MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT"

Transkripsi

1 MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN TAMBUSAI PT. PANCA SURYA AGRINDO, FIRST RESOURCES Ltd., KEC. TAMBUSAI, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU YELLI SOFIANA A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 Abstact The purpose of this internship program was to improve technical and managerial skills on oil palm plantation. The internship was conducted at Tambusai Estate, PT. Panca Surya Agrindo, First Resources Ltd; Tambusai, Rokan Hulu, Riau on 13 February to 12 May Primary data from field observations devoted to the preparation of fruit harvesting, and other technical and managerial aspects of harvesting, harvesting system of premiums, and production of fresh fruit bunches. Secondary data were obtained from the archives of the company for 5 years. The data were analized by using deskriptive method, percentage (%) and average value. The data and fild observations indicated that there were harvesting management problem needed to be improved. The problem related with the back number of harvester, caused too high harvest capacity of each harvester, and the less accurate of yield prediction. Asno the consequency of the problem was the late of transportation to the mill and the processing of FFB at the mill.

3 RINGKASAN YELLI SOFIANA. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Kebun Tambusai PT. Panca Surya Agrindo, First Resources Ltd., Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. (Dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA). Kegiatan magang ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan proses kerja yang nyata di lapangan, mengetahui sistem pengelolaan kebun yang sebenarnya, dan menambah pengalaman dan wawasan manajerial perkebunan. Tujuan khusus magang ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dalam pemanenan kelapa sawit dalam hal manajemen serta mempelajari permasalahan dan upaya perbaikan panen di perkebunan kelapa sawit. Kegiatan magang dilakukan di kebun Tambusai PT. Panca Surya Agrindo, First Resources Ltd. Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Kegiatan dilakukan pada tanggal 13 Februari hingga 12 Mei Kegiatan penulis di lapangan meliputi pemupukan, penyemprotan, babat gawangan, penginfusan, simulasi kebun, dan pemanenan. Keterampilan manajerial diperoleh dengan menjadi pendamping mandor, kerani, dan asisten afdeling. Pengamatan yang dilakukan oleh penulis yaitu mengenai kebutuhan tenaga panen, kualitas hanca, dan kualitas panen. Pengumpulan data primer dikhususkan pada kegiatan panen yaitu persiapan panen, taksasi panen, angka kerapatan panen, tenaga panen, rotasi panen, pekerjaan potong buah, kapasitas pemanen, pelanggaran dan denda pemanen, sistem premi panen, mutu buah dan mutu hanca, dan kriteria matang panen. Data skunder diperoleh dari arsip-arsip perusahaan selama lima tahun terakhir yang menjadi data pendukung. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa manajemen pemanenan cukup baik. Hal ini masih perlu diperbaiki adalah mutu panen melalui manajemen tenaga panen atau penggunaan tenaga panen yang sesuai dengan standar untuk kapasitas panen (output) yang tinggi, disertai dengan taksasi produksi yang akurat.

4 MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN TAMBUSAI PT. PANCA SURYA AGRINDO, FIRST RESOURCES Ltd., KEC. TAMBUSAI, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor YELLI SOFIANA A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

5 Judul : MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TAMBUSAI, PT. PANCA SURYA AGRINDO, FIRST RESOURCES Ltd., KEC. TAMBUSAI, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU Nama : YELLI SOFIANA NIM : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc NIP Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP Tanggal Lulus :

6 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Yelli Sofiana, dilahirkan pada tanggal 17 Mei 1989 di Sungai Kayu Ara, Siak, Riau. Penulis merupakan putri ke-tiga dari lima bersaudara dari Achmadi (Ayah) dan Agustria Hirawati (ibu). Tahun 2002 penulis telah menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN 029 Sungai Kayu Ara, tahun 2005 penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di MTs Muhammadyah Sungai Apit, dan tahun 2008 penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Sungai Apit. Tahun 2008 penulis menamatkan Sekolah Menengah dan diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur BUD (Beasiswa Utusan Daerah) yang dibiayai oleh PT. Kondur Petroleum SA. Penulis diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selain itu penulis juga mengikuti kegiatan kampus yaitu sebagai Bendahara Divisi Pemasaran di Koperasi Agrohotplate pada tahun dan UKM Volli Intitut Pertanian Bogor pada tahun 2008 sampai dengan sekarang serta anggota organisasi mahasiswa daerah yang bernama IKPMR (Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Riau) selama menjadi mahasiswa.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk penulis memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Mama (Agustria Hirawati) dan Bapak (Achmadi) serta kakak - kakak (Dianti Andeni dan Wiwik Susantri) dan adik adik (Srik Wahyuni dan M. Fazlin Arif) dan keluarga besar penulis atas doa, kasih sayang, perhatian, dukungan, dan kepercayaan kepada penulis. 2. Pihak PT. Kondur Petroleum SA yang telah memberikan motivasi dan dukungan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah di sini. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama pelaksanaan magang dan penyusunan skripsi. 4. Bapak Dr. Ir. Adiwirman, MS dan Dr. Ir. Eni Widjajati, MS selaku pembimbing akademik yang telah memberi motivasi dan bimbingan selama menjalani studi. 5. Bapak Dr. Supijatno dan Dr. Memen Surahman selaku penguji yang telah memberi masukan-masukan dan saran kepada penulis. 6. Bapak Hotditua Sihotang (Asisten Afdeling VIII), Bapak Hasnan, SP (Fild Manager), Bapak Patria Darma, SP dan Gita Mustika, SE (Deputy Manager), H. Juwahir, SP (General Manager), Bapak Livontus, Suhardi, Budi, Badi, Madrasat, Yusuf, Bu Ani (Mandor dan personil Afdeling VIII) dan karyawan karyawan PT. PSA yang telah membimbing penulis selama menjalani magang. 7. Keluarga kecil Tambusai (Ibu Uma, Pak Nirpan, Irma, Wira, Nenek, Mas Uud) atas motivasi dan kebersamaan selama penulis melaksanakan magang.

8 8. Yelda yang telah memberikan semangat dan menemani penulis dalam setiap langkah yang mewarnai hidup penulis. 9. Teman seperjuangan magang (Wahyu, Rani, Ika, Fanda, Dimas, dan khususnya Ratih yang selalu menemani penulis dalam pengamatan). Keluarga kecilku (Cucun, Lisna, Nindyta, Agri, jalal dan Abu) yang selalu menemani penulis selama di Bogor, dan teman teman Indegenous 45. Penulis berharap semoga skipsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Bogor, Juli 2012 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 TINJAUAN PUSTAKA... 4 Botani Kelapa Sawit... 4 Syarat Tumbuh... 4 Panen... 5 METODE MAGANG... 8 Tempat dan Waktu... 8 Metode Pelaksanaan... 8 Pengumpulan Data dan Informasi... 8 Pengamatan Panen... 8 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Keadaan Tanaman dan Produksi Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Aspek Manajerial HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 46

10 ix DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Sifat Utama pada Masing-masing SPT (Satuan Peta Tanah) Populasi Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di PT. PSA Data Produksi, Produktvitas, dan BTR Tahun Jumlah Karyawan Staf dan Non-staf PT. Panca Surya Agrindo tahun Kriteria Matang Panen Pengamatan Mutu TBS melalui Sortasi Buah di Pabrik Kelapa Sawit Perbandingan persen Angka Kerapatan Panen berdasarkan Pengamatan Penulis dengan AKP yang dilakukan Mandor Pengamatan Berondolan yang Tertinggal per Hektar Output Pemanen per Hari

11 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Penempatan Pupuk pada Suatu Blok Kegiatan Pemupukan di Afdeling VIII Kegiatan Babat Gawangan Kegiatan Pengendalian Gulma secara Kimia Metode Penginfusan Akar dan Gejala Defisiensi Fe TBS yang Tertinggal di Parit Kegiatan Pemanenan dan Hasil Panen... 29

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian di PT. Panca Surya Agrindo, Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor/Mandor Besar di PT. Panca Surya Agrindo, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten di PT. Panca Surya Agrindo, Kecamatan Tambusai,Kabupaten Rokan Hulu, Riau Peta Sebaran Tanah PT. Panca Surya Agrindo Struktur Organisasi PT. Panca Surya Agrindo Hasil Pengamatan Mutu Buah di 50 TPH Peta Wilayah Afdeling Peta Wilayah PT. Panca Surya Agrindo

13 LAMPIRAN

14 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu penghasil komoditas kelapa sawit terbesar di dunia. Areal tanaman kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mangalami peningkatan dengan luas areal 6,594,914 ha pada tahun 2006 meningkat hingga 8,036,431 ha pada tahun Areal tersebut terbagi atas tiga perkebunan, yaitu 3,090,407 ha perkebunan rakyat (PR), 643,952 ha merupakan perkebunan besar Negara (PBN), dan 4,465,809 ha perkebunan besar swasta (PBS) (Direktorat Jendral Perkebunan, 2011a). Kebutuhan buah kelapa sawit meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan Crude Palm Oil (CPO) dunia. Kelapa sawit merupakan komoditas yang dapat diandalkan sebagai devisa negara. Menurut Direktorat Jendral Perkebunan (2011b) nilai ekspor produk kelapa sawit dan turunannya mencapai US$ milyar naik menjadi 17.75% atau US$ 2.5 milyar pada tahun sebelumnya, demikian juga dengan volume sebanyak 21.2 ton CPO meningkat 14.23% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari BPS, diperkirakan ekspor produk kelapa sawit dan turunannya akan terus mengalami kenaikan baik volume maupun nilainya. Negara tujuan ekspor minyak sawit antara lain : China, Belanda, India, Malaysia, Amerika, Italia, dan Jerman. Hasil produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : faktor lingkungan, faktor genetik dan teknik budidaya. Faktor lingkungan meliputi iklim dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik budidaya kelapa sawit berkaitan dengan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan tanaman, pemupukan hingga panen. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS) (Manguoensoekarjo dan Semangun, 2005). Panen merupakan kegiatan memotong buah masak, memungut berondolan dan sistem pengangkutannya dari pohon ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) hingga ke pabrik. Dalam pelaksanaan panen, ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk memperoleh produksi yang baik dengan rendemen minyak

15 2 yang tinggi. Kualitas minyak sangat dipengaruhi oleh cara pemanenannya. Oleh karena itu, kriteria panen yang meliputi persiapan panen, matang panen, cara dan alat panen, rotasi dan sistem panen, serta mutu panen harus diperhatikan. Selain itu, menurut Lubis (2008) keberhasilan panen dan produksi tergantung pada bahan tanam yang digunakan, pemanen dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang digunakan untuk panen, kelancaran transportasi serta alat pendukung lainnya seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal, insentif yang disediakan, dan lain-lain. Masalah yang selalu dihadapi di perkebunan kelapa sawit adalah kehilangan hasil produksi selama proses pemanenan. Menurut Miranda (2009) kehilangan produksi adalah salah satu hal yang harus dihindari dalam mencapai kuantitas dan kualitas produksi yang optimal. Produksi yang optimal hanya dapat dicapai apabila losses (kehilangan) produksi minimal. Dengan demikian pengertian menaikkan produksi adalah memperkecil losses produksi. Sumber losses produksi di lapangan yaitu : 1) Buah mentah yang terpanen, 2) Buah masak tinggal di pohon (tidak dipanen), 3) Brondolan tidak dikutip, 4) Brondolan di tangkai janjang. Standar toleransi kebun untuk kualitas buah yaitu tidak ada buah mentah yang dipanen dan buah masak tidak dipanen. Pemotongan buah mentah tidak boleh dilakukan karena kebun akan mendapatkan kerugian yaitu kehilangan sebagian potensi produksi minyak kelapa sawit (MKS), sehingga produktivitas MKS menurun (Lubis, 1992). Pencapaian produktivitas kelapa sawit yang tinggi dan minyak yang berkualitas dihasilkan dari manajemen yang baik, mulai dari persiapan panen hingga pengangkutan TBS ke pabrik serta penentuan tenaga panen. Hal ini melatarbelakangi penulis untuk memilih manajemen panen agar dapat mempelajari lebih banyak mengenai manajemen yang baik untuk memperoleh hasil kelapa sawit yang berkualitas.

16 3 Tujuan Tujuan umum kegiatan magang ini adalah meningkatkan keterampilan dalam melakukan proses kerja yang nyata di lapangan, mengetahui sistem pengelolaan kebun yang sebenarnya, dan menambah pengalaman dan wawasan manajerial perkebunan. Tujuan khusus magang ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dalam pemanenan kelapa sawit dalam hal manajemen serta mempelajari permasalahan dan upaya perbaikan panen di perkebunan kelapa sawit.

17 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) adalah tanaman perkebunan berupa batang lurus dari family palmae. Tanaman ini dipanen dalam bentuk tandan buah segar. Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan bergerombol pada tandan buah. Jumlah buah per tandan dapat mencapai 1,600, berbentuk lonjong sampai bulat. Panjang buah berkisar 2-5 cm dan beratnya sampai 30 gram. Bagian-bagian buah terdiri atas kulit buah (exocarp), sabut (mesocarp), dan biji. Exocarp dan mesocarp disebut pericarp sedangkan biji terdiri atas endocarp (cangkang) dan inti (kernel). Inti terdiri atas endosperm (putih lembaga) dan embrio. Dalam embrio terdapat bakal daun (plumula), houstorium, dan bakal akar (radicula). Bagian-bagian buah yang menghasilkan minyak adalah mesocarp dan inti. Buah kelapa sawit mencapai kematangan (siap untuk dipanen) sekitar 5-6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Variasi terhadap jangka waktu tersebut dapat terjadi karena pengaruh faktor-faktor iklim (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Syarat Tumbuh Kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) adalah tanaman perkebunan yang hidup di daerah tropis. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal dari Amerika. Brazil dipercaya sebagai tempat di mana pertama kali kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar di Afrika, Amerika Equatorial, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit tumbuh subur di luar negara asalnya seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini (Lubis, 1992). Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropika basah di sekitar 12 LU - 12 LS pada ketinggian m di atas permukaan laut. Jumlah hujan yang baik untuk budidaya tanaman kelapa sawit adalah 2,000 2,500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun serta tidak defisit air (Lubis, 1992). Kelapa Sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu (HK), regosol, andosol, organosol dan alluvial (Lubis,

18 5 1992). Berdasarkan skema kesesuaian lahan kelapa sawit mengenal adanya 5 (lima) kelas lahan yaitu kelas 1 (sangat sesuai), kelas 2 (sesuai), kelas 3 (agak sesuai), kelas N1 (tidak sesuai bersyarat) dan N2 (tidak sesuai permanen). Setiap kelas lahan memiliki faktor pembatas dengan jumlah dan intensitas tertentu (Adiwiganda dan Siahan, 1995). Panen Panen merupakan kegiatan yang penting dalam teknik budidaya tanaman. Menurut Pahan (2008) panen atau pekerjaan potong buah merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Setyamidjaja (2006) menyatakan bahwa pemanenan kelapa sawit perlu memperhatikan beberapa ketentuan umum agar TBS yang dipanen sudah matang, sehingga minyak kelapa sawit yang dihasilkan bermutu. Persiapan Panen Persiapan panen merupakan pekerjaan yang mutlak harus dilakukan sebelum TBM dimutasikan menjadi TM. Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal hal yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan potong buah adalah persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga potong buah, pembagian seksi potong buah, dan penyediaan alat alat kerja (Pahan, 2008). Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan pemanenan adalah melihat bahwa tanaman telah berumur 30 bulan di lapangan dan 60% pohon telah memiliki buah yang berkembang baik serta berat TBS 3 kg. Persiapan panen yang harus dilakukan adalah peningkatan/ pengerasan jalan, pembukaan pasar panen dan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), pemasangan titi panen, perencanaan pengadaan pemanenan, pengangkutan dan kesiapan pabrik menerima tandan (Lubis, 1992).

19 6 Kriteria Matang Panen Buah dapat dipanen jika sudah memenuhi kriteria matang panen. Kriteria matang panen yang biasa dijadikan patokan diperkebunan kelapa sawit adalah bila sudah ada dua berondolan (buah yang lepas dari tandannya) untuk tiap kilogram tandan yang beratnya kurang dari sepuluh kilogram atau satu buah berondolan untuk tiap kilogram tandan yang beratnya lebih dari sepuluh kilogram (Setyamidjaja, 2006). Rotasi Panen Rotasi panen merupakan waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada umumnya menggunakan rotasi panen 6/7 hari, artinya satu areal panen dimasuki oleh pemetik tiap 7 hari (Fauzi et all., 2008). Cara panen Cara panen untuk tanaman yang masih rendah menggunakan alat dodos, sedangkan untuk tanaman yang sudah tinggi menggunakan alat egrek yang bertangkai panjang. Sebelum tandan dipotong, pelepah daun yang menyangga buah sebaiknya dipotong lebih dahulu. Bekas potongan pada pelepah harus lengkung menyerupai tapak kuda, yaitu dengan potong miring ke luar. Tandan buah dipotong pada gagangnya sependek mungkin (mepet). Tandan buah harus diletakkan di piringan menghadap ke jalan pikul. Buah yang lepas (brondolan) dikumpulkan dan diletakkan terpisah dari tandannya. Tandan buah dikumpulkan di TPH, disusun 5-10 tandan per baris, dan ganggangnya menghadap ke atas. Brondolan disatukan dan dimasukkan ke dalam karung (Setyamidjaja, 2006). Sistem panen Fauzi et al. (2008) menyatakan bahwa dikenal dua sistem hanca panen, yaitu sistem giring dan sistem tetap. Sistem giring. Pada sistem ini, apabila suatu hanca telah selesai dipanen, pemanen pindah ke hanca berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, begitu seterusnya. Sistem tetap. Sistem ini sangat baik

20 7 diterapkan pada areal perkebunan yang sempit, topografi yang curam, dan dengan tahun tanam yang berbeda. Pada sistem ini pemanen diberi hanca dengan luas tertentu tidak berpindah-pindah. Pengangkutan TBS ke pabrik Buah kelapa sawit hasil panen harus segera diangkut ke pabrik agar dapat segera diolah. Buah yang tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas tinggi, sehingga berpengaruh kurang baik terhadap kualitas minyak. Untuk menghindari terbentuknya asam lemak bebas, pengolahan buah kelapa sawit harus sudah dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah panenan (Setyamidjaja, 2006).

21 8 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilakukan di kebun Tambusai PT. Panca Surya Agrindo, First Resources Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Kegiatan dilakukan selama 3 bulan, yaitu pada tanggal 13 Februari hingga 12 Mei Metode Pelaksanaan Metode magang yang dilakukan adalah kegiatan praktik langsung di lapangan. Penulis bekerja sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama tiga minggu, pendamping mandor selama tiga minggu, dan pendamping asisten selama enam minggu. Kegiatan yang dilakukan dapat dilihat dari jurnal kegiatan harian pada Lampiran 1, 2, dan 3. Pengumpulan Data dan Informasi Pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer pengamatan lapangan dikhususkan pada kegiatan panen yaitu persiapan panen, taksasi panen, sensus buah, angka kerapatan panen, tenaga panen, rotasi panen, pekerjaan potong buah, kapasitas pemanen, pelanggaran dan denda pemanen, sistem premi panen, mutu buah dan mutu hanca, kriteria matang panen, produktivitas pemanen, dan produksi TBS. Data skunder diperoleh dari arsip-arsip perusahaan selama 5 tahun terakhir yang meliputi lokasi dan letak geografis kebun, organisasi dan manajemen perusahaan, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, kondisi pertanaman, produksi kebun, dan norma kerja di lapangan. Pengamatan Panen Pengamatan yang dilakukan terutama terhadap semua aspek yang berhubungan dengan pengelolaan pemanenan meliputi: 1. Persiapan panen.

22 9 Pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan sebelum panen seperti apel pagi, persiapan alat alat panen, dan persiapan hanca panen. 2. Kriteria panen. Pengamatan terhadap tingkat kematangan TBS yang siap dipanen. Kriteria diamati berdasarkan jumlah berondolan dan warna kulit buah, yaitu jika ada dua berondolan yang jatuh ke tanah maka buah siap dipanen. Bobot Tandan Rata-rata (BTR) di Afdeling VIII PT. Panca Surya Agrindo adalah 20 kg, sehingga kriteria buah matangnya adalah lebih kurang 40 berondolan per piringan. 3. Sistem panen. Pengamatan terhadap sistem panen yang diterapkan di kebun. Data diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan dan melakukan wawancara dengan mandor atau asisten kebun. Kemudian mengevaluasi kelebihan dan kelemahan sistem panen yang ada di kebun tersebut. 4. Rotasi panen. Pengamatan terhadap lama waktu antara panen terakhir dengan panen berikutnya dalam satu seksi panen. Pengamatan dikaitkan dengan tingkat kematangan buah, tingkat produksi, luas hanca panen dan jumlah tenaga panen. 5. Tenaga kerja panen. Pengamatan terhadap keefektifan pengaturan tenaga pemanen berdasarkan jumlah pemanen dan tercapainya basis panen. 6. Kualitas panen Kualitas panen dengan parameter pengamatan berupa buah matang panen, buah mentah dipanen, jumlah brondolan yang tidak dikutip, dan pemotongan gagang panjang. Data diperoleh dengan melakukan pengamatan pada 50 TPH pada saat panen tersebut dilakukan dalam satu kemandoran. 7. Kerapatan panen Pengamatan kerapatan panen dilakukan dengan cara memilih blok secara acak. Kemudian dalam blok tersebut dipilih 100 pohon secara acak untuk diamati. Angka kerapatan panen diperoleh dengan rumus berikut :

23 Kerapatan panen = 8. Tata cara pelaksanaan panen. J TBS J x 100% Pengamatan dilakukan terhadap tata cara kegiatan panen yang dilakukan ketika di lapangan. 9. Upah dan denda panen. Data yang diperoleh yaitu upah yang diterima pemanen dan denda karena kesalahan ketika pemanenan TBS di lapangan. Data ini diperoleh melalui wawancara dengan mandor dan asisten kebun. 10. Organisasi dan administrasi panen. Pengumpulan data berkaitan dengan pemanenan, diperoleh dari data dari perusahaan dan wawancara bersama mandor, asisten dan kepala administrasi. 11. Pengangkutan TBS hasil panen. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti secara utuh proses pengangkutan TBS hingga sampai ke pabrik. Selain itu, data juga diperoleh melalui wawancara dengan mandor dan asisten kebun. 10 Analisis Data Hasil kegiatan pengamatan berupa data primer dan data sekunder dengan berbagai peubah akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, persentase (%) dan nilai rata-rata yang digunakan sebagai bahan perbandingan dengan studi pustaka dan norma-norma baku tentang budidaya kelapa sawit.

24 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara Bujur Timur dan Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Sebelah Utara PT. Panca Surya Agrindo berbatasan dengan sungai Air Hitam Simpang Kanan dan sungai Merah, sebelah Selatan berbatasan Desa Kepenuhan Barat, Areal PT. PISP, dan desa Kepenuhan Tengah. Sebelah Barat PT. Panca Surya Agrindo berbatasan desa Tambusai Timur, Areal PT. Torganda, dan desa Tambusai Timur, sebelah Timur Berbatsan desa Kepenuhan Timur dan sungai Air Hitam Simpang Kiri. Keadaan Iklim dan Tanah Curah hujan rata-rata PT. Panca Surya Agrindo dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ( ) adalah 1,918 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 117 hari. Curah hujan tertinggi umumnya terjadi pada bulan April (rata-rata 302 mm), sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Mei dengan rata-rata curah hujan sebesar 100 mm. Menurut kelas iklim Schmidth-Ferguson, keadaan iklim di PT. Panca Surya Agrindo termasuk dalam tipe iklim A, yaitu sangat basah. Berdasarkan hasil analisis tanah yang dilakukan oleh First Resources Research Centre, diketahui bahwa tanah di PT. Panca Surya Agrindo tergolong ke dalam Ordo Entisol dan diklasifikasikan menjadi empat subgrup, yaitu: Typic Haplosaprist, Typic Endoaquent, Humic Dystrudepts, Typic Dystrudepts. Sifat utama dari empat subgrup tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Areal PT. Panca Surya Agrindo memiliki kondisi topografi agak datar hingga datar (kemiringan 1-3 %). Derajat kemasaman tanah (ph) , dengan ketinggian tempat 12 m di atas permukaan laut (dpl) dan suhu rata-rata tahunan berkisar antara C. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk kelapa sawit, PT. Panca Surya Agrindo tergolong ke dalam kelas S2 (sesuai/suitable). Peta sebaran tanah PT. Panca Surya Agrindo dapat dilihat pada Lampiran 4.

25 12 Sub Grup Tanah Typic Haplosaprist Typic Endoaquents Humic Dystrudepts Typic Dystrudepts Tabel 1. Sifat Utama pada Masing-masing SPT (Satuan Peta Tanah) Uraian Fisiografi Bentuk Wilayah Dalam, drainase terhambat, masam, KTK rendah, kejenuhan basa sangat rendah, kelembaban Udic Halus, dangkal, drainase terhambat, masam, KTK rendah, Kejenuhan basa sangat rendah, kelembaban Udic Dalam, drainase baik, masam, KTK rendah, kejenuhan basa rendah, kelembaban Udic Halus, dalam, drainase baik, masam, KTK sangat rendah, kejenuhan basa sangat rendah, kelembaban Udic Dataran Alluvial Dataran Alluvial Dataran Alluvial Dataran Alluvial Datar Agak Datar Agak Datar Agak Datar Bahan Induk Endapan Alluvial Endapan Alluvial Endapan Alluvial Endapan Alluvial Luas ha % , , Total 11, Sumber : First Resources Research Centre (Mei, 2012) Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Luas hak guna usaha (HGU) PT. Panca Surya Agrindo adalah sebesar 11, ha. Luas lahan yang digunakan untuk areal penanaman adalah 11, ha untuk tanaman menghasilkan (TM). Selanjutnya, ha digunakan jalan (jalan utama dan jalan koleksi), untuk bangunan/emplasement ha, dan areal pabrik seluas ha. PT. Panca Surya Agrindo terdiri dari 18 Afdeling yang terbagi menjadi 15 Afdeling inti, dan 3 Afdeling KKPA. Penulis ditempatkan di Afdeling VIII luasan ha dengan jumlah blok sebanyak 29, tahun tanam Keadaan Tanaman dan Produksi Varietas tanaman yang dibudidayakan di PT. Panca Surya Agrindo adalah varietas Tenera, hasil persilangan Dura dan Pisifera. Bibit yang ditanam berasal dari Tenera Papua New Guinea (PNG), Tenera Socfindo dan Tenera Marihat (PPKS). PT. Panca Surya Agrindo menggunakan pola tanam segitiga sama sisi dengan jarak dalam barisan 9.3 meter dan jarak antar barisan 7.76 meter serta

26 13 populasi 132 tanaman/ha. Populasi tanaman kelapa sawit dan luas pertanaman berdasarkan RKAP Aral Statement 2012 berdasarkan tahun tanam yang ada di PT. Panca Surya Agrindo dapat dilihat pada Tabel 2. Tahun Tanam Tabel 2. Populasi Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di PT. Panca Surya Agrindo. Kebun Inti Luas (ha) Jumlah Tanaman Populasi /ha Tahun Tanam Kebun KKPA Luas Jumlah (ha) Tanaman Populasi/ ha , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sub total 11, ,407,926 2, ,116 Sumber : Kantor Central Kebun, PT. Panca Surya Agrindo (Mei, 2012) Produksi kelapa sawit pada tahap pertama pembangunan dilakukan oleh PT. Eka Cipta Bina Karya. Pada tahun 2004 PT. Panca Surya Agrindo yang sebelumnya atas nama Ciliandra Perkasa telah membangun pabrik kelapa sawit dan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2005 dengan kapasitas 45 ton/ jam. Seiring dengan bertambahnya luas lahan dan produksi TBS yang dihasilkan dari 15 afdeling dan 2 KKPA yang mampu memasok lebih kurang TBS 1,000 ton/ hari PT. Panca Surya Agrindo menambah kapasitas pabrik menjadi 90 ton/ jam TBS. Produksi TBS di PT. Panca Surya Agrindo dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, begitu juga dengan produktivitasnya. Produksi TBS yang dihasilkan oleh PT. Panca Surya Agrindo dari tahun dapat dilihat pada Table 3. Dalam meningkatkan mutu dan kinerja perusahaan, PT. Panca Surya Agrindo telah melaksanakan berbagai program sertifikasi di antaranya ISO 9001:2008, ISO 14001:2008, Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan untuk kedepannya perusahaan ini berkomitmen akan

27 melaksanakan program sertifikasi International Sustainable Carbon Certification (ISCC) demi kepedulian terhadap lingkungan. Table 3. Data Produksi, Produktvitas, dan BTR Tahun Tahun Produksi (ton) Produktivitas Bobot Tandan (ton/ha) Rata-rata (kg) , , , , , Sumber: Kantor Central Kebun PT. Panca Surya Agrindo (April, 2012) 14 Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan PT. Panca Surya Agrindo dipimpin oleh seorang General manager yang bertugas memberikan pengarahan kepada bawahan yang menjadi tanggung jawabnya dalam mempersiapkan rencana kerja anggaran kebun, dan menyusun rencana kerja operasional pabrik. General manager memiliki wewenang untuk memutuskan kebijakan operasional kebun dan pabrik dalam rangka melaksanakan rencana kerja, juga menandatangani surat/dokumen/perjanjian kerja, sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Seorang General manager dalam melaksanakan kinerjanya dibantu oleh staf kebun, yaitu; Estate manager, asisten kepala, asisten kebun, kepala administrasi (kasi). Estate manager bertugas membantu tugas-tugas General Manager dalam melaksanakan kegiatan operasional dalam mencapai target produksi TBS dan CPO sesuai yang ditetapkan oleh manajemen. Kepala tata usaha bertanggungjawab melaksanakan kegiatan administrasi kebun dalam hal merencanakan, mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan agar berjalan dengan baik dan up to date. Struktur organisasi PT. Panca Surya Agrindo dapat dilihat pada Lampiran 5. Asisten kepala (Askep) bertugas memimpin segala kegiatan operasional bidang tanaman dan non tanaman di rayon melalui penggunaan faktor-faktor produksi, sehingga potensi tanaman dapat dimanfaatkan untuk mencapai kualitas dan kuantitas, serta mengendalikan biaya yang berpedoman kepada anggaran yang telah ditetapkan oleh manajemen. Asisten kebun bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana anggaran kerja afdeling (harian, bulanan, dan tahunan)

28 15 kepada atasan untuk dievaluasi. Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang asisten kebun dibantu oleh para mandor dan kerani afdeling. Mandor panen, mandor perawatan, bertugas dalam pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan perusahaan, sedangkan kerani afdeling bertugas membantu asisten kebun dalam penyusunan dan pelaporan setiap hasil pekerjaan di lapangan serta administrasi afdeling. Status karyawan di PT. Panca Surya Agrindo terdiri atas karyawan staf dan karyawan non staf. Karyawan staf meliputi General manager, Estate manager, Mill manager, KTU, Kasi, Asisten kepala, dan Asisten kebun, sedangkan karyawan non staf meliputi karyawan kantor central kebun, karyawan traksi, karyawan afdeling, karyawan harian tetap, dan pegawai bulanan tetap. Karyawan di PT. Panca Surya Agrindo berjumlah 950 orang yang terdiri dari 40 staff dan 910 non-staff dapat dilihat pada Tabel 4.

29 Tabel 4. Jumlah Karyawan Staff dan Non-staff PT. Panca Surya Agrindo Tahun 2012 No. Jabatan Jumlah 1. Staff * General Manager 1 * Estate Manager 2 * Mill Manager 1 * Kepala Administrasi 1 * Kepala Tata Usaha 1 * Kepala Personalia 1 * Kepala Timbangan 1 * Asisten Sortasi 1 * Asisten Proses 2 * Asisten Kepala PKS 1 * Asisten Laboratorium 1 * Asisten Kepala 6 * Asisten Maintenance 1 * Asisten Teknik Sipil 1 * Asisten Afdeling 18 * Assisten Aplikasi Tandan Kosong 1 2. Non-Staff * PBT (Pekerja Bulanan Tetap) 112 * KHT ( Karyawan Harian Tetap) 718 * KHL ( Karyawan Harian Lepas) 80 Jumlah 950 Sumber: Bagian Personalia (HRD) PT. Panca Surya Agrindo (April, 2012) 16

30 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan selama penulis melakukan magang antara lain pengendalian gulma manual dan kimiawi yakni dongkel anak kayu, babat gawangan, semprot piringan dan semprot gawangan. Kegiatan pemeliharaan yang lain yaitu pemupukan, pemberian tandan kosong, perawatan jalan, dan penginfusan. Untuk pekerjaan yang berkaitan dengan produksi kegiatan teknis yang dilakukan adalah simulasi pemotongan buah (panen), transportasi panen, taksasi (menghitung kerapatan panen), sortasi di pabrik dan sensus buah di TPH serta pengenalan proses pengolahan kelapa sawit dan analisis laboratorium. Waktu hari kerja rata rata selama 9.5 jam yang dimulai pada pukul WIB, istirahat selama dua jam ( WIB), lalu dilanjutkan bekerja selama tiga jam dari pukul WIB. Pemupukan Distribusi pemupukan. Organisasi pemupukan di PT. Panca Surya Agrindo terdiri atas organisasi kerja penguntilan, organisasi kerja pelangsiran, organisasi kerja pengeceran, dan organisasi kerja penaburan. Pupuk yang akan diaplikasikan di lahan sebelumnya didistribusikan dari gudang pupuk yang berada di kantor kebun untuk dibawa ke afdeling. Organisasi kerja penguntilan pupuk Afdeling VIII dilakukan di gudang pupuk Kantor Central Kebun (KCK) karena Afdeling VIII paling dekat dengan gudang kantor kebun. Pupuk diuntil untuk enam pokok dengan tujuan untuk dosis per tanaman bisa lebih akurat dan memudahkan pekerja untuk membawa pupuk. Jenis pupuk. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik yang terdiri dari pupuk makro dan pupuk mikro, dan pupuk organik. Pupuk mikro yang digunakna di PT. Panca Surya Agrindo adalah pupuk FeSO4, dan Borate. Pupuk makro yang digunakan adalah pupuk Urea, MOP, KCl, RPH, dan Kieserit.

31 18 Berdasarkan pengamatan di lapangan jenis pupuk yang diaplikasikan di PT. Panca Surya Agrindo sudah sesuai dengan jenis pupuk rekomendasi. Bahan organik yang digunakan adalah yang berasal dari tandan kosong yang telah dicacah dan dipres sehingga menjadi bentuk kompos. Selain itu, limbah hasil pengolahan kelapa sawit juga diaplikasikan sebagai pupuk organik. Limbah pengolahan kelapa sawit dikembalikan ke tanaman selain untuk memberikan hara ke tanaman juga untuk menjaga lingkungan agar tidak tercemar. Dosis pupuk. Dosis pupuk yang direkomendasikan di Afdeling VIII di PT. Panca Surya Agrindo adalah 2 kg urea, 1.5 kg KCl, 1.25 kg RPH, dan 1.5 kg MOP per pokok. Namun, berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dosis yang diaplikasikan ke tanaman tidak sesuai dengan dosis rekomendasi. Hal ini dikarenakan penguntilan yang tidak sesuai takaran dan penabur yang tidak membagi rata dosis pupuk untuk setiap pokok. Pada Blok L17 - L22 telah diberikan pupuk organik berupa limbah cair dari pengolahan kelapa sawit. Lahan yang diaplikasi dengan limbah dapat mengurangi dosis pupuk anorganik pada tanaman kelapa sawit karena di dalam limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit ini mengandung unsur-unsur yang juga terdapat pada pupuk anorganik. Namun, pada kenyataan di lapangan dosis pupuk anorganik yang diaplikasikan di lahan tidak dikurangi dosisnya. Hal ini disebabkan tidak adanya pengetahuan mereka dalam perhitungan dosis yang harus diaplikasikan jika tanaman sudah diberikan pupuk organik. Selain limbah cair, tandan kosong juga dapat dijadikan sebagai pupuk organik. Dosis tandan kosong yang diaplikasikan di lahan adalah 227 kg per titik. Satu angkong berisi lebih kurang 75 kg, jadi untuk satu titik diberikan tiga angkong. Pupuk diberikan di gawangan di antara dua pokok. Waktu pemupukan. Waktu pelaksanaan pemupukan di Afdeling VIII dilakukan pada saat penulis melaksanakan magang. Pemupukan dilakukan pada bulan Januari Juni semester pertama. Penulis dapat mengikuti kegiatan pemupukan pada bulan Februari Mei. Pada pelaksanaan pemupukan curah hujan rata rata di PT. Panca Surya Agrindo adalah mm/ bulan. Curah hujan rata rata yang baik untuk waktu pemupukan adalah mm/ bulan. Pemupukan tidak dilakukan pada saat curah hujan tinggi karena pupuk akan terbawa oleh air, sehingga hara tidak dapat diserap oleh tanaman. Hal ini

32 19 menunjukkan bahwa waktu pemupukan di PT. Panca Surya Agrindo sudah cukup baik. Cara pemupukan. Cara pemupukan dilakukan penulis dengan mengamati kegiatan pemupukan di lapangan. Pemupukan di PT. Panca Surya Agrindo dilakukan dengan cara manual dan mekanis, namun yang paling banyak digunakan adalah dengan cara manual. Pupuk yang sudah diuntil dilansir tepat pada titik-titik penempatan pupuk atau disebut titik pasokan. Penempatan pupuk dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Penempatan Pupuk pada Suatu Blok. Dari penempatan pupuk, pupuk dilangsir ke dalam satu until setiap enam pokok dengan menggunakan angkong. Penebar pupuk memupuk dengan cara menuangkan pupuk yang sudah diuntil ke dalam ember yang digendong. Pupuk ditabur di sekeliling pokok dengan jarak m dari pokok. Pokok yang terdapat di pinggir parit tidak sekelilingnya dipupuk agar pupuk tidak terbawa ke aliran air parit, karena PT. PANCA SURYA AGRINDO telah menerapkan ISO 9001 yaitu tentang manajemen mutu dan ISO tentang lingkungan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan, cara penebaran pupuk yang dilakukan sudah memenuhi standar yang dianjurkan. Pupuk disebar merata di sekeliling pokok pada piringan.

33 20 Rotasi/frekuensi. Rotasi pemupukan harus diperhatikan agar tanaman dapat memperoleh hara optimal. Di PT. Panca Surya Agrindo waktu aplikasi pupuk Kieserit ke MOP diberi selang 3 minggu, MOP ke RPH diberi selang 2 minggu, dan Urea ke RPH diberi selang 3 minggu. Urea dan MOP diaplikasikan dua kali dalam setahun, sedangkan Kieserit dan RPH diaplikasikan satu tahun sekali. Rotasi pemupukan di PT. Panca Surya Agrindo tidak selalu sesuai dengan rotasi yang direkomendasikan. Hal ini disebabkan karena belum tersedianya pupuk yang akan diaplikasikan. Jadi, pupuk yang diaplikasikan di lapangan adalah pupuk apa saja yang telah tersedia di gudang. Pelaksanaan pemupukan. Pada Afdeling VIII PT. Panca Surya Agrindo, seorang mandor pupuk membawahi kepala borongan dan anggota pemupuk. Kegiatan pemupukan dimulai dengan penguntilan yang dilakukan oleh anggota pemupuk itu sendiri sehari sebelum pemupukan. Penguntilan dilakukan seseuai kebutuhan pupuk tiap pokok. Tenaga dan upah pemupuk. Pemupuk di PT. Panca Surya Agrindo menggunakan sistem borongan, namun standarnya tetap ditentukan oleh PT. Panca Surya Agrindo. Jumlah tenga kerja yang digunakan tergantung tonase pupuk yang akan diaplikasikan. pada saat penulis menjadi KHL pupuk yang diaplikasikan kurang dari 5 ton, tenaga yang dibutuhkan berjumlah 6 orang, 2 orang pelangsir dan 4 orang penebar. Pupuk yang diaplikasikan lebih dari 5 ton tenaga yang digunakan adalah 9 orang, yaitu 3 pelangsir dan 6 penebar. Selain itu, tenaga pemupuk ini dibawahi oleh kepala borongan. Kepala borongan dibawahi oleh mandor pupuk. Mandor pupuk merupakan Karyawan Bulanan Tetap (KBT). Tenaga pemupuk ini juga bekerja sebagai penguntil dan pemuat pupuk sekaligus. Upah penguntil pupuk adalah Rp. 17 /kg, sedangkan upah tenaga pemupuk tergantung dosis yang diaplikasikan per pokok. Untuk dosis kg upah tenaga pemupuk adalah Rp. 12,000 per hektar, sedangkan untuk dosis lebih dari 1.49 kg upahnya Rp. 15,000 per hektar. Tenaga kerja pemupuk tidak mendapatkan premi dikarenakan pekerja merupakan pekerja borongan. Upah diserahkan kepada kepala rombongan. Upah yang diberikan kepada tenaga pemupuk ditentukan oleh kepala rombongan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemupuk di Afdeling VIII, pemupuk memperoleh harga Rp. 10,500/ha dari Rp. 12,000, dan Rp. 13,500

34 dari Rp. 15,000. Kegiatan penguntilan dan pemupukan di lapangan dapat dilihat pada Gambar (a) (b) (c) (d) Gambar 2. Kegiatan Pemupukan di Afdeling VIII. (a) penebaran pupuk dengan menggunakan ember, (b) Penebaran Pupuk di Piringan, (c) Kegiatan Penguntilan Pupuk, (d) Pelangsiran Pupuk di Pasar Pikul. Pengendalian Gulma Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual di PT. Panca Surya Agrindo dibagi menjadi dua, yaitu babat gawangan dan Dongkel Anak Kayu (DAK). Babat gawangan merupakan kegiatan meminimalkan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pembabatan dilakukan dengan cara menebas gulma dengan ketinggian ± 20 cm dari permukaan tanah. Dengan sistem borongan, seorang pembabat biasanya dapat menyelesaikan ha per hari. Upah tenaga babat gawangan adalah Rp. 35,000/ ha. Pekerjaan ini juga tidak memperoleh premi karena

35 menggunakan sistem borongan. Semua semak yang ada di gawangan dibabat menggunakan parang babat. Kegiatan pembabatan dapat dilihat pada Gambar Gambar 3. Kegiatan Babat Gawangan. Kegiatan dongkel anak kayu dilakukan untuk pengendalian gulma dengan cara mendongkel atau mencabut sampai ke akarnya. Jenis gulma yang didongkel adalah gulma daun lebar yang berkayu seperti Melastoma affine, Kopi-kopian, Miramia umbelanta, Chromolena odorata, dan tukulan (anak sawit liar) yang terdapat pada gawangan serta pada piringan kelapa sawit. Dongkel anak kayu dapat dilakukan dengan menggunakan alat dongkel, parang, atau langsung dicabut dengan tangan. Upah untuk tenaga kerja dongkel anak kayu adalah Rp. 45,000/ ha. Jenis pekerjaan ini juga termasuk pekerjaan borongan, jadi tidak ada premi yang diperoleh oleh tenaga pendongkel. Tenaga pendongkel dapat menyelesaikan ha per hari. Namun demikian, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Afdeling VIII, terdapat beberapa pendongkel yang hanya dapat menyelesaikan setengah hektar per hari. Hal ini disebabkan oleh faktor usia tenaga pendongkel yang sudah cukup tua. Pengendalian gulma secara kimiawi. Pengendalian gulma secara kimia merupakan pengendalian gulma yang dilakukan dengan cara menyemprot langsung pada gulma di perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan herbisida. Pengendalian gulma secara kimia di PT. Panca Surya Agrindo diaplikasikan pada piringan kelapa sawit, TPH dan jalan panen. Penggunaan air untuk penyemprotan harus diperhatikan. Air yang digunakan sebaiknya air bersih, namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penyemprot dalam pengambilan air tidak memperhatikan air yang bersih.

36 23 Penyemprot mengambil air yang terdapat di parit parit yang terdekat dengan tempat kegiatan penyemprotan. Kegiatan penyemprotan dan pengambilan air kurang bersih dapat dilihat pada Gambar 4. (a) (b) Gambar 4. Kegiatan Pengendalian Gulma secara Kimia. (a) Penyemprotan Herbisida di Piringan, (b) Pengambilan Air Kurang Bersih Jenis herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik seperti Glyphosate dan Metil Metsulfuron. Herbisida ini lebih cocok digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun sempit seperti rumput. Gulma yang dominan di piringan kelapa sawit adalah gulma berdaun lebar. Oleh karena itu gulma yang disemprot dengan herbisida ini kurang cocok untuk diaplikasikan karena membutuhkan waktu yang cukup lama. Penyemprotan herbisida dilakukan di piringan, TPH, dan jalan panen. Larutan herbisida telah dicampur dengan air terlebih dahulu di gudang pupuk sebelum dibawa ke lapangan atau ke afdeling. Hal ini dilakukan untuk menghindari pencurian atau penjualan bahan aktif. Perbandingan campuran glyphosate dengan air adalah 1 : 1, artinya untuk 1 liter bahan aktif diencerkan dengan 1 liter air. Dosis herbisida yang digunakan untuk penyemprotan piringan, TPH, dan jalan panen di Afdeling VIII umumnya menggunakan dosis yang sama. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Afdeling VIII Glyphosat yang digunakan adalah 60 ml/ 15 ml air dan Metil Metsulfuron 5 g/15 ml air. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap lima orang penyemprot didapat jumlah

37 24 pokok rata rata yang disemprot untuk satu kap adalah 60 pokok. Alat yang digunakan adalah KnaPanca Surya Agrindock sprayer dengan ukuran kap adalah 15 liter, sehingga dosis per hektar adalah sebagai berikut : Luas efektif piringan yang disemprot/ha luas lahan = πr 2 x 132 pokok = 3.14 x (2.5 m) 2 x 132 pokok = 2, m 2 Jika 1 kap disemprotkan kepada 60 pokok, maka volume semprot yang diaplikasikan per hektar adalah : = volume kap/ (π x luas piringan 2 x tanaman yang disemprot) x 10,000 m 2 /ha = 15 l/ (3.14 x (2.5 m) 2 x 60) x 10,000 m 2 /ha = 127,39 l/ ha = 8 kap/ha Jika bahan aktif yang diaplikasikan = 60 ml/ kap Maka untuk 1ha lahan hanya diaplikasikan = 8 kap/ha x 60 ml bahan/kap = 480 ml bahan/ha Volum semprot anjuran = 450 l/ ha luas efektif = 30 kap/ha Jadi, bahan aktif yang seharusnya diaplikasikan adalah = 1,800 ml/ ha Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa bahan aktif yang digunakan lebih rendah dari bahan aktif anjuran. Oleh sebab itu, pada pengamatan kematian gulma yang disemprot di piringan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai 100% mati. Penginfusan pada Tanaman yang Mengalami Defisiensi Hara Fe Defisiensi hara Fe biasanya terjadi di tanah gambut, namun kenyataan di lapangan, defisiensi hara Fe dapat juga terjadi di tanah mineral yang terdapat di Afdeling VIII. Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan oleh bahan organik yang terlalu tinggi. Defisiensi hara Fe di Afdeling VIII banyak terjadi pada blok yang diaplikasikan limbah cair beserta limbah padat. Gejala tanaman yang mengalami defisiensi Fe adalah daun menguning seperti janur. Gejala ini pertama menyerang pucuk daun terlebih dahulu, lalu merambat ke daun yang tua. Apabila tidak cepat

38 25 diatasi tanaman akan mengalami penurunan produktivitas dikarenakan terhambatnya penyerapan sinar matahari yang menyebabkan rendahnya hasil fotosintat yang dihasilkan oleh tanaman. Jika tanaman yang mengalami defisiensi tingkat berat tidak diatasi selama kurang lebih tiga bulan, tanaman akan besar kemungkinan akan patah pucuk dan mati. Penginfusan dilakukan satu kali 2 bulan, untuk menghindari hal tersebut. Tanaman yang mengalami defisiensi hara Fe ini dapat diatasi dengan melakukan penginfusan pada tanaman. Penginfusan dilakukan dengan cara melarutkan 300 gram iron (dalam bentuk Kristal) dan 20 gram asam sitrat ke dalam air sampai 1 liter. Larutan diinfus melalui akar sebanyak 50 ml per titik. Tingkat defisiensi hara Fe dikategorikan menjadi tiga, yaitu tingkat ringan apabila yang terserang pelepah 1-3, sedang jika yang terserang pelepah 4-9, lebih dari 9 termasuk kategori berat. Pada kategori ringan dosis Fe yang dianjurkan adalah 1 titik, kategori sedang 2 titik, dan kategori berat 3 titik. Penginfusan juga diikuti dengan penaburan chelate berbentuk granular dengan dosis 150 g/pokok. Namun demikian, di Afdeling VIII dosis penginfusan yang dilakukan tidak berdasarkan dosis anjuran berdasarkan tingkat serangan. Semua pokok yang terserang diinfus 3 titik per pokok. Hal ini disebabkan pertimbangan ketepatan pekerja dalam menentukan tingkat serangan pada tanaman. Defisiensi hara Fe dapat juga diatasi dengan memberikan tanah merah dan menabur chelate dengan dosis 100 g/pokok. Tanah merah yang diaplikasikan berdiameter 1.5 m dan ketebalan 5 cm di sekeliling pokok. Dalam pelaksanaan penginfusan, pemilihan akar harus teliti. Akar yang dipilih adalah akar yang tidak bercabang atau akar tunggal yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapat bahwa banyak hara yang tidak dapat diserap oleh tanaman dikarenakan pemilihan akar yang kurang baik dan pencarian akar yang mengakibatkan akar terluka sehingga tanaman tidak dapat pulih atau tidak dapat mengurangi defisiensi dari berat ke sedang dan dari sedang ke ringan. Kegiatan penginfusan dan tanaman yang difesiensi hara Fe dapat dilihat pada Gambar 5.

39 26 (a) (b) Gambar 5. Metode Penginfusan Akar dan Gejala Defisiensi Fe. (a) Pengimpusan Akar dengan FeSO4, (b) Tanaman yang Difesiensi hara Fe tingkat sedang, (c) Tanaman yang Difesiensi hara Fe tingkat berat Panen Persiapan panen. Kegiatan persiapan panen yang dilakukan meliputi: perencanaan dan pengadaan tenaga kerja, penetapan seksi potong buah, penetapan luas hanca kerja pemanen, penetapan luas hanca permandoran, peralatan panen, dan lingkaran pagi. Lingkaran pagi di PT. Panca Surya Agrindo dilakukan pada pukul WIB di hanca yang akan dipanen. Jika hhanca yang akan dipanen dekat dengan kantor afdeling, maka lingkaran pagi dilaksanakan di depan kantor afdeling. Anggota yang mengikuti lingkaran pagi adalah pemanen, asisten kebun, dan mandor panen. Sebelum lingkaran pagi, APD (alat pelindung diri) harus sudah dipakai. Dalam praktek di lapangan masih terdapat pemanen yang terlambat dan yang tidak memakai APD di saat pemanenan. Kriteria panen. Kriteria panen diamati penulis pada saat penulis menjadi pendamping mandor, yaitu mengawasi pemanen. Kriteria matang panen adalah (c)

40 27 parameter yang digunakan oleh perusahaan dalam menentukan buah sudah bisa dipanen atau belum. Kriteria matang panen yang diterapkan di PT. Panca Surya Agrindo dapat dilihat dari jumlah berondolan yang jatuh pada piringan, yaitu 2 berondolan/ kg TBS. Kriteria panen yang diterapkan di Afdeling VIII adalah 40 berondolan per TBS, karena BTR di Afdeling VIII adalah 20 kg. Berondolan yang jatuh adalah berondolan yang jatuh secara alami, bukan karena hama penyakit. Kriteria panen yang diterapkan oleh pemanen di lapangan kadang kadang tidak terlalu mengikuti ketetapan yang telah ditetapkan. Masih banyak terdapat pemanen yang memanen buah yang belum memberondol 40 berondolan. Kriteria matang panen dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kriteria Matang Panen Golongan Kriteria Warna Berondolan Mentah ungu kehitaman tidak memiliki berondolan Kurang matang orange kemerah-merahan < 2 berondolan/kg TBS Matang orange kemerah-merahan 2 berondolan/kg TBS Terlalu matang merah gelap 50 % berondolan lepas - > 10 berodolan masih lekat pada tandan Janjang Kosong > 90 % berondolan lepas Sumber: Kepala Tata Usaha (KTU) PT. Panca Surya Agrindo (April, 2012) Sistem panen. Pelaksanaan sistem panen yang digunakan selama penulis melakukan kegiatan magang adalah sistem hanca giring tetap. Sistem hanca giring tetap, yaitu menempatkan pemanen dengan cara digiring dari satu hanca ke hanca selanjutnya dalam seksi panen yang telah ditetapkan pada hari itu. Bedanya dengan sistem hanca giring murni adalah bahwa sistem ini memiliki hanca tetap pada mandornya. Rotasi panen. Rotasi panen merupakan jarak waktu antara panen terakhir dengan panen berikutnya dalam satu seksi panen. Rotasi panen yang ditetapkan di PT. Panca Surya Agrindo adalah rotasi 6/7 artinya dalam 7 hari ada 6 hari seksi panen. Di Afdeling VIII terdapat 29 blok yang dibagi menjadi 6 seksi panen atau disebut kapel. Tenaga kerja panen. Tenaga panen di PT. Panca Surya Agrindo merupakan Karyawan Harian Tetap (KHT) yang bertugas memanen kelapa sawit.

41 28 Namun, tenaga panen juga bisa bekerja sebagai pekerja harian tidak tetap (lepas) seperti penunasan, rawat jalan, garuk piringan, pelangsiran, dan lain lain. Kualitas panen. Kualitas panen erat kaitannya dengan kriteria matang panen, buah mentah yang dipanen, jumlah brondolan yang tidak dikutip, dan pemotongan gagang panjang. Data diperoleh penulis dengan melakukan pengamatan pada 50 TPH yang diamati dari beberapa blok. Berondolan yang tidak dikutip dan buah matang yang tidak dipanen termasuk kehilangan hasil pada saat panen. Kehilangan hasil (losses) berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan. Tingkat kehilangan hasil yang tinggi dapat menurunkan produksi dan menurunkan premi yang dihasilkan pemanen. Losses juga banyak terjadi di paritparit, seperti TBS yang jatuh saat dipanen yang dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. TBS yang Tertinggal di Parit Kerapatan panen. Perhitungan angka kerapatan panen digunakan untuk mengetahui taksasi produksi yang dihasilkan pada suatu blok kebun. Angka kerapatan panen didapat dengan membandingkan jumlah tandan matang pada pokok yang dijadikan sampel dengan jumlah sampel yang diamati dan dikalikan 100%. Penulis melakukan AKP bersama mandor panen pada 5 blok per hari. AKP dilakukan 2 jalan panen setiap blok. Berdasarkan SOP di kebun, sampel AKP sebaiknya dilakukan 3% - 10% dari luasan yang akan dipanen. Kenyataan di lapangan, mandor hanya melakukan 2 jalan panen setiap blok setara dengan lebih kurang 3% dari luasan yang dipanen. Angka kerapatan panen ini didapat dari rumus : jumlah buah yang matang AKP pokok sampel yang diamati x 100%

42 29 Cara dan pelaksanaan panen. Cara panen untuk tanaman yang masih rendah menggunakan alat dodos, sedangkan untuk tanaman yang sudah tinggi menggunakan alat egrek yang bertangkai panjang. Cara panen di Afdeling VIII menggunakan egrek. Sebelum tandan dipotong, pelepah daun yang menyangga buah dipotong lebih dahulu. Bekas potongan pada pelepah lengkung menyerupai tapak kuda, yaitu dengan potong miring ke luar. Tandan buah dipotong pada gagangnya sependek mungkin (mepet). Standar panjang janjang setelah dipotong di PT. Panca Surya Agrindo adalah 2 cm. Tandan buah diletakkan di pinggir jalan panen. Buah yang lepas (brondolan) dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam karung. Tandan buah dikumpulkan di TPH, disusun 5 tandan per baris, dan ganggangnya menghadap ke atas. Brondolan disatukan dan dimasukkan ke dalam karung. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih ada buah yang tidak disusun rapi di TPH dan tangkai panjang. Kegiatan pemanenan dan buah yang tidak disusun rapi di TPH dapat dilihat pada Gambar 7. (a) (b) (c) Gambar 7. Kegiatan Pemanenan dan Hasil Panen. (a) Pengangkutan TBS ke TPH, (b) Kegiatan potong buah (c) TBS yang Tidak disusun di TPH.

43 30 Pemanenan dilakukan setengah jalan panen terlebih dahulu dan pengangkutan TBS ke TPH juga diangkut setengah pasar ke TPH kiri dan setengah pasar ke TPH kanan. Pemanenan dilakukan oleh seorang pemanen yang dibantu oleh 1 oarang pemungut berondolan dan 1 orang pengangkut TBS ke TPH. Namun, pemanen yang hanya memilki pemungut berondolan saja akan mengangkut TBS nya sendiri ke TPH. Kegiatan Simulasi Kebun Go Block. Go block merupakan kegiatan pemeriksaan mutu hanca yang dilakukan oleh General Manager (GM), estate manager, seluruh asisten kepala rayon, dan seluruh asisten afdeling. Kegiatan ini dilakukan secara rutin pada setiap hari jumat yang dimulai pada pukul WIB. Kegiatan dilakukan pada blok yang telah dipanen setiap afdeling dengan cara bergilir. Penentuan afdeling yang akan dikunjungi pada sore hari sebelum pelaksanaan. Penentuan afdeling yang akan dikunjungi sengaja diberitahukan secara tiba tiba, agar tidak ada persiapan untuk memperbaiki hanca terlebih dahulu. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan berkumpulnya general manager, estate manager, asisten kepala, asisten afdeling, dan pemanen afdeling yang akan diperiksa. Asisten afdeling dan asisten kepala yang bersangkutan memberikan pengarahan kepada pemanen mengenai tanggung jawab yang harus dilakukan oleh pemanen setiap hari, serta penyampaian informasi yang didapatkan dari kantor kebun. Kemudian general manager memberi pengarahan kepada pemanen, asisten, dan asisten kepala tentang pentingnya mutu hanca dan mutu panen yang harus selalu dijaga. Pemeriksaan dilakukan dengan membagi dua orang setiap jalan panen, pemeriksaan dilakukan di semua jalan panen pada blok tersebut. Adapun mutu hanca yang harus dilihat adalah losses pada piringan, jalan panen, dan pokok, kebersihan hanca, pokok yang tidak ditunas, buah matang yang tidak dipanen, serta sensus buah yang terdapat di pokok. Sensus buah dilakukan untuk memprediksi produksi yang dihasilkan pada blok tersebut selama satu semester. Setelah pemeriksaan selesai, anggota berkumpul kembali untuk mengevaluasi hasil pemeriksaan yang dilakukan agar kekurangan yang terdapat pada afdeling tersebut dapat diperbaiki.

44 31 Aspek Manajerial Penulis mengikuti aspek manajerial yang berstatus sebagai pendamping mandor dan pendamping asisten di Afdeling VIII. Pendamping mandor dilakukan penulis selama 3 minggu dan pendamping asisten dilakukan selama 6 minggu. Pendamping Mandor Selama menjadi pendamping mandor, penulis mengikuti kegiatan pengawasan di lapangan, di antaranya kegiatan mandor panen, kerani panen, dan mandor perawatan yang terdiri dari mandor pupuk dan mandor perawatan tanaman. Penulis juga mengikuti kegiatan manajerial terkait administrasi afdeling dengan menjadi pendamping kerani afdeling. Mandor panen. Selama menjadi pendamping mandor panen, penulis mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh seorang mandor panen seperti lingkaran pagi yang dimulai pada pukul WIB, pengecekan mutu hanca dan mutu buah, losses, penghitungan AKP, melakukan taksasi panen harian, mengawasi pekerjaan pemanen, dan membuat laporan harian mandor. Mandor panen bertanggung jawab terhadap mutu hanca. Jika ada buah matang yang tidak dipanen mandor akan memerintahkan kepada pemanen supaya kembali ke pokok yang sudah ditandai untuk dipanen kembali. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kehilangan hasil. Pemanen yang diawasi tergantung dari jumlah HK yang digunakan pada hari tersebut. Biasanya pengawasan rutin dilakukan pada 8 sampai dengan 10 pemanen setiap hari untuk pengawasan mutu hanca dan losses panen. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mandor panen biasanya selalu mengawasi pemanen yang sama dan sudah diketahui baik pekerjaannya sehingga pemanen yang tidak menjaga mutu hanca dengan baik tidak mengalami perbaikan. Mandor pupuk. Penulis mengikuti pekerjaan yang dilakukan mandor pupuk seperti membuat bon permintaan barang (pupuk), menyiapkan alat/bahan seperti takaran pupuk, mengawasi penguntilan pupuk di gudang pupuk, pelangsiran, pengawasan mutu kerja dan keselamatan pekerja. Jumlah karyawan yang diawasi penulis saat menjadi pendamping mandor pupuk adalah 9 orang yang terdiri dari 3 pelangsir dan 6 penabur. Pengawasan pemupukan dilakukan

45 32 sampai kegiatan pemupukan selesai hingga pukul Realisasi pemupukan akan dilaporkan ke dalam buku kerja mandor. Kerani panen. Kegiatan yang dilakukan penulis selama menjadi pendamping kerani panen adalah melakukan grading buah di setiap TPH, pencatatan buah yang dipanen oleh pemanen dengan melihat nomor potong yang dituliskan di tangkai tandan guna untuk menyesuaikan laporan pemanen. Penulis juga membantu kerani panen dalam mengerjakan laporan potong buah, menghitung premi panen. Pada akhir bulan penulis membantu kerani panen tutup buku, yaitu menghitung jumlah premi yang didapatkan oleh pemanen selama satu bulan. Mandor pemeliharaan. Kegiatan yang dilakukan penulis selama menjadi mandor pemeliharaan adalah mengawasi pekerjaan babat, penyemprotan, dan infus akar. HK yang diawasi penulis pada pekerjaan pembabatan adalah 2 HK, penyemprotan 5 HK, dan infus akar 4 HK. Pengawasan pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan penulis hingga pukul karena pekerjaan sudah bisa diselesaikan oleh pekerja pada pukul Pendamping Asisten Afdeling Selama menjadi pendamping asisten penulis mengikuti kegiatan kegiatan asisten seperti mengawasi mutu hanca dan mutu buah pada tiap kemandoran panen, mengawasi kegiatan pemupukan, mengikuti go Block bersama asisten asisten semua afdeling, GM, estate manager, dan asisten kepala, mengisi meja miring yang berisi laporan panen dan biaya panen (dely cost) per kilogram, menginput data yang diminta oleh manager, mengisi buku asisten dan kegiatan administrasi lainnya.

46 33 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Panen Kegiatan pemanenan dimulai dari persiapan panen. Kegiatan persiapan panen yang dilakukan meliputi: kebutuhan tenaga kerja, persiapan kondisi hanca panen, penetapan seksi potong buah, penetapan luas hanca kerja pemanen, penetapan luas hanca permandoran, peralatan panen, dan lingkaran pagi. Persiapan kondisi hanca panen harus diperhatikan agar proses pemanenan berjalan dengan lancar. Kondisi panen yang harus diperhatikan seperti titi panen, jalan pikul, jalan tengah, piringan dan TPH. Persiapan panen di Afdeling VIII sudah cukup baik, namun untuk persiapan kondisi areal panen terdapat pokok yang tidak memiliki piringan yang utuh atau tanaman tidak memiliki luas piringan 2.5 m, seperti tanaman yang dekat dengan parit. Tanaman di pinggir parit ini menyebabkan pada saat pelaksanaan pemanenan terjadi kehilangan hasil (losses), yaitu buah yang dipanen jatuh ke parit. Mutu Panen Mutu panen harus tetap dijaga untuk memperoleh hasil yang optimal. Mutu panen erat kaitannya dengan kriteria matang panen, buah mentah yang dipanen, jumlah brondolan yang tidak dikutip, dan pemotongan gagang panjang. Berdasarkan pengamatan terhadap 50 TPH yang diamati penulis di Afdeling VIII, didapat persentase mutu panen 0% buah kurang matang, 93.32% buah matang, 5.15% buah lewat matang, dan 1.22% tandan kosong. Hal ini menunjukkan bahwa mutu panen di afdeling ini kurang baik, karena berdasarkan persentase buah lewat matang dan tangkai kosong yang dihasilkan cukup besar yaitu 6.37%. Menurut Pahan (2008), hasil potong buah dikatakan baik jika komposisi buah matang sebesar 98% dan buah mentah serta busuk maksimum 2%. Hasil pengamatan mutu buah di lapangan yang dilakukan penulis dapat dilihat pada Lampiran 6. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan pada bulan pertama dan kedua penulis belum menemukan buah kurang matang yang dipanen, namun pada saat sortasi di pabrik yakni pada bulan ketiga penulis menemukan buah

47 kurang matang. Hasil pengamatan sortasi buah di pabrik dapat dilihat pada Tabel Afdeling Tabel 6. Pengamatan Mutu TBS melalui Sortasi Buah di Pabrik Kelapa Sawit. No Polisi (truk) VII 8345 VIII 8426 IX 8730 Mutu TBS Trip Kurang Lewat Tangkai Mentah Matang Matang Matang Tankos Busuk Panjang I II III I II III I II III Persentase (%) Sumber : Pengamatan Penulis di Pabrik Kelapa Sawit PT. Panca Surya Agrindo (Mei, 2012) Tabel 6 menunjukkan bahwa mutu panen sangat rendah.hal ini dapat dilihat dari persentase buah matang hanya 96.36% dan persentase buah kurang matang, lewat matang, buah busuk dan tandan kosong yang cukup tinggi. Mutu buah yang rendah dapat mengakibatkan rendemen menjadi rendah dan asam lemak bebas meningkat. Pada saat mutu panen kurang bagus menyebabkan rendemen di PT. Panca Surya Agrindo menjadi 23.5%. biasanya PT. Panca Surya Agrindo selalu memperoleh rendemen lebih besar dari 24%. Buah kurang matang dan lewat matang erat kaitannya dengan kriteria matang panen. Kriteria matang panen yang diterapkan di PT. Panca Surya Agrindo dapat dilihat dari jumlah berondolan yang jatuh pada piringan, yaitu 2 berondolan/ kg TBS. Bobot Tandan Rata-Rata (BTR) rata rata di afdeling VIII adalah 20 kg, oleh karena itu kriteria matang panen yang diterapkan di Afdeling VIII adalah 40 berondolan per TBS. Pada saat buah telah dipotong, berondolan yang jatuh di piringan dapat mencapai 1 : 4 atau setara dengan 160 berondolan. Buah yang dipanen kurang dari 40 berondolan termasuk buah yang kurang matang. Dari data kualitas panen di atas dapat dilihat bahwa masih terdapat pemanen yang memanen buah dengan tidak memperhatikan standar kriteria matang panen. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pemanen yang mau

48 35 mengejar kapasitas panen yang sudah ditetapkan perusahaan yaitu 3 ton dengan basis 1 ton per hari dan supaya mendapatkan premi padahal pada saat jumlah buah matang panen rendah. Basis yang ditetapkan di PT. Panca Surya Agrindo selalu sama pada saat panen tinggi maupun pada saat panen rendah. Hal ini memungkinkan terjadinya mutu panen yang kurang baik pada saat panen rendah karena kapasitas yang harus dipenuhi terlalu tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Kaban (2011) pada magang skripsi, kapasitas panen yang ditetapkan di perusahaan tersebut hanya 1.8 ton. Buah lewat matang juga dapat mengakibatkan mutu panen turun. Buah lewat matang dapat meningkatkan asam lemak bebas. buah lewat matang dapat dikarenakan rotasi panen yang tidak teratur. Rotasi panen yang ditetapkan di PT. Panca Surya Agrindo adalah rotasi 6/7 artinya dalam 7 hari ada 6 hari seksi panen. Kebutuhan Tenaga Panen Di Afdeling VIII terdapat 29 blok yang dibagi menjadi 6 seksi panen atau disebut kapel. Setiap kapel dipanen dalam satu hari. Umumnya seorang mandor melakukan kegiatan sorong panen agar putaran selanjutnya pada kapel panen tidak terdapat buah lewat matang dan tetap menjaga rotasi 6/7. Pada kenyataan di lapangan, hari rotasi panen pernah mencapai 8, hal ini disebabkan karena pada saat panen turun hujan dan hari libur nasional, sehingga pemanen tidak dapat menyelesaikan hanca panennya sehingga blok yang dipanen kadang kadang tidak sesuai dengan kapel yang telah ditetapkan. Selain itu, buah lewat matang terjadi karena pemanen sengaja tidak memanen buah yang sudah matang dikarenakan pokok yang akan dipanen terlalu tinggi. Hal ini berkaitan juga dengan tenaga kerja yang kurang. Pemanen selalu mengejar waktu untuk dapat menyelesaikan hanca yang telah ditetapkan. Hanca yang ditetapkan untuk satu orang pemanen terlalu luas, sehingga pemanen selalu memburu waktu. Luas hanca panen yang diberikan kepada pemanen di Afdeling VIII berkisar 4-7 ha. Menurut Pahan (2008), hanca panen yang diberikan kepada pemanen berdasarkan kemampuan rata-rata pemanen berkisar ha.

49 36 Kebutuhan tenaga panen pada tanggal 16 Maret 2012 pada kapel E dan A dengan luasan ha, AKP 16.7%, BTR 21 kg, populasi tanaman 132/ha, dan kapasitas panen 3,000 kg/ HK dapat diperoleh sebagai berikut : ha x 0.16 x 21 kg x 132/ha Kebutuhan tenaga panen 3,000 kg = 21 orang Berdasarkan perhitungan di atas, tenaga panen yang digunakan di afdeling VIII adalah 21 orang, padahal jumlah tenaga panen di Afdeling VIII adalah 40 orang. Tenaga panen yang tidak memanen bekerja sebagai pekerja harian seperti penunasan, rawat jalan, garuk piringan, pelangsiran, dan lain lain. Hal ini dapat dilihat bahwa penggunaan tenaga kerja di PT. Panca Surya Agrindo ini kurang efektif atau bisa disebut dengan pengekploitasian tenaga kerja dengan menetapkan kapasitas panen yang harus dicapai terlalu tinggi dan penggunaan tenaga panen ke pekerjaan lain supaya premi yang harus dikeluarkan untuk pemanen tidak terlalu tinggi. Sebagaimana diketahui bahwa upah pekerjaan harian lebih rendah dari pada pekerjaan panen. Menurut Pahan (2008) bahwa biaya Rp/ton TBS dari lebih borong atau luar dinas tidak boleh lebih tinggi dari biaya Rp/ton TBS dalam dinas. Sebagai ketentuan, premi lebih borong maksimum 50% dari gaji rata-rata. Berdasarkan ketetapan tersebut, jumlah tenaga kerja yang seharusnya jika kapasitas panen 1,500 kg adalah 42 orang. Penggunaan tenaga kerja yang kurang tepat dapat juga disebabkan oleh perhitungan angka kerapatan panen yang tidak akurat, sehingga dalam penentuan taksasi prosuksi terjadi kesalahan. Perhitungan AKP di Afdeling VIII dilakukan dengan cara mengitung buah matang yang bisa dipanen esok harinya pada dua jalan panen atau empat baris tanaman dalam satu blok. Sampel yang diambil kurang akurat karena berdasarkan luasan blok yang akan dipanen, sampel yang digunakan kurang. Sampel AKP yang harus digunakan adalah 10% dari pokok yang akan dipanen. Dua jalan panen, pokok yang dijadikan sampel lebih kurang berjumlah 132 pokok, sedangkan jumlah pokok rata rata pada satu blok adalah 3,960 tanaman. pokok sampel yang harus digunakan adalah enam jalan panen. Ketidakakuratan ini dapat dilihat dari

50 perbedaan AKP yang dilakukan penulis terhadap 7 jalan panen dengan AKP yang dilakukan oleh mandor panen pada Blok N20 pada Tabel Tabel 7. Perbandingan persen Angka Kerapatan Panen berdasarkan Pengamatan Penulis dengan AKP yang dilakukan Mandor Ulangan % AKP Penulis % AKP Mandor Selisih I II III IV V VI Selisih rata-rata 12.4 Sumber : Pengamatan penulis di lapangan (Maret April, 2012) Tabel 7 menunjukkan bahwa AKP yang dilakukan di Afdeling VIII jauh lebih rendah. Terdapat jauh perbedaan dengan pengamatan yang dilakukan penulis terhadap 7 jalan panen. Hal ini dapat menyebabkan salah satu faktor jumlah tenaga kerja yang digunakan di Afdeling VIII lebih sedikit dari yang seharusnya. Kehilangan Hasil Berondolan yang tidak dikutip dan buah matang yang tidak dipanen termasuk kehilangan hasil pada saat panen. Kehilangan hasil (losses) berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan. Tingkat kehilangan hasil yang tinggi dapat menurunkan produksi hasil dan menurunkan premi yang dihasilkan pemanen. Tingkat kehilangan hasil di PT. Panca Surya Agrindo masih tergolong tinggi. Ketetapan dari PT. Panca Surya Agrindo tingkat kehilangan hasil yang ditoleransi adalah 0.16 kg/ha, namun pada kenyataan di lapangan tingkat kehilangan hasil masih di atas standar, yaitu 0.18 kg/ha. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan penulis terhadap 10 pemanen seperti pada Tabel 8.

51 38 Tabel 8. Pengamatan Berondolan yang Tertinggal per Hektar Pemanen Ulangan I II III rata - rata losses (kg) rata rata 0.18 Sumber : Pengamatan Penulis di Lapangan(April, 2012) Berdasarkan pengamatan di lapangan berondolan yang tertinggal dapat diakibatkan karena pemungut berondolan yang mengejar waktu supaya tidak terlalu jauh tertinggal oleh pemanen. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tenaga panen yang digunakan, sedangkan kapasitas panen yang ingin dipenuhi terlalu tinggi. Selain itu, pengawasan panen yang kurang intensif oleh mandor. Berondolan yang tertinggal biasanya banyak terjadi di piringan, yaitu tertimbun oleh tanah pada saat menjatuhkan buah. Namun, ada juga pemungut berondolan yang sengaja menimbun berondolan di dalam tanah agar tidak terlihat atau membuang berondolan ke semak semak. Hal ini dilakukan oleh pemungut berondolan dikarenakan kurangnya pengetahuan pemungut berondolan terhadap premi yang dihasilkan dari berondolan dan ingin cepat selesai. Basis dan Premi Panen Basis merupakan ketentuan yang harus dipenuhi pemanen dalam pekerjaan panen tersebut. Premi panen adalah suatu penghargaan atau intensif dari perusahaan kepada pemanen yang telah menjalankan tugasnya dengan baik. Selain basis dan premi, pemanen juga mendapatkan bonus panen yang didapatkan 1 tahun sekali sebanyak 3 bulan gaji. Basis panen merupakan syarat dasar yang harus dipenuhi pemanen setiap harinya. Basis panen yang diterapkan di PT. Panca Surya Agrindo adalah basis

52 39 janjang yaitu 1 ton/ HK atau setara dengan lebih kurang 50 janjang. Pemanen yang tidak dapat memenuhi basis pada hari itu harus menggantinya di hari yang lain. Rata rata pemanen di PT. Panca Surya Agrindo mampu menghasilkan output 3 ton/hk. Oleh karena itu, basis yang ditetapkan jarang tidak tercapai kecuali terjadi kecelakaan kerja. Kapasitas panen di afdeling VIII dapat dilihat dari pengamatan 10 pemanen pada Tabel 9. No Tabel 9. Output Pemanen per Hari Nama Pemanen Jumlah TBS yang dipanen pada Blok M19-M21 dan N17-N18 Ulangan I Ulangan II Ulangan III Σ TBS Rata - Rata Bobot Rata Rata (kg) 1 Mesiaro ,899 2 Haris ,045 3 Sukman ,626 4 Hasrat ,479 5 Sarmidi ,648 6 Alianus ,813 7 Abieli ,515 8 Yapao ,507 9 Sojanolo , Erwin ,919 Rata rata 3,588 Sumber : Data Pengamatan Penulis di Lapangan (Maret, 2012) Premi panen diperoleh dari sisa basis yang telah dipenuhi pemanen. Premi di PT. Panca Surya Agrindo ada tiga tingkatan yaitu premi I, premi II, dan premi III. Perkalian premi tergantung dengan tahun tanam tanaman yang dipanen. Basis dan premi untuk afdeling VIII pada bulan Maret 2012 dapat dilihat dari perhitungan sebagai berikut : Pemanen Basis = 1,000 kg HK = 575 Total output = 1,844,490 kg Total 10% berondolan = 183,110 kg Sisa dari 10% berondolan = 14,334 kg Premi = total output total basis berondolan = 1,844,490 kg 575,000 kg 183,110 kg

53 40 = 1,086,380 kg Premi berondolan = 183,110 kg x Rp. 120 / kg = Rp. 21,973,200 Premi I = HK x ketetapan premi I x harga premi I = 575 x 500 kg x Rp. 25/kg = Rp. 7,187,500 II = HK x ketetapan premi I x harga premi I = 575 x 500 kg x Rp. 30/ kg = Rp. 8,625,000 III = (total premi (kg premi I + kg premi II) + sisa dari 10% berondolan) x harga premi III = (1,086,380 kg 575,000 kg + 14,334 kg) x Rp. 35/ kg = Rp. 18,399,990 Premi pemanen = premi I + premi II + premi III + premi berondolan = Rp. 53,185,690 Mandor panen Premi mandor = (total output total basis pemanen) x Rp. 2.25/ kg = (1,844, ,000) kg x Rp 2.25/ kg = Rp. 2,856,353 Kerani panen = total output x Rp. 1.2/ kg = 1,844,490 kg x Rp 1.2/ kg = Rp. 2,213,388 Biaya Panen Contoh perhitungan biaya per kg pada bulan maret 2012 : 1. Jumlah upah = jumlah HK x upah = 575 x Rp. 72,748 = Rp. 41,830, Upah/ kg = jumlah upah / produksi = Rp. 41,830,100 / 1,844,490 kg = Rp / kg 3. Produksi = 1,844,490 kg 4. Premi Panen = premi I + premi II + premi III

54 41 = Rp. 31,212, Premi berondolan = kg berondolan x Rp. 120 = 183,110 kg x Rp. 120/ kg = Rp. 21,973, Premi/ kg = (premi panen + premi berondolan) / produksi = (Rp. 31,212,490 + Rp. 21,973,200) / 1,844,490 kg = Rp / kg 7. Jumlah biaya / kg = (jumlah upah + premi panen + premi berondolan) / produksi = (Rp. 41,830,100 + Rp. 31,212,490 + Rp. 21,973,200) / 1 844,490 kg = Rp / kg Organisasi Panen Kegiatan panen harus terorganisasi dengan baik agar dapat berjalan lancar dan mencapai target produksi yang diinginkan. Organisasi yang baik dapat mendukung tujuan perusahaan untuk memperoleh produksi setinggi tingginya dengan kadar ALB yang rendah. Pada Afdeling VIII terdapat dua mandoran panen. Kemandoran I terdiri dari 21 orang pemanen dari satu orang mandor, kemandoran II terdi dari 19 orang pemanen dari satu orang mandor. Kedua mandor tersebut dibantu oleh 2 orang kerani panen. Hal yang terpenting dalam organisasi panen adalah kedisiplinan pemanen. Pemanen tidak hanya bisa memanen buah sebanyak banyaknya semata mata untuk mengejar premi tetapi juga mementingkan kualitas buah. Seorang mandor harus menjalani pengawasan ketat terhadap pemanen agar kualitas buah tetap terjaga. Jika kualitas buah yang dihasilkan jelek, mandor akan ditegur oleh asisten dan asisten akan ditegur manager pada saat breaving pagi. Administrasi panen merupakan kegiatan akhir yang cukup penting dalam proses produksi. Pencatatan jumlah produksi harian yang teratur dan rapi akan memudahkan dalam evaluasi kerja panen akhir bulan. Administrasi panen di afdeling VIII melibatkan mandor, kerani panen, dan kerani afdeling. Mandor

55 42 membuat laporan pagi dan sore kemudian direkap dan dicek oleh kerani panen. Kerani afdeling merekap semua laporan dari kerani panen dan melaporkan ke asisten. Pembukuan bertujuan untuk mendapatkan premi pemanen dalam satu bulan agar tidak terjadi protes dari pemanen. Pengangkutan Buah Pengangkutan TBS dilakukan oleh 3 orang pemuat, seorang kerani panen, dan seorang supir. Angkutan panen mempunyai peranan yang penting dalam pengangkutan TBS ke pabrik. Buah harus secepatnya diangkut ke pabrik supaya ALB tidak semakin tinggi. Buah yang telah dipanen selambat lambat diangkut ke pabrik sebelum 24 jam. Transportasi yang digunakan harus disesuaikan dengan produksi dan jarak panen di lapang. Kapasitas truk pengangkut TBS di PT. Panca Surya Agrindo adalah 5 6 ton. Kapasitas truk dalam sehari adalah 45 ton, jadi jika taksasi panen lebih dari 50 ton, truk yang dibutuhkan harus lebih dari satu. Alat transportasi juga perlu diperhatikan, seperti kondisi truk dan ketinggian bak truk. Bak truk yang terlalu tinggi akan mengakibatkan pemuat lebih lama untuk memuat TBS. Kondisi truk yang sudah tua juga akan mengakibatkan perjalanan ke pabrik lebih lama. Truk mulai beroperasi pukul WIB. Trip pertama dapat dimuat ke PKS sekitar pukul WIB dan trip terakhir pukul WIB. Trip terakhir pengangkutan TBS biasanya juga disesuaikan dengan produksi buah di lapangan dan surat izin dari General Manager untuk penambahan waktu. Pengangkutan TBS hingga malam dapat menyebabkan terjadinya restan di pabrik. Buah restan dapat menyebabkan peningkatan ALB. Menurut Setyamidjaja (2006) Buah kelapa sawit hasil panen harus segera diangkut ke pabrik agar dapat segera diolah. Buah yang tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas tinggi, sehingga berpengaruh kurang baik terhadap kualitas minyak. Untuk menghindari terbentuknya asam lemak bebas, pengolahan buah kelapa sawit harus sudah dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah panenan. Kecepatan pengangkutan TBS juga tergantung dari pemanen. Pemanen harus sudah mengeluarkan buah secepatnya agar pengangkutan tidak terganggu.

56 43 Oleh sebab itu, PT. Panca Surya Agrindo menerapkan peraturan bahwa pemanen harus mengeluarkan TBS terlebih dahulu lebih kurang 25 tandan baru istirahat untuk sarapan. Waktu selasai panen sangat berpengaruh dengan pengangkutan TBS ke pabrik. Panen di Afdeling VIII kadang-kadang berakhir pukul WIB. Hal ini dapat menyebabkan pengangkutan berakhir hingga pukul WIB, sehingga TBS tidak dapat langsung diolah pada hari itu. Premi Angkutan TBS Pemuat Contoh perhitungan biaya pemuat per kg pada bulan Maret 2012 : HK = 87 Basis = 4,000 kg Total output = 1,844,490 kg Premi = total output basis pemuat = 1,844,490 kg (87 x 4,000 kg) = 1,496,490 kg Premi I = HK x ketetapan premi I x harga premi I = 87 x 1,667 kg x Rp. 3.5 / kg = Rp. 507,601 Premi II = HK x ketetapan premi II x harga premi II = 87 x 1,667 kg x Rp. 5 / kg = Rp. 725,145 Premi III = HK x (total output premi I premi II) x harga premi III = 87 x 1,206,432 kg x Rp. 6 / kg = Rp. 7,238,592 Jumlah Upah = 87 x Rp. 72,748 = Rp. 6,329,076 Biaya/ kg = (premi I + premi II + premi III + jumlah upah) = (Rp. 507,601 + Rp. 725,145 + Rp. 7,238,592 + Rp. 6,329,076) / 1,844,490 kg = Rp / kg

57 44 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan magang ini sudah meningkatkan keterampilan penulis dalam melakukan proses kerja yang nyata di lapangan seperti dalam budidaya tanaman khususnya kelapa sawit. Penulis juga memperoleh keterampilan dan wawasan dalam pengelolaan kebun dalam aspek manajerial pada saat menjadi KHL, pendamping mandor, dan pendamping asisten. Persiapan panen di Afdeling VIII tergolong cukup baik, namun masih ada beberapa hal di antaranya terdapat pokok yang tidak memiliki luas piringan seperti yang telah ditetapkan, sehingga menyebabkan terjadinya losses, banyaknya buah yang kurang matang sampai di pabrik dan buah yang lewat matang dan tankos di lapangan. Masalah manajemen tenaga panen berkaitan penggunaan tenaga panen yang lebih sedikit daripada standar untuk kapasitas panen (output) yang tinggi dan disertai taksasi produksi yang kurang akurat. Pengangkutan TBS yang dilakukan hingga malam dapat menyebabkan terjadinya buah restan. Saran Penetapan kapasitas panen (output) yang wajar perlu dilakukan untuk mengatasi kendala manajemen dalam penggunaan tenaga kerja, agar mutu TBS yang dihasilkan lebih baik dan dapat menekan buah kurang matang.

58 45 DAFTAR PUSTAKA Adiwiganda, R. dan M. M. Siahaan Kursus Manajemen Perkebunan Dasar Bidang Tanaman. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan. Medan. 68 hal. Ditjenbun. 2011a. Luas Perkebunan dan Produksi Kelapa Sawit di Seluruh Indonesia. teknin-budidaya.html. [ 24 April 2011]. Ditjenbun. 2011b. Ekspor Produk Kelapa Sawit Terus Naik. news/203-ekspor-produk-kelapa-sawit-terus-naik.html [2 mei 2011]. Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa, dan R. Hartono Kelapa Sawit: Budidaya Pemanfaatan Hasil Dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal. Kaban, Benny G Pengelolaan Panen di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP) Astra Agro Lestari, Desa Arga Mulya Kalimantan Tengah. Skripsi. Program S1 Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 68 hal. Lubis, A. U Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Marihat Bandar Kuala. Pematang Siantar. 435 hal. Lubis, A. U Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 362 hal. Manguoensoekarjo, S. dan H. Semangun Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 605 hal. Miranda, R. R Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) di PT. Gunung Kemasan Estate Minamas Plantation, Pulau Laut, Kalsel. Skripsi. Program S1 Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 79 hal. Pahan, I Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 410 hal. Setyamidjaja, D Kelapa Sawit, Teknik Budi Daya, Panen, dan Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta. 257 hal.

59 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian di PT. Panca Surya Agrindo, Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau 46 Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi 13/02/2012 Membantu administrasi di Afdeling VIII kebun Pengambilan data sekunder /02/2012 Pembabatan, DAK 0.5 ha 2 ha 2 ha L25-L21 15/02/2012 Simulasi mengutip berondolan L18 16/02/2012 Penyemprotan piringan 0.5 ha 13.6 ha L21 17/02/2012 Pertemuan Kepala Direksi Umum KCK 18/02/2012 Penginfusan 12 pokok 21 pokok 30 pokok N18 19/02/2012 Libur 20/02/2012 Penyemprotan jalan panen 0.5 ha 3.46 ha - L21 21/02/2012 Losses 2 Blok - - L21-L25 22/02/2012 Menghitung AKP 4 blok - - N17-N19/M20- M21 23/02/2012 Pengamatan 100 tanaman N20 contoh 24/02/2012 Pengangkutan buah 2 trip 12 trip - Blok-Pabrik 25/02/2012 Pengamatan 100 tanaman 7 pasar - - N20 contoh 26/02/2012 Libur /02/2012 Pengamatan TPH 25.5 ha - - L17-L20 28/02/2012 Membantu administrasi Afdeling VIII 29/02/2012 Pembabatan, DAK 0.5 ha 3 ha - N17-N18 Pengamatan FeSO4 2 Pokok 2 Pokok - 01/03/2012 Pengamatan 100 tanaman N20 contoh,tph 02/03/2012 Nganalisis vegetasi gulma Afd. 10 dan 12 03/03/2012 Losses tanaman contoh 7 blok - N20

60 Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor/Mandor Besar di PT. Panca Surya Agrindo, Kecamatan Tambusai,Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Prestasi Kerja Penulis Tanggal Uraian Kegiatan Jml HK yang Luas Areal Lama Lokasi Diawasi yang Diawasi Kegiatan (orang) (ha) (Jam) Pengawasan APD 05/03/2012 Pemanen dan AKP M19-M20 06/03/2012 Kalibrasi waktu pemanen pengamatan N20 Tanaman contoh 07/03/2012 Pengawasan chemis dan L Pemupukan L25/M23 08/03/2012 Pengawasan TPH dan panen O23 Kalibrasi penyemprotan dan losses O22 09/03/2012 Pengamatan analisis U12-U11- vegetasi Gulma afd V2/X5-V5 dan 12 10/03/2012 Belajar administrasi Kantor kebun AFD8 11/03/2012 Libur - - Labor pks 12/03/2012 Membenahi kantor dan Kantor pengawasan pembersihan AFD8 selokan 13/03/2012 Pengawasan panen dan simulasi pemanenan M17-M19 14/03/2012 Pengawasan panen dan AKP Pengamatan 100 tanaman contoh N20 15/03/2012 Pengawasan panen dan AKP L23 16/03/2012 Pengamatan analisis vegetasi gulma afd T6,R4,S4 dan identifikasi 17/03/2012 Pengawasan panen dan L23-M24/ AKP N22 18/03/2012 Libur /03/2012 Dongkel anak kayu M23 20/03/2012 Rapat dan merekap data Kantor Afd. 8 21/03/2012 Grading buah di TPH dan N lossis pemanen 18,018 22/03/2012 Pengamatan 100 tanaman contoh N20 23/03/2012 Libur

61 Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten di PT. Panca Surya Agrindo, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Mandor yang diawasi (orang) Prestasi Kerja Penulis Luas areal yang diawasi (ha) Lama kegiatan (jam) Lokasi 26/03/2012 Pengawasan chemis pasar pikul 1 25,73 4 jam M21 27/03/2012 Pengawasan pemupukan 1 26,37 7 jam M23 28/03/2012 Pengawasan aplikasi tankos 1 7 jam 29/03/2012 Analisis vegetasi gulma Afd I - Afd IV 30/03/2012 Pengamatan % kerusakan gulma N20 31/03/2012 administrasi di kantor Afd VIII 01/04/2012 Oven gulma PKS 02/04/2012 Administrasi di afdeling 03/04/2012 Kunjungan area HCV 04/04/2012 Pemeriksaan losses pemanen jam L17- L19 05/04/2012 Analisis vegetasi gulma Afd II, III dan V 06/04/2012 Kalibrasi alat semprot Logging M jam 07/04/2012 Identifikasi gulma 08/04/2012 Mengoven gulma PKS 09/04/2012 Pengenalan pengolahan di PKS 3 7 jam PKS (Sortasi, Lori, Perebusan) 10/04/2012 Pengenalan pengolahan di PKS 8 7 jam PKS (rail track, thraser, Press, clarification, jampres, kernel, boiler, gudang pks) 11/04/2012 Gudang kebun, timbangan 2 7 jam KCK 12/04/2012 Supervisi dosen 5 jam KCK 13/04/2012 Analisis vegetasi gulma Afd 14 dan 15 Mempelajari analisis labor PKS 14/04/2012 Identifikasi gulma 15/04/2012 Mengoven gulma PKS 16/04/2012 Administrasi di kantor afdeling Afd VIII 48

62 49 Lampiran 3 (lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Mandor yang diawasi (orang) Prestasi Kerja Penulis Luas Areal yang diawasi Lama Kegiatan (jam) Lokasi 17/04/2012 Membantu administrasi afadeling Afd VIII 18/04/2012 Mendampingi audit melihat tapal batas 4 jam 19/04/2012 Analisis vegetasi gulma Afd VI Menguntil chelat untuk Fe 2 jam Afd VIII 20/04/2012 Go to block 6 jam Afd II Pemupukan Fe 1 27,2 2 jam L21 21/04/2012 Administrasi di afdeling Afd VIII Penempelan pamflet SMK3 Afd VIII 22/04/2012 Mengoven gulma 23/04/2012 Administrasi di kantor afdeling 4 6 jam Afd VIII 24/04/2012 Mengolah data laporan 25/04/2012 Mengolah data laporan 26/04/2012 Membantu pembuatan tapal batas 2 6 jam 27/04/2012 Membantu pembuatan KKPA B. Tanjung KKPA B. Tanjung tapal batas 2 6 jam 28/04/2012 Membuat laporan 29/04/2012 Membuat laporan 30/04/2012 Membuat laporan 01/05/2012 Menyiapkan presentasi 02/05/2012 Menyiapkan presentasi 03/05/2012 Menyiapkan presentasi 04/05/2012 Presentasi KCK 05/05/2012 Memperbaiki laporan 06/05/2012 Memperbaiki laporan 07/05/2012 Menyerahkan Laporan perbaikan 08/05/2012 Perpisahan di kantor Afdeling 09/05/2012 Perpishan di kantor kebun 10/05/2012 Perpisahan pelepasan 11/05/2012 Libur 12/05/2012 Kembali ke bogor

63 1 Lampiran 4. Peta Sebaran Tanah PT. Panca Surya Agrindo 50

64 1 Lampiran 5. Struktur Organisasi PT. Panca Surya Agrindo General Manager KTU Kepala administrasi Kepala Timbangan Asisten Teknik Sipil Kepala Satpam Estate Manager I Estate Manager II Mill manager Traksi Asisten kepala PKS Asisten Kepala D Asisten Kepala E Asisten Kepala F Asisten Kepala A Asisten Kepala B Asisten Kepala C Asisten Sortasi Asisten Afdeling 10 Asisten Afdeling 13 KKPA Bunga tanjung Asisten Afdeling 1 Asisten Afdeling 4 Asisten Tankos Asisten Teknik Asisten Afdeling 11 Asisten Afdeling 14 KKPA Bunga tanjung II Asisten Afdeling 2 Asisten Afdeling 5 Asisten Afdeling 7 Asisten Maintenance Asisten Afdeling 12 Asisten Afdeling 15 KKPA Pekan Tebih Asisten Afdeling 3 Asisten Afdeling 6 Asisten Afdeling 8 Asisten Labor Asisten Afdeling 9 Asisten Proses 51

65 52 1 Lampiran 6. Hasil Pengamatan Mutu Buah di 50 TPH No. TPH Jumlah Tandan Kriteria Mutu Buah Kurang Lewat Matang Matang Matang Tankos

66 532 Lampiran 6 (lanjutan) No. TPH Kriteria Mutu Buah Jumlah Tandan Kurang Lewat Matang Tankos Matang Matang Jumlah Persentase

67 1 Lampiran 8. Peta Wilayah PT. Panca Surya Agrindo 54

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul.Agrohorti 2 (3): 213-220 (2015) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Harvest Management of Oil Palm at Tambusai District

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 9 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PANTAI BUNATI ESTATE PT. SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh Camellia Kusumaning Tyas A34104031 PROGRAM

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PANTAI BUNATI ESTATE, PT. SAJANG HEULANG, MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN. Oleh ARDILLES AKBAR A34104058 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Bul. Agrohorti 4 (2):132-137 (2016) Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Fertilization Management on Mature Plant Oil Palm in Kebun Tanjung Jati Monica Christina

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

Manajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul. Agrohorti 3 (2): 177-184 (2015) Manajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau Fertilization Management on Oil Palm Plantation at Rokan Hulu,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN OLEH HARYO PURWANTO A24051955 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Nurcahya Destiawan dan Ani Kurniawati * 1 Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Oleh PUGUH SANTOSO A34103058 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGELOLAAN KELAPA SAWIT ((Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ERAMITRA AGRO LESTARI, PEMATANG KULIM, BAKRIE

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A

OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG MINAMAS PLANTATION, MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A24053121 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. SOCFIN INDONESIA, KEBUN TANAH GAMBUS, LIMA PULUH, BATU BARA, SUMATERA UTARA Oleh : GUNTUR SYAHPUTRA PURBA A 34104049 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Harvest Management on oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) at East Kota Waringin, Central Kalimantan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Tanggal : 28 Juli 2011 PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PELANTARAN AGRO ESTATE

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SIME DARBY GROUP, MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN oleh HULMAN IRVAN A24052646

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG PT Bina Sains Cemerlang merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Bukit Pinang Estate (BPE), Sungai Pinang Estate (SPE), dan Sungai Pinang Factory (SPF). Masing-masing

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Harvesting Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) in Sei Lukut Estate, Siak, Riau Zul Adhri Harahap dan Hariyadi

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT. (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION,

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT. (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI SUMATERA SELATAN OLEH EKY PERDANA A24052775

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Geografis Perkebunan kelapa sawit Gunung Sari Estate (GSE) PT. Ladangrumpun Suburabadi (LSI) berada di wilayah Desa Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU MUHAMMAD SATRIA BANGUN A24110007 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Havest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) at Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Hatantiring, Kalimantan Tengah

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Hatantiring, Kalimantan Tengah Bul. Agrohorti 4(1) : 37-45 (2016) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Hatantiring, Kalimantan Tengah Harvesting Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Hatantiring

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN 54 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS SUMATERA BARAT. PT. Bakrie Pasaman Plantations ini bernaung dibawah PT. Bakrie

Lebih terperinci

KONDISI UMUM KEBUN. Letak Geografis Kebun. Keadaan Iklim dan Tanah

KONDISI UMUM KEBUN. Letak Geografis Kebun. Keadaan Iklim dan Tanah 18 KONDISI UMUM KEBUN Letak Geografis Kebun PT. Ladangrumpun Suburabadi merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha yaitu : Angsana Estate (ASE), Gunung Sari Estate (GSE), dan Angsana Factory (ASF).

Lebih terperinci

4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus: 108 4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen Tujuan Intruksional Khusus: Setelah mengikuti course content ini mahasiswa dapat menjelaskan kriteria, komponen dan cara panen tanaman semusim dan tahunan

Lebih terperinci

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014 Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 IMPLEMENTASI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) POLA MASYARAKAT PADA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharumm officinarum L.) DI PG. KREBET BARU, PT. PG. RAJAWALI I, MALANG, JAWA TIMUR ASPEK KHUSUS PEGELOLAAN KEBUN BIBIT

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharumm officinarum L.) DI PG. KREBET BARU, PT. PG. RAJAWALI I, MALANG, JAWA TIMUR ASPEK KHUSUS PEGELOLAAN KEBUN BIBIT PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharumm officinarum L.) DI PG. KREBET BARU, PT. PG. RAJAWALI I, MALANG, JAWA TIMUR DENGAN ASPEK KHUSUS PEGELOLAAN KEBUN BIBIT DATAR OLEH BAGUS MAHENDRA A24051108 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN ADOLINA PTPN IV PERSERO, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA MUHAMMAD DAHRI ZIKRI PURBA

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN ADOLINA PTPN IV PERSERO, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA MUHAMMAD DAHRI ZIKRI PURBA MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN ADOLINA PTPN IV PERSERO, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA MUHAMMAD DAHRI ZIKRI PURBA DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 7 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan selama tiga bulan dari 13 Februari hingga 13 Mei 2012 bertempat di Tambusai Estate, Kec. Tambusai Utara, Kab. Rokan Hulu, Riau. Tambusai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyebaran Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik selatan, serta beberapa daerah lain

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat 20 PEMBAHASAN Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH) berdasarkan rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM, PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD.

PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM, PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD. PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM, PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD., RIAU NURCAHYA DESTIAWAN A24080112 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

KAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP.

KAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP. Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, (1) : 2-3 KAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP 1 Mardiana Wahyuni, Hasan

Lebih terperinci

BANGUN BANDAR ESTATE, PT SOCFIN INDONESIA, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA

BANGUN BANDAR ESTATE, PT SOCFIN INDONESIA, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA PENGELOLAAN PEMANENAN DAN TRANSPORTASI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BANGUN BANDAR ESTATE, PT SOCFIN INDONESIA, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA PANGERAN T. ANUGRAH A24120192

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Geografi

KEADAAN UMUM. Letak Geografi 8 KEADAAN UMUM PT. Sari Lembah Subur (SLS) merupakan anak perusahaan dari PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. PT. SLS adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTISAWIT PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU MAHARANI RAHMAN A24080143 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII. PT. Perkebunan Nusantara VIII, Perkebunan Cikasungka bagian Cimulang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Bumitama Gunajaya Agro (BGA) berawal dari pengusahaan perkebunan kelapa sawit berskala kecil di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang dimulai pada tahun 1998

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI DADAP PTPN III ASAHAN SUMATERA UTARA BINA MANASEH SIANIPAR

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI DADAP PTPN III ASAHAN SUMATERA UTARA BINA MANASEH SIANIPAR MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI DADAP PTPN III ASAHAN SUMATERA UTARA BINA MANASEH SIANIPAR DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja 45 PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Tenaga kerja panen kelapa sawit adalah tenaga kerja yang bertugas untuk menurunkan buah kelapa sawit dari pokok dengan tingkat kematangan buah sesuai dengan

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi

Lebih terperinci