SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar."

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KOTABARU 1 MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Kartika Ega Zerlina NIM : HALAMAN JUDUL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i

2 ii

3 iii

4 PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk : Allah SWT yang telah memberiku bimbingan serta karunia-nya yang begitu hebat dan luar biasa kepadaku, Kedua orangtuaku tercinta Bapak Ir. Siswanto dan Ibu Tri Murniningsih, BA Kedua Adikku tersayang Lucia Dea Alvina dan Muhammad Ozzie Brian B. My precious one, Bramantio Delkisyarangga telah memberiku semangat dan dukungannya Nugroho Ragil Sutoto, telah membantu menyumbangkan idenya padaku Dativa S. dan Priskila C. yang memberiku semangat dan dukungannya Teman-teman seperjuangan kelas 7C dan kelas E Seluruh warga sekolah SD K Kotabaru 1 Dan SD N Ngandong 1 Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang telah memberikanku inspirasi, dukungan, motivasi serta doa hingga terselesaikannya karya ini. HALAMAN PERSEMBAHAN iv

5 MOTTO Terus Semangat dalam Belajar Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah pada Allah dan jangan malas (patah semangat) [HR. Muslim] HALAMAN MOTO v

6 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 12 Agustus 2016 Penulis Kartika Ega Zerlina vi

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Kartika Ega Zerlina Nomor Mahasiswa : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul : PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KOTABARU 1 MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 beserta perangkat yang diperlakukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademi tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 12 Agustus 2016 Yang menyatakan, Kartika Ega Zerlina vii

8 ABSTRAK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KOTABARU 1 MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kartika Ega Zerlina Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru. Tujuan untuk : (1) mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa; dan (3) meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SD K Kotabaru 1 Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD K Kotabaru 1 tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 24 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keaktifan dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif-kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) penyampaian tujuan, b) pembagian kelompok, c) penyampaian materi, d) kegiatan dalam kelompok, e) kuis, dan f) penghargaan prestasi untuk tim; (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan skor keaktifan dari kondisi awal 59,5 (baik) menjadi 73,6 (sangat baik) pada siklus I kemudian menjadi 86,8 (sangat baik) pada siklus II; dan (3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan rata-rata nilai ulangan siswa dalam pembelajaran IPA dari kondisi awal 77,5 menjadi 88,3 pada siklus I dan menjadi 80,8 pada siklus II. Persentase ketuntasan meningkat dari kondisi awal 75% menjadi 95,8% pada siklus I dan pada siklus II tetap sama 95,8%. Kata Kunci : Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD viii

9 ABSTRACT THE IMPROVEMENT OF THE ACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT OF SCIENCE EDUCATION THROUGH COOPERATIVE LEARNING STAD TYPE CLASS V SD KANISIUS KOTABARU 1 ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2015/2016 Kartika Ega Zerlina Sanata Dharma University 2016 This research is motivated by the low activity and student achievement class V SD K Kotabaru 1. This goals for: (1) describe efforts to increase activeness and science learning achievement using cooperative learning model STAD; (2) increase the activity of learning science students; and (3) increase learning achievement in grade V IPA SD K Kotabaru 1 Academic Year 2015/2016. This type of research is the Classroom Action Research (PTK). The subjects were students of class V SD K Kotabaru 1 academic year 2015/2016 amounting to 24 students. The object of this research is to increase the activity and student achievement in science subjects. The instrument used in this study is the observation sheet liveliness and test questions. Data analysis techniques used in this research is descriptive qualitative-quantitative-analysis. The results showed that: (1) efforts to increase activity and learning achievement IPA through the implementation of cooperative learning model STAD done with the steps as follows: a) the delivery destination, b) division of the group, c) delivery of materials, d) activities within the group, e) quizzes, and f) an award of achievement for the team; (2) the implementation of cooperative learning model STAD can improve students' learning activeness. It is shown from an increase in the activity of the initial condition score of 59.5 (good) to 73.6 (very good) in the first cycle and then became 87.7 (excellent) on the second cycle; and (3) the implementation of cooperative learning model STAD can improve student achievement. It is shown from an increase in average test scores of students in learning science from the initial conditions 77.5 to 88.3 in the first cycle and became 80.8 in the second cycle. Completeness percentage increase from baseline 75% to 95.8% in the first cycle and increased 95.8% in the second cycle. Keyword: activeness, Learning achievement, cooperative learning model of STAD ix

10 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat, dan karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Rohandi, Ph. D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Apriastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD 3. Apri Damai S.K., S.S., M.Pd., selaku wakil Ketua Program Studi PGSD 4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang peneliti butuhkan untuk menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. 5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya yang sangat berguna bagi penelitian ini. 6. Niken Anggrahini, S.Pd., Selaku Kepala Sekolah Dasar Kanisius Kotabaru 1 yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas V SD K Kotabaru Ag. Andika Purwono A.S., S.Pd.Si., selaku guru kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 yang telah memberikan waktu, bantuan untuk melakukan penelitian. 8. Siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru 1, yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. x

11 9. Ayah, Ibu, dan Adik tercinta yang telah memberikan fasilitas material maupun finansial serta doa yang tidak pernah berhenti dari awal hingga akhir perkuliahan. 10. Para dosen Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan caranya masing-masing penuh kesabaran mendidik dan membimbing peneliti selama menempuh kuliah sehingga bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. 11. Teman-teman seperjuangan dalam penulisan karya ini Dian, Melati, Vio, Monik, Priskila, dan Tiva. Saling mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan karya ini. 12. Teman-teman PGSD angkatan 2012 khususnya kelas E dan C, jatuh bangun bersama dalam menempuh studi di PGSD. 13. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan caranya masing-masing memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian, terimakasih untuk semuanya. Peneliti menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti dengan rendah hati bersedia menerima sumbangan baik pemikiran, kritik, maupun saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi siapa saja. Yogyakarta, 12 Agustus 2016 Peneliti, Kartika Ega Zerlina xi

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTO... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR GRAFIK... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 8 C. Tujuan... 8 D. Manfaat Penelitian... 9 E. Definisi Operasional... 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Keaktifan Belajar a. Pengertian Keaktifan Belajar b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar c. Indikator Keaktifan Belajar d. Pengaruh Keaktifan Terhadap Proses Belajar Siswa xii

13 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar b. Faktor-faktor Prestasi Belajar Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif b. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD IPA a. Pengertian IPA b. Pembelajaran IPA SD c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA SD d. Pembelajaran IPA di SD e. Materi Pembelajaran IPA Penyesuaian Diri Hewan Terhadap Lingkungannya B. Hasil Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Setting Penelitian C. Rencana Tindakan D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian F. Validitas dan Reliabilitas Validasi Perangkat Pembelajaran Validasi Soal Tes Reliabilitas Soal Tes xiii

14 G. Teknik Analisis Data Keaktifan Belajar Siswa Prestasi Belajar Siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) a. Pra Siklus b. Siklus I c. Siklus II B. Pembahasan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Keaktifan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa a. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa b. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

15 DAFTAR TABEL Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pengamatan Keaktifan (Observasi) Tabel 3. 2 Lembar Observasi Tabel 3. 3 Skoring Tabel 3. 4 Kriteria Penskoran Tabel 3. 5 Modifikasi Kriteria Pensekoran Tabel 3. 6 Lembar Angket Keaktifan Tabel 3. 7 Skoring Tabel 3. 8 Indikator, Data, Teknik Pengumpulan Prestasi Belajar Tabel 3. 9 Kisi-kisi Soal Tes Pilihan Ganda Siklus I Tabel Kisi-kisi Soal Tes Pilihan Ganda Siklus II Tabel Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran Tabel Hasil Validasi Soal Tes Prestasi Siklus I Tabel Hasil Validasi Soal Tes Prestasi Siklus II Tabel Kriteria Klasifikasi Reliabilitas Instrumen Tabel Kriteria Keberhasilan Penelitian Tabel 4. 1 Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa Tabel 4. 2 Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa Tabel 4. 3 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Tabel 4. 4 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I Tabel 4. 5 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Tabel 4. 6 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II Tabel 4. 7 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Tabel 4. 8 Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Tabel 4. 9 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Tabel Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II xv

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Bagan Hasil Penelitian Relevan Gambar 2. 2 Bagan Kerangka Berfikir Gambar 3. 1 Bagan Siklus PTK Kemmis dan Mc. Taggart...37 Gambar 3. 2 Jadwal Waktu Penelitian Gambar 4. 1 Diagram Peningkatan Persentase Pencapaian KKM Siklus I..104 Gambar 4. 2 Diagram Peningkatan Persentase Pencapaian KKM Siklus II.106 xvi

17 DAFTAR GRAFIK Grafik 4. 1 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Grafik 4. 2 Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Grafik 4. 3 Peningkatan Rata-rata Prestasi Belajar Siswa xvii

18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Expert Jugdmet Lampiran II Lembar Diskusi Siswa Lampiran III Lembar Diskusi Siswa Lampiran IV Rekap Perhitungan Keaktifan Lampiran V Blue Print Soal Evaluasi Akhir Siklus I Lampiran VI Perhitungan Validasi Soal Siklus I. 192 Lampiran VII Daftar Nilai Mata Pelajaran IPA Lampiran VIII Surat Ijin Penelitian Foto Dokumentasi Biodata Peneliti xviii

19 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan membawa pengaruh dalam bidang pendidikan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada, maka guru sebagai pendidik dituntut untuk lebih kreatif dalam menyikapinya. Dalam proses pembelajaran, guru harus pandai memilih strategi yang akan digunakan untuk menyampaikan materi yang diajarkan. Strategi yang dipilih guru dapat mempengaruhi proses pembelajaran di kelas dan interaksi siswa dalam melakukan kegiatan di kelas. Kegiatan yang dilakukan siswa saat di kelas seperti bertanya hal yang belum mereka ketahui saat pembelajaran, menjawab pertanyaan dari guru di kelas dapat diartikan sebagai keaktifan. Keaktifan merupakan proses belajar aktif dimana siswa lebih mendominasi aktifitas pembelajaran baik aktif menggunakan otak, menemukan ide atau gagasan, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru dipelajari ke dalam kehidupan nyata (Zaini, dkk., 2008:14). Keaktifan dapat dilihat dari delapan unsur yang muncul dalam kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar, metrik, mental, dan emosional (Dierick dalam Hamalik, 2001: ). 1

20 2 Pembelajaran di dalam kelas adalah proses dimana terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Rusman (2010:1) mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Hubungan antara guru, siswa, dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Dalam proses interaksi tersebut, guru tidak hanya memberikan ilmu yang dimiliki kepada para siswanya, namun guru juga harus mampu memberikan motivasi kepada siswanya agar siswa tersebut dapat aktif dalam belajar, namun pada kenyataannya guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa kurang terlibat, karena siswa cenderung mendengarkan saja. Oleh karena itu guru diharapkan menjadi fasilitator agar siswa dapat aktif untuk menjawab permasalahan dalam belajar dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Menurut Rusman (2010:280) laporan hasil penilaian mengenai prestasi siswa merupakan sarana komunikasi dan sarana kerjasama antara sekolah dengan orang tua yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar siswa maupun bagi pengembangan sekolah. Oleh karena itu hasil prestasi siswa sangat dibutuhkan untuk mengetahui sampai dimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Dari berbagai macam pelajaran yang diajarkan, Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa karena dari hasil wawancara singkat yang dilakukan kepada guru kelas V menyatakan bahwa prestasi siswa dalam mata pelajaran tersebut masih kurang memuaskan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

21 3 (KTSP), pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dipelajari siswa Sekolah Dasar kelas I sampai dengan kelas VI. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di sekolah dasar (SD). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia yang banyak memanfaatkan panca indera. Pembelajaran IPA juga diharapkan bisa menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam penerapan di kehidupan sehari-hari. Sriyono (1992:76) menghargai sekali arti pengamatan yang dilakukan dengan panca indera. Siswa Sekolah Dasar cenderung lebih memahami hal-hal yang bersifat konkret yaitu yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba dan sebagainya. Oleh karena itu, diharapkan guru dapat kreatif untuk mendorong siswa dapat aktif dalam belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam agar mampu belajar dengan baik. Dengan siswa aktif maka mereka akan berusaha untuk menggali informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh itu dapat benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses belajar agar tercapai dengan baik. Melalui hal tersebut siswa akan terlatih untuk cepat tanggap atau terlatih untuk berpikir kritis dalam menerima informasi yang telah diberikan. Oleh karena itu keaktifan siswa sangatlah penting bagi pencapaian proses belajar yang baik. Namun pada kenyataannya, menurut guru pengampu mata pelajaran banyak siswa yang kurang aktif dalam belajar, sehingga hasil prestasi siswa

22 4 kurang memuaskan dalam materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tersebut. Oleh sebab itu peneliti tertarik mengadakan observasi untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA di kelas seperti siswa mampu menjawab pertanyaan guru, siswa aktif berdiskusi memahami materi, bertanya kepada guru ketika ada penjelasan yang belum jelas yang mana hal ini akan berakibat pada peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18 Agustus 2015, di kelas V SD Kanisius Kotabaru, peneliti melihat bahwa metode pembelajaran di kelas tersebut masih tradisional. Guru cenderung banyak mendominasi pembelajaran sehingga terlihat guru hanya menggunakan metode ceramah. Guru sebagai pemberi informasi sedangkan siswa hanya sebagai penerima informasi. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran belum terlihat dalam kelas, suasana kelas terasa cenderung pasif karena kurangnya dinamika yang terjadi antara guru dan siswa. Selama observasi yang dilakukan oleh peneliti siswa terlihat kurang aktif hal ini terlihat dari segi bertanya, menjawab, maupun mengajukan pendapat. Di sekolah SD Kanisius Kotabaru 1 sebenarnya sudah ada peralatan yang bisa digunakan untuk mendukung pembelajaran IPA setiap hari seperti LCD, proyektor dan KIT IPA. Saat pembelajaran di kelas berlangsung guru juga tidak membentuk siswa bekerja dalam kelompok. Siswa lebih banyak bekerja secara mandiri, hal ini terlihat ketika siswa diperintahkan oleh guru

23 5 untuk mengerjakan tugas, kebanyakan dari mereka masih bingung untuk mengerjakannya. Sehingga siswa berusaha untuk mencontek pekerjaan teman lainnya. Guru kelas sendiri beranggapan bahwa belajar dengan membentuk kelompok akan membutuhkan waktu yang lebih untuk mengkondisikan siswa siap bekerja dalam kelompoknya sehingga hal ini akan mengurangi waktu belajarnya. Padahal, dengan memberikan kesempatan siswa bekerjasama dalam kelompok akan memberikan banyak kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan temannya, siswa akan lebih berani dalam bertanya tentang materi yang belum mereka pahami maupun menyampaikan pendapatnya. Informasi ini dibuktikan dengan data hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran IPA di kelas V SD K Kotabaru 1 yang didapat dengan melakukan observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA di kelas dengan cara mengisi lembar observasi keaktifan. Kemudian setelah peneliti mendapatkan hasil observasi keaktifan kondisi awal langkah selanjutnya adalah peneliti mengolah data tersebut dengan menggunakan rumus untuk menghitung keaktifan belajar dari perhitungan tersebut didapatkan skor rata-rata keaktifan siswa sebesar 59,5. Pada pembelajaran IPA kelas V semester genap tahun pelajaran 2013/2014 terdapat materi penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya. Materi ini merupakan materi yang bagi sebagian besar siswa dirasakan cukup rumit. Selain itu, materi ini juga membahas secara spesifik tentang morfologi makhluk hidup terutama hewan dan tumbuhan

24 6 sebagai kekhasannya masing-masing yang membutuhkan pemahaman yang cukup kuat. Berdasarkan sumber yang peneliti peroleh dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 pada tanggal 8 September 2015, diperoleh informasi bahwa siswa kelas V merasa kesulitan dalam mata pelajaran IPA terutama tentang penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya. Informasi ini dibuktikan dengan data hasil ulangan IPA di semester genap tahun pelajaran 2013/2014 Berdasarkan daftar nilai tahun pelajaran 2013/2014 siswa yang tuntas nilai KKM pada mata pelajaran IPA sebanyak 18 (75%) siswa dan siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 6 siswa (25%). Upaya yang peneliti lakukan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams- Achievement Division). Menurut Slavin (2008) model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mengacu pada kelompok belajar siswa secara heterogen. Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah suatu strategi atau tipe pembelajaran yang didalamnya terdapat beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda, kemudian ras dan gender yang berberda untuk saling bekerjasama menyelesaikan tujuan pembelajarannya (Huda, 2013: 201). Ciri-ciri pembelajaran STAD yaitu kelas yang terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota secara

25 7 heterogen dan prosedur kuis. Pengadaan kuis diakumulatif menjadi nilai kelompok, namun anggota dari kelompok tersebut tidak boleh membantu temannya dalam mengerjakan kuis. Terakhir dengan memberikan penghargaan tim. Dengan adanya penghargaan tim, akan mendorong kualitas masing-masing siswa supaya lebih maju dan mendapatkan nilai yang baik dan juga mengalami kemajuan menjadi pemenang. Model pembelajaran tipe STAD ini menurut Slavin (dalam Rusman, 2010: 213) adalah model yang mudah untuk diadaptasi dalam berbagai mata pelajaran, sederhana dan mudah diterapkan oleh guru yang baru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini telah digunakan dalam beberapa penelitian dan berhasil meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Rahma Dewi, dkk. (2014) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas III SD N 10 Kesiman Denpasar Timur Tahun Ajaran 2012/2013. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD K Kotabaru 1 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Diharapkan melalui upaya perbaikan pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar siswa.

26 8 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD? 2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 pada mata pelajaran IPA? 3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD K Kotabaru 1 pada mata pelajaran IPA? C. Tujuan 1. Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan belajar dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SD K Kotabaru melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

27 9 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Peneliti memperoleh pengalaman langsung dalam kegiatannya tentang bagaimana harus melakukan tindakan kelas. b. Peneliti memperoleh pengalaman baru tentang cara peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Bagi Guru a. Guru memiliki tambahan referensi pengetahuan baru tentang bagaimana peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3. Bagi sekolah/sd a. Sekolah mendapatkan tambahan referensi tentang tipe-tipe pembelajaran kooperatif salah satu contohnya STAD yang mana bisa gunakan oleh sekolah untuk acuan metode pembelajaran mata pelajaran lain. E. Definisi Operasional 1. Keaktifan Belajar adalah kemampuan siswa secara mandiri dan aktif dalam belajar meliputi aktif bertanya, aktif berdiskusi, aktif mencatat hal-hal penting, dan aktif mencari sumber belajar yang dapat diciptakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Keaktifan Belajar meliputi a) mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru, b) bekerjasama dalam kelompok, c) bertanya pada

28 10 guru atau teman apabila belum memahami materi, e) mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan persoalan, f) menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru, g) melatih diri memecahkan soal atau mengerjaan soal di LKS, dan h) mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok. 2. Prestasi Belajar adalah keberhasilan yang dapat dicapai atau diperoleh dari seseorang yang telah melakukan usaha setelah melakukan sesuatu yang hasilnya dapat dilihat dalam bentuk nilai atau catatan keberhasilan yang telah dicapai. 3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok-kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. 4. IPA adalah sebuah teori yang didapat dengan menggunakan metode tertentu untuk memperoleh suatu konsep berdasarkan hasil kenyataan seperti observasi, pengamatan, analisis dan eksperimen tentang gejalagejala alam dan memecahkan rasa ingin tahu tentang alam serta perannya dalam kehidupan manusia.

29 BAB II LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Keaktifan Belajar a. Pengertian Keaktifan Belajar Aktif menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002: 19) berarti giat (bekerja atau berusaha), sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Dengan demikian keaktifan tercipta dari dalam proses pembelajaran. Apabila siswa aktif maka siswa dapat mengembangkan sendiri potensi yang ada pada diri mereka, oleh sebab itu perlu diciptakan pembelajaran aktif untuk mendukung potensi siswa. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa didik, sehingga semua siswa didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. (Siregar & Nara, 2010: 106). Disamping memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minat siswa pembelajaran aktif juga dapat mencapai tujuan belajar secara totalitas. Sedangkan menurut Ulum (2013: 12) Keaktifan Belajar adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan siswa. Jadi keaktifan belajar adalah upaya siswa dalam 11

30 12 mengembangkan potensi diri melalui kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Usman (2002: 26) cara yang dapat diartikan guru untuk memperbaiki keterlibatan siswa antara lain dengan meningkatkan persepsi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar yang membuat respon yang aktif dari siswa, melakukan masa transisi antara kegiatan dalam mengajar dengan secara cepat dan luwes, memberikan pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai, mengusahakan agar pengajaran dapat lebih memacu minat siswa. Jadi, keaktifan belajar adalah kemampuan siswa secara andiri dan aktif dalam belajar yang akan diciptakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan keaktifan belajar adalah kemampuan siswa secara mandiri dan aktif dalam belajar meliputi aktif bertanya, aktif berdiskusi, aktif mencatat hal-hal penting, dan aktif mencari sumber belajar yang dapat diciptakan oleh guru dalam proses pembelajaran. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dmilikinya. Selain itu, untuk melatih siswa agar berpikir kritis dan dapat memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merencanakan sistem pembelajaran secara sistematis,

31 13 sehingga merangsang keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Gagne dan Briggs (dalam Martinis, 2007: 84) mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, yaitu : 1) Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa). 3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa. 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari). 5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya 6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7) Memberi umpan balik (feed back). 8) Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. 9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran

32 14 c. Indikator Keaktifan Belajar Menurut Dimyati & Mudjiono (2006: 45) indikator keaktifan mencakup diantaranya: 1) siswa mau mencatat atau sekedar mendengarkan penjelasan guru, 2) siswa memperhatikan hal-hal yang dijelaskan oleh guru tentang materi pelajaran, 3) siswa mencatat tugas yang diberikan dan mengerjakan tugas rumah, 4) siswa mau berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelajaran, 5) siswa mampu melibatkan diri dalam proses tanya jawab dalam kelas, 6) siswa mau terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran bersama guru dan teman siswa lainnya. Menurut Sudjana (2009: 61) berpendapat bahwa keaktifan para siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dari beberapa hal yaitu: 1) ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2) siswa mau terlibat dalam pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran, 3) siswa mau bertanya kepada teman atau kepada guru apabila tidak memahami, menemui kesulitan, 4) siswa mau berusaha mencari berbagai informasi yang dapat diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya, 5) siswa melakukan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, 6) siswa mampu menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, 7) siswa berlatih dalam memecahkan soal atau masalah, 8) siswa memiliki kesempatan menggunakan atau

33 15 menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok studi yang menggunakan variabel keaktifan tentang beberapa indikator keaktifan siswa dari beberapa ahli, peneliti menyimpulkan indikator keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah: 1) Mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru, 2) bekerjasama dalam kelompok, 3) bertanya pada guru tau teman apabila belum memahami materi, 4) mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan persoalan, 5) menerapkan langkahlangkah cara kerja atau instruksi dari guru, 6) melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal di LKS, 7) mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok. d. Pengaruh Keaktifan Terhadap Proses Belajar Siswa Materi dalam pembelajaran IPA sebagian besar bersifat abstrak banyak istilah-istilah penting dalam dunia IPA yang terkadang sulit untuk dipahami oleh siswa seperti halnya dalam materi IPA tentang Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya dalam materi ini ada beberapa istilah penting dan hafalan tentang ciri fisik yang dimiliki hewan dan hal itu banyak sekali bagian-bagian dan fungsi-fungsinya. Menurut Piaget (dalam Rusman, 2010: 251) anak pada usia sekolah dasar (usia 7-11 tahun) berada pada tahapan operasi konkret, mereka

34 16 belajar dengan lebih bermakna dan bernilai ketika siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan nyata yang sebenarnya, keadaan yang nyata dan lebih faktual sehingga mereka belum memahami konsepkonsep yang bersifat abstrak. Oleh sebab itu guru haruslah pandai dan kreatif dalam menyampaikan materi kepada siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa benar-benar memahami apa yang disampaikan guru dan tidak sekedar menghafal saja. Etin (2007: 23) mengungkapkan dengan siswa aktif maka siswa akan berusaha untuk menggali informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses belajar agar tercapai dengan baik. Melalui hal tersebut siswa akan terlatih untuk cepat tanggap atau terlatih untuk berpikir kritis dalam menerima informasi yang diberikan oleh guru. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Menurut KBBI ed.3 (2005: 1) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes/nilai angka yang diberikan oleh guru, prestasi belajar disini biasanya ditunjukkan dengan kemampuan anak dalam penguasaan konsep materi yang telah diajarkan maupun keterampilan yang dicapai kemudian ketika mencapai/melampaui taraf kemampuan yang diberikan guru akan memberikan sebuah nilai yang

35 17 diaktualisasikan ke dalam buku raport yang didapat dengan cara tes tertulis maupun non tes. Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Winkel (dalam Imron, 1996: 89) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai seorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mengalami sesuatu. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar adalah keberhasilan yang dapat dicapai atau diperoleh dari seseorang yang telah melakukan usaha setelah melakukan sesuatu yang hasilnya dapat dilihat dalam bentuk nilai atau catatan keberhasilan yang telah dicapai. b. Faktor-faktor Prestasi Belajar Setelah membahas tentang pengertian dari prestasi belajar, maka selanjutnya membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang dapat digolongkan atas dua macam, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Pertama, yang tergolong dalam faktor eksternal yaitu faktor sosial, faktor budaya, dan faktor lingkungan, yang tergolong faktor internal yaitu faktor jasmaniah (fisiologi), faktor psikologis, dan faktor kematangan fisik maupun psikis. Dari sekian banyak faktor ini dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu : faktor

36 18 stimuli belajar, faktor metode belajar, dan faktor individual (Ahmadi 1991: ). Jadi, tingkat keberhasilan siswa dalam prestasi belajar dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu faktor stimuli (rangsangan yang diberikan kepada anak untuk mendorongnya belajar), faktor metode belajar (terkait dengan metode pengajaran yang digunakan oleh bapak/ibu guru di sekolah dalam pembelajaran), faktor individual (faktor yang datang dari diri anak untuk belajar). Selain itu, perlu juga diperhatikan keadaan lingkungan tempat anak belajar disini ditekankan di lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran. 3. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Kaucak dan Eggen (1993: 319) mendifinisikan bahwa belajar kooperatif adalah sebagai kumpulan strategi mengajar yang digunakan siswa untuk membantu satu dengan yang lain dalam mempelajari sesuatu. Berkaitan dengan hal itu, maka cara belajar kooperatif ini juga dinamakan pengajaran teman sebaya. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun atas kelompok yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa tetap berada dalam kelompoknya selama beberapa minggu. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat

37 19 bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya, menjadi pendengar yang aktif, memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya mendorong berpartisipasi, berdiskusi dan sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pernyataan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan (Slavin: 1995). Pembelajaran kooperatif adalah sauatu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham kontruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran (Isjoni 2010: 14-15). Hamdani (2011: 30) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompokkelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

38 20 b. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif Variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis model pembelajaran tersebut, Rusman (2013: 213) membagi macammacam model pembelajarn kooperatif sebagai berikut : 1) Tipe Students Teams Achievement Division (STAD) Tipe Students Teams Achievement Division (STAD) adalah model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokkan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. 2) Tipe Jigsaw Tipe Jigsaw adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki penyusunan potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola cara bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. 3) Group Investigation (GI) Tipe Group Investigation (investigasi kelompok) merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana siswa bekerja menggunakan inkuiri kooperatif, perencanaan, proyek dan diskusi kelompok, dan kemudian mempresentasikan penemuan mereka di kelas.

39 21 4) Tipe Make a Match Tipe Make a Match (membuat pasangan) penerapan metode ini dimulai dengan teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soa sebelum batas waktunya, siswa mencoba mencocokkan lalu apabila jawabannya cocok kemudian akan diberikan poin. 5) Tipe Teams Games Tournamens (TGT) Tipe Teams Games Tournamens (TGT) siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor, bagi tim mereka masing-masing. c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Sugianto (2010: 44-45) menerangkan model pembelajaran tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari universitas John Hopkins. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Para guru menggunakan model pembelajaran tipe STAD untuk mengajarkan informasi-informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis. Adapun langkah-langkah pembelajaran tipe STAD yaitu : 1) Pertama-tama dalam langkah awal STAD, guru kelas akan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada hari itu kepada siswa di kelas.

40 22 2) Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi kelas atau diskusi pelajaran yang dipimmpin oleh seorang guru, namun dapat pula menggunakan audiovisual. 3) Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan(tinggi, sedang, rendah). 4) Kuis diberikan oleh guru setelah melakukan presentasi sekitar satu atau dua periode presentasi, dan satu atau dua periode praktik tim. Kuis akan diberikan secara individual, siswa akan mengerjakan secara individual pula, sehingga siswa akan bertanggungjawab dalam memahami materi yang ia dapatkan. 5) Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademmik yang dipelajari. 6) Rekognisi Tim, dalam hal ini tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.

41 23 Kadang-kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih satu kriteria atau standar tertentu. 4. IPA a. Pengertian IPA Trianto (2010: 136) menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala alam, melalui metode ilmiah dan menuntut sikap ilmiah. Sedangkan menurut beberapa ahli mengenai pengertian IPA, yaitu menurut Fowler (dalam Trianto, 2010) bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, ilmu ini berhubungan dengan gejalagejala kebendaan dan terutama didasarkan atas pengamatan dan edukasi. Kemudian menurut Nash (dalam Samatowa, 2010) IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam yang bersifat analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan antara fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamati. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan sebuah teori yang didapat dengan menggunakan metode tertentu untuk memperoleh suatu konsep berdasarkan hasil kenyataan seperti observasi, pengamatan, analisis dan eksperimen tentang gejala-gejala alam dan memecahkan rasa ingin tahu tentang alam serta perannya dalam kehidupan manusia.

42 24 b. Pembelajaran IPA SD IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting karena memberikan kesempatan pada anak untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA sesuai dengan tahapan perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011: 5). Banyak orang berpendapat agar siswa menguasai produk sains sebanyak-banyaknya, belajar berbuat, berpikir dan bertindak seperti ilmuan (scientist). Dengan demikian, belajar sains atau membelajarkan sains kepada siswa adalah memberikan kesempatan atau bekal untuk memproses sains dan menetapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang benar dan mengikuti etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat. Rustam, dkk (2011 : 15). c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA SD Berdasarkan KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) ruang lingkup mata pelajaran IPA meliputi aspek-aspek berikut : 1) Tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan. 2) Benda/materi sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : padat, cair, dan gas. 3) Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

43 25 4) Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi dan tata surya, benda-benda langit lainnya. d. Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA kelas V SD yang masih dirasa sulit untuk dipahami yaitu tentang materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya. Pada kenyataannya banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam mempelajari materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya. Hal ini menjadikan peneliti ingin membahas materi pembelajaran ini untuk diangkat menjadi materi dalam penelitian. e. Materi Pembelajaran IPA Penyesuaian Diri Hewan Terhadap Lingkungannya 1) Cara Hewan Menyesuaikan Diri Untuk Memperoleh Makanan Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup. Cara mendapatkan makanan setiap hewan berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan makanan yang dikonsumsi. Mari kita pelajari bentuk-bentuk penyesuaian beberapa hewan dalam mendapatkan makanan. a. Beruang Beruang adalah salah satu hewan pemakan daging (karnivora). Hewan pemakan daging seperti beruang memiliki gigi yang kuat, terutama taringnya yang tajam. Taring yang kuat dan

44 26 tajam digunakan untuk mengoyak atau merobek daging. Bentuk penyesuaian lainnya adalah kemampuan beruang untuk tidur selama musim dingin setelah memperoleh makanan. b. Burung Bentuk paruh burung elang berbeda dengan burung merpati. Bentuk paruh elang lebih tajam dan kuat serta melengkung. Ini berfungsi untuk menangkap dan mengoyak mangsanya. Bentuk paruh burung berbeda-beda, tergantung jenis makanannya. Paruh ayam memiliki ukuran lebih pendek dan kuat. Bentuk paruh ini sesuai untuk memakan biji-bijian. Coba perhatikan paruh bebek. Bentuk paruh bebek cocok untuk mencari makanan di tempat becek, berlumpur atau berair. Makanan bebek berupa hewan kecil atau cacing yang terdapat dalam lumpur atau air. Paruh burung pelatuk sangat kuat sehingga mampu untuk mengelupas kulit kayu. Burung kolibri memiliki paruh yang panjang dan runcing. Paruh ini untuk menghisap nektar pada bunga. Bentuk kaki setiap jenis burung berbeda. Kaki burung elang memiliki bentuk yang besar, kuat dan kukunya tajam. Bentuk kaki ini cocok untuk mencengkeram mangsanya. Adapun bentuk kaki burung merpati atau burung beo kecil, ramping dan kuku yang runcing tetapi tidak kuat. Bentuk ini sesuai dengan fungsinya untuk bertengger di dahan atau ranting pohon.

45 27 Kaki ayam memiliki kuku-kuku yang tajam. Bentuk ini cocok untuk mengorek tanah dan berjalan di tanah. Adapun kaki bebek dilengkapi dengan selaput di antara jari-jari kakinya. Selaput ini berfungsi untuk mendayung saat berada di air. Oleh karena itu bebek dapat berjalan dan berenang. c. Serangga Kupu-kupu dan lebah hinggap di setiap bunga untuk memperoleh makanan. Kupu-kupu memperoleh makanan dengan mengisap. Sedangkan lebah dengan cara menjilat sari madu (nektar) yang terdapat pada bunga. Sari madu tersebut merupakan sumber makanan bagi kupu-kupu dan lebah. Alat pengisap pada kupu-kupu terdapat pada bagian mulutnya. Bentuk alat pengisap tersebut seperti belalai yang dapat digulung dan dijulurkan. Oleh karena itu disebut mulut penghisap. Mulut penjilat pada lebah terdapat pada bagian bawah bibirnya. Hal ini terjadi sebagai adaptasi atau perubahan bentuk dalam memperoleh makanannya. Contoh serangga lainnya adalah lalat dan nyamuk. Lalat sering kita temukan di tempat pembuangan sampah. Nyamuk sering kita lihat hinggap di pakaian kotor atau genangan air. Kedua jenis serangga ini biasa membawa bibit penyakit. Nyamuk mendapat makanan dengan mengisap darah kita. Caranya dengan menusukkan alat penusuk kemudian menghisapnya. Saat penusuknya masuk ke dalam kulit kemudian mengeluarkan air liur. Air liur yang

46 28 dikeluarkan bertujuan untuk mempermudah nyamuk mengisap darah. Saat itulah kita merasa gatal jika digigit nyamuk. Alat penusuk dan pengisap tersebut terbentuk karena perubahan mulut nyamuk, tepatnya pada rahang bagian atas dan bawah. Lalat mendapat makanan dengan cara menyerap makanan yang diperlukannya. Alat penyerap terdapat pada bagian ujung mulutnya yang menyerupai spon (busa). 2) Bentuk Penyesuaian Hewan Untuk Melindungi Diri dari Musuhnya a. Kuku dan gigi yang tajam Kucing adalah salah satu hewan pemakan daging. Ciri utama hewan pemakan daging yaitu memilikitaring yang kuat dan tajam serta kukukuku yang runcing. Taring yang tajam dan kuku yang runcing juga digunakan untuk melindungi diri dari musuh. Jadi saat kucing diserang musuhnya, kuku-kukunya yang tajam akan keluar dan mulutnya menganga memperlihatkan taringnya yang tajam. Selain kucing, hewan yang memiliki cara melindungi diri seperti itu adalah harimau dan singa. b. Tanduk yang kuat Domba dikenal sebagai hewan yang memiliki tulang kepala yang keras dan juga tanduk yang kuat dan runcing. Beberapa jenis hewan pemakan tumbuhan, seperti domba, banteng, sapi, rusa dan kerbau menggunakan tanduknya untuk melindungi dirinya dari

47 29 musuh. Apabila ada musuh mendekat dan mengancam maka hewanhewan tersebut akan menggunakan tanduknya untuk melindungi diri. c. Kulit yang keras Trenggiling dikenal sebagai hewan yang memiliki kulit luar berupa sisik yang keras. Saat menggulung, bagian perutnya yang lunak akan terlindumgi suatu perisai yang keras. Apabila ada musuh mendekat dan mengancam maka hewan ini akan menggulungkan tubuhnya untuk melindungi diri. B. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Penelitian Tentang Pembelajaran Menggunakan STAD Nastiti (2010) meneliti tentang Peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan model Student Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas IV B SDN Puro Pakualaman Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah, adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan dapat dilihat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV B SDN Puro Pakualaman Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dari adanya peningkatan rata-rata kelas dari kondisi awal 46,23 (27%) menjadi 62,67 (40%) pada siklus I kemudian meningkat lagi pada siklus II

48 30 menjadi 81,67 (66%) dengan siswa yang lulus KKM mencapai 28 siswa dari total siswa 30 siswa. Wijaya (2013) meneliti tentang Peningkatan hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) siswa kelas V SDN Mangunsari 05 kec. Sidomukti, Salatiga. Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan dapat dilihat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SDN Mangunsari 05 kec. Sidomukti, Salatiga. Hal ini ditunjukkan dari adanya peningkatan persentase rata-rata kelas dari kondisi awal 54% menjadi 67% pada siklus I kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 89% dengan siswa yang lulus KKM mencapai 31 siswa dari total siswa 41 siswa. Dewi, dkk (2014) meneliti tentang Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas III SDN 10 Kesiman, Denpasar Timur tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa.

49 31 Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan dapat dilihat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division cukup efektif dalam meningkatkan hasil keaktifan siswa pada mata pelajaran IPS kelas III SDN 10 Kesiman, Denpasar Timur. Hal ini ditunjukkan dari adanya peningkatan ratarata persentase keaktifan belajar siswa dari kondisi awal 63,07% menjadi 80,07% pada siklus I kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 17% tidak hanya keaktifan belajar saja yang meningkat melainkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas III SDN 10 Kesiman,Denpasar Timur juga turut meningkat. Hal ini ditunjukkan dari adanya peningkatan persentase rata-rata kelas dari kondisi awal 12,92% menjadi 62,5% pada siklus I kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 81,85%. Pada penelitian ini peneliti meneliti tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan untuk membantu dalam peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SD K Kotabaru 1 terdapat beberapa persamaan dengan penelitianpenelitian sebelumnya yaitu variabel yang akan diteliti pada penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya yang meneliti tentang variabel keaktifan dan prestasi belajar, model pembelajarannya pun sama dengan model pembelajaran pada penelitian sebelumnya yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Diantara persamaan berikut dalam penelitian

50 32 ini juga terdapat beberapa perbedaan yaitu diterapkan pada kelas yang berbeda, dalam penelitian ini mata pelajaran yang dipilih untuk ditingkatkan baik dari segi keaktifan dan prestasi belajarnya adalah mata pelajaran IPA, dan sekolah yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SD K Kotabaru 1. Gambar 2. 1 Bagan Hasil Penelitian Relevan C. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran yang baik hendaknya menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran. Siswa yang aktif berfikir dalam belajar akan lebih mudah memahami dan mengingat materi yang diberikan oleh guru. Ketika siswa sudah memahami dan mudah mengingat materi yang dberikan oleh guru maka prestasi siswa akan meningkat. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangatlah berpengaruh besar terhadap keaktifan di kelas, oleh karena itu sangatlah penting bagi guru untuk merancang kegiatan belajar sekreatif mungkin sehingga siswa dapat belajar aktif selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

51 33 Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievemet Divisions) adalah salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang melibatkan peran siswa sebagai guru bagi siswa lain yang belajar dalam satu kelompok heterogen kecil. Pada pembelajaran tipe ini, siswa dikondisikan untuk aktif, baik aktif dalam kelompok maupun aktif dalam pribadi. Aktif dalam kelompok meliputi aktif menjelaskan materi pada teman kelompok dan aktif bertanya pada teman kelompok, sedangkan aktif individu meliputi usaha mengerjakan soal kuis individu semaksimal mungkin agar dapat menyumbang skor yang terbaik untuk kelompoknya, sehingga setiap siswa dapat mendapatkan hasil belajar ynag maksimal. Permasalahan yang timbul di kelas ketika peneliti mengamati siswa kurnag terbiasa dalam bekerja kelompok, karena guru lebih banyak cerama di kelas lalu memberikan tugas dan mengerjakan secara mandiri tanpa memberikan kasus untuk dianalisis bersama dalam kelompok. Sekalipun guru memberikan pelajaran dalam diskusi kelompok yang terjadi adalah komposisi siswa yang tidak pas karena kebanyakan siswa akan diberi keleluasaan dalam menentukan sendiri anggota kelompoknya. Akibatnya, ketika siswa bergabung kedalam kelompok maka akan terjadi kegaduhan yang menyebabkan pembelajaran yang kurang kondusif hal ini maka akan berpengaruh dalam prestasi belajar siswa sendiri. Peran guru dalam hal ini sangat penting dalam menentukan kerja kelompok ini, selain menunjang prekembangan penguasaan materi, siswa juga akan belajar menghargai pendapat orang lain, dan saling bertukar

52 34 informasi yang ia dapatkan. Sehingga siswa akan mendapatkan pengetahuan sertas pemahaman yang kompleks baik dari teman maupun guru. Dari masalah di atas, peneliti akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD pada pelajaran IPA. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas akan lebih efektif dan siswa diharapkan terlibat aktif dalam pembelajaran seperti saling berbagi informasi dengan anggota kelompok, saling bertanya jawab, saling membantu apabila teman dalam kelompok kurang menguasai materi atau keliru dalam menjelaskan. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharpkan dapat memaksimalkan pembelajaran IPA di kelas dan dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDK Kotabaru 1. Gambar 2. 2 Bagan Kerangka Berfikir

53 35 D. Hipotesis Penelitian 1. Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran IPA kelas V di SD Kanisius Kotabaru 1 dapat ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkah-langkah: 1) penyampaian tujuan, 2) pembagian kelompok, 3) penyampaian materi, 4) kegiatan dalam kelompok, 5) kuis, 6) penghargaan prestasi untuk tim. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 pada mata pelajaran IPA dari skor rata-rata kondisi awal 59,5 (rendah) menjadi 70 (tinggi) pada akhir siklus II. 3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 pada mata pelajaran IPA dari nilai rata-rata ulangan pada kondisi awal 77,5 menjadi 80 pada akhir siklus II dan dari persentase ketuntasan 75% menjadi 77%.

54 BAB III METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tindakan kelas, yang menggunakan model siklus dari Kemmis dan McTaggart. Model siklus Kemmis dan Mc. Taggart ini hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus (Depdiknas, 1999:21). Secara singkat, keempat tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut (Susilo, 2007: 19): 1) kegiatan perencanaan yang meliputi identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah dan pengembangan bentuk tindakan (alternatif pemecahan masalah); 2) pelaksanaan yang merupakan penerapan tindakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat; 3) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan untuk memperoleh gambaran secara lengkap tentang dampak dari pelaksanaan tindakan baik dengan atau tanpa alat bantu; 4) refleksi yang dilakukan untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan. Berikut bagan desain penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010: 16). 36

55 37 Gambar 3. 1 Bagan Siklus PTK Kemmis dan Mc. Taggart Keempat aspek pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kunandar 2008: 70-76) menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1998), Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari 4 momentum essensial, yaitu sebagai berikut : 1. Perencanaan Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatan apa yang telah terjadi. Rencana penelitian tindakan kelas hendaknya tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan, rencana itu harus memandang ke depan.

56 38 2. Pelaksanaan Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Praktik diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan berikutnya yaitu tindakan yang disertai dengan niat untuk memperbaiki keadaan. 3. Observasi Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Objek observasi adaah seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya (yang disengaja dan tidak disengaja), keadaan dan kendala tindakan direncanakan dan pengaruhnya, serta persoalan lain yang timbul dalam konteks terkait. Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja KBM. 4. Refleksi Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi biasanya dibantu oleh diskusi diantara peneliti dan kolaborator. Melalui diskusi, refleksi memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi (perenungan) merupakan kegiatan analisis dan interpretasy dan

57 39 eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan. B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Kotabaru 1 di kelas V. Sekolah ini kelas V memiliki 24 murid, dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 kelasnya tidak paralel. Sekolah yang beralamat di Jl. Abubakar Ali No. 2B Yogyakarta ini terletak di sebuah perkotaan tepatnya di daerah Kotabaru. Kemudian sekolah berada di sebelah selatan gereja St. Antonius, Kotabaru, berada dalam satu kompleks dengan TK Kanisius Kotabaru berdekatan dengan pemukiman warga dan sekolah ini terletak di belakang sebelah utara gudang kereta api. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 Tahun Pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini akan menggunakan subjek sebanyak 24 orang anak, yaitu terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. 3. Objek Penelitian Objek Penelitian ini yaitu peningkatan aktifitas dan prestasi belajar siswa kelas V SD K Kotabaru dalam mata pelajaran IPA Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

58 40 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 12 bulan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yaitu bulan September 2015-Agustus Rincian pelaksanaan penelitian terlihat pada tabel berikut. No. Tahap Penelitian Perencanaan 1 Tindakan Perencanaan 2 Instrumen 3 Penyusunan RPP Observasi 4 pengumpulan data Pelaksanaan 5 Pembelajaran Analisis Data dan 6 Refleksi 7 Penyusunan Laporan 8 Ujian Bulan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Gambar 3. 2 Jadwal Waktu Penelitian C. Rencana Tindakan 1. Persiapan a. Permintaan ijin Kepala SD Kanisius Kotabaru 1 Permintaan ijin disini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan persetujuan dari pihak sekolah. b. Wawancara Tujuan wawancara dimaksudkan untuk mencari informasi tentang kondisi awal keaktifan dan prestasi belajar siswa. Informasi tersebut diperoleh dari wawancara dengan guru wali kelas V SD Kanisius Kotabaru 1.

