PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN TUNAS DAN HASIL UBIKAYU GENERASI M 1 V 1
|
|
- Sukarno Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN TUNAS DAN HASIL UBIKAYU GENERASI M 1 V 1 Tinuk Sri Wahyuni 1), Sholihin 1) dan Ariyanti 2) 1) Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak, Km 8, PO Box 66 Malang, Telp tinuk.sriwahyuni@yahoo.co.id 2) Pusat Penelitian Aplikasi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Atom Nasional Pasar Jumat Jakarta ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di rumah kasa (RK) Balitkabi dan kebun percobaan (KP) Kendalpayak, pada MT Rancangan percobaan yang digunakan di RK adalah acak lengkap faktorial, tiga ulangan. Faktor I adalah klon/varietas ubikayu, yaitu MLG 10311,, dan. Faktor II adalah dosis sinar gamma, yaitu 0, 25, 50, 75 dan 100 Gy. Bahan yang diiradiasi adalah stek batang 25 cm, 10 stek tiap perlakuan. Iradiasi sinar gamma dilakukan di Pusat Penelitian Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta. Sebelum iradiasi, stek terlebih dahulu ditanam dalam media pertunasan selama 10 hari. Pascairadiasi, stek ditanam di RK Balitkabi. Setiap stek ditanam dalam satu polybag. Pengamatan dilakukan pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu terhadap jumlah stek bertahan hidup, jumlah tunas, panjang tunas dan panjang daun. Setelah 8 minggu, tanaman yang bertahan hidup ditanam di KP Kendalpayak untuk memperbanyak stek dan evaluasi keragaman hasil tanaman generasi M 1 V 1. Nilai LD 50 diduga menggunakan persamaan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman jumlah tanaman mati, jumlah tunas, panjang tunas, dan panjang daun dipengaruhi oleh interaksi klon dengan dosis iradiasi. Semua dosis iradiasi yang dicoba berpotensi menghambat pertumbuhan tunas dan menyebabkan penyimpangan bentuk dan warna daun, yang mulai muncul sejak umur dua minggu setelah tanam, meskipun penyimpangan bentuk daun tersebut bersifat sementara. Nilai duga LD 50 pada klon MLG adalah 60,4 Gy, 53,8 Gy, dan 52,1 Gy. Kisaran hasil umbi dari individu tanaman M 1 V 1 MLG 10311,, dan, berturut-turut adalah 0,18 5,80 kg, 0,30 5,00 kg, dan 0,00 8,20 kg/tanaman. Kata kunci: ubikayu, sinar gamma, tunas, hasil ABSTRACT The influence of gamma ray irradiation on bud performance and yield variation of cassava M 1 V 1 generation. The trial was done in the screenhouse of Iletri and at Experimental Station during 2010 planting season. The screenhouse experiment was done using a factorial randomized complete design, three replicates. The first factor was clones/ varieties (MLG 10311, and ), the second factor was gamma ray doses (0, 25, 50, 75 and 100 Gy). The material irradiated was stem cuttings with 25 cm length, 10 cuttings each treatment. Gamma irradiation was done in BATAN, Jakarta. Before irradiation, cuttings were planted for 10 days. After irradiation, cutting were planted in the screenhouse of Iletri. Each cutting was transplanted in one polybag. Observation on the number of survival cuttings, number of bud, bud and leaf length were undertaken four times i.e. at 2, 4, 6 and 8 weeks after planting, WAP. After 8 WAP, the survival buds were tranplanted to the field to produce planting material and evaluate the yield variation of M 1 V 1 plants. Lethal dose 50 (LD 50 ) value was estimated from simple linear regression. The results showed that variation of number of dead plants, number of bud, bud length and leaf length was affected by interaction of clones and 514 Wahyuni et al.: Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma terhadap Ubikayu Generasi M1v1
2 irradiation doses. All irradiation doses obstructed growth of buds and caused deviation of form and color of leaves, which started to come out at 2 WAP, although this deviation was temporary. LD 50 value of MLG 10311, and were 60.4 Gy, 53.8 Gy and 52.1 Gy, respectively. The yield of M 1 V 1 plant from MLG 10311, and ranged from kg, kg and kg/plant, respectively. Key words: cassava, gamma ray, bud performance, yield PENDAHULUAN Perluasan keragaman genetik tanaman dapat dilakukan dengan induksi mutasi menggunakan mutagen fisik melalui iradiasi sinar gamma (Micke dan Donini 1993). Mutasi adalah perubahan materi genetik pada tingkat genom, kromosom, DNA atau gen sehingga terjadi keragaman genetik (Soeranto 2003, Anonim 2009). Dari sejumlah mutan yang dihasilkan berpeluang menghasilkan genotipe yang lebih baik daripada tanaman asal. Hingga saat ini cukup banyak varietas unggul tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan tanaman industri yang dihasilkan dari pemuliaan mutasi yang dibiakkan secara seksual dan aseksual (Borojevic 1990, Soedjono 2003). Salah satunya adalah varietas ubikayu induksi mutasi sinar gamma 40 Gy terhadap stek batang yang dihasilkan di Ghana pada tahun Keunggulan varietas tersebut adalah produksi lebih tinggi dengan rasa umbi lebih enak (Soedjono 2003). Kejadian mutasi direfleksikan dengan munculnya keragaman genetik tanaman dalam wujud perubahan morfologis tanaman, umur masak, karakteristik biji (perubahan ukuran, warna maupun kadar nutrisi), resistensi terhadap cekaman biotik dan abiotik, tingkat produktivitas, dan berbagai karakter lain seperti adaptabilitas dan sensitivitas terhadap lama penyinaran yang melalui proses seleksi dan pengujian lebih lanjut memungkinkan diperolehnya varietas unggul (Borojevic 1990; Agusrial 2008). Dosis iradiasi yang diaplikasikan untuk mendapatkan mutan bergantung pada jenis tanaman, varietas, fase tumbuh, ukuran, kekerasan, dan bahan yang akan dimutasi. Dalam induksi mutasi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa dosis optimum yang dapat menghasilkan mutan terbanyak biasanya terjadi di sekitar LD 50 (lethal dose 50), yaitu dosis yang menyebabkan kematian 50% populasi tanaman. Pada benih jagung, nilai LD 50 bervariasi antargalur, berkisar antara Gy (Herison et al. 2008). Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh iradiasi terhadap keragaan tunas dan hasil umbi dari beberapa klon ubikayu, serta memperoleh nilai duga LD 50 sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan dosis iradiasi sinar gamma yang berpengaruh positif untuk memperoleh mutan. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di rumah kasa Balitkabi dan kebun percobaan (KP) Kendalpayak, pada bulan Februari Desember Rancangan percobaan di Rumah Kasa adalah acak lengkap faktorial, tiga ulangan. Faktor I adalah tiga klon/varietas ubikayu, yaitu MLG 10311,, dan. Faktor II adalah dosis mutagen (sinar gamma), terdiri dari lima level, yaitu a) 0 Gy (kontrol, tanpa iradiasi), b) 25 Gy, c) 50 Gy, d) 75 Gy, dan e) 100 Gy. Bahan yang diiradiasi adalah stek batang sepanjang 25 cm, 10 stek tiap perlakuan. Iradiasi sinar gamma dilakukan di Pusat Penelitian Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta. Sebelum iradiasi, stek terlebih dahulu ditanam dalam media Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
3 pertunasan selama 10 hari. Stek yang sudah berakar dan bertunas kemudian diiradiasi dengan dosis sesuai perlakuan. Pascairadiasi, stek ditanam di rumah kasa Balitkabi. Setiap stek ditanam dalam satu polybag yang sudah diisi dengan media 1 bagian tanah : 1 bagian kompos. Pemeliharaan tanaman dilakukan secara optimum, hingga tanaman berumur 8 minggu. Variabel yang diamati pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu meliputi jumlah stek bertahan hidup, jumlah tunas, panjang tunas, dan panjang daun. Setelah 8 minggu dievaluasi di rumah kasa, tanaman yang bertahan hidup ditanam di KP Kendalpayak. Setiap stek ditanam pada lahan yang sudah diolah dan dibentuk menjadi guludan. Jarak tanam 1,25 m x 0,5 m, satu stek/lubang. Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan, penambahan air irigasi, pengendalian hama/penyakit dan gulma dilakukan secara optimal. Variabel yang diamati meliputi jumlah tanaman dipanen dan bobot umbi total pertanaman. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui keragaman hasil tanaman generasi M 1 V 1 dan memperoleh bahan perbanyakan tanaman generasi selanjutnya (M 1 V 2 ) yang sudah memenuhi syarat untuk diseleksi. Pada percobaan ini, generasi pertanaman di mana bibit tanaman mendapat perlakuan mutasi pertama kali disebut dengan istilah generasi M 1 V 1. Nilai LD 50 diduga menggunakan persamaan regresi linier sederhana, Y = a + bx, di mana Y = jumlah tanaman yang mati (%), X = dosis iradiasi. Nilai duga LD 50 umur 8 minggu digunakan sebagai dasar untuk menentukan dosis optimum iradiasi yang selanjutnya akan dilakukan terhadap stek dalam jumlah yang lebih banyak. HASIL DAN PEMBAHASAN Iradiasi Sinar Gamma vs Keragaan Tunas Pengaruh iradiasi terhadap stek dapat dilihat dari penyimpangan morfologis tunas yang tumbuh. Iradiasi menyebabkan kerusakan jaringan tanaman pada bagian akar, batang, dan tunas yang tumbuh. Pada percobaan ini, pengaruh iradiasi mulai muncul setelah dua minggu penanaman. Bentuk daun yang baru tumbuh tidak normal, yaitu khlorosis berupa bintik-bintik pada seluruh permukaan daun maupun belang-belang (variagata), tepi daun bergerigi, bentuk daun tidak sempurna, dan terjadi kerusakan pada permukaan batang. Selain itu, pertumbuhan tunas juga terhambat. Semakin tinggi dosis iradiasi yang diaplikasikan semakin lambat pertumbuhan tunas. Penelitian Sanjaya et al. (2009) juga menunjukkan bahwa iradiasi gamma menghambat pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan malformasi pada bunga krisan. Setelah mengalami kerusakan jaringan tanaman, respon setiap tanaman berbeda, ada yang mampu bertahan hidup, bahkan melanjutkan pertumbuhan dan memperbaiki kerusakan pada jaringan-jaringan tanaman yang rusak (recovery), namun ada yang mengalami kerusakan hebat sehingga steknya layu, mengering dan selanjutnya mati. Pada tanaman yang bertahan hidup ada tiga kemungkinan yang terjadi: 1) diperoleh mutan positif dengan munculnya sifat unggul yang lebih baik atau bahkan munculnya karakter unggul bonus yang tidak terdapat pada tanaman asalnya, 2) diperoleh mutan negatif dengan munculnya sifat karakter yang tidak dikehendaki, dan 3) tanaman menunjukkan pertumbuhan normal seperti tanaman asalnya. Menurut Nagatomi et al. (1992), salah satu yang mempengaruhi ketahanan terhadap iradiasi gamma adalah kemampuan tanaman mengalihkan lintasan fisiologi pada saat lintasan utama mengalami kerusakan akibat iradiasi ion. 516 Wahyuni et al.: Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma terhadap Ubikayu Generasi M1v1
4 Terjadinya abnormalitas pada populasi yang diradiasi menunjukkan telah terjadi perubahan pada tingkat genom, kromosom, DNA atau gen, sehingga mengganggu proses fisiologis yang dikendalikan secara genetik dan berpeluang menimbulkan variasi-variasi genetik yang baru (Soeranto 2003). Abnormalitas kurang menguntungkan jika tidak mampu menghasilkan generasi keturunan lebih lanjut. Mutasi yang diharapkan terjadi adalah mutasi-mutasi kecil seperti mutasi titik (point mutation) yang terekspresi, sehinga mudah dalam seleksi, sedangkan karakter-karakter unggul dari tanaman asalnya tidak berubah. Hasil analisis ragam terhadap berbagai variabel yang diamati disajikan pada Tabel 1. Jumlah tanaman hidup, jumlah tunas, panjang tunas, dan panjang daun berbeda nyata, dipengaruhi oleh faktor interaksi antara klon dengan dosis iradiasi. Kecuali panjang tunas yang semula berbeda nyata pada umur 2 dan 4 minggu menjadi tidak berbeda nyata pada umur 6 dan 8 minggu. Pada umur tersebut keragaman panjang tunas hanya dipengaruhi oleh dosis iradiasi atau klon. Tabel 1. Hasil analisis ragam berbagai variabel pertumbuhan tanaman ubikayu yang sudah diiradiasi sinar gamma pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu. Rumah Kasa, Balitkabi, Umur 2 minggu Umur 4 minggu Variabel Klon (A) Dosis (B) AxB KTG Jumlah tanaman mati (%) ** ** ** 60,868 ** ** ** 97,220 Jumlah tunas tn ** ** 0,553 tn tn ** 1,087 Panjang tunas ** ** * 1,740 ** ** ** 2,880 Panjang daun ** ** ** 0,814 ** ** ** 1,510 Umur 6 minggu Umur 8 minggu Variabel Klon Dosis Klon (A) Dosis (B) AxB KTG (A) (B) AxB KTG % Jumlah tanaman mati ** ** ** 51,567 ** ** ** 27,278 Jumlah tunas tn tn * 1,068 tn ** ** 0,213 Panjang tunas ** ** tn 6,812 ** ** tn 12,751 Panjang daun ** ** ** 2,552 ** ** ** 2,052 KTG = Kuadrat Tengah Galat. tn, * dan ** = Masing-masing tidak berbeda nyata dan nyata pada uji F taraf 5% dan 1%. Pendugaan LD 50 pada Umur 8 Minggu Jumlah tanaman yang mati dipengaruhi oleh interaksi antara klon dengan dosis iradiasi. Untuk klon MLG 10311, iradiasi sinar gamma hingga dosis tertinggi (100 Gy) menyebabkan kematian tanaman tidak sampai 50%. Dengan demikian pendugaan level LD 50 bagi klon tersebut belum dapat dilakukan. Untuk klon dan varietas Adira 4, tingkat kematian tanaman yang mencapai 50% sudah terjadi sejak umur 4 minggu, terdapat pada perlakuan dosis antara 50 Gy hingga 75 Gy untuk, dan antara dosis 75 Gy hingga 100 Gy untuk Adira 4. Tingkat kematian tanaman pada kedua klon tersebut terus meningkat. Untuk dengan dosis 100 Gy, jumlah tanaman yang mati pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu berturut-turut 35,2%, 76,2%, 90,3% dan 100%, sedangkan untuk adalah 3,3%, 70,0%, 90%, dan 93,3% (Tabel 2). Bertambahnya tanaman yang mati terkait dengan gangguan fisiologis tanaman akibat paparan radiasi sinar gamma yang mengenai seluruh bagian tanaman, tidak hanya pada bagian batang dan daun tetapi termasuk bagian akarnya. Klon (A) Dosis (B) AxB KTG Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
5 Tabel 2. Pengaruh berbagai dosis iradiasi sinar gamma terhadap jumlah tanaman mati pada tiga klon/varietas ubikayu pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu. Rumah Kasa, Balitkabi, Dosis sinar Jumlah tanaman mati (%) umur 2 minggu Jumlah tanaman mati (%) umur 4 minggu gamma (Gy) MLG MLG ,0 a 0,0 a 0,0 a 0,0 a 0,0 a 0,0 a 25 0,0 a 6,7 abc 5,9 abc 0,0 a 0,0 a 0,0 a 50 0,0 a 16,7 cd 6,7 abc 0,0 a 40,0 bc 6,7 a 75 0,0 a 26,7 de 13,7 bcd 0,0 a 53,3 c 31,5 b 100 0,0 a 35,2 e 3,3 ab 0,0 a 76,2 d 70,0 d BNT 5% 13,02 16,66 KK (%) 8,43 12,23 Dosis sinar Jumlah tanaman mati (%) umur 6 minggu Jumlah tanaman mati (%) umur 8 minggu gamma (Gy) MLG MLG ,0 a 0,0 a 0,0 a 0,0 a 0,0 a 0,0 a 25 0,0 a 3,3 a 2,6 a 0,0 a 3,3 a 2,6 a 50 0,0 a 40,0 b 6,7 a 0,0 a 43,3 b 3,3 a 75 0,0 a 73,3 c 72,6 c 0,0 a 73,3 c 79,6 c 100 3,3 a 90,3 d 90,0 d 3,3 a 100,0 d 93,3 d BNT 5% 12,34 9,31 KK (%) 9,90 7,38 KK = Koefisien Keragaman, BNT = Beda Nyata Terkecil. Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Nilai duga LD 50 berdasarkan jumlah tanaman yang mati pada umur 8 minggu, untuk terjadi pada dosis 58,6 Gy dan pada dosis 66,3 Gy. Jika tanaman dipelihara hingga panen, nilai LD 50 kemungkinan lebih rendah daripada umur 8 minggu, sebab sebagian dari tanaman yang bertahan hidup pada umur 8 minggu menunjukkan lambatnya pertumbuhan panjang tunas, panjang daun, dan lebar daun sehingga peluang tanaman yang mati terus bertambah. Jumlah Tunas Perlakuan iradiasi sinar gamma berpengaruh terhadap jumlah tunas per tanaman. Pada klon dan varietas, semakin tinggi dosis iradiasi semakin berkurang jumlah tunas yang tumbuh. Pada pengamatan terakhir (umur 8 minggu), jumlah tunas pada perlakuan kontrol 2,7 tunas/tanaman, sedangkan pada perlakuan 75 Gy adalah 1,7 tunas/tanaman, bahkan tidak ada tunas yang bertahan hidup pada dosis 100 Gy. Untuk varietas, jumlah tunas pada perlakuan kontrol 2,6 tunas/tanaman dan 0,3 tunas/tanaman pada perlakuan 100 Gy. Namun keadaan sebaliknya terjadi pada klon MLG Pada perlakuan kontrol, jumlah tunasnya (ratarata 1,8 tunas/tanaman) lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tunas pada perlakuan 50 Gy dan 75 Gy (2,8 tunas/tanaman) (Tabel 3). Secara umum seluruh perlakuan menunjukkan jumlah tunas yang semakin berkurang seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Hal ini terjadi karena terjadinya persaingan pertumbuhan di antara tunas yang ada. Panjang Tunas Iradiasi sinar gamma menghambat pertumbuhan tunas. Semakin tinggi dosis yang diaplikasikan semakin berkurang panjang tunas. Keragaman panjang tunas pada umur 6 dan 8 minggu tidak dipengaruhi oleh interaksi klon dengan dosis iradiasi. Pada umur tersebut keragaman panjang tunas disebabkan oleh perbedaan dosis iradiasi atau klon. 518 Wahyuni et al.: Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma terhadap Ubikayu Generasi M1v1
6 Hasil pengamatan pada umur 6 dan 8 minggu menunjukkan bahwa panjang tunas pada perlakuan kontrol tidak berbeda nyata dengan perlakuan 25 Gy dan 50 Gy. Tunas dari ketiga perlakuan nyata lebih pendek pada dosis 75 Gy dan 100 Gy (Tabel 4). Tabel 3. Pengaruh dosis iradiasi sinar gamma terhadap jumlah tunas/tanaman dari tiga klon/varietas ubikayu pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu. Rumah Kasa, Balitkabi Dosis sinar gamma (Gy) MLG Jumlah tunas umur 2 minggu MLG Jumlah tunas umur 4 minggu 0 3,0 ef 4,3 bc 6,2 a 3,0 bc 4,5 ab 5,9 a 25 2,4 f 4,0 cde 5,9 a 3,1 bc 3,7 bc 4,5 ab 50 4,2 bcde 4,5 bc 5,2 ab 4,4 ab 4,7 ab 4,3 ab 75 3,7 cde 3,9 cde 4,3 bcd 4,8 ab 3,2 bc 2,4 c 100 4,5 bc 3,1 def 3,6 cde 5,6 a 4,8 ab 2,2 c BNT 5% 1,21 1,80 KK (%) 17,24 26,46 Dosis sinar gamma (Gy) MLG Jumlah tunas umur 6 minggu MLG Jumlah tunas umur 8 minggu 0 2,1 bcd 3,2 abc 3,3 abc 1,8 cd 2,7 ab 2,6 abc 25 2,1 bcd 2,9 abc 3,4 abc 1,7 d 2,4 abcd 2,9 a 50 3,4 abc 3,5 abc 3,6 ab 2,8 a 2,5 abc 2,8 a 75 3,6 ab 3,6 ab 2,3 abcd 2,8 a 1,7 d 1,9 bcd 100 4,0 a 1,8 cd 1,5 d 2,3 abcd 0,0 e 0,3 e BNT 5% 1,7 0,80 KK (%) 35,33 22,84 KK = Koefisien Keragaman, BNT = Beda Nyata Terkecil Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Tabel 4. Pengaruh dosis iradiasi sinar gamma terhadap panjang tunas dari tiga klon/varietas ubikayu pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu. Rumah Kasa, Balitkabi, Dosis sinar Panjang tunas (cm) umur 2 minggu Panjang tunas (cm) umur 4 minggu gamma (Gy) MLG MLG ,1 b 5,6 ef 8,1 bcd 20,2 b 11,6 efg 16,5 cd 25 14,5 a 7,4 cde 9,6 b 24,2 a 12,3 ef 16,8 cd 50 8,5 bcd 5,4 ef 4,5 f 17,7 bc 8,5 hi 10,2 fgh 75 9,3 bc 4,5 f 3,5 f 14,2 de 5,4 j 6,2 ij 100 6,8 de 4,0 f 5,5 ef 8,8 ghi 5,1 jk 2,5 k BNT 5% 2,20 2,83 KK (%) 18,44 14,12 Dosis sinar Panjang tunas (cm) umur 6 minggu *) Panjang tunas (cm) umur 8 minggu *) gamma (Gy) Rata-rata 3 klon/varietas Rata-rata 3 klon/varietas 0 19,4 ab 19,6 a 25 20,2 a 20,8 a 50 17,0 b 17,9 a 75 12,5 c 13,7 b 100 5,1 d 5,3 c BNT 5% 2,5 3,4 KK (%) 17,59 23,13 KK = Koefisien Keragaman, BNT = Beda Nyata Terkecil. *) pengaruh interaksi klon vs dosis iradiasi tidak berbeda nyata; Angka selajur yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata (BNT 5%). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
7 Panjang Daun Keragaman panjang daun dipengaruhi oleh interaksi antara klon dengan dosis radiasi (Tabel 5). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada perlakuan kontrol panjang daun MLG dan tidak berbeda nyata, daun lebih pendek dari MLG Perlakuan iradiasi sinar gamma berpengaruh negatif terhadap panjang daun. Hubungan antara dosis iradiasi dengan panjang daun pada umur 8 minggu membentuk garis regresi linier, untuk MLG adalah Y = 12,62 0,041X, R 2 = 0,93, Y = 11,54 0,09X, R 2 = 0,70, sedangkan untuk Y = 13,28 0,11X, R 2 = 0,84. Semakin tinggi dosis yang diaplikasikan semakin besar penurunan panjang daun (Tabel 5), bahkan pada dosis tertinggi (100 Gy) sebagian tanaman mati dan sebagian lainnya masih memiliki tunas namun tidak memiliki helai daun yang membuka sempurna. Tabel 5. Pengaruh dosis iradiasi sinar gamma terhadap panjang daun tiga klon/varietas ubikayu pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu. Rumah Kasa, Balitkabi, 2010 Dosis sinar Panjang daun (cm) umur 2 minggu Panjang daun (cm) umur 4 minggu gamma (Gy) MLG MLG ,0 a 5,1 bcde 8,2 a 10,8 a 8,2 bcd 10,2 ab 25 8,4 a 6,0 b 7,6 a 10,2 ab 7,6 cd 8,8 abc 50 5,5 bcd 4,3 cdef 3,9 ef 8,9 abc 7,7 cd 8,4 bcd 75 5,5 bc 4,0 def 3,0 f 8,0 cd 5,0 ef 6,7 de 100 4,6 bcde 4,5 cdef 3,8 ef 8,0 cd 3,8 f 0,0 g BNT 5% 1,49 2,08 KK (%) 16,05 16,62 Dosis sinar gamma (Gy) Panjang daun (cm) umur 6 minggu Panjang daun (cm) umur 8 minggu MLG MLG ,9 a 8,6 bcde 11,1 ab 13,1 a 10,3 bcd 12,2 ab 25 10,9 abc 8,2 de 9,7 abcd 11,4 abc 9,0 def 10,3 bcde 50 9,0 bcd 8,6 bcde 8,7 bcde 10,0 bcde 8,8 def 9,2 cdef 75 9,1 bcd 7,5 de 6,1 e 9,4 cdef 7,9 ef 7,5 f 100 8,3 cde 0,0 f 0,0 f 9,0 def 0,0 g 0,0 g BNT 5% 2,66 2,39 KK (%) 20,36 16,58 KK = Koefisien Keragaman, BNT = Beda Nyata Terkecil. Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Jumlah Tanaman Dipanen, LD 50 dan Kisaran Hasil Umbi Generasi M 1 V 1 Jumlah tanaman dipanen, tanaman mati, dan kisaran hasil umbi ubikayu generasi M 1 V 1 di KP Kendalpayak disajikan pada Tabel 6. Jumlah tanaman mati selama pemeliharaan di lapangan hingga tanaman dipanen pada umur 10 bulan terus bertambah. Jumlah stek yang diiradiasi untuk setiap klon/varietas masing-masing 120 batang (30 tanaman setiap perlakuan dosis iradiasi). Jumlah tanaman yang bertahan hidup hingga panen adalah 56 tanaman untuk MLG 10311, 47 tanaman untuk, dan 44 tanaman untuk. Tingkat kematian tanaman hingga 100% untuk MLG terjadi pada dosis 75 Gy, sedangkan untuk dan Adira 4 pada dosis 100 Gy (Tabel 6). Iradiasi menyebabkan terganggunya fotosintesis sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman, pada dosis lebih tinggi menyebabkan kematian sel-sel meriste- 520 Wahyuni et al.: Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma terhadap Ubikayu Generasi M1v1
8 matik di titik tumbuh sehingga mematikan tanaman (Datta et al. 1994, Nagatomi 1996, Liang Qu 1996). Tabel 6. Jumlah tanaman dipanen, tanaman mati, dan kisaran hasil individu tanaman ubikayu generasi M 1 V 1. KP Kendalpayak, Klon/varietas MLG Dosis sinar gamma (Gy) Jumlah tanaman dipanen Jumlah tanaman mati (%) Hasil umbi (kg/tanaman) Jumlah stek diiradiasi Minimusimurata Mak- Rata ,50 5,00 4, ,05 5,80 2, ,18 4,30 1, ,10 4,40 3, ,75 5,00 2, ,30 3,50 1, ,60 2,60 1, ,00 6,90 5, ,05 8,20 3, ,00 6,40 2, ,00 3,00 3, Berdasarkan jumlah tanaman mati pada saat panen diperoleh nilai duga LD 50, untuk MLG adalah pada 60,4 Gy, 53,8 Gy dan pada 52,1 Gy. Dengan diperolehnya LD 50 akan mempermudah perencanaan dosis iradiasi yang efektif untuk menginduksi diperolehnya mutan yang lebih unggul dari tanaman aslinya. Hasil umbi dari individu tanaman yang sudah diiradiasi sinar gamma yang berasal dari MLG berkisar antara 0,18 5,80 kg/tanaman, antara 0,30-5,00 kg/ tanaman, dan antara 0,00 8,20 kg/tanaman. Dari empat dosis yang dicoba, ratarata hasil umbi tertinggi pada ketiga klon/varietas diperoleh pada 25 Gy (Tabel 6). Namun dibandingkan dengan kontrol (tanpa iradiasi), hasil tersebut relatif lebih rendah, karena hasil umbi pada percobaan ini belum menunjukkan potensi genetik yang sebenarnya. Individu-individu tanaman yang mengalami paparan iradiasi masih mengalami proses recovery dari kerusakan jaringan tanaman. Oleh karena itu, seleksi pada generasi M 1 V 1 belum memenuhi syarat (Micke dan Donini 1993). Pada saat iradiasi dilakukan, setiap stek memiliki sedikitnya sebuah tunas dan pada saat panen sedikitnya diperoleh satu batang tanaman. Sementara pengaruh iradiasi bersifat random. Secara teoritis, mutasi yang terjadi juga akan bersifat random. Oleh karena itu, setiap batang yang dihasilkan dari suatu stek berpeluang menjadi individu yang berbeda dengan batang lain yang berasal dari stek yang sama. Pada akhir kegiatan ini diperoleh populasi berupa individu tanaman yang siap digunakan sebagai bibit untuk pertanaman generasi M 1 V 2 dan menurut Micke dan Donini (1993) sudah memenuhi syarat untuk diseleksi. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
9 KESIMPULAN 1. Keragaman jumlah tanaman mati, jumlah tunas, panjang tunas, dan panjang daun dipengaruhi oleh interaksi klon dengan dosis iradiasi sinar gamma. 2. Iradiasi sinar gamma dosis Gy berpotensi menghambat pertumbuhan tunas dan menyebabkan penyimpangan bentuk dan warna daun yang mulai muncul sejak dua minggu setelah tanam, namun penyimpangan bentuk daun tersebut bersifat sementara. 3. Nilai duga LD 50 pada umur 8 minggu setiap klon berbeda, untuk adalah pada 58,6 Gy, pada 66,3 Gy, sedangkan untuk MLG belum dapat diduga karena jumlah tanaman yang mati hingga umur 8 minggu belum mencapai 50% dari populasi. 4. Berdasarkan jumlah tanaman mati dari awal iradiasi hingga saat panen individuindividu tanaman M 1 V 1 diperoleh nilai duga LD 50 untuk MLG pada dosis 60,4 Gy, pada dosis 53,8 Gy, dan pada dosis 52,1 Gy. 5. Hasil umbi individu-individu tanaman M 1 V 1 yang berasal dari MLG berkisar antara 0,18 5,80 kg/tanaman, antara 0,30 5,00 kg/tanaman, dan berkisar antara 0,00 8,20 kg/tanaman. UCAPAN TERIMAKASIH Penghargaan dan rasa terima kasih disampaikan kepada Sdr. Langgeng Sutrisno, SP dan Sdr. Sunaryo yang sudah membantu pelaksanaan percobaan ini dengan baik. Semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala berlimpah. DAFTAR PUSTAKA Agusrial, Teknik Mutasi: Pemuliaan Tanaman. modules/news/ article.php?storyid=67. [Akses 23 Des 2009] Anonim, Kelompok Pemuliaan Tanaman. pemuliaan.html. [Akses 5 Jan 2009] Borojevic S, Principles and Methods of Plant Breeding. Elsevier Sci. Pub. Co. Inc. New York, 368p. Datta, S.K., A.K. Dwivedi and Banerji investigations on gamma ray induced chlorophyll variegated mutans. J. Nuclear Agric. Biol. 24 (4) : Herison C, Rustikawati, Sutjahjo SH, Aisyah SI, Induksi Mutasi melalui iradiasi sinar gamma terhadap benih untuk meningkatkan keragaman populasi dasar jagung (Zea mays L.). Jurnal Akta Agrosia Vol.11 No.1: Liang Qu, Mutation breeding for ornamental plant in China. In. Proc. Seminar on Mutation Breeding in Horticultural Crops for Regional Nuclear Cooperation in Asia November Bangkok, Thailand. 14p. Micke A, and Donini B, Induced Mutation. In Hayward MD, Bosemark NO, and Romagosa I (Eds.). Plant Breeding. Principles and Prospects. Chapman & Hall, London. Pp Nagatomi, S,. K, Degi, M, Yamaguchi, E,. Miyahira, M, Sakamoto, K, Takaesu, Six mutant varieties of diffrence flower colour induced by floral organ culture of chronically chrysanthemum plant. Technical news. 43:1 2. Nagatomi, S, Application of irradiation in vitro techniques on induced mutation in horticultural crops. In. Proc. Seminar on Mutation Breeding in Horticultural Crops for Regional Nuclear Cooperation in Asia, 3 10 November 1996 Bangkok, Thailand. 14p. Sanjaya, L., Y, Supriyadi, R, Meilasari dan K, Yuniarto, Induksi mutasi dengan menggunakan sinar gamma pada varietas varietas krisan /01/22/induksi- 522 Wahyuni et al.: Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma terhadap Ubikayu Generasi M1v1
10 mutasi-dengan-menggunakan-sinar-gamma-pada-varietas%e2%80%93varietas-krisan/ [Akses 5 Jan 2010] Soedjono S, Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam pemuliaan tanaman. Jurnal Litbang Pertanian 22(2): Soeranto H, Peran iptek nuklir dalam pemulian tanaman untuk mendukung industri pertanian. Prosiding Pertemuan dan Presentase ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN, Yogyakarta 8 Juli Hal digilib.batan. go.id/e.../soeranto-h308.pdf [Akses 9 Maret 2011]. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41
VI. UBI KAYU 6.1. Perbaikan Genetik Sejatinya komoditas ubi kayu memiliki peran cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Pada level harga ubi kayu Rp750/kg, maka dengan produksi 25,5 juta ton (tahun
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya peningkatan produksi ubi kayu seringkali terhambat karena bibit bermutu kurang tersedia atau tingginya biaya pembelian bibit karena untuk suatu luasan lahan, bibit yang dibutuhkan
Lebih terperinciIV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA
Latar Belakang IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA MELALUI IRADIASI TUNGGAL PADA STEK PUCUK ANYELIR (Dianthus caryophyllus) DAN UJI STABILITAS MUTANNYA SAMPAI GENERASI MV3 Pendahuluan Perbaikan sifat
Lebih terperinciVI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23
VI. UBIKAYU 6.1. Perbaikan Genetik Kebutuhan ubikayu semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya berbagai industri berbahan baku ubikayu, sehingga diperlukan teknologi
Lebih terperinciPOTENSI HASIL KLON HARAPAN UBIKAYU PADA TIGA UMUR PANEN BERBEDA
POTENSI HASIL KLON HARAPAN UBIKAYU PADA TIGA UMUR PANEN BERBEDA Sutrisno dan Titik Sundari Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan ubi-ubian JL. Raya Kendalpayak, KM 8, Kotak Pos 66 Malang, Telp.
Lebih terperinciSTUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN [STUDY ON THREE EGG PLANT VARIETIES GROWN ON DIFFERENT COMPOSITION OF PLANT MEDIA, ITS EFFECT ON GROWTH
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENELITIAN
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR MUTAN KACANG TANAH HASIL IRADIASI SINAR GAMMA
21 UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR MUTAN KACANG TANAH HASIL IRADIASI SINAR GAMMA (YIELD EVALUATION OF PEANUT MUTAN CULTIVARS GENERATED FROM IRADIATION GAMMA RAYS) A. Farid Hemon 1 dan Sumarjan 1) 1) Program
Lebih terperinciPerubahan Karakter Agronomi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Aksesi Simanindo Samosir Akibat Pemberian Berbagai Dosis Iradiasi Sinar Gamma
Perubahan Karakter Agronomi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Aksesi Simanindo Samosir Akibat Pemberian Berbagai Dosis Iradiasi Sinar Gamma The Change of Agronomy Characters of Shallots (Allium ascalonicum
Lebih terperinciKARAKTER AGRONOMIS GALUR-GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN TANGGAMUS, BURANGRANG, DAN ANJASMORO
KARAKTER AGRONOMIS GALUR-GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN TANGGAMUS, BURANGRANG, DAN ANJASMORO Rina Artari 1 dan Heru Kuswantoro 1 1 Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak km
Lebih terperinciDAYA HASIL GALUR-GALUR MUTAN KACANG HIJAU
DAYA HASIL GALUR-GALUR MUTAN KACANG HIJAU Apri Sulistyo 1* Yuliasti 2 1 Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak Km 8, Kotak Pos 66, Malang 65101 2 Pusat Aplikasi Teknologi
Lebih terperinciPotensi Hasil Umbi dan Hasil Pati Klon-Klon Harapan Ubi Kayu
Potensi Hasil Umbi dan Hasil Pati Klon-Klon Harapan Ubi Kayu Kartika Noerwijati Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Kotak Pos 66 Malang 65101 E-mail: tika_iletri@yahoo.com
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan
Lebih terperinciRESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN
RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN Sumarni T., S. Fajriani, dan O. W. Effendi Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJalan Veteran Malang Email: sifa_03@yahoo.com
Lebih terperinciPENAMPILAN TUJUH KLON HARAPAN UBIKAYU DI LAHAN KERING MASAM
PENAMPILAN TUJUH KLON HARAPAN UBIKAYU DI LAHAN KERING MASAM Sholihin 1, K. Noerwijati 1, dan I M.J. Mejaya 2 1 Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi; Jl. Raya Kendalpayak km 8 Kotak Pos 66 Malang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan komoditas utama penduduk Indonesia. Kebutuhan beras terus meningkat setiap tahun seiring dengan peningkatan penduduk (Sinar Tani 2011). Beras merupakan bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i FAKTA INTEGRITAS... ii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iv LEMBAR PERSETUJUAN... v PEDOMAN PENGGUNAAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL UMBI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL UBIJALAR PADA DUA CARA TANAM
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL UMBI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL UBIJALAR PADA DUA CARA TANAM Tinuk Sri Wahyuni Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Jl. Raya Kendalpayak, Km 8, PO Box
Lebih terperinciINDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR
INDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 i ABSTRACT ERNI SUMINAR. Genetic Variability Induced
Lebih terperinciInduksi Keragaman dan Karakterisasi Dua Varietas Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) dengan Iradiasi Sinar Gamma secara In Vitro
J. Hort. Indonesia 4(1):34-43. April 2013. Induksi Keragaman dan Karakterisasi Dua Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) dengan Iradiasi Sinar Gamma secara In Vitro The Variation Induction and Characterization
Lebih terperinciPerbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3
Oktami: Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit... Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3 (Bud Number Growth Comparison from
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN REPRODUKTIF HIBRIDA JAGUNG PERSILANGAN GALUR INBRIDA MUTAN (M4) PADA LATOSOL DARMAGA
ISSN 1411-0067 KERAGAAN PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN REPRODUKTIF HIBRIDA JAGUNG PERSILANGAN GALUR INBRIDA MUTAN (M4) PADA LATOSOL DARMAGA Rustikawati 1, Catur Herison 1 Surjono H. Sutjahjo 2 1 Jurusan Budidaya
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir) THE EFFECT OF COW MANURE DOSAGE AND NITROGEN FERTILIZER ON GROWTH AND
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Kondisi laboratorium tempat dilakukan percobaan memiliki suhu berkisar antara 18-22 0 C dan kelembaban mencapai 90%. Kondisi tersebut merupakan kondisi yang
Lebih terperinciPENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN KAPAS. (Gossypium hirsutum.l)
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN KAPAS (Gossypium hirsutum.l) Lilik Harsanti Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Cinere Pasar Jumat
Lebih terperinciPEMULIAAN MUTASI UMUR GENJAH PADA KEDELAIVARIETAS ORBA
PEMULIAAN MUTASI UMUR GENJAH PADA KEDELAIVARIETAS ORBA Rivaie Ratma* ABSTRAK - ABSTRACT PEMULIAAN MUTASI UMUR GENJAH PADA KEDELAI VARIETAS ORBA. Dari orientasi dosis pada penelitian terdahulu terpilih
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda
Lebih terperinciPENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah
PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine soya/ Glycine max L.) berasal dari Asia Tenggara dan telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah ditanam di negara tersebut dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam
4 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam Definisi lahan kering adalah lahan yang pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun (Mulyani et al., 2004). Menurut Mulyani
Lebih terperinciRespon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Mutan (M2) Kacang Hijau terhadap Pemberian Air 40% Kapasitas Lapang
Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Mutan (M2) Kacang Hijau terhadap Pemberian Air 40% Kapasitas Lapang Growth Response And Yield of Some Mutants (M2) Mungbean to Water Supply of 40% Field Capacity.
Lebih terperinciPENGARUH ASAL BAHAN DAN BENTUK PANGKAL BATANG TERHADAP PERTUMBUHAN STEK UBI KAYU SKRIPSI. Oleh. Novidatul Ratnasari NIM
PENGARUH ASAL BAHAN DAN BENTUK PANGKAL BATANG TERHADAP PERTUMBUHAN STEK UBI KAYU SKRIPSI Oleh Novidatul Ratnasari NIM 091510501056 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
Lebih terperinciKERAGAAN KOMPONEN HASIL, HASIL, DAN KUALITAS UMBI KLON-KLON UBI KAYU DI LAHAN ENTISOL KABUPATEN KEDIRI
KERAGAAN KOMPONEN HASIL, HASIL, DAN KUALITAS UMBI KLON-KLON UBI KAYU DI LAHAN ENTISOL KABUPATEN KEDIRI Kartika Noerwijati Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak km 8 Kotak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia
PENDAHULUAN Latar Belakang Sampai saat ini Indonesia adalah pengimpor potensial untuk komoditi kedelai. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciPROGRAM INSENTIF RISET DASAR
PERAKITAN KULTIVAR UNGGUL JAGUNG TOLERAN KEMASAMAN: SELEKSI IN VITRO MUTAN IRADIASI SINAR GAMMA DAN VARIAN SOMAKLON Surjono Hadi Sutjahjo, Dewi Sukma, Rustikawati PROGRAM INSENTIF RISET DASAR Bidang Fokus
Lebih terperinciJl. Raya Kendalpayak Km.8 Malang Jl. Merdeka 147, Bogor
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL UBI JALAR Effect Of Water Frequency On The Growth And Yield Of Sweet Potato Ratri Tri Hapsari 1 dan I Made Jana Mejaya 2 1 Balai Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)
378 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 4 SEPTEMBER-2013 ISSN: 2338-3976 PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.) THE
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI OLEH : SARWITA LESTARI PANJAITAN 110301064/BUDIDAYA
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT
KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciANALISIS DAYA GABUNG UMUM DAN DAYA GABUNG KHUSUS 6 MUTAN DAN PERSILANGANNYA DALAM RANGKA PERAKITAN KULTIVAR HIBRIDA JAGUNG TENGGANG KEMASAMAN
ANALISIS DAYA GABUNG UMUM DAN DAYA GABUNG KHUSUS 6 MUTAN DAN PERSILANGANNYA DALAM RANGKA PERAKITAN KULTIVAR HIBRIDA JAGUNG TENGGANG KEMASAMAN Rustikawati 1, E. Suprijono 1, A. Romeida 1, C. Herison 1 dan
Lebih terperinciKarakter Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokal Samosir Pada Beberapa Dosis Iradiasi Sinar Gamma
Karakter Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokal Samosir Pada Beberapa Dosis Iradiasi Sinar Gamma Growth Characters of Shallot (Allium ascalonicum L.) Local Samosir Varieties on
Lebih terperinciPENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERUBAHAN FENOTIPIK TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativa L.)
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 7, Oktober 2016: 585-594 ISSN: 2527-8452 585 PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERUBAHAN FENOTIPIK TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativa L.) THE EFFECT OF GAMMA IRRADIATION
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciPENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Fitri Handayani 1, Nurbani 1, dan Ita Yustina 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur; 2 Balai Pengkajian
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN
Jurnal Cendekia Vol 11 Nomor 2 Mei 2013 PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) VARIETAS HARMONY Oleh:
Lebih terperinciBEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADIASI GAMMA PADA SOR GHUM (Sorghum vulgare) BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADlASI GAMMA PADA SORGHUM (Sorghum
BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADIASI GAMMA PADA SOR GHUM (Sorghum vulgare) Soeranto * ABSTRAK - ABSTRACT BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADlASI GAMMA PADA SORGHUM (Sorghum vulgare). Benih sorghum varietas lokal
Lebih terperinciDisetujui Oleh: Komisi Pembimbing NIP NIP Mengetahui : Ketua Program Studi Agroekoteknologi
Judul : Seleksi Individu M3 Berdasarkan Karakter Umur Genjah dan Produksi Tinggi Pada Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Nama : Yoke Blandina Larasati Sihombing NIM : 100301045 Program Studi : Agroekoteknologi
Lebih terperinciPertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam
112 Risa Wentasari : Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam Sweet Corn s Growth and Productivity in Various Types of Cropping Systems
Lebih terperinciKAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK
KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK Sunyoto *, R. Murtopo, dan M. Kamal Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bandar
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo
26 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Adaptasi Galur Harapan Padi Gogo Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo berpengaruh nyata terhadap elevasi daun umur 60 hst, tinggi tanaman
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia, sedangkan sisanya masih menkonsumsi jagung dan sagu. Usahatani
PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan bahan pangan pokok bagi lebih dari 95 persen penduduk Indonesia, sedangkan sisanya masih menkonsumsi jagung dan sagu. Usahatani padi banyak menyediakan lapangan
Lebih terperinciUSULAN PELEPASAN VARIETAS KENTANG
USULAN PELEPASAN VARIETAS KENTANG DEA NADIA KERJASAMA ABG DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA - IPB CV HORTITEK Pangalengan Bandung UPTD BPSBTPH PROVINSI JAWA BARAT 2008 Dalam Kerangka Horticultural Partnership
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS BIBIT PISANG KEPOK MELALUI RADIASI SINAR GAMMA SECARA IN VITRO
69 Buana Sains Vol 9 No 1: 69-75, 2009 PENINGKATAN KUALITAS BIBIT PISANG KEPOK MELALUI RADIASI SINAR GAMMA SECARA IN VITRO Astutik PS Budidaya Pertanian, Fak. Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI
PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI Oleh Ahmad Fitriyanto NIM 091510501143 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,
PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena
Lebih terperinciSKRIPSI. KEBERHASILAN OKULASI BIBIT DURIAN (Durio zibethinus Murr.) PADA MODEL MATA TEMPEL DAN STADIA ENTRES YANG BERBEDA
SKRIPSI KEBERHASILAN OKULASI BIBIT DURIAN (Durio zibethinus Murr.) PADA MODEL MATA TEMPEL DAN STADIA ENTRES YANG BERBEDA Oleh: Bakarudin 10882004383 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciEVALUASI KOMPONEN PRODUKSI DARI MUTAN TEBU TIDAK BER BUNGA HASIL IRADIASI SINAR GAMMA
EVALUASI KOMPONEN PRODUKSI DARI MUTAN TEBU TIDAK BER BUNGA HASIL IRADIASI SINAR GAMMA Eka Sugiayarta ABSTARK EVALUASJ KOHPONBN PBOD(mSI DARI MOTAN TEBU TIDAK BEBBUNCA HASIL IRADIASI SINAR CAMKA. Untuk
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa
Lebih terperinciPENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI
PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda
Lebih terperinciORIENTASI DOSIS DAN PENGARUH IRRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN STADIA AWAL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.
ORIENTASI DOSIS DAN PENGARUH IRRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN STADIA AWAL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) *) Dose Orientation of Gamma Rays Irradiation and Its Effect on Early
Lebih terperinciKERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH :
KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH : Irfan Mustaqim 100301149/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciUJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH:
UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH: Dinda Marizka 060307029/BDP-Pemuliaan Tanaman PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN TANAMAN Aglaonema sp. Oleh RACHMAWATI PUTRISA MISNIAR A
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN TANAMAN Aglaonema sp. Oleh RACHMAWATI PUTRISA MISNIAR A34403064 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciPemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium
Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium Pisang merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi
BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian secara keseluruhan terbagi dalam tiga percobaan sebagai berikut: 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 2. Studi Keragaan Karakter Agronomis
Lebih terperinciPENAMPILAN SIFAT AGRONOMI GALUR MUTAN SORGUM (Sorghum bicolor L. Moench) DI KABUPATEN BOGOR. Sihono
PENAMPILAN SIFAT AGRONOMI GALUR MUTAN SORGUM (Sihono) PENAMPILAN SIFAT AGRONOMI GALUR MUTAN SORGUM Sihono Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Lebak Bulus Raya
Lebih terperinciPENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN STEK PUCUK KRISAN. Ita Dwimahyani
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP Ita Dwimahyani Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN, Jakarta ABSTRAK PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN STEK PUCUK KRISAN
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)
Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Macam Varietas (Emmy Hamidah) 105 PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.) Emmy Hamidah Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciAPLIKASI PACLOBUTRAZOL PADA TANAMAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L. cv. Teddy Bear) SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN TANAMAN HIAS POT
APLIKASI PACLOBUTRAZOL PADA TANAMAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L. cv. Teddy Bear) SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN TANAMAN HIAS POT Eko Widaryanto, Medha Baskara dan Agus Suryanto Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciPengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari
Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari The Effect of Peanut (Arachis hypogaea L.) and Corn (Zea mays
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005
PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SORGUM ( (L) Moench DAN (Piper) Stafp) YANG MENDAPATKAN KOMBINASI PEMUPUKAN N, P, K DAN CA (The Use Combined Fertilizers of N, P, K and Ca on Growth and Productivity
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN 15 Kondisi Umum Penelitian Eksplan buku yang membawa satu mata tunas aksilar yang digunakan pada penelitian ini berasal dari tunas adventif yang berumur 8 MST. Tunas adventif disubkultur
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL
99 PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL Effect of Plant Spacing on Yield of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Penelitian yang bertujuan mempelajari pengaruh jarak tanam terhadap
Lebih terperinciTHE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)
PENGARUH PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA SISTEM OLAH TANAH THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine
Lebih terperinciAgricultural University), Jl. Meranti Kampus IPB Darmaga 16680, Indonesia
SELEKSI POPULASI PLANTLET MUTAN ANGGREK SPATHOGLOTTIS PLICATA BLUME. HASIL IRADIASI SINAR GAMMA BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI TANAMAN Population Selection of Spathoglottis plicata Blume Orchid Mutant
Lebih terperinciEvaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali
Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali Rubiyo 1, Suprapto 1, dan Aan Darajat 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Bali 2 Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRACT Superior variety
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO
PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO Imam Mahadi, Sri Wulandari dan Delfi Trisnawati Program
Lebih terperinciPenggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, tahan hama dan
PEMANFAATAN KOMBINASI PEMBERIAN MUTAGEN DAN KULTUR IN VITRO UNTUK PERAKITAN VARIETAS UNGGUL BARU Penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, tahan hama dan penyakit maupun cekaman lingkungan merupakan
Lebih terperinciKeragaman Somaklonal. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP
Keragaman Somaklonal Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP Mekanisme Terjadinya Keragaman Somaklonal Keragaman somaklonal adalah keragaman genetik tanaman yang terjadi sebagai hasil kultur
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)
16 JURNAL PRODUKSI TANAMAN VOLUME 1 No.1 MARET-2013 PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.) THE EFFECT OF MEDIA COMPOSITION ON BUD CHIP TECHNIQUES
Lebih terperinciDAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 20 Jurnal Agrotek Tropika 1(1):20-24, 2013 Vol. 1, No. 1: 20 24, Januari 2013 DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2 HASIL PERSILANGAN
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen
PENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen SKRIPSI Oleh : DARSONO 2009-41-012 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS
Lebih terperinciEVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2
EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2 HENRY ARDIANSYAH SIPAHUTAR 060307024 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 7, Oktober 2016: 547-553 ISSN: 2527-8452 547 PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Padi (Varietas Ciherang) Padi merupakan kebutuhan vital bagi manusia Indonesia sehari-hari, disebabkan setiap hari orang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Untuk menjaga
Lebih terperinciPEMBERIAN SLUDGE KELAPA SAWIT DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DUA VARIETAS KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.)
SKRIPSI PEMBERIAN SLUDGE KELAPA SAWIT DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DUA VARIETAS KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.) Oleh: HafidzAssadiq 10882003255 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Perbanyakan tanaman cabai secara in vitro dapat dilakukan melalui organogenesis ataupun embriogenesis. Perbanyakan in vitro melalui organogenesis dilakukan dalam media MS dengan penambahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi
Lebih terperinciKarakter Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokal Samosir Pada Beberapa Dosis Iradiasi Sinar Gamma
Karakter Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokal Samosir Pada Beberapa Dosis Iradiasi Sinar Gamma GrowthCharacters ofshallot (Allium ascalonicum L.)Local Samosir Varieties on Several
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciTHE EFFECT OF SEEDS GENERATION ON GROWTH AND FLOWERING OF CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum) RHINO VARIETIES
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH GENERASI BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN KRISAN (Chrysanthemum) VARIETAS RHINO THE EFFECT OF SEEDS GENERATION ON GROWTH
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Proliferasi Kalus Embriogenik Kalus jeruk keprok Garut berasal dari kultur nuselus yang diinduksi dalam media dasar MS dengan kombinasi vitamin MW, 1 mgl -1 2.4 D, 3 mgl -1 BAP, 300
Lebih terperinciEVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :
EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH : HENDRI SIAHAAN / 060307013 BDP PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI
Lebih terperinciSTUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN. The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production
47 STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi pemotongan
Lebih terperinciKERAGAAN DAN KERAGAMAN MUTAN TANAMAN UBI KAYU(Manihot esculenta Crantz.) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA SERTA PENDUGAAN HERITABILITAS MITA DIANASARI
KERAGAAN DAN KERAGAMAN MUTAN TANAMAN UBI KAYU(Manihot esculenta Crantz.) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA SERTA PENDUGAAN HERITABILITAS MITA DIANASARI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat
Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dilahan Pertanian, Fakultas Pertanian, Medan, dengan ketinggian tempat 25 meter di atas permukaan laut, yang di mulai
Lebih terperinci