai pengelolaan sumber daya manusia pada kondisi yang sesungguhnya. Manfaat lain penelitian ini memberikan kontribusi mengenai Hubungan antara Komitmen Organisasi Perusahaan dengan Kesiapan untuk Berubah Pada Karyawan. Selain itu manfaat secara praktis yakni Penelitian ini dapat menjadi referensi atau masukan bagi pimpinan perusaahan dalam membantu menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan tentang peningkatan komitmen organisasi karyawan Komitmen Organisasi Menurut Porter dan Smith (970) yaitu sebagai sifat hubungan seseorang dengan organisasi yang memungkinkan seseorang dengan komitmen tinggi akan memperlihatkan keinginan kuat untuk menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin serta penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Komitmen organisasi di definisikan adalah kekuatan relative dari identifikasi individu dengan keterlibatan dalam organisasi tertentu (Mowdey, Porter dan Steers, 98: 7) Hal ini pada umumnya ditandai dengan 3 aspek komitmen organisasi yaitu (Gebremichael, 03). Ada keyakinan dan penerimaan yang kuat pada nilai-nilai organisasi (identifikasi). Keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dengan organisasi (Loyalitas) 3. Bersedia untuk bekerja ekstra keras atas nama organisasi (Keterlibatan) Keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi, kepercayaan dan penerimaan akan nilainilai dan tujuan organisasi, serta kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi (Mowday, 98 dalam Pramadani, 0). Faktor-Faktor Komitmen Organisasi adalah Menurut Sopiah, (008) Steers & Porter menjelaskan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi komitmen anggota organisasi antara lain :.) Faktor personal yang meliputi job expectations, psychological contract, job choice factor, karakteristik personal. Keseluruhan faktor ini akan membentuk komitmen awal.) Faktor organisasi, meliputi initial works experience, job scope, supervision, goal consistency, organizationalal. Semua faktor ini akan membentuk atau memunculkan tanggung jawab 3.) Faktor diluar organisasi yang meliputi availability of alternative jobs. Faktor yang bukan berasal dari dalam organisasi misalnya ada tidaknya alternative pekerjaan lain jika ada dan lebih baik, tentu pegawai akan meninggalkannya 5

15 Kesiapan untuk Berubah Kesiapan untuk berubah ini didefinisikan sebagai sikap komperehensif yang secara stimultan dipengaruhi oleh isi, proses, konteks dan individu yang terlibat dalam suatu perubahan, merefleksikan sejauh mana kecenderungan individu untuk menyetujui, menerima dan mengadopsi rencana spesifik yang bertujuan untuk mengubah keadaan saat ini (dalam Holt, 007). Menurut Holt (007) menjelaskan kesiapan untuk berubah adalah suatu hal yang perlu ditinjau sebelum melakukan perubahan organisasi. Kesiapan adalah kepercayaan karyawan bahwa mereka mampu melaksanakan perubahan yang diusulkan (self efficacy), perubahan yang diusulkan tepat untuk dilakukan organisasi (appropriateness), pemimpin berkomitmen dalam perubahan yang diusulkan (management support) dan perubahan yang diusulkan akan memberikan keuntungan bagi anggota organisasi (personal benefit). Dari pernyataan tersebut siap untuk berubah akan menunjukkan perilaku menerima, merangkul, dan mengadopsi rencana perubahan, yang dilakukan. Sebelum karyawan berada pada posisi siap, karyawan merefleksikan content, context, process dan atribut individu untuk mempersepsikan dan mempercayai perubahan yang akan dilakukan oleh organisasi. Kesiapan untuk berubah dapat ditunjukkan bahwa ketika perubahan dilakukan akan muncul dua sikap yaitu positif dan negatif. Dimana sikap positif akan ditunjukkan dengan adanya kesiapan untuk berubah dan sikap negatif ditunjukkan dengan adanya penolakan terhadap perubahan (Pramadani, 0) Menciptakan sikap positif dalam karyawan dapat dilakukan dengan menciptakan kesiapan untuk berubah pada diri karyawan sehingga perubahan yang dilakukan dapat mencapai kesuksesan yang diharapkan. Lima dimensi dalam kesiapan untuk berubah adalah (Holt, 007). Self-Efficacy (rasa percaya terhadap kemampuan diri) adalah dimensi yang menjelaskan tentang kepercayaan diri individu tentang kemampuannya dalam penerapan perubahan yang diinginkan, dimana individu merasa memiliki keahlian serta bersedia untuk melakukan tugas yang berkaitan dengan perubahan.. Management Support (dukungan manajemen) adalah keyakinan atau persepsi individu bahwa para pemimpin atau manajemen akan mendukung dan berkomitmen terhadap perubahan yang diusulkan dukungan dari pemimpin organisasi dalam mendukung fakta-fakta perubahan. Karyawan merasa bahwa pemimpin dan manajemen dalam organisasi memiliki komitmen dan mendukung pelaksanaan perubahan yang diusulkan. 3. Disrepancy (ketidaksesuaian) adalah terdapat ketidaksesuaian atau kesenjangan terhadap realita dan ekspektasi atau harapan yang diinginkan dari adanya perubahan tersebut 4. Appropriateness (Ketepatan untuk melakukan perubahan) adalah keyakinan individu bahwa perubahan yang diajukan akan tepat bagi organisasi dan organisasi akan mendapatkan keuntungan dari penerapan perubahan. Individu akan meyakini adanya alasan yang logis untuk berubah dan adanya kebutuhan untuk berubah yang diusulkan, serta berfokus pada manfaat dari perubahan bagi perusahaan. 5. Personal Benefit (Manfaat bagi individu) adalah dimensi yang menjelaskan tentang keyakinan mengenai keuntungan yang dirasakan secara personal yang akan didapatkan apabila perubahan tersebut diaplikasikan. 6

16 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan untuk Berubah Armenarkis & Holt (007) mengemukakan bahwa kesiapan karyawan untuk berubah secara simultan dapat dipengaruhi oleh tiga hal yaitu :.) Change Content dimana merujuk pada apa yang akan diubah oleh organisasi (misalnya perubahan sistem administrasi, perubahan manajemen, prosedur kerja, teknologi atau struktur). Individu yang terlibat dalam pekerjannya memiliki kebutuhan pertumbuhan yang kuat dan berpartisipasi secara aktif dalam pekerjaannya. Individu akan lebih siap untuk berubah karena perubahan dapat memenuhi kebutuhannya unuk terus bertumbuh dan berkembang dalam melakukan prosedur pekerjaan.) Change Process yakni bagaimana proses pelaksanaan perubahan yang telah direncanakan sebelumnya, misalnya adanya keyakinan individu terhadap kemampuan untuk melaksanakan perubahan dengan sukses dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses perubahan, serta job involvement juga memiliki kontribusi terhadap kesiapan individu untuk menghadapi proses perubahan dalam organisasi 3.) Organizationalal context terkait dengan kondisi atau lingkungan kerja saat perubahan terjadi. Kesiapan untuk berubah juga diawali dengan adanya persepsi terhadap manfaat dari perubahan, adanya resiko untuk gagal dalam perubahan dan adanya tuntutan dari luar organisasi untuk melakukan perubahan. Hubungan antara Komitmen organisasi dengan Kesiapan untuk Perubahan Sektor industri merupakan bagian yang paling rentan dan bagian yang paling rapuh terhadap perubahan. Hal tersebut juga didukung dengan adanya input yang di dapat dari perusahaan yang ada di Indonesia, input tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dan faktor eksternal yang muncul, faktor internal yakni strenghs dan weakness dari dalam perusahaan munculnya faktor internal dikarenakan perusaahan memiliki kiat atau strategi khusus dalam menghadapi setiap kekuatan maupun kelemahan yang ada. Sedangkan faktor eksternal meliputi opportunites dan threart, sehubungan dengan munculnya MEA 05 mendatang membuat sebuah peluang namun sebuah ancaman juga bagi setiap perusahaan yang ada di Indonesia khususnya pada bidang tekstil. Akan tetapi hal tersebut tergantung pada komitmen yang ditunjukkan pada karyawan. Fenomena yang terjadi pada setiap perusahaan pada umumnya berbeda seperti pada PT. X. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang memproduksi kain, khusunya benang. Pada PT. X ini terjadi beberapa bentuk perubahan yang cukup mengancam karyawan. Transformasi organisasional misalnya, hal ini terjadi pada PT. X ini antara lain perubahan pemimpin, struktural organisasi, strategi organisasi, dan nilai-nilai organisasi. Perubahan yang terjadi pada PT. X ini membuat karyawan dituntut untuk siap dalam menjalani transformasi baru yang dilakukan oleh perusahaan. Perubahan pemimpin yang dilakukan meliputi pergantian pemimpin yang dengan otomatis mengubah segala sistem administrasi yang ada diperusahaan seperti strategi organisasional, nilai-nilai organisasi dan struktural organisasi. Berdasarkan adanya transformasi organisasional yang terjadi pada PT. X ini menuntut karyawan untuk melakukan sebuah perubahan terhadap organisasinya, perubahan tersebut ditunjukkan dalam bentuk komitmen terhadap organisasinya. Terdapat beberapa aspek dari komitmen organisasi yakni adanya keyakinan dan penerimaan yang kuat pada nilai-nilai organisasi, keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dengan organisasi, serta bersedia untuk bekerja kerasa atas nama organisasi. 7

17 Pada aspek pertama yakni adanya keyakinan dan penerimaan yang kuat pada nilai-nilai organisasi hal ini berarti individu dituntut untuk mau mengadopsi rencana perubahan yang dilakukan oleh organisasi serta memiliki keyakinan kepada organisasi untuk tetap menerima dan meyakini segala nilai-nilai organisasi yang diterapkan. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi juga ditunjukkan pada aspek selanjutnya yaitu keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dengan organisasi. Hal ini berdampak pada komitmen yang ditunjukkan oleh karyawan yang berupa adanya keinginan kuat untuk tetap mempertahankan keanggotaan dengan organisasi, sehingga perubahan atau transformasi organisasional yang terjadi tidak mempengaruhi karyawan untuk tetap mau mengadopsi dan menerima perubahan apapun yang terjadi pada organisasinya. Bersedia untuk bekerja ekstra keras, hal tersebut juga salah satu aspek dari komitmen organisasi yang tinggi sehingga ditunjukkan dalam bentuk keterlibatan karyawan kepada organisasinya. Dampak yang terjadi pada karyawan jika aspek ini ditunjukkan yaitu karyawan bersedia dan mau untuk bekerja ekstra keras atas nama organisasi sehingga perubahan yang terjadi tidak menjadi hambatan bagi karyawan, melainkan karyawan tetap mau menerima dan mengadopsi perubahan yang ada dengan tujuan lebih baik untuk organisasinya tersebut. Maka berdasarkan tiga aspek komitmen organisasi tersebut, maka antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah memiliki hubungan, karena komitmen organisasi yang tinggi merupakan bentuk komitmen karyawan terhadap organisasinya, sehingga perubahan yang terjadi pada organisasi tidak menjadi hambatan bagi karyawan untuk tetap berkomitmen terhadap organisasinya. Selain itu kesiapan terhadap perubahan yang terjadi juga mampu ditunjukkan pada karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi karena dengan hal itu karyawan mampu menerima, mengadopsi dan mengikuti perubahan rencana yang terjadi pada perusahaan, baik pada aspek perubahan yang diusulkan, pemimpin yang berkomitmen dalam perubahan yang diusulkan Hipotesis Berdasarkan uraian yang ada diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah. Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dan tipe penelitian korelasional dimana penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan satu atau lebih variabel yang lainnya. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain (dalam Martono, 00) pada penelitian ini yaitu komitmen organisasi, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas (dalam Martono, 00) dalam penelitian ini adalah kesiapan untuk berubah Subjek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah karyawan dari PT. X yang berada di Sidoarjo, Jawa Timur, yang memiliki karakteristik usia -45 tahun, berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan yang merupakan karyawan di PT. X. Populasi dari penelitian ini adalah karyawan dari PT. X, 8

18 dimana karyawan dari devisi produksi, yang berjumlah 50 orang. Pemilihan devisi produksi ini karena devisi ini dianggap penting dan paling utama terkena dampak perubahan yang terjadi. Teknik yang digunakan yaitu simple random sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperlihatkan starata yang ada, dan populasinya homegen (dalam Sugiono, 04). Menurut tabel Issac & Michael, peneliti mengambil sampel dengan jumlah 46 orang dengan taraf kesalahan sebesar 5%. Variabel dan Instrumen Penelitian Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi. Sedangkan variabel terikat (Y) adalah kesiapan untuk berubah. Kesiapan untuk berubah adalah sikap yang merefleksikan sejauh mana kecenderungan individu untuk menyetujui, menerima dan mengadopsi terhadap perubahan atau rencana spesifik yang bertujuan untuk mengubah keadaan saat ini, yang dapat dilihat dari aspek kepercayaan karyawan bahwa mereka mampu melaksanakan perubahan yang diusulkan (self efficacy), perubahan yang diusulkan tepat untuk dilakukan organisasi (appropriateness), pemimpin berkomitmen dalam perubahan yang diusulkan (management support), dan perubahan yang diusulkan akan memberikan keuntungan bagi anggota organisasi (personal benefit). Metode pengumpulan data variabel kesiapan untuk berubah (readiness for change) adalah dengan menggunakan skala milik Holt, Armenakis, Field dan Harris (007). Skala ini disusun berdasarkan dimensi kesiapan berubah yang terdiri dari appropriateness, change specific efficacy, management support, dan personal benefit Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan skala yang berjenis likert. Pengukuran ini dilakukan dengan mengumpulkan skor hasil skala readiness for change. Skala likert ini dibedakan berdasarkan item Favourable dan item Unfavorable serta instrument ini digunakan lima pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Instrument ini terdiri dari item Contoh item dari skala Kesiapan untuk Berubah antara lain : Sangat tidak masuk akal bagi kami untuk membuat sebuah perubahan ini, Setiap pemimpin kami telah menekankan akan pentingnya perubahan ini, Saya tidak mengharapkan adanya permasalah terhadap penyesuaian pada pekerjaan yang akan saya jalani ketika perubahan ini mulai diterapkan, Saya khawatir akan kehilangan beberapa status atau pekerjaan saya dalam organisasi, ketika perubahan ini dilaksanakan. Tabel. Indeks Reliabilitas Skala Readiness for Change (RFC), Holt Skala Alpha Ket. Readiness for Change 0.98 Reliabel Aspek Appropriatness 0,94 Reliabel Management Support 0,87 Reliabel Change Efficacy 0,8 Reliabel Personal Benefit 0,66 Reliabel Komitmen organisasi adalah perasaan yang memiliki arti sebagai penerimaan kuat pada individu terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, sehingga individu akan berusaha untuk berubah karena adanya hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di organisasi sehingga mampu mencapai tujuan organisasi yang dapat dipengaruhi oleh faktor personal, faktor organisasi dan 9

19 faktor non personal. Aspek yang terkandung dalam komitmen organisasi adalah kepercayaan yang kuat dan penerimaan dari tujuan dan nilai-nilai organisasi (identifikasi), kesediaan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh atas nama organisasi (loyalitas), dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi (keterlibatan). Penelitian ini menggunakan instrumen milik Ingarianti, (04). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan skala yang berjenis likert. Skala likert ini dibedakan berdasarkan item Favourable dan item Unfavorable. Dimana skala likert ini terdiri atas lima pilihan pernyataan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) Tabel. Indeks Validitas dan Reliabilitas Skala Komitmen Organisasi Skala Alpha Ket. Komitmen Organisasi Reliabel Aspek Kepercayaan yang kuat dan penerimaan dari tujuan dan 0,88 Reliabel nilai-nilai organisasi Kesediaan untuk menggunakan usaha yang sungguhsungguh 0,803 Reliabel atas nama organisasi Keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi 0,897 Reliabel Prosedur dan Analisa Data Penelitian Secara umum, prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: Persiapan, tahap persiapan ini dimulai dari menyusun proposal penelitian yang meliputi pemilihan tema hingga metode penelitian yang digunakan. Setelah tahap tersebut peneliti melanjutkan pada tahap perijinan kepada pihak PT. X yang terletak di daerah Krian Sidoarjo. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan tahap uji coba (try out) yang bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas skala sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya. Try Out dilakukan pada tanggal 3 November 05 kepada 55 karyawan yang bekerja di PT. Eka Timur Raya (ETIRA). PT. Eka Timur Raya (ETIRA) ini dipilih sebagai responden try out karena memiliki karakteristik yang sama seperti penelitian yang akan dilakukan. Peneliti menggunakan skala dengan jumlah item yang sesungguhnya tanpa proses pengguguran item pada tahap uji coba ini. Skala komitmen organisasi berjumlah 40 item, sedangkan skala kesiapan untuk berubah berjumlah item. Setelah tahap pengujian validitas dan reliabilitas, pada skala komitmen organisasi terdapat 3 item yang dinyatakan valid dimana standar uji validitas menggunakan Rtabel dengan indeks validitas dengan reliabilitas Sedangkan pada skala kesiapan untuk berubah terdapat 5 item yang dinyatakan valid dengan indeks validitas dengan reliabilitas Tahap berikutnya yaitu tahap pelaksanaan yang dilakukan setelah mendapatkan validitas dan reliabilitas. Pada proses ini dilakukan dengan cara menyebarkan skala kepada seluruh karyawan PT. X serta satu subjek diberikan dua skala sekaligus. Proses pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 8 hingga 8 Desember 05 dengan jumlah sampel 46 karyawan. Pada pelaksanaan penelitian ini skala yang digunakan adalah menggunakan skala 0

20 yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya, sehingga item-item yang gugur tidak diikut sertakan pada saat penelitian yang sebenarnya Tahap terakhir adalah tahap analisa data, dimana pada tahapan ini akan dilakukan entry data dan proses analisa data. Tahap entry.data ini dilakukan setelah skala yang telah disebar di kembalikan kepada peneliti. Tahap entry data ini kemudian dilanjutkan pada tahap analisa data yang menggunakan program IBM SPSS Statistic. Pada tahap analisa data ini peneliti menggunakan uji frekuensi untuk mengetahui normalitas data, yang bertujuan untuk mengetahui uji korelasi yang akan digunakan menggunakan parametrik atau uji non parametrik. Kemudian setelah uji normalitas maka dilanjutkan uji korelasi dengan menggunakan correlational product moment dari Pearson untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang telah dilakukan, diuraikan sebagai berikut Tabel 3. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik Subjek Frekuensi Persentase Jenis Kelamin Laki-Laki % Perempuan % Pendidikan Perguruan Tinggi 3 3.% Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Pertama % 3% Usia 0 30 tahun % 3 40 tahun >4 tahun % 4.38% Lama Bekerja 0 tahun % 5 tahun % 6 0 tahun > tahun % 3.4% Total 46 00% Tabel 3 tersebut, terlihat bahwa subjek penelitian berjenis laki-laki berjumlah 79 orang dengan persentase sebesar 54.%, serta karakteristik subjek yang berpendidikan sekolah menengah atas lebih besar dengan frekuensi berjumlah 4 orang dengan persentase 8.9%. Mayoritas usia karyawan antara 3 sampai 40 tahun dengan frekuensi 05 orang dengan persentase 7.9%, selain itu mayoritas lama bekerja karyawan adalah antara 5 sampai 0 tahun yang berjumlah 6 orang dengan presentase 4.46%. Deskripsi mengenai karakteristik subjek penelitian ini berjumlah 46 sample yang berasal dari populasi yang sama yakni PT. X.

21 Tabel 4. Perhitungan T-Score Komitmen Organisasi Kategori Interval Frekuensi Presentase Rendah T-Score % Tinggi T-Score % Total 46 00% Dari tabel 4 diperoleh data yang menunjukkan dari 46 orang subjek, sebanyak 78 subjek dikategorikan memiliki komitmen organisasi yang tinggi dengan presentase sebesar 53.4% sedangkan sebanyak 68 subjek dikategorikan memiliki komitmen organisasi yang rendah dengan presentase 46.6% Tabel 5. Perhitungan T-Score Kesiapan untuk Berubah Kategori Interval Frekuensi Presentase Rendah T-Score % Tinggi T-Score % Total 46 00% Data yang ada diatas menunjukkan dari 46 subjek, sebanyak 76 subjek dikategorikan memiliki kesiapan untuk berubah yang tinggi dengan presentase sebesar 5.% dan sebanyak 70 subjek dikategorikan memiliki kesiapan untuk berubah yang rendah dengan presentase 47.9% Tabel 6. Deskriptif Uji Normalitas Komitmen Organisasi Kesiapan untuk Berubah (RFC) Skewness Kurtosis Tabel 6 menyatakan uji nilai skewness dan kurtosis berada diantara ±, yang menunjukkan bahwa data dari penelitian yang dilakukan normal, sehingga analisis data dapat dilanjutkan untuk uji selanjutnya yakni uji korelasi. Tabel. 7 Uji Korelasi Product Moment Komitmen Organisasi dengan Kesiapan untuk Berubah Koefisien Koefisien Sig / P Ket. Kesimpulan N Korelasi (r) Determinasi (r ) P 0.05 Sangat Signifikan 46 Berdasarkan hasil uji korelasi pada tabel 7 diperoleh antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah menunjukkan hubungan yang signifikan ( r = 0.78, p = 0.000). Selain itu nilai koefisien korelasi (r) menunjukkan 0.78 dengan nilai determinan korelasi (r ) sebesar Nilai signifikansi yang ditunjukkan yaitu lebih kecil dari taraf signifikansi yang digunakan adalah 0.05 atau 5% (P < 0.05 = ). Hasil tersebut menunjukkan adanya korelasi yang signifikan dan positif antara variabel komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah. Sehingga jika komitmen organisasi nya tinggi maka kesiapan untuk berubah juga tinggi. DISKUSI Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan, koefisien korelasi antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah (readiness for change) yang menggunakan teknik korelasi product moment menghasilkan adanya korelasi yang positif antara komitmen

22 organisasi dengan kesiapan untuk berubah (readiness for change. Pada penelitian ini hasil statistik menunjukkan angka koefisien korelasi (r) = 0.78, dan nilai probabilitas (p) = Sehingga dapat disimpulkan hubungan antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah (readiness for change) signifikan. Selain itu komitmen organisasi yang ada pada PT. X ini juga masuk dalam kategori sedang dan tinggi dengan frekuensi sejumlah 76 subjek dan presentase sebanyak 5.%, dan kategori tinggi dengan frekuensi 47.3% sedangkan pada kesiapan untuk berubah masuk dalam kategori sedang dengan frekuensi 4 subjek dan presentase sebanyak 97.3%. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah dapat diterima. Dengan terbuktinya hipotesa pada penelitian ini, maka dapat dipahami bahwa komitmen organisasi yang tinggi berhubungan dengan kesiapan untuk berubah. Hal ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Barber, (00) yang menghasilkan adanya korelasi positif antara kesiapan untuk berubah antara, hubungan dengan supervisor, komitmen organisasi, dan dukungan organisasi. Hubungan yang signifikan ini sesuai dengan penelitianpenelitian yang dijadikan referensi dalam melakukan penelitian. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian Julita dan Rafaei (00) yang menemukan bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasi akan mengerahkan usaha lebih dalam proyek perubahan guna membangun sikap positif terhadap perubahan. Perubahan dalam penelitian ini meliputi pergantian pemimpin perusahaan dan pergantian personalia serta struktural organisasi pada perusahan. Perubahan ini dilakukan oleh PT. X karena dianggap sudah tidak memenuhi persyaratan kepemimpinan, maka perusahaan atau organisasi ini memutuskan untuk melakukan perubahan tersebut. Dalam kaitannya dengan kesiapan untuk berubah, karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi juga menunjukkan loyalitas, keterlibatan dan identifikasi yang tinggi serta karyawan yang memiliki kepercayaan terhadap organisasinya jika terjadi perubahan yang dilakukan maka akan berdampak positif terhadap kemajuan dan kesejahteraan karyawan. Hubungan antara komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah ini juga di dukung oleh Mayer & Allen (990) bahwa keterlibatan individu karena suatu kewajiban pada organisasi. Artinya karyawan yang memiliki keterlibatan maka individu akan bersedia bekerja ekstra keras atas nama organanisasi sehingga karyawan akan melaksanakan semua tugas dan kewajiban yang diberikan sehingga organisasi yang menerapkan perubahan akan menunjukkan sikap penerimaan dan pelaksanaan tugas-tugas perubahan. Keterlibatan ini akan muncul dalam bentuk usaha dan pengabdian yang diberikan kepada organisasi, sehingga karyawan akan melakukan usaha-usaha untuk mendukung perubahan yang diterapkan oleh perusahaan, dan terdapat keterlibatan antara karyawan dengan organisasinya yang membuat karyawan akan memberikan didikasihnya kepada organsasi, untuk mengubah dan mendapatkan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan Sedangkan karyawan yang memiliki loyalitas maka karyawan akan mempertahankan keanggotaan atas nama organisasi, dimana hal ini dapat dilihat dari lamanya bekerja karyawan, hal ini berarti dengan adanya loyalitas pada karyawan maka individu akan merasakan kebutuhan yang sama yaitu perubahan organisasi untuk mencapai tujuan yang lebih efektif sehingga sikap kesiapan untuk berubah akan muncul seiring dengan timbulnya rasa mempertahankan keanggotaan untuk organisasinya. Sehingga karyawan akan memberikan pengabdiannya kepada organisasi sebagai bentuk loyalitas nya kepada perusahaan tempat ia bekerja. Pada aspek keyakinan dan penerimaan yang kuat pada nilainilai organisasi ini merupakan bentuk yang ditunjukkan karyawan yang memiliki identifikasi pada organisasinya, artinya terdapat sikap saling memiliki antara karyawan dengan 3

23 organisasinya, yang membuat karyawan memiliki rasa keterkaitan dengan organisasi, selain itu identifikasi karyawan juga menjadi hal yang penting karena terdapat kesatuan antara karyawan dengan organisasinya sehingga apapun yang dilakukan oleh organisasi, karyawan juga ikut mendukung organisasi tersebut untuk membawa visi dan tujuan menjadi lebih baik. Jadi identifikasi yang muncul ini merupakan bentuk penerimaan yang kuat maka akan muncul sikap mau menerima terhadap perubahan yang diterapkan, yang menimbulkan karyawan tidak melihat siapa pemimpinnya melainkan cara pemimpin. Artinya jika suatu perubahan terjadi pada organisasinya maka karyawan yang memiliki keyakinan dan penerimaan yang kuat pada organisasinya akan menunjukkan sikap menerima dan mengadopsi pada nilai-nilai organisasi. Dengan adanya ketiga aspek tersebut, individu yang siap akan mengerahkan usaha yang lebih untuk organisasi dan berusaha semaksimal mungkin dimana karyawan yang ingin organisasinya mencapai tujuan yang diharapkan sehingga jika organisasi memutuskan untuk melakukan perubahan, karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi akan berusaha menyetujui, menerima dan mengadopsi perubahan yang terjadi di organisasi dengan tujuan untuk mengubah keadaan saat ini menjadi lebih baik. Pada penelitian ini juga mengemukakan bahwa bila adanya keyakinan dan penerimaan yang kuat pada nilai-nilai organisasi maka karyawan menunjukkan dengan sikap mau menerima dan mengadopsi terhadap perubahan yang diterapkan pada perusahan, namun kelemahannya adalah jika karyawan yang tidak memiliki keyakinan dan kurangnya penerimaan dalam nilainilai organisasi maka karyawan cenderung menolak dan tidak mengadopsi terhadap nilai-nilai organisasi. Menurut Mowday, dkk (98) mengemukakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasinya mempunyai keyakinan (belief) yang kuat, menerima tujuan dan nilai organisasi, siap untuk bekerja keras dan memiliki keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang kuat mampu menunjukkan kepercayaan yang kuat dan penerimaan dari tujuan dan nilai-nilai organisasi tinggi berarti memiliki sikap kesiapan untuk berubah yang tinggi pula, hal tersebut terjadi karena adanya hubungan positif yang signifikan terhadap komitmen organisasi dengan kesiapan untuk berubah. Maka jika karyawan memiliki komitmen organisasi yang tinggi maka kesiapan untuk berubah juga akan tinggi namun begitu juga sebaliknya, jika karyawan memiliki komitmen organisasi yang rendah maka kesiapan untuk berubah juga rendah. Weiner (009) juga menemukan karyawan yang memiliki kesiapan untuk berubah yang tinggi maka seluruh anggota organisasi lebih mungkin untuk memulai untuk melakukan sebuah perubaha, mengerahkan usaha yang lebih besar, usaha yang keras dan memberikan sikap yang kooperatif, dan hal tersebut kan memberikan hasil yang lebih efektif dalam implementasinya. Sebuah perubahan organisasi tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari seluruh anggota organisasi tersebut, maka dari itu dibutuhkan karyawan yang memiiki loyalitas tinggi, keterlibatan terhadap organisasi, dan identifikasi dalam organisasi tersebut. Perubahan yang efektif dan berhasil biasanya ditandai dengan mendorong perubahan yang diikuti dengan menciptakan kesiapan terhadap perubahan diantara para manajer dan karyawan serta berusaha untuk mengatasi resistensi terhadap perubaha. Kesiapan terhadap perubahan tercermin dalam keyakinan, sikap dan intensi anggota organisasi mengenai sejauh man perubahan diperlukan dan kapasitas organisasi agar perubahan yang dilakukan berhasil (Armenakis & Harris, 009). Dari penelitian ini diketahui bahwa komitmen organisasi memberikan kontribusi yang signifikan kepada individu dalam menunjukkan kesiapan terhadap perubahan. Perbedaan 4

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X SKRIPSI Oleh: Dwi Septiyaningsih 201210515068 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI Oleh : Zasyatin Rizka 09810105 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMITMEN GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK N 2 PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH. Oleh : FITRI NELDA NIM.

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMITMEN GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK N 2 PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH. Oleh : FITRI NELDA NIM. HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMITMEN GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK N 2 PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH Oleh : FITRI NELDA NIM.1100215 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pemilihan dan penggunaan metode sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penentuan metode yang dipakai harus tepat dan sesuai dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT SKRIPSI. Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah

HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT SKRIPSI. Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE

ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE SKRIPSI Oleh: Mariam Yahya 09810246 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 1 ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DITINJAU DARI GENDER SKRIPSI

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DITINJAU DARI GENDER SKRIPSI ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DITINJAU DARI GENDER SKRIPSI Oleh: Baiq Anggun Laksmi Lestari 08810304 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan telah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan telah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan organisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan telah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan organisasi. Hussey (2000) mengemukakan bahwa perubahan merupakan salah satu aspek yang paling kritis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEADILAN ORGANISASI PADA KARYAWAN DI PDAM TIRTA WIJAYA KABUPATEN CILACAP

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEADILAN ORGANISASI PADA KARYAWAN DI PDAM TIRTA WIJAYA KABUPATEN CILACAP HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEADILAN ORGANISASI PADA KARYAWAN DI PDAM TIRTA WIJAYA KABUPATEN CILACAP SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Bidang Psikologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian & definisi operasional Variabel adalah sebuah karakteristik atau kondisi yang berubah atau memiliki nilai yang berbeda

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka penelitian ini bersifat kuantitatif, menurut Wiratna (2014) bahwa penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Sugiyono (2011), korelasi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Seperti hubungan antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN S K R I P S I. Disusun Oleh: EVID MAFTUKHAH F

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN S K R I P S I. Disusun Oleh: EVID MAFTUKHAH F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN S K R I P S I Disusun Oleh: EVID MAFTUKHAH F 100 080 197 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI Diajukan Oleh : AFIFAH NUR AINI F 100 070 127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Lebih terperinci

pemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan

pemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong organisasi menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut organisasi untuk senantiasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian Kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data- data numerical atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang efektif (Hussey, 2000; Wibowo, 2005). Perubahan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang efektif (Hussey, 2000; Wibowo, 2005). Perubahan organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan telah menjadi suatu kebutuhan primer bagi kehidupan organisasi dan merupakan salah satu aspek yang paling kritis untuk menciptakan manajemen yang efektif

Lebih terperinci

PERBEDAAN RESILIENSI PADA REMAJA AWAL DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA SKRIPSI

PERBEDAAN RESILIENSI PADA REMAJA AWAL DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA SKRIPSI PERBEDAAN RESILIENSI PADA REMAJA AWAL DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dependent dan independent. Variable dependent atu bisa disebut variable terikat adalah

BAB III METODE PENELITIAN. dependent dan independent. Variable dependent atu bisa disebut variable terikat adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel : Konsep yang mempunyai variasi nilai - nilai, yaitu adanya variabel dependent dan independent.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Salatiga adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah dirintis oleh Pemerintah Belanda sejak tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada datadata numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Memperoleh

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Memperoleh KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : DINA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Pembahasan dalam metode penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X

HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X SKRIPSI Oleh: May Herawati 201210515027 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN OBYEK VITAL KEPOLISIAN RESOR BANYUMAS BAB I SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN OBYEK VITAL KEPOLISIAN RESOR BANYUMAS BAB I SKRIPSI 1 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN OBYEK VITAL KEPOLISIAN RESOR BANYUMAS BAB I SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk pendekatan penelitian kuantitatif yang menekankan pada analisis data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : DYAH ISWARI PROBORINI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dilihat dari cakupan jenis eksplanasi ilmunya, penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yang bertujuan untuk mencari penjelasan dalam bentuk hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Usman (1996:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena dalam pengolahan data peneliti menggunakan perhitungan statistik yang telah baku dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia, yang beralamat di Jalan Setiabudhi No. 229 Bandung, Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAYU PUTRI ALDILA SAKTI NIM F

BAYU PUTRI ALDILA SAKTI NIM F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PENDIDIKAN BERBASIS INTERNASIONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA SMA NEGERI 1 BOYOLALI SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian diartikan sebuah cara untuk menyelesaikan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian diartikan sebuah cara untuk menyelesaikan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian diartikan sebuah cara untuk menyelesaikan penelitian sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang hendak dicapai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain komparasional menurut Arikunto (2010:310) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MINAT SISWA RETARDASI MENTAL RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE

IDENTIFIKASI MINAT SISWA RETARDASI MENTAL RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE IDENTIFIKASI MINAT SISWA RETARDASI MENTAL RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE SKRIPSI Oleh : Ferry Indra Wicaksono 07810181 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri obat-obatan, yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : ANIK SAFA ATIN NIKMAH A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : ANIK SAFA ATIN NIKMAH A PEMAHAMAN BELAJAR MAHASISWA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI 2011/2012 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DITINJAU DARI KUALITAS LAYANAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA LAWU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. utama dalam penelitian dan menentukan fungsinya masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN. utama dalam penelitian dan menentukan fungsinya masing-masing BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Identifikasi variabel merupakan langkah untuk menetapkan variabelvariabel utama dalam penelitian dan menentukan fungsinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada hakkikatnya adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kebenaran mengenai suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah (Kasiram, 2010 : 4).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GRATITUDE DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI. Oleh : Dewi Irawati

HUBUNGAN ANTARA GRATITUDE DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI. Oleh : Dewi Irawati HUBUNGAN ANTARA GRATITUDE DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Oleh : Dewi Irawati 09810120 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 Hubungan antara Gratitude dengan Kepuasan Kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode penelitian

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data data yang akurat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data data yang akurat 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian adalah letak dimana penelitian akan dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Psychological Well-Being 2. Variabel tergantung : Komitmen Organisasional B. Definisi Operasional 1. Komitmen Organisasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang mana kuantitif sendiri diartikan sebagai sebuah metode yang digunakan untuk menguji teori tertentudengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI TES MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TENGARAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI TES MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TENGARAN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI TES MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TENGARAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Dirgantara Indonesia, merupakan perusahaan industri pesawat terbang di Indonesia. Terletak di Jl. Pajajaran

Lebih terperinci

: EKA PUTRI PURWITASARI NIM : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

: EKA PUTRI PURWITASARI NIM : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO PRODUKTIVITAS KERJA DITINJAU DARI FAKTOR DEMOGRAFIS (USIA, JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MASA KERJA) PADA KARYAWAN TETAP DI KANTOR PUSAT PDAM TIRTA SATRIA PURWOKERTO, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda ( multiple regresion).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

Diajukan oleh : SYAIFUL ROKHMAN NIM

Diajukan oleh : SYAIFUL ROKHMAN NIM PENGARUH KECANGGIHAN TEKNOLOGI INFORMASI, PARTISIPASI MANAJEMEN, PENGETAHUAN MANAJER AKUNTANSI, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA EFEKTIFITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi Empiris pada Hotel Berbintang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dari 4 rumah sakit yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. satu dari 4 rumah sakit yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan global saat ini, organisasi dituntut untuk terus melakukan perbaikan melalui perubahan baik dari sisi struktur, sistem, strategi maupun budaya di dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR

HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA 360 0 TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Ady Supriyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Alkamil Jawa Timur sebagai salah satu lembaga keuangan syariah nonbank yang berbadan hukum koperasi, memiliki kegiatan menyimpan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai hubungan self-efficacy terhadap kinerja manajer, penulis melakukan observasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS UNGGULAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS UNGGULAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS UNGGULAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: Rino

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada data yang dapat dihitung yang berwujud nilai atau skor.

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada data yang dapat dihitung yang berwujud nilai atau skor. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif karena dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda ( Turmudi, 2008).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini berada pada pasar berkembang Asia. Hal ini dapat dilihat dengan masuknya pasar AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jauh lebih kecil dan tidak memerlukan modal, padahal mendirikan usaha tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. jauh lebih kecil dan tidak memerlukan modal, padahal mendirikan usaha tersebut BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah lapangan kerja yang tersedia di Indonesia lebih sedikit dibandingkan para pencari kerja. Lebih banyak orang memilih untuk bekerja dengan orang lain dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berubah atau mati!, adalah kalimat yang diserukan oleh para manajer di seluruh dunia untuk menggambarkan keharusan setiap organisasi atau perusahaan untuk terus

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional (X) dengan efektivitas kinerja karyawan (Y),

Lebih terperinci

PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI

PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI Oleh : Ferry Chandra Kusuma 09810121 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode ilmiah adalah suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari

Lebih terperinci