PENGEMBANGAN PROTOTIPE MODUL SISTEM PERENCANAAN STOWAGE BERDASARKAN KASUS UNTUK PENATAAN SEMI-OTOMATIS PETI KEMAS PADA KAPAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN PROTOTIPE MODUL SISTEM PERENCANAAN STOWAGE BERDASARKAN KASUS UNTUK PENATAAN SEMI-OTOMATIS PETI KEMAS PADA KAPAL"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN PROTOTIPE MODUL SISTEM PERENCANAAN STOWAGE BERDASARKAN KASUS UNTUK PENATAAN SEMI-OTOMATIS PETI KEMAS PADA KAPAL Nama Mahasiswa : Nurdin Akbar Harwanto NRP : Jurusan : Matematika FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT. Dr.-Ing. Setyo Nugroho Abstrak Komputerisasi dalam perencanaan stowage peti kemas pada kapal terbatas pada visualisasi dari proses perencanaan dan perhitungan stabilitas kapal. Inti dari proses perencanaan masih dilakukan secara manual oleh operator perencana stowage. Pekerjaan operator akan lebih berat dan lebih beresiko manakala terjadi pertumbuhan ukuran dari kapal peti kemas dan ketatnya jadwal pengiriman. Prototipe modul dikembangkan untuk mendapatkan kode dasar fungsional dari metode yang diimplementasikan di dalamnya. Metode Sistem Perencanaan Stowage Berdasarkan Kasus (Casestow) adalah implementasi Case-Based Reasoning (CBR) dalam kasus perencanaan stowage. Pengembangan prototipe modul dari metode casestow ditujukan untuk menciptakan suatu piranti agar pekerjaan operator perencana menjadi lebih ringan dan dapat mengurangi aspek human error. Prototipe modul ini akan diintegrasikan dengan piranti lunak istow dalam pengoperasiannya. Hasil dari prototipe modul casestow menunjukkan bahwa prototipe modul ini dapat diimplementasikan secara nyata dalam menyelesaikan kasus rencana stowage. Selain itu, prototipe modul casestow dapat membuat sebuah rencana stowage dengan cepat dan realistis sesuai dengan proses bisnis pada industri pelayaran. Kata kunci : Rencana Stowage, istow, Casestow, Prototipe Modul 1. PENDAHULUAN Komputerisasi dalam perencanaan stowage peti kemas pada kapal terbatas pada visualisasi dari proses perencanaan dan perhitungan stabilitas kapal. Inti dari proses perencanaan masih dilakukan secara manual oleh operator perencana stowage. Hal ini akan beresiko apabila operator perencana membuat rencana stowage untuk ukuran kapal peti kemas yang besar dan dengan waktu pembuatan rencana yang sempit. Metode Sistem Perencanaan Stowage Berdasarkan Kasus (Casestow) diperkenalkan Setyo Nugroho pada tahun Metode ini mengimplementasikan Case-Based Reasoning (CBR) dalam kasus perencanaan stowage [1]. Prototipe modul dikembangkan untuk mendapatkan kode dasar fungsional dari metode yang diimplementasikan di dalamnya. Pengembangan prototipe modul dari metode casestow ditujukan untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana metode casestow dapat menyelesaikan kasus perencanaan stowage secara nyata. Selain itu, prototipe ini diharapkan agar pekerjaan operator perencana menjadi lebih ringan dan dapat mengurangi aspek human error. Prototipe modul ini dalam pengoperasiannya akan diintegrasikan dengan piranti lunak istow. Dalam tugas akhir ini permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana membuat prototipe modul casestow untuk penataan semiotomatis peti kemas pada kapal. Tujuan dari tugas akhir ini adalah membangun prototipe modul casestow yang mampu berintegrasi dengan istow. Sehingga setelah diselesaikannya tugas akhir ini dapat meringankan tugas operator perencana dalam membuat rencana stowage. Dalam upaya mendapatkan suatu hasil yang efektif, batasan permasalahan diberikan: 1. Prototipe modul casestow yang dibuat adalah untuk kapal peti kemas Sinar Jambi. 1

2 2. Prototipe modul casestow yang dibuat pada nantinya akan mampu berintegrasi dengan istow. 3. Desain variabel pada prototipe modul casestow dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. CLL (daftar peti kemas yang akan dimuat) meliputi : konfigurasi muatan (ukuran, berat). b. KKSPB (kondisi kapal setelah proses bongkar) kondisional (proses akan berjalan bila revisi dibutuhkan) 4. Retain (menyimpan) Berfungsi melakukan penyimpanan solusi baru sebagai bagian dari sebuah kasus baru. Kasus baru tersebut akan disimpan bersama dengan kasus yang terdahulu, yaitu ke dalam casebase. 2. DASAR TEORI 2.1 istow istow adalah piranti lunak perencanaan stowage kapal peti kemas untuk mendukung kegiatan operasional lapangan. Pada piranti lunak istow terdapat beberapa modul penunjang, yaitu: Modul Stabilitas Kapal Modul Trim Modul Draught 2.2 Case-Based Reasoning (CBR) CBR adalah suatu cabang dari ilmu Kecerdasan Buatan (AI). Akar (dasar) CBR ditemukan dalam karya Roger Schank pada awal tahun Model Schank tentang memori dinamis [7] adalah dasar bagi sistem CBR awal. Komponen utama dalam CBR [5], yaitu: 1. Casebase Database kasus-kasus sebelumnya 2. Retrieval (pengambilan) kasus yang relevan mengindeks kasus yang ada di casebase pencocokan kasus yang paling mirip mengambil solusi dari kasus 3. Adaptasi solusi Mengubah solusi yang diambil untuk mencerminkan perbedaan antara kasus baru dan kasus diambil Proses dalam CBR terdiri dari 4 tahap [4]: 1. Retrieve (mendapatkan kembali) Proses ini melakukan interaksi langsung dengan casebase untuk mendapatkan data dari casebase. 2. Reuse (menggunakan kembali) Proses ini mendapatkan input dari proses sebelumnya (retrieve). Kasus yang diambil itulah yang akan dijadikan referensi untuk proses selanjutnya. 3. Revise (merevisi) Proses ini berfungsi melakukan revisi (modifikasi) solusi untuk mendapatkan solusi baru untuk kasus aktual. Proses ini bersifat Gambar 2.1 Diagram alur CBR 2.3 Rencana Stowage Peti Kemas Stowage peti kemas adalah penempatan peti kemas di atas kapal. Rencana stowage peti kemas dibuat untuk membantu mempermudah proses pemuatan peti kemas di atas kapal. Proses stowage peti kemas menggunakan konsep sistem bay-row-tier Sistem Bay-Row-Tier Sistem bay-row-tier mengikuti sistem koordinat numerik yang berkaitan dengan panjang, lebar dan tinggi kapal. Menurut prinsip ini, bay adalah blok peti kemas pada arah melintang, row adalah baris memanjang dan tier adalah lapisan vertikal (tumpukan). 2.4 Sistem Perencanaan Stowage Berdasarkan Kasus (Casestow) Casestow merupakan implementasi CBR pada perencanaan stowage, sehingga proses perencanaan stowage menjadi semi-otomatis [2]. Input casestow terdiri dari dua elemen, yaitu kondisi kapal setelah proses bongkar (KKSPB) 2

3 dan daftar peti kemas yang akan dimuat (CLL). Permasalahan perencanaan stowage dapat diuraikan sebagai berikut [3]: Masalah : KKSPB, CLL Solusi : Rencana stowage baru (aktual) Penjelasan : Kualitas rencana stowage Algoritma casestow tampak pada Gambar 2.3. dianggap sama dalam pengaruhnya terhadap stabilitas kapal. Kemungkinan perubahan tata letak tampak seperti pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Perhitungan nilai kesamaan bay Gambar 2.3 Algoritma Casestow Metode casestow telah dipatenkan oleh Dr.-Ing Setyo Nugroho di kantor Paten dan Merk Jerman (Deutches Patent- und Markenamt) pada 2004, dan telah diakui Eropa (the European Patent Office) pada Perhitungan Nilai Kesamaan Numerik Perhitungan nilai kesamaan numerik dilakukan terhadap data CLL. Data CLL query dengan casebase dihitung nilai kesamaannya menggunakan aturan trapezoidal fuzzy Perhitungan Nilai Kesamaan Bay Perhitungan nilai kesamaan bay dilakukan terhadap setiap bay dalam rencana stowage. Peti kemas yang tertata di dalam tiap bay (data query KKSPB) diubah kemungkinan tata letaknya untuk kemudian dibandingkan dengan tiap bay pada rencana stowage yang ada pada casebase. Kemungkinan perubahan tata letak yang dilakukan adalah perubahan yang bisa Perhitungan Nilai Kesamaan Longitudinal Konsep perhitungan nilai kesamaan longitudinal hampir sama dengan perhitungan nilai kesamaan bay, yaitu dengan menggunakan bay sebagai bahan perbandingannya. Tetapi yang dijadikan bahan perbandingannya adalah bay dianggap sebagai sebuah benda pejal. Gambar 2.5 Bay Sebagai Sebuah Benda Pejal Pada perhitungan ini dilakukan pengecekan terlebih dahulu tentang berapa bay yang bisa dipertimbangkan sama. Selanjutnya, untuk setiap pasangan bay dari data KKSPB query tersebut diubah kemungkinan letaknya sesuai dengan perubahan yang bisa dianggap sama dalam pengaruhnya terhadap stabilitas kapal (Gambar 2.6). 2.5 Prototipe Modul Prototipe modul merupakan komponen dari suatu sistem yang dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam bentuk akhir (final) [6]. Fokus utama prototipe modul ini 3

4 adalah memiliki kode dasar fungsional dari metode yang diimplementasikan didalamnya (casestow). Gambar 2.7 Aturan Trapezoidal Fungsi Keanggotaan Fuzzy Gambar 2.6 Perhitungan nilai kesamaan longitudinal 2.6 Teori Himpunan Fuzzy Suatu himpunan fuzzy A dalam X diekspresikan sebagai sehimpunan pasangan berurutan : A = {( x, μ A ( x) ) x X } dimana : A = Himpunan Fuzzy μ A( x) = Fungsi Keanggotaan (Membership Function) X = Semesta atau Semesta Pembicaraan Dalam perhitungan nilai kesamaan numerik, digunakan aturan trapezoidal fungsi keanggotaan fuzzy. sim attribute (x ( query, casebase) = (d - a)/(b - a) 1 - x)/(d - c) 0 jika a x b jika b < x c jika c < x d untuk yang lain Penentuan titik-titik dari trapesium adalah dengan menentukan titik tengah dari trapesium terlebih dahulu kemudian nilai persekitarannya. Nilai persekitaran ini digunakan untuk menentukan nilai titik-titik lain dalam trapesium. Dalam Tugas Akhir ini, nilai persekitaran dari titik tengah dilambangkan dengan f a, f b, f c, dan f d. Dengan nilai sebagai berikut: f a = 10 % f b = 5 % f c = 5 % f d = 15 % Formulasi tersebut diambil dari penelitian secara langsung oleh penemu metode casestow. Setelah formulasi dari trapezoidal didapatkan, barulah perhitungan nilai kesamaan antara dua objek bisa dikerjakan. 3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 3.1. Analisis Sistem Analisis Kebutuhan Rencana Stowage Perkembangan teknologi mengakibatkan ukuran kapal peti kemas menjadi semakin besar. Kapal yang besar berarti semakin banyak peti kemas yang dimuat. Hal inilah yang menuntut operator perencana stowage untuk bekerja ekstra. Meskipun operator tersebut sudah kaya pengalaman, tetapi jika dihadapkan dengan permasalahan di atas pasti akan menjumpai sejumlah kendala, seperti: faktor human error (operator), dan waktu pengerjaan rencana stowage menjadi lebih lama. Di lain pihak, kebutuhan rencana stowage tidak mempunyai waktu tunggu yang lama karena pihak terminal peti kemas menuntut efisiensi untuk waktu labuh suatu kapal. Kalau hal ini terus menerus dibiarkan, bisa dipastikan pelayaran dari kapal peti kemas akan terhambat. 4

5 3.3.2 Analisis Metode Casestow Metode casestow merupakan metode dasar yang menguraikan tentang cara pembuatan rancana stowage secara semi-otomatis. Metode ini menjadi landasan utama dalam penelitian Tugas Akhir ini. Dengan pijakan metode ini, prototipe modul casestow diharapkan mampu menvisualisasikan apa yang ada dalam metode ini. Sehingga, metode ini bisa bertambah nilainya Analisis istow istow yang digunakan dalam penelitian ini adalah istow ver Pada istow versi ini, operator bisa mensimulasikan proses perencanan stowage terlebih dahulu sebelum mengaplikasikannnya secara langsung di lapangan. Sebagai visualisasi integrasinya dengan prototipe modul casestow, maka pada piranti lunak istow nantinya akan ditambahkan sebuah tampilan menu yang tersambung dengan prototipe modul casestow Perancangan Prototipe Modul Prototipe modul casestow ini mengimplementasikan metode casestow di dalamnya. Dengan metode casestow di dalamnya, prototipe modul casestow ini akan sangat membantu proses pembuatan rencana stowage oleh operator perencana Perancangan Skema Perhitungan Skema Perhitungan Nilai Kesamaan Numerik Untuk memudahkan perhitungan, data CLL diklasifikasikan menjadi seperti tabel 3.1. Tabel 3.1 Klasifikasi Peti Kemas No. Klasifikasi Keterangan 1 20ft - ringan Jumlah peti kemas dengan panjang 20ft dan berat antara 0 8 ton. 2 20ft - sedang Jumlah peti kemas dengan panjang 20ft dan berat antara 9 20 ton. 3 20ft - berat Jumlah peti kemas dengan panjang 20ft dan berat lebih dari 21 ton. 4 40ft - ringan Jumlah peti kemas dengan panjang 40ft dan berat antara 0 8 ton. 5 40ft - sedang Jumlah peti kemas dengan panjang 40ft dan berat antara 9 20 ton. 6 40ft - berat Jumlah peti kemas dengan panjang 40ft dan berat lebih dari 21 ton Skema Perhitungan Nilai Kesamaan Bay Perhitungan ini diawali dengan membagi tiap bay menjadi enam partbay, seperti pada Gambar 3.1. Kemudian partbay tersebut diubah tata letaknya sesuai dengan perubahan yang bisa dianggap sama dalam pengaruhnya terhadap stabilitas kapal. Gambar 3.1 Pembagian tiap Bay Selanjutnya, untuk setiap peti kemas dalam partbay diklasifikasikan menjadi enam bagian seperti tabel 3.1. Kemudian, data tersebut dihitung nilai kesamaannya antara data KKSPB query dengan casebase. Proses perhitungan ini menggunakan metode max-min Skema Perhitungan Nilai Kesamaan Longitudinal Dalam penelitian Tugas Akhir ini, terdapat empat pasang bay yang bisa dianggap sama karena setiap pasangan tersebut terletak pada palka (ruang muat) yang sama, yaitu: Bay 01 dengan bay 03 Bay 05 dengan bay 07 Bay 09 dengan bay 11 Bay 13 dengan bay 15 Tiap bay pada posisinya dalam kapal mempunyai titik berat longitudinal (LCG) dan titik berat vertikal (VCG). Gaya berat yang mempengaruhi bay, menyebabkan bay tersebut mempunyai momen (momen horisontal dan momen vertikal). Momen disini merupakan perkalian titik berat dengan beratnya. Momen inilah yang akan dihitung nilai kesamaannya dengan menggunakan aturan trapezoidal fungsi keanggotaan fuzzy dan metode max-min Perancangan Antarmuka Salah satu aspek penting dalam visualisasi prototipe modul adalah dengan perancangan antarmuka, karena perancangan antarmuka yang baik berbanding lurus dengan tingkat kemudahan terhadap pemahaman sistem yang ada pada sebuah prototipe modul. Artinya prototipe 5

6 dirancang dengan sedemikian rupa agar user dapat dapat dengan mudah berinteraksi dengan system yang ada dalam prototipe tersebut. Form Input Data dan Perhitungan Form ini (Gambar 3.3) merupakan antarmuka interaksi antara user dengan program yang pertama. Form ini berfungsi untuk: Memasukkan data query (CLL dan KKSPB). Menyimpan data query. Melakukan proses perhitungan nilai kesamaan. Gambar 3.5 Form Bayplan Form Laporan Form ini berfungsi untuk menampilkan data laporan dari rencana stowage yang sudah selesai dibuat. Laporan yang bisa ditampilkan meliputi: laporan bayplan, laporan stabilitas kapal, dan laporan manifest. Gambar 3.3 Form Input Data dan Perhitungan Form Konfigurasi Nilai Pembobotan Form ini berfungsi untuk melakukan perubahan nilai pembobotan peti kemas, serta melakukan perubahan terhadap nilai pembobotan fuzzy. Form Hasil Perhitungan Pada form ini, user dapat melihat hasil perhitungan nilai kesamaan. Lihat Gambar 3.4. Gambar 3.4 Form Hasil Perhitungan Form Bayplan Form ini berfungsi sebagai modifikasi rencana stowage sampai dihasilkan suatu rencana yang diinginkan. Lihat Gambar Implementasi Prototipe Modul Implementasi Casestow 1. Simple Trip Data query hanya CLL. Sedangkan data KKSPB bernilai 0, karena pada saat kapal datang belum ada muatannya sama sekali (masih kosong). 2. Multi Port Data query berupa CLL dan KKSPB Implementasi Tahap Retrieve Proses retrieve dijalankan dengan menekan tombol Hitung Casestow yang terdapat pada form input data dan perhitungan Implementasi Tahap Reuse Memilih rencana stowage yang lalu untuk referensi atau memilih secara otomatis (rencana dengan nilai kesamaan tertinggi yang terpilih) dengan menekan tombol Pilih Otomatis yang ada pada form hasil perhitungan. Menampilkan rencana yang dipilih dengan menekan tombol Tampilkan yang terdapat pada form hasil perhitungan. Menekan tombol Implementasikan yang terdapat pada form bayplan untuk merefleksikan konsep rencana yang dipilih dengan data query. 6

7 Implementasi Tahap Revise Pada proses revise, pembuatan rencana dijalankan secara manual oleh user. rencana stowage yang diambil user sebagai referensi ditunjukkan Gambar Implementasi Tahap Retain Pada tahap ini, rencana stowage tersebut akan disimpan ke dalam casebase disertai dengan korespondensi nilai (penjelasan). Pada tahap inilah casebase memperoleh pengetahuan baru tentang rencana stowage. 4. UJI COBA PROTOTIPE MODUL 4.1. Uji Coba Proses Casestow Proses casestow mendapatkan input query berupa data CLL dan KKSPB. Kemudian data tersebut ditampilkan. Data CLL ditapilkan dalam bentuk tabel dan data KKSPB divisualisasikan dalam bentuk text browser. Gambar 4.3 Rencana Stowage yang Ditunjuk Dilanjutkan dengan proses implementasi rencana baru pada rencana referensi dengan menggunakan konsep rencana referensi tersebut sebagai dasar penyusunan rencana baru (Gambar 4.4). Tabel 4.1 Data CLL Gambar 4.1 Data KKSPB Query tersebut kemudian diolah dengan proses retrieve dan perhitungan nilai kesamaan. Hasil proses retrieve dan perhitungan, lihat Gambar 4.2. Gambar 4.4 Implementasi Rencana Stowage yang Ditunjuk Apabila user sudah pasti akan menggunakan rencana hasil implementasi tersebut maka proses dilanjutkan dengan proses autorisasi seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.5. Gambar 4.2 Hasil Proses Retrieve Kemudian dari list data tersebut, user menunjuk satu solusi kasus rencana stowage untuk menjadikannya sebagai referensi. Tampilan Gambar 4.5 Proses Autorisasi 7

8 Gambar 4.5 tersebut akan digunakan untuk proses revise sehingga menghasilkan rencana stowage baru seperti Gambar Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai source code pada prototipe modul casestow, sehingga bisa lebih menghemat running time. 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai rancangan database pada prototipe modul casestow, sehingga bisa relevan untuk istow versi selanjutnya. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada tim Laboratorium Telematika Transportasi Laut (Teknik Perkapalan ITS). Gambar 4.6 Hasil Proses Revise Tahap terakhir adalah proses retain. Dalam proses ini, kasus rencana stowage aktual akan disimpan ke dalam casebase. Kasus aktual tersebut terbagi menjadi empat komponen, yaitu: Data CLL Data KKSPB Rencana Stowage Korespondensi Nilai (Penjelasan) Dari hasil uji coba yang dilakukan dapat dilihat, bahwa prototipe modul casestow dapat menyelesaikan kasus rencana stowage sesuai dengan metode yang diimplementasikan didalamnya (casestow). Dalam hal ini, user (operator perencana stowage) sangat terbantu dalam membuat rencana stowage. 5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil uji coba yang telah dilakukan terhadap prototipe modul casestow, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Metode casestow dapat diimplementasikan secara nyata melalui prototipe modul. 2. Prototipe modul casestow mampu berintegrasi dengan istow. 3. Prototipe modul casestow dapat membuat rencana stowage baru (aktual) lebih cepat dan lebih realistis sesuai dengan proses bisnis pada industri pelayaran. DAFTAR PUSTAKA [1] Nugroho, S. (2004). Case-Based Stowage Planning for Container Ships. In International Logistics Congress 2004, pages Dokuz Eylul University, Izmir, Turkey, Dokuz Eylul Publications. [2] Nugroho, S. (2005). Case-Based Stowage Planning System. In Olivella, J., Trebbia C., and Macet, R., editors, Maritime Engineering and Ports III, volume 80 of WIT Transactions on Built Environment. Wessex Institute of Technology, WIT Press Southampton, PORTS 2005, Barcelona, ISSN [3] Nugroho, S. (2005). CASESTOW: Recycling of past stowage plans. In 1 st International Conference on Operations and Supply Chain Management, Bali, Indonesia. [4] Leake, D.B. (1996). Case-Based Reasoning: Experiences, Lessons & Future Directions. AAAI Press/MIT Press. [5] Riesbeck, C.K. and Schank, R.C. (1989). Inside Case-Based Reasoning. Lawrence Erlbaum Associates, Inc. [6] Nielsen, Jakob. (1993). Usability Engineering. Academic Press, Boston. ISBN [7] Schank, R. (1982). Dynamic Memory: A Theory of Learning in Computers and People. New York: Cambridge University Press Saran 1. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut dari prototipe modul casestow, agar menjadi sebuah modul casestow yang handal. 8

PENGEMBANGAN PROTOTIPE MODUL SISTEM PERENCANAAN STOWAGE BERDASARKAN KASUS UNTUK PENATAAN SEMI-OTOMATIS PETI KEMAS PADA KAPAL

PENGEMBANGAN PROTOTIPE MODUL SISTEM PERENCANAAN STOWAGE BERDASARKAN KASUS UNTUK PENATAAN SEMI-OTOMATIS PETI KEMAS PADA KAPAL PENGEMBANGAN PROTOTIPE MODUL SISTEM PERENCANAAN STOWAGE BERDASARKAN KASUS UNTUK PENATAAN SEMI-OTOMATIS PETI KEMAS PADA KAPAL Nurdin Akbar Harwanto NRP. 1206 100 004 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M Isa Irawan,

Lebih terperinci

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara umum, metode penelitian yang digunakan tersusun dalam suatu diagram alur penelitian yang dapat disajikan Gambar 7. Diagram alur tersebut memperlihatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALGORITMA GREEDY UNTUK OPTIMALISASI PENATAAN PETI KEMAS PADA KAPAL PENGANGKUT

PENGEMBANGAN ALGORITMA GREEDY UNTUK OPTIMALISASI PENATAAN PETI KEMAS PADA KAPAL PENGANGKUT PENGEMBANGAN ALGORITMA GREEDY UNTUK OPTIMALISASI PENATAAN PETI KEMAS PADA KAPAL PENGANGKUT Christian Angga #1, Rinaldi Munir *2 # Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Penggunaan citra yang semakin meningkat menimbulkan kebutuhan retrival citra yang juga semakin meningkat. Diperlukan suatu metode retrival citra yang efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resep Elektronik Sistem resep elektronik adalah pemanfaatan sistem elektronik untuk menfasilitasi dan meningkatkan komunikasi urutan resep atau obat, membantu pilihan, administrasi

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS WEB DENGAN METODE CASE BASED REASONING

SISTEM PAKAR PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS WEB DENGAN METODE CASE BASED REASONING ISSN : 2338-4018 SISTEM PAKAR PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS WEB DENGAN METODE CASE BASED REASONING Mukhammad Shaid (sahid48@gmail.com) Wawan Laksito YS (wlaksito@yahoo.com) Yustina Retno Utami (yustina.retno@gmail.com)

Lebih terperinci

PENERAPAN CASE BASED REASIONING (CBR) UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT MATA BERBASIS WEB. Uswatun Hasnah

PENERAPAN CASE BASED REASIONING (CBR) UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT MATA BERBASIS WEB. Uswatun Hasnah PENERAPAN CASE BASED REASIONING (CBR) UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT MATA BERBASIS WEB Uswatun Hasnah Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitasi Islam Indragiri (UNISI) Jl.

Lebih terperinci

SISTEM SCHEDULING ALAT BERAT PADA PT.PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) BERBASIS KOMPUTER

SISTEM SCHEDULING ALAT BERAT PADA PT.PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) BERBASIS KOMPUTER SISTEM SCHEDULING ALAT BERAT PADA PT.PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) BERBASIS KOMPUTER Reno Fajar Maulana 1 *, Rizaldy Khair 2 1,2 Program Studi Teknologi

Lebih terperinci

Purwokerto 53182, Telp. (0281)

Purwokerto 53182, Telp. (0281) BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan yaitu mengembangkan dalam penentuan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman Jati menggunakan sistem

Lebih terperinci

SISTEM REKOMENDASI KURIKULUM DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING

SISTEM REKOMENDASI KURIKULUM DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING SISTEM REKOMENDASI KURIKULUM DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING Ati Suci Dian Martha, S.Kom., M.T. 1, Dena Jatnika Kusumah 1, Program Studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA, Bandung Jln. Soekarno Hatta No.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Teknik Struktur Data dan Data Mining merupakan salah satu ilmu komputer yang penting dan menarik perhatian teori informatika. Saat ini teknik ini sudah

Lebih terperinci

MODERNISASI PENDIDIKAN KEPELAUTAN INDONESIA: PENGEMBANGAN CARGO HANDLING SIMULATOR

MODERNISASI PENDIDIKAN KEPELAUTAN INDONESIA: PENGEMBANGAN CARGO HANDLING SIMULATOR MODERNISASI PENDIDIKAN KEPELAUTAN INDONESIA: PENGEMBANGAN CARGO HANDLING SIMULATOR Setyo Nugroho, Ferdhi Zulkarnaen dan A. Zainal Abidin ABSTRAK Indonesia adalah negara utama pemasok anak buah kapal armada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstraksi... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. Abstraksi... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman Abstraksi... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... i ii iv viii x xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

53 Gambar 4. 1 Proses Bisnis sistem yang sedang berjalan Keterangan: 1. Peminjam wajib menyerahkan kwitansi atau bukti transaksi. 2. Staff admin memer

53 Gambar 4. 1 Proses Bisnis sistem yang sedang berjalan Keterangan: 1. Peminjam wajib menyerahkan kwitansi atau bukti transaksi. 2. Staff admin memer BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dan Permasalahan Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting, namun tidak semua orang dapat menempuh

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dan Permasalahan Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting, namun tidak semua orang dapat menempuh BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dan Permasalahan Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting, namun tidak semua orang dapat menempuh pendidikan sesuai yang diharapkan. Salah satu permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan 30 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada tugas akhir ini mencakup beberapa tahapan pengerjaan antara lain : 3.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem pada penelitian tugas akhir ini terdiri

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR TI OLEH DIVISI PUSLIA DI BAPENDA PROVINSI JAWA BARAT DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR TI OLEH DIVISI PUSLIA DI BAPENDA PROVINSI JAWA BARAT DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR TI OLEH DIVISI PUSLIA DI BAPENDA PROVINSI JAWA BARAT DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Penulis, Lucky Setia Sarinputra Pembimbing, Parlindungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tren dan pola gaya hidup selalu mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Perubahan pola hidup sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan peningkatan penyakit.

Lebih terperinci

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 05, No.03 (2017), hal ISSN : X

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 05, No.03 (2017), hal ISSN : X IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT ANAK BERBASIS WEB Tri Rezki Maulidia 1, Tedy Rismawan 2, Syamsul Bahri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan penelitian secara sistematis agar dalam pelaksanaan penelitian tidak ada langkah yang terlewati maka dibuat suatu

Lebih terperinci

Oleh : Rahanimi Pembimbing : Dr. M Isa Irawan, M.T

Oleh : Rahanimi Pembimbing : Dr. M Isa Irawan, M.T PERAMALAN JUMLAH MAHASISWA PENDAFTAR PMDK JURUSAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN RELASI LOGIKA FUZZY (STUDI KASUS di INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA) Oleh : Rahanimi

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Disusun oleh:

PRESENTASI TUGAS AKHIR ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Disusun oleh: 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR COMPANY (MN 091482) NAME ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Disusun oleh: M. Imam Wahyudi N.R.P. 4105 100

Lebih terperinci

SISTEM BERBASIS KASUS UNTUK PENANGANAN MAHASISWA BERMASALAH (STUDI KASUS : TEKNIK INFORMATIKA UII)

SISTEM BERBASIS KASUS UNTUK PENANGANAN MAHASISWA BERMASALAH (STUDI KASUS : TEKNIK INFORMATIKA UII) SISTEM BERBASIS KASUS UNTUK PENANGANAN MAHASISWA BERMASALAH (STUDI KASUS : TEKNIK INFORMATIKA UII) Chanifah Indah Ratnasari Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas Islam Indonesia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING Fransica Octaviani S. (1) Joko Purwadi (2) Rosa Delima (3) foctas@yahoo.com jokop@ukdw.ac.id rosa@ukdw.ac.id Abstraksi Penalaran

Lebih terperinci

PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TOOLS UNTUK PENGELOLAAN PENGETAHUAN PERBAIKAN MODUL CATU DAYA TELEKOMUNIKASI

PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TOOLS UNTUK PENGELOLAAN PENGETAHUAN PERBAIKAN MODUL CATU DAYA TELEKOMUNIKASI PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TOOLS UNTUK PENGELOLAAN PENGETAHUAN PERBAIKAN MODUL CATU DAYA TELEKOMUNIKASI Edo Agung Wibowo Rendi Saputro, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Management Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Aplikasi Program aplikasi merupakan suatu bentuk rancangan program yang dibuat sedemikian rupa dalam mencapai suatu tujuan tertentu dengan mengikuti prosedur serta memiliki

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS 29 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS Dengan menggunakan Visual Basic 6.0 aplikasi perangkat ajar pengelolaan dan perhitungan ekspresi matematika yang akan dibangun dalam penelitian

Lebih terperinci

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK IMPLEMENTASI CASE BASE REASONING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KESEHATAN UNTUK PENANGANAN DINI PADA KECELAKAAN DENGAN METODE HERBAL Studi Kasus Dalam Rumah Tangga Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada saat melakukan sebuah penelitian, metodologi penelitian sangat penting sebagai pengumpul data yang akurat. Metode penelitian juga berguna untuk menyusun tahapan tahapan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TOOLS UNTUK PENGELOLAAN PENGETAHUAN PERBAIKAN MODUL CATU DAYA TELEKOMUNIKASI

PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TOOLS UNTUK PENGELOLAAN PENGETAHUAN PERBAIKAN MODUL CATU DAYA TELEKOMUNIKASI PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TOOLS UNTUK PENGELOLAAN PENGETAHUAN PERBAIKAN MODUL CATU DAYA TELEKOMUNIKASI Edo Agung Wibowo Rendi Saputro, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Management Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin canggihnya teknologi di bidang komputasi dan telekomunikasi pada masa kini, membuat informasi dapat dengan mudah didapatkan oleh banyak orang. Kemudahan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era Globalisasi ini masalah kesehatan merupakan masalah kompleks. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang dapat dicegah atau dihindari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman Sengon dikenal dengan nama ilmiah paraserianthes falcataria (L) Nielsen termasuk dalam famili Fabaceae, Sengon adalah tanaman yang berasal dari wilayah Haiti,

Lebih terperinci

PENERAPAN CASE BASED REASONING DALAM MENDUKUNG PENYELESAIAN KASUS

PENERAPAN CASE BASED REASONING DALAM MENDUKUNG PENYELESAIAN KASUS PENERAPAN CASE BASED REASONING DALAM MENDUKUNG PENYELESAIAN KASUS Emha Taufiq Luthfi STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl. Ring Road Utara Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta E-mail : emha_tl@yahoo.com ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah. Namun disamping itu masih jarang ditemukan aplikasi yang. lunak yang ada menggunakan teknik perangkingan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah. Namun disamping itu masih jarang ditemukan aplikasi yang. lunak yang ada menggunakan teknik perangkingan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Lahirnya teknologi informasi komputer dan fasilitas pendukungnya seperti layanan internet saat ini membuat perkembangan yang sangat luas. Segala informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005: 116) definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK MENENTUKAN TUJUAN WISATA

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK MENENTUKAN TUJUAN WISATA IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK MENENTUKAN TUJUAN WISATA Billy Kadmiel *, Lukito Edi Nugroho, Silmi Fauziati Jurusan Teknik Eletro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan dari suatu sistem informasi. Hasil akhir dari analisis sistem

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan dari suatu sistem informasi. Hasil akhir dari analisis sistem BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis yang Berjalan Analisis sistem merupakan proses memilah-milah suatu permasalahan menjadi elemen-elemen yang lebih kecil untuk dipelajari guna mempermudah

Lebih terperinci

Tabel 3. 4 Hasil kuesioner permasalahan pada aplikasi JC147

Tabel 3. 4 Hasil kuesioner permasalahan pada aplikasi JC147 sebagai common problem, dimana permasalahan tersebut merupakan permasalahan-permasalahan overall yang sering dialami pengguna ketika berinteraksi dengan intra.gmfaeroasia.co.id/jobcard. Pada bagian ini

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. Warna merupakan ciri dominan yang bisa dibedakan secara visual untuk

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. Warna merupakan ciri dominan yang bisa dibedakan secara visual untuk VI. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Segmentasi Warna merupakan ciri dominan yang bisa dibedakan secara visual untuk mendapatkan informasi dari basisdata citra. Segmentasi warna adalah proses mengelompokkan citra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk kelangsungan produksi perusahaan, lembaga maupun kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk kelangsungan produksi perusahaan, lembaga maupun kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Teknik Informatika adalah suatu ilmu yang sangat berhubungan erat dengan teknologi informasi, dimana penerapannya mengarah kepada kemajuan teknologi masa depan.

Lebih terperinci

Kata Kunci :Sistem Informasi Akademik, SMA, Waterfall, PHP, MySql

Kata Kunci :Sistem Informasi Akademik, SMA, Waterfall, PHP, MySql Abstrak Teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 1 Nama Mata Kuliah : Pelabuhan 2 Kode Mata Kuliah : TSS-4159 3 Semester : VII 4 (sks) : 2 5 Dosen Pengampu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era golobalisasi saat ini modernisasi terjadi pada segala aspek kehidupan, demikian pula juga halnya dengan teknologi yang berkembang begitu pesat. dengan perkembangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENCARIAN PEDAGANG KAKI LIMA SECARA SERVERLESS BERBASIS JAVA MICRO EDITION (JAVA ME) LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENCARIAN PEDAGANG KAKI LIMA SECARA SERVERLESS BERBASIS JAVA MICRO EDITION (JAVA ME) LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENCARIAN PEDAGANG KAKI LIMA SECARA SERVERLESS BERBASIS JAVA MICRO EDITION (JAVA ME) LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini diakibatkan karena banyaknya dan beranekaragamnya data yang harus diolah dan disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengolahan data beasiswa di SMA Negeri 6 Pandeglang pada umumnya. masih menggunakan sistem yang masih manual, yaitu belum adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pengolahan data beasiswa di SMA Negeri 6 Pandeglang pada umumnya. masih menggunakan sistem yang masih manual, yaitu belum adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengolahan data beasiswa di SMA Negeri 6 Pandeglang pada umumnya masih menggunakan sistem yang masih manual, yaitu belum adanya komputerisasi dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DATA WAREHOUSE

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DATA WAREHOUSE BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DATA WAREHOUSE 4.1 Arsitektur Data Warehouse Pelaksanaan rancangan data warehouse dimulai dengan menjalankan pencarian data yang berhubungan dengan pembuatan laporan bagi

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004)

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan transportasi laut dengan peti kemas dalam dua dekade belakangan ini mencapai sekitar 7-9% per tahun dengan perbandingan jenis angkutan laut lain hanya mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini sangat membawa dampak yang positif dalam berbagai aspek kehidupan. Perkembangan teknologi yang semakin canggih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Impelentasi Implementasi sistem ini menggambarkan penerapan dan kebutuhan sistem untuk menjalankan program dimana aplikasi ini merupakan aplikasi dashboard monitoring

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dalam proses produksi terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dalam proses produksi terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Dalam proses produksi terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi hasil keluaran produksi. Ada 4 faktor yang saling berhubungan satu dengan yang

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy Pada Mesin Penjual Otomatis (Vending Machine)

Penerapan Algoritma Greedy Pada Mesin Penjual Otomatis (Vending Machine) Scientific Journal of Informatics Vol. 1, No. 2, November 2014 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Penerapan Algoritma Greedy Pada Mesin Penjual Otomatis (Vending

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM. struktur/hirarki menu, State Transition Diagram (STD), modul dan pseudocode, serta

PERANCANGAN PROGRAM. struktur/hirarki menu, State Transition Diagram (STD), modul dan pseudocode, serta BAB 4 PERANCANGAN PROGRAM 4. Perancangan Program Dalam perancangan program aplikasi ini, terlebih dahulu dibuat rancangan struktur/hirarki menu, State Transition Diagram (STD), modul dan pseudocode, serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Ada empat tahap utama yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahap-tahap tersebut antara lain analisa masalah, persiapan data, pengumpulan data, pengembangan

Lebih terperinci

PENILAIAN KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN TELUK BAYUR CAPACITY ASSESMENT OF CONTAINER TERMINAL AT TELUK BAYUR PORT

PENILAIAN KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN TELUK BAYUR CAPACITY ASSESMENT OF CONTAINER TERMINAL AT TELUK BAYUR PORT ISSN 2355-4721 Penilaian Kapasitas Terminal Peti Kemas Pelabuhan Teluk Bayur PENILAIAN KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN TELUK BAYUR CAPACITY ASSESMENT OF CONTAINER TERMINAL AT TELUK BAYUR PORT Ratna

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini, dilakukan beberapa tahapan yang saling berkaitan antara satu tahap dengan tahap lainnya. Flowchart tahapan penelitian yang dilakukan dapat

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan tempat penelitian

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan tempat penelitian 11 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat penelitian Tinjauan lapang dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pengolahan data dilaksanakan pada

Lebih terperinci

RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT

RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT Murien Nugraheni Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H., Warungboto, Janturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini menuntut kita untuk aktif dan inovatif dalam menemukan hal-hal baru dalam bidang teknologi dan informasi. Salah satu perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perlengkapan penanganan bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap usaha industri modern. Dalam setiap perusahaan proses produksi secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa Sistem Saat ini penggunaan smartphone berbasis android sudah menjadi keharusan karena penggunaannya yang mudah dan banyaknya aplikasi yang saat ini digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Deskripsi Alat Pada bab ini penulis akan menjelaskan spesifikasi alat pemodelan sterilisasi ruangan yang akan dibuat dan menjelaskan beberapa blok diagram dan rangkaian yang

Lebih terperinci

Muhammad Yudin Ritonga ( )

Muhammad Yudin Ritonga ( ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRODUKSI MAKANAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DENGAN METODE TSUKAMOTO (STUDI KASUS : PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR MEDAN) Muhammad Yudin Ritonga (0911555) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Konsep Pada bab ini penulis akan membahas konsep mengenai perangkat lunak yang digunakan serta akan dibahas mengenai tujuan, kegunaan dan untuk siapa aplikasi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI OPERASIONAL: STUDI KASUS DI PERUSAHAAN LOGISTIK BATUBARA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI OPERASIONAL: STUDI KASUS DI PERUSAHAAN LOGISTIK BATUBARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI OPERASIONAL: STUDI KASUS DI PERUSAHAAN LOGISTIK BATUBARA R. Rahadian Prilahardo, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Nama Anak Islami Dengan Metode SAW yang dapat dilihat

Lebih terperinci

graph tersebut. Dengan menggunakan suatu metode (algoritma) tertentu dapat

graph tersebut. Dengan menggunakan suatu metode (algoritma) tertentu dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jogjakarta adalah kota yang mempunyai aktifitas perckonomian yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya tempat-tempat perbelanjaan yang tersebar di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan signifikan. Masing-masing perusahaan ataupun instansi-instansi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan signifikan. Masing-masing perusahaan ataupun instansi-instansi dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dewasa ini berkembang sangat cepat dan signifikan. Masing-masing perusahaan ataupun instansi-instansi dalam dunia kerja sudah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI APLIKASI PENJADWALAN PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA POLITEKNIK NEGERI MADIUN

IMPLEMENTASI APLIKASI PENJADWALAN PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA POLITEKNIK NEGERI MADIUN IMPLEMENTASI APLIKASI PENJADWALAN PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA POLITEKNIK NEGERI MADIUN Lutfiyah Dwi Setia Dosen Politeknik Negeri Madiun Lutfiyah17@pnm.ac.id Abstrak Proses penjadwalan adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah yang mendasari penelitian yang akan dilakukan, tujuan, manfaat dan batasan masalah. 1.1 Latar Belakang Sumber daya

Lebih terperinci

PEMBUATAN ANIMASI 3 DIMENSI GERAKAN BERJALAN DENGAN MENGGUNAKAN MAXSCRIPT

PEMBUATAN ANIMASI 3 DIMENSI GERAKAN BERJALAN DENGAN MENGGUNAKAN MAXSCRIPT PEMBUATAN ANIMASI 3 DIMENSI GERAKAN BERJALAN DENGAN MENGGUNAKAN MAXSCRIPT TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Studi Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. Kamera digital (kamera saku dan kamera semi professional) merupakan

1. BAB I PENDAHULUAN. Kamera digital (kamera saku dan kamera semi professional) merupakan 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kamera digital (kamera saku dan kamera semi professional) merupakan imaging device yang sangat akrab digunakan dalam kebutuhan masyarakat modern saat ini. Kamera digital

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) Dimas Wahyu Wibowo 1, Eka Larasati Amalia 2 1,2 Teknik Informatika, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Identifikasi Masalah, (2) Perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Kondisi pengolahan data yang telah dijabarkan sebelumnya pada bab 1 (satu) memiliki keterkaitan terhadap permasalahan yang teridentifikasi. Yaitu permasalahan terkait desain

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simple Additive Weighting Pada Aplikasi Penilaian Kinerja Dosen Fakultas Ilmu Komputer Unversitas Muslim Indonesia

Penerapan Metode Simple Additive Weighting Pada Aplikasi Penilaian Kinerja Dosen Fakultas Ilmu Komputer Unversitas Muslim Indonesia Penerapan Metode Simple Additive Weighting Pada Aplikasi Penilaian Kinerja Dosen Fakultas Ilmu Komputer Unversitas Muslim Indonesia St. Hajrah Mansyur 1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Muslim Indonesia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK AKUISI DATA BERBASIS WEB SERVER. Jl. Raya Kaligawe KM 4, PO BOX 1054, Semarang 50142

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK AKUISI DATA BERBASIS WEB SERVER. Jl. Raya Kaligawe KM 4, PO BOX 1054, Semarang 50142 IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK AKUISI DATA BERBASIS WEB SERVER Munaf Ismail 1*, Muhamad Haddin 1, Agus Suprajitno 1 1 Universitas Islam Sultan Agung Jl. Raya Kaligawe KM 4, PO BOX 1054, Semarang 50142

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini menurut kita untuk aktif dan inovatif dalam menemukan hal-hal baru dalam bidang teknologi dan informasi. Salah satu teknologi dan informasi

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM MANAJEMEN DAN INVENTORY VOUCHER ELEKTRONIK MKIOS CV. AKAR DAYA MANDIRI. Irvan Ramdhani Pembimbing : Andri Heryandi, S.

OTOMATISASI SISTEM MANAJEMEN DAN INVENTORY VOUCHER ELEKTRONIK MKIOS CV. AKAR DAYA MANDIRI. Irvan Ramdhani Pembimbing : Andri Heryandi, S. OTOMATISASI SISTEM MANAJEMEN DAN INVENTORY VOUCHER ELEKTRONIK MKIOS CV. AKAR DAYA MANDIRI Irvan Ramdhani 10104359 Pembimbing : Andri Heryandi, S.T 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan sistem komputerisasi. Salah satu bentuk perusahaan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan sistem komputerisasi. Salah satu bentuk perusahaan yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini komputer merupakan kebutuhan yang umum dalam sebuah perusahaan. Di dalam perusahaan, banyak hal menjadi lebih efisien dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk menunjang segala aktifitas mereka baik pendidikan, ekonomi, hiburan,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM OTOMATISASI PERANGKAT ELEKTRONIKA RUMAH BERBASIS ARDUINO

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM OTOMATISASI PERANGKAT ELEKTRONIKA RUMAH BERBASIS ARDUINO PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM OTOMATISASI PERANGKAT ELEKTRONIKA RUMAH BERBASIS ARDUINO LAPORAN TUGAS AKHIR Diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik Komputer

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Laptop Menggunakan Fuzzy Tahani

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Laptop Menggunakan Fuzzy Tahani Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Laptop Menggunakan Fuzzy Tahani Eddy Triswanto S., ST., M.Kom. Jurusan Sistem Informasi Institut Informatika Indonesia Jl. Raya Sukomanunggal Jaya 3, Surabaya

Lebih terperinci

Penyederhanaan Tata Bahasa Bebas Konteks dalam Bentuk Normal Chomsky Menggunakan PHP

Penyederhanaan Tata Bahasa Bebas Konteks dalam Bentuk Normal Chomsky Menggunakan PHP Penyederhanaan Tata Bahasa Bebas Konteks dalam Bentuk Normal Chomsky Menggunakan PHP 1 Rico Andrian, 2 Wamiliana dan 3 Ismail Indra Pratama 1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 3 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS WEB (STUDI KASUS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA)

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS WEB (STUDI KASUS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA) Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 9 No. 2 Juni 2014 35 SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS WEB (STUDI KASUS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA) Indah Fitri Astuti 1), Dyna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang MIN Sumberbanjar merupakan salah satu institusi pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia. Mengikuti tujuan lembaga pendidikan dalam mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV. 1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan dari Sistem Pendukung Keputusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan data mining menggunakan algoritma c4.5 untuk prediksi ketepatan waktu kelulusan mahasiswa pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma dari sistem. 3.1. Gambaran Sistem Sistem yang direalisasikan dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak. 3.1 ANALISA SISTEM Analisa aplikasi ini meliputi 3 (tiga)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi telah mampu mengubah persepsi manusia terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari terhadap suatu sistem yang sedang dijalanakan oleh suatu organisasi,

Lebih terperinci

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X CASED BASED REASONING UNTUK PEMILIHAN KEGIATAN ORGANISASI MAHASISWA

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X CASED BASED REASONING UNTUK PEMILIHAN KEGIATAN ORGANISASI MAHASISWA CASED BASED REASONING UNTUK PEMILIHAN KEGIATAN ORGANISASI MAHASISWA Oleh: Arif Rohmadi* *)Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Abstrak Organisasi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI Moch. Ali Ramdhani Aditya Nugraha ABSTRAK Koperasi pada dasarnya

Lebih terperinci