BAB I PENDAHULUAN. dunia yang terdiri dari pulau. Dan dengan luas wilayah ,32
|
|
- Budi Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari pulau. Dan dengan luas wilayah ,32 serta dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 mencapai juta jiwa (Berdasarkan data Badan Pusat Statistik). Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun sangat disayangkan sekali, sumber daya alam tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal tersebut disebabkan karena berbagai keterbatasan yang dimiliki, seperti keterbatasan sumber daya manusia yang berkualitas, teknologi yang kurang memadai dan keterbatasan sumber daya modalnya. Selain itu, sebagai negara yang berkembang yang memiliki wilayah yang luas dengan jumlah penduduk yang relatif banyak, Indonesia memiliki permasalahan berupa ketidakmerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Penanaman modal langsung baik penanaman modal asing maupun modal dalam negeri merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, pemerataan pembangunan dan percepatan pembangunan nasional. Dan dalam kaitannya dengan bidang perpajakan, pajak memiliki peran penting dalam upaya untuk mewujudkan kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong penanaman modal langsung. Peran 1
2 2 pajak tersebut tidak terlepas dari fungsi pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah, baik dibidang ekonomi dan sosial. Pada bidang ekonomi, khususnya bidang penanaman modal, salah satu fungsi regulerend pajak diwujudkan dengan cara pemberian fasilitas bagi penanam modal. Seperti yang kita ketahui selama ini pemerintah secara konsisten mempromosikan berbagai peluang investasi di Indonesia, khususnya bagi para investor asing yang melakukan investasi langsung. Hal ini dikarenakan investasi asing yang bersifat langsung (Foreign Direct Investment) diyakini sangat potensial dalam mendukung laju pertumbuhan dan transformasi ekonomi negara. Untuk menarik investor asing agar mau menanamkan modalnya di Indonesia, pemerintah melakukan berbagai upaya yang salah satunya adalah dengan mengeluarkan kembali kebijakan insentif pajak dibidang investasi yakni Tax Allowance pada tahun 2007 dan Tax Holiday pada tahun Kebijakan ini pernah dikeluarkan sebelumnya pada tahun 1960an 1980an, namun gagal pada prakteknya. Dalam perjalanannya hingga sekarang, kebijakan Tax Allowance dan Tax Holiday selalu menuai pro dan kontra dari berbagai pihak tentang apakah kebijakan tersebut benar-benar memberikan dampak postif atau justru sebaliknya. Namun, tidak hanya mengeluarkan kembali kebijakan insentif pajak dibidang investasi, namun pemerintah juga telah merevisi peraturan mengenai insentif pajak dibidang investasi yakni Tax Allowance dan Tax Holiday pada tahun Perubahan peraturan tersebut dilakukan sebagai
3 3 strategi menarik dana investasi jangka panjang, terutama untuk industri pionir (Republika dan Sindo News, 2015). Pemberian fasilitas pajak ini ditujukan kepada para investor dari dalam negeri dan investor asing, dengan tujuan agar para investor tersebut mau menanamkan modalnya di Indonesia. Tax Holiday merupakan fasilitas perpajakan yang diberikan kepada penanam modal yang melakukan penanaman modal baru pada Industri Pionir. Dasar yuridis mengenai fasilitas pajak penghasilan berupa tax holiday adalah pasal 18 UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal tersebut menyatakan bahwa Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan industri pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional. Penjelasan mengenai tata cara permohonan pemberian fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan terdapat didalam Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan, dan penjelasan lebih lanjut mengenai fasilitas tax holiday juga tertuang didalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) Nomor : 159/PMK.010/2015 tentang Pemberian fasilitas pengurangan Pajak Penghasilan Badan.
4 4 Pada pemberian fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu ini lebih dikenal dengan Tax Allowance. Tax Allowance merupakan insentif keringanan PPh untuk penanaman modal di bidang tertentu dan di daerah tertentu seperti yang telah diatur didalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun Tax Allowance adalah fasilitas PPh yang diberikan dalam bentuk pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah investasi yang dibebankan selama 6 tahun (masing masing 5% per tahun), penyusutan dan amortisasi yang dipercepat, pengenaan PPh atas dividen yang dibayarkan kepada subjek pajak luar negeri sebesar 10%, dan kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun tetapi tidak lebih dari 10 tahun. Seperti yang kita ketahui tujuan diberikannya insentif pajak berupa Tax Holiday dan Tax Allowance ini adalah untuk meningkatkan arus masuk Foreign Direct Investment. Hal ini dilakukan dengan tanpa menyampingkan keselarasan antara peraturan perpajakan dengan perkembangan implementasi dalam dunia usaha. Dengan harapan mampu menarik investor sebanyak mungkin yang dapat membawa pengaruh terhadap perluasan lapangan kerja, penurunan tingkat pengangguran, turut menambah kontribusi dalam meningkatkan pendapatan nasional dan kemandirian bangsa. Namun, sejauh ini efektivitas dari pemberian fasilitas pajak yang penuh dengan pro dan kontra tersebut belum dapat diketahui dengan jelas. Dan penelitian ini pun ingin menyelidiki keefektifan pemberian fasilitas pajak tersebut.
5 5 Penelitian mengenai pengaruh Tax Incentives ( Tax Holiday dan Tax Allowance ) terhadap Foreign Direct Investment ( FDI ) telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya dan memberikan hasil yang bervariasi. Dr. Vinay Kandpal & P C Kavidayal (2014) menemukan bahwa Tax incentives berupa tax holiday, penyusutan dipercepat, investment allowance, dan insentif lainnya memberikan pengaruh yang signifikan dalam menarik Foreign Direct Investment ( FDI ). Ian Maradona (2013) menemukan bahwa adanya kebijakan Tax Holiday tidak serta merta meningkatkan jumlah investasi riil di Indonesia, karena dalam melakukan investasi, investor asing juga melihat banyaknya faktor yang menghambat iklim investasi yang akan mengganggu investasi mereka kedepannya. Babatunde & Adepeju (2012:14) menemukan bahwa Tax Incentives memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan Foreign Direct Investment di sektor minyak dan gas di Nigeria. Dalam penelitian ini, penulis ingin meneruskan penelitian Dr. Vinay Kandpal (2014), dengan menyelidiki apakah insentif pajak berupa tax holiday dan tax allowance berpengaruh terhadap Foreign Direct Investment ( FDI ). Dan penelitian ini juga ingin menyelidiki efektivitas dari pemberian insentif pajak tersebut, serta menyelidiki keuntungan dan kerugian bagi Negara Indonesia dengan diberikannya fasilitas pajak tersebut. Adapun perbedaan peneliti dengan penelitian sebelumnya yaitu terkait dengan system perpajakan yang diterapkan, dimana penelitian sebelumnya menggunakan system perpajakan di India, sedangkan penelitian ini menggunakan peraturan yang berlaku di Indonesia.
6 6 Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, maka penulis memilih untuk mengangkat fenomena tax holiday dan tax allowance kedalam suatu penelitian, penulis pun melakukan penelitian ini dengan judul EFEKTIVITAS PEMBERIAN FASILITAS PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY DAN TAX ALLOWANCE DALAM PENCAPAIAN FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DI INDONESIA TAHUN (Studi pada Badan Koordinasi Penanaman Modal). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana efektivitas pemberian fasilitas pajak berupa Tax Holiday dan Tax Allowance terhadap arus masuk Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Tahun ? 2. Apakah manfaat dengan diberikannya fasilitas pajak berupa tax holiday dan tax allowance bagi Negara Indonesia? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efektivitas pemberian fasilitas pajak berupa Tax Holiday dan Tax Allowance terhadap arus masuk Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Tahun Untuk mengetahui manfaat dengan diberikannya fasilitas pajak berupa tax holiday dan tax allowance bagi Negara Indonesia.
7 7 2. Kontribusi Penelitian Sebagai bahan pembelajaran bagi Otoritas pajak, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan wajib pajak terkait dengan pemberian fasilitas pajak berupa tax holiday dan tax allowance di Indonesia Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan mengenai keefektifan pemberian fasilitas pajak berupa tax holiday dan tax allowance bagi otoritas perpajakan, penanam modal, dan pihak-pihak yang berkepentingan. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk memperluas wawasan maupun sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang mungkinakan dilakukan khususnya yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu mengenai fasilitas pajak berupa tax holiday dan tax allowance.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
digilib.uns.ac.id 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Insentif Pajak untuk Investasi Insentif pajak untuk investasi merupakan sebuah keringanan pajak yang diberikan oleh negara untuk meningkatkan investasi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal langsung baik melalui penanaman modal asing maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanaman modal langsung baik melalui penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Negara sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita-cita dan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan negara adalah merupakan kepentingan utama dari pada tatanan suatu negara. Negara sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita-cita dan tujuan bangsanya. 1 Negara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Profil Lembaga Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM adalah Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia. Sebagai penghubung utama antara dunia usaha
Lebih terperinciIndonesia SCM Summit 2015: Stimulus Iklim Investasi Bagi Peningkatan Kapasitas Nasional
Indonesia SCM Summit 2015: Stimulus Iklim Investasi Bagi Peningkatan Kapasitas Nasional Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Jakarta, 14 April 2015 1 Outline Peran Kementerian Keuangan Dalam
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. dampak penerapan Tax Holiday (pembebasan pajak) pada penanaman modal asing di
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Dari pembahasan dan analisis yang dilakukan oleh penulis berkenan dengan dampak penerapan Tax Holiday (pembebasan pajak) pada penanaman modal asing di Indonesia pada
Lebih terperinciAccount Representative
Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative FASILITAS PEMBEBASAN ATAU PENGURANGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA
Lebih terperinciLampiran 2. Realisasi investasi industri pionir 2009-k1 2012
Lampiran 2 Realisasi investasi industri pionir 2009-k1 2012 Tabel Realisasi Investasi PMA Menurut Sektor Periode 2008-Kuartal 1 2012 2008 2009 2010 2011 2012 (q1) Industri Pionir P I (US$. Industri Kimia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Awal tahun 1990 terdapat fenomena di negara negara pengutang yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Awal tahun 1990 terdapat fenomena di negara negara pengutang yang mulai mengalihkan perhatian dalam bentuk alternatif bagi pembiayaan pembangunan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia selalu mengalami perjalanan yang berfluktuasi, minyak dan gas alam yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan, harganya dipasar internasional
Lebih terperinciPERHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2015 1 KETENTUAN PERHITUNGAN Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN DI KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH - DAERAH TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gelombang krisis ekonomi di dunia, bahkan berhasil menjadi negara yang meningkat di
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu dari segelintir negara yang berhasil menghadapi gelombang krisis ekonomi di dunia, bahkan berhasil menjadi negara yang meningkat
Lebih terperinci2 Ayat (2) Huruf a Huruf b Huruf c Fasilitas pengurangan penghasilan neto diberikan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak saat mulai berproduksi komer
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. Pajak Penghasilan. Penanaman Modal. Fasilitas. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 77) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinci2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31A Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 te
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.77, 2015 KEUANGAN. Pajak Penghasilan. Penanaman Modal. Fasilitas. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5688) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG- BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciFASILITAS PPh Energi Terbarukan
FASILITAS PPh Energi Terbarukan OUTLINE FASILITAS PPh BADAN Untuk Energi Terbarukan Dalam rangka Penanaman Modal Fasilitas PPh Badan 1 Tax Allowance 2 Tax Holiday Fasilitas Tax ALLOWANCE PP 18 Tahun 2015
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBERIAN FASILITAS PAJAK BERUPA INDONESIA TAHUN SKRIPSI
EFEKTIVITAS PEMBERIAN FASILITAS PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY DAN TAX ALLOWANCE DALAM PENCAPAIAN FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DI INDONESIA TAHUN 2011 2015 (Studi pada Badan Koordinasi Penanaman Modal) SKRIPSI
Lebih terperinci- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;
- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Lebih terperinciBAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015
BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015 1. Fasilitas Tax Holiday adalah fasilitas pembebasan dan pengurangan Pajak
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pembina sektor yang terdiri dari kementerian dari masing-masing
76 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Mekanisme penetapan 129 bidang usaha penerima insentif ini diawali dengan usulan. Usulan tersebut diajukan oleh Kementrian/Lembaga pembina sektor yang terdiri dari kementerian
Lebih terperinciBAB VII PERPAJAKAN. Tahun 8 10: pengurangan pajak penghasilan badan dan perorangan sebesar 50%
BAB VII PERPAJAKAN PERPAJAKAN DI INDONESIA DIRASAKAN KURANG BERSAING UNTUK MENARIK INVESTASI. Pandangan ini umumnya diutarakan dalam 3 hal, yaitu: pelayanan pajak yang rendah, tarif pajak yang kurang bersaing
Lebih terperinciDirektorat Pelayanan Fasilitas Penanaman Modal
Invest in remarkable indonesia Invest in indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in Invest in remarkable indonesia Invest in indonesia Invest in remarkable indonesia
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Sejarah Hubungan Insentif Pajak dan Investasi Indonesia
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Sejarah Hubungan Insentif Pajak dan Investasi Indonesia Sejak jaman penjajahan, Indonesia sudah mengenal istilah investasi. Kegiatan investasi pada masa itu menggunakan pendekatan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 147 TAHUN 2000 (147/2000) TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN DI KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KEBIJAKAN TAX HOLIDAY DAN TAX ALLOWANCE DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN TAX HOLIDAY DAN TAX ALLOWANCE DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA TAHUN 2011 2015 SKRIPSI Nama : Nicko Chrystian Subakti NIM : 43212110040 Program Studi
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. a) Sejarah Badan Kordinasi Penanaman Modal
digilib.uns.ac.id 17 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Pemerintahan di Indonesia a) Sejarah Badan Kordinasi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) adalah sebuah badan
Lebih terperinci1 P a g e. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK
1 P a g e Tax Holiday; Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan bagi Perusahaan Industri Pionir yang Melakukan Penanaman Modal Baru di Indonesia Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan
Lebih terperinciPEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PMK.03/2007 TENTANG PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU
Lebih terperinciCONTOH PENERAPAN DAN PENGHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN
13 2012, No.888 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN tentang PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN DAN KEPABEANAN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN tentang PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN DAN KEPABEANAN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 17 Maret 2010 Dasar Pemikiran - Mengurangi
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR
BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PEMBERIAN FASILITAS PENGURANGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Pajak Badan lainnya (Sarwedi, 2012). Dengan melihat realita ini maka pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak adalah salah satu penerimaan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional di Indonesia. Apabila jumlah pajak yang diterima
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: KEP- /PJ / TENTANG
Lampiran I DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: KEP- /PJ / TENTANG PERSETUJUAN / PENOLAKAN*) PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN
Lebih terperinciCONTOH PENERAPAN DAN PENGHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 144/PMK.011/2012 TENTANG : PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH
Lebih terperinciKEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL
KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL Oleh : Fery Dona (fery.dona@yahoo.com) ABSTRAK Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
Lebih terperinci2011, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 te
No.503, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak Penghasilan Badan. Pembebasan. Pengurangan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/PMK.011/2011 TENTANG PEMBERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilititasnya dengan tujuan akhir meningkatkan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 17 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENANAMAN MODAL DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5783 EKONOMI. Perdagangan. Kawasan Ekonomi Khusus. Fasilitas. Kemudahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 309). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional
Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Surabaya, 8 Oktober 2015 DAFTAR ISI Hal I Kinerja Makro Sektor Industri 3 II Visi, Misi,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.011/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Pada posisi semacam ini investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan
Lebih terperinci2011, No Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republi
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.770, 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Pembatasan. Pengurangan Pajak. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG
Lebih terperinci1 of 5 21/12/ :18
1 of 5 21/12/2015 14:18 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL
Lebih terperinciStrategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008
Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008 Muhammad Lutfi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93/M-IND/PER/11/2011 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN FASILITAS PEMBEBASAN ATAU PENGURANGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DI SEKTOR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG RINCIAN BIDANG USAHA DAN JENIS PRODUKSI INDUSTRI PIONIR YANG DAPAT DIBERIKAN FASILITAS PENGURANGAN PAJAK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperincilain tercermin dalam ketetapan yang mewajibkan penanam modal untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
lain tercermin dalam ketetapan yang mewajibkan penanam modal untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Selain itu dalam pasal 16 huruf b,c dan d juga menjelaskan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB III DESAIN PENELITIAN. dari sumber alam ataupun sumber daya manusianya kurang memberikan kontribusi yang
BAB III DESAIN PENELITIAN III. 1 Objek Penelitian Insentif Pajak Awal perkembangan insentif pajak didasari pada negara negara yang memang dari sumber alam ataupun sumber daya manusianya kurang memberikan
Lebih terperincisektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi
BAB V KESIMPULAN Provinsi NTB merupakan daerah yang menjanjikan bagi investasi termasuk investasi asing karena kekayaan alam dan sumber daya daerahnya yang melimpah. Provinsi NTB dikenal umum sebagai provinsi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang berdasarkan Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang berdasarkan Undang- Undang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. a. Penjabaran Insentif pajak di Indonesia
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Hasil Penelitian a. Penjabaran Insentif pajak di Indonesia Penantian dunia usaha berupa pemanis bagi mereka akhirnya terjawab. Fasilitas pajak untuk penanaman modal di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak memiliki peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari iuran wajib
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.652, 2015 KEMENKEU. Pajak Penghasilan. Penanaman Modal. Usaha Tertentu. Daerah Tertentu. Aktiva. Sanksi. Wajib Pajak. Fasilitas. Pemberian. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN
Lebih terperinciBUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,
Lebih terperinci- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;
- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu rangkaian yang terencana menuju keadaan ke arah yang lebih baik. Tahun 1969 pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia mulai melaksanakan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS TAX HOLIDAY DAN TAX ALLOWANCE. Mei 2018
PEDOMAN DAN TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS TAX HOLIDAY DAN TAX ALLOWANCE Mei 2018 OUTLINE 1 Maksud Dan Tujuan 2 Tax Holiday 3 Tax Allowance 4 Tax Holiday 2 1. MAKSUD DAN TUJUAN PEMBERIAN FASILITAS PENANAMAN
Lebih terperinciKEPPRES 89/1996, KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 89/1996, KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU *46738 Bentuk: KEPUTUSAN PRESIDEN (KEPPRES) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 89 TAHUN 1996 (89/1996) Tanggal: Tentang:
Lebih terperinciANALISIS DAN STUDI KOMPARATIF PEMBERIAN FASILITAS TAX HOLIDAY DI NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAN STUDI KOMPARATIF PEMBERIAN FASILITAS TAX HOLIDAY DI NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN SKRIPSI ADHITYA NOORMA FEBRIANTO 0906607112 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI
Lebih terperinciPENGARUH TAX HOLIDAY TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA TAHUN Selvi & Safri Nurmantu
PENGARUH TAX HOLIDAY TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA TAHUN 2009-2012 Selvi & Safri Nurmantu Abstract. This study was conducted to determine the correlation between Tax Holiday and Foreign
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik obligasi, saham, reksa dana, waran maupun instrumen lainnya. Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini, kinerja perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ada beberapa indikator ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan
Lebih terperinci- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;
- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.011/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah proses merubah struktur ekonomi yang belum berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya
Lebih terperinciWALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI
WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciLampiran Wawancara Mendalam. Bapak Sartono, SE, Mcom (Ec) Asisten Deputi Menko Perekonomian Urusan Fiskal
120 Lampiran Wawancara Mendalam Bapak Sartono, SE, Mcom (Ec) Asisten Deputi Menko Perekonomian Urusan Fiskal Apakah tujuan dari dibuatnya revisi dari PP. No.1/2007? Yang mana nih mas, yang PP 1 atau yang
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG
PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada zaman orde baru mengandalkan penerimaan negara pada sektor
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian Indonesia pada zaman orde baru mengandalkan penerimaan negara pada sektor migas. Pendapatan ini diperoleh dengan mengekspor migas ke luar negeri. Tetapi pada
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan pemerintahannya. Terlebih lagi pemerintahan yang bersih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan yang berat. Realisasi APBN tahun 2015 telah mengalami defisit sebesar 318,5 triliun atau sekitar 2,8% dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh yang cukup besar. Di dalam aspek ekonomi, ada banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses pembangunan suatu negara, terdapat banyak aspek penting yang harus diperhatikan dan dimengerti. Dari segala aspek yang ada, aspek ekonomi mempunyai pengaruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang
Lebih terperinciInsentif Perpajakan Sebagai Pendukung Tercapainya Revolusi Industri 4.0 Indonesia
Insentif Perpajakan Sebagai Pendukung Tercapainya Revolusi Industri 4.0 Indonesia Jakarta, 4 April 2018 Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Republik Indonesia Revolusi Industri dari Masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu ukuran penting dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perencanaan Wilayah Adanya otonomi daerah membuat pemerintah daerah berhak untuk membangun wilayahnya sendiri. Pembangunan yang baik tentunya adalah pembangunan yang terencana.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,
1 Menimbang : PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, a. bahwa dalam rangka memacu pertumbuhan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Keadaan Perindustrian di Indonesia. IV.1.1 Keadaan Industri Kreatif di Indonesia
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Keadaan Perindustrian di Indonesia IV.1.1 Keadaan Industri Kreatif di Indonesia Industri kreatif atau yang sering disebut dengan industri budaya (terutama di Eropa) atau juga ekonomi
Lebih terperinciInsentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan
Focus Group Discussion Pendanaan Energi Berkelanjutan Di Indonesia Jakarta, 20 Juni 2013 Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembangunan di segala bidang merupakan tanggung jawab pemerintah dan rakyat Indonesia.
Lebih terperinci