RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK"

Transkripsi

1 Laporan Praktikum Elektronika Dasar I RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK NAMA : ARINI QURRATA A YUN NIM : H KELOMPOK : LIMA (V) ASISTEN : M. FAUZI M JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

2 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam zaman modern saat ini kebutuhan akan energi listrik sudah merupakan kebutuhan pokok. Hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang pesat sehingga menuntut tersedinya energi listrik secara besar-besaran. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan indutri maka pemerintah berusaha membangun beberapa pembangkit listrik seperti pembangkit listrik tenaga uap, tenaga disel, panas bumi, dan tenaga air. Selanjutnya pada pembangkit/ sumber tenaga listrik saat ini banyak menggunakan arus AC. Hal ini disebabkan karena arus ini lebih praktis dan ekonomis. Disebut praktis karena untuk menaikkan dan menurunkan tegangan hanya dibutuhkan transformator sedangkan ketika dihubungkan dengan alat-alat yang menggunakan arus searah maka hanya diperlukan diode atau adaptor saja. Disebut ekonomis karena hanya mengkonsumsi daya pada hambatan saja selain itu tidak banyak menghasilkan panas atau kalor seperti pada tegangan arus searah (Jati, 2010). Dalam penerapannya arus AC ini memerlukan beberapa rangkaian yang diperlukan. Selanjutnya rangkaian inilah ang akan dibahas dalam praktikum ini. Beberapa rangkaian yang digunakan dalan penerapan arus AC seperti rangkaian RLC baik parallel maupun seri, rangkaian integrator sebagai penapis frekuensi rendah dan rangkaian diferensiator sebagai penapis frekuensi tinggi. Untuk lebih memahami fungsi dan kegunaan masing-masing rangkaian serta sifat dan karakteristik keluarannya maka dapat dilihat pada pembahasan dan hasi percobaan pada praktikum kali ini.

3 I.2 Ruang Lingkup Pada praktikum kali ini membahas mengenai rangkaian pada arus bolak-balik, berupa rangkaian integrator dan rangkaian diferensiator. Yang selanjutnya pada kedua rangkaian ini akan diketahui sifat dan karakteristik dari bentuk isyarat keluarannya ketika diberi masukan berupa isyarat persegi. Dalam prktikum kali ini juga membahas mengenai isyarat keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian RLC paralel. I.3 Tujuan Praktikum Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu memiliki kemampuan untuk : 1. Mengetahui sifat dan karakteristik dari bentuk isyarat keluaran pada diferensiator dan integrator bila diberi masukan berupa isyarat persegi. 2. Mengukur tanggapan amplitude dan tanggapan fasa dari suatu sumber AC tegangan tetap untuk tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi pada rangkaian RC ini. 3. Mengukur tanggapan amplitudo rangkaian RLC terhadap sumber AC sinus arus tetap.

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik Arus bolak-balik merupakan aliran muatan listrik positif di konduktor yang arah alirannya berubah terhadap waktu. Sumber dari arus bolak balik ini biasanya disebut tenaga gerak listrik (tgl) da nada pula yang menyebutnya (ggl). Tgl ini berlambang, dan memiliki satuan volt (V). tegangan AC tidak mengenal kutub positif dan negative karena polaritas kutub-kutubnya berubah terhadap waktu (Jati, 2010). Sehingga dapat dilihat bahwa arus yang dipasok ke rumah-rumah dan kantorkantor oleh perusahaan listrik sebenarnya adalah AC untuk seluruh dunia. Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoidal dengan demikian arus yang dihasilkan pun sinusoidal. Tegangan dapat dituliskan berdasarkan fungsi waktu seperti (Giancoli, 2001): Potensial V berosilasi antara +V 0 hingga V 0. V 0 disebut sebagai tegangan puncak sedangkan f merupakan frekuensi dimana f ini merupakan osilasi lengkap yang terjadi setiap detiknya (Giancoli, 2001). Berdasarkan hokum ohm apabila di sepanjang tegangan V ada resistor R, maka akan didapatkan nilai arus, yaitu (Giancoli, 2001): = I 0 sin 2πft (2.2) Nilai I 0 = V 0 /R merupakan arus puncak dimana pada arus ini akan dianggap positif ketika elektron mengalir ke satu arah dan negatif jika mengalir ke arah yang berlawanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keadaan positif arus listrik bolak-balik akan sama seringnya dengan keadaan negatif arus (Giancoli, 2001).

5 Gambar II.1 Arus dan tegangan bolak-balik Frekuensi dalam arus listrik AC merupakan banyaknya gelombang yang terjadi dalam satu detik. Sedangkan waktu yang diperlukan oleh satu gelombang disebut priode (T) maka (Tim fakultas teknik UNY, 2001): jika sebuah generator penghasil listrik yang mempunyai kutub P dan berputar sebanyak N kali dalam satu menit, maka frekuensi mempunyai persamaan (Tim fakultas teknik UNY, 2001): Pada arus litrik bolak-balik nilai yang terukur pada multimeter adalah nilai arus efektifnya, yang disebut juga arus atau teangan rms (root mean squer = akar rerata kuadat daria rus atau tegangan yang fungsi waktu) ini dibuktikan oleh penunjukkan jarum pada multimeter pilihan AC mrnunjuk pada angka tertentu bukannya bergoyang-goyang pada priode 1/50 sekon pada frekuensi arus itu 50 Hz (Jati, 2010). Nilai rata-rata atau mean dari kuadrat arus atau tegangan merupakan hal yang penting dalam menghitung daya listrik kedepannya. Nilai arus dan tegangan ratarata sendiri dapat dirumuskan sebagai (Giancoli, 2001):

6 Dalam rangkaian listrik arus bolak-balik atau AC sudut fase dan beda fase akan memberikan informasi mengenai tegangan dan arus yang mengalir. Sednagkan, beda fase antara tegangan dan arus pada listrik arus bolak-balik memberikan informasi tentang sifat beban dan penyerapan daya atau energi listrik. Dengan melihat beda fase anatara tegangan dan arus dapat diketahui sifat dari beban apakah resistif, kapasitif atau induktif (Tim fakultas teknik UNY, 2001). II.2 Untaian Resistor, Induktor dan Kapasitor II.2.1 Untaian Tahanan (Resistor) Sebuah tahanan atau resistor (R) yang terhubung dengan sumber listrik AC ( sehingga membentuk suatu rangakaian tertutup. Jika, beramplitudo m (volt), dan memiliki frekuensi sudut (rad/s) maka pada setiap saat t berlaku (Jati, 2010): Gambar II.2 Untaian tahanan ber-tgl bolak-balik Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa, hal ini menginfomasikan bahwa arus yang mengalir pada rangakaian yaitu (Jati, 2010): Dari kedua persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai bernilai maksimum maupun minimum (Jati, 2010). dan I adalah sefase ketika

7 II.2.2 Untaian Induktor Untaian induktor juga biasa disebut untaian induktansi (L), berada pula pada untaian tertutup dimana (Jati, 2010): ) Gambar II.3 Untaian induktor dengan tgl bolak-balik Selanjutnya mengacu pada persamaan (2.7) sehingga arus yang mengalir tiap saat dapat dirumuskan, sebagai (Jati, 2010): Faktor X L (= merupakan reaktansi induktansi yang bersatuan ohm. Dari persamaan (2.10) menandakan bahwa I mendahului dengan beda fase 90 (Jati, 201). II.2.3 Untaian Kapasitor Untaian kapasitor ini biasa juga disebut untaian C. Kapasitansi dari kapasitor ini bersatuan farad. Dimana kapasitor terhubung ke sumber tegangan sehingga mampu menyimpan muatan Q. Dimana dari hal ini akan didapatkan persamaan (Jati, 2010):

8 Gambar II.4 Untaian kapasitor dengan tgl bolak-balik Sehingga diperoleh nilai muatan (Q) dalam tiap waktunya (t), adalah (Jati, 2010): Dari hubungan ini diketahui pula bahwa besarnya arus yang mengalir pada untaian adalah diferensial dari besarnya muatan terhadap waktu (= ), sehingga didapatkan (Jati, 2010) : Faktor X C (= merupaka reaktansi kapasitif kapasitor yang bersatuan ohm (Giancoli, 2001). Perbandingan antara persamaan (2.7) dengan persamaan (2.13) menunjukkan bahwa antara dan I berbeda fase 90. Hal inilah yang meyebabkan I tertinggal dari (Jati, 2010).

9 Tabel II.1 Karakteristik tegangan dan arus R, L, dan C II.3 Rangkaian RLC Pada rangkaian RLC ini mengandung ketiga elemen yaitu resistor, induktor, dan kapasitor. Rangkaian ini dibagi lagi menjadi dua rangkaian yaitu rangkaian RLC seri dan rangkaian RLC paralel. Tenaga gerak listrik (tgl) pada rangkaian RLC ini berfungsi sebagai pemaksa untuk tetap mengalirnya arus listrik. Dimana amplitude arus listrik bergantung pada besarnya frekuensi tgl. Amplitude arus listrik terbesar dicapai pada kondisi resonansi, yaitu kondisi dimana frekuensi tgl senilai dengan frekuensi alamiah untai RLC (Jati, 2010). III.3.1 Rangkaian RLC Seri Amplitudo arus listrik pada rangakaian ini bergantung pada besar frekuensi tgl. Amplitudo arus terbesar dicapai pada saat terjadi kondisi resonansi, yaitu kondisi ketika frekuensi tgl senilai dengan frekuensi alaminya.keberadaan tgl bertenaga menyebabkan adanya arus listrik tunak I (Jati, 2010).

10 Dalam keadaan tunak (steady state) ini, energi yang tersimpan pada induktor dn kapasitor adalah konstan (untuk sumber konstan) dan sesuai dengan perubahan arus dan tegangan bentuk gelombang sumber bolak-balik (untuk sumber bolakbalik) (Winarsih, 2002). Gambar II.5 Rangkaian RLC seri Pada gambar diatas dapat dibuat persamaan (Winarsih, 2002): Dimana (Jati, 2010) Sehingga ketika disubtitusikan ke persamaan (2.14) maka akan didapatkan (Jati, 2010):

11 Selanjutnya dari persamaan ini akan didapatkan (Jati, 2010): (X L -X c ) R Xl Xc Dimana nilai R Gambar II.6 Hubungan antar tahananan pada untaian RLC (2.21) Apabila megacu pada persamaan (2.18) maka akan diperoleh kaitan amplitude arus listrik dan amplitude tgl (Jati, 2010): Dapat diperhatikan dalam hubungan antar tahanan pada gambar (II.4) maka akan di dapatkan persamaan (Jati, 2010): Dimana Z merupakan impedansi dari rangkaian RLC yang bersatuan ohm (Jati, 2010).

12 III.3.1 Rangkaian RLC Paralel Gambar II.7 Rangkaian RLC paralel Pada rangkaian parallel ini akan dianggap L sebagai induktansi murni yang tidak memiliki hambatan kemudian rangkaian ini akan dihubungkan dengan suatu sumber arus tetap agar memiliki beda tegangan yang sebanding dengan nilai impedansinya (Arifin, 2015). Impedansi rangkaian paralel RLC dinyatakan dalam admitasi Y, yaitu (Sharman, 2007): ( ) Sehingga : ( ) (2.26) Diperoleh bahwa nilai, atau = o =, admitansi (Y) ini mempunyai nilai minimum, yaitu Y = 1/R, atau impedansi Z = 1/Y = R. ini berarti bahwa pada resonansi, impedansi rangkaian RLC parallel mempunyai nilai maksimum (Arifin, 2015).

13 Selanjutnya pada rangkaian RLC keseluruhan akan didapatkan nilai frekuensi resonansi yaitu (Sharman, 2007): Pada frekuensi rendah X c >X L sehingga rangkaian bersifat kapasitif (f o > f) dan tegangan mendahului arus. Sedangkan pada frekuensi tinggi dimana X c <X L rangkaian bersifat induktif (f o < f) dan tegangan tertinggal dari arus. Ketika nilai frekuensi meningkat maka nilai impedansi juga akan meningkat dan ketika nilai impedansi nol, resonansi pada rangkaian akan terjadia arus pendek (Sharman, 2007). II.4 Tapis Lolos Rendah dan Tapis Lolos Tinggi Pada penguat tapis pasif (RC) maka hanya akan diperoleh daerah dengan frekuensi operasional yang rendah. Maka untuk mendapatkan daerah operasional yang besar haruslah digunakan tapis aktif (Sumarna, 2007). Tapis atau filter lolos rendah merupakan tapis yang meloloskan signal frekuensi rendah sedangkan tapis lolos tinggi merupakan tapis yang meloloskan signal frekuensi tinggi. Gambar II.8 Tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi

14 Pada tapis lolos rendah dan tinggi dikenal istilah fungsi transfer (fungsi alih) yaitu fungsi yang menunjukkan perbandingan antara tegangan keluaran dan tegangan masukan, yaitu: Dimana, (Arifin, 2015). Selanjutnya dapat diketahui lukisan tanggapan amplitudo, biasanya menggunakan nisbah tegangan dalam desibel (db) yang terdefinisi sebagai (Arifin, 2015): II.5 Rangkaian Integrator Rangkaian integrator merupakan rangkaian tapis lolos rendah. Pada rangkaian ini isyarat keluaran merupakan integral dari bentuk isyarat masukan jika tetapan waktu RC >> T/2 (Sumarna, 2007). Gambar II.9 Rangkaian sederhana Integrator Lebih jelasnya jika tetapan waktu t=rc << T, maka kapasitor akan terisi penuh dalam waktu T/2. Tetapi, jika tetapan waktunya adalah t=rc>> T, maka sebelum kapasitor terisi penuh, tegangan Vs sudah berbalik menjadi negatif. Akibatnya kapasitor segera dikosongkan dan diisi muatan negatif menuju ke Vp. Tetapi, belum lagi terisi penuh, Vs sudah berubah tanda lagi. Hal inilah yang

15 menyebabkan isyarat keluaran akan berupa suatu tegangan yang berbentuk isyarat gelombang sinusoidal berbentuk segitiga (Arifin, 2015). Pengaplikasian rangkaian integrator ini pada penggunaan Op-Amp yang dirangkai sebagai integrator, seperti pada gambar (II.10) seperti dibawah ini (Sumarna, 2007): Gambar II.10 Rangkaian Op-Amp integrator Selain itu rangkaian integrator ini juga digunakan dalam komputer analog (Budijatno, 2012). II.6 Rangkaian Diferensiator Pada rangkaian diferensiator bekerja rangkaian tapis lolos tinggi. Dimana pada rangkaian ini bentuk isyarat keluaran merupakan diferensial dari isyarat masukan jika tetapan waktu RC<<T/2 (Sumarna, 2007). Sedangkan apabila tetapan waktu RC >> T, atau untuk nlai f >> 1/RC, bentuk insyarat mirip dengn isyarat masukan, akan tetapi puncaknya miring. Dan jika RC<< T, atau f << RC, isyarat akan berbentuk denyut dengan tegnagan puncak 2V (Arifin, 2015). Gambar II.11 Rangkaian sederhana diferensiator

16 Pada penggunaan Op-Amp sebagai diferensiator berbeda dengan penggunaan Op- Amp pada integrator karena pada rangkaian ini perlu diperhatikan adanya daerah osilasi pada frekuensi tertentu. Berikut merupakan gambar rangkaian diferensiator dalam Op-Amp (Sumarna, 2007): Gambar II.12 rangkaian Op-Amp diferensiator

17 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium elektronika Fisika Dasar Fakultas MIPA Universitas Hasanuddi, tanggal 7 Oktober 2015, hari Rabu pukul Wita sampai dengan Wita. III.2 Alat dan Bahan III.2.1 Alat Beserta Fungsinya Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah: a) Sinyal Generator Gambar III.1 Signal Generator Berfungsi untuk menghasilkan signal yang kemudian akan ditampilkan pada osiloskop setelah melewati ragkaian integrator, diferensiator atau rangkaian RLC paralel. b) Osiloskop Gambar III.2 Osiloskop

18 Berfungsi sebagai penerjemah signal input ataupun output dari signal generator dan dari rangkaian. c) Papan PCB Gambar III.3 Papan PCB Berfungsi sebagai tempat perakitan rangkaian integrator, diferensiator, dan rangkaian RLC paralel. d) Kabel Jumper Gambar III.4 Kabel Jumper Kabel ini berfungsi untuk menghubungkan komponen dalam rangkaian pada papan PCB.

19 III.2.2 Bahan Beserta Fungsinya Bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah: a) Resistor Gambar III.5 Resistor Tetap Berfungsi sebagai salah satu komponen dalam merangkaia rangkaian integrator, diferensiator dan rangkaian RLC parallel. b) Kapasitor Gambar III.6 Kapasitor ELCO Kapasitor ELCO berfungsi sebagai salah satu komponen yang digunakan saat merangkai rangkaian integrator, diferensiator dan RLC parallel. c) Induktor Gambar III.7 Induktor Berfungsi sebagai salah satu komponen dalam merangkai rangkaian RLC parallel.

20 III.3 Prosedur Percobaan III.3.1 Tanggapan dari Rangkaian Integrator Terhadap Isyarat Persegi 1. Rangkailah komponen resistor dan kapasitor pada papan PCB. Sehingga sesuai dengan rangkaian berikut: Gambar III.8 Rangkaian Integrator 2. Kalibrasi osiloskop pada chenel 1 dan chenel 2, selanjutnya chenel 1 akan menunjukkan nilai/betuk tegangan masukan dan chenel dua akan menunjukkan nilai/bentuk tegangan keluaran pada rangkaian. 3. Beri masukan pada rangkaian berupa isyarat gelombang persegi. 4. Amati bentuk isyarat gelombang yang terbentuk pada osiloskop. 5. Hitung tegangan yang dihasilkan pada saat frekuensi 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 5000 Hz, Hz, dan Hz. 6. Catat hasil yang didapatkan dalam tabel yang telah disiapkan. III.3.1 Tanggapan dari Rangkaian Diferensiator Terhadap Isyarat Persegi 1. Rangkailah komponen resistor dan kapasitor pada papan PCB. Sehingga sesuai dengan rangkaian berikut:

21 Gambar III.9 Rangkaian diferensiator 2. Kalibrasi osiloskop pada chenel 1 dan chenel 2, selanjutnya chenel 1 akan menunjukkan nilai/betuk tegangan masukan dan chenel dua akan menunjukkan nilai/bentuk tegangan keluaran pada rangkaian. 3. Beri masukan pada rangkaian berupa isyarat gelombang persegi. 4. Amati bentuk isyarat gelombang yang terbentuk pada osiloskop. 5. Hitung tegangan yang dihasilkan pada saat frekuensi 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 5000 Hz, Hz, dan Hz. 6. Catat hasil yang didapatkan dalam tabel yang telah disiapkan. III.3.1 Tanggapan dari Rangkaian RLC Paralel Terhadap Isyarat Persegi 1. Rangkailah komponen resistor dan kapasitor pada papan PCB. Sehingga sesuai dengan rangkaian berikut: Gambar III.10 Rangkaian RLC paralel

22 2. Kalibrasi osiloskop pada chenel 1 dan chenel 2, selanjutnya chenel 1 akan menunjukkan nilai/betuk tegangan masukan dan chenel dua akan menunjukkan nilai/bentuk tegangan keluaran pada rangkaian. 3. Beri masukan pada rangkaian berupa isyarat gelombang persegi. 4. Amati bentuk isyarat gelombang yang terbentuk pada osiloskop. 5. Hitung tegangan yang dihasilkan pada saat frekuensi 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 5000 Hz, Hz, dan Hz. 6. Catat hasil yang didapatkan dalam tabel yang telah disiapkan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil IV.1.1 Tabel Data Percobaan IV Rangkaian Integrator

23 Gambar IV.1 Rangkaian Integrator NO FREKUENSI V IN PUT V OUT PUT Hz 7,5 V 4 V Hz 7,5 V 1,5 V Hz 7,5 V 1 V Hz 7,5 V 0,3 V Hz 8 V 0,2 V Hz 8 V 0,1 V IV Rangkaian Diferensiator

24 Gambar IV.2 Rangkaian Diferensiator NO FREKUENSI V IN PUT V OUT PUT Hz 7,5 V 8 V Hz 7,5 V 10 V Hz 7 V 9 V Hz 5 V 8 V Hz 4,5 V 7,5 V IV Rangkaian RLC Paralel Hz 4,5 V 6,5 V Gambar IV.3 Rangkaian RLC Paralel NO FREKUENSI V IN PUT V OUT PUT Hz 0,18 V 0,04 V Hz 0,24 V 0,04 V Hz 0,22 V 0,02 V

25 Hz 0,19 V 0,03 V Hz 0,16 V 0,02 V Hz 0,16 V 0,02 V IV.2 Pengolahan Data IV.2.1 Rangkaian Integrator Frekuensi 500 Hz : Frekuensi 1 khz : Frekuensi 2 khz : Frekuensi 5 khz : Frekuensi 10 khz : Frekuensi 20 khz :

26 IV.2.2 Rangkaian Diferensiator Frekuensi 500 Hz : Frekuensi 1 khz : Frekuensi 2 khz : Frekuensi 5 khz : Frekuensi 10 khz : Frekuensi 20 khz : IV.2.3 Rangkaian RLC Paralel Frekuensi 500 Hz : Frekuensi 1 khz : Frekuensi 2 khz : Frekuensi 5 khz : Frekuensi 10 khz : Frekuensi 20 khz :

27 Tegangan (V) Tegangan (V) IV.3 Grafik IV.3.1 Grafik Rangkaian Integrator V input V output frekuensi (Hz) IV.2.2 Grafik Rangkaian Diferensiator V input V output frekuensi (Hz)

28 Tegangan (V) IV.3.3 Grafik Rangkaian RLC Paralel V input V output frekuensi (Hz) IV.4 Pembahasan Pada rangkain Integrator dapat dilihat bahwa nilai tegangan input selalu lebih besar dari tegangan output. Dapat diamati pula bahwa pada rangkaian integrator masukan dengan frekuensi rendah memiliki tegangan output lebih besar dibandingkan masukan dengan frekuensi tinggi. Dimana pada data dapat dilihat pada frekuensi 500 Hz teganagn input yaitu 7,5 volt dengan outputnya yaitu 4 volt, pada frekuensi Hz tegangan input yaitu 7,5 volt dengan tegangan output 1,5 volt, pada frekuensi 2000 Hz tegangan input sebesar 7,5 volt dan tegangan output 1 volt, pada frekuensi 5000 Hz tegangan input 7,5 volt dengan output sebesar 0,3 volt, pada frekuensi hz tegangan input sebesar 8 volt dengan output sebesar 0,2 volt dan pada frekuensi volt tegangan input sebesar 8 volt dengan tegangan output sebesar 0,1 volt. Pada data dapat dilihat walaupuan ada peningkatan besar tegangan input namun tetap terjadi penurunan tegangan output. Hal ini membuktikan bahwa pada rangkaian integrator hal yang mempengaruhi besarnya keluaran adalah besarnya frekuensi. Dimana semakin besar frekuensi input maka akan semakin kecil tegangan keluarannya karena pada rangkaian hanya dapat meloloskan tegangan berfrekuensi kecil.

29 Hubungan ini dapat dilihat dari penggabaran grafik dimana semakin besar frekuensi maka tegangan masukan akan semakin besar pula nilainya dan tegangan masukan semakin kecil nilainya. Sedangkan pada pengolahan data akan didapatkan nilai tanggapan amplitude dan tanggapan fasa dari rangkaian integrator ini dimana nilai dari tanggapan dari tiaptiap data adalah bernilai negatif hal ini menunjukkan pada kapasitor terdapat pengisian dan pengosongan kapasitor yang tidak stabil (sesuai dengan teori) dimana untuk waktu t=rc << T, maka kapasitor akan terisi penuh dalam waktu T/2. Tetapi, jika tetapan waktunya adalah t=rc>> T, maka sebelum kapasitor terisi penuh, tegangan Vs sudah berbalik menjadi negatif. Akibatnya kapasitor segera dikosongkan dan diisi muatan negatif menuju ke Vp. Tetapi, belum lagi terisi penuh, Vs sudah berubah tanda lagi. Hal ini juga menandakan bahwa bntuk gelombang keluaran dari rangkaian ini berupa gelombang sinusoidal gergaji. Pada rangkaian diferensiator hasil data pengamatan menunjukkan nilai yang berbanding terbalik dengan hasil data pengamatan pada rangkaian integrator. Hal ini dapat dilihat pada data yang berhasil dikumpulkan dimana pada frekuensi 500 Hz tegangan input sebesar 7,5 volt dan output sebesar 8 volt, pada frekuensi 1000 Hz tegangan input sebesar 7,5 volt dengan tegangan output sebesar 10 volt pda frekuensi 2000 Hz tegangan masuk nilainya semakin mengecil yaitu bernilai 7 volt dengan output sebesar 9 volt, pada frekuensi 5000 Hz nilai tegangan masukan sebesar 5 volt dengan output sebesar 8 volt, pada frekuensi Hz tegangan masukan bernilai 4,5 volt dengan output yang nilainya semakin mengecil pula yaitu sebesar 7,5 volt dan terakhir pada data berfrekuensi hz terdapat tegangan masukan sebesar 4,5 volt dengan keluaran sebesar 6,5 volt. Dapat dilihat pada rangakaian diferensiator ini nilai tegangan keluaran selalu lebih besar dibandingkan nilai tegangan masukan. Pada tegangan masukan nilainya akan semakin menurun seiring dengan pertambahan besar frekuensi dan pada tegangan output nilainya semakin bertambah seiring dengan pertambahan nilai

30 besaran frekuensi. Pada rangkaian diferensiator ini merupakan rangkaian yang meloloskan signal berfrekuensi tinggi. Hubungan antara tegangan keluaran dan tegangan masukan sendiri dapat dilihat pada grafik sebelumnya dan pad atanggapan amplitudo dan tanggapan fasa dari rangkaian ini menurut pengolahan data menunjukkan nilai yang selalu positif tidak seperti pada rangkaian integrator yang bernilai negatif. Pada rangkaian RLC Paralel hasil data pengamatan. Dimana pada frekuensi sebesar 500 Hz tegangan input bernilai 0,18 volt dengan output sebesar 0,04 volt, pada frekuensi 1000 Hz tegangan input sebesar 0,24 volt dengan tegangan output sebesar 0,04 volt, pada frekuensi 2000 Hz tegangan input sebesar 0,22 volt dengan tegangan output menurun menjadi 0,02 volt, pada frekuensi 5000 Hz tegangan input sebesar 0,19 volt dengan output naik menjadi sebesar 0,03 volt, nilai tegangan input semakin menurun seiring dengan besarnya nilai frekuensi dimana pada saat frekuensi Hz inputnya sebesar 0,16 volt dengan output sebesar 0,02 volt, dan pada frekuensi 2000 Hz tegangan input mencapai nilai 0,16 volt dengan nilai tegangan output sebesar 0,02 volt. Secara rata ratanya dapat dilihat bahwa apabila nilai frekuensi bertambah besar maka nilai tegangan input dan tegangan output akan semakin mengecil. Hubungan antara tegangan masukan dan tegangan keluaran pada rangkaian RLC paralel ini dapat dilihat dari grafik yang ada. dimana besarnya impedansi atau tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian dipengaruhi oleh induktansi, resistansi dan capasitansi rangkaian tersebut. Sedangkan untuk tanggapan amplitudo dan tanggapan fase pada rangkaian menunjukkn nilai positif seperti pada rangkaian diferensiator.

31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Dalam percobaan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Dapat diketahui sifat dan karakteristik dari bentuk isyarat keluaran baik rangkaian diferensiator maupun integrator saan dberi masukan isyarat persegi. Sebagaimana di lihat bahwa isyarat keluarannya berupa gelombang sinussoidal berbentuk gergaji. 2. Dapat diukur tanggapan amplitudo dan tanggapan fase dari ketiga rangkaian dari suatu sumber AC tegangan tetap untuk tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi pada rangkaian RC ini. 3. Dapat diukur nilai tanggapan amplitudo rangkaian RLC terhadap sumber AC arus tetap.

32 DAFTAR PUSTAKA Arifin Penuntun Praktikum Elektronika Dasar I. Makassar. UNHAS Budijatno, Arief, Slamet Winardi Desain Perangkat Keras Komputer Analog Berbasis Komputer Digital dan Microcontroller. Surabaya. Universitas Widya Kartika Surabaya dan Universitas Narotama Surabaya Giancoli Fisika. Jakarta. Erlangga Halliday, David Fisika. Jakarta. Erlangga Jati, Bambang Murdaka Eka, Tri Kuntoro Priyambodo Fisika Dasar. Yogyakarta. Penerbit Andi Sharman, Sanjeev Basic of Electrica Engineering. New Delhi. International Publishing House Sudirham, Sudaryatno. Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu Sumarna Keterampilan Elektronika. Yogyakarta. Universita Negeri Yogyakarta Tim Fakultas Teknik UNY Rangkaian Listrik Arus Bolak-Balik. Yogyakarta. UNY Winarsih, Irda, 2002, Pengamatan Perilaku Transien, Universitas Trisakti, vol.1, no.2, hal.1.

ELEKTRONIKA FISIS DASAR I RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC)

ELEKTRONIKA FISIS DASAR I RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) Laporan Praktikum ELEKTRONIKA FISIS DASAR I RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) OLEH NAMA : ABDUL MUIN BSNYAL NIM : H21112274 KELOMPOK : X ASISTEN : HERYANTO LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI JURUSAN

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI PRAKIKUM RANGKAIAN RC DAN FENOMENA RESONANSI (Oleh : Sumarna, ab-elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. UJUAN Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki terjadinya fenomena resonansi

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o )

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o ) ARUS BOLAK BALIK Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai alat-alat seperti dinamo sepeda dan generator. Kedua alat tersebut merupakan sumber arus dan tegangan listrik bolak-balik. Arus bolak-balik atau

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK Berikut ini ditampilkan beberapa soal dan pembahasan materi Fisika Listrik Arus Bolak- Balik (AC) yang dibahas di kelas 12 SMA. (1) Diberikan sebuah gambar rangkaian

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT UMPAN BALIK

Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT UMPAN BALIK Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT UMPAN BALIK DISUSUN OLEH : NAMA : ARINI QURRATA A YUN NIM : H21114307 KELOMPOK : TIGA (III) TANGGAL PRAKTIKUM : 10 MARET 2016 ASISTEN : MUHAMMAD FAUZI

Lebih terperinci

Nama : Taufik Ramuli NIM :

Nama : Taufik Ramuli NIM : Nama : Taufik Ramuli NIM : 1106139866 Rangkaian RLC merupakan rangkaian baik yang dihubungkan dengan paralel pun secara seri, namun rangkaian tersebut harus terdiri dari kapasitor; Induktor; dan resistor.

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-13 CAKUPAN MATERI 1. INDUKTANSI. ENERGI TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNET 3. RANGKAIAN AC DAN IMPEDANSI 4. RESONANSI

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 RESONANSI

PERCOBAAN 6 RESONANSI PERCOBAAN 6 RESONANSI TUJUAN Mempelajari sifat rangkaian RLC Mempelajari resonansi seri, resonansi paralel, resonansi seri paralel PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul rangkaian

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK 1.Pengertian Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik Yang dimaksud dengan arus bolsk-balik ialah arus listrik yang arah serta besarnya berubah berkala,menurut suatu cara tertentu.hal

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik

Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik Arus dan tegangan bolak-balik (AC) yaitu arus dan tegangan yang besar dan arahnya berubah terhadap waktu secara periodik. A. Nilai Efektif, Nilai Maksimum dan Nilai

Lebih terperinci

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika + 4 KAPASITOR, INDUKTOR DAN RANGKAIAN A 4. Bentuk Gelombang lsyarat (signal) Isyarat adalah merupakan informasi dalam bentuk perubahan arus atau tegangan. Perubahan bentuk isyarat terhadap fungsi waktu

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA P a g e 2 UniversitasSriwijaya FakultasIlmuKomputer Laboratorium 2015 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) TANGGAL PERCOBAAN : 12-03-2017 TANGGAL PENGUMPULAN : 17-03-2017 WAKTU PERCOBAAN : 11.30-13.30 WIB Nama Praktikan : Amrina

Lebih terperinci

Modul 02: Elektronika Dasar

Modul 02: Elektronika Dasar Modul 02: Elektronika Dasar Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis Reza Rendian Septiawan February 4, 2015 Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang beberapa hal mendasar dalam

Lebih terperinci

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Materi 1 Sumber arus bolak-balik (alternating current, AC) 2 Resistor pada rangkaian AC 3 Induktor

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI. Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih

PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI. Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih STKIP Universitas Labuhan Batu Email: islamiani.safitri@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2

METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2 METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2 1,2 Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 40132 latifah_zamzami@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK 1. Tujuan Menera skala induktor variabel, mengamati keadaan resonansi dari rangkaian seri RLC arus bolak-balik, dan menera kapasitan dengan metode jembatan wheatstone.

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

Rangkaian RLC Arus AC (E7)

Rangkaian RLC Arus AC (E7) 1 Rangkaian RLC Arus AC (E7) Puji Kumala Pertiwi, Andy Agusta, Drs. Bachtera Indarto Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: pujikumala15@gmail.com

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak- Balik dan Penerapannya

Rangkaian Arus Bolak- Balik dan Penerapannya 1 Tidak semua hal yang penting dapat dihitung, dan tidak semua hal yang dapat dihitung itu penting. -Albert Einsten- i Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat

Lebih terperinci

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 03 RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER 1 TUJUAN Menentukan hubungan antara sinyal input dengan sinyal

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC

ANALISIS RANGKAIAN RLC ab Elektronika ndustri Fisika. AUS A PADA ESSTO ANASS ANGKAAN Jika sebuah resistor dilewati arus A sebesar maka pada resistor akan terdapat tegangan sebesar r. Sehingga jika arus membesar maka tegangan

Lebih terperinci

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK AUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALK FSKA SMK PEGUUAN CKN Formulasi arus dan tegangan bolak-balik e e sin wt or v v sin wt Persamaan e and v di atas sesuai dengan persamaan simpangan pada gerak harmonik sederhanan,

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

MODUL 5 RANGKAIAN AC

MODUL 5 RANGKAIAN AC MODUL 5 RANGKAIAN AC Kevin Shidqi (13213065) Asisten: Muhammad Surya Nugraha Tanggal Percobaan: 05/11/2014 EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

1. Alat Ukur Arus dan Tegangan

1. Alat Ukur Arus dan Tegangan 1. lat Ukur rus dan Tegangan lat ukur tegangan, araus dan hambatan listrik baik untuk DC maupun C dibuat menjadi satu alat ukur saja. lat ukur ini dikenal dengan nama VO-meter singkatan dari mpere, olt

Lebih terperinci

RANGKAIAN RLC. I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC.

RANGKAIAN RLC. I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC. Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 155 I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC. RANGKAIAN RLC 2. Untuk mengetahui aplikasi dari rangkaian RLC 3. Untuk mengetahui pengertian dari induktansi,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I ORDE PERTAMA RANGKAIAN RL DAN RC (E6)

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I ORDE PERTAMA RANGKAIAN RL DAN RC (E6) Orde Pertama Rangkaian RL dan (E6) Eka Yuliana, Andi Agusta Putra, Bachtera Indarto Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: ekayuliana1129@gmail.com

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1. maksimum dan arus efektif serta frekuensinya?

SOAL SOAL TERPILIH 1. maksimum dan arus efektif serta frekuensinya? SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Amplitudo arus dalam sebuah elemen pesawat radio adalah 250 A bila amplitudo tegangannya 3,6 V pada frekuensi 1,6 MHz. Berapakah besarnya arus dan tegangan efektifnya? 2. Hair dryer

Lebih terperinci

Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006

Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006 7 AUS DAN TEGANGAN LISTIK BOLAK-BALIK Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 006 Sebagian besar energi listrik yang digunakan sekarang dihasilkan oleh generator listrik dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC

ANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC ANAISIS FITE INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC Tan Suryani Sollu* * Abstract One of the main component of DC power supply is filter, which consist of inductor and capacitor, that has function to

Lebih terperinci

Sumber AC dan Fasor. V max. time. Sumber tegangan sinusoidal adalah: V( t) V(t)

Sumber AC dan Fasor. V max. time. Sumber tegangan sinusoidal adalah: V( t) V(t) Mengapa AC? Dapat diproduksi secara langsung dari generator Dapat dikontrol oleh komponen elektronika seperti resistor, kapasitor, dan induktor Tegangan maksimumdapat diubah secara mudah dengan trafo Frekuensi

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK 1 Last Time Induktansi Diri 2 Induktansi Diri Menghitung: 1. Asumsikan arus I mengalir 2. Hitung B akibat adanya I tersebut 3. Hitung fluks akibat adanya B tersebut

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC R-L PARALEL

RANGKAIAN AC R-L PARALEL PENDAHULUAN Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik di mana besarnya dan arah arusnya berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak

Lebih terperinci

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

BAB IV ARUS BOLAK BALIK. Vef = 2. Vrt = Vsb = tegangan sumber B = induksi magnet

BAB IV ARUS BOLAK BALIK. Vef = 2. Vrt = Vsb = tegangan sumber B = induksi magnet BAB IV AUS BOLAK BALIK A. TEGANGAN DAN AUS Vsb Vsb = Vmax. sin. t Vmax = B. A. N. Vef = V max. V max Vrt = Vsb = tegangan sumber B = induksi magnet Vmax = tegangan maksimum A = luas penampang Vef = tegangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel. Rangkaian RLC ini merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI NAMA : REZA GALIH SATRIAJI NOMOR MHS : 37623 HARI PRAKTIKUM : SENIN TANGGAL PRAKTIKUM : 3 Desember 2012 LABORATORIUM

Lebih terperinci

RANGKAIAN SETARA THEVENIN DAN RANGKAIAN AC. Abstrak

RANGKAIAN SETARA THEVENIN DAN RANGKAIAN AC. Abstrak Modul 1 RANGKAIAN SETARA THEVENIN DAN RANGKAIAN AC Nama : Muhammad Ilham NIM : 121178 Email : ilham_atlantis@hotmail.com Shift/Minggu : III/2 Asisten : Widyo Jatmoko (12838) : Derina Adriani (12943) Tanggal

Lebih terperinci

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN Laporan Praktikum ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si Disusun oleh Anisa Fitri Mandagi (1300199)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) 1.2 Alat Alat Yang Digunakan Kit praktikum karakteristik opamp Voltmeter DC Sumber daya searah ( DC

Lebih terperinci

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

20 kv TRAFO DISTRIBUSI GENERATOR SINKRON Sumber listrik AC dari Pusat listrik PEMBANGKIT 150 k INDUSTRI PLTA PLTP PLTG PLTU PLTGU TRAFO GI 11/150 k TRAFO GI 150/20 k 20 k 20 k 220 BISNIS RUMAH TRAFO DISTRIBUSI SOSIAL PUBLIK

Lebih terperinci

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 8 A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC B. Sub Kompetensi 1. Mengukur besarnya arus dan daya pada beban RLC pada sumber tenaga tegangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. - Persiapan :

PENDAHULUAN. - Persiapan : RANGKAIAN LISTRIK LABORATORI UM TEKNI K ELEKTRO JURUSAN TEKNI K ELEKTRO FAKULTAS TEKNI K UNI VERSI TAS I SLAM KADI RI KEDI RI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF 1 TUJUAN Memahami prinsip yang digunakan dalam rangkaian filter sederhana.

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR MODUL I ANGKAIAN SEI-PAALEL ESISTO A. TUJUAN Mempelajari berbagai fungsi multimeter analog, khususnya sebagai ohm-meter. a. Mengitung rangkaian pengganti suatu rangkaian listrik dan mengukur rangkaian

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung

Politeknik Negeri Bandung LAPORAN PRAKTIKUM 6 CLIPPER Anggota Kelompok Kelas Jurusan Program Studi : 1. M. Ridwan Al Idrus 2. Zuhud Islam Shofari : 1A TEL : Teknik Elektro : D3 Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung 2017

Lebih terperinci

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier) P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier) 1 TUJUAN Memahami prinsip kerja Operational Amplifier.

Lebih terperinci

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank ) Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi

Lebih terperinci

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR LEMBAR KERJA V KOMPARATOR 5.1. Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengoperasikan op amp sebagai rangkaian komparator inverting dan non inverting 2. Mahasiswa mampu membandingkan dan menganalisis keluaran dari rangkaian

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 PERCOBAAN I BRIEFING PRAKTIKUM Briefing praktikum dilaksanakan hari Selasa

Lebih terperinci

TOPIK 7 RANGKAIAN AC. Perbedaan Arus AC and DC

TOPIK 7 RANGKAIAN AC. Perbedaan Arus AC and DC TOPIK 7 RANGKAIAN AC Perbedaan Arus AC and DC Arus AC (Arus bolak balik) banyak digunakan pada kehidupan rumah maupun bisnis. Dimana kalau DC arah arusnya searah, sedangkan arus AC arusnya merupakan arus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

Fisika Study Center. Never Ending Learning. Menu. Cari Artikel Fisika Study Center. Most Read. Latest. English

Fisika Study Center. Never Ending Learning. Menu. Cari Artikel Fisika Study Center. Most Read. Latest. English Fisika Study Center Never Ending Learning Menu English Home Fisika X SMA Fisika XI SMA Fisika XII SMA Fisika SMP Soal - Soal Pengayaan Olimpiade Fisika UN Fisika SMA UN Fisika SMP Tips SKL UN Fisika Rumus

Lebih terperinci

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi

Lebih terperinci

DASAR LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)

DASAR LISTRIK BOLAK-BALIK (AC) KEGATAN BEAJA DASA STK BOAK-BAK (A) embar nformasi. Tegangan dan Arus istrik Bolak-Balik Suatu bentuk gelombang tegangan listrik bolak-balik dapat digambarkan seperti pada Gambar di bawah ini. m Sin t

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com 1

drimbajoe.wordpress.com 1 drimbajoe.wordpress.com STK AUS SEAAH A. KUAT AUS STK Konsep Materi Kuat Arus istrik () Banyaknya muatan (Q) yang mengalir dalam selang (t). Besarnya Kuat arus listrik () sebanding dengan banyak muatan

Lebih terperinci

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut: BAB III PERANCANGAN Pada bab ini berisi perancangan pedoman praktikum dan perancangan pengujian pedoman praktikum dengan menggunakan current feedback op-amp. 3.. Perancangan pedoman praktikum Pada pelaksanaan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum. Elektronika Dasar I ARUS LISTRIK SEARAH NAMA : ARINI QURRATA A YUN NIM : H KELOMPOK : LIMA (V) ASISTEN : RAHMI

Laporan Praktikum. Elektronika Dasar I ARUS LISTRIK SEARAH NAMA : ARINI QURRATA A YUN NIM : H KELOMPOK : LIMA (V) ASISTEN : RAHMI Laporan Praktikum Elektronika Dasar I ARUS LISTRIK SEARAH NAMA : ARINI QURRATA A YUN NIM : H21114307 KELOMPOK : LIMA (V) ASISTEN : RAHMI JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI RF PERCOBAAN 1

LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI RF PERCOBAAN 1 LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI RF PERCOBAAN 1 OLEH: CHASAN BISRI 1041160028/08 KELAS 2B JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 L a p o r

Lebih terperinci

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM Adaptor Rate This Alat-alat elektronika yang kita gunakan hampir semuanya membutuhkan sumber energi listrik untuk bekerja. Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)

Lebih terperinci

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan.

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan. Modul 1 Peralatan Peralatan yang akan digunakan pada Praktikum Rangkaian Elektronika adalah: Breadboard Power Supply Multimeter LCR Meter Oscilloscope Function generator Breadboard Breadboard digunakan

Lebih terperinci

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

1.KONSEP SEGITIGA DAYA Daya Aktif, Daya Reaktif dan Dan Pasif 1.KONSEP SEGITIGA DAYA Telah dipahami dan dianalisa tentang teori daya listrik pada arus bolak-balik, bahwa disipasi daya pada beban reaktif (induktor dan kapasitor)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

Satuan Acara Perkuliahan

Satuan Acara Perkuliahan Satuan Acara Perkuliahan Mata kuliah : ELEKTRONIKA DASAR Kode : F1 442 SKS : 3 SKS Nama Dosen : 1. Drs Purwanto Fajar HM,M.Pd 2. Drs.Agus Danwan, M.Si. 3. Dra.Yiyu R Tayubi, M.Si. Standar Kompetensi :

Lebih terperinci

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER 1. Tujuan Memahami op-amp sebagai penguat inverting dan non-inverting Memahami op-amp sebagai differensiator dan integrator Memahami op-amp sebagai penguat jumlah 2. Alat

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM SISTEM ELEKTRONIKA TELKOM UNIVERSITY

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM SISTEM ELEKTRONIKA TELKOM UNIVERSITY MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM SISTEM ELEKTRONIKA TELKOM UNIVERSITY 1 MODUL I HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHHOFF I. PENDAHULUAN Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff merupakan hukum dasar dalam rangkaian

Lebih terperinci

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK MODUL 1 PINSIP DASA LISTIK 1.Dua Bentuk Arus Listrik Penghasil Energi Listrik o o Arus listrik bolak-balik ( AC; alternating current) Diproduksi oleh sumber tegangan/generator AC Arus searah (DC; direct

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt) BAB I Pendahuluan Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf C adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Induktansi Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM http:/setiawan.synthasite.com ikhsan_s@ugm.ac.id 1 Outline Induktansi Diri Rangkaian RL Energi

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Menggambarkan pengaruh frekuensi terhadap beban R-L, R-C parallel. B. Sub Kompetensi 1. Menyebutkan pengaruh frekuensi terhadap arus I R, I L,

Lebih terperinci

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )? 1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu

Lebih terperinci

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK MODUL - 04 Op Amp Yuri Yogaswara, Asri Setyaningrum 90216301 Program Studi Magister Pengajaran Fisika Institut Teknologi Bandung yogaswarayuri@gmail.com ABSTRAK Pada percobaan praktikum Op Amp ini digunakan

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

TEGANGAN EFFECTIVE (RMS), PEAK DAN PEAK-TO-PEAK

TEGANGAN EFFECTIVE (RMS), PEAK DAN PEAK-TO-PEAK TEGANGAN EFFECTIVE (RMS), PEAK DAN PEAK-TO-PEAK ELEKTRONIKA ANALOG (5TEMA) Dosen: Mujahidin Oleh: Lina (1221011) PRODI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM DESEMBER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini BAB III MEODE PENELIIAN III.. Peralatan yang Digunakan Dalam mengumpulkan data hasil pengukuran, maka dilakukan percobaan pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini dilakukan

Lebih terperinci