LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT PIM IV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT PIM IV"

Transkripsi

1 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT PIM IV SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN EKSTERNAL DAN INTERNAL DI PPATK Ratih Damayanti 2014

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Proyek Perubahan dengan judul : Menyusun dan menetapkan design proses bisnis serta pedoman Sistem Informasi Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal Penyusunan laporan ini disajikan dalam rangka memenuhi syarat mengikuti dan menyelesaikan Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Pola Baru di Pusdiklat BPK RI Angkatan I Tahun Penyelesaian penulisan Laporan ini terlaksana berkat dukungan dan partisipasi serta motivasi baik langsung maupun tidak langsung, materiil dan non materiil dari semua pihak yang sudah membantu penulis. Oleh karena itu, dengan penuh ketulusan ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bp. Yudi Affiandi Wirasugena, sebagai Mentor (Pembimbing) penulis dan sebagai Inspektur PPATK yang saya hormati, terima kasih atas bimbingan selama ini yang dengan sabar dan penuh perhatian membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Terima kasih banyak atas diskusidiskusi yang sangat berharga selama ini. 2. Bapak Alexandra, sebagai Coach (Pembimbing)selama mengikuti Diklatpim IV, yang telah banyak membantu penulis untuk menyelesaikan tugas ini, terima kasih atas waktu yang diluangkan, masukan-masukan yang diberikan, serta atas kesabaran dan segala bentuk perhatian yang Bapak berikan selama ini. 3. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV BPK RI Pola Baru Anggatan I Tahun 2014 di Pusdiklat BPK RI Kalibata. 4. Kepala Pusdiklat Bp.Dwi Setiawan Susanto SE,Msi,Ak, Pejabat Pusdiklat, seluruh Widyaiswara dan Staf Pusdiklat BPK Kalibata. 5. Seluruh tim Inspektorat dan Unit Kerja di PPATK atas segala dukungannya selama menyelesaikan Diklatpim IV ini. Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 2

3 6. Semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan ini. Semoga segala bantuan, bimbingan dan dorongan yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak dapat menjadi kebaikan dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati dan tak lepas dari segala kekurangan dankelemahan, semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca lainnya. Akhir kata, manfaat yang dihasilkan dari penyajian Laporan ini sepenuhnya merupakan karunia Allah SWT, sementara kekurangan yang ada merupakan hasil dari keterbatasan kemampuan penulis. Jakarta, 20 Oktober 2014 Penulis Ratih Damayanti Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 3

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 I.PENDAHULUAN... 6 A.Latar Belakang... 6 B.Tujuan Proyek Perubahan... 7 C.Ruang Lingkup Proyek Perubahan... 8 D.Standar/Kriteria Keberhasilan... 9 II. DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK... 9 A.Deskripsi Pelaksanaan Proyek Kondisi Umum... 9 B.Pelaksanaan Tiap Tahap Kegiatan Perencanaan Kegiatan Hasil Pelaksanaan C.Analisis Stakeholder Internal dan Eksternal Stakeholder Internal Stakeholder Eksternal Analisis Peran dan Pengaruh Stakeholders Kendala Internal dan Eksternal Strategi menghadapi kendala Capaian Instrumen Monitoring yang Digunakan III. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN SARAN Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 4

5 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3A Laporan Kegiatan Tahap Laboratorium Kepemimpinan Laporan Hasil Survey Proyek Perubahan Sistem Operasional Prosedur (SOP)(Mikro) Pelaksanaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat dan Lembar Pengesahannya Lampiran 3B Sistem Operasional Prosedur (SOP)(Mikro) Pelaksanaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Eksternal dan Lembar Pengesahannya Lampiran 4 Lampiran 5A Bukti Koordinasi dengan pihak Stakeholders Kuesioner Persepsi Pelaksanaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat dan Eksternal Lampiran 5B Kuesioner Persepsi terhadap Usulan Sistem Informasi Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat dan Eksternal Lampiran 5C Lampiran 6 Lampiran 7 Kuesioner Survey Penggunaan Media Komunikasi Internal Software Requirement Specification (SRS) Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Surat Edaran no SE-03/05.1/INSP/10/14 tentang Pelaksanaan Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 5

6 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terkait dengan pergeseran issue pengawasan internal yang pada awalnya berperan sebagai watchdog, kemudian bergeser menjadi fungsi katalisator dan konsultasi, sehingga Inspektorat dituntut untuk dapat mengoptimalkan dan mengembangkan kapasitas organisasi melalui optimalisasi sumber daya (resources) yang dimiliki, baik dari sisi sumber daya manusia (brainware), aset dan infrastruktur (hardware) juga perangkat organisasi beserta struktur, tatalaksana dan kelembagaannya. Dalam rangka optimalisasi seluruh resources yang dimiliki tersebut, diperlukan suatu sistem informasi manajemen yang dapat mendukung proses bisnis pengawasan internal yang sistematis, efektif dan efisien. Untuk dapat mendukung tujuan tersebut, diperlukan adanya integrasi data antara informasi Temuan hasil pemeriksaan, baik pemeriksaan internal maupun eksternal, Rekomendasi yang diberikan serta tindak lanjut terhadap hasil pemeriksaan tersebut. Progress terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan hendaknya tidak hanya dilakukan untuk periode tertentu saja, namun dapat berjalan sepanjang waktu. Tindak lanjut yang dilakukan oleh auditee merupakan indikator kinerja dari auditor Inspektorat sehingga seharusnya kinerja yang terukur tidak hanya mencakup usaha untuk menggugurkan kewajiban penyampaian tindak lanjut saja mengingat adanya batas waktu respon terhadap rekomendasi tersebut, namun juga mencakup kecukupan dari tindak lanjut yang dilakukan ataupun diberikan oleh auditee. Adanya perbedaan pendapat/sanggahan atas hasil pemeriksaan Inspektorat dan pihak eksternal lainnya, karena proses input tindaklanjut rekomendasi yang masih bersifat manual dan terdapat potensi keterlambatan dalam penginputan, sehingga temuan pemeriksaan yang seharusnya sudah tuntas namun masih dinyatakan sebagai temuan yang belum ditindaklanjuti. Selain itu, dengan adanya sistem informasi pemantauan tindak lanjut ini, dapat memberikan feedback kepada auditor untuk melakukan penilaian terkait kualitas dari Temuan serta Rekomendasi yang telah diberikan. Pihak Inspektur sebagai pimpinan Inspektorat juga dapat menggunakan data di sistem informasi ini untuk melakukan pematauan terkait kinerja dari masing-masing auditor terutama terkait tidak hanya kuantitas tapi juga kualitas rekomendasi yang diberikan serta temuan yang telah dihasilkan. Persentase tindaklanjut hasil pengawasan internal dan eksternal merupakan salah satu indikator utama kinerja Inspektorat dan saat ini sarana untuk membantu pelaksanaannya masih bersifat manual Selama ini kegiatan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Internal dilakukan per semester dengan dukungan kertas kerja dalam bentuk file excel yang secara periodik 6(enam) bulan sekali akan dilengkapi atau dilakukan updating oleh Auditor Inspektorat yang ditunjuk untuk melaksanakan proses monitoring ini. Keakuratan data hasil pemantauan ini akan sangat tergantung kepada ketelitian serta kedisplinan dari Auditor yang telah ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan pemantauannya. Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 6

7 Inspektur selalu pimpinan tertinggi unit kerja akan menyampaikan laporan hasil monitoring/pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan internal tersebut kepada jajaran Pimpinan untuk dapat diberikan disposisi terkait tindak lanjut yang harus dilakukan terhadap hasil pemantauan tersebut. Namun mengingat proses pemantauan hanya dilaksanakan per semester maka Pimpinan hanya akan menerima laporan terkait hasil pemantauan tersebut di tiap 6(enam) bulan saja, maka dalam periode 6(enam) bulan tersebut dapat saja sudah dilaksanakan tindak lanjut oleh auditee namun belum terinformasi ke Pimpinan sehingga terdapat potensi adanya keputusan atau kebijakan yang diambil berdasarkan informasi yang asimetris. Proyek perubahan ini memfokuskan pada tiga tahapan waktu, dimana untuk jangka pendek, ditujukan untuk dapat menghasilkan adanya proses bisnis tindak lanjut hasil pengawasan internal yang dapat secara mudah dan cepat diakses oleh Inspektorat dan Unit kerja sebagai auditee. Dalam rangka menghasilkan proses bisnis yang tertuang di dalam Sistem Operating Procedures (SOP) tersebut, diperlukan pelaksanaan kegiatan berikut ini. Untuk jangka menengah proyek ini akan menghasilkan sistem informasi pemantauan tindak lanjut yang secara cepat dan mudah dan dengan dukungan data yang sudah terintegrasi, dapat diakses oleh Pimpinan untuk dapat dihasilkan adanya Executive Information System (EIS) yang dapat dijadikan panduan oleh Pimpinan untuk dapat mengambil keputusan terkait unit kerja dengan lebih cepat dengan dukungan informasi yang simetris. Untuk jangka panjang, dengan adanya integrasi data pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan ini, dapat menjadi cikal bakal sistem informasi manajemen pengawasan internal yang akan mencakup tahapan perencanaan, pelaksanaan, monitoring serta evaluasinya. Selain itu, dengan adanya sistem informasi pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan ini, dapat terbentuk adanya database yang lengkap, memiliki integritas data dan akurat serta dapat diakses dengan gampang, mudah dan cepat. Untuk dapat mendukung optimalnya penggunaan dan pemanfaatan data dari sistem informasi ini diperlukan dukungan dari sumber daya manusia (SDM) sebagai pihak pengguna sistem. Inspektur dan staf serta auditor dari Inspektorat merupakan pengguna utama dari sistem ini sehingga kebutuhan para pengguna utama ini akan menjadikan dasar bagi penyusunan user requirement di tahapan analisis yang akan dilakukan di tahap jangka pendek atau 3(tiga) minggu di awal tahapan breakthrough II ini. B. Tujuan Proyek Perubahan Tujuan proyek perubahan ini terdiri dari tiga tahapan waktu, yaitu : Jangka pendek (3minggu) : rancangan/design proses bisnis (manual) sistem informasi pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan internal yang terintegrasi. Tahapan kegiatan yang dapat dilakukan Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 7

