BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Etiologi timbulnya defek pada mandibula adalah bermacam-macam, mulai

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etiologi timbulnya defek pada mandibula adalah bermacam-macam, mulai dari kelainan kongenital dan dapatan, termasuk juga inflamasi dan gangguan perkembangan. Eksisi kista, bedah pre prostetik, sinus lifting, kerusakan tulang akibat kerusakan jaringan periodontal, resorbsi prosesus alveolaris pada rahang tak bergigi, kerusakan alveolus pasca odontektomi, memerlukan perbaikan defek tulang (Hudyono dan Pramono, 2001) Penyembuhan defek pada tulang rahang, dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain usia dan kondisi pasien, Pada usia muda penyembuhan akan berlangsung lebih cepat dibanding pada usia dewasa. Penderita penyakit sistemik bisa mempengaruhi terhadap penyembuhan tulang (Alkan, 2002). Berbagai macam teknik rekonstruksi terus dikembangkan. Integrasi fungsional dari free bone graft yang ditransplantasikan dengan struktur tulang local adalah sangat penting untuk mencapai keberhasilan. Graft atau cangkok tulang berperan penting dalam penyembuhan defek tulang, dimana graf tatau cangkok tulang menyediakan suatu kerangka matriks ekstraselluler yang sangat diperlukan dalam mempercepat pengembalian struktur dan fungsi tulang untuk membentuk tulang, karena itu material cangkok tulang seperti autograft, allograft dan xenograft dipakai sebagai bahan transplantasi untuk pengembalian defek tulang (Hudyono dan Pramono, 2001). 1

2 2 Autologous cancellous bone graft saat ini dianggap memiliki kualitas terbaik dengan osteogenesis, osteoinduksi dan osteokonduksi yang optimal, namun mempunyai kekurangan yaitu jumlahnya sedikit dan menimbulkan morbiditas pada region donor dan waktu operasi menjadi lebih panjang meningkatkan resiko infeksi dan menambah waktu anestesi serta meningkatkan resiko kehilangan darah (Ferdiansyah, 2001). Cangkok tulang yang ideal sebaiknya bersifat osteoinduktif, osteokonduktif, dan secara biomekanik stabil, bebas penyakit dan mengandung factor antigenic minimal. Tanda-tanda ini semua terdapat pada tulang autograft (Kalfas, 2001). Faktor tekanan fisiologis. Kualitas tulang yang ditransplantasikan, stabilitas fiksasi, dan keadaan jaringan lunak sekitarnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan transplantasi dan remodelingnya (Harle, 1999). Pengalaman telah memperlihatkan bahwa tulang iliaka adalah tulang yang ideal untuk rekonstruksi rahang. Transplantasi tulang rusuk sebagian besar digunakan sebagai pengganti kondilus dan rekonstruksi rahang anak-anak (Harle, 1999). Secara umum yang dimaksud dengan penyembuhan tulang atau bone healing adalah suatu yang bertujuan untuk penyembuhan, termasuk disini adalah penyembuhan patah tulang (fractures healing), penyembuhan defek tulang (osseous / bone defects), dan pertumbuhan tandur tulang (bone graft), yang dapat diketahui secara klinis, dengan pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan radiologis (Kalfas2001). Bone marrow merupakan bagian dari tulang yang antara lain mengandung Mesenchymal stem cells yang bisa berdeferensiasi membentuk osteoblast,

3 3 khondrosit, miosit dan beberapa jenis sel yang lain. Stem cells mempunyai kemampuan memperbarui diri, serta mampu menghasilkan progenitor untuk tipetipe sel: fibroblast, mioblast, adiposit, khondroblast, osteoblast dan retikuler. Sel stromal Bone marrow merupakan sel Fibroblast like diperkirakan merupakan precursor untuk beberapa fenotip sel jaringan ikat. Bone marrow diketahui mempunyai kemampuan menghasilkan jaringan kartilago dan tulang pada saat ditransplantasikan secara in vivo (Owen, 1988) serta mengubah matriks collagen menjadi kolagen tipe I dan III (Fathke dkk., 2004). Penggunaan autologous bone marrow untuk penyembuhan defek tulang memberikan hasil yang menjanjikan dalam percobaan yang dilakukan pada hewan dan manusia (Krzymaoski dkk., 1997). Bone marrow menunjukkan potensi yang baik dalam memproduksi faktorfaktor angiogenik dan deferensiasi endothel, dan pada pemberian secara lokal dapat memacu angiogenesis secara efektif dan aman (Hirata dkk., 2003). Dua tipe sel osteoprogenitor yang berperan dalam osteogenesis, yaitu IOP. (Inducible Osteo Progenitor) dan DOP (Determined osteo Progenitor) Bone marrow mengandung banyak determined OsteoProgenitor Cel (DOPC) dan Inducible Osteo Progenitor Cel (IOPC), maka bone marrow merupakan bahan graft pilihan. (Budenz dan Bernard, 1980). Berdasarkan uraian diatas maka timbul pemikiran bahwa autologous cancellous bone graft dan autologous bone marrow graft sama-sama memiliki kemampuan dalam pembentukan tulang baru pada cedera tulang.sehingga perlu dikaji pembentukan tulang baru pada masing-masing graft tersebut.

4 4 B. Perumusan masalah Apakah ada perbedaan proses pembentukan tulang baru pada cedera tulang rahang dengan pemberian autologous cancellous bone graft dibandingkan dengan autologous bone marrow graft? C. Tujuan penelitian Untuk mengetahui perbedaan proses pembentukan tulang baru antara autologous cancelous bone graft dan autologous bone marrow graft yang diaplikasikan pada cedera tulang rahang. D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagi bedah mulut dalam menggunakan autologous bone marrow graft dibandingkan autologous cancellous bone graft dalam hal pembentukan tulang baru pada perawatan cedera tulang rahang, sehingga dapat mempercepat penyembuhanya. E. Keaslian penelitian Penelitian membandingkan pemakaian autologus cancelous bone graft dan autologous bone marrow graft terhadap pembentukan tulang baru dalam hubungannya dengan perawatan cedera tulang rahang pada kelinci belum pernah dilakukan baik di lingkungan Universitas Gadjah Mada maupun diluar negeri,

5 5 penelitian yang ada hanya autologous cancellous bone graft, atau autologous bone marrow graf saja.