BAB I PENDAHULUAN. < diakses 9 Juni Japan s GDP Growth Rate, Trading Economics (daring),
|
|
- Yanti Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan negara yang memiliki perekonomian yang baik. Hal ini dapat dilihat dari GDP Jepang yang tinggi, yaitu mencapai ,71 dollar Amerika dan merupakan tertinggi ketiga di dunia. 1 Meskipun demikian, Jepang ternyata memiliki serangkaian permasalahan terkait dengan perekonomiannya. Lambat laun, tingkat pertumbuhan ekonomi Jepang terus menerus mengalami penurunan dan instabilitas, meskipun pemerintah telah melakukan berbagai macam upaya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi. Pada akhir tahun 2015, GDP Jepang mengalami penurunan sebesar 1,4%. 2 Perekonomian Jepang terus mengalami penurunan secara stabil, terlebih lagi jika dibandingkan dengan beberapa dekade lalu ketika Jepang menjadi negara maju dengan tingkat perekonomian sangat baik. Jepang juga memiliki hutang yang jumlahnya cukup besar dimana jumlah rasio dengan GDP Jepang mencapai 240%. Jepang memiliki masalah pada aging population atau peningkatan jumlah usia tua. Jepang juga memiliki krisis usia produktif. Hal ini tentu saja berakibat pada produktivitas Jepang yang nantinya dapat pula berimbas ke pendapatan negara. Di samping produktivitas, minimnya usia muda di Jepang mengakibatkan pendapatan negara terganggu apabila dilihat dari pendapatan pajak. Hal ini karena usia tua pada umumnya justru menghabiskan banyak biaya, terutama biaya kesehatan dan dana pensiun. Meskipun saat ini permasalahan aging population belum terlalu dirasakan dampaknya, akan tetapi hal ini menciptakan permasalahan ekonomi di waktu yang akan datang. Hal ini didukung pula dengan minimnya partisipasi wanita dalam dunia kerja. Jepang sangat kental menganut kebudayaan Index of Economic Freedom, Japan, Heritage (daring), < diakses 9 Juni Japan s GDP Growth Rate, Trading Economics (daring), < diakses 10 Juni
2 konfusianisme yang cenderung menempatkan laki-laki pada posisi lebih unggul. Para perempuan secara tidak langsung mengalami tekanan sosial berupa nilai dan norma (untuk menjadi ibu yang baik ketika telah berkeluarga nantinya). Mereka pun lebih memilih untuk keluar dari pekerjaan dan mengurus anak mereka (hal ini menjadikan tenaga produktif semakin terbatas), terlebih lagi dengan sulitnya kompetisi dalam dunia kerja di Jepang. 3 Kondisi ini kemudian memunculkan permasalahan baru, yaitu kecenderungan terlambat menikah atau bahkan menolak menikah dan memiliki anak karena memiliki komitmen pada pekerjaan mereka. Apabila dilihat dari segi geografis, Jepang berpotensi lebih besar terjadi bencana alam, seperti gempa bumi. Peristiwa ini telah terjadi berkali-kali dari intensitas rendah hingga tinggi. Tak jarang, pemerintah Jepang menerima dampak serius dari hal tersebut. Sebagai contohnya adalah kejadian gempa bumi di Fukushima yang berakibat pada timbulnya radiasi nuklir. 4 Hal ini secara otomatis berdampak pada segi keamanan Jepang. Selain itu, Jepang belakangan tahun terakhir harus berhadapan dengan saingan dari negara lain (terutama dari Kawasan Asia Timur). Persaingan ini juga berlangsung dalam memperebutkan pasar Jepang yang mayoritas merupakan negara-negara Asia Tenggara. Kondisi perekonomian Jepang yang terus memburuk pada akhirnya mendorong pemerintah untuk mengembangkan strategi lain untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi yang rendah. Dalam hal ini, sektor pariwisata sebagai sektor ekonomi kreatif dianggap sebagai suatu peluang untuk dikembangkan. Jepang memilih untuk mengembangkan sektor ini karena adanya trend pariwisata internasional yang memang sedang berkembang pesat. Pada awal perkembangannya, sektor pariwisata lebih menjadi perhatian di antara negaranegara berkembang. Sedangkan bagi negara maju seperti Jepang, sektor ini kurang menjadi perhatian untuk dikembangkan sehingga wisatawan pun tidak banyak yang datang untuk mengunjungi negara ini. Akan tetapi, belakangan ini 3 Drake Baer, Japan Isn t Ready for The New Reality of Its Baby Crisis, Tech Insider (daring), 22 Februari 2016, < diakses 19 Juni Marco Chi Fong Leong, Risk Perception of Nuclear Power Plants Among Northeast Asia After the Fukushima Nuclear Disaster, Asia Pacific Journal of Public Health, November 2014, vol.26, no.6, p
3 nampak telah terjadi perubahan terhadap kondisi ini. Kondisi pariwisata internasional telah mengalami tingkat pertumbuhan yang spektakuler sejak tahun 1970an. Seiring dengan berjalannya waktu, sektor pariwisata terus mengalami pertumbuhan, meskipun pada beberapa tahun sempat mengalami kondisi fluktuatif yang disebabkan oleh krisis finansial global. Pada tahun 2012, jumlah kedatangan wisatawan asing mencapai triliun wisatawan. Peningkatan sebesar 5,7% di tahun 2012 ini terjadi di mayoritas region di dunia, kecuali di kawasan Timur Tengah (karena adanya instabilitas politik). Hal ini tentunya sangat berbeda jika dibandingkan pada tahun 1970 yang hanya mencapai 166 juta wisatawan saja. Dapat dilihat bahwa jumlah spending atau pengeluaran yang dihabiskan oleh para wisatawan jumlahnya mencapai 9% dari total GDPdi seluruh dunia. 5 Kondisi ini menjadikan sektor pariwisata sebagai peluang bagi negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Pemerintah Jepang pun mengupayakan serangkaian strategi untuk meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan asing ke Jepang. Hal ini terbukti dengan peningkatan jumlah wisatawan asing mulai tahun Pada tahun 2015 Jepang berhasil menjadi tourist receiving country setelah sekian lama hanya menjadi pemasok wisatawan bagi negara lain atau tourist sending country Rumusan Masalah Bagaimana strategi pemerintah Jepang di bawah kepemimpinan Shinzo Abe dalam mendukung sektor pariwisata dan menjadikan Jepang sebagai tourist receiving country? 1.3. Landasan Konseptual Untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis akan menggunakan landasan konseptual sebagai berikut: 5 Carl Bonham, James Mak, The Growing Importance of Tourism in The Global Economy and International Affairs, Georgetown Journal of International Affairs (daring), 22 Juli 2014, < diakses 5 Mei
4 Politik dan Pengembangan Sektor Pariwisata James Elliott dalam bukunya Politics and Public Sector Management mengemukakan bahwa pada dasarnya dalam sektor pariwisata, pemerintah memiliki peranan sentral dalam mengontrol sektor tersebut. Hal ini sangat erat dengan aspek politik karena use of power menjadi hal penting dalam manajemen pariwisata. Dalam pelaksanaannya, pemerintah kemudian terbagi lagi menjadi beberapa bagian, misalnya pemerintah pusat dan pemerintah lokal. 6 Pemerintah merupakan aktor utama dalam pariwisata di dunia modern. Industri ini tidak akan mampu bertahan tanpa campur tangan dari pemerintah. Hal ini karena pemerintah lah yang memiliki power untuk menciptakan kondisi stabilitas politik, serta jaminan keamanan secara legal yang dibutuhkan oleh sektor pariwisata. Di samping itu pun pemerintah menyediakan akses, fasilitas serta infrastruktur yang dibutuhkan. Pemerintah secara keseluruhan memiliki kekuasaan, tetapi tergantung pada bagaimana pihaknya menggunakan power tersebut sesuai dengan budaya politik, kondisi politik-ekonomi serta persepsi mereka terhadap industri pariwisata. Usaha pemerintah ini kemudian dapat dilihat dari kualitas public sector management (PSM) nya. Pemerintah terlibat dalam pengembangan sektor pariwisata karena adanya kepentingan ekonomi. Dalam periode industri dan penurunan ekonomi, resesi global, serta pengangguran besar-besaran, pariwisata hadir sebagai salah satu industri yang mampu bertahan, tumbuh dan berkembang. Sektor pariwisata ini 6 James Elliot, Tourism: Politics and Public Sector Management, Routledge, London, 1997, pp
5 juga mampu menghasilkan valuta asing yang dibutuhkan oleh negara. Gambar 1: Framework analisis PSM (sumber: Politics and Public Sector Management, James Elliott) Framework di atas berisi tentang PSM dan penjelasan mengenai siapa aktor yang aktif dalam pengelolaan pariwisata sebuah negara, bagaimana sektor pariwisata itu kemudian dikelola, serta apa hasil yang dicapai dari pelaksanaan pengelolaan sektor pariwisata tersebut Nation Branding Sektor yang dikembangkan oleh nation branding antara lain adalah pariwisata, FDI dan ekspor. Dalam konsep ini, penulis hanya fokus kepada nation branding dalam scope pariwisata. Definisi nation branding dalam buku berjudul Nation Branding, Concept, Issues and Practice oleh Keith Dinnie yaitu: 5
6 the unique, multi-dimensional blend of elements that provide the nation with culturally grounded differentiation and relevance for all of its target audiences. 7 Nation branding merupakan sebuah fenomena yang kompleks karena di dalamnya memuat banyak disiplin ilmu, melebihi dari kondisi brand strategy konvensional, serta terkandung aktivitas politisasi di dalamnya. Dalam perkembangannya, banyak negara mulai menunjukkan sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan nation branding. Aktivitas ini sangat dipengaruhi oleh peran pemerintah yang terkait (lembaga atau organisasi nasional). Obyek dari teori ini ditujukan untuk membangun brand image dan national image bagi kepentingan negara dan secara khusus menjadi daya tarik dalam bidang perdagangan, pariwisata dan investasi. Menurut Doyle, brand dapat dikatakan berhasil apabila terdapat unsur simbol, design atau kombinasinya yang mampu mengidentifikasikan produk yang mampu memberikan keuntungan bagi pihak terkait. Sedangkan menurut The American Marketing Association, brand merupakan sebuah nama, kondisi, tanda, simbol, atau design yang mampu mengidentifikasikan barang atau layanan jasa yang ditawarkan dalam suatu kompetisi. 8 Dalam kondisi globalisasi seperti saat ini, banyak tantangan yang dialami dalam kompetisi antar negara baik bagi konsumen dalam negeri maupun luar negeri. Dalam nation branding, terdapat nilai yang mendefinisikan karakteristik suatu negara dan kondisi di dalamnya. Misalnya adalah tipe dari konstitusi, agama-kepercayaan, serta aspek sosialbudaya lainnya. Pihak yang berperan dalam nation branding merupakan perwakilan dari berbagai stakeholder, mulai dari pemerintah, sektor perdagangan, organisasi non-profit, sektor pariwisata dan media. Negara meningkatkan usaha untuk mengembangkan nation branding dengan harapan untuk memenuhi tiga tujuan utama, yaitu menarik wisatawan, menstimulasi investasi serta mendorong ekspor. Selain itu juga diharapkan 7 Keith Dinnie, Nation Branding: Concept, Issue and Practice, Elsevier Publisher, Oxford, 2008 (Fisrt Edition), pp Keith Dinnie, Nation Branding: Concept, Issue and Practice, Elsevier Publisher, Oxford, 2008 (Fisrt Edition), p
7 mampu meningkatkan stabilitas valuta asing, membantu menjaga kredibilitas internasional di hadapan para investor, meningkatkan ratings negara, meningkatkan pengaruh politik internasional, serta menstimulasi kerjasama internasional. Nation brand yang powerful dapat menciptakan keunggulan kompetitif dalam kondisi globalisasi ekonomi saat ini. Kondisi keunggulan kompetitif ini contohnya adalah menarik wisatawan asing untuk datang ke negara tersebut. Hal yang menjadi penting dalam pengembangan nation branding adalah bagaimana negara mampu menciptakan perbedaan yang kuat dan penuh makna. Dalam sektor pariwisata, nation branding dapat ditekankan melalui berbagai destinasi pariwisata yang menunjukkan identitas negara tersebut. Kondisi ini harus diciptakan untuk jangka panjang dan tidak hanya sebatas strategi ad hoc saja. Identitas menjadi aspek penting dalam nation branding. Menurut Kamus Oxford, identitas berarti fakta tentang menjadi seseorang atau sesuatu yang sangat erat dalam kepribadian orang tersebut. Selain itu, image didefinisikan sebagai pandangan tentang seseorang, organisasi atau produk yang dipresentasikan ke masyarakat (publik). Identitas menekankan pada karakteristik yang dapat mendefinisikan seseorang atau sesuatu. Aspek yang dimiliki oleh negara menjadi penting dalam pengembangan esensi dan image negara tersebut, seperti misalnya adalah landscape, termasuk kota. Aspek kultural seperti musik, film, sastra, bahasa, serta olahraga pun dapat dikembangkan untuk menjelaskan image dan persepsi dari negara. Hal tersebut nantinya akan digunakan menjadi strategi nation-branding. Menurut Simon Anholt, negara perlu melihat bagamana keberhasilan serta kegagalannya, serta apa saja aset dan modal yang dimiliki, anggota masyarakatnya, serta bagaimana produk yang dihasilkan mampu merefleksikan brand image dari negara tersebut. 9 Dalam nation branding, hal yang menjadiaspek penting adalah national identity. Hal ini akan berkaitan dengan bagaimana negara melakukan kampanye promosi bagi negaranya. Aspek identitas nasional mencakup teritori secara 9 Keith Dinnie, Nation Branding: Concept, Issue and Practice, Elsevier Publisher, Oxford, 2008 (Fisrt Edition), p.98. 7
8 historis, kepercayaan, sejarah masa lalu, budaya, serta kondisi ekonomi suatu negara. Tantangan terberat dalam nation branding adalah bagaimana memposisikan negara, sehingga mampu menjadi destinasi pariwisata (dalam jangka panjang). 10 Tantangan lainnya adalah bagaimana mengembangkan strategi nation-brand yang mampu membawa nilai kultural. Sebagai contohnya, Jepang mengembangkan nation-branding dengan menyediakan ilustrasi tentang aset budaya yang dimiliki (musik, film dan makanan). Hal ini merupakan bagian dari strategi peningkatkan reputasi dan image Jepang. Seperti dalam perusahaan, negara harus mampu menentukan arahan dan cakupan jangka panjang dalam keputusan strategis terkait dengan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai target dalam sektor pariwisata. Strategi yang dilakukan oleh pemerintah Jepang dalam mendukung sektor pariwisata dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari promosi yang dilakukan dari media cetak maupun online, memperlonggar visa, kemudian juga posisi Jepang sebagai tuan rumah dalam Olimpiade tahun 2020 mendatang yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi Jepang. Selain itu, pemerintah juga menetapkan Action Plan yang di dalamnya memuat berbagai cara untuk mengoptimalkan sektor pariwisata yang dimiliki oleh Jepang untuk menarik wisatawan asing dan menjadikan Jepang sebagai tourist receiving country. Dalam hal ini, pemerintah memegang peran sebagai aktor sentral dalam pengembangan sektor pariwisata. Serangkaian strategi tersebut terkait dengan nation branding yang sedang dikembangkan Jepang, terutama untuk mewujudkan Jepang sebagai negara yang berorientasi pada sektor pariwisata Argumentasi Utama Strategi yang dilakukan oleh pemerintah Jepang dalam mendukung sektor pariwisata dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari promosi yang dilakukan dari media cetak maupun online, memperlonggar kebijakan terkait visa, kemudian 10 Keith Dinnie, Nation Branding: Concept, Issue and Practice, Elsevier Publisher, Oxford, 2008 (Fisrt Edition), p.111 8
9 juga posisi Jepang sebagai tuan rumah dalam Olimpiade tahun 2020 mendatang yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi Jepang. Selain itu, pemerintah juga menetapkan Action Plan yang di dalamnya memuat berbagai cara untuk mengoptimalkan sektor pariwisata yang dimiliki oleh Jepang untuk menarik wisatawan asing dan menjadikan Jepang sebagai tourist receiving country. Dalam hal ini, pemerintah memegang peran sebagai aktor sentral dalam pengembangan sektor pariwisata. Serangkaian strategi tersebut terkait dengan nation branding yang sedang dikembangkan oleh Jepang, terutama untuk mewujudkan Jepang sebagai negara yang berorientasi pada pariwisata Jangkauan Penelitian Lingkup waktu yang dipilih dalam penelitian ini adalah dari tahun 2012 hingga tahun Tahun 2012 dipilih karena menurut penulis mulai terjadi peningkatan jumlah kedatangan wisatawan asing ke Jepang secara signifikan, dimana pada tahun ini, untuk pertama kalinya Jepang menjadi tourist receiving country. Sejak tahun 2012 ini pun mulai terjadi peningkatan dalam kedatangan wisatawan internasional Jepang Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan sumber utama berupa pustaka literatur. Data yang akan digunakan untuk menganalisis dan menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah literatur buku, jurnal, laporan resmi pemerintah dan organisasi, serta artikel-artikel dari internet Sistematika Penulisan Pada BAB I atau pendahuluan, penulis akan membahas mengenai apa yang melatarbelakangi dibuatnya penelitian ini serta argumentasi sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan oleh penulis. 9
10 BAB II akan membahas mengenai penjelasan terkait tourist receiving country dan gambaran kondisi pariwisata di Jepang. Pada BAB III akan dibahas mengenai bagaimana strategi pemerintah Jepang dalam mengembangkan sektor pariwisata. Sedangkan pada BAB IV akan membahas mengenai kesimpulan dari penelitian ini. 10
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, distirbusi informasi serta mobilitas manusia menjadi lebih mudah. Hal ini merupakan dampak langsung dari adanya pengembangan
Lebih terperinci2 Pemasaran dan brand suatu negara menjadi hal yang penting untuk dikelola oleh pemerintah karena memiliki kontribusi besar dalam ekonomi dan pembentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia telah memasuki era globalisasi. Globalisasi menuntut banyak perubahan diberbagai pola kehidupan. Globalisasi menuntut suatu negara melakukan kan inovasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata telah menjadi salah satu sektor perekonomian utama di Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata telah menyumbangkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sajian pemberitaan media oleh para wartawan narasumber penelitian ini merepresentasikan pemahaman mereka terhadap reputasi lingkungan sosial dan budaya Kota Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kebijakan ODA Jepang mulai dijalankan pada tahun 1954 1, ODA pertama kali diberikan kepada benua Asia (khususnya Asia Tenggara) berupa pembayaran kerusakan akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 A. J. Mulyadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009, p.13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang digemari oleh banyak kalangan pada saat ini, bahkan dapat dikatakan bahwa pariwisata merupakan salah satu kebutuhan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini menciptakan keterhubungan antar negara di seluruh belahan dunia yang memberikan pengaruh pada perubahan kondisi
Lebih terperinci2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara dengan sumberdaya yang begitu melimpah ternyata belum mampu dikelola untuk menghasilkan kemakmuran yang adil dan merata bagi rakyat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia dan Thailand merupakan dua negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang sedang berusaha mengembangkan sektor industri otomotif negerinya. Kenyataan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam membangun perekonomian sebuah negara karena bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang
Lebih terperinciKOMPOSISI UMUR PENDUDUK: MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI DAN PENDUDUK MENUA
KOMPOSISI UMUR PENDUDUK: MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI DAN PENDUDUK MENUA (Diterjemahkan dari Salim, E dkk 2015, Population Dynamics and Sustainable Development in Indonesia, UNFPA Indonesia, Jakarta) Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1 Perkembangan Industri Pariwisata Dunia Industri pariwisata dunia pada tahun 2015 mengalami perkembangan yang mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika keseluruhan aktivitas pemasaran harus diringkas menjadi satu kata saja, maka kata yang keluar adalah branding. Jika semua tujuan pemasaran digabung menjadi satu,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 maka ada beberapa kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia, di antaranya: (1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blitar adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi wisata sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno merupakan makam Proklamator
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. India juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sehingga India mengalami. peningkatan perekonomian dasa warsa terakhir ini.
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pada abad ke-21 ini India telah mengubah citra negaranya menjadi negara industri baru. India mulai bergerak menuju negara industri baru yang sangat menjanjikan pada
Lebih terperinciPeranan Pasar Modal Indonesia dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia
Peranan Pasar Modal Indonesia dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia (Lomba Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Akuntansi FPIPS 2007) Pengertian Pembangunan Ekonomi Perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciTantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015
Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 segera dimulai. Tinggal setahun lagi bagi MEA mempersiapkan hal ini. I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat dan semakin liberal. Perjanjian perjanjian perdagangan internasional telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belakangan ini perekonomian internasional mengalami perkembangan yang pesat dan semakin liberal. Perjanjian perjanjian perdagangan internasional telah banyak dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Australia begitu gencar dalam merespon Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing), salah satu aktivitas ilegal yang mengancam ketersediaan ikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan
BAB V KESIMPULAN Mencermati perkembangan global dengan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan arus perjalanan manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Structural Adjustment Programs (SAPs) adalah sebuah program pemberian pinjaman yang dicanangkan oleh IMF. SAPs pada mulanya dirumuskan untuk membendung bencana
Lebih terperinciRESENSI BUKU. : Investor-State Arbitration. Rubins, Borzu Sabahi. Judul. Penulis buku : Christopher F. Dugan, Don Wallace, Jr., Noah D.
RESENSI BUKU Judul : Investor-State Arbitration Penulis buku : Christopher F. Dugan, Don Wallace, Jr., Noah D. Rubins, Borzu Sabahi Penerbit : Oxford University Press Bahasa : Inggris Jumlah halaman :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan keleluasaan kepada
Lebih terperinci2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan integral pembangunan yang semakin dipertimbangkan oleh negara-negara di seluruh dunia. Pengaruh pembangunan pariwisata terhadap perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, atau pasar mata uang) adalah bentuk pertukaran untuk perdagangan desentralisasi global mata
Lebih terperinciAnalisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan
Lebih terperinciTEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW
TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW A. TEORI ROSTOW Teori pembangunan ekonomi Rostow pada mulanya dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956), kemudian dikembangkan dalam bukunya The Stages of Economic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Menurut Soembodo (2011),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup
Lebih terperinciMAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA
MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA By: DR SUTRISNO IWANTONO Board Member of Indonesian Hotel and Restaurant Association Dialogue
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi di zaman modern ini telah memunculkan social media yang menyediakan wadah komunitas-komunitas dengan skala kecil dan skala besar baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang keuangan yang memiliki peran penting bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Pada era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore.
5. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian pada analisis Bab IV tentang analisis faktor penentu Foreign Direct Investment otomotif di 5 negara ASEAN, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa research and development,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia
90 BAB 5 KESIMPULAN Republik Rakyat Cina memiliki sejarah perkembangan politik, sosial dan ekonomi yang sangat dinamis semenjak ribuan tahun yang silam. Republik Rakyat Cina atau RRC adalah merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di industri building construction yang sudah masuk di listing Bursa Efek Indonesia per 8 Agustus 2011.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi Sub-Sahara Afrika dalam kurang lebih dua dekade kebelakang berada pada angka rata-rata 5% pertahunnya, dimana secara keseluruhan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi membuat perekonomian di berbagai negara menjadi terbuka. Keluar masuknya barang atau jasa lintas negara menjadi semakin mudah dan hampir tidak ada
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Yogyakarta dan Solo adalah dua wilayah yang memiliki kemiripan dan hubungan budaya yang kuat. Keduanya ingin memasarkan wilayah berdasarkan pada kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki prospek di masa mendatang dan menjadi komoditas menarik bagi Indonesia. Produk industri kehutanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan internasional (international tourism) telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade terakhir. Satu miliar manusia bepergian di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan menjadi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Ekonomi merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah atas keperluan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang serius. Orientasi pembangunan lebih banyak diarahkan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia sebelum era reformasi dapat dinilai kurang pesat. Pada waktu itu, akuntansi sektor publik kurang mendapat perhatian
Lebih terperinciFokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global
Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dan berada pada peringkat ke-13 terbesar di dunia. Selain itu Indonesia juga berada pada peringkat ke-2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Restoran-restoran cepat saji yang membuka cabangnya di negara lain selain negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan
Modul ke: 14 Dosen Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Good Governance : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Hubungan Masyarakat http://www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciMembangun Wilayah yang Produktif
Membangun Wilayah yang Produktif Herry Darwanto *) Dalam dunia yang sangat kompetitif sekarang ini setiap negara perlu mengupayakan terbentuknya wilayah-wilayah yang produktif untuk memungkinkan tersedianya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuatan ekonomi yang akan sejajar dengan negara-negara besar lainnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2011, untuk pertama kalinya GDP per kapita Indonesia menembus angka $ 3,000. Dengan angka tersebut, Indonesia bisa jadi akan segera meninggalkan predikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat baik secara domestik maupun internasional.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3
IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerjasama ASEAN telah dimulai ketika Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filiphina pada tahun 1967. Sejak saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia diestimasikan akan mengalami tantangan baru di masa yang akan datang. Di tengah liberalisasi ekonomi seperti sekarang suatu negara akan
Lebih terperinciANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Empiris pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan
BAB V KESIMPULAN Penelitian ini membahas salah satu isu penting yang kerap menjadi fokus masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan berkembangnya isu isu di dunia internasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejatinya tak dapat dipungkiri bahwa setiap negara menghadapi berbagai macam polemik terutama dari segi ekonomi. Hal ini mengharuskan pemahaman lebih mendalam secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa untuk meningkatkan kesajahteraan masyarakatnya, tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan salah satu instrument pembangunan yang diperlukan oleh suatu bangsa untuk meningkatkan kesajahteraan masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam mendorong munculnya perubahan dari berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha sangatlah tinggi. Hal ini secara otomatis memaksa para pelaku usaha untuk terus mengembangkan diri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri pariwisata di dunia saat ini sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua negara berusaha memperkuat diri khususnya dari segi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi suatu negara sering dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana perkembangan suatu negara, yang menyebabkan semua negara berusaha memperkuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pantai Tanjung Bira terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pantai Tanjung Bira terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba di Sulawesi Selatan, pantai tersebut terletak sekitar 200 km dari ibu kota Sulawesi Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan menurunnya angka kelahiran adalah permasalahan yang banyak dialami negara maju, salah satu negara yang mengalaminya adalah Jepang. Jepang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan investasi. Dalam perencanaan nation branding terkait
BAB I - PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nation branding adalah strategi mempresentasikan sebuah negara dengan sasaran menciptakan nilai-nilai reputasi lewat turisme, keadaan sosial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang nya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia berkembang sangat pesat, terlihat dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi perusahaan serta melakukan analisis strategi perusahaan berdasarkan metode SWOT Matrix
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perekonomian Indonesia sedang mengalami pertumbuhan industri yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber daya manusia nya. Keberhasilan perusahaan diukur oleh kemampuan perusahaan mencapai sasaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui apakah suatu negera tersebut memiliki perekonomian yang baik (perekonomiannya meningkat)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang tidak bisa lepas dari sektor informal. Keberadaan sektor informal di Indonesia tidak terlepas dari proses pembangunan yang sedang
Lebih terperinci