59 41 c. Observasi Tujuan dilakukannya observasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang kondisi sesungguhnya yang terjadi di kelas V SD Kanisius Kotabaru 1. d. Mendata Siswa dengan tingkat kemampuan yang tinggi, sedang, dan rendah untuk menentukan kelompok. e. Membentuk kelompok masing-masing beranggotakan 4-5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. f. Mengidentifikasi Masalah g. Mengkaji Kompetensi Dasar Materi Pokok h. Menyiapkan dan menyusun instrumen pembelajaran (Silabus, RPP, bahan ajar). i. Menyiapkan dan menyusun instrument pengumpulan data (lembar observasi, lembar angket, kisi-kisi soal, soal evaluasi, instrument penilaian). j. Mempersiapkan sarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran (media). 2. Rencana Tiap Siklus a. Siklus I : 1) Tahap Perencanaan Peneliti terlebih dahulu merancang instrumen pembelajaran, mulai dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi tentang operasi perkalian, Lembar Kerja Siswa (LKS),

60 42 menyusun soal evaluasi siklus I dan tugas, mempersiapkan instrumen penelitian, menyusun skenario pembelajaran dengan materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan, dimana pada setiap pertemuan beralokasi 2 JP (2 x 35 menit). Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan secara umum : a. Pertemuan 1 1) Mempersiapkan perangkat pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. (langkah STAD 1; penyampaian tujuan) 3) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang penyesuaian tubuh hewan terhadap lingkungannya. 4) Guru menjelaskan penyesuaian diri (bentuk tubuh) hewan terhadap lingkungannya. (langkah STAD 3; penyampaian materi) 5) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. (langkah STAD 2; pembentukan kelompok)

61 43 6) Setiap kelompok diberi soal evaluasi dari LKS untuk berdiskusi, siswa dengan kemampuan yang tinggi bertanggungjawab untuk membantu siswa lain yang kesulitan dalam kelompok sehingga semua kelompok mengerti materi yang sedang dibahas. (langkah STAD 4 dan 5; kegiatan dalam kelompok dan pemberian kuis) 7) Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 8) Guru memberikan penguatan tentang materi. 9) Guru memberikan penghargaan pada siswa yang memiliki skor tertinggi. (langkah STAD 6; pemberian skor dan penghargaan) b. Pertemuan 2 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. (langkah STAD 1; penyampaian tujuan) 2) Guru mengulang materi yang telah diajarkan sebelumnya. (langkah STAD 3; penyampaian materi) 3) Guru bertanya jawab tentang materi penyesuaian tubuh hewan mamalia terhadap lingkungannya. 4) Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa (sama pada pertemuan yang lalu) untuk mengerjakan soal LKS.(langkah STAD 2; pembentukan kelompok)

62 44 5) Setiap kelompok diberi soal evaluasi dari LKS untuk berdiskusi, siswa dengan kemampuan yang tinggi bertanggungjawab untuk membantu siswa lain yang kesulitan dalam kelompok sehingga semua kelompok mengerti materi yang sedang dibahas. (langkah STAD 4 dan 5; kegiatan dalam kelompok dan pemberian kuis) 6) Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 7) Guru memberikan penguatan tentang materi. 8) Guru memberikan penghargaan pada siswa yang memiliki skor tertinggi. (langkah STAD 6; pemberian skor dan penghargaan) 9) Guru membagikan soal tes evaluasi kepada siswa. 3) Tahap Observasi Anggota tim observer melakukan observasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dapat dilakukan oleh rekan sejawat atau guru yang lain, ini dengan tujuan untuk efisiensi dan efektifitas kegiatan. Anggota tim mengobservasi seluruh kegiatan guru dan siswa. 4) Tahap Refleksi Peneliti melakukan analisis hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I yang meliputi:

63 45 a. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan siklus I. Melakukan identifikasi terhadap kendala-kendala pada siklus I, kelemahan-kelemahan yang dihadapi pada siklus I, dan apa saja yang sudah baik dan apa saja yang perlu diperbaiki. b. Membandingkan hasil yang telah dicapai pada siklus I dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk memutuskan apakah siklus dilanjutkan atau tidak. b. Siklus II : 1) Tahap Perencanaan Sama halnya seperti pada siklus I, peneliti terlebih dahulu merancang instrumen pembelajaran, mulai dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi tentang operasi perkalian, Lembar Kerja Siswa (LKS), menyusun soal evaluasi siklus I dan tugas, mempersiapkan instrumen penelitian, menyusun skenario pembelajaran dengan materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam siklus II pada dasarnya sama dengan pelaksanaaan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I yaitu dalam 2 pertemuan, dimana pada setiap pertemuan beralokasi

64 46 2 JP (2 x 35 menit). Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan secara umum : a) Pertemuan 1 1) Mempersiapkan perangkat pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. (langkah STAD 1; penyampaian tujuan) 3) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang penyesuaian tubuh hewan terhadap lingkungannya. 4) Guru menjelaskan penyesuaian diri (melindungi diri) hewan terhadap lingkungannya. (langkah STAD 3; penyampaian materi) 5) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. (langkah STAD 2; pembentukan kelompok) 6) Setiap kelompok diberi soal evaluasi dari LKS untuk berdiskusi, siswa dengan kemampuan yang tinggi bertanggungjawab untuk membantu siswa lain yang kesulitan dalam kelompok sehingga semua kelompok mengerti materi yang sedang dibahas. (langkah STAD 4 dan 5; kegiatan dalam kelompok dan pemberian kuis)

65 47 7) Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 8) Guru memberikan penguatan tentang materi. 9) Guru memberikan kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. (langkah STAD 5; pemberian kuis) 10) Guru memberikan penghargaan pada siswa yang memperoleh skor tertinggi. (langkah STAD 6; pemberian skor dan penghargaan) b) Pertemuan 2 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. (langkah STAD 1; penyampaian tujuan) 11) Guru mengulang materi yang telah diajarkan sebelumnya. 2) Guru bertanya jawab tentang materi penyesuaian tubuh (melindungi diri) hewan mamalia terhadap lingkungannya. (langkah STAD 3; penyampaian materi) 3) Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa (sama pada pertemuan yang lalu) untuk mengerjakan soal LKS. (langkah STAD 2; pembagian kelompok) 4) Setiap kelompok diberi soal evaluasi dari LKS untuk berdiskusi, siswa dengan kemampuan yang tinggi bertanggungjawab untuk membantu siswa lain yang

66 48 kesulitan dalam kelompok sehingga semua kelompok mengerti materi yang sedang dibahas. (langkah STAD 4; kegiatan dalam kelompok) 5) Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 6) Guru memberikan penguatan tentang materi. 7) Guru memberikan kuis tentang materi yang sudah dibahas. (langkah STAD 5; kuis) 8) Guru memberikan penghargaan pada siswa yang memperoleh skor tertinggi. (langkah STAD 6; pemberian skor dan penghargaan) 9) Guru membagikan soal tes evaluasi kepada siswa. 3) Tahap Observasi Anggota tim observer melakukan observasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dapat dilakukan oleh rekan sejawat atau guru yang lain, ini dengan tujuan untuk efisiensi dan efektifitas kegiatan. Anggota tim mengobservasi seluruh kegiatan guru dan siswa. 4) Tahap Refleksi Peneliti melakukan analisis hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II yang meliputi: a. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan siklus II. Mengidentifikasi kendala-kendala, kelemahan-kelemahan yang

67 49 dihadapi pada siklus II, dan apa saja yang sudah baik dan apa saja yang perlu diperbaiki. b. Membandingkan hasil yang telah dicapai pada siklus II dengan indikator keberhasilan c. Menilai apakah pada siklus II kemampuan siswa memahami materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika sudah mencapai target sesuai indikator pembelajaran, dan melihat pencapaian nilai pada siklus II adalah paling tidak terdapat 65 % siswa yang mencapai KKM dalam pengerjaan soal Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya apabila hasil evaluasi pada siklus II ini sudah berhasil maka pembelajaran di siklus II dihentikan dan kemudian diambil kesimpulan. Namun, jika belum mencapai target, pembelajaran dilanjutkan ke siklus berikutnya. D. Teknik Pengumpulan Data Peneliti mengumpulkan data penelitian menggunakan beberapa teknik berikut : 1. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadianyang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang diamati atau diteliti, (Sanjaya, 2009: 86). Peneliti melaksanakan observasi

68 50 langsung di dalam kelas pada saat proses pembelajaran sedang berlangsng. Peneliti melihat aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran. Dari observasi ini, peneliti akan menemukan beberapa masalah pada saat proses pembelajaran dan dengan observasi peneliti akan memantau pelaksanaan setiap siklus. 2. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yng dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011: 142). Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan sejumlah alternative jawaban yang telah disediakan (Mragono, 2003: 168). Pembuatan angket didasarkan pada indikator-indikator sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Angket analisis ditujukan untuk siswa dan masing-masing terdiri dari 15 pertanyaan. 3. Dokumetasi Menurut (Kunandar, 2011: 185) ada berbagai dokumen yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada relevansinya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas, seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), laporan-laporan diskusi, laopran tugas siswa dan bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran. Dokumen-dokumen

69 51 yang dikumpulkan untuk menambah informasi yang relevansi terhadap informasi yang diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dokumen-dokumen tersebut seperti silabus, RPP, laporan-laporan tugas siswa, dan daftar rekap nilai siswa. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan hasil tes objektif yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui prestasi belajar siswa. 4. Tes Sanjaya (2009: 86), tes objektif digunakan untuk menilai aspek kognitif, sedangkan (Supratiknya dalam Sanjaya, 2009: 86) menjelaskan untuk menilai aspek afektif dan psikomotor menggunakan rubric penilaian afektif dan psikomotor. Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada aspek kognitif. Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berupa tes objektif bentuk pilihan ganda. Tes ini, bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa. E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa non tes untuk mengukur aktivitas siswa selama pembelajaran IPA di kelas dan tes yang digunakan untuk melihat kemampuan pemahaman siswa tentang materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Instrumen non tes digunakan dalam bentuk lembar

70 52 observasi, dokumentasi nilai ulangan IPA materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya, sedangkan instrumen tes soal pilihan ganda. a. Non Tes Instrumen penelitian non tes digunakan untuk mengukur keaktifan siswa. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang meliputi lembar observasi keaktifan yang diisi oleh guru/observer, lembar angket keaktifan yang diisi oleh siswa, dan dokumentasi nilai ulangan IPA materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya. 1) Lembar Observasi Keaktifan Lembar observasi diisi oleh peneliti dan dibantu oleh guru kelas ketika mengamati siswa saat melakukan proses pembelajaran di kelas. Kisi-kisi yang dibuat digunakan peneliti untuk melihat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA di setiap siklus. Pengamatan yang dilaksanakan ketika proses pembelajaran siklus berlangsung. Dalam pengamatan terdapat kisi-kisi, sebagai berikut :

71 53 Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pengamatan Keaktifan (Observasi) Aspek yang diamati a. Menyampaikan pendapat, usul, dan saran b. Keterlibatan mental di dalam kegiatan belajar c. Belajar dengan pengalaman langsung Indikator C. Bertanya pada guru atau teman apabila belum memahami materi G. Mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok A.Mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru D. Mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan persoalan F.Melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal di LKS E. Menerapkan langkahlangkah cara kerja atau instruksi dari guru Teknik Pengumpulan Pengamatan/ Observasi Instrumen Lembar Pengamatan d. Interaksi antar siswa yang berkaitan dengan kemampuan bekerjasama B. Bekerjasama dalam kelompok Indikator di atas disusun berdasarkan indikator keaktifan dalam kriteria yang dikemukakan oleh Joni (1984: 17) kemudian peneliti mengembangkan lagi menjadi beberapa pernyataan untuk mempermudah pengamatan. Pengamatan keaktifan diisi oleh observer ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung dan juga lembar pengamatan keaktifan ini berlaku juga untuk mengamati kondisi awal (keaktifan) dalam kegiatan pembelajaran siswa sebelum dilakukan pembelajaran dengan STAD. Tabel di bawah ini merupakan lembar observasi yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data keaktifan siswa.

72 54 Tabel 3. 2 Lembar Observasi Berilah tanda centang ( ) pada tabel di bawah ini sesuai dengan hasil pengamatan! No Nama Kelompok Aspek yang Diamati Total A B C D E F G Keterangan : A : Mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru B : Bekerjasama dalam kelompok C :Bertanya pada guru atau teman apabila belum memahami materi D :Mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan persoalan E : Menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru

73 55 F : Melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal di LKS G : Mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok Tabel di bawah ini merupakan tabel skoring (pedoman penilaian) sebagai pedoman untuk memberikan nilai pada lembar observasi keaktifan siswa di kelas. Tabel 3. 3 Skoring Jawaban Skor Terlihat 1 Tidak Terlihat 0 2) Lembar Observasi (Angket) Keaktifan Lembar angket diisi oleh siswa sendiri dengan membubuhkan tanda ceklist ( ) pada kolom lembar angket yang tersedia sesuai dengan apa yang siswa rasakan dan laukan selama pembelajaran berlangsung. Berikut adalah kisi-kisi lembar aktifitas siswa di kelas. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup atau berstruktur yang berisi pertanyaanpertanyaan dengan sejumlah alternative jawaban yang telah disediakan (Margono, 2003: 168). Pembuatan angket didasarkan pada indikator-indikator sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Angket analisis ditunjukkan untuk siswa dan masing-masing terdiri dari 15 pernyataan. Berikut kriteria penskoran menurut Arikunto (2005).

74 56 Tabel 3. 4 Kriteria Penskoran No. Angka Huruf Ket A Baik Sekali B Baik C Cukup D Kurang E Gagal Berdasarkan kriteria penskoran diatas, peneliti menyederhanakan dan memodifikasi kriteria tersebut supaya lebih mudah dibandingkan ketika digunakan dalam penentuan penskoran, hasilnya sebagai berikut; Tabel 3. 5 Modifikasi Kriteria Pensekoran No. Angka Ket Sangat Baik Baik Cukup Tabel di bawah ini merupakan lembar angket yang diisi sendiri oleh siswa untuk memperoleh data keaktifan siswa. Tabel 3. 6 Lembar Angket Keaktifan No. Perilaku yang Tampak 1. Saya membaca materi pelajaran saat di kelas. 2. Saya berani menyampaikan pendapat dalam kelompok. 3. Saya dapat memecahkan masalah dalam kelompok. 4. Saya mendengarkan pendapat teman saat diskusi kelompok. 5. Saya mencatat semua hal penting saat pelajaran berlangsung. 6. Saya bertanya pada guru dan teman ketika mengalami kebingungan dalam memahami materi pelajaran. Skor SS S J SJ

75 57 7. Saya mengerjakan tes dengan bersunggusungguh. 8. Saya menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru. 9. Saya berani menyampaikan hasil diskusi kelompok. 10. Saya mencatat, memperhatikan,mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru. 11. Saya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. 12. Saya menunjukkan sikap kerjasama terhadap teman satu kelompok. 13. Saya memberikan respon atau bantuan terhadap teman yang mengalami kesulitan. 14. Saya melatih diri mengerjakan soal di LKS. 15. Saya mengerjakan soal dengan bersungguhsungguh. Total Tabel di bawah ini merupakan tabel skoring (pedoman penilaian) sebagai pedoman untuk memberikan nilai pada lembar angket keaktifan siswa di kelas. 3) Dokumentasi Tabel 3. 7 Skoring Jawaban Skor Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Ragu-ragu (R) 3 Jarang (J) 2 Sangat Jarang (SJ) 1 Metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar yang dapat diketahui dari nilai hasil belajar berupa nilai-nilai dari ulangan harian IPA materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya, setelah peneliti mengetahui skor hasil prestasi belajar siswa dalam kurun waktu

76 58 tertentu kemudian peneliti mencatat dan merekap data yang sudah ada untuk proses penelitian. b. Tes Tes merupakan cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang dapat berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh siswa, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi siswa, setelah itu akan diperoleh nilai manakah yang dapat dibandingkan dengan nilainilai yang dicapai oleh siswa lainnya, atau juga dapat dibandingkan dengan nilai standart tertentu (Sudijono, 2006 : 67). Tabel 3. 8 Indikator, Data, Teknik Pengumpulan Prestasi Belajar Indikator Data Teknik Pengumpulan Rata-rata nilai ulangan Nilai Tes Tes Tertulis Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM Siswa Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa tes. Teknik pengumpulan adalah dengan menggunakan tes tertulis, soal tes yang digunakan adalah soal berbentuk pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tes ini dikembangkan sendiri oleh peneliti melalui

77 59 bimbingan dari dosen pembimbing yang mengacu pada kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. 9 Kisi-Kisi Soal Tes Pilihan Ganda Siklus I Standar Kompetensi 3.Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan Kompetensi Dasar 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup Indikator Pembelajaran Menjelaskan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya Mencirikan penyesuaian diri hewan dalam memperoleh makanan Menjelaskan fungsi bagian tubuh hewan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya No. Aitem 1,14,28,3 0 2,4,8,9,13 3,12,5,10, 14,16,17, 19,22,24, 27 Menyebutkan contoh hewan yang melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya Menyebutkan contoh hewan dalam penyesuaian diri dalam memperoleh makanan Menyebutkan perbedaan adaptasi fisiologis hewan terhadap lingkungannya Mengkategorikan adaptasi fisiologis hewan terhadap lingkungan 6,23,26 7,11,21 20,25 15,25

78 60 Tabel Kisi-Kisi Soal Tes Pilihan Ganda Siklus II Standar Kompetensi 3.Mengidentifi kasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran No. Aitem 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup Menyebutkan contoh cara hewan melindungi dirinya dari musuhnya Menjelaskan cara hewan melindungi diri dari musuhnya Mengidentifikasi fungsi bagian tubuh hewan dalam melindungi diir dari musuhnya Mengkategorikan hewan yang memiliki kesamaan dalam hal cara melindungi diri dari musuhnya Menjelaskan kekhasan hewan dalam usaha melindungi diri dari musuhnya 1,4,5,9,13,2 9,30 2,3,6,7,8,12,14,16, 18,20,21,22,24,26, 27,28 11,23,17 10,15,19 25 Materi tes diambil dari mata pelajaran IPA kelas V materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya. Kriteria penilaian yang digunakan dalam tes pada penelitian ini adalah skor 1 bila jawaban benar, skor 0 bila jawaban salah. F. Validitas dan Reliabilitas Penelitian yang dilakukan peneliti ini menggunakan 2 jenis validitas yaitu validitas isi dan konstruk. Menurut Masidjo (2010: ) validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan. Validitas isi berguna untuk mengukur instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Sedangkan validitas konstruk adalah suatu validitas yang

79 61 menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur tersebut. Validitas konstruk ini berguna untuk mengukur indikator-indikator yang akan dicapai. Validitas isi dan konstruk digunakan agar menghasilkan data sesuai dengan keadaan sebenarnya. Validitas ini digunakan untuk mengukur soal evaluasi. Peneliti melakukan validasi dengan mengadakan uji coba soal dan validasi yang dilakukan oleh ahli (expert judgment) dalam hal ini adalah dosen pengampu matakuliah IPA sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 1. Validasi Perangkat Pembelajaran Validasi perangkat pembelajaran ini dilakukan melalui expert judgment atau ditanyakan kepada ahli. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi : silabus, RPP, LKS, dan bahan ajar. Skor komponen penilaian untuk silabus, RPP, LKS, dan bahan ajar menggunakan skala likert. Menurut Utami (2013: 25) skala likert merupakan metode skala psikometrik yang mengukur baik tanggapan positif atau negatif terhadap suatu pernyataan. Skor dalam skala likert terdapat lima pilihan yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5. Namun pada instrumen validasi dalam penelitian ini hanya menggunakan 4 skala, yaitu 1, 2, 4, dan 5 dengan tidak menggunakan angka 3, karena angka 3 dianggap netral atau ragu-ragu

80 62 sehingga dengan meniadakan opsi netral atau ragu-ragu diharapkan akan memperjelas kualitas dari perangkat pembelajaran tersebut. Lembar angket dan lembar pengamatan atau observasi divalidasi oleh 3 ahli yaitu dosen IPA PGSD, kepala SDK Kotabaru 1, dan guru kelas V SDK Kotabaru 1. Ridwan (2013: 15) menyatakan validasi lembar angket dan lembar pengamatan atau observasi dapat dinilai sesuai dengan tabel kriteria validasi berikut ini; No. Skor Kriteria Sangat Layak Layak Cukup Layak Kurang Layak Sangat Kurang Layak Setelah lembar angket dan lembar pengamatan divalidasikan pada 3 orang ahli, maka diperoleh hasil perhitungan dalam tabel sebagai berikut; Tabel Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran No. Perangkat Pembelajaran Ahli Hasil Penilaian Rata-rata Dosen IPA 76 1 Silabus Guru kelas V 72 Kepala Sekolah 72 Rata-rata 73 Dosen IPA 72 2 RPP Guru kelas V 80 Kepala Sekolah 82 Rata-rata 78 Dosen IPA 80 3 LKS Guru kelas V 63 Kepala Sekolah 69 Rata-rata 71 Dosen IPA 93 4 Bahan Ajar Guru kelas V 80 Kepala Sekolah 93 Rata-rata 89

81 63 Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata validasi perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, dan bahan ajar) di atas diperoleh rata-rata silabus adalah 73, RPP adalah 78, LKS adalah 71, dan bahan ajar adalah 89. Hasil dari perhitungan rata-rata validasi perangkat pembelajaran menunjukkan hasil yang baik, maka perangkat pembelajaran ini layak digunakan sebagai penelitian. 2. Validasi Soal Tes Validitas soal tes pada penelitian ini, ditempuh dengan cara diujikan di kelas yang sudah mendapatkan materi tentang Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya, peneliti membuat instrumen penelitian sebaik mungkin dan kemudian dikonsultasikan kepada ahli, setelah itu diujikan di kelas yang sudah menerima materi tersebut. Setelah diujikan kemudian peneliti menghitungya dengan menggunakan program SPSS. Peneliti mengujikan sebanyak 25 soal dan 30 soal kepada siswa kelas VI SD K Kotabaru 1 karena siswa kelas ini sudah pernah mengalami dan mempelajari materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan didapatkan hasil pada pengujian pertama sebanyak 19 soal valid dan 6 soal tidak valid dengan pengambilan dasar keputusan valid tidaknya soal berdasarkan tingkat kesalahan (ᾱ) 5% diperoleh r tabel sebesar 0,404. Dan pengujian kedua yang kedua sebanyak 30 soal, dan didapatkan hasil bahwa 21 soal valid dan 7 tidak valid dengan pengambilan dasar keputusan valid tidaknya soal berdasarkan tingkat kesalahan (ᾱ) 5%

82 64 diperoleh r tabel sebesar 0,404. Dalam penelitian ini, apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka butir atau pernyataan dikatakan valid apabila hasil menunjukkan r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir atau pernyataan dinyatakan tidak valid. Tabel Hasil Validasi Soal Tes Prestasi Siklus I No. r tabel r hitung (n=24) (taraf sig.5%) Keterangan 1 0,404 0,612 Valid 2 0,404 0,644 Valid 3 0,404 0 Tidak Valid 4 0,404 0,644 Valid 5 0,404 0,499 Valid 6 0,404 0,590 Valid 7 0,404 0 Tidak Valid 8 0,404 0,612 Valid 9 0,404 0,879 Valid 10 0,404 0,506 Valid 11 0,404 0,644 Valid 12 0,404 0,496 Valid 13 0,404-0,080 Tidak Valid 14 0,404 0,644 Valid 15 0,404 0,026 Tidak Valid 16 0,404-0,135 Tidak Valid 17 0,404 0 Tidak Valid 18 0,404 0,570 Valid 19 0,404 0,644 Valid 20 0,404 0,590 Valid 21 0,404 0,277 Tidak Valid 22 0,404 0 Tidak Valid 23 0,404 0 Tidak Valid 24 0,404 0,570 Valid 25 0,404 0,612 Valid 26 0,404 0 Tidak Valid 27 0,404 0,026 Tidak Valid 28 0,404 0,452 Valid 29 0,404-0,081 Tidak Valid 30 0,404 0,570 Valid

83 65 Tabel Hasil Validasi Soal Tes Prestasi Siklus II No. r tabel r hitung (n=24) (taraf sig.5%) Keterangan 1 0,404-0,024 Tidak Valid 2 0,404 0,494 Valid 3 0,404 0 Tidak Valid 4 0,404 0,022 Tidak Valid 5 0,404 0 Tidak Valid 6 0,404 0,692 Valid 7 0,404 0 Tidak Valid 8 0,404 0,657 Valid 9 0,404 0,069 Tidak Valid 10 0,404 0,451 Valid 11 0,404 0,634 Valid 12 0,404 0,607 Valid 13 0,404 0 Tidak Valid 14 0,404 0,692 Valid 15 0,404 0,818 Valid 16 0,404-0,103 Tidak Valid 17 0,404 0,607 Valid 18 0,404 0,692 Valid 19 0,404 0,818 Valid 20 0,404 0,657 Valid 21 0,404 0,388 Tidak Valid 22 0,404 0,451 Valid 23 0,404 0,209 Tidak Valid 24 0,404 0,634 Valid 25 0,404 0,818 Valid 26 0,404 0,657 Valid 27 0,404 0,551 Valid 28 0,404 0,485 Valid 29 0,404 0,537 Valid 30 0,404 0,818 Valid 3. Reliabilitas Soal Tes Reliabilitas tes dapat dibuat oleh peneliti setelah diujikan di kelas yang sudah pernah mendapatkan materi tentang Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya. Untuk menghitung koefisien reliabilitas bentuk pilihan ganda peneliti menggunakan program SPSS. Dari

84 66 pengujian reliabilitas, aitem soal yang tidak valid pasti juga tidak reliabel. Sementara aitem soal yang valid, bisa jadi reliabel atau tidak reliabel. Menurut Masidjo (2010: 243) koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan antara -1,00 sampai dengan 1,00. Kriteria reliabilitas suatu instrumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Kriteria Klasifikasi Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi Kualifikasi ±0,91-1,00 Sangat Tinggi ±0,71-0,90 Tinggi ±0,41-0,70 Cukup ±0,21-0,20 Rendah Negatif ±-0,20 Sangat Rendah Hasil reliabilitas pada soal pengujian pertama dan kedua dapat dilihat di lampiran IV. Sedangkan hasil pengujian pada soal pengujian pertama nilai Cronbach s Alpha Based on Standartdized Items sebesar 0,792 nilai tersebut menunjukkan bahwa soal siklus I memenuhi kriteria tinggi. Hasil pengujian kedua, nilai Cronbach s Alpha Based on Standartdized Items sebesar 0,875 nilai tersebut menunjukkan bahwa soal siklus II memenuhi kriteria tinggi. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan peneliti untuk menganalisis datadata yang sudah berhasil dikumpulkan yaitu dengan menggunakan analisis data deskriptif (statistik deskriptif). Statistik deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya untuk melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Analisis data ini dapat menggambarkan dengan tepat mengenai

85 67 rata-rata, perbedaan, hubungan-hubungan, dan lain sebagainya. Analisis data deskriptif dapat ditempuh dengan cara membandingkan data sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan. Tabel Kriteria Keberhasilan Penelitian No. 1 2 Peubah Keaktifan Belajar Prestasi Belajar Indikator Penelitian Skor Ratarata Keaktifan Nilai Ratarata Ulangan Siswa Persentase Ketuntasan (KKM = 65,00) Kondisi awal (Rata- Rata) 59,5 (Cukup) Target Akhir Siklus I 65,0 (Baik) Siklus II 70,0 (Baik) 77, % 77% 78% Dari hasil pedoman kriteria keberhasilan keaktifan dan prestasi siswa di atas maka peneliti dapat membuat kesimpulan yaitu siklus dalam penelitian tindakan kelas akan dihentikan apabila target pada kriteria keberhasilan pada akhir siklus II sudah tercapai. Penilaian aktifitas siswa dihitung menggunakan lembar observasi. Analisis aktifitas siswa dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal, akhir siklus I, dengan akhir siklus II sesuai dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan. 1. Keaktifan Belajar Siswa 1) Menghitung keaktifan belajar siswa menggunakan lembar pengamatan atau observasi dibagikan disetiap akhir pertemuan.

86 68 Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6 Indikator 7 = = = = = = = jml siswa yg aktif pd ind. 1 pert1 + pert2 100% 2 x jml seluruh siswa jml siswa yg aktif pd ind. 2 pert1 + pert2 100% 2 x jml seluruh siswa jml siswa yg aktif pd ind. 3 pert1 + pert2 100% 2 x jml seluruh siswa jml siswa yg aktif pd ind. 4 pert1 + pert2 100% 2 x jml seluruh siswa jml siswa yg aktif pd ind. 5 pert1 + pert2 100% 2 x jml seluruh siswa jml siswa yg aktif pd ind. 6 pert1 + pert2 100% 2 x jml seluruh siswa jml siswa yg aktif pd ind. 7 pert1 + pert2 100% 2 x jml seluruh siswa 2) Menghitung hasil observasi siklus I dan siklus II pada setiap pertemuan. 3) Menghitung persentase keaktifan dengan menggunakan angket. Indikator 1 = Indikator 2 = Indikator 3 = Indikator 4 = Indikator 5 = Indikator 6 = Indikator 7 = jml skor seluruh siswa pd ind. 1 jml seluruh siswa x jml skor mak. ind % jml skor seluruh siswa pd ind. 2 jml seluruh siswa x jml skor mak. ind % jml skor seluruh siswa pd ind. 3 jml seluruh siswa x jml skor mak. ind % jml skor seluruh siswa pd ind. 4 jml seluruh siswa x jml skor mak. ind % jml skor seluruh siswa pd ind. 5 jml seluruh siswa x jml skor mak. ind % jml skor seluruh siswa pd ind. 6 jml seluruh siswa x jml skor mak. ind % jml skor seluruh siswa pd ind. 7 jml seluruh siswa x jml skor mak. ind %

87 69 4) Menghitung rata-rata angket keaktifan belajar siswa Rata rata angket = Jumlah perolehan siswa skor maksimal 100 5) Menghitung rata-rata observasi keaktifan belajar siswa Ind 1 + Ind 2 + Ind 3 + Ind 4 + Ind 5 + Ind 6 + Ind ) Menghitung hasil akhir rata-rata keaktifan belajar siswa Rata ratakeaktifanobservasi + rata ratakeaktifanangket 2 7) Membandingkan tingkat keaktifan belajar siswa dengan melihat hasil akhir keaktifan belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. 2. Prestasi Belajar Siswa 1) Menghitung skor yang diperoleh siswa 2) Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus SR = jumlah nilai seluruh siswa jumlah seluruh siswa 3) Menghitung presentase KKM dengan rumus Presentase = jumlah siswa yang mencapai nilai KKM 100 jumlah seluruh siswa 4) Membandingkan persentase prestasi belajar siswa dari kondisi awal dengan siklus I dan siklus II. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa atau tidak.

88 PEN ELITIAN DAN P EMBAHASAN BAB IV HASIL HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) a. Pra Siklus Pra siklus dilaksanakan pada awal Oktober Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pra siklus yaitu peneliti meminta ijin kepada guru kelas V untuk mengikuti proses kegiatan pembelajaran IPA yang berlangsung dalam kegiatan pembelajaran selama 2 JP. Kegiatan peneliti selama mengikuti proses pembelajaran di kelas V yaitu mengobservasi keaktifan belajar siswa yang tercantum dalam indikator yang terdapat pada lembar observasi keaktifan siswa. Setelah dilakukannya observasi maka peneliti mendapatkan data keaktifan belajar pada kondisi awal yang didapatkan dengan mengisi lembar observasi keaktifan selama pembelajaran berlangsung. Prestasi belajar siswa sebelum dilakukannya siklus juga turut diteliti untuk memperoleh data prestasi belajar siswa pada kondisi pra siklus, untuk mendapatkan hasil data prestasi belajar siswa sebelum dilakukannya siklus didapatkan dengan cara peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas V dengan tujuan dari wawancara tersebut didapatkan data otentik yang lengkap tentang 70

89 71 hasil prestasi belajar khususnya dalam mata pelajaran IPA pada kurun waktu datu tahun sampai dengan dua tahun terakhir. Di bawah ini disajikan data hasil observasi keaktifan dan data hasil prestasi belajar siswa pada kondisi pra siklus. Tabel 4. 1 Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa No. Nama Siswa Keaktifan Skor Kriteria 1 EL 57,1 B 2 AD 71,4 SB 3 BI 57,1 B 4 AJ 0 C 5 CL 71,4 SB 6 AR 57,4 B 7 DI 57,4 B 8 RA 57,4 B 9 DI 42,8 C 10 DO 57,1 B 11 VIL 71,4 SB 12 LA 57,1 B 13 TA 57,1 B 14 RI 71,4 SB 15 GU 57,4 B 16 NA 71,4 SB 17 NI 71,4 SB 18 JE 42,8 C 19 AB 71,4 SB 20 PA 71,4 SB 21 LI 57,1 B 22 VE 71,4 SB 23 CA 57,1 B 24 OK 71,4 SB Jumlah 1428,9 Rata-Rata 59,5 B Tabel 4. 2 Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa No. Nama Siswa Keaktifan Skor Kriteria (TT/T) 1 SA 77 T 2 AN 71 TT 3 HS 85 T

90 72 4 ZS 74 TT 5 MF 73 TT 6 NA 72 TT 7 RF 76 T 8 WA 62 TT 9 AP 79 T 10 AB 79 T 11 CS 77 T 12 DN 78 T 13 DA 78 T 14 DS 82 T 15 HP 72 TT 16 JD 82 T 17 MD 79 T 18 ND 88 T 19 RN 76 T 20 RF 80 T 21 RR 79 T 22 RD 87 T 23 SR 77 T 24 VK 77 T Jumlah 1860 Rata-Rata 77,5 Persentase Ketuntasan 75% b. Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Selasa, tanggal 24 November 2015 dan Kamis, tanggal 26 November Pada siklus I siswa mempelajari materi tentang penyesuaian diri hewan terhadap lingkungannya (Morfologi untuk memperoleh makanan). Dalam kegiatan pembelajaran siswa dibagi dalam 5 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. 1) Perencanaan a) Pertemuan 1 Pada siklus I pertemuan 1 peneliti menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, bahan ajar, dan soal evaluasi.

91 73 Peneliti membuat sebuah PPT singkat tentang materi yang akan diajarkan sehingga mempermudah siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa tidak cepat bosan dalam menerima penjelasan materi. Peneliti juga menyusun lembar pengamatan keaktifan siswa (observasi dan angket) dan rubrik penilaian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. b) Pertemuan 2 Pada siklus I pertemuan 2 ini perencanaan yang dilakukan peneliti hampir sama dengan pertemuan 1, tetapi yang membedakan adalah peneliti dalam pertemuan 2 ini tidak lupa untuk mempersiapkan soal evaluasi untuk akhir siklus I. 2) Pelaksanaan a) Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 24 November 2015 selama 2 jam pembelajaran dalam hal ini peneliti dibantu oleh seorang teman yang bertugas sebagai pengamat aktifitas belajar siswa dan mendokumentasikan saat proses penelitian berlangsung. Siswa sebelum memasuki ruang kelas terlebih dahulu dibariskan tiga bersap oleh ketua kelas lalu setelah barisan rapi dan tenang mereka baru memasuki ruang kelas. Pada kegiatan awal dibuka dengan do a lalu guru mengucapkan salam tidak lupa guru mengecek kehadiran siswa. Melakukan apersepsi sederhana bertanya jawab mengenai hewan-hewan yang pernah mereka

92 74 jumpai di kebun binatang. Setelah itu guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran apa saja yang akan dilakukan pada satu hari itu. Kegiatan intinya guru pertama-tama menjelaskan secara singkat tentang penyesuaian tubuh bentuk tubuh hewan terhadap lingkungannya dengan menggunakan media PPT. Pada kegiatan ini ada beberapa siswa yang berbicara mengemukakan pendapatnya, hal ini dikarenakan materi yang diajarkan sudah pernah diajarkan oleh guru kelas dan disini peneliti hanya mengulangi saja. Ada juga siswa yang diam memilih untuk mendengarkan. Saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang melontarkan beberapa pertanyaan dan ada pula yang mencoba menjawab pertanyaan dari teman maupun dari peneliti, suasana menjadi sedikit riuh pada saat itu. Selanjutnya, peneliti membagi kelompok secara heterogen dimana setiap kelompok terdiri atas beberapa kemampuan siswa yang berbeda-beda. Pada saat pembagian kelompok peneliti membagi kelompok dengan cara berhitung dari 1-5 setelah itu siswa diminta untuk duduk bergabung dengan kelompoknya. Kelompok sudah terbentuk dan siswa terkondisi untuk siap belajar bersama kelompok langkah selanjutnya adalah peneliti membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa bersama dengan kelompoknya. Siswa tampak terlihat asyik berdiskusi dengan kelompoknya dan mereka juga terlihat kompak dengan kelompok mereka untuk bekerjasama

93 75 menyelesaikan LKS dengan cepat. Kelompok yang selesai paling awal maka ia akan berhak untuk maju ke depan kelas dan mempresentasikan hasil pekerjaannya. Lalu setelah dua perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil kerjanya dilanjutkan dengan guru memberikan peguatan tentang jawaban LKS yang sudah mereka kerjakan dalam kelompok. Peneliti melakukan tanya jawab/quis sekali lagi untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi lalu siswa yang berhasil menjawab akan diberikan point. Setelah tanya jawab selesai peneliti memberikan lembar evaluasi yang akan dikerjakan siswa secara individu hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi pembelajaran pada hari itu. LKS yang dikerjakan siswa secara individu tidak siswa sendiri yang mengoreksi tetapi peneliti yang mengoreksi untuk menghindari kesalahan. Pada akhir pertemuan, siswa diajak membuat kesimpulan sederhana tentang pembelajaran hari itu. Peneliti memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas pada siswa untuk belajar di rumah tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan diakhiri dengan salam penutup. b) Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 November 2015 selama 3 jam pembelajaran. Seperti biasa siswa

94 76 sebelum memasuki ruang kelas terlebih dahulu dibariskan tiga bersap oleh ketua kelas lalu setelah barisan rapi dan tenang mereka baru memasuki ruang kelas. Pada kegiatan awal dibuka dengan do a lalu guru mengucapkan salam tidak lupa guru mengecek kehadiran siswa. Pada pertemuan kali ini semua siswa kelas V masuk semua tidak ada yang absen. Dibuka dengan kegiatan apersepsi seperti biasanya apersepsi kali ini sama seperti pada pertemuan pertama yaitu dengan tanya jawab mengenai serangga (lalat dan nyamuk). Pada kegiatan ini siswa terlihat antusias menjawab dan kembali bertanya baik pada sesama siswa maupun kepada peneliti mereka terlihat saling bersaut-sautan dalam menjawab, ada juga yang senang sekali menjawab pertanyaan sampai berkali-kali menjawab tetapi tetap ada dari mereka yang masih diam. Kegiatan inti pada pertemuan 2 ini hampir sama dengan kegiatan inti pada pertemuan 1 tetapi perbedaannya dalam pembagian kelompok yaitu anggota kelompok dari masing-masing tetap sama yang membedakan adalah disetiap pertemuan nama kelompoknya akan berganti. Peneliti membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa bersama dengan kelompoknya. Siswa tampak terlihat asyik berdiskusi dengan kelompoknya dan mereka juga terlihat kompak dengan kelompok mereka untuk bekerjasama menyelesaikan LKS dengan cepat. Sama halnya akan terjadi

95 77 disetiap pertemuan yaitu kelompok yang selesai paling awal maka ia akan berhak untuk maju kedepan kelas dan mempresentasikan hasil pekerjaannya. Setelah dua perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil kerjanya dilanjutkan dengan guru memberikan peguatan tentang jawaban LKS yang sudah mereka kerjakan dalam kelompok. Peneliti melakukan tanya jawab/quis sekali lagi untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi lalu siswa yang berhasil menjawab akan diberikan point. Setelah tanya jawab selesai peneliti memberikan lembar evaluasi yang akan dikerjakan siswa secara individu hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi pembelajaran pada hari itu. LKS yang dikerjakan siswa secara individu tidak siswa sendiri yang mengoreksi tetapi peneliti yang mengoreksi untuk menghindari kesalahan dan tidak lupa peneliti membagikan hasil pekerjaan siswa pada pertemuan 1 yang asudah selesai dinilai. Kegiatan akhir, siswa diajak membuat kesimpulan sederhana tentang pembelajaran hari itu. Setelah itu siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus I. Soal evaluasi akhir siklus I berupa 30 soal pilihan ganda. Setelah selesai mengerjakan guru dan siswa mengkoreksi secara bersama-sama. Peneliti memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas pada siswa untuk belajar di rumah

96 78 tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan diakhiri dengan salam penutup. 3) Observasi a) Pertemuan 1 Hasil observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus I pertemuan 1, kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan. Peneliti dibantu oleh seorang teman mengamati keaktifan siswa dan proses pembelajaran model STAD di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, peneliti juga mengamati dan member skor pada kegiatan siswa pada saat berdiskusi kelompok. Dari hasil observasi, dapat dilihat bahwa siswa ketika berdiskusi kelompok masih belum optimal ini dibuktikan dengan ada beberapa anak yang berdiskusi tetapi tidak mendiskusikan pelajaran tetapi malah berdiskusi tentang hal lain diluar konteks pembelajaran dan ada juga siswa yang belum aktif berpartisipasi dalam menyumbangkan pikirannya dalam diskusi. Waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran pertemuan pertama cukup hanya tersisa 10 menit untuk mempersiapkan pelajaran berikutnya. b) Pertemuan 2 Hasil observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus I pertemuan 2 terlihat mengalami peningkatan yang cukup baik. Siswa terlihat lebih senang dan semangatnya tetap terjaga

97 79 tidak luntur. Ketika kegiatan kerja kelompok pun terlihat lebih banyak yang berpartisipasi aktif dalam kelompok dibandingkan pada pertemuan 1. Dalam alokasi waktu menjadi kurang tepat karena bertambah 5 menit untuk kegiatan akhirnya. Tabel 4. 3 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I No. Keaktifan Rata-Rata Nama Skor Skor (Observasi, Siswa Kategori Kategori Observasi Angket Angket) Kategori 1 EL 57.1 B 73.3 SB 65.2 B 2 AD 85.7 SB 84 SB 84.9 SB 3 BI 71.4 SB 84 SB 77.7 SB 4 AJ 0 C 0 C 0 C 5 CL 100 SB 78.7 SB 89.3 SB 6 AR 71.4 SB 78.7 SB 75 SB 7 DI 85.7 SB 64 B 74.9 SB 8 RA 57.1 B 70.7 SB 63.9 B 9 DO 42.8 C 81.3 SB 62.1 B 10 DA 71.4 SB 76 SB 73.7 SB 11 VIL 85.7 SB 93.3 SB 89.5 SB 12 LA 57.1 B 61.3 B 59.2 B 13 TA 85.7 SB 82.7 SB 84.2 SB 14 RI 71.4 SB 93.3 SB 82.4 SB 15 GU 100 SB 84 SB 92 SB 16 NA 100 SB 77.3 SB 88.7 SB 17 NI 71.4 SB 80 SB 75.7 SB 18 JE 42.8 C 64 B 53.5 C 19 AB 85.7 SB 86.7 SB 86.2 SB 20 PA 100 SB 82.7 SB 91.3 SB 21 LI 71.4 SB 72 SB 71.7 SB 22 VE 85.7 SB 81.3 SB 83.5 SB 23 CA 57.1 B 81.3 SB 69.2 SB 24 OK 71.4 SB 74.7 SB 73 SB Jumlah Skor Rata-rata 73.6 SB *C = Cukup; SB = Sangat Baik; B = Baik

98 80 Tabel 4. 4 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I No. Nama Siswa Keaktifan Skor Kriteria (TT/T) 1 EL 100 T 2 AD 93 T 3 BI 90 T 4 AJ CL 100 T 6 AR 96 T 7 DI 96 T 8 RA 80 T 9 DO 90 T 10 DA 90 T 11 VIL 100 T 12 LA 93 T 13 TA 93 T 14 RI 93 T 15 GU 100 T 16 NA 100 T 17 NI 96 T 18 JE 63 TT 19 AB 96 T 20 PA 93 T 21 LI 96 T 22 VE 100 T 23 CA 96 T 24 OK 96 T Jumlah 2120 Rata-Rata 88,3 Persentase Ketuntasan 95,8% 4) Refleksi a) Pertemuan 1 Refleksi siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 24 November 2015 pada jam istirahat kedua di ruang guru. Refleksi ini diikuti oleh guru, peneliti dan 1 observer. Pembelajaran pertemuan 1 sudah berlangsung sesuai dengan perencanaan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan menggunakan tambahan media berupa PPT yang berisi gambar-

99 81 gambar morfologi tubuh beberapa hewan. Tambahan penggunaan media ini dirasa cukup menarik untuk siswa fokus dalam menerima pembelajaran walaupun masih ada siswa yang tidak bisa duduk diam memperhatikan ia sibuk sesekal mengusili temannya ada juga yang berjalan-jalan kesana sini. Sempat terjadi perdebatan antara peneliti dengan siswa dalam pembentukan kelompok yang mana mereka ingin membagi kelompok berdasarkan kemauan mereka tetapi peneliti menolaknya karena dapat terjadi homogenitas dalam kelompok apabila mereka tetap membagi kelompok sesuai dengan keinginan mereka. Pada saat observasi terlihat beberapa siswa tidak aktif dalam melakukan kerja kelompok hal ini terlihat ketika memecahkan LKS ada kelompok yang hanya dua siswa yang bekerja sementara yang lain sibuk dengan dunia mereka sendiri, sehingga indicator kurang tercapai dengan baik. Ketika kuis hanya beberapa siswa yang menjawab dan yang tampak menjawab adalah siswa yang sama. Ini dirasa dampak dari kegiatan diskusi yang kurang maksimal. Pada pertemuan 2 peneliti akan lebih menekankan dan memberikan motivasi agar dalam diskusi kelompok mereka bisa ikut aktif terlibat lebih optimal. b) Pertemuan 2

100 82 Refleksi siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 26 November 2015 kembali diruang yang sama yaitu ruang guru. Refleksi ini diikuti oleh guru, peneliti dan 1 observer. Apersepsi berjalan lancar seperti pada pertemuan 1 siswa terlihat lebih antusias pada kegiatan apersepsi kali ini. Apersepsi dengan tanya jawab ini digunakan untuk mengecek kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran baru dan digunakan juga untuk menggali pengetahuan siswa. Ketika berdiskusi kelompok, peneliti memotivasi siswa agar lebih berperan aktif dengan cara akan memberikan poin ekstra untuk siswa yang aktif mengeluarkan pendapatnya dan mengurangi jumlah poin apabila siswa ramai dan berdiskusi diluar konteks pembelajaran. Setelah LKS selesai dikerjakan guru (peneliti) membahas LKS bersama, pada saat pembahasan indicator sudah cukup tercapai karena sudah ada beberapa siswa lain yang cukup aktif dalam mengungkapkan pendapatnya sekaligus bertanya apabila ada yang kurang jelas. Dari hasil presentase rata-rata keaktifan siklus I adalah 76,3 % sedangkan kriteria keberhasilan siswa harus mencapai 65%. Hasil rata-rata nilai ulangan pada akhir siklus adalah 88,3 hal ini menunjukkan bahwa target pada variabel prestasi belajar baik, karena pada salah satu variabel belum mencapai target kemudian peneliti melanjutkan pada penelitian siklus II.

101 83 Pertemuan ini menyita kelebihan waktu selama 5 menit. Hal ini karena saat pembahasan soal evaluasi akhir membutuhkan waktu yang sedikit lama dikarenakan siswa banyak yang bertanya. Pada pertemuan selanjutnya peneliti akan mengatur waktu agar waktu yang dialokasikan menjadi tepat. Peneliti dan observer berpendapat bahwa kekurangan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah siswa masih dirasa sulit bekerja dalam kelompok, mereka membutuhkan waktu untuk duduk dengan kelompoknya beradaptasi dengan teman kelompoknya walaupun mereka adalah teman satu kelas tetapi kenyataannya tidak mudah untuk membentuk kelompok yang anggotanya heterogen. Selain itu, siswa dalam bekerja kelompok masih ada yang bekerja sendiri dan yang lain sibuk berdiskusi hal lain, oleh karena itu pada siklus selanjutnya peneliti akan membuat peraturan yang lebih ketat supaya mereka dapat bekerja dalam kelompok dengan lebih baik. keuntungan yang didapat dari pembelajaran tipe STAD adalah siswa dituntut untuk berpatisipasi secara aktif dalam kelompok karena dalam pembelajaran ini anggota kelompok harus memastikan bahwa anggota kelompok telah menguasai materi yang kemudian siswa akan diberikan kuis maupun tes untuk mengukur kemampuan mereka masing-masing.

102 84 c. Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Selasa tanggal 1 Desember 2015 dan Kamis tanggal 3 Desember Pada siklus II ini mempelajari materi Penyesuaian Diri Hewan Terhadap Lingkungannya (Perlindungan Diri). Perbedaannya antara siklus I dan siklus II yaitu pada materi. Pada siklus I siswa diajak untuk mempelajari tentang Penyesuaian Diri Hewan Terhadap Lingkungannya (Morfologi untuk memperoleh makanan) sedangkan pada siklus II ini siswa mempelajari tentang Penyesuaian Diri Hewan Terhadap Lingkungannya (Perlindungan Diri). Dalam sistem pembagian kelompok masih sama seperti pada siklus I hanya saja per pertemuan kelompok akan berganti namanya saja. 1) Perencanaan a) Pertemuan 1 Pada siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 1 Desember 2015 peneliti menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, bahan ajar, dan soal evaluasi. Peneliti membuat sebuah PPT singkat tentang materi yang akan diajarkan sehingga mempermudah siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa tidak cepat bosan dalam menerima penjelasan materi. Peneliti juga menyusun lembar pengamatan keaktifan siswa

103 85 (observasi dan angket) dan rubrik penilaian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. b) Pertemuan 2 Pada siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Desember 2015 perencanaan yang dilakukan peneliti hampir sama dengan pertemuan 1, tetapi yang membedakan adalah peneliti dalam pertemuan 2 ini tidak lupa untuk mempersiapkan soal evaluasi untuk akhir siklus II. 2) Pelaksanaan a) Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Desember 2015 selama 2 jam pembelajaran dalam hal ini peneliti dibantu oleh seorang teman yang bertugas sebagai pengamat aktifitas belajar siswa dan mendokumentasikan saat proses penelitian berlangsung. Siswa sebelum memasuki ruang kelas terlebih dahulu dibariskan tiga bersap oleh ketua kelas lalu setelah barisan rapi dan tenang mereka baru memasuki ruang kelas. Pada kegiatan awal dibuka dengan do a lalu guru mengucapkan salam tidak lupa guru mengecek kehadiran siswa. Melakukan apersepsi sederhana bertanya jawab mengenai hewan peliharaan yang ada dirumah. Kegiatan intinya guru pertama-tama menunjukkan gambar beberapa hewan dengan menggunakan media PPT. Pada kegiatan ini ada beberapa siswa yang berbicara mengemukakan

104 86 pendapatnya, hal ini dikarenakan materi yang diajarkan sudah pernah diajarkan oleh guru kelas dan disini guru (peneliti) hanya mengulangi saja. Ada juga siswa yang diam memilih untuk mendengarkan. Saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang melontarkan beberapa pertanyaan dan ada pula yang mencoba menjawab pertanyaan dari teman maupun dari peneliti, suasana menjadi sedikit riuh pada saat itu. Selanjutnya, peneliti membagi kelompok secara heterogen dimana setiap kelompok terdapat beberapa siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Pada saat pembagian kelompok peneliti membagi kelompok dengan cara berhitung dimulai dari 1-5 setelah itu siswa diminta untuk duduk bergabung dengan kelompoknya. Kelompok sudah terbentuk dan siswa terkondisi untuk siap belajar bersama kelompok langkah selanjutnya adalah peneliti membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa bersama dengan kelompoknya. Siswa tampak terlihat asyik berdiskusi dengan kelompoknya dan mereka juga terlihat kompak dengan kelompok mereka untuk bekerjasama menyelesaikan LKS dengan cepat. Kelompok yang selesai paling awal maka ia akan berhak untuk maju ke depan kelas dan mempresentasikan hasil pekerjaannya. Lalu setelah dua perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil kerjanya dilanjutkan dengan guru memberikan peguatan tentang jawaban LKS yang sudah mereka

105 87 kerjakan dalam kelompok. Peneliti melakukan tanya jawab/quis sekali lagi untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi lalu siswa yang berhasil menjawab akan diberikan point. Setelah tanya jawab selesai peneliti memberikan lembar evaluasi yang akan dikerjakan siswa secara individu hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi pembelajaran pada hari itu. LKS yang dikerjakan siswa secara individu tidak siswa sendiri yang mengoreksi tetapi guru peneliti yang mengoreksi untuk menghindari kesalahan. Pada akhir pertemuan, siswa diajak membuat kesimpulan sederhana tentang pembelajaran hari itu. Peneliti memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas pada siswa untuk belajar di rumah tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan diakhiri dengan salam penutup. b) Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Desember 2015 selama 3 jam pembelajaran. Seperti biasa siswa sebelum memasuki ruang kelas terlebih dahulu dibariskan tiga bersap oleh ketua kelas lalu setelah barisan rapi dan tenang mereka baru memasuki ruang kelas. Pada kegiatan awal dibuka dengan do a lalu guru mengucapkan salam tidak lupa guru mengecek kehadiran siswa. Pada pertemuan kali ini semua siswa kelas V masuk semua tidak ada yang absen.

106 88 Dibuka dengan kegiatan apersepsi seperti biasanya apersepsi kali ini sama seperti pada pertemuan pertama yaitu dengan tanya jawab mengenai hewan-hewan yang pernah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan ini siswa terlihat antusias menjawab dan kembali bertanya baik pada sesama siswa maupun kepada peneliti mereka terlihat saling bersaut-sautan dalam menjawab, ada juga yang senang sekali menjawab pertanyaan sampai berkali-kali menjawab tetapi tetap ada dari mereka yang masih diam. Kegiatan inti pada pertemuan 2 ini hampir sama dengan kegiatan inti pada pertemuan 1 tetapi perbedaannya dalam pembagian kelompok yaitu anggota kelompok dari masing-masing tetap sama yang membedakan adalah disetiap pertemuan nama kelompoknya akan berganti. Peneliti membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa bersama dengan kelompoknya. Siswa tampak terlihat asyik berdiskusi dengan kelompoknya dan mereka juga terlihat kompak dengan kelompok mereka untuk bekerjasama menyelesaikan LKS dengan cepat. Sama halnya akan terjadi disetiap pertemuan yaitu kelompok yang selesai paling awal maka ia akan berhak untuk maju kedepan kelas dan mempresentasikan hasil pekerjaannya. Setelah dua perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil kerjanya dilanjutkan dengan guru

107 89 memberikan peguatan tentang jawaban LKS yang sudah mereka kerjakan dalam kelompok. Peneliti melakukan tanya jawab/quis sekali lagi untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi lalu siswa yang berhasil menjawab akan diberikan point. Setelah tanya jawab selesai peneliti memberikan lembar evaluasi yang akan dikerjakan siswa secara individu hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi pembelajaran pada hari itu. LKS yang dikerjakan siswa secara individu tidak siswa sendiri yang mengoreksi tetapi peneliti yang mengoreksi untuk menghindari kesalahan dan tidak lupa peneliti membagikan hasil pekerjaan siswa pada pertemuan 1 yang asudah selesai dinilai. Kegiatan akhir, siswa diajak membuat kesimpulan sederhana tentang pembelajaran hari itu. Setelah itu siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus II. Soal evaluasi akhir siklus II berupa 30 soal pilihan ganda. Setelah selesai mengerjakan guru dan siswa mengkoreksi secara bersama-sama. Peneliti memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas pada siswa untuk belajar di rumah tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan diakhiri dengan salam penutup. 3) Observasi a) Pertemuan 1 Hasil observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus II pertemuan 1, kegiatan pembelajaran sesuai dengan

108 90 perencanaan. Peneliti dibantu oleh seorang teman mengamati keaktifan siswa dan proses pembelajaran tipe STAD di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, peneliti juga mengamati dan memberi skor pada kegiatan siswa pada saat berdiskusi kelompok. Dari hasil observasi, dapat dilihat bahwa siswa ketika berdiskusi kelompok sudah terlihat optimal ini dibuktikan dengan beberapa anak tidak hanya satu dua anak tetapi hampir dua pertiga kelas yang terlihat sudah mulai berani bertanya dan mengemukakan pendapat walaupun belum seratus persen jawaban mereka benar tetapi mereka sudah mempunyai keberanian yang cukup baik. Waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran pertemuan pertama tidak memakan waktu yang berlebih artinya waktu yang digunakan pas. b) Pertemuan 2 Hasil observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus II pertemuan 2, kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan. Peneliti dibantu oleh seorang teman mengamati keaktifan siswa dan proses pembelajaran tipe STAD di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, peneliti juga mengamati dan member skor pada kegiatan siswa pada saat berdiskusi kelompok. Dari hasil observasi, dapat dilihat bahwa siswa ketika berdiskusi kelompok sudah terlihat optimal ini dibuktikan dengan ada beberapa anak yang aktif berdiskusi

109 91 mendiskusikan materi sudah tidak terlalu tampak anak-anak yang berdiskusi di luar materi pembelajarran. Waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran pertemuan kedua menambah waktu sekitar 5 menit untuk pembagian reward kepada anak-anak. Tabel 4. 5 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus II No. Keaktifan Rata-rata Nama Skor Skor (Observasi, Siswa Kategori Kategori Observasi Angket Angket) Kategori 1 EL 85.7 SB 92 SB 88.9 SB 2 AD 100 SB 86.7 SB 93.3 SB 3 BI 85.7 SB 90.7 SB 88.2 SB 4 AJ 0 C 0 C 0 C 5 CL 100 SB 89.3 SB 94.7 SB 6 AR 85.7 SB 92 SB 88.9 SB 7 DI 85.7 SB 78.7 SB 82.2 SB 8 RA 100 SB 82.7 SB 91.3 SB 9 DO 100 SB 85.3 SB 92.7 SB 10 DA 85.7 SB 88 SB 86.9 SB 11 VIL 85.7 SB 93.3 SB 89.5 SB 12 LA 85.7 SB 77.3 SB 81.5 SB 13 TA 100 SB 81.3 SB 90.7 SB 14 RI 100 SB 93.3 SB 96.7 SB 15 GU 100 SB 93.3 SB 96.7 SB 16 NA 100 SB 85.3 SB 92.7 SB 17 NI 100 SB 86.7 SB 93.3 SB 18 JE 85.7 SB 82.7 SB 84.2 SB 19 AB 100 SB 88 SB 94 SB 20 PA 100 SB 90.7 SB 95.3 SB 21 LI 100 SB 80 SB 90 SB 22 VE 100 SB 89.3 SB 94.7 SB 23 CA 85.7 SB 92 SB 88.9 SB 24 OK 85.7 SB 90.7 SB 88.2 SB Jumlah Skor Rata-rata 86.8 SB *C = Cukup; SB = Sangat Baik; B = Baik Tabel 4. 6 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II No. Nama Siswa Keaktifan Skor Kriteria (TT/T) 1 EL 86 T 2 AD 96 T 3 BI 76 T

110 92 4 AJ 0-5 CL 96 T 6 AR 93 T 7 DI 83 T 8 RA 70 T 9 DO 83 T 10 DA 86 T 11 VIL 93 T 12 LA 80 T 13 TA 73 T 14 RI 93 T 15 GU 100 T 16 NA 96 T 17 NI 83 T 18 JE 26 TT 19 AB 96 T 20 PA 96 T 21 LI 86 T 22 VE 70 T 23 CA 86 T 24 OK 93 T Jumlah 1940 Rata-Rata 80,8 Persentase Ketuntasan 95,8% 4) Refleksi a) Pertemuan 1 Refleksi siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Desember 2015 pada jam istirahat kedua di ruang guru. Refleksi ini diikuti oleh guru, peneliti dan 1 observer. Pembelajaran pertemuan 1 sudah berlangsung sesuai dengan perencanaan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan menggunakan tambahan media berupa PPT yag berisi gambargambar beberapa hewan. Tambahan penggunaan media ini dirasa cukup menarik untuk siswa fokus dalam menerima pembelajaran walaupun masih ada siswa yang tidak bisa duduk diam

111 93 memperhatikan ia sibuk sesekali mengusili temannya ada juga yang berjalan-jalan kesana sini. Pada saat observasi terlihat beberapa siswa sudah aktif dalam melakukan kerja kelompok hal ini terlihat ketika memecahkan LKS ada kelompok yang semua siswadalam satu kelompok yang bekerja secara bersama hanya terlihat satu dua yang tidak bekerja bersama dengan kelompoknya, sehingga indikator sudah tercapai dengan baik. Ketika kuis hanya sudah banyak siswa yang menjawab. Ini dirasa dampak dari kegiatan diskusi yang sudah lebih maksimal. Pada pertemuan 2 peneliti akan lebih menekankan dan memberikan motivasi agar dalam diskusi kelompok mereka agar dipertahankan dalam kegiatan bekerjasamanya sehingga hasilnya optimal. b) Pertemuan 2 Refleksi siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Desember 2015 kembali diruang yang sama yaitu ruang guru. Refleksi ini diikuti oleh guru, peneliti dan 1 observer. Apersepsi berjalan lancar seperti pada pertemuan 1 siswa terlihat lebih antusias pada kegiatan apersepsi kali ini. Apersepsi dengan tanya jawab ini digunakan untuk mengecek kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran baru dan digunakan juga untuk menggali pengetahuan siswa.

112 94 Ketika berdiskusi kelompok, peneliti memotivasi siswa agar lebih berperan aktif dengan cara akan memberikan poin ekstra untuk siswa yang aktif mengeluarkan pendapatnya dan mengurangi jumlah poin apabila siswa ramai dan berdiskusi diluar konteks pembelajaran. Setelah LKS selesai dikerjakan guru (peneliti) membahas LKS bersama, pada saat pembahasan indicator sudah cukup tercapai karena sudah ada beberapa siswa lain yang cukup aktif dalam mengungkapkan pendapatnya sekaligus bertanya apabila ada yang kurang jelas. Dari hasil presentase rata-rata keaktifan siklus I adalah 87,7% sedangkan kriteria keberhasilan siswa harus mencapai 70 %. Hasil rata-rata nilai ulangan pada akhir siklus II adalah 80,8, hal ini menunjukkan bahwa target pada variabel prestasi belajar baik, karena pada salah satu variabel sudah mencapai target,sehingga siklus tidak perlu dilanjutkan lagi. Di Pertemuan ini tidak memakan waktu yang berlebihan artinya alokasi waktunya pas tidak kurang tidak lebih. B. Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa di SD Kanisius Kotabaru 1 beralamat di jalan Abubakar Ali 2B, Kotabaru, Yogyakarta. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada proses pembelajaran sebagai upaya

113 95 untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Rusman (2013: 215) yaitu: penyampaian tujuan dan memotivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, kuis (evaluasi), dan penghargaan tim. Setiap kali pertemuan siswa melakukan langkahlangkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk melaksanakan pembelajaran. 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya telah dilaksanakan di kelas V SD K Kotabaru tahun ajaran 2014/2015. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Guru menentukan skor awal siswa Siklus I peneliti menentukan skor awal siswa dengan nilai evaluasi pada mata pelajaran IPA tahun sebelumnya yaitu 2013/2014. Sedangkan pada siklus II peneliti menentukan skor awal siswa dengan nilai evaluasi yang telah dicapai siswa pada siklus I. b. Pembagian Kelompok Siklus I peneliti membagi kelompok secara heterogen menjadi 6 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Sedangkan

114 96 pada siklus II peneliti membagi kelompok secara heterogen menjadi 6 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pada siklus I siswa masih sulit untuk dikondisikan masuk kedalam kelompoknya masing-masing, mereka pada umumnya tidak mau berkelompok dengan teman-teman yang bukan teman-teman dekatnya, karena hal ini maka pembagian kelompok sedikit menyita waktu untuk membaurkan mereka dalam satu kelompok. Sedangkan pada siklus II siswa mulai bisa berbaur dengan kelompok dikarenakan mereka sudah mulai terbiasa dengan teman sekelompok mereka yang baru dan yang di siklus I siswa masih gaduh dalam pembentukan kelompok di siklus II ini siswa lebih tenang dalam mereka bergabung dengan kelompoknya. c. Kerja Kelompok Siklus I siswa membahas materi tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya, pada diskusi kelompok tersebut siswa bersama kelompok berdiskusi mengenai cara makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungan yang mana siswa berdiskusi tentang struktur tubuh (morfologi) dengan makanannya. Sedangkan pada siklus II siswa membahas tentang makhluk hidup yang ada disekitar siswa kemudian mereka akan berdiskusi bersama kelompok untuk menemukan cara makhluk hidup yang ada disekitar mereka dengan cara beradaptasinya (dengan habitat dan cara melindungi diri). d. Pemberian Kuis

115 97 Pemberian kuis bertujuan untuk mengukur sampai dimana tingkat pemahaman siswa, peneliti memberikan kuis pada akhir kegiatan pada pertemuan pertama setiap siklus pembelajaran. Dengan diadakannya kuis, secara tidak langsung mendorong siswa untuk bisa memahami materi. Pada siklus I siswa diberi materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan (morfologi), pada siklus ini siswa masih kurang aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan mereka cenderung masih malu-malu untuk menjawab. Sedangkan pada siklus II siswa diberikan kuis materi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan (cara melindungi diri), disini terlihat siswa lebih aktif dibandingkan pada siklus sebelumnya walaupun juga masih ada yang masih malu-malu terlihat juga siswa saling berebut untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. e. Pemberian Penghargaan Peneliti dalam penelitian ini memberikan penghargaan berupa makanan kecil yang akan diakumulasikan diakhir kegiatan pembelajaran ketika mereka aktif pada kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan pertama siswa masih kurang aktif namun pada pertemuan yang selanjutnya siswa sudah tampak mulai aktif, mereka terlihat termotivasi untuk mendapatkan penghargaan.

116 98 2. Keaktifan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa a. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah dilaksanakan di kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan kedalam dua siklus, siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 24 November 2015 dan Kamis, tanggal 26 November 2015 kemudian dilanjutkan pada siklus II pada hari Kamis, tanggal 1 Desember 2015 dan Kamis, tanggal 3 Desember Hasil observasi dan kuisioner peningkatan keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. 7 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Kondisi Awal Siklus I Siklus II Nama No. Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori 1 EL 57.1 B 65.2 B 88.9 SB 2 AD 71.4 SB 84.9 SB 93.3 SB 3 BI 57.1 B 77.7 SB 88.2 SB 4 AJ 0 C CL 71.4 SB 89.3 SB 94.7 SB 6 AR 57.4 B 75.0 SB 88.9 SB 7 DI 57.4 B 74.9 SB 82.2 SB 8 RA 57.4 B 63.9 B 91.3 SB 9 DO 42.8 C 62.1 B 92.7 SB 10 DA 57.1 B 73.7 SB 86.9 SB 11 VIL 71.4 SB 89.5 SB 89.5 SB 12 LA 57.1 B 59.2 B 81.5 SB 13 TA 57.1 B 84.2 SB 90.7 SB 14 RI 71.4 SB 82.4 SB 96.7 SB 15 GU 57.4 B 92.0 SB 96.7 SB 16 NA 71.4 SB 88.7 SB 92.7 SB 17 NI 71.4 SB 75.7 SB 93.3 SB 18 JE 42.8 C 53.5 C 84.2 SB 19 AB 71.4 SB 86.2 SB 94.0 SB 20 PA 71.4 SB 91.3 SB 95.3 SB 21 LI 57.1 B 71.7 SB 90.0 SB 22 VE 71.4 SB 83.5 SB 94.7 SB

117 99 23 CA 57.1 B 69.2 SB 88.9 SB 24 OK 71.4 SB 73.0 SB 88.2 SB Rata-rata 59.5 Cukup 73.6 Baik 86.8 Sangat Baik *C = Cukup; SB = Sangat Baik; B = Baik Dari tabel 21 di atas tentang hasil observasi dan angket menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Pada kondisi awal diperoleh skor rata-rata keaktifan belajar siswa sebesar 59,5 (Baik). Dari kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan, skor rata-rata keaktifan belajar dari 59,5 pada kondisi awal menjadi 73,6 (Baik) pada siklus I. Keaktifan belajar pada siklus II juga mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus II skor rata-rata keaktifan belajar siswa 86,8 (Sangat Baik). Tabel 4. 8 Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Peubah Keaktifan Belajar Indikator Rata-rata keaktifan Kondisi Awal 59,5 (Baik) Siklus I Siklus II Target Capaian Target Capaian 73,6 86, (Sangat (Sangat (Baik) (Baik) Baik) Baik) Berdasarkan tabel 21 di atas dapat dilihat bahwa data kondisi awal siswa diperoleh rata-rata keaktifan siswa adalah 59,5 (Baik). Setelah dikenai tindakan pada siklus I dengan hasil perhitungan mengenai keaktifan siswa diperoleh rata-rata 73,6 (Baik). Sedangkan hasil perhitungan keaktifan siswa siklus II diperoleh rata-rata 86,8 (Sangat Baik). Dari data tersebut dapat digambarkan pada diagram seperti berikut :

118 Rata-rata Keaktifan Belajar 86,8 73,6 59,5 Siklus Awal Siklus I Siklus II Siklus Awal Siklus I Siklus II Grafik 4. 1 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Diagram di atas menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dari kondisi awal, kemudian setelah diberikan tindakan di siklus I menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pencapaian skor keaktifan belajar pada siklus I mencapai 73,6 ini berarti bahwa skor yang ditetapkan pada kriteria keberhasilan keaktifan belajar yaitu 65,0 telah terlampaui. Namun begitu, peneliti belum terlalu puas terhadap skor yang telah diperoleh pada siklus I dan juga peneliti mendapati bahwa belum semua siswa aktif dalam pembelajaran meskipun skor keaktifan yang diperoleh tinggi. Kemudian penelitian dilanjutkan pada siklus II, di siklus II keaktifan belajar siswa semakin meningkat hingga mencapai target yang ditentukan peneliti. Sehingga penelitian diakhiri sampai akhir siklus II. Hasil dari masing-masing siklus diperoleh dari perhitungan rata-rata observasi dan rata-rata angket yang telah diisi siswa. Berdasarkan data yang telah diperoleh di atas peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa hal ini dapat terjadi

119 101 karena siswa dituntut untuk mampu menjelaskan poin-poin dalam pembelajaran dan bekerjasama antar anggota kelompok, dengan kegiatan tersebut dimungkinkan bagi siswa untuk terlibat lebih aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Shoimin (2014) yang menyatakan Cooperative Learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep menyelesaikan persoalan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Slavin (dalam Isjoni, 2013: 80) yang mengatakan bahwa STAD mempunyai keunggulan yang mampu membuat : 1) siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, 2) siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama, 3) aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, dan 4) interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan dalam berpendapat b. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Penelitian tentang peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilaksanakan di kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan kedalam dua siklus, siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 24 November 2015 dan Kamis, tanggal 26 November 2015 kemudian dilanjutkan pada siklus II pada hari Kamis, tanggal 1 Desember 2015 dan Kamis, tanggal 3 Desember

120 Hasil observasi dan kuisioner peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. 9 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II No. Nama Kondisi Siklus I Siklus II Awal Nilai Kriteria Nilai Kriteria 1. EL 100 T 86 T 2. AD 93 T 96 T 3. BI 90 T 76 T 4. AJ CL 100 T 96 T 6. AR 96 T 93 T 7. DI 96 T 83 T 8. RA 80 T 70 T 9. DO 90 T 83 T 10. DA 90 T 86 T 11. VIL 100 T 93 T 12. LA 93 T 80 T 13. TA 93 T 73 T 14. RI 93 T 93 T 15. GU 100 T 100 T 16. NA 100 T 96 T 17. NI 96 T 83 T 18. JE 63 TT 26 TT 19. AB 96 T 96 T 20. PA 93 T 96 T 21. LI 96 T 86 T 22. VE 100 T 70 T 23. CA 96 T 86 T 24. OK 96 T 93 T Jumlah Rata-rata 77,5 88,3 80,8 Persentase Ketuntasan 75% 95,8% 95,8% Dari tabel 23. Rata-rata prestasi belajar siswa pada kondisi awal adalah 77,5 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM ada 18 siswa atau 75%, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 6 siswa atau 25%. Persentase jumlah siswa yang belum mencapai KKM dinilai tidak terlalu tinggi meskipun rata-rata kelas sebesar 77,5. Sehingga peneliti

121 103 melakukan tindakan penelitian untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peneliti melakukan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada hari Selasa, tanggal 24 November 2015 dan Kamis, tanggal 26 November Setelah melakukan tindakan penelitian siklus I, maka diperoleh nilai rata-rata ulangan siswa sebesar 88,3. Dari hasil yang diperoleh ada 23 siswa dengan persentase 95,8% sudah mencapai KKM, dan ada 1 siswa dengan persentase 42,8% belum mencapai KKM. Nilai KKM yang sudah ditentukan yaitu 65. Hasil rata-rata ulangan siklus I sebesar 88,3. Sedangkan kriteria keberhasilan akhir siklus I peneliti menargetkan pencapaiannya sebesar 78. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM ada 23 siswa atau 95,8%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari hasil ulangan siswa dikondisi awal siswa yang mencapai KKM sebesar 76,9%. Namun, kriteria keberhasilan yang ditargetkan oleh peneliti unutk ketuntasan di akhir siklus I sebesar 70%. Berdasarkan data tersebut, maka dapat digambarkan persentase pencapaian prestasi belajar siswa di siklus I oleh peneliti pada diagram sebagai berikut :

122 104 Persentase Pencapaian KKM Siklus I 4,2% 95,8% Siswa yang belum mencapai KKM Siswa yang sudah mencapai KKM Gambar 4. 1 Diagram Peningkatan Persentase Pencapaian KKM Siklus I Berdasarkan diagram siklus I di atas, menunjukkan bahwa adanya peningkatan pencapaian prestasi belajar IPA dibandingkan kondisi awal. Kondisi awal jumlah siswa yang mencapai KKM ada 20 siswa atau 76,9% sedangkan setelah diberi tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh data sebanyak 23 siswa mencapai KKM atau sebesar 95,8%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pencapaian belajar siswa dari kondisi awal ke siklus I sebesar 18,9%. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD ini baru pertama kali digunakan di kelas V SD Kanisius Kotabaru 1, namun terbukti efektif dan berhasil diterapkan. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat ketika pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa dalam kelompok aktif mencari informasi dari buku, dan mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru. Selain itu sebagian besar siswa aktif untuk menjawab kuis yang diberikan oleh guru. Siswa mampu menjelaskan materi yang sudah disampaikan oleh guru. Siswa tidak lagi hanya mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi

123 105 menanggapi materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamdayama (2014: 118) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kecapakan individu. Dalam hal ini kecakapan individu yang dimaksud adalah siswa cakap dan mampu menanggapi materi yang disampaikan oleh guru. Siswa yang mampu menanggapi materi yang disampaikan oleh guru menandakan siswa telah memahami materi sehingga prestasi belajarnya meningkat. Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 1 Desember 2015 dan Kamis, tanggal 3 Desember Setelah melakukan tindakan penelitian siklus II, maka diperoleh nilai rata-rata ulangan siswa sebesar 80,8. Perolehan rata-rata nilai ulangan ini menurun dari 88,3 pada akhir siklus I menjadi 80,8 pada akhir siklus II. Hal tersebut menunjukkan adanya penurunan pencapaian prestasi belajar siswa. Meskipun rata-rata pencapaian hasil ulangan siswa mengalami penurunan tetapi tidak berpengaruh dalam hasil persentase KKM nya. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus II dari 24 siswa sebanyak 23 siswa atau 95,8% dengan nilai tertinggi 100. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 1 siswa atau 4,2% dengan nilai terendah 26. Dalam hal perolehan nilai tertinggi dalam akhir siklus I dan akhir siklus II ini tidak mengalami peningkatan dikarenakan pada akhir siklus I perolehan nilai ulangan siswa yang tertinggi mencapai 100 kemudian pada akhir siklus II perolehan nilai

124 106 ulangan siswa juga mencapai 100. Sedangkan perolehan nilai terendah pada akhir siklus I adalah 63 menjadi lebih buruk di akhir siklus II yaitu 26. Berdasarkan tabel 23 di atas,ada 2 siswa yang mengalami peningkatan pada perolehan skor ulangan akhir siklus I dan siklus II dan untuk pencapaian kriteria T/TT hampir 23 siswa mencapai T per siklusnya dan terdapat 1 siswa yang dari siklus I dan Siklus II mencapai hasil TT. Sedangkan 3 siswa tidak mengalami peningkatan atau tetap T pada siklus I maupun pada siklus II. Satu siswa tidak bisa tidak bisa dikatakan mengalami peningkatan maupun tidak karena dia sejak awal penelitian tidak mengikuti tes. Berdasarkan data tersebut, maka dapat digambarkan persentase pencapaian prestasi belajar siswa di siklus II pada diagram di bawah ini. Persentase Pencapaian KKM Siklus II 4,2% 95,8% Siswa yang sudah mencapai KKM Siswa yang belum mencapai KKM Gambar 4. 2 Diagram Peningkatan Persentase Pencapaian KKM Siklus II Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di kondisi awal, kemudian dilakukan tindakan penelitian dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dan siklus II. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA pencapaiannya sama dengan

125 107 yang dicapai pada siklus I yaitu tetap atau tidak mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan kemungkinan dalam mengerjakan soal ulangan akhir siklus II siswa kurang berhati-hati dalam menentukan jawaban atas soal-soal yang diberikan karena jawaban pada soal siklus II memiliki kemiripan yang mirip antar pilihan jawabannya sehingga apabila siswa tidak berhati-hati dan jeli membacanya mereka dapat terjebak memilih jawaban yang mereka anggap benar tetapi sesungguhnya ada jawaban yang lebih tepat. Ratarata nilai ulangan pada kondisi awal 77,5, kemudian dilaksanakan tindakan siklus I diperoleh rata-rata sebesar 88,3. Di siklus II rata-rata nilai ulangan siswa adalah 80,8. Data peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Peubah Prestasi Belajar Siswa Indikator 1.Rata-rata nilai prestasi belajar siswa Kondisi Awal 77,5 Siklus I Siklus II Target Capaian Target Capaian 78,0 88,3 80,0 80,8 2.Persentase rata-rata prestasi belajar siswa yang mencapai KKM (65,00) 75% 78% 95,8% 78% 95,8% Dari tabel 24 di atas diperoleh data peningkatan prestasi belajar siswa yaitu nilai rata-rata ulangan siswa yang sudah cukup tinggi. Namun, jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 75%. Di siklus I

126 108 setelah diberikan tindakan pencapaian rata-rata nilai ulangan siswa meningkat menjadi 88,3. Sedangkan persentase jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM sebesar 95,8%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I yang sudah memenuhi target yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 78 untuk rata-rata nilai ulangan siswa dan sebesar 78% untuk jumlah siswa yang mencapai KKM. Peneliti melihat bahwa di dalam masing-masing kelompok siswa saling membantu dalam memahami materi yang diajarkan. Sehingga terjalin kerjasama yang baik dalam kelompok, baik antara siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Hal ini sejalan dengan pendapat Isjoni (2013: 74) yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekan adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi belajar yang maksimal. Meskipun target dalam siklus I sudah terlampaui namun peneliti masih ingin melanjutkan ke siklus II untuk memperbaiki beberapa kekurangan kecil yang terjadi pada siklus I. Di siklus II ini peneliti menargetkan rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 78 dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 78%. Berdasarkan tabel di atas, pencapaian rata-rata ulangan siswa di siklus II sebesar 80,8. Sedangkan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 95,8%. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan ratarata nilai ulangan siswa dari siklus I tetapi hal ini tidak berpengaruh

127 109 dalam pencapaian target ketuntasan yang ditetapkan peneliti karena hasil rata-rata nilai ulangan pada siklus II tetap melampaui target yang ditentukan. Data peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 4. 2 Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Penelitian ini menunjukkan adanya penurunan pencapaian rata-rata prestasi belajar siswa dari kondisi awal sebesar 77,5 kemudian diberikan tindakan di siklus I menjadi 88,3 dan siklus II rata-rata ulangan siswa menjadi 80,8.

128 Rata-rata Prestasi Belajar Siswa ,3 77,5 80,8 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Rata-rata Prestasi Belajar Siswa Grafik 4. 3 Peningkatan Rata-rata Prestasi Belajar Siswa Gambar di atas menunjukkan adanya peningkatan pencapaian prestasi belajar siswa menjadi semakin baik dari kondisi awal, siklus I mencapai hasil yang memuaskan akan tetapi dari siklus I ke siklus II hasil prestasi belajar siswa mengalami penurunan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dan juga pembahasan tentang perolehan data di atas. Dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 terbukti cukup efektif dan sesuai diterapkan dalam mata pelajaran IPA. Keterlibatan seluruh siswa dan kerjasama individu dalam kelompok dalam mengerjakan tugas, tanya jawab, dan belajar bersama mampu meningkatkan keaktifan siswa. Dari hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti dalam menghitung perolehan hasil keaktifan siswa menunjukkan bahwa skor yang diperoleh sudah mencapai target yang sudah peneliti tentukan sebelumnya. Kemudian pada prestasi belajar juga menunjukkan adanya peningkatan dengan

129 111 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas V SD Kanisius Kotabaru 1. Hal ini diperkuat denganpendapat Slavin (1990) yang mengatakan bahwa 86% dari siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki prestasi yang tinggi dibandingkan model pembelajaran lainnya. Akhirnya, dengan adanya keterbatasan waktu dan lain sebagainya penelitian dihentikan pada siklus II ini meskipun hasil yang diharapkan belum maksimal tetapi peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dirasa telah berhasil untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di sekolah dasar.

130 BAB V PENUTUP PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V di SD Kanisius Kotabaru 1 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dengan langkahlangkah: 1) penyampaian tujuan, 2) pembagian kelompok, 3) penyampaian materi, 4) kegiatan dalam kelompok, 5) kuis, 6) penghargaan prestasi kepada tim. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru 1 pada mata pelajaran IPA. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan skor rata-rata keaktifan belajar dari kondisi awal 59,5 (baik) menjadi 73,6 (sangat baik) pada siklus I dan menjadi 86,8 (sangat baik) pada siklus II. 3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD K Kotabaru pada mata pelajaran IPA. Hal ini dtunjukkan oleh adanya peningkatan ratarata nilai ulangan siswa dari kondisi awal 77,5 menjadi 88,3 pada siklus I dan menurun menjadi 80,8 pada siklus II. Persentase 112

131 ketuntasan meningkat dari kondisi awal 76,9% menjadi 95,8% pada siklus I dan tidak mengalami peningkatan 95,8% pada siklus II. B. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti. Keterbatasan yang dialami peneliti diantaranya : 1. Kurangnya kedisiplinan siswa sehingga sulit diatur dalam pembagian kelompok. 2. Prestasi belajar hanya diteliti terbatas pada aspek kognitif. C. Saran Berdasarkan hasil analisis, peneliti memberikan beberapa saran untuk sekolah, guru, siswa, dan peneliti berikutnya sebagai berikut. 1. Bagi peneliti selanjutnya alangkah lebih baiknya saat pembagian kelompok guru sebaiknya memberikan penjelasan mengenai poin reward yang akan menjadi nilai setiap kelompok. 2. Bagi peneliti selanjutnya apabila rasa perlu untuk menambahkan penilaian non kognitif dapat ditambahkan sebagai patokan saja bahwasannya siswa yang kognitifnya mungkin kurang maka kemungkinan mereka mendapatkan kelebihan pada bidang selain kognitif sehingga dari data itu guru kelas yang bersangkutan bisa mengoptimalkan bidang non kognitif yang dimiliki oleh siswa tersebut.

132 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Anitah Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Arikunto, S Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. BSNP Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Chatarina Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES Dahar Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi 4). Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Dewi, dan Manuaba, dan Meter Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas III SD Negeri 10 Kesiman Denpasar Timur Tahun Ajaran 2012/2013. Dimyati, M Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fitiarmei, E. S Penerapan Pendekatan Konstekstual dalam Pembelajaran Operasi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat Sebagai Upaya Peningkatan Aktifitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Cempaga Tahun Ajaran 2008/2009. Denpasar: Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar. Hamalik, O Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hamdani Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pustaka Setia. Hamdayama, J Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Jakarta: Ghalia Indonesia. Huda, M Model Pembelajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. 114

133 115 Isjoni Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Joni Cara Belajar Aktif: Implikasi Terhadap Sistem Pembelajaran. Jakarta: P2LPTK Depdikbud. Lie, A Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperatiive Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grassindo. Masidjo Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Nastiti Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas IV B SD N Puro Pakualaman Yogyakarta. Priyono, A Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Professionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Siswoyo, D Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Solihatin, E Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sudijono Penganntar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sudirman Ilmu Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Sugiyanto Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Yuma Pustaka. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan.Pendidikan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta. Suryabrata, S Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.

134 116 Susanto, A Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Susilo Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Susilowati, E IPA 5 untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Suyadi Buku Panduan Guru Professional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).Yogyakarta: Penerbit ANDI. Syah Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Wijaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Sifat-sifat Cahaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa Kelas V SD N Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Salatiga.

135 LAMPIRAN I LAMPIRAN 117

136 118 Validasi Perangkat Pembelajaran

137 119

138 120

139 121

140 122

141 123

142 124

143 125

144 126

145 127

146 128

147 129

148 LAMPIRAN II 130

149 131 SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SD K Kotabaru 1 Mata Pelajaran : IPA Kelas/Program : V / SEKOLAH DASAR Semester : 1 (satu) Standar Kompetensi : 3. Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi Jenis Tagihan Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen Alokasi Waktu Sumber/ Bahan/ Alat 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup Penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungann ya 1. Memahami peta konsep hewan yang menyesuaikan dengan lingkungannya 2. Mememahami penyesuaian diri hewanhewan dalam memperoleh makanan Kupu-kupu alat penghisap nektar yang panjang (probosis) Lebah mempunyai bentuk mulut penjilat 1.Menjelaskan cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari musuhnya. 2.Memberikan contoh cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari musuhnya. Tugas Individu (Latian Soal setiap pertemuan) Tes Objektif (Akhir siklus I dan siklus II) Soal evaluasi (akhir siklus I) Soal evaluasi (akhir siklus II) 8 JP Sumber: Buku BSE IPA SD Kelas V Gambar -gambar hewan dari internet Alat : PPT, Gambar Latihan Soal 3. Mememahami hewan-hewan dalam melindungi diri dari musuhnya

150 132 Bunglon mengubah warna tubuhnya Walang sangit mengeluarkan bau yang sangat menyengat Walang daun bentuk dan warna tubuh yang menterupai daun Kala jengking, kelabang, dan lebah mempunyai sengat tubuh ke tubuh musuhnya Latihan soal Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility ) dan Ketelitian ( carefulness)

151 133 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (R P P) Satuan Pendidikan : SD K Kotabaru 1 Kelas/Semester : V/1 Mata Pelajaran : IPA Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi 3. Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan B. Kompetensi Dasar dan Indikator No. Kompetensi Dasar Indikator Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup Menjelaskan penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya Bekerjasama menyelesaikan tugas mengisi lembar kerja siswa mengelompokkan hubungan bentuk paruh dan kaki tersebut dengan jenis makanannya. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu 2. Siswa mampu mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya 3. Siswa dapat menyelesaikan tugas mengisi lembar kerja siswa mengelompokkan hubungan bentuk paruh dan kaki tersebut dengan jenis makanannya. B. Materi Ajar IPA : Penyesuaian Diri Hewan Terhadap Lingkungannya C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Konsep Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan

152 134 D. Media, Alat, dan Sumber Belajar 1. Media, Alat, Bahan : Gambar-gambar hewan (PPT) 2. Sumber Belajar : Program dan silabus KBK mata pelajaran Sains kelas 5 semester 1 Buku BSE Sulistyanto Heri. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas V. BSE: Jakarta. Hal Priyono Amin. Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas V. BSE: Jakarta. Hal Choiril. IPA 5 Salingtemas. BSE: Jakarta. Hal E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Kegiatan 1. Guru memberi salam 5 menit Awal 2. Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini (langkah 1 STAD) 4. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hewan-hewan yang pernah dijumpai di kebun binatang 5. Guru menyampaikan materi Kegiatan Inti pembelajaran hari ini 1. Guru menjelaskan penyesuaian tubuh bentuk tubuh hewan terhadap lingkungannya (langkah 3 STAD) 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (langkah 2 STAD) 3. Guru membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa bersama kelompok 4. Siswa akan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menjawab LKS dan tentang cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya(langkah4 STAD) 5. Siswa mempresentasikan hasil kerja bersama dengan kelompoknya 55 menit

153 135 Kegiatan Penutup 6. Guru membahas LKS yang sudah dikerjakan siswa secara berkelompok 7. Guru memberikan kuis (langkah 5 STAD) 8. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu 9. Guru bersama siswa membahas soal evaluasi 10. Guru mengakumulasikan skor 11. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang menang (langkah 6 STAD) 1. Guru memberikan tugas rumah 2. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini 3. Guru menutup pembelajaran 5 menit F. Penilaian Tes tertulis (Soal Latihan) Penilaian Proses (mengamati keaktifan siswa selama diskusi berlangsung) Mengetahui, Peneliti Yogyakarta, Guru Kelas V Kartika Ega Z. Ag. Andika Purwono,S.Pd.Si. NIM GH Kepala Sekolah Niken Anggrahini,S.Pd. G.9362

154 136 Lampiran 1a. Latihan Soal A. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar! 1. Burung pelican dan bangau mempunyai bentuk paruh yang besar. Ini sesuai dengan makanannya yang berupa 2. Burung pipit dan ayam mempunyai bentuk paruh yang pendek dan kuat. Ini sesui dengan makanannya yaitu 3. Tipe mulut pada lalat adalah 4. Contoh serangga yang mempunyai tipe mulut penjilat adalah 5. Itik mempeunyai kaki berselaput yang berfungsi untuk 6. Bentuk mulut dari kupu-kupu yaitu 7. Gambar di samping menunjukkan gambar burung pemakan 1b. Kunci Jawaban 1. Ikan 2. Biji-bijian 3. Penjilat 4. Lalat 5. Berenang 6. Penghisap 7. Daging 1c. Penilaian 1 Nilai = (Jumlah Skor Benar : Jumlah Skor Maksimal ) x 10 1d. Materi Ajar

155 Cara Hewan Menyesuaikan Diri untuk Memperoleh Makanan Coba perhatikan beberapa jenis hewan yang hidup di sekitarmu! Bagaimana cara hewan-hewan tersebut memperoleh makanan? Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup. Cara mendapatkan makanan setiap hewan berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan makanan yang dikonsumsi. Mari kita pelajari bentuk-bentuk penyesuaian beberapa hewan dalam mendapatkan makanan. a. BeruangBeruang adalah salah satu hewan pemakan daging (karnivora). Mengapa beruang tersebut dapat memakan daging? Hewan pemakan daging seperti beruang memiliki gigi yang kuat, terutama taringnya yang tajam. Taring yang kuat dan tajam digunakan untuk mengoyak atau merobek daging. Bentuk penyesuaian lainnya adalah kemampuan beruang untuk tidur selama musim dingin setelah memperoleh makanan. b. Burung Apakah kamu memelihara burung di rumah? Burung apa yang kamu pelihara? Coba kamu amati paruh burung. Bagaimana bentuk paruh elang? Apakah sama dengan paruh burung merpati? Bentuk paruh burung elang berbeda dengan burung merpati. Bentuk paruh elang lebih tajam dan kuat serta melengkung. Ini berfungsi untuk menangkap dan mengoyak mangsanya. Bentuk paruh burung berbeda-beda, tergantung jenis makanannya. Paruh ayam memiliki ukuran lebih pendek dan kuat. Bentuk paruh ini sesuai untuk memakan biji-bijian. Coba perhatikan paruh bebek. Bentuk paruh bebek cocok untuk mencari makanan di tempat becek, berlumpur atau berair. Makanan bebek berupa hewan kecil atau cacing yang terdapat dalam lumpur atau air. Bagaimana bentuk paruh burung pelatuk? Paruh burung pelatuk sangat kuat sehingga mampu untuk mengelupas kulit kayu. Burung kolibri memiliki paruh yang panjang dan runcing. Paruh ini untuk menghisap nektar pada bunga. Perhatikan gambar bentuk paruh beberapa burung berikut. Bagaimana bentuk kaki burung? Apakah bentuk kaki semua burung sama? Bentuk kaki setiap jenis burung berbeda. Kaki burung elang memiliki bentuk yang besar, kuat dan kukunya tajam. Bentuk kaki ini cocok untuk mencengkeram mangsanya. Adapun bentuk kaki burung merpati atau burung beo kecil, ramping dan kuku yang runcing tetapi tidak kuat. Bentuk ini sesuai dengan fungsinya untuk bertengger di dahan atau ranting pohon.

156 138 Kaki ayam memiliki kuku-kuku yang tajam. Bentuk ini cocok untuk mengorek tanah dan berjalan di tanah. Adapun kaki bebek dilengkapi dengan selaput di antara jari-jari kakinya. Selaput ini berfungsi untuk mendayung saat berada di air. Oleh karena itu bebek dapat berjalan dan berenang. Perhatikan bentuk kaki burung berikut. c. Serangga Kupu-kupu dan lebah hinggap di setiap bunga untuk memperoleh makanan. Kupukupu memperoleh makanan dengan mengisap. Sedangkan lebah dengan cara menjilat sari madu (nektar) yang terdapat pada bunga. Sari madu tersebut merupakan sumber makanan bagi kupu-kupu dan lebah. Alat pengisap pada kupukupu terdapat pada bagian mulutnya. Bentuk alat pengisap tersebut seperti belalai yang dapat digulung dan dijulurkan. Oleh karena itu disebut mulut pengisap. Mulut penjilat pada lebah terdapat pada bagian bawah bibirnya. Hal ini terjadi sebagai adaptasi atau perubahan bentuk dalam memperoleh makanannya. Bagaimana dengan jenis serangga lainnya? Contoh serangga lainnya adalah lalat dan nyamuk. Lalat sering kita temukan di tempat pembuangan sampah. Nyamuk sering kita lihat hinggap di pakaian kotor atau genangan air. Kedua jenis serangga ini biasa membawa bibit penyakit. Dari manakah nyamuk mendapat makanan? Nyamuk mendapat makanan dengan mengisap darah kita. Caranya dengan menusukkan alat penusuk kemudian mengisapnya. Saat penusuknya masuk ke dalam kulit kemudian mengeluarkan air liur. Air liur yang dikeluarkan bertujuan untuk mempermudah nyamuk mengisap darah. Saat itulah kita merasa gatal jika digigit nyamuk. Alat penusuk dan pengisap tersebut terbentuk karena perubahan mulut nyamuk, tepatnya pada rahang bagian atas dan bawah. Bagaimana cara lalat mendapatkan makanannya? Lalat mendapat makanan dengan cara menyerap makanan yang diperlukannya. Alat penyerap terdapat pada bagian ujung mulutnya yang menyerupai spon (busa).

157 139 1f. Lembar Kerja Siswa LEMBAR KERJA Nama Siswa : Kelas/Semester : Sekolah : Perhatikan beberapa gambar paruh dan kaki pada tabel dibawah ini. Tugasmu bersama kelompokmu adalah diskusikan tentang hubungan bentuk paruh dan kaki tersebut dengan jenis makanannya. Bentuk Paruh, Kaki Jenis Burung Jenis Makanan Fungsi atau kebiasaan yang dilakukan dengan paruh, kaki

158 140

159 141 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (R P P) Satuan Pendidikan : SD K Kotabaru 1 Kelas/Semester : V/1 Mata Pelajaran : IPA Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi 3. Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan B. Kompetensi Dasar dan Indikator No. Kompetensi Dasar Indikator Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan (mamalia, hewan selain serangga) Menjelaskan penyesuaian diri hewan (mamalia, hewan selain serangga) Bekerjasama menyelesaikan tugas mengisi lembar kerja siswa mengelompokkan hewan-hewan berdasarkan jenis makanannya C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mengidentifikasi penyesuaian diri hewan (mamalia, hewan selain serangga) 2. Siswa mampu menjelaskan penyesuaian diri hewan (mamalia, hewan selain serangga) 3. Siswa mampu bekerjasama menyelesaikan tugas mengisi lembar kerja siswa mengelompokkan hewan-hewan berdasarkan jenis makanannya D. Materi Ajar IPA : Penyesuaian Diri Hewan Terhadap Lingkungannya E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan Metode Pembelajaran : Konsep : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan

160 142 F. Media, Alat, dan Sumber Belajar 3. Media, Alat, Bahan : Gambar-gambar hewan (PPT) 4. Sumber Belajar : Program dan silabus KBK mata pelajaran Sains kelas 5 semester 1 Buku BSE Sulistyanto Heri. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas V. BSE: Jakarta. Hal Priyono Amin. Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas V. BSE: Jakarta. Hal Choiril. IPA 5 Salingtemas. BSE: Jakarta. Hal Priyono Amin. Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas V. BSE: Jakarta. Hal 61,62 G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Kegiatan 1. Guru memberi salam 5 menit Awal 2. Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini (langkah 1 STAD) 4. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai serangga (nyamuk dan lalat) Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan penyesuaian tubuh bentuk tubuh hewan (mamalia, hewan selain serangga) terhadap lingkungannya (langkah 3 STAD) 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (langkah 2 STAD) 3. Guru membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa bersama kelompok 4. Siswa akan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menjawab LKS dan tentang cara hewan menyesuaikan diri dengan 55 menit

161 143 Kegiatan Penutup H. Penilaian lingkungannya (langkah 4 STAD) 5. Siswa mempresentasikan hasil kerja bersama dengan kelompoknya 6. Guru membahas LKS yang sudah dikerjakan siswa secara berkelompok 7. Guru memberikan kuis (langkah 5 STAD) 8. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu 9. Guru bersama siswa membahas soal evaluasi 10. Guru mengakumulasikan skor 11. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang menang (langkah 6 STAD) 1. Guru memberikan tugas rumah 2. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini 3. Guru menutup pembelajaran 5 menit Tes tertulis (Soal Evaluasi) Penilaian Proses (mengamati keaktifan siswa selama diskusi berlangsung) Mengetahui, Yogyakarta, Peneliti Guru Kelas V Kartika Ega Z. Ag. Andika Purwono,S.Pd.Si. NIM GH Kepala Sekolah Niken Anggrahini,S.Pd. G.9362

162 144 Lampiran 1a. Latihan Soal 1b. Kunci Jawaban A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d didepan jawaban yang benar! 1. Cara ikan menyesuaikan diri dengan lingkungan air adalah dengan cara 2. Hewan mamalia (menyusui) contohnya adalah. dan 3. Salah satu cara adaptasi hewan jerapah terhadap lingkungannya dalam mencari makanan adalah 4. Cara hewan gajah beradaptasi dengan lingkungannya dalam mencari makananan dengan menggunakan untuk mendapatkan makanan 5. Fungsi lain dari belalai gajah selain untuk menddapatkan makanan yaitu 1. Memiliki tubuh yang ramping dan bersirip 2. Kucing, Anjing, dan Sapi 3. Menggunakan lehernya yang panjang untuk memperoleh makanan 4. Belalai 1c. Penilaian 5. Menghisap air 1 Nilai = (Jumlah Skor Benar : Jumlah Skor Maksimal ) x 10 1d. Materi Ajar Binatang Menyusui (mamalia) Apakah di sekitar rumahmu ada yang memelihara kambing? Perhatikan kambingkambing tersebut. Apakah ada induk dan anak kambingnya yang masih kecil? Coba kamu perhatikan tingkah laku anak-anak kambing tersebut saat kehausan! Ya, ternyata anak-anak kambing tersebut menyusu pada induknya. Kambing tergolong hewan menyusui atau mamalia. Kelompok hewan jenis ini cukup

163 145 banyak. Contoh binatang menyusui lainnya yaitu kucing, anjing, harimau, sapi, dan kuda. Pada umumnya hewan mamalia lebih banyak hidup di darat. Hewan-hewan tersebut menggunakan kakinya untuk berjalan. Tetapi coba perhatikan beberapa hewan pemakan daging, misalnya kucing. Kucing menggunakan sepasang kaki depannya untuk menangkap mangsanya atau memegang makanannya. Kaki kucing dilengkapi dengan kuku-kuku yang tajam dan runcing, khususnya kaki bagian depan. Dengan bentuk kaki seperti itu kucing dapat menangkap tikus atau cecak sebagai makanannya. Saat menangkap mangsanya, kuku kucing akan keluar. Sebaliknya saat kucing berjalan, kukukukunya akan melipat atau masuk kembali pada kantong yang terdapat pada telapak kakinya. 1f. Lembar Kerja Siswa Nama Siswa : LEMBAR KERJA Kelas/Semester : Sekolah : Carilah hewan-hewan di sekitar rumahmu yang memiliki bentuk dan cara tertentu dalam memperoleh makanannya, Kelompokkan hewan-hewan tersebut berdasarkan jenis makanannya. Isilah tabel dibawah ini berdasarkan hasil pengalamanmu dan hasil berdiskusi dengan temanmu. No. Nama Hewan Jenis Makanan 1 Burung Merpati Biji-bijian

164 146 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (R P P) Satuan Pendidikan : SD K Kotabaru 1 Kelas/Semester : V/1 Mata Pelajaran : IPA Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi 3. Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan B. Kompetensi Dasar dan Indikator No. Kompetensi Dasar Indikator Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup Mengidentifikasi hewan (cicak,kadal,ular,bunglon dst) melakukan adaptasi untuk melindungi diri Menjelaskan apa yang disebut dengan mimikri dan ototomi Bekerjasama menyelesaikan tugas mengisi lembar kerja siswa tentang bagaimana cara hewan tersebut menyesuaikan diri dengan habitatnya dan melindungi diri dari musuh-musuhnya C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mengidentifikasi hewan (cicak,kadal,ular) melakukan adaptasi untuk melindungi diri 2. Siswa mampu menjelaskan apa yang disebut dengan mimikri dan ototomi 3. Siswa mampu bekerjasama menyelesaikan tugas mengisi lembar kerja siswa tentang bagaimana cara hewan tersebut menyesuaikan diri dengan habitatnya dan melindungi diri dari musuh-musuhnya D. Materi Ajar IPA : Penyesuaian Diri Hewan Terhadap Lingkungannya E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Konsep Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan F. Media, Alat, dan Sumber Belajar 1. Media, Alat, Bahan : Gambar-gambar hewan (PPT)

165 Sumber Belajar : Program dan silabus KBK mata pelajaran Sains kelas 5 semester 1 Buku BSE Sulistyanto Heri. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas V. BSE: Jakarta. Hal Priyono Amin. Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas V. BSE: Jakarta. Hal Choiril. IPA 5 Salingtemas. BSE: Jakarta. Hal Muharam Aris, Rositawaty. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas V SD/MI. BSE: Jakarta G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Kegiatan Awal Kegiatan Inti 1. Guru memberi salam 2. Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif 3. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hewan-hewan yang pernah dijumpai di kehidupan sehari-hari 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini (langkah 1 STAD) 1. Guru menjelaskan apa yang disebut dengan mimikri dan ototomi (langkah 3 STAD) 2. Guru menjelaskan bagaimana cara adaptasi hewan (cicak,kadal,ular) dalam kaitannya dengan cara mereka melindungi dirinya dari musuh 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (langkah 2 STAD) 4. Guru membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa bersama kelompok 5. Siswa akan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menjawab LKS dan tentang cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya (langkah 4 STAD) 6. Siswa mempresentasikan hasil kerja bersama dengan kelompoknya 7. Guru memberikan kuis (langkah 5 STAD) 5 menit 55 menit

166 148 Kegiatan Penutup 8. Guru membahas LKS yang sudah dikerjakan siswa secara berkelompok 9. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu 10. Guru bersama siswa membahas soal evaluasi 11. Guru mengakumulasikan skor 12. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang menang (langkah 6 STAD) 1. Guru memberikan tugas rumah 2. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini 3. Guru menutup pembelajaran 5 menit H. Penilaian Tes tertulis (Soal Evaluasi) Penilaian Proses (mengamati keaktifan siswa selama diskusi berlangsung) Mengetahui, Peneliti Yogyakarta, Guru Kelas V Kartika Ega Z. Ag. Andika Purwono,S.Pd.Si. NIM GH Kepala Sekolah Niken Anggrahini,S.Pd. G.9362

167 149 Lampiran 1a. Latihan Soal 1b. Kunci Jawaban 1c. Penilaian A. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat dan benar! 1. Bunglon melindungi diri dari musuhnya dengan cara 2. Hewan yang melindungi diri dengan berkamuflase adalah 3. Sapi, domba, dan rusa melindungi diri dengan menggunakan 4. Hewan yang memiliki bisa sebagai alat perlindungan diri dari serangan musuh adalah 5. Ular tidak berbisa melindungi diri dengan 1. Berkamuflase, mimikri 2. Bunglon 3. Tanduk 4. Ular kobra (kecuali ular sanca) 5. Melilit tubuh musuhnya dengan lilitannya 1 Nilai = (Jumlah Skor Benar : Jumlah Skor Maksimal ) x 10 1d. Materi Ajar 2. Bentuk Penyesuaian Hewan untuk Melindungi Diri dari Musuhnya a. Kuku dan gigi yang tajam Coba kamu perhatikan kucing yang ada di sekitarmu! Kucing adalah salah satu hewan pemakan daging. Ciri utama hewan pemakan daging yaitu memilikitaring yang kuat dan tajam serta kukukuku yang runcing. Taring yang tajam dan kuku yang runcing juga digunakan untuk melindungi diri dari musuh. Jadi saat kucing diserang musuhnya, kuku-kukunya yang tajam akan keluar dan mulutnya menganga memperlihatkan taringnyayang tajam. Selain kucing, hewan yang memiliki cara melindungi diri seperti itu adalah harimau dan singa. b. Tanduk yang kuat

168 150 Pernahkah kamu menyaksikan acara di telivisi atau melihat secara langsung, suatu tradisi di daerah Garut Jawa Barat yaitu pertandingan mengadu domba. Domba dikenal sebagai hewan yang memiliki tulang kepala yang keras dan juga tanduk yang kuat dan runcing. Beberapa jenis hewan pemakan tumbuhan, seperti domba, banteng, sapi, rusa dan kerbau menggunakan tanduknya untuk melindungi dirinya dari musuh.apabila ada musuh mendekat dan mengancam maka hewan-hewan tersebut akan menggunakan tanduknya untuk melindungi diri. Coba kamu cari hewan lainnya yang menggunakan tanduk untuk melindungi dirinya dari musuh! 1f. Lembar Kerja Siswa Nama Siswa : LEMBAR KERJA Kelas/Semester : Sekolah : Berdiskusilah dengan teman sekelompokmu tentang berbagai hewan yang ada disekitarmu. Bagaimana cara hewan tersebut menyesuaikan diri dengan habitatnya dan melindungi diri dari musuh-musuhnya. Tuliskan jawabanmu pada tabel dibawah ini! No. Nama Hewan Dengan Habitatnya Cara Beradaptasi Melindungi Diri 1 Angsa Kaki berselaput menyosor dst

169 151 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (R P P) Satuan Pendidikan : SD K Kotabaru 1 Kelas/Semester : V/1 Mata Pelajaran : IPA Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi 3. Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan B. Kompetensi Dasar dan Indikator No. Kompetensi Dasar Indikator Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup Mengidentifikasi hewan (kupukupu,belalang Daun,Cumicumi,Walang Sangit dst) melakukan adaptasi untuk melindungi diri Mencontohkan hewan yang melakukan adaptasi untuk melindungi diri dengan cara yang sama Bekerjasama menyelesaikan tugas mengisi lembar kerja siswa mencari informasi mengenai macam-macam penyesuaian diri pada hewan

170 152 C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mengidentifikasi hewan (kupu-kupu,belalang Daun,Cumi-cumi,Walang Sangit dst) melakukan adaptasi untuk melindungi diri 2. Siswa mampu mencontohkan hewan yang melakukan adaptasi untuk melindungi diri dengan cara yang sama 3. Siswa mampu bekerjasama menyelesaikan tugas mengisi lembar kerja siswa mencari informasi mengenai macam-macam penyesuaian diri pada hewan D. Materi Ajar IPA : Penyesuaian Diri Hewan Terhadap Lingkungannya E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Konsep Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan F. Media, Alat, dan Sumber Belajar 1. Media, Alat, Bahan : Gambar-gambar hewan (PPT) 2. Sumber Belajar : Program dan silabus KBK mata pelajaran Sains kelas 5 semester 1 Buku BSE Sulistyanto Heri. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas V. BSE: Jakarta. Hal Priyono Amin. Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas V. BSE: Jakarta. Hal Choiril. IPA 5 Salingtemas. BSE: Jakarta. Hal Dini,Kholil Munawar. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V. BSE: Jakarta. Hal G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Kegiatan Awal 1. Guru memberi salam 2. Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif 3. Guru bertanya jawab dengan siswa 5 menit mengenai hewan-hewan yang pernah dijumpai di kehidupan sehari-hari

171 153 Kegiatan Inti 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini (langkah 1 STAD) 1. Guru menjelaskan bagaimana cara adaptasi hewan (kupukupu,belalang Daun,Cumicumi,Walang Sangit dst) dalam kaitannya dengan cara mereka melindungi dirinya dari musuh (langkah 3 STAD) 2. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hewan-hewan yang memiliki kesamaan dalam hal adaptasi untuk melindungi dirinya 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (langkah 2 STAD) 4. Guru membagikan LKS yang harus dikerjakan siswa bersama kelompok 5. Siswa akan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menjawab LKS dan tentang cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya (langkah 4 STAD) 6. Siswa mempresentasikan hasil kerja bersama dengan kelompoknya 7. Guru membahas LKS yang sudah dikerjakan siswa secara berkelompok 8. Guru memberikan kuis (langkah 5 STAD) 9. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu 10. Guru bersama siswa membahas soal evaluasi 11. Guru mengakumulasikan skor 55 menit

172 154 Kegiatan Penutup 12. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang menang (langkah 6 STAD) 1. Guru memberikan tugas rumah 2. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini 3. Guru menutup pembelajaran 5 menit H. Penilaian Tes tertulis (Latihan soal, Soal Evaluasi) Penilaian Proses (mengamati keaktifan siswa selama diskusi berlangsung) Mengetahui, Peneliti Yogyakarta, Guru Kelas V Kartika Ega Z. Ag. Andika Purwono,S.Pd.Si. NIM GH Kepala Sekolah Niken Anggrahini G.9362

173 155 Lampiran 1a. Latihan Soal 1b. Kunci Jawaban 1c. Penilaian A. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar dan tepat! 1. Cumi-cumi melindungi dirinya dari serangan musuhnya dengan cara 2. Kalajengking, lebah, dan kelabang melindungi diri dari dengan 3. Tindakan cicak memutuskan ekornya ketika di serang musuh disebut 4. Landak melindungi diri dengan 5. Hewan yang dapat mengeluarkan listrik saat musuh mengancamnya adalah 1. Mengeluarkan cairan tinta 2. Sengatan 3. Ototomi 4. Mengeluarkan duri tajam pada bagian punggungnya 5. Ikan terpedo 1 Nilai = (Jumlah Skor Benar : Jumlah Skor Maksimal ) x 10 1d. Materi Ajar 1. Bentuk Penyesuaian Hewan untuk Melindungi Diri dari Musuhnya d. Sengatan listrik Beberapa jenis hewan air memiliki senjata yang ampuh untuk melindungi dirinya dari serangan musuh. Hewan-hewan tersebut di antaranya adalah sidat listrik dan ikan terpedo. Senjata yang dimilikinya berupa sengatan listrik yang kekuatannya mencapai 700 Volt. Tegangan listrik yang cukup besar ini mampu melumpuhkan lawannya dengan sekali sengatan. Musuhnya yang tersengat

174 156 dapat pingsan bahkan mati. Sengatan listrik merupakan alat pertahanan atau perlindungan yang jarang dimiliki hewan. e. Mengeluarkan cairan seperti tinta Pernahkah kamu makan cumi-cumi? Bagaimana rasanya, enak bukan? Cumicumi adalah hewan air yang mampu mengeluarkan cairan hitam seperti tinta. Cairan tersebut dikeluarkan cumi-cumi saat hewan lain mengancam kehidupannya. Cairan ini menyebabkan musuhnya tidak dapat melihat keberadaan cumi-cumi. Pada saat itulah cumi-cumi lari menyelamatkan diri. h. Tubuh yang bercangkang Apakah ada kolam ikan di sekitar rumahmu? Coba perhatikan, adakah hewan lain selain ikan yang hidup di kolam tersebut? Ya, ada. Hewan tersebut terbungkus bagian luarnya oleh suatu cangkang. Hewan tersebut adalah bekicot dan siput. Kedua jenis hewan inimemiliki cangkang yang berfungsi sebagai rumah. Cangkang tersebut terbuat dari zat kapur. Cangkang ini cukup keras dan kuat.cangkang tersebut digunakan sebagai tempat perlindungan bila ada musuh mengancam. Saat hewan-hewan tersebut mendapat gangguan dengan cepat seluruh badannya masuk ke dalam cangkang. Coba kamu cari hewan lainnya yang memiliki alat perlindungan berupa cangkang. i. Kulit yang berduri Pernahkah kamu mendengar atau melihatada hewan yang kulitnya berduri? Landak adalah hewan yang hampir seluruh bagian tubuhnya berduri. Hewan ini ada yang hidup di darat dan ada yang hidup di air. Bentuk duri pada landak cukup tajam dan kaku. Bagaimana perilaku landak saat ada musuh mengancam hidupnya? Saat ada musuh maka duri-duri pada tubuhnya langsung berdiri. Kemudian landak membelakangi musuhnya. Duri landak tidak beracun tetapi dapat melukai hewan lain yang menyerangnya.

175 157 1f. Lembar Kerja Siswa LEMBAR KERJA Nama Siswa : Kelas/Semester : Sekolah : Berdiskusilah bersama teman sekelompokmu dan carilah informasi mengenai macam-macam penyesuaian diri pada hewan. Tentukan ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan-hewan tersebut. Setelah itu, masukkan hasil yang kamu peroleh bersama kelompokmu dalam tabel dibawah ini! No. Nama Hewan Ciri Khusus yang dimiliki 1 Siput Pelindung yang keras dan disebut rumah siput dst Fungsi Melindungi diri dari musuh dengan cara memasukkan tubuh ke dalam rumahnya.

176 LAMPIRAN III 158

177 159 Lembar Diskusi Siswa

178 160

179 161

180 162 Latihan Soal

181 163

182 LAMPIRAN IV 164

183 165 REKAP HASIL PEROLEHAN NILAI LEMBAR ANGKET SIKLUS I Nama Ind ind Ind Ind Ind 1 Ind 2 Ind 6 jml perolehan Jumlah Jumlah Jumlah 9 Elang Adi Bili Ajeng Clara Argi Dion Raya Dito Dian Villon Laila Tata Riean Gusti Navy Nico Jessica Abi Paska Lintang Vero Cahyo Okky

184 166 No. Abs Rata-rata Angket Rata-rata Observasi Hasil Observasi Hasil Akhir Rata-rata Keaktifan

185 167 No. Abs Persentase Keaktifan Ind1 Persentase Keaktifan Ind2 Persentase Keaktifan Ind3 Persentase Keaktifan Ind4 Persentase Keaktifan Ind5 Persentase Keaktifan Ind6 Persentase Keaktifan Ind7 2.78% 3.61% 4.17% 4.17% 1.67% 3.75% 1.67% 3.61% 3.61% 5.00% 3.33% 4.17% 3.75% 3.33% 3.89% 4.17% 3.33% 3.33% 4.17% 3.33% 4.17% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 3.89% 3.89% 4.17% 4.17% 4.17% 2.92% 1.67% 3.61% 3.33% 3.33% 3.33% 4.17% 3.54% 3.33% 3.33% 2.78% 3.33% 3.33% 1.67% 2.92% 1.67% 3.33% 2.50% 3.33% 4.17% 3.33% 3.13% 3.33% 3.89% 3.06% 3.33% 3.33% 3.33% 4.17% 3.33% 3.33% 3.33% 4.17% 4.17% 4.17% 2.71% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 3.06% 2.78% 4.17% 1.67% 3.33% 2.50% 1.67% 3.89% 3.89% 3.33% 4.17% 0.00% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 3.33% 3.89% 4.17% 4.17% 4.17% 3.75% 3.33% 3.89% 3.33% 1.67% 4.17% 4.17% 3.75% 1.67% 3.89% 3.61% 3.33% 3.33% 3.33% 3.54% 3.33% 3.06% 2.78% 4.17% 1.67% 1.67% 2.92% 3.33% 4.17% 3.33% 4.17% 4.17% 3.33% 3.96% 4.17% 2.78% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 3.54% 4.17% 3.61% 2.78% 3.33% 3.33% 4.17% 3.33% 1.67% 3.33% 3.89% 3.33% 4.17% 3.33% 3.75% 3.33% 3.33% 4.17% 1.67% 4.17% 4.17% 3.54% 4.17% 3.61% 3.89% 4.17% 4.17% 1.67% 2.71% 3.33%

186 168 REKAP HASIL PEROLEHAN NILAI LEMBAR ANGKET SIKLUS II Ind ind Ind Ind jml Ind 1 Ind 2 Ind 6 Nama perolehan Jml Jml Jml 9 Elang Adi Bili Ajeng Clara Argi Dion Raya Dito Dian Villon Laila Tata Riean Gusti Navy Nico Jessica Abi Paska Lintang Vero Cahyo Okky

187 169 No. Abs Persentase Keaktifan Ind1 Persentase Keaktifan Ind2 Persentase Keaktifan Ind3 Persentase Keaktifan Ind4 Persentase Keaktifan Ind5 Persentase Keaktifan Ind6 Persentase Keaktifan Ind % 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 3.96% 4.17% % 4.17% 3.33% 4.17% 3.33% 3.75% 4.17% % 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 3.96% 3.33% % 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% % 3.89% 4.17% 4.17% 4.17% 3.96% 3.33% % 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% % 3.33% 3.33% 4.17% 3.33% 3.54% 3.33% % 3.33% 3.33% 4.17% 3.33% 3.96% 3.33% % 3.61% 3.33% 4.17% 4.17% 4.17% 3.33% % 3.89% 3.33% 4.17% 3.33% 3.96% 4.17% % 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% % 3.61% 4.17% 3.33% 3.33% 3.54% 1.67% % 3.61% 4.17% 4.17% 1.67% 3.54% 4.17% % 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% % 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% % 3.61% 4.17% 4.17% 4.17% 3.96% 3.33% % 3.89% 3.33% 4.17% 3.33% 3.96% 3.33% % 3.61% 3.33% 4.17% 3.33% 3.96% 3.33% % 4.17% 4.17% 3.33% 3.33% 3.75% 4.17% % 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% % 3.33% 3.33% 4.17% 4.17% 3.33% 3.33% % 3.89% 4.17% 4.17% 4.17% 3.96% 3.33% % 4.17% 3.33% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% % 3.61% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17% 4.17%

188 170 No. Abs Rata-Rata Angket Rata-Rata Observasi Hasil Observasi Hasil Akhir Rata-Rata Keaktifan

189 171 KONDISI AWAL REKAP HASIL PEROLEHAN NILAI LEMBAR OBSERVASI Nama ind 3 ind 1 ind 6 ind 4 ind 5 ind 2 ind 7 rata-rata Jumlah observasi C A F D E B G Elang Adi Bili Ajeng Clara Argi Dion Raya Dito Dian Villon Laila Tata Riean Gusti Navy Nico Jessica Abi Paska Lintang Vero Cahyo Okky Total (Kondisi awal)

190 172 SIKLUS I Nama ind 3 ind 1 ind 6 ind 4 ind 5 ind 2 ind 7 rata-rata Jumlah observasi C A F D E B G Elang Adi Bili Ajeng Clara Argi Dion Raya Dito Dian Villon Laila Tata Riean Gusti Navy Nico Jessica Abi Paska Lintang Vero Cahyo Okky Total (Siklus. 1)

191 173 SIKLUS II Nama ind 3 ind 1 ind 6 ind 4 ind 5 ind 2 ind 7 rata-rata Jumlah observasi C A F D E B G Elang Adi Bili Ajeng Clara Argi Dion Raya Dito Dian Villon Laila Tata Riean Gusti Navy Nico Jessica Abi Paska Lintang Vero Cahyo Okky Total (Siklus. 2)

192 174 PERSENTASE KEAKTIFAN OBSERVASI Nama ind 3 ind 1 ind 6 ind 4 ind 5 ind 2 ind 7 Jumlah C A F D E B G Elang 4.2% 2.1% 4.2% 0.0% 2.1% 4.2% 4.2% 20.8% Adi 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 2.1% 4.2% 4.2% 27.1% Bili 2.1% 2.1% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 2.1% 22.9% Ajeng 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Clara 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 29.2% Argi 4.2% 2.1% 4.2% 2.1% 4.2% 4.2% 2.1% 22.9% Dion 2.1% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 2.1% 25.0% Raya 2.1% 4.2% 4.2% 2.1% 4.2% 4.2% 2.1% 22.9% Dito 2.1% 2.1% 4.2% 2.1% 4.2% 4.2% 2.1% 20.8% Dian 4.2% 4.2% 4.2% 0.0% 2.1% 4.2% 4.2% 22.9% Villon 4.2% 4.2% 2.1% 2.1% 4.2% 4.2% 4.2% 25.0% Laila 2.1% 4.2% 4.2% 2.1% 2.1% 2.1% 4.2% 20.8% Tata 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 2.1% 4.2% 4.2% 27.1% Riean 4.2% 4.2% 4.2% 2.1% 2.1% 4.2% 4.2% 25.0% Gusti 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 29.2% Navy 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 29.2% Nico 4.2% 4.2% 4.2% 2.1% 2.1% 4.2% 4.2% 25.0% Jessica 2.1% 2.1% 4.2% 2.1% 4.2% 2.1% 2.1% 18.8% Abi 4.2% 4.2% 4.2% 2.1% 4.2% 4.2% 4.2% 27.1% Paska 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 29.2% Lintang 2.1% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 2.1% 25.0% Vero 4.2% 4.2% 2.1% 4.2% 4.2% 4.2% 4.2% 27.1% Cahyo 2.1% 2.1% 4.2% 2.1% 2.1% 4.2% 4.2% 20.8% Okky 4.2% 4.2% 2.1% 2.1% 4.2% 4.2% 2.1% 22.9%

193 LAMPIRAN V 175

194 176 BLUE PRINT SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS I Tabel Spesifikasi Tes Pilihan Ganda IPA Bab Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya kelas 5 No. Pokok Materi Bobot Nomor soal 1 Menjelaskan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya 2 Mencirikan penyesuaian diri hewan dalam memperoleh makanan 3 Menjelaskan fungsi bagian tubuh hewan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya 4 Menyebutkan contoh hewan yang melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya 5 Menyebutkan contoh hewan dalam penyesuaian diri dalam memperoleh makanan 6 Menyebutkan perbedaan adaptasi Aspek yang diungkap Mengingat Memahami Menerapkan Jumlah 10% 1,14,28, % 2,4,8,9, % 10% 10% 3,12,5,10,14,16,17, 19,22,24,27 6,23,26 7,11, % 20,

195 177 fisiologis hewan terhadap lingkungannya 7 Mengkategorikan adaptasi fisiologis hewan 20% 15, terhadap lingkungan Jumlah 100% 30 soal

196 178 BLUE PRINT SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS II Tabel Spesifikasi Tes Pilihan Ganda IPA Bab Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya kelas 5 No. Pokok Materi Bobot Nomor soal Aspek yang diungkap Jumlah Mengingat Memahami Menerapkan 1 Menyebutkan contoh cara hewan melindungi dirinya dari musuhnya 15% 1,4,5,9,13,29, Menjelaskan cara hewan melindungi diri dari musuhnya 3 Mengidentifikasi fungsi bagian tubuh hewan dalam melindungi diir dari musuhnya 4 Mengkategorikan hewan yang memiliki kesamaan dalam hal cara melindungi diri dari musuhnya 5 Menjelaskan kekhasan hewan dalam usaha melindungi diri dari musuhnya 20% 2,3,6,7,8,12,14,16, 18,20,21,22,24,26, 27, % 11,23, % 10,15, % Jumlah 100% 30 soal

197 179 Jawaban Soal Tes Evaluasi Siklus I 1.B 6.B 11.C 16.A 21.A 26.C 2.D 7.C 12.D 17.D 22.B 27.D 3.D 8.C 13.A 18.D 23.C 28.C 4.C 9.D 14.C 19.C 24.C 29.A 5.B 10.A 15.B 20.D 25.B 30.B Jawaban Soal Tes Evaluasi Siklus II 1.B 6.C 11.A 16.B 21.A 26.B 2.B 7.D 12.D 17.C 22.A 27.C 3.C 8.A 13.C 18.D 23.D 28.A 4.B 9.A 14.A 19.D 24.D 29.B 5.D 10.B 15.B 20.B 25.B 30.A

198 180 Soal Tes Evaluasi Siklus I

199 181

200 182 Soal Tes Evaluasi Siklus II

201 183

202 184

203 185

204 186

205 187 Soal Kuis Siklus I 1. Kelangsungan hidup makhluk hidup dapat berlanjut dan lestari, jika makhluk hidup tersebut mampu Belalang memiliki tipe mulut Elang menggunakan cakarnya untuk Cakar burung pelatuk ada yang menghadap ke depan dan ke belakang. Bentuk cakar seperti ini cocok untuk Binatang menyusui disebut Hewan yang termasuk hewan menyusui adalah... Soal Kuis Siklus II 1. Alat yang digunakan untuk melindungi diri berupa tanduk, dimiliki oleh hewan Cecak dan kadal melindungi diri dengan cara memutuskan ekornya yang disebut Hewan yang memiliki bisa sebagai alat perlindungan dari serangan musuh adalah Berikut ini jenis hewan yang dapat mengeluarkan listrik saat musuh mengancamnya adalah Hewan yang melindungi diri dengan cara mengeluarkan bau yang sangat menyengat adalah... Jawaban Kuis Siklus I 1. menyesuaikan diri 2. penggigit 3. mencengkeram mangsanya 4. memanjat 5. mamalia 6. paus, kambing, kucing Jawaban Kuis Siklus II 1. kerbau,banteng,rusa 2. autotomi 3. ular 4. ikan torpedo 5. walang sangit

206 188 KISI-KISI INSTRUMEN PENGAMATAN A. B. C. D. Aspek yang diamati Menyampaikan pendapat, usul, dan saran. Keterlibatan mental siswa di dalam kegiatan belajar. Belajar dengan pengalaman langsung. Interaksi antar siswa yang berkaitan dengan kemampuan bekerjasama. Indikator C. Bertanya pada guru atau teman apabila belum memahami materi G. Mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok A.Mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru D. Mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan persoalan F.Melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal di LKS E. Menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru B. Bekerjasama dalam kelompok

207 189 Lembar Observasi Keaktifan dalam Proses Pembelajaran

208 190

209 191 Lembar Angket Keaktifan dalam Proses Pembelajaran

210 LAMPIRAN VI 192

211 193 Perhitungan validasi soal siklus I No. r tabel r hitung (Sig.5%) Keterangan 1 0,404 0,612 Valid 2 0,404 0,644 Valid 3 0,404 0 Tidak Valid 4 0,404 0,644 Valid 5 0,404 0,499 Valid 6 0,404 0,590 Valid 7 0,404 0 Tidak Valid 8 0,404 0,612 Valid 9 0,404 0,879 Valid 10 0,404 0,506 Valid 11 0,404 0,644 Valid 12 0,404 0,496 Valid 13 0,404-0,080 Tidak Valid 14 0,404 0,644 Valid 15 0,404 0,026 Tidak Valid 16 0,404-0,135 Tidak Valid 17 0,404 0 Tidak Valid 18 0,404 0,570 Valid 19 0,404 0,644 Valid 20 0,404 0,590 Valid 21 0,404 0,277 Tidak Valid 22 0,404 0 Tidak Valid 23 0,404 0 Tidak Valid 24 0,404 0,570 Valid 25 0,404 0,612 Valid 26 0,404 0 Tidak Valid 27 0,404 0,026 Tidak Valid 28 0,404 0,452 Valid 29 0,404-0,081 Tidak Valid 30 0,404 0,570 Valid

212 194 Perhitungan validasi soal siklus II No. r tabel r hitung (Sig. 5%) Keterangan 1 0,404-0,024 Tidak Valid 2 0,404 0,494 Valid 3 0,404 0 Tidak Valid 4 0,404 0,022 Tidak Valid 5 0,404 0 Tidak Valid 6 0,404 0,692 Valid 7 0,404 0 Tidak Valid 8 0,404 0,657 Valid 9 0,404 0,069 Tidak Valid 10 0,404 0,451 Valid 11 0,404 0,634 Valid 12 0,404 0,607 Valid 13 0,404 0 Tidak Valid 14 0,404 0,692 Valid 15 0,404 0,818 Valid 16 0,404-0,103 Tidak Valid 17 0,404 0,607 Valid 18 0,404 0,692 Valid 19 0,404 0,818 Valid 20 0,404 0,657 Valid 21 0,404 0,388 Tidak Valid 22 0,404 0,451 Valid 23 0,404 0,209 Tidak Valid 24 0,404 0,634 Valid 25 0,404 0,818 Valid 26 0,404 0,657 Valid 27 0,404 0,551 Valid 28 0,404 0,485 Valid 29 0,404 0,537 Valid 30 0,404 0,818 Valid

213 195 Hasil uji reliabilitas soal siklus I Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Hasil uji reliabilitas soal siklus II Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

214 LAMPIRAN VII 196

215 197 Daftar nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam KD. Mengidentifikasi penyesuaian diri dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup Kelas V SD K Kotabaru tahun ajaran 2013/2014 NO. NAMA Nilai 1 Maria Tasya Perwita Putri 77 2 Amelia Mareta Cinta Adesti 71 3 Ananda Calvin Pratama 85 4 Andita Pamungkas 74 5 Angela Maria Alleta Putri Maharani 73 6 Angela Patricia 72 7 Angelique Metta Juvanty 76 8 Aprillia Dwi Puspitasari 62 9 Damianus Suryo Wicaksnono Debora Gratia Matakupan Elisabeth Eka Wana Gratia Divina Ferdinantyo Widyasto Putro Helena Ovalenza Isdora Jonathan Nadito Noeralim Juan Adi Mayhendra Laurencia Lintang Arum Purbasari H Maheswara Fidel Hendriaga Maria Agnestasya Monica P.H Maria Prima Wana Gratia Divina Mikael Karhisma Bintang Perdana P.N.P Rachelia Cisya Febriyanti Yonatan Narsius Umbas Mezzaluna Angelica Putri Bernadine Zidane Maheswara 77 Kepala Sekolah Mengetahui, Guru Kelas V Niken Anggrahini,S.Pd. Ag. Andika Purwono,S.Pd.Si. G.9362 GH

216 198 Hasil Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II NO. NAMA Nilai Siklus I Nilai Siklus II 1 Marcellinus Elang Dermawan Adi Setya Nur Pradipta Alexander Bili Novembria Bernadya Ajeng Poetrianto Clara Dian Ajeng Saputri Dionisius Argi Pulung Haryono Dionius Dwi Agung Wardana Dominikus Raya Matrixia Alfabert Fernandityo Widyasto Putro Fr. Xaverius Meidian Putra Pamungkas Francois Villon Putra Maleakhi Fransisca Laila Anggoro Ratri Harjanto Fransiska Pascalita Cahaya Gabriel Riean Aditya Saputra Gusti Bagus Andrianto Iga Navy Pratama Jason Nicolas Rismadarmayoga Jesica Nizkin Manullang Matias Christian Abinaya Paska Buda Putrapratama Sukma Lintang Cahyani Veronika Pingluwis Cipta Damai Andreas Cahyo Julyastanto Okky Alexander 66 93

217 LAMPIRAN VIII 199

218 200

219 201

220 202 FOTO-FOTO

221 203 BIODATA PENELITI Kartika Ega Zerlina lahir di Wates Kabupaten Kediri tanggal 12 September Pendidikan Dasar diperoleh di SD Muhammadiyah 1 Wedi tamat pada tahun Pendididikan Menengah Pertama diperoleh di SMP N 1 Klaten tamat tahun 2009 dan melanjutkan di SMA N 1 Jogonalan tamat tahun Pada tahun 2012 melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa Pendidikan akhir di Universitas Sanata Dharma menulis skripsi dengan judul: Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas V SD K Kotabaru 1 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Tahun Ajaran 2015/2016.

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MEMBILANG BENDA 1-10 MELALUI MEDIA GRAFIS PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DASAR II SEMESTER I DI SLB BC BINADSIH KARANGANOM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT Upaya Meningkatkan Hasil... (Atika Wulansari) 2.393 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT IMPROVING MATHEMATIC LEARNING BY COOPERATIVE LEARNING

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE VISUAL, AUDITORY, KINESTETHIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 TEGALGEDE TAHUN 2015/2016

PENERAPAN METODE VISUAL, AUDITORY, KINESTETHIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 TEGALGEDE TAHUN 2015/2016 PENERAPAN METODE VISUAL, AUDITORY, KINESTETHIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 TEGALGEDE TAHUN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa. PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-A SDN PATRANG 01 JEMBER PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) Improving

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Metode STAD Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS V SDN KARANGCEGAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS V SDN KARANGCEGAK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS V SDN KARANGCEGAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Menyetujui : Dosen Pembimbing Skripsi. Drs. M. Yusuf Nasution, M. Si NIP Mengetahui :

Menyetujui : Dosen Pembimbing Skripsi. Drs. M. Yusuf Nasution, M. Si NIP Mengetahui : i Judul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Materi Pokok Ekosistem Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar di Kelas VII SMP Negeri 8 Medan Tahun Pembelajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK PELANGGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DI SMK PELITA BUANA SEWON Diajukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Implementasi Model Pembelajaran (Mumsika Haibah) 457 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DENGAN PERMAINAN BENDERA PINTAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI SISWA

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas 1 MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING Dyah Tri Wahyuningtyas Universitas Kanjuruhan Malang dyahtriwahyu@unikama.ac.id ABSTRAK: Meningkatkan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PERAGA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA

PELAKSANAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PERAGA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PELAKSANAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PERAGA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA Oleh: Dwi Astuti 1, Suhartono, Warsiti FKIP, PGSD Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 2 PAJANGAN SKRIPSI Oleh: IKA ICHTIARTI NPM.1114410086

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PROGRAM LINIER KELAS X TKJ-2 SMK NEGERI 6 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL

Lebih terperinci

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: dyahtriwahyu@unikama.ac.id

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU Hanifli hanafli.sman9@gmail.com SMAN 9 Pekanbaru ABSTRACT This research is motivated by

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG Oleh: IIS INDAH WIJAYANTI NIM. 13321698 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 03 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. As Janah Verrawati NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SKRIPSI. Oleh. As Janah Verrawati NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NOGOSAREN GAMPING SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh As Janah Verrawati NPM

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS MAHASISWA SEMESTER VI TAHUN AJARAN 2014-2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Shinta Nurroh Novitasari K

Skripsi Oleh : Shinta Nurroh Novitasari K UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII H SEMESTER

Lebih terperinci

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No., Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 277-220 (Media Cetak) 277-3921 (Media Online) INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA SISWA LAMBAN BELAJAR KELAS IV SD PURBA ADHI SUTA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MINI MELALUI METODE PEMBELAJARAN BAGIAN-KESELURUHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SURUHKALANG 02 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BAGIAN TUMBUHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI ARGOSARI TAHUN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SD NEGERI 1 BANJARMANGU BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V Penerapan Model Pembelajaran... (Ain Maigina) 1.899 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V TGT IMPLEMENTATION TO IMPROVE 5TH GRADE STUDENTS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA KELAS III SDN MOJOREJO 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT Hartina Apriyati 1), H. Soegiyanto 2), MG. Dwiji Astuti 3) PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA YLPI P-MARPOYAN PEKANBARU (Applied

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE INVENTORI MEMBACA INFORMAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II PADA SEMESTER 1 SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUMINAH X5211211 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA MELALUI MEDIA ANIMASI BAGI SISWA KELAS VI SDLB C SWADAYA SEMARANG TAHUN 2013

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA MELALUI MEDIA ANIMASI BAGI SISWA KELAS VI SDLB C SWADAYA SEMARANG TAHUN 2013 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA MELALUI MEDIA ANIMASI BAGI SISWA KELAS VI SDLB C SWADAYA SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI oleh: SUNARNI NIM: X5212224 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IVA SDN DEMAKIJO 1

PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IVA SDN DEMAKIJO 1 1.980 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 20 Tahun ke-5 2016 PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IVA SDN DEMAKIJO 1 THE IMPROVEMENT OF SOCIAL STUDIES LEARNING

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO SKRIPSI Oleh : NIKEN TRI WIDAYATI K 2312049 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N SOMOITAN TURI SLEMAN TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N SOMOITAN TURI SLEMAN TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N SOMOITAN TURI SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh Ainun Rochmah NPM 09144620041 PROGRAM

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Dicky Pradana 14-24

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Dicky Pradana 14-24 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN NHT DENGAN MEDIA SOFTWARE JIGSAW PUZZLE Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta dicky_imo@yahoo.com Abstrak Penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (29 dari 114) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI MEMAHAMI HUBUNGAN MANUSIA DAN BUMI MELALUI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME LIMAS SISWA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Nurul Khasanah NIM

SKRIPSI. Oleh Nurul Khasanah NIM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING SETTING TURNAMEN BELAJAR UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA IMMERSION TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH Oon Rehaeni oon_rehaeni@gmail.com SMK Negeri I Majalengka ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : SUCI SEKARWATI NIM F15111030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BRECONG TAHUN AJARAN 2015/2016 Nurul Hidayati¹, Suripto²,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah kejuruan di Salatiga yang mempunyai banyak prestasi. Prestasi siswa tentu tidak mungkin diperoleh begitu saja

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA PRESENTASI POWER POINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB BINA PUTRA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA DENGAN METODE INKUIRI SISWA KELAS V SDN SOOKA 1 KECAMATAN PUNUNG KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Oleh : SINGGIH WINARSO K7108226

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 PANDAK SKRIPSI Oleh: Panggih Marfianto 11144100145

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: WAHYU OKTIYANTO K7109198 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. i UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR MELALUI METODE EKSPERIMEN BERBANTU MEDIA GAMBAR DI KELAS VB MI MUHAMMADIYAH KRAMAT SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (Student Teams Achievement Division) PADA PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-B MTs. NEGERI 3 MATARAM TAHUN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Donatus

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Donatus UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA (SAINS) MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI LEDOK 02 SEMESTER

Lebih terperinci

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal JLJ 3 (2) (2014) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI METODE THINK TALK WRITE BERBANTUAN VIDEO Rahma Huda Putranto,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS IV SEMESTER II MENGGUNAKAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SDN 3 BULUNG CANGKRING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS IV SEMESTER II MENGGUNAKAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SDN 3 BULUNG CANGKRING PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS IV SEMESTER II MENGGUNAKAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SDN 3 BULUNG CANGKRING Oleh AYU CAHYATI HASANAH NIM 201033063 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS Setiawati, Benedictus Kusmanto Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD 167648 KOTA TEBING TINGGI Sabaria Haloho Guru SD Negeri 167648 Kota Tebing Tinggi Surel : sabaria.haloho@gmail.com

Lebih terperinci

IMANUEL DALAPANG K

IMANUEL DALAPANG K HALAMAN JUDUL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENGELASAN LAS LISTRIK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAIKEM PADA SISWA KELAS X TPM II SMK PANCASILA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA Wahdah Rochmawati 1, Widha Sunarno 2, Suparmi 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

SKRIPSI : NENIE PRASTYANINGRUM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI : NENIE PRASTYANINGRUM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X-1 SMA MUHAMMADIYAH 2 KLATEN DI DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : NENIE PRASTYANINGRUM

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SDN 24 JATI GAUNG PADANG OLEH: MUTIA LATIFAH NPM. 1110013411167

Lebih terperinci

PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS Penerapan Model Pembelajaran... (Desy Noor Argawati Yula) 2.649 PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS APPLICATION OF MAKE A MATCH TYPE TO IMPROVE SOCIAL STUDIES LEARNING ACHIEVEMENT

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW 2.498 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 26 Tahun ke-5 2016 PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW THE

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

: AYU PERDANASARI K

: AYU PERDANASARI K UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh : AYU PERDANASARI K7413024

Lebih terperinci

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1 Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFMETODE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: RIAS ANJANI K

SKRIPSI. Oleh: RIAS ANJANI K PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI CERITA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PESANTREN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: RIAS ANJANI K7110138 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : M A R Y U N I NIM: X.5107549 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR K3LH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR K3LH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA Model Pembelajaran Kooperatif (Dimas Panji Yunarto) 1 MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR K3LH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA ENHANCING ACTIVITY AND

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 5 SDN KARANGASEM IV NO. 204 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH: SETYARI HERLIA

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG Novi Harista Putri 1, M. Nursi 2, Hendrizal 1 1 Program

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs SULAMUL HUDA

PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs SULAMUL HUDA PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs SULAMUL HUDA Oleh: ROFIQOH AWATISYAHARA NIM. 13321659 Skripsi ini ditulis untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PERMAINAN PAPAN MEMORI DALAM PEMBELAJARAN IPS

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PERMAINAN PAPAN MEMORI DALAM PEMBELAJARAN IPS 2.596 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016 PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PERMAINAN PAPAN MEMORI DALAM PEMBELAJARAN IPS THE IMPROVEMENT OF STUDENTS ACTIVITIES

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.I SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd., MM. Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd., MM. Universitas PGRI Yogyakarta   ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 3 DONOREJO PURWOREJO TAHUN AJARAN 2016/2017 Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd.,

Lebih terperinci