BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen melibatkan koordinasi dan mengawasi kegiatan karya orang lain sehingga kegiatan mereka selesai efisien dan efektif. Efisiensi mengacu pada mendapatkan hasil maksimal output dari paling jumlah masukan, efektivitas sering digambarkan sebagai "melakukan hal yang benar" yang melakukan kegiatan-kegiatan kerja yang akan membantu organisasi mencapai tujuannya (Robbins dan Coutler (2012: 36). Ada empat fungsi manajemen, menurut Robbins dan Coulter (2012: 37): Planning : pengaturan tujuan, menetapkan strategi, dan mengembangkan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan. Organizing : menentukan apa yang perlu dilakukan, bagaimana hal itu akan dilakukan, dan yang akan melakukannya. Leading : memotivasi, memimpin, dan tindakan lainnya yang terlibatdalam menangani orang-orang. Controlling : kegiatan pemantauan untuk memastikan bahwa mereka capai seperti yang direncanakan. Berdasarkan penjelasan diatas bisa disimpulkan Bahwa manajemen adalah kegiatan yang terdiri dari mengkoordinasikan dan mengawasi pekerjaan dilakukan. Kegiatan ini memiliki fungsi yang merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan agar efisien dan efektif dalam pekerjaan. 2.2 Manajemen Operasi Manajemen operasi di definisikan sebagai serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Penciptaan barang dan jasa didefinisikan sebagai produksi. Kegiatan 13

2 14 menciptakan barang dan jasa berlangsung di semua organisasi. Di perusahaan manufaktur, kegiatan produksi yang menciptakan barang biasanya cukup jelas, bentuk ini merupakan produk nyata. (Heizer dan Render (2009: 36) Ada beberapa fungsi OM, Heizer dan Render (2009: 38) dibagi menjadi empat fungsi: 1. Manajemen operasi adalah tiga fungsi utama dari setiap organisasi, dan itu secara integral terkait dengan semua fungsi bisnis lainnya. Bagaimana orang mengatur diri untuk usaha produktif. 2. Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan. 3. Untuk memahami apa yang manajer operasi dilakukan. 4. Manajemen operasi adalah suatu bagian yang mahal dari sebuah organisasi. Hal ini juga memberikan kesempatan besar bagi sebuah organisasi untuk meningkatkan profitabilitas dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah sebagai sistem transformasi (atau proses) yang mengkonversi input menjadi output. Ketika proses transformasi yang terjadi, ada nilai yang dimasukkan. Nilai mengambil bentuk sebagai output yang barang atau jasa. Manajemen operasi ini juga sangat membantu bagi para manajer untuk memahami pentingnya kegiatan operasi yang efektif dari organisasi. Tujuan utama dari manajemen operasi adalah untuk mencocokkan pasokan dengan permintaan. Memiliki perkiraan permintaan sangat penting untuk menentukan berapa kapasitas atau pasokan akan diperlukan untuk memenuhi permintaan. 2.3 Peramalan Peramalan adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa masa depan. Peramalan mungkin melibatkan mengambil data historis dan memproyeksikan mereka ke dalam masa depan dengan semacam model matematika. Mungkin subjektif atau prediksi intuitif (Jay Heizer dan Barry Render, 2009:136). Hampir setiap organisasi, besar dan kecil, swasta dan publik, penggunaan peramalan baik secara eksplisit maupun implisit, karena hampir setiap organisasi harus merencanakan untuk memenuhi kondisi masa

3 15 depanyang memiliki tidak sempurna pengetahuan. Selain itu, kebutuhan untuk perkiraan melintasi semua lini fungsional serta semua jenis organisasi. Prakiraan adalah input dasar dalam proses pengambilan keputusan operasi manajemen karena mereka memberikan informasi tentang permintaan di masa mendatang. Peramalan bertujuan agar forecast yang dibuat dapat meminimumkan pengaruh ketidakpastian terhadap perusahaan atau meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan Mean Square Error (MSE), Mean Absolute Error (MAE). Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Waktu tenggang (lead time) merupakan suatu alasan untuk perencanaan (planning) dan peramalan (forecast). Bila waktu tenggang ini besarnya nol atau sangat kecil, maka tidak di butuhkan peramalan. Bila waktu tenggang tersebut panjang dan hasil yang diperoleh membutuhkan faktor-faktor yang menyatakan bahwa perencanaan dapat di bentuk memiliki peranan penting, maka peramalan terjadi atau di butuhkan sehingga tindakan yang tepat dapat di lakukan. Penggunaan metode peramalan adalah untuk mengidentifikasi suatu model peramalan sedemikian rupa sehingga kesalahannya menjadi seminimal mungkin. Pada dasarnya, teknik peramalan dapat diterapkan dalam setiap kegiatan bisnis yang diorientasikan pada waktu yang akan datang, baik pada bidang sumber daya manusia, operasional (produksi), pemasaran, keuangan maupun kegiatan perekonomian secara besar. Terdapat dua pendekatan untuk melakukan peramalan yaitu dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Metode peramalan kualitatif di gunakan ketika data historis tidak tersedia. Metode peramalan kualitatif adalah metode subyektif, metode ini di dasarkan pada informasi kualitatif. Dasar informasi ini dapat memprediksi kejadiankejadian di masa yang akan datang. Keakuratan dari metode ini sangat subjektif. Metode peramalan kuantitatif dapat dibagi menjadi dua tipe, causal dan time series. Metode peramalan causal meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan variabel yang di prediksi seperti analisis regresi. Peramalan time series merupakan metode kuantitatif untuk menganalisis data masa lampau yang telah di kumpulkan secara teratur

4 16 menggunakan teknik yang tepat. Hasilnya dapat dijadikan acuan untuk peramalan nilai di masa yang akan datang Element Forecast Menurut Stevenson (2009: 74) untuk melaksanakan semua perkiraan yang baik ada beberapa persyaratan seperti: Ramalan harus tepat waktu. Biasanya, sejumlah waktu diperlukan untuk menanggapi informasi yang terkandung dalam perkiraan. Ramalan harus akurat, dan tingkat akurasi harus besar. Ramalan harus dapat di andalkan; harus bekerja secara konsisten. Ramalan harus di nyatakan dalam satuan bermakna. Ramalan harus di lakukan secara tertulis. Meskipun hal ini tidak akan menjamin bahwa semua pihak yang menggunakan informasi yang sama, setidaknya akan meningkatkan kemungkinan itu. Selain itu, perkiraan tertulis akan mengizinkan tujuan dasar untuk mengevaluasi perkiraan sekali hasil aktual dalam Proses Peramalan Ada enam langkah dasar dalam proses peramalan menurut Stevenson (2009: 74): 1. Tentukan tujuan ramalan. Langkah ini akan memberikan indikasi tingkat detail yang diperlukan dalam perkiraan, jumlah sumber daya. 2. Membentuk horizon waktu. Ramalan harus menunjukkan interval waktu. 3. Pilih teknik peramalan. 4. Menganalisis data yang sesuai. Mendapatkan data dapat melibatkan upaya yang signifikan. Setelah di peroleh, data dapat harus "Di bersihkan" untuk menyingkirkan outlier dan data jelas tidak benar sebelum analisis. 5. Membuat ramalan.

5 17 6. Memonitor perkiraan. Perkiraan harus di pantau Jenis Peramalan Dalam Penelitian Untuk melakukan kegiatan peramalan, organisasi harus mempertimbangkan dan memutuskan apa yang perlu organisasi itu sendiri (jenis perkiraan yang organisasi lakukan), organisasi yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda juga. Menurut (Jay Heizer dan Barry Render, 2009:137), ada tiga jenis prakiraan: 1. Economic forecasts mengatasi siklus bisnis dengan memprediksi inflasi Harga, persediaan uang, housing starts, dan indikator perencanaan lainnya. 2. Technological forecasts tingkat teknologi kemajuan, yang dapat mengakibatkan lahirnya produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik baru dan peralatan. 3. Demand forecasts proyeksi permintaan untuk produk perusahaan atau jasa. Prakiraan tersebut, juga disebut perkiraan penjualan, mendorong perusahaan produksi, kapasitas, dan penjadwalan sistem dan digunakan sebagai input untuk perencanaan keuangan, pemasaran, dan personil Naïve models Heizer dan Render (2009: ) menyatakan bahwa cara paling sederhana untuk meramalkan adalah mengasumsikan bahwa permintaan pada periode berikutnya akan sama dengan permintaan dalam terbaru: Yt+1=Yt Dimana Yt+1=Yt adalah perkiraan yang dibuat pada saat t (perkiraan asal) untuk waktu t Moving Averages Menurut Render, Stair, dan Hanna (2012: ), rata-rata bergerak yang berguna jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasarakan tetap cukup stabil

6 18 dari waktu ke waktu. sebuahn-periode moving average perkiraan, yang berfungsi sebagai perkiraan masa depan permintaan, di nyatakan sebagai berikut: Moving averages forecast =Sum of demands in previous n periods n Weighted Moving Averages Praktek ini membuat teknik peramalan lebih responsif terhadap perubahan karena periode yang lebih baru mungkin lebih berat tertimbang. Pilihan bobot agak sewenang-wenang karena tidak ada rumus untuk menentukan mereka, teori ini didasarkan pada Heizer dan Render (2009: ). Sebuah bergerak tertimbang ratarata dapat di nyatakan sebagai berikut: weighted moving average dapat dinyatakan secara matematis: Weighted moving average = (Weight for period n)(demand in period n) Weights Exponential Smoothing Metode peramalan tertimbang yang masih cukup untuk digunakan.ini melibatkan sangat sedikit pencatatan data masa lalu. Rumus dasar pemulusan eksponensial dapat ditunjukkan sebagai berikut (Jay Heizer dan Barry Render, 2009:144): New forecast = Last period s forecast + α (Last period s actual demand Last period s forecast). Rumus pemulusan eksponensial juga dapat ditulis matematis sebagai: Keterangan: F t = Perkiraan baru F F + α ( A F 1) t = t 1 t 1 t F t 1 = Perkiraan periode sebelumnya α = Smoothing (atau bobot) konstan (0 α 1) A t 1 = Permintaan aktual periode sebelumnya

7 Exponential Smoothing with Trend Metode ini memberikan respons terhadap trend yang terjadi. Inilah alasan exponential smoothing with trend harus di ubah saat ada tren. Untunk memperbaiki peramalan, maka di gunakan model yang lebih rumit dan dapat menyesuaikan diri pada trend yang ada. Idenya adalah menghitung rata-rata data, kemudian menyesuaikan untuk kelambatan positif atau negative pada tren. Dengan exponential smoothing with trend, estimasi rata-rata dan tren di haluskan. Prosedur ini membuthkan dua konstanta penghalusan, α untuk rata-rata dan β untuk tren. Kemudian, di hitung rata-rata dan tren untuk setiap periode. Ft = α (At-1) + (1-α ) (Ft-1 + Tt-1) Tt = β (Ft-Ft-1) + (1- β) Tt-1 Keterangan : Ft = Peramalan dengan eksponensial yang di haluskan dari data berseri pada pada periode t Tt = Trend dengan eksponensial yang di haluskan dari periode t At = Permintaan actual pada periode t α = Konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 α 1) β = Konstanta penghalusan untuk trend (0 β 1 ) Linear Regression Analisis linear regresi adalah model matematika garis lurus untuk menggambarkan hubungan fungsional antara variabel independen dan dependen. Kita

8 20 dapat menggunakan model matematika yang sama yang kita digunakan dalam metode kuadrat-proyeksi tren untuk melakukan analisis linear regresi. Variabel dependen yang ingin kita untuk meramalkan masih menggunakanya. Tapi sekarang variabel independen, x, tidak perlu lagi ada waktu (Jay Heizer dan Barry Render, 2009:158). Kami menggunakan persamaan: Y = a+bx Dimana Y= nilai variabel dependen a= y-axis b= kemiringan garis regresi x= variabel bebas 2.4 Jenis-Jenis Peramalan Heizer dan Render (2009:164) menyatakan organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi: 1. Peramalan Ekonomi (Economic Forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi,ketersediaan uang,dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lain. 2. Peramalan Teknologi (Technological Forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru. 3. Peramalan Permintaan (Demand Forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan.peramalan ini disebut peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia. 2.5 Mengukur Prakiraan Kesalahan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009: ), ada beberapa metode yang umum digunakan untuk menghitung kesalahan prediksi. Tiga metode yang paling

9 21 terkenal adalah berarti Deviation Absolute (MAD), berarti Squared Kesalahan (MSE), dan rata-rata kesalahan persen Absolute (MAPE).: 1. Mean Absolute Deviation (MAD) adalah ukuran dari kesalahan perkiraan keseluruhan untuk model. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah dari nilai absolut dari kesalahan perkiraan individu (penyimpangan) dan membaginya dengan jumlah periode data (n). MAD = Actual - Forecast n 2. Mean Squared Error (MSE) adalah cara yang kedua mengukur kesalahan perkiraan keseluruhan. MSE adalah rata-rata perbedaan kuadrat antara nilai-nilaiyang diperkirakan dan diamati. Kelemahan dari menggunakan MSE adalah bahwa ia cenderung untuk menonjolkan penyimpangan besar karena istilah kuadrat. Rumus adalah: MSE = (Forecast errors) n 3. Mean Absolute Percent Error (MAPE) bahwa nilai-nilai mereka tergantung pada besarnya item yang perkiraan. Jika item perkiraan diukur dalam ribuan, nilai-nilai MAD dan MSE bisa menjadi sangat besar. Untuk menghindari masalah ini, kita dapat menggunakan MAPE tersebut.hal ini dihitung sebagai rata-rata perbedaan absolut antara nilai diperkirakan dan aktual, di nyatakan sebagai persentase dari nilai yang sebenarnya. 2 MAPE = n i = Actual i Forecast / i n Actual i 2.6 Pengertian Bahan Baku Sofjan Assauri (2008: ) menyatakan bahwa bahan baku merupakan barang-barang berwujud yang di gunakan dalam proses produksi, barang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan yang

10 22 menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya. bahan baku yang diperlukan pabrik untuk diolah setelah mengalami beberapa proses yang diharapkan menjadi barang jadi. Dilain pihak Narafin (2007:202) menyatakan bahwa bahan baku merupakan bahan langsung (direct material) yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Sedangkan Abdul Sani dkk, (2007:12) barang atau bahan (bahan baku) adalah semua barang atau komponen untuk menghasilkan barang jadi. Berdasarkan dari tiga pengertian yang telah di jelaskan tersebut dapat di simpulkan bahwa bahan baku adalah bahan-bahan yang di dapat dari sumber-sumber alam ataupun di beli dari supplier untuk memproduksi barang dan jasa dalam proses produksi. 2.7 Manajemen Persediaan Manajemen Persediaan sangat dibutuhkan dalam bisnis apapun. Persediaan yang tepat Teknik kontrol dapat membantu untuk menentukan keberlanjutan dalam proses bisnis. Menurut Stevenson (2009: 549), persediaan stok atau toko barang. Tentu,banyak item suatu perusahaan yang dapat dibawa dalam persediaan berhubungan dengan jenis bisnis yang terlibat. Pada dasarnya inventory dapat disimpulkan sebagai persediaan barang-barang yang dapat di proses, atau barang jadi yang menunggu untuk di gunakan. Penggunaan persediaan adalah untuk mencegah proses produksi dari kesalahan yang dapat menyebabkan puas pelanggan atau biaya persediaan tinggi. 2.8 Fungsi Persediaan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009: ), Persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang menambah fleksibilitas untuk operasi perusahaan: 1. Untuk"memisahkan "decouple atau berbagai bagian terpisah dari proses produksi. Sebagai contoh, jika pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan ekstra mungkin diperlukan untuk memisah kanproses produksi dari pemasok.

11 23 2. Untuk memisahkan perusahaan dar ifluktuasi permintaan dan memberikan saham barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. 3. Untuk mengambil keuntungan dari diskon kuantitas, karena pembelian dalam yang lebih besar jumlah dapat mengurangi biaya barang atau pengiriman mereka. 4. Untuk melindung nilai terhadap inflasi dan perubahan harga ke atas. Menurut Stevenson (2009: 551), Persediaan melayani sejumlah fungsi.: 1. Untuk memenuhi permintaan pelanggan diantisipasi. Persediaan ini disebut sebagai antisipasi saham karena mereka diadakan untuk satisft diharapkan permintaan. 2. Untuk mengizinkan operasi. Fakta bahwa operasi produksi mengambil waktu tertentu berarti bahwa secara umum akan ada beberapa kerja persediaan dalam proses. 3. Untuk mengambil keuntungan dari diskon kuantitas. Pemasok dapat memberikan diskon atas banyaknya pengiriman. 2.9 Jenis Persediaan Ada beberapa jenis persediaan, sehingga perusahaandapat menampung dan mempertahankan persediaan mereka. Heizer dan Render (2009: 501) mendefinisikan empat jenis persediaan: 1. Raw material inventory : Bahan yang biasanya dibeli tetapi belum memasukkan manufaktur Proses. Persediaan ini dapat digunakan untuk memisahkan pemasok dari produksi proses. 2. Work-in-process (WIP) inventory: Produk atau komponen yang tidak lagi bahan baku, tetapi belum menjadi produk jadi. WIP ada karena waktu yang di perlukan untuk produk yang akan di buat. 3. Maintenance /repair/ operating supply (MRO) inventory : persediaan dikhususkan pemeliharaan /perbaikan /perlengkapan operasional yang diperlukan untuk menjaga mesin dan proses produktif. Mereka ada

12 24 karena kebutuhan dan waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan peralatan. 4. Finished-goods inventory : Item end siap untuk dijual, tapi masih aset pada buku perusahaan. Barang jadi dapat di inventarisasi. Dalam sistem manufaktur, persediaan terdiri dari 3 bentuk sebagai berikut: 1. Bahan baku, yaitu merupakan input awal dari proses transformasi menjadi produk jadi. 2. Barang setengah jadi, yaitu merupakan bentuk peralihan antara bahan baku dengan produk bahan setengah jadi. 3. Barang jadi, yaitu merupakan hasil akhir proses transformasi yang siap di pasarkan pada konsumen. Bahan Baku Barang setengah jadi Barang jadi Gambar 2.8 Proses produksi Sumber:Nasution Hakim (2003:103) Definisi Sistem Persediaan Sistem persediaan yang dinyatakan oleh Sugiyono (2010:176) adalah salah satu kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian kebijakan yang memonitor tingkat persediaan, menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersediannya produk jadi, barang dalam proses, komponen,dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal. Kriteria optimal adalah minimasi biaya total yang terkait

13 25 dalam persediaan yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan persediaan Biaya Persediaan Herjano, Eddy (2007: ) menyatakan unsur-unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu: 1. Biaya pemesanan (Ordering cost, procurement cost) adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan barang, sejak dari penempatan pemesanan sebagai tersedianya barang di gudang. Yang termasuk dalam biaya pemesanan meliputi biaya administrasi dan penempatan vendor, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan barang. 2. Biaya penyimpanan (Carrying cost, holding cost) adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang. Yang termasuk biaya ini, antara lain biaya sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji pelaksanaan pergudangan, biaya listrik, biaya modal yang tertanam dalam persediaan, ataupun biaya kerusakan. 3. Biaya kekurangan (Stockouts costs) persediaan ini pada dasarnya bukan biaya nyata, melainkan berupa biaya kehilangan kesempatan yang timbul misalnya karena terbentinya proses produksi akibat tidak adanya bahan yang di proses, antara lain meliputi biaya kehilangan waktu produksi bagi mesin dan karyawan Tujuan Persediaan Chase Jacobs (2011: 545) menyatakan bahwa semua perusahaan menjaga pasokan persediaan untuk alasan berikut: 1. Untuk menjaga independensi operasi. Sebuah pasokan bahan di pusat kerja memungkinkan fleksibilitas pusat dalam operasi. Untuk Misalnya, karena ada biaya untuk membuat setiap produksi baru

14 26 setup, persediaan ini memungkinkan manajemen untuk mengurangi jumlah setup. 2. Untuk memenuhi variasi permintaan produk. Jika permintaan untuk Produk di ketahui secara tepat, dimungkinkan untuk menghasilkan produk persis memenuhi permintaan. Biasanya, bagaimanapun, permintaan tidak sepenuhnya diketahui, dan keamanan atau buffer stock harus dipelihara untuk menyerap variasi. 3. Untuk memungkinkan fleksibilitas dalam penjadwalan produksi. Sebuah stok persediaan meredakan tekanan pada sistem produksi untuk mendapatkan barang out. 4. Untuk memberikan perlindungan bagi variasi dalam waktu pengiriman bahan baku. Ketika material dipesan dari vendor Inventory Counting System Sistem penghitungan persediaan dibagi menjadi dua kategori: 1. Sistem periodik, perhitungan fisik item dalam persediaan dibuat di interval periodik (misalnya, mingguan, bulanan) untuk memutuskan bagaimana banyak untuk memesan dari setiap item. Keuntungan dari jenis sistem bahwa pesanan untuk banyak item terjadi pada saat yang sama, yang bisa mengakibatkan ekonomi dalam pengolahan dan pengiriman pesanan. Ada juga beberapa kelemahan tinjauan periodik. Salah satunya adalah kurangnya kontrol antara ulasan. Lain adalah kebutuhan untuk melindungi kekurangan antara periode review oleh membawa saham tambahan. 2. Sistem persediaan perpetual (juga dikenal sebagai sistem yang terusmenerus) melacak kepindahan dari persediaan secara terus menerus, sehingga sistem dapat memberikan informasi pada tingkat saat ini persediaan untuk setiap item Keuntungan yang jelas dari sistem ini adalah kontrol yang di sediakan oleh pemantauan terus menerus dari penarikan persediaan Salah satu kelemahan dari pendekatan ini adalah biaya tambahan pencatatan. Selain itu,jumlahfisik persediaan masih harus di

15 27 lakukan secara berkala untuk memverifikasi catatan karena kemungkinan kesalahan, pencurian, pembusukan, dan faktor-faktor lainnya yang dapat mengurangi jumlah efektif persediaan (Stevenson,2009:553) Minimizing Cost Tujuan dari kebanyakan model persediaan adalah untuk meminimalkan biaya total Jay Heizer dan Barry Render (2009:507). Biasanya biaya yang signifikan dalam Perusahaan memesanbiaya dan persediaan biaya. Dengan mengurangi biaya pemesanan. Q= Jumlah unit per pesanan D= Permintaan tahunan unit untuk item persediaan S= Setup atau memesan biaya untuk setiap pesanan H= Memegang atau membawa biaya per unit pertahun Economic Order Quantity Method Economic Order Quantity Method digunakan untuk mengoptimalkan persediaan dengan menghitung tingkat permintaan, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya unit, hari pertahun, tingkat harian permintaan, lead time, dan safety stock. Hasil ini perhitungan untuk mengetahui jumlah optimal dari bahan baku yang kebutuhan perusahaan dan meminimalkan biaya persediaan perusahaan. Suatu Metode EOQ (Economic Order Quantity) menurut Prasetya, H. & Lukiastuti, F. (2009:11) menyatakan bahwa EOQ adalah jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pemesanan dengan biaya yang paling murah. Pendapat serupa di kemukakan oleh Pardede (2005:422), ia menyatakan bahwa Economic Order Quantity (EOQ) menunjukan sejumlah barang yang harus dipesan untuk setiap kali pemesanan agar biaya sediaan keseluruhan menjadi sekecil mungkin.hal ini juga dikuatkan juga oleh Herjanto (2007:245) bahwa EOQ merupakan suatu metode klasik, di perkenalkan oleh FW Harris pada tahun 1914, tetapi paling banyak dalam teknik pengendalian dan paling banyak di pergunakan sampai saat ini karena mudah penggunaanya Reorder Points Reorder Points terjadi ketika kuantitas di tangan turun kejumlah yang telah ditetapkan. Jumlah tersebut umumnya termasuk permintaan yang di harapkan selama

16 28 lead time yang berfungsi untuk mengurangi probabilitas mengalami kehabisan persediaan selama lead time. Catatan bahwa untuk tahu kapantitik pemesanan ulang telah tercapai, persediaan diperlukan. Tujuan dalam memesan adalah untuk memesansaat jumlah persediaan di tangan cukup untuk memenuhi permintaan selama waktu itu,diperlukan untuk menerima urutan (yaitu, lead time). Ada empat faktor penentu dari kuantitas titik pemesanan kembali (Stevenson, 2009:571): 1. The rate of demand (Tingkat permintaan) 2. Lead time. 3. The extent of demand and/or lead time variability. 4. Tingkat risiko kehabisan persediaan di terima manajemen Lead time Lead time adalah waktu antara penempatan pesanan dan penerimaan. Lead time dipengaruhi oleh operator transportasi, pesanan pembeli frekuensi dan ukuran,dan jadwal produksi pemasok dan mungkin deterministik atau stokastik (dalam hal ini dapat dijelaskan oleh beberapa distribusi probabilitas). Misalnya kereta api, truk, dan transportasi udara memiliki karakteristik yang berbeda. Ada berbagai macam lead time mulai dari lead time produksi, lead time transportasi, lead time inspeksi, dan lead time yang lain bergantung terminologi tiap-tiap perusahaan. Yang jelas sejak suatu produk dipesan hingga di deliver kepada yang memesan, waktu yang di butuhkannya juga bervariasi. Kadang kala seminggu selesai. Di lain waktu bisa sampai 2 minggu atau lebih. Lead time biasanya dapat berdampak ke biaya perusahaan Stockouts Stockout adalah ketidakmampuan untuk memenuhi permintaan untuk item. Kapan stockouts terjadi ketika pelanggan tidak bersedia untuk menunggu dan pembelian item lain. Order kembali mengakibatkan biaya tambahan untuk transportasi, mempercepat, atau mungkin membeli dari pemasok lain yang lebih tinggi harganya. Tingginya persentase stockouts dapat menyebabkan kondisi di mana pelanggan mencoba untuk menemukan yang lain pesaing produk, serta dikenal sebagai switching cost, karena ketidakpuasan (Evans and Collier, 2007: 488).

17 Safety Stock Safety stock adalah persediaan yang melindungi terhadap ketidakpastian permintaan, persediaan minimum yang harus tersedia dan hanya dapat digunakan dalam keadaan yang betul-betul darurat. Dengan adanya safety stock maka perusahaan dapat mengalami resiko seminimal mungkin. Persediaan safety stock memastikan bahwa operasi tidak terganggu ketika masalah tersebut terjadi, sehingga operasi berikutnya dapat dilanjutkan, Untuk menaksirnya besarnya safety stock dapat dipakai cara yang relative lebih teliti yaitu dengan metode sebagai berikut: a. Metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata Metode ini dilakukan dengan menghitung selisih antara pemakaian maksimum dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu tertentu misalnya perminggu, kemudian selisih tersebut di kalikan dengan lead time. Safety stock = (Pemakaian Maksimum Pemakaian Rata-Rata) lead time b. Metode statistika. Untuk menentukan besarnya safety stock dengan metode ini, maka dapat digunakan program computer kuadrat terkecil (least square).

18 Kerangka Penelitian PT.Ahaw Garmindo Jaya Forecasting Moving Weighted Exponential Exponential Linear Naive Average Moving Smoothing Smoothing Regression Menthod Average With Trend MAD dan MSE Persediaan bahan baku Pengendalian bahan baku Metode Safety Reorder Persediaan Stock Point (EOQ) (ROP) Implikasi Hasil Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Menurut Robbins dan Coutler (2012:36) manajemen mengacu pada proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manageyangberarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), peramalan merupakan sebuah seni dan sains dalam memprediksi masa yang akan datang. Peramalan melibatkan dara historis dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Strategi Bisnis, Jurnal Management Strategic, Aug 2015 PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Ardiz Sebastian ardiz.sebastian@gmail.com Mulyono,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216) mendefinisikan manajemen operasi sebagai bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang.artinya kegiatan operasi hanya berfokus

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur". Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Gaol (2008: 5) menyatakan bahwa, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1Landasan Teori 2.1.1Manajemen Operasional Menurut Heizer danrander (2009:4), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter yang dikutip dalam buku Management 11 th edition (Coulter, Robbins, 2010, p.7) manajemen adalah aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Berpegang pada acuan menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.2 Peramalan 2.2.1 Pengertian Peramalan Peramalan merupakan gambaran keadaan perusahaan pada masa yang akan datang. Gambaran tersebut sangat penting bagi manajemen perusahaan karena

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Manullang (2004:5) adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Robbins dan Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen adalah pengkoordinasian dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Management Menurut Anton (2010:13), manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manuasia secara efektif, dengan didukung oleh sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari dibutuhkan menajemen. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Pendistribusian merupakan salah satu bagian daripada manajemen logistik. Manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari proses rantai penyediaan yang berupa rencana,

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Dyck & Neubert (2009:7) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia dan sumber

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Dalam pengertian paling luas, Manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Setiap hari kita dapat menjual barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM Jonathan Nandana Pratama Binus University, Jakarta, Indonesia, jonathan_nandanapratama@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Pengendalian Persediaan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Pengendalian Persediaan 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Menurut Sofjan Assauri (2004:176) untuk mengendalikan persediaan maka harus memenuhi persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kegiatan bisnis baik di dalam mengelola barang atau jasa, perusahaan memerlukan manajemen agar dapat terlaksana secara efekttif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman globalisasi yang semakin maju ini, persaingan usaha dalam sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan saling berlomba untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci