PENGONTROLAN KUALITAS ANODE SOLID OXIDE FUEL CELL (SOFC) MELALUI PENGONTROLAN POROSITAS. Sulistyo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGONTROLAN KUALITAS ANODE SOLID OXIDE FUEL CELL (SOFC) MELALUI PENGONTROLAN POROSITAS. Sulistyo"

Transkripsi

1 PENGONTROLAN KUALITAS ANODE SOLID OXIDE FUEL CELL (SOFC) MELALUI PENGONTROLAN POROSITAS Sulistyo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia listyo2007@gmail.com, listyo2007@yahoo.com Abstrak Solid oxide fuel cell (SOFC) adalah perangkat pengubah energi yang mengubah energi gas menjadi energi listrik secara langsung dengan produk buangan berupa panas dan uap air jika gas yang dipakai gas hidrogen. Komponen utama SOFC adalah anoda, elektrolit dan katoda yang terbuat dibuat dari material keramik dan beroperasi pada temperatur οC. Kualitas komponen anoda SOFC sangat dipengaruhi oleh porositas anoda. Porositas anoda SOFC dapat mempengaruhi pada kekuatan (strength) anoda dan permeabilitas dan sifat kelistrikan anoda. Paper ini membahas tentang pembuatan anoda SOFC yang mempunyai porositas tertentu. Pembuatan porositas anoda menggunakan material tepung jagung dan material anoda adalah NiO/YSZ (Nickel oxide/yttria Stabilized Zirconia). Pengontrolan porositas anoda dilakukan dengan menambahkan tepung pada serbuk anoda dengan perbandingan tertentu dan disinter pada suhu 1350οC. Kualitas anoda yang diukur adalah porositas anoda, kekuatan dan sifat kelistrikan. Pengukuran porositas anoda dengan metode Archimedes dan pengukuran kualitas kekuatan anoda dengan metode bending dan sifat kelistrikan yang diukur menggunakan impedance spectroskopi. Hasil yang diharapakan adalah memperoleh informasi tentang pengontrolan porositas, kekuatan bending strength dan sifat kelistrikan anoda SOFC. Kata kunci: SOFC, Porositas, Kekuatan Bending, Sifat Kelistrikan sehingga perpindahan gas dari anoda ke elektrolit berfungsi dengan baik. Keegan and Cooper [5] menyatakan bahwa nilai porositas anoda berkisar antara % untuk memudah perpindahan massa, sedangkan material anoda biasanya adalah cermet (ceramic metal composite), yaitu material anoda yang tersusun dari material metal dan keramik [5]. Material cermet yang banyak dipakai pada anoda SOFC adalah NiO/YSZ (Nickel Oxide/ Yttria Stabilized Zirconia). Fungsi dari unsur Ni adalah sebagai katalis dan konduktor, sedangkan YSZ menyiapkan nilai koefisien ekspansi thermal yang sesuai dengan material elektrolit YSZ [6]. Persyaratan yang yang lain dari anoda adalah sebagai penguat elektrolit jika sebagai anode supported solid oxide fuel cell, sehingga Pendahuluan Solid Oxide Fuel Cell (SOFC) adalah perangkat pengubah energi elektrokimia gas menjadi listrik secara langsung berbasis material keramik [1]. Jika gas hidrogen yang digunakan pada peralatan tersebut maka produk buangannya adalah uap air dan panas [2]. Komponen utama dari SOFC adalah anoda, elektrolit dan cathoda [3]. Fungsi dari komponen anoda adalah sebagai katalis gas yang mengubah gas menjadi ion bermuatan positif dan elektron, elektrolit berfungsi sebagai media yang mengantarkan ion negatif oksigen dari katoda menuju anoda dan komponen katoda berfungsi sebagai katalis yang mengubah gas oksigen menjadi ion negatif [4]. Komponen anoda harus berpori

2 mampu mendukung beban saat beroperasi [5, 7]. Proses pembuatan anoda yang memiliki porositas tertentu dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu metode yang mudah dilakukan adalah dengan metode kompaksi, sedangkan pengontrolan porositas dilakukan dengan penambahan pore former yang berupa tepung jagung. Peningkatan kekuatan green compact dilakukan proses sintering pada suhu operasi 1350οC [8]. Fungsi proses sintering selain meningkatkan kekuatan anoda juga dapat mengontrol porositas anoda [9]. Motode kompaksi dipilih karena relatif murah dan tidak rumit serta mudah pengoperasiannya. Porositas pada anoda memerlukan pengontrolan yang baik karena berfungsi untuk transport massa gas, nilai porositas yang tinggi memudahkan gas melalui anoda dan memperbanyak three phase boundary (TPB) di interface anoda elektrolit [6]. TPB ini adalah titik pertemuan antara anoda, elektrolit dan pori. Seperti yang diilustrasikan pada gambar 1. adalah reaksi antara ion hidrogen dan ion oksigen yang ada pada elektrolit membentuk uap air seperti reaksi (2), 2 H+ + Pada TPB ini terjadi proses reaksi yang pertama penguraian hidrogen gas menjadi atom hidrogen dan elektron, 2 H+ + 2 e- (2) Reaksi (1) dan (2) dijaga berlangsung terus dengan mensuplai gas hidogen pada anoda dan oksigen (udara) sisi katoda secara terus menerus. Elektron akan diproduksi secara berkesinambungan menuju beban melalui eksternal konduktor. Dengan demikian akan diproduksi elektron secara kontinu maka arus listrik diproduksi kontinu pula [1]. Proses reaksi ini dapat berlangsung pada rentang suhu οC jika memanfaatkan material NiO/YSZ pada anoda, material YSZ (Yttria Stabilized Zirconia) pada elektrolit dan LSM/YSZ (Lantanum Strontium Manganite/ Yttria Stabilized Zirconia) pada material katoda [9]. Jumlah TPB di interface anoda dan elektrolit agar diperbanyak sehingga reaksi (1) dan (2) meningkat yang mampu memproduksi elektron semakin banyak tiap satu satuan waktu. Peningkatan TPB ini berhubungan langsung dengan peningkatan nilai porositas anoda [9]. Porositas anoda meningkat maka jumlah TPB semakin banyak [6]. Nilai porositas anoda dapat direkayasa melalui pengontrolan pembentuk pori (pore former) yang ditambahkan dalam proses pembuatan anoda. Rym [12] mengevaluasi nilai porositas pada material keramik yang digunakan pada membrane untuk penyaring, sedangkan Eva [13] mengevaluasi nilai porositas keramik dengan memanfatkan berbagai jenis tepung. Nilai porositas material secara umum mempengaruhi nilai kekuatan (strength) material tersebut. Weckmann [14] melakukan evaluasi nilai porositas dan kekuatan lengkung (bending strength) anoda berpori untuk SOFC. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai porositas meningkat, kekuatan lengkungnya menurun. Efek porositas dan sifat kelistrikan diamati pada anoda SOFC. Nilai porositas anoda meningkat maka nilai konduktifitas listrik menurun [9]. Pada paper ini membahas Gambar 1. Ilustrasi Ni-YSZ three phase boundary [6] H2 O (1) Atom Ni pada anoda berfungsi sebagai katalis yang mampu menguraikan gas hidrogen menjadi ion hidrogen dan elektron [1], elektron yang terbentuk disalurkan ke beban melalui eksternal konduktor kemudian dialirkan ke katoda [10, 11]. Yang kedua

3 tentang aspek porositas pada sifat kelistrikan dan kekuatan lengkung. Eksperimen Material awal adalah berupa serbuk NiO/YSZ untuk aplikasi umum dengan prosentase 60 wt% dan 40 wt% YSZ8. Ukuran serbuk adalah 0.5 µm (FCM, USA), pembentuk pori adalah tepung jagung komersial dengan ukuran butir 12 µm (lokal). Binder pada proses kompaksi menggunakan PVA (polyvynil alcohol) yang dilarutkan dalam air 85 % dengan perbandingan air dan 15 % PVA. Jumlah pore former persen berat adalah 20 %,25 %, 30 %, 35 % dan 40 % wt. Jumlah binder adalah 3 % berat. Beban kompaksi menggunakan beban 7,5 MPa sampai 17,5 MPa. Proses sintering dilakukan pada suhu suhu 1300ο C sampai 1500οC. Karakterisasi anoda meliputi pengukuran porositas, beban lentur dan sifat kelistrikan. Pengukuran porositas menggunakan metode Archimides dengan mengacu pada standard ASTM C Beban lentur diuji dengan menggunakan tipe mesin Shimadzu AG-I Universal Testing Machine mengacu pada standar ASTM C Sifat kelistrikan anoda dilakukan dengan pengujian impedansi menggunakan Solatron S 1260 A, Impedance/Gain-Phase Analyzer complete with PC sofware, England. Gambar 2: Grafik hubungan beban kompaksi, pore former dan porositas anoda. Dari gambar 2 menunjukan bahwa porositas sangat dipengaruhi jumlah former yang ditambahkan pada serbuk dan beban kompaksi. Pengaruh pore former terhadap porositas anoda, green compact anoda di tekan pada beban konstan 5 MPa, kemudian dilanjutkan proses sintering pada suhu 1350ο C, selama 3 jam. Pada pore former 5 wt%, nilai porositas anoda adalah 32 %, sedangkan pada pore former 15 wt% nilai porositas anoda adalah 39.3 %. Peningkatan pore former menyebabkan celah diantara partikel anoda bertambah. Kondisi ini akibat proses sintering yang membakar pore former tepung jagung pada suhu sekitar 600ο C [13]. Tepung jagung terbakar dan lenyap membentuk lubang (pori) pada material NiO/YSZ anoda. Semakin meningkat tepung jagung yang ditambahkan pada anoda semakin banyak pori yang terbentuk. Hal ini sesuai yang dilakukan oleh Eva [15] dan Rym [12]. Pada evaluasi peningkatan beban kompaksi terhadap porositas anoda terlihat pada gambar 2. Hubungan antara porositas terhadap beban kompaksi adalah nilai porositas anoda menurun jika beban kompaksi meningkat. Pore former yang ditambahkan adalah konstan sebanyak 5 wt% dan proses sintering dilakukan pada suhu 1350οC selama Data percobaan dan Pembahasan Data open porositas material anoda disajikan dalam grafik 1. Grafik 1 memuat hubungan antara porositas anoda terhadap beban kompaksi dan pore former yang ditambahkan pada material serbuk anoda.

4 3 jam. Pada beban kompaksi 15 MPa nilai porositas anoda adalah 33.8 % sedangkan pada beban kompaksi 25 MPa nilai porositas anoda adalah 26.5 %. Peningkatan beban kompaksi akan meningkatkan kerapatan partikel-partikel serbuk. Jarak antar apartikel serbuk yang satu dengan partikel serbuk yang lain semakin dekat. Permukaan partikel akan saling menyentuh dan kondisi ini antar partikel akan membentuk neck (leher) [16]. Celah diantara partikel semakin sedikit atau dikatakan green compact semakin rapat (dense). Dengan terbentuknya leher antar partikel dan partikel semakin rapat akan memudahkan proses difusi antara partikel, selama proses sintering sehingga material semakin sedikit terbentuknya pori [17]. Kondisi ini sesuai dengan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Rym yang mengevaluasi aspek beban kompaksi terhadap nilai porositas membran keramik [12]. Peningkatan beban kompaksi memberikan kesempatan partikel saling mengunci membentuk leher, energi yang tersimpan dalam leher antar partikel lebih tinggi dibandingkan dengan energi yang ada pada partikel tanpa leher. Kondisi ini memudahkan atom-atom bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain sehingga memudahkan proses difusi [18]. Proses difusi semakin mudah, ikatan partikel semakin kuat, celah yang terbentuk pada material anoda semakin sedikit. Jumlah Pori-pori pada material semakin sedikit. Kondisi ini ditunjukkan dengan nilai porositas yang semakin menurun. Aspek suhu sintering pada porositas anoda ditunjukan pada gambar 3. Pada proses sintering ini dilakukan pada suhu yang bervariasi dari suhu 1300ο C sampai suhu 1450ο C; selama 3 jam dengan beban kompaksi 5 MPa dan pore former 5 wt%. Gambar 3. Hubungan suhu sintering dan porositas anoda. Nilai porositas anoda semakin turun dengan proses sintering yang semakin tinggi. Pada suhu 1300οC nilai porositas anoda adalah 35.7% sedangkan pada suhu 1450ο C nilai porositas anoda 25.2 %. Proses sintering yang semakin tinggi memberikan proses difusi semakin mudah. Energi atom semakin mudah bervibrasi dari satu tempat yang punya konsentrasi atom tinggi ke tempat yang konsentrasi yang rendah [18]. Konsentrasi yang rendah dimiliki pinggir-pinggir pori yang bersinggungan dengan partikel anoda yang kaya atom, sehingga atom-atom akan bergerak dari partikel menuju pori. Semakin tinggi suhu sinteringnya maka atom akan mudah bergerak menuju pori sampai kondisi terjadi keseimbangan, dimana energi yang dimiliki atom hampir sama [17]. Dengan demikian pori akan terisi atom, celah semakin sedikit, pori yang terbentukpun semakin berkurang. Jika pori semakin berkurang maka porositas material semakin menurun. Kondisi ini sesuai dengan yang ditunjukkan hasil eksperimen pada gambar 3 bahwa suhu sintering meningkat akan menurunkan nilai porositas anoda, dan hal ini didukung oleh eksperimen yang dilakukan oleh Eva [15] dan Rym [12].

5 Aspek porositas terhadap kekuatan anoda yang ditunjukan oleh kekuatan lentur (bending strength) disajikan dalam gambar 4. Kekuatan lentur mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung beban SOFC. Anode supported SOFC harus mampu mendukung beban elektrolit dan katoda saat beroperasi [1, 5], sehingga pemakaian anoda yang mempunyai porositas dengan kekuatan lentur yang tinggi sangat dominan. Pada gambar 5 memberikan ilustrasi tentang hubungan porositas dan sifat kelistrikan. Sifat kelistrikan yang diukur adalah impedance pada suhu kamar. Impedance yang diukur hanya dua kondisi yang memiliki porositas yang berbeda. Gambar 4. Hubungan antara porositas anoda dan kekuatan lentur (bending strength). Terlihat pada gambar 4 hubungan antara porositas anoda dan kekuatan lentur (bending strength) anoda. Semakin meningkat nilai porositas maka kekuatan lentur menurun. Pada porositas 25 vol% mempunyai nilai kekuatan lentur 98 MPa, sedangkan pada porositas 39 vol% mempunyai kekuatan lentur 48.3 MPa. Porositas yang relatif tinggi mempunyai pori-pori yang semakin banyak, sehingga antar partikel satu dengan yang lain mempunyai celah yang banyak, rantai ikatan partikel renggang. Dukungan ikatan satu partikel dengan partikel yang lain sangat lemah sehingga material semakin menurun kekuatannya karena material kurang rapat [19]. Porositas yang meningkat menyebabkan dukungan partikel satu ke partikel menurun, partikel mudah lepas sehingga kekuatannya turun. Hasil eksperimen yang telah dilakukan tidak berbeda dengan yang telah dilakukan oleh peneliti lain [19]. Ji [20] juga telah melakukan eksperimen yang sama, mengevaluasi porositas anoda dan kekuatan lentur. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa porositas semakin meningkat keuatan lenturnya menurun. Gambar 5. Hubungan antara porositas anoda dan impedance anoda yang dilakukan pada suhu kamar. Gambar 5 menunjukkan bahwa harga impedance diambil pada frequensi yang nilai 0, sehingga nilai yang ada adalah hambatan. Terlihat bahwa nilai hambatan yang memiliki porositas yang tinggi mempunyai nilai hambatan yang lebih besar dibandingkan yang mempunyai porositas yang rendah. Simwonis [19] menjelaskan bahwa porositas yang relatif tinggi, ikatan antar partikel tidak begitu rapat sehingga daya hantar listriknya semakin sulit dibandingkan dengan partikel yang rapat. Porositas yang rendah mempunyai rantai ikatan yang rapat sehingga mempunyai daya hantar listrik yang mudah. Ji [20] juga telah membuktikan bahwa porositas yang rendah mempunyai sifat listrik yang lebih baik, terutama sifat konduktifitas listriknya lebih

6 nilai kelistrikan yang tertinggi dengan nilai porositas tertentu. 3. Diperlukan proses yang lain sebagai pembanding untuk memperoleh Anode supported SOFC yang dapat digunakan untuk menghasilkan prototipe Anode supported SOFC yang lengkap dengan elektrolit dan katoda. tinggi pada porositas yang relatif kecil. Peneliti lain juga membuktikan bahwa porositas yang kecil mempunyai konduktifitas yang lebih tinggi dibandingkan ddengan anoda yang porositasnya lebih tinggi [9]. Hasil eksperiemn yang diperoleh pada gambar 5 memberikan informasi bahwa porositas yang tinggi mempunyai impedance listrik yang lebih tinggi dibanding dengan anoda yang memiliki porositas yang rendah. Referensi [1] Wolf Vielstich, H.Y., Hubert A Gasteiger, Handbook of Fuel Cells Fundamentals Technology and Applications2009, Chichester, West Sussex, United Kingdom: John Wiley & Sons. Kesimpulan Dari pembahasan tentang pengaruh porositas pada material anoda dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. [2] Li, X., Principles of Fuel Cells2006, Madison Avenue, New York, USA: Taylor & Francis Group. 1. Pengontrolan porositas anoda SOFC dapat dilakukan dengan menambahkan pembentuk pori (pore former), proses sintering dan beban kompaksi. 2. Suhu sintering semakin tinggi pada proses perlakuan panas anoda SOFC dapat menurunkan porositas anoda. Demikian juga beban kompaksi yang tinggi mampu menurunkan porositas anoda. 3. Beban lentur (bending strength) anoda sangat dipengaruhi nilai porositasnya. Porositas rendah diperoleh bending strength yang tinggi. 4. Porositas yang tinggi berpengaruh pada nilai impedance listrik. Nilai porositas anoda yang tinggi menghasilkan impedance listrik yang tinggi. 5. Pengontrolan porositas pada anoda sangat menentukan sifat kelistrikan dan beban lenturnya. [3] Shabana P.S. Shaikh, A.M., Mahendra R. Somalur, A Review on the Selection of Anode Materials for Solid-Oxide Fuel Cells. Renewable and Sustainable Energy Reviews, : p [4] Fergus, J.W., Oxide anode materials for solid oxide fuel cells. Solid State Ionic, : p [5] Keegan C. Wincewicz, J.S.C., Taxonomies of SOFC material and manufacturing alternatives. Journal of Power Sources, : p [6] Stimming, C.S.a.U., Review Recent Anode Advances in Solid Oxide Fuel Cells. Journal of Power Sources, : p Saran Hasil yang diperoleh dari pembahasan ini perlu diberikan saran sebagai berikut. [7] Sglavo, M.C.a.V.M., Influence of Processing Conditions on the Microstructure of NiO-YSZ Supporting Anode for Solid Oxide Fuel Cells. Ceramics International, : p Perlu mengkaji yang lebih dalam nilai porositas anoda dengan melakukan evaluasi ukuran dan distribusi yang terjadi dalam material anoda. 2. Diperlukan optimasi untuk mencari nilai optimum dari anoda SOFC yang mempunyai

7 [8] Thomaz Augusto Guisard Restivo, S.R.H.M.-C., Sintering studies on Ni Cu YSZ SOFC anode cermet processed by mechanical alloying. Journal of Thermal Analysis and Calorimetry, Springer, : p [15]Eva Gregorov a, W.P., Porosity and pore size control in starch consolidation casting of oxide ceramics Achievements and problems. Journal of the European Ceramic Society : p [9] Liu, Z.C.a.J.-H.W.a.M., Anodes,in Jeffrey W. Fergus (Ed.)Green Chemistry and Chemical Engineering Solid Oxide Fuel Cells Materials Properties and Performance2009, Boca Raton, USA: CRC Press Taylor & Francis Group. [16]Rahaman, M.N., Ceramic Processing2007, Boca Raton, Florida, USA: CRC Press Taylor & Francis Group. [17]Rahaman, M.N., Sintering of Ceramics2008, Boca raton, Florida, USA: CRC Press Taylor & Francis Group. [10]S.Sulistyo, S.A., S.Mahzan Manufacturing of Electrolyte and Cathode Layers SOFC Using Atmospheric Spraying Method and Its Characterization. International Journal of Science and Engineering (1): p [18]Barsoum, M., Materials Science and Engineering Series, Fundamentals of Ceramics1997, United States of America: McGraw-Hill Companies. [19]D. Simwonis, H.T., F.J. Dias, A. Naoumidis, D. StoÈver, Properties of Ni/YSZ porous cermets for SOFC anode substrates prepared by tape casting and coat-mix process. Journal of Materials Processing Technology, : p [11]Ryan P. O'Hayre, S.-W.C., Whitney Colella, Fritz B. Prinz, Fuel Cell Fundamentals2006, United State of America: John Wiley & Sons, Inc. [12]Rym Dhouib Sahnoun, S.B., Characterization of Flat Ceramic Membrane Supports Prepared with Kaolin-Phosphoric Acid-Starch. Applied Clay Science : p [20]Ji Haeng Yu, G.W.P., Shiwoo Lee, Sang Kuk Woo, Microstructural effects on the electrical and mechanical properties of Ni YSZ cermet for SOFC anode. Journal of Power Sources : p [13]Eva Gregorov a, W.P., Ivan Bohaˇcenko, Characterization of different starch types for their application in ceramic processing. Journal of the European Ceramic Society : p [14]H. Weckmann, A.S., Z. Ilhan, and J. Arnold, Development of Porous Anode Layers for the Solid Oxide Fuel Cell by Plasma Spraying. Journal of Thermal Spray Technology, (4): p

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik karena listrik merupakan sumber energi utama dalam berbagai bidang kegiatan baik dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peran listrik dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peran listrik dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini, kebutuhan manusia akan listrik semakin meningkat. Peran listrik dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena listrik merupakan sumber energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia di dunia terutama energi listrik. Dewasa ini kebutuhan energi yang semakin meningkat tidak

Lebih terperinci

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan listrik dunia semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Hal ini tentu disebabkan pertumbuhan aktivitas manusia yang semakin padat dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berarti meningkat pula kebutuhan manusia termasuk dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berarti meningkat pula kebutuhan manusia termasuk dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan bertambahnya waktu maka kemajuan teknologi juga semakin bertambah. Pertumbuhan penduduk di dunia pun kian meningkat termasuk di Indonesia. Hal ini berarti meningkat

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR 2.1. Pendahuluan Sel Bahan Bakar adalah alat konversi elektrokimia yang secara kontinyu mengubah energi kimia dari bahan bakar dan oksidan menjadi energi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv v vi viii ix x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padilah Muslim, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padilah Muslim, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi listrik mengalami peningkatan seiring bertambahnya populasi manusia. Di Indonesia, data dari Direktorat Jendral Ketenagalistrikan Kementrian Energi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 PERANAN TEPUNG JAGUNG DAN TEPUNG TAPIOKA DALAM PEMBUATAN KERAMIK ALUMINA BERPORI DENGAN PROSES SLIP CASTING Soejono Tjitro, Juliana Anggono dan Dian Perdana Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. logam dan nonlogam atau unsur logam dan nonlogam padat, gabungan dari unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. logam dan nonlogam atau unsur logam dan nonlogam padat, gabungan dari unsur BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keramik Keramik merupakan campuran padatan yang terdiri dari sebuah unsur logam dan nonlogam atau unsur logam dan nonlogam padat, gabungan dari unsur nonlogam dan unsur nonlogam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Sel bahan bakar oksida padat, CSZ, CaO, PVA, Slip casting.

ABSTRAK. Kata kunci: Sel bahan bakar oksida padat, CSZ, CaO, PVA, Slip casting. ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN PVA (POLIVINIL ALKOHOL) TERHADAP KUALITAS KERAMIK CSZ (CALCIA STABILIZED ZIRCONIA) MENGGUNAKAN METODE SLIP CASTING UNTUK ELEKTROLIT PADAT SEL BAHAN BAKAR OKSIDA PADAT Pembuatan

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR

MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR Oleh : Kelompok 9 Maratus Sholihah (115061100111019) Hairunisa Agnowara (125061100111033) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan energi dunia semakin meningkat sedangkan bahan bakar fosil dipilih sebagai energi utama pemenuh kebutuhan, namun bahan bakar ini tidak ramah lingkungan

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) 2. Tinjauan Pustaka 2.1 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sel bahan bakar merupakan salah satu solusi untuk masalah krisis energi. Sampai saat ini, pemakaian sel bahan bakar dalam aktivitas sehari-hari masih

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

PELAPISAN STAINLESS STEEL AISI 304 MENGGUNAKAN NIKEL (Ni) MELALUI PROSES ELEKTROPLATING

PELAPISAN STAINLESS STEEL AISI 304 MENGGUNAKAN NIKEL (Ni) MELALUI PROSES ELEKTROPLATING PELAPISAN STAINLESS STEEL AISI 4 MENGGUNAKAN NIKEL (Ni) MELALUI PROSES ELEKTROPLATING Yoga Setiawan Ady N, Sulistyo Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan material yang memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi merupakan salah satu topik menarik yang terus dikaji oleh peneliti. Contoh aplikasi penggunaan

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS PADA PROSES ANODISASI ALUMINUM TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN LAJU KOROSI

PENGARUH ARUS PADA PROSES ANODISASI ALUMINUM TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN LAJU KOROSI PENGARUH ARUS PADA PROSES ANODISASI ALUMINUM TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN LAJU KOROSI Agung Setyo Darmawan 1, Tri Widodo Besar Riyadi 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KETANGGUHAN RETAK, KEKERASAN DAN KONDUKTIVITAS IONIK CSZ SEBAGAI ELEKROLIT PADAT SOFC DENGAN PENAMBAHAN CuO

KETANGGUHAN RETAK, KEKERASAN DAN KONDUKTIVITAS IONIK CSZ SEBAGAI ELEKROLIT PADAT SOFC DENGAN PENAMBAHAN CuO Ketangguhan Retak, Kekerasan Dan Konduktivitas Ionik CSZ Sebagai Elekrolit Padat SOFC Dengan Penambahan CuO ISSN 1411 3481 (Ila Lailatun) KETANGGUHAN RETAK, KEKERASAN DAN KONDUKTIVITAS IONIK CSZ SEBAGAI

Lebih terperinci

Pembangkit Non Konvensional OTEC

Pembangkit Non Konvensional OTEC Pembangkit Non Konvensional OTEC OTEC Ada yang tahu apa itu OTEC? OTEC OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) atau Konversi Energi Termal Lautan atau dapat juga disebut : Pembangkit listrik tenaga panas

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC)

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC) SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC) Oleh : I NYOMAN JULI ADI PUTRA NIM: 0804305006 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik sifat..., Hendro Sat Setijo Tomo, FMIPA UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik sifat..., Hendro Sat Setijo Tomo, FMIPA UI, 2010. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Sel bahan bakar adalah sebuah peralatan yang mampu mengkonversi hydrogen dan oksigen secara elektrokimia menjadi energi listrik dan air, tanpa adanya emisi gas buang

Lebih terperinci

Pengembangan Material Komposit Keramik Berpori dari Bahan Clay yang diperkuat Bahan Kuningan dengan Menggunakan Metode Ekstrusi

Pengembangan Material Komposit Keramik Berpori dari Bahan Clay yang diperkuat Bahan Kuningan dengan Menggunakan Metode Ekstrusi Pengembangan Material Komposit Keramik Berpori dari Bahan Clay yang diperkuat Bahan Kuningan dengan Menggunakan Metode Ekstrusi Muh Amin dan Muhammad Subri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI DAN SUHU SINTERING TERHADAP KEKERASAN KERAMIK LUMPUR LAPINDO. Muh amin 1), Bagus Irawan 2)

PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI DAN SUHU SINTERING TERHADAP KEKERASAN KERAMIK LUMPUR LAPINDO. Muh amin 1), Bagus Irawan 2) PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI DAN SUHU SINTERING TERHADAP KEKERASAN KERAMIK LUMPUR LAPINDO Muh amin 1), Bagus Irawan 2) 1,2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang Abstrak

Lebih terperinci

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp *  Abstrak. Abstract PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL CHASSIS BERBAHAN DASAR LIMBAH ALUMINIUM HASIL PENGECORAN HPDC YANG DISERTAI PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT) *Pandhu Madyantoro

Lebih terperinci

Pembuatan Elektroda Fuel Cell dengan Metode Elektrodeposisi Menggunakan Katalis Pt-Cr/C dan Pt/C dan Karakterisasinya

Pembuatan Elektroda Fuel Cell dengan Metode Elektrodeposisi Menggunakan Katalis Pt-Cr/C dan Pt/C dan Karakterisasinya Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(C) 13206 Pembuatan Elektroda Fuel Cell dengan Metode Elektrodeposisi Menggunakan Katalis Pt-Cr/C dan Pt/C dan Karakterisasinya Dedi Rohendi 1), Yulinar Adnan 2)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK BAHAN Tabel 4.1 Perbandingan karakteristik bahan. BAHAN FASA BENTUK PARTIKEL UKURAN GAMBAR SEM Tembaga padat dendritic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi dunia terhadap energi listrik kian meningkat seiring pesatnya teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat 28 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat SOFC.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber energi bahan bakar minyak yang berasal dari fosil saat ini diprediksi sudah tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan konsumsi hidup penduduk dunia di masa datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. portable tersebut biasanya menggunakan baterai litium yang dapat diisi ulang.

BAB I PENDAHULUAN. portable tersebut biasanya menggunakan baterai litium yang dapat diisi ulang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, peralatan elektronik yang bersifat portable semakin banyak digunakan oleh masyarakat. Sumber energi peralatan elektronik portable tersebut

Lebih terperinci

: PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS. Menyetujui Komisi Pembimbing :

: PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS. Menyetujui Komisi Pembimbing : Judul Penelitian Nama NomorPokok Program Studi : PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS : SUDIATI : 037026011 : ILMU FISIKA Menyetujui Komisi Pembimbing : Anggota

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang berkelanjutan kian mengemuka di ranah global. Krisis energi terjadi di berbagai negara di dunia bahkan di Indonesia. Berdasarkan Indonesia Energy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan yang ekstensif pada bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya emisi polutan-polutan berbahaya seperti SOx, NOx, CO, dan beberapa partikulat yang bisa mengancam

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI Oleh AHMAD EFFENDI 04 04 04 004 6 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 PEMBUATAN

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 4 (2) (2016): Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 4 (2) (2016): Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein Uji Fisis Bahan Isolator Listrik Berbasis Keramik Porselin Alumina Maryati Doloksaribu dan Lisnawaty Simatupang* Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS)

ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS) Analisis Unsur Ag Pada Sampel Cair Dengan Laser Induced Breakdown Spectroscopy (LIBS) (Sinaga Natalia Declarossy, dkk.) ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS)

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS Sri Harmanto Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl Prof. Sudarto, S.H., Tembalang, Kotak Pos

Lebih terperinci

PENGARUH PERSENTASE ZEOLIT ALAM TERHADAP TEGANGAN GESER PADA UJI PULLOUT SERAT KONTINYU BAJA TAHAN KARAT

PENGARUH PERSENTASE ZEOLIT ALAM TERHADAP TEGANGAN GESER PADA UJI PULLOUT SERAT KONTINYU BAJA TAHAN KARAT PENGARUH PERSENTASE ZEOLIT ALAM TERHADAP TEGANGAN GESER PADA UJI PULLOUT SERAT KONTINYU BAJA TAHAN KARAT Sri M. B. Respati *, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Carbon Black pada Karakteristik Pelat Bipolar

Pengaruh Penambahan Carbon Black pada Karakteristik Pelat Bipolar Pengaruh Penambahan Carbon Black pada Karakteristik Pelat Bipolar (Andi Suhandi) Akreditasi LIPI Nomor: 377/E/2013 Tanggal 16 April 2013 Pengaruh Penambahan Carbon Black pada Karakteristik Pelat Bipolar

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12 C.10. Pengaruh tekanan injeksi pada pengecoran cetak tekanan tinggi (Sri Harmanto) PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12 Sri Harmanto Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi yang pesat pada abad 20 dan ditambah dengan pertambahan penduduk yang tinggi seiring dengan konsumsi energi dunia yang semakin besar. Konsumsi

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Oleh: Oki Andrean No. BP Melda Latif, MT NIP

Tugas Akhir. Oleh: Oki Andrean No. BP Melda Latif, MT NIP Tugas Akhir Analisa Perancangan Prototipe Microbial Fuel Cell Tipe Seri, Paralel dan Seri- Paralel dengan Pemanfaatan Bakteri Escherichia Coli Sebagai Sumber Energi Terbaharukan Oleh: Oki Andrean No. BP.

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CERAMIC METAL Ni-YSZ (NIKEL- YTTRIA STABILIZED ZIRCONIA) DARI PASIR ZIRKON LOKAL PADA BERBAGAI KOMPOSISI Ni:YSZ

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CERAMIC METAL Ni-YSZ (NIKEL- YTTRIA STABILIZED ZIRCONIA) DARI PASIR ZIRKON LOKAL PADA BERBAGAI KOMPOSISI Ni:YSZ SINTESIS DAN KARAKTERISASI CERAMIC METAL Ni-YSZ (NIKEL- YTTRIA STABILIZED ZIRCONIA) DARI PASIR ZIRKON LOKAL PADA BERBAGAI KOMPOSISI Ni:YSZ SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF CERAMIC METAL Ni-YSZ PREPARED

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

Aplikasi HEM dalam Pembuatan Serbuk Nano LTAP

Aplikasi HEM dalam Pembuatan Serbuk Nano LTAP Aplikasi HEM dalam Pembuatan Serbuk Nano LTAP BAMBANG PRIHANDOKO, ETTY MARTI WIGAYATI DAN SURYADI Pusat Penelitian Fisika LIPI, Komplek PUSPIPTEK Tangerang, Indonesia E-MAIL : bamb012@lipi.go.id INTISARI

Lebih terperinci

VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TEHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN PADA KOMPOSIT

VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TEHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN PADA KOMPOSIT PENGARUH KOMPOSISI DAN VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TEHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN PADA KOMPOSIT - UNTUK PROYEKTIL PELURU DENGAN PROSES METALURGI SERBUK Oleh: Gita Novian Hermana 2710100077 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Setiabudhi 229, Bandung Jl.Tamansari 71, Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Setiabudhi 229, Bandung Jl.Tamansari 71, Bandung Pengaruh Waktu Postsintering Heat Treatment (PHT) pada Konduktivitas Ionik Elektrolit Padat Calcia Stabilized Zirconia (CSZ) yang Mengandung Silica (SiO2) dan Magnesia (MgO) ISSN 1411 3481 (Herdyka) http://dx.doi.org/10.17146/jstni.2016.17.1.2275

Lebih terperinci

Jurnal ITEKIMA ISSN: x Vol.1, No.1, Februari 2017

Jurnal ITEKIMA ISSN: x Vol.1, No.1, Februari 2017 PENGARUH GETARAN DAN TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC) (Effect of Vibration and Air Temperature on The Performance of Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC))

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH Bi Asngali dan Triyono Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

PENGARUH KEHADIRAN TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI BESI TUANG KELABU

PENGARUH KEHADIRAN TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI BESI TUANG KELABU Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti Vol. 3, No. 1, Januari 2018, ISSN (p): 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275 PENGARUH KEHADIRAN TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI BESI TUANG

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur

Lebih terperinci

BAB IV PEMODELAN DAN SIMULASI SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB/SIMULINK

BAB IV PEMODELAN DAN SIMULASI SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB/SIMULINK BAB IV PEMODELAN DAN SIMULASI SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB/SIMULINK 4.1. Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai pengembangan model dalam software

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen secara langsung. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit pelet CSZ-Ni

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN III.1 Umum Penelitian yang dilakukan adalah penelitian berskala laboratorium untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi aditif (additive) yang efektif dalam pembuatan keramik

Lebih terperinci

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC Suhariyanto Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Telp. (031) 5922942, Fax.(031) 5932625, E-mail : d3mits@rad.net.id

Lebih terperinci

Oleh : Ridwan Sunarya Pembimbing : Dr. Widyastuti S.Si, M.Si Ir. Lilis Mariani, M.Eng. (LAPAN)

Oleh : Ridwan Sunarya Pembimbing : Dr. Widyastuti S.Si, M.Si Ir. Lilis Mariani, M.Eng. (LAPAN) Pengaruh rasio pencampuran Al 2 O 3 SiO 2 sebagai pelapis pada baja 4340 terhadap sifat thermal dan daya rekat dengan metode Flame Spray untuk aplikasi nozel roket Oleh : Ridwan Sunarya. - 2709100081 Pembimbing

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN *Bagus Sigit Pambudi 1, Rusnaldy 2, Norman Iskandar 2 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA 30 BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Polarisasi Potensiodinamik 4.1.1 Data Laju Korosi (Corrosion Rate) Pengujian polarisasi potensiodinamik dilakukan berdasarkan analisa tafel dan memperlihatkan

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan -4,3% loy Tugiman 1,Suprianto 2,Khairul S. Sihombing 3 1,2 Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN MgO TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK KERAMIK CSZ UNTUK ELEKTROLIT PADAT

PENGARUH PENAMBAHAN MgO TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK KERAMIK CSZ UNTUK ELEKTROLIT PADAT PENGARUH PENAMBAHAN MgO TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK KERAMIK CSZ UNTUK ELEKTROLIT PADAT Disusunoleh :EnengHasanah (0900663) PembimbingI : Drs. DaniGustamanSyarif, M.Eng. PembimbingII : Drs. David Edison

Lebih terperinci

PERFORMA ELEKTROKIMIA KOMPOSIT KATODA BERBASIS La 0,6 UNTUK SOLID OXIDE FUEL CELL BERSUHU RENDAH O 3- Fe 0,8

PERFORMA ELEKTROKIMIA KOMPOSIT KATODA BERBASIS La 0,6 UNTUK SOLID OXIDE FUEL CELL BERSUHU RENDAH O 3- Fe 0,8 Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science Vol. 13, No. 2, Juni 2012, hal : 198-203 ISSN : 1411-1098 Akreditasi LIPI Nomor : 395/D/2012 Tanggal 24 April 2012 PERFORMA ELEKTROKIMIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fuel cell merupakan sistem elektrokimia yang mengkonversi energi dari pengubahan energi kimia secara langsung menjadi energi listrik. Fuel cell mengembangkan mekanisme

Lebih terperinci

Penghematan Gas H2 Pada Sistem PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) Sesuai Perubahan Daya Beban

Penghematan Gas H2 Pada Sistem PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) Sesuai Perubahan Daya Beban POLI REKAYASA Volume 10, Nomor 2, April 2015 ISSN : 1858-3709 Penghematan Gas H2 Pada Sistem PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) Sesuai Perubahan Daya Beban Saving Gas System H2 PEMFC (Proton Exchange

Lebih terperinci

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga Siti Elin Huriyati, Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan

Lebih terperinci

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. Teknologi proses produksi secara umum : - Serbuk dipadatkan (di compressed/

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN Reny Afriany 1, Kusmono 2, R. Soekrisno 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1 JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH POLI(VINIL ALKOHOL) DAN PATI JAGUNG DALAM MEMBRAN POLI(VINIL FORMAL) TERHADAP PENGURANGAN ION KLORIDA

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES WET PRESSING DAN SUHU SINTER TERHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN VICKERS PADA MANUFACTUR KERAMIK LANTAI. Abstrak

PENGARUH PROSES WET PRESSING DAN SUHU SINTER TERHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN VICKERS PADA MANUFACTUR KERAMIK LANTAI. Abstrak PENGARUH PROSES WET PRESSING DAN SUHU SINTER TERHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN VICKERS PADA MANUFACTUR KERAMIK LANTAI Oleh : Nurzal 1 & Okto Siswanto 2 1 Dosen Teknik Mesin - Institut Teknologi Padang 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring meningkatnya kebutuhan dunia akan energi dan munculnya kesadaran mengenai dampak lingkungan dari penggunaan sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil,

Lebih terperinci

KEKUATAN BENDING KOMPOSIT CLAY DIPERKUAT DENGAN ALUMINA UNTUK APLIKASI FIRE BRICK

KEKUATAN BENDING KOMPOSIT CLAY DIPERKUAT DENGAN ALUMINA UNTUK APLIKASI FIRE BRICK KEKUATAN BENDING KOMPOSIT CLAY DIPERKUAT DENGAN ALUMINA UNTUK APLIKASI FIRE BRICK (1) Muhammad Sadat Hamzah, (2) Alimuddin Sam (1)(2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Palu Email

Lebih terperinci

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG Khairul Anwar Yusuf Umardani Abstrak Hammer mill merupakan alat

Lebih terperinci

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER Rianto, W. Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Gondangmanis PO.Box 53-Bae, Kudus, telp 0291 4438229-443844, fax 0291 437198

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ERFAN PRIYAMBODO NIM : 20506006

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

Jl.Tamansari 71, Bandung Diterima: Diterima dalam bentuk revisi: Disetujui:

Jl.Tamansari 71, Bandung Diterima: Diterima dalam bentuk revisi: Disetujui: gpengaruh WAKTU POSTSINTERING HEAT TREATMENT (PHT) PADA KONDUKTIVITAS IONIK ELEKTROLIT PADAT CALCIA STABILIZED ZIRCONIA (CSZ) YANG MENGANDUNG SILICA (SiO2) DAN MAGNESIA (MgO) Herdyka Sulistiardi 1, Dani

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vii ix x xii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PENINGKATAN KONDUKTIFITAS ION OKSIGEN DARI ELEKTROLIT PADAT PADA SISTEM SOLID OXIDE FUEL CELLs.

PENINGKATAN KONDUKTIFITAS ION OKSIGEN DARI ELEKTROLIT PADAT PADA SISTEM SOLID OXIDE FUEL CELLs. PENINGKATAN KONDUKTIFITAS ION OKSIGEN DARI ELEKTROLIT PADAT PADA SISTEM SOLID OXIDE FUEL CELLs. Oleh : Erfin Y Febrianto, Priyo Sardjono, Rika Suriamah Pusat Penelitian Fisika LIPI Komplek Puspiptek Serpong

Lebih terperinci

STUDI AWAL PENGGABUNGAN ANTAR KOMPONEN SEL BAHAN BAKAR BERBASIS KERAMIK

STUDI AWAL PENGGABUNGAN ANTAR KOMPONEN SEL BAHAN BAKAR BERBASIS KERAMIK STUDI AWAL PENGGABUNGAN ANTAR KOMPONEN SEL BAHAN BAKAR BERBASIS KERAMIK Nanik Indayaningsih, Muljadi, Erfin Yundra Febrianto Pusat Penelitian Fisika LIPI, Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang, 15314 Phone:

Lebih terperinci

Sintesis Bahan Ubahan Gradual Aluminum Titanat/Korundum dari Alumina Transisi dengan Penambahan MgO

Sintesis Bahan Ubahan Gradual Aluminum Titanat/Korundum dari Alumina Transisi dengan Penambahan MgO Sintesis Bahan Ubahan Gradual Aluminum Titanat/Korundum dari Alumina Transisi dengan Penambahan MgO Achmad Sulhan Fauzi 1, Moh. Herman Eko Santoso 2, Suminar Pratapa 3 1,2,3 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Menyetujui Komisi Pembimbing:

Menyetujui Komisi Pembimbing: \ Judul Tesis : PENGARUH UKURAN BUTIRAN DAN SUHU SINTERING TERHADAP KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN MIROSTRUKTUR KERAMIK YITTRIA ST#JILlZED ZIRKONIA SEBAGAI ELEKTROLIT PADAT FUEL CELL Nama Mahasiswa : Chaudra

Lebih terperinci

SINTESIS (Ca, Mg) CO3-Al KERAMIK MATRIKS KOMPOSIT DENGAN TEKNIK INFILTRASI REAKTIF TANPA TEKANAN DAN KARAKTERISASINYA

SINTESIS (Ca, Mg) CO3-Al KERAMIK MATRIKS KOMPOSIT DENGAN TEKNIK INFILTRASI REAKTIF TANPA TEKANAN DAN KARAKTERISASINYA Jurnal Dinamika, September 0, halaman 35-0 ISSN 087-7889 Vol. 05. No. SINTESIS (Ca, Mg) CO3-Al KERAMIK MATRIKS KOMPOSIT DENGAN TEKNIK INFILTRASI REAKTIF TANPA TEKANAN DAN KARAKTERISASINYA Irwan Ramli,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ada beberapa kategori power/daya yang digunakan, antara lain backbone power, green power dan mobile power. Backbone power adalah sumber energi primer yang selalu tersedia

Lebih terperinci

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>> Matakuliah Tahun : Versi : / : Pertemuan 1 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi ix xi xii BAB 1

Lebih terperinci