BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
|
|
- Irwan Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar 4.1. Tegangan Keluaran Kondisi Potensiometer Minimum (Penyearah Setengah Gelombang). 21
2 22 Gambar 4.2. Tegangan Keluaran Kondisi Potensiometer Tengah (Penyearah Setengah Gelombang). Gambar 4.3. Tegangan Keluaran Kondisi Potensiometer Maksimum (Penyearah Setengah Gelombang).
3 23 Gambar 4.4. Tegangan Thyristor Kondisi Potensiometer Minimum (Penyearah Setengah Gelombang). Gambar 4.5. Tegangan Thyristor Kondisi Potensiometer Tengah (Penyearah Setengah Gelombang).
4 24 Gambar 4.6. Tegangan Thyristor Kondisi Potensiometer Maksimum (Penyearah Setengah Gelombang). Percobaan ini menghasilkan bentuk penyearah setengah gelombang dengan sudut picu tertentu yang dikarenakan efek thyristor. Bentuk tegangan keluaran pada resistor beban dan tegangan thyristor yang diharapkan terlihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7. Tegangan Keluaran Resistor Beban dan Tegangan Thyristor. Hasil percobaan yang didapat sesuai dengan yang diharapkan dengan analisis berikut. Dari Gambar 3.1 tegangan masukan berupa tegangan AC 220 volt. Tegangan ini diperlemah dengan menggunakan Trafo menjadi 12 Vpp pada keluarannya.
5 25 Thyristor dapat diaktifkan dengan cara memicu kaki gerbang dengan pulsa pada saat kaki anoda Thyristor lebih positif dari kaki katoda. Pada rangkaian Gambar 3.1 tersebut, saat t=0 yang terjadi adalah kaki anoda Thyristor lebih positif dari kaki katoda. Tetapi Thyristor belum aktif karena belum dipicu. Jalan pemicuannya adalah arus yang mengalir melalui resistor 100 ohm 20 watt, mengalir juga menuju resistor 100 ohm lalu ke potensiometer dan mulai mengisi kapasitor. Setelah kapasitor penuh, maka arus menuju ke dioda. Dioda mengalami bias maju yang memberikan tegangan pada kaki gerbang sehingga Thyristor mulai terpicu. Thyristor yang dalam kondisi aktif ini menyebab rangkaian menjadi hubung singkat sehingga tegangan thyristor sama dengan nol. Untuk grafik tegangan Thyristor dapat dilihat pada Gambar 4.4, ini saat kondisi potensiometer bernilai minimum. Tetapi pada resistor beban (100 ohm 20 watt) berupa tegangan masukan mulai dari thyristor terpicu sampai kondisi tidak aktifnya yang dapat dilihat pada Gambar 4.1. Jika nilai potensiometer diubah, maka saat pemicuan pun juga akan berubah. Perubahan waktu pemicuan dengan besarnya potensiometer berbanding lurus, yaitu jika nilai potensiometer diperbesar maka pemicuan menjadi lama. Pada percobaan ini, pemicuan berada diantara 0 dan 90 derajat (Gambar 4.2), dikarenakan jika lebih dari 90 derajat tegangan kaki gerbang thyristor kecil dan tidak mampu membuat thyristor aktif (Gambar 4.3). Ini terjadi saat tegangan masukan pada siklus positif. Pada siklus negatif, Thyristor mengalami kondisi tidak aktif dengan sendirinya dikarenakan arus pada kaki katoda lebih positif daripada kaki anoda. Thyristor yang tidak aktif dapat dianalogikan sebagai hubung buka sehingga tegangan thyristor sama dengan tegangan masukan (Gambar 4.6) dan tegangan pada resistor beban sama dengan nol (Gambar 4.3).
6 26 B. Penyearah Gelombang Penuh Gambar 4.8. Tegangan Keluaran Kondisi Potensiometer Minimum (Penyearah Gelombang Penuh). Gambar 4.9. Tegangan Keluaran Kondisi Potensiometer Tengah (Penyearah Gelombang Penuh).
7 27 Gambar Tegangan Keluaran Kondisi Potensiometer Maksimum (Penyearah Gelombang Penuh). Gambar Tegangan Thyristor Kondisi Potensiometer Minimum (Penyearah Gelombang Penuh).
8 28 Gambar Tegangan Thyristor Kondisi Potensiometer Tengah (Penyearah Gelombang Penuh). Gambar Tegangan Thyristor Kondisi Potensiometer Maksimum (Penyearah Gelombang Penuh).
9 29 Pada percobaan ini, hasil yang diharapkan berbentuk penyearah gelombang penuh dengan sudut picu tertentu. Bentuk gelombangnya dapat dilihat pada Gambar 4.14 berikut. Gambar Tegangan Keluaran Resistor Beban dan Tegangan Thyristor. Hasil percobaan sesuai dengan yang diharapkan dengan analisis berikut. Baik saat siklus positif maupun negatif tegangan masukan, arus tetap mengalir melalui rangkaian dioda-dioda 1N4007 yang dapat juga disebut rangkaian diode-bridge penyearah. Sehingga untuk kedua siklus ini, kaki anoda thyristor selalu lebih positif dari kaki katodanya tiap pergantian siklus. Tegangan keluaran (tegangan resistor beban) berbentuk sinus yang sudah disearahkan (Gambar 4.8, Gambar 4.9, Gambar 4.10). Thyristor akan aktif saat pemicuan terjadi. Namun tidak sepenuhnya thyristor berada pada kondisi aktif secara terus menerus. Pada saat terjadi pergantian siklus sesaat (saat beda tegangan anoda dan katoda thyristor bernilai 0 V), menyebabkan thyristor tidak aktif sesaat. Setelah itu kaki anoda bernilai lebih positif dari kaki katoda pada siklus selanjutnya (siklus negatif tegangan masukan) dan hanya menunggu pemicuan untuk membuat thyristor aktif. Tegangan yang dapat memicu kaki gerbang bergantung pada nilai potensiometer. Untuk Gambar 4.8 didapatkan bila nilai potensiometer diambil minimum. Gambar 4.9 didapat saat potensiometer bernilai sekitar 14 kilo ohm. Dan Gambar 4.10 didapat saat potensiometer bernilai lebih dari 14 kilo ohm. Tegangan Thyristor membentuk grafik kebalikan dari
10 30 tegangan resistor beban. Ini terlihat pada Gambar 4.11, dimana tegangan thyristor bernilai nol yang menunjukkan kondisi Thyristor aktif atau bisa dianggap sebagai hubung singkat. Begitu juga dengan analisis grafik tegangan Thyristor pada Gambar 4.12 dan Gambar Topik 2. Rangkaian Osilasi Pencuplik. Percobaan ini menghasilkan gelombang DC yang berosilasi atau dapat juga dikatakan sebagai gelombang kotak seperti keluaran timer. Bentuk gelombang DC dan gelombang keluaran yang diharapkan terlihat pada Gambar Gambar Tegangan DC dan Tegangan Resistor Beban. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tegangan resistor beban berosilasi dan membentuk gelombang kotak dengan analisis berikut. Pada rangkaian Gambar 3.3 dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu rangkaian yang berfungsi sebagai pembangkit pulsa dan rangkaian yang berfungsi sebagai penghasil gelombang kotak.
11 31 Gambar Rangkaian Pembangkit Pulsa. Dari Gambar 4.16 dapat dianalisis bahwa saat pertama (t = 0s) UJT tidak aktif. Arus tidak mengalir dari kaki E menuju kaki B1 pada UJT. Arus mengalir dari sumber tegangan V bb menuju resistor 100 ohm menuju potensiometer kemudian mengisi kapasitor C1. Lama pengisian kapasitor dapat dilihat pada rumus 4.1. Pengisian Pengisian RC ( 100 R )(0.1uF) Potensiometer (4.1) Beda tegangan pada kaki B1 UJT terhadap bidang bumi menghasilkan tegangan 0 Volt (tidak ada tegangan). Setelah kapasitor C1 penuh, kapasitor C1 mengosongkan muatannya. Arus kemudian mengalir melalui kaki E menuju kaki B1 (UJT). Kondisi UJT menjadi aktif. Waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan kapasitor C1 dapat dilihat pada rumus 4.2. Pengosongan Pengosongan RC (4.2) RB 1(0.1uF) Nilai hambatan pada kaki B1 (R B1 ) dapat dihitung melalui lebar pulsa yang keluar dari UJT (tegangan V B1g ) terhadap bidang bumi. Rumus 4.2 yang merupakan waktu untuk membuat 1 pulsa V B1g sama dengan juga waktu pengosongan kapasitor
12 32 C1. Beda tegangan kaki B1 (UJT) terhadap bidang bumi memiliki nilai walaupun kecil. Dari rangkaian Gambar 3.3, variabel resitor (potensiometer) berfungsi sebagai pengatur lamanya pengisian kapasitor C1. Jika nilai variabel resistor tersebut diperbesar maka pengisian kapasitor berlangsung secara lama. Begitu pula sebaliknya, jika nilai variabel resistor diubah minimum, maka pengisian kapasitor berlangsung secara lebih cepat. Oleh karena itu, perubahan nilai potensiometer akan mengubah lebar sempitnya pulsa (waktu). Rangkaian pada Gambar 4.16 dapat dianalogikan dengan rangkaian timer yang menghasilkan nilai 1 (V cc ) dan nilai 0 (0 Volt). Namun yang membedakan dengan rangkaian timer adalah fasanya. Perbedaan ini akan dibahas pada topik peragaan selanjutnya. Bentuk gelombangnya dapat dilihat pada Gambar Gambar Gelombang pulsa yang merupakan keluaran rangkaian Gambar 4.16.
13 33 Gambar Rangkaian Penghasil Gelombang Kotak. Gambar 4.18 menunjukkan rangkaian penghasil gelombang kotak. Ini dikarenakan adanya thyristor yang berfungsi sebagai saklar. Saat kaki gerbang dipicu yang membuat thyristor aktif, maka tegangan keluaran (tegangan pada resistor beban) menjadi sama dengan Va. Tegangan ini dipertahankan sampai saat pengosongan induktor (dengan arus balik) dan kapasitor. Hal ini membuat thyristor tidak aktif dan nilai tegangan thyristor menjadi 0 Volt. Pengosongan induktor (dengan arus balik) dan kapasitor menyebabkan tegangan pada kaki anoda thyristor menjadi negatif daripada kaki katodanya. Kondisi ini dinamakan komutasi sendiri. Bentuk tegangan keluaran saat thyristor tidak aktif menjadi negatif karena tegangan pengosongan kapasitor dijumlahkan dengan tegangan pengosongan induktor lebih besar daripada tegangan supply. Duty-cycle Gambar 4.18 dapat diubah lebar sempitnya dengan cara mengubah nilai kapasitor atau induktor. Namun nilai kapasitor dan induktor pada peraga tetap karena tujuan dari percobaan ini adalah untuk menunjukkan osilasi Pencuplik. Agar membuat thyristor aktif, kaki gerbang membutuhkan suatu tegangan yang cukup. Namun keluaran dari rangkaian pulsa masih belum dapat mampu membuat thyristor on. Oleh karena itu, dibutuhkan transformator yang membuat tegangan pulsa menjadi lebih besar. Selain itu, fungsi dari transformator ini juga untuk membedakan bidang bumi dengan tujuan menyelamatkan komponen yang membutuhkan ground yang berbeda nilainya. Sedangkan dioda pada Gambar 3.3 berfungsi melindungi UJT
14 34 karena efek dari pengisian dan pengosongan arus balik induktor. Gambar 4.19 merupakan gelombang pada resistor beban. Gambar Gelombang keluaran pada resistor beban Topik 3. Rangkaian Pemicu Thyristor dengan Menggunakan UJT. Gambar 3.4 dan 3.5 dapat dibagi menjadi 2 bagian rangkaian, yaitu rangkaian penghasil pulsa dan rangkaian pemicuan thyristor. Gambar Rangkaian Penghasil Pulsa.
15 35 Tegangan Vin (220 Volt AC) pada Gambar 4.20 dikecilkan dengan menggunakan trafo. Kemudian sinyal AC yang telah diperkecil tersebut disearahkan menggunakan rangkaian diode-bridge. Itulah yang menjadi keluaran grafik tegangan V 1g. Gambar Tegangan V 1g. Setelah disearahkan, sinyal tersebut dibatasi sampai nilai puncak tegangan hanya 24 Volt. Seandainya nilai puncak tegangan lebih dari 24 Volt maka sinyal tersebut akan dipotong. Inilah fungsi dari dioda zener. Namun pada percobaan grafik tegangan V 1g tidak memiliki puncak lebih atau sama dengan 24 Volt, jadi tidak ada sinyal yang terpotong. Sinyal keluaran tersebut kemudian memasuki bagian terakhir yang menghasilkan pulsa dengan menggunakan komponen UJT. Awalnya UJT belum dapat diaktifkan karena arus mengalir untuk mengisi kapasitor. Setelah kapasitor penuh, kapasitor akan mengosongkan muatan. Inilah yang membuat UJT aktif. Kemudian sinyal keluaran V B1g menjadi berbentuk pulsa-pulsa. Grafik tegangan V 2g berbentuk sinyal gigi gergaji ini dikarenakan dampak pengisian pengosongan
16 36 kapasitor. Cara perhitungan lamanya pengisian dan pengosongan kapasitor dapat dilihat pada Persamaan 4.1 dan 4.2. Dari Persamaan 4.1 didapatkan waktu pengisian minimum 0.01 ms (saat potensiometer 0 ohm) dan waktu pengisian maksimum 50 ms (saat potensiometer 500 kilo ohm). Untuk pengosongan kapasitor karena nilai hambatan dalam UJT begitu kecil maka jika dijumlahkan dengan pengisian kapasitor dapat diabaikan. Perhitungan ini sesuai dengan hasil pada Gambar 4.22 dimana proses pengisian dan pengosongan kapasitor diperkirakan diantara 0.01 ms dan 50 ms. Pada Gambar 4.22 proses pengisian dan pengosongan kapasitor berlangsung selama 10 ms. Gambar Tegangan V 2g.
17 37 Gambar Tegangan V B1g. Kemudian grafik tegangan V B1g ini akan diperkuat dengan menggunakan transformer yang nantinya masuk melalui kaki gerbang thyristor. Tujuan perlu adanya transformer ini adalah untuk menguatkan tegangan V B1g dikarenakan adanya tegangan minimal yang harus dipenuhi kaki gerbang. Selain itu juga untuk membedakan bidang bumi atau tegangan minimum antara rangkaian penghasil pulsa dengan rangkaian pemicu thyristor. Dimana rangkaian penghasil pulsa memiliki tegangan minimum 0 Volt, sedangkan rangkaian pemicu thyristor memiliki tegangan minimum lebih kecil dari 0 Volt. Jika tidak menggunakan transformer ini maka rangkaian penghasil pulsa akan mengalami gangguan yang dapat merusak komponen. Dioda disebelah transformer bertujuan untuk mengantisipasi arus balik yang datang menuju UJT. Jika tidak ada dioda ini menyebabkan UJT menjadi panas, dan kelamaan UJT akan meledak karena arus berlebih. Rangkaian pemicu thyristor pada topik ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Ini bergantung
18 38 pada masukan tegangan awalnya. Walaupun memiliki bentuk gelombang yang berbeda, tetapi rangkaian pemicu thyristornya sama. Hal ini berarti bukan rangkaian tersebut yang mempengaruhi tetapi bergantung pada masukan yang disearahkan terlebih dahulu atau tidaknya. Gambar Rangkaian Pemicuan Thyristor. Pada penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh dengan menggunakan UJT untuk memicu thyristor mendapatkan hasil yang sama dengan menggunakan rangkaian RC. Bentuk gelombang keluaran berupa penyearah setengah gelombang dengan sudut pemicuan tertentu. Bentuk gelombang keluaran resistor beban dan thyristor yang diharapkan dapat dilihat pada Gambar 4.25.
19 39 Gambar Tegangan Keluaran Resistor Beban dan Tegangan Thyristor Penyearah Gelombang Penuh dan Penyearah Setengah Gelombang. Pada percobaan ini hasilnya sama dengan yang diinginkan. Untuk analisisnya masing-masing antara penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh dapat dilihat berikut. A. Penyearah Setengah Gelombang Penyearah setengah gelombang terjadi karena grafik tegangan keluaran mempunyai setengah siklus dari gelombang masukan. Ini dikarenakan siklus negatif tegangan masukan menghasilkan tegangan keluaran bernilai 0 Volt. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.4, dimana sinyal tegangan masukan yang belum disearahkan masuk kedalam rangkaian pemicu thyristor melalui resistor beban 100 ohm 20 watt. Nilai 0 Volt ini karena thyristor tidak dapat aktif karena nilai tegangan pada kaki katodanya lebih besar daripada kaki anoda. Sehingga thyristor mendapat arus bias balik. Oleh karena itu, thyristor dapat dianggap hilang. Pada kondisi ini tegangan
20 40 keluaran (tegangan pada resistor beban) menjadi 0 Volt karena dapat dianggap hubung singkat. Sedangkan tegangan thyristor sama dengan tegangan masukan. Pada siklus positif, thyristor dapat aktif karena kaki anoda lebih positif daripada kaki katodanya. Sehingga thyristor mendapat arus bias maju dan thyristor dapat dianggap sebagai hubung singkat. Sementara itu grafik tegangan resistor beban sama dengan tegangan masukan. Tegangan thyristor sama dengan 0 Volt. Sudut picu ini bergantung dari letak pulsa yang diatur oleh variabel resistor atau potensiometer. Dimana variabel resistor ini menentukan waktu yang dibutuhkan untuk pengisian ataupun pengosongan. Berikut ini adalah gambar grafik tegangan thyristor dan tegangan resistor beban untuk 3 kondisi nilai variabel resistor. Sudut picu pada percobaan ini berada pada 0 derajat sampai dengan 180 derajat. Ini disebabkan efek dari UJT. Jika tanpa UJT hasil yang sama dengan Topik 1 akan didapatkan. Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer minimum.
21 41 Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer ditengah-tengah. Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer maksimum.
22 42 Gambar Tegangan thyristor saat potensiometer minimum. Gambar Tegangan thyristor saat potensiometer ditengah-tengah.
23 43 Gambar Tegangan thyristor saat potensiometer maksimum. B. Penyearah Gelombang Penuh Penyearah gelombang penuh memiliki bentuk gelombang positif baik dalam siklus positif maupun siklus negatif dari tegangan masukan. Ini dapat dilihat pada Gambar 3.5, dimana sinyal masukan yang berbentuk sinusoidal disearahkan terlebih dahulu sebelum masuk pada rangkaian pemicuan thyristor. Baik siklus positif maupun negatif tegangan pada kaki anoda lebih besar daripada kaki katoda sehingga thyristor mengalami bias maju yang membuat thyristor aktif. Saat tegangan thyristor bernilai 0 Volt, maka thyristor menjadi tidak aktif. Pada penyearah gelombang penuh ini juga memiliki sudut picu yang sama dengan penyearah setengah gelombang yaitu antara 0 derajat sampai dengan 180 derajat. Ini dikarenakan peranan UJT. Untuk memperbesar atau memperkecil sudut picu dilakukan dengan mengubah nilai variabel resistor. Berikut gambar grafik tegangan keluaran dan tegangan thyristor untuk 3 nilai variabel resistor yang berbeda.
24 44 Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer minimum. Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer ditengah-tengah.
25 45 Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer maksimum. Gambar Tegangan thyristor saat potensiometer minimum.
26 46 Gambar Tegangan thyristor saat potensiometer ditengah-tengah. Gambar Tegangan thyristor saat potensiometer maksimum.
27 Topik 4. Rangkaian Pemicuan Digital. Pada percobaan ini, thyristor dapat dipicu dengan menggunakan suatu rangkaian digital dengan bentuk tegangan thyristor yang diharapkan terlihat pada Gambar Gambar Tegangan Thyristor. Hasil yang didapat saat percobaan hampir sama bergantung dengan frekuensi yang diberikan akibat keluaran rangkaian timer. Untuk analisisnya dapat dilihat berikut. Dari Gambar 3.6, dapat dilihat bahwa pemicu thyristor berupa rangkaian digital. Rangkaian digital yang dipakai adalah rangkaian timer yang menggunakan IC NE555. Tegangan keluaran yang dihasilkan dari rangkaian timer berupa sinyal kotak. Tegangan yang digunakan pada rangkaian timer tersebut diantara 5 Volt dan 10 Volt. Batas minimum ini digunakan dengan tujuan agar keluaran rangkaian timer tersebut dapat membuat thyristor aktif. Sedangkan batas maksimum 10 Volt dengan tujuan agar tidak merusak IC NE555. Grafik tegangan SCR yang dihasilkan berupa grafik sinusoidal yang terkadang nilai positifnya terpotong. Ini karena frekuensi antara sinyal masukan dan sinyal timer tidak sama. Gambar Rangkaian Timer.
28 48 Pada Gambar 4.39, resistor RA berupa potensiometer dengan nilai batas kω, resistor RB 51 kω, dan kapasitor C bernilai 0.1uF. Dari ketiga nilai tersebut dapat digunakan untuk menghitung frekuensi gelombang kotak yang akan dikerluarkan dengan menggunakan Persamaan 4.3. f 1 ln 2*( RA 2RB)* C (4.3) Dari Persamaan 4.3 dapat diketahui frekuensi minimum dan maksimum yang bekerja pada rangkaian timer Gambar 4.39 secara teoritis yaitu sebagai berikut. f min ln 2*( *51000)*10 7 f min 23.97Hz f f max max 1 ln 2*(0 2*51000)* Hz 7 Namun pada praktek frekuensi maksimum melebihi teori dikarenakan toleransi komponen yang digunakan.
29 49 Gambar Tegangan keluaran timer dengan frekuensi 200 Hz. Gambar Tegangan SCR dengan frekuensi timer 200 Hz. Gambar Tegangan keluaran timer dengan frekuensi 100 Hz.
30 50 Gambar Tegangan SCR dengan frekuensi timer 100 Hz. Dari rangkaian Gambar 3.6 dapat dianalisis saat siklus positif, SCR aktif (tergantung dengan frekuensi timer) sehingga SCR dapat dianggap hubung singkat. Sehingga tegangan SCR (V SCR ) bernilai 0 Volt. Saat masukan berada pada siklus negatif maka SCR berada pada kondisi tidak aktif dan SCR dianggap sebagai hubung buka. Ini memberikan nilai tegangan SCR sama dengan tegangan masukan. Dutycycle pada percobaan ini tidak berpengaruh pada bentuk gelombang yang dikeluarkan Topik 5. Rangkaian Pengendali Tegangan AC dengan Menggunakan Kombinasi TRIAC-DIAC. Percobaan ini menghasilkan gelombang sinusoidal dengan sudut picu tertentu. Ini dikarenakan untuk kedua siklus yaitu positif dan negatif dari gelombang masukan dilanjutkan atau disearahkan pada siklus masing-masing dengan sudut picu yang sama. Gelombang keluaran resistor beban dan TRIAC yang diinginkan pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.44.
31 51 Gambar Tegangan Keluaran Resistor Beban dan Tegangan TRIAC. Hasil yang didapat dari percobaan sesuai dengan yang diharapkan dengan analisis berikut. Rangkaian pada Gambar 3.7 menghasilkan grafik tegangan penyearah gelombang penuh yang dikendalikan dengan sebuah sudut picu TRIAC. Baik siklus positif maupun siklus negatif sinyal masukan yang melewati DIAC akan disearahkan menjadi berada pada siklus positif sebelum masuk menuju kaki gerbang TRIAC. Dengan kata lain sinyal masukan yang tadinya berbentuk sinusoidal disearahkan oleh DIAC. Saat kaki gerbang TRIAC terpicu maka TRIAC dapat dianggap sebagai hubung singkat. Jadi tegangan keluaran (tegangan resistor beban) sama dengan tegangan masukan. Di sini juga TRIAC selalu aktif baik pada siklus masukan positif maupun negatif setelah kaki gerbangnya terpicu. Bentuk tegangan keluaran juga berada sama dengan siklus tegangan masukan. Besar sudut picu dipengaruhi oleh lamanya pengisian dan pengosongan kapasitor yang dikendalikan oleh besarnya variabel resistor. Sudut picu yang dapat ditempuh pada percobaan ini 0 derajat sampai dengan 180 derajat. Terlebih dari itu tegangan gerbang TRIAC tidak memenuhi syarat untuk membuat TRIAC aktif. Sehingga TRIAC pada kondisi ini dapat dianggap sebagai hubung buka. Nilai tegangan keluaran menjadi 0 Volt. Sedangkan tegangan TRIAC sama dengan tegangan masukan.
32 52 Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer minimum. Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer ditengah-tengah.
33 53 Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer maksimum. Gambar Tegangan TRIAC saat potensiometer minimum.
34 54 Gambar Tegangan TRIAC saat potensiometer ditengah-tengah. Gambar Tegangan TRIAC saat potensiometer maksimum.
35 Topik 6. Penyearah Kendali Gelombang Penuh Fasa Tunggal. Penyearah kendali gelombang penuh fasa tunggal merupakan gabungan dari 2 penyearah setengah gelombang yang berbeda 180 derajat sehingga mendapatkan bentuk penyearah gelombang penuh. Hasil keluarannya sama dengan penyearah gelombang penuh murni. Bentuk gelombang tegangan keluaran resistor beban yang diharapkan terlihat pada Gambar Gambar Tegangan Keluaran Resistor Beban. Hasil percobaan ini sesuai dengan yang diharapkan Gambar 4.51 dengan analisis berikut. Pada rangkaian Gambar 3.8 dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu rangkaian penghasil pulsa dan rangkaian penyearah gelombang seperti Gambar 4.20 dan Pada percobaan ini ada 2 buah rangkaian penyearah setengah gelombang. Karena pada percobaan ini menggunakan 2 buah thyristor yang berjalan secara berkebalikan. Thyristor yang pertama berfungsi untuk menyearahkan siklus positif sinyal masukan dan memblokir siklus negatif. Sedangkan thyristor ke-2 memiliki peranan yang berkebalikan yaitu menyearahkan siklus negatif sinyal masukan dan memblokir siklus positifnya. Rangkaian penghasil pulsa terdiri dari penyearah gelombang, pemotong gelombang, dan pembentuk pulsa dengan menggunakan UJT. Pertama sinyal masukan yang berupa sinusoidal disearahkan terlebih dahulu. Dengan tujuan untuk membangkitkan 2 pulsa dalam 1 periodik. Pulsa inilah yang digunakan untuk memicu kaki gerbang pada thyristor agar dapat menghasilkan rangkaian penyearah gelombang penuh. Namun untuk memicu thyristor, kaki gerbang diberi sinyal impuls bukan sinyal sinusoidal yang telah disearahkan. Agar mendapatkan sinyal impuls tersebut maka sinyal sinusoidal yang telah disearahkan tersebut dibatasi nilai puncaknya. Dengan tujuan UJT yang digunakan tidak mendapatkan daya besar karena dapat membahayakan UJT tersebut. Sebagai
36 56 pengaman dipakai dioda zener 24 Volt. Jadi jika grafik tegangan masukan yang telah disearahkan melebihi 24 Volt akan dipotong sampai bernilai 24 Volt. Jika tegangan tersebut dibawah 24 Volt maka akan diloloskan. Kemudian barulah diproses untuk mendapatkan sinyal impuls atau dalam percobaan ini menyerupai impuls untuk memicu thyristor. Awalnya karena kapasitor baru memulai pengisian sehingga kapasitor dapat dianggap sebagai hubung singkat, maka arus mengalir menuju kapasitor dan mengisi kapasitor. Setelah batas pengisian kapasitor, kapasitor akan mengosongkan sehingga UJT mengalami bias maju. Ini membuat UJT menjadi aktif dan kapasitor mengalami pengosongan muatan. UJT yang aktif ini membuat tegangan yang masuk transformer menjadi ada (tidak 0). Namun karena bernilai kecil maka harus diperkuat agar kaki gerbang thyristor menjadi terpicu. Selain itu transformer ini juga berfungsi untuk membedakan bidang bumi atau nilai minimum yang berbeda antara rangkaian penghasil pulsa dan rangkaian penyearah gelombang. Dengan tujuan untuk melindungi UJT dari arus balik. Gambar Tegangan kapasitor.
37 57 Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer minimum. Karena tujuan dari percobaan topik ini adalah untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh maka tidak cukup dengan menggunakan 1 thyristor saja. 1 thyristor hanya mengambil peranan pada setengah gelombangnya saja. Sedangkan thyristor yang lain berperan dalam setengah gelombang yang lainnya. Masukan thyristor ini juga berbeda karena yang satu berfungsi untuk menyearahkan siklus positif sinyal masukan dan yang lain menyearahkan siklus negatif masukan. Namun pulsa yang diberikan pada tiap kaki gerbang sama. Bila potensiometer diubah nilainya maka yang berubah hanya 1 buah thyristor saja karena kedua thyristor tersebut tidak sinkron.
38 58 Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer minimum. Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer ditengah-tengah.
39 59 Gambar Tegangan resistor beban saat potensiometer maksimum Topik 7. Tugas Rancang : Step-Down Chopper. Step-Down Chopper berfungsi mengubah tegangan masukan DC menjadi tegangan keluaran DC yang lebih kecil. Rangkaian Step-Down Chopper dapat direalisasikan dengan menggunakan IC MC Dengan gambar rangkaian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.57.
40 60 Gambar Rangkaian Step-Down Chopper. MC34063 berfungsi sebagai pengatur dengan memvariasikan waktu t on dan siklus waktu switching keseluruhan. Analisis rangkaian Gambar 4.57 sebagai berikut. Awalnya transistor Q 1 dianggap tidak aktif, arus induktor I L menjadi 0, dan tegangan keluaran sama dengan tegangan keluaran yang seharusnya. Tegangan keluaran yang melalui kapasitor C o akan menurun dibawah nilai seharusnya karena arus itu adalah komponen yang satu-satunya menyuplai arus ke beban R L. Penurunan tegangan dipantau oleh rangkaian pengendali switching dan menyebabkan Q 1 saturasi. Arus induktor akan mengalir dari V in melalui Q 1 lalu induktor L kemudian menuju C o yang paralel dengan R L. Saat transistor Q 1 tidak aktif, medan magnet pada induktor mulai mengosongkan muatan sehingga membangkitkan tegangan balik yang membuat
41 61 dioda Schotkey menjadi bias maju. Arus puncak akan menurun seiring dengan energi yang disuplai untuk C o dan R L. Untuk merancang sebuah step-down yang dapat menghasilkan tegangan keluaran sebesar 15 V dari tegangan masukan 30 V, harus menentukan nilai-nilai resistor ( R 1, R 2, dan R SC ), kapasitor ( C T dan C O ), dan induktor ( L ). Sebelum menentukan nilai-nilai komponen tersebut, terlebih dahulu menentukan lama waktu siklus on ( t on menggunakan persamaan-persamaan berikut. ) dan siklus off ( t off ) berlangsung dengan t t on off V V in(min) out V V sat F V out (4.4) t on t off 1 f (4.5) ton toff t off (4.6) ton 1 t off t t t t (4.7) on on off off Nilai-nilai komponen dapat dihitung dengan menggunakan persamaanpersamaan berikut. I (4.8) pk 2 I out(max) R sc 0,3 I pk (4.9)
42 62 5 C T 4 10 t on (4.10) I PK ( ton toff ) C O (4.11) 8 V ripple ( Vpp) L V V V in(min) sat out min ton (4.12) I pk Nilai resistor R 1 dan R 2 ditentukan sendiri agar dapat menghasilkan tegangan keluaran yang sesuai dengan yang dikehendaki. Nilai tegangan keluaran dihitung dengan Persamaan (4.13) berikut. R R 2 V out 1,25 1 (4.13) 1 Dengan menggunakan Persamaan 4.4 hingga Persamaan 4.13 tersebut, diperoleh penghitungan dengan hasil sebagai berikut.
43 63 V V I V t t t t t C I R L C V in out 30V out( maz) ripple on off on off on T pk sc min O out t 15V V off t t t t 4 2 0,3 I I 100mV on on off pk V on PK 250mA I V in(min) 1 f t t 10 out off off in(min) ( t 1,25 1 V on V V I 1 20KHz t out(max) 8 10% 1 5 0,3 0,5 V sat R R 0,05ms 1, t on pk ripple 2 1 off sat t 27V F 2 off V 4 0,6 ) 250mA V out 33V 0,05ms 0,05ms 10 out t on 0,021ms 0,5A 0,5 0,05ms 8 0,1 1, ,4 27 0, ,376 28, K 10K ,5 0,5 6 15,4 11,5 s 0,028624ms ,03125mF 1,25 0,021376ms 1144,96 0,028624ms 12 1, V F 1,1 nf 0, mH Karena nilai-nilai komponen yang diperoleh dari hasil penghitungan tidak tersedia di pasaran dengan nilai yang sama persis, maka nilainya disesuaikan dengan yang ada di pasaran. Nilai-nilai komponen yang digunakan: R sc 0,5 C T 1, 1nF
44 64 C O 33 uf Lmin 0, 625mH Hasil tugas rancang dengan tegangan masukan (V in ) bernilai 28.6 Volt dapat membuat tegangan keluaran (V out ) bernilai 15 Volt. Begitu tegangan masukan diturunkan sampai diatas 15 Volt, tegangan keluaran masih bernilai 15 Volt. Setelah tegangan masukan berada kurang dari 15 Volt, maka tegangan keluaran juga akan turun dibawah 15 Volt. Bila diberi beban resistif, tidak ada dampak pada tegangan keluaran. Hal ini berarti tegangan keluaran berubah bila tegangan masukan berada dibawah spesifikasi tegangan keluaran yang diharapkan.
BAB III PERAGAAN Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang penuh).
BAB III PERAGAAN 3.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang penuh). 3.1.1. Tujuan Mempelajari bentuk gelombang penyearah setengah
Lebih terperinciGambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.
BAB II DASAR TEORI Thyristor merupakan komponen utama dalam peragaan ini. Untuk dapat membuat thyristor aktif yang utama dilakukan adalah membuat tegangan pada kaki anodanya lebih besar daripada kaki katoda.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
48 BAB I HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. HASIL PERCOBAAN 4.1.1. KARAKTERISTIK DIODA Karakteristik Dioda dengan Masukan DC Tabel 4.1. Karakteristik Dioda 1N4007 Bias Maju. S () L () I D (A) S () L ()
Lebih terperinciRANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input
Lebih terperinciPENYUSUNAN ALAT PERAGA UNTUK MATAKULIAH ELEKTRONIKA DAYA. oleh Robby Wijaya Wiminto NIM :
PENYUSUNAN ALAT PERAGA UNTUK MATAKULIAH ELEKTRONIKA DAYA oleh Robby Wijaya Wiminto NIM : 612006005 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektronika
Lebih terperinciBAB VI PEMANGKAS (CHOPPER)
BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER) Elektronika Daya ALMTDRS 2014 KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai dasar prinsip kerja chopper penaik tegangan (step-up),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. TUJUAN 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH. Membuat alat peragaan praktikum mata kuliah Elektronika Daya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. TUJUAN Membuat alat peragaan praktikum mata kuliah Elektronika Daya. 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH Mata kuliah Elektronika Daya merupakan salah satu mata kuliah elektif konsentrasi
Lebih terperinciMekatronika Modul 8 Praktikum Komponen Elektronika
Mekatronika Modul 8 Praktikum Komponen Elektronika Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan praktikum komponen elektronika Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai penerapan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka
59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog
Lebih terperinciDIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom
DIODA KHUSUS Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa mampu: mengetahui, memahami dan menganalisis karakteristik dioda khusus Memahami
Lebih terperinciNAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR
NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : 081910201059 INSTRUMENTASI DAN OTOMASI THYRISTOR Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran yang berdasarkan pada strukturpnpn. Komponen ini memiliki kestabilan
Lebih terperinciPerancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa
Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa Indah Pratiwi Surya #1, Hafidh Hasan *2, Rakhmad Syafutra Lubis #3 # Teknik Elektro dan Komputer, Universitas Syiah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciPRAKTIKAN : NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
PRAKTIKAN :. NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTIK KENDALI ELEKTRONIS Topik Praktik : Pengenalan Unit Praktikum Tanggal Praktik : (PKE-01) Kelas/
Lebih terperinciSolusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014
Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika Sabtu, 15 Maret 2014 1. Pendahuluan: Model Penguat (nilai 15) Rangkaian penguat pada Gambar di bawah ini memiliki tegangan output v o sebesar 100 mv pada saat saklar dihubungkan.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan
III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci
Lebih terperinciBAB II LANDASAN SISTEM
BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan
Lebih terperinciyaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali
BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciBAB I SEMIKONDUKTOR DAYA
BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai karakteristik semikonduktor daya yang dioperasikan sebagai pensakelaran, pengubah,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan
Lebih terperinci1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR
1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya
Lebih terperinciSOLUSI PR-08 (Thyristor dan UJT)
SOLUSI PR-08 (Thyristor dan UJT) SOAL- Tinjau rangkaian listrik di bawah ini. Sumber tegangan V i (t) = V m sin ωt merupakan tegangan jala-jala listrik (PLN) di mana Vm = 220 2 volt, dan RL mewakili resistansi
Lebih terperinciTUJUAN ALAT DAN BAHAN
TUJUAN 1. Mengetahui prinsip penyearah setengah gelombang tanpa menggunakan kapasitor 2. Mengetahui prinsip penyearah setengah gelombang menggunakan kapasitor. ALAT DAN BAHAN 1. Dioda 1N4007 1 buah 2.
Lebih terperinciNAMA : VICTOR WELLYATER NPM : : DR. SETIYONO,ST,.MT : BAMBANG DWINANTO,ST,.MT
RANCANG BANGUN PENGENDALIAN MOTOR DC BERBASIS UNIJUNCTION TRANSISTOR (UJT) SEBAGAI PENGATUR KONDUKTIVITAS SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR) DALAM SUPLAI TEGANGAN INPUT NAMA : VICTOR WELLYATER NPM : 18410369
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Bandung
LAPORAN PRAKTIKUM 6 CLIPPER Anggota Kelompok Kelas Jurusan Program Studi : 1. M. Ridwan Al Idrus 2. Zuhud Islam Shofari : 1A TEL : Teknik Elektro : D3 Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung 2017
Lebih terperinciPENYEARAH SATU FASA TERKENDALI
FAKULTAS TEKNIK UNP PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : VI PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : x 50 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA / TEI05 TOPIK : PENYEARAH
Lebih terperinciTUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!
TUGAS DAN EVALUASI 1. Apa yang dimaksud dengan elektronika daya? Elektronika daya dapat didefinisikan sebagai penerapan elektronika solid-state untuk pengendalian dan konversi tenaga listrik. Elektronika
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR
MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM
Lebih terperinciSimulasi Karakteristik Inverter IC 555
Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Affan Bachri *) *) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan Makalah ini menyajikan sebuah rangkaian inverter yang dibangun dari multivibrator
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Penelitian ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yang dapat dirumuskan menjadi 3 permasalahan utama, yaitu bagaimana merancang
Lebih terperinciNama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...
Nama Praktikan :.... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :... LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAYA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM KEGIATAN
Lebih terperinciKOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA
KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan
Lebih terperinciPENYEARAH SATU FASA TERKENDALI
FAKULTAS TEKNIK UNP PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : VIII PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : x 5 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI51 TOPIK : PENYEARAH
Lebih terperinciBAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas
BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram
Lebih terperinciHerlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
SISTEM PEMICU OPTIS IC 555-MOC 3 SEBAGAI PENGENDALI DAYA LISTRIK Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta herlambangpramono@yahoo.com Abstrak Pada rangkaian
Lebih terperinciPERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck
PEROBAAN 5 REGUATOR TEGANGAN MODE SWITHING 1. Tujuan a. Mengamati dan mengenali prinsip regulasi tegangan mode switching b. Mengindetifikasi pengaruh komponen pada regulator tegangan mode switching c.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.
Lebih terperinciElektronika Daya ALMTDRS 2014
12 13 Gambar 1.1 Diode: (a) simbol diode, (b) karakteristik diode, (c) karakteristik ideal diode sebagai sakaler 14 2. Thyristor Semikonduktor daya yang termasuk dalam keluarga thyristor ini, antara lain:
Lebih terperinciPengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor
- 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,
Lebih terperincicontrolled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas
SCR, TRIAC dan DIAC Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti pintu'. Dinamakan demikian barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup untuk
Lebih terperinciBAHAN PERKULIAHAN. Disusun Oleh : Istanto W. Djatmiko
BAHAN PERKULIAHAN Disusun Oleh : Istanto W. Djatmiko PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2007 KATA PENGANTAR Praktik Kendali Elektronis (DEL 230) dalam Kurikulum
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang dirancang merupakan sistem pengatur intensitas cahaya lampu Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu
Lebih terperinciKENDALI FASA THYRISTOR DAN TRIAC TANPA TEGANGAN EKSTERNAL UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA. Oleh: Drs. S u n o m o, M.T.
KENDALI FASA THYRISTOR DAN TRIAC TANPA TEGANGAN EKSTERNAL UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA Oleh: Drs. S u n o m o, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY ABSTRAK Penggunaan IC TCA 785 dan trafo
Lebih terperinciKENDALI FASA THYRISTOR SEBAGAI SISTEM PENYEARAH TIGA FASA DENGAN PENYINKRON DISKRIT UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
1 KENDALI FASA THYRISTOR SEBAGAI SISTEM PENYEARAH TIGA FASA DENGAN PENYINKRON DISKRIT UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA OLEH S U N O M O, ARIADIE CHANDRA NUGRAHA Praktikum Eletronika Daya untuk sistem tiga
Lebih terperinciPerancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1
Lebih terperinciBAB I SEMIKONDUKTOR DAYA
Semikonduktor Daya 2010 BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai karakteristik semikonduktor daya yang dioperasikan sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,
Lebih terperinciPERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER)
PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) Rangkaian Penyearah Dioda (Diode Rectifier) Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar
Lebih terperinciBAB III RANGKAIAN PEMICU DAN KOMUTASI
BAB III RANGKAIAN PEMICU DAN KOMUTASI KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai prinsip kerja rangkaian pemicu dan rangkaian komutasi. Menguasai
Lebih terperinciMekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC)
Mekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Triode AC (TRIAC) Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan mulai dilaksanakan pada Bulan
Lebih terperinciPENDIDIKAN PROFESI GURU PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
PENDIDIKAN PROFESI GURU PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 2010 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah, penulis
Lebih terperinciTHYRISTOR. SCR, TRIAC dan DIAC. by aswan hamonangan
THYRISTOR SCR, TRIAC dan DIAC by aswan hamonangan Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti pintu'. Dinamakan demikian barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang
Lebih terperinciBAB I 1. BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan konverter daya yang efisien dan berukuran kecil terus berkembang di berbagai bidang. Mulai dari charger baterai, catu daya komputer, hingga
Lebih terperinciEKSPERIMEN VIII PEMBANGKIT GELOMBANG (OSILATOR)
EKSPERIMEN VIII PEMBANGKIT GELOMBANG (OSILATOR) PENGANTAR Banyak sistem elektronik menggunakan rangkaian yang mengubah energi DC menjadi berbagai bentuk AC yang bermanfaat. Osilator, generator, lonceng
Lebih terperinciLaporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator
Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator Ahmad Fauzi #1, Ahmad Khafid S *2, Prisma Megantoro #3 #Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,
Lebih terperinciPenyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri
Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta-Tahun 2013 DAFTAR ISI Modul Pokok Bahasan Halaman 1 Rangkaian
Lebih terperinciSOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)
SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor
Lebih terperinciPraktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA
MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN
Lebih terperinciKONVERTER AC-DC (PENYEARAH)
KONVERTER AC-DC (PENYEARAH) Penyearah Setengah Gelombang, 1- Fasa Tidak terkontrol (Uncontrolled) Beban Resistif (R) Beban Resistif-Induktif (R-L) Beban Resistif-Kapasitif (R-C) Terkontrol (Controlled)
Lebih terperinciLAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O1 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK :KARAKTERISTIK DIODA I. TUJUAN 1. Pengenalan komponen elektronika dioda semi konduktor 2. Mengetahui karakteristik dioda semi
Lebih terperinciJOBSHEET SENSOR ULTRASONIC
JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian
Lebih terperinciNama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...
Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :... LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAYA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 Tatap Muka
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 32 3.1 Langkah-langkah Perancangan Langkah dalam membuat rancangan alat kontrol menormalkan fungsi sein pada mobil saat lampu hazard difungsikan ini dilandasi dengan ide awal karena
Lebih terperinciAdaptor/catu daya/ Power Supply
Adaptor/catu daya/ merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan. Rangkaian inti dari catu daya / Power Supply ini adalah
Lebih terperinciPoliteknik Gunakarya Indonesia
THYRISTOR DAN APLIKASI SCR Disusun Oleh : Solikhun TE-5 Politeknik Gunakarya Indonesia Kampus A : Jalan Cutmutiah N0.99 Bekasi Telp. (021)8811250 Kampus B : Jalan Cibarusaah Gedung Centra kuning Blok C.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran
Lebih terperinciPENYEARAH ARUS S1 INFORMATIKA ST3 TELKOM PURWOKERTO
PENYEARAH ARUS S1 INFORMATIKA ST3 TELKOM PURWOKERTO 1. Gelombang Sinus Bentuk gelombang sinus ditunjukkan seperti pada Gambar dibawah ini. Gelombang sinus tersebut sesuai dengan persamaan v = p sin θ dimana
Lebih terperinciMateri 2: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Materi 2: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER AC KE DC Rangkaian Penyearah Dioda (Rectifier) PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG
Lebih terperinciVERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5
VERONICA ERNITA K. ST., MT Pertemuan ke - 5 DIODA SEMIKONDUKTOR Resistor merupakan sebuah piranti linear karena grafik arus terhadap tegangan merupakan garis lurus. Berbeda dengan dioda. Dioda merupakan
Lebih terperinciKumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)
Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari
Lebih terperinciMODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018
MOUL 03 RANGKAIAN IOA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA AN INSTRUMENTASI PROGRAM STUI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA AN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANUNG Riwayat Revisi Rev.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
MODUL RAKTKUM ELEKTRONKA DAYA Laboratorium Sistem Tenaga - Teknik Elektro MODUL RANGKAAN DODA & ENYEARAH 1. endahuluan Dioda semikonduktor merupakan komponen utama yang digunakan untuk mengubah tegangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler
Lebih terperinciBAB 10 ELEKTRONIKA DAYA
10.1 Konversi Daya BAB 10 ELEKTRONIKA DAYA Ada empat tipe konversi daya atau ada empat jenis pemanfatan energi yang berbedabeda Gambar 10.1. Pertama dari listrik PLN 220 V melalui penyearah yang mengubah
Lebih terperinciPENGERTIAN THYRISTOR
PENGERTIAN THYRISTOR Thyristor merupakan salah satu devais semikonduktor daya yang paling penting dan telah digunakan secara ekstensif pada rangkaian elektronika daya.thyristor biasanya digunakan sebagai
Lebih terperincihubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?
1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver
Lebih terperinciPERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR
PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR 3.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan prinsip kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit clock Membedakan rangkaian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA 4.1 Amplitude Modulation and Demodulation 4.1.1 Hasil Percobaan Tabel 4.1. Hasil percobaan dengan f m = 1 KHz, f c = 4 KHz, A c = 15 Vpp No V m (Volt) E max (mvolt) E
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi
Lebih terperinciAdaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM
Adaptor Rate This Alat-alat elektronika yang kita gunakan hampir semuanya membutuhkan sumber energi listrik untuk bekerja. Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah teori catu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper dengan metode constant current untuk menghidupkan high power led berbasis microcontroller
Lebih terperinciDIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.
DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin
Lebih terperinciRANGKAIAN PENYEARAH ARUS OLEH : DANNY KURNIANTO,ST ST3 TELKOM PURWOKERTO
RANGKAIAN PENYEARAH ARUS OLEH : DANNY KURNIANTO,ST ST3 TELKOM PURWOKERTO 1. Gelombang Sinus Bentuk gelombang sinus ditunjukkan seperti pada Gambar dibawah ini. Gelombang sinus tersebut sesuai dengan persamaan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar
Lebih terperincisemiconductor devices
Overview of power semiconductor devices Asnil Elektro FT-UNP 1 Voltage Controller electronic switching I > R 1 V 1 R 2 V 2 V 1 V 2 Gambar 1. Pengaturan tegangan dengan potensiometer Gambar 2. Pengaturan
Lebih terperinci1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward
1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward C. Karakteristik dioda dibias reverse D. Karakteristik dioda
Lebih terperinci[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam matakuliah Elektronika II telah dipelajari beberapa teori tentang rangkaian common seperti common basis, common emitter, dan common collector. Salah satu penerapan
Lebih terperinciDioda Semikonduktor dan Rangkaiannya
- 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi
Lebih terperinciPengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan.
Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Definisi : Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan. Diagram blok yang umum : Aplikasi : - Mode saklar penyuplai daya,
Lebih terperinci