BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian individu dan sumber daya organisasi lainnya agar dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif, sedangkan manajemen menurut Fabricius dan Buttgen (2013:8) adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh para manajer untuk mengambil suatu keputusan yang didasarkan pada kepercayaan diri dalam suatu hal yang berpotensi positif, juga didasarkan pada pengetahuan yang tinggi. Pendapat lain dikemukakan oleh Robbins dan Coulter (2009:7) bahwa manajemen adalah suatu tindakan koordinasi kegiatan kerja sehingga dapat dipastikan kegiatan kerja tersebut selesai dengan efektif dan efisien melalui seorang individu yang berperan menjadi coordinator. Efficiency refers to getting the most output for the least amount of inputs and can be called as doing things right. As for effectiveness, it refers to doing the right things, where can be interpreted as those works activites that will help the organization to reach its goals. Pendapat terakhir dari Daft dan Magic (2006:7) menyatakan manajemen merupakan suatu tindakan untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien dari tujuan organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi. Berdasarkan dari semua definisi menurut para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang dilakukan demi mencapai tujuan yang diinginkan dengan kerja sama dan kedisiplinan kemudian manajemen dikatakan sebagai sesuatu yang efektif dan efisien melalui empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian. Menurut Dyck dan Henry Fayol (2011), 4 fungsi manajemen yang telah disebutkan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 11

2 12 1. Perencanaan(Planning) Fungsi manajemen yang berperan dalam penentuan tujuan, menetapkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dan mengembangkan rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan segala kegiatan. 2. Pengorganisasian (Organizing) Fungsi manajemen yang berperan dalam penentuan tugas tugas yang harus dilakukan, siapa yang berkewajiban melaksanakan tugas tugas tersebut, bagaimana pengelompokan tugas dilakukan, siapa melapor kepada siapa dan dimana keputusan harus dibuat. 3. Pengarahan (Leading) Fungsi manajemen yang berperan dalam memotivasi bawahan, mempengaruhi para individu atau tim saat bekerja agar memberikan kinerja yang maksimal, memilih saluran komunikasi yang paling efektif, menangani secara langsung maupun tidak langsung dengan masalah perilaku karyawan. 4. Pengendalian (Controlling) Fungsi manajemen yang berperan untuk memantau kinerja saat ini, melakukan perbandingan kinerja saat ini dengan standar kinerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan dengan maksud untuk memastikan kemajuan yang memadai dan kinerja yang memuaskan jika diperlukan. Menurut Stevenson (2011:4), Organisasi Bisnis memiliki 3 divisi fungsional dasar, yaitu Finance division, Marketing division, dan Operations division. Divisi keuangan bertanggung jawab atas mengamankan sumber daya keuangan dengan harga yang menguntungkan dan mengalokasikan sumber daya di seluruh organisasi, serta penganggaran, menganalisis proposal-proposal investasi atau penanaman modal, dan menyediakan dana untuk operations. Divisi marketing bertanggung jawab untuk melakukan penilaian mengenai keinginan dan kebutuhan para konsumen, merencanakan strategi penjualan dan memasarkan produk berupa barang dan jasa dari suatu organisasi. Divisi Operasi bertanggung jawab untuk memproduksi bahan baku (input) menjadi produk (output) berupa barang dan jasa yang ditawarkan oleh organisasi.

3 13 Dalam kegiatan operasi, perencanaan memberikan dasar untuk aktivitas yang akan datang dengan mengembangkan strategi strategi, menetapkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek (sasaran), membangun pedoman, melakukan tindakan sesuai perencanaan, dan membuat jadwal pertemuan. Perencanaan mengenai kuantitas sangat penting dalam melakukan pemilihan barang dan jasa yang ditawarkan oleh organisasi dan merancang barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan para calon pelanggan. Pengorganisasian adalah suatu proses dalam menggabungkan berbagai sumber daya seperti sumber daya manusia, bahan bahan baku, peralatan, teknologi, informasi dan modal yang diperlukan untuk melakukan kegiatan yang direncanakan. Ini termasuk merancang proses dan sistem untuk membuat dan mengirim barang dan jasa. Mengarahkan atau memimpin adalah suatu proses mengubah perencanaan yang telah direncanakan menjadi nyata, dengan menetapkan tugas dan tanggung jawab masing masing kepada para karyawan, memotivasi para karyawan, dan mengkoordinasi usaha para karyawan. Kegiatan ini rutin dilakukan oleh manajer operasi setiap hari. Pengendalian dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kinerja dan menerapkan langkah langkah perbaikan. Hal ini sangat diperlukan untuk memastikan bahwa rencana yang sudah direncanakan akan tercapai dengan baik. Selain itu, hal ini dapat dikatakan sebagai suatu pembelajaran dari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan dengan harapan dapat meningkatkan operasi dalam jangka waktu yang panjang Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi Menurut Deitiana (2011:2) menyatakan bahwa manajemen Operasi merupakan ilmu yang dipengaruhi oleh perkembangan dunia usaha. Saat ini salah satu trend dunia usaha menunjukkan pertumbuhan yang pesat pada sektor jasa. Oleh sebab itu aspek operasi operasi organisasi jasa merupakan hal penting yang juga harus dipelajari oleh mahasiswa sehingga pengetahuan

4 14 mahasiswa tidak terbatas pada aspek operasi organisasi manufakturing jasa saja. Menurut Evans dan Collier (2007:5), manajemen operasional adalah ilmu dan seni untuk memastikan bahwa produk berupa barang dan jasa, dibuat dan dihasilkan dengan sukses kepada para pelanggan. Menerapkan prinsip-prinsip manajemen operasi memerlukan pemahaman yang kuat tentang individu, proses-proses, dan teknologi, serta bagaimana perusahaan bisa memiliki integritas dalam sistem bisnis untuk menciptakan nilai, sedangkan manajemen operational menurut Daft (2007:216) adalah bidang manajemen yang menkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi. Pendapat lain disimpulkan oleh Heizer dan Render (2006:4) bahwa manajemen operational adalah kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan barang atau jasa melalui adanya pengubahan input menjadi output, pendapat terakhir menurut Chase (2006:9) mengatakan manajemen operasi didefinisikan sebagai suatu perancangan operasi yang bertujuan melakukan peningkatan dari suatu sistem untuk menciptakan dan menghasilkan produk utama perusahaan berupa barang dan jasa. Seperti halnya pemasaran dan keuangan, manajemen operasi merupakan bidang fungsional dalam bisnis yang memiliki tanggung jawab dengan lini manajemen yang jelas. Berdasarkan berbagai pendapat yang dikemukakan diatas, peneliti dapat membuat kesimpulan bahwa Manajemen Operasi merupakan suatu aktivitas dalam mentransformasikan input input menjadi output output yang dapat menambah nilai pada barang atau jasa. Manajemen Operational adalah suatu pengelolaan dengan melakukan proses produksi dan mengatur barang produksinya dalam kualitas, jumlah, harga, dan waktu sesuai dengan kebutuhannya. Jay Heizer dan Barry Render (2009:10) berpendapat bahwa manajemen operasi mencakup dua jenis kegiatan, baik yang menghasilkan barang dan jasa, tabel 2.1. Berikut ini menunjukkan beberapa karakteristik yang membedakan kedua jenis produk.

5 15 Tabel 2.1 Perbedaan barang dan jasa Barang Berwujud Dapat disimpan Kontak dengan konsumen rendah Diproduksi dulu baru dikonsumsi Jasa Tidak berwujud Tidak dapat disimpan Kontak dengan konsumen tinggi Diproduksi bersamaan dengan dikonsumsi Menurut Heizer dan Render (2009:11) mengatakan bahwa pada dasarnya Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistem operasi, perancangan sistem operasi hingga pengendalian sistem operasinya. Menurut Deitiana, T. (2011:1) Manajemen Operasi merupakan ilmu yang sangat penting untuk dipelajari mengingat Manajemen Operasi adalah satu dari tiga fungsi utama organisasi selain fungsi Pemasaran dan fungsi Keuangan dimana fungsi operasi sangat berhubungan dengan fungsi lainnya tersebut. Kedua, mempelajari Manajemen Operasi adalah untuk mengetahui bagaimana cara memproduksi barang dan jasa. Ketiga, porsi dana organisasi terbesar ditanamkan untuk kegiatan operasi sehingga kegiatan operasi merupakan bagian yang paling mahal dalam suatu organisasi. Dengan demikian untuk kepentingan operasi jangka panjang, pengetahuan manajemen operasi sangat penting untuk diketahui dan diterapkan dalam suatu organisasi/perusahaan Fungsi Operasi dalam perusahaan Menurut Deitiana (2011:2) berpendapat bahwa perusahaan besar umumnya memberikan tugas suatu fungsi pada departemen-departemen yang terpisah yang berarti menuntut tanggung jawab masing-masing. Untuk menghasilkan barang dan jasa, seluruh perusahaan melakukan tiga fungsi. Fungsi fungsi ini sangat diperlukan tidak hanya untuk produksi, tapi juga

6 16 untuk kelangsungan hidup perusahaan. Ketiga fungsi ini menurut Tita Deitiana (2011:2), yaitu: 1. Fungsi pemasaran : fungsi ini membuat adanya permintaan atau paling tidak mendapatkan pesanan untuk pembuatan barang dan jasa. Peran dari fungsi ini adalah menangani permintaan atau order untuk produk dan jasa (semua ini tidak terjadi sampai ada penjualan). 2. Fungsi produksi/operasi : fungsi ini untuk menghasilkan produk. Peran dari fungsi ini adalah menangani produk. 3. Fungsi keuangan/akuntansi : fungsi ini memantau apakah perusahaan berjalan dengan baik, membayar seluruh tagihan dan mencari sumber dana. Peran dari fungsi ini adalah mencatat bagaimana organisasi bekerja, melakukan pembayaran dan mengumpulkan uang. Menurut Render dan Heizer (2011:10) berpendapat bahwa manajemen operasi merupakan satu-satunya sarana dimana para manajer operasi bisa mempengaruhi nilai secara langsung yang diberikan kepada semua pemangku kepentingan, misalnya pelanggan, karyawan, investor, dan masyarakat. Agar Manajemen Operasi menjadi efektif maka sangat penting bagi manajer operasi untuk memiliki banyak bidang keahlian antara lain: analisis kuantitatif untuk menyelesaikan masalah; pengetahuan sistem informasi untuk mengelola data yang sangat banyak; konsep perilaku perusahaan untuk membantu mendesain pekerjaan; memahami bisnis internasional untuk memperoleh ide-ide tentang pemilihan lokasi; teknologi dan manajemen persediaan;serta untuk menyediakan barang dan jasa dengan kualitas tinggi sesuai permintaan pelanggan; memotivasi, mengatur,dan mengembangkan keterampilan para karyawan; mempertahankan operasi yang efisien dengan tujuan untuk memastikan pengembalian yang memadai atas investasi; dan melindungi lingkungan.

7 Keputusan Operasi Menurut Deitiana, T. (2011:5) menyatakan bahwa Manajer Operasi dalam mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya, perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan, agar barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat waktu dengan yang direncanakan, serta dengan biaya yang minimum. Pembuatan keputusan merupakan elemen penting dalam Manajemen Operasi. Keputusan manajer operasi akan menentukan efektifitas dan efisiensi fungsi-fungsi produktif. Dari sudut pandang yang luas, pembuatan keputusan menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Pembuatan keputusan merupakan keseluruhan proses pencapaian suatu keputusan, dari identifikasi masalah awal melalui pengembangan dan penilaian alternatif-alternatif sampai pemilihannya. Pembuatan keputusan diperluas untuk mencakup implementasi keputusan dan pengawasan hasil-hasil keputusan untuk menentukan apakah keputusan tambahan diperlukan atau tidak. Menurut Chase dan Jacobs (2011) menyatakan bahwa Manajemen Operasi berkaitan dengan pengelolaan dari seluruh sistem produksi yang memproduksi dan menghasilkan produk. Dalam fungsi operasi, pengelolaan keputusan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Keputusan Strategik (Strategic Decisions) Keputusan strategik adalah keputusan yang dibuat berdasarkan perencanaan yang berorientasi pada masa depan, dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi, agar perusahaan dapat berinteraksi secara efektif dalam usaha menghasilkan produk berupa barang dan jasa yang berkualitas. 2. Keputusan Taktis (Tactical Decisions) Keputusan Taktis adalah keputusan yang dibuat oleh manajer tingkat menengah dengan memilih beberapa alternatif dalam jangka waktu yang pendek, serta keputusan taktis ini harus sesuai dan mendukung tujuan dari keputusan strategik.

8 18 3. Keputusan Perencanaan Operasional dan Pengendalian (Operational Planning and Controlling Decisions) Berdasarkan jenis keputusan yang sudah dijelaskan, keputusan ini merupakan keputusan yang paling diperlukan karena sesuai dengan objek penelitian dimana pimpinan tertinggi mendelegasikan kewenangan kepada manajer operasional untuk membuat keputusan dan bertanggung jawab atas kegiatan operasional. Keputusan operational ini harus memiliki perencanaan yang baik dan sistematis agar dapat membantu kegiatan operasi berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan kegiatan operasi tersebut, serta pengendalian memiliki fungsi agar kegiatan operasi menjadi terarah dengan baik sesuai dengan rencana yang direncanakan dan prosedur/aturan yang berlaku dalam perusahaan Trend dalam Manajemen Operasi Menurut Deitiana (2011:9) berpendapat bahwa ada enam trend dalam manajemen operasi, yaitu: 1. Global Focus Globalisasi Pasar yang harus direspon oleh manajer operasi dengan inovasi yang menghasilkan dan menggerakan ide, komponen, dan barang jadi secara cepat kapan saja dibutuhkan. 2. Just-In-time Performance Perubahan pasar yang dinamis menuntut pengurangan atau penghilangan persediaan dari persediaan bahan mentah sampai persediaan barang jadi. 3. Supply-chain Partnering Siklus hidup produk yang semakin pendek, juga cepatnya perubahan dalam material dan teknologi proses, menuntut manajer operasi untuk membina hubungan partner jangka panjang dengan supplier. 4. Rapid Product Development Cepatnya komunikasi internasional, hiburan, dan gaya hidup, harus direspon manajer operasi dengan teknologi disain yang cepat dan manajemen disain yang efektif.

9 19 5. Mass Customization Pasar yang mendunia, dimana setiap individu berbeda mendorong konsumen untuk kritis memilih. Oleh karena itu, manajer operasi harus merespon dengan proses produksi yang fleksibel untuk memproduksi produk individual dimana dan kapan saja dibutuhkan. 6. Empowered Employees Pekerja yang lebih memiliki kemampuan dan teknik kinerja yang bagus serta tempat kerja yang lebih teknis sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi. 2.2 Analisis Kuantitatif (Quantitative Analysis) Analisis Kuantitatif adalah ilmu yang membahas tentang metodemetode yang dapat membantu dalam proses pembuatan suatu keputusan. Pada awalnya, Frederick W. Taylor memperkenalkan analisis kuantitatif di akhir abad 19. Dia juga mendapat julukan sebagai The Father of Scientific Management dalam bukunya yang berjudul The Principle of Scientific Management. Penelitian Taylor merupakan salah satu contoh penggunaan metode ilmiah untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam manajemen. Dalam menyelesaikan suatu masalah, para manajer harus mampu mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif dan kuantitatif. Sebagai contoh, dalam mempertimbangkan beberapa alternatif investasi yang berbeda, termasuk sertifikat deposito di bank, investasi di pasar saham, dan investasi di real estate. Peneliti maupun untuk para nasabah dapat menggunakan analisis kuantitatif untuk menentukan berapa banyak investasi yang ditanamkan akan bernilai di masa depan ketika disimpan di bank pada tingkat bunga yang diberikan untuk beberapa tahun kedepan. Analisis kuantitatif juga dapat membandingkan rasio keuangan dari neraca bagi beberapa perusahaan dengan saham yang sedang dipertimbangkan oleh para pemangku kepentingan. Selain analisis kuantitatif, faktor kualitatif juga harus dipertimbangkan. Misalnya, cuaca, negara dan undang-undang federal, terobosan teknologi baru, hasil pemilihan umum, dan lain lain yang sulit untuk diukur.

10 20 Kelebihan dari analisis kuantitatif adalah: 1. Dapat menampilkan perbedaan atau variasidari data yang diperlukan secara cepat untuk membuat solusi dari suatu permasalahan, sehingga masalah yang dihadapi bisa diselesaikan dengan baik. 2. Memungkinkan peneliti untuk memahami keadaan dan perubahan kondisi yang terjadi sehingga perlu untuk membuat keputusan. 3. Memungkinkan peneliti mendapatkan solusi untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks secara cepat daripada memeriksa semua kemungkinan kombinasi. 4. Dapat menyusun sebuah situation model sehingga solusi dapat diselesaikan oleh komputer. 5. Dapat menghemat waktu dan menghindari keterlibatan dari institusi yang tidak perlu. Selain dari kelebihan diatas, analisis kuantitatif juga memiliki kelemahan yaitu: 1. Analisis kuantitatif perlu untuk melakukan penyederhanaan berbagai masalah. Terkadang penyederhanaan yang dilakukan terlalu banyak dan membuat hasil yang kurang akurat. 2. Untuk menyelesaikan masalah yang hanya perlu sekali penyelesaian, analisis ini dapat mengeluarkan biaya yang mahal dibandingkan teknik lain yang lebih sederhana. 3. Terdapat banyak masalah yang terlalu rumit dan sulit untuk memberikan penjelasan kepada pengambil keputusan. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan menggunakan data dari masa lalu dan data pendukung lainnya untuk membuat perencanaan dan memperhitungkan sebuah solusi. Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua metode: Peramalan dan Economic Order Quantity (EOQ). Peramalan digunakan untuk memproyeksikan penjualan masa de

11 21 dan menghitung bahan yang dibutuhkan untuk tahun yang akan datang. Setelah itu, EOQ model dapat digunakan untuk menghitung biaya persediaan pada tahun Peramalan (Forecasting) Menurut Heizer dan Render (2009:162) mengatakan bahwa peramalan adalah seni atau ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model sistematis, sedangkan menurut Prasetya dan Hery (2009:43), peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan masa yang akan datang melalui pengujian keadaan dimasa lalu, kemudian menurut Pujawan (2005:87) menyatakan bahwa peramalan permintaan adalah kegiatan untuk mengestimasi besarnya permintaan terhadap barang atau jasa tertentu pada suatu periode dan wilayah pemasaran tertentu, serta pendapat Deitiana (2011:31) mengenai peramalan adalah usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kendala atau kondisi tertentu serta mengurangi risiko atau ketidakpastian yang dihadapi. Hasil maksimal dari suatu kegiataan peramalan adalah melakukan minimisasi ketidakpastian yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang Menurut Deitiana (2011:31) menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu menghadapi masa depan dalam aktivitasnya, guna mencapai visi dan misinya. Oleh karena itu, semua perusahaan dituntut untuk memperkirakan atau meramalkan besarnya permintaan pelanggan terhadap produk yang akan ditawarkan. Dalam pengambilan keputusan, peneliti harus merencanakan sebuah rencana masa depan. Sehingga data-data yang telah dikumpulkan dapat membantu untuk membuat sebuah keputusan dengan harapan akan sesuai dengan prediksi masa depan. Peramalan merupakan teknik analisis kuantitatif yang berfungsi untuk memprediksi hasil yang masih tidak terjadi sekarang. Teknik yang digunakan untuk mengurangi ketidakpastian dan dapat membuat estimasi yang lebih baik mengenai hasil peramalan yang akan terjadi di masa depan. Teknik peramalan yang tidak akurat bisa menimbulkan berbagai masalah pada supply chain. Kelebihan pasokan produk ke satu wilayah sementara kekurangan

12 22 diwilayah lain, kelebihan di suatu periode tetapi kekurangan di periode lain. Oleh karena itu untuk meningkatkan efisiensi maupun efektifitas pada supply chain sangatlah dibutuhkan suatu cara yang tepat untuk meningkatkan akurasi peramalan permintaan. Peningkatan akurasi peramalan bisa dilakukan dengan menggunakan metode peramalan yang baik. Suatu analisis ekonomi dan kegiatan usaha perusahaan yang menitikberatkan pada pengkajian situasi dan kondisi yang berlaku sekarang maupun yang telah lalu, dan melihat pengaruhnya pada situasi dan kondisi di masa yang akandatang, membutuhkan suatu teknis dan metode analisis peramalan. Peramalan/forecasting ialah kegiatan yang memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Menurut Deitiana (2011:33) peramalan menjadi penting sebab situasi dan kondisi yang berkaitan dengan ekonomi maka kegiatan usahaakan dihadapkan pada: 1. Meningkatnya kompleksitas organisasi 2. Meningkatnya ukuran-ukuran keberhasilan organisasi 3. Perubahan lingkungan yang sangat cepat Menurut peneliti kegunaan dari peramalanakan membantu dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Apabila peramalan yang dibuat kurang tepat, maka keputusan yang telah dibuat menjadi kurang baik, sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknik dan metode secara benar. Ketepatan dalam melakukan peramalan akan menunjang perencanaan yang ditetapkan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Quantitative Forecasts Methods dengan Time Series models yang terdiri dari: Naive Method, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, Linear Regression, Moving Average, dan Weighted Moving Average karena metode-metode tersebut hanya dapat digunakan untuk melakukan peramalan produk yang tidak dipengaruhi oleh musim-musim tertentu, oleh karena itu metode Decomposition tidak tepat untuk diterapkan dalam penelitian skripsi ini karena metode tersebut hanya dapat meramalkan produk yang

13 23 bersifat musiman. Model-model yang diterapkan akan menggunakan data historis dan penelitian skripsi ini menggunakan data penjualan dari tiga tahun yang lalu, yaitu periode Desember 2011 hingga Oktober Berbagai Komponen Peramalan yang Baik Menurut Stevenson (2009:74), terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar mencapai peramalan yang baik, yaitu: 1. Peramalan haruslah tepat waktu. Umumnya, membutuhkan beberapa waktu yang lama untuk menanggapi sebuah informasi yang terkandung dalam peramalan. Sebagai contoh, kapasitas tidak dapat diperluas hanya dengan waktu semalam saja, dan juga tidak bisa mengubah tingkat persediaan secara singkat. Oleh karena itu, proses dalam peramalan harus mencakup waktu yang diperlukan untuk menerapkan perubahan yang memungkinkan untuk diterapkan. 2. Peramalan harus akurat, dan tingkat dari akurasi harus dinyatatakan dengan jelas. Hal ini akan memungkinkan para pengguna untuk mengantisipasi adanya kesalahan dan memberikan dasar untuk membandingkan perkiraan peramalan alternatif. 3. Perkiraan harus dapat diandalkan atau harus bekerja secara konsisten. Sebuah teknik yang kadang-kadang memberikan peramalan yang baik atau buruk (tidak konsisten) akan menyebabkan perasaan yang tidak enak terhadap pengguna dan mungkin bisa menyebabkan kekecewaan yang besar setiap kali hasil peramalan yang dinilai tidak konsisten telah dikeluarkan. 4. Peramalan harus dinyatakan dalam satuan yang bermakna. Perencana keuangan harus mengetahui berapa banyak biaya yang dibutuhkan secara jelas, perencana produksi harus mengetahui berapa banyak unit yang dibutuhkan, dan schedulers harus mengetahui mesin

14 24 dan keterampilan seperti apa yang dibutuhkan. Pilihan dari unit itu semua tergantung pada kebutuhan pengguna. 5. Teknik Peramalan harus mudah untuk dipahami dan diterapkan. Para pengguna sering mengalami keraguan dalam teknik peramalan yang canggih. mereka tidak mengerti dengan baik dimana teknik peramalan yang canggih pun memiliki keterbatasan teknik. Penyalahgunaan teknik merupakan suatu konsekuensi yang jelas. Tidak mengherankan, teknik peramalan yang sederhana cukup dikenal secara luas karena pengguna lebih tertarik dengan metode peramalan yang mudah dipahami dan diterapkan. 6. Peramalan harus hemat biaya. Hasil atau manfaat yang diperoleh dari peramalan tersebut tentunya harus lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan Langkah-Langkah Dalam Proses Peramalan Menurut Stevenson (2009:74), terdapat enam langkah dasar dalam proses peramalan: 1. Determine the purpose of the forecast. Langkah ini akan memberikan sebuah petunjuk secara lengkap yang dibutuhkan dalam peramalan, sejumlah sumber daya seperti personil, komputer dan uang dan tingkat akurasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan peramalan. 2. Establish a time horizon. Peramalan harus menunjukkan adanya interval waktu, mengingat bahwa tingkat akurasi akan menurun pada saat horizon waktu meningkat. Jadi saat penting untuk menunjukkan interval waktu terhadap horizon waktu yang panjang agar tingkat akurasi tetap stabil.

15 25 3. Select a forecasting technique. Dalam langkah ini, lakukanlah pemilihan teknik atau metode peramalan yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi dan kemudian lakukanlah analisis lebih lanjut. 4. Obtain, closes, and analyse appropriate data. Memperoleh data dapat melibatkan upaya yang signifikan.setelah diperoleh, data harus dinyatakan tepat terlebih dahulu untuk menyingkirkan data yang tidak berhubungan atau bahkan data yang sudah jelas tidak benar sebelum dilakukan analisis. 5. Make the forecast. Dalam langkah ini, setelah dilakukan analisis mengenai metode peramalan, buatlah peramalan berdasarkan metode peramalan yang memiliki hasil yang terbaik dan akurat agar tidak terjadi kesalahan yang signifikan. 6. Monitor the forecast. Sebuah peramalan harus dipantau atau diawasi untuk mengetahui proses dilakukan dengan metode yang benar atau tidak. Jika tidak, maka harus dilakukan pengujian ulang, asumsi, validitas data, dan sebagainya, mengubah proses sesuai dengan kebutuhan dan menyiapkan peramalan yang harus direvisi atau diperbaiki Meramalkan Horison Waktu Menurut Heizer dan Render (2011:163) mengatakan bahwa peramalan biasa diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupnya. Horizon waktu terbagi menjadi beberapa kategori : 1. Peramalan jangka pendek Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi.

16 26 2. Peramalan jangka menengah Peramalan jangka menengah atau intermediate umumnya mencakup hitungan bulan hingga tiga tahun. Peramalan ini bermanfaat untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, serta menganalisis bermacam-macam rencana operasi. 3. Peramalan jangka panjang Umumnya untuk perencanaan tiga tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan Jenis jenis peramalan Menurut Heizer dan Render (2011:137) mengatakan bahwa terdapat tiga jenis peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan : 1. Peramalan Ekonomi (Economic Forecast) Peramalan ekonomi menjelaskan siklus bisnis, misalnya tingkat inflasi, tersedianya uang biasanya membantu organisasi menyiapkan forecasting jangka menengah hingga jangka panjang. 2. Peramalan Teknologi (Technological Forecast) Peramalan teknologi memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, membutuhkan pabrik dan peralatan baru. Sasarannya forecasting jangka panjang dengan kemajuan teknologi. 3. Peramalan Permintaan (Demand Forecast) Peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.

17 Prosedur Peramalan Menurut Deitiana, T., dalam buku Manajamen Operasional Untuk Strategi dan Analisis (2011:40) menyatakan bahwa peramalan identik dengan studi kelayakan suatu proyek/kegiatan dalam perusahaan. Dalam hal ini. Tahap-tahap dalam studi kelayakan proyek, terdiri dari: 1. Analisis ekonomi yakni yang mengadakan proyeksi terhadap aspek-aspek makro terutama aspek kependudukan dan pendapatan. 2. Analisis industri yakni analisis terhadap permintaan pasar dari seluruh perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dari produk yang diusulkan dalam studi kelayakan proyek. 3. Analisis penjualan masa lalu yakni dilakukan untuk melihat market positioning produk dalam struktur persaingan dan dari padanya dapat diketahui market share produk tersebut. 4. Analisis peramalan permintaan dimana berkaitan dengan perencanaan program pemasaran di masa yang akan datang. 5. Pengawasan hasil dari peramalan yakni usaha untuk minimalisasi kesalahan hasil dari berbagai teknik peramalan yang digunakan Kendala Pemilihan Teknik Peramalan Menurut Deitiana (2011:40) berpendapat bahwa terdapat kendala-kendala yang akan dihadapi, antara lain : 1. Waktu yang hendak diliput yakni rentangan waktu masa yang akan datang dan jangkauan peramalan. 2. Tingkah laku data yakni meliputi jumlah, ketepatan, dan tingkah laku data di masa lalu yang tersedia. 3. Tipe model yakni apakah model yang digunakan merupakan model time series, kaosalitas atau yang lainnya. 4. Biaya yang tersedia yakni biaya yang tersedia untuk penyusunan studi kelayakan proyek.

18 28 5. Tingkat ketepatan yang diinginkan yakni ketelitian dan kecermatan peramalan yang diinginkan. 6. Kemudian penerapan yakni kemudahan, manajemen, data dan biaya Berbagai Pendekatan dalam peramalan Menurut Heizer dan Render (2011: 139) terdapat pendekatan umum untuk melakukan peramalan, yaitu : A. Peramalan Kualitatif (Qualitative Forecast) Peramalan kualitatif bersifat subjektif dan didasarkan atas perasaan atau intuisi dari individu yang menyusun peramalan tersebut. Dalam hal ini pandangan atau judgement dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik atau tidaknya hasil peramalan tersebut. Kesimpulan dari peramalan ini bahwa peramalan ini menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambilan keputusan untuk melakukan peramalan. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Deitiana (2011:41) menyatakan bahwa terdapat empat teknik qualitative forecast, yaitu: 1. Jury of Executive opinion Pendapat sekumpulan kecil manajer atau pakar tingkat tinggi, sering dikombinasikan dengan model statistik, dikumpulkan untuk mendapatkan prediksi permintaan kelompok. 2. Delphi Method Teknik forecasting yang menggunakan proses kelompok di mana para pakar melakukan forecast. Ada tiga jenis partisipasi dalam metode Delphi: pengambil keputusan, personil staf, dan responden. Pengambil keputusan biasanya terdiri dari sekelompok 5 sampai 10 ahli yang akan membuatperamalan aktual. Personil staf membantu para pengambil keputusan untuk menyiapkan, mendistribusikan, mengumpulkan, dan meringkas serangkaian kuesioner dan hasil survei. Responden adalah sekelompok orang yang keberadaannya berada di tempat yang berbeda dan berperan memberikan penilaian

19 29 dalam kuesioner. Kelompok ini memberikan masukan kepada pengambil keputusan sebelum dibuatnya sebuah peramalan. 3. Sales force composite Teknik forecasting berdasarkan prediksi tenaga penjualan akan penjualan yang diharapkan. Dalam pendekatan ini, masing-masing salesperson memperkirakan penjualan dari wilayahnya masingmasing. Perkiraan ini kemudian ditinjau untuk memastikan bahwa mereka realistis. Kemudian mereka digabungkan di tingkat kabupaten dan nasional untuk mencapai peramalan secara keseluruhan. 4. Consumer market survey Metode forecasting yang meminta input dari konsumen mengenai rencana pembelian mereka dimasa depan. Dalam hal ini dapat membantu tidak hanya dalam mempersiapkan peramalan saja, tapi juga meningkatkan desain produk dan melakukan pengembangan produk baru atau product development. B. Peramalan kuantitatif (Quantitative Forecast) Time series models Peramalan ini tidak memperhatikan hubungan sebab akibat atau dengan kata lain hasil peramalan hanya memperhatikan kecenderungan dari data historis yang tersedia. Peramalan ini dilakukan berdasarkan data-data dari suatu produk yang sudah ada sebelumnya, kemudian dianalisa pola datanya apakah berpola trend atau siklus. Peramalan kuantitatif didasarkan atas data historis yang relevan di masa lalu, mengikuti statistika formal dan pendekatan yang sistematis yang meminimalkan kesalahan (error) peramalan. Penjelasan lain dari peramalan ini bahwa peramalan ini menggunakan model matematis yang beragam dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Dalam peramalan kuantitatif, memerlukan tiga kondisi yaitu:

20 30 a. Adanya informasi masa lampau b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data c. Dapat diasumsikan bahwa pola di masa lalu dapat berkelanjutan di masa yang akan datang. Menurut Render, Barry dan Jay Heizer dalam bukunya manajemen operasional (2009:167) metode peramalan kuantitatif terdiri dari : 1. Naive Method Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011:140), Naive Methods adalah teknik peramalan yang mengasumsikan bahwa permintaan periode saat ini sama dengan permintaan pada periode terbaru. Naive Methods menggunakan nilai tunggal sebelumnya dari time series sebagai dasar perkiraan. Pendekatan ini dapat digunakan dengan seri/rangkaian yang stabil (variasi sekitar rata-rata), dengan variasi musiman, atau dengan tren. Dengan seri yang stabil, titik data terakhir menjadi perkiraan untuk periode berikutnya (Stevenson, 2011: 79). 2. Exponential Smoothing Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011:144) menyatakan bahwa Exponential Smoothing (Penghalusan Eksponensial) merupakan metode peramalan rata-rata bergerak tertimbang yang canggih dengan melibatkan sedikit pencatatan data dari masa lampau, dan relatif mudah untuk digunakan dan diterapkan. Peramalan periode mendatang = Peramalan periode masa lampau + α(permintaan aktual periode masa lampau Peramalan periode masa lampau)

21 31 Dimana α adalah bobot (atau konstanta pemulusan) yang memiliki nilai antara 0 sampai dengan 1. Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut: F t = F t -1 + α(a t-1 F t-1 ) Dimana : F t = Peramalan periode mendatang (New forecast (for time period t +1)) F t-1 = Peramalan periode masa lampau (Previous forecast (for time period t)) α = Konstanta penghalusan (smoothing constant (0 α 1)) At-1 = Permintaan aktual periode masa lampau (previous period s actual demand) 3. Exponential Smoothing with Trend Exponential Smoothing Adjusted with Trend (Penghalusan eksponensial dengan trend) merupakan pengembangan dari metode penghalusan eksponensial, dimana metode ini dapat memberikan respon terhadap trend yang terjadi. Rumus untuk metode ini adalah : Peramalan periode mendatang dengan trend (F t+1 t) = peramalan penghalusan eksponensial (Ft) + trend penghalusan eksponensial (Tt) Pada penghalusan eksponensial dengan trend estimasi rata rata maupun trend dihaluskan.prosedur ini membutuhkan dua konstanta penghalusan, α untuk rata-rata data penghalusan eksponensial dan β untuk trend. Terdapat tiga langkah dalam menghitung peramalan dengan penyesuaian trend, yaitu :

22 32 1. Menghitung Ft, peramalan eksponensial yang dihaluskan untuk periode t. 2. Menghitung trend yang dihaluskan, Tt. 3. Menghitung peramalan dengan trend, F t+1 t. Peramalan yang digunakan untuk menghitung peramalan eksponensial yang dihaluskan sebagai berikut : Peramalan dengan trend = α(permintaan aktual periode terakhir) + (1- α)(peramalan periode terakhir + estimasi trend periode terakhir) Atau Ft = α(at 1) + (1 α)(ft 1 + Tt 1) : Persamaan yang digunakan untuk menghitung trend yang dihaluskan adalah Trend dengan eksponensial = β(peramalan periode ini peramalan periode terakhir) + (1-β)(estimasi trend periode terakhir) Atau Tt = β((ft) (Ft 1)) + (1 β)(tt 1) Dimana : Ft = Peramalan dengan eksponensial yang dihaluskan dari data berseri pada periode t. Tt = Trend dengan eksponensial yang dihaluskan pada periode t. At = Permintaan aktual pada periode t. α = Konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 α t) β = Konstanta penghalusan untuk trend (0 β 1) Nilai β menyerupai α karena β yang tinggi lebih tanggap terhadap perubahan trend. β yang rendah memberikan bobot yang rendah kepada trend terbaru

23 33 dan cenderung memperhalus trend sekarang. Nilai β dapat ditentukan dengan pendekatan uji coba cengan MAD digunakan sebagai ukuran pembanding. Penghalusan eksponensial sederhana biasa disebut sebagai penghalusan tingkat pertama (firstorder smoothing) sedangkan penghalusan dengan trend biasa disebut sebagai penghalusan tingkat dua (Second order smoothing). 3. Linear Regression Metode Linear Regression menggunakan model matematis pada metode kuadrat terkecil dari proyeksi trend. Variabel terikat Y yang diramalkan tetap sama dan Variabel X yang digunakan dapat berupa variabel lain. Persamaan regresinya adalah Ῠ = b 0 + b 1 X Dimana : Ῠ = Nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi atau disebut variabel terikat (predicted value) b 0 = Persilangan sumbu Y (intercept) b 1 = Kemiringan garis regresi (slope of the time) X = Variabel bebas (time period (X = 1, 2, 3,, n)) Koefisien kemiringan (b 1 ) dapat dihitung dengan menggunakan rumus : b 1 = b 0 = y Bx x = y =

24 34 Dimana: = Tanda penjumlahan total X = Nilai variable bebas yang diketahui Y = Nilai variabel terkait yang diketahui x = Rata-rata nilai X y = Rata-rata nilai Y n = Jumlah data 4. Moving Average Menurut Stevenson (2011:81). Metode Moving Average menggunakan sejumlah nilai data aktual yang terbaru dan data aktual historis dalam menghasilkan sebuah peramalan. Metode Moving average akan bermanfaat apabila penulis dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan tetap cukup stabil dari waktu ke waktu (Jay Heizer and Barry Render, 2011:139). Rumus Metode Moving Average adalah : Moving Average 5. Weighted Moving Average Disisi lain, rata-rata bergerak tertimbang memungkinkan bobot yang berbeda untuk ditugaskan terhadap pengamatan-pengamatan sebelumnya. Metode Weighted Moving Average biasanya memberikan bobot yang lebih besar untuk pengamatan yang baru, hal tersebut membuat metode ini lebih responsif terhadap perubahan karena periode yang lebih baru mungkin mendapatkan bobot yang lebih besar. Metode rata-rata bergerak tertimbang dapat digambarkan secara matematis sebagai: Weighted Moving Average =

25 Mengukur kesalahan peramalan Menurut Jay Render dan Barry Heizer (2011: ), terdapat dua metode perhitungan yang dapat digunakan untuk menghitung kesalahan dalam peramalan (forecast error). Perhitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda juga untuk mengawasi peramalan guna memastikan peramalan berjalan dengan baik. Dua teknik perhitungan yang paling terkenal adalah deviasi rata-rata absolute (Mean Absolute Deviation) dan kesalahan rata-rata kuadrat (Mean Squared Error). 1. MAD Merupakan ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolute dari kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode dan (n). Rumusnya adalah MAD = atau 2. MSE Merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan keseluruhan. MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan diamati. Kekurangan penggunaan MSE yaitu adanya kecenderungan menonjolkan deviasi yang besar karena adanya pengkuadratan. Rumusnya adalah : MSE = Berdasarkan Nachrowi dan Hardius (2007:239) menyatakan bahwa sebenarnya membandingkan kesalahan peramalan itu adalah cara sederhana, apakah suatu teknik peramalan tersebut patut dipilih untuk digunakan sebagai indikator apakah suatu teknik peramalan cocok digunakan atau tidak dan teknik yang mempunyai jumlah MSE yang terkecil adalah metode peramalan terbaik,

26 36 sedangkan menurut Gaspers, Vincent (2010:80) menyatakan akurasi peramalan akan semakin tinggi apabila nilai nilai MAD, MSE semakin kecil dan menurut Rangkuti, Freddy (2007:70) dalam bukunya menyatakan bahwa keharusan untuk membandingkan perhitungan nilai MAD paling kecil, karena semakin kecil nilai MAD semakin kecil pula perbedaan antara hasil forecasting dan nilai aktual Sifat Hasil Peramalan Menurut Nasution (2003:23) dalam membuat peramalan atau menerakan hasil suatu peramalan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu : 1. Peramalan pasti mengandung kesalahan yang artinya peramalan hanya bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut. 2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran kesalahan artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan maka penting bagi peramalan untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi. 3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena faktor yang mempengaruhi permintaan pada peramalan jangka pendek masih relative konstan sedangkan semakin panjang periode peramalan maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan faktor yang mempengaruhi permintaan Persediaan Menurut Deitiana, T. (2011:185) berpendapat bahwa persediaan (inventory) merupakan salah satu aset yang sangat mahal dalam suatu perusahaan, biasanya sekitar 40% dari total investasi. Pada satu sisi, manajemen menghendaki biaya yang tertanam pada persediaan itu minimum namun di lain pihak seringkali konsumen mengeluh karena kehabisan persediaan. Manajemen harus mengatur agar perusahaan berada pada suatu kondisi dimana kedua kepentingan tersebut dapat dipenuhi, yang dikategorikan sebagai inventori adalah raw materials, work in

27 37 process, dan finished goods. Setiap perusahan memiliki jenis inventori perencanaan dan sistem pengendalian yang spesifik. Kemudian menurut Evans dan Collier (2007: 481) menyatakan bahwa persediaan(inventory) merupakan sebuah stok penyimpanan bahan-bahan baku yang akan digunakan untuk kegiatan produksi dan untuk memenuhi permintaan para pelanggan. Sistem dalam persediaan merupakan seperangkat kebijakan dan pengendalian yang memantau tingkat dari persediaan dan menentukan suatu tingkatan yang harus dipertahankan, ketika stok bahan baku harus diisi ulang, dan bagaimana menangani pesanan dalam jumlah yang besar dengan baik dan efektif. Manajemen persediaan merupakan salah satu tanggung jawab dalam manajemen operasional yang paling penting karena persediaan membutuhkan banyak modal. Dalam hal pengiriman barang, manajemen persediaan memiliki pengaruh penting pada semua fungsi bisnis, terutama operasi, pemasaran, akuntansi, dan keuangan. Raiborn dan Kinney dalam bukunya berjudul Cost Accounting: Foundation and Evolution (2009: 673) mengatakan bahwa efisiensi manajemen persediaan sebagian besar bergantung pada strategi minimalisasi biaya. Biaya utama yang terkait dengan persediaan adalah biaya pembelian/produksi, biaya pemesanan/pengiriman, dan biaya perawatan barang-barang dalam persediaan Jenis-jenis Persediaan Menurut Deitiana, T (2011:187) berpendapat bahwa persediaan yang ada di perusahaan biasanya terdiri dari empat jenis, yaitu : 1. Persediaan Bahan Mentah yang telah dibeli, tetapi belum di proses. Pendekatan yang lebih banyak diterapkan adalah dengan menghapus variabilitas pemasok dalam mutu, jumlah atau waktu pengiriman sehingga tidak perlu pemisahan. 2. Persediaan Barang Dalam Proses yang telah ada mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai.

28 38 Persediaan ini ada karena untuk membuat produk diperlukan waktu yang disebut waktu siklus. Pengurangan waktu siklus menyebabkan persediaan ini berkurang. 3. Persediaan MRO (Maintenance Repair Operating) Persediaan MRO (Maintenance Repair Operating) merupakan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan, pemeliharaan, perbaikan, operasi. Persediaan ini ada karena kebutuhan akan adanya pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa peralatan yang tidak diketahui. Sehingga persediaan ini merupakan fungsi jadwal pemeliharaan dan perbaikan. 4. Persediaan Barang Jadi Persediaan Barang Jadi, termasuk dalam persediaan karena permintaan konsumen untuk jangka waktu tertentu mungkin tidak diketahui Fungsi Persediaan Menurut Deitiana, T. (2011:187) berpendapat bahwa Inventory memiliki fungsi untuk melayani beberapa kepentingan dalam perusahaan agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan fleksibel. Ada tiga fungsi utama dari manajemen persediaan ini, yaitu: 1. Penyelesaian antara produksi dan distribusi, 2. Antisipasi terhadap perubahan harga dan inflasi, dan 3. Pemanfaatan potongan harga karena kuantitas pembelian. Kemudian, pendapat lain menurut Herjanto (2007:238), menyatakan bahwa persediaan (Inventory) memiliki berbagai fungsi penting untuk menambah kelancaran dari kegiatan operasional suatu perusahaan. Ada enam fungsi bagi perusahaan, yaitu: 1. Menghilangkan risiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan. 2. Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik atau ada kecacatan sehingga harus dikembalikan. 3. Menghilangkan risiko terhadap harga barang yang meningkat atau inflasi.

29 39 4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di pasaran. 5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon kuantitas 6. Memberikan pelayanan kepada para pelanggan dengan tersedianya barang yang diperlukan. Pendapat lain menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011: ) menyatakan bahwa persediaan dapat memberikan beberapa fungsi yang dapat menambah fleksibilitas aktivitas operasi dalam perusahaan. Keempat fungsi persediaan adalah: 1. Untuk memisahkan berbagai bagian dari proses produksi. Sebagai contoh, jika pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi atau selalu berubah-ubah, persediaan tambahan kemungkinan besar akan diperlukan untuk memisahkan proses produksi dari pemasok. 2. Untuk memisahkan perusahaan dari permintaan yang selalu berubah-ubah dan menyediakan stok barang yang akan memberikan seleksi atau pilihan kepada pelanggan. Oleh karena itu, persediaan/inventories merupakan ciri khas dari perusahaan ritel. 3. Untuk mengambil keuntungan dari diskon kuantitas, karena melakukan pembelian dalam jumlah yang besar sehingga dapat mengurangi biaya barang atau biaya pengiriman. 4. Untuk menghindari adanya inflasi dan perubahan harga yang meningkat. Serta pendapat menurut Stevenson (2009: 551) menyatakan bahwa persediaan memberikan beberapa fungsi yang diantaranya dianggap paling penting, yaitu: 1. To meet anticipated customer demand. Persediaan ini disebut sebagai persediaan antisipasi karena bertujuan untuk memenuhi permintaan yang overload sehingga tetap dapat memenuhi permintaan para pelanggan sesuai harapan para pelanggan maupunperusahaan dan tujuan lainnya sebagai penyimpanan bahan baku untuk penyelamatan jika sampai terjadi suatu kendala

30 40 misalnya keterlambatan datangnya pesanan bahan dari pemasok. Kesimpulan atau tujuan utamanya adalah untuk menjaga proses produksi tetap berjalan lancar. 2. To smooth production requirements. Berdasarkan suatu keadaan dengan pola musiman yang bertujuan untuk menemuhi permintaan pelanggan, perusahaan sering membangun persediaan selama periode pra-musim untuk memenuhi kebutuhan yang terlalu tinggi selama periode musiman.persediaan ini tepat bila dinamakan persediaan musiman. 3. To decouple operations. Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan pemisahaan persediaan, dengan mengadakan pengelompokkan operasional secara berpisah-pisah, sebagai contoh perusahaan manufaktur mobil, jadwal/skedul perakitan mobil dipisah dari jadwal/skedul perakitan tempat duduk. 4. To protect against stockouts. Pengiriman yang tertunda dan meningkatnya permintaan yang tidak sesuai perkiraan, akan meningkatkan risiko kekurangan stok. Penundaan bisa terjadi dikarenakan berbagai faktor, yaitu kondisi cuaca, kehabisan stok pemasok, pengiriman bahan yang salah, masalah kualitas, dan sebagainya. Risiko kekurangan dapat dikurangi dengan menetapkan stok pengaman/safety stock, dimana stok tersebut harus melebihi rata-rata permintaan untuk mengimbangi variabilitas permintaan dan lead time.

31 41 Suppliers Customers Raw Materials Inventory Storage Finished Goods Work In Process Fabrication and Assembly Inventory Processing Gambar 2.1 The Inventory Process Sumber: Deitiana (2011:186) Berdasarkan berbagai pendapat mengenai fungsi Persediaan (Inventory) yang telah dijelaskan oleh para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa perusahaan memiliki beberapa fungsi penting untuk menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan, antara lain : 1. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi. 2. Untuk memberikan stok agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi. 3. Untuk menghindari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, mutu, ketidaktepatan pengiriman. 4. Untuk hedging terhadap inflasi dan perubahan harga. 5. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam jumlah banyak biasanya akan diskon. 6. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses.

32 Manajemen Persediaan Penulis berpendapat bahwa manajemen persediaan merupakan fungsi manajemen operasi yang paling penting karena persediaan membutuhkan modal yang sangat banyak dan mempengaruhi pengiriman sampai kepada konsumen. Manajemen persediaan memiliki pengaruh dan berdampak pada semua fungsi linier perusahaan. Persediaan memberikan layanan kepada para pelanggan berfungsi sebagai pemasaran, keuangan sebagai pengalokasi dana untuk persediaan, operasi membutuhkan persediaan untuk menjamin produksi yang efisien dan fleksibel. Umumnya sering terjadi konflik dalam pencapaian tujuan perusahaan seperti bagian keuangan umumnya mengarah pada menjaga persediaan pada tingkat yang rendah untuk mempertahankan modal, bagian pemasaran lebih menekan pada tingkat persediaan yang tinggi untuk meningkatkan penjualan, bagian operasimenekan persediaan pada level yang tinggi untuk produksi jangka panjang. Manajemen persediaan harus menyeimbangkan berbagai konflik tersebut dan mengelola persediaan pada level yang terbaik, untuk itu dibutuhkan komunikasi yang bagi antara bagian keuangan, pemasaran, dan operasi. Karena persediaan dikatakan salah satu aset yang paling penting dalam perusahaan dengan alasan nilai persediaan bisa mencapai laba dari seluruh investasi modal, manajemen operasional harus memahami bahwa persediaan merupakan hal yang krusial dimana perusahaan selalu berusaha mengurangi tingkat persediaan untuk mencapai biaya yang efisien dengan tetap menjaga kualitas dari produk yang diproduksi dengan tujuan yaitu customer satisfaction atau kepuasan konsumen. Menurut Deitiana, T., dalam buku Manajamen Operasional Untuk Strategi dan Analisis (2011: ) menyatakan bahwa Manajer Operasi membangun suatu sistem pengendalian persediaan. Dalam hal ini sistem tersebut diharapkan dapat dilakukannya:

33 43 1. ABC Analysis Analisis ini bertujuan untuk mengklasifikasi persediaan dalam kategori berdasarkan kepentingannya ABC Analysis mengklasifikasikan persediaan dalam tiga kategori, yaitu: A,B dan C dengan basis volume penggunaan biaya persediaan dalam setahun. Analisis ini sering disebut sebagai Pareto Analysis karena menggunakan prinsip-prinsip yang dikembangkan Vilfredo Pareto (ahli ekonomi Italia).Untuk menghitung penggunaan biaya jenis persediaan tertentu, basis yang digunakan adalah jumlah unit kebutuhan persediaan per tahun dikalikan dengan biaya per unit. Kategori persediaan A adalah persediaan yang berjumlah hanya sekitar 15% dari jumlah total persediaan, tetapi menghabiskan sekitar 70%-80% dari total biaya persediaan dalam setahun. Kategori B adalah persediaan dengan jumlah sekitar 30% dari total persediaan tetapi menghabiskan dana sekitar 15%-25% dari total biaya persediaan. Kategori C adalah persediaan dengan jumlah sekitar 55% dari total persediaan dan hanya menghabiskan dana sekitar 5% saja dari total biaya persediaan per tahun. Berdasarkan klasifikasi bahan baku tersebut, perusahaan dapat membuat suatu kebijakan, berikut kebijakan yang dapat dibuat oleh perusahaan antara lain : pengembangan sumber dana untuk pembeliaan bahan baku kategori A lebih ditingkatkan daripada bahan baku kategori C, untuk bahan baku kategori A dibutuhkan pengendalian yang lebih ketat dibandingkan bahan baku kategori B dan C,

34 44 peramalan bahan baku kategori A harus lebih hati-hati dibanding peramalan bahan baku kategori B dan C. 2. Akurasi Pencatatan Kebijakan persediaan yang baik menjadi tidak berarti jika tidak ditunjang dengan pencatatan yang baik pula. Yang dimaksudkan dengan pencatatan persediaan yang baik adalah jika pada saat jenis persediaan bahan baku tertentu dibutuhkan untuk diproses, perusahaan memiliki informasi yang lengkap untuk membuat keputusan dalam melakukan pembelian (pemesanan), penjadwalan, dan pengiriman barang. Dalam hal ini, pemeriksaan berulang dapat ditingkatkan untuk menghitung dan verifikasi on the spot. 3. Just In Time (JIT) JIT inventory adalah kebijakan persediaan bahan baku minimum untuk menjaga sistem produksi agar dapat berjalan dengan lancar. Dengan JIT ini, maka kedatangan persediaan bahan dapat tepat pada saat dibutuhkan, tanpa adanya keterlambatan atau percepatan. Inventory hides problems persediaan yang cukup dapat mengatasi masalah kemacetan produksi adalah moto yang sudah ditinggalkan saat sekarang ini. Untuk membangkitkan kondisi JIT ini, perusahaan harus menekan variabilitas/penyimpangan yang ditimbulkan oleh penyebab internal maupun eksternal. Penyebab penyimpangan dapat berupa: karyawan, mesin supplier bahan menghasilkan barang/bahan yang tidak sesuai standard, ada keterlambatan, atau ketidakcocokan jumlah yang dibutuhkan. spesifikasi teknik yang tidak teliti, personal bagian produksi mencoba memproses barang/bahan sebelum spesifikasi teknis dilengkapi, permintaan konsumen tidak diketahui.

35 45 JIT dapat dibangkitkan dengan diawali mengurangi peumpukan persediaan pada bagian/tahap produksi manapun. Dengan persediaan minimum, diharapkan persediaan dan penyimpangan menjadi jelas sehingga dapat dipikirkancara mengatasinya. Di Jepang, JIT telah membudaya, didukung dengan sistem pemberian kartu signal (KANBAN) pada setiap persediaan barang/bahan yang berkategoti rawan. Produksi dengan JIT dapat berarti menekan pemborosan bahan, sinkronisasi, dan persediaan bahan dalam jumlah kecil. Kondisi ini ditunjang dengan pembeliaan yang berprinsip JIT Komponen-komponen Biaya Persediaan Menurut Deitiana, T., dalam buku Manajamen Operasional Untuk Strategi dan Analisis (2011:188) menyatakan bahwa masalah utama yang ingin dicapai oleh pengendalian persediaan perusahan adalah meminimalkan biaya operasi total perusahan. Jadi, ada dua keputusan yang perlu diambil dalam hal ini, yaitu berapa jumlah yang harus dipesan setiap kali pemesanan, dan kapan pemesanan itu harus dilakukan. Dalam menentukan jumlah yang dipesan pada setiap kali pemesanan, pada dasarnya harus dipertemukan dua titik ekstrim yaitu memesan dalam jumlah yang sebesar-besarnya untuk meminimumkan ordering cost, dan memesan dalam jumlah yang sekecil-kecilnya untuk meminimumkan carrying cost. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011: ), terdapat lima jenis biaya yaitu: 1. Holding cost Holding cost adalah biaya yang timbul karena perusahaan menyimpan persediaan. Biaya Holding, or carrying costs berhubungan secara fisik dengan barang-barang dalam gudang penyimpanan. Biaya-biaya tersebut termasuk pembayaran bunga, pajak (hanya beberapa negara), biaya depresiasi, biaya karena kerusakan dan lain-lain.biaya ini juga merupakan biaya yang dikeluarkan dalam penyimpanan material, semi finished product, sub assembly, ataupun produk jadi. Biaya simpan biasanya dinyatakan dalam biaya per unit per periode. Biaya penyimpanan meliputi:

36 46 Roger G. Schroder (2007:335) menyatakan bahwa Holding/Carrying cost biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu: a. Cost of capital Barang-barang yang menumpuk di gudang dapat diartikan sebagai penumpukkan modal. Padahal modal ini dapat diinvestasikan pada tabungan bank atau bisnis lain. Biaya modal merupakan opportunity cost yang hilang karena menyimpan persediaan. b. Cost of storage. Biaya ini terdiri dari biaya sewa gudang, asuransi, pajak, administrasi, biaya pemindahan, dan biaya kerusakan atau penyusutan. c. Cost of obsolescence, deterioration, and loss. Biaya untuk menangani barang yang tidak terpakai lagi diakibatkan karena ketinggalan jaman harus diserahkan kepada barang-barang yang memiliki risiko tinggi menjadi obsolute, semakin tinggi risiko berarti biaya semakin tinggi. 2. Ordering cost Ordering cost adalah total biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pemesanan kepada pemasok, yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah pemesanan dan pengadaan bahan sehingga siap untuk dipergunakan atau diproses lebih lanjut dengan kata lain, mencakup pula biaya-biaya proses pesanan, biaya ekspedisi, upah, biaya telepon/fax, biaya dokumentasi/transaksi, dan penempatan digudang, sampai kepada biaya-biaya manajerial dan klerikal yang berhubungan dengan pemesanan sampai penempatan bahan/barang di gudang. 3. Setup Cost Biaya penyiapan merupakan semua biaya pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi.biaya ini terjadi apabila persediaan barang diproduksi sendiri dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya persiapan, produksi, biaya mempersiapkan (setup) mesin, biaya

37 47 mempersiapkan gambar kerja, biaya mempersiapkan tenaga kerja langsung, biaya perencanaan dan penjadwalan produksi dan biaya lain yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang diproduksi. 4. Shortage cost/stockout cost Menurut Deitiana, T. (2011:190) menyatakan bahwa Shortage cost/stockout cost adalah biaya yang timbul apabila ada permintaan terhadap barang yang kebetulan sedang tidak tersedia di gudang maka akan terjadi stock out. Stock out menimbulkan kerugian berupa biaya akibat kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan atau kehilangan pelanggan yang kecewa. Untuk barang-barang tertentu, langganan dapat diminta untuk menunda pembeliannya atau dengan kata lain langganan diminta untuk menunggu pembeliannya atau diminta untuk back order. 5. Item cost Item cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang, besarnya sama dengan harga perolehan persediaan itu sendiri atau harga belinya. Pada beberapa model pengendalian sistem persediaan, biaya ini tidak dimasukkan sebagai dasar untuk membuat keputusan (Roger G. Schroeder, 2007: 333) Manajemen Permintaan(Demand Management) Tujuan dari manajemen permintaan(demand Management) adalah untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan semua sumber permintaan sehingga sistem produktif dapat digunakan secara efisien dan produk dapat dikirim dengan tepat waktu. Ada dua sumber dasar permintaan: permintaan terikat (dependent demand) dan permintaan bebas (independen demand). Permintaan terikat (dependent demand) adalah permintaan untuk produk atau layanan yang disebabkan oleh permintaan untuk produk atau jasa lainnya. Permintaan bebas (Independent demand) adalah permintaan dari produk atau jasa yang tidak dapat diturunkan langsung dari produk lainnya.

38 Metode Jumlah Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity(EOQ) method) Metode Jumlah Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity Method) digunakan untuk mengoptimalkan persediaan dengan menghitung tingkat permintaan, biaya pengiriman (ordering cost), biaya perawatan (holding cost), hari kerja selama satu periode (days per year), tingkat permintaan sehari (daily demand rate), lama waktu pengiriman (lead time) dan stok pengaman (safety stock). Hasil dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui jumlah optimal dari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dan meminimalkan biaya persediaan perusahaan agar lebih efisien Pengertian Bahan Baku dan Dasar dari Metode Economic Order Quantity. Menurut Assauri (2008: ), mengatakan bahwa bahan baku adalah suatu barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Barang-barang tersebut dapat diperoleh dari sumber daya alam atau pemasok serta perusahaan lainnya yang memproduksi bahan baku yang digunakan oleh pabrik-pabrik tertentu. Beberapa pabrik tersebut akan menyiapkan bahan baku yang dibutuhkan (beginning process), kemudian setelah menjalani beberapa tahapan dalam proses produksi (work in process) diharapkan dapat berubah menjadi barang jadi (finished goods). Heizer dan Render (2005:68) berpendapat bahwa metode kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) merupakan salah satu teknik pengendalian persediaan yang paling tua dan paling dikenal secara luas, teknik ini relative mudah untuk digunakan tetapi berdasarkan beberapa asumsi : Tingkat permintaan diketahui, bersifat konstan, dan keputusan dibuat secara independent untuk item lainnya. Lead Time, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan diketahui dan bersifat konstan Persediaan diterima dengan segera. Dengan kata lain, persediaan yang dipesan tiba dalam bentuk kumpulan produk pada satu waktu Tidak mungkin diberikan diskon (potongan harga)

39 49 Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau biaya pemesanan (setup cost) dan biaya penyimpanan persediaan sepanjang waktu Kondisi kehabisan stock dapat dihindari sepenuhnya jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat Pada tahun 1915, F.W. Harris mengembangkan rumus kuantitas pesanan ekonomi (EOQ) dan berbagai variasi lainnya masih banyak digunakan dalam industri untuk manajemen persediaan permintaan Independent. Dalam memilih bahan baku, terdapat Trade-off antara frekuensi pemesanan dan tingkat persediaan. Apabila kekurangan bahan baku sering terjadi, maka akan menyebabkan Reorders sering dilakukan dan tingkat rata-rata persediaan akan menjadi rendah. Trade-off antara frekuensi pemesanan dan tingkat persediaan dapat dijelaskan oleh persamaan matematika menggunakan simbol-simbol berikutini : D = Permintaan dalam setahun S = biaya pengiriman (setup cost) C = biaya per unit(unit Cost) Q = unit TC = Total biaya ditambah dengan total biaya perawatan selama setahun Tujuan dari model persediaan itu sendiri adalah untuk meminimalkan total biaya. Biaya relevan adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan/perawatan. Biaya pemesanan selama setahun merupakan biaya yang diperoleh dari jumlah pesanan setahun dikalikan dengan biaya pengiriman setiap unit produk karena tingkat persediaan setiap harinya selalu berubah, maka sangat tepat untuk menggunakan tingkat rata-rata persediaan untuk menentukan biaya penyimpanan selama satu tahun. Biaya perawatan selama setahun akan diperoleh dari rata-rata persediaan dikalikan dengan biaya perawatan untuk setiap unit. Secara matematis, persamaan untuk biaya pemesanan tahunan dan biaya penyimpanan tahunan dapat digambarkan sebagai:

40 50 Annual ordering cost Annual holding cost EOQ = Dimana : Q = Jumlah pemesanan EOQ = Q* = Jumlah pemesanan yang ekonomis D = Kebutuhan bahan baku dalam satu tahun/periode c o = biaya pengiriman per order = biaya perawatan per unit Grafik dari biaya perawatan, biaya pengiriman, dan total dari bahan baku akan dijelaskan pada gambar 2.2 titik terendah pada kurva total biaya terjadi dimana biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan/perawatan. Dengan demikian, untuk meminimalkan total biaya yang terjadi dalam suatu aktivitas, jumlah pesanan yangoptimal dapat diketahui dengan adanya titik temu antara kurva biaya pengiriman dan kurva biaya penyimpanan/perawatan.

41 51 Gambar 2.2 Total Cost as a Function of Order Quantity Sumber: Barry Render, Ralph M.Stair, Ir., and Michael F. Hanna. (2012). Quantitative Analysis For Management11 th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc; (Page 201) Ketika asumsi mengenai EOQ sudah diperoleh, maka total biaya dapat dikatakan minimum apabila : Biaya perawatan dalam setahun (Annual holding cost) = Biaya pengiriman dalam setahun (Annual ordering cost) = Untuk mengetahui jumlah pemesanan yang optimal (Optimal Orders Quantity). Dapat dirumuskan sebagai berikut : Q = Dengan adanya EOQ, bukan berarti tidak ada kendala yang akan terjadi, misalnya out of stock di dalam persediaan dan proses produksi. Kemungkinan stock out itu akan muncul apabila: 1. Penggunaan bahan dasar di dalam proses produksi lebih besar dari pada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini akan menyebabkan persediaan akan habis diproduksi sebelum pembelian atau pemesanan berikutnya akan datang, maka terjadilah out of stock.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), peramalan merupakan sebuah seni dan sains dalam memprediksi masa yang akan datang. Peramalan melibatkan dara historis dan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Manullang (2004:5) adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Menurut Robbins dan Coutler (2012:36) manajemen mengacu pada proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Strategi Bisnis, Jurnal Management Strategic, Aug 2015 PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Ardiz Sebastian ardiz.sebastian@gmail.com Mulyono,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi. Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi menurut Handoko, T.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi. Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi menurut Handoko, T. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi menurut Handoko, T. Hani (2002,p.34) adalah usaha-usaha pengelolaan secara

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen melibatkan koordinasi dan mengawasi kegiatan karya orang lain sehingga kegiatan mereka selesai efisien dan efektif. Efisiensi mengacu pada mendapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manageyangberarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani,

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Gaol (2008: 5) menyatakan bahwa, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya bermunculan industri-industri baru yang memproduksi berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1Landasan Teori 2.1.1Manajemen Operasional Menurut Heizer danrander (2009:4), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur". Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Robbins dan Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen adalah pengkoordinasian dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik (Electrical Equipment) yaitu PT.. Schneider

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Berpegang pada acuan menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8383 Analisis Peramalan Penjualan Produk Tahu Putih Menggunakan Metode Adjusted Exponential Smoothing untuk Meminimumkan Kesalahan Peramalan pada Pabrik Tahu Tauhid Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216) mendefinisikan manajemen operasi sebagai bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang.artinya kegiatan operasi hanya berfokus

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Email: iramutiara37@hotmail.com 2 Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Robbins dan Coulter (2012:36), mengatakan bahwa manajemen melibatkan aktifitas-aktifitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter yang dikutip dalam buku Management 11 th edition (Coulter, Robbins, 2010, p.7) manajemen adalah aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai manajemen produksi dan operasi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman globalisasi yang semakin maju ini, persaingan usaha dalam sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan saling berlomba untuk dapat

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui transformasi dari masukan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Bab 3-4 Peramalan Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Berdasarkan metode yang subjektif Metode kuantitatif Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Operasi Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, beikut adalah beberapa pengertian Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat

Lebih terperinci

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : 2014 Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menunjukkan jenis Peramalan Menggunakan Metode Peramalan Kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM Jonathan Nandana Pratama Binus University, Jakarta, Indonesia, jonathan_nandanapratama@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010:7), manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Menurut Kusuma (2004:13), peramalan (forecasting) adalah perkiraan tingkat permintaan satu atau lebih produk selama beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang peramalan yang kelihatannya berbeda meskipun pada intinya sama. Peramalan menurut Sumayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini mendorong perusahaan untuk semakin mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Hasibuan dalam bukunya manajemen (2003 : 1) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Robbins dan Coulter (2012:36) manajemen menjelaskan suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan seluruh kegiatan kerja agar dapat selesai secara efektif

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8419 Analisis Peramalan Penjualan Produk Bandana Multifungsi dengan Menggunakan Metode Exponential Smoothing pada Perusahaan PT.Cemerlang Kencana Bandana Analysis of product

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN METODE PERAMALAN PADA PERUSAHAAN RETAIL SISTEM TRADISIONAL MARKET

ANALISA PENGGUNAAN METODE PERAMALAN PADA PERUSAHAAN RETAIL SISTEM TRADISIONAL MARKET ISSN: 1410-2331 ANALISA PENGGUNAAN METODE PERAMALAN PADA PERUSAHAAN RETAIL SISTEM TRADISIONAL MARKET Tyas Wedhasari Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jl. Raya Meruya Utara,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kegiatan bisnis baik di dalam mengelola barang atau jasa, perusahaan memerlukan manajemen agar dapat terlaksana secara efekttif dan efisien.

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: production, aggregate planning, cost efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: production, aggregate planning, cost efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT P.T Senayan Sandang Makmur is a company engaged in the manufacturing industry. In the course of its operations, the company is always striving to achieve its objectives, namely to meet consumer

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya Rudy Adipranata 1, Tanti Octavia 2, Andi Irawan 1 Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Pendahuluan Pentingnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Dyck & Neubert (2009:7) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia dan sumber

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:8), pengertian manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pareto Chart Pareto Chart merupakan jenis khusus dari suatubar chart dimana nilai-nilai diplot dan disusun dengan urutan dari terbesar ke terkecil.kejadian-kejadian atau hal-hal

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, kita perlu melakukan suatu penarikan sampel. Hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci