ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOINTEGRASI PADA KOMODITAS ABS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOINTEGRASI PADA KOMODITAS ABS"

Transkripsi

1 ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOINTEGRASI PADA KOMODITAS ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene) DI PT S-IK INDONESIA Oleh KIKI MAULYA PUSPITA H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 RINGKASAN KIKI MAULYA PUSPITA. H Analisis Peramalan Penjualan Menggunakan Metode Kointegrasi Tiga Komoditas Pada PT. S-IK Indonesia. Di bawah bimbingan MUHAMAD SYAMSUN Hampir seluruh kegiatan manusia senantiasa diarahkan pada kondisi waktu yang akan datang, dimana keberadaannya tidak dapat diketahui secara pasti. Hal yang juga terjadi pada kegiatan perusahaan. Semua perusahaan beroperasi dalam suasana ketidakpastian. Untuk meminimalkan ketidakpastian itu dapat dilakukan dengan metode atau pendekatan peramalan (forecasting). Peramalan penjualan sangat penting dalam mengkaji situasi dan kondisi pada masa depan dan dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Berdasarkan definisi dan kegunaan yang telah dijabarkan, maka PT S-IK Indonesia yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yaitu Plastic Coloring and Compounding (pewarnaan dan perancangan/peracikan bahan baku plastik), perlu menerapkan peramalan penjualan dengan menggunakan pendekatan peramalan yang ada guna untuk mendapatkan suatu perencanaan yang baik untuk mencapai target yang ingin dicapai oleh perusahaan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas penjualannya. Selama ini PT S-IK Indonesia dalam menerapkan peramalan penjualannya masih menggunakan metode kualitatif, yakni metode peramalan berdasarkan intuisi atau pertimbangan seorang manajer dalam pengambilan keputusan. Dimana dalam hal ini, PT S-IK Indonesia hanya menggunakan informasiinformasi yang ada untuk meramalkan kondisi penjualannya di masa yang akan datang. Oleh karena itu melalui penelitian ini peneliti berusaha untuk memberikan sebuah usulan atau alternatif peramalan penjualan dengan menggunakan pendekatan peramalan kointegrasi. Bahan baku plastik yang akan diramalkan pada penelitian kali ini adalah hanya mengambil tiga sampel bahan baku plastik yang terdapat pada PT S-IK Indonesia yaitu ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene). Hal ini dikarenakan ketiga komoditi tersebut merupakan komoditi utama di PT S-IK Indonesia yang banyak dipesan oleh konsumen. Penjualan dari ketiga komoditi ABS, PP dan PS yang berfluktuatif menyebabkan PT. S-IK Indonesia memerlukan suatu pendekatan untuk melihat ramalan volume penjualan dari ketiga komoditi tersebut serta hubungan dan pengaruh penjualan antar komoditi. Pengaruh dan hubungan setiap komoditi dalam suatu perusahaan terkadang menyebabkan penurunan dan peningkatan penjualan terhadap komoditi lainnya. Hal ini diperlukan untuk membantu PT. S-IK Indonesia dalam mengontrol volume penjualan dari ketiga komoditi tersebut dalam beberapa periode ke depan. Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kointegrasi. Dimana dengan metode kointegrasi ini perusahaan dapat melihat hubungan antar produk dan juga dapat mengetahui ramalan penjualan untuk periode kedepannya.

3 ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOINTEGRASI PADA KOMODITAS ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene) DI PT S-IK INDONESIA SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh KIKI MAULYA PUSPITA H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

4 Judul Skripsi : Analisis Peramalan Penjualan Menggunakan Pendekatan Kointegrasi Pada Komoditas ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene) di PT S-IK Indonesia Nama : Kiki Maulya Puspita NIM : H Menyetujui Dosen Pembimbing, (Dr. Ir. Muhamad Syamsun, M.Sc.) NIP : Mengetahui Ketua Departemen, (Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP Tanggal Lulus

5 iv KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Peramalan Penjualan Menggunakan Pendekatan Kointegrasi Pada Komoditas ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene) Di PT S-IK Indonesia. Skripsi ini menjelaskan pengolahan data penjualan untuk ramalan penjualan di masa yang akan datang dengan tujuan meningkatkan penjualan. Selain itu, skripsi ini menjelaskan pengaruh-pengaruh variabel lain terhadap penjualan produk. Penulis berharap dengan adanya skripsi ini dapat memberikan wawasan baru mengenai pengolahan data untuk peramalan khususnya bagi perusahaan yang sedang berkembang. Segenap usaha maksimal telah penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun, penulis mengakui penulisan skripsi belumlah sempurna, baik dalam segi materi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga skripsi ini dapat lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bogor, Oktober 2011 Penulis

6 iii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 08 November Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Budi Rahardjo dan Ibu Tri Fadjar Wati. Pendidikan dasar penulis diselesaikan selama enam tahun di Sekolah Dasar Negeri Gunung Sahari Jakarta dan Sekolah Dasar Negeri Polisi Empat Bogor. Kemudian melanjutkan sekolah lanjutan tingkat pertama di SLTP Negeri 5 Bogor selama tiga tahun. Sekolah lanjutan tingkat atas diselesaikan selama tiga tahun di SMU Plus Persaudaraan Haji Bogor dan lulus pada tahun Setelah lulus, Penulis diterima di Program Diploma III program keahlian Manajemen Informatika, Institut pertanian Bogor. Pendidikan ditempuh selama tiga tahun lulus pada tahun Pada tahun yang sama, penulis diterima di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

7 v UCAPAN TERIMAKASIH Dalam penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Peramalan Penjualan Menggunakan Pendekatan Kointegrasi Pada Komoditas ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene) di PT S-IK Indonesia, banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Muhamad Syamsun, M.Sc. Selaku dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan masukan, dan mendukung penulis selama penyusunan Skripsi. 2. Bapak Fauzie Daulay selaku pihak PT S-IK yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut dan juga membantu dalam memberikan informasi/data yang ada pada PT S- IK Indonesia. 3. Orang tua tercinta Budi Rahardjo dan Tri Fadjar Wati, serta adik penulis Dimas Saputro atas doa, kasih sayang, dukungan, nasihat dan perhatian yang diberikan kepada penulis. 4. Seluruh Dosen Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama kuliah. 5. Teman-teman satu bimbingan Indra, Iqbal, Muharani, Riza yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi. 6. Bayu, Rina, Pras, Reki, Ovie dan teman-teman di Manajemen yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis atas kerja sama dan bantuannya.

8 vi DAFTAR ISI RINGKASAN RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Plastik Bahan Baku Plastik Thermoplast Teori Peramalan Pendekatan dalam Peramalan Peramalan Penjualan Kointegrasi Vector Auto Regression (VAR) Analisis Vector Error Correction Model (VECM) Impulse Response Function (IRF) Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Penelitian terdahulu III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Uji Stasioneritas Data Metode Pengujian Granger Causality Pengujian Lag Optimal Uji Kointegrasi Analisis Vector Error Correction Model (VECM) Uji Stabilitas model Impuls Response Function (IRF) iii iv v vi viii ix x

9 vii Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Perkembangan Perusahaan Fasilitas Produksi yang Dimiliki PT S-IK Indonesia Produk-produk Perusahaan Struktur Organisasi Hasil Analisis Uji Stasioneritas Uji Kausalitas Granger Penentuan Lag Optimal Uji Kointegrasi Estimasi VECM (Vector Error Correction Model) Uji Stabilitas Model Impuls Respon FunctionI (IRF) Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 54

10 viii DAFTAR TABEL No Halaman 1. Macam-macam plastik Perkembangan perusahaan Hasil Uji Unit Root pada Level Hasil Uji Unit Root pada First Difference Uji Kausalitas Granger Penentuan Lag Optimal Uji Kointegrasi Estimasi VECM (Vector Error Correction Model) Pengujian Stabilitas Model Hasil peramalan ABS Hasil peramalan PP Hasil peramalan PS... 47

11 ix DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Grafik penjualan produk ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene) selama 5 tahun terakhir Kerangka Pemikiran Impulse Response ABS Impulse Response PP Impulse Response PS Variance Decomposition ABS Variance Decomposition PP Variance Decomposition PS... 48

12 x DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Fasilitas yang terdapat pada PT S-IK Indonesia Struktur Organisasi Data Penjualan ABS, PP dan PS tahun Uji Stasioneritas data dan Uji First Difference Uji Kausalitas Granger Penentuan Lag Optimum Uji Kointegrasi Estimasi VECM Uji Stabilitas Model Impuls Response (IRF) Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Regresi Model Minitab... 78

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir seluruh kegiatan manusia senantiasa diarahkan pada kondisi waktu yang akan datang, dimana keberadaannya tidak dapat diketahui secara pasti. Hal yang juga terjadi pada kegiatan perusahaan. Semua perusahaan beroperasi dalam suasana ketidakpastian. Terlepas dari kenyataan ini, keputusan harus diambil dimana dampaknya baru dirasakan oleh perusahaan dimasa yang akan datang. Untuk meminimalkan ketidakpastian itu dapat dilakukan dengan metode atau pendekatan peramalan (forecasting). Menurut Hanke et, al. (2003), tebakan ilmiah mengenai masa depan lebih bernilai bagi perusahaan di bandingkan dengan tebakan non-ilmiah. Tebakan ilmiah yaitu peramalan yang berdasarkan metodemetode manipulasi data secara logis yang dihasilkan dari kejadian-kejadian masa lalu. Dengan pendekatan peramalan dapat diidentifikasikan pola-pola yang dapat digunakan untuk meramalkan kondisi pada waktu yang akan datang, sehingga dari hasil peramalan itu, eksekutif perusahaan dapat membuat perencanaan yang diperlukan untuk dilaksanakan pada masa yang akan datang. Peramalan dan perencanaan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan masa yang akan datang. Mata rantai proses manajemen adalah peramalan perencanaan dan pembuatan keputusan.walaupun hasil dari peramalan tidak pernah secara mutlak tepat, akan tetapi peran peramalan diperlukan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan, karena dengan melakukan peramalan para perencana dan pengambil keputusan dapat mempertimbangkan alternatif-alternatif yang lebih luas daripada tanpa peramalan. Peramalan penjualan sangat penting dalam mengkaji situasi dan kondisi pada masa depan dan dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan melihat pada kondisi data di masa sekarang hal ini diperlukan untuk dapat melaksanakan kebijaksanaan yang akan di ambil perlu melakukan perkiraan akan kesempatan atau peluang yang ada. Berdasarkan definisi dan kegunaan yang telah dijabarkan, maka PT S-IK Indonesia yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yaitu Plastic Coloring and Compounding (pewarnaan dan perancangan/peracikan

14 bahan baku plastik), perlu menerapkan peramalan penjualan dengan menggunakan pendekatan peramalan yang ada guna untuk mendapatkan suatu perencanaan yang baik untuk mencapai target yang ingin dicapai oleh perusahaan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas penjualannya. Selama ini PT S-IK Indonesia dalam menerapkan peramalan penjualannya masih menggunakan metode kualitatif, yakni metode peramalan berdasarkan intuisi atau pertimbangan seorang manajer dalam pengambilan keputusan. Dimana dalam hal ini, PT S-IK Indonesia hanya menggunakan informasi-informasi yang ada untuk meramalkan kondisi penjualannya di masa yang akan datang. Informasi itu diperolehnya dari setiap konsumen yang menggunakan bahan baku plastik yang di olah oleh PT S-IK Indonesia. Oleh karena itu melalui penelitian ini peneliti berusaha untuk memberikan sebuah usulan atau alternatif peramalan penjualan dengan menggunakan pendekatan peramalan kointegrasi. Dimana pendekatan ini perhitungannya berdasarkan analisis hubungan numerik dari data-data sebelumnya. PT S-IK Indonesia dalam kegiatan operasionalnya mengolah delapan jenis bahan baku plastik, meliputi PP (Polypropylene), ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PS (Polystyrene), PMMA (Polymethyl methacrylate), PE (Polyethylene), POM (Polyacetal / Polyoxymethylene), PA (Polyamide) dan PC (Polycarbonate). Masing-masing bahan baku plastik tersebut memiliki kegunaan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik yang terkandung di dalamnya. PT S-IK Indonesia sangat mengedepankan kualitas produk yang dihasilkan guna untuk mempertahankan konsumen yang menggunakan produk-produk tersebut. Bahan baku plastik yang akan diramalkan pada penelitian kali ini adalah hanya mengambil tiga sampel bahan baku plastik yang terdapat pada PT S-IK Indonesia yaitu ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene). Bahan baku plastik berjenis ABS dan PS ini kegunaannya hampir sama akan tetapi tidak luput dari karakteristik yang di kandung di dalamnya yaitu cenderung digunakan untuk menghasilkan produk-produk elektronik seperti casing atau rangka dari produk elektronik. Sedangkan bahan baku plastik berjenis PP cenderung digunakan untuk menghasilkan produk-produk otomotif, misalnya dashboard mobil, bemper mobil, kedudukan lampu mobil, dll.

15 Karena konsumen dari PT S-IK Indonesia rata-rata perusahaan yang bergerak dalam bidang elektronik dan otomotif, maka ketiga bahan baku plastik tersebut lebih sering di pesan oleh konsumen dengan kata lain ketiga bahan baku plastik tersebut merupakan bahan baku plastik utama pada PT S-IK Indonesia. Gambar 1. Grafik penjualan produk ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene) selama 5 tahun terakhir Dilihat dari grafik di atas, volume penjualan ketiga komoditi tersebut di setiap tahunnya berfluktuatif, oleh karena itu PT S-IK Indonesia memerlukan suatu pendekatan untuk melihat ramalan penjualan pada beberapa periode kedepan serta mengetahui hubungan dan pengaruh antar komoditinya. Pendekatan yang digunakan untuk melihat hubungan antar komoditi dalam penelitian ini yaitu Pendekatan kointegrasi. Sedangkan analisis yang digunakan untuk menghitung ramalan penjualan pada penelitian ini yaitu analisis dekomposisi varian atau dikenal dengan Forecasting Error Variance Decomposition (FEVD), yaitu meramalkan penjualan produk dengan memperhatikan besarnya pengaruh produk tertentu terhadap produk lainnya. Hasil peramalan dapat dijadikan gambaran dan acuan oleh PT S-IK Indonesia dalam hal mengontrol penjualan dari ketiga komoditi tersebut untuk prospek penjualan beberapa periode ke depan.

16 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pada penelitian ini, maka permasalahan yang di bahas yaitu sebagai berikut: 1. Menganalisis bagaimana hubungan kointegrasi antar ketiga komoditas ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene)? 2. Bagaimana peramalan penjualan ABS, PP dan PS untuk satu tahun ke depan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis hubungan kointegrasi antara ketiga komoditas yaitu ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropilene) dan PS (Polystyrene). 2. Menganalisis peramalan penjualan satu tahun ke depan dari komoditas ABS, PP dan PS Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan, diantaranya: 1. Bagi PT. S-IK Indonesia, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan dan dapat mengetahui proyeksi peramalan penjualan serta pengaruh dan hubungan antar produk terutama pada komoditas ABS, PP dan PS untuk periode selanjutnya. 2. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan referensi bagi pihak perpustakaan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa yang membutuhkan untuk lebih memahami pengaplikasian metode peramalan dengan menggunakan metode kointegrasi. 3. Bagi penulis, membantu penulis untuk melatih menganalisa suatu permasalahan serta mengaplikasikannya dalam penelitian ini berdasarkan ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh penulis di masa perkuliahan.

17 1.5. Ruang Lingkup Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi hanya menganalisis peramalan penjualan tiga komoditas yaitu ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene) dengan menggunakan metode kointegrasi. Data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari tahun 2006 sampai 2010 dengan menggunakan alat analisis Vector Error Correction Model (VECM) dan untuk mendapatkan peramalannya digunakan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Perusahaan yang diteliti adalah PT S-IK Indonesia.

18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Plastik Plastik merupakan bahan yang terbentuk dari produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer sendiri adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Proses polimerisasi yang menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai tingkat polimerisasi yang rendah dan kerangka dasar yang mengikat antar atom karbon dan ikatan antar rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang dihasilkan dengan tingkat polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras (Mujiarto, 2005). Plastik merupakan polimer rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau monomer. Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. Bahan baku pembuatan plastik adalah minyak dan gas sebagai sumber alami. Dalam perkembangannya minyak dan gas ini mulai digantikan oleh bahanbahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi. Polimer alam yang telah kita kenal antara lain: selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Pada awal mula perkembangannya polimer alam hanya digunakan untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini hanya bertahan hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer menjadi plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa. Material plastik ini telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat penting dibidang elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan kosmetik, mainan anak-anak dan produk-produk industri lainnya. Untuk membuat barang-barang plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki, maka dalam proses pembuatannya selain bahan baku utama diperlukan juga bahan tambahan aditif. Penggunaan bahan tambahan ini beraneka ragam tergantung pada bahan baku yang digunakan dan mutu produk yang akan

19 dihasilkan. Berdasarkan fungsinya maka bahan tambahan atau bahan pembantu proses dapat dikelompokkan menjadi: bahan pelunak (plasticsizer), bahan penstabil (stabilizer), bahan pelumas (lubricant), bahan pengisi (filler), pewarna (colorant), antistatic agent, blowing agent, flame. Bahan aditif yang ditambahkan tersebut disebut komponen non-plastik yang berupa senyawa anorganik yang memiliki berat molekul rendah. Bahan aditif dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar UV, anti lekat, dll. Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: plastik thermoplast dan plastik thermoset. Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan adanya panas. Yang termasuk plastik thermoplast antara lain : PE, PP, PS, ABS, SAN, nylon, PET, BPT, Polyacetal (POM), PC dll. Sedangkan palstik thermoset adalah plastik yang apabila telah mengalami kondisi tertentu tidak dapat dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk jaringan tiga dimensi. Yang termasuk plastic thermoset adalah PU (Poly Urethene), UF (Urea Formaldehyde), MF (Melamine Formaldehyde), polyester, epoksi dll. Penggunaannya tidak saja untuk keperluan rumah tangga, tetapi juga meluas kepada kemasan, bangunan dan konstruksi, alat-alat elektronika dan telekomunikasi, alat-alat listrik, alat-alat kantor dan sekolah, alat-alat kedokteran, sandang dan dekorasi, transportasi dan mainan anak-anak. Plastik sering dipakai dalam bentuk barang-barang yang bersifat dipakai buang, seperti lapisan pengemas, namun ditemukannya juga pemakaianya dalam bahan-bahan yang tahan lama. Tabel 1 memperlihatkan pembagian plastik dari material atau bahan baku yang digunakan. Tabel 1. Macam-macam Plastik Kode Tipe Plastik Sifat Kegunaan Bening, tangguh, tahan Botol air mineral PET terhadap larutan kimia, kedap dan softdrink, (Polyethylene air dan gas, tahan terhadap plastik biskuit, Terephthalate) temperatur hingga 80 o C botol selai HDPE (High Density Polyethylene) Semi fleksibel-keras, tahan terhadap larutan kimiadan lembab, permukaan licin, buram, mudah diwarnai, tahan terhadap temperatur sampai 75 o C Shopping bag, kotak es cream, gelas jus, botol kimia, bungkus detergent, ember

20 Lanjutan Tabel 1. Macam-macam Plastik Kode Tipe Plastik Sifat Kegunaan PVC U (Unplasticised) : Kotak komestik, Kuat, tangguh, tahan terhadap pipa air fitting, temperatur hingga 80 o C pelapis tembok PVC (Polyvinyl chloride) LDPE (Low Density Polyethylene) PP (Polypropylene) PVC P (Plasticised): Fleksibel, tidak tahan larutan kimia Lunak, fleksibel, permukaan licin, bening, gampang tergores, tahan temperatur hingga 70 o C Keras fleksibel, permukaan licin, bening/jernih, tahan terhadap larutan kimia, tahan temperatur hingga 140 o C (dempul) Selang air, sol sepatu, kantong darah, tubing, wire insulation, tali jam Plastik pembungkus nasi, plastik sampah, tempat sampah, selang irigasi, wrapping Serbaguna, wadah untuk pemanasan microwaves, kotak makanan, botol isi ulang, tube Clear, seperti gelas, kaku, buram/ berwarna, tahan PS (Polystyrene) temperatur hingga 95 o C, tidak tahan terhadap larutan kimia Pada dasarnya, item ini merupakan kombinasi dari jenis-jenis plastik yang ada, contoh: SAN, ABS, PC Other SAN: Styrene Acrylonitrile ABS: Acrylonitrile Butadiene Styrene PC: Polycarbonate Sumber: CD case, plastic cutlery (sendok garpu, pisau) Part kendaraan, casing monitor, botol minuman, botol kecap, packaging 2.2. Bahan Baku Plastik Thermoplast POLYPROPYLENE (PP) Polypropylene merupakan polimer kristalin yang dihasilkan dari proses polimerisasi gas propilena. Propilena mempunyai specific gravity rendah dibandingkan dengan jenis plastik lain.

21 POLYSTIRENE (PS) Polistirene adalah hasil polimerisasi dari monomer-monomer stirena, dimana monomer stirena-nya didapat dari hasil proses dehidroge nisasi dari etil benzene (dengan bantuan katalis), sedangkan etil benzene-nya sendiri merupakan hasil reaksi antara etilena dengan benzene (dengan bantuan katalis). ACRYLONITRILE BUTADIENE STYRENE (ABS) Acrylonitrile butadiene styrene (akrilonitril butadiene stirena, ABS) termasuk kelompok engineering thermoplastic yang berisi 3 monomer pembentuk. Akrilonitril bersifat tahan terhadap bahan kimia dan stabil terhadap panas. Butadiene memberi perbaikan terhadap sifat ketahanan pukul dan sifat liat (toughness). Sedangkan stirena menjamin kekakuan (rigidity) dan mudah diproses. Beberapa grade ABS ada juga yang mempunyai karakteristik yang bervariasi, dari kilap tinggi sampai rendah dan dari yang mempunyai impact resistance tinggi sampai rendah. Berbagai sifat lebih lanjut juga dapat diperoleh dengan penambahan aditif sehingga diperoleh grade ABS yang bersifat menghambat nyala api, transparan, tahan panas tinggi, tahan terhadap sinar UV, dll. POLYVINYL CHLORIDE (PVC) Polyvinyl chloride (PVC) merupakan hasil polimerisasi monomer vinil klorida dengan bantuan katalis. Pemilihan katalis tergantung pada jenis proses polimerisasi yang digunakan. POLYACETAL ATAU POLYOXYMETHYLENE (POM) Polyacetal merupakan salah satu engineering plastic yang penting yang banyak digunakan di bidang eletronik, bangunan dan sector alat-alat tehnik. Ada 2 tipe poliasetal yaitu homopolimer dan kopolimer. Asetal homopolimer merupakan polimer kristalin yang dibuat dari formaldehida. Resin ini secara tehnis disebut polioksi metilena (POM). Asetal homopolimer dapat dicampur daengan aditif seperti: antioksidan, lubrikan, filler, pewarna, UV stabilizer, dll. Resin ini aslinya berwarna putih buram. POLYCARBONATE (PC) Polycarbonate merupakan engineering plastic yang dibuat dari reaksi kondensasi bisphenol A dengan fosgen dalam media alkali. Polikarbonat

22 mempunyai sifat-sifat: jernih seperti air, impact strength-nya sangat bagus, ketahanan terhadap pengaruh cuaca bagus, suhu penggunaannya tinggi, mudah diproses, flameabilitasnya rendah. POLIAMIDA (NYLON) Nylon merupakan istilah yang digunakan terhadap poliamida yang mempunyai sifat-sifat dapat dibentuk serat, film dan plastik. Struktur nylon ditunjukkan oleh gugus amida yang berkaitan dengan unit hidrokarbon ulangan yang panjangnya berbeda-beda dalam suatu polimer. POLYETHYLENE PEREPHTALATE (PET) Polyethylene terephtalate yang sering disebut PET dibuat dari glikol (EG) dan terephtalic acid (TPA) atau dimetyl ester atau asam terepthalat (DMT) Sifatsifat PET: PET merupakan keluarga polyester seperti halnya PC. Polymer PET dapat diberi penguat fiber glass, atau filler mineral. PET film bersifat jernih, kuat, liat, dimensinya stabil, tahan nyala api, tidak beracun, permeabilitas terhadap gas, aroma maupun air rendah Teori Peramalan Menurut Heizer dan Render (2006), peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan mendapatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau bisa juga dengan menggunakan kombinasi model matematis yang sesuai dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer. Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Dengan demikian peramalan merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variable peramal, sering berdasarkan data deret waktu historis (Vincent, 2001). Menurut Hanke et, al. (2003), tebakan ilmiah mengenai masa depan lebih bernilai bagi perusahaan di bandingkan dengan tebakan non-ilmiah. Tebakan ilmiah yaitu peramalan yang berdasarkan metode-metode manipulasi data secara logis yang dihasilkan dari kejadian-kejadian masa lalu. Penggunaan teknik

23 peramalan diawali dengan pengeksplorasian pola data pada masa lalu guna mengembangkan model yang sesuai dengan pola data itu dengan menggunakan asumsi bahwa pola data pada masa lalu itu akan berulang lagi pada waktu yang akan datang. Hasil pengolahan data masa lalu akan menjadi tolak ukur perusahaan untuk membuat perencanaan langkah langkah yang akan diambil oleh perusahaan. Tujuan peramalan adalah mengurangi rentang ketidakpastian dimana pendapat pribadi (judgement) manajemen yang harus diambil. Tujuan ini mengarah kepada dua aturan utama yang harus diperhatikan pada proses peramalan: 1. Peramalan harus secara teknik benar dan menghasilkan peramalan cukup akurat dalam memenuhi kebutuhan perusahaan. 2. Prosedur peramalan dan hasilnya harus secara efektif disajikan kepada manajemen sehingga peramalan dapat dipakai dalam proses pengambilan keputusan demi keuntungan perusahaan dan hasilnya juga harus dijustifikasi berbasis biaya manfaat. Pertimbangan yang terakhir seringkali disalah-artikan dan dapat membuat frustasi forecaster (peramal) professional. Namun jika ramalan akan digunakan untuk keuntungan perusahaan, maka mereka yang mempunyai wewenang harus memanfaatkannya Pendekatan dalam Peramalan Menurut Heizer dan Render (2006), terdapat pendekatan umum peramalan, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Peramalan kuantitatif (quantitative forecast) menggunakan model matematis yang beragam dengan data masa lalu dan variable sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Peramalan subjektif atau kualitatif (qualitative forecast) menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem ilai pengambil keputusan untuk meramal. Menurut Gujarati (2003), ada lima pendekatan dalam peramalan ekonomi berbasis data runtut waktu. Kelima pendekatan tersebut adalah: 1. Exponential smoothing method Merupakan prosedur yang berkesinambungan merevisi ramalan dalam hal pengalaman yang lebih terkini. Metode ini berbasis rerata (pemulusan) nilai

24 lampau deret secara menurun (eksponensial). Pemulusan eksponensial sederhana menyediakan rata-rata bergerak tertimbang secara eksponensial semua nilai pengamatan yang lalu. 2. Single-equation regression method Metode ini disebut juga analisis regresi sederhana yaitu hanya memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen. 3. Simultaneous-equation regression model Metode ini disebut juga analisis regresi berganda yaitu melibatkan penggunaan lebih dari satu variabel bebas dalam prediksi variabel terikat. 4. Autoregressive integrated moving average (ARIMA) model Model ARIMA berasal dari gabungan antara AR (autoregression) dan MA (Moving Average) yang sudah didiferen. Konsep ini mendasar pada asumsi bahwa data speak for themselves, karena nilai data pada masa sekarang dipengaruhi oleh nilai data pada masa-masa sebelumnya. 5. Vector Auto Regression (VAR) Vector Auto Regression (VAR) merupakan alat analisis atau metode statistik yang bisa digunakan baik untuk memproyeksikan sistem variabelvariabel runtut waktu maupun untuk menganalisis dampak dinamis dari faktor gangguan yang terdapat dalam sistem variabel tersebut. Selain itu, VAR Analisis juga merupakan alat analisis yang sangat berguna, baik di dalam memahami adanya hubungan timbal balik (interrelationship) antara variabel-variabel ekonomi maupun di dalam pembentukan model ekonomi berstruktur Peramalan Penjualan Peramalan penjualan sangat penting dalam mengkaji situasi dan kondisi pada masa depan dan dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan melihat pada kondisi data di masa sekarang hal ini diperlukan untuk dapat melaksanakan kebijaksanaan yang akan di ambil perlu melakukan perkiraan akan kesempatan atau peluang yang ada. Menurut Keown, et al. (2004), unsur-unsur pokok dalam proses perencanaan perusahaan adalah meramalkan penjualan. Perhitungan ini biasanya

25 dihasilkan dengan informasi dari berbagai sumber. Paling sedikit, perkiraan penjualan untuk tahun depan akan mencerminkan: 1. Kecenderungan penjualan masa lalu yang diharapkan akan terulang lagi pada tahun berikutnya 2. Pengaruh setiap peristiwa apapun yang mungkin secara material mempengaruhi kecenderungan itu Kointegrasi Regresi dari dua variabel yang non-stasioner akan menyebabkan terjadinya spurios regression sehingga proses diferensiasi harus terlebih dahulu dilakukan (Engle dan Granger, 1987). Tetapi, proses ini justru akan menghilangkan hubungan jangka panjang yang mungkin terdapat dalam variabel-variabel time series yang diteliti dan hanya memberikan hubungan jangka pendek time series. Disinilah penting nya proses kointegrasi dimana konsep ini membantu memberikan informasi mengenai hubungan jangka panjang yang ada dengan menggunakan time series non-stasioner. Dengan kata lain konsep ini mengatakan bahwa apabila terdapat dua atau lebih time series yang tidak stasioner (mempunyai unit roots) dan terintegrasi pada orde yang sama serta residunya bersifat stasioner sehingga tidak ada korelasi seri di dalamnya (white nose), maka time series tersebut dinamakan terkointegrasi. Didalam konsep kointegrasi ini terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu (Enders, 2004): 1. Kointegrasi merupakan kombinasi linear dari dua atau lebih dari time series yang tidak stasioner. Vektor kointegrasi dari kombinasi linear tersebut tidak unik karena dengan suatu konstanta yang tidak nol (λ), maka λβ juga benar sebagai vektor kointegrasi. Oleh karena itu, biasanya salah satu besaran digunakan untuk normalisasi vektor kointegrasi dengan menetapkan koefisiennya menjadi satu. 2. Semua variabel harus terintegrasi pada orde yang sama. Tetapi tidak semua variabel yang terintegrasi pada orde yang sama terkointegrasi. 3. Bila vektor mempunyai n komponen, maka akan ada n-1 vektor kointegrasi linear yang tidak tergantung satu dengan yang lainnya. Jumlah

26 vektor kointegrasi ini dinamakan peringkat kointegrasi (cointegration rank), biasanya dilambagkan dengan r. Sifat penting yang terdapat dalam variabel-variabel yang terkointegrasi adalah perjalanan waktu variabel-variabel tersebut dipengaruhi oleh perubahan atas hubungan keseimbangan jangka panjangnya. Dengan kata lain, variabelvariabel non-stasioner yang terintegrasi pada orde yang sama dan terkointegrasi akan menjadi stasioner dalam jangka panjang (Enders, 2004) Vector Auto Regression (VAR) Vector Auto Regression atau yang lebih dikenal dengan VAR adalah suatu sistem persamaan yang memperlihatkan setiap peubah sebagai fungsi linear dari konstanta dan nilai lag dari peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah lain yang ada di dalam sistem (Agung, 2009). Jadi, peubah penjelas dalam VAR meliputi nilai lag seluruh peubah tak bebas dalam sistem. Model ini dikembangkan oleh Cristoper Sims pada tahun Model ini dasarnya hampir sama dengan model untuk menguji Granger s Causality. Model VAR adalah model a-theory terhadap teori ekonomi. Namun demikian model ini sangat berguna dalam menentukan tingkat eksogenitas suatu variabel ekonomi dalam sebuah sistem ekonomi dimana terjadi saling ketergantungan antar variabel dalam ekonomi (Enders, 2004). Model ini juga menjadi dasar mnculnya metode co-integrasi Johansen yang sangat baik dalam menjelaskan perilaku variabel dalam perekonomian. Keunggulan dari metode VAR antara lain sebagai berikut (Gujarati, 2003): 1. Metode ini sederhana, tanpa harus membedakan mana variabel endogen dan variabel eksogen; 2. Estimasinya sederhana, dimana metode OLS biasa dapat diaplikasikan pada tiap-tiap persamaan secara terpisah; 3. Karena bekerja berdasarkan data, metode VAR terbebas dari berbagai batasan teori ekonomi yang sering muncul termasuk gejala perbedaan semu (spurious variabel endogenity dan exogenity) di dalam model ekonometrik konvensional terutama pada persamaan simultan, sehingga menghindari penafsiran yang salah;

27 4. Hasil pemikiran (forecast) yang diperoleh dengan menggunakan metode ini dalam banyak kasus lebih bagus dibandingkan dengan hasil yang didapat dengan menggunakan model persamaan simultan yang kompleks sekalipun. Selain itu, analisis VAR juga merupakan alat analisis yang sangat berguna, baik di dalam memahami adanya hubungan timbal balik (interrelationship) antara variabel-variabel ekonomi, maupun di dalam pembentukan model ekonomi berstruktur. Sekalipun model VAR banyak memiliki kelebihan, namun model ini tetap mempunyai sisi lemah. Ada beberapa kelemahan yang dimiliki model tersebut antara lain : 1. Model VAR bersifat a-theory karena tidak memanfaatkan informasi atau teori terdahulu. Oleh karena itu model VAR sering disebut model yang tidak struktural. 2. Model VAR tidak cocok untuk menganalisis kebijakan karena tujuan utama model ini adalah untuk peramalan 3. Pemilihan banyaknya lag yang digunakan dalam persamaan juga dapat menimbulkan permasalahan. Misalnya kita mempunyai tiga variabel bebas dengan masing-masing lag sebanyak delapan. Hal tersebut berarti kita harus mengestimasi paling sedikit 24 parameter. Untuk kepentingan tersebut, kita harus mempunyai data atau pengamatan yang relatif banyak. 4. Semua variabel dalam VAR harus stasioner, jika tidak stasioner, maka harus ditransformasi terlebih dahulu. 5. Interpretasi koefisien yang didapat berdasarkan model VAR tidak mudah Analisis Vector Error Correction Model (VECM) VECM adalah suatu analisis untuk melakukan rekonsiliasi perilaku peubah ekonomi jangka panjang dan peubah ekonomi jangka pendek (Gujarati 1995). Untuk itu, peubah-peubah di dalam VECM memiliki spesifikasi hubungan jangka panjang atau kointegrasi. Hubungan dinamis jangka pendek antar peubah dalam sistem dipengaruhi oleh deviasi/penyimpangan dari keseimbangan jangka panjang. Model VECM berguna untuk mengukur kecepatan deviasi kembali ke keseimbangan.

28 VECM mempunyai hubungan kointegrasi yang dibangun melalui spesifikasi perilaku jangka panjang dari variabel-variabel endogen untuk menuju (converge) ke hubungan jangka panjangnya, serta memungkinkan dilakukan penyesuaian jangka pendek secara dinamik. Sebagai contoh, digunakan sistem dua variabel yang memiliki suatu persamaan kointegrasi tanpa turunan dalam bentuk lag (Subagjo, 2005) Impulse Response Function (IRF) Impulse resnponse function (IRF) adalah metode yang digunakan untuk menentukan respon suatu variabel endogen terhadap guncangan (shocks) variabel tertentu. IRF menunjukkan respon dari setiap variabel endogen sepanjang waktu terhadap guncangan dari variabel itu sendiri dan variabel endogen lainnya. IRF juga mengidentifikasikan suatu guncangan pada suatu variabel endogen sehingga dapat menetukan bagaimana suatu perubahan yang tidak diharapkan dalam variabel mempengaruhi variabel lainnya sepanjang waktu. Hasil IRF sangat sensitif terhadap pengurutan (ordering) variabel yang digunakan dalam perhitungan.pengurutan variabel yang didasarkan pada faktorisasi chelosky dilakukan dengan catatan variabel yang memiliki nilai prediksi terhadap variabel lain yang diletakkan di depan berdampingan satu sama lainnya. Sedangkan, variabel yang tidak memiliki nilai prediksi terhadap variabel lain diletakkan paling belakang, kemudian variabel lainnya diletakkan di antara kedua variabel tersebut berdasarkan nilai matriks korelasi yang menyatakan tingkat korelasi paling besar. Selain itu, IRF juga digunakan untuk mengetahui berapa lama pengaruh shock dari satu variabel terhadap variabel lain tersebut tejadi. IRF juga bertujuan untuk mengisolasi suatu guncangan agar lebih spesifik artinya variabel ekonomi hanya dipengaruhi oleh guncangan tertentu saja. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka guncangan spesifik tersebut tidak dapat diketahui dan yang dapat diketahui adalah guncangan secara umum Forecast Error Variance Decompisition (FEVD) Variance Decompotition atau disebut juga forecast error variance decompotition merupakan perangkat pada model VAR/VECM yang akan memisahkan variasi dari sejumlah variabel yang diestimasi menjadi komponen-

29 komponen shock atau menjadi variabel innovation, dengan asumsi bahwa variabel-variabel innovation tidak saling berkorelasi. Kemudian, variance decompotition akan memberikan informasi mengenai proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah variabel terhadap shock variabel yang lain pada periode saat ini dan periode ke depan. Forecast error variance decompotition menggambarkan proporsi pergerakan dari σ y (n) 2 terhadap shock dari suatu variabel kepada variabel lainnya (Enders, 2004). Metode yang dapat dilakukan untuk melihat bagaimana perubahan dalam suatu variabel yang ditunjukkan oleh perubahan error variance dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya adalah FEVD. Metode ini mencirikan suatu struktur dinamis dalam model VAR. Dimana dalam metode ini dapat dilihat kekuatan dan kelemahan masing-masing variabel dalam mempengaruhi variabel lainnya dalam kurun waktu yang panjang. FEVD mencirikan ragam dari peramalan galat menjadi komponenkomponen yang dapat dihubungkan dengan setiap variabel endogen dalam model. Dengan menghitung persentase kuadrat prediksi galat k-tahap ke depan dari sebuah variabel akibat inovasi dalam variabel-variabel lain, maka akan dapat dilihat seberapa besar perbedaan antara error variance sebelum dan sesudah terjadinya shock yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari variabel lain Penelitian Terdahulu Pratama (2009) dalam skripsinya yang berjudul Integrasi Pasar Obligasi Negara Di Antara Negara-negara ASEAN+6. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model analisis Vector Autoregression (VAR). Model VAR ini memiliki analisis lanjutan yaitu impulse response finction (IRF) dan forecasting error variance decomposition (FEVD). Dimana peneliti ingin menganalisis hubungan pasar obligasi diantara negara-negara ASEAN+6. Kesimpulan yang telah di dapat yaitu berdasarkan hasil analisis VECM, pada analisis IRF terlihat bahwa adanya hubungan di antara pasar obligasi negara-negara ASEAN+6. Hal ini dijelaskan dengan adanya respon yang dapat dilihat berupa fluktuasi yield yang terjadi dalam jangka pendek akibat guncangan yng terjadi dalam pasar obligasi negara-negara ASEAN+6. Hal ini merupakan hubungan yang dinamis di antara negara-negara ASEAN+6. Sedangkan berdasarkan hasil analisis FEVD

30 untuk kawasan ASEAN+6 maupun dengan Amerika Serikat diketahui bahwa negara yang dominan dalam mempengaruhi fluktuasi yield obligasi negara dari negara-negara ASEAN+6 maupun Amerika Serikat adalah Australia. Dari hasil analisis IRF dan FEVD juga diketahui bahwa hubungan yang terjadi di antara masing-masing pasar obligasi negara ASEAN+6 adalah relatif sangat lemah. Julivanto (2009) dalam skripsinya yang berjudul Dinamika Ekspor Karet Alam Indonesia. Dalam penelitiannya dinamika ekspor karet alam Indonesia dianalisis dengan menggunakan metode analisis Vector Autoregression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM) yang menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia adalah produksi karet alam Indonesia, harga karet alam Indonesia, harga minyak mentah dunia, dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Guncangan terhadap variabel produksi karet alam paling mempengaruhi volume ekspor karet, hal ini dapat dilihat ketika terjadi guncangan respon volume ekspor karet terhadap variabel tersebut paling signifikan. Volume ekspor karet alam Indonesia sangat dipengaruhi oleh produksi karet alam Indonesia. Pada jangka pendek volume ekspor karet alam Indonesia dipengaruhi oleh volume ekspor dan produksi karet alam Indonesia. Namun pada jangka panjang volume ekspor karet alam lebih besar dipengaruhi oleh produksi karet alam Indonesia sebesar 56 persen. Variabel produksi karet alam pada kenyataannya jarang mengalami guncangan karena sifat tanaman karet yang merupakan tanaman tahunan. Variabel lain yang sering mengalami guncangan seperti harga karet dan harga minyak mentah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor karet alam Indonesia. Dan dinamika ekspor karet Indonesia tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap perubahan volume ekspor Indonesia.

31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan harus memiliki target tertentu sebagai sasaran perusahaan untuk mencapai kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang semakin baik dari waktu ke waktu. Target yang ingin dicapai tersebut dirumuskan dalam suatu perencanaan berdasarkan kondisi perusahaan yang ada. Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang baik, dibutuhkan suatu prediksi terhadap keadaan masa depan yang disebut peramalan. Hasil peramalan tidak pernah secara mutlak tepat, akan tetapi peran peramalan diperlukan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan karena dengan melakukan peramalan para perencana dan pengambil keputusan dapat mempertimbangkan alternatif-alternatif yang lebih luas daripada tanpa peramalan. Mengetahui hubungan dan pengaruh antar setiap komoditi adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti selain mengetahui hasil ramalannya. Dengan melakukan analisis kointegrasi, perusahaan dapat mengetahui hubungan dan pengaruh satu komoditas terhadap komoditas lainnya, sehingga perusahaan dapat mengontrol penjualan setiap komoditasnya. Peramalan penjualan dengan melihat hubungan dan pengaruh antar komoditas dibutuhkan bagi perusahaan untuk membantu perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan untuk merencanakan langkah-langkah selanjutnya dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas penjualannya. Berikut adalah bagan alur pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.

32 PT. S-IK Indonesia Mengetahui peramalan penjualan dan hubungan antar produk Data Penjualan ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropilene) dan PS (Polystyrene) tahun Analisis Kointegrasi : 1. Uji Stasioneritas 2. Uji Kausalitas Granger 3. Uji Lag Optimum 4. Uji Kointegrasi 5. Pemodelan VAR/VECM 6. Uji Stabilitas 7. Impuls Respon Function (IRF) 8. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Hasil Analisis Implikasi Manajerial Gambar 2. Kerangka penelitian

33 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT S-IK Indonesia yang berlokasi di Ejip Industrial Park Plot 4L, Cikarang Selatan Bekasi Indonesia. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Maret Metode Pengumpulan Data Informasi dan pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak PT S-IK Indonesia. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan internal perusahaan (data penjualan produk ABS, PP dan PS dari tahun 2006 hingga tahun 2010), baik itu berupa laporan penjualan bulanan dan tahunan serta data pelengkap dari data primer yang dikumpulkan dari literatur-literatur, studi pustaka, internet dan tulisan yang berkaitan dengan peramalan penjualan dan kointegrasi Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis sehingga mampu memberikan gambaran dan penjelasan terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Model yang digunakan adalah model analisis Vector Error Correction Model (VECM). Data penjualan kemudian ditabulasikan dengan bantuan program komputer Microsoft Excel 2007, Eviews 6, dan Minitab 16. Pengolahan data pada penelitian ini yang pertama kali dilakukan yaitu uji stasioneritas data. Hal ini sangat penting untuk mengetahui apakah data-data yang digunakan dalam penelitian ini stasioner atau tidak serta mengetahui derajat kestasioneran dari data tersebut. Dalam metode VAR/VECM derajat kestasioneran dari suatu data sangat mempengaruhi penggunaan dari metode VAR atau metode VECM pada tahap selanjutnya. Apabila semua data stasioner pada tingkat level maka metode VAR yang digunakan, tetapi jika data yang digunakan tidak semuanya stasioner pada tingkat level maka metode VECM yang digunakan. Untuk memastikannya perlu dilakukan pengujian pada tingkat first difference. Besar kemungkinan terjadi hubungan kointegrasi antara variabel-variabel yang tidak stasioner pada tingkat level namun stasioner pada tingkat first difference, sehingga perlu dilakukan uji kointegrasi untuk memastikan adanya hubungan kointegrasi di antara variabel-variabel tersebut. Hubungan kointegrasi tersebut

34 dapat dimanfaatkan untuk mengetahui hubungan jangka panjang dengan menggunakan metode VECM. Selanjutnya dapat memanfaatkan alat analisa yang terdapat dalam metode VAR/VECM seperti Granger Causality Test, Forecast Error Variance Decomposition (FEVD), dan analisis Impuls Respon Function (IRF) Uji Stasioneritas Data Data time series pada umumnya bersifat skokastik atau memiliki tren yang tidak stasioner artinya data tersebut mengandung akar unit. Untuk dapat mengestimasi suatu model menggunakan data tersebut maka langkah pertama yang harus dilakukan yaitu uji stasioneritas data atau dikenal dengan unit root test. Apabila data yang digunakan mengandung akar unit maka akan sulit untuk mengestimasi suatu model dengan menggunakan data tersebut karena tren data tersebut cenderung berfluktuasi tidak disekitar nilai rata-ratanya. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang stasioner akan cenderung untuk mendekati nilai rata-ratanya dan berfluktuasi di sekitar nilai rata-ratanya (Gujarati, 2003). Uji akar unit dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF). Keputusan hasil uji ADF ditentukan dengan melihat nilai statistik yang dibandingkan dengan nilai kritikal McKinnon, pada tingkat kritis yang telah ditentukan, 1 persen, 5 persen, atau 10 persen, maka H0 diterima yang berarti data mengandung akar unit atau tidak stasioner. Sebaliknya bila nilai statistik lebih kecil dari pada nilai kritis McKinnon maka H0 ditolah yang mengindikasikan bahwa data stasioner. Pengujian Augmented Dickey-Fuller (ADF) ini memodelkan pengaruh autokorelasi pada disturbance (memasukkan lag ΔX yang menyebabkan autokorelasi ke dalam model pengujian Augmented Dickey-Fuller) sehingga uji hipotesa pada parameter yang bisa diestimasi akan lebih akurat. Bentuk umum dari pengujian ini adalah (Enders, 2004): = α + β + + t +... (3.1) Dimana panjang lag (p) ditentukan untuk menghasilkan bahwa disturbance error akan bersifat white noise.

35 Pemilihan lag dilakukan berdasarkan proses minimalisasi pengujian SIC (Schwartz Information Criterion), AIC (Akaike Information Criterion), dan atau signifikasi dari θ t dan atau pengujian autokorelasi pada disturbance term (Enders, 2004) Metode Pengujian Granger Causality Uji kointegrasi bertujuan untuk menentukan apakah variabel-variabel yang tidak stasioner mengalami kointegrasi atau tidak. Pengujian ini dilakukan dalam rangka memperoleh hubungan jangka panjang antara variabel yang telah memenuhi persyaratan dalam proses integrasi dimana semua variabel telah stasioner pada derajat yang sama yaitu first difference atau I(0). Hipotesis nol yang diuji menyatakan tidak adanya kausalitas diantara variabel sedangkan hipotesis alternatifnya menyatakan adanya hubungan kausalitas diantara variabel. Untuk menolak atau menerima hipotesis nol, maka dapat melihat nilai probabilitasnya yang dibandingkan dengan tingkat kepercayaan, pada penelitian ini menggunakan nilai kritis 5 persen. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 persen maka hipotesis nol ditolak yang artinya terdapat hubungan kausalitas pada variabel-variabel yang diuji Pengujian Lag Optimal Langkah penting yang harus dilakukan dalam menggunakan model VAR/VECM adalah penentuan jumlah lag yang optimal yang digunakan dalam model. Dalam hal ini yang akan dibentuk terlebih dahulu adalah persamaan VAR, setelah mendapatkan lag optimal dan stabilitas VAR baru dapat dibentuk persamaan VECM-nya. Pengujian panjang lag yang optimal dapat memanfaatkan beberapa informasi yaitu dengan menggunakan Akaike Information Criterion (AIC), dan Schwarz Criterion (SC). Untuk dapat menentukan lag ini, maka langkah sebelumnya adalah menentukan nilai determinan dari kovarian residual ( Ω ) yang dapat dihitung sebagai berikut (Eviews 6 User s Guide): = (det t )...(3.2) Dimana p adalah angka parameter dari tiap persamaan dalam VAR. Selanjutnya, log likelihood value dengan mengasumsikan distribusi normal (Gaussian) dapat dihitung:

36 1 = - {k(1+log2π) + log Ω }...(3.3) Dimana k adalah banyaknya parameter yang diestimasi dan T adalah jumlah observasi. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan nilai AIC, dan SC dipilih nilai yang terkecil. Rumus perhitungannya dapat dilihat dibawah ini (Eviews 6 User s Guide): AIC -2(l/T)+2(k/T)...(3.4) SC -2(l/T)+k log(t)/t...(3.5) Uji Kointegrasi Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam VAR adalah semua peubah tak bebas bersifat stasioner (Enders, 2004). Bila data tidak stasioner, maka perlu dilakukan uji kointegrasi. Langkah uji kointegrasi dengan mengaplikasikan metode Johansen, yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1. Menguji ordo integrasi semua variabel. Data perlu diplotkan untuk mengamati ada tidaknya trend yang linear. Disarankan tidak mencampur variabel dengan ordo yang berbeda. 2. Mengestimasi model dan menetapkan kondisi model. Kondisi model dapat dilakukan dalam tiga bentuk berikut: a. Semua elemen konstanta sama dengan nol ( =0) b. Nilai ditetapkan c. Nilai merupakan konstanta pada vektor kointegrasi 3. Menganalisis untuk mendapatkan vektor kointegrasi yang dinormalkan dan koefisien penyesuaian. 4. Menghitung faktor koreksi galat untuk membantu mengidentifikasi model struktural. Pada Eviews 6 suatu persamaan dikategorikan berkointegrasi apabila nilai trace statistic ataupun nilai maximum eigenvalue-nya lebih besar dari nilai kritis 5 persen. Dari uji kointegrasi dapat ditentukan jumlah persamaan yang tepat untuk mengestimasi VECM. Untuk menguji batasan kointegrasi, johansen mendefinisikan dua buah matriks α dan β dimensi (nxr) dimana r merupakan peringkat dari, sehingga: = α β...(3.6)

37 Dimana: α = matriks bobot dari setiap vektor kointegrasi yang ada didalam n persamaan VAR. α juga dapat dikatakan sebagai matriks parameter speed of adjusment (Enders, 2004) β = matriks parameter kointegrasi Hipotesis dari metode Johansen adalah sebagai berikut (Enders, 2004): : r = 0 : 0 < r < g : r = 0 : 0 < r < g : r = 0 : 0 < r < g : r = g-1 : r = g Pengujian pertama menyebutkan hipotesis nol dengan tidak adanya vektor kointegrasi. Jika hipotesis ini gagal ditolak, dapat disimpulkan bahwa tidak ada vektor kointegrasi dan pengujian telah diselesaikan. Namun jika hipotesis tersebut ditolak, maka pengujian akan dilakukan terus menerus dan begitu seterusnya sampai nilai dari r akan meningkat sampai hipotesis tersebut gagal ditolak Analisis Vector Error Correction Model (VECM) VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi. Retriksi tambahan ini harus diberikan karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner namun terkointegrasi. VECM kemudian memanfaatkan informasi retriksi kointegrasi tersebut kedalam spesifikasinya. Karena itulah VECM sering disebut sebagai desain VAR bagi series non stasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Spesifikasi VECM meretriksi hubungan jangka panjang variabel-variabel endogen agar konvergen kedalam hubungan kointegrasinya, namun tetap membiarkan keberadaan dinamisasi jangka pendek. Istilah kointegrasi dikenal juga sebagai error, karena deviasi terhadap keseimbangan jangka panjang dikoreksi secara bertahap melalui series parsial penyesuaian jangka pendek. Model VECM disusun apabila rank kointegrasi (r) lebih besar dari nol. Model VECM ordo p dan rank kointegrasi r dituliskan sebagai berikut: Δ = + + Δ +...(3.7) Dimana: π = αβ β = vektor kointegrasi berukuran n x 1

38 α = vektor adjusment berukuran n x 1 Ф* = Pendugaan parameter dilakukan dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum. Model VECM dapat dituliskan dalam model VAR dengan menguraikan nilai diferensiasi: Δ =...(3.8) Uji Stabilitas model Uji stabilitas digunakan untuk melihat apakah model yang digunakan stabil atau tidak. Estimasi harus mempunyai validitas yang tinggi sehingga hasil nya dapat dipercaya. Hasil tersebut dapat dipercaya apabila model yang digunakan mempunyai stabilitas. Jika model VAR yang digunakan tidak stabil, maka hasil estimasi dengan menggunakan model VAR tidak memiliki tingkat validitas yang tinggi. Stabilitas dapat diartikan hasil estimasinya mendekati nol jika model diperpanjang periode waktunya. Sebuah model dikatakan memilik validitas yang tinggi jika inverse akar karakteristiknya mempunyai modulus kurang dari satu atau semuanya berada didalam lingkaran. Jika modulus nya kurang dari satu atau berada dalam lingkaran, maka model cukup stabil. Namun sebaliknya, jika modulus bernilai satu atau lebih dari satu, atau modulus kebanyakan berada diluar lingkaran maka dapat dipastikan bahwa model tersebut kurang stabil. Jika VAR tersebut memiliki tingkat stabilitas yang rendah atau semua inverse akar karakteristiknya berada diluar unit circle, maka hasil dari estimasi model VAR tersebut meragukan Impulse Response Function (IRF) Cara yang baik untuk mencirikan struktur dinamis dalam model adalah dengan menganalisa respon dari model terhadap guncangan (Enders, 2004). Ada dua cara dalam melakukan hal tersebut, yaitu dengan menganalisis Impulse Response Function (IRF) dan analisis Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). IRF dapat meneliti hubungan antar variabel dengan menunjukkan bagaimana variabel endogen bereaksi terhadap sebuah shock dalam variabel itu sendiri dan variabel endogen lainnya.

39 IRF adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan respon suatu variabel endogen terhadap suatu shock tertentu karena sebenarnya shock variabel misalnya ke-i tidak hanya berpengaruh terhadap variabel ke-i itu saja tetapi ditransmisikan kepada semua variabel endogen lainnya melalui struktur dinamis atau struktur lag dalam VAR. Oleh karena itu, IRF juga dapat mengukur pengaruh suatu shock pada suatu waktu kepada inovasi variabel endogen pada saat tersebut dan dimasa yang akan datang. Analisis IRF (Impulse Rensponse Function) dilakukan untuk menilai respon dinamik variabel ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropilene) dan PS (Polystyrene). Terhadap adanya guncangan (shock) variabel tertentu. IRF juga bertujuan untuk mengisolasi suatu guncangan agar lebih spesifik artinya suatu variabel yang dapat dipengaruhi oleh guncangan tertentu. Apabila suatu variabel tidak dapat dipengaruhi oleh shock, maka shock spesifik tersebut tidak dapat diketahui melainkan shock secara umum Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Variance Decompotition atau disebut juga forecast error variance decompotition merupakan perangkat pada model VAR/VECM yang akan memisahkan variasi dari sejumlah variabel yang diestimasi menjadi komponenkomponen shock atau menjadi variabel innovation, dengan asumsi bahwa variabel-variabel innovation tidak saling berkorelasi. Kemudian, variance decompotition akan memberikan informasi mengenai proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah variabel terhadap shock variabel yang lain pada periode saat ini dan periode ke depan. Forecast error variance decompotition menggambarkan proporsi pergerakan terhadap shock (guncangan) dari suatu variabel kepada variabel lainnya (Enders, 2004). Metode ini juga dapat melihat bagaimana perubahan dalam suatu variabel yang ditunjukkan oleh perubahan error variance dipengaruhi oleh variabelvariabel lainnya. Metode ini mencirikan suatu struktur dinamis dalam model VAR. Dimana dalam metode ini dapat dilihat kekuatan dan kelemahan masingmasing variabel dalam mempengaruhi variabel lainnya dalam kurun waktu yang panjang.

40 FEVD mencirikan ragam dari peramalan galat menjadi komponenkomponen yang dapat dihubungkan dengan setiap variabel endogen dalam model. Dengan menghitung persentase kuadrat prediksi galat k-tahap ke depan dari sebuah variabel akibat inovasi dalam variabel-variabel lain, maka akan dapat dilihat seberapa besar perbedaan antara error variance sebelum dan sesudah terjadinya shock yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari variabel lain. Jadi melalui FEVD dapat diketahui secara pasti variabel yang memberikan kontribusi yang paling signifikan terhadap perubahan dari variabel tertentu. Dalam analisis ini variabel tersebut yaitu variabel ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropilene), dan PS (Polystyrene).

41 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT S-IK (Sanyo Inabata Kako) Indonesia adalah salah satu pemain global yang bergerak dalam bidang Plastic Coloring and Compounding (pewarnaan dan perancangan/peracikan bahan baku plastik). Perusahaan yang berlokasi di East Jakarta Industrial Park (EJIP) No. Plot 4-L Cikarang Selatan, Bekasi ini didirikan pada tahun 1995 diatas tanah seluas m². Luas tanah tersebut dibagi menjadi 3 bangunan yaitu bangunan untuk kantor yang memiliki luas tanah 460 m 2, bangunan untuk pabrik yang memiliki luas tanah m 2, dan bangunan untuk gudang yang memiliki luas tanah m 2. Perusahaan ini memulai operasinya pada bulan April tahun Para pemegang saham (shareholder) dari PT S-IK Indonesia ini meliputi Inabata Singapore PTE.LTD., PT Inabata Indonesia, dan Sanyo Kako. Perusahaan ini diperkuat oleh para profesional dan ekspatriat dimana terdapat 230 karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut, 3 diantaranya para ekpatriat dan 270 lainnya yaitu pegawai lokal, yang memiliki dedikasi tinggi terutama untuk menghasilkan produk dengan standar kualitas internasional. PT S-IK Indonesia sangat mengedepankan kualitas produk yang dihasilkan. Perusahaan ini telah memperoleh sertifikat dari International Organization for Standardization (ISO) yaitu sertifikat ISO 9001: 2000 yang berkaitan dengan kualitas produk. Selain sertifikat tersebut, PT. S-IK Indonesia juga telah memperoleh sertifikat penjaminan mutu (quality assurance) lainnya yaitu sebagai berikut: ISO 9001: 2000 CERTIFICATE NO : ID08/1200 ISO 14001: 2004 CERTIFICATE NO : ID08/1201 TS 16949: 2002 CERTIFICATE IATF : TS 16949: 2002 CERTIFICATE NO : ID09/1248 PT. S-IK Indonesia telah menerima sertifikasi ISO 9001: 2000 pada tahun 2000, sertifikasi ISO 14001: 2004 diterima pada tahun 2002, dan sertifikasi ISO TS 16949:2002 diterima pada tahun Sertifikasi ISO tersebut diperoleh dari Societe Generale Survaillance (SGS). Penerapan ISO 9001: 2000 diaudit secara

42 terus menerus. Setiap satu tahun sekali diadakan satu sampai dua kali audit internal dari PT. S-IK Indonesia itu sendiri. Adapun konsumen utama yang menggunakan produk yang dihasilkan oleh PT S-IK Indonesia. Berikut adalah nama-nama perusahaan yang menjadi konsumen utama PT S-IK Indonesia diantaranya: 1. PT Indonesia Epson Industry 2. PT JVC Electronics Indonesia 3. PT Panasonic Shikoku Electronics Indonesia 4. PT Jalco Electronics Indonesia 5. PT Samsung Electronic Indonesia 6. PT Indomobil Suzuki 7. PT Ichikoh Indonesia 8. PT Toso Industry Indonesia 9. PT Filtech Indonesia 10. PT KMK Plastic Indonesia 11. PT Sanyo Jaya Components Indonesia 12. PT Summitplast Interbenua 13. PT Indonesia Stanley Electric 14. Dll Visi dan Misi Perusahaan Visi dari PT S-IK Indonesia yaitu berkesinambungan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan masyarakat melalui layanan global dan berupaya memenuhi perubahan kebutuhan mereka. Sedangkan misi perusahaan dituangkan dalam manajemen filosofi dan kode etik berikut ini: 1. Manajemen Filosofi: Dengan "cinta dan menghargai orang-orang" sebagai nilai-nilai inti, kami berkomitmen untuk menjadi "Perusahaan yang Baik" yang selalu dapat dipercaya. 2. Kode etik: - Kebijakan Manajemen (Management Policy)

43 Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan nilai perusahaan Inabata & Co, Ltd. Tidak hanya untuk para pemegang saham, mitra bisnis dan karyawan kami, tetapi untuk semua stakeholder. - Mematuhi Hukum dan Aturan (Compliance) Kami berkomitmen untuk mematuhi hukum dan semua aturan masyarakat. Kami akan berusaha untuk menjaga manajemen kami yang transparan dan terbuka kepada masyarakat, melalui pengungkapan yang tepat dan tepat waktu. - Bisnis (Business) Sadar akan semangat Inabata & Co. s sejak pertama dirintis, kami berkomitmen untuk bekerja secara global menggabungkan target dan strategi yang diartikulasikan dengan jelas, kecepatan, dan kemampuan perencanaan khusus, serta keahlian yang unik dan multifungsi. - Orang-orang (People) Kami berkomitmen untuk menciptakan tradisi, dengan mereka yang berintegritas pantang menyerah, berkewarganegaraan yang baik, punya kepercayaan, dan semangat kemerdekaan. - Budaya Perusahaan (Corporate culture) Kami berkomitmen untuk memelihara budaya perusahaan yang menghargai kreativitas dan keragaman, memberikan kesempatan bagi semua untuk mencapai mimpi dengan kebahagiaan dan mendapatkan evaluasi yang adil terhadap kinerja mereka - terlepas dari kebangsaan, jenis kelamin, usia, atau kapan mereka bergabung dengan perusahaan. - Lingkungan dan Masyarakat (Environment and community) Kami sebagai warga perusahaan yang baik, dipesankan untuk melestarikan lingkungan, lebih jauh turut berkontribusi untuk kemakmuran masyarakat setempat Perkembangan Perusahaan Berikut adalah perkembangan PT S-IK Indonesia yaitu sejak didirikan pada tahun 1995 yang dimulai dengan proses perataan tanah hingga kondisi saat ini dimana perusahaan ini telah memiliki kurang lebih 14 mesin ekstruder (mesin

44 pelebur plastik). Secara runtut perkembangan PT S-IK Indonesia digambarkan dalam tabel 2. Tabel 2. Perkembangan perusahaan No. Bulan dan Tahun Keterangan 1. Oktober 1995 proses perataan tanah 2. Mei 1996 Penyelesaian pemasangan blending 3. April 1996 Dimulainya produksi dengan 3 mesin extruder 4. Nopember 1998 Rangka pembangunan warehouse 5. Maret 2011 sudah memiliki 14 mesin extruder 4.4. Fasilitas Produksi yang Dimiliki PT. S-IK Indonesia Untuk dapat memproduksi produk dengan kualitas yang sesuai dengan standar internasional, maka PT. S-IK Indonesia memperlengkapi perusahaannya dengan fasilitas produksi yang cukup, baik dari segi jumlah maupun teknologi serta senantiasa mengupdate peralatan yang dimiliki dengan teknologi terkini sehingga dapat meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan (competitive advantage). Fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan berupa mesin extruder, blender, middle hopper dan lainnya. Sedangkan fasilitas untuk pemeriksaan berupa Injection Molding Machine, Physical Test, dan Attached Facilities. Untuk lebih lengkapnya pada tabel-tabel (Lampiran 1) disajikan data mengenai daftar fasilitas produksi dan inspeksi yang dimiliki oleh PT. S-IK Indonesia Produk-Produk Perusahaan Berikut adalah produk-produk yang terdapat pada PT S-IK Indonesia: 1. PP (Polypropilene), bahan baku plastik berjenis PP ini cenderung digunakan untuk menghasilkan produk-produk otomotif dan peralatan rumah tangga, misalnya dashboard mobil, bemper mobil, tupperware, dll. 2. ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), bahan baku plastik berjenis ABS ini cenderung digunakan sebagai rangka/casing peralatan elektronik, misalnya monitor komputer, printer, keyboard dan pipa saluran

45 3. PS (Polystyrene), jenis plastik PS ini cenderung digunakan untuk kemasan sabun, kemasan makanan, cangkir yang siap untuk di buang, piring, tempat / kotak CD dan kaset. 4. PMMA (Polymethyl methacrylate), jenis plastik PMMA ini biasanya digunakan sebagai lensa kontak, kaca jendela (jenis kaca jendela yang sudah dikenal terdiri dari beberapa merek dagang di seluruh dunia, misalnya : Perspex, Oroglas, Plexiglas) dan penutup lampu belakang mobil. 5. PE (Polyethylene), merupakan plastik jenis termoplastik yang digunakan secara luas oleh konsumen produk sebagai kantong plastik mencakup tas supermarket, botol plastik, dll. 6. POM (Polyacetal/Polyoxymethylene), plastik jenis ini sering digunakan sebagai material pengganti metal terutama gear, bushing, dan sliding elements. 7. PA (Polyamide), juga dikenal dengan nama nylon. jenis plastik PA ini biasanya digunakan sebagai pipa atau pancuran ledeng, bingkai jendela dan lantai. 8. PC (Polycarbonate), jenis plastik PC ini biasanya digunakan sebagai compact disc, kacamata, perisai, jendela pengaman, lampu lalu lintas dan lensa Struktur Organisasi Adanya struktur organisasi ini adalah untuk memberikan penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab departemen-departemen yang terdapat pada PT S-IK Indonesia. 1. President Director: merupakan pengelola perusahaan juga sebagai pemilik PT S-IK Indonesia. 2. Factory Manajer: merupakan pimpinan pabrik yang mengelola kebijakan di pabrik, penanggung jawab utama atas jalannya dan tercapai tujuan perusahaan di pabrik. Tugas dan wewenang dari manajer pabrik yaitu: mengkoordinir seluruh kegiatan di pabrik, mengkoordinir tugas-tugas asisten, membuat laporan rutin mengenai keadaan pabrik secara keseluruhan setiap bulan. Tanggung jawab: Manager Factory dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada President Director PT S-IK Indonesia.

46 3. Logistic Departement: memiliki wewenang dan bertanggung jawab untuk mengendalikan kegiatan logistik, bertanggung jawab mengendalikan jalannya kegiatan di gudang, bertanggung jawab untuk memantau dan menentukan jadwal pengiriman dan pengiriman untuk tujuan ekspor, bertanggung jawab untuk membuat laporan persediaan barang jadi, bertanggung jawab untuk menyediakan bahan baku untuk persiapan produksi. 4. General Affair Departement: bertanggung jawab untuk mengatur jadwal jalannya perusahaan, bertanggung jawab untuk mengelola pabrik, bertanggung jawab untuk mengatur dan mengontrol karyawan, bertanggung jawab untuk mengontrol bagian pasokan perusahaan. 5. Production Departement: bertanggung jawab terhadap President Director khususnya hal-hal yang bersifat produksi, bertanggung jawab dalam pengendalian pemeliharaan mesin-mesin produksi, bertanggung jawab menyampaikan laporan hasil produksi kepada President Director. 6. Quality Control departement: bertanggung jawab untuk mengendalikan proses produksi dan kualitas produk, bertanggung jawab untuk menjaga prosedur standarisasi, bertanggung jawab untuk implementasi sistem dan meningkatkan system, bertanggung jawab untuk jadwal mengontrol pencocokan warna, Bertanggung jawab untuk memeriksa barang jadi dan bahan baku. 7. Commercial: bertanggung jawab untuk mengambil tindakan yang tepat dalam segala hal yang berkaitan dengan pengendalian internal, bertanggung jawab untuk menjaga hubungan antara pelanggan dan perusahaan, bertanggung jawab untuk mengontrol semua dukungan bahan baku, bertanggung jawab untuk mengelola pesanan, mengendalikan tanggal pengiriman bahan baku plastik. 8. Account and Financial: bertanggung jawab atas kelangsungan pekerjaan sehari-hari di bidang akuntansi atau keuangan, bertanggung jawab untuk memelihara prosedur sistem akuntansi keuangan, bertanggung jawab untuk mengendalikan jadwal pembayaran untuk pemasok, berwenang untuk menghentikan pembayaran jika dokumen tidak dapat diandalkan.

47 4.7. Hasil analisis Uji Stasioneritas Stasioneritas merupakan syarat utama bagi data agar dapat diolah dan digunakan bagi penelitian ini. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah data yang digunakan stasioner atau tidak sesuai dengan bentuk tren deterministik yang dikandung oleh setiap variabel. Data yang tidak stasioner adalah data yang mengandung akar unit sehingga dapat menghasilkan regresi palsu (spurious regression), yaitu regresi yang menggambarkan hubungan dua variabel atau lebih yang nampaknya signifikan secara statistik padahal kenyataannya tidak stasioner atau tidak sebesar regresi yang dihasilkan tersebut. Pengujian stasionesitas dalam penelitian ini didasarkan pada uji ADF (Augmented Dickey Fuller). Pengujian stasioneritas data perlu dilakukan karena data yang tidak stasioner tidak dapat dimasukkan kedalam model VAR melainkan dimasukkan ke dalam model VECM (Vector Error Correction Model). Pemeriksaaan kestasioneran data time series pada setiap varabel dalam tingkat level dengan menggunakan uji ADF dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Unit Root pada Level Variabel Nilai ADF Nilai Kritis MacKinnon Kerterangan 5% ABS Tidak stasioner PP Tidak stasioner PS Tidak stasioner Berdasarkan hasil tabel di atas maka dapat dilihat bahwa data dari variabel ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropilene), dan PS (Polystyrene) tidak stasioner. Hal ini dapat diketahui dari nilai kritis MacKinnon pada taraf nyata 5 persen lebih besar daripada nilai ADF. Karena hasil pengujian stasioneritas untuk masing-masing data (Tabel 3) menunjukkan bahwa variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak stasioner, maka pengujian akar unit perlu dilanjutkan pada tingkat first difference. Hasil pengujian first difference dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

48 Tabel 4. Hasil Uji Unit Root pada First Difference Variabel Nilai ADF Nilai Kritis MacKinnon Kerterangan 5% ABS Stasioner PP Stasioner PS Stasioner Secara umum dapat disimpulkan bahwa variabel ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropilene), dan PS (Polystyrene) telah stasioner pada level first difference. Dari hasil uji stasioner ini sudah dapat disimpulkan model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model VECM Uji Kausalitas Granger Uji Kausalitas Granger digunakan untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan Uji Kausalitas Granger apabila nilai probability variabel tersebut lebih kecil atau sama dengan 5 persen maka terdapat hubungan kausalitas diantara variabelnya, sebaliknya apabila nilai probability variabel tersebut lebih besar dari 5 persen maka tidak ada hubungan kausalitas diantara variabelnya. Hasil pengujian kausalitas granger dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Uji Kausalitas Granger Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. PP does not Granger Cause ABS ABS does not Granger Cause PP PS does not Granger Cause ABS ABS does not Granger Cause PS PS does not Granger Cause PP PP does not Granger Cause PS Berdasarkan hasil pengujian maka dapat dilihat bahwa semua nilai probability pada hipotesis lebih besar dari alpha 5%, yang artinya ketiga variabel ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropilene), dan PS (Polystyrene) tidak terdapat hubungan kausalitas diantara variabel tersebut.

49 4.7.3 Penentuan Lag Optimal Pengujian selanjutnya yaitu menentukan jumlah lag optimal yang akan digunakan dalam variabel yang akan dianalisis. Penentuan lag optimal yang digunakan dengan beberapa pendekatan antara lain Likelihood Ratio (LR), Final Prediction Error (FPE), Akaike Information Criterion (AIC), dan Schwarz Criterion (SC). Hasil pengujian lag optimal dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Penentuan Lag Optimal Lag LogL LR FPE AIC SC HQ NA * * * * * Berdasarkan hasil penentuan lag optimal di atas maka dapat dilihat bahwa lag yang optimal berada pada lag ke dua. Hal ini diketahui dari semua kriteria memberikan panjang lag yang sama yaitu pada lag ke dua Uji Kointegrasi Uji kointegrasi bertujuan untuk menentukan apakah variabel-variabel yang tidak stasioner mengalami kointegrasi atau tidak. Pengujian ini dilakukan dalam rangka memperoleh hubungan jangka panjang antara variabel yang telah memenuhi persyaratan dalam proses integrasi dimana semua variabel telah stasioner pada derajat yang sama yaitu first difference atau I(0). Dalam penelitian ini untuk mengetahui keterkaitan jangka panjang antar komoditi diuji dengan menggunakan uji kointegrasi Johansen. Dengan kriteria pengujian jika trace statistic lebih besar dari critical value, maka terjadi kointegrasi, sebaliknya jika trace statistic lebih kecil dari critical value, maka tidak terkointegrasi. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Uji Kointegrasi Hypothesized Trace 0.05 Critical Eigen value No.of CE (s) Statistic Value Prob** None* At Most At Most Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat satu persamaan kointegrasi, karena hanya ada satu nilai trace statistic yang lebih besar

50 dari taraf nyata 5 persen. Adanya kointegrasi variabel terhadap variabel yang lain hal ini berarti terdapat hubungan jangka panjang diantara ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropilene), dan PS (Polystyrene) Estimasi VECM (Vector Error Correction Model) Pengaruh suatu variabel yang terkointegrasi terhadap variabel lainnya dalam jangka panjang dapat dilihat dari analisis menggunakan metode Vector Error Correction Model (VECM). Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat koefisien kointegrasinya dan pembacaan tanda adalah terbalik dari tanda koefisiennya. Koefisien kointegrasi dikatakan signifikan jika mutlak nilai t-statistic lebih besar daripada nilai t-tabel yaitu 1,96. Tabel 8. Estimasi VECM (Vector Error Correction Model) Cointegrating Eq Cointegrating Eq1 ABS PP [ ] PS [ ] Dari hasil estimasi VECM pada tabel di atas diketahui bahwa apabila penjualan PP meningkat satu persen maka akan menurunkan penjualan ABS sebesar 0.93 persen. Sedangkan apabila penjualan PS meningkat satu persen, maka juga akan menurunkan penjualan ABS sebesar 2.87 persen Pengujian Stabilitas Model Pengujian selanjutnya yaitu pengujian stabilitas model VECM. Berdasarkan hasil AR Root Table, model dikatakan stabil apabila nilai modulusnya kurang dari satu. Terlihat pada tabel dibawah ini bahwa semua nilai modulus kurang dari satu, maka dapat disimpulkan bahwa model VECM tersebut telah stabil. Berikut adalah hasil pengujian stabilitas VECM.

51 Tabel 9. Pengujian Stabilitas Model Root Modulus i i Impulse Response Function (IRF) Analisis IRF dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh perubahan dari satu variabel pada variabel itu sendiri atau variabel lainnya. Dalam penelitian ini analisis IRF bertujuan untuk mengetahui dampak guncangan dari setiap variabel yaitu ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropilene) dan PS (Polystyrene). 1. Apabila ABS di impuls (shock) 1.0 Respon Variabel ABS Terhadap Shock Variabel ABS.30 Respon Variabel PP Terhadap Shock Variabel ABS.4 Respon Variabel PS Terhadap Shock Variabel ABS Gambar 3. Impulse Response ABS Respon yang pertama dianalisa yaitu apabila variabel ABS di impuls. Gambar pertama menunjukkan respon ABS terhadap guncangan variabel ABS sendiri. Berdasarkan gambar tersebut, diketahui bahwa respon yang diberikan ABS terhadap variabel itu sendiri pada satu standar deviasi terlihat bernilai positif. Pergerakan dari respon tersebut menurun pada periode ke dua sebesar 79 persen. Terjadi lonjakan pada periode ke tiga dengan nilai 88 persen. Akan tetapi menurun pada periode ke tiga hingga periode 11 dengan nilai yang cukup drastis yaitu hingga 59 persen. Respon kemudian bergerak cenderung stabil pada periode ke 12 hingga periode ke 60 dengan bertahan di angka 59 persen. Gambar selanjutnya menunjukkan respon variabel PP terhadap guncangan dari variabel ABS. Terlihat pada gambar, respon yang diberikan variabel PP pada

52 perubahan standar deviasi ABS bernilai positif. Kenaikan yang cukup drastis terlihat pada periode ke dua dengan nilai 29 persen, dimana pada periode pertama berada pada nilai 0 persen. Pada periode berikutnya terjadi fluktuasi ringan hingga pada periode ke 12 respon terlihat stabil dengan nilai 15 persen. Dengan nilai respon yang positif disimpulkan bahwa guncangan dari penjualan produk ABS sebesar satu standar deviasi berpengaruh positif terhadap penjualan produk PP. Gambar berikutnya menunjukkan respon variabel PS terhadap guncangan dari variabel ABS. Jika dilihat pada gambar di atas, respon yang diberikan variabel PS pada perubahan satu standar deviasi variabel ABS cenderung bernilai negatif. Titik awal pada periode pertama bernilai 2 persen, selanjutnya mengalami peningkatan pada periode ke dua dengan nilai 31 persen. Respon variabel PS berikutnya terlihat penurunan hingga bernilai negatif. Penurunan tersebut dimulai dari periode ke dua sampai periode ke 12 dengan nilai yaitu -27 persen, dan nilai tersebut tetap bertahan hingga periode ke 50. Dengan nilai respon yang negatif dapat disimpulkan bahwa guncangan dari penjualan ABS sebesar satu standar deviasi berpengaruh negatif terhadap penjualan PS. 2. Apabila variabel PP di impuls (shock) Respon Variabel PP Terhadap Shock Variabel PP Respon Variabel ABS Terhadap Shock Variabel PP Respon Variabel PS Terhadap Shock Variabel PP Gambar 4. Impulse Response PP Respon kedua yang dianalisa yaitu apabila variabel PP di impuls. Terlihat pada gambar yang pertama menunjukkan respon dari variabel PP terhadap guncangan variabel PP itu sendiri. Respon yang diberikan variabel PP pada perubahan satu standar deviasi terhadap variabel PP itu sendiri bernilai positif. Dimana pergerakan respon variabel PP terhadap dirinya sendiri di setiap periodenya cenderung bergerak stabil, walaupun pada periode pertama setelah berada pada nilai 94 persen, terjadi penurunan di periode kedua dengan nilai 48 persen. Respon selanjutnya terjadi fluktuasi hingga pada periode ke 9, pergerakan selanjutnya dari periode ke 9 hingga periode ke 50 terlihat stabil dengan nilai 60

53 persen. Dengan nilai respon yang positif disimpulkan bahwa guncangan dari penjualan produk PP sebesar satu standar deviasi berpengaruh positif terhadap naik turunnya penjualan produk PP itu sendiri. Pada gambar selanjutnya terlihat respon dari variabel ABS terhadap guncangan variabel PP. Gambar tersebut menunjukkan respon yang diberikan variabel ABS pada perubahan standar deviasi PP bernilai negatif. Dari grafik yang ditunjukkan terlihat respon dari variabel ABS terhadap variabel PP sangat berfluktuatif, yang pada akhirnya mengalami kestabilan respon hingga periode 50. Dengan nilai respon yang negatif dapat disimpulkan bahwa guncangan dari penjualan produk PP sebesar satu standar deviasi berpengaruh negatif terhadap penjualan produk ABS. Gambar selanjutnya menunjukkan respon yang diberikan variabel PS terhadap guncangan dari variabel PP. Jika dilihat pada gambar di atas, respon yang diberikan variabel PS pada perubahan satu standar deviasi variabel PP cenderung bernilai negatif. Titik awal pada periode pertama bernilai 0 persen, selanjutnya mengalami peningkatan pada periode ke tiga dengan nilai 22 persen. Respon variabel PS berikutnya terlihat penurunan hingga bernilai negatif. Penurunan tersebut dimulai dari periode ke 3 sampai periode ke 11 dengan nilai yaitu -10 persen, dan nilai tersebut cenderung stabil sampai periode ke 50. Dengan nilai respon yang negatif dapat disimpulkan bahwa guncangan dari penjualan PP sebesar satu standar deviasi berpengaruh negatif terhadap penjualan PS. 3. Apabila variabel PS di impuls (shock) 1.0 Respon Variabel PS Terhadap Shock Variabel PS.10 Respon Variabel ABS Terhadap Shock Variabel PS.00 Respon Variabel PP Terhadap Shock Variabel PS Gambar 5. Impulse Response PS Respon ketiga yang dianalisa yaitu apabila variabel PS di impuls. Gambar pertama menunjukkan respon yang diberikan variabel PS terhadap guncangan dari variabel PS itu sendiri. Berdasarkan grafik di atas, respon yang diberikan oleh

54 variabel PS pada perubahan satu standar deviasi variabel PS itu sendiri bernilai positif. Dimana respon yang diberikan cenderung menurun secara signifikan, dengan titik awal bernilai 100 persen pada periode pertama dan nilai respon terendah mencapai 12 persen berada pada periode ke 10. Selanjutnya nilai respon yang diberikan stabil dengan nilai 12 persen dari periode ke 10 hingga periode ke 50. Gambar selanjutnya menunjukkan respon variabel ABS terhadap guncangan dari variabel PS. Jika dilihat pada gambar di atas, respon yang diberikan variabel PS pada perubahan satu standar deviasi variabel PS cenderung bernilai negatif. Titik awal pada periode pertama bernilai 2 persen, selanjutnya mengalami sedikit peningkatan pada periode ke tiga dengan nilai 8 persen. Respon berikutnya terlihat penurunan hingga bernilai negatif. Penurunan tersebut dimulai dari periode ke 3 sampai periode ke 11 dengan nilai yaitu -25 persen, dan nilai tersebut cenderung stabil sampai periode ke 50. Dengan nilai respon yang negatif dapat disimpulkan bahwa guncangan dari penjualan PS sebesar satu standar deviasi berpengaruh negatif terhadap penjualan ABS. Gambar berikutnya menunjukkan respon variabel PP terhadap guncangan dari variabel PS. Dilihat dari respon yang diberikan variabel PP pada perubahan satu standar deviasi variabel PS bernilai negatif. Terlihat respon dari variabel PP terhadap variabel PS cenderung menurun, yang pada akhirnya mengalami kestabilan respon hingga periode 50. Penurunan terlihat pada periode pertama dengan nilai -3,8 persen, dimana titik awal pada periode pertama bernilai 0 persen. Kenaikan yang tidak begitu besar terjadi pada periode ke tiga dengan nilai -3,7 persen. Akan tetapi respon menurun kembali hingga nilai tersebut stabil sampai periode ke 50. Dengan nilai respon yang negatif dapat disimpulkan bahwa guncangan dari penjualan produk PS sebesar satu standar deviasi berpengaruh negatif terhadap penjualan produk PP Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Dengan analisis Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) ini akan memberikan informasi mengenai ramalan 50 periode ke depan dari setiap variabel dan seberapa persen variasi pada sebuah variabel dijelaskan oleh setiap gangguan yang ada dalam model yang diaplikasikan.

55 1. ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene) Forecast Error ABS Variabilitas data ramalan diukur dengan peramalan kesalahan standar atau disebut forecast standard error ditambah nilai prediksi dari garis persamaan regresi. Persamaan regresi yang di dapat untuk variabel ABS yaitu: ABS = ,271 ABSlag-2 + 0,603 ABSlag-1 + 0,152 PPlag-2-0,163 PPlag-1 + 0,046 PP - 0,194 PSlag-2-0,014 PSlag-1 + 0,212 PS Dari persamaan regresi tersebut kita dapat mengetahui nilai prediksi penjualan ABS. Setelah mendapatkan nilai persamaan regresinya, kita dapat menghitung nilai peramalannya. Tabel 10 merupakan hasil peramalan dari variabel ABS selama 1 tahun kedepan dari bulan ke 61 (Januari 2011) hingga bulan ke 72 (Desember 2011) dengan satuan Kilogram di setiap nilainya. Tabel 10. Hasil peramalan ABS Bln Forecast. Nilai Nilai Nilai Forecast SE persamaan Aktual Keakuratan Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Berdasarkan tabel di atas, dilihat dari hasil nilai persamaan atau nilai prediksi sementara dari variabel ABS mengalami fluktuasi. Hal ini juga akan mempengaruhi nilai ramalannya yang akan cenderung berfluktuatif di setiap bulannya hingga bulan ke 72 (Desember 2011). Sedangkan jika dilihat dari hasil nilai aktual atau nilai yang sesungguhnya, hasil peramalan penjualan pada komoditi ABS dari bulan ke 61 (Januari 2011) hingga bulan ke 69 (September 2011) sudah akurat. Hal ini dapat di lihat dari nilai aktual selama sembilan bulan ini yaitu dari bulan ke 61 (Januari 2011) hingga bulan ke 69 (September 2011) berada dalam rentang nilai forecast. Untuk peramalan tiga bulan berikutnya yaitu

56 bulan ke 70 (Oktober 2011) hingga bulan ke 72 (Desember 2011) perusahaan dapat menetapkan target penjualan komoditi ABS pada rentang nilai forecast. Variance Decomposition ABS Hasil dari variance decomposition ini akan ditunjukan dalam bentuk diagram dibawah ini. Gambar 6. Variance Decomposition ABS Jika dilihat dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa peramalan penjualan ABS untuk 50 periode kedepan mengalami penurunan. Pada periode pertama penjualan produk ABS dipengaruhi oleh ABS itu sendiri hingga mencapai nilai 100 persen. Pada periode berikutnya pengaruh ABS mulai melemah hingga terus mengalami penurunan sampai periode ke 50 dengan nilai 63 persen. Dari hasil analisis variance decomposition pada komoditi ABS dapat disimpulkan bahwa penjualan ABS dipengaruhi oleh ABS itu sendiri, sedangkan pengaruh penjualan produk PP dan PS tidak begitu besar sehingga secara keseluruhan penjualan ABS pengaruhnya masih di dominasi oleh dirinya sendiri baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 2. PP (Polypropylene) Forecast Error PP Variabilitas data ramalan diukur dengan peramalan kesalahan standar atau disebut forecast standard error ditambah nilai prediksi dari garis persamaan regresi. Persamaan regresi yang di dapat untuk variabel PP yaitu:

57 PP = ,137 ABSlag-2 + 0,070 ABS + 0,230 ABSlag-1 + 0,506 PPlag-2 + 0,439 PPlag-1-0,083 PSlag-1-0,013 PSlag-2 + 0,054 PS Dari persamaan regresi tersebut kita dapat mengetahui nilai prediksi penjualan PP. Setelah mendapat persamaan regresinya, kita dapat menghitung nilai peramalannya. Tabel 11 merupakan hasil peramalan dari variabel PP selama 1 tahun kedepan dari bulan ke 61 (Januari 2011) hingga bulan ke 72 (Desember 2011) dengan satuan Kilogram di setiap nilainya. Tabel 11. Hasil peramalan PP Bln Forecast. Nilai Nilai Nilai Forecast SE Persamaan Aktual Keakuratan Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Berdasarkan tabel di atas, dilihat dari hasil nilai persamaan atau nilai prediksi sementara dari variabel PP cenderung mengalami peningkatan dalam penjualan di setiap bulannya. Akan tetapi penurunan penjualan terjadi pada akhir bulan yaitu pada bulan ke 72 (Desember 2011). Hal ini juga akan mempengaruhi nilai ramalannya yang akan cenderung mengalami peningkatan dalam penjualan PP di setiap bulannya hingga bulan ke 71 (November 2011). Sedangkan jika dilihat dari hasil nilai aktual atau nilai yang sesungguhnya, hasil peramalan penjualan pada komoditi PP dari bulan ke 61 (Januari 2011) hingga bulan ke 69 (September 2011) sudah akurat. Hal ini dapat di lihat dari nilai aktual selama sembilan bulan ini yaitu dari bulan ke 61 (Januari 2011) hingga bulan ke 69 (September 2011) berada dalam rentang nilai forecast. Untuk peramalan tiga bulan berikutnya yaitu bulan ke 70 (Oktober 2011) hingga bulan ke 72 (Desember 2011) perusahaan dapat menetapkan target penjualan komoditi PP pada rentang nilai forecast.

58 Variance Decomposition PP Gambar 7. Variance Decomposition PP Gambar 7 menunjukkan variance decomposition dari variabel PP. Dilihat dari diagram tersebut, dapat diketahui bahwa peramalan penjualan produk PP pada 50 periode kedepan sangat berpengaruh besar terhadap produk PP itu sendiri. Pada periode pertama pengaruh variabel PP bernilai 100 persen dan di periode selanjutnya menurun, akan tetapi penurunannya tidak begitu besar yaitu berada di rata-rata 94 persen sehingga pengaruh penjualan pada komoditi PP di dominasi oleh dirinya sendiri.jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari PP masih sangat kuat dibandingkan dengan variabel lainnya yaitu ABS dan PS baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 3. PS (Polystyrene) Forecast Error PS Variabilitas data ramalan diukur dengan peramalan kesalahan standar atau disebut forecast standard error ditambah nilai prediksi dari garis persamaan regresi. Persamaan regresi yang di dapat untuk variabel PS yaitu: PS = ,154 ABSlag-2-0,114 ABSlag-1 + 0,347 ABS - 0,132 PPlag-2-0,011 PPlag-1 + 0,057 PP - 0,094 PSlag-2 + 0,786 PSlag-1 Dari persamaan regresi tersebut kita dapat mengetahui nilai prediksi penjualan PS. Setelah mendapat persamaan regresinya, kita dapat menghitung nilai peramalannya. Tabel 12 merupakan hasil peramalan dari variabel PS selama

59 1 tahun kedepan dari bulan ke 61 (Januari 2011) hingga bulan ke 72 (Desember 2011) dengan satuan Kilogram di setiap nilainya. Tabel 12. Hasil peramalan PS Bln Forecast. Nilai Nilai Nilai Forecast SE Persamaan Aktual Keakuratan Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Akurat Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat dari hasil nilai persamaan atau nilai prediksi sementara dari variabel PS mengalami fluktuasi pada penjualannya. Hal ini juga akan mempengaruhi nilai ramalan penjualan PS di setiap bulannya dari bulan ke 61 (Januari 2011) hingga bulan ke 72 (Desember 2011). Sedangkan jika dilihat dari hasil nilai aktual atau nilai yang sesungguhnya, hasil peramalan penjualan pada komoditi PS dari bulan ke 61 (Januari 2011) hingga bulan ke 69 (September 2011) sudah akurat. Hal ini dapat di lihat dari nilai aktual selama sembilan bulan ini yaitu dari bulan ke 61 (Januari 2011) hingga bulan ke 69 (September 2011) berada dalam rentang nilai forecast. Untuk peramalan tiga bulan berikutnya yaitu bulan ke 70 (Oktober 2011) hingga bulan ke 72 (Desember 2011) perusahaan dapat menetapkan target penjualan komoditi PS pada rentang nilai forecast.

60 Variance Decomposition PS Gambar 8. Variance Decomposition PS Gambar 8 menunjukkan variance decomposition dari variabel PS. Dilihat dari diagram tersebut, diketahui bahwa peramalan penjualan produk PS pada 50 periode kedepan sangat berpengaruh besar terhadap produk PS itu sendiri. Selain itu variabel lain yang berpengaruh dalam penjualan PS yaitu variabel ABS. Sedangkan pengaruh variabel lainnya yaitu variabel PP yang berpengaruh lebih kecil dibandingkan dengan variabel ABS. Dari hasil analisis variance decomposition dari produk PS dapat disimpulkan bahwa penjualan produk PS dipengaruhi oleh produk PS itu sendiri dan juga produk ABS baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. 4.8 Implikasi Manajerial Implikasi dari hasil analisa ini akan mempengaruhi keputusan manajerial seperti halnya dalam menjaga kualitas/mutu produk, yaitu kualitas warna pada setiap produk yang telah dipesan oleh pelanggan. PT. S-IK Indonesia merupakan suatu perusahaan yang kegiatan operasionalnya berdasarkan pesanan dari pelanggan. Oleh karena itu pihak PT. S-IK Indonesia harus berusaha untuk mengedepankan mutu produk-produknya dalam setiap kegiatan operasional perusahaan. Dalam mencapai visi dan misi perusahaan maka PT. S-IK Indonesia harus memiliki perencanaan yang baik sebagai sasaran untuk mencapai kelangsungan

61 hidup dan pertumbuhan perusahaan yang semakin baik dari waktu ke waktu. Untuk itu dibutuhkan suatu prediksi terhadap keadaan masa depan, dimana perusahaan harus tetap menjaga atau mempertahankan kualitas/mutu produkproduknya. Dengan mengetahui ramalan penjualan di beberapa periode kedepan, perusahaan dapat mengantisipasi pada bulan-bulan yang diramalkan akan terjadi penurunan pada suatu produk. Dimana dalam hal ini yang cenderung mengalami penurunan yaitu pada produk ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene) dan PS (Polystyrene). Perusahaan harus memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan terus menyempurnakannya sesuai dengan standar mutu/kualitas produk. Produk-produk berkualitas yang dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Serta proses pengolahan produk yang memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi terhadap standar-standar akan meminimalisir tingkat kecacatan/kerusakan akan produk yang dihasilkan. Karena setiap konsumen pada umumnya akan memaksimumkan utilitas dalam mengkonsumsi produk, jelas bahwa produk-produk yang berkualitas tinggi akan dipilih konsumen. Hal ini akan membantu meningkatkan penjualan produk ABS dan PS di periode selanjutnya.

62 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan: a. Berdasarkan hasil uji kointegrasi terdapat hubungan kointegrasi pada produk ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), PP (Polypropylene) dan PS (Polystyrene). Hal ini menunjukan bahwa ketiga produk tersebut telah terkointegrasi atau seimbang jangka panjang. Berdasarkan hasil IRF (Impulse Response Function) menunjukan bahwa guncangan penjualan ABS direspon positif oleh ABS itu sendiri dan PP akan tetapi di respon negatif oleh PS. Sedangkan guncangan yang terjadi pada penjualan PP direspon positif oleh PP itu sendiri dan di respon negatif oleh produk lainnya yaitu ABS dan PS. Dan untuk produk PS, guncangan yang terjadi pada penjualan PS yaitu produk tersebut direspon positif oleh PS itu sendiri akan tetapi direspon negatif oleh ABS dan PP. b. Dari hasil peramalan penjualan yang dilakukan untuk satu tahun kedepan (dimulai dari bulan Januari 2011 sampai bulan Desember 2011) terjadi fluktuasi pada nilai prediksi persamaan regresi, sehingga mempengaruhi nilai peramalan penjualannya. Bila dilihat dari nilai aktual masing-masing komoditi dari bulan ke 61 (bulan Januari 2011) hingga bulan ke 69 (bulan September 2011), terlihat keakuratan peramalan. Hal ini dapat dilihat dari rentang nilai peramalannya, dimana apabila nilai aktual berada dalam rentang nilai peramalan maka dinyatakan akurat. Berdasarkan hasil Variance Decomposition untuk 50 periode kedepan dalam penjualan pada komoditi ABS yaitu dipengaruhi oleh ABS itu sendiri, akan tetapi pengaruhnya menurun yang dimana pada periode pertama benilai 100 persen dan di periode selanjutnya pengaruhnya melemah hingga di periode ke 50 nilainya mencapai 63 persen. Selanjutnya Berdasarkan hasil Variance Decomposition untuk 50 periode kedepan dalam penjualan pada komoditi PP yaitu sangat di dominasi oleh dirinya sendiri, dengan kata lain pengaruh variabel PP terhadap penjualan komoditi PP masih sangat kuat dibandingkan dengan

63 variabel lainnya (ABS dan PS) yaitu berada di nilai rata-rata 94 persen. Dan yang terakhir hasil Variance Decomposition untuk 50 periode kedepan dalam penjualan pada komoditi PS yaitu dipengaruhi oleh produk PS itu sendiri dan juga produk ABS baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. 2. Saran Dalam penelitian ini penulis menyarankan beberapa hal kepada perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualan produknya. Berikut adalah beberapa hal yang disarankan oleh penulis: a. PT S-IK Indonesia diharapkan menerapkan analisis peramalan ini sebagai alat bantu dalam meramalkan penjualan produk-produknya di masa yang akan datang guna untuk mendapatkan suatu perencanaan yang baik dalam mencapai target perusahaan tersebut. Walaupun hasil dari peramalan tidak pernah secara mutlak tepat, akan tetapi peran peramalan diperlukan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan, karena dengan melakukan peramalan para perencana dan pengambil keputusan dapat mempertimbangkan alternatif-alternatif yang lebih luas daripada tanpa peramalan. b. Selain itu perusahaan harus memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan terus menyempurnakannya sesuai dengan standar mutu/kualitas produk yang telah ditetapkan, guna untuk meningkatkan penjualan produk-produk yang terdapat pada PT S-IK Indonesia.

64 DAFTAR PUSTAKA Agung, I.G.N Time Series Data Analisys Using Eviews. John Willey an Sons (Asia) Pte Ltd. Singapore Aldina A Analisis Peramalan Penjualan Matrix Blackberry PT Indosat, Tbk Dalam Rangka Perencanaan strategi Pemasaran. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Enders, W Applied Econometric Time Series. John Willey and Sons, Inc., New York. Engle, R. F. And C. W. J. Granger Econometrica. JSTOR. United States of America. Gaspersz, V Production Planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufakturing 21. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gujarati, D Ekonometika Dasar. Zain, Sumarno [penerjemah]. Erlangga, Jakarta Hanke, JE. et al Peramalan Bisnis. Ed ke-7. Anathur D, Penerjemah. Jakarta: Prenhallindo. Terjemahan dari : Busines Forecasting, Jakarta. Heizer, J. dan B. Render Manajemen Operasi. Edisi 7. Setyoningsih D dan Indra Almahdy, Penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Operations Management, Jakarta. Julivanto, V Dinamika Ekspor Karet Alam Indonesia. Skripsi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Keown, A.J., J.D. Martin, J.W. Petty, D.F. Scott Manajemen Keuangan: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi (Terjemahan). 9th edition. Jilid 1. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Mujiarto I, Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif. Traksi Vol 3:65-75 Plastic ID Code. [25 Agustus 2011]. Pratama S, Integrasi Pasar Obligasi Negara Di Antara Negara-Negara Asean+6. Skripsi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Quantitative Micro Software, EViews 6 User s Guide II.pdf.

65 Subagjo, B Defisit Anggaran Utang Pemerintah dan Keberlanjutan Fiskal. Aplikasi Model Vector Error Correction. Disertasi pada Program Doktor, Pascasarjana Manajemen dan Bisnis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

66 LAMPIRAN

67 55 Lampiran 1. Fasilitas yang terdapat pada PT S-IK Indonesia List of Production Facilities a. Extruder b. Blender

68 56 Lanjutan Lampiran 1. Fasilitas yang terdapat pada PT S-IK Indonesia c. Middle Hooper d. Others List of Inspection Facilities a. Injection Molding Machine

69 57 Lanjutan Lampiran 1. Fasilitas yang terdapat pada PT S-IK Indonesia b. Physical Test c. Attached Facilities

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Plastik

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Plastik II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Plastik Plastik merupakan bahan yang terbentuk dari produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer sendiri adalah rantai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir seluruh kegiatan manusia senantiasa diarahkan pada kondisi waktu yang akan datang, dimana keberadaannya tidak dapat diketahui secara pasti. Hal yang juga terjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi dan perkembangan teknologi serta kebutuhan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi dan perkembangan teknologi serta kebutuhan yang terus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi dan perkembangan teknologi serta kebutuhan yang terus meningkat telah menimbulkan perubahan dalam dunia industri di Indonesia. Industri yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pengembangan bahan bakar alternatif untuk menjawab isu berkurangnya bahan bakar fosil akan meningkatkan permintaan terhadap bahan bakar alternatif, dimana salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penilitian ini adalah pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012. Penelitian dilakukan di Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo). Penentuan tempat dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan memiliki tujuan yang pada dasarnya mendapatkan keuntungan demi kelancaran usahanya dan mampu bersaing dalam lingkungan bisnis secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah pengeluaran riil pemerintah (G t ), PBD riil (Y t ), konsumsi (CC t ), investasi (I t ), Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Datadata yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam pencarian metode peramalan terbaik, diperlukan berbagai informasi relevan sebagai data penunjang untuk pasar kue. Peramalan pasar kue dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2011. Penelitian dilakukan dengan mengunjungi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI 3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian seperti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tipe Tipe Mobil

TINJAUAN PUSTAKA Tipe Tipe Mobil 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tipe Tipe Mobil Mobil dapat dikategorikan secara luas ke dalam berbagai jenis berdasarkan bentuk, ukuran, spesifik mekanik, dan kinerja. Merek mobil yang dijual di Indonesia

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Rayap

II TINJAUAN PUSTAKA Rayap 7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rayap Menurut Yusuf dan Utomo (2006) rayap merupakan serangga primitif yang sangat dekat kekeluargaannyadengan kecoa. Di alam, rayap sangat berguna mengubah kayumati dan bahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 23 BAB 3 DATA DAN METODOLOGI Model-model ekonometrika yang digunakan di dalam penelitian biasanya merupakan persamaan struktural, yaitu model yang dibangun berdasarkan hubungan antara variabel berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

Ilmu Bahan. Bahan Polimer Ilmu Bahan Bahan Polimer Bahan Polimer Polimer disebut juga makromolekul merupakan molekul besar yang dibentuk dengan pengulangan molekul sederhana yang disebut monomer. Polimer berasal dari dua kata :

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Data penelitian Penelitian interdependensi pasar saham indonesia dengan pasar saham dunia ini menggunakan data sekunder berupa nilai penutupan harian/daily

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa.

TINJAUAN PUSTAKA. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. TINJAUAN PUSTAKA Plastik Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri atas unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT S-IK (Sanyo Inabata Kako) Indonesia adalah salah satu pemain global yang bergerak dalam bidang Plastic Coloring and Compounding (pewarnaan dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut : BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Pengertian dari variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi)

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi) PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi) 1. PENDAHULUAN Pengembangan industri plastik mempunyai peranan yang besar dalam menunjang cabang industri lainnya, mulai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Software Eviews Versi 4.1 dan Microsoft Office Excel Gambar 2 Plot IHSG.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Software Eviews Versi 4.1 dan Microsoft Office Excel Gambar 2 Plot IHSG. kointegrasi lebih besar dari nol maka model yang digunakan adalah VECM (Enders, 1995). 4. Analisis model VAR, VARD atau VECM. 5. Interpretasi terhadap model. 6. Uji kelayakan model. 7. Pengkajian fungsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data 41 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Analisis integrasi pasar dan transmisi harga merupakan bagian dari analisis data time series. Penelitian ini menggunakan data bulanan pada periode Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka,

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka, BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H14103001 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STABILITAS MONETER PADA SISTEM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara pasar modal Amerika (DJIA), Jepang (N225) dan Cina (SCI) terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara pasar modal Amerika (DJIA), Jepang (N225) dan Cina (SCI) terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa integrasi yang terjadi antara pasar modal Amerika (DJIA), Jepang (N225) dan Cina (SCI) terhadap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis

Lebih terperinci

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine BOTOL PLASTIK Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine Botol Plastik wadah untuk benda cair, yg berleher sempit dan terbuat dari plastik. Jenis-jenis botol plastik 1. PETE atau PET (polyethylene

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA OLEH Zainul Abidin H14103065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM INDONESIA OLEH VAGHA JULIVANTO H

DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM INDONESIA OLEH VAGHA JULIVANTO H DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM INDONESIA OLEH VAGHA JULIVANTO H14050086 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN VAGHA JULIVANTO. Dinamika Ekspor Karet

Lebih terperinci

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani Botol Plastik Sustainable Design Monica Tjenardi Putri 10120210198 Anastasia Sonia 10120210208 Olivia Sylvia Bellani 10120210320 Definisi Definisi, Material, Proses Pembuatan, Sistem Segel Sebuah wadah

Lebih terperinci

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 23 2.9 Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian-penelitian terdahulu, hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut : 1 Terjadi integrasi antara pasar beras domestik dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan Penggunaan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan dilakukan dengan pembobotan antara masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL ANALISIS Pengujian vektor autoregresi pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi perangkat lunak Eviews versi 6 yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Quantitative

Lebih terperinci

yang terbuat dari lembaran atau potongan potongan kecil kayu yang direkat bersama-sama (Maloney,1996). Mengacu pada pengertian ini, komposit serbuk

yang terbuat dari lembaran atau potongan potongan kecil kayu yang direkat bersama-sama (Maloney,1996). Mengacu pada pengertian ini, komposit serbuk TINJAUAN PUSTAKA Pemanfaatan Limbah Kayu dan Plastik Sebagai Papan Plastik Komposit Komposit kayu merupakan istilah untuk menggambarkan setiap produk yang terbuat dari lembaran atau potongan potongan kecil

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 69 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian menggunakan data sekunder, baik data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah data sekunder dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H14084013 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN METODE KOINTEGRASI PADA TIPE MOBIL SEDAN, CITY CAR, MPV DAN SUV DI HONDA MANDIRI BOGOR

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN METODE KOINTEGRASI PADA TIPE MOBIL SEDAN, CITY CAR, MPV DAN SUV DI HONDA MANDIRI BOGOR ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN METODE KOINTEGRASI PADA TIPE MOBIL SEDAN, CITY CAR, MPV DAN SUV DI HONDA MANDIRI BOGOR Oleh DIMAS PERMADI CAHYONO H24097032 PROGRAM ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PERAMALAN LAJU INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

PERAMALAN LAJU INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) PERAMALAN LAJU INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) SKRIPSI Disusun Oleh : Fitrian Fariz Ichsandi 24010210141024 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

PENELITIAN AWAL PENGGUNAAN POLYETHYLENE STRAP SEBAGAI BAHAN PEMBUAT GABION

PENELITIAN AWAL PENGGUNAAN POLYETHYLENE STRAP SEBAGAI BAHAN PEMBUAT GABION PENELITIAN AWAL PENGGUNAAN POLYETHYLENE STRAP SEBAGAI BAHAN PEMBUAT GABION Aga 1, Leonard Alan Christandy 2, Handoko Sugiharto 3, Gogot Setyo Budi 4 ABSTRAK: Plastik merupakan bahan yang banyak digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI OLEH RATNA VIDYANI H14102077 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

SIFAT DAN KARAKTERISTIK MATERIAL PLASTIK DAN BAHAN ADITIF. Iman Mujiarto * ) Abstrak

SIFAT DAN KARAKTERISTIK MATERIAL PLASTIK DAN BAHAN ADITIF. Iman Mujiarto * ) Abstrak SIFAT DAN KARAKTERISTIK MATERIAL PLASTIK DAN BAHAN ADITIF Iman Mujiarto * ) Abstrak Plastik merupakan salah satu bahan yang paling umum kita lihat dan gunakan. Bahan plastik secara bertahap mulai menggantikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN METODE KOINTEGRASI PADA TIPE MOBIL CITY CAR, SEDAN DAN MPV DI AUTO 2000 IQBAL FIKRIANSYAH H

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN METODE KOINTEGRASI PADA TIPE MOBIL CITY CAR, SEDAN DAN MPV DI AUTO 2000 IQBAL FIKRIANSYAH H 1 ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN METODE KOINTEGRASI PADA TIPE MOBIL CITY CAR, SEDAN DAN MPV DI AUTO 2000 IQBAL FIKRIANSYAH H24087104 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data bulanan periode 1998-2010. Variabel, data, satuan dan sumber data yang digunakan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci