KAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP."

Transkripsi

1 Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, (1) : 2-3 KAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP 1 Mardiana Wahyuni, Hasan Basri Lubis Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pencapaian produksi dan kesenjangan atau selisih Produksi antara realisasi dengan potensi produksi di Afdeling I kebun Paya Pinang PT. PAYA PINANG GROUP. Penelitian ini dilaksanakan di Afdeling I Kebun Paya Pinang PT. Paya Pinang Group Kabupaten Serdang Bedagai, yang berlangsung mulai bulan April sampai dengan Mei 20. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisa deskriptif, dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder yang diperoleh langsung dari Afdeling I Kebun Paya Pinang PT. Paya Pinang Group. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GAP (kesenjangan) produktivitas kelapa sawit yang terjadi pada Afdeling I kebun Paya Pinang tersebut adalah karena pemeliharaan yang kurang optimum seperti pemupukan dan rendahnya intensitas curah hujan yang mengakibatkan realisasi produksi lebih rendah dibandingkan dengan Standart potensi produksi PPKS. Kata Kunci : kajian GAP (kesnjangan), produktivitas, kesesuaian lahan S2 A. PENDAHULUAN Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah sejenis tanaman palma. Bagian tanaman yang bernilai ekonomis adalah buah yang tersusun dalam sebuah tandan dan disebut dengan tandan buah segar atau TBS (Anonim, 200). Perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada saat ini luasnya mencapai lebih dari juta hektar, sehingga merupakan komoditi perkebunan yang s a n g a t p e n t i n g. N a m u n s a n g a t disayangkan produktivitasnya masih rendah dan penyebarannya di tanah air tidak merata. Lahan perkebunan paling luas berada di pulau Sumatera dan Kalimantan (Sunarko, 2009). Kelapa Sawit adalah salah satu komoditi perkebunan yang cukup sangat p e n t i n g d a n m e m i l i k i p r o s p e k pengembangan yang cerah, baik dalam memenuhi konsumsi dalam negeri maupun peluang ekspor yang cukup besar. Pada budidaya kelapa sawit, kondisi iklim, bentuk wilayah serta kondisi tanah dan lahan, merupakan faktor utama disamping faktor lainnya seperti genetis, perlakuan yang diberikan dan lain-lain. Kelas kesesuaian lahan menurut FAO () dibagi menjadi 2 (dua), yaitu sesuai (S) dan tidak sesuai(n). Kelas sesuai dibagi menjadi 3 (tiga ) sub kelas, yaitu sangat sesuai (S1), sesuai (S2), agak sesuai (S3). Kelas tidak sesuai 1 Dosen STIPAP 2 Mahasiswa STIPAP 2

2 Kajian Kesenjangan Gap Produktivitas Kelapa Sawit Pada Kelas Kesesuaian Lahan S2 Di Afdeling I Kebun Paya Pinang PT. Paya Pinang Group dibagimenjadi 2 (dua) sub kelas, yaitu tidak sesuai bersyarat (N1) dan tidak sesuai permanen (N2). Setiap sub-kelas terdiri dari satu atau lebih unit kesesuaian yang lebih menjelaskan tentang jumlah dan intensitas faktor pembatas. (Ditjebun, 200). Produktivitas tandan buah segar kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh karakteristik faktor pembatas dalam setiap kelas kesesuaian lahan.pada kelas keesuaian lahan untuk tanah mineral terdapat beberapa karakter yang meliputi curah hujan, bulan kering, ketinggian dari permukaan laut, bentuk wilayah, kedalaman efektif, kandungan bahan kasar, tekstur, drainase, dan ph tanah. Faktor pembatas kelas kesesuaian lahan dapat menghasilkan produktivitas tandan buah segar kelapa sawit yang beragam. Pada penelitiaan ini akan dikaji kesenjangan produktivitas kelapa sawit yaitu perbedaan antara potensi produksi dan realisasi produksi kelapa sawit pada kelas kesesuaian lahan S2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian produksi dan kesenjangan atau selisih produksi antara realisasi dengan potensi produksi di Afdeling I kebun Paya Pinang PT. PAYA PINANG GROUP Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi kepada Perusahaan mengenai kesenjangan produktivitas tanaman kelapa sawit di Afdeling I kebun Paya Pinang PT. PAYA PINANG GROUP. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kelas Kesesuaian Lahan Kelas kesesuaian lahan ditentukan berdasarkan jumlah dan intensitas faktor pembatas dari karakteristik lahan. Kelas lahan menurut FAO () dibagi menjadi sesuai/suitable (S) dan tidak sesuai/ no suitable (N). Kelas sesuai dibagi menjadi 3 (tiga ) sub kelas, yaitu (S1) sangat sesuai, (S2) sesuai, (S3) agak sesuai. Kelas tidak sesuai dibagi menjadi 2 (dua) sub kelas, yaitu (N1) tidak sesuai bersyarat dan (N2) tidak sesuai permanen. Kelas kesesuaian lahan dinilai dari karkteristik lahan yang ada di lapangan. Untuk mengklsifikasi kelas kesesuaian lahan dapat ditentukan dengan sistem pencocokan (Matching) pada karakteristik kesesuaian lahan yang ada disuatu daerah dengan tabel kriteria kesesuaian lahan mineral untuk tanaman kelapa sawit diatas. Adapun dasar pencocokan kelas kesesuaian lahan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

3 Mardiana Wahyuni, Hasan Basri Lubis Tabel 1. Kelasifikasi kelas kesesuaian lahan. Klasifikasi kelas kesesuaian lahan Kelas S1 (Sangat Sesuai = Highly Suitable ) Kelas S2 (Sesuai = Moderatelly Suitable ) Kelas S3 (Agak Sesuai = Marginally Suitable ) Kelas N1 (Tidak Sesuai Bersyarat = Conditionally Not Suitable ) Kelas N2 (Tidak Sesuai Permanen = Permanently Not Suitable ) Kriteria Unit lahan mempunyai tidak lebih dari satu pembatas ringan (optimal) Unit lahan mempunyai lebih dari satu pembatas ringan dan/ atau tidak mempunyai lebih dari satu pembatas sedang Unit lahan mempunyai lebih dari satu pembatas sedang dan/ atau tidak mempunyai lebih dari satu pembatas berat Unit lahan mempunyai dua atau lebih pembatas berat yang masih dapat diperbaiki Unit lahan mempunyai pembatas berat yang tidak dapat diperbaiki. Sumber : Adiwiganda, R.99. Gambaran Kesuburan Tanah Perkebunan Kelapa Sawit. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan. 1. Potensi Produksi Potensi produksi berhubungan dengan kesesuaian lahan, setiap kelas kesesuaian lahan (KKL) dapat secara langsung dikaitkan dengan produksi kelapa sawit yang dapat dicapai. Keberhasilan suatu usaha perkebunan ditentukan oleh kemampuan pengusaha dalam mengelola atau melaksanakan manajemen sumber daya manusia. Faktor-faktor lingkungan sumber daya alam (iklim, tanah, dan topografi) bahan tanam, tindakan kultur teknis dan sebagainya Pengaruh kondisi ekonomi yang sedang berkembang pada waktu usaha itu dilakukan, antara lain: fluktasi harga jual komoditas yang berlaku di pasar dan kenaikan harga sarana produksi, kenaikan upah dan sebagainya.(risza dan Suyanto, 93). Potensi produksi tanaman kelapa sawit disajikan pada tabel 2.

4 Kajian Kesenjangan Gap Produktivitas Kelapa Sawit Pada Kelas Kesesuaian Lahan S2 Di Afdeling I Kebun Paya Pinang PT. Paya Pinang Group Tabel 2. Produktivitas tanaman kelapa sawit varietas Tenera (1 pohon/ha) secara umum pada lahan kelas S1, S2, dan S3. Umur (Tahun) Rata-rata T Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 RBT TBS T RBT TBS T RBT TBS 3,2,0, 10,0,,0,0 1,, 20, 21,0, 23,0 2,0,0,0 2,, 29,0 30,0 30, 32,0 32, ,0,0,0 9,,0 13,0,, 1,0, 20,,0 23,0 23,0 23,0,0,0 2,0,0 29,0 30,0 31,0 31,0 Sumber : Publikasi PPKS dan LPP Keterangan: T = Jumlah Tandan/ph/th, RBT = Rata-rata Berat Tandan (Kg), TBS = Ton TBS/ha/th ,0,0,0, 10,0 13,0,,0,0 1, 20,0 21,0,0,0 23,0 2,0,0,0 2,0,0 29,0 30,0 30,

5 Mardiana Wahyuni, Hasan Basri Lubis C. METODOLOGI 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Afdeling I kebun Paya Pinang PT. PAYA PINANG GROUP. Waktu penelitian akan dilaksanakan mulai bulan April 20 sampai dengan bulan Mei Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisa deskriptif. P e l a k s a n a a n d i l a k u k a n d e n g a n mengumpulkan data produktivitas kelapa sawit di Afdeling I kebun Paya Pinang PT. PAYAPINANG GROUP. 3. Pengamatan Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skunder : a. LuasAreal kebun b. Deskripsi kondisi areal. c. Iklim 3 tahun terakhir, tahun 2009 sampai dengan tahun d. Produksi tahun terakhir, mulai dari tahun 200 sampai dengan e. Gap yang terjadi antara taksasi dan realisasi. f. Faktor yang menyebabkan tidak tercapainya produksi. D. HASILDAN PEMBAHASAN 1. Informasi Kebun Kebun Paya Pinang merupakan salah satu unit yang dimiliki dari perusahaan Swasta yang di kelola oleh PT. PD Paya Pinang Group. Paya Pinang terdiri dari (empat) Afdeling dan 1 (satu) Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Kebun Paya Pinangterletak di desa Paya Pinang, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kabupaten Serdang Bedagai. Dari keempat Afdeling yang dikelola Kebun Paya Pinang masingmasingafdeling memiliki luas yang beragam. Afdeling I sebagai lokasi pengamatan memiliki luas 0.3 Ha (Sumber. Data InventarisAfd. I). Tanaman yang dikelolaoleh Afdeling I kebun Paya Pinang adalah tanaman menghasilkan (TM) dengan tahun tanam 2000, 2001, 2003 dan 200. jumlah blok pada Afdeling I tersebut sebanyak 1 blok dengan luas blok yang beragam dengan SPH mulai dari 10 pohon sampai dengan 130 pohon. Untuk komposisi tanaman pada Afdeling I sebagian jenis bahan tanam yang di gunakan adalah jenis bahan tanam D x P (tenera) benih Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan benih dari PT. Socfindo. Paya Pinang mempunyai bentuk daerah yaitu datar bergelombang dengan tekstur tanah yaitu lempung berpasir dan kelas drainase yang agak cepat. Paya Pinang termasuk kedalam kelas kesesuaian lahan S2 U n t u k m e n g e t a h u i l e b i h jelasnyaluas afdeling I kebun Paya Pinang dapat dilihat pada tabel 3.

6 Kajian Kesenjangan Gap Produktivitas Kelapa Sawit Pada Kelas Kesesuaian Lahan S2 Di Afdeling I Kebun Paya Pinang PT. Paya Pinang Group Tahun Tanam Tabel 3. Informasi luas areal kebun Luas (Ha) Blok SPH Jlh. Pohon ,0 13, , , ,0 29 Jumlah 3,0 3 21,00 1 1, , 20 11,00 31,0 23,0 29 1, , Jumlah 1, ,0 1 9, , Jumlah, , ,0 130 Jumlah 2,0 130 TOTAL 0,3 1,00 1 Deskripsi kondisi areal di afdeling I kebun Paya Pinang tersebut terdiri dari 90 % bertofografi datar dan 10 % bergelombang. Hal yang dapat mengakibatkan adanya perbedaan pada masing kelas lahan dan keragaman produktivitas adalah dipengaruhi oleh beberapa faktor pembatas yaitu iklim (curah hujan). Untuk data iklim lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel. 29

7 Mardiana Wahyuni, Hasan Basri Lubis Tabel. Data curah hujan afdeling I kebun Paya Pinang Bulan Rata-rata Hh Ch Hh Ch Hh Ch Hh Ch Januari Februari 3 Maret April Mei Juni Juli 9 9 Agustus September Oktober Nopember Desember TOTAL Ket : - ch : Curah Hujan (mm)- hh : Hari Hujan Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa curah hujan tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 berkisar antara >00 mm per tahun, Jika di sesuaikan dengan kriteria karakteristik lahan mineral untuk tanaman kelapa sawit maka curah hujan tersebut termasuk dalam intensitas pembatas tanpa (0) atau sesuai untuk tanaman kelapa sawit. 2. Produktivitas Kelapa Sawit di Afdeling I Kebun Paya Pinang Faktor faktor atau unsur unsur dalam taksasi sehingga realisasi dapat tercapai diantaranya Kreteria kelas kesesuaian lahan, iklim, bahan tanam, umur tanaman yang sesuai, pemeliharaan tanaman yang baik. (Sastrasayono dan Salardi. 2003) 30

8 Kajian Kesenjangan Gap Produktivitas Kelapa Sawit Pada Kelas Kesesuaian Lahan S2 Di Afdeling I Kebun Paya Pinang PT. Paya Pinang Group Tabel. Rekapitulasi data produktivitas tandan buah segar Afdeling I kebun Paya Pinang. Tahun T/R ΣTandan % Kg TBS % Taksasi Per ha Realisasi , , Per ha 1. 0,.09 9, 2009 Taksasi Per ha Realisasi ,1.3.90,9 Per ha 10 9,1.239, Total Taksasi Per ha Realisasi. 3,.0.0 Per ha , 20. Taksasi Per ha Realisasi , Per ha , Taksasi Per ha Realisasi , ,1 Per ha. 9, ,1 a. h Tandan Dari tabel 11 tersebut di atas terdapat data produksi, jumlah tandan secara total dan rata rata per ha dengan ringkasan sebagai berikut. Pencapaian jumlah tandan yang melebihi jumlah taksasi terjadi pada 31

9 Mardiana Wahyuni, Hasan Basri Lubis Tabel. Jumlah tandan per Ha kebun Paya Pinang. Tahun Taksasi % Realisasi % , , , TOTAL ,3 Keterangan: Angka taksasi sebagai standard dengan index 100% tahun 200 yaitu mengalami surplus sebanyak 0%, selanjutnya mulaihun 2009 sampai dengan 2011 mengalami minus berupa realisasi capaian jumlah tandan tidak mencapai taksasi. GAP tertinggi atauterjadi pada tahun 2010 yaitu minus sebanyak,%. Rendahnya jumlah tandan tersebut dapat di akibatkan oleh pemupukan yang tidak optimum dan rendahnya curah hujan, Secara keseluruhan GAP yang terjadi pada komponen jumlah tandan adalah minus sebanyak 2,% (produksi jumlah tandan hanya mencapai 9%) dari yang di harapkan. Hasil pengamatan tersebut juga tersaji pada gambar di bawah ini. Gambar 3: Grafik Jumlah tandan per ha Afdeling I kebun Paya Pinang 32

10 Kajian Kesenjangan Gap Produktivitas Kelapa Sawit Pada Kelas Kesesuaian Lahan S2 Di Afdeling I Kebun Paya Pinang PT. Paya Pinang Group b. Produksi Tandan Buah Segar Dari tabel tersebut di atas t e r d a p a t d a t a p r o d u k s i b e r u p a kilogramtandan buah segar secara total dan rata rata per ha dengan ringkasan sebagai berikut. Tabel. Data produksi TBS per ha Afdeling I kebun Paya Pinang Tahun Taksasi % Realisasi (Kg/Ha) % (Kg/Ha) , , , ,0 Total ,1 Rata rata ,1 Keterangan : Angka taksasi sebagai standard dengan index 100% Pencapaian kilogram tandan buah segar yang melebihi jumlah taksasi terjadi pada tahun 2010 yaitu mengalami surplus sebanyak 1%, selanjutnya mulai tahun 200 sampai dengan 2010 mengalami minus berupa realisasi capaian jumlah tandan tidak mencapai taksasi. GAP tertinggi atau terbanyak terjadi pada tahun 2010 yaitu minus sebanyak,0%. Rendahnya kilogram TBS tersebut dapat di akibatkan oleh pemupukan yang tidak optimum dan rendahnya curah hujan, Secara keseluruhan GAP yang terjadi pada komponen ton TBS adalah minus sebanyak,9%, produksi jumlah tandan hanya mencapai 92,1% dari yang di harapkan. Hasil pengamatan tersebut juga tersaji pada gambar di bawah ini. Gambar. Grafik Tonase TBS Afdeling I kebun Paya Pinang. 33

11 Mardiana Wahyuni, Hasan Basri Lubis 3. Produksi dan Standard PPKS Hasil pengamatan tentang produksi akan dibandingkan dengan standardppks sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini. Kelas Lahan Tabel 1. Perbandingan Produksi Kebun dengan StandardPPKS Standard PPKS % Produksi (Kg/Ha) (Kg/Ha) % S ,1 Keterangan : Angka Standart PPKS sebagai standard dengan index 100% (Rata rata Umur 11 tahun) Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa Pencapaian produksi kebun lebih rendah dari standard PPKS. Untuk Standardadalah.000 Kg/Ha dengan indeks 100% sedangkan produksi kebun per ha hanya mencapai Kg/Ha dengan indeks 1,1% selesih produksi produksi sebesar.0 Kg dengan indeks 1,9 %. Hasil pengamatan di atas tersaji pada gambar di bawah ini 30,000,000 20,000,000 Standart PPKS Produksi Kebun 10,000,000 0 Standart PPKS Produksi Kebun Gambar. Grafik perbandingan produksi kebun dengan PPKS C. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: a. Realisasi jumlah tandan Afdeling I kebun Paya Pinang selama tahun yaitu mulai 200 sampai dengan 2011 mengalami minus sebesar 13 tandan dengan indeks 2,% dibandingkan dengan taksasi produksi. 3

12 Kajian Kesenjangan Gap Produktivitas Kelapa Sawit Pada Kelas Kesesuaian Lahan S2 Di Afdeling I Kebun Paya Pinang PT. Paya Pinang Group b. Realisasi kilogram TBS Afdeling I kebun Paya Pinang selama tahun yaitu mulai 200 sampai dengan 2011 mengalami GAP berupa minus produksi sebesar.93 Kg TBS dengan indeks,9% dibandingkan dengan taksasi produksi. c. Realisasi total produksi Afdeling I kebun Paya Pinang per ha mengalami minus sebesar.0 Kg dengan indeks 11,9% dibandingkan dengan standard PPKS. 2. Saran Untuk menghindari kesenjangan antara taksasi dan realisasi, harus melakukan perawatan secara optimal terutama pada pemupukan. D. DAFTAR PUSTAKA Adiwiganda, R. 99. Gambaran Kesuburan Tanah Perkebunan Kelapa Sawit. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Anonim Jurnal Kelapa Sawit. Vol. no.1. PPKS. PPKS :Medan. Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan. 200.Budidaya Kelapa Sawit. ( nanbun/tahunanpoweredbyjoomla) Fauji, Y, dkk Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Risza, Suyanto. 93. Seri Budi Daya K e l a p a S a w i t. K a n i s i u s. Yogyakarta. Setyamidjaja dan Djoehana. 91. Budidaya Kelapa sawit.kanisius. Yogyakarta. Sayono Sastro,Selardi Budi Daya Kelapa Sawit.Agromedia Pustaka. Jakarta. Sukamto, H Kiat Meningkatkan Produktivitas Dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar Swadaya.Jakarta. Sunarko.2009.Budidaya Dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem Kemitraan, Agromedia Pustaka, Jakarta. Tim Pengembangan Materi LPP Buku Pintar Mandor, Seri Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Lembaga P e n d i d i k a n P e r k e b u n a n. Yogyakarta. Wahyuni, M Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit. Sekolah Tinggi Ilmu P e r t a n i a n A g r o b i s n i s Perkebunan.Medan 3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Umum 1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO merupakan suatu usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan dari negeri belgia. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

LAPORAN PENELITIAN TUGAS AKHIR LAPORAN PENELITIAN TUGAS AKHIR ANALISA KESENJANGAN (GAP) PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI AFDELING II KEBUN TONDUHAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV ANDRIANTO SIPAYUNG 12011456

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dibutuhkan kisran kondisi lingkungan tertentu disebut juga syarat

TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dibutuhkan kisran kondisi lingkungan tertentu disebut juga syarat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat-syarat Tumbuh Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun, untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan, yang menghasilkan minyak nabati paling efisien yang produknya dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting sebagai suatu sumber minyak nabati. Kelapa sawit tumbuh sepanjang pantai barat Afrika dari Gambia

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Pandu Senjaya merupakan wilayah dengan potensi pengembangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Pandu Senjaya merupakan wilayah dengan potensi pengembangan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Pandu Senjaya merupakan wilayah dengan potensi pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, selain beberapa desa

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P.

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P. SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : 0901618 JURUSAN : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P. Sembiring STIP-AP Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebuan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan utama di Indonesia. Kelapa sawit menjadi komoditas penting dikarenakan mampu memiliki rendemen

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Geografis Perkebunan kelapa sawit Gunung Sari Estate (GSE) PT. Ladangrumpun Suburabadi (LSI) berada di wilayah Desa Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Sebanyak 85% perdagangan kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Kelapa sawit dikembangkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI

PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI 1 PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI Rina Maharany Program Studi Budidaya Perkebunan, STIPAP Medan. Jalan Willem Iskandar, Pancing Medan

Lebih terperinci

Jojon Soesatrijo. Abstrak

Jojon Soesatrijo. Abstrak STUDI PEMANFAATAN KAYU ULIN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TITI PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus di PT. Buana Karya Bhakti Kalimantan Selatan) Jojon Soesatrijo Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Negara Indonesia yang merupakan negara

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Desa Asam Jawa merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Daerah ini memiliki ketinggian

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku 50 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM 3.1.1. Lokasi PKPM Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku V Jorong, kecematan Tanjung Mutiara, kabupaten Agam, provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan kondisi alam dan luas areal lahan pertanian yang memadai untuk bercocok tanam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an, 60 BAB I PENDAHULUAN 3.1. Latar Belakang Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an, luas areal perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bila pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau badan usaha termasuk di dalamnya BUMN perkebunan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau badan usaha termasuk di dalamnya BUMN perkebunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan atau badan usaha termasuk di dalamnya BUMN perkebunan seperti PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayan publik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha) 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor pertanian khususnya di sektor perkebunan. Sektor perkebunan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap produk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kualitas Lahan Kualitas lahan yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan dalam penelitian ini adalah iklim, topografi, media perakaran dan kandungan hara sebagaimana

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan salah satu sektor penggerak utama dalam pembangunan ekonomi. Menurut Soekartawi (2000),

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah dikenal sebagai negara agraris. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG PT Bina Sains Cemerlang merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Bukit Pinang Estate (BPE), Sungai Pinang Estate (SPE), dan Sungai Pinang Factory (SPF). Masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII. PT. Perkebunan Nusantara VIII, Perkebunan Cikasungka bagian Cimulang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Oleh PUGUH SANTOSO A34103058 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE Agung Mahardhika, SP ( PBT Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya Tanaman teh (Camelia sinensis

Lebih terperinci

Analisis Produksi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Buatan, Kabupaten Pelalawan, Riau

Analisis Produksi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Buatan, Kabupaten Pelalawan, Riau Analisis Produksi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Buatan, Kabupaten Pelalawan, Riau Production Analysis of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Pelalawan, Riau Muhammad Firdaus Lubis dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan TINJAUAN PUSTAKA Bahan Tanaman (Bibit ) Faktor bibit memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan pada 3 4 tahun

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Edison P. Sihombing dan Dimas H. Pamungkas

Disampaikan oleh : Edison P. Sihombing dan Dimas H. Pamungkas Pengaruh Anomali Iklim dan Pengaruhnya pada Produktivitas Kelapa Sawit Studi Kasus di Bangun Bandar Estate PT Socfin Indonesia Wisma Avros, PPKS. Medan, 21 Juli 2016 Workshop GAPKI Sumatera Utara Disampaikan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa pertumbuhan. Hal ini dicerminkan dari penggunaan aplikasi logistik dalam perusahaan, tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk mendatangkan hasil dalam bidang pertanian. tanaman yang diusahakan yaitu tanaman pangan, hortikultura dan tanaman

I. PENDAHULUAN. untuk mendatangkan hasil dalam bidang pertanian. tanaman yang diusahakan yaitu tanaman pangan, hortikultura dan tanaman 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara tropis yang merupakan salah satu modal utama untuk mendatangkan hasil dalam bidang pertanian. Dalam bidang pertanian tanaman yang diusahakan

Lebih terperinci

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014 Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 IMPLEMENTASI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) POLA MASYARAKAT PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja. Pemerintah mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi nasional abad ke- 21, masih akan tetap berbasis pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai jenis tanah yang subur. Berdasarkan karakteristik geografisnya Indonesia selain disebut sebagai negara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan

Lebih terperinci

Perancangan dan Integrasi Sistem. Penurunan Produksi Kelapa Sawit pada Kuartal-I Tahun 2016 Oleh : Hanif Ryanas ( )

Perancangan dan Integrasi Sistem. Penurunan Produksi Kelapa Sawit pada Kuartal-I Tahun 2016 Oleh : Hanif Ryanas ( ) Perancangan dan Integrasi Sistem Penurunan Produksi Kelapa Sawit pada Kuartal-I Tahun 2016 Oleh : Hanif Ryanas (2215 105 077) BIDANG STUDI SISTEM PENGATURAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, Serdang Bedagai, Sumatera Utara

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, Serdang Bedagai, Sumatera Utara Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, Serdang Bedagai, Sumatera Utara Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Adolina Estate, Serdang Bedagai, North

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM TRIONO HERMANSYAH NPM. 0710 4830 0671 ABSTRAK Berbedanya kemampuan petani

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produktivitas Produktivitas mengandung pengertian perbandingan hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input). Menurut Dewan Produktivitas Nasional

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG

KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENELITI UTAMA: DR. IR. BARIOT HAFIF, M.Sc.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Kebun Pada awalnya PT Rumpun Sari Antan I adalah milik perusahaan asing asal Inggris yaitu NV Handel Mij Ja Wattie & Co. Ltd. yang berkantor di Tanah Abang, Jakarta. Tanaman

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR (TBS), CPO DAN INTI SAWIT DI KEBUN GUNUNG BAYU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI

ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR (TBS), CPO DAN INTI SAWIT DI KEBUN GUNUNG BAYU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR (TBS), CPO DAN INTI SAWIT DI KEBUN GUNUNG BAYU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI Oleh : M. ZAINUL ARIFIN SPY 090304131 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konservasi Tanah Salah satu faktor yang cukup penting dan peranannya sangat besar dalam usaha perkebunan kelapa sawit adalah kondisi sumberdaya lahannya. Keadaan tanah kebun inti I

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Luas Areal dan Tata Guna Lahan

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Luas Areal dan Tata Guna Lahan KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT PAL dan PT SPM I merupakan dua perusahaan yang berada dibawah Grup Lambang Jaya. PT PAL merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, sedangkan PT

Lebih terperinci

LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PULAU TIGA

LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PULAU TIGA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PULAU TIGA 1,2,3 Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara e-mail: edgar.audela.bb@students.usu.ac.id,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi)

PEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi) PEMBAHASAN Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Tujuan utamanya untuk menghasilkan produksi yang optimal. Produk yang dihasilkan berupa TBS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2008 di Indonesia terdapat seluas 7.125.331 hektar perkebunan kelapa sawit, lebih dari separuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Jurnal Harian Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate Tanggal Uraian Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar...(Satuan/HK)... 11 Februari 2012 Orientasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap. 4 TINJAUAN PUSTAKA Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang di tunjuk dan atau di tetapkan oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap. Kawasan hutan perlu di tetapkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Bul. Agrohorti 4 (2):132-137 (2016) Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Fertilization Management on Mature Plant Oil Palm in Kebun Tanjung Jati Monica Christina

Lebih terperinci

Latar Belakang. meluasnya deforestasi. Di samping itu, lahan juga dapat menjadi kritis karena

Latar Belakang. meluasnya deforestasi. Di samping itu, lahan juga dapat menjadi kritis karena Latar Belakang Permasalahan lahan kritis di Indonesia semakin besar dengan semakin meluasnya deforestasi. Di samping itu, lahan juga dapat menjadi kritis karena pemanfaatannya yang melebihi kapasitasnya.

Lebih terperinci

n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan yang termasuk family

n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan yang termasuk family n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan yang termasuk family palmae, sub klas Monokotiledonae, dan kelas angiospermae.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Elaeis guineensis Jacq. 2.1.1. Botani Elaeis guineensis Jacq termasuk tanaman monokotil. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2003) tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika

Lebih terperinci

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (II) Oleh AJI NUGRAHA A

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (II) Oleh AJI NUGRAHA A PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (II) Oleh AJI NUGRAHA A34104040 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG HUBUNGAN STRATEGIS PRODUSEN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU. Henny Indrawati

KAJIAN TENTANG HUBUNGAN STRATEGIS PRODUSEN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU. Henny Indrawati Pekbis Jurnal, Vol.3, No.2, Juli 2011: 498-503 KAJIAN TENTANG HUBUNGAN STRATEGIS PRODUSEN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU Henny Indrawati Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Riau Email:

Lebih terperinci

Analisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis

Analisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis Analisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis Widiarti 1 dan Nurlina 2 Abstrak: Kalimantan Selatan mempunyai potensi untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004). PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya

Lebih terperinci