8 untuk dapat menghasilkan proses bisnis sebagaimana tertuang di dalam SOP adalah dengan melakukan dokumentasi serta klasifikasi data terkait pengumpulan database Jangka menengah (9minggu): rancangan/design sistem informasi (otomasi) temuan, rekomendasi serta tindak lanjut hasil pengawasan internal yang terintegrasi dan dapat diakses dengan mudah. Tahapan kegiatan yang dilakukan untuk dapat menghasilkan output design sistem informasi adalah dengan melakukan kegiatan mapping terhadap kebutuhan input,output, penentuan pengguna utama, klasifikasi informasi dari database berikut penjenjangan hak akses dan penentuan hak akses terhadap sistem, dari sisi personal dan struktural yang berjenjang. Jangka panjang (52minggu) : hasil evaluasi terhadap sistem informasi pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan yang akan menjadi input bagi penyusunan sistem informasi manajemen yang dapat mendukung keseluruhan proses bisnis pengawasan internal, dimulai dari sisi perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasinya. Kegiatan yang dilakukan dalam jangka panjang ini adalah tahapan software design, implementasi serta testing, yang pada akhirnya adalah untuk dapat menghasilkan Executive Information System (EIS) yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan Pimpinan. Dari uraian terkait usulan untuk mengatasi permasalahan yang ada di latar belakang, dapat diperoleh beberapa nilai (value) yang dapat membantu, seperti integrasi data dari data Temuan, Rekomendasi serta Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan serta laporan lain yang diterima dan dihasilkan oleh Inspektorat. Nilai kedua yang dapat dihasilkan dari sistem informasi ini adalah kemudahan dalam mengakses data dan informasi yang disajikan oleh sistem. Nilai ketiga yang dapat membantu adalah peningkatan kualitas database dari sisi kelengkapan, integritas data, serta akurasinya. Manfaat dari sistem informasi pemantauan hasil pengawasan internal yang terintegrasi antara temuan, rekomendasi serta tindak lanjutnya serta yang memastikan bahwa adanya kemudahan akses terhadap sistem informasi ini, sbb : Menjadi Executive Information Summary (EIS) untuk kepentingan pengambilan keputusan oleh Pimpinan (menghindari information assimetry) Akses data dan informasi yang lebih cepat dan mudah dengan adanya sistem informasi (tidak bersifat manual) Transparansi data Temuan, Rekomendasi serta tindak lanjut hasil pengawasan internal Data dan informasi Temuan, Rekomendasi serta tindak lanjut hasil pengawasan internal yang lebih dapat diandalkan, akurat, lengkap serta tepat waktu Proses bisnis Inspektorat yang lebih sistematis, Efisien, dan efektif C. Ruang Lingkup Proyek Perubahan Proyek perubahan ini akan mencakup integrasi antara data Temuan Hasil Pemeriksaan dengan rincian jenis Pemeriksaan yang dilakukan serta jenis temuan yang dihasilkan untuk tiap unit kerja yang menjadi obyek pemeriksaann. Data temuan Hasil pemeriksaan akan diintegrasikan dengan data Rekomendasi yang diberikan sesuai dengan temuan tersebut. Cakupan akan mencakup jenis rekomendasi (terkait monetary Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 8

9 unit atau tidak, dan jenis rekomendasi lainnya). Kedua jenis data dan informasi tersebut akan diintergrasikan dengan data tindak lanjut yang disampaikan oleh unit kerja sebagai auditee dan akan mencakup jumlah tindak lanjut yang harus disampaikan, pemenuhan sesuai tenggat waktu, serta terkait kecukupan/substansi materi dari tindak lanjut yang disampaikan) D. Standar/Kriteria Keberhasilan Dengan mendasarkan pada proses atau tahapan pengembangan sistem, berikut output yang dihasilkan dari tiap tahapan waktu : 1. Jangka pendek : merupakan tahapan analisis dan akan menghasilkan daftar inventarisir masalah, dan usulan proses bisnis yang merupakan tindak lanjut dari hasil inventarisir masalah di kegiatan sebelumnya 2. Jangka menengah : merupakan tahapan perancangan, yang akan menghasilkan dua output besar yaitu proses bisnis manual dan proses bisnis otomasi. Dalam proses bisnis manual maupun otomasi tersebut, akan merancang mengenai basis data, design input dan design output. II. DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK A. Deskripsi Pelaksanaan Proyek 1. Kondisi Umum Sebagaimana telah dijadwalkan dalam tahapan aktivitas mingguan, proyek perubahan dalam tahapan Laboratorium Kepemimpinan ini dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu : a) Tahapan analisis, diselesaikan dalam tiga minggu dengan kegiatan utama : identifikasi masalah pemahaman proses bisnis dengan metode wawancara dan studi pustaka sosialisasi hasil analisis terhadap usulan proses bisnis b) Tahapan perancangan proses bisnis manual, diselesaikan dalam tiga minggu dengan kegiatan utama : Penyusunan SOP Penyusunan Data Flow Diagram Penyusunan kerangka acuan kerja c) Tahapan perancangan proses bisnis otomasi, diselesaikan dalam lima minggu dengan kegiatan utama : Merancang basis data Desain input Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 9

10 Desain output B. Pelaksanaan Tiap Tahap Kegiatan 1. Perencanaan Kegiatan 1.1 Dalam pelaksanaan tahapan analisis, telah dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : Menjalin komunikasi dengan stakeholders: mentor, tim Inspektorat, Unit Kerja/auditan terkait pemahaman mengenai proses bisnis dari pelaksanaan pemantauan, inventarisasi terhadap permasalahan yang ada/dihadapi dalam proses bisnis monitoring, cakupan/ruang lingkup dari pelaksanaan pemantauan, yang dilakukan melalui forum rapat, , diskusi informal (Lampiran 1 Laporan Kegiatan Tahap Lab Kepemimpinan) Menyebarkan kuesioner pendahuluan dengan responsen pihak Stakeholders untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi terutama mengenai persepsi stakeholders terhadap pelaksanaan pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang dilakukan oleh Inspektorat sebagai APIP dan pihak eksternal dengan target nilai indeks 4 Nilai terhadap pernyataan terdiri dari empat skala dengan keterangan Setuju (nilai 4); Kurang Setuju (nilai 3); Tidak Setujua (nilai 2) dan Sangat Tidak Setuju (nilai 1). Indikasi adanya masalah jika terdapat nilai indeks di bawah 4 untuk pernyataan yang disurvey, dan akan menjadi fokus dalam tahapan berikutnya Dari hasil pelaksanaan survey, (untuk lengkapnya dapat dilihat di Lampiran 2 Laporan Hasil Survey proyek Perubahan) terdapat delapan pernyataan yang menghasilkan nilai indeks dibawah 4. Berikut uraian pernyataan tersebut dimulai dari pernyataan dengan indeks paling kecil : i. Pernyataan nomor 7 dan 8 berhubungan dan memberikan pernyataan bahwa Informasi mengenai status tindak lanjut terhadap rekomendasi yang diberikan oleh Inspektorat dan pihak eksternal (dalam hal ini mengambil contoh BPK), dapat diketahui/diakses dengan mudah menghasilkan indeks 3.3: ii. Pernyataan nomor 3 dan 4 berhubungan dan memberikan pernyataan bahwa rekomendasi Inpektorat dan pihak eksternal (dalam hal ini Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 10

11 mengambil contoh BPK) selalu dapat ditindaklanjuti menghasilkan indeks 3.4; iii. pernyataan nomor 11 dan 12 juga berhubungan dan memberikan pernyataan Status tindak lanjut terhadap rekomendasi yang diberikan oleh Inspektorat dan pihak eksternal (dalam hal ini diambil contoh BPK), menunjukkan kualitas kinerja dari Unit Kerja menghasilkan nilai rata-rata 3.6 iv. Pernyataan nomor 5 dan 6 berhubungan dan memberikan pernyataan Pelaksanaan pemantauan terhadap tindak lanjut rekomendasi yang diberikan sebagai hasil pemeriksaan Inspektorat dan pihak eksternal (dalam hal ini diambil contoh BPK), merupakan kewajiban Inspektorat menghasilkan nilai rata-rata 3.7 Dari hasil survey pendahuluan tersebut di atas, telah dapat dilakukan identifikasi permasalahan yang terdapat dalam kegiatan pemantauan tindak lanjut pemeriksaan internal dan eksternal yang selama ini telah dilakukan (diurut berdasarkan hasil survey) : o o o o Akses terhadap informasi status tindak lanjut tidak mudah Rekomendasi yang diberikan tidak selalu dapat ditindaklanjuti Status tindak lanjut tidak dapat dihubungkan dengan kualitas kinerja auditan Pemantauan terhadap tindak lanjut rekomendasi tidak selalu merupakan kewajiban Inspektorat Sebagai langkah selanjutnya, dilakukan penelaahan terhadap SOP yang telah disepakati selama ini terkait kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan internal dan eksternal. SOP yang ada merupakan SOP makro dimana didalamnya hanya mengatur mengenai alur dokumen penugasan terhadap proses pemantauan tindak lanjut yang terdiri dari SOP Perencanaan, SOP Pelaksanaan dan SOP Pelaporan. Dari hasil diskusi yang dilakukan dengan para stakeholders disimpulkan bahwa diperlukan suatu petunjuk teknis yang dapat memberikan panduan mengenai proses penentuan status tindak lanjut terhadap rekomendasi. Petunjuk teknis ini juga akan menjadi pedoman mutu baku untuk pelaksanaan proses pemantauan karena di Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 11

12 dalam Petunjuk Teknis akan mengatur jenis kegiatan, pihak terkait serta produk dan kualitas mutu bakunya. 1.2 Tahapan perancangan proses bisnis manual Dalam tahapan perancangan, dilakukan mapping terhadap SOP yang telah ada, dan menentukan point kegiatan yang diperlukan untuk didukung dengan suatu Petunjuk Teknis ataupun yang dikenal dengan nama SOP Mikro di PPATK, sebagaimana hasil diskusi dengan pihak Biro Sumber Daya Manusia (lihat lampiran 3A,3B SOP Pelaksanaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat dan Lembar Pengesahannya) Telah dilakukan koordinasi dan diskusi melalui kegiatan rapat dengan pihak stakeholders terkait usulan penambahan SOP Mikro (lihat Lampiran 2 Laporan Hasil Survey Proyek Perubahan) Dalam proses penyusunan SOP Mikro, dalam diskusi disepakati bahwa akan disusun Data Flow Diagram (DFD) yang dapat menggambarkan alur proses bisnis, keterlibatan para pihak, dokumen serta waktu yang diperlukan untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut. Proses bisnis Inspektorat telah didukung dengan adanya sistem informasi dengan nama SIMPAI yang mengatur mengenai manajemen back office di Inspektorat. Mengingat adanya sistem informasi ini, wacana yang pertama muncul adalah upaya untuk mengoptimalkannya melalui proses penambahan proses bisnis sehingga tidak perlu untuk merancang satu sistem informasi yang baru. Telah dilakukan koordinasi dengan pihak PTI (lihat Lampiran 4 Kegiatan koordinasi dengan pihak PTI) terutama mengenai dukungan dari sistem informasi yang dapat memungkinkan usulan proses bisnis ini dapat dijalankan. Dalam proses diskusi terungkap bahwa PTI telah melakukan integrasi terhadap seluruh sistem back office yang di setiap unit kerja, ke dalam satu sistem informasi penatausahaan dokumen yang rencananya akan dapat diakses oleh seluruh unit kerja yang ada di PPATK dan berada dalam pengelolaan Intracnet PPATK. Dalam proses diskusi mengenai proses bisnis pemantauan tindak lanjut rekomendasi ini sangat bergantung kepada pihak stakeholders terutama pihak auditan/unit kerja. Dalam SOP Mikro mengenai pelaksanaan pemantauan telah diberikan standar waktu untuk Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 12

13 kualitas mutu baku pelaksanaan monitoring, namun karena penetapan dilakukan terhadap SOP Mikro yang hanya mengatur tentang pelaksanaan monitoring di internal Inspektorat, dirasakan perlu adanya produk hukum yang mengatur kepada seluruh unit kerja dan memiliki kekuatan hukum yang lebih dibandingkan dengan SOP Telah dikirimkan memo internal kepada Direktorat Hukum untuk meminta mereka melakukan reviu terhadap Surat Edaran dengan judul Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal (dapat dilihat di Lampiran 7 Surat Edaran Pemantauan Tindak lanjut hasil pemeriksaan) yang pada intinya adalah : a) Mengatur mengenai tindak lanjut yang harus dilakukan sebagai kewajiban auditan/unit kerja setelah menerima laporan pemeriksaan b) Memberikan tenggat waktu tertentu kepada auditan/unit kerja dalam menyampaikan rencana aksi c) Mengatur penyampaian progress pelaksanaan dari rencana aksi tersebut 1.3 Tahapan perancangan proses bisnis otomasi Sebagaimana dinyatakan dalam rencana pelaksanaan kegiatan, tahapan perancangan proses bisnis otomasi dimulai dari tahapan basis data, design input serta design output. Dalam tahapan ini, telah dilakukan koordinasi dengan para stakeholders melalui kegiatan rapat, dan media komunikasi lain seperti sebagaimana dapat dilihat di Lampiran 4 Bukti Koordinasi dengan para Stakeholders; Dari hasil koordinasi dan komunikasi dengan para stakeholders, terutama dari pihak Inspektorat dan tim PTI, terinformasi bahwa pada periode 2011 telah ada sistem informasi yang ditujukan untuk pengelolaan dokumen dari Inspektorat. Dari hasil rapat terinformasi bahwa sistem informasi aplikasi tersebut tidak digunakan secara optimal karena dikategorikan tidak user-friendly Terdapat wacana untuk dapat mengoptimalkan Sistem Informasi Aplikasi pengelolaan dokumen tersebut (SIMPAI) dan telah dilakukan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholders terutama pihak PTI sebagaimana dapat dilihat di Lampiran 4 Bukti Koordinasi dengan para stakeholders Dari hasil koordinasi dengan pihak PTI, diperoleh informasi bahwa pihak PTI sebagai pengelola aplikasi telah merencanakan untuk melakukan terminasi terhadap SIMPAI Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 13

14 tersebut sehingga tidak lagi dimungkinkan adanya rencana pengembangan terhadap aplikasi tersebut dan digantikan dengan media Intracnet Berdasarkan hasil diskusi dengan stakeholders, alternatif lain yang ditempuh adalah dengan melakukan usulan untuk membuat suatu sistem informasi aplikasi baru yang memuat mengenai kebutuhan user, design input, design output serta proses bisnis yang diusulkan untuk dapat diakomodir oleh sistem informasi aplikasi ini 2. Hasil Pelaksanaan dan Capaian/Output Capaian atau output dari pelaksanaan kegiatan proyek perubahan ini dapat dirinci sebagai berikut : 2.1 SOP Mikro mengenai Pelaksanaan Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Internal (Lampiran 3A) yang telah disampaikan melalui memo kepada Biro SDM 2.2 SOP Mikro mengenai Pelaksanaan Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Eksternal (Lampiran 3B) yang telah disampaikan melalui memo kepada Biro SDM 2.3 SRS (Software Requirement Specification) yang berisikan kebutuhan user, kebutuhan mengenai basis data, design input serta design output untuk sistem informasi aplikasi yang telah disampaikan melalui memo kepada Biro Pengelola Teknologi Informasi 2.4 Surat Edaran mengenai Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal yang telah disampaikan melalui memo ke Direktorat Hukum 2.5 Laporan pengolahan data hasil Survey Persepsi terhadap Pelaksanaan Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal dan Survey Persepsi terhadap Usulan Sistem Informasi Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal C. Analisis Stakeholder Internal dan Eksternal Berikut adalah Netmap dari Stakeholder Internal dan Eksternal yang berhasil dimapping pada tahapan sebelumnya. Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 14

15 KEPALA WAKIL KEPALA DEPUTI DEPUTI SESTAMA INSPEKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR UNIT KERJA UNIT KERJA UNIT KERJA PTI PROGRAMMER KASUBAG TU PPK KABAG KEU STAF STAF STAF Dari gambar NetMap tersebut di atas, untuk para stakeholders dengan warna hijau menunjukkan bahwa telah terdapat dukungan dari mereka untuk pelaksanaan proyek ini. Untuk para stakeholders dengan warna abu-abu dimana sebelumnya belum didapatkan informasi mengenai ada tidaknya dukungan kepada proyek ini, dari Lampiran 4 mengenai Bukti Koordinasi dengan Stakeholders terdapat kegiatan rapat, dan komunikasi dengan para pihak tersebut yang menunjukkan adanya dukungan terhadap proyek perubahan ini. Analisis Peran dan Pengaruh Stakeholder 1. Dengan mendasarkan pada salah satu hasil identifikasi masalah sebagai hasil dari kuesioner pendahuluan, yaitu mengenai akses terhadap tindak lanjut rekomendasi yang tidak mudah, telah dilakukan survey mengenai media komunikasi yang paling sering diakses oleh Stakeholders. Responden terdiri dari 50 (lima puluh) orang yang mewakili seluruh unit kerja dengan mekanisme survey yang relatif sangat simple sebagaimana dapat dilihat di Lampiran 5 Survey Media dan hasilnya. Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 15

16 2. Survey penggunaan media ini ditujukan untuk mengetahui pilihan komunikasi yang paling sering diakses atau digunakan oleh para stakeholders dalam berkomunikasi. Sebagaimana dapat dilihat di Lampiran 5C Survey Penggunaan Media Komunikasi Internal ini meminta agar responden memilih diantara media : ; Rapat; Surat, Intracnet. 3. Dari hasil survey media dengan response rate 100% ini didapatkan hasil bahwa media dan Surat menempati jawaban tertinggi sebagai media komunikasi internal yang paling sering diakses atau digunakan oleh stakeholders. Sebagian besar juga memilih penggunaan rapat sebagai media yang paling sering digunakan. Tidak ada seorang responden pun yang memilih Intracnet sebagai pilihan jawaban. 4. Dari hasil survey ini dapat dilihat bahwa agar permasalahan mengenai akses yang tidak mudah terhadap hasil monitoring tindak lanjut rekomendasi dapat teratasi, penggunaan media dimana hasil monitoring ini dapat diakses, juga sangat mempengaruhi optimalisasi penggunaan sistem informasinya. Dengan media dan surat yang masih menempati rating tertinggi sebagai pilihan media paling favorit bagi stakeholders 5. Kendala Internal dan Eksternal Kendala Internal : Pelaksanaan pemantauan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan Inspektorat selama ini dilakukan per semester melalui kertas kerja pemantauan yang belum terintegrasi. File kertas kerja pemantauan dan laporan serta dokumen lain terkait disimpan dalam suatu file Sharing Folder yang dari sisi manajemen risiko relatif memiliki risiko tinggi sebagai media penyimpan Mekanisme pelaksanaan pemantauan diakomodir melalui SOP internal yang tidak memiliki daya tekan kepada pihak lain dalam hal ini auditan/unit kerja untuk dapat mematuhinya Rencana pengadaan sistem informasi pemantauan ini belum diakomodir di RKAKL 2014 sehingga masih mengalami kendala jika ingin direalisasikan di tahun 2014 Usulan sistem informasi pemantauan ini juga belum termasuk dalam Blue Print Teknologi Informasi di tahun 2015 Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 16

17 Dengan mendasarkan kepada contoh kasus sistem informasi aplikasi sebelumnya yang tidak berjalan secara optimal karena tidak user friendly, peran serta dari para stakeholders, baik internal dan eksternal sangat berpengaruh terhadap fungsionalitas dan optimalisasi sistem informasi ini Kendala Eksternal : Peran serta pihak eksternal dalam sistem informasi ini sangat signifikan mengingat keaktifan mereka sebagai auditan diharapkan lebih meningkat dibandingkan dengan sebelumnya karena sistem informasi ini meminta mereka untuk dapat lebih aktif dalam melakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi Keengganan untuk memberikan data profil responden yang jelas terkait nama, unit kerja pada saat pengisian kuesioner 6. Strategi Mengatasi Kendala Untuk selalu mengadakan komunikasi aktif dengan kegiatan formal seperti rapat koordinasi, rapat tim teknis, pembentukan tim teknis. Dan juga kegiatan komunikasi informasi seperti makan siang bersama, komunikasi bilateral, kuesioner, Dari hasil komunikasi yang intens dengan pihak Biro Perencanaan Keuangan, didapatkan informasi bahwa untuk mengatasi kendala penganggaran di tahun 2015, pihak Biro Perencanaan Keuangan berkomitmen untuk mengajukan pengadaan sistem informasi pemantauan ini dalam usulan APBNP di triwulan 1 tahun 2015 Kepada pihak auditan, dengan diterbitkannya Surat Edaran Pelaksanaan Pemantauan ini dapat memberikan tekanan yang lebih kepada mereka untuk dapat lebih proaktif dalam menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan Dari hasil diskusi dengan pihak Biro Keuangan, telah disepakati bahwa sistem informasi pemantauan ini akan diintegrasikan dengan sistem informasi pemantauan kinerja dan hal ini akan dapat menjawab permasalahan yang ditemui dari hasil survey pendahuluan dimana responden tidak menganggap adanya kaitan antara tindak lanjut yang dilakukan dengan kinerja mereka sebagai unit kerja Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 17

18 Dari hasil survey media, dimana dan surat masih menempati posisi tertinggi dalam media internal yang menjadi pilihan stakeholders, dan intracnet yang merupakan media komunikasi virtual masih sama sekali belum dapat menarik bagi stakeholders, terdapat potensi untuk mengoptimalkan intracnet ini sebagai media internal yang aktif. Sebagai contoh, terhadap hasil/output/laporan dari sistem informasi ini, untuk kepentingan Pimpinan, diberikan opsi (sesuai hasil survey media ), dapat di hyperlink dengan intracnet, atau tiap awal bulan terkait statistik tindak lanjut rekomendasi 7. Instrumen Monitoring yang Digunakan Kuesioner kedua ditujukan untuk mendapatkan gambaran persepsi dari Stakeholders terhadap usulan sistem informasi pelaksanaan pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat dan eksternal. Hasil survey ini diharapkan dapat memberikan saran, rekomendasi dan masukan terhadap usulan sistem informasi monitoring tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat dan eskternal yang rencananya akan di aplikasikan di Inspektorat, mengingat salah satu Indikator Kinerja dari Inspektorat adalah pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi. Selain itu hasil survey ini juga diharapkan agar dapat diambil langkah tindaklanjut yang tepat guna dan tepat sasaran yang pada akhirnya ditujukan untuk peningkatan kinerja Inspektorat. (Lihat Lampiran 2 laporan Hasil Survey Proyek Perubahan) Dari pelaksanan survey persepsi usulan sistem informasi ini, kuesioner terdiri dari 6 pernyataan tertutup dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (skoring 4); Setuju (skoring 3); Kurang Setuju (skoring 2) dan Tidak Setuju (skoring 1). a) Responden terdiri dari 20 (dua puluh) yang mewakili seluruh unit kerja/auditan dan pihak internal Inspektorat dengan respon rate sebesar 100%; b) 55% responden merupakan wanita dengan usia yang terbanyak berada di range 30 tahun ke atas, dengan jabatan terbanyak berada di posisi staf dengan masa jabatan paling banyak berada di range 2 tahun ke atas; c) Berdasarkan hasil survey, dari 20 responden tersebut, menghasilkan indeks persepsi terhadap usulan sistem informasi monitoring tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan dan menghasilkan nilai indeks 3.8; d) Survey ini juga memberikan satu pertanyaan terbuka di nomor 7 dan dari hasil pelaksanaan survey ini juga didapatkan feedback dari pihak responden terkait dengan usulan sistem informasi monitoring tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang diusulkan, sebagai berikut : Sangat mendukung untuk dapat direalisasikan Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 18

19 Harus dilakukan pengawalan terhadap usulan yang baik ini Usulan yang sangat baik Semoga realisasinya sebaik usulannya Harus didukung dengan SDM yang kompeten dan PTI yang memahami agar hasil dapat sempurna Realisasi terhadap aplikasi ini harus sesuai dengan usulan, agar dapat berguna bagi pengguna Agar dapat diaplikasikan, sistem informasi harus user-friendly Secara teori sistem informasi ini dapat membantu akuntabilitas kinerja Inspektorat Harus ada petugas yang kompeten dan bertanggungjawab Sangat mendukung dalam rangka mewujudkan sistem informasi terkait TLHP yang terintegrasi Mendukung akuntabilitas kinerja,diharapkan sudah dapat diimplementasikan di 2015, agar diintegrasikan dengan sistem monitoring kinerja, Sistem informasi mempermudah akses bagi pengguna untuk mengetahui hasil TLHP Internal, selain itu dapat meminimalkan risiko pengulangan rekomendasi, meningkatkan kualitas dokumentasi hasil pengawasan internal Pemeriksa mudah memantau, auditee dapat memantau point-point rekomendasi mana yang harus ditindaklanjuti (dapat memantau status tindak lanjut yang sudah/belum dilakukan) Memberikan informasi yang lengkap mengenai tindaklanjut yang harus dilakukan dan dapat digunakan untuk keperluan cross check, apabila rekomendasi/tindaklanjut memerlukan jangka waktu lebih dari satu tahun, akan mudah untuk melacak/menelusuri tindaklanjut yang telah selesai dilakukan adalah untuk rekomendasi/temuan yang mana; Dalam sistem pemantauan yang berkelanjutan, database adalah unsur yang sangat penting. salah satu yang menunjukkan kualitas suatu database adalah keakuratannya; Agar data tidak disalahgunakan dan apabila terjadi kesalahan input, dapat diketahui sumbernya; Bila database tidak dapat diandalkan, maka keseluruhan proses akan menjadi sia-sia; sistem informasi monitoring tindak lanjut hendaknya relatif mudah digunakan, dengan otorisasi berjenjang dan memiliki database yg lengkap, akurat, valid dan dapat diandalkan karena database adalah inti dari sistem itu sendiri Tersedianya sistem informasi tersebut dapat mempercepat perbaikan pada unit kerja yang telah diaudit Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 19

20 III. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Proyek perubahan dapat terlaksana atas dukungan dan partisipasi dari para stakeholders; Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek ini adalah Inspektur, Tim Inspektorat, Unit Kerja sebagai Auditan, dan Pimpinan; Proyek perubahan ini dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu tahapan analisis, tahapan design proses bisnis manual dan proses bisnis otomasi; Output yang dihasilkan dari proyek ini yaitu SOP tentang Pelaksanaan pemantauan Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal, Software Specification Requirement (SRS) yang merupakan gambaran dari Kebutuhan User, cakupan basis data, design input dan ouput, serta Surat Edaran tentang Pelaksanaan pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal; Outcome yang dihasilkan dari tahapan jangka pendek dan menengah yang berhasil dilalui pada tahap Laboratorium Kepemimpinan ini adalah dalam upayanya untuk menghasilkan usulan sistem informasi yang dapat memberikan akses yang memudahkan bagi user dan menghasilkan data hasil tindak lanjut atau status rekomendasi yang update, accessible, transparant dan reliable Keberhasilan dari proyek ini diukur melalui kuesioner yang disebarkan kepada 20(dua puluh) responden yang merupakan perwakilan dari unit kerja yang ada di PPATK yang nantinya akan berperan aktif dalam mengoptimalkan sistem informasi pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan internal dan eksternal ini B. Saran Belajar dari pengalaman terdahulu dengan aplikasi sebelumnya, dimana kendala terbesar dalam optimalisasi penggunaan sistem informasi sangat tergantung kepada partisipasi aktif dari sisi user, dimulai dari tahapan awal design, sampai dengan penggunaan dari sistem informasi tersebut Komunikasi dan koordinasi dengan para stakeholders mutlak untuk dilakukan mengingat begitu banyak manfaat yang dapat dirasakan dari hasil komunikasi seperti contohnya Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 20

21 komitmen dari pihak Biro Perencanaan Keuangan untuk mengusulkan alokasi anggaran di tahun 2015 Usulan sistem informasi ini juga harus diimbangi dengan internalisasi dengan kadar yang bervariasi, mulai dari yang memiliki konsekuensi hukum seperti Peraturan Kepala, memiliki penekanan yang lebih seperti Surat Edaran, untuk dapat meningkatkan partisipasi aktif dari pihak stakeholders jika dirasakan bahwa SOP saja tidak mencukupi untuk memastikan pelaksanaan kegiatan dapat berhasil guna DAFTAR PUSTAKA 1. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor KEP/40/M.PSN/4/2004 tanggal 6 April 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan, Pemantauan, dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan pada Instansi Pemerintah 2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah 3. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Repubik Indonesia Nomor Tahun 2010 tanggal 30 Juli 2010 tentang Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK Diklat PIM IV ANGK I/2014 Pusdiklat BPK RI Page 21

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN Peningkatan Ketertiban dan Kecepatan Proses Administrasi Perjalanan Dinas serta Kemudahan Akses Informasi Status Proses Administrasi Perjalanan Dinas melalui Penyusunan POS dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2014

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2014 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2014 OPTIMALISASI ADMINISTRASI PERENCANAAN PEMERIKSAAN PADA DIREKTORAT PEMERIKSAAN DAN RISET PPATK OLEH : HENI RAHMAWATI PUSAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan 2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN A B S T R A K Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor-faktor penyebab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor-faktor penyebab BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor-faktor penyebab rekomendasi aparat pengawas intern pemerintah (APIP) yang belum optimal ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.706, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Proses pengembangan SDM Aparatur di dinas Provinsi Jawa Barat belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa kebutuhan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.110,2012

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.110,2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.110,2012 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-078.01-0/AG/2014 DS 1701-7126-6142-9885 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

Oleh: Ir. DJOKO SUTRISNO, M.Si

Oleh: Ir. DJOKO SUTRISNO, M.Si DIKLATPIM TINGKAT II ANGK Vi TH 2017 Oleh: Ir. DJOKO SUTRISNO, M.Si BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 1. PENJELASAN PROYEK PERUBAHAN 2. COACHING (TAKING OWNERSHIP / BT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

2 Pusdiklat SPIMNAS Bidang Kepemimpinan

2 Pusdiklat SPIMNAS Bidang Kepemimpinan Bagian 1 PENGANTAR Dalam proses pembelajaran Diklatpim Tk III tahapan implementasi proyek perubahan merupakan tindak lanjut dari tahapan merancang proyek perubahan yang telah dilaksanakan oleh peserta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tuntutan reformasi birokrasi, pemerintah berusaha mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui penerapan prinsip akuntabilitas,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA PROYEK PERUBAHAN PANDUAN LABORATORIUM KEPEMIMPINAN Simon Paulus Mesah LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-078.01-0/2013 DS 5976-2607-1781-0807 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar No.924, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA SALINAN

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA SALINAN SALINAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA SALINAN PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TELAAHAN SEJAWAT HASIL AUDIT APIP INSPEKTORAT KABUPATEN PADANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat Nya Laporan Kinerja Inspektorat Badan Standardisasi Nasional (BSN) Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini dalam

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA

INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA A. KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT Inspektorat selaku Aparat Pengawas Internal Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 73 2013 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG STRUKTUR, URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN OLEH APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP)

Lebih terperinci

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL Lampiran II Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor Tentang Tahun Piagam Pengawasan Internal di Lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem 130 BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Badan Kantor Pertanahan Nasional

Lebih terperinci

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1140, 2017 KEMEN-DPDTT. Road Map. 2017-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ROAD

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1123, 2014 KEMEN KP. Pengawasan. Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian

tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian 1 dipimpin oleh Inspektur Utama merupakan unsur pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal. tugas melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta upaya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman. No.237, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP OLEH : AGUNG DAMARSASONGKO, S.H., M.H. DASAR HUKUM PP No. 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) PERGUB BANTEN No. 47 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

Menimbang. Mengingat. Menetapkan PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KELAS II Jin. Padangsidempuan Nomor 06 Kota Sibolga,Telp/Fax. 0631-21572 Website: www.pengadilan Negeri-sibolga.go.id Email: Pengadilan Negerisibolga@gmail.com KEPUTUSAN KETUA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 20152015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, LAPORAN KINERJA, DAN REVIU ATAS LAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.817, 2012 PPATK. Organisasi. Tata Kerja. PPATK. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-07/1.01/PPATK/08/12 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 13,59

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 13,59 HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 23.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Sulawesi Utara 23.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 23.3 Hasil Penilaian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko - 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1042, 2014 KEMENKOPOLHUKAM. Pengawasan. Intern. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. baik yang besar maupn kecil ataupun tidak ditemukan adanya kecurangan.

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. baik yang besar maupn kecil ataupun tidak ditemukan adanya kecurangan. 144 BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI 7.1. Ringkasan Deskripsi tentang potensi risiko pada sistem pengadaan barang/jasa di PLN tersebut terkategorikan dari kategori I (very high)

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2-2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.572, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kendali Mutu Audit. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2012 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2012 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2012 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 PANDEGLANG 2016 KEPUTUSAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 800/Kep.86 Insp/2016 Tentang PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

1/6 SISTEM PELAYANAN INFORMASI BELANJA LANGSUNG SECARA ONLINE DI KOTA TEGAL

1/6 SISTEM PELAYANAN INFORMASI BELANJA LANGSUNG SECARA ONLINE DI KOTA TEGAL 1/6 SISTEM PELAYANAN INFORMASI BELANJA LANGSUNG SECARA ONLINE DI KOTA TEGAL Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan C Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi : Keuangan,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi

TINJAUAN PUSTAKA. pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5)

2015, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5) No.1902, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Laporan Kinerja. Perjanjian Kerja. Pengukuran Kinerja. Juknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 20152015 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI e-locker Pelayanan Publik (Bagian Organisasi Sekretariat Daerah)

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI e-locker Pelayanan Publik (Bagian Organisasi Sekretariat Daerah) LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI elocker Pelayanan Publik (Bagian Organisasi Sekretariat Daerah) 1 Lab. Inovasi : KOTA PONTIANAK 2 Nama Instansi/SKPD : Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menghadapi tuntutan dan tantangan perkembangan lingkungan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci