BAB I PENDAHULUAN. negara. Negara sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita-cita dan tujuan
|
|
- Hadi Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan negara adalah merupakan kepentingan utama dari pada tatanan suatu negara. Negara sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita-cita dan tujuan bangsanya. 1 Negara mengemban tugas untuk mensejahterakan kehidupan rakyatnya. Negara adalah suatu organisasi kekuasaan, dan organisasi itu merupakan tata kerja dari pada alat-alat perlengkapan negara yang merupakan suatu keutuhan, tata kerja yang menggambarkan hubungan serta pembagian tugas dan kewajiban antara masing-masing alat perlengkapan negara itu untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu. 2 Dalam hal memenuhi tujuan dan kesejahteraan rakyatnya negara harus memiliki pemerintahan yang baik, pemerintah yang dapat memenuhi dan menjalankan fungsi sebagaimana yang telah diamanatkan rakyatnya. Untuk menyelenggarakan segala urusan pemerintahannya, negara membutuhkan sumber penerimaan, karena dengan adanya sumber penerimaan tentu saja segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi pemerintahan untuk mensejahterakan rakyat dapat dilaksanakan dan berjalan. 3 Indonesia sebagai negara yang berdaulat, tentu saja membutuhkan sumber penerimaan yang besar dalam menjalankan fungsi pemerintahannya. Saat ini, sumber penerimaan Indonesia didapatkan dari dua sumber yaitu sumber 1 Soehino, Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta, 2005, Hlm Ibid, Hlm Ibid
2 2 penerimaan pajak dan sumber penerimaan negara bukan pajak. Pemerintah sebagai penyelenggara negara mempunyai kewenangan untuk melakukan pungutan pajak. Dalam pemahaman perspektif hukum pajak, pungutan pajak merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban bagi warga negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada negara. Pemerintah mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah. 4 Berdasarkan APBN Indonesia hingga 2013, saat ini sumber penerimaan terbesarnya didapatkan dari sektor pajak. Berdasarkan hal tersebut, tentu saja sektor pajak harus mendapatkan perhatian yang khusus dalam pengelolaannya. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dan masih memiliki potensi-potensi usaha yang dapat dikembangkan untuk membantu perekonomian negara. Dengan berkembangnya potensi-potensi yang ada di Indonesia tentu saja akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Tujuannya, agar keadaaan ekonomi Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara berkembang lainnya di dunia. Oleh karena itu dalam meningkatkan investasi dan perekonomian nasional di Indonesia, pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa berupa fasilitas atau insentif pajak terhadap Pajak Penghasilan (PPh) yag diatur dalam yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Peraturan dan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2011 tentang Perubahan 4 Adrian Sutedi, Hukum Pajak, PT. Sinar Grafika, Jakarta, 2011, Hlm.1.
3 3 Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu. Pemberian fasilitas pajak ini ditujukan kepada para investor dari dalam negeri dan investor asing, dengan tujuan agar para investor tersebut mau menanamkan modalnya di Indonesia. Pada pemberian fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah- Daerah Tertentu ini lebih dikenal dengan Tax Allowance. Tax Allowance merupakan insentif keringanan PPh untuk penanaman modal di bidang tertentu dan di daerah tertentu seperti yang telah diatur didalam Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun Tax Allowance adalah fasilitas PPh yang diberikan dalam bentuk pengurangan penghasilan neto sebesar 30% jumlah investasi yang dibebankan selama 6 tahun (masing masing 5% per tahun), penyusutan dan amortisasi yang dipercepat, pengenaan PPh atas dividen yang dibayarkan kepada subjek pajak luar negeri sebesar 10%, dan kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun tetapi tdak lebih dari 10 tahun. Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan investasi langsung sehingga mendorong percepatan pembangunan di bidang usaha yang diprioritaskan, seperti pertanian tanaman, peternakan, kehutanan, industri mesin, makanan, tekstil, dan perlengkapan. Tax Allowance juga diberikan untuk pengembangan usaha di daerah tertentu seperti perkebunan jagung di Gorontalo dan Lampung; kedelai di Jawa Timur dan NTB; pengusahaan hutan cendana di Aceh, Maluku, dan Papua dan masih banyak yang lainya. Tax Allowance merupakan fasilitas yang tentunya
4 4 dapat meringankan beban para pengusaha, sehingga untuk memperoleh dan menggunakan fasilitas ini tentu saja tidak didapat dengan cara yang mudah dan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Dari banyak bidang usaha yang diusulkan mendapat insentif pengurangan pajak atau Tax Allowance, pemerintah hanya menyetujui 129 bidang usaha. Sehingga untuk saat ini hanya terdapat 129 bidang usaha yang baru dapat menikmati fasilitas ini. Di dalam Asas-asas Umum Pemerintahan yang Layak (AUPL) dikenal dengan adanya asas kecermatan, asas ini menghendaki agar pemerintah bertindak cermat dalam melakukan berbagai aktivitas, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi warga negara. Pemerintah harus, bertindak teliti dalam membuat sebuah ketetapan dan memasukan fakta-fakta penting untuk didengar sebagai pertimbangan dalam membuat sebuah ketetapan. 5 Dari semua bidang usaha yang diusulkan mendapat insentif pengurangan pajak atau Tax Allowance, pemerintah hanya menyetujui 129 bidang usaha. Jika dikaitkan dengan asas kecermatan pemerintah diharuskan bertindak cermat dalam memutuskan atau menentukan bidang usaha mana saja yang layak untuk mendapatkan keringanan atau insentif Tax Allowance. Pemerintah sebelum membuat ketetapan harus meneliti semua fakta yang relevan dan memasukan pula semua kepentingan yang relevan dalam pertimbangannya. Apabila fakta-fakta itu kurang diteliti, dapat diartikan tindakan pemerintah tersebut tidak cermat. 6 5 SF Marbun dan Moh Mahfud, Pokok Pokok Hukum Administrasi Negara,Liberty, Yogyakarta, 2000, Hlm Philipus M. Hadjon, et al., Pengantar Hukum administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1993 Hlm.274.
5 5 Selain itu di dalam asas-asas perpajakan dikenal dengan asas Equity, yaitu pembebanan pajak diantara subjek pajak hendaknya seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya di bawah perlindungan pemerintah. Dalam hal Equity, tidak diperbolehkan jika suatu negara mengadakan diskriminasi diantara sesama wajib pajak. Dalam keadaan yang sama wajib pajak harus diperlakukan sama dan dalam keadaan berbeda wajib pajak harus diperlakukan berbeda. Jika didasarkan pada asas Equity, pemberian fasilitas ini seharusnya keringanan atau kemudahan pajak dapat dinikmati oleh semua bidang usaha agar tercipta keadilan dan keseimbangan. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, maka isu sentral dari penelitian ini adalah kebijakan pemberian insentif pajak Tax Allowance terhadap bidang usaha dan daerah tertentu yang dikaitkan dengan asas Equity dan asas kecermatan AUPL yang kemudian diungkapkan dalam judul penelitian : Kebijakan Insentif Tax Allowance Kepada Bidang Usaha Tertentu Di Daerah Tertentu Dalam Kaitannya Dengan Asas Equity Judul tersebut mengandung permasalahan hukum empiris maupun permasalahan hukum normatif, yang dirumuskan sebagai berikut: Permasalahan Hukum Empiris : Bagaimana implementasi kebijakan pemberian insentif Tax Allowance dalam kaitannya dengan Asas kecermatan AUPL?
6 6 Permasalahan hukum normatif : 1. Apakah kebijakan pemerintah dalam menentukan 129 bidang usaha penerima insentif Tax Allowance sudah sesuai dengan Asas kecermatan AUPL? 2. Apakah kebijakan pemberian fasilitas Tax Allowance sudah sesuai dengan Asas Equity? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui implementasi pemberian fasilitas Tax Allowance dalam kaitannya dengan Asas kecermatan AUPL. 2. Mengetahui sesuai tidaknya kebijakan pemberian fasilitas Tax Allowance dengan Asas kecermatan AUPL. 3. Mengetahui sesuai tidaknya kebijakan pemberian fasilitas Tax Allowance dengan Asas Equity. D. KEASLIAN PENELITIAN Untuk mengetahui keaslian penelitian ini penulis telah melakukan penelusuran penelitian pada berbagai referensi baik yang berbentuk media cetak maupun elektronik, serta dengan pencarian penelitian serupa dalam mesin pencarian di internet dan sepengetahuan penulis, penelitian yang berkaitan dengan insentif terhadap PPh telah ada sebelumnya yang dilakukan oleh Khalil Moehamad Gibran pada tahun 2012, Mahasiswa pada Universitas Gadjah Mada
7 7 yang berjudul Kebijakan Insentif Tax Holiday bagi Industri Pionir dalam Kaitannya dengan Fungsi Utama Perpajakan, dengan rumusan masalah: 1. Bagaimana pelaksanaan kebijakan insentif berupa Tax Holiday bagi industri pionir 2. Apakah kebijakan insentif berupa Tax Holiday yang diberikan kepada industri pionir di Indonesia sesuai dengan fungsi Budgetair dan Regulerend 3. Apakah kebijakan insentif Tax Holiday yang diberikan kepada industri pionir telah sesuai dengan asas Equity dalam perpajakan. Peneliti juga menemukan penelitian yang berkaitan dengan insentif terhadap PPh yang dilakukan oleh Pradityo Hutomo pada tahun 2013, Mahasiswa pada Universitas Gadjah Mada yang berjudul Perbandingan Efektivitas Pemberian Fasilitas Tax Holiday dan Tax Allowance Dalam Upaya Meningkatkan Iklim Perdagangan di Indonesia Berdasarkan Asas Equality Dalam Perpajakan Dengan rumusan masalah : Permasalahan hukum empiris : 1. Bagaimana efektivitas penerapan Tax Holiday dan Tax Allowance bagi industri pionir? 2. Apakah keuntungan dan kerugian dari fasilitas Tax Holiday dan Tax Allowance dilihat dari sisi Wajib Pajak (WP) dan Fiskus? Permasalahan hukum normatif : Apakah kebijakan pemberian fasilitas Tax Holiday dan Tax Allowance sudah sesuai dengan asas equality?
8 8 Penulis dalam kesempatan ini menulis tentang Kebijakan Insentif Tax Allowance Kepada Bidang Usaha Tertentu Di Daerah Tertentu Dalam Kaitannya Dengan Asas Equity. Walaupun terdapat persamaan pada objek penelitian berupa insentif maupun lokasi penelitian, namun terdapat perbedaan karena peneliti lebih memfokuskan penelitian ini pada insentif Tax Allowance atau pemberian kebijakan berdasarkan bidang usaha tertentu dan daerah tertentu yang menerima fasilitas. Selain itu peneliti juga menggunakan penerapan asas lain, yaitu asas AUPL yang lebih menekankan pada kesesuaian antara kebijakan pemberian fasilitas 129 bidang usaha penerima fasilitas dengan asas kecermatan. Sehingga dengan demikian penelitian ini adalah asli. E. MANFAAT PENELITIAN Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk kepentingan akademis maupun kepentingan praktis berupa: 1. Manfaat akademis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya mengenai kebijakan insentif Tax Allowance bila ditinjau dari asas kecermatan AUPL dan asas Equity. b. Dapat digunakan sebagai salah satu kelengkapan dalam persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Gadjah Mada.
9 9 2. Manfaat Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas pada umumnya dan memberikan kontribusi pikiran kepada pemerintah pusat dan daerah khususnya dalam menelaah masalah yang berkaitan kebijakan pemberian fasilitas Tax Allowance terhadap bidang usaha tertentu.
BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal langsung baik melalui penanaman modal asing maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanaman modal langsung baik melalui penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia yang terdiri dari pulau. Dan dengan luas wilayah ,32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Dan dengan luas wilayah 1.910.931,32 serta dengan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pembina sektor yang terdiri dari kementerian dari masing-masing
76 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Mekanisme penetapan 129 bidang usaha penerima insentif ini diawali dengan usulan. Usulan tersebut diajukan oleh Kementrian/Lembaga pembina sektor yang terdiri dari kementerian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
digilib.uns.ac.id 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Insentif Pajak untuk Investasi Insentif pajak untuk investasi merupakan sebuah keringanan pajak yang diberikan oleh negara untuk meningkatkan investasi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dan cita-cita Negara Indonesia yang tercantum dalam. adalah untuk melaksanakan pembangunan yang dilakukan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Salah satu tujuan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, yang menganut pancasila sebagai falsafah dari negara ini. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia, yang menganut pancasila sebagai falsafah dari negara ini mengamanatkan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Sebagai bentuk dari salah satu negara hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kemakmuran rakyat. Di Indonesia, berbagai macam investasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dengan menciptakan iklim investasi atau penanaman modal yang kondusif. Di samping itu,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan sektor nonmigas. Dalam 5 (lima) tahun terakhir, peran penerimaan. tahun 2004 menjadi 74,9% pada tahun 2009.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang mendapatkan sumber terbesar dari penerimaan pajak. Komposisi pendapatan Negara lebih bertumpu pada sumber sumber penerimaan dari
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH - DAERAH TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Undang Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan salah satu pemasukan tertinggi bagi negara, yang digunakan untuk pembangunan Negara dan mensejahterakan masyarakat. Menurut Undang Undang nomor 28 Tahun
Lebih terperinciIndonesia SCM Summit 2015: Stimulus Iklim Investasi Bagi Peningkatan Kapasitas Nasional
Indonesia SCM Summit 2015: Stimulus Iklim Investasi Bagi Peningkatan Kapasitas Nasional Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Jakarta, 14 April 2015 1 Outline Peran Kementerian Keuangan Dalam
Lebih terperinciAccount Representative
Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative FASILITAS PEMBEBASAN ATAU PENGURANGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara dari hibah, baik dalam negeri maupun di luar negeri. 1. dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memiliki pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah pada tahun 1999, yaitu sejak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah pada tahun 1999, yaitu sejak diundangkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang kemudian diganti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gelombang krisis ekonomi di dunia, bahkan berhasil menjadi negara yang meningkat di
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu dari segelintir negara yang berhasil menghadapi gelombang krisis ekonomi di dunia, bahkan berhasil menjadi negara yang meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ketiga, sehingga dalam praktek berbangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuh atas kehidupan bangsa nya sendiri. Pembangunan nasional yang terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan mempunyai kedaulatan penuh atas kehidupan bangsa nya sendiri. Pembangunan nasional yang terdiri dari pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31A Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 te
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.77, 2015 KEUANGAN. Pajak Penghasilan. Penanaman Modal. Fasilitas. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5688) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber-sumber pendapatan negara yang digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai suatu negara yang senantiasa menjalankan rumah tangganya, Indonesia memiliki sumber-sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan umum merupakan cita-cita luhur yang ingin dicapai setelah lahirnya bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG- BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2015 1 KETENTUAN PERHITUNGAN Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinci2 Ayat (2) Huruf a Huruf b Huruf c Fasilitas pengurangan penghasilan neto diberikan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak saat mulai berproduksi komer
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. Pajak Penghasilan. Penanaman Modal. Fasilitas. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 77) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB III DESAIN PENELITIAN. dari sumber alam ataupun sumber daya manusianya kurang memberikan kontribusi yang
BAB III DESAIN PENELITIAN III. 1 Objek Penelitian Insentif Pajak Awal perkembangan insentif pajak didasari pada negara negara yang memang dari sumber alam ataupun sumber daya manusianya kurang memberikan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015
BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015 1. Fasilitas Tax Holiday adalah fasilitas pembebasan dan pengurangan Pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga merupakan ideologi dan filosofi Bangsa Indonesia. Cita-cita luhur Bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara hukum, dimana sumber utama hukum Bangsa Indonesia adalah Pancasila. Selain sebagai sumber hukum yang utama, Pancasila juga merupakan ideologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah tipe negara yang berbentuk welfare state modern (negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konstitusi Indonesia, UUD 1945, telah mengatur bahwa negara Indonesia adalah tipe negara yang berbentuk welfare state modern (negara kesejahteraan modern) yang mewajibkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan seluruh aktivitasnya membutuhkan manusia lain untuk saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan di sebuah Negara, manusia merupakan organ terpenting yang harus ada. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN tentang PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN DAN KEPABEANAN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN tentang PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN DAN KEPABEANAN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 17 Maret 2010 Dasar Pemikiran - Mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Self Assessment
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Self Assessment System merupakan sistem yang mempercayakan wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat. potensial yang digunakan oleh pemerintah sebagai sumber pembiayaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat potensial yang digunakan oleh pemerintah sebagai sumber pembiayaan dalam menyelenggarakan roda
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS TAX HOLIDAY DAN TAX ALLOWANCE. Mei 2018
PEDOMAN DAN TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS TAX HOLIDAY DAN TAX ALLOWANCE Mei 2018 OUTLINE 1 Maksud Dan Tujuan 2 Tax Holiday 3 Tax Allowance 4 Tax Holiday 2 1. MAKSUD DAN TUJUAN PEMBERIAN FASILITAS PENANAMAN
Lebih terperincikinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
3 Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Pengertian Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (1) adalah : Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak dalam memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan Negara.Yaitu dengan melalui salah satu alat ukur yang bernama
Lebih terperinciFASILITAS PPh Energi Terbarukan
FASILITAS PPh Energi Terbarukan OUTLINE FASILITAS PPh BADAN Untuk Energi Terbarukan Dalam rangka Penanaman Modal Fasilitas PPh Badan 1 Tax Allowance 2 Tax Holiday Fasilitas Tax ALLOWANCE PP 18 Tahun 2015
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 17 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENANAMAN MODAL DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari segala aspek kehidupan. Sebagai Negara yang sedang. pembangunan jembatan layang, atau infrastruktur lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan suatu komponen yang penting dan sangat menyatu dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu Negara dapat tercapai melalui kesadaran masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Pajak adalah kontribusi wajib bagi warga negara yang sifatnya memaksa. Selain itu, Pajak adalah iuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, negara yang memiliki administrasi pemerintahan modern termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai tulang punggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjumlah Rp ,00 (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak Penghasilan merupakan pajak pemerintah pusat yang dipungut oleh negara berdasarkan sistem self assessment. Pajak Penghasilan berkontribusi sebesar 47,01% dari
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. a) Sejarah Badan Kordinasi Penanaman Modal
digilib.uns.ac.id 17 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Pemerintahan di Indonesia a) Sejarah Badan Kordinasi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) adalah sebuah badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor pajak merupakan penerimaan terbesar negara. Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 sebagai perubahan keempat atas Undang- Undang Nomor 6 tahun
Lebih terperinciBUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI
1 BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa penanaman
Lebih terperinciANALISIS PENGATURAN KRITERIA FASILITAS PENANAMAN MODAL DIKAITKAN DENGAN PRINSIP MOST FAVORED NATION (MFN)
ANALISIS PENGATURAN KRITERIA FASILITAS PENANAMAN MODAL DIKAITKAN DENGAN PRINSIP MOST FAVORED NATION (MFN) oleh : Ni Made Wulan Kesuma Wardani Kadek Sarna Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas Akhir Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar yang memerlukan biaya yang besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Awal tahun 1990 terdapat fenomena di negara negara pengutang yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Awal tahun 1990 terdapat fenomena di negara negara pengutang yang mulai mengalihkan perhatian dalam bentuk alternatif bagi pembiayaan pembangunan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, otonomi daerah adalah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciSKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM PENANAMAN MODAL DI KOTA PADANG
SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM PENANAMAN MODAL DI KOTA PADANG Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Profil Lembaga Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM adalah Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia. Sebagai penghubung utama antara dunia usaha
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. dampak penerapan Tax Holiday (pembebasan pajak) pada penanaman modal asing di
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Dari pembahasan dan analisis yang dilakukan oleh penulis berkenan dengan dampak penerapan Tax Holiday (pembebasan pajak) pada penanaman modal asing di Indonesia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang berkelanjutan, guna mencapai tujuan masyarakat yang adil dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia membutuhkan modal yang besar dalam menciptakan pembangunan nasional yang berkelanjutan, guna mencapai tujuan masyarakat yang adil dan makmur. Muttaqin (2013),
Lebih terperinciCONTOH PENERAPAN DAN PENGHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN
13 2012, No.888 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2000 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang. pemerintah kabupaten atau kota. Daerah diberi kebebasan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintah Daerah membawa implikasi terhadap berbagai hal. Salah satunya adalah perubahan dalam pola
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Perpajakan No 16 Tahun 2009, tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara (pemerintah) berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara yaitu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara penganut konsep negara kesejahteraan berada dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya, indikasi bahwa Indonesia menganut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Pajak II.1.1 Pengertian, Unsur dan Fungsi Pajak Pada dewasa ini perusahaan membutuhkan laporan operasional dan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Dalam hal ini, sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengumpulkan dana untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sebagai Negara yang berkembang, sebenarnya Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini bukanlah hal yang asing bahwasanya pajak merupakan sumber utama penghasilan atau penerimaan suatu negara. Indonesia merupakan negara yang juga menerapkan
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PIDIE
QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PIDIE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 34-1994::PP 45-1996 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 264, 2000 KEUANGAN.PAJAK.Kasawan Pengembangan Ekonomi Terpadu. (Penjelasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya kehidupan tidak pernah lepas dari sebuah tuntutan akan perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan perubahan dari zaman ke zaman. Sudah selayaknya dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal - usul, dan/atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
Lebih terperinciWALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI
WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna meningkatkan kualitas manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pajak di Indonesia semakin meningkat dari masa ke masa. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan yang pertama dan utama dalam meningkatkan
Lebih terperinciCONTOH PENERAPAN DAN PENGHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 144/PMK.011/2012 TENTANG : PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN DI KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal, baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun. penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanaman modal atau investasi merupakan segala kegiatan menanamkan modal, baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan kesejahteraan umum bagi rakyat Indonesia. Perlu. kepada eksekutif untuk kesejateraan rakyat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demi terciptanya pembangunan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia perlu adanya dana perimbangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) karena dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isu yang berkembang mengenai analisis peraturan perpajakan yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan antara penghasilan
Lebih terperinciLampiran 2. Realisasi investasi industri pionir 2009-k1 2012
Lampiran 2 Realisasi investasi industri pionir 2009-k1 2012 Tabel Realisasi Investasi PMA Menurut Sektor Periode 2008-Kuartal 1 2012 2008 2009 2010 2011 2012 (q1) Industri Pionir P I (US$. Industri Kimia
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mengubah: UU 7-1983 lihat: UU 10-1994 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1991 PAJAK. Warga Negara. UU. No. 7 Tahun 1983. (Penjelasan dalam
Lebih terperinciKEPPRES 89/1996, KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 89/1996, KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU *46738 Bentuk: KEPUTUSAN PRESIDEN (KEPPRES) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 89 TAHUN 1996 (89/1996) Tanggal: Tentang:
Lebih terperinciKEBIJAKAN INSENTIF PAJAK DAN DUKUNGAN FISKAL UNTUK R&D DI BEBERAPA NEGARA: INDIA
LATAR BELAKANG Indonesia diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada tahun 2030, mengalahkan Inggris dan Jerman (McKinsey 2012). Namun demikian, perekonomian Indonesia digambarkan
Lebih terperinciPENERAPAN PASAL 3 AYAT (4) PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2014 DALAM PENERBITAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KOTA DENPASAR
PENERAPAN PASAL 3 AYAT (4) PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2014 DALAM PENERBITAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KOTA DENPASAR Oleh: I Gusti Ngurah Made Ari Martana I Made Arya Utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berwewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan amanat UUD RI tahun 1945, pemerintah daerah berwewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
Lebih terperinciStrategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008
Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008 Muhammad Lutfi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam
Lebih terperinciBAB VII PERPAJAKAN. Tahun 8 10: pengurangan pajak penghasilan badan dan perorangan sebesar 50%
BAB VII PERPAJAKAN PERPAJAKAN DI INDONESIA DIRASAKAN KURANG BERSAING UNTUK MENARIK INVESTASI. Pandangan ini umumnya diutarakan dalam 3 hal, yaitu: pelayanan pajak yang rendah, tarif pajak yang kurang bersaing
Lebih terperinciPENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL
PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan. Penerimaan Negara yang terdiri atas penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang mengatakan bahwa tujuan bernegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan salah satunya untuk pembangunan nasional. Perubahan yang semakin
Lebih terperinciPemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam. menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara.
BAB II KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN KELURAHAN DAN PERKOTAAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN KELURAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu negara, wilayah atau daerah dinilai maju dan berkembang dapat dilihat dari pembangunannya. Maka dari itu pemerintah Indonesia harus berusaha mencapai target
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.652, 2015 KEMENKEU. Pajak Penghasilan. Penanaman Modal. Usaha Tertentu. Daerah Tertentu. Aktiva. Sanksi. Wajib Pajak. Fasilitas. Pemberian. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang berdasarkan atas sistem konstitusi, tidak bersifat absolutism.
BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Dengan adanya Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945), maka Negara Indonesia merupakan Negara yang berdasarkan atas hukum
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 147 TAHUN 2000 (147/2000) TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN DI KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara tegas dalam konstitusinya menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Salah satu prinsip negara hukum menurut A.V. Dicey adalah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1991 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dengan Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalamnya telah diatur pelaksanaan pembangunan nasional secara berencana, menyeluruh,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan UUD 1945 dan Pancasila yang di dalamnya telah diatur pelaksanaan pembangunan nasional secara berencana, menyeluruh, terpadu,
Lebih terperinci