BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Okantara
|
|
- Budi Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Okantara PT. Okantara adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa percetakan di Indonesia. PT. Okantara sendiri berdiri tahun 2000 dengan menyediakan jasa penyablonan, dimana owner PT. Okantara, M. Oskar, SE melihat kondisi perekonomian Indonesia yang makin terpuruk sehingga ia merasa perlu mencari solusi dalam suatu bidang usaha. Kemudian dari permasalahan tersebut, ia melihat potensi media promosi dapat menjadi peluang untuk usaha yang menjanjikan. Hingga akhirnya, ia membangun sebuah usaha percetakan skala kecil di tahun 2001 yang berkembang sampai sekarang. PT. Okantara sendiri memiliki beberapa perusahaan yang terbagi dalam beberapa kategori industri salah satunya percetakan tersebut yang sampai saat ini terus berkembang. Lokasi kantor PT. Okantara terletak di Jl. Mojo Klangru Kidul, No. D17, Surabaya. Produk-produk yang diproduksi oleh PT. Okantara sebelumnya berupa kop surat, nota dan amplop. Kemudian seiring berjalannya waktu, PT. Okantara mulai memproduksi media promosi seperti brosur, spanduk kemudian juga media cetak seperti majalah dan buku. Untuk saat ini, PT. Okantara juga sedang mengembangkan bisnisnya di bidang produksi kemasan, khusunya pada packging produk. PT. Okantara adalah Perseroan Komanditer dengan nama CV Oscar Kharisma Nusantara yang berdiri berdasarkan akta Tanggal 28 Februari 2002 No. 13. CV Oscar Kharisma Nusantara didirikan oleh Bapak Muhammad Oskar, SE. sebagai Persero Pengurus atau dengan sebutan Direktur dan Bapak Ainul Yakin sebagai Persero Komanditer. Barulah pada tahun 2010, berdirilah PT. Okantara berdasarkan Akta Tanggal 10 Mei 2010 No. 3. Pemegang saham PT. Okantara terdiri dari Bapak Mohammad Oskar, SE selaku direktur dan Bapak Ainul Yakin selaku komisaris. CV Oscar Kharisma Nusantara dan PT. Okantara sendiri akhirnya tergabung di bawah nama PT. Okantara Group. 1
2 1.1.2 Visi Misi PT. Okantara Visi dari PT. Okantara Adapun visi dari PT. Okantara adalah "Membangun PT. Okantara menjadi usaha yang maju dan berkembang, dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Serta memberikan yang terbaik dalam menciptakan hasil yang berkualitas, baik dari sisi produk maupun waktu" Misi dari PT. Okantara Adapun misi dari PT. Okantara, yaitu: 1) Menjadi perusahaan yang berkembang sehingga memiliki akses yang luas. 2) Menciptakan perusahaan yang berbasis produksi berkualitas. 3) Memberikan kesejahteraan bagi karyawan. 4) Mengembangkan usaha di wilayah-wilayah yang lebih luas Logo PT. Okantara Logo PT. Okantara resmi diluncurkan pada 21 November Penampilan logo bernuansa coklat dengan warna hijau dan hitam untuk hurufnya. Gambar 1.1 merupakan logo PT. Okantara. Gambar 1.1 Logo PT. Okantara Sumber: PT. Okantara, Bidang Usaha PT. Okantara PT. Okantara Awalnya PT. Okantara adalah Perseroan Komanditer dengan nama CV Oscar Kharisma Nusantara yang berdiri berdasarkan akta 2
3 Tanggal 28 Februari 2002 No. 13 dengan notaris Liliek Barasjid, SH. dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia NO. C. 89 HT , TH CV Oscar Kharisma Nusantara didirikan oleh Bapak Muhammad Oskar, SE. sebagai Persero Pengurus atau dengan sebutan Direktur dan Bapak Ainul Yakin sebagai Persero Komanditer. CV Oscar Kharisma Nusantara sendiri saat ini terdaftar pada Tanda Daftar Industri Nomor: 536/157.F/ /2014 dengan kapasitas produksi terpasang per tahun mencapai m 2 /jam yang menggunakan 2 unit mesin offset, 1 unit mesin potong, dan 2 buah komputer sebagai peralata utama serta memiliki nilai investasi sebesar Rp ,- (Seratus Delapan Puluh Delapan Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah). Tahun 2010, PT. Okantara berdiri berdasarkan Akta Tanggal 10 Mei 2010 No. 3 dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia AHU AH Tahun dengan notaris Mohammad, S.H., M.Kn. Pemegang saham PT. Okantara terdiri dari Bapak Mohammad Oskar, SE dengan jumlah saham sebanyak 200 saham senilai Rp ,- (Dua Ratus Juta Rupiah) dan Bapak Ainul Yakin dengan jumlah saham sebanyak 50 saham senilai Rp ,- (Lima Puluh Juta Rupiah). PT. Okantara memiliki Bapak Muhammad Oskar, SE sebagai Direktur dan Bapak Ainul Yakin sebagai Komisaris. CV Oscar Kharisma Nusantara dan PT. Okantara sendiri akhirnya tergabung di bawah nama PT. Okantara Group. PT. Okantara yang sebelumnya dikenal dengan nama CV Oscar Kharisma Nusantara ini hanya menjalankan usaha penyablonan saja. Kemudian pada tahun 2002 dibuka usaha percetakan berskala kecil. Pada saat itu perusahaan ini hanya memproduksi dengan menggunakan mesin cetak mini offset merek Toko. Mesin cetak ini merupakan mesin berkapasitas kecil dipergunakan untuk produk berukuran folio, dan mampu mengerjakan kop surat, nota dan amplop. Kemudian pada tahun yang sama, mesin yang digunakan berkembang menjadi mesin cetak offset Oliver 52. Dimana mesin ini menghasilkan produk dengan ukuran A3, yang berukuran cm dan tarikan tinggi cm. Seiring berjalannya waktu, PT. Okantara telah memiliki jaringan komunitas yang lebih 3
4 besar, dan mulai memproduksi pembuatan Brosur, Map, Penerbitan serta berbagai produk yang berbasis produksi dengan skala lebih besar. PT. Okantara melakukan pengembangan di tahun 2010 dengan memiliki kantor baru yang lebih besar yang tidak jauh dari kantor utama, dimana kantor tersebut digunakan untuk melakukan produksi yang terkait dengan kebutuhan kampanye, majalah, serta packaging atau kemasan. Untuk kedepannya, di tahun 2016, PT. Okantara akan membuka akses kepada pengerjaan finishing. Finishing ini sendiri berupa penjilidan atau bending, UV, laminating, hot print, spiral. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang aktivitas sebuah perusahaan dengan produksi yang berbasis internal, dan juga dimaksudkan juga untuk mempermudah perputaran modal PT. Okantara Struktur Organisasi Susunan struktur organisasi PT. Okantara terbagi atas beberapa bidang dan pembagian sub-bidang. Gambar 1.2 menunjukkan susunan struktur organisasi PT.Okantara. Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT. Okantara Sumber: Hasil Olahan Penulis,
5 Berdasarkan Gambar 1.2 terdapat struktur organisasi PT. Okantara, dimana masing-masing nya memiliki pekerjaan sebagai berikut: 1) Direktur, bertanggung jawab penuh terkait dengan penangan internal dan eksternal perusahaan. Serta memastikan terlaksananya kegiatan perusahaan dengan baik. 2) Sekertaris dan Administrasi, bertanggung jawab dalam menangani dan membantu kegiatan internal dan eksternal perusahaan terkait surat penawaran maupun pembuatan informasi produk-produk yang di produksi perusahaan. 3) Administrasi Umum, bertanggung jawab dalam pemesanan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan untuk kemudian digunakan dalam proses produksi serta memerintahkan desain untuk siap master dan naik cetak. 4) Desain Grafis, bertanggung jawab untuk meniptakan sebuah film atau gambar untuk siap cetak. Yang nantinya akan dilanjutkan dalam pembuatan Master Plat oleh Produksi CTCP. 5) Pemasaran, bertanggung jawab dalam memperoleh order, dan membuat komitmen tentang jumlah cetakan. 6) Produksi, termasuk didalamnya Produksi Awal Cetak, Produksi Pemotongan dan Produksi Finishing bertanggung jawab dalam segala proses pencetakan produk. 1.2 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan industri Indonesia telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir (Grant Thornton, 2015). Terbukti dari hasil survei dalam Grant Thornton Global Dynamism Index (GDI), dimana saat ini Indonesia telah menempati posisi ke 40 dalam urutan pertumbuhan bisnis dari sekitar 60 negara ekonomi terkemuka (Grant Thornton, 2015). Pertumbuhan industri tersebut tidak lepas dari keuntungan Indonesia, dimana terdapat lingkungan bisnis yang dinamis. Terlebih lagi, Indonesia kaya akan sumber daya alam, hutan tanaman industri dan sumber panas bumi. (Bisnis Indonesia, 2013). Berikut ini disajikan tabel tingkat pertumbuhan berdasarkan Grant Thornton Global Dynamism Index (GDI) pada tahun 2012 sampai dengan
6 Tabel 1.1 Tingkat Petumbuhan Bisnis Berdasarkan Grant Thornton Global Dynamism Index (GDI). No Negara Tahun Australia China Singapore United State Malaysia Thailand Indonesia India Sumber: Survei Grant Thornton Global Dynamism Index (GDI), Berdasarkan Tabel 1.1 posisi Indonesia mengalami peningkatan posisi menjadi urutan 40 di tahun 2013 setelah sebelumnya hanya menempati posisi 46. Untuk tahun selanjutnya, Indonesia masih dapat mempertahankan posisi nya yang mana membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki pertumbuhan bisnis yang semakin baik, tetapi pada akhirnya juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat (Bratadharma dalam metrotvnews, 2015) Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan dipengaruhi oleh usaha terkini. Menurut Survei Tendensi Bisnis (STB) dengan menggunakan indikator Indeks Tendensi Bisnis (ITB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI), kondisi perekonomian Indonesia meningkat dari triwulan sebelumnya dimana pada triwulan II-2015 sebesar 105,46, setelah sebelumnya bernilai sebesar 96,30. Ini menandakan pelaku bisnis juga lebih optimis dalam menjalankan usaha jika dibandingkan dengan triwulan I Peningkatan kondisi bisnis pada ini terjadi pada semua lapangan usaha, dimana terdapat peningkatan pendapatan usaha dengan nilai indeks sebesar 107,04 (Badan Pusat Statistik, 2015). 6
7 Salah satu usaha yang telah berkembang pesat dan memberi kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian nasional menurut Menteri Perindustrian, Saleh Husin, adalah industri percetakan dan grafika ( 2015). Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyatakan sebelumnya bahwa pertumbuhan industri percetakan serta reproduksi media skala mikro dan kecil pada triwulan I-2014 terdahulu di Indonesia meningkat dibanding triwulan sebelumnya yaitu mencapai 10,17%. Pertumbuhan ini juga disebabkan dengan adanya masa kampanye dan penyelenggaraan Pemilihan Umum 2014 yang lalu. (Adam dalam vivanews, 2014). Berikut tabel pertumbuhan cabang industri terhadap PDB sektor industri. Tabel 1.2 Pertumbuhan Cabang Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Terhadap PDB Sektor Industri. Tahun Pertumbuhan ,89 % ,89 % ,53 % ,43 % Sumber: Laporan Kinerja Kementrian Perindustrian, 2014 Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat untuk industri kertas dan barang dari kertas; percetakan dan reproduksi media rekaman pada tahun 2011 tumbuh sebesar 3,89% namun pada 2 tahun setelahnya, industri tersebut malah mengalami penurunan yang cukup besar. Untuk tahun 2012, penurunan terjadi sebesar 2.89% dan untuk tahun 2013 juga mengalami penurunan meskipun tidak sebesar tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,53%. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan laju pertumbuhan industri percetakan yaitu sempat melemahnya rupiah yang menyebabkan biaya teknologi dan bahan baku percetakan melambung tinggi karena kebanyakan perusahaan masih impor (dalam Victor Mahrizal, 2013, jogja.tribunnews.com). Meskipun data untuk tahun 2013 dan 2014 ini masih bersifat sementara, tahun 2014 adalah tahun dimana perusahaan-perusahaan 7
8 percetakan baru mulai bermunculan dan perusahaan-perusahaan lama terus mengembangkan usahanya. Meski pertumbuhan industri menjadi satu hal yang positif, tetapi keadaan ini menjadi sebuah ancaman bagi perusahaan-perusahaan yang ada karena kondisi persaingan semakin ketat (Zimmerer, 2008:161). Dalam persaingan yang kini memasuki wilayah global, jika pelaku usaha tidak membedakan diri dengan pesaingnya maka perusahaan akan berada di posisi yang berbahaya (Zimmerer, 2008:161). Di Indonesia, tercatat sejumlah 492 perusahaan percetakan yang resmi terdaftar pada data Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (KEMENPERIN). Dimana pembagiannya terdapat dalam Tabel 1.3 berikut. Tabel 1.3 Jumlah Perusahaan Percetakan Di Indonesia No Lokasi Jumlah Perusahaan 1 Jawa Sumatera 30 3 Bali 11 4 Kalimantan 5 5 Kepulauan Riau 4 6 Sulawesi 3 7 Nusa Tenggara Timur 2 8 Papua 1 9 Maluku 1 10 Kepulauan Bangka Belitung 1 Total 492 Sumber: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2015 Berdasarkan Tabel 1.3 jumlah perusahaan percetakan yang terdaftar paling banyak dalam data Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (KEMENPERIN) adalah Pulau Jawa sebanyak 434 perusahaan. Pulau Sumatera berada di urutan kedua dengan jumlah sebanyak 30 perusahaan. Sebenarnya, 8
9 sampai saat ini jumlah perusahaan percetakan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah lebih dari perusahaan, hanya saja belum ter-update dalam website resmi Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (KEMENPERIN). Tetapi secara keseluruhan umumnya perusahaan-perusahaan percetakan ini terpusat di Pulau Jawa (Print Media, 2015). Dari sekian banyak perusahaan percetakan yang terdapat di Pulau Jawa, Jawa Timur menjadi provinsi kedua terbanyak untuk keberadaan perusahan-perusahaan tersebut dengan jumlah 108 perusahaan, setelah sebelumnya DKI Jakarta menempati peringkat teratas dengan jumlah 142 perusahaan (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2015). Jawa Timur mengalami pertumbuhan seiring bertambahnya wirausaha muda yang bergerak di sektor industri kreatif guna untuk memenuhi permintaan pasar terhadap solusi cetak dan percetakan digital (Citra dalam antarajatim, 2015). Menurut Mangara Pangaribuan selaku Chief Executive, Branch Operation II PT Astra Graphia Tbk, Kota Surabaya dinilai memiliki potensi pasar yang sangat besar untuk industri percetakan karena Surabaya juga menjadi kota terbesar kedua setelah Jakarta dan pintu masuk ke Indonesia Timur (Citra dalam antarajatim, 2015). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Jimmy Yulianto selaku Ketua Umum Persatuan Grafika Indonesia saat memberikan sambutan pada Acara Pembukaan SPE 2015, yang menyatakan bahwa angka pertumbuhan industri grafika di Jawa Timur kini dapat mencapai 16,7% (Indo Trading, 2015). Di Jawa Timur, terdapat beberapa percetakan yang dinilai terbaik berdasarkan hasil Polling Top Print Polling ini telah diselenggarakan oleh majalah Print Media Indonesia selama 4 tahun berturut-turut untuk menentukan percetakan (Web, Offset, Digital Press,Outdoor/indoor) terbaik di setiap provinsi di tanah air (Print Media, 2015). Berikut hasil polling percetakan terbaik di Jawa Timur pada Tabel
10 Tabel 1.4 Hasil Polling Top Print Jawa Timur Tahun Peringkat Temperina Media Graphika Temprina Media Graphika Temprina Media Graphika Temprina Media Graphika 2 Ramayana Antar Surya Jasuindo Tiga Jaya Perkasa (Gramedia) Paperku Antar Surya 3 Bayu Mandiri Paperku Paperku Jaya (Gramedia) Sumber: Print Media Indonesia, 2015 Berdasarkan Tabel 1.4 Temperina Media Graphika selama 3 tahun berturut-turut menduduki peringkat 1 hasil Polling Top Print untuk wilayah Jawa Timur. Tetapi menurut Print Media Indonesia sendiri, hasil polling ini belum tentu menjamin bahwa perusahaan yang terpilih merupakan yang terbaik di setiap daerah, karena penentuan polling bergantung pada data pilihan peserta polling yaitu konsumen pengguna jasa perusahaan-perusahaan percetakan yang ada (Print Media Indonesia, 2015). PT. Okantara adalah salah satu perusahaan yang hadir dalam industri percetakan di Jawa Timur. Perusahaan yang telah mampu menyediakan jasa percetakan besar seperti kebutuhan kampanye, brosur, serta majalah ini sudah berdiri selama 14 tahun. Dengan keadaan dimana pertumbuhan industri percetakan di Jawa Timur terus meningkat, PT. Okantara harus tetap bertahan dalam persaingan yang makin ketat tersebut untuk terus menjaga eksistensinya di dunia industri percetakan khususnya di Jawa Timur. Belum terpilihnya PT. Okantara menjadi salah satu perusahaan terbaik menurut Print Media Indonesia adalah sebuah tolak ukur bahwa masih ada percetakan lain yang dianggap lebih pantas menjadi percetakan terbaik oleh peserta polling. Tetapi tidak dipungkiri, 10
11 bahwa PT. Okantara memiliki tujuan untuk menjadi perusahaan percetakan terbaik yang diakui, sebagaimana yang menjadi visi dari PT. Okantara yaitu ingin menjadi usaha yang maju dan berkembang. Meskipun belum terakui menjadi perusahaan percetakan terbaik, PT. Okantara sendiri selalu mengalami perkembangan ditandai dengan terus bertambahnya nilai transaksi khususnya dengan pemerintah kota dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dimana data dapat dilihat pada Gambar 1.3 berikut. Gambar 1.3 Data Kerjasama PT. Okantara Terhadap Pemerintah Kota dan BUMN. Sumber: PT. Okantara, 2015 Berdasarkan Gambar 1.3 terlihat bahwa setiap tahunnya, PT. Okantara mengalami peningkatan transaksi. Meskipun begitu, PT. Okantara mengalami penurunun di jumlah nilai pertransaksi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.4 berikut. 11
12 Gambar 1.4 Data Transaksi Kerjasama PT. Okantara Terhadap Pemerintah Kota dan BUMN. Sumber: PT. Okantara, 2015 Berdasarkan Gambar 1.4 PT. Okantara meskipun mengalami penurunan nilai per transaksi, tetapi tetap mengalami kenaikan dalam jumlah nilai transaksi per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa PT.Okantara dapat bertahan dan bersaing karena masih dapat melakukan peningkatan transaksi di tiap tahunnya. Menurut Mohammad Oskar selaku direktur PT. Okantara, tidak menutup kemungkinan bahwa kedepannya, transaksi yang terjadi akan menurun dan hal ini dapat menjadi masalah bagi PT. Okantara. Semakin meningkatnya jumlah transaksi maka semakin banyaknya pula jumlah produksi yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan semakin besar pula tingkat kecacatan yang terjadi pada produk. (wawancara dengan Bapak Mohammad Oskar, 23 September 2015). Cacat 12
13 produksi akan berdampak buruk bagi perusahaan, dimana akan banyak waktu yang terbuang serta bertambahnya biaya produksi karena harus memproduksi ulang produk tersebut. Terlebih lagi jika produk cacat sampai ketangan konsumen, ini akan mempengaruhi citra dari perusahaan sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan hilangnya peluang bisnis dimasa mendatang serta menurunnya pangsa pasar (Iqbal, 2004:86). Saat citra perusahaan menurun karena kepuasan konsumen berkurang akibat produk cacat, maka dapat dipastikan konsumen tersebut dapat mencari perusahaan lain yang dianggap memberikan kepuasan yang lebih karena dasar dari loyalitas sendiri terdapat dalam kepuasan pelanggan oleh karena itu saat kepuasaan pelanggan semakin tinggi maka tingkat loyalitas konsumen akan semakin tinggi pula (Ludfi, 2011:133). Oleh karena itu, salah satu cara untuk meminimalisir cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan menghilangkan biaya adalah dengan melakukan pengendalian kualitas (Byung-wan, 2012:98). Pernyataan tersebut didukung oleh data produksi salah satu jasa yang disediakan PT. Okantara, yaitu brosur dalam periode Mei 2013 sampai dengan April Dalam data tersebut, ditemukan kenyaatan bahwa masih terdapat sejumlah produk brosur yang cacat. Berikut ditampilkan data produksi dan cacat produk brosur pada Tabel 1.5 berikut. Tabel 1.5 Data Jumlah Produksi dan Cacat Brosur PT. Okantara periode Mei 2013 April 2015 Bulan Produksi Cacat Presentase Mei ,54 % Juni ,85 % Juli ,87 % Agustus ,74 % September ,81 % Oktober ,78 % Bersambung 13
14 Sambungan Bulan Produksi Cacat Presentase November ,31 % Desember ,50 % Januari ,79 % Februari ,67 % Maret ,60 % April ,24 % Mei ,02 % Juni ,81 % Juli ,66 % Agustus ,52 % September ,55 % Oktober ,05 % November ,93 % Desember ,48 % Januari ,36 % Februari ,69 % Maret ,01 % April ,10 % Total Sumber: PT. Okantara, 2015 Berdasarkan tabel 1.5 terlihat produksi brosur dalam 2 tahun terakhir berjumlah sebanyak lembar. Dalam sebulan, PT. Okantara mampu menghasilkan rata-rata lembar, tetapi juga menghasilkan rata-rata lembar brosur yang cacat. Tingkat kecacatan tertinggi pada Oktober 2014 yaitu 5,05% dan tingkat kecacatan terendah pada Maret 2014 yaitu 3,60%. Seharusnya tingkat produk cacat dapat ditekan dan perusahaan mampu melakukan proses produksi yang lebih baik karena adanya tingkat kecacatan terendah sebesar 3,16% tersebut. Dari data tersebut, didapatkan bahwa rata-rata produk yang cacat masih 14
15 sebesar sebesar 4,57%. Untuk terus dapat bersaing, PT. Okantara harus mencapai kecacatan terendah dan akan lebih baik lagi jika dapat meminimalisir tingkat cacat produk, sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Diterapkannya metode Six Sigma sebagai salah satu metode pengendalian akan digunakan untuk menekan angka kecacatan produk dengan mengetahui faktor-faktor penyebab kecacatan, sehingga meningkatkan kualitas produk. Dengan begitu, PT. Okantara dapat menekan biaya produksi sehingga meningkatkan keuntungan serta mempertahankan serta mengembangkan bisnisnya. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan studi penelitian dengan judul ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PT. OKANTARA 1.3 Perumusan Masalah PT. Okantara sebagai salah satu pelaku industri percetakan yang kini beradadalam kondisi meningkatnya pertumbuhan industri grafika ingin mengasilkan produk yang berkualitas untuk semua konsumen sehingga dapat mempertahankan kesetiaan pelanggan. Untuk menjaga kualitas produk tersebut diperlukan suatu pengendalian kualitas yang baik. Dalam kenyataannya, PT. Okantara memiliki sejumlah kecacatan produk dalam produksinya. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan ini belum mampu menerapkan pengendalian kualitas yang baik. Faktor-faktor penyebab terjadinya cacat pada proses produksi belum diketahui dengan baik oleh perusahaan. Oleh karena itu diperlukan analisis terhadap pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT. Okantara untuk menemukan faktor-faktor utama penyebab kecacatan yang terjadi pada produk, sehingga dapat ditemukan solusi sebagai usulan perbaikanuntuk perusahaan agar kualitas produk yang dihasilkan dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. 15
16 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, terdapat pertanyaan yang digunakan untuk penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas brosur pada PT. Okantara berdasarkan metode six sigma? 2. Apa saja faktor penyebab timbulnya brosur cacat pada PT. Okantara? 3. Bagaimana upaya pengendalian kualitas yang dapat diterapkan di PT. Okantara berdasarkan berdasarkan hasil analisis Six Sigma dengan pendekatan DMAIC? 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah disebutkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pelaksanaan pengendalian kualitas brosur pada PT. Okantara berdasarkan metode six sigma. 2. Mengetahui apa saja faktor penyebab timbulnya brosur cacat pada PT. Okantara menggunakan metode six sigma. 3. Mengetahui upaya pengendalian kualitas yang dapat diterapkan di PT. Okanatara berdasarkan berdasarkan hasil analisis Six Sigma dengan pendekatan DMAIC. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu manajemen dan menambah kajian mengenai ilmu manajemen khususnya manajemen mutu untuk mengetahui bagaimana metode six sigma yang diterapkan dalam pengendalian kualitas produk pada suatu perusahaan 16
17 1.6.2 Maanfaat Praktis 1) Bagi perusahaan Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya guna memajukan perusahaan sehingga dapat terus bersaing dan menjaga hubungan dengan konsumen. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan evaluasi dan di aplikasikan ke bagian produksi sehingga menekan angka kecacatan produk yang dihasilkan. 2) Bagi penulis Penelitian ini diharapkan penulis dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai sistem manajemen mutu, terlebih lagi dalam manajemen kualitas. Selain itu, penelitian ini juga sebagai wadah pengaplikasian teori dan pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama perkuliahan. 3) Bagi perguruan tinggi Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan pada brosur hasil produksi PT. Okantara. 2. Penelitian ini dilakukan di Surabaya dengan menggunakan data produksi PT. Okantara. 3. Waktu penelitian dilakukan pada September 2015 Maret Data produk yang digunakan periode Mei 2013 April Metode yang digunakan adalah six sigma dengan pendekatan DMAIC. 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: 17
18 BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memuat tentang teori yang menjadi berhubungan dengan variable yang diteliti dan menjadi dasar dalam menguraikan kerangka pemikiran penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang karateristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan pelaksanaan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan sumber data, validitas dan reabilitas serta teknik analisis data dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan karateristik responden, hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran. 18
BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Pertumbuhan Produksi Tahunan Industri Mikro dan Kecil YoY menurut Provinsi,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Usaha makanan/kuliner merupakan jenis usaha yang sangat menjanjikan. Hal ini disebabkan makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Usaha ini banyak sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia grafika mempunyai ilmu yang sangat luas dalam aplikasi cetak, kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan yang berdampingan dengan teknologi yang mempermudah memperoleh informasi dan memudahkan dalam urusan bisnis membuat daya saing semakin meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang amat pesat. Dunia industri Grafika adalah bagian dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dalam dunia industri grafika mengalami kemajuan yang amat pesat. Dunia industri Grafika adalah bagian dari industri media cetak.
Lebih terperinciSumber: [11 Februari, 2010]
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen dibandingkan tahun 2008. Dimana nilai Produk Domestik
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 22 TAHUN 2011 TENTANG
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 22 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT ASURANSI BANGUN ASKRIDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu usaha di Indonesia dapat dikatakan sebagai bisnis yang tidak pernah surut, yaitu usaha percetakan. Saat ini perkembangan teknologi semakin berkembang,
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Inflai BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 53/08/52/Th VIII, 7 Agustus INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN II- Indeks Tendensi Konsumen (ITK) merupakan indeks komposit persepsi
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV-2015 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTT No. 10/02/53/Th. XIX, 5 Februari 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV-2015 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Triwulan IV/2015: Kondisi ekonomi dan tingkat optimisme konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, banyak perusahaan sejenis yang berlomba lomba untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, banyak perusahaan sejenis yang berlomba lomba untuk mendapatkan loyalitas serta kepercayaan dari konsumen. Bagi setiap perusahaan hal tersebut sangatlah penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, sehingga dalam memilih tempat berinvestasi masyarakat tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang berdasarkan asas kepercayaan, sehingga dalam memilih tempat berinvestasi masyarakat tentunya haruslah benar-benar menyeleksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Usaha di bidang percetakan adalah usaha yang sangat luas pangsa pasarnya yaitu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha di bidang percetakan adalah usaha yang sangat luas pangsa pasarnya yaitu lebih dari 14.594 perusahaan di Jakarta (data anggota KADIN Jakarta, www.kadin.or.id,
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN II-2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 44/08/94/Th. VI, 5 Agustus 2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 13/02/12/Th. XX, 06 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,312 Pada ember
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Setiap manusia dalam aktifitas sehari-hari pasti membutuhkan alat tulis. Manusia
1 BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Setiap manusia dalam aktifitas sehari-hari pasti membutuhkan alat tulis. Manusia membutuhkan alat tulis dengan tujuan membuat atau melakukan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
No. 58/11/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Papua Barat Triwulan III 2017 ITK Papua Barat Triwulan III 2017
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/05/Th. XVI, 6 Mei 2013 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 KONDISI BISNIS DAN EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT A. INDEKS TENDENSI BISNIS A. Penjelasan
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Berkembangnya perekonomian global saat ini menjadi salah satu ajang berbagai negara di seluruh dunia untuk mempromosikan produk dan jasa yang mereka hasilkan. Dan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin mendapatkan perhatian terutama dari pelaku agribisnis. Perhatian ini didasari karena sektor UMKM mampu bertahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Observasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Observasi Pendirian BJB (Bank Jabar Banten) Syariah diawali dengan pembentukan Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. pada
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 10/11/53/Th. XX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Secara umum kondisi ekonomi dan tingkat optimisme
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10211 TENTANG
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10211 TENTANG PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT UOB LIFE SUN ASSURANCE OLEH PT BHAKTI CAPITAL INDONESIA, TBK. I. LATAR BELAKANG 1.1 Pada tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN
No.39/07/15/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR 0,335 Pada Maret 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK No. 12/02/Th. XIII, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2009 MENCAPAI 4,5 PERSEN Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK No. 12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2010 MENCAPAI 6,1 PERSEN Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2010 meningkat sebesar
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN IV-2016 SEBESAR 98,54
INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN IV-2016 SEBESAR 98,54 No. 12/02/Th. VI, 6 Februari 2017 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah CV. Lintas Nusa adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah minimal
Lebih terperinciPROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT
No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016 TRIWULAN II-2016 ITK SEBESAR 104,65 No. 06/08/Th. VI, 5 Agustus 2016 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 11/02/94/Th. VII, 6 Februari 2017 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2015
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2015 TRIWULAN II-2015 ITK SEBESAR 102,70 No. 06/08/Th. V, 5 Agustus 2015 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2000 TENTANG
Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2000 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT POS INDONESIA
Lebih terperinciBAB 2 ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO
BAB 2 ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO Baik di industri furniture maupun industri lainnya, akan ada faktor eksternal yang akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis perusahaan. Ada 5 faktor eksternal yang turut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. krisis. Kelemahan ini, tentunya akan berpengaruh pada ekonomi negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi ekonomi global nampaknya masih belum pulih sepenuhnya dari krisis. Kelemahan ini, tentunya akan berpengaruh pada ekonomi negara-negara berkembang
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 46/05/Th. XVIII, 5 Mei 2015 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015 KONDISI BISNIS MENURUN NAMUN KONDISI EKONOMI KONSUMEN SEDIKIT MENINGKAT A. INDEKS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Triwulan III-2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 73/11/52/Th.VIII, 6 Nopember 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN III-2017
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Jumlah UKM (Usaha Kecil Menengah) di Indonesia terus meningkat dan Indonesia merupakan negara dengan UKM paling optimistis ketiga di Asia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Telkom Akses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Telkom Akses PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semen adalah komoditas yang penting bagi Indonesia. Sebagai negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semen adalah komoditas yang penting bagi Indonesia. Sebagai negara berkembang yang terus melakukan pembangunan infrastuktur. Pembangunan infrastruktur akan terus dikerjakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulainya era globalisasi memicu perkembang teknologi dibidang grafika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat dan dimulainya era globalisasi memicu perkembang teknologi dibidang grafika (sumber: Jurnal Indonesia
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUN PERUSAHAAN. CV. Bayu Mandiri berdiri sejak tahun 2002, dimulai dengan usaha kecilkecilan
BAB II GAMBARAN UMUN PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV. Bayu Mandiri berdiri sejak tahun 2002, dimulai dengan usaha kecilkecilan yang terletak di Jl. Prambanan No. 3 saat itu perusahaan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016
BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 31/05/Th. XIII, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 TUMBUH MENINGKAT 5,7 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan
Lebih terperincih. Izin iklan bergerak untuk kendaraan Delivery Services
16 h. Izin iklan bergerak untuk kendaraan Delivery Services 3.2 Perkembangan dan Tujuan Perkembangan dan tujuan dari Bramante Furniture ini akan dibahas dalam visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan.
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2015 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTT No. 10/08/53/Th. XVIII, 5 Agustus 2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2015 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Triwulan II/2015: Kondisi ekonomi dan tingkat optimisme
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2015 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTT No. 10/11/53/Th. XVIII, 5 November 2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2015 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Triwulan III/2015: Kondisi ekonomi dan tingkat optimisme
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 03/KPPU/PDPT/II/2013 TENTANG
VERSI PUBLIK PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 03/KPPU/PDPT/II/2013 TENTANG PENILAIAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT HUTAN KETAPANG INDUSTRI OLEH PT SUNGAI MENANG I. LATAR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA SELATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Lazada Berikut ini adalah logo dari lazada :
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian dalam karya tulis ini merupakan perusahaan online shop yang menawarkan berbagai jenis produk. Sebagian besar website online shop yang
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2016 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTT No. 10/05/53/Th. XIX, 4 Mei 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2016 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Triwulan I/2016: Kondisi ekonomi dan tingkat optimisme konsumen
Lebih terperinciBUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA KEPADA PT. BANK SUMATERA SELATAN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Pertanian di Indonesia Tahun Pertanian ** Pertanian. Tenaga Kerja (Orang)
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa, dari jumlah penduduk tersebut sebagian bekerja dan menggantungkan sumber perekonomiannya
Lebih terperinciMENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG
KEPUTUSAN NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG PENETAPAN NAMA NAMA PENERIMA DANA PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2012 Menimbang :, a. bahwa jumlah lanjut usia yang membutuhkan perhatian dan penanganan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KE DALAM MODAL PT. BANK JABAR BANTEN SYARIAH DAN PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH KE DALAM MODAL PT. BANTEN GLOBAL
Lebih terperinciBUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 5 TAHUN 2012
BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN DAN PENAMBAHAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA KEPADA LEMBAGA PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, kondisi pasar bisnis sudah memasuki dunia global yang didukung oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, kondisi pasar bisnis sudah memasuki dunia global yang didukung oleh kemajuan teknologi. Seiring dengan kemajuan tersebut maka perusahaan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Rumah.com adalah sebuah perusahaan media online yang ideal untuk pencarian properti, seperti rumah, bangunan komersial, dan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2011 MENCAPAI 6,5 PERSEN Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KE DALAM MODAL SAHAM PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017
No. 41/07/36/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017 GINI RATIO PROVINSI BANTEN MARET 2017 MENURUN Pada 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Banten yang diukur
Lebih terperinciBAB 3. Gambaran Umum Perusahaan
BAB 3 Gambaran Umum Perusahaan 3.1 Perkembangan Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tanggal 14 Januari 1983 denga nama CV. Gunung Mas Agung Offset Printing yang dimiliki perorangan, bertempat di jalan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari
59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penentuan Komponen Biaya Gambar 4.1 Tahapan proses penentuan komponen biaya Pada gambar 4.1, dalam penentuan komponen biaya terdapat 2 proses, yaitu:
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR 110,47
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA INDEKS TENDENSI KONSUMEN D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN SEBESAR 110,47 No. 45/08/34/Th.XV, 2 Agustus A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini mengalami era globalisasi dimana semakin hari semakin dihadapkan dengan banyaknya persaingan antar perusahaan-perusahaan yang saling
Lebih terperinciGAMBARAN UMUN PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUN PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV. Bayu Mandiri berdiri sejak tahun 2002, dimulai dengan usaha kecilkecilan yang terletak di Jl. Prambanan No. 3 saat itu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Percetakan (printing) adalah sebuah proses industri untuk memproduksi secara massal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas dengan
Lebih terperinciGAMBAR 1.1 Logo Perusahaan Sumber: Dokumentasi perusahaan, 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1.GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1. Profil Bank bjb PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank Bjb) adalah Bank BUMD milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. TB. Dua Dua berdiri pada tahun 1995, TB. Dua Dua merupakan toko. buku yang menjual buku pelajaran untuk SD, SMP dan SMA Negeri dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian TB. Dua Dua berdiri pada tahun 1995, TB. Dua Dua merupakan toko buku yang menjual buku pelajaran untuk SD, SMP dan SMA Negeri dan Swasta. Mekanisme penjualan
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2017
INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2017 SEBESAR 98.57 No. 29/05/Th. VI, 5 Mei 2017 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing agar mampu memenangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang kita cita-citakan berupa masyarakat yang adil dan makmur, baik moril dan materil, maka berbagai usaha
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 A. Penjelasan Umum 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) I-2017 No. 27/05/94/Th. VII, 5 Mei 2017 Indeks Tendensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat untuk melayani pasar konsumen. Pemasaran bukan sekedar fungsi bisnis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan fungsi bisnis untuk mengenali kebutuhan konsumen dan menentukan target market yang dituju serta merancang produk dan program yang tepat untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis kurir dan logistik di Indonesia secara umum saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan semakin banyaknya bisnis jual
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka memperkuat struktur permodalan perusahaan, maka Dana Reboisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Percetakan merupakan proses industri untuk memproduksi salinan dari kata-kata dan gambar secara massal dengan menggunakan mesin cetak dengan berbagai ukuran untuk memenuhi
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA SURABAYA KEPADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SURYA ARTHA UTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sektor ini memiliki share sebesar 14,9 % pada
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016
No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 21 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT TIRTA GEMAH RIPAH
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 21 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT TIRTA GEMAH RIPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN
BADAN PUSAT STATISTIK No.06/02/81/Th.2017, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO MALUKU PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,344 Pada September 2016,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Produk yang dikatakan berkualitas adalah produk yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Maka dari itu setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menghasilkan produk berupa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus
80 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Banjar KencanaSakti, berkedudukan di Banjarmasin, memiliki anggaran dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, memberikan banyak dampak positif dalam persaingan usaha. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang menakutkan bagi perekonomian Indonesia. Krisis pada saat itu telah mengganggu seluruh
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV 2013 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I 2014
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/02/18.Th.IV, 5 Februari 2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV 2013 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I 2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN IV-2013 SEBESAR
Lebih terperinciLampiran 1 DAFTAR WAWANCARA
L.1 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA Daftar pertanyaan wawancara Direktur PD. Bintang Cemerlang (Bapak Johan) mengenai keadaan di perusahaan 1. Perusahaan bapak bergerak di bidang apa? Jawab: Perusahaan kami
Lebih terperinci3.1.1 Sejarah Perusahaan
48 BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Matahari Abadi adalah perusahaan percetakan yang melayani jasa percetakan seperti : brosur, kop surat, amplop,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya di industri bisnis perbankan. Bank yang sekarang ini dianggap bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perekonomian Indonesia telah mengalami banyak perkembangan, salah satunya di industri bisnis perbankan. Bank yang sekarang ini dianggap bank terbesar di Indonesia
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sentra industri yaitu pusat kegiatan dari kelompok industri pada suatu lokasi/tempat tertentu yang dimana terdiri dari berbagai usaha yang sejenis.
Lebih terperinciCompany Profile CV. SUMBER BAHAGIA KREASINDO GRAPHIC DESIGN WEB DESIGN SUPPLIER CV. SUMBER BAHAGIA KREASINDO
Company Profile PRINTING GRAPHIC DESIGN WEB DESIGN SUPPLIER TENTANG KAMI CV. Sumber Bahagia Kreasindo adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang Percetakan, Design Graphic dan Web Design di DKI Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan sistem usaha dalam berbagai keunggulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modern seperti sekarang dunia bisnis mengalami perkembangan yang sangat pesat baik pada perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur mulai dari skala kecil
Lebih terperinci