LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2014"

Transkripsi

1 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2014 OPTIMALISASI ADMINISTRASI PERENCANAAN PEMERIKSAAN PADA DIREKTORAT PEMERIKSAAN DAN RISET PPATK OLEH : HENI RAHMAWATI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya sehingga terselesaikannya pelaksanaan dan penulisan Laporan Proyek Perubahan dengan judul : Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan pada Direktorat Pemeriksaan dan Riset PPATK. Laporan Proyek Perubahan ini ditulis sebagai salah satu syarat mengikuti Diklat Kepemimpinan IV Angkatan I Tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Maksud dan tujuan penulisan Laporan Proyek Perubahan ini adalah sebagai proses melatih peserta untuk meningkatkan kemampuan manajerialnya sebagai aktualisasi kepemimpinan. Laporan ini tercipta berkat dukungan, kerjasama dan kontribusi dari banyak pihak. Untuk itu ijinkan penulis memberikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Muhammad Yusuf, Kepala Pusat Analaisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Diklat Pim IV tahun Bapak Wirzal Yanuar, Deputi Pemberantasan PPATK. 3. Bapak Dwi Setiawan, Kepala Pusdiklat Badan Pemeriksa Keuangan. 4. Bapak Zaini Arief Budiman selaku Widyaiswara Pembimbing (coach). 5. Bapak Dr. Ivan Yustiavandana, Direktur Pemeriksaan dan Riset. 6. Bapak Agus Mulyana, Ketua Kelompok Pemeriksaan PJK Non Bank dan PBJ dan Mentor. 7. Bapak/Ibu para Widyaiswara yang memberikan mata pelajaran. Dengan segala hormat saya tidak dapat menyebutkan satu persatu. 8. Bapak/Ibu Satgas Angkatan I 2014 yang telah membantu kelancaran selama mengikuti Diklatpim IV Angkatan I tahun Rekan-rekan di Direktorat Pemeriksaan dan Riset PPATK. 10. Rekan-rekan seperjuangan Diklat Pim IV Angkatan I tahun Terimakasih untuk suami dan anak-anakku tercinta atas pengertiannya, dan selalu memberikan motivasi serta dukungan hingga terselesaikannya tugas ini, juga untuk kedua orang tuaku atas doa dan restu yang tak pernah putus untuk keberhasilan penulis. Penulis menyadari bahwa Laporan Proyek Perubahan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu mohon diberikan segala kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan Laporan Proyek Perubahan ini. Akhir kata, semoga Laporan Proyek Perubahan ini dapat berguna. Kalibata, Oktober 2014 Penulis Heni Rahmawati NIP Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. Tujuan Proyek Perubahan... C. Ruang Lingkup Proyek Perubahan... D. Standar/Kriteria Keberhasilan... BAB II DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK A. Deskripsi Pelaksanaan Proyek Kondisi Umum Kondisi Khusus... B. Pelaksanaan Tiap Tahap Kegiatan Perencanaan Kegiatan Hasil Pelaksanaan... C. Analisis Stakeholder Internal dan Eksternal Stakeholder Internal Analisis Peran dan Pengaruh Stakeholder Kendala Internal dan Eksternal Strategi Mengatasi Kendala Capaian Instrumen Monitoring yang digunakan... BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 3 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

4 DAFTAR TABEL Tabel 1 Perhitungan jawaban kuisioner sebelum proyek perubahan... Tabel 2 Perhitungan jawaban kuisioner sesudah proyek perubahan... Tabel 3 Penilaian indikator keberhasilan... 4 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kolekting Data... Gambar 2 Penyusunan Rekapitulasi Data... Gambar 3 Sosialisasi SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan... 5 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

6 DAFTAR BAGAN Bagan 1 Bisnis Proses Pemeriksaan... 6 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

7 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Formulir Kegiatan Peserta Diklat Pada Tahap Laboratorium Kepemimpinan Lampiran 2 Berita Acara Kolekting Data Lampiran 3 Notulensi Rapat Penyusunan dan Daftar Hadir Lampiran 4 Berita Acara Hasil Temuan Penomoran Ganda Lampiran 5 Testimoni dari Penata Usaha Lampiran 6 Testimoni dari Beberapa Pemeriksa Lampiran 7 Daftar Register Hasil Telaahan Lampiran 8 Daftar Register Rencana Pemeriksaan Lampiran 9 Surat Peryantaan Dukungan Lampiran 10 SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan Lampiran 11 Daftar Hadir Sosialisasi dan Testimoni atas SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan Lampiran 12 Lembar Kuisioner Monitoring Implementasi Proyek Perubahan 7 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

8 DAFTAR SINGKATAN DPR LHP HT RP KK : Direktorat Pemeriksaan dan Riset : Laporan Hasil Pemeriksaan : Hasil Telaahan : Rencana Pemeriksaan : Ketua Kelompok 8 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 dan disempurnakan kembali dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. PPAT sebagai lembaga intelijen dibidang keuangan atau Financial IntelIigence Unit (FIU) merupakan focal point dalam mengoordinasikan upaya pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Pencucian uang merupakan perbuatan yang berusaha menyamarkan/mengaburkan asal usul aset (kekayaan dan pendapatan) yang diduga berasal dari kegiatan illegal (tindak pidana) sehingga seolah-olah berasal dari sumber yang sah/kegiatan legal. Secara umum tahapan pencucian uang adalah sebagai berikut: a. Placement (penempatan) adalah upaya menempatkan dana yang dihasilkan dari suatu aktifitas kejahatan melalui sistem keuangan. Dalam hal ini terdapat pergerakan fisik uang tunai dari luar sistem keuangan masuk ke dalam sistem keuangan. b. Layering (pelapisan) merupakan suatu upaya memisahkan atau lebih menjauhkan hasil kejahatan dari sumbernya atau menciptakan serangkaian transaksi yang kompleks untuk menyamarkan/mengelabuhi sumber dana haram itu. c. Integration (penggabungan) yaitu upaya untuk menetapkan suatu landasan sebagai suatu legitimate explanation bagi hasil kejahatan. Disini uang sudah dicuci melalu placement dan layering dialihkan ke dalam kegiatan-kegiatan sah sehingga tampak tidak berhubungan sama sekali dengan aktifitas kejahatan sebelumnya yang menjadi sumber dari uang yang dicuci. PPATK memiliki fungsi utama dalam menyediakan dan memberikan informasi itelijen keuangan kepada aparat penegak hukum tentang dungaan tindak pidana pencucian uang atau dungaan tindak pidana asal. Informasi intelijen dimaksud merupakan hasil analisis dan hasil pemeriksaan atas berbagai data dan informasi yang diperoleh PPATK dari berbagai sumber meliputi Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM), Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT), Laporan Pembawaan Uang Tunai, Laporan Transfer Dana dan Laporan 9 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

10 Transaksi yang berasal dari Penyedia Jasa Keuangan (PJK), Penyedia Barang dan Jasa, Ditjen Bea Cukai maupun FIU dari negara lain. Selain itu juga terdapat pemberian informasi yang dihasilkan dari hasil kerjasama berdasarkan nota kesepahaman dengan lembaga di dalam negeri maupun luar negeri serta informasi dari publik, media massa dan pengaduan masyarakat. Hasil analisis dan hasil pemeriksaan PPATK yang mengindikasikan Tindak Pidana Pencucian Uang dan atau Tindak Pidana Asal disampaikan kepada penegak hukum. Terdpat 6 (enam) penyidik TPPU yaitu Kepolisian RI, Kejaksaan, KPK, BNN, Direktorat Jenderal Bea Cukai dan Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan RI. Berdasarkan ketentuan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU PP TPPU) dan Pasal 64 Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: PER-07/1.01/PPATK/08/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Direktorat Pemeriksaan dan Riset mengemban tugas untuk mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan pemeriksaan atas Hasil Analisis terhadap laporan dan informasi transaksi keuangan yang disampaikan oleh pihak pelapor dan instansi terkait lainnya, melakukan penelitian, penyusunan, pengembangan tipologi, analisis strategis, dan statistik. Tugas utama Direktorat Pemeriksaan dan Riset adalah melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengembangan riset. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi Transaksi Keuangan Mencurigakan yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional untuk menilai dugaan adanya tindak pidana. Sesuai dengan definisi pemeriksaan tersebut, maka tujuan dari pemeriksaan yang dilakukan oleh PPATK adalah untuk menemukan dugaan/indikasi suatu tindak pidana ataupun memperkuat suatu dugaan awal adanya tindak pidana berdasarkan hasil analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan. Output dari kegiatan pemeriksaan tersebut adalah Laporan Hasil Pemeriksaan. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) adalah penilaian akhir dari seluruh proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi transaksi keuangan mencurigakan yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional yang disampaikan kepada penyidik. Tahapan pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Pemeriksaan dan Riset yaitu : 1. Tahapan Perencanaan Pemeriksaan 2. Tahapan Pemeriksaan Lebih Lanjut 3. Tahapan Penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan 10 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

11 4. Tahapan Koordinasi Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan Yang telah disampaikan kepada penyidik Adapun tahapan pemeriksaan dapat digambarkan dalam bisnis proses pemeriksaan sebagai berikut : Bagan 1 Bisnis proses pemeriksaan Tahap perencanaan pemeriksaan merupakan salah satu tahap awal yang penting bagi pemeriksaan. Proses atau rangkaian kegiatan pada tahap ini adalah usulan pemeriksaan yang masuk akan dilakukan penelaahan dan diambil keputusan secara internal direktorat apakah layak untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak melalui gelar hasil telaahan yang dihadiri oleh staf pemeriksa, ketua kelompok pemeriksaan dan direktur. Apabila penilaian dari hasil telaahan layak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut maka akan dibuat memo dan usulan rencana pemeriksaan kepada Pimpinan, jika penilaian dari hasil telaahan tidak layak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut maka dokumen disimpan dalam database. Apabila usulan rencana pemeriksaan disetujui Pimpinan maka tahap selanjutnya adalah tahap pemeriksaan lebih lanjut. Pada tahap perencanaan pemeriksaan ini terdapat beberapa masalah yaitu 11 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

12 - terkait konten (material) hasil telaahan yaitu adanya database baru yang belum optimal digunakan yaitu nomor CIF dari PJK Bank - belum adanya Standar Operasional Prosedur Mikro/Teknis terkait pelaksanaan kegiatan perencanaan pemeriksaan - belum adanya alur dokumen yang jelas (tidak melalui satu pintu) sehingga sulit untuk melakukan pendataan - belum adanya data rekapitulasi terkait usulan rencana pemeriksaan yang telah disetujui Pimpinan sehingga menyulitkan kegiatan monitoring tindak lanjut. B. Tujuan Proyek Perubahan Tujuan proyek perubahan Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan untuk jangka pendek yang akan dicapai adalah - Tersedianya usulan rencana pemeriksaan lebih lengkap dengan adanya database baru yaitu nomor CIF dari Penyedia Jasa Keuangan Bank - Tersedianya SOP Mikro : SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan - Adanya alur dokumen yang jelas - Penata usahaan dokumen-dokumen terkait dilakukan dengan rapi (daftar nomor register, hardcopy dan softcopy hasil telaahan, memo usulan rencana pemeriksaan) Adapun tujuan jangka panjang yang akan dicapai adalah database hasil telaahan dan rencana pemeriksaan yang lengkap dan akurat sehingga memudahkan proses evaluasi dan monitoring atas tindak lanjut rencana pemeriksaan yang telah disetujui oleh Pimpinan. C. Ruang Lingkup Proyek Perubahan Proyek perubahan ini mengambil lingkup area perubahan pada tahap perencanaan pemeriksaan mengingat tahap dimaksud merupakan tahap awal dalam kegiatan pemeriksaan di Direktorat Pemeriksaan dan Riset dan salah satu kegiatan penting yang menentukan kualitas pelaksaanan pemeriksaan. Fokus proyek perubahan pada tahap perencanaan pemeriksaan adalah bagaimana mengoptimalisasikan administrasi perencanaan pemeriksaan yang berguna untuk menertibkan proses administrasi, membantu atasan mengambil keputusan, dan melakukan monitoring serta evaluasi terhadap pelaksaanaan perencanaan pemeriksaan. 12 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

13 Kegiatan yang akan dilakukan untuk kegiatan Optimalisasi Manajemen Perencanaan Pemeriksaan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan kolekting data atas dokumen disposisi untuk telaah kasus dari Direktur melalui Ketua Kelompok kepada Pemeriksa, Hasil Telaahan, Rencana Pemeriksaan dan memo pengantar yang terkait. 2. Memasukkan seluruh data dan informasi (hasil telaahan,hasil gelar telaahan dan rencana pemeriksaan) ke dalam rekapitulasi data. 3. Menyusun SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan. 4. Melakukan pembahasan SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan dengan beberapa staf pemeriksa, ketua kelompok pemeriksa dan direktur pemeriksaan dan riset. 5. Melakukan sosialisasi SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan kepada seluruh staf pemeriksa di DPR. 6. Memonitoring seluruh kegiatan dan data yang terkait dengan kegiatan perencanaan pemeriksaan. D. Standar dan Kriteria Keberhasilan Standar dan Kriteria Keberhasilan atas proyek ini adalah 1. Terlaksananya setiap tahapan pelaksanaan proyek perubahan Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan dan terciptanya output atas proyek perubahan yang meliputi SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan, Rekapitulasi data Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan, Daftar/Buku Register Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan. 2. Tercapainya outcome yaitu dampak/manfaat yang ditimbulkan atas pelaksanaan proyek perubahan ini yang diukur melalui kuisioner untuk menjaring pendapat stakeholder atas pelaksaanaan dan manfaat proyek perubahan Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan di Direktorat Pemeriksaan dan Riset. Adapun indikator yang digunakan untuk tingkat keberhasilan proyek perubahan sebagai berikut: a. Tersedianya SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan menjadikan alur proses dan alur dokumen menjadi lebih jelas b. Alur dokumen melalui satu pintu (melalui staf penata usaha/tu) membuat proses administrasi menjadi lebih tertib c. Penomoran register Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan secara manual oleh TU membuat pendataan dokumen menjadi lebih rapi, jelas, dan urut 13 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

14 d. Hasil kompilasi data (rekapitulasi) dapat memudahkan atasan (direktur dan ketua kelompok) dalam pengambilan keputusan e. Rekapitulasi Data Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan dapat memudahkan monitoring berjalan dengan baik 14 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

15 BAB II DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK A. Deskripsi Pelaksanaan Proyek 1. Kondisi Umum Proyek Perubahan ini dilaksanakan di Direktorat Pemeriksaan dan Riset (DPR) PPATK yang dalam struktural PPATK terletak dibawah Deputi Bidang Pencegahan dan Pemeriksaan. Salah satu tugas dan fungsi Direktorat Pemeriksaan dan Riset adalah melaksanaan kegiatan pemeriksaan yang outputnya berupa Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). LHP yang berindikasi TPPU dan asal tindak pidana asal disampaikan kepeada penyidik (penegak hukum) sebagai informasi intelijen yang diharapkan dapat membantu kewenangan penyelidikan dan penyidikan atas penanganan TPPU di Indonesia. 2. Kondisi Khusus Kegiatan pemeriksaan di Direktorat Pemeriksaan dan Riset (DPR) PPATK terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan dan penyusunan laporan. Fokus proyek perubahan pada optimalisasi administrasi perencanaan pemeriksaan mengingat terdapat permasalahan dalam proses administrasi sehingga menimbulkan kurang optimalnya proses monitoring dan evaluasi atas kegaiatan perencanaan pemeriksaan. B. Pelaksanaan Tiap Tahap Kegiatan 1. Perencanaan Kegiatan Membuat perencanaan tahapan kegiatan meliputi : Tahap pertama mengumpulkan semua data-data (kolekting) yang dibutuhkan (hasil telaahan, pada minggu 1 dan ke 2. rencana pemeriksaan dan memo) Tahap kedua memasukkan seluruh data ke dalam tabel yang telah dibuat memberikan nomor register untuk hasil telahaan dan rencana pemeriksaan yang belum ada pada minggu ke 2 dan ke 3. Tahap ketiga membuat draft SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan, melakukan pembahasan dengan staf pemeriksa serta atasan (Ketua kelompok) pada minggu ke 4 sampai dengan minggu ke 6. Tahap keempat permohonan persetujuan kepada Ketua Kelompok Pemeriksaan dan Direktur kemudian mensosialisasikan kepada 15 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

16 seluruh staf pemeriksa di Dit Pemeriksaan dan Riset pada minggu ke 7 dan 8. Tahap kelima melakukan implementasi dan monitoring atas rekapitulasi data yang dibuat dan menyampaikan informasi kepada atasan (Direktur dan Ketua Kelompok) jika ada permasalahan yang terjadi pada proses perencanaan pemeriksaan pada minggu ke 9 samapai dengan minggu ke 11. Tahap keenam melakukan proses pengukuran keberhasilan proyek perubahan pada minggu ke Hasil Pelaksanaan Proeyek perubahan Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan dilaksanakan mulai tanggal 4 Agustus s.d 17 Oktober Hasil pelaksanaan proyek perubahan sebagaimana dijelaskan secara detail dalam Formulir Kegiatan Peserta Diklat Pada Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Lampiran 1) dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Tahap pertama yang dilakukan pada minggu 1 dan 2 adalah melakukan sosialisasi secara personal terkait proyek perubahan dan kolekting data kepada pemeriksa. Hasilnya berupa dokumen disposisi dari ketua kelompok, Hasil Telaahan (HT), Rencana Pemeriksaan (RP) dan memo pengantar. Hasil kolekting data dituangkan dalam Berita Acara Kolekting Data yang ditandatangani oleh Project Leader, Penata Usaha (TU) dan Ketua Kelompok/Mentor (Lampiran 2) b. Tahap kedua membuat rekapitulasi data yang telah dikolekting bersama dengan Penata Usaha (TU) pada minggu ke 2 samapi dengan minggu ke 3. c. Tahap ketiga mengadakan rapat pembahasan penyusunan draft SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan dengan Ketua Kelompok Pemeriksaan dan beberapa teman pemeriksa pada tanggal 18 Agustus 2014 (Daftar Hadir terlampir). Hasil dari rapat tersebut (Lampiran 3) adalah : Dalam alur bisnis proses tahap perencanaan pemeriksaan disepakati jika dokumen yang terkait dalam tahap perencanaan pemeriksaan melalui Penata Usaha. 16 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

17 Penomoran Register Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan dilakukan secara manual di Buku Register. Penomoran Register Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan dilakukan secara manual di Buku Register dilakukan oleh Penata Usaha. Softcopy dokumen Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan di upload di share folder DPR oleh pemeriksa yang melakukan telaahan. d. Pada tahap penyelesaian pembuatan rekapitulasi diketemukan penomoran ganda pada dokumen Rencana Pemeriksaan. Atas temuan penomoran ganda tersebut kemudian dibuat Berita Acara yang ditandatangani oleh Project Leader, Penata Usaha (TU) dan Ketua Kelompok/Mentor pada tanggal 22 Agustus 2014 (Lampiran 4). Selain itu dibuat lembar testimoni kepada Penata Usaha (TU) terkait pendapat yang bersangkutan atas temuan tersebut (Lampiran 5). e. Tahap berikutnya yaitu menyebarkan kuisioner untuk menjaring pendapat/testimoni terkait kegiatan kolekting data dan temuan atas penomoran ganda ke pemeriksa pada minggu ke 4 tanggal 25 Agustus 2014 (Lampiran 6). f. Tindaklanjut atas keputusan rapat pembahasan penyusunan draft SOP maka dibuatlah buku register hasil telaahan dan register rencana pemeriksaan pada tanggal 25 Agustus 2014 (Lampiran 7 dan 8). g. Melakukan pembahasan lebih lanjut atas draft SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan dengan Ketua Kelompok Pemeriksaan serta menjelaskan hasil temuan (permasalahan yang dihadapi dalam tahap perencanaan pemeriksaan) serta mengusulkan beberapa solusi sehingga dibuatlah Surat Pernyataan Dukungan dari Ketua Kelompok Pemeriksaan (Lampiran 9) pada minggu ke 5 sampai dengan minggu ke 7. h. Meminta persetujuan atas SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan kepada Ketua Kelompok Pemeriksaan dan Direktur Pemeriksaan dan Riset (Lampiran 10) pada minggu ke 8. i. Melakukan sosialisasi SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan kepada rekan pemeriksa. Daftar hadir dan masukan/arahan terlampir (Lampiran 11) pada minggu ke 10 tanggal 6 Oktober Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

18 j. Melakukan monitoring atas seluruh kegiatan dan data yang terkait dengan kegiatan perencanaan pemeriksaan dengan cara menyebar kuisioner ke pemeriksa untuk mengukur tingkat keberhasilan atas implementasi proyek perubahan yang dilakukan (Lampiran 12) pada tanggal Oktober k. Melakukan penghitungan dan penilaian hasil jawaban kuisioner pada tanggal 14 Oktober 2014 serta mulai menyusun laporan. C. Analisis Stakeholder Internal 1. Stakeholder Internal Beberapa stakeholder internal dalam proyek perubahan Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan : a. Penata Usaha Peran Penata usaha (TU) sangat penting karena yang bersangkutan yang akan melakukan kegiatan utama administrasi sebagai pintu masuk dan keluar dokumen sehingga dibutuhkan dukungan dari TU untuk keberhasilan proyek perubahan ini. b. Pemeriksa Transaksi Keuangan Peran Pemeriksa Transaksi Keuangan sebagai salah satu pihak yang terkait dalam proyek ini juga penting yaitu sebagai pihak pembuat hasil telaahan dan rencana pemeriksan sehingga juga dibutuhkan dukungan dari mereka. c. Ketua Kelompok Pemeriksaan Peran Ketua Kelompok Pemeriksaan sangatlah penting karena Ketua Kelompok memiliki kewenangan untuk memberikan disposisi atas usulan pemeriksaan kepada pemeriksa serta melakukan monitoring dan evaluasi atas pengerjaan setiap tugas yang diberikan khususnya pada tahap perencanaan pemeriksaan. d. Direktur Pemeriksaan dan Riset Sebagai pimpinan tertinggi pada direktorat dukungan dari Direktur akan menentukan keberhasilan dijalankannya proyek perubahan ini terutama terkait persetujuan atas SOP yang akan diberlakukan. 2. Analisis Peran dan Pengaruh Stakeholder Pengaruh stakeholder terhadap perubahan yang dilakukan atas proyek perubahan ini adalah bersifat positif dan mendukung atas terlaksananya proyek perubahan sehingga tidak ditemukan kendala 18 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

19 khusus terkait peran dan pengaruh stakeholder. Dukungan stakeholder tersebut berpengaruh demi keberhasilan proyek agar: 1. Tersedianya hasil telaahan dan rencana pemeriksaan yang lebih lengkap dan akurat 2. Tersedianya SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan dan alur dokumen yang jelas 3. Penataanusahaan dokumen-dokumen terkait perencanaan pemeriksaan menjadi lebih tertib dan rapi serta untuk menjaga kerahasiaan, dan jika dibutuhkan mudah mendapatkannya (melalui satu pintu yaitu staf TU); 4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi atas proses perencanaan pemeriksaan. 5. Meningkatkan pengendalian terhadap tindak lanjut usulan rencana pemeriksaan yang sudah disetujui Pimpinan. 3. Kendala Internal dan Eksernal Kendala internal - Dokumen yang terpisah-pisah karena dipegang masing-masing oleh ketua tim pemeriksaan sehingga membutuhkan waktu untuk melakukan kolekting data - Keberadaan pemeriksa yang sedang melakukan pemeriksaan di luar kota 4. Strategi Mengatasi Kendala - Melakukan kolekting data kepada pemeriksa yang ada dengan bantuan TU - Komunikasi melalui atas proyek perubahan serta melakukan pendekatan personal 5. Capaian - Pada tahap kolekting data/dokumen dan pembuatan rekapitulasi data melibatkan penata usaha/tu dan pemeriksa 19 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

20 Gambar 1 Kolekting Data Gambar 2 Pembuatan rekapitulasi data - Pada tahap penyusunan draft SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan melibatkan ketua kelompok/mentor serta beberapa rekan pemeriksa untuk membahas beberapa permasalahan yang dihadapi pada tahap perencanaan pemeriksaan terutama terkait proses administrasi serta membahas solusi atas masalah tersebut. - Untuk memperoleh dukungan komitmen dari ketua kelompok atas solusi yang telah disepakati dalam rapat pembahasan penyusunan 20 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

21 draft SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan maka dibuat Surat Pernyataan Dukungan yang ditandatangani oleh dua Ketua Kelompok Pemeriksaan. - Pada tahap permohonan persetujuan atas SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan dukungan dari Ketua Kelompok dan Direktur Pemeriksaan dan Riset dibuktikan dengan ditandatanganinya SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan dan disetujui untuk mulai diimplementasikan. - Pada tahap sosialisasi atas SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan dukungan dari atasan serta rekan pemeriksa dituangkan dalam bentuk testimoni yang berisi dukungan maupun masukan terkait pelaksanaan SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan. Gambar 3 Rapat Sosialisasi SOP - Pada tahap monitoring atas pelaksanaan proyek perubahan Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada pemeriksa dan Ketua Kelompok Pemeriksaan serta Direktur Pemeriksaan dan Riset dengan total 18 responden. 6. Instrumen Monitoring yang Digunakan Kegiatan monitoring atas pelaksanaan proyek perubahan Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada pemeriksa dan Ketua Kelompok 21 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

22 Pemeriksaan serta Direktur Pemeriksaan dan Riset dengan total 18 responden. Adapun indikator yang digunakan untuk tingkat keberhasilan proyek perubahan sebagai berikut: a. Tersedianya SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan menjadikan alur proses dan alur dokumen menjadi lebih jelas b. Alur dokumen melalui satu pintu (melalui staf penata usaha/tu) membuat proses administrasi menjadi lebih tertib c. Penomoran register Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan secara manual oleh TU membuat pendataan dokumen menjadi lebih rapi, jelas, dan urut d. Hasil kompilasi data (rekapitulasi) dapat memudahkan atasan (direktur dan ketua kelompok) dalam pengambilan keputusan e. Rekapitulasi Data Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan dapat memudahkan monitoring berjalan dengan baik Masing-masing indikator diatas diukur dengan menggunakan skala 1-5 dengan keterangan 1=sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = cukup, 4 = setuju dan 5 = sangat setuju serta N/A jika tidak memungkinkan memberikan pendapat. Hasil Pengukuran Kuisioner sebelum dan sesudah proyek perubahan sebagai berikut: a. Sebelum Proyek Perubahan Tabel 1 Perhitungan jawaban kuisioner sebelum proyek perubahan Sebelum Proyek Responden Pertanyaan Total , , , , , , ,6 22 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

23 , , , , ,5 2, , , , b. Sesudah Proyek Perubahan Tabel 2 Perhitungan jawaban kuisioner sebelum proyek perubahan Sesudah Proyek Responden Pertanyaan Total , , , , , , , , , , , , , ,5 4, , , , ,6 Dari tabel pengukuran diatas kemudian dilakukan penilaian atas tingkat keberhasilan dari 5 (lima) indikator yang digunakan yaitu sebagai berikut 23 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

24 Tabel 3 Penilaian indikator keberhasilan No Indikator keberhasilan sebelum sesudah 1 Tersedianya SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan menjadikan alur proses dan alur dokumen menjadi lebih jelas 3,05 4,5 2 Alur dokumen melalui satu pintu (melalui staf penata usaha/tu) membuat proses administrasi menjadi lebih tertib 2,5 4,61 3 Penomoran register Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan secara manual oleh TU membuat pendataan dokumen menjadi lebih rapi, jelas, dan urut 2,61 4,39 4 Hasil kompilasi data (rekapitulasi) dapat memudahkan atasan (direktur dan ketua kelompok) dalam pengambilan keputusan 2,72 4,72 5 Rekapitulasi Data Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan dapat memudahkan monitoring berjalan dengan baik 2,67 4,78 Grafik 1 Penilaian Responden atas indikator keberhasilan Sebelum Sesudah Berdasarkan tabel 3 dan grafik 1 diatas diketahui bahwa menurut responden terdapat peningkatan atas 5 indikator pada waktu sebelum dan sesudah proyek perubahan dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya proyek perubahan ini maka proses administrasi dan tata kelola dokumen menjadi lebih tertib, jelas dan rapi. 24 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

25 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan - Proyek perubahan dapat terlaksana karena dukungan dan kerjasama dari pihak-pihak yang memiliki pengaruh atas keberhasilan proyek ini. - Pihak-pihak yang terkait dalam proyek perubahan ini (stakeholder) adalah Penata Usaha (TU), Pemeriksa, Ketua Kelompok Pemeriksaan dan Direktur Pemeriksaan dan Riset. - Proyek perubahan ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Adapun output besar yang dihasilkan proyek perubahan Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan berupa: a. SOP Teknis Perencanaan Pemeriksaan b. Rekapitulasi data atas Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan c. Buku Register Hasil Telaahan dan Rencana Pemeriksaan - Outcome yang dicapai atas output proyek perubahan Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan sebagaimana disebutkan diatas yaitu terlaksananya kegiatan administrasi yang lebih tertib dan rapi serta mengoptimalkan kegiatan monitoring dan evaluasi atas tahap perencanaan pemeriksaan. - Capaian atas proyek perubahan ini adalah mendapatkan dukungan dari para stakeholder di setiap tahapan pelaksanaan proyek perubahan sehingga proyek dapat berjalan dengan lancar. - Keberhasilan atas proyek perubahan ini diukur melalui kuisioner dengan 5 (lima) pertanyaan untuk mengetahui kondisi sebelum proyek perubahan dan sesudah proyek perubahan dilakukan kepada responden yang terdiri dari 18 orang (internal DPR). Hasilnya menunjukkan terjadi peningkatan nilai terhadap 5 (lima) indikator yang ditanyakan. Hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan proyek perubahan berhasil membawa perubahan ke kondisi yang lebih baik dengan terwujudnya proses administrasi yang tertib, jelas dan rapi. B. Saran Agar keberhasilan proyek perubahan ini tetap berkesinambungan maka output yang dihasilkan dalam proyek perubahan tetap membutuhkan dukungan, kerjasama dari para pihak terkait serta komitmen dari pimpinan. 25 Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Tahun 2014 Optimalisasi Administrasi Perencanaan Pemeriksaan

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.806, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Informasi. Permintaan. Tata Cara. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-08/1.02/PPATK/05/2013

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK Maupun Hasil 3.8 Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK Maupun

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 3.1 Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 3.1.1 Pemeriksaan oleh PPATK Pemeriksaan adalah proses identifikasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Informasi. Dari Masyarakat. Penanganan Laporan. Tata Cara. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesepuluh, Penelusuran Aset Penelusuran Aset. Modul E-Learning 3

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesepuluh, Penelusuran Aset Penelusuran Aset. Modul E-Learning 3 Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Kesepuluh, Penelusuran Aset 3.10 Penelusuran Aset Harta kekayaan yang berasal dari hasil kejahatan merupakan motivasi nafsu bagi tindak kejahatan itu sendi. Ibarat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.817, 2012 PPATK. Organisasi. Tata Kerja. PPATK. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-07/1.01/PPATK/08/12 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN

Lebih terperinci

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Keempat. Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia Tujuan Modul bagian keempat yaitu Pengaturan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan. Pertukaran. Informasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan. Pertukaran. Informasi. No.549, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan. Pertukaran. Informasi. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR: PER - 09/1.01/PPATK/11/2009

Lebih terperinci

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Nomor : Nomor : TENTANG KERJA SAMA DALAM PEMBERANTASAN

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPATK

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPATK NO Kode Klasifikasi Ringkasan Isi Informasi Pejabat/Unit/ Satker yang menguasai Informasi Penanggungj awab pembuatan atau penerbitan informasi Waktu dan tempat pembuatan informasi Format informasi yang

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, T

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, T No. 339, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Pencucian Uang. Asal Narkotika. Prekursor Narkotika. Penyelidikan. Penyidikan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELIDIKAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-078.01-0/AG/2014 DS 1701-7126-6142-9885 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN Peningkatan Ketertiban dan Kecepatan Proses Administrasi Perjalanan Dinas serta Kemudahan Akses Informasi Status Proses Administrasi Perjalanan Dinas melalui Penyusunan POS dan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-078.01-0/2013 DS 5976-2607-1781-0807 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1105, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Good Public Governance. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN : 02/KPK-BPKP/V/2008 : KEP - 610/K /D6/2008 TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA

Lebih terperinci

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR NOMOR : MOU-418/K/D6/2007 : NK-06/1.02/PPATK/04/07 TENTANG KERJASAMA

Lebih terperinci

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) Jawablah pertanyaan dibawah ini!

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) Jawablah pertanyaan dibawah ini! Nama : Muhammad Nur Jamaluddin NPM : 151000126 Kelas : O Mata Kuliah : Money Laundering Crime Dosen : Maman Budiman, S.H.,M.H. Jawablah pertanyaan dibawah ini! 1. Apa yang dimaksud dengan pencucian uang?

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi tentang Audit Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful Interception) pada Komisi Pemberantasan Ko

2016, No Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi tentang Audit Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful Interception) pada Komisi Pemberantasan Ko No. 588, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPK. Penyadapan yang Sah. Audit. PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG AUDIT PENYADAPAN INFORMASI YANG SAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. : 42/KPK-BPKP/IV/2007 : Kep-501/K/D6/2007

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. : 42/KPK-BPKP/IV/2007 : Kep-501/K/D6/2007 KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR NOMOR : 42/KPK-BPKP/IV/2007 : Kep-501/K/D6/2007 TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK

Lebih terperinci

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjut

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjut No.927, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Audit. Kepatuhan. Khusus. Tata Cara. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Centre (INTRAC) memiliki kewenangan dalam membangun rezim pencucian

BAB IV PENUTUP. Centre (INTRAC) memiliki kewenangan dalam membangun rezim pencucian BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada penjelasan bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Dalam mencegah terjadinya tindak pidana pencucian, PPATK atau yang disebut sebagai

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4.1 Kewenangan KPK Segala kewenangan yang

Lebih terperinci

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR NO. POL. NOMOR : KEP-109/A/JA/09/2007 : B / 2718 /IX/2007

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1459, 2014 KEJAKSAAN. Aset. Penelusuran. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-010/A/J.A/05/2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-78.1-/216 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN NOMOR KEP- 657 /IJ/2011 TENTANG TATA CARA PERMINTAAN DAN PENANGANAN INFORMASI TRANSAKSI KEUANGAN PEJABAT/

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2015 PERATURAN BERSAMA. Teroris. Identitas. Orang. Korporasi. Pencantuman. PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan http://www.djpp.depkumham.go.id Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 46, 2005 APBN. Pajak. Pnbp. Pemeriksaan (Penjelasan

Lebih terperinci

Volume 19 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan September 2011)

Volume 19 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan September 2011) Volume 19 Thn II/2011 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULLETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan September 2011) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Jakarta, Oktober 2011

Lebih terperinci

RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 47 RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Pembangunan rezim anti pencucian uang di Indonesia yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA, SALINAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH OLEH INSPEKTORAT KABUPATEN

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indo

2016, No Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1164, 2016 PPATK. Informasi Publik. Uji Konsekuensi. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UJI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar

Lebih terperinci

Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak

Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK BAHAN AJAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Oleh: Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak Jakarta

Lebih terperinci

Peranan hasil..., Ni Komang Wiska Ati Sukariyani, FH UI, 2010.

Peranan hasil..., Ni Komang Wiska Ati Sukariyani, FH UI, 2010. BAB IV PERANAN HASIL ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 4.1. Peranan Pusat Pelaporan dan Analisis

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : KEP Nomor : KEP- IAIJ.

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : KEP Nomor : KEP- IAIJ. KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : KEP- 1 11212005 Nomor : KEP- IAIJ.A11212005 TENTANG KERJASAMA ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN

Lebih terperinci

KEPALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

KEPALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN, KEPALA JI. Ir. H. Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: contact-us@ppatk.go.id, Website: www.ppatk.go.id PERATURAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM. Berbagai kejahatan, baik yang dilakukan oleh orang perseorangan maupun oleh korporasi

Lebih terperinci

Asset Tracing & Asset Recovery dalam TPK & TPPU. Irene Putrie. Oleh: Surabaya, 20 September 2017

Asset Tracing & Asset Recovery dalam TPK & TPPU. Irene Putrie. Oleh: Surabaya, 20 September 2017 Asset Tracing & Asset Recovery dalam TPK & TPPU Oleh: Irene Putrie Surabaya, 20 September 2017 Corruption Perception Index 50 51 51 Steady Increased Trend 45 44 43 49 50 36 37 35 33 34 35 34 35 38 38 24

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang PerKoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tam

2015, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang PerKoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tam BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1496, 2015 KEMEN-KUKM. Koperasi. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG

Lebih terperinci

STRATEGI ASSET TRACING

STRATEGI ASSET TRACING STRATEGI ASSET TRACING STRATEGI PELACAKAN ASET 1. Menyusun kerangka kerja dan rencana investigasi 2. Menyusun profile atas terlapor/tersangka pelaku 3. Memperoleh data keuangan dan dokumen lainnya 4. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /SEOJK.01/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /SEOJK.01/2017 Yth. Direksi atau Pengurus Penyedia Jasa Keuangan di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /SEOJK.01/2017 TENTANG PEDOMAN PEMBLOKIRAN SECARA SERTA MERTA ATAS DANA NASABAH DI SEKTOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN sampai dengan Desember peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

BAB III METODE PENELITIAN sampai dengan Desember peneliti untuk melakukan pengumpulan data. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitan : Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Desember 2010. 2. Tempat Penelitian : Penelitian ini

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Oleh : Putu Kartika Sastra Gde Made Swardhana Ida Bagus Surya Darmajaya. Bagian Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh : Putu Kartika Sastra Gde Made Swardhana Ida Bagus Surya Darmajaya. Bagian Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana MEKANISME KERJASAMA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) DAN INSTANSI TERKAIT DALAM PENYELIDIKAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Oleh : Putu Kartika Sastra Gde Made Swardhana

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan bahwa setiap lembaga pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 022 /A/JA/03/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAWASAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 022 /A/JA/03/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAWASAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 1 PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 022 /A/JA/03/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAWASAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI No. Pol.:Kep/ 16 /VII/2005 Nomor : 07 / POLRI - KPK/VII/2005 TENTANG KERJASAMA ANTARA POLRI DAN KPK

Lebih terperinci

PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN

PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA OLEH : SARIATY DINAR S NIP. 198401022009012008 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi yang diikuti dengan Tindak pidana pencucian uang

BAB I PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi yang diikuti dengan Tindak pidana pencucian uang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana korupsi yang diikuti dengan Tindak pidana pencucian uang yang terjadi dewasa ini telah terjadi secara meluas di segala segi kehidupan birokrasi negara

Lebih terperinci

(Daulat Pandapotan Silitonga, SH., M.Hum)* Direktur Perdata Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

(Daulat Pandapotan Silitonga, SH., M.Hum)* Direktur Perdata Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Daulat Pandapotan Silitonga, SH., M.Hum)* Direktur Perdata Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia * Disampaikan pada Acara Diseminasi Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) -------------------------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Optimalisasi Peningkatan Pengawasan Penjualan Miras Melalui Pembentukan Tim Deteksi Dini

PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Optimalisasi Peningkatan Pengawasan Penjualan Miras Melalui Pembentukan Tim Deteksi Dini PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN Optimalisasi Peningkatan Pengawasan Penjualan Miras Melalui Pembentukan Tim Deteksi Dini Disusun Oleh : Rimler Simamora, SH No. Peserta : 11 / PIM IV A XXVI / 2014 Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JAKARTA, 11 OKTOBER 2016 DIREKTORAT PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN LHKPN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Lebih terperinci

PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA POLICY BRIEF PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Penguatan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Pasca UU Administrasi Pemerintahan LATAR BELAKANG Disahkannya UU No.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN KEPATUHAN DAN PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN KEPATUHAN

Lebih terperinci

-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr

-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr No.1831, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN. T4P. Mekanisme Kerja Teknis. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 014/A/JA/11/2016 TENTANG MEKANISME KERJA TEKNIS DAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

Modul E-Learning 1. Modul bagian pertama yaitu Pengenalan Pencucian Uang bertujuan untuk menjelaskan:

Modul E-Learning 1. Modul bagian pertama yaitu Pengenalan Pencucian Uang bertujuan untuk menjelaskan: Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Pertama. Pengenalan Pencucian Uang Tujuan Modul bagian pertama yaitu Pengenalan Pencucian Uang bertujuan untuk menjelaskan:

Lebih terperinci

V PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)

V PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: P e d o m a n V PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) Pedoman Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN NOMOR : JUKLAK-01/H/Hjw/04/2011

PETUNJUK PELAKSANAAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN NOMOR : JUKLAK-01/H/Hjw/04/2011 PETUNJUK PELAKSANAAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN NOMOR : JUKLAK-01/H/Hjw/04/2011 TENTANG TEKNIS PENANGANAN LAPORAN PENGADUAN DAN TATA KELOLA ADMINISTRASI BIDANG PENGAWASAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN,

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT PIM IV

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT PIM IV LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT PIM IV SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN EKSTERNAL DAN INTERNAL DI PPATK Ratih Damayanti 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANGKINANG

PENGADILAN NEGERI BANGKINANG PENGADILAN NEGERI BANGKINANG HASIL REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN NEGERI BANGKINANG JL. LETNAN BOYAK NO. 77 BANGKINANG - 28412 Telp. / Fax. (0762)-20043 Website : pn-bangkinang.go.id

Lebih terperinci

1/8 PENDATAAN KEMATIAN PENDUDUK UNTUK PERCEPATAN PENERBITAN AKTA KEMATIAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEBUMEN.

1/8 PENDATAAN KEMATIAN PENDUDUK UNTUK PERCEPATAN PENERBITAN AKTA KEMATIAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEBUMEN. 1/8 PENDATAAN KEMATIAN PENDUDUK UNTUK PERCEPATAN PENERBITAN AKTA KEMATIAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEBUMEN. Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan CI Tahun : 2017 Ruang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

Volume 29 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juli 2012)

Volume 29 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juli 2012) Volume 29 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Juli 2012) Direktorat Riset dan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kelima, Penyidikan Oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kelima, Penyidikan Oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Kelima, Penyidikan Oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) 3.5 Penyidikan Oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) 3.5.1 Kewenangan Penyidikan oleh BNN Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

1/6 SISTEM PELAYANAN INFORMASI BELANJA LANGSUNG SECARA ONLINE DI KOTA TEGAL

1/6 SISTEM PELAYANAN INFORMASI BELANJA LANGSUNG SECARA ONLINE DI KOTA TEGAL 1/6 SISTEM PELAYANAN INFORMASI BELANJA LANGSUNG SECARA ONLINE DI KOTA TEGAL Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan C Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi : Keuangan,

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

Lebih terperinci

CONTOH FORMAT PERMINTAAN INFORMASI. Nomor :.. Jakarta,... Sifat : Sangat Rahasia Lampiran :... lembar Perihal : Permintaan informasi 1

CONTOH FORMAT PERMINTAAN INFORMASI. Nomor :.. Jakarta,... Sifat : Sangat Rahasia Lampiran :... lembar Perihal : Permintaan informasi 1 2013, No.806 8 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-08/1.02/PPATK/05/2013 TENTANG PERMINTAAN INFORMASI KE PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.926, 2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Laporan. Transaksi Keuangan. Penyedia Jasa Keuangan. Tata Cara. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1728, 2015 KEMENKEU. Anggaran. Bendahara Umum Negara. Pelaksanaan. Pengawasan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 204/PMK.09/2015 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA

REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA PENCUCIAN UANG? PENCUCIAN UANG Upaya untuk menyembunyikan/menyamarkan harta kekayaan dari hasil tindak pidana sehingga harta kekayaan tersebut seolah-olah berasal

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan 2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN A B S T R A K Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan

Lebih terperinci