PERANCANGAN OSILA TOR DAYA UNTUK SUMBER TEGANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN OSILA TOR DAYA UNTUK SUMBER TEGANGAN"

Transkripsi

1 2 Lf Volume 1 Nomor 1 Juli 1999 PERANCANGAN OSILA TOR DAYA UNTUK SUMBER TEGANGAN TINGGI TIPE COCKROFf-WALTON 500 kv120 ma,sudjatmoko, Suprapto PP.'vY-BATAN JI. Bobanari P.O. Box: 1008, yogya/tdrta ABSTRAK PERANCANGAN OSILATOR DAYA UNTUK SUMBER TEGANGAN TINGGI TIPE COCKROFT-WALTON 500 KYI20 MA. Telah dilakukan perancangan osilator daya untuk sumber tinggi tipe Cockroft-Walton. Sumber tinggi ini akan digunakan sebagai sumber pemercepat pada mesin berkas elektron (MBE) yang direncanakan pembuatanl1ya dengal1 kapasitas 500 kev/j0 ma. Perancangan osilator daya ini meliputipel1entuanspesifikasi keluaran. bentuk untai. pencatu dtrya don komponen utama osilator. Keluaran osijator daya yaitu: daya. don frekuensi dirancang sesuai dengan kebutuhan masukan pe/ipat. Hasil perancangan menunjukkan bahwa jel1is untai yang digunakan adajah "tickler oscillator" klas-c dengan spesifikasi ke/uaran: J2.J kw, J5 kv don 40 khz gefombang sinusoidal Sedangkan komponen utama digunalam tabung trioda tipe ITK J5-2. ABSTRAcr DESIGN OFPOWER OSCILLATOR FOR 500keV120mA COCKROFT-WALTONHIGH VOLTAGE SUPPLY. A design of power oscillator for Cockroft-Walton high voltage supply was carried out. This high voltagesupply would be used as the acceleration voltagesupply of an electronbeam machine designed to have 500 kevijo ma capacity. The power ocsiljator design consisted of output spesifikasi. circuit diagram.power suplly and osillafor main components determinations. Thepower oscillator OUtputwave power, voltage and frekuency designed according to voltage multiplier input requirements. The design results showed that the circuit was cfass-c "tickler oscilator" having an output spesifikotion of J2.J kw, J5 kvand 40 khz sil1uswave. The main component was a /TK J5-2 triode tube. PENDAHULUAN Sebagai ilrut berperan serta daiam kegiatan pembanguan dibidang IPTEK. PPNY-BATAN merencanakan program pembuatan suatu Mesin Berkas Elektron (MBE) 500 kev/io ma. Sebagai somber pemercepatnya direncanakan dibuat dari tipe pelipat jenis. Cockroft-Walton berkapasitas 500 kv/20 IDA. Pembangkit ini terdiri dari dua bagian utama yaitu osilator dadpelipat. Osilator berfungsi menghasilkan osilasi sebagai masukanbagi pelipatdengandayayang cukup untuk mengatasi seluruh rugi-rugi dad keluaran generator. Pelipat berfungsi merubah dad meningkatkan teganggan osilasi menjadi suatu tinggi searah (DC) sebagai keluaran generator. Agar dapat diwujudkan suatu somber tinggi yang memadai sesuai yang diharapkan, dalam proses pembuatan ini perlu diawali dengan tahap perancangan alas bagian-bagiannya. Perancangan bagian osilator dilakukan dengan maksud menyiapkan suatu diagram sistem osilator yang memiliki data spesifikasi memadai basi generator Cockroft-Walton 500 kv/20 ma tersebut DaIam kegiatan perancangan ini dilakukan anaiisa sistem untuk dapat memperhitungkan data-data spesifikasi osilator serta pemilihan bahannya. Dengan demikian dapat diperoleh suatu rancangan osilator daya dengan spesifikasi teknis yang memadai serta pemilihan bahanlkomponen yang cukup sederhana namun juga memadai. ANALISA SISTEM Beberapa hat terkait yang perlu ditinjau untuk dapat memperhitungkan berbagai data spesifikasi suatu rancangan osilator daiam hat ini antara lain: generator Cockroft-Walton,konfigurasi osilator, pemilihan bahan dad spesifikasi osilator yang meliputi ftekuensi, daya, keluaran serta pencatu dayanya. Generator Cockroft-Walton DaIam proses pembangkitan dari suatu generator Cockroft Walton menurut Bauer, keluarannyay) dapat ditinjau menurut dua kondisi yaitu: kondlsi tanpa beban (I = 0) dan kondisi berbeban (I =0). Pada kondisi tanpa beban, keluaran (Vo) dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: Vo =2 ne (1) PERANCANGAN -asilator DAYA UNTUK SUMBER TEGANGAN TINGGI TIPE COCKROFT-WALTON 500 kv120 ma (. dkk.) 19

2 Volume1 Nomor 1 Juri 1999 dengan Vo= keluaran generator Cockroft-Walton n = jumlah tingkat dalam pelipat E = osilasi masukan pada pelipat. Bila kondisi berbeban (I = 0), keluarannya adalah : Vo=2nE-.1V 10 2,f n2 n (2) Vo = 2 n E - f. C. (3 + 2" - "6) dengan.1v= turun pada peli pat 10 = ares beban atau keluaran f = ftekuensi osilasi C = kapasitansi tiap kapasitor pelipat Pad a keluaran generator Cockroft-Walton bila mengalir arus beban akan timbul riak (SV) atau "ripple" yang besarnya dapat dinyatakan dengan: SV =f~oc.f(n2 - n) (3) Dari persamaan-persamaan tersebut parameter n dan C adalah dari bagian pelipat, sedangkan f dad E dari osilator. Untuk suatu konstruksi generator Cockroft-Walton biasanya parameter n, C dad f adalah tetap, sedangkan E divariasi untuk memperoleh pengaturan keluaran. Frekuensi Osilator Untuk memperkecil turnn.1v dad riak SV, dapat dilakukan dengan cara memperbesar frekuensi (f). Frekuensi osilator dapat dibuat tinggi sekehendak, namun dalam hat ini perlu disesuaikan dengan kemampuan komponen yang terkait, seperti konstruksi trafo osilator dadkopmonen penyusun pelipat. Dari eksperimen dengan komponen yang sejenis menunjukkan bahwa pengoperasian dengan frekuensi diatas 70 khz akan menimbulkan penurunan efisiensi. Karena itu pilihan frekuensi osilator direncanakan pada harga sekitar 40 khz dengan gelombang sinusoidal agar sesuai dengan rumusan yang diacu. Harga tersebut cukup baik dalam arti sangat menunjang dalam menekan timbulnya rugi-rugi baik ttjrun maupun riak. Daya Osilator Daya osilator (pos) harns clapat mengatasi jumlah daya keluaran generator(po), rugi daya pada pelipat (M>pt)dan rugi daya pada trafo keluaran (.1Ptr), seperti dirumuskan dalam persamaan berikut: Pos = Po +.1Ppt +.1Ptr (4) Besarnya daya keluaran telah tertentu yaitu: Po = Vo x 10 = 500 kv x 20 ma = 10 kw. Rugi daya pada pelipat :.1Ppt= 10x.1V dalam Dengan parameter yang telah ditentukan rancangan yaitu 10 =20 IDA,f = 40 khz, n = 20 dad C = 0,22 J,1F,maka besamya.1ppt terhitung kurang dari 3 % dengan basis Po, atau dapat dinyatakan bahwa rendemen pelipat 11 pt sebesar 97 %. Rugi transfer daya (.1Ptr) pada suatu trafo, pada umumnya sekitar 10 %. Dengan mengambil suatu toleransi agar penyediaan daya sedikit lebih, maka rendemen tarfo tersebut diperhitungkan sebesar 11tr= 85 % Dari analisa tersebut dapat diperhitungkan besarnya daya osilator (pos) yang harus disediakan, yaitu : Pos = Po /(11pt;r;11tr) (5) Pos= 10kW 1(0,97 x 0,85)= 12,1kW. Makadaya osilator direncanakan sebesar 12.1 kw Tegangan Ketuaran Osilator Yang dimaksud keluaran osilator dalam hal ini adalah yang diambil dari sekunder trafo osilator yang siap diberikan ke pelipat. Untuk memperoleh keluaran sebesar 500 kv dari pelipat yang direncanakan memiliki 20 tingkat (n = 20), diperlukan masukan osilasi sekurang-kurangnya 12,5 kv. UnttJk memberi kelonggaran agar osilator tidak perlu dioperasikan maksimum maka osilator direncanakan sebesar 15 kv. Pencatu Daya Osilator Sumberdayautamauntukmencatuosilator ini adalah suatu sumber daya arus searah yang mencatu anoda dari tabung trioda TK 15-2 yang direncanakan menjadi komponen utamanya. Sumber daya anoda ini harus mampu mendukung jumjah daya keluaran osilator dan rugi-ruginya, sehingga merupakan sumber daya penyangga atas generator Cockroft-Walton secara keseluruban. Osilator direncanakan dibuat dengan ripe klas-c yang memiliki efisiensi daya maksimum 75 %, untuk perhitungan ini diambil efisiensi 70 %. sehingga diperlukan catu daya anoda sebesar: Pa=Pos/0,70= 12,1kW /0,70= 17,2 kw Jadi kapasitas sumber daya anoda direncanakan sebesar ] 7,2 kw. Presiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol.1 No.1 Juli 1999:

3 Volume 1 Nomor 1 JuJi 1999 Konfigurasi Osilator Osilator merupakan bagian dari generator Cockroft-Walton yang berfungsi merubah daya arus searah (DC) menjadi arus bolak-bajik (AC) yang diperlukan sebagai masukan basi pelipat. Gelombang keluaran osilator ini dipilih sinusoidal dengan maksud menyesuaikan dengan rumusan teori acuan, wajaupun dimungkikan juga dengan bentuk gelombang yang lain. Kebanyakan osilator penghasil gelombang sinus frekuensi tinggi menggunakan prinsip resonansi dengan untai perala LC(induktor daftkapasitor) dan umpanbajik positif. Berbagai ragam untai osilator dapat dibuat dengan prinsip tersebut, namun pada dasarnya dapat dibedakan menurut cara memperoleh umpan bajiknya yaitu: 1. "Tickler oscillator", menggunakan suatu kumparan sekunder dari trafo osilator untuk memperoleh umpan bajik. 2. "Hartley oscillator", umpan bajik diperoleh induktif. dari pembagi secara 3. "Colpitts oscillator", umpan bajik diperoleh dari pembagi secara kapasitif. Konfigurasi dasar dari ketiga macamosilator tersebut dengan trioda sebagai komponen aktifnya, diper1ihatkanpada gambar-i. fdn oz Q WE ta) Gambar I.. t,) Konfigurasi dasar osilator resonansi (a "Tickler oscillator", b "Hartley oscillator", c "Colpitts oscillator) Pada "tickler oscillator" gambar-la, kumparan L2 parajel C2 membentuk untai tangki atau perala yang memberikan nya sebagai umpan bajik positif ke grid. Besarnya umpan bajikdapat diatur dengan memilih jumlah lilitan L2, hila perlu polaritasnya dapat disesuaikan dengan membalik ujung-ujung kumparannya untuk memperoleh umpan balik positif. Pada "Hartley oscillator" gambar-i b, besarnya umpan balik ditentukan oleh jumjah liiitan L2a dan L2b, untai tangki dibentuk oleh C2 parajel denganjumlah L2a daft L2b. "Colpitts oscillator" pada gambar-ic, prisipnya sarna dengan gambar-ib hanya berbeda pada pembagi nya yang dibentuk oleh kapasitor C2a daft C2b untuk memperoleh umpan bajiknya. Osilator akan berosilasi sesuai dengan frekuensi resonansi dari untai tangkinya (L2 C2) yang besarnya dapat dihitung menurut persarnaan (6). Berdasarkan kondisi resonansinya, harga komponen induktor dan kapasitor untai tangki juga dapat dihinmg dengan menggunakan persamaan (7) dan (8) berikut(3j. f J[C (6) L = f2.c C =25300 (8) f2.l dengan f =frekuensi resonansi (khz) L =induktansi ootai tangki (J.lH) C =kapasitansi ootai tangki (jjf) Untai tangki berfungsi sarna seperti roda gila pada putaran mekanik (flywheel e rect), yaitu menyimpan tebaga selama perioda aktif daft memberi tebaga pada perioda pasif agar kelangsungan osilasi dapat terjaga. KuaJitas suatu untai tangki disebut dengan faktor Q, dirumuskan sebagai perbandingan antara reaktansi induktif terhadap resistannya. Pada dasarnya faktor Q menyatakan perbandingan antara tebagatersimpan terhadap rugi tebaga(karena resistan) selama satu perioda osilasi(3} Q - Xl R (7) (9) dengan Q = faktor kuajitas ootai tangki (figure of merite) Xl= reaktansi induktif untai tangki (ohm) R = resistansi untai tangki (ohm) Menaikkan faktor Q akan dapat meningkatkan kestabilan frekuensi daftamplituda keluaran osilator(3). Faktor Q suatu untai tangki dapat diperbesar dengan memperbesar induktansinya(l), karena Xl = 21tfL. Resistan untai tangki merupakanjumlah secara seri dengan resistan behan, sehingga faktor Q akan mengecil hila dibebani. DaJam kondisi resonansi, tenaga yang dapat tersimpan juga dipengaruhi etch besarnya kapasitansi daft untai tangki seperti ditunjukkan oleh persamaan (10) berikut(3} Wr=CE? (10) PERANCANGAN OSILATOR DAYA UNTUK SUMBER TEGANGAN TINGGITIPE COCKROFT-WALTON500 kv120ma (. dkk.) 21

4 Volume1 Nomor 1 Juli 1999 dengan Wt = tenaga tersimpan setiap perioda osilasi C = kapasitansi untai tangki Et= efektifuntai tangki Untuk menjaga frekuensi tertentu yang dikehendaki, menambah harga C harus diikuti dengan penurunan harga L, karena itu suatu perbandingan UC perlu dipilih secara experimen agar dapat memberikan keluaran bentuk gelombang sinusoidal yang baik. UNT AI OSILA TO R Untuk mewujudkan osilator daya dengan kapasitas atau spesifikasi teknis sebagai yang telah diperhitungkanterdahulu, dipilihjenis konfigurasi "tickler oscillator", karena kesederhanaannya dalam memperoleh besar dan poiaritas umpan batik positif. Secara lebih lengkap bentuk untai osilator ini direncanakan seperti diagram pada gambar-2. l~ l!!~ cz ~t311~ :I :; EJ ~).. r. l it Gambar 2. Diagram untai osilator daya 40 khzli 5 kv CI : 0.1 J,1f/15kV C5 : 500 pf C2: 0.01 J,1f/15kV C6: 0.1 J,1f C3 : 0.1 J,1f1l5kV L1 : 1,5 mh C4: J,1f1l5kV Rl: 3,5 kohm Sebagai koponen aktif dari untai osilator ini digunakan tabung trioda ripe ITK 15-2 buatan TTE (Thomson Tube Elektroniques) Perancis. Anoda dicatu oleh suatu sumber daya DC (SDA) 17,2 kwilo kv dan filamen dengan suatu sumber daya AC(SDF) 7,2 V/240 A untuk pemakaian beban 180 A(2) Trafo osilator Tl dengan inti ferit dibentuk oleh tiga kumparan Ll,L2 dan L3. Kumparan Ll sebagai primer yang dialiri oleh arus anoda. Kumparan L2 paralel dengan C2 membentuk untai tangki, dengan nilai L2 = 1,5mH dan C2 = 0,01 J,1f akan memberikan frekuensi osilasi sekitar 40 khz. Tegangan keluaran osilator diambil dari kumparan L3 untuk diberikan langsung ke pelipat. Tegangan umpan batik positifuntuk grid cliambil dari untai tangki melalui Cl. Kombinasi RI Cl dengan tetapan waktu yang dibuatjauh lebih besar dibanding periode frekuensi osijasi, berfungsi memberi DC yang kontinyu untuk mebias grid. Kombinasi CI dengan penyearah grid-katoda akan beraksi sebagai pengeklem alas sinyal umpan batik ke grid sehingga puncaknya akan terklem pada nol Volt atau ground, yang berarti memberi bias negatif ke grid. Tegangan umpan batik dibuat 600 Vpp agar diperoleh bias grid untuk operasi trioda sebagai penguat klas-e<2) Kapasitor keramik C5 dimaksudkan untuk mengurangi timbulnya osilasi parasit, besarnya dapat diperlcirakan dengan persamaan (13) berikut(2). kpo Cge =--r..g dengan Cgc = nijai kapasitor untuk grid-katoda (PF) k = suatu angka untuk pendekatan antara 12 sid 15. Po daya osilator (kw) f = frekuensi osilator (M Hz) Untuk Po = 12,1 kw, f= 40 khz, besarnya Cgc sekitar 500 pf. PEMILIHAN BAHAN. (13) Mengingat besamya daya osilator yang direncanakan, maka sebagai komponen utama dalam untai osilator ini dipilih menggunakanjenis tabung elektron karena kemampuannya terhadap daya dan yang besar dibanding dengan jenis komponen dari bahan semi konduktor. Tabung trioda ripe "ITK 15-2"antara lain memiliki spesifikasi daya maksimum sebesar 63 kw dad anoda maksimum 13 kv. Dengan spesifikasi data tersebut dipandang cukup memadai baik untuk kapasitas daya yang direncanakan sekarang maupun untuk prospek pengembangan lebih Ianjut. kebutuhan kapasitor dengan berbagai nilai kapasitasnya dapat dipenuhi dengan membuat sendiri dari bahan foil almunium tebal 0, I mm(produksi Reynolds Metals Company, Virginia, USA) sebagai elektroda dan plastik mika 0,2 mm sebagai bahan dielektrikumnya. Ketahanan plastik mika tersebut telah teruji kemampuannya terhadap hingga 30 kv, sehingga untuk kejja kapasitor sebesar 15 kv sebagai yang direncanakan sudah cukup memadai. Untuk suatu nilai kapasitor, dapat dirancang pembuatannya menurut rumusan (14) berikut(6). Presiding Pertemuan dan Presentasi IImiah TeknologiAkselerator dan Aplikasinya Vol.1 No.1 Juli 1999:

5 Volume 1 Nomor 1 Juli 1999 dengan C - ea - d (14) C = bpasitans (F) e = pennitivitas (coulomb2 IN.m2 ), tetapan dielektrikum A = luasanelektroda(m2) d = jarak elektroda atau tebal dielektrikum (m) Kumparan untuk induktor (1.) dapat dibuat dengan mengacu pada rumusan (15) dan (16) berikut(s). n = ~[(9r + 10p)L ] (16) 0,39,1 dengan L = induktansi (Jill) n = jumlah Iilitan r = 0,5 diameter kumparan (em) p =panjang kumparan (em) Untuk memperkecil nhai kapasitansi liar dari kumparan, susunan antara kawat Iilitan perlu dibuat lebih renggang. KES IMP ULAN Dari analisa untuk menyiapkan suatu rancangan osilator daya yang diharapkan mampu untuk mendukung kapasi tas generator. Cockroft-Walton 500 kv120ma. dapat dihasilkan suatu rancangan untai osilator daya dengan spesifikasi teknis sebagai berikut. Konfigurasi untai : "Tickler oscillator", kias-c Komponen utama Frekuensi : Tabung trioda "ITK 15-2" : 40 khz Gelombang : Sinusoidal Daya keluaran : 12,1 kw Tegangan keluaran : 15 kv Pencatu daya anoda: Sumber DC 17,2 kw/i0 kv Pencatu daya filamen : Sumber AC 7,2 V/240 A DAFfAR PUSTAKA 1. J.D. CRAGGS andj.m MEEK. High Voltage And Laboratory Technique, London THOMSON TUBE ELECTRONIQUES, France, SLURZBERG, OSTERHELD, Essential Of Communi cat in Electronics, Mc. Graw-Hill. Inc, MILMAN & HALKIAS, Electronic Devices And Circuits. Mc Graw-Hill, WASITO. S, Vademekum elektronika, PT. Gramedia, POERNOMO E, Pembuatan Sumber Tegangan Rendah clan Tinggi Untuk Irradiator Elektron. PPNY-BATAN, TANYAJAWAB Bum Sanwso 1. Apakah triodo dapat digantipower transistor don apa keuntungannya don kerugiannya 2. Berapa efisiensi daya sampai elektron menghasilkan daya 500 kevr 10 ma =5 kw 1. Penggunaan transistor power juga dimunglcinkan keuntunganlkerugiannya : - trioda mampu daya clan besar, umumnya transistor tidak - trioda tahan terhadap dan arus lebih, transistor tidak 2. Efisiensi daya untuk bebanldaya 5 kw adalah 70% Su darti Jenis asci. yang disehutkan adalok tipe Tickler osc. Hardley Osc atau Colpitts asci. Mengapa untuk perancangan ini dipilih nchler osc. Apa segi keunggulannya terhadapsistemyang lain Dipilih tickler osc, keunggulannya - untainya Jebih sederhana - Cara memperoleh besar dan polaritas sinyal umpan baliknya lebih mudah Prayitno Jenis "Core" (kern)/inti apakah yang dipakai dalam trafo tersehut don hagaimana cara menghitung / menentukan inti tersehut - sehah apakahfrekuensi osi/asi dipilih 40 khz. karena jika frekuensinya ditinggikan akan mengurangijumlah lilitan - apakah 11dapat dicapai 70 %? - Inti traro menggunakan bahan ferit, sesuai yang disarankan oleh "TTE" untuk nilai frekuensi tersebut (40 khz). Cara menetukan kami berpedoman agar inti tidak sampaijenuh, karena belum memperoleh rumusan yang dapat dipakai - Dipilih f= 40 khz, karena disesuaikan dengan kemampuan komponen yang terkait ( trafo osilator dengan inti ferit, komponen pelipat yaitu dioda clankapasitor - Untuk memperoleh 11= 70 %, osilator dibuat elas-c PERANCANGAN OSILATOR DAYA UNTUK SUMBER TEGANGAN TINGGI TIPE COCKROFT-WALTON SOD kv120ma (. dkk.) 23

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 Taufik, dkk. ISSN 016-318 7 RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-5 Taufik, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN TERllIADAP KINERJA OSILATOR DAY A UNTUK GENERATOR COCKROFT -WALTON 300 kv/20 ttla

PENGARUH BEBAN TERllIADAP KINERJA OSILATOR DAY A UNTUK GENERATOR COCKROFT -WALTON 300 kv/20 ttla PENGARUH BEBAN TERllIADAP KINERJA OSILATOR DAY A UNTUK GENERATOR COCKROFT -WALTON 300 kv/20 ttla Djasiman, Sudjatmoko, Suprapto, Sukidi P3 TM-BATAN. Yogyakarta ABSTRAK PENCARUH BEBAN TERHADAP KINERJA OSII,ATOR

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Input Proses Output Frekuensi Daya

Lebih terperinci

ANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC

ANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC ANAISIS FITE INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC Tan Suryani Sollu* * Abstract One of the main component of DC power supply is filter, which consist of inductor and capacitor, that has function to

Lebih terperinci

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206 Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS

RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS Volume 13, Januari 2012 ISSN 1411-1349 RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS Sutadi, Saefurrochman, Suprapto Pusat Teknologi

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin BAB I. KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA ANALOG Elektronika adalah suatu bentuk piranti kelistrikan yang menggunakan arus lemah, sehingga tegangan operasionalnya umummnya menggunakan tegangan rendah. Secara umum

Lebih terperinci

PERANCANGAN SUMBER TEGANGAN TINGGI 500 kv120 ma SEBAGAI SEBAGAI TEGANGAN PEMERCEP AT PADA MESIN BERKAS ELEKTRON

PERANCANGAN SUMBER TEGANGAN TINGGI 500 kv120 ma SEBAGAI SEBAGAI TEGANGAN PEMERCEP AT PADA MESIN BERKAS ELEKTRON .'" Volume 1 Nomor 1 Juri 1999 ISSN 1411-1349 PERANCANGAN SUMBER TEGANGAN TINGGI 500 kv120ma SEBAGAI TEGANGAN PEMERCEP AT PADA MESIN BERKAS ELEKTRON Suprapto, Sutadji S., Djoko SP., Djasiman dad Sudjatmoko

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

Pengaruh Dimensi Kumparan Terhadap Efisiensi Energi Pada Sistem Pengiriman Daya Listrik Tampa Kabel

Pengaruh Dimensi Kumparan Terhadap Efisiensi Energi Pada Sistem Pengiriman Daya Listrik Tampa Kabel 10 Pengaruh Dimensi Kumparan Terhadap Efisiensi Energi Pada Sistem Pengiriman Daya Listrik Tampa Kabel Syaifurrahman Staf Pengajar, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak

Lebih terperinci

TUJUAN ALAT DAN BAHAN

TUJUAN ALAT DAN BAHAN TUJUAN 1. Mengetahui prinsip penyearah setengah gelombang tanpa menggunakan kapasitor 2. Mengetahui prinsip penyearah setengah gelombang menggunakan kapasitor. ALAT DAN BAHAN 1. Dioda 1N4007 1 buah 2.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI PRAKIKUM RANGKAIAN RC DAN FENOMENA RESONANSI (Oleh : Sumarna, ab-elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. UJUAN Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki terjadinya fenomena resonansi

Lebih terperinci

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM Adaptor Rate This Alat-alat elektronika yang kita gunakan hampir semuanya membutuhkan sumber energi listrik untuk bekerja. Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah 24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,

Lebih terperinci

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Affan Bachri *) *) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan Makalah ini menyajikan sebuah rangkaian inverter yang dibangun dari multivibrator

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

Materi 2: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Materi 2: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Materi 2: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER AC KE DC Rangkaian Penyearah Dioda (Rectifier) PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 12 (OSILATOR COLPITTS)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 12 (OSILATOR COLPITTS) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA42) JOBSHEET 2 (OSILATOR COLPITTS) I. Tujuan percobaan. Mahasiswa mengetahui pengertian dan karakteristik dari osilator. 2. Mahasiswa memahami prinsip kerja dan aplikasi dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER)

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) Rangkaian Penyearah Dioda (Diode Rectifier) Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF Berkala Fisika ISSN : 141-966 Vol. 6, No. 3, Juli 3, hal. 55-6 RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF Sapto Nugroho 1, Dwi P. Sasongko, Isnaen Gunadi 1 1. Lab. Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, UNDIP

Lebih terperinci

Latihan soal-soal PENGHANTAR

Latihan soal-soal PENGHANTAR Latihan soal-soal PENGHNTR 1 1. Isilah tabel berikut untuk kawat tembaga : Ø (mm) (mm) R untuk 100m (Ω) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 ρ tembaga = 0,0175 Ωmm 2 /m 2. Pada rangkaian gambar di bawah ini,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Medan Magnet Sumber : (Giancoli, 2001) Gambar 2.1 Penggambaran Garis Medan Magnet Sebuah Magnet Batang Arah medan magnet pada suatu titik bisa didefinisikan sebagai arah yang

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH ARUS OLEH : DANNY KURNIANTO,ST ST3 TELKOM PURWOKERTO

RANGKAIAN PENYEARAH ARUS OLEH : DANNY KURNIANTO,ST ST3 TELKOM PURWOKERTO RANGKAIAN PENYEARAH ARUS OLEH : DANNY KURNIANTO,ST ST3 TELKOM PURWOKERTO 1. Gelombang Sinus Bentuk gelombang sinus ditunjukkan seperti pada Gambar dibawah ini. Gelombang sinus tersebut sesuai dengan persamaan

Lebih terperinci

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Perancangan Sistim Elektronika Analog Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan

Lebih terperinci

Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers

Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 2 Halaman 170-184 ISSN (p): 2338-8323 Juli - Desember 2016 ISSN (e): 2459-9638 Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers RUSTAMAJI,

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt) BAB I Pendahuluan Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf C adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Radio Frequency sebagai Sumber Ion

Rancang Bangun Sistem Radio Frequency sebagai Sumber Ion Rancang Bangun Sistem Radio Frequency sebagai Sumber Ion WILDAN PANJI TRESNA Pusat Penelitian Fisika LIPI, Komplek PUSPIPTEK Tangerang, Indonesia Email : wildanpanji@gmail.com MUHAMAD NUR Jurusan Fisika

Lebih terperinci

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER 244 ISSN 0216-3128 Saefurrochman., dkk. ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Waluyo 1, Syahrial 2, Sigit Nugraha 3, Yudhi Permana JR 4 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Tegangan Tinggi DC Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika terapan dan tes instalasi kabel pada aplikasi industri. Unit pembangkit

Lebih terperinci

TENTANG : PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA

TENTANG : PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA PELATIHAN GURU-GURU FISIKA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) TENTANG : PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA Oleh : Sumarna *) Bambang Ruwanto *) sumarna@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK Berikut ini ditampilkan beberapa soal dan pembahasan materi Fisika Listrik Arus Bolak- Balik (AC) yang dibahas di kelas 12 SMA. (1) Diberikan sebuah gambar rangkaian

Lebih terperinci

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck PEROBAAN 5 REGUATOR TEGANGAN MODE SWITHING 1. Tujuan a. Mengamati dan mengenali prinsip regulasi tegangan mode switching b. Mengindetifikasi pengaruh komponen pada regulator tegangan mode switching c.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Power Regulator Pada umumnya adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 48 BAB I HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. HASIL PERCOBAAN 4.1.1. KARAKTERISTIK DIODA Karakteristik Dioda dengan Masukan DC Tabel 4.1. Karakteristik Dioda 1N4007 Bias Maju. S () L () I D (A) S () L ()

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1 ANALISI AC PADA TRANSISTOR

PERTEMUAN 1 ANALISI AC PADA TRANSISTOR PERTEMUAN 1 ANALISI AC PADA TRANSISTOR Analisis AC atau sering disebut dengan analisa sinyal kecil pada penguat adalah analisa penguat sinyal kecil, dengan memblok sinyal DC yaitu dengan memberikan kapasitor

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

Pemancar dan Penerima FM

Pemancar dan Penerima FM Pemancar dan Penerima FM Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu Ringkasan

Lebih terperinci

PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA

PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA Heru Pujiyatmoko*), Mochammad Facta, and Agung Warsito Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA ISSN: 1693-6930 39 SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA Adi Wisaksono Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelombang dan gelombang-penuh satu fasa dan tiga

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad

Lebih terperinci

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN Laporan Praktikum ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si Disusun oleh Anisa Fitri Mandagi (1300199)

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

ANALISIS TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X

ANALISIS TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X ABSTRAK ANALISIS TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X Sujatno, Sigit Bachtiar PRPN-BATAN Kawasan Puspiptek - Serpong ANALISIS TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X, Telah dilakukan analisis terhadap tegangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ignition Coil Ignition Coil adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan tinggi diperlukan untuk menciptakan percikan yang memicu bahan bakar dalam mesin pembakaran internal,

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL IV MOSFET TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami prinsip kerja JFET dan MOSFET. 2. Mengamati dan memahami

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type. Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Analisis Arus Transien Transformator Setelah Penyambungan Beban Gedung Serbaguna PT

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung

Politeknik Negeri Bandung LAPORAN PRAKTIKUM 6 CLIPPER Anggota Kelompok Kelas Jurusan Program Studi : 1. M. Ridwan Al Idrus 2. Zuhud Islam Shofari : 1A TEL : Teknik Elektro : D3 Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung 2017

Lebih terperinci

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol.

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol. TAKARIR AC {Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

Catu Daya Menggunakan Diode Tabung Hampa Tipe 5AR4 dan 6CA4

Catu Daya Menggunakan Diode Tabung Hampa Tipe 5AR4 dan 6CA4 Catu Daya Menggunakan Diode Tabung Hampa Tipe 5AR4 dan 6CA4 Gading Cassandra 1, Matias H. W Budhiantho 2, F. Dalu Setiaji 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 9.1 Pendahuluan Jembatan arus bolak balik bentuk dasarnya terdiri dari : - empat lengan jembatan - sumber eksitasi dan - sebuah detektor nol Pada

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. R= ρ l A. Secara matematis :

PEMBAHASAN. R= ρ l A. Secara matematis : PEMBAHASAN 1. Rangkaian DC a.) Dasar-dasar Rangkaian Listrik Resistor (hambatan) Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan

Lebih terperinci

BAB IV ARUS BOLAK BALIK. Vef = 2. Vrt = Vsb = tegangan sumber B = induksi magnet

BAB IV ARUS BOLAK BALIK. Vef = 2. Vrt = Vsb = tegangan sumber B = induksi magnet BAB IV AUS BOLAK BALIK A. TEGANGAN DAN AUS Vsb Vsb = Vmax. sin. t Vmax = B. A. N. Vef = V max. V max Vrt = Vsb = tegangan sumber B = induksi magnet Vmax = tegangan maksimum A = luas penampang Vef = tegangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat penggunaan komponen semi konduktor pada

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Mesin S1

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA DASAR KODE / SKS : AK042203 / 2 SKS Pertemuan Pokok Bahasan dan TIU 1 Dasar Elektronika dan pengenalan komponen elektronika Mahasiswa mengetahui pengertian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melalui beberapa tahap dalam pembuatan alat pengatur kecepatan motor induksi satu fasa melalui pengaturan frekuensi Menggunakan Multivibrator Astable, yaitu dimulai dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 PERCOBAAN I BRIEFING PRAKTIKUM Briefing praktikum dilaksanakan hari Selasa

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi sangat cepat pertumbuhannya dari suatu negara, perkembangan tersebut hampir menyeluruh disegala bidang terutama dibidang kelistrikan. Sejak berkembangnya

Lebih terperinci

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK AUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALK FSKA SMK PEGUUAN CKN Formulasi arus dan tegangan bolak-balik e e sin wt or v v sin wt Persamaan e and v di atas sesuai dengan persamaan simpangan pada gerak harmonik sederhanan,

Lebih terperinci

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

Workshop Instrumentasi Industri Page 1 INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 1 (PENGUAT NON-INVERTING) I. Tujuan a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik penguat non-inverting b. Mahasiswa dapat merancang,

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI. Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih

PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI. Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih STKIP Universitas Labuhan Batu Email: islamiani.safitri@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Rangkaian RLC Arus AC (E7)

Rangkaian RLC Arus AC (E7) 1 Rangkaian RLC Arus AC (E7) Puji Kumala Pertiwi, Andy Agusta, Drs. Bachtera Indarto Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: pujikumala15@gmail.com

Lebih terperinci

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : 081910201059 INSTRUMENTASI DAN OTOMASI THYRISTOR Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran yang berdasarkan pada strukturpnpn. Komponen ini memiliki kestabilan

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-13 CAKUPAN MATERI 1. INDUKTANSI. ENERGI TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNET 3. RANGKAIAN AC DAN IMPEDANSI 4. RESONANSI

Lebih terperinci