KEBERHASILAN PARTAI HIJAU MENJADI PARTAI BERKUASA DI NEGARA BAGIAN BADEN-WÜRTTEMBERG TAHUN 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEBERHASILAN PARTAI HIJAU MENJADI PARTAI BERKUASA DI NEGARA BAGIAN BADEN-WÜRTTEMBERG TAHUN 2011"

Transkripsi

1 KEBERHASILAN PARTAI HIJAU MENJADI PARTAI BERKUASA DI NEGARA BAGIAN BADEN-WÜRTTEMBERG TAHUN 2011 Shaviera Indriyati dan Lilawati Kurnia Program Sarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Abstrak Tulisan ini membahas tentang keberhasilan Partai Hijau menjadi partai berkuasa di Baden- Württemberg tahun Penelitian ini merupakan penelitian yang eksplanatif dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan Partai Hijau menjadi partai berkuasa di Baden-Württemberg merupakan hasil dari strategi pemenangan partai ini. Partai Hijau mengubah isu yang berkembang menjadi strategi kampanye. Isu penolakan pembangunan proyek Stuttgart 21, isu anti-nuklir, dan juga isu krisis ekonomi Jerman merupakan isu yang berkembang di Baden-Württemberg yang kemudian dijadikan strategi kampanye. Hal ini membawa pengaruh yang positif karena hasil dari pemilu menunjukan naiknya suara untuk partai Hijau. Setelah suara Partai Hijau naik pada pemilu di Landtag Baden- Württemberg tahun 2011, strategi Partai Hijau yaitu berkoalisi dengan Partai SPD untuk mendapatkan simple majority di Landtag Baden-Württemberg tahun Koalisi Partai Hijau- SPD akhirnya menempatkan Winfried Kretschmann resmi menjadi Ministerpräsident pertama dari Partai Hijau. Koalisi ini mengalahkan suara koalisi CDU-FPD untuk menempatkan Partai Hijau menjadi partai berkuasa di Baden-Württemberg. Kata Kunci : Baden-Württemberg, Partai Hijau, Pemilu Landtag, The Success of Green Party Becoming The Ruling Party in Landtag Election of Baden- Wuerttemberg in The Year 2011 Abstract This Article are explaining about The Success of Green Party becoming Ruling Party in Baden- Württemberg in the year of This research are explanative research that use qualitative methods. Output of this research showing that the success of Green Party becoming ruling party in Baden-Württemberg were results from their campaign strategies. Green Party were able to transform the latest and growing issues to become part of their campaign strategy. Issue of againts project Stuttgart 21, issue of anti-nuclear and also issue of German s economy setback or crisis were are the growing issues in Baden-Württemberg which is used by Green party as their campaign strategies. There were positive reactions as The Greens are gaining more votes on 2011 elections. After significant impact from The Greens votes on Landtag elections of Baden- Württemberg, The Greens strategies by establishing coalitions with The SPD are succeed. This means that Green-Red coalitions succesfully gain simple majority in Landtag Baden-

2 Württemberg. The Greens finally put their very first Ministerpräsident in History after beating CDU-SPD coalitions and make the Greens as ruling party of Baden-Württemberg. Keywords : Baden-Württemberg, Green Party, Elections, Landtag, Pendahuluan Republik Federasi Jerman 1 (Bundesrepublik Deutschland) merupakan negara berbentuk Federal yang memiliki 16 negara bagian. Jerman memiliki dua tingkatan pemerintahan yaitu di tingkat Federal dan di tingkat negara bagian. Kepala Pemerintahan di tingkat Federal adalah Kanselir dan Kepala Negaranya adalah Presiden. Parlemen di tingkat Federal menggunakan sistem bikameral, yang terdiri dari Bundestag dan Bundesrat. 2 Sementara Kepala Pemerintahan Negara Bagian adalah Ministerpräsident. Parlemen di Pemerintahan Negara Bagian juga menggunakan sistem bikameral, yang terdiri dari Landtag dan Landrat. 3 Warga Negara Jerman melakukan pemilu sebanyak dua kali, yaitu pemilu Bundestag dan pemilu Landtag. Pemilu Bundestag merupakan pemilihan umum untuk memilih partai politik dan anggota partai politik untuk masuk ke dalam Bundestag. Setelah pemilu Bundestag selesai, partai politik yang mendapatkan suara mayoritas akan menunjuk Kanselir. Kanselir mempunyai kekuasaan di tingkat Federal. Pemilu Landtag merupakan pemilihan umum untuk memilih partai politik dan anggota partai politik untuk masuk ke dalam Landtag. Setelah selesai pemilu Landtag, partai politik yang mendapatkan suara mayoritas akan memilih Ministerpräsident. Ministerpräsident mempunyai kekuasaan di negara bagiannya saja. Jerman mempunyai satu kanselir dan 16 Ministerpräsident. 4 1 Republik Federal Jerman atau Bundesrepublik Deutschland merupakan nama resmi dari negara Jerman. Republik Federal Jerman akan disebut sebagai Jerman di penulisan selanjutnya. 2 Sistem bikameral atau sistem dua kamar adalah sistem parlemen yang memiliki pembagian antara Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Di Pemerintah Federal Jerman, Bundestag berfungsi sebagai Majelis Rendah. Anggota Bundestag dipilih langsung oleh masyarakat Jerman. Bundesrat merupakan Majelis Tinggi. Anggota Bundesrat merupakan perwakilan masing-masing Pemerintah Negara Bagian di Jerman. 3 Landtag merupakan lembaga Parlemen Majelis Rendah di tingkat Negara Bagian. Anggota Landtag dipilih oleh masyarakat di masing-masing negara bagian di Jerman. Landrat merupakan lembaga Parlemen Majelis Tinggi di tingkat Negara Bagian. Anggota Landrat merupakan perwakilan dari masing-masing distrik di satu negara bagian 4 D.J. Sagar, Political Parties of The World : 7 th edition, ( London: John Harper Publishing, 2009) hlm

3 Bagan 1.1 Alur Kekuasaan Pemerintahan Jerman Kanselir Presiden Federal Mahkamah Konstitusi Federal Konvensi Federal Bundestag Bundesrat Landtag Pemerintah Negara Bagian Sumber : Peter Hintereder, Fakta Mengenai Jerman, (Jakarta: Penerbit Katalis, 2010) hlm Bagan 1.1 menunjukkan alur kekuasaan di Jerman mulai dari Warga Negara hingga Kanselir. Warga Negara memilih wakilnya ke dalam Bundestag dan Landtag. Partai mayoritas di Landtag berhak untuk membentuk Pemerintah Negara Bagian dan memilih Ministerpräsident. Kemudian, Pemerintah Negara Bagian mengirim wakil untuk masuk ke dalam Bundesrat. Bundesrat berfungsi untuk mengesahkan undang-undang bersama dengan Bundestag. Menurut Marc Debus, masyarakat Jerman cenderung untuk memilih partai yang menjadi oposisi di Bundestag di dalam pemilu Landtag. 5 Hal ini dilakukan untuk menghukum koalisi pemerintahan Federal yang ada. Kecenderungan ini terjadi agar partai oposisi yang menang di dalam Landtag nantinya akan masuk ke dalam Bundesrat. Di tingkat Federal, partai mayoritas di Bundestag memilih salah satu anggotanya menjadi Kanselir. Konvensi Federal terdiri dari seluruh anggota Bundestag dan beberapa anggota Landtag. Konvensi Federal merupakan badan untuk memilih Presiden Federal. Warga Negara Pada awal tahun 2011, Partai CDU (Christlich Demokratische Union Deutschlands) mengalami kekalahan di salah satu negara bagian yang merupakan basis suaranya, yaitu Baden- 5 Marc Debus, Party Competition and Government Formation in Multilevel Settings: Evidence from Germany dalam jurnal Government and Opposition, Vol. 43, No. 4, 2008, hlm

4 Württemberg. CDU telah berkuasa di negara bagian tersebut sejak tahun 1953 di negara bagian ini. Pada pemilu Landtag di Baden-Württemberg tahun 2011, CDU dan FDP (Freie Demokratische Partei) hanya meraih 67 kursi. Sementara Partai Hijau (Bündnis 90/Die Grünen) dan SPD (Sozialdemokratische Partei Deutschlands) berhasil memenangi pemilu dengan perolehan kursi sebesar 71 kursi sehingga memenuhi simple majority 50%+1 di Landtag. 6 Pada tahun 2011, CDU untuk pertama kalinya kehilangan posisi sebagai partai penguasa di Baden- Württemberg. Menjelang Pemilu Landtag 2011 di Baden-Württemberg, terdapat beberapa isu yang telah dibawa oleh Partai Hijau. Pertama, isu penutupan reaktor nuklir. Pada awal tahun 2011 terjadi bencana tsunami di Jepang yang menyebabkan adanya kebocoran reaktor nuklir di Fukushima. Kebocoran reaktor nuklir di Jepang menyadarkan masyarakat dan pemerintah Jerman tentang bahaya radiasi yang dihasilkan oleh reaktor nuklir. 7 Kedua, melemahnya ekonomi Zona Eropa. Koalisi Pemerintah Federal CDU-FDP menjanjikan ekonomi yang kuat dalam program kerjanya. Akan tetapi, melemahnya perekonomian di Zona Eropa, yang dimulai dari kebangkrutan Yunani, menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat pada koalisi CDU-FDP. 8 Ketiga, pembangunan proyek Stuttgart 21. Pembangunan stasiun kereta di Stuttgart merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang ditentang oleh Partai Hijau di Baden-Württemberg dan merupakan salah satu isu yang diangkat di kampanye tahun Pembangunan stasiun tersebut kontroversial karena menelan banyak biaya di saat ekonomi Eropa sedang lemah. 9 Masyarakat Baden-Württemberg yang tergabung dalam kelompok Infoofensive membuat proyek saingan yaitu K-21 (Kaupfbahnhof 21). Infoofensive adalah kelompok masyarakat Jerman yang menolak pembangunan proyek Stuttgart 21. K-21 dipercaya oleh masyarakat Baden-Württemberg sebagai proyek pembangunan stasiun kereta api yang lebih efisien dibandingkan Stuttgart 21. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas mengenai kemenangan Partai Hijau di pemilu Landtag Baden-Württemberg tahun 2011 dan juga menjawab pertanyaan bagaimana strategi pemenangan Partai Hijau pada pemilu ini. Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi 6 Data Pemilu Landtag sejak tahun 1946 dalam pada 18 februari 2013 pk WIB 7 Nuclear Power Plants Shut Down in Germany dalam diakses pada 17 Maret 2013 pk WIB 8 Goodbye to Berlin dalam diakses pada 17 Maret 2013 pk WIB 9 Stuttgart A City in Conflict diakses dalam diakses pada 17 Maret 2013 pk WIB

5 pada fenomena keberhasilan pertama Partai Hijau menjadi partai berkuasa di Baden- Württemberg tahun 2011 yang merupakan kemenangan yang bersejarah bagi Partai Hijau di daerah pemilihan yang menjadi basis suara bagi CDU. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya maka penelitian ini mengangkat pertanyaan penelitian: Bagaimana strategi pemenangan Partai Hijau di Baden- Württemberg tahun 2011? 2. Tinjauan Teoritis Penelitian ini menggunakan dua konsep, yaitu strategi oposisi dan rational choice. Strategi oposisi merupakan konsep dari Robert Dahl. Konsep ini menunjukkan strategi yang dilakukan oposisi untuk dapat masuk ke dalam pemerintahan. Konsep rational choice adalah konsep yang digunakan untuk melihat keputusan yang diambil oleh pemilih dan partai politik Konsep Strategi Oposisi Penelitian ini akan menggunakan konsep strategi oposisi. Menurut Robert Dahl, terdapat enam jenis strategi oposisi di dalam politik. Strategi ini digunakan oleh oposisi menghadapi pemerintah. Pemakaian strategi tersebut tergantung pada kohesi, daya saing, lokasi, dan tujuan oposisi. 10 Penelitian ini hanya menggunakan salah satu strategi oposisi yang sesuai dengan karakteristik Partai Hijau di Pemilu Baden-Württemberg. Strategi tersebut adalah oposisi berusaha untuk mendapatkan tambahan pemilih dan memperoleh tambahan kursi dalam pemilihan umum untuk parlemen, dan memusatkan perhatian kepada bagaimana cara untuk masuk dalam suatu koalisi yang memerintah dan memperoleh untung dalam bentuk kebijakan yang seusai dengan kehendak partai sebanyak mungkin dari tawar-menawar dalam koalisi. Salah satu karakteristik oposisi yang menggunakan strategi ini adalah oposisi berada dalam suatu negara yang mempunyai sistem partai politik lebih dari dua partai besar yang masing-masing kader mempunyai kedekatan dengan partai yang kuat, dan seleksi pemerintahan dalam bentuk pemilu yang secara relatif dapat dikatakan menentukan Miriam Budiardjo, Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai, (Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1998) hlm Miriam Budiardjo,Op.Cit. hlm

6 Karakteristik dari oposisi diatas tersebut sesuai dengan sistem politik di Jerman paskareunifikasi yang mempunyai empat partai besar, yaitu CDU, CSU, SPD, Partai Hijau, FDP dan Die Linke. 12 Di Baden-Württemberg, partai besar di negara bagian tersebut adalah CDU, SPD, Partai Hijau, dan FDP. Strategi oposisi ini digunakan oleh Partai Hijau ketika memenangkan pemilu di Baden-Württemberg tahun Partai Hijau sebelum pemilu tahun 2011 selalu menjadi oposisi. Partai Hijau tidak pernah menjadi bagian dari koalisi pemerintahan di Baden-Württemberg. Akan tetapi, pada tahun 2011, Partai Hijau bertambah presentase suara dan juga kursi di parlemen yang di dapat. Dengan bertambahnya kursi di parlemen, Partai Hijau bisa membentuk koalisi pemerintahan di Baden-Württemberg dengan cara berkoalisi dengan SPD. Strategi ini digunakan oleh Partai Hijau untuk dapat menjadi pemerintah di Baden- Württemberg Teori Pilihan Rasional (Rational Choice) Menurut Anthony Downs, rational choice adalah studi ekonomi politik mengenai pengambilan keputusan. Rational choice adalah metode ilmu ekonomi yang diterapkan pada ilmu politik. Rasional adalah efesiensi. Aktor yang dianggap rasional adalah seorang yang mencapai tujuannya secara efisien, mendapatkan maksimalisasi hasil dan menggunakan paling sedikit pemakaian tenaga atau biaya. 13 Aktor yang terlibat dalam penelitian ini adalah partai politik dan pemilih. Partai politik merupakan suatu lembaga penghimpun aspirasi masyarakat dan juga alat untuk memperoleh kekuasaan lewat pemilihan umum. 14 Setiap partai mempunyai ideologi yang berbeda-beda, akan tetapi dengan tujuan utama yang sama yaitu untuk masuk ke dalam pemerintahan. Ideologi merupakan senjata yang digunakan untuk setiap partai berperang di pemilu. Pemilih akan melihat partai berdasarkan ideologinya dan kebijakan yang dibuat. Pemilih menghargai partai yang menjalankan setiap tindakannya sesuai dengan ideologi, platform, dan kebijakan yang dibuat. Demi mencapai tujuan utamanya, partai melakukan tindakan rasional yaitu jujur dan bertanggungjawab terhadap ideologi dan kebijakan yang diambil Die Linke merupakan Partai Kiri yang didirikan sejak tahun Die Linke sebelumnya bernama SED (Partai Kesatuan Sosialis) di bekas Republik Demokrasi Jerman (Jerman Timur) yang kemudian setelah reunifikasi bernama PDS (Partai Sosialis Demokratis) yang kemudian mengganti nama menjadi Die Linke. 13 Anthony Downs, An Economic Theory of Democracy, (New York: Harper&Row Publisher, 1957) hlm Ichlasul Amal, Teori-teori Mutakhir Partai Politik: Edisi Kedua, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1996) hlm Anthony Downs, Op.Cit. hlm. 96 dan 113

7 Namun, menurut Margaret Levi, tidak selamanya rational choice terikat kepada asumsi maksimalisasi kebahagiaan dan keuntungan. Rational choice tidak sebatas pada motivasi manusia. Aktor dalam membuat keputusan rasional, berada pada situasi yang tidak pasti (dinamis). Mereka menilai kebutuhan dan keuntungan yang telah diperkirakan dan bertindak konsisten pada preferensi masing-masing. Partai akan menyesuaikan penampilan mereka untuk merefleksikan preferensi pemilih, akan tetapi partai tetap konsisten pada platform yang sudah dibentuk sejak awal. 16 Di dalam penelitian ini, teori rational choice digunakan sebagai pisau analisis strategi keberhasilan Partai Hijau menjadi partai berkuasa di negara bagian Baden-Württemberg tahun Masyarakat Baden-Württemberg akan memilih partai yang dapat memberikan keuntungan dalam bentuk program partai yang akan sesuai dengan pemilih. Pemilih telah kecewa dengan performa CDU ketika menjadi partai berkuasa di Baden-Württemberg sehingga Partai Hijau menjadi partai alternatif yang dipilih. Partai Hijau menolak pembangunan Proyek pembangunan stasiun kereta Stuttgart karena tidak sesuai dengan platform partai. Selain itu, Partai Hijau juga membuat program partai untuk membangun kembali ekonomi Baden-Württemberg lewat preservasi lingkungan Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif bertujuan untuk menjelaskan data yang dianalisis secara mendalam yang dilakukan oleh peneliti tentang permasalahan sosial dan material, berdasarkan pengalaman dan juga perspektif peneliti. 18 Metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan keberhasilan Partai Hijau menjadi partai berkuasa di Negara Bagian Baden-Württemberg tahun Keberhasilan Partai Hijau berdasarkan atas strategi kampanye Partai Hijau, kenaikan suara Partai Hijau di Landtag Baden- Württemberg, dan Pemilihan rekan koalisi. Data yang digunakan di dalam penelitian ini diutamakan menggunakan data sekunder, yaitu data didapat dengan melakukan studi pustaka. Untuk menganalisis strategi kampanye Partai Hijau, penulis menggunakan data sekunder bersumber dari koran, sumber internet dan majalah. Selain itu, penulis juga menggunakan data 16 Mark Irving Lichbach dan Alan S. Zuckerman, Op.Cit, hlm Program untuk Baden-Württemberg yang baru dalam diakses pada 19 Maret pk WIB 18 Jane Ritchie dan Jane Lewis, Qualitative Research Practice: A Guide for Social Science Students and Researchers, (London: Sage Publications, Ltd., 2003) hlm. 3

8 primer dengan mewawancarai Andrea Hund melalui surat elektronik, anggota Infoofensive Jerman, kelompok yang menolak pembangunan Stuttgart 21. Penulis juga menggunakan data sekunder bersumber dari buku dan jurnal untuk memenuhi data pemilu Landtag Baden- Württemberg tahun Hasil Penelitian Kemenangan Partai Hijau di Baden-Württemberg berdasarkan atas dua Strategi yaitu strategi kampanye dan strategi pembentukan koalisi. Strategi kampanye diantaranya terdapat isu penolakan proyek Stuttgart 21, Strategi Anti-Nuklir, dan Kekuatan Ekonomi Hijau. Selain itu, strategi pembentukan koalisi mempengaruhi kemenangan Partai Hijau adalah Koalisi dengan SPD Strategi Kampanye Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai strategi kampanye Partai Hijau di Landtag Baden-Württemberg tahun Pertama, strategi penolakan Stuttgart 21. Stuggart 21 merupakan proyek pembangunan stasiun dan rel Stuttgart menjadi lebih modern. Proyek ini ditentang oleh sebagian besar masyarakat Baden-Württemberg dan juga Partai Hijau. Kedua, strategi ekonomi hijau. Krisis ekonomi di Zona Eropa juga dijadikan strategi kampanye oleh Partai Hijau untuk mendorong kemenangan Partai Hijau. Ketiga, strategi kampanye anti-nuklir. Partai Hijau merupakan partai yang sejak awal pembentukannya telah mengangkat isu untuk penutupan reaktor nuklir karena efek samping yang dibawa oleh reaktor nuklir sangatlah besar dan mempunyai dampak yang sangat buruk. Penolakan Proyek Stuttgart 21 Stuttgart merupakan ibukota dari negara bagian Baden-Württemberg. Dengan luas kota ,7 m 2 dan dengan populasi kurang lebih orang, Stuttgart merupakan pusat ekonomi dan juga pusat administratif Baden-Württemberg. Stuttgart merupakan tiga besar tumpuan ekonomi Jerman dan posisi ke tujuh kota terbesar di Jerman. 19 Stuttgart dengan ekonomi yang sangat berkembang menyebabkan kebutuhan akan pembangunan yang lebih pesat. Demi mencapai Stuttgart lebih modern, internasional dan menjadi pusat bisnis Eropa maka dari 19 Reinhold Weber dan Iris Häuser, Baden-Württemberg A Portrait of the German Southwest : 6th fully revised edition. (Stuttgart: Landeszentrale für politische Bildung Baden-Württemberg, 2008).hlm. 82

9 itu dibutuhkan sarana transportasi yang lebih mudah untuk dicapai. Pemerintah Baden- Württemberg memutuskan untuk merenovasi stasiun kereta Stuttgart. Stasiun kereta Stuttgart ini akan dibangun agar mendapatkan jalur kereta api langsung dari negara-negara tetangga sekitar barat daya Jerman dan kota-kota besar lainnya di Jerman. Proyek Stuttgart 21 mengandung konsep pembaharuan stasiun kereta Stuttgart dengan cara membangun 17 rel kereta baru dan delapan lantai rel kereta bawah tanah. Kemudian, Stuttgart 21 juga akan mengganti secara keseluruhan stasiun kereta yang telah ada dan membuat rancangan yang baru yang lebih modern. Proyek yang sudah mulai direncanakan pada tahun 1988 dan diumumkan pembuatannya sejak tahun 1994, merupakan pembangunan stasiun dan rel kereta api di Stuttgart disebut juga sebagai Stuttgart 21. Terdapat beberapa konsep dibentuknya Stuttgart 2, yaitu : Membuat jalur kereta api cepat yang akan menghubungkan pusat kota dengan bandar udara internasional Baden-Württemberg; 2. Mengubah fungsi stasiun rel kereta api yang awalnya berbentuk Kopfbahnhof (stasiun utama) menjadi Durchgangsbahnhof (stasiun singgah); 3. Membuat jalur kereta api cepat sepanjang 60 kilometer antara Stuttgart dan Ulm, yang hanya akan ditempuh selama 26 menit; 4. Menjadikan Stuttgart menjadi Jantung Kota Eropa dengan bergabung dengan proyek Eropa untuk membuat jalur kereta api cepat dari Paris sampai dengan Budapest. Sejak tahun 1995, Pembangunan Proyek Stuttgart 21 dianggarkan sebesar 2,6 juta Euro. Namun pada tahun 2009, Ministerpräsident Günther Oettinger menandatangani kontrak pembangunan proyek Stuttgart 21 yang dianggarkan sebesar 4,5 juta Euro. 21 Biaya yang akan digunakan untuk membangun Stuttgart 21 ini akan ditanggung oleh beberapa pihak, yaitu Deutsche Bahn (Perusahaan Kereta Api Jerman), Bandar Udara Stuttgart, Pemerintah Federal, Pemerintah Negara Bagian, dan Pemerintah Kota. Pembangunan Stuttgart 21 ditentang oleh masyarakat Baden-Württemberg. Pada tanggal 13 Agustus 2010, orang melakukan demonstrasi untuk menghentikan pembangunan 20 Stuttgart 21 : Empat Milyar Dollar Perbaikan dalam pada 16 April 2013 pk WIB 21 Pimpinan Perusahaan Kereta Jerman Mendukung Stuttgart 21 Meskipun Biaya yang Tinggi dalam pada 12 April 2013 pk

10 Stuttgart 21. Sebanyak orang ini bergandengan tangan berjalan untuk berdemonstrasi di depan kantor walikota Stuttgart. 22 Menurut penelitian Mannheim Research Center, sebanyak 60% masyarakat Baden- Württemberg menyatakan bahwa isu pembangunan Stuttgart 21 sangat penting dalam memutuskan pilihan suara pada pemilu Landtag tahun Presentase jumlah masyarakat Baden-Württemberg yang menolak pembangunan proyek Stuttgart 21 adalah 55%. 28% masyarakat Baden-Württemberg menolak proyek Stuttgart 21 karena biaya yang mahal, 12% karena proyek ini tidak bermanfaat, 5% karena alasan preservasi lingkungan, 5% karena kekhawatiran terhadap masalah teknis, dan 5% karena tidak transparannya keputusan yang diambil oleh pemerintah. 23 Isu Pembangunan proyek Stuttgart 21 adalah isu yang menyebabkan penurunan citra CDU. Mannheim Research Center juga membuat survey mengenai peran partai politik dalam pembangunan proyek Stuttgart 21. Pada November 2010, 34% masyarakat Baden-Württemberg memilih CDU dalam pemilu Landtag, 26% memilih Partai Hijau, 19% memilih SPD, dan 5% memilih FDP. Data ini menunjukkan proyek Stuttgart 21 menurunkan suara di CDU. Pada pemilu Landtag tahun 2006, CDU memperoleh 44,5% suara, sedangkan pada survey yang dilakukan Mannheim Research Center hanya 34% suara. Di sisi lain, suara Partai Hijau mengalami kenaikan. Pada pemilu Landtag tahun 2006 perolehan suara Partai Hijau hanya 11,7%, sedangkan pada survey ini mendapatkan 26% suara Gerakan Anti-nuklir Gerhard Schröder, pada koalisi pemerintahan Federal SPD-Partai Hijau, telah mengeluarkan kebijakan pemerintah untuk menutup seluruh reaktor nuklir Jerman hingga tahun Kebijakan ini kemudian dihentikan pada masa pemerintahan Angela Merkel. Pada tahun 2010, Angela Merkel menetapkan untuk menunda penutupan reaktor hingga 12 tahun. 25 Namun setelah terjadi kebocoran reaktor nuklir di Jepang, Merkel melakukan penutupan tujuh reaktor 22 Stasiun Stuttgart Membawa orang dalam pada 16 April 2013 pk WIB 23 Survey Stuttgart 21 dan pengaruh terhadap pemilu Landtag 2011 dalam Extra_BaWue_Nov_2010/ diakses pada 29 juni 2013 Pk WIB Energi Nuklir Jerman di dalam pada 10 April 2013 pk WIB

11 nuklir. Tujuh reaktor nuklir yang ditutup ini merupakan reaktor yang dibuat sebelum tahun 1980 dan sudah dianggap tidak layak untuk tetap beroperasi. 26 Keputusan yang diambil oleh Merkel untuk menutup tujuh reaktor ini bukan keputusan yang sesuai dengan prinsip partainya yaitu mendukung kestabilan ekonomi lewat pengadaan reaktor nuklir. Reaktor nuklir sangat efisien untuk menopang industri Jerman. CDU merupakan salah satu partai yang mendukung adanya reaktor nuklir di Jerman. Langkah politik yang diambil Merkel untuk menutup tujuh reaktor nuklir merupakan langkah yang justru melemahkan kekuatan CDU dan makin menguatkan Partai Hijau. Kebocoran reaktor nuklir di Jepang dan penutupan tujuh reaktor nuklir di Jerman semakin menguatkan isu yang dibawa oleh Partai Hijau yaitu tentang bahaya reaktor nuklir. Masalah penutupan reaktor nuklir bukan merupakan tugas dari pemerintah negara bagian, tetapi tugas dari pemerintahan Federal. Namun, isu kebocoran reaktor nuklir di Jepang menjadi faktor pendorong naiknya suara yang didapat oleh Partai Hijau karena sesuai dengan cita-cita partai Kampanye Kekuatan Ekonomi Hijau Jerman merupakan negara industri terbesar di Eropa. Industri mobil seperti BMW, Volkswagen, Porsche, Mercedes-Benz merupakan buatan Jerman yang terkenal di seluruh dunia. Selain itu, industri kimia juga berkembang di Jerman seperti Bayer, BSAF, dan Hoeschs. Jerman merupakan negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia setelah Amerika Serikat, Cina, Jepang, dan India. Jerman mempunyai populasi 83 juta orang dan PDB 3,6 Triliyun Dollar Amerika. Penghasilan per kapita Jerman merupakan penghasilan tertinggi di dunia, yaitu sebesar $ Jerman merupakan salah satu negara yang paling berpengaruh di Eropa dan dunia karena ekonominya yang kuat. 27 Pada tahun 2009, Jerman mengalami krisis ekonomi. PDB Jerman pada tahun 2009 turun hingga minus 6%. Tingkat PDB pada tahun 2009 merupakan PDB terendah. Tingkat pengangguran Jerman hingga sebesar 10,1% pada masa krisis Jerman tahun Tingkat pengangguran pada tahun 2009 naik 3% dari tahun Jerman akan Menutup Tujuh Reaktor Nuklir di dalam nuclear-reactors / html pada 10 April 2013 pk Patrick B. Wethers, Europe : Financial Crisis and Security Issues, (Nova Science Publisher, New York, 2011) hlm. 210

12 Krisis yang dialami Jerman ini berdampak pada banyak perusahaan yang mengalami resesi akibat konsumen dan investor yang menahan keluarnya uang. Perusahaan mobil Jerman pun seperti Volkswagen mengalami kebangkrutan karena banyak berkurangnya ekspor. Krisis ekonomi di Jerman dimulai ketika akhir dari masa koalisi pemerintahan Federal CDU-SPD. Kemudian CDU/CSU 28 -FDP merupakan partai pemerintah di Jerman sejak tahun CDU merupakan volkspartei, yaitu partai massa di Jerman. Ciri khas dari CDU adalah partai Kristen yang konservatif. FDP merupakan partai liberal yang mengutamakan pada ekonomi liberal dan pro-bisnis. Pada periode , CDU/CSU-FDP membuat perjanjian koalisi, yaitu visi pertumbuhan, edukasi, dan kesatuan. Visi pertumbuhan, edukasi, dan kesatuan, kemudian diturunkan menjadi berbagai misi. Berbagai misi tersebut adalah pertumbuhan ekonomi, pemulihan dari krisis, semakin terbukanya lapangan pekerjaan, dan lain-lain. 29 Tabel 3.1 Tingkat Pertumbuhan PDB tahun Tahun PDB -5.1% 3.6% 3.1% Sumber: #axzz2r7whg1l1 Tabel 3.1 menunjukkan tingkat pertumbuhan PDB Jerman dari tahun Tabel ini memperlihatkan pertumbuhan PDB Jerman pada masa koalisi pemerintahan Federal CDU/CSU-FDP pada tahun Tingkat PDB Jerman mengalami kenaikan dari tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 8,7 % dalam jangka waktu satu tahun. Pertumbuhan PDB ini memperlihatkan peningkatan ekonomi pada masa koalisi pemerintahan CDU/CSU-FDP tahun 2011, tetapi belum dapat menuntaskan krisis ekonomi Jerman. Tabel 3.2 Tingkat Pengangguran Tahun Tahun CDU/CSU merupakan dua partai yang tergabung dalam fraksi yang bersifat permanen. Fraksi dapat dibentuk oleh partai-partai yang berhaluan sama dan tidak bersaing di salah satu negara bagian. CSU merupakan partai Kristen yang hanya berafiliasi di negara bagian Bavaria, sedangkan CDU merupakan Partai Kristen yang mempunyai massa di seluruh negara bagian, kecuali Bavaria. CDU tidak terjun langsung di Bavaria karena negara bagian ini mempunyai kedekatan tersendiri dengan CSU. 29 Growth, Education, Unity : The Coalition Agreement between CDU, CSU, and FDP di dalam diunduh pada 21 April 2013 pk WIB.

13 Tingkat Pengangguran 7.7% 7.1% 6% Sumber : #axzz2r7whg1l1 Tabel 3.2 menunjukkan tingkat pengangguran di Jerman pada masa koalisi pemerintahan Federal Cdu/CSU-FDP pada tahun Data ini memperlihatkan kondisi ekonomi Jerman yang belum sepenuhnya pulih dengan tingkat pengangguran yang hanya turun 0,6 % dari 7,7 % pada tahun 2009 ke 7,1 % dan turun 1,1 % pada tahun Pada pemilu Baden-Württemberg tahun 2011, Partai Hijau mencanangkan 11 program utama. Program pertama yang diangkat oleh Partai Hijau adalah mengenai kekuatan ekonomi hijau. Ekonomi hijau dapat dilakukan dengan cara mempromosikan industri yang menghemat sumber daya, meningkatkan iklim dan teknologi lingkungan, serta perlindungan lingkungan yang kuat. Partai Hijau ingin memodernisasi perekonomian secara ekologis sehingga perusahaan terus memainkan peran utama di global pasar. Partai Hijau beranggapan bahwa mobilitas yang berkelanjutan adalah masa depan industri otomotif. Industri Kerajinan dan perusahaan kecil tidak banyak mengonsumsi energi, sehingga memainkan peran sentral dalam mendukung pergeseran ke arah pasokan energi berkelanjutan. 30 Strategi kampanye ketiga Partai Hijau adalah Kekuatan Ekonomi Hijau. Pemerintahan CDU/CSU-FDP merupakan koalisi pemerintahan Federal yang diharapkan dapat memulihkan krisis di Jerman. Janji koalisi CDU/CSU-FDP adalah semakin terbukanya lapangan kerja namun janji ini tidak terwujud, dan tingkat pengangguran yang masih tinggi. Hal ini menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap koalisi ini. Di Baden-Württemberg, koalisi partai yang sama menjadi pemerintah sejak tahun Tidak terpenuhinya janji koalisi di tingkat Federal pun ikut berpengaruh terhadap koalisi di negara bagian, karena hanya pemerintah di tingkat Federal yang bisa mengatur ekonomi di keseluruhan negara Jerman. Untuk itu, masyarakat mencari alternatif partai selain koalisi yang telah gagal di dalam janjinya. Menurut Marc Debus, masyarakat Jerman cenderung untuk memilih partai yang menjadi oposisi di Bundestag di dalam pemilu Landtag. 31 Hal ini dilakukan untuk menghukum koalisi pemerintahan Federal yang ada. Kecenderungan ini terjadi agar partai oposisi yang menang di dalam Landtag nantinya akan masuk ke dalam Bundesrat. (Lihat Bagan 1.1) Program Utama Untuk Baden-Württemberg yang Baru dalam diakses pada 3 Juli 2013 pk WIB 31 Marc Debus, Op.Cit.hlm. 509

14 Kemudian, partai oposisi di Bundestag menjadi mayoritas di Bundesrat, sehingga partai pemerintahan tidak mudah untuk membuat kebijakan karena kebijakan dapat dibuat dengan adanya kesepakatan dari Bundestag dan Bundesrat. Contohnya, pada koalisi pemerintahan SPD- FDP tahun , CDU menjadi mayoritas di Bundesrat dan juga pada tahun Pada fenomena keberhasilan Partai Hijau menjadi partai berkuasa di Baden-Württemberg tahun 2011, CDU-FDP kalah karena masyarakat menghukum koalisi ini yang tidak berhasil mengeluarkan Jerman dari krisis ekonomi. Berkoalisi dengan SPD Jerman mempunyai aturan formal untuk membentuk koalisi di parlemen. Aturan ini dilakukan untuk mendapatkan suara mayoritas di dalam parlemen. Koalisi dibentuk setelah pemilihan umum selesai. Koalisi biasanya dibentuk dengan dua atau lebih partai untuk mencapai simple majority yaitu 50%+1. Koalisi tidak perlu dibentuk apabila suatu partai telah mendapatkan suara mayoritas di parlemen. Terdapat beberapa cara untuk membentuk koalisi, yaitu (1) koalisi yang berdasarkan kemiripan ideologi, (2) koalisi hanya untuk memenuhi kuota mayoritas di dalam parlemen tanpa mempertimbangkan perbedaan ideologi. 33 Aturan koalisi tidak hanya pada pemerintahan Federal Jerman, akan tetapi juga ada pada tingkatan pemerintah negara bagian. Pada pemerintahan di Baden-Württemberg, koalisi pemerintahan telah dibentuk sejak Namun pada tahun CDU sudah memperoleh kursi mayoritas sehingga tidak perlu membentuk koalisi. Selain itu, CDU berkoalisi dengan FDP dan berkoalisi dengan SPD. Pada pemilu tahun 2011, Partai Hijau mendapatkan 36 kursi, CDU 60 kursi, SPD 35 kursi, dan FDP 5 kursi. Untuk dapat mengirimkan Ministerpräsident ke dalam pemerintahan, Partai Hijau hanya mempunyai satu opsi yaitu berkoalisi dengan SPD. Selain itu, apabila CDU ingin memerintah lagi di Baden-Württemberg, partai ini harus berkoalisi dengan Partai Hijau. Namun, Partai Hijau tidak mungkin melewatkan kesempatan untuk mengirimkan kandidatnya menjadi Ministerpräsident untuk pertama kalinya. Di lain pihak, Partai Hijau tidak pernah berkoalisi dengan CDU di tingkat nasional ataupun di negara bagian yang populasi dan luasnya 32 Marc Debus, Op.Cit. hlm Daniela Gianetti dan Kenneth Benoit, Intra-Party Politics and Coalition Governments, (Oxon: Routledge, 2009) hlm. 11

15 besar. CDU pernah berkoalisi di Hamburg dan Saarland, namun umur dari koalisi ini tidak berjalan lama karena adanya ketidakcocokan antara kedua partai. 34 Setelah pemilu Baden-Württemberg, Partai Hijau akhirnya melakukan kerjasama dalam bentuk koalisi dengan SPD. Di dalam koalisi ini, Partai Hijau-SPD hanya mempunyai selisih empat kursi dengan oposisinya CDU-FDP. Pada 5 Mei 2011, Winfried Kretschmann resmi menjadi Ministerpräsident pertama Partai Hijau. 5. Pembahasan Kemenangan Partai Hijau di Baden-Württemberg berdasarkan atas dua Strategi yaitu strategi kampanye dan strategi pembentukan koalisi. Strategi kampanye diantaranya terdapat penolakan proyek Stuttgart 21, Strategi Anti-Nuklir, dan Kekuatan Ekonomi Hijau. Selain itu, strategi pembentukan koalisi mempengaruhi kemenangan Partai Hijau adalah Koalisi dengan SPD. Isu kampanye pertama dari Partai Hijau adalah penolakan proyek Stuttgart 21. Partai Hijau merupakan partai yang ikut menolak pembangunan Stuttgart 21. Selain itu, masyarakat Baden-Württemberg juga menolak pembangunan Stuttgart 21 dengan melakukan demonstrasi, petisi, dan gerakan lainnya. Partai Hijau akan berusaha mengikuti para pemilih dengan cara mengambil posisi untuk menolak terhadap Stuttgart 21 sesuai dengan kehendak pemilih mayoritas demi mencapai hasil perolehan suara dari masyarakat yang ikut menolak pembangunan Stuttgart 21. Partai Hijau menolak pembangunan Stuttgart 21 karena proyek ini menghabiskan banyak biaya, padahal Jerman masih dalam tahap krisis ekonomi. Partai Hijau membuat program membangun kembali ekonomi lewat pembangunan ekonomi hijau untuk menuntaskan krisis ekonomi. Selain itu, salah satu platform dari Partai Hijau adalah grassroot democracy. Disini dapat dilihat bahwa Partai Hijau mendukung penolakan Stuttgart 21 juga karena menjunjung platform yang telah dibuatnya. Penolakan pembangunan Stuttgart 21 merupakan keinginan masyarakat Baden-Württemberg, sehingga Partai Hijau pun mendukung suara masyarakat. Partai Hijau juga tidak menyukai sikap yang dilakukan oleh CDU ketika berhadapan dengan penolakan masyarakat dengan pembangunan Stuttgart 21 lewat demonstrasi. Partai pemerintah pada saat itu, CDU tidak 34 Black-Green Talk Colours German Politics dalam pada 26 April 2013 pk WIb

16 transparan tentang berapa biaya pasti yang dikeluarkan untuk pembangunan proyek tersebut. Pada tahun 2009, pembangunan Stuttgart 21 disepakati mencapai 4,5 juta Euro. Kemudian pada tahun 2010 naik menjadi 5,9 juta Euro. 35 CDU juga bertanggungjawab atas kekerasan terhadap masyarakat Baden-Württemberg lewat penertiban demonstrasi. Partai Hijau merupakan partai oposisi yang menolak Stuttgart 21. Pembangunan proyek Stuttgart 21 tidak sesuai dengan platform Partai Hijau. Strategi kampanye Partai Hijau untuk menolak pembangunan Stuttgart 21 adalah keputusan yang rasional yang diambil sebelum pemilu. Strategi menolak pembangunan Stuttgart 21 bukan hanya mengikuti platform partai hijau, tetapi juga mengikuti mayoritas suara masyarakat Baden-Württemberg. Isu kampanye kedua Partai Hijau adalah anti reaktor nuklir. Apabila dilihat dari konsep rational choice, Partai Hijau merupakan pilihan rasional untuk dipilih paska kebocoran reaktor nuklir di Jepang karena partai ini merupakan satu-satunya partai yang sejak awal mendukung penutupan reaktor demi keamanan warganegara Jerman. Ketika pemilihan umum Baden- Württemberg pada tanggal 27 Maret 2011, hanya 16 hari sejak tsunami di Jepang, Partai Hijau unggul dan menjadi pemerintah di negara bagian Baden-Württemberg. Isu kampanye ketiga Partai Hijau adalah Kekuatan Ekonomi Hijau. Pemerintahan CDU/CSU-FDP merupakan koalisi pemerintahan Federal yang diharapkan dapat memulihkan krisis di Jerman. Janji koalisi CDU/CSU-FDP adalah semakin terbukanya lapangan kerja namun janji ini tidak terwujud, dan tingkat pengangguran yang masih tinggi. Hal ini menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap koalisi ini. Di Baden-Württemberg, koalisi partai yang sama menjadi pemerintah sejak tahun Tidak terpenuhinya janji koalisi di tingkat Federal pun ikut berpengaruh terhadap koalisi di negara bagian, karena hanya pemerintah di tingkat Federal yang bisa mengatur ekonomi di keseluruhan negara Jerman. Untuk itu, masyarakat mencari alternatif partai selain koalisi yang telah gagal di dalam janjinya. Menurut Marc Debus, masyarakat Jerman cenderung untuk memilih partai yang menjadi oposisi di Bundestag di dalam pemilu Landtag. 36 Hal ini dilakukan untuk menghukum koalisi pemerintahan Federal yang ada. Kecenderungan ini terjadi agar partai oposisi yang menang di dalam Landtag nantinya akan masuk ke dalam Bundesrat. (Lihat Bagan 1.1) 35 Pimpinan Perusahaan Kereta Jerman Mendukung Stuttgart 21 Meskipun Biaya yang Tinggi dalam pada 12 April 2013 pk Marc Debus, Op.Cit.hlm. 509

17 Kemudian, partai oposisi di Bundestag menjadi mayoritas di Bundesrat, sehingga partai pemerintahan tidak mudah untuk membuat kebijakan karena kebijakan dapat dibuat dengan adanya kesepakatan dari Bundestag dan Bundesrat. Contohnya, pada koalisi pemerintahan SPD- FDP tahun , CDU menjadi mayoritas di Bundesrat dan juga pada tahun Pada fenomena keberhasilan Partai Hijau menjadi partai berkuasa di Baden-Württemberg tahun 2011, CDU-FDP kalah karena masyarakat menghukum koalisi ini yang tidak berhasil mengeluarkan Jerman dari krisis ekonomi. Strategi pemilihan rekan koalisi Partai Hijau adalah berkoalisi dengan SPD. Strategi ini merupakan faktor utama di dalam kemenangan Partai Hijau. Partai Hijau hanya bisa berkoalisi dengan SPD agar dapat menjadi partai berkuasa di Baden-Württemberg. Konsep rational choice digunakan pada saat Partai Hijau berkoalisi dengan SPD. Partai Hijau memilih SPD menjadi rekan koalisi untuk dapat menjadi partai berkuasa. Selain itu, SPD mendapatkan keuntungan untuk dapat masuk ke dalam pemerintah dengan menjadi rekan koalisi dengan Partai Hijau. Berkoalisi dengan SPD menjadi keputusan yang rasional bagi keduanya sesuai dengan konsep rational choice dari Margaret Levi, yaitu aktor (Partai Hijau) menilai kebutuhan dan keuntungan yang telah diperkirakan dan bertindak konsisten pada preferensi masing-masing. Strategi oposisi digunakan oleh Partai Hijau sebelum pemilu tahun Partai Hijau selalu menjadi oposisi dan tidak pernah masuk ke dalam pemeritahan sebelum tahun Partai Hijau sebagai partai oposisi berusaha untuk mendapatkan tambahan pemilih dan memperoleh tambahan kursi dalam pemilihan umum untuk parlemen, dan memusatkan perhatian kepada bagaimana cara untuk masuk dalam suatu koalisi yang memerintah dan mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin dari tawar-menawar dalam koalisi. Dalam hal ini, mendapatkan tambahan pemilih dan tambahan kursi dalam parlemen dengan cara dukungannya terhadap Stuttgart 21, isu kebocoran reaktor nuklir yang sejak awal diangkat partai ini lewat kebocoran reaktor nuklir di Jepang, isu krisis ekonomi di Jerman yang membuat banyaknya masyarakat Jerman yang kehilangan pekerjaannya. Selain itu juga strategi yang digunakan oleh Partai Hijau adalah berkoalisi dengan SPD yang mempunyai kemiripan ideologi dan jumlah suara yang cukup untuk menjadi rekanan koalisi. Dengan mendapatkan tambahan kursi pada tahun 2011 sebanyak 19 kursi dari pemilu sebelumnya, Partai Hijau dapat masuk ke dalam koalisi pemerintahan Baden- Württemberg dan juga berhasil mempunyai Ministerpräsident pertama dari Partai Hijau. dengan 37 Marc Debus, Op.Cit. hlm

18 menjadi Ministerpräsident, Partai Hijau memiliki posisi yang lebih kuat di pemerintahan Baden- Württemberg daripada hanya menjadi rekan koalisi ataupun oposisi. VI. Kesimpulan Pada tahun 2011 Partai Hijau berhasil menjadi partai berkuasa di Baden-Württemberg, sedangkan CDU pertama kali menjadi partai oposisi di Baden-Württemberg. Di lain pihak, Baden-Württemberg merupakan negara bagian yang mempunyai latar belakang Katolik, yang melatarbelakangi kemenangan CDU secara konsisten di negara bagian ini. CDU merupakan partai yang mempunyai posisi yang kuat di Jerman, salah satunya karena merupakan partai di pemerintahan Federal. Akan tetapi, CDU telah terbukti semakin melemah dengan kekalahannya di Baden-Württemberg, North Rhine-Westphalia, Schleswig-Holstein, dan Hamburg. Keberhasilan Partai Hijau di Baden-Württemberg pada tahun 2011 merupakan salah satu bentuk dari semakin kuatnya partai ini. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor. Pertama, penolakan proyek Stuttgart 21 yang merupakan rencana pembangunan stasiun kereta di Stuttgart yang memakan biaya hingga lima juta Euro. Stuttgart 21 mendapat banyak tentangan dari masyarakat Stuttgart karena banyaknya biaya yang akan digunakan sehingga pembangunan stasiun ini dianggap sebagai pemborosan anggaran oleh pemerintah. Dlam kasus ini, Partai Hijau menolak pembangunan Stuttgart 21. Partai ini memberikan penolakan lewat demonstrasi dan juga petisi untuk menolak Stuttgart 21. Selain itu, penolakan Partai Hijau juga diberikan lewat poster kampanye yang dibuat sebagai strategi kampanye. Kedua, strategi kampanye anti-nuklir. Kebocoran reaktor nuklir di Jepang yang diakibatkan oleh bencana alam tsunami merupakan salah satu pendukung kemenangan Partai Hijau di Baden-Württemberg tahun Bahaya akan reaktor nuklir bukan merupakan hal yang baru. Pada tahun 1975, protes penutupan reaktor nuklir di Whyl merupakan cikal bakal pembentukan Partai Hijau. Sejak terbentuk pada tahun 1980, bahaya reaktor nuklir selalu menjadi isu utama yang dibawa oleh Partai Hijau. Tidak salah bahwa isu kebocoran reaktor nuklir di Jepang mendongkrak suara Partai Hijau. Ketiga, strategi kampanye kekuatan ekonomi hijau. Krisis ekonomi di Jerman merupakan salah satu hal yang membuat menurunnya kredibilitas partai CDU dan FDP. Kedua partai ini merupakan partai koalisi pemerintahan Federal yang terpilih karena janjinya untuk memulihkan kembali perekonomian di Jerman. Pada kenyataannya krisis ekonomi di Jerman tidak sepenuhnya

19 pulih. Walaupun PDB Jerman kembali naik, namun jumlah pengangguran di Jerman masih besar. Hal ini pun berpengaruh terhadap ketidakpuasan masyarakat di Baden-Württemberg terhadap koalisi pemerintah CDU-FDP. Oleh karena itu, kedua partai ini dianggap tidak dapat menepati janji oleh masyarakat sehingga menurunkan jumlah kedua suara mereka, dan Partai Hijau menawarkan alternatif pilihan masyarakat Baden-Württemberg yaitu dengan adanya preservasi lingkungan, merupakan awal dari terbukanya lapangan pekerjaan. Terakhir, berkoalisi dengan SPD merupakan salah satu faktor di dalam kemenangan Partai Hijau di Baden-Württemberg tahun Strategi Partai Hijau untuk mengajak SPD menjadi rekan koalisi di Landtag Baden-Württemberg tahun 2011 merupakan hal yang paling tepat dilakukan karena hal tersebut satu-satunya cara untuk Partai Hijau masuk menjadi partai berkuasa. Oleh karena itu, keempat faktor kemenangan Partai Hijau di Baden-Württemberg tahun 2011 merupakan hasil dari strategi pemenangan Partai Hijau. Dengan melihat seluruh faktor kemenangan tersebut sesuai dengan konsep yang dipakai yaitu rational choice yang merupakan strategi yang digunakan Partai Hijau sebagai oposisi pada saat itu untuk memenangkan pemilu. Isu pembangunan proyek Stuttgart 21, gerakan anti-nuklir, kampanye kekuatan ekonomi hijau, dan berkoalisi dengan SPD digunakan sebagai strategi Partai Hijau untuk memenangkan pemilu Landtag di Baden-Württemberg tahun DAFTAR KEPUSTAKAAN Buku : Amal, Ichlasul. (1996).Teori-teori Mutakhir Partai Politik: Edisi kedua. Yogyakarta : Tiara Wacana. Budiardjo, Miriam. (1998). Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Downs, Anthony. (1957). An Economic Theory of Democracy. New York: Harper&Row Publisher. Gianetti, Daniela dan Kenneth Benoit. (2009). Intra-Party Politics and Coalition Governments. Oxon: Routledge. Lichbach, Mark Irving dan Alan S. Zuckerman. (1997). Comparative Politics : Rationality, Culture, and Structure. United Kingdom : Cambridge University Press, United Kingdom. Ritchie, Jane dan Jane Lewis. (2003). Qualitative Research Practice : A Guide for Social Science Students and Researchers. London : Sage Publications, Ltd.

20 Sagar, D.J. (2009). Political Parties of The World : 7 th edition, London: John Harper Publishing Weber, Reinhold dan Iris Häuser. (2008). Baden-Württemberg A Portrait of the German Southwest : 6 th fully revised edition. Stuttgart: Landeszentrale für politische Bildung Baden-Württemberg. Wethers, Patrick. (2011). Europe : Financial Crisis and Security Issues, New York : Nova Science Publisher.. Artikel Jurnal dan Majalah : Marc Debus, Party Competition and Government Formation in Multilevel Settings: Evidence from Germany dalam jurnal Government and Opposition, Vol. 43, No. 4, 2008, hlm Perjanjian Koalisi : Growth, Education, Unity : The Coalition Agreement between CDU, CSU, and FDP di dalam diunduh pada 21 April 2013 pk WIB. Laporan Survei : Data Pemilu Landtag sejak tahun 1946 di dalam ze.pdf pada 18 februari 2013 pk WIB Survei Stuttgart 21 dan pengaruh terhadap pemilu Landtag 2011 di dalam Extra/PB-Extra_BaWue_Nov_2010/ diakses pada 29 juni 2013 Pk WIB Sumber Internet : Perolehan kursi partai pada Bundestag Jerman ke-16 dalam html diakses pada 16 Februari pk WIB Black-Green Talk Colours German Politics dalam pada 26 April 2013 pk Wib Stuttgart A City in Conflict diakses dalam diakses pada 17 Maret 2013 pk WIB Nuclear Power Plants Shut Down in Germany dalam diakses pada 17 Maret 2013 pk WIB

21 Goodbye to Berlin dalam diakses pada 17 Maret 2013 pk WIB Stuttgart 21 : Empat Milyar Dollar Perbaikan dalam html pada 16 April 2013 pk WIB Pimpinan Perusahaan Kereta Jerman Mendukung Stuttgart 21 Meskipun Biaya yang Tinggi dalam pada 12 April 2013 pk Stasiun Stuttgart Membawa orang dalam pada 16 April 2013 pk WIB Energi Nuklir Jerman dalam pada 10 April 2013 pk WIB Jerman akan Menutup Tujuh Reaktor Nuklir di dalam / html pada 10 April 2013 pk Program untuk Baden-Württemberg yang baru di dalam diakses pada 19 Maret pk WIB 11 Program Utama Untuk Baden-Württemberg yang Baru dalam diakses pada 3 Juli 2013 pk WIB

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia 101 BAB 5 KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Fokus utama dari bab ini adalah menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisi jawaban yang dapat ditarik dari pembahasan dan

Lebih terperinci

SISTEM PEMILU DI JERMAN

SISTEM PEMILU DI JERMAN SISTEM PEMILU DI JERMAN Jerman merupakan demokrasi parlementer berbentuk negara federasi. Organ konstitusi yang sangat dikenal masyarakat adalah Parlemen Federal, Bundestag. Anggotanya dipilih langsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Jerman ke-18 di tahun 2013 memecahkan rekor, partai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Jerman ke-18 di tahun 2013 memecahkan rekor, partai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Pemilihan umum di Jerman ke-18 di tahun 2013 memecahkan rekor, partai Christlich Demoratische Union Deutschland/Uni Demokrat Kristen Jerman (CDU) dan kanselir

Lebih terperinci

PEMILU JERMAN 2017: PARTAI, ISU DAN MASA DEPAN POLITIK JERMAN

PEMILU JERMAN 2017: PARTAI, ISU DAN MASA DEPAN POLITIK JERMAN PEMILU JERMAN 2017: PARTAI, ISU DAN MASA DEPAN POLITIK JERMAN EKO PRASOJO DEKAN DAN GURU BESAR FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS INDONESIA Sistem Pemilihan Umum di Jerman (Pemilihan Bundestag -1)

Lebih terperinci

BAB II POLITIK PERUBAHAN IKLIM JERMAN : REFLEKSI KONDISI DOMESTIK

BAB II POLITIK PERUBAHAN IKLIM JERMAN : REFLEKSI KONDISI DOMESTIK BAB II POLITIK PERUBAHAN IKLIM JERMAN : REFLEKSI KONDISI DOMESTIK Kebijakan luar negeri adalah cerminan dari kondisi di dalam negeri. Politik perubahan iklim Jerman merupakan cerminan konstelasi politik

Lebih terperinci

KEMENANGAN KELOMPOK KONSERVATIF DALAM PEMILU DI JERMAN DAN MASA DEPAN UNI EROPA Oleh Dewi Astuti Mudji

KEMENANGAN KELOMPOK KONSERVATIF DALAM PEMILU DI JERMAN DAN MASA DEPAN UNI EROPA Oleh Dewi Astuti Mudji KEMENANGAN KELOMPOK KONSERVATIF DALAM PEMILU DI JERMAN DAN MASA DEPAN UNI EROPA Oleh Dewi Astuti Mudji Abstrak Integritas Uni Eropa kedepan dikhawatirkan akan kembali surut dari harapan untuk menjadi kompetiter

Lebih terperinci

Partisipasi Politik dan Pemilihan Umum

Partisipasi Politik dan Pemilihan Umum Partisipasi Politik dan Pemilihan Umum Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Definisi

Lebih terperinci

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky Memahami Krisis Yunani Oleh: Nicholas Cachanosky Pada saat saya menulis baris ini; sudah hampir pasti bahwa Yunani akan gagal membayar hutangnya hari ini, 30 Juni. Apa yang menuntun kepada situasi malapetaka

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

sebagai demokrasi prosedural dan demokrasi substansial. Melihat demokrasi dari sudut

sebagai demokrasi prosedural dan demokrasi substansial. Melihat demokrasi dari sudut DEMOKRASI PROSEDURAL DAN SUBSTANSIAL Oleh Qorry Aina 1306459392 Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia 1. Terdapat dua cara pandang utama untuk melihat demokrasi yakni melihat demokrasi sebagai demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari Negara kesatuan Republik indonesia melalui jajak pendapat yang. dilakukan pada Agustus 1999 dan merdeka pada 20 Mei 2002 akan

BAB I PENDAHULUAN. dari Negara kesatuan Republik indonesia melalui jajak pendapat yang. dilakukan pada Agustus 1999 dan merdeka pada 20 Mei 2002 akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Timor Leste adalah sebuah negara baru yang melepaskan diri dari Negara kesatuan Republik indonesia melalui jajak pendapat yang dilakukan pada Agustus

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. pembuatan kebijakan serta pengaplikasiannya dari awal hingga akhir masa

BAB VI PENUTUP. pembuatan kebijakan serta pengaplikasiannya dari awal hingga akhir masa BAB VI PENUTUP Mengangkat kebijakan ekonomi Ronald Reagan dalam proses pemikiran pembuatan kebijakan serta pengaplikasiannya dari awal hingga akhir masa kepemimpinannya sebagai presiden. Reagan demikian

Lebih terperinci

A. DASAR HUKUM JERMAN DALAM MENYUSUN KEBIJAKAN MENGENAI PENGUNGSI

A. DASAR HUKUM JERMAN DALAM MENYUSUN KEBIJAKAN MENGENAI PENGUNGSI BAB III KEBIJAKAN JERMAN TERHADAP PENGUNGSI DI EROPA Pada bab III akan dijelaskan mengenai kebijakan Jerman terhadap masalah pengungsi. Bab ini akan diawali dengan penjelasan mengenai aturanaturan apa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap BAB V KESIMPULAN Pada Pemilihan di Yunani lalu, kampanye formal berlangsung pendek dan dimulai pada awal Januari, yang dilakukan segera setelah dua pihak berkuasa gagal memiliki kandidat untuk upacara

Lebih terperinci

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia

Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia Ciptahadi Nugraha 10/296341/SP/23828 Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia Seperti yang kita ketahui, dalam politik pemerintahan Australia terdapat dua partai yang

Lebih terperinci

PEMILU NASIONAL DAN PEMILU DAERAH

PEMILU NASIONAL DAN PEMILU DAERAH Policy Brief [04] Kodifikasi Undang-undang Pemilu Oleh Sekretariat Bersama Kodifikasi Undang-undang Pemilu MASALAH Sukses-tidaknya pemilu bisa dilihat dari sisi proses dan hasil. Proses pemilu dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251). BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

FENOMENA PARTAI HIJAU DALAM KONTEKS POLITIK DI JERMAN

FENOMENA PARTAI HIJAU DALAM KONTEKS POLITIK DI JERMAN FENOMENA PARTAI HIJAU DALAM KONTEKS POLITIK DI JERMAN Adyawarman emilihan umum di Jerman yang berlangsung tanggal 22 September 2002 kembali membuktikan bahwa arah dan orientasi politik luar negeri dapat

Lebih terperinci

BAB IV OPINI PUBLIK SEBAGAI PENYEBAB INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA

BAB IV OPINI PUBLIK SEBAGAI PENYEBAB INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA BAB IV OPINI PUBLIK SEBAGAI PENYEBAB INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA Dalam bab IV ini penulis akan menguraikan terkait dengan pilihan Rakyat Inggris terhadap keputusan keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa.

Lebih terperinci

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1 USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1 USULAN UMUM: MEMPERKUAT SISTEM PRESIDENSIAL 1. Pilihan politik untuk kembali pada sistem pemerintahan

Lebih terperinci

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea, RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

Lebih terperinci

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia Fakultas FAKULTAS RINA KURNIAWATI, SHI, MH Program Studi http://www.mercubuana.ac.id DEFINISI

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni BAB VI KESIMPULAN Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni sejak tahun 1961 hingga 1963, akan tetapi Kennedy tetap mampu membuat kebijakan-kebijakan penting yang memiliki dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

BAB IX PENUTUP IX.1. Kesimpulan

BAB IX PENUTUP IX.1. Kesimpulan BAB IX PENUTUP IX.1. Kesimpulan Studi ini mengkaji dinamika terbentuknya pemerintahan divided atau unified yang dikaitkan dengan pembuatan kebijakan APBD pada satu periode pemerintahan. Argumen yang dikembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam

I. PENDAHULUAN. Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam pemilihan. Marketing politik digunakan untuk memperkenalkan kandidat kepada masyarakat agar

Lebih terperinci

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014 Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014 Sebaran Bidang. Berdasarkan data, bidang Polhukam menjadi bidang yang paling banyak diangkat media terpantau hari ini dengan 16 media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP Setelah menjelaskan berbagai hal pada bab 3, 4, dan 5, pada bab akhir ini saya akan menutup tulisan ini dengan merangkum jawaban atas beberapa pertanyaan penelitian. Untuk tujuan itu, saya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan 138 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Ideologi Posmarxisme Dalam Perkembangan Gerakan Anti Perang Masyarakat Global. Kesimpulan tersebut merujuk

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. - Media Elektronik : Internet, tv, dan radio. - Survei

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperuntukkan untuk rakyat. Pemilihan umum merupakan bagian dari

I. PENDAHULUAN. diperuntukkan untuk rakyat. Pemilihan umum merupakan bagian dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan sebuah wacana yang dikembangkan dengan tujuan untuk menampung aspirasi yang terdapat dalam masyarakat. Secara sederhana demokrasi dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH Policy Brief [05] Kodifikasi Undang-undang Pemilu Oleh Sekretariat Bersama Kodifikasi Undang-undang Pemilu MASALAH Demokrasi bukanlah bentuk pemerintahan yang terbaik, namun demokrasi adalah bentuk pemerintahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tasmanian Wilderness oleh Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Tasmanian

BAB 1 PENDAHULUAN. Tasmanian Wilderness oleh Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Tasmanian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skripsi ini mendiskusikan tentang politisasi kawasan konservasi Tasmanian Wilderness oleh Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Tasmanian Wilderness merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.heritage.org/index/country/japan#top>, diakses 9 Juni Japan s GDP Growth Rate, Trading Economics (daring),

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.heritage.org/index/country/japan#top>, diakses 9 Juni Japan s GDP Growth Rate, Trading Economics (daring), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan negara yang memiliki perekonomian yang baik. Hal ini dapat dilihat dari GDP Jepang yang tinggi, yaitu mencapai 38.633,71 dollar Amerika dan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat (anggota) yang menjadi cikal bakal dari partisipasi politik. Dalam meningkatkan

Lebih terperinci

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. bergabung dengan Uni Eropa, dalam memperoleh keanggotaan sebagai pengguna mata

BAB V KESIMPULAN. bergabung dengan Uni Eropa, dalam memperoleh keanggotaan sebagai pengguna mata BAB V KESIMPULAN Yunani merupakan salah satu negara anggota Uni Eropa dan juga pengguna mata uang tunggal euro. Yunani menjadi anggota resmi Uni Eropa pada tahun 1981 dan menjadi salah satu negara yang

Lebih terperinci

10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr.

10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr. Hari, Tanggal: Minggu, 21 Oktober 2012 Hal/Kol : http://zonapencarian.blogspot.com/2012/10/10- negara-yang-punya-reaktor-nuklir.html Sumber: WWW.ZONAPENCARIAN.BLOGSPOT.COM 10 Negara yang Punya Reaktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang 149 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang yang membengkak. Secara ekonomi, sebelum bergabung dengan Eurozone pemerintah Yunani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media dan demokrasi merupakan dua entitas yang saling melengkapi. Media merupakan salah satu produk dari demokrasi. Dalam sejarah berkembangnya demokrasi, salah satu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan Pemerintahan Daerah dalam. Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pemilukada perlu dilakukan untuk

I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan Pemerintahan Daerah dalam. Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pemilukada perlu dilakukan untuk I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan Pemerintahan Daerah dalam pasal 56 dan pasal 119 serta Peraturan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama

BAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama BAB V Kesimpulan Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama ekonomi melalui perjanjian perdagangan bebas dengan beberapa negara secara bilateral, seperti perjanjian perdagangan

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta

Lebih terperinci

IMPLIKASI HUKUM KOALISI PARTAI POLITIK DALAM MEMBENTUK PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF

IMPLIKASI HUKUM KOALISI PARTAI POLITIK DALAM MEMBENTUK PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF IMPLIKASI HUKUM KOALISI PARTAI POLITIK DALAM MEMBENTUK PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF Oleh I Gede D.E. Adi Atma Dewantara I Dewa Gde Rudy Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract In the

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Oleh : Ni Putu Eka Martini AR Ibrahim R. Program Kekhususan : Hukum Pemerintahan,

PROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Oleh : Ni Putu Eka Martini AR Ibrahim R. Program Kekhususan : Hukum Pemerintahan, 1 PROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Oleh : Ni Putu Eka Martini AR Ibrahim R. Program Kekhususan : Hukum Pemerintahan, Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak : Dalam makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya dalam mengikutsertakan warga negaranya dalam proses politik, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat membutuhkan energi listrik, seperti saat kita berangkat dari rumah untuk bekerja, kuliah, rekreasi, acara keluarga ataupun

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Arti, Makna, Manfaat Demokrasi Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Hubungan Masyarakat Arti, Makna dan

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon 95 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon Kepala Daerah dalam pilkada Sidoarjo 2010 Pemilihan kepala daerah secara langsung

Lebih terperinci

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini yang fokus terhadap Partai Golkar sebagai objek penelitian, menunjukkan bahwa pola rekrutmen perempuan di internal partai Golkar tidak jauh berbeda dengan partai

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5355 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilih pemula merupakan salah satu segmen pemilih dalam pemilihan umum yang menjadi sorotan dalam pemilihan umum 2014 silam. Kategori pemilih pemula sendiri, salah

Lebih terperinci

Penyelenggara Pemilu Harus Independen

Penyelenggara Pemilu Harus Independen Penyelenggara Pemilu Harus Independen SALAH satu hasil studi banding Pansus RUU Penyelenggaraan Pemilu DPR ke Meksiko dan Jerman ialah keinginan sejumlah anggota untuk menempatkan anggota partai sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai dan cita-cita

Lebih terperinci

MENGANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN DI BERBAGAI NEGARA

MENGANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN DI BERBAGAI NEGARA MENGANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN DI BERBAGAI NEGARA A. SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER Sistem pemerintahan di mana kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1 PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL Muryanto Amin 1 Pendahuluan Konstitusi Negara Republik Indonesia menuliskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan

Lebih terperinci

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Modul ke: 05 Fakultas PSIKOLOGI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Demokrasi: Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia Program Studi PSIKOLOGI Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Pengantar: Arti, Makna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah

Lebih terperinci

SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS?

SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS? SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS? Oleh: Ahmad Syariful Jamil, S.E., M.Si Calon Widyaiswara Ahli Pertama Belum selesai proses penarikan diri Inggris dari keanggotaan Uni Eropa,

Lebih terperinci

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA PERESMIAN PEMBUKAAN THE 11th JAKARTA INACRAFT, Di JCC, Rabu, 22 April 2009

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA PERESMIAN PEMBUKAAN THE 11th JAKARTA INACRAFT, Di JCC, Rabu, 22 April 2009 SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA PERESMIAN PEMBUKAAN THE 11th JAKARTA INACRAFT, Di JCC, 22-4-09 Rabu, 22 April 2009 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN PEMBUKAAN THE 11th JAKARTA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Political Marketing, Decision to choose. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Political Marketing, Decision to choose. viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In a local election in Indonesia, needs to be examined several factors that can be used by a candidate to win the election. darting through the use of political marketing is needed to be able

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan

BAB I PEDAHULUAN. Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi berarti suatu pengorganisasian negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diberitakan kemungkinan bakal menjadi calon tunggal dalam pemilihan presiden tahun 2009. Kemungkinan calon tunggal dalam pilpres

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 151 TAHUN 2000 (151/2000) TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KODIFIKASI UNDANG-UNDANG PEMILU

KODIFIKASI UNDANG-UNDANG PEMILU SEMINAR KODIFIKASI UNDANG-UNDANG NASKAH AKADEMIK RENCANGAN UNDANG-UNDANG JAKARTA, 18 MEI 2016 Anggota DPR, DPD, DPRD PERUBAHAN UUD 1945 Presiden dan Wakil Presiden PEMILIHAN Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Lebih terperinci

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Sistem pemerintahan negara Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Semuanya itu tidak terlepas dari sifat dan watak

Lebih terperinci

Indonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia?

Indonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia? {mosimage} Hafidz Abdurrahman Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Tak lama lagi, rakyat Indonesia akan kembali berpesta dalam demokrasi. Setelah beberapa waktu lalu diminta memilih wakil rakyat, kini rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, yang juga menjadi kebutuhan dasar hidup manusia, telah mengalami banyak perkembangan. Walaupun

Lebih terperinci

Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu

Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu Oleh: Hardinata Abstract In the culture of Elections in Indonesia, one of new challenge for Indonesia is the Regional Election directly initiated

Lebih terperinci

BISNIS MILITER DI THAILAND PASKA KRISIS EKONOMI ASIA TAHUN RESUME

BISNIS MILITER DI THAILAND PASKA KRISIS EKONOMI ASIA TAHUN RESUME BISNIS MILITER DI THAILAND PASKA KRISIS EKONOMI ASIA TAHUN 1998-2004 RESUME Disusun oleh : Budi Septiawan (151040062) JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DARI PABRIK KE PARLEMEN: GERAKAN BURUH INDONESIA PASCA- REFORMASI

DARI PABRIK KE PARLEMEN: GERAKAN BURUH INDONESIA PASCA- REFORMASI Published: March 2016 ISSN: 2502 8634 Volume 1, Number 6 LSC INSIGHTS The Contemporary Policy Issues in Indonesia DARI PABRIK KE PARLEMEN: GERAKAN BURUH INDONESIA PASCA- REFORMASI Nawawi Asmat Department

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (10/2), mencatat ekonomi Indonesia tumbuh

Lebih terperinci

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1 S T U D I K A S U S Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1 F R A N C I S I A S S E S E D A TIDAK ADA RINTANGAN HUKUM FORMAL YANG MENGHALANGI PEREMPUAN untuk ambil bagian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini didukung dengan berdirinya bermacam-macam partai politik. Diawali

BAB I PENDAHULUAN. ini didukung dengan berdirinya bermacam-macam partai politik. Diawali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara republik yang menganut dasar demokrasi atau kebebasan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan pemikiran. Kondisi ini didukung dengan berdirinya

Lebih terperinci

Materi Bahasan. n Definisi Partai Politik. n Fungsi Partai Politik. n Sistem Kepartaian. n Aspek Penting dalam Sistem Kepartaian.

Materi Bahasan. n Definisi Partai Politik. n Fungsi Partai Politik. n Sistem Kepartaian. n Aspek Penting dalam Sistem Kepartaian. Partai Politik Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Definisi Partai Politik. Fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita.

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepercayaan itu adalah kemauan seseorang atau sekelompok orang untuk mau memberi keyakinan pada seseorang yang ditujunya. Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA Drs. ZAKARIA Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Kehidupan Kepartaian selama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat dengan masyarakat. Bukan hanya para penyelenggara pemerintahan yang mempraktekan ilmu tersebut. Setiap

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi tahun 1998 merupakan langkah awal sistem demokrasi di indonesia yang membawa pada sistem politk yang sifatnya terbuka. Hal tersebut memungkinkan setiap

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN I. UMUM 1. Dasar Pemikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci