IV. GAMBARAN UMUM PARIWISATA DUNIA. Jumlah penduduk dunia yang terus meningkat sejalan dengan peningkatan GDP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. GAMBARAN UMUM PARIWISATA DUNIA. Jumlah penduduk dunia yang terus meningkat sejalan dengan peningkatan GDP"

Transkripsi

1 JUtaan kunjungan IV. GAMBARAN UMUM PARIWISATA DUNIA 4.1. Pariwisata Dunia Pariwisata adalah merupakan kegiatan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dengan berbagai motivasi. Pelaku kegiatan ini disebut wisatawan. Jumlah penduduk dunia yang terus meningkat sejalan dengan peningkatan GDP sebagian besar negara di dunia ikut mendorong peningkatan jumlah penduduk yang melakukan perjalanan baik di dalam negeri sebagai wisatawan domestik maupun keluar negeri sebagai wisatawan mancanegara Eropa Asia Pasifik Amerika Afrika Timur Tengah Gambar 12. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dunia Menurut Area, Tahun Pada tahun 1990 jumlah wisatawan dunia mencapai juta kunjungan meningkat persen pada tahun 1995 menjadi juta kunjungan. Peningkatan terbesar terjadi di Asia-Pasifik sebesar persen yang memberikan porsi sebesar persen dari total kunjungan wisatawan dunia. Lima tahun berikutnya jumlah wisatawan meningkat menjadi juta

2 94 kunjungan atau meningkat persen dibandingkan dengan tahun Negara penghasil minyak di Timur Tengah memberikan kontribusi pertumbuhan terbesar jika dibandingkan dengan kawasan lainnya, yaitu sebesar persen walaupun jumlah wisatawan di kawasan ini hanya 3.64 persen dari total kunjungan wisatawan dunia. Kontribusi wisatawan internasional di kawasan Eropa dan Amerika terhadap kunjungan wisatawan dunia dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 1990 kontribusi mereka adalah persen dan persen menurun menjadi persen dan persen. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya kunjungan wisatawan regional di kawasan Asia-Pasifik, Afika, dan Timur Tengah dibandingkan dengan kedua kawasan Eropa dan Amerika. Berdasarkan data yang diolah oleh UNWTO menunjukkan bahwa ratarata pertumbuhan per tahun wisatawan dunia dari tahun 2000 sampai 2008 mencapai 3.8 persen dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di kawasan Timur Tengah, yaitu sebesar 10.5 persen diikuti oleh kawasan Afrika dan Asia-Pasifik masing-masing sebesar 6.7 persen dan 6.6 persen. Sementara itu kawasan Eropa dan Amerika hanya tumbuh masing-masing 2.8 persen dan 1.7 persen. Devisa yang diciptakan dengan adanya perjalanan penduduk antarnegara pada tahun 2007 mencapai US$858 miliar atau mengalami pertumbuhan 5.4 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun berikutnya jumlah devisa yang tercipta mengalami peningkatan menjadi US$944 miliar. Jika dilihat rata-rata pengeluaran per kunjungan pada tahun 2008 mencapai US$1,020 dengan pengeluaran terbesar terjadi di kawasan Amerika, yaitu US$1,280 diikuti

3 95 Asia-Pasifik sebesar US$1,120. Pengeluaran kunjungan terendah terjadi di kawasan Afrika yaitu sebesar US$650. Gejolak yang terjadi dalam suatu negara yang disebabkan oleh proses politik maupun krisis ekonomi akan mempengaruhi jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara tersebut. Perkembangan terakhir pariwisata internasional pada tahun 2009 mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus mengalami penurunan sebesar 7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara absolut jumlah wisatawan internasional pada periode tersebut menurun menjadi 600 juta kunjungan dari 643 juta kunjungan tahun sebelumnya. Sementara jumlah kunjungan pada tahun 2007 mencapai 617 juta kunjungan. Semua benua mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawannya, kecuali Afrika. Dari 600 juta kunjungan wisatawan dunia, 53 persennya mengunjungi Eropa. Pada periode ini wisatawan yang berkunjung ke Eropa mengalami penurunan 8 persen, sementara yang berkunjung ke Asia Pasifik menurun sebesar 5 persen. Amerika mengalami penurunan kunjungan wisatawannya sebesar 7 persen. Sedangkan benua Afrika mengalami pertumbuhan positif sebesar 4 persen, dan ini diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2010 dengan diselenggarakannya World Cup di negara Afrika Selatan. Jika trend kunjungan pariwisata dunia masih seperti tiga bulan terakhir (Juni s.d Agustus 2009) maka diperkirakan pariwisata internasional masih mengalami penurunan antara -6 persen sampai dengan -4 persen (UNWTO, 2009). Penurunan ini disebabkan adanya krisis ekonomi yang melanda Amerika pada

4 96 semester dua tahun 2008 berlanjut menjadi krisis global yang melanda beberapa negara di dunia Eropa Jumlah wisatawan di kawasan Eropa pada tahun 2006 mencapai juta kunjungan dengan jumlah terbanyak terjadi di negara Perancis yang mencapai 78.9 juta kunjungan atau 16.8 persen dari total kunjungan wisatawan Eropa. Pada tahun 2007 wisatawan yang berkunjung ke Eropa meningkat menjadi juta atau meningkat 4.1 persen. Peningkatan ini hampir terjadi di semua negara Eropa kecuali Bulgaria, Hungaria, dan Polandia yang mengalami penurunan masingmasing 0.1 persen, 6.7 persen, dan 4.4 persen. Jumlah devisa yang diperoleh pada tahun 2007 ini mencapai US$435.2 miliar. Krisis ekonomi global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008 sudah mulai berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan di Eropa. Pada tahun ini jumlah wisatawannya mecapai juta kunjungan atau meningkat hanya 0.3 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Devisa yang diperoleh mencapai US$473.7 miliar atau meningkat 4.5 persen jika dibandingkan tahun Kontribusi terbesar devisa pariwisata ini terjadi di negara Spanyol, yaitu sebesar 13.0 persen dari total devisa pariwisata di Eropa, diikuti oleh negara Perancis dan Italia masing-masing sebesar 11.7 persen dan 9.7 persen. Dampak krisis global kuartal ketiga dan keempat tahun 2008 masih terus berlanjut terhadap kunjungan wisatawan di Eropa, walaupun pada pada kuartal kedua dan ketiga sudah mulai ada perbaikan. Pada kuartal pertama tahun 2009 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Eropa menurun 13 persen dibandingkan

5 97 dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya. Selanjutnya kuartal kedua masih menurun 8 persen. Kuartal ketiga tercatat hanya pada bulan Juli dan Agustus yang menurun masing-masing 4 dan 5 persen. Berdasarkan data tahun 2008, puncak kunjungan wisatawan ke Eropa terjadi pada bulan Agustus, sementara tahun 2009 terjadi pada bulan Juli sehingga penurunan jumlah kunjungan bulan Agustus lebih besar jika dibandingkan dengan bulan Juli Amerika Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Amerika masih lebih besar jika dibandingkan dengan Eropa. Pada tahun 2007 jumlah wisatawan Amerika mencapai juta kunjungan atau meningkat 5.2 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Walaupun krisis ekonomi global awalnya mulai terjadi di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 2008 ternyata kunjungan wisatawan ke kawasan ini masih mengalami peningkatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Eropa. Pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisatawan di Amerika mencapai juta kunjungan atau meningkat sebesar 2.9 persen, sementara pada periode yang sama di Eropa hanya meningkat 0.3 persen. Jumlah kunjungan wisatawan di kawasan ini yang terbesar adalah Amerika Serikat yang mencapai 58.0 juta kunjungan pada tahun 2008 atau 39.5 persen dari jumlah kunjungan wisatawan di benua Amerika, diikuti oleh Mexico dan Canada yang masing-masing mencapai 22.6 juta kunjungan dan 17.1 juta kunjungan atau masing-masing memberikan kontribusi sebesar 15.4 persen dan 11.6 persen. Devisa yang diperoleh kawasan Amerika pada tahun 2006 sampai dengan 2008 terus mengalami peningkatan yang mencapai US$154.5 miliar pada

6 98 tahun 2006, US$171.3 miliar pada tahun 2007, dan US$188.4 miliar pada tahun Kontribusi devisa terbesar pada tahun 2008 ini diberikan oleh negara Amerika Serikat yaitu US$110.1 miliar atau 58.4 persen dari total devisa pariwisata yang tercipta di kawasan Amerika Afika Jumlah kunjungan wisman ke Afrika pada tahun 2007 mencapai 45.0 juta kunjungan, meningkat 8.4 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 41.5 juta kunjungan. Pertumbuhan wisman terbesar pada tahun 2007 ini terjadi di negara Angola, yaitu sebesar 60.4 persen diikuti oleh negara Reunion dan Sudan masing-masing 36.5 persen dan 32.9 persen. Sementara itu negara yang mengalami penurunan jumlah kunjungan wismannya adalah negara Lesotho dan Swaziland masing-masing persen dan -0.4 persen. Negara yang paling banyak menerima kunjungan wisman di antara 26 negara yang ada di benua ini pada tahun 2007 adalah Afrika Selatan yang mencapai 9.1 juta kunjungan diikuti oleh negara Marocco dan Tunisia masingmasing 7.4 juta kunjungan dan 6.8 juta kunjungan. Dari ketiga negara ini memberikan porsi 51.7 persen dari total kunjungan wisman ke benua Afrika. Sejalan dengan benua lainnya, pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisman mengalami pertumbuhan yang menurun, yaitu dari 8.4 persen menjadi 3.7 persen. Nampaknya pengaruh krisis global yang terjadi pada paruh kedua tahun 2008 tidak hanya mempengaruhi kunjungan wisman di negara-negara maju (Amerika dan Eropa) tetapi juga berdampak pada kunjungan wisman di Afrika. Dari negara-negara di Afrika yang mengalami penurunan kunjungan wismannya

7 99 terdapat empat negara, yaitu Lesotho, Seychelles, Swaziland, dan Zambia masingmasing turun -2.5 persen, -1.4 persen, persen, dan -9.5 persen. Jumlah kunjungan wisman di benua ini masih didominasi oleh tiga negara, yaitu Afrika Selatan, Marocco, dan Tunisia yang mecapai 52.5 persen dari total kunjungan wisman ke Afrika. Devisa yang masuk ke Afrika melalui wisman menunjukkan adanya peningkatan yang tidak hanya disebabkan oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisman tetapi juga peningkatan rata-rata pengeluaran mereka selama berkunjung ke Afrika. Jumlah devisa yang masuk pada tahun 2006 mencapai US$24.9 miliar meningkat menjadi US$ 29.1 miliar pada tahun 2007, dan US$30.6 miliar pada tahun Sementara rata-rata pengeluaran mereka per kunjungan dari tahun 2006 sampai 2008 adalah US$599.4, US$646.2 dan US$ Timur Tengah Pada tahun 2006 jumlah kunjungan wisman ke Timur Tengah mencapai 40.9 juta kunjungan dengan jumlah kunjungan terbesar terjadi di negara Mesir, yaitu 8.65 juta kunjungan. Sementara Arab Saudi dengan jumlah kunjungan wismannya sebesar 8.62 merupakan terbesar kedua. Namun pada tahun 2007 Arab Saudi telah menjadi negara yang terbanyak dikunjungi oleh wisman jika dibandingkan dengan negara yang ada di kawasan Timur Tengah. Jumlah tersebut sebanyak 11.5 juta kunjungan, sementara Mesir hanya mencapai 10.6 juta kunjungan. Secara keseluruhan kawasan ini tumbuh paling besar jika dibandingkan dengan benua lainnya, di mana pada tahun 2007 meningkat sebesar 14.0 persen

8 100 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 jumlah kunjungannya meningkat lagi dari 46.6 juta kunjungan menjadi 55.1 juta kunjungan atau meningkat 18.1 persen. Negara-negara dengan sumber daya alam minyak terbesar di dunia berada di kawasan Timur Tengah. Pendapatan per kapita beberapa negara Timur Tengah yang cukup tinggi karena adanya minyak bumi mendorong penduduknya untuk melakukan perjalanan dalam lingkup regional maupun internasional. Namun demikian jumlah wisatawan yang mengunjungi Timur Tengah pada tahun 2008 hanya mencapai 55.1 juta kunjungan atau 6.0 persen dari total kunjungan wisatawan dunia. Jumlah terbesar kunjungan wisatawan internasional di kawasan ini adalah negara Saudi Arabia di mana secara rutin setiap tahun dikunjungi oleh wisatawan yang melaksanakan ibadah haji dari berbagai belahan dunia. Jumlah tersebut mencapai 14.8 juta kunjungan atau 26.8 persen terhadap kunjungan wisatawan internasional di Timur Tengah dengan devisa sebesar US$9.7 miliar. Walaupun Mesir merupakan negara dengan jumlah kunjungan wisatawan internasional terbesar kedua yang mecapai 12.3 juta kunjungan, namun devisa yang tercipta di negara ini adalah yang terbesar dibandingkan negara lainnya, yaitu US$11.0 miliar atau 24.1 persen terhadap total devisa pariwisata yang ada di Timur Tengah Asia Pasifik Sebagai negara dengan wilayah terluas di dunia serta pertumbuhan ekonominya yang maju pesat, Cina juga berhasil menarik wismannya terbanyak di kawasan Asia Pasifik, mulai dari tahun 2006 sampai 2008 jumlah wisman yang berkunjung ke negara ini mencapai masing-masing 50.0 juta kunjungan, 54.7 juta

9 101 kunjungan, dan 53.0 juta kunjungan. Selain itu Hongkong yang merupakan bagian dari negara Cina menduduki peringkat ketiga dari sisi jumlah kunjungan wismannya yaitu 15.8 juta kunjungan pada tahun 2006, 17.2 juta kunjungan pada tahun 2007, dan 17.3 juta kunjungan pada tahun Malaysia dengan wilayah negara yang relatif kecil dengan berbagai promosi melalui media elektronik maupun media cetak berupaya menarik wisman sebanyak-banyaknya ke negara tersebut dengan motto Trully Asia. Upaya ini cukup berhasil menarik kunjungan wismannya yang mencapai jumlah terbesar kedua setelah Cina. Namun demikian jumlah wisman yang dihitung oleh negara ini berbeda dengan konsep wisman yang telah ditentukan oleh UNWTO. Mereka memasukkan pelintas batas (border crosser) sebagai wisman sehingga jumlahnya menjadi over estimate, sementara negara lainnya pelintas batas tidak dimasukkan sebagai wisman. Indonesia yang mempunyai potensi pariwisata lebih banyak jika dibandingkan dengan Malaysia masih belum mampu menarik wisman lebih banyak untuk berkunjung ke berbagai obyek wisata yang menyebar di wilayah Indonesia. Hanya Bali yang menjadi icon pariwisata Indonesia sudah cukup dikenal oleh banyak wisman. Namun beberapa tahun yang lalu dari segi keamanan masih mengkhawatirkan untuk dikunjungi dengan adanya bom yang membawa korban jiwa. Upaya pemulihan citra tentang Indonesia setelah peristiwa Bom Bali I sudah cukup mendongkrak kunjungan wisman ke Indonesia. Namun demikian terjadi kembali Bom di Bali pada tahun 2006 yang dikenal dengan Bom Bali II menambah citra keamanan di Indonesia menjadi menurun lagi. Minat wisman untuk berkunjung ke Indonesia menjadi berkurang. Ini ditunjukkan oleh

10 102 jumlah kunjungan wisman yang terjadi pada tahun 2006, yaitu sebanyak 4.9 juta kunjungan atau menurun 2.6 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5.0 juta kunjungan. Penurunan jumlah kunjungan wisman di Indonesia pada tahun 2006 ini tidak setajam penurunan yang terjadi pada tahun 2003 saat terjadinya Bom Bali I. Hal ini terjadi sebagai dampak pemulihan citra keamanan di Indonesia oleh pemerintah dengan memburu gembong teroris secara serius selain promosi melalui peningkatan event budaya dan pariwisata untuk menarik kunjungan wisman. Hasilnya mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisman pada tahun 2007 dan 2008 yang meningkat masing-masing sebesar 13.0 persen dan 13.2 persen. Pertumbuhan ini cukup menggembirakan karena melampaui pertumbuhan wisman Asia Pasifik yang mencapai 9.6 persen pada tahun 2007 dan 1.2 persen pada tahun Pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 6.2 juta kunjungan yang memberikan kontribusi 3.4 persen terhadap total kunjungan wisman ke Asia Pasifik. Namun jika dilihat dalam konteks wisman dunia, kunjungan wisman ke Indonesia ini hanya memberikan kontribusi 0,68 persen. Jumlah devisa yang diperoleh Indonesia pada tahun 2008 mencapai US$7.4 miliar atau 3.6 persen dari jumlah devisa yang masuk ke Asia Pasifik yang mencapai US$206.0 miliar. Jika dibandingkan dengan devisa pariwisata dunia, Indonesia hanya memberikan kontribusi 0.72 persen dari US$1,020 miliar Pariwisata Internasional di Indonesia Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mengalami pasang surut dari tahun ke tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal

11 103 maupun faktor eksternal. Sebagai negara yang memiliki potensi pariwisata dengan keberagaman budaya, adat, dan obyek wisata menjadikan sektor ini sebagai salah satu penggerak ekonomi negara. Penduduk luar negeri yang datang ke Indonesia sebagai wisatawan bisa memberikan dampak positif maupun dampak negatif. Sebagai salah satu kebijakan untuk meningkatkan kontribusi pariwisata dalam perekonomian adalah memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatifnya. Implementasi dari kebijakan ini antara lain adalah meningkatkan sebanyak mungkin jumlah kunjungan wisman ke Indonesia diikuti dengan pengeluarannya selama mereka berada di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan memperbaiki sarana dan prasarana pariwisata, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidang pariwisata, dan meningkatkan intensitas promosi ke beberapa negara pasar pariwisata Indonesia. Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pertama kali menembus angka 5 juta, yaitu 5.03 juta terjadi pada tahun Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah pada tahun ini adalah pemberian Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) kepada beberapa negara. Tahun berikutnya meningkat hanya 3 persen menjadi 5.19 juta kunjungan di mana pada pertengahan tahun ini terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia. Krisis ini berlanjut pada dua tahun berikutnya di mana jumlah kunjungan wisman menjadi di bawah 5 juta kunjungan. Penurunan drastis terjadi pada tahun 1998, yaitu dari 5.19 juta pada tahun 1997 menjadi 4.61 juta pada tahun 1998 atau turun 11 persen. Dalam kurun waktu tahun 2000 sampai dengan 2007 jumlah kunjungan wisman diharapkan 5 juta kunjungan lebih setiap tahunnya. Namun demikian bom yang terjadi di pulau Bali pada tahun 2002 dan 2006 mengakibatkan anjloknya

12 104 jumlah kunjungan wisman menjadi di bawah 5 juta di tahun 2003 dan Penurunan ini sangat dirasakan oleh masyarakat yang mengandalkan usahanya di sektor pariwisata yang semula sebagai faktor penggerak ekonomi masyarakat menjadi terganggu adanya peristiwa bom ini. Untuk mengatasi faktor keamanan yang disebabkan oleh teroris, pemerintah memperketat pengawasan terhadap lalu lintas penduduk antarwilayah khususnya yang menuju ke pulau Bali. Hal ini perlu dilakukan karena pulau Bali menjadi barometer pariwisata di Indonesia. Terpuruknya pariwisata di Bali sama dengan terpuruknya pariwisata Indonesia. Dengan rasa aman yang mulai pulih di pulau Bali maka kunjungan wisman ke Indonesia mulai meningkat kembali. Pada tahun 2007 jumlah wisman ke Indonesia mencapai 5.51 juta kunjungan atau meningkat 13 persen. Bahkan pada tahun berikutnya dengan peningkatan yang hampir sama dengan 2007, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia telah menembus angka 6 juta, tepatnya 6.23 juta. Secara rinci jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada tahun 2008 paling banyak berasal dari Singapura, yaitu persen dari 6.23 juta kunjungan. Dominasi ini juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya karena faktor geografis dan hubungan bisnis penduduknya antar dua negara. Berdasarkan kawasan, negara anggota ASEAN masih merupakan sumber utama wisman di Indonesia, kontribusi ini mencapai persen. Wisman yang berasal dari Eropa juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan, yaitu persen, sementara yang berasal dari Amerika dan Timur Tengah masing-masing sebesar 3.84 persen dan 1.08 persen. Banyaknya tenaga kerja Indonesia di Malaysia berdampak pada jumlah kunjungan wisman asal Malaysia ke Indonesia. Pada tahun 2008 jumlah wisman

13 105 asal Malaysia mencapai 1.12 juta kunjungan atau persen dari jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia. Penyusunan disertasi ini dalam analisisnya dipilih 6 negara yang bisa mewakili beberapa kawasan yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap kunjungan wisman. Selain Singapura dan Malaysia yang telah disebut di atas, empat negara lainnya yang dipilih adalah Jepang (8.77 persen), Australia (7.22 persen), Amerika Serikat (2.80 persen), dan Inggris (2.41 persen). Keenam negara ini telah memberikan kontribusi kunjungan wisman pada tahun 2008 sebesar persen Wisatawan Mancanegara Singapura Singapura sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia dengan mudah dijangkau oleh penduduk antar kedua negara baik melalui udara maupun laut. Sejak tahun 1995 jumlah wisman asal Singapura yang berkunjung ke Indonesia selalu di atas 1 juta kunjungan. Puncaknya terjadi pada tahun 2004 dengan jumlah kunjungan 1.64 juta kunjungan. Adanya krisis multidimensi yang terjadi pada tahun 1998 jumlah kunjungan wisman asal Singapura menurun 7.86 persen, yaitu dari 1.45 juta kunjungan pada tahun 1997 menjadi 1.33 juta kunjungan pada tahun Moda transportasi terbanyak yang digunakan penduduk Singapura menuju ke Indonesia adalah melalui pelabuhan laut Batam karena jarak terdekat antar dua negara. Salah satu daya tarik di pulau Batam awalnya karena adanya tempat judi. Namun setelah tempat-tempat judi tersebut diberantas maka mulai terjadi penurunan kunjungan wisman melalui Batam.Upaya untuk tetap menarik wisman dari luar negeri melalui pintu masuk Batam, khususnya wisman dari

14 106 Singapura maka pemerintah daerah Batam mengembangkan tempat olah raga golf sehingga penurunan wisman melalui Batam sudah mulai meningkat kembali walaupun tidak seperti saat tempat-tempat perjudian masih ada. Gambar 13. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Asal Singapura, Tahun Berdasarkan data tahun 2008 sebagian besar wisman asal Singapura berkunjung ke Indonesia dengan tujuan untuk berlibur, yaitu persen dari 1.4 juta kunjungan. Wisman pada kelompok ini tidak hanya mengunjungi pulau Batam tetapi menyebar melalui pintu-pintu pasuk lainnya. Karena jaraknya yang cukup dekat dengan Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya, maka lama tinggal mereka adalah yang paling singkat. Pada tahun 2008 rata-rata lama tinggal mereka di Indonesia hanya 5.01 hari. Singkatnya tinggal di Indonesia wisman asal Singapura ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pengeluaran mereka selama melakukan perjalanan. Hal ini terlihat bahwa rata-rata pengeluaran wisman asal Singapura pada tahun 2008

15 107 mencapai US$818.07, sementara wisman asal Srilanka dengan rata-rata lama tinggal di Indonesia 7.65 hari, rata-rata pengeluarannya per kunjungan hanya mencapai US$ Dengan jumlah penduduk yang tidak mencapai 5 juta dan pendapatan domestik brutonya yang tinggi, Singapura memang menjadi salah satu pasar utama pariwisata Indonesia.Tanpa adanya promosi yang intens pun jumlah mereka yang berkunjung ke Indonesia cukup banyak. Dari hasil Passanger Exit Survey sebagian besar wisman asal Singapura datang ke Indonesia bukan yang pertama kali, sementara informasi mereka tahu tentang Indonesia sebagian besar berasal dari teman atau keluarga mereka yang pernah mengunjungi Indonesia sebelumnya sehingga tanpa promosi pun akan terjadi gethok tular antar mereka. Devisa yang masuk dari Singapura yang dibawa oleh wisman dari tahun ke tahun terjadi fluktuasi yang dipengaruhi oleh jumlah kunjungannya maupun rata-rata pengeluarannya. Pada tahun 2004 jumlah devisa yang berasal dari Singapura mencapai US$ juta dan menurun menjadi US$ juta pada tahun Dalam hal ini penurunan devisa disebabkan oleh penurunan jumlah kunjungan wisman sementara rata-rata pengeluarannya meningkat, yaitu dari US$ pada tahun 2004 menjadi US$ pada tahun Pada tahun 2007 jumlah devisa yang diperoleh mencapai US$ juta meningkat 12.7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya rata-rata pengeluaran mereka selama di Indonesia, sementara jumlah wismannya sendiri menurun 3.5 persen, yaitu dari 1.40 juta kunjungan menjadi 1.35 juta kunjungan.

16 108 Gambar 14. Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Asal Singapura Per Kunjungan, Tahun Dalam upaya meningkatkan dampak ekonomi pariwisata internasional terhadap perekonomian Indonesia, jumlah devisa yang diterima menjadi lebih penting dibandingkan dengan jumlah kunjungannya. Sehingga upaya untuk lebih mendapatkan devisa yang maksimal bisa dilakukan dengan menyediakan fasilitas kepariwisataan yang beragam sehingga mereka akan tinggal di Indonesia lebih lama dengan pengeluarannya yang lebih besar jika dibandingkan dengan lama tinggal yang lebih pendek Wisatawan Mancanegara Malaysia Sebagai salah satu negara tertangga terdekat dengan Indonesia dan mempunyai kesamaan rumpun suku yang sama, Malaysia adalah sumber utama wisman terbesar kedua setelah Singapura. Jumlah kunjungan wisman asal Malaysia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Terlihat dalam

17 109 Gambar 15 jumlah kunjungan wisman asal Malaysia pada tahun 1996 mencapai 393 ribu kunjungan meningkat menjadi 467 ribu pada tahun Mulai pada tahun 2005 meningkat cukup tajam sampai tahun Puncaknya terjadi pada tahun 2008 yang telah menembus lebih dari satu juta kunjungan. Gambar 15. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Asal Malaysia, Tahun Sejak krisis global yang terjadi pada tahun 1998 perekonomian Malaysia terus mengalami peningkatan. GDP negara ini mencapai US$78.7 miliar pada tahun 1998 dan meningkat menjadi US$152.7 miliar pada tahun Peningkatan pada periode tersebut yang terendah adalah 0.52 persen pada tahun 2001 dan tertinggi persen pada tahun Salah satu penopang pertumbuhan ekonomi Malaysia adalah ekspornya. Namun demikian peningkatan ekspor Malaysia juga diikuti dengan peningkatan impor tetapi dari sisi neraca perdagangan Malaysia masih tetap mengalami surplus. Pada tahun 2003 ekspor Malaysia mencapai US$112.4 miliar dan meningkat

18 110 menjadi US$178.1 miliar pada tahun 2008 dengan peningkatan berkisar antara 4.48 persen sampai dengan persen yang terjadi pada tahun Di sisi lain impor Malaysia pada kurun waktu yang sama juga mengalami peningkatan berkisar antara 1.37 persen sampai persen yang terjadi pada tahun 2008, yaitu dari US$132.1 miliar pada tahun 2007 menjadi US$158.4 miliar pada tahun Sebagai negara dengan penduduk yang relatif kecil dan pendapatannya yang cukup besar Malaysia memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak untuk membangun negaranya. Sebagai salah satu negara pengekspor komoditi crude palm oil (CPO) terbesar di dunia memerlukan banyak tenaga kerja di sektor perkebunan, selain di sektor konstruksi di mana Malaysia juga terus meningkatkan pembanguan infrastrukturnya. Salah satu sumber tenaga kerja asing di Malaysia adalah berasal dari Indonesia. Dengan banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia yang menetap lebih dari 6 bulan menjadikan salah satu sumber devisa pariwisata Indonesia. Saat warga negara Indonesia yang telah menjadi penduduk Malaysia pulang ke Indonesia mereka dicatat sebagai wisman sesuai dengan konsep UNWTO. Ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya jumlah kunjungan wisman asal Malaysia pada dekade tahun an. Tetapi wisman asal Malaysia yang berkebangsaan Malaysia juga terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan warga negara Malaysia. Sejalan dengan perkembangan jumlah kunjungan wisman asal Malaysia yang mengalami fluktuasi naik turun maka jumlah devisa yang masuk ke Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang positif maupun negatif, demikian

19 US$ 111 juga halnya dari sisi pengeluaran mereka per kunjungan selama berada di Indonesia. Jumlah devisa pariwisata asal Malaysia pada tahun 1999 US$ juta atau mengalami penurunan persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi karena jumlah wisman asal Malaysia yang berkunjung ke Indonesia menurun persen dan pengeluaran mereka juga menurun dari US$ per kunjungan menjadi US atau menurun 2.09 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah devisa terbesar dari Malaysia terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar US$ juta atau meningkat persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan ini selain dipicu oleh peningkatan jumlah kunjungan wisman tetapi juga oleh pengeluaran mereka selama berada di Indonesia yang masing-masing meningkat sebesar persen dan persen. Rata-rata Pengeluaran Wisman Asal Malaysia Per Kunjungan Tahun Tahun Gambar 16. Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Asal Malaysia Per Kunjungan, Tahun

20 Wisatawan Mancanegara Jepang Jepang adalah salah satu negara maju di Asia maupun dunia, merupakan suatu negara kepulauan dengan jumlah sekitar 6,800 pulau dengan 5 pulau besar yaitu Hokkaido, Hanshu, Shikoki, Kyushu dan Okinawa. Luas wilayah negara ini mencapai 377,930 kilometer persegi dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 mencapai juta jiwa, yang merupakan penduduk yang terbanyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan penduduk Jepang selama kurun waktu dua puluh tahun terakhir selalu meningkat dengan peningkatan di bawah 1 persen, hal ini menggambarkan keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk. Semenjak sebelum krisis terjadi sampai dengan tahun 1998, nilai ekspor negara Jepang cenderung mengalami peningkatan, hanya pada tahun-tahun tertentu nilai ekspor menurun. Pada saat krisis tahun 1998 dan 1999 nilai ekspor mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.58 persen dan 6.11 persen. Nilai ekspor sempat mengalami peningkatan di tahun 2000 namun kembali menurun pada tahun berikutnya. Setelah itu nilai ekspor terus mengalami peningkatan dengan peningkatan tertinggi terjadi pada 2006 yang mencapai persen. Pada tahun 2007 nilai ekspor mencapai angka 82.4 triliun yen Jepang yang berarti meningkat 8.91 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dilihat volume ekspor sejak tahun 2000, volume ekspor cenderung mengalami peningkatan, hanya pada tahun 2001 volume ekspor mengalami penurunan. Nilai impor barang dan jasa ke Jepang selama sebelum krisis ekonomi cenderung berfluktuasi dengan nilai impor terbesar pada tahun 1997 yaitu sebesar triliun yen Jepang. Pada saat krisis nilai impor turun cukup tinggi yaitu

21 Ribuan Kunjungan 113 sebesar persen dan turun lagi sebesar 3.77 persen pada tahun Setelah itu nilai impor cenderung meningkat dengan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2006 yang mencapai persen, antara lain akibat meningkatnya volume impor. Volume impor pada tahun 2007 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun kalau dilihat nilainya, akan terjadi peningkatan nilai impor hingga mencapai triliun yen Jepang. Kunjungan Wisman Asal Jepang Tahun Tahun Gambar 17. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Asal Jepang, Tahun Pada tahun 2007 jumlah wisatawan asing (wisman) asal Jepang yang berkunjung ke Indonesia mencapai orang (9.24 persen). Angka ini meningkat persen dibandingkan keadaan tahun 2006 yang mencapai orang. Jumlah wisman asal Jepang yang berkunjung ke Indonesia terbanyak terjadi pada tahun 1997 yang mencapai orang atau persen dari total wisman yang berkunjung ke Indonesia. Pada tahun 2007 wisman asal Jepang sebagian besar masuk ke Indonesia melalui bandara Ngurah Rai yang mencapai

22 114 hampir 70 persen dari total wisman Jepang. Berlibur adalah tujuan utama mereka datang ke Indonesia (77.65 persen) dengan Bali sebagai daerah tujuan wisatanya. Dilihat karakteristiknya, wisman asal Jepang didominasi oleh penduduk berjenis kelamin perempuan, pada kelompok umur tahun, dengan pekerjaan utama sebagai sales/karyawan/teknisi dan selama di Indonesia mereka tinggal di akomodasi. Rata-rata pengeluaran wisman asal Jepang selama di Indonesia pada tahun 2007 sebesar US$741 dengan rata-rata lama tinggal 6.13 hari Wisatawan Mancanegara Australia Secara geografis letak Australia lebih dekat ke Indonesia jika dibandingkan dengan Amerika, Eropa maupun Afrika. Kedekatan ini menjadikan Australia sebagai salah satu petensi pasar utama Indonesia di sektor pariwisata dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dan diikuti dengan peningkatan pendapatan. Mulai dari tahun 1984 jumlah kunjungan wisman Australia ke Indonesia terus mengalami peningkatan. Puncaknya terjadi pada tahun 1997, yaitu sebanyak 539 ribu kunjungan atau lima kali lipat lebih jika dibandingkan dengan kunjungan pada tahun Terjadinya krisis ekonomi yang berlanjut dengan krisis multidimensi di Indonesia pada tahun 1998 berdampak pada kunjungan wisman ke Indonesia, khususnya wisman asal Australia. Pada tahun ini jumlah kunjungan wisman asal Australia turun drastis sebesar persen, yaitu dari 539 ribu kunjungan menjadi 395 ribu kunjungan pada tahun Upaya pemerintah untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber devisa terus dilakukan semenjak terjadinya krisis ekonomi baik melalui

23 Ribuan Kunjungan 115 promosi langsung di negara asal wisman maupun melalui media elektronik. Pada tahun 1999 telah mulai nampak hasilnya, salah satunya adalah meningkatnya kembali jumlah kunjungan wisman asal Australia. Pada tahun ini jumlah kunjungan wisman asal Australia meningkat sebesar persen, yaitu dari 395 ribu kunjungan menjadi 531 ribu kunjungan Tahun Gambar 18. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Asal Australia, Tahun Hubungan bilateral antara Indonesia dengan Australia mengalami pasang surut terutama dengan lepasnya propinsi Timor Timur menjadi negara sendiri melalui proses referendum di mana Australia menjadi salah satu negara yang mendukung dilakukannya referendum yang berujung pada lepasnya propinsi termuda di Indonesia pada waktu itu untuk menjadi negara yang berdaulat. Hubungan antar dua negara ini berpengaruh terhadap kunjungan wisman asal Australia ke Indonesia. Pada tahun 2000 sampai tahun 2003 jumlah wisman asal Australia terus mengalami penurunan. Puncaknya terjadi pada tahun 2003 di mana

24 116 pada bulan Oktober 2002 terjadi Bom Bali I yang dilakukan oleh kelompok teroris dengan korban terbanyak wisman asal Australia. Sementara pada tahun 2002 sendiri dampaknya belum begitu terasa karena hanya terjadi di dua bulan terakhir tahun tersebut. Bali sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang perekonomiannya sebagian besar ditopang oleh sektor pariwisata mengalami kelesuan ekonomi yang cukup mendalam dengan adanya peristiwa Bom Bali ini. Upaya pemerintah dengan mendirikan crisis center berkaitan dengan Bom Bali I ini adalah untuk meyakinkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia akan menjamin keamanan di pulau Bali baik kepada warga negara Indonesia sendiri maupun warga negara asing. Guna mendongkrak perekonomian Bali diawali dengan promosi kepada penduduk Indonesia untuk berwisata ke Bali bahwa situasi di pulau Bali telah aman untuk dikunjungi. Pada tahun 2004 upaya pemerintah ini cukup memberikan dampak yang positif terhadap jumlah kunjungan wisman ke Bali. Wisman asal Australia yang berkunjung ke Indonesia melalui pintu masuk bandara Ngurah Rai di Bali adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan wisman dari negara lainnya. Sehingga peristiwa Bom Bali I ini banyak mengurungkan minat wisman asal Australia untuk mengunjungi Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya. Namun keindahan alam dan budaya di Bali yang menjadi daya tarik utama mereka menjadi salah satu pendorong untuk tetap berkunjung ke Bali. Mereka juga menyadari bahwa kejadian serupa bisa terjadi di mana saja. Pada tahun 2004 jumlah wisman asal Australia menjadi 406 ribu kunjungan atau meningkat persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

25 US$ 117 Jumlah kunjungan wisman tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keamanan di negara yang akan dikunjungi tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti adanya wabah penyakit. Pada tahun 2005 muncul wabah penyakit flu burung di kawasan Asia Tenggara sehingga banyak wisman dari berbagai negara untuk menunda atau mengalihkan perjalanannya ke negara yang tidak terkena wabah tersebut. Salah satu akibatnya adalah menurunnya jumlah kunjungan wisman asal Australia ke Indonesia yang menurun menjadi 392 ribu kunjungan atau turun 3.57 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dampak ini tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan faktor keamanan saat terjadinya bom beberapa tahun sebelumnya. 1, , , , , , , , , , , , , , , , , Tahun Gambar 19. Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Asal Australia Per Kunjungan, Tahun Pemerintah Indonesia dalam memerangi teroris terus dilakukan. Dengan tertangkapnya gembong teroris Dr. Ashari yang berkewarganegaraan Malaysia cukup melegakan pemerintah Indonesia walaupun tangan kanan Dr. Ashari, yaitu Noordin M. Top masih lolos dari penangkapan. Nampaknya intensitas teror ini

26 118 belum mereda karena kepemimpinan Dr. Ashari masih dilanjutkan oleh Noordin M. Top yang juga warga negara Malaysia. Ini terbukti bahwa pada tahun 2006 terjadi peristiwa Bom Bali II yang diotaki oleh Noordin M. Top sehingga wisman asal Australia turun kembali menjadi 227 ribu kunjungan yang merupakan jumlah terendah sejak tahun Berbagai upaya pemerintah untuk menangkap teroris tersebut terus dilakukan seiring dengan upaya pemulihan citra pariwisata Indonesia di mata internasional. Upaya ini mulai menampakkan hasilnya dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisman asal Australia pada tahun 2007 dan 2008 berturut-turut menjadi 314 ribu orang dan 450 ribu orang. Salah satu tujuan mendatangkan wisman ke Indonesia adalah pemasukan devisa melalui uang yang dibelanjakan selama mereka berada di Indonesia. Selama periode 1996 sampai dengan 2008, rata-rata pengeluaran terendah wisman Australia yang berkunjung ke Indonesia terjadi pada tahun 2002 yaitu US$ per kunjungan, sementara yang tertinggi mencapai US$1, terjadi pada tahun Fluktuasi tinggi rendahnya pengeluaran wisman ini tidak hanya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap US$ tetapi juga dipengaruhi oleh lama tinggal mereka selama berada di Indonesia. Semakin lemah mata uang rupiah terhadap US$ akan semakin kecil uang yang mereka belanjakan karena harga di Indonesia menjadi lebih murah jika pembayarannya menggunakan mata uang US$. Sementara itu semakin lama mereka tinggal di Indonesia akan semakin besar pengeluaran mereka Wisatawan Mancanegara Amerika Serikat Jumlah kunjungan wisman asal Amerika Serikat ke Indonesia mulai sebelum krisis ekonomi global tahun 1996 sampai dengan tahun 2008 mengalami

27 119 pasang surut. Pada tahun 1996 jumlah wisman asal Amerika Serikat mencapai ribu kunjungan menurun menjadi ribu kunjungan pada tahun 1997 di mana pada pertengahan tahun ini krisis ekonomi mulai melanda kawasan Asia. Krisis yang terus berkepanjangan sangat dirasakan oleh penduduk di kawasan ini khususnya di Indonesia. Ketidakpercayaan masyarakat Indonesia terhadap kepemimpinan rejim orde baru yang telah berkuasa 32 tahun memicu demonstrasi yang domotori oleh mahasiswa hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia untuk meminta agar pemerintah segera mengatasi krisis ini. Intensitas demonstrasi terus meningkat dengan mengerahkan semakin banyak mahasiswa dan masyarakat. Puncaknya terjadi pada bulan Mei 1998 di mana terjadi penembakan oleh aparat terhadap mahasiswa yang memakan korban jiwa. Demonstrasi oleh mahasiswa yang ditujukan untuk meminta pemerintah agar segera menstabilkan perekonomian negara ternyata banyak ditunggangi oleh beberapa warga yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadilah kerusuhan dan penjarahan harta masyarakat yang terjadi di beberapa kota besar di Indonesia. Dengan situasi keamanan yang semakin mengkhawatirkan, para demonstran menuntut agar rejim orde baru segera mundur dengan menduduki gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) supaya MPR segera mengadakan sidang istimewa. Berita tentang kerusuhan dan penjarahan ini bisa dengan mudah diakses oleh penduduk luar negeri melalui media elektronik sehingga mereka tahu persis tentang situasi keamanan di Indonesia. Hal ini memberikan dampak negatif terhadap pariwisata Indonesia yang sedang berupaya terus untuk meningkatkan jumlah kunjungan wismannya dari luar negeri. Warga Amerika Serikat yang sangat mengutamakan keamanan dalam melakukan perjalanannya ke luar negeri

28 Ribuan Kunjungan 120 mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisman asal Amerika Serikat ke Indonesia pada tahun Pada tahun ini jumlah wisman Amerika Serikat turun 14.4 persen yaitu dari ribu kunjungan pada tahun 1997 menjadi ribu kunjungan pada tahun Tahun Gambar 20. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Asal Amerika Serikat, Tahun Secara ekonomi kerusuhan pada tahun 1998 tidak hanya memakan korban jiwa serta eksodus warga keturunan ke luar negeri yang cukup banyak tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar dengan banyaknya kerusakan bangunan yang terbakar maupun dirusak oleh masyarakat yang sudah marah karena harga barang yang melambung cukup tinggi. Setelah rejim orde baru diganti dengan rejim reformasi pada tahun 1999 situasi keamanan mulai bisa terkendali. Jumlah wisman asal Amerika Serikat pada tahun 1999 sampai dengan 2001 terus meningkat. Namun dengan kejadian Bom Bali I pada akhir tahun 2002 wisman asal Amerika Serikat ini menurun secara berturut-turut

29 121 pada tahun 2002 dan 2003 yaitu dari ribu kunjungan pada tahun 2001 menjadi ribu kunjungan pada tahun 2002 dan ribu kunjungan pada tahun Untuk memulihkan citra keamanan di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya pemerintah berusaha keras menangkap jaringan teroris yang ada di Indonesia. Setelah para pelaku Bom Bali I tertangkap dan dijatuhi hukuman mati situasi keamanan mulai kondusif. Jumlah wisman asal Amerika Serikat yang berkunjung ke Indonesia mulai meningkat lagi pada tahun 2004 dan 2005 masingmasing menjadi ribu kunjungan dan ribu kunjungan. Namun demikian ternyata jaringan teroris di Indonesia masih terus bergentayangan dan mengancam keselamatan siapa saja baik penduduk Indonesia maupun wisman saat mereka melakukan teror dengan bom. Pada tahun 2006 terjadilah Bom Bali II yang juga memakan korban jiwa wisman dari beberapa negara namun dengan jumlah korban yang lebih sedikit dibanding dengan bom Bali I. Peristiwa ini juga berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisman asal Amerika Serikat, yaitu menjadi kunjungan. Upaya penumpasan jaringan teroris yang tidak ada surutnya oleh pemerintah Indonesia disertai dengan promosi events pariwisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisman mulai terlihat dampaknya pada tahun 2007 dan 2008 di mana jumlah kunjungan wisman dari Amerika Serikat menjadi ribu kunjungan dan ribu kunjungan. Pengeluaran wisman Amerika Serikat selama mereka berkunjung ke Indonesia juga mengalami fluktuasi yang hampir sama dengan jumlah kunjungannya. Rata-rata pengeluaran per kunjungan terendah dalam kurun waktu

30 US$ sampai dengan 2008 terjadi pada tahun 1998, yaitu US$1, di mana saat itu nilai tukar rupiah adalah yang paling lemah dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 1999 nilai tukar rupiah mulai menguat dan rata-rata pengeluaran wisman per kunjungannya mulai meningkat pada tahun 1999 sampai 2001 masing-masing US$1,164.02, US$1,298.04, dan US$1, Pada tahun 2002 dan 2003 rata-rata pengeluaran wisman per kunjungannya menurun sejalan dengan penurunan jumlah kunjungan. Penurunan ini terjadi karena mereka tinggal di Indonesia lebih singkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , Tahun Gambar 21. Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Asal Amerika Serikat Per Kunjungan, Tahun Penurunan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang diikuti dengan peningkatan rata-rata pengeluaran per kunjungan yang lebih cepat, secara

31 123 ekonomi masih menguntungkan jika dilihat dari jumlah devisa yang masuk. Namun demikian jika peningkatan jumlah wisman diikuti pula dengan peningkatan pengeluaran per kunjungan akan sangat menguntungkan negara dari sisi pemasukan devisa. Hal ini terjadi pada wisman asal Amerika Serikat yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2004 dan 2005, jumlah wisman meningkat dan rata-rata pengeluarannya juga meningkat menjadi US$1, dan US$1,333.94, sementara pada tahun 2006 jumlah wisman menurun tetapi pengeluaran per kunjungannya meningkat menjadi US$1, Rata-rata pengeluaran tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu US$1, walaupun pada tahun ini terjadi krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat Wisatawan Mancanegara Inggris Walaupun tidak masuk dalam kelompok negara European Community (EC) dangan mata uang yang berbeda dengan EC, Inggris memberikan kontribusi kunjungan wisman terbesar pada tahun 2008 jika dibandingkan dengan negara anggota EC, yaitu persen. Pada tahun 1996 jumlah kunjungan wisman asal Inggris baru mecapai ribu kunjungan. Krisis yang terjadi di Indonesia hanya berpengaruh sedikit terhadap penurunan jumlah kunjungan wisman asal Inggris ini. Pada tahun tersebut turun masing-masing 2.14 persen dan 3.21 persen. Penurunan drastis terjadi karena dampak Bom Bali I dan II, yaitu masing-masing persen dan persen. Bahkan kunjungan wisman asal Inggris terendah selama 1996 sampai 2008 terjadi pada tahun 2003 setelah peristiwa Bom Bali I, yaitu sebesar ribu kunjungan.

32 Ribuan Kunjungan Tahun Gambar 22. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Asal Inggris, Tahun Dampak krisis global yang terjadi di Amerika Serikat tahun 2008 juga berpengaruh terhadap perekonomian Inggris. GDP negara ini mengalami penurunan hingga 6.52 persen jika dibandingkan pada tahun Sementara itu komponen GDP yang mengalami penurunan terbesar adalah investasi, yaitu persen. Konsumsi yang memberikan kontribusi terbesar dalam GDP Inggris mengalami penurunan 6.32 persen. Dalam menghadapi krisis ini pemerintah Inggris menerapkan kebijakan fiskal dengan mengurangi pengeluaran pemerintah sebesar 5.27 persen yang merupakan persentase penurunan terendah jika dibandingkan dengan komponen GDP lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam menghadapi krisis global.

33 US$ 125 1, , , , , , , , , , , , , , , , , Tahun Gambar 23. Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Asal Inggris Per Kunjungan, Tahun Terjadinya krisis global juga berdampak pada jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang selanjutnya mempengaruhi jumlah devisa yang mengalir ke Indonesia. Devisa yang dibawa oleh wisman asal Inggris pada tahun 2008 mencapai US$ juta atau meningkat sebesar persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan yang cukup besar ini selain dipengaruhi oleh peningkatan jumlah kunjungan wisman tetapi juga disebabkan oleh peningkatan pengeluaran wisman per kunjungannya, yaitu US$1, pada tahun 2007 menjadi US$1, pada tahun Sementara itu pada tahun 2006 saat terjadinya Bom Bali I pengeluaran wisman asal Inggris ini mengalami peningkatan sebesar 6.54 persen jika dibandingkan dengan tahun Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa peristiwa yang berkaitan dengan keamanan

34 126 yang tidak kondusif akan berpengaruh terhadap penurunan jumlah kunjungan wisman, sementara pengeluaran per kunjungannya tidak selalu terpengaruh.

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali. sehingga cerah dan muramnya kondisi perekonomian di provinsi Bali akan sangat tergantung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Keadaan sumber daya alam yang melimpah inilah yang menjadi keunggulan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN Disepakatinya suatu kesepakatan liberalisasi perdagangan, sesungguhnya bukan hanya bertujuan untuk mempermudah kegiatan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor pariwisata, dapat dilihat

Lebih terperinci

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya BAB III Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya Potensi pariwisata di Indonesia sangat tinggi, dari Aceh hingga Papua dengan semua macam obyek pariwisata, industri pariwisata Indonesia

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi 131 V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA 5.1. Migrasi Internal Migrasi merupakan salah satu faktor dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. 1. Pariwisata dunia akhir-akhir ini mengalami pasang surut karena pengaruh dari

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. 1. Pariwisata dunia akhir-akhir ini mengalami pasang surut karena pengaruh dari VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan 1. Pariwisata dunia akhir-akhir ini mengalami pasang surut karena pengaruh dari berbagai faktor. Demikian juga halnya dengan kinerja pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang selalu berusaha untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai salah satunya adalah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya, pertumbuhan ekonomi dapat dirangsang oleh perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin pertumbuhan, pertumbuhan dipimpin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendapatan pajak, bea cukai, BUMN, dan Migas, pariwisata juga menjadi andalan. Kayu olahan 3.3% Karet olahan 9.0%

I. PENDAHULUAN. pendapatan pajak, bea cukai, BUMN, dan Migas, pariwisata juga menjadi andalan. Kayu olahan 3.3% Karet olahan 9.0% I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun penciptaan lapangan kerja serta kesempatan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 54/10/73/Th. X, 3 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016 No. 02/01/2171/Th.V, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan 2016 mencapai 106.953 orang,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA

BAB V ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA BAB V ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA Dalam bab ini dikemukakan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan mancanegara ke Indonesia yang terbagi atas sub bab daerah tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 42/08/73/Th. X, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 56/10/16/Th.XVIII, 01 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 23/05/16/Th.XIX, 02 Mei PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 31/06/73/Th. X, 1 Juni PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011 39/08/51/Th. V, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 245.652 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 245.248

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JUNI 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JUNI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 60/08/2171/Th. III, 3 Agustus 2015 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JUNI 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 18/03/73/Th. IX, 2 Maret PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN OKTOBER 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No.69/12/16/Th.XVIII, 01 Desember PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 19/04/73/Th. X, 1 April PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., 2007 No. 42/08/16/Th.XVIII, 01 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) melalui Pintu Masuk Makassar menurut Kebangsaan

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) melalui Pintu Masuk Makassar menurut Kebangsaan BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 23/05/73/Th. X, 2 Mei PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dalam arti yang bersifat umum adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk

Lebih terperinci

MASALAH DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PARIWISATA DI INDONESIA : STUDI KASUS 10 DAERAH TUJUAN WISATA

MASALAH DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PARIWISATA DI INDONESIA : STUDI KASUS 10 DAERAH TUJUAN WISATA MASALAH DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PARIWISATA DI INDONESIA : STUDI KASUS 10 DAERAH TUJUAN WISATA PUSAT KAJIAN ANGGARAN BADAN KEAHLIAN DPR RI 2017 Masalah Dan Tantangan Pembangunan Pariwisata Di Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016 23/04/51/Th. X, 1 April 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 375.744 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 35/06/73/Th. VIII, 1 Juli PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 31/06/73/Th. VIII, 2 Juni PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 05/02/2171/Th. IV, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 40/07/73/Th. IX, 1 Juli PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015 66/10/51/Th. IX, 1 Oktober 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 303.621 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan internasional (international tourism) telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade terakhir. Satu miliar manusia bepergian di seluruh

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JANUARI 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JANUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 08/03/2171/Th. IV, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JANUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 40/10/11/Th. XIV, 3 Oktober PERKEMBANGAN EKSPOR/IMPOR JULI, TRANSPORTASI JULI-AGUSTUS, WISATAWAN MANCANEGARA AGUSTUS, DAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) AGUSTUS

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2014 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2014 35/06/51/Th. VIII, 2 Juni 2014 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2014 mencapai 280.096 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2011

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 10/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1 Perkembangan Industri Pariwisata Dunia Industri pariwisata dunia pada tahun 2015 mengalami perkembangan yang mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 World Economic Report, September 2001, memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2001 hanya mencapai 2,6% antara lain

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015 60/09/51/Th. IX, 1 September 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 382.683 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 36/07/73/Th. XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2009

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2009 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 139/10/21/Th. IV, 1 Oktober 2009 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2009 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi

Lebih terperinci

LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri LESTARI BRIEF LESTARI Brief No. 06 I 29 September 2016 USAID LESTARI EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri PENGANTAR Menurut Organisasi Pariwisata

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 32/06/73/Th. XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 55/09/73/Th. VIII, 1 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016 14/02/51/Th. XI, 16 Februari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 442.800 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011 46/09/51/Th. V, 5 September PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 283.524 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 279.219

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di berbagai daerah dan di segala bidang. Pembangunan ini sendiri bertujuan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. alternatif model dengan persentase kesalahan 8,9 persen. Sementara itu, satu

BAB 5 PENUTUP. alternatif model dengan persentase kesalahan 8,9 persen. Sementara itu, satu BAB 5 PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk meramalkan permintaan pariwisata internasional di Indonesia dari Singapura dapat menggunakan dua alternatif model dengan persentase

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2015 39/06/51/Th. IX, 1 Juni 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 313.763 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 51/12/11/Th. XIV, 1 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR/IMPOR SEPTEMBER, TRANSPORTASI SEPTEMBER-OKTOBER, WISATAWAN MANCANEGARA OKTOBER, DAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM FEBRUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 11/04/2171/Th. IV, 1 April 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM FEBRUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015 71/11/51/Th. IX, 2 November 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 389.060 orang, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan sektor pariwisata, hal ini dilihat dari pertumbuhan sektor pariwisata yang tumbuh pesat. Dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008 03/08/51/Th. II, 1 Agustus 2008 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2008 mencapai 171.301 orang, dengan wisman yang datang melalui pelabuhan

Lebih terperinci

Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan Agustus 2017

Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan Agustus 2017 Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan, us No. 54/10/16/Th.XIX, 02 Oktober BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan us

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016 03/01/51/Th. XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 413.232 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 52/09/16/Th.XVIII, 01 September PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 50/08/51/Th. X, 1 Agustus Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 405.835 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 405.686

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015 44/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 295.973 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No.61/11/16/Th.XVIII, 01 November PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015 50/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 359.702 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG 67 VI. PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG Harga komoditas pertanian pada umumnya sangat mudah berubah karena perubahan penawaran dan permintaan dari waktu ke waktu. Demikian pula yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 No. 02/11/Th. VI, 2 November 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan 2015 tercatat US$ 0,84 juta atau mengalami penurunan sebesar 92,68

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 135/09/21/Th. IV, 1 September 2009 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU JULI 2009 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi Kepri

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2016 No. 41/08/Th. VII, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2016 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Juni 2016 tercatat US$ 11,11 juta atau mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan teknologi tertentu di bidang komunikasi dan informasi telah mengakibatkan menyatunya pasar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Laju pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Saudi Arabia selama kuartal kedua tahun 2015

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016 79/12/51/Th. X, 1 Desember 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman ke Bali pada bulan 2016 mencapai 432.215 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kali lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu,

BAB I PENDAHULUAN. kali lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi pariwisata sebagai pilar penting perekonomian terus ditingkatkan di seluruh dunia dengan pertumbuhannya saat ini mencapai angka 5% atau duatiga kali lebih tinggi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015 03/01/51/Th. X, 4 Januari 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 270.935 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci