SATUAN ACARA PERKULIAHAN BLOK ORGAN INDERA

Transkripsi

1 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Versi : 1 Revisi : 0 Tanggal Revisi : Tanggal Berlaku : FM-UII-AA-FKA-05/R1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN BLOK ORGAN INDERA Program Studi : Pendidikan Dokter Fakultas : Kedokteran Kode Mata Kuliah: Nama Mata Kuliah : Blok Organ Indera Semester : 5 SKS : 8 Tim Blok : dr. Ika Fidianingsih dr. Betty Ekawati S, Sp.KK dr. Noviana Nugrohowati dr. Dina Esti Utami dr. Inet Fyndianne M. dr. Rosmelia, M.kes, Sp.KK Kompetensi Blok : (diambil dari 7 area kompetensi KKI) 1. Komunikasi efektif 2. Keterampilan Klinis 3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 4. Pengelolaan Masalah Kesehatan 5. Pengelolaan Informasi 6. Mawas Diri Pengembangan Diri 7. Etika, Moral, Medikolegal Profesionalisme serta Keselamatan Pasien : (dibuat dari tujuan tertinggi yang akan dicapai setelah mengikuti kegiatan blok) 1. Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan pasien anggota keluarganya pada kasus organ indera 2. Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan sejawat terkait masalah kesehatan organ indera 3. Mahasiswa mampu memperoleh mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien keluarganya 4. Mahasiswa mampu melakukan prosedur klinik fisik diagnostik terkait dengan masalah kesehatan organ indera 5. Mahasiswa mampu melakukan prosedur laboratorium terkait dengan masalah kesehatan organ indera 6. Mahasiswa mampu menerapkan konsep-konsep prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan masalah kesehatan organ indera (meliputi cabang ilmu Anatomi, Histologi, Fisiologi, Mikrobiologi, Parasitologi, Patologi Anatomi, Farmakologi, Ilmu Penyakit Mata, THT, Ilmu Penyakit Kulit Kelamin) 7. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai gangguan penyakit pada kelainan organ indera (etiologi, patogenesis/patofisiologi, gejala tanda, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi,prognosis) 8. Mahasiswa mampu mengelola gangguan/penyakit pada kelainan organ indera yang menjadi kompetensi dokter umum SAP Blok Organ Indera hal 1 dari 35

2 9. Mahasiswa mampu menerapkan Evidence Based Medicine dalam penatalaksanaan gangguan/penyakit pada kelainan organ indera 10. Menjelaskan tinjauan Islam terhadap masalah organ indera Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasan Indikator Pencapaian Strategi Pembelajar an Pembelajaran Mahasiswa mampu membina sambung rasa 2. Mahasiswa mampu menggali informasi yang sesuai dengan diagnosis banding 3. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosis 4. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit yang terjadi pada pasien atau keluarga pasien Anamnesis relevan kasus blok 1. Mahasiswa mampu membina sambung rasa 2. Mahasiswa mampu menggali informasi yang sesuai dengan diagnosis banding 3. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosis 4. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit yang terjadi pada pasien atau keluarga pasien Ketrampilan medik anamnesis relevan kasus blok 4x probandus, instruktur, white board, spidol, buku panduan keterampilan medik anamnesis keterampilan medik Mahasiswa mampu membina sambung rasa 2. Mahasiswa mampu meminta persetujuan Dosen Pembimbing Lapangan untuk mempelajari kasus relevan blok yang terdapat di RS tempat PPK 2 3,4 1. Mahasiswa mampu membina sambung rasa dengan pasien Kasus relevan blok Kasus relevan blok 1. Mahasiswa mampu membina sambung rasa 2. Mahasiswa mampu meminta persetujuan Dosen Pembimbing Lapangan untuk mempelajari kasus relevan blok yang terdapat di RS tempat PPK 1.Mahasiswa mampu membina sambung rasa dengan pasien atau keluarganya Kegiatan PPK Kegiatan PPK dilanjutkan dengan 1 hari Pasien/keluarga pasien, DPL, RS/Puskesmas PPK: 1 hari, Ket. Medik PPK: pasien/keluarga pasien, DPL, RS/puskesmas Evaluasi Pengumpulan laporan PPK presentasi kegiatan PPK yang telah dijalani PPK: Pengumpulan laporan PPK presentasi Sumber 2 PPK: 2 Ket. Medik: 1 SAP Blok Organ Indera hal 2 dari 35

3 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasan Indikator Pencapaian Strategi Pembelajar an Pembelajaran atau keluarganya 2. Mahasiswa mampu melakukan anmnesis 3. Mahasiswa mampu mencatat merangkum hasil anamnesis 4. Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil anamnesis menjelaskan kepada pasien atau keluarganya 2.Mahasiswa mampu melakukan anmnesis 3.Mahasiswa mampu mencatat merangkum hasil anamnesis 4.Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil anamnesis menjelaskan kepada pasien atau keluarganya home visite, keterampilan medik anamnesis 4x Ket.medik: probandus, instruktur, white board, spidol, buku panduan keterampilan medik kegiatan PPK yang telah dijalani Ket.medik: anamnesis keterampilan medik Mahasiswa mampu melakukan organ 2, 3, 4, 5 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 indera (visus, segmen anterior, tekanan intraokuler, tekanan bola mata, otoskopi, rinoskopi anterior, transiluminasi, laringoskopi indirek, kulit) 1.Mahasiswa mampu menerapkan landasan ilmiah organ indera sesuai kasus yang dihadapi (dari anamnesis sampai dengan pengelolaaan kasus) Pemeriksaan mata: visus, segmen anterior, tekanan intraokuler, tekanan bola mata Pemeriksaan THT: otoskopi, rinoskopi anterior, transiluminasi, laringoskopi indirek, Kulit: UKK MEQ 1.Mahasiswa mampu melakukan organ indera (visus, segmen anterior, tekanan intraokuler, tekanan bola mata, otoskopi, rinoskopi anterior, transiluminasi, laringoskopi indirek, kulit) 1. Mahasiswa mampu menerapkan landasan ilmiah organ indera sesuai kasus yang dihadapi (dari anamnesis sampai dengan pengelolaaan kasus) Kegiatan keterampilan medik Keterampila n medik MEQ 6x 4x Diagnostik set, lampu senter, kaca pembesar, head lamp, spekulum hidung, spatel lidah Skenario kasus MEQ Evaluasi keterampilan medik MEQ 1 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 1.Mahasiswa mampu Skenario tutorial, 1.Mahasiswa mampu Diskusi Diskusi Diskusi Nilai tutorial: 25 Diskusi Sumber 1,3,4,5 SAP Blok Organ Indera hal 3 dari 35

4 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasan Indikator Pencapaian Strategi Pembelajar an Pembelajaran , 7 10 mencari sumber kuliah pakar relevan mencari sumber tutorial tutorial: tutorial:white board, % dari nilai bahan yang terkait dengan kasus organ indera 2.Mahasiswa mampu menjelaskan, memahami menerapkan landasan teori sesuai blok organ indera 3.Mahasiswa mampu menerapkan EBM landasan keislaman untuk mengelola pasien blok bahan yang terkait dengan kasus organ indera 2.Mahasiswa mampu menjelaskan, memahami menerapkan landasan teori sesuai blok organ indera Mahasiswa mampu menerapkan EBM landasan keislaman untuk mengelola pasien Kuliah pakar 12x6x Kuliah Pakar: 12x6x spidol, Text books, skenario, buku panduan tutorial, tutor, jurnal, internet, laptop/pc, hand out kuliah pakar, Kuliah Pakar: White board, spidol, hand out, dosen pakar, PC/laptop,, mikrophon, blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % dari nilai tutorial Nilai minikui: 40 % dari nilai tutorial Kuliah pakar: ujian blok organ indera Evaluasi Sumber tutorial: 6-33 Kuliah pakar: : 1. Anonim, Panduan Keterampilan Medik Blok Organ Indera. Jogjakarta: FK UII. 2., Suplemen Program Pengenalan Klinik Blok Organ Indera. Jogjakarta: FK UII. 3. Bates, B.,1995. A Guide of Physical Examination and History Taking. Sixth Edition. J.B. Lippincott Company. Philadelphia 4. Ilyas,S.,2006. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-3. Balai Penerbit FK UI. Jakarta 5.,2003. Dasar-Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-1. Balai Penerbit FK UI. Jakarta 6. Anonim, Kumpulan Blok Organ Indera. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. 7. Fox, S.I., 2002, Human Physiology, 7 th edition, International edition, McGraw-Hill Company. New York. 8. Guyton, Arthur C, Textbook of Medical Physiology 11th. Ed. Pennsylvania: Elsevier. 9. Shier, David, dkk, Hole's Essential of Human Anatomy and Physiology. Boston: McGraw-Hill Inc. 10. Sherwood, Lauralee, Human Physiology From Cell to System. California:Brooks. 11. Seeley, Rod R, Anatomy and Physiology ed. 6. New York: McGraw-Hill. 12. Mcphee, Stephen J and Ganong, William F., Pathophysiology of Diseases: An Introduction to Clinical Medicine 5 th ed. New York: Lange Medical Publications. 13. Vaughan & Asbury's, General Ophthalmology. Boston: McGraw-Hill Inc. 14. Jack J, Kanski, Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach. China: Elsevier Butterworth-Heinemann. 15. Chern, Kenneth C, Emergency Ophthalmology: A Rapid Treatment Guide.New York: McGraw-Hill. 16. Rapuano, Christoper J. and Heng, Wee-Jin, Cornea: Color Atlas and Synopsis of Clinical Ophthalmology. New York: McGraw-Hill. 17. Hartono, Oftalmologi Dasar Klinis. Jogjakarta: Pustaka Cendekia Press. 18., Sari Neurooftalmology. Jogjakarta: Pustaka Cendekia Press. 19. Ilyas, Sidarta, Katarak: Lensa Mata Keruh. Edisi 2. Jakarta: FK UI. SAP Blok Organ Indera hal 4 dari 35

5 20. Gunardi, Santoso, Anatomi Sistem Pendengaran Keseimbangan. Jakarta: FK UI. 21. Helmi, Otitis Supuratif Kronis. Jakarta: FK UI. 22. Fitzpatrick's, James E., Dermatology in General Medicine 6th. Ed. Vol. I and II. New York: McGraw-Hill. 23., Color Altlas & Synopsis of Clinical Dermatology.New York: McGraw-Hill Inc. 24., Dermatology Secrets. China: Mosby Elsevier. 25. Graham-Brown, Robin, Dermatology In Clinical Practice Series. Edinburgh: Churchill Livingstone. 26. Jaffer, Saeed N and Qureshi, Abrar A, Dermatology Quick Glance. New York: McGraw-Hill. 27. Elewski, Boni E, Differential Diagnosis in Dermatology. Alabama:Elsevier. 28. Sunthornsaj, Nuntavadee, Dermatology Resource: Indonesia 2006 / Jakarta: Wong Mei Chan. 29. Ali, Asra, Dermatology: A Pictoral Review. China: The McGraw-Hill Companies, Inc. 30. Kerdel FA, and Jimenez-Acosta F, Dermatology : Just the Facts, International Edition, McGraw Hill, Singapore 31. Graham-Brown R, Burns T, 2005, Lecture Notes Dermatology, alih bahasa : M Anies Zakaria, Penerbit Erlangga, Jakarta. 32. Anif, Moh., Formulasi Obat Topikal dengan Dasar Penyakit Kulit. Jogjakarta: Gajah Mada University Press. 33. Anonim, Antiinflamasi Topikal Pada Pengobatan Dermatitis Bayi Anak. Jakarta: FK UI. 34.,2004, Kumpulan Blok Organ Indera, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta 35. Soepardi EA dkk, 2007, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung Tenggorokan, Edisi 6, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 36. Ilyas S, 2006, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 37. Habif TP, 2004, Clinical Dermatology: A color guide to diagnosis and therapy. 4th ed., Mosby, Philadelphia 38. Budimulja U dkk, 2004, Dermatomikosis Superfisialis, Kelompok Studi Dermatomikosis Indonesia, Balai Penerbit FK UI, Jakarta Disahkan oleh Diperiksa oleh Disiapkan oleh Tanggal: Tanggal: Tanggal: Dekan, Koordinator PUPT, Koordinator Tim Blok, SAP Blok Organ Indera hal 5 dari 35

6 SATUAN ACARA TUTORIAL Program Studi : Pendidikan Dokter Fakultas : Kedokteran Kode Mata Kuliah: Nama Mata Kuliah: Blok Organ Indera Semester : 5 SKS : 8 Tim Blok : dr. Ika Fidianingsih dr. Betty Ekawati S, Sp.KK dr. Noviana Nugrohowati dr. Dina Esti Utami dr. Inet Fyndianne M. dr. Rosmelia, M.kes, Sp.KK Skenario/ Ke Skenario 1 1 Kom peten si Outcom e Topik Bahasan Sub Topik Bahasan Pembelajaran Evaluasi/Assessment ,3 7,8,9,10 Mahasiswa mampu merumuskan 2 x 1,2,3,4,5,6,8,12, tujuan belajar kelompok skenario 1 Skenario 1. 2 Skenario ,2,3, 4,5,6, 7 1,2,3, 4,5,6, 7 7,8,9,10 1. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami struktur mata adneksa 2. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami fungsi mekanisme indera penglihatan 7,8,9,10 1. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami penyakit kelainan pada mata (etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, DD, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi) 1.1. Penyakit dengan gejala Indera penglihatan, penyakit serta kelainan pada mata Indera penglihatan, penyakit serta kelainan pada mata Indera penglihatan, penyakit serta kelainan pada mata White board, spidol, skenario, buku panduan tutorial, tutor, White board, spidol, Text books, skenario, buku panduan tutorial, tutor, jurnal, internet, laptop/pc, hand out kuliah pakar, White board, spidol, Text books, tutor, skenario, buku panduan tutorial, laptop/pc, jurnal, internet,hand out kuliah pakar, 2 x 2 x Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % Nilai minikuis: 40 % Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % Nilai minikuis: 40 % Soal Mini Kuis: MCQ dengan soal mengacu pada objective 1,2,3,4,5,6,8,12, 1,7,8,9,10,11,12 SAP Blok Organ Indera hal 1 dari 35

7 Skenario/ Ke Kom peten si Outcom e Topik Bahasan Sub Topik Bahasan Pembelajaran Evaluasi/Assessment utama mata merah dengan visus normal (rag conjunctiva, rag palpebra, rag sclera, enteropion ekteropion) 1.2. Penyakit dengan gejala utama kelainan refraksi (hipermetrop, myopia, presbiopi, astigmatisma) 1.3. Penyakit/kelainan pada adneksa mata (system lakrimal kelopak mata) Skenario 2 1 Skenario 2 2 Skenario 2 3 1,3 7,8,9,10 Mahasiswa mampu merumuskan tujuan belajar kelompok skenario 2 1,2,3, 4,5,6, 7 1,2,3, 4,5,6, 7 7,8,9,10 Mahasiswa mampu menjelaskan memahami penyakit kelainan pada mata (etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, DD, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi) 1. Penyakit dengan gejala utama mata merah dengan visus menurun (ulkus kornea, uveistis anterior, glaukoma akut, endoftalmitis) 2. Penyakit dengan gejala utama mata tenang dengan visus menurun perlahan (katarak, glaucoma kronis, retinopathy) 7,8,9,10 1. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami konsep kebutaan (pengertian, Penyakit gangguan pada mata Penyakit gangguan pada mata Penyakit gangguan pada mata White board, skenario, buku panduan tutorial, spidol, tutor, White board, spidol, Text books, skenario, buku panduan tutorial, tutor, jurnal, internet, laptop/pc, hand out kuliah pakar, White board, spidol, Text books, skenario, buku panduan 2 x 2 x 2 x Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % Nilai minikuis: 40 % Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % Nilai minikuis: 40 % Soal Mini Kuis: MCQ dengan soal mengacu pada 1,7,8,9,10,11,12,13,14 1,7,8,9,10,11,12,13,14 1,7,8,9,10,11,12,13,14 SAP Blok Organ Indera hal 2 dari 35

8 Skenario/ Ke Kom peten si Outcom e Topik Bahasan Sub Topik Bahasan Pembelajaran Evaluasi/Assessment etiologi, pencegahan, objective rehabilitasi kebutaan) Skenario 3 1 Skenario 3 2 Skenario 3 3 Skenario 4 1,3 7,8,9,10 Mahasiswa mampu merumuskan tujuan belajar kelompok skenario 3 1,2,3, 4,5,6, 7 1,2,3, 4,5,6, 7 7,8,9,10 1. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami struktur telinga 2. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami fungsi mekanisme indera pendengaran 3. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, DD, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi 3.1. Gangguan pendengaran keseimbangan (penurunan pendengaran, tinitus, vertigo) 3.2. cerumen prop 7,8,9,10 Mahasiswa mampu menjelaskan memahami etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, DD, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi 1. Otitis eksterna 2. Otitis media 3. Tympanomastoiditis 1,3 7,8,9,10 Mahasiswa mampu merumuskan tujuan belajar kelompok skenario 4 Indera pendengaran, penyakit gangguan pendengaran Indera pendengaran, penyakit gangguan pendengaran Indera pendengaran, penyakit gangguan pendengaran Indera penciuman pengecapan serta tutorial, tutor, jurnal, internet, laptop/pc, hand out kuliah pakar, White board, skenario, buku panduan tutorial, spidol, tutor, White board, spidol, Text books, skenario, buku panduan tutorial, tutor, jurnal, internet, laptop/pc, hand out kuliah pakar, White board, spidol, Text books, skenario, buku panduan tutorial, tutor, jurnal, internet, laptop/pc, hand out kuliah pakar, White board, skenario, buku 2 x 2 x 2 x 2 x Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % Nilai minikuis: 40 % Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % Nilai minikuis: 40 % Soal Mini Kuis: MCQ dengan soal mengacu pada objective Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen 1,2,3,4,5,6,15, 1,2,3,4,5,6,15,1 6 1, 2, 3, 4, 5, 6, 15, 16 1, 2, 3, 4, 5, 6 SAP Blok Organ Indera hal 3 dari 35

9 Skenario/ Ke Kom peten si Outcom e Topik Bahasan Sub Topik Bahasan Pembelajaran Evaluasi/Assessment penyakit gangguannya panduan tutorial, spidol, tutor, Skenario 4 2 Skenario 4 3 1,2,3, 4,5,6, 7 1,2,3, 4,5,6, 7 7,8,9,10 1. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami struktur hidung 2. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami struktur lidah 3. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami fisiologi indera penciuman 4. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami fisiologi indera pengecapan 5. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami gangguan pada indera penciuman (istilah-istilah gangguan penciuman : anosmia, hiposmia,, kakosmia, parosmia, hiperosmia, serta konsep disfungsi penciuman) 6. Menjelaskan gangguan pada indera pengecapan (Menjelaskan istilah-istilah gangguan pengecapan : ageusia, hypogeusia, dysgeusia, hypergeusia, pathogenesis, etiologi, penatalaksanaan) 7,8,9,10 Mahasiswa mampu menjelaskan memahami etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, DD, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi 1. Rhinitis Indera penciuman pengecapan serta penyakit gangguannya Indera penciuman pengecapan serta penyakit gangguannya White board, spidol, Text books, skenario, buku panduan tutorial, tutor, jurnal, internet, laptop/pc, hand out kuliah pakar, White board, spidol, Text books, skenario, buku panduan tutorial, tutor, jurnal, internet, laptop/pc, hand out kuliah 2 x 2 x penilaian: Nilai keaktifan: 60 % Nilai minikuis: 40 % Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % Nilai minikuis: 40 % Soal Mini Kuis: MCQ dengan soal mengacu pada objective 1, 2, 3, 4, 5, 6 1, 2, 3, 4, 5, 6 SAP Blok Organ Indera hal 4 dari 35

10 Skenario/ Ke Kom peten si Outcom e Topik Bahasan Sub Topik Bahasan Pembelajaran Evaluasi/Assessment Sinusitis pakar, 3. Polip 4. Epistaksis Skenario 5 1 Skenario 5 2 1,3 7,8,9,10 Mahasiswa mampu merumuskan tujuan belajar kelompok skenario 5 1,2,3, 4,5,6, 7 7,8,9,10 Mahasiswa mampu menjelaskan memahami 1. Struktur kulit (lapisan kulit adnexa kulit) 2. Mekanisme persepsi kulit 3. Patologi kulit 4. UKK mekanismenya Kulit gangguan pada kulit Kulit gangguan pada kulit White board, skenario, buku panduan tutorial, spidol, tutor, White board, spidol, Text books, skenario, buku panduan tutorial, tutor, jurnal, internet, laptop/pc, hand out kuliah pakar, 2 x 2 x Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % Nilai minikuis: 40 % Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % Nilai minikuis: 40 % 1, 2, 3, 4, 5, 6 1, 2, 3, 4, 5, 6, 17, 18, 19, Skenario 5 3 Skenario 6 1 Skenario 6 2 1,2,3, 4,5,6, 7 7,8,9,10 Mahasiswa mampu menjelaskan memahami etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, DD, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi 1. Dermatosis eritrosquamosa (psoriasis, ptyriasis) 2. Mikosis superfisialis 3. Gangguan pigmentasi kulit 1,3 7,8,9,10 Mahasiswa mampu merumuskan tujuan belajar kelompok skenario 6 1,2,3, 4,5,6, 7 7,8,9,10 Mahasiswa mampu menjelaskan memahami etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, DD, diagnosis, penatalaksanaan, Kulit gangguan pada kulit Kulit, gangguan pada kulit, prinsip dermatoterapi Kulit, gangguan pada kulit, prinsip dermatoterapi White board, spidol, Text books, skenario, buku panduan tutorial, tutor, jurnal, internet, laptop/pc, hand out kuliah pakar, White board, skenario, buku panduan tutorial, spidol, tutor, White board, spidol, Text books, skenario, buku panduan tutorial, tutor, jurnal, 2 x 2 x 2 x Soal Mini Kuis: MCQ dengan soal mengacu pada objective Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % Nilai minikuis: 40 % Nilai tutorial: 25 % dari nilai blok. Komponen penilaian: Nilai keaktifan: 60 % 1, 2, 3, 4, 5, 6, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26 1, 2, 3, 4, 5, 6, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26 1, 2, 3, 4, 5, 6, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26 SAP Blok Organ Indera hal 5 dari 35

11 Skenario/ Ke Kom peten si Outcom e Topik Bahasan Sub Topik Bahasan Pembelajaran Evaluasi/Assessment komplikasi internet, laptop/pc, 1. Pioderma hand out kuliah Nilai minikuis: 40 % 2. Acne, pakar, 3. Miliaria, 4. Penyakit lichen Skenario 6 3 1,2,3, 4,5,6, 7 7,8,9,10 1. Mahasiswa mampu menjelaskan memahami prinsip dermatoterapi Kulit, gangguan pada kulit, prinsip dermatoterapi White board, spidol, Text books, skenario, buku panduan tutorial, tutor, jurnal, internet, laptop/pc, hand out kuliah pakar, : 1. Anonim, Kumpulan Blok Organ Indera. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. 2. Fox, S.I., 2002, Human Physiology, 7 th edition, International edition, McGraw-Hill Company. New York. 3. Guyton, Arthur C, Textbook of Medical Physiology 11th. Ed. Pennsylvania: Elsevier. 4. Shier, David, dkk, Hole's Essential of Human Anatomy and Physiology. Boston: McGraw-Hill Inc. 5. Sherwood, Lauralee, Human Physiology From Cell to System. California:Brooks. 6. Seeley, Rod R, Anatomy and Physiology ed. 6. New York: McGraw-Hill. 7. Mcphee, Stephen J and Ganong, William F., Pathophysiology of Diseases: An Introduction to Clinical Medicine 5 th ed. New York: Lange Medical 8. Vaughan & Asbury's, General Ophthalmology. Boston: McGraw-Hill Inc. 9. Jack J, Kanski, Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach. China: Elsevier Butterworth-Heinemann. 10. Chern, Kenneth C, Emergency Ophthalmology: A Rapid Treatment Guide.New York: McGraw-Hill. 11. Rapuano, Christoper J. and Heng, Wee-Jin, Cornea: Color Atlas and Synopsis of Clinical Ophthalmology. New York: McGraw-Hill. 12. Hartono, Oftalmologi Dasar Klinis. Jogjakarta: Pustaka Cendekia Press. 13., Sari Neurooftalmology. Jogjakarta: Pustaka Cendekia Press. 14. Ilyas, Sidarta, Katarak: Lensa Mata Keruh. Edisi 2. Jakarta: FK UI. 15. Gunardi, Santoso, Anatomi Sistem Pendengaran Keseimbangan. Jakarta: FK UI. 16. Helmi, Otitis Supuratif Kronis. Jakarta: FK UI. 17. Fitzpatrick's, James E., Dermatology in General Medicine 6th. Ed. Vol. I and II. New York: McGraw-Hill. 18., Color Altlas & Synopsis of Clinical Dermatology.New York: McGraw-Hill Inc. 19., Dermatology Secrets. China: Mosby Elsevier. 20. Graham-Brown, Robin, Dermatology In Clinical Practice Series. Edinburgh: Churchill Livingstone. 21. Jaffer, Saeed N and Qureshi, Abrar A, Dermatology Quick Glance. New York: McGraw-Hill. 22. Elewski, Boni E, Differential Diagnosis in Dermatology. Alabama:Elsevier. 23. Sunthornsaj, Nuntavadee, Dermatology Resource: Indonesia 2006 / Jakarta: Wong Mei Chan. 24. Ali, Asra, Dermatology: A Pictoral Review. China: The McGraw-Hill Companies, Inc. 25. Kerdel FA, and Jimenez-Acosta F, Dermatology : Just the Facts, International Edition, McGraw Hill, Singapore 2 x Soal Mini Kuis: MCQ dengan soal mengacu pada objective 1, 2, 3, 4, 5, 6, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 SAP Blok Organ Indera hal 6 dari 35

12 26. Graham-Brown R, Burns T, 2005, Lecture Notes Dermatology, alih bahasa : M Anies Zakaria, Penerbit Erlangga, Jakarta. 27. Anif, Moh., Formulasi Obat Topikal dengan Dasar Penyakit Kulit. Jogjakarta: Gajah Mada University Press. 28. Anonim, Antiinflamasi Topikal Pada Pengobatan Dermatitis Bayi Anak. Jakarta: FK UI. Disahkan oleh Diperiksa oleh Disiapkan oleh Tanggal: Tanggal: Tanggal: Dekan, Koordinator PUPT Koordinator Tim Blok SAP Blok Organ Indera hal 7 dari 35

13 SATUAN ACARA KULIAH PAKAR Program Studi : Pendidikan Dokter Fakultas : Kedokteran Kode Mata Kuliah: Nama Mata Kuliah : Blok Organ Indera Semester : 5 SKS : 8 Tim Blok : dr. Ika Fidianingsih dr. Betty Ekawati S, Sp.KK dr. Noviana Nugrohowati dr. Dina Esti Utami dr. Inet Fyndianne M. dr. Rosmelia, M.kes, Sp.KK Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran ,6 Mahasiswa dapat mengikuti seluruh kegiatan blok dengan hasil yang baik Mengetahui Garis besar isi blok Jenis kegiatan blok Pengantar Blok Organ Indera 1. Garis besar isi blok 2. Jenis kegiatan blok 3. Overview sistem organ indera Mengetahui Garis besar isi blok Jenis kegiatan blok & 3,4 Mampu menjelaskan anatomi organ visual : 1. Struktur cavitas orbita kedudukan alat-alat di dalamnya 2. Struktur morfologi bola mata nervus opticus 3. Struktur fungsi palpebrae, conjungtiva apparatus lakrimalis 4. Vaskulari sasi, inervasi aliran limfatik mata 5. Pembentu kan perkembangan bola mata apparatus lacrimalis Anatomi organ visual 1. Pengantar organ sensorik 2. Bola mata adneksa 1. Struktur cavitas orbita kedudukan alatalat di dalamnya 2. Struktur morfologi bola mata nervus opticus 3. Struktur fungsi palpebrae, conjungtiva apparatus lakrimalis 4. Vaskulari sasi, inervasi & Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 8 dari 35

14 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran Kedudukan bola mata aliran limfatik mata 5. Pembentu kan perkembangan bola mata apparatus lacrimalis 6. Kedudukan bola mata 3 Mampu menjelaskan histologi organ penglihatan menjelaskan fungsi mekanisme indera penglihatan menjelaskan prinsip dasar fisika dalam histologi organon visus 1. Fisiologi bagian-bagian mata adneksa mata 2. Proses melihat penilaian tajam penglihatan 3. Me penglihatan lintasan impuls penglihatan 4. Karakteristik reseptor pada retina (sel batang konus) 5. Proses penglihatan warna (trichromatic theory) Prinsip dasar fisika dalam kaitannya dengan indera penglihatan Histologi: Organon visus Fisiologi penglihatan 1. Proses fisiologi penglihatan 2. Visus 3. Buta warna Fisika penglihatan 1. Visus 2. Lensa koreksi histologi organon visus 1. Fisiologi bagianbagian mata adneksa mata 2. Proses melihat penilaian tajam penglihatan 3. Me penglihatan lintasan impuls penglihatan 4. Karakteristik reseptor pada retina (sel batang konus) 5. Proses penglihatan warna (trichromatic theory) Prinsip dasar fisika dalam kaitannya dengan indera & & Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 9 dari 35

15 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran kaitannya dengan indera penglihatan penglihatan melakukan mata kelainan refraksi terapi berbagai penyakit mata bagian luar terapi caracara penyakit mata 1. Jenis-jenis kelainan refraksi (hipermetrop, myopia, presbyopi, astigmatisme) 2. Penyebab gangguan refraksi 3. Cara penegakan diagnosis gangguan refraksi 4. Prinsip koreksi anomali refraksi 1. Berbagai macam penyakit sistem lakrimal 2. Diagnosis penatalaksanaan penyakit sistem lakrimal 3. Macam-macam penyakit kelopak mata 4. Diagnosis terapi penyakit kelopak mata 5. Macam-macam penyakit konjungtiva 6. Diagnosis terapi penyakit konjungtiva 7. Macam-macam penyakit kornea Pemeriksaan dasar penyakit mata Kelainan visus, optik refraksi Penyakit mata bagian luar 1. Penyakit adneksa 2. Konjungtiva 3. Kornea cara-cara penyakit mata 1. Jenis-jenis kelainan refraksi (hipermetrop, myopia, presbyopi, astigmatisme) 2. Penyebab gangguan refraksi 3. Cara penegakan diagnosis gangguan refraksi 4. Prinsip koreksi anomali refraksi etiologi, diagnosis penatalaksanaan macam-macam penyakit adneksa, konjungtiva kornea & & & Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 10 dari 35

16 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran Diagnosis terapi penyakit kornea kelainan lensa terapi awal berbagai kelainan sklera uvea mendiagnosi glaukoma terapi awal melaksanakan upaya prevensi kebutaan menjelaskan berbagai defek lintasan visual akibatnya : penyakit lensa 2. Diagnosis terapi penyakit lensa penyakit pada sklera 2. Macam-macam penyakit uvea glaukoma 2. Diagnosis, penatalaksanaan prognosis glaukoma 1. Pengertian buta 2. Pengertian low vision kebutaan sosial 3. Penyakit-penyakit yang menyebabkan kebutaan 4. Pencegahan rehabilitasi kebutaan 1. lintasan impuls penglihatan 2. macam-macam gangguan yang terjadi pada lintasan penglihatan Lensa Katarak Sklera Uvea kelainan sklera uvea Glaukoma glaukoma 2. Faktor resiko, patofisiologi, penegakan diagnosis, terapi Kebutaan 1. Insidensi 2. Faktor resiko 3. Rehabilitasi Neuroophtalmologi: defek lintasan visual : penyakit lensa 2. Diagnosis terapi penyakit lensa penyakit pada sklera 2. Macam-macam penyakit uvea glaukoma 2. Diagnosis, penatalaksanaan prognosis glaukoma 1. Pengertian buta 2. Pengertian low vision kebutaan sosial 3. Penyakit-penyakit yang menyebabkan kebutaan 4. Pencegahan rehabilitasi kebutaan 1. Lintasan impuls penglihatan 2. macam-macam gangguan yang terjadi pada & & & & & Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 11 dari 35

17 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran lintasan penglihatan berbagai kelainan retina berbagai gangguan gerak bola mata berbagai kasus kegawatdarurat an mata pertolongan pertama memilih sediaan yang tepat dalam terapi penyakit mata 1. macam-macam penyakit retina 2. patogenesis, diagnosis, penatalaksanaan prognosis penyakit retina kelainan gerak bola mata 2., patogenesis, penatalaksanaan kelainan gerak bola mata kondisi kegawatdaruratan pada mata 2. penatalaksaan kondisi kegawatdaruratan pada mata pada tingkat pelayanan primer jenis sediaan yang digunakan dalam terapi penyakit mata 2. Farmakodinamika farmakokinetika obat penyakit mata Kelainan retina 1. ablatio retina 2. oklusi pembuluh darah retina nervus optikus Gangguan gerak bola mata Kegawatdaruratan pada mata 1. Trauma mata Farmakologi obat penyakit mata 1. Farmakodi namika farmakokinetika obat penyakit mata 1. macam-macam penyakit retina 2. patogenesis, diagnosis, penatalaksanaan prognosis penyakit retina kelainan gerak bola mata 2., patogenesis, penatalaksanaan kelainan gerak bola mata kondisi kegawatdaruratan pada mata 2. penatalak saan kondisi kegawatdaruratan pada mata pada tingkat pelayanan primer jenis sediaan yang digunakan dalam terapi penyakit mata 2. Farmakodinamika farmakokinetika & & & & Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 12 dari 35

18 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran obat penyakit mata 3 Mampu menjelaskan anatomi fisiologi organ pendengaran keseimbangan 3 Mampu menjelaskan histologi organon vestibulocochle are 3 Mampu menjelaskan histologi organon olfaktorius lidah melakukan organ pendengaran, penciuman pengecapan 1. Anatomi organ pendenganran 2. Proses pendengaran pengaturan keseimbangan 3. Tes pendengaran histologi organon vestibulocochleare histologi organon olfaktorius lidah 1. cara-cara organ pendengaran 2. cara-ca hidung sinus paranasalis 3. cara-cara rongga mulut, faring laring Anatomi fisiologi pendengaran 1. Anatomi organ pendengaran 2. Proses pendengaran 3. lintasan impuls pendengaran keseimbangan 4. tes pendengaran Histologi: Organon vestibulocochleare Histologi: Organon olfaktorius lidah Pemeriksaan THT 1. Inspeksi palpasi telinga 2. Otoskopi 3. Inspeksi, palpasi hidung sinus paranasalis 4. Rinoskopi anterior 5. Transiluminasi sinus paranasalis 6. Inspeksi rongga mulut 7. Laringoskopi indirek 1. Anatomi organ pendenganran 2. Proses pendengaran pengaturan keseimbangan 3. Tes pendengaran histologi organon vestibulocochleare histologi organon olfaktorius lidah 1. cara-cara organ pendengaran 2. cara-ca hidung sinus paranasalis 3. cara-cara rongga mulut, faring laring & & & & Penyakit telinga luar & Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 13 dari 35

19 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran terapi pada penyakit telinga luar 1. macam-macam penyakit telinga luar 2. etiologi, diagnosis penatalaksanaan penyakit telinga luar 1. Kelainan daun telinga 2. Kelainan liang telinga 3. Kelainan kongenital etiologi, diagnosis, penatalaksanaan berbagai penyakit telinga luar penyakit telinga tengah terapi. 3 Mampu menjelaskan anatomi fisiologi organ penciuman pengecapan macam-macam penyakit hidung sinus paranasalis terapi penyakit rongga mulut, faring laring serta penatalaksanaa nnya penyakit telinga tengah 2. Etiologi, diagnosis penatalaksanaan penyakit telinga tengah 1. Struktur hidung lidah 2. Sistema olfaktoria 3. Sistem pengecapan penyakit hidung sinus paranasalis 2. Etiologi, patogenesis, diagnosis penatalaksanaan penyakit rongga mulut, faring laring 2. Etiologi, patogenesis, diagnosis penatalaksanaan Penyakit telinga tengah 1. Gangguan fungsi tuba eustachius 2. Barotrauma 3. Otitis media 4. Otosklerosis Anatomi fisiologi organ penciuman pengecapan 1. Struktur hidung lidah 2. Sistema olfaktoria 3. Papila lingualis sistema nervosum lidah Penyakit hidung sinus paranasalis 1. Epistaksis 2. Rhinitis 3. Sinusitis 4. Polip nasi Penyakit pada rongga mulut, laring faring 1. Infeksi 2. Benda asing 3. Tumor 4. Gangguan pengecapan etiologi, diagnosis penatalaksanaan berbagai penyakit telinga tengah Struktur hidung lidah Sistema olfaktoria Sistem pengecapan penyakit hidung sinus paranasalis 2. Etiologi, patogenesis, diagnosis penatalaksanaan macam-macam penyakit rongga mulut, faring laring, serta etiologi, diagnosis penatalaksanaannya & & & & Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 14 dari 35

20 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran ,3,4 Mengetahui cara radiologi organ indera 3 Mengetahui fungsi kulit 3 Mampu menjelaskan struktur anatomi fisiologi lapisan-lapisan kulit 3 Mengetahui macam-macam perubahan patologi kulit melakukan radiologik penunjang diagnosis penyakit organ indera 2. Mengetahui cara interpretasi hasil radiologik Mengetahui: 1. Lingkup pembahasan dalam IKK 2. Fungsi kulit normal 1. Struktur lapisan-lapisan kulit (epidermis, dermis, subkutis) 2. struktur adneksa kulit 3. perbedaan lapisan kulit di berbagai lokasi tubuh 4. Fungsi kulit proses keratinisasi 5. Jenis-jenis reseptor kulit 6. Vaskularisasi aliran limfatik kulit 7. lintasan impuls sensasi kulit ke sistem saraf pusat 1. macam-macam perubahan patologi kulit 1. macam-macam UKK cara mendeskripsikan Radiologi pada penyakit organ indera radiologi penyakit organ indera 2. Interpretasi hasil radiologik organ indera Introduksi kulit 1. Lingkup IKK 2. Fungsi kulit Anatomi kulit adneksa 1. Struktur kulit, rambut kuku 2. Fisiologi kulit, rambut kuku Perubahan patologi kulit perubahan patologi kulit Pemeriksaan kulit UKK, susunan radiologik penunjang diagnosis penyakit organ indera 2. Mengetahui cara interpretasi hasil radiologik Mengetahui: 1. Lingkup pembahasan dalam IKK 2. Fungsi kulit normal Mampu menggambarkan struktur lapisanlapisan kulit normal beserta sel organ penyusunnya 1. macam-macam perubahan patologi kulit 1. macam-macam UKK cara Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 15 dari 35

21 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran kulit mendeskripsika n UKK, serta memilih penunjang yang sesuai UKK 2. tehnik kulit, rambut, kuku 3. Macam-macam penunjang dalam IKK penyakit dermatitis eksem, terapi penyakit jamur superfisial kulit, mengidentifikasi faktor risiko, terapi menyebutkan macam-macam jamur dermatofit bentuk dermatitis 2. Patogenesis, diagnosis, terapi penyakit dermatofitosis nondermatofitosis 2. Patogenesis, faktor risiko, diagnosis penatalaksanaan dermatofitosis nondermatofitosis jamur penyebab dermatofitosis sifat-sifatnya penyebarannya 2. Tehnik kulit, rambut kuku 3. cara mendeskripsikan UKK 4. Macam-macam penunjang dalam IKK Penyakit dermatitis eksem 1. Dermatitis atopik 2. Dermatitis kontak 3. Dermatitis numularis 4. Liken simpleks kronikus Penyakit jamur superfisial kulit 1. Etiologi epidemiologi penyakit jamur superfisial 2. Faktor risiko infeksi jamur superfisial 3. Macam-macam dermatofitosis 4. Macam-macam nondermatofitosis (PVC kandidiasis) 5. Terapi jamur secara topikal sistemik Jamur penyebab kelainan kulit 1. Dermatofit (epidermophyton, mendeskripsikan UKK 2. tehnik kulit, rambut, kuku 3. Macam-macam penunjang dalam IKK bentuk dermatitis 2. Patogenesis, diagnosis, terapi penyakit dermatofitosis nondermatofitosis 2. Patogenesis, faktor risiko, diagnosis penatalaksanaan dermatofitosis nondermatofitosis jamur penyebab dermatofitosis Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 16 dari 35

22 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran Macam-macam jamur trichophyton, sifat-sifatnya nondermatofis, serta mampu memilih candida sifat-sifatnya 3. Malassezia furfur sifat-sifatnya microsporum) 2. Malassezia furfur 3. Candida 2. Macam-macam jamur candida sifat-sifatnya mikrobiologik 4. Identifikasi mikrobiologik jamur kulit 3. Malassezia furfur sifat-sifatnya yang sesuai 4. Identifikasi mikrobiologik penyakit eritroskuamosa terapi awal macam-macam kelainan kelenjar ekrin sebase, serta terapi kelainan pigmentasi kulit kelainan kulit noninflamasi : penyakit eritroskuamosa 2. Patogenesis, diagnosis penatalaksanaan penyakit eritroskuamosa kelainan kelenjar ekrin sebasea 2. Patogenesis, diagnosis, penatalaksanaan penyakit kelenjar ekrin sebasea 1. Macam macam kelainan pigmentasi macammacam kelainan kulit noninflamasi diagnosisnya Penyakit eritroskuamosa 1. Psoriasis 2. Pityriasis rosea 3. Dermatitis seboroik 4. Eritroderma Kelainan kelenjar ekrin sebasea 1. Akne vulgaris 2. Hidradenitis supurativa 3. Miliaria 4. Rosasea 5. Dermatitis perioral Kelainan pigmentasi 1. Vitiligo 2. Melasma 3. Hiperpigmentasi pasca inflamasi 4. Hipopigmentasi pasca inflamasi Kelainan kulit noninflamasi: 1. Liken planus 2. Liken sklerosus et atrofikus jamur kulit : penyakit eritroskuamosa 2. Patogenesis, diagnosis penatalaksanaan penyakit eritroskuamosa kelainan kelenjar ekrin sebasea 2. Patogene sis, diagnosis, penatalaksanaan penyakit kelenjar ekrin sebasea Macam macam kelainan pigmentasi macam-macam kelainan kulit noninflamasi diagnosisnya Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 17 dari 35

23 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran terapi awal macam-macam pioderma, epizoonosis penyakit akibat serangga, serta terapi upaya prevensi menjelaskan bakteri mikobakteri penyebab kelainan kulit serta memilih mikrobiologi yang sesuai menjelaskan artropoda penyebab kelainan kulit infeksi virus kulit, piodema, faktor risiko epidemiologi 2. Etiologi, patogenesis, diagnosis penatalaksanaan impetigo, ektima, erysipelas, selulitis, folikulitis, furunkel karbunkel 3. Etiologi, patogenesis, diagnosis penatalaksanaan skabies, cutaneous larva migrans, pedikulosis bakteri mikobakteri penyebab kelainan kulit 2. Pemeriksaan penunjang untuk identifikasi bakteri mikobakteri penyebab kelainan kulit Mampu menyebutkan: artropoda penyebab kelainan kulit infeksi virus pada kulit 2. Etiologi, patogenesis Pioderma epizoonosis, penyakit akibat serangga 1. Impetigo ektima 2. Erisipelas selulitis 3. Folikulitis 4. Furunkel karbunkel 5. Skabies 6. Cutaneous larva migrans 7. Pedikulosis 8. Insect bites urtikaria papulosa Bakteri mikobakterium penyebab kelainan kulit 1. Stafilokokus 2. Streptokokus 3. M. Leprae 4. M. Tuberkulo sis 5. N. Gonorrhea 6. C.trachomatis Arthropoda, Serangga penyebab alergi, penyengat, pengigit, peyebab myasis, ektoparasit yang permanen Infeksi virus: 1. Varicella herpes zoster 2. Morbili etiologi, faktor risiko, patogenesis, diagnosis penatalaksanaan macam-macam pioderma, epizoonosis penyakit akibat serangga bakteri mikobakteri penyebab kelainan kulit 2. Serta mikrobiologik yang sesuai Mampu menyebutkan: Macam-macam artropoda penyebab kelainan kulit etiologi, patogenesis, diagnosis penatalaksanaan Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 18 dari 35

24 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran penatalaksanaan infeksi 3. Veruka vulgaris berbagai infeksi virus terapi. virus pada kulit 4. Moluskum kulit penyakit kulit mikobakterial, melakukan yang diperlukan, terapi monitoring pengobatan, serta mencegah skuele. penyakit IMS terapi serta mampu melakukan upaya prevensi penyakit kulit reaktif erupsi obat serta 1. Etiologi, epidemiologi, faktor risiko, pato genesis, kriteria diagnosis klasifikasi penyakit lepra 2. Penatalaksanaan lepra pencegah an keca catan lepra 3. Reaksi lepra penatalaksanaannya 4. Macam-macam tuberkulosis kutis penatalaksanaannya IMS, etiologi, faktor risiko, patogenesis, prognosis penatalaksanaannya 2. Cara diagnosis IMS berdasarkan bagan alur penyakit kulit reaktif erupsi obat 2. Etiologi, Patogene sis, diagnosis penatalaksanaan penyakit kontagiosum Penyakit kulit mikobakterial 1. Lepra 2. Tuberkulosis kutis Infeksi menular seksual 1. Uretritis GO/NGO 2. Servisitis GO/NGO 3. Herpes genitalis 4. Sifilis 5. Kandidiasis 6. Bakterial vaginosis 7. Trikomoniasis 8. Kondiloma akuminata 9. HIV/AIDS 10.Diagnosis IMS berdasar bagan alur Penyakit kulit reaktif erupsi obat 1. Urtikaria angioedema 2. Eritema multiforme 3. Erupsi obat eksantematosa etiologi, klasifikasi, patogenesis, diagnosis penatalaksanaan lepra reaksi lepra, serta mampu menyebutkan macam-macam tuberkulosis kutis, diagnosis penatalaksanaannya IMS, etiologi, faktor risiko, patogenesis, prognosis penatalaksanaann ya 2. Cara diagnosis IMS berdasarkan bagan alur penyakit kulit reaktif erupsi obat 2. Etiologi, Patogene sis, diagnosis Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 19 dari 35

25 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran terapi kulit reaktif erupsi obat penyakit bula otoimun penyakit tumor kulit terapi pada kelainan kulit memilih sediaan topikal yang sesuai dengan kondisi kelainan kulit kegawatdarurat an kulit pertolongan awal 5,6 Mampu menerapkan prinsip EBM dalam kasus penyakit bula otoimun serta caracara penegakan diagnosisnya Mampu mennyebutkan: tumor kulit jinak 2. Macam-macam tumor kulit ganas 3. faktor risiko keganasan kulit terapi pada kelainan kulit 2. Dasar-dasar terapi topikal kegawatdaruratan kulit tanda- 2. Penatalaksanaan kegawatdaruratan kulit caracara penerapan prinsip EBM pada kasus organ indera Penyakit bula otoimun 1. Pemfigus vulgaris 2. Pemfigoid bulosa Tumor kulit 1. Keratosis seboroik 2. Xanthelasma 3. BCC 4. SCC 5. Hemangioma 6. Melanoma Dermatoterapi terapi pada kelainan kulit 2. Dasar-dasar terapi topikal Kegawatdaruratan kulit 1. Sindroma Stevens Johnson 2. Nekrolisis epidermal toksik 3. Staphylococcal scalded skin syndrome (S4) EBM pada kasus organ indera penatalaksanaan penyakit kulit reaktif erupsi obat Macam-macam penyakit bula otoimun serta cara-cara penegakan diagnosisnya Mampu mennyebutkan: tumor kulit jinak 2. Macam-macam tumor kulit ganas 3. faktor risiko keganasan kulit terapi pada kelainan kulit 2. Dasar-dasar terapi topikal kegawatdaruratan kulit tanda 2. Penatalaksanaan kegawatdaruratan kulit cara-cara penerapan prinsip EBM pada kasus organ indera Evalu asi Sumber SAP Blok Organ Indera hal 20 dari 35

26 Perte ke Komp etensi Topik Bahasan Sub Topik Bahasa Indikator Pencapaian Dosen Pakar Strategi Pembela jaran Pembel ajaran organ indera 7 Mampu bertindak sesuai prinsip Islam dalam kasus organ indera pangan Islam dalam kasus organ indera Perspektif Islam dalam kasus organ indera pangan Islam dalam kasus organ indera 5. Evalu asi Sumber : 1. Anonim, 2004, Kumpulan Blok Organ Indera, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta 2. Soepardi EA dkk, 2007, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung Tenggorokan, Edisi 6, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 3. Ilyas S, 2006, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 4. Habif TP, 2004, Clinical Dermatology: A color guide to diagnosis and therapy. 4th ed., Mosby, Philadelphia 5. Fitzpatrick TB et al, 2001, Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatolology, 4th ed, McGrawHill company, Ney York 6. Budimulja U dkk, 2004, Dermatomikosis Superfisialis, Kelompok Studi Dermatomikosis Indonesia, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 7. Sjamsoe-Daili ES dkk, 2003, Kusta, Balai Penerbit FK UI, Jakarta Disahkan oleh Diperiksa oleh Disiapkan oleh Tanggal: Tanggal: Tanggal: Dekan, Koordinator PUPT Koordinator Tim Blok SAP Blok Organ Indera hal 21 dari 35

27 SATUAN ACARA PRAKTIKUM Program Studi : Pendidikan Dokter Fakultas : Kedokteran Kode Mata Kuliah: Nama Mata Kuliah: Blok Organ Indera Semester : 5 SKS : 8 Tim Blok : dr. Ika Fidianingsih dr. Betty Ekawati S, Sp.KK dr. Noviana Nugrohowati dr. Dina Esti Utami dr. Inet Fyndianne M. dr. Rosmelia, M.kes, Sp.KK Departemen / Kompete nsi Topik Bahasan Dosen Pengampu Pembelajaran Metode Alat Evaluasi /Assess ment Anatomi/1 Landasa n Ilmiah Kedokter an Organon Visus - dr. Zainuri Sabta Nugraha - dr. Kuswati - dr. Abdul Kafi Ruang praktikum, cadaver atlas Asistens i Cadaver atlas anatomi 2 x (pretes, post-tes) anatomi Anatomi/2 Landasa n Ilmiah Kedokter an Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Anatomi dalam pengelolaan pasien sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Anatomi dalam pengelolaan pasien sesuai dengan 1. Menjelaskan cavitas orbitae kedudukan alat-alat di dalamnya 2. Menjelaskan morfologi fungsi palpebrae, conjungtiva apparatus lacrimalis 3. Menjelaskan morfologi fungsi bola mata nervus opticus 4. Menjelaskan peranan jaringan retrobulber m.orbitalis terhadap kedudukan bola mata 5. Menjelaskan kedudukan gerakan bola mata 6. Memahami pembentukan pekembangan bola mata apparatus lacrimalis 1. Memahami dasar struktur hidung sinus paranasales. 2. Memahami vaskularisasi inervasi hidung sinus paranasales. Hidung - dr. Zainuri Sabta Nugraha - dr. Kuswati - dr. Abdul Kafi Ruang praktikum, cadaver atlas anatomi Asistens i Cadaver atlas anatomi 2 x (pretes, postes) Refe rensi SAP Blok Organ Indera hal 22 dari 35

28 Departemen / Kompete nsi Topik Bahasan Dosen Pengampu Pembelajaran Metode Alat Evaluasi /Assess ment pelayanan kesehatan tingkat primer Anatomi/3 Fisiologi/4 Fisiologi/5 Landasa n Ilmiah Kedokter an Landasa n Ilmiah Kedokter an Landasa n Ilmiah Kedokter an Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Anatomi dalam pengelolaan pasien sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer Mampu menjelaskan proses fisiologis berkaitan dengan indera penglihatan Mahasiswa mampu menjelaskan proses fisiologis berkaitan dengan indera pendengaran Memahami morfologi fungsi auris media sebagai organ penghantar getaran bunyi. 1. proses pembedaan gelap terang. 2. proses terbentuknya pembedaan warna. 3. proses terbentuknya bayangan pada retina mata. 4. tentang daya akomodasi serta hal-hal yang mempengaruhinya. 5. Mampu melakukan koreksi pada kelainan visus. 6. tentang me penglihatan beberapa kelainannya. 1. proses terbentuknya bunyi. 2. proses penangkapan persepsi bunyi oleh indera pendengaran. 3. hal-hal yang mempengaruhi penangkapan persepsi bunyi Telinga Pemeriksa an Visus, Me Penglihata n Tes Buta Warna Tes pendengar an - dr. Zainuri Sabta Nugraha - dr. Kuswati - dr. Abdul Kafi - dr. Chandra Kurniawan - dr. Miftahul Hadi - dr. Nur Rahmi Ananda - dr. Chandra Kurniawan - dr. Miftahul Hadi - dr. Nur Rahmi Ananda Ruang praktikum, cadaver atlas anatomi Hand-Out, Optotip Snellen, Ishihara card, Hand-Out, Garputala Asistens i Asistens i Asistens i Cadaver atlas anatomi Hand- Out, Optotip Snellen, Ishihara card, Hand- Out, Garputal a Parasitologi Ketrampil Mampu 1. Mampu melakukan identifikasi Serangga dr. Esti Mahanani Preparat Asistens Preparat 2 x 2 x 2 x 2 x (pretes, postes) (pretes, post-tes, laporan) OSCE (pretes, post-tes, laporan) OSCE Refe rensi SAP Blok Organ Indera hal 23 dari 35

29 Departemen / Kompete nsi Topik Bahasan Dosen Pengampu Pembelajaran Metode Alat Evaluasi /Assess ment /6 an Klinis melakukan identifikasi jenis-jenis serangga penyebab alergi ektoparasi serangga i serangga (pretest, serangga ektoparasit yang patogen 2. Mampu melakukan identifikasi jenis-jenis serangga sebagai vektor penyakit t post-test) 3. Mampu melakukan identifikasi Patologi Anatomi/8 Ketrampil an Klinis Mampu mengidentifikasi neoplasma pada kulit, hidung, telinga mata jenis-jenis serangga ektoparasit Mampu mengidentifikasi membedakan neoplasma jinak ganas pada kulit, hidung, telinga mata Molluscum contagios um, Karsinoma planoselul er, Karsinoma basoselula re, Nevus pigmentos us, Melanoma maligna, Retinoblas toma dr. R. Edi Fitriyanto Hand-Out, Mikroskop, Preparat Praktiku m Hand- Out, Mikrosko p, Preparat 2 x Refe rensi : 1.,2004, Kumpulan Blok Organ Indera, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta 2. Adams (et al), 1994, BOIES, Buku Ajar Penyakit THT, Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 3. Ballenger, 1994, Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala Leher, Binarupa aksara, Jakarta 4. Djuanda, dkk, 2000, Ilmu Penyakit Kulit Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 5. Fox, S.I., 2002, Human Physiology, 7 th edition, International edition, McGraw-Hill Company, New York Disahkan oleh Diperiksa oleh Disiapkan oleh SAP Blok Organ Indera hal 24 dari 35