BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi. Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi menurut Handoko, T.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi. Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi menurut Handoko, T."

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi menurut Handoko, T. Hani (2002,p.34) adalah usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya, tenaga kerja, mesin-mesin, bahan mentah dan sebagainya. Sedangkan pengertian manajemen operasi menurut Deitiana, Tita (2011,p.2) yaitu untuk mengetahui bagaimana cara memproduksi barang dan jasa. Manajemen produksi operasional merupakan salah satu fungsi penting dalam perusahaan (organisasi), selain manajemen sumber daya manusia manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan akuntansi atau akuntansi keuangan yang menghasilkan produk (barang dan jasa). Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah cara bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi atau perusahaan mulai dari perencanaan sistem operasi, perancangan sistem operasi hingga pengendalian sistem operasi. 10

2 11 Secara umum, kegitan operasi merupakan kegitan yang berhubungan dengan penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya melalui proses transformasi dari masukan sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Istilah manajemen operasi sebenarnya mengandung pengertian yang lebih luas. Oleh karena itu, dalam perkembangannya sering digunakan istilah manajemen operasi saja, karena manajemen operasi mencakup kedua jenis kegiatan, baik yang mnghsilkan barang maupun jasa. Untuk lebih memahami perbedaan atara barang dan jasa, tabel 2.1. berikut ini menunjukkan beberapa karakteristik yang membedakan kedua jenis produk. Tabel 2.1 Perbedaan barang dan jasa Barang Berwujud Dapat disimpan Kontak dengan konsumen rendah Diproduksi dulu baru dikonsumsi Jasa Tidak berwujud Tidak dapat disimpan Kontak dengan konsumen tinggi Diproduksi bersamaan dengan dikonsumsi Fungsi Operasi dalam Organisasi Perusahaan besar umumnya memberikan tugas suatu fungsi pada departemen-departemen yang terpisah yang berarti menuntut tanggung jawab masing-masing. Untuk menghasilkan barang dan jasa, seluruh

3 12 organisasi melakukan tiga fungsi. Fungsi-fungsi ini sangat diperlukan tidak hanya untuk produksi tapi juga untuk kelangsungan hidup organisasi. Ketiga fungsi ini menurut Deitiana, Tita (2011, p.2) dalam bukunya tentang Manajemen Operasional Strategi dan Analis yaitu : 1. Fungsi pemasaran : fungsi ini membuat adanya permintaan atau paling tidak mendapatkan pesanan untuk pembuatan barang dan jasa. 2. Fungsi produksi/operasi : fungsi ini untuk menghasilkan produk. 3. Keuangan/akuntansi : fungsi ini memantau apakah perusahaan berjalan dengan baik, membayar seluruh tagihan dan mencari sumber dana. Institusi apapun, universitas, pemerintahan dan seluruh bisnis melakukan fungsi ini. Departemen operasi umumnya bertanggung jawab atas transformasi input menjadi barang jadi atau jasa. Pada organisasi yang kecil, pemilik bisa jadi akan mengelola sendiri satu atau lebih fungsi, misalnya pemasaran dan operasi. Dalam melaksanakan tugasnya manajer operasi juga perlu memiliki banyak bidang keahlian antara lain yaitu : analisis kuantitatif untuk menyelesaikan masalah, pengetahuan sistem informasi untuk mengelola data yang sangat banyak, konsep perilaku organisasi untuk membantu mendesain pekerjaan dan mengatur karyawan dan memahami bisnis international untuk memperoleh ide-ide tentang pemilihan lokasi, teknologi dan manajemen persediaan.

4 Peramalan Menurut Render,Barry dan Jay Heizer dalam bukunya manajemen operasi (2009, p.162) mengatakan bahwa peramalan adalah seni atau ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model sistematis dan menurut Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti dalam bukunya manajemen operasi (2009,p.43) peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan dimasa yang akan datang melalui pengujian keadaan dimasa lalu sedangkan menurut Pujawan (2005, p.87) menyatakan bahwa peramalan permintaan adalah kegiatan untuk mengestimasi besarnya permintaan terhadap barang atau jasa tertentu pada suatu periode dan wilayah pemasaran tertentu. Ramalan yang tidak akurat bisa menimbulkan berbagai masalah pada supply chain. Kelebihan pasokan produk ke satu wilayah sementara kekurangan di wilayah lain, kelebihan di suatu periode tetapi kekurangan di periode lain. Oleh karena itu untuk meningkatkan efisiensi maupun efektifitas pada supply chain diperlukan cara-cara yang tepat untuk meningkatkan akurasi peramalan permintaan. Peningkatan akurasi peramalan bisa dilakukan dengan menggunakan metode peramalan yang baik. Menurut sellani, Robert J (2009) dalam Journal of the International Academy for Case Studies. The Sales forecast is the most important plan in an organization. For a manufacturing company, the Sales forecast must be in

5 14 sufficient detail for Manufacturing to translate those requirements into physical products. Therefore it is not sufficient for the Sales forecast to be equal to last years' sales plus 10%. Manufacturing must know which products are going to be obsolete, which will be increasing and decreasing in sales, and which will require new manufacturing methods in production. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa peramalan berkaitan dengan upaya untuk memperkirakan apa yang terjadi dimasa depan, berbasis pada metode ilmiah (ilmu dan teknologi) serta dilakukan secara sistematis, serta peramalan itu adalah kegiatan yang bersifat teratur, berupa memprediksi masa depan dengan menggunakan tidak hanya metode ilmiah namun juga mempertimbangkan hal-hal yang bersifat kualitatif (perasaan, pengalaman dan lain-lain) Meramalkan Horizon Waktu Menurut Render, Barry dan Jay Heizer dalam buku nya manajemen operasi (2009,p.163) mengatakan bahwa peramalan biasa diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupinya. Horizon waktu terbagi menjadi beberapa kategori : 1. Peramalan jangka pendek Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk

6 15 merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi. 2. Peramalan jangka menengah Peramalan jangka menengah atau intermediate umumnya mencakup hutingan bulan hingga tiga tahun. Peramalan ini bermanfaat untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, serta menganalisis bermacam-macam rencana operasi. 3. Peramalan jangka panjang Umumnya untuk perencanaan tiga tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengambangan Jenis Peramalan Berdasarkan Render, Barry dan Jay Heizer dalam bukunya manajemen operasi (2009,p.164) mengatakan bahwa berbagai organisasi merupakan tiga jenis peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan : 1. Peramalan ekonomi ( Economic Forecast) Peramalan ekonomi menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan, dan indicator perencanaan lainnya.

7 16 2. Peramalan teknologi (Technological Forecast) Peramalan teknologi memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru. 3. Peramalan permintaan (Demand Forecast) Peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia Pendekatan dalam Peramalan Menurut Render, Barry dan Jay Heizer dalam bukunya manajemen operasi (2009,p.167) terdapat dua pendekatan umum untuk peramalan : 1. Peramalan kuantitatif (Quantitative Forecast) Peramalan yang menggunakan model matematis yang beragam dengan data masa lalu dan variable sebab akibat untuk meramalkan permintaan. 2. Peramalan kualitatif (Qualitative Forecast) Peramalan yang menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambilan keputusan untuk meramal.

8 Metode Peramalan Kuantitatif Render, Barry dan Jay Heizer dalam bukunya manajemen operasi (2009,p.167) metode peramalan kuantitatif meliputi : Dekomposisi Moving Average Moving Average (rata-rata bergerak) sangat bermanfaat apabila kita dapat membuat asumsi bahwa demand (permintaan) cenderung stabil sepanjang waktu. Rumus metode Moving Average adalah : Rata-rata bergerak = demand pada periode n n Dimana disini n itu adalah jumlah periode yang digunakan dalam moving average. Weighted Moving Average (rata-rata bergerak tertimbang) Apabila terdapat pola atau trend maka bobot (timbangan) bisa digunakan untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada nilai baru, hal tersebut membuat teknik ini lebih responsive terhadap perubahan karena periode yang lebih baru mungkin mendapatkan bobot yang lebih besar. Pemilihan bobot merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada

9 18 rumus untuk menetapkannya, oleh karena itu pemutusan bobot mana yang akan digunakan membutuhkan pengalaman jika bulan atau periode terakhir diberi bobot yang terlalu besar, peramalan dapat mencerminkan perubahan yang terlalu cepat dan yang tidak biasa pada permintaan atau penjualan. Rumus weighted moving average adalah : Rata-rata bergerak tertimbang = (bobot untuk periode n)(permintaan dalam periode n) bobot Exponential Smoothing (penghalusan eksponensial) Penghalusan eksponensial merupakan metode peramalan rata-rata bergerak tertimbang yang canggih, dan relative mudah untuk digunakan. Metode ini tidak memerlukan input data yang banyak. Rumus untuk exponential smoothing adalah : Peramalan periode mendatang = peramalan periode lalu + α (permintaan actual periode lalu peramalan periode lalu) Dimana α adalah sebuah bobot atau konstanta penghalusan yang mempunyai nilai antara 0 dan 1. Persamaan untuk metode

10 19 penghalusan eksponensial dapat juga ditulis secara matematis sebagai berikut : Ft = Ft 1 + α (( At 1) ( Ft 1)) Dimana : Ft Ft-1 α At-1 : Peramalan periode mendatang : Peramalan periode sebelumnya : Konstanta (0 α 1) : Permintaan actual periode sebelumnya Exponential Smoothing Adjusted with Trend (penghalusan eksponensial dengan trend) Metode peramalan ini merupakan pengembangan dari metode penghalusan eksponensial, dimana metode ini dapat memberikan respon terhadap trend yang terjadi. Rumus untuk metode ini adalah : Peramalan periode mendatang dengan trend (FIT t) = peramalan penghalusan eksponensial (Ft) + trend penghalusan eksponensial (Tt) pada penghalusan eksponensial dengan trend estimasi rata-rata maupun trend dihaluskan. Prosedur ini membutuhkan dua konstanta

11 20 penghalusan, α untuk rata-rata data penghalusan eksponensial dan β untuk trend. Terdapat tiga langkah dalam menghitung peramalan dengan penyesuaian trend, yaitu : 1. Menghitung Ft, peramalan eksponensial yang dihaluskan untuk periode t. 2. Menghitung trend yang dihaluskan, Tt. 3. Menghitung peramalan dengan trend, FIT t. Persamaan yang digunakan untuk menghitung peramalan eksponensial yang dihaluskan sebagai berikut : Peramalan dengan trend = α (permintaan actual periode terakhir) + (1-α)(peramalan periode terakhir + estimasi trend periode terakhir) Atau Ft = α ( At 1) + (1 α)( Ft 1 + Tt 1) Persamaan yang digunakan untuk menghitung trend yang dihaluskan adalah : Trend dengan eksponensial = β(peramalan periode ini peramalan periode terakhir) + (1-β)(estimasi trend periode terakhir) Atau Tt = β (( F1) ( Ft 1)) + (1 β )( Tt 1)

12 21 Dimana : Ft : peramalan dengan eksponensial yang dihaluskan dari data berseri pada periode t. Tt : trend dengan eksponensial yang dihaluskan pada periode t. At : permintaan aktual pada periode t. α : konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 α 1) β : konstanta penghalusan untuk trend (0 β 1) Nilai β menyerupai α karena β yang tinggi lebih tanggap terhadap perubahan trend. β yang rendah memberikan bobot yang rendah kepada trend terbaru dan cenderung memperhalus trend sekarang. Nilai β dapat ditentukan dengan pendekatan uji coba dengan MAD digunakan sebagai ukuran pembanding. Penghalusan eksponensial sederhana biasa disebut sebagai penghalusan tingkat pertama (first order smoothing) sedangkan penghalusan dengan trend biasa disebut sebagai penghalusan tingkat dua (second order smoothing). Linear Regression (regresi linear) Analisis regresi dapat diperoleh dengan menggunakan model matematis pada metode kuadrat terkecil dari proyeksi trend. Variable

13 22 terikat Y yang diramalkan tetap sama dan variable X yang digunakan dapat berupa variable lain. Persamaan regresinya adalah : Y = a + bx Dimana : Y : nilai terhitung dari variable yang akan diprediksi (variable terikat) a b X : persilangan sumbu Y : kemiringan garis regresi : variable bebas Koefisien kemiringan (b) dapat dihitung dengan menggunakan rumus : b XY = X n( 2 n( x xy) 2 ) a X y = = = y n bx X n Y Dimana : : tanda penjumlahan total X : nilai variable bebas yang diketahui Y : nilai variable terkait yang diketahui x : rata-rata nilai X

14 23 y : rata-rata nilai Y n : jumlah data Metode peramalan kuantitatif terdiri dari peramalan deret waktu (time series) dan peramalan sebab akibat. Kedua metode kuantitatif ini mendasarkan peramalannya pada era lalu dengan menggunakan prediktor untuk masa mendatang. Dengan mengelola data yang lalu maka metode time series dan sebab akibat akan sampai pada suatu hasil peramalan. Metode peramalan kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Peramalan deret waktu (Time Series) Peramalan ini tidak memperhatikan hubungan sebab akibat atau dengan kata lain hasil peramalan hanya memperhatikan kecenderungan dari data yang di masa lalu tersedia. Menurut Makriadis dan Steven skematis pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut : Input Generating Process output Peramalan ini dilakukan berdasarkan data-data dari suatu produk yang sudah ada sebelumnya, kemudia dianalisa pola datanya

15 24 apakah berpola trend atau siklus. Metode yang dapat digunakan dalam hal ini yaitu metode moving average, exponential smoothing, model matematika. 2. Peramalan sebab akibat Peramalan ini dilakukan berdasarkan data yang sudah ada sebelumnya tetapi memakai data dari variable lain yang menentukan atau mempengaruhi pada masa depan, seperti pendapatan, kegiatan ekonomi. Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut : Input Hubungan sebab dan akibat output Dalam jurnalnya Smaros, Johanna; Hellstrom, Markus tentang Using the assortment forecasting method to enable sales force involvement in forecasting. Mereka menyebutkan Meskipun teknik kuantitatif yang bisa dibilang sangat berguna dan sering harus menjadi bagian dari proses peramalan perusahaan, mereka memiliki kelemahan tertentu yang dapat diimbangi dengan menggunakan peramalan kualitatif. Kuantitatif time-series teknik dirancang untuk mengidentifikasi dan meramalkan trend dan pola musiman dalam data dan untuk menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan dalam

16 25 tren atau pola. Keterbatasan mereka adalah bahwa mereka tidak mempertimbangkan informasi kontekstual, seperti perubahan harga Menghitung Kesalahan Peramalan Menurut Barry Render dan Jay Heizer terdapat beberapa perhitungan yang dapat digunakan untuk menghitung kesalahan dalam peramalan (forecast error). Perhitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda juga untuk mengawasi peramalan guna memastikan peramalan berjalan dengan baik. Dua teknik perhitungan yang paling terkenal adalah deviasi rata-rata absolute (mean absolute deviation-mad) dan kesalahan rata-rata kuadrat (mean squared error- MSE). 1. MAD Merupakan ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolute dari kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data (n). Rumus nya adalah : MAD = permintaan actual peramalan n

17 26 2. MSE Merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan keseluruhan. MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan diamati. Kekurangan penggunaan MSE yaitu ia cenderung menonjolkan deviasi yang besar karena adanya pengkuadratan. Rumus nya adalah : MSE = (kesalahan peramalan)² n Berdasarkan Nachrowi dan Hardius (2004,p.239) menyatakan bahwa sebenarnya membandingkan kesalahan peramalan itu adalah cara sederhana, apakah suatu teknik peramalan tersebut patut dipilih untuk digunakan sebagai indicator apakah suatu teknik peramalan cocok digunakan atau tidak dan teknik yang mempunyai jumlah MSE yang terkecil adalah metode peramalan terbaik. Sedangkan menurut Gaspers, Vincent (2004,p.80) dalam bukunya menyatakan akurasi peramalan akan semakin tinggi apabila nilai-nilai MAD, MSE semakin kecil dan menurut Rangkuti, Freddy (2004,p.70) dalam bukunya menyatakan bahwa keharusan untuk membandingkan perhitungan yang memiliki nilai MAD paling kecil, karena semakin kecil nilai MAD semakin kecil pula perbedaan antara hasil forecasting dan nilai actual.

18 Karakteristik Peramalan Menurut Nasution, Arman Hakim (2003,p.28) peramalan yang baik mempunyai tiga kriteria yang penting antara lain : 1. Akurasi Akurasi dari suatu peramalan diukur dengan kebiasaan dan konsistensi peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias apabila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi sebenarnya. 2. Biaya Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan dan metode peramalan yang digunakan. 3. Kemudahan Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan Sifat Hasil Peramalan Menurut Nasution, Arman Hakim (2003,p.23) dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu peramalan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu :

19 28 1. Peramalan pasti mengandung kesalahan yang artinya peramalan hanya bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut. 2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran kesalahan artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan maka penting bagi peramalan untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi. 3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena factor yang mempengaruhi permintaan pada peramalan jangka pendek masih relative konstan sedangkan semakin panjang periode peramalan maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan factor yang mempengaruhi permintaan. 2.3 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan yaitu barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Sedangkan menurut Pardede, Pontas M (2005,p.412) persediaan adalah sejumlah bahan baku atau barang yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu dimasa yang akan datang dan menurut Maarif, Syamsul (2003,p.276) persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud

20 29 untuk dijual dalam proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang masih menunggu untuk digunakan dalam suatu proses produksi. Persediaan terdiri dari persediaan barang baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan barang jadi dan barang setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasikkan kedalam proses produksi, sedangkan persediaan jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan dengan demikian perusahaan yang melakukan kegiatan usaha pada umumnya memiliki persediaan. Sedangkan perusahaan perdagangan minimal memiliki satu jenis persediaan, yaitu persediaan barang dagangan adanya berbagai macam persediaan ini menuntut pengusaha untuk melakukan tindakan yang berbeda untuk masing-masing persediaan, dan ini akan sangat terkait dengan permasalahan lain seperti masalah peramalan kebutuhan bahan baku serta peramalan penjualan atau permintaan konsumen. Bila melakukan kesalahan dalam menetapkan besarnya persediaan maka akan berdampak ke masalah lain, misalnya tidak terpenuhinya permintaan konsumen atau bahkan berlebihan persediaan sehingga tidak semuanya terjual, timbulnya biaya ekstra penyimpanan atau pesanan bahan dan sebagainya. ( Menurut pendapat Deitiana, Tita (2011,p.185) persediaan itu merupakan asset termahal bagi perusahaan, yang berkisar sekitar 50% dari modal yang ditanamkan atau investasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa

21 30 persediaan itu merupakan harta bagi apakah dalam bentuk bahan baku, setengah jadi maupun yang sedang diproduksi. Dalam jurnalnya Lord, Dennis tentang materials management and distribution Inventory. It's what demand management is all about. It flows through the supply chain and sits in warehouses, distribution centres and on store shelves. It's at the heart of cash flow and working capital management. Manufacturing, distribution and retail can't function without it. It's very expensive. Let it build up too much and you have a liability on your hands. The goal of inventory management is to ensure the consistent delivery of the right product in the right quantity to the right place at the right time. All this, without carrying excess and obsolete inventory or lowering customer service levels. To achieve these goals you need to understand inventory drivers and how to model them for each inventory item at each location, to: reduce redundant inventory; find the optimal level of investment in the inventory; and maintain a desirable level of customer service. Persediaan merupakan salah satu aspek penting bagi perusahaan yang menjual barang dagangan atau perusahaan pengolahan. Perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak namun juga tidak boleh terlalu sedikit. Persediaan dalam topik disini difokuskan pada persediaan bahan baku dan persediaan itu perlu diawasi sehingga diperlukan pengawasan

22 31 persediaan yang guna nya untuk menentukan tingkat atau komposisi daripada persediaan, bahan baku dan barang / hasil produk. Tujuan pengawasan persediaan adalah untuk menjaga perusahaan agar tidak kehabisan persediaan Fungsi Persediaan Menurut Deitiana, Tita (2011,p.186) persediaan berfungsi untuk melayani beberapa kepentingan dalam perusahaan agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan fleksibel. Ada tiga fungsi utama dari manajemen persediaan ini, yaitu : 1. Penyelarasan antara produksi dan distribusi. 2. Antisipasi terhadap perubahan harga dan inflasi. 3. Pemanfaatan potongan harga karena kuantitas pembelian. Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Pendekatan-pendekatan kuantitatif akan sangat membantu dalam memecahkan masalah ini. Alasan utama yang menyebabkan perhatian terhadap masalah pengendalian persediaan demikian besar adalah karena pada kebanyakan perusahaan persediaan merupakan bagian atau porsi yang besar yang tercantum dalam neraca. Persediaan yang terlalu besar maupun terlalu kecil dapat menimbulkan masalah-masalah yang pelik. Kekurangan

23 32 persediaan bahan mentah akan mengakibatkan adanya hambatanhambatan pada proses produksi. Kekurangan persediaan barang dagangan akan menimbulkan kekecewaan pada langganan dan akan mengakibatkann perusahaan kehilangan mereka sementara kelebihan persediaan akan menyebabkan biaya ekstra. Persediaan mempunyai beberapa fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan, antara lain : 1. Untuk member stock agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi. 2. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi. 3. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas karena membeli dalam jumlah banyak biasanya ada diskon. 4. Untuk hedging terhadap inflasi dan perubahan harga. 5. Untuk menghindari kekurangan stock yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, mutu, ketidaktepatan pengiriman. 6. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses Tipe Persediaan Menurut Deitiana, Tita (2011,p.187) persediaan yang ada di perusahaan biasanya terdiri dari empat tipe yaitu :

24 33 1. Persediaan bahan mentah yang telah dibeli tapi belum diproses. Pendekatan yang lebih banyak diterapkan adalah dengan menghapus variabilitas pemasok dalam mutu, jumlah, atau waktu pengiriman sehingga tidak perlu pemisahan (raw materials). 2. Persediaan barang dalam proses yang telah mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai (barang setengah jadi). Persediaan ini ada karena untuk membuat produk diperlukan waktu yang disebut waktu siklus. Pengurangan waktu siklus menyebabkan persediaan ini berkurang. 3. Persediaan MRO (maintenance repair operating). Merupakan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan pemeliharaan, perbaikan, operasi. Persediaan ini ada karena kebutuhan akan adanya pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa peralatan yang tidak diketahui, sehingga persediaan ini merupakan fungsi jadwal pemeliharaan dan perbaikan. 4. Persediaan barang jadi. Termasuk dalam persediaan karena permintaan konsumen untuk jangka waktu tertentu mungkin tidak diketahui Biaya-biaya dalam Persediaan Menurut Nasution, Arman Hakim (2003,p.105) dalam bukunya perencanaan dan pengendalian produksi biaya dalam persediaan terdiri

25 34 dari biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya simpan dan biaya kekurangan persediaan. 1. Biaya pembelian (c) Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang akan dibeli dan harga satuan barang. 2. Biaya pemesanan (ordering cost K) Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok, pengetikan pemesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, biaya penerimaan dan lain-lain. (biaya pembuatan K) 3. Biaya penyimpanan (holding cost/carrying cost H) Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang, biaya ini meliputi biaya modal, biaya gudang, biaya kerusakan atau penyusutan, biaya kadaluwasra, biaya asuransi. 4. Biaya kekurangan persediaan (shortage cost P) Bila perusahaan kehabisan barang pada saat permintaan maka akan terjadi keadaan kekurangan persediaan. Keadaan ini akan menimbulkan kerugian karena proses produksi akan terganggu dan kehilangan kesempatan mendapat keuntungan atau kehilangan konsumen.

26 Model Economic Order Quantity (EOQ) Menurut Deitiana, Tita (2011,p.191) inventory model yang paling sederhana mengandung ciri-ciri sebagai berikut : 1. Barang/bahan mentah yang dipesan dan disimpan hanya satu macam. 2. Kebutuhan/ permintaanya per periode diketahui. 3. Barang/bahan mentah yang dipesan segera dapat tersedia dan tidak ada back order. Rumus EOQ adalah sebagai berikut : EOQ = 2DS H Dimana : EOQ D S H : jumlah pesanan yang ekonomis : kebutuhan bahan baku dalam satu periode : biaya pesan bahan baku : biaya simpan bahan baku dalam satu periode Fixed Order Interval System (EOI) Fixed Order Interval System juga disebut sistem persediaan secara periodik yang lebih berdasar kepada periode daripada sistem persediaan continue yang lebih kepada posisi stock persediaan. Sistem persediaan yang berbasiskan waktu, melakukan suatu pesanan berdasarkan suatu

27 36 jangka waktu tertentu. Jumlah pesanan bergantung kepada pemakaian permintaan selama periode waktu tersebut. Menggunakan tingkat persediaan maksimum selama waktu lead time dan interval pesanan. Setelah suatu periode tetap (T) telah terlewati, jumlah persediaan dihitung. Sebuah pesanan dilakukan untuk memulihkan persediaan dan jumlah pesanannya tergantung dari berapa jumlah yang berkurang dari maximum inventory level, jadi jumlah pesanan didapat dari selisih maximum inventory level dan sisa persediaan pada waktu melakukan perhitungan. Rumus dari atau cara perhitungan dari EOI ini yaitu : - (EOI) Ccd - (Safety Stock) - (Maximum Inventory Level) - (Average Inventory Level) - (Turn Over Ratio) - (Order Quantity) - (Total Inventory Cost)

28 Minimum - Maximum System Minimum Maximum System ini yaitu apabila persediaan telah melewati batas-batas minimum dan mendekati batas safety stock maka reorder harus dilakukan. Jadi batas minimum stock merupakan batas reorder level. Batas maksimum adalah batas kesediaan perusahaan atau manajemen untuk menginvestasikan uangnyadalam bentuk persediaan bahan baku dengan begitu yang paling penting disini adalah batas minimum-maximum untuk dapat menentukan order quantity. Rumus dari minimum-maximum system : - SS = D n - Max stock = 2 ( D L) + SS - Min stock = ( D L) + SS - Q = Max stock - Min stock (Order quantity) - m = Q D (banyaknya pemesanan) - T Q = (interval pesanan) D 1 - I = SS + ( Q) (average inventory level) 2 - TOR = I D D - TC = ( Co + Ccd) Q

29 Literature Review Table 2.2 Literature Review Metode Penelitian Forecasting and EOQ Forecasting, EOQ, EOI and MinMax FORECASTING and EOQ Nama Pengarang Jurnal Hasil Penelitian Candra, Sevenpri Journal of Supply Hasil dari dan Haryadi Chain Forecasting yaitu Sarjono Management dengan Research & menggunakan Practice. metode Linear Forecasting for Regression dan Inventory Control EOQ = 87,98 ton dengan Total Cost Rp ,791 FORECASTING, EOQ, EOI and MinMax Sarjono, Haryadi Perencanaan Hasil dari dan Eriani Lestari Persediaan Forecasting dengan didapat dengan Pendekatan menggunakan Metode Monte Linear Carlo. Forum Regression, EOQ, Ilmiah. ISSN EOI, MinMax : dengan Total Cost masing-masing Rp , Rp ,

30 39 Rp Kerangka Pemikiran Identifikasi masalah pada perusahaan (PT. Kusuma kencana khatulistiwa) Penggunaan metode forecasting Naïve Moving Weighted Linear Exponential Exponential Method Average Moving Regression Smoothing Smoothing Average With Trend Perhitungan MAD dan MSE Perhitungan Persediaan Perusahaan,EOQ, EOI, MinMax Output

31 40

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1Landasan Teori 2.1.1Manajemen Operasional Menurut Heizer danrander (2009:4), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216) mendefinisikan manajemen operasi sebagai bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang.artinya kegiatan operasi hanya berfokus

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Gaol (2008: 5) menyatakan bahwa, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Strategi Bisnis, Jurnal Management Strategic, Aug 2015 PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Ardiz Sebastian ardiz.sebastian@gmail.com Mulyono,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Manullang (2004:5) adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM Jonathan Nandana Pratama Binus University, Jakarta, Indonesia, jonathan_nandanapratama@yahoo.com

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA

ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA ABSTRAK Vendy Santoso Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), peramalan merupakan sebuah seni dan sains dalam memprediksi masa yang akan datang. Peramalan melibatkan dara historis dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter yang dikutip dalam buku Management 11 th edition (Coulter, Robbins, 2010, p.7) manajemen adalah aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA Eriani Lestari Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK PT. Delijaya Global Perkasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manageyangberarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Email: iramutiara37@hotmail.com 2 Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Pengendalian Persediaan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Pengendalian Persediaan 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Menurut Sofjan Assauri (2004:176) untuk mengendalikan persediaan maka harus memenuhi persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Menurut Robbins dan Coutler (2012:36) manajemen mengacu pada proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur". Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen melibatkan koordinasi dan mengawasi kegiatan karya orang lain sehingga kegiatan mereka selesai efisien dan efektif. Efisiensi mengacu pada mendapatkan hasil

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.2 Peramalan 2.2.1 Pengertian Peramalan Peramalan merupakan gambaran keadaan perusahaan pada masa yang akan datang. Gambaran tersebut sangat penting bagi manajemen perusahaan karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian individu dan sumber daya organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Berpegang pada acuan menurut

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *) Kartika Aprilia Benhardy, Rudi Aryanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Robbins dan Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen adalah pengkoordinasian dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1. Manajemen Operasional

BAB 2 Landasan Teori 2.1. Manajemen Operasional BAB 2 Landasan Teori 2.1. Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2011 : 36), manajemen operasional adalah kumpulan aktivitas yang menhasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan manajemen operasional yaitu: fungsi manajemen operasional, sistem

Lebih terperinci

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Bab 3-4 Peramalan Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Berdasarkan metode yang subjektif Metode kuantitatif Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan PT. Delijaya Global Perkasa merupakan perusahaan bisnis keluarga yang bergerak dibidang industry sarung tangan. Perusahaan ini menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8419 Analisis Peramalan Penjualan Produk Bandana Multifungsi dengan Menggunakan Metode Exponential Smoothing pada Perusahaan PT.Cemerlang Kencana Bandana Analysis of product

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada beberapa pengertian dari manajemen operasional menurut para ahli, antara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada beberapa pengertian dari manajemen operasional menurut para ahli, antara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Ada beberapa pengertian dari manajemen operasional menurut para ahli, antara lain: Menurut Jay Heizer dan Berry Rander (2009:4), manajemen operasional adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman globalisasi yang semakin maju ini, persaingan usaha dalam sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan saling berlomba untuk dapat

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. RENOVO GALLERY

ANALISIS PERAMALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. RENOVO GALLERY ANALISIS PERAMALAN AN PENGENALIAN PERSEIAAN PAA PT. RENOVO GALLERY Mardalena, Haryadi Sarjono Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9, Jakarta Barat Marda.huang@gmail.com, Haryadisarjono@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai manajemen produksi dan operasi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Robbins dan Coulter (2012:36) manajemen menjelaskan suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan seluruh kegiatan kerja agar dapat selesai secara efektif

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

PREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012

PREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012 PREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Haryadi Sarjono Management Department, School of Business and Management, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan-Palmerah,

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari dibutuhkan menajemen. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAB IV SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN A. Identifikasi Peramalan Penjualan oleh UD. Jaya Abadi Dari hasil wawancara yang menyebutkan bahwa setiap pengambilan keputusan untuk estimasi penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Hasibuan dalam bukunya manajemen (2003 : 1) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDAALIAN PERSEDIAAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK COLD FOIL PADA PT. ANEKA INDOFOIL

ANALISIS PENGENDAALIAN PERSEDIAAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK COLD FOIL PADA PT. ANEKA INDOFOIL ANALISIS PENGENDAALIAN PERSEDIAAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK COLD FOIL PADA PT. ANEKA INDOFOIL Yunni Rahmadika dan Rudy Aryanto Management Department, Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. CENTRAL KARYA SENTOSA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. CENTRAL KARYA SENTOSA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. CENTRAL KARYA SENTOSA Christianto¹ dan Harry Indra² Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H Syahdan No 9, Kemanggisan-Jakarta Barat, 021-5345830

Lebih terperinci

ANALISA PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SINAR PERDANA ULTRA

ANALISA PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SINAR PERDANA ULTRA ANALISA PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SINAR PERDANA ULTRA Samuel Kusuma, Valiant Bumi Putra, Harry Indra Universitas Bina Nusantara, Jakarta Samuel.Kusuma17@gmail.com,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO

PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO Haryadi Sarjono 1, Eriani Lestari 1 1 Universitas Bina Nusantara, Jakarta Jln. KH. Syahdan 9 Kemanggisan Palmerah, Jakarta 11480 haryadisarjono@yahoo.com

Lebih terperinci