BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN. Bisnis minyak dan gas di Indonesia merupakan bisnis yang padat modal, padat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN. Bisnis minyak dan gas di Indonesia merupakan bisnis yang padat modal, padat"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT. Pertamina Tentang PT. Pertamina Bisnis minyak dan gas di Indonesia merupakan bisnis yang padat modal, padat teknologi serta beresiko tinggi. Terdapat perusahaan-perusahaan lokal dan asing dalam pengelolaan migas di Indonesia. Pada sektor Hulu lokal kita, ada Pertamina dan Medco Energi. Sedangkan di sektor hulu asing (pengeboran minyak mentah) ada Chevron yang dulunya Caltex, BP (British Petroleum), Total Indonesia, Vico (Virginia Oil), Petrochina, CNOOC (China National Oil Corporate), Amerada Hess, Conoco Phillips, Exxonmobil, ENI corporate dari Italy, Premier Oil British, dan lain sebagainya. PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi milik Pemerintah Indonesia (National Oil Company).. Sampai saat ini unit usahanya telah berkembang pesat dari unit eksplorasi, produksi pengolahan, distribusi dan pemasaran migas dan produk-produk turunannya, hingga terbentuk anak-anak perusahaan yang bergerak diberbagai bidang usaha. Usaha di Bidang Hulu dan Hilir di bina untuk menjadikan Pertamina sebagai perusahaan migas terbesar dan memiliki kualitas yang terbaik di Indonesia dan dunia internasional. Perusahaan yang pertama kali berdiri pada tanggal 10 Desember 1957 ini bergerak dibidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. Industri minyak di Indonesia dimulai pada awal abad 19. Dari tahun 1871 hingga 1945 dikenal dengan masa ekspoitasi minyak oleh penjajah yang dikuasai oleh Amerika Serikat dan Belanda yang

2 pada mulanya diberi nama Standard Vacuum Petroleum Maatschappij (SVPM) hingga akhirnya merubah nama menjadi PT Standard Vacuum Petroleum (STANVAC) pada tahun Di jaman Jepang usaha yang dilakukan umumnya adalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat pengeboman. Untuk masa perjuangan minyak pra Pertamina dilakukan antara tahun 1945 sampai dengan Namun selama perang kemerdekaan kegiatan pencarian minyak berhenti. Pada tahun 1968 Pertamina muncul dengan nama PN Pertamina dimana hasil merger antara PN Permina dan PN Pertamin. Dengan bergulirnya Undang-Undang No.8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT Pertamina (Persero) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. PT Pertamina (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No.20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh menteri Hukum dan HAM melalui surat keputusan No. C HT pada tanggal 09 Oktober Sesuai akta pendiriannya, maksud PT.Pertamina (Persero) adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. PT Pertamina (Persero) memiliki tata nilai perusahaan yang digunakan yaitu : 1. Clean (Bersih)

3 Dikelola secara professional, menghindari benturan kepentingan, tidak menorelansi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asasasas tata kelola korporasi yang baik. 2. Competitive (kompetitif) Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja. 3. Confident (Percaya diri) Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa. 4. Customer Focused (Fokus pada pelanggan) Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial) Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, megambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat. 6. Capable (Berkemampuan) Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan 49. Media yang digunakan dalam penyediaan dan penyampaian informasi mengenai PT.Pertamina (Persero) kepada publiknya adalah media internal Pertamina. 49 Tentang Pertamina, website Pertamina. Diakses pada tanggal 25 Maret 2010 dari

4 Media internal yang digunakan oleh pertamina menyajikan informasi-informasi seputar kegiatan Pertamina yang tersaji dalam beberapa macam jenis media. Media tersebut adalah : 1. Cyber News (versi bahasa Inggris dan Indonesia) 2. Warta Pertamina (majalah bulanan) 3. Media Pertamina (majalah mingguan) 4. Artikel 5. Newsletter Pertamina yang terkirim secara otomatis melalui ke setiap pelanggannya. Media internal selama ini memainkan perannya untuk mendukung berlangsungnya sistem komunikasi dalam arah yang berbeda-beda, baik dari atas ke bawah (downwards communication), dari bawah ke atas (upwards communication), horizontal, maupun diagonal (cross communication). Memaksimalkan media internal merupakan bagian dari proses Public Relations PT Pertamina (Persero), baik sebagai eksternal PR maupun internal PR. Media internal pusat merupakan media komunikasi dan informasi efektif, menyatakan bahwa perusahaan itu ada dinamika dan perubahan dari waktu ke waktu. Selain perlunya memaksimalkan media Internal unit, keberadaan media internal pusat sangat strategis bagi setiap unit untuk mempublikasikan kegiatan unitnya ke seluruh fungsi perusahaan sesuai dengan ruang distribusinya yang lebih luas hingga ke beberapa lembaga DPR, Pemerintah, dan media massa Media Pertamina, Citra via media internal, website Pertamina. Diakses pada tanggal 19 April 2010 dari

5 Unit yang rajin dan sangat rajin mempublikasikan berita kegiatan positif unitnya akan memperoleh manfaat yang tidak terkira keaktifannya itu. Karena mereka telah membuka pintu dan jendela keterbukaan kepada shareholder-nya. Efektivitas sebuah media adalah dipandang, dipercaya dan diperhitungkan. Dengan demikian maka misi yang disampaikan media akan efektif dan berpotensi menciptakan persepsi-persepsi publik yang diinginkan oleh media tersebut Visi dan Misi PT. Pertamina 1) Visi PT Pertamina (Persero) Menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia. 2) Misi PT Pertamina (Persero) 1. Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia serta usaha lain yang menunjang bisnis Pertamina. 2. Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif dan berdasarkan tata nilai unggulan. 3. Memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja, dan masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. 51 Media Pertamina, Kredibilitas, website Pertamina. Diakses pada tanggal 19 April 2010 dari

6 Kegiatan Usaha PT. Pertamina Kegiatan usaha Pertamina terbagi menjadi dua sektor yaitu usaha Hulu dan usaha Hilir, serta di tunjang oleh kegiatan Anak-anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan (joint Operating Body). Usaha Hulu Pertamina berfungsi sebagai sub holding yang membawahi seluruh usaha Pertamina di sektor energi Hulu dan bertekad menjadi pelaku usaha Hulu migas kelas dunia. Sebagai bagian dari perseroan, usaha Hulu bertugas untuk mengelola unitunit usaha di sektor energi Hulu. Kegiatan usahanya meliputi eksplorasi, produksi, transportasi, pengolahan serta pembangkitan energi dari berbagai jenis sumber daya, seperti minyak, gas dan panas bumi, serta rumpun usaha terkait lainnya, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Dalam usaha Hilir terdiri dari Pengolahan yang memiliki unit bisnis pengadaan, Pemasaran dan Niaga yang memilki unit bisnis Produk kami, MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar data Keselamatan Bahan, dan Perkembangan harga 52. Usaha Hulu PT. Pertamina (Persero) terdiri dari beberapa anak perusahaan yaitu : 1. PT. Pertamina EP (PEP). Perusahaan ini menyelenggarakan usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi meliputi eksplorasi dan eksploitasi, serta penjualan produksi minyak dan gas bumi hasil kegiatan eksploitasi. Pertamina EP juga menyelenggarakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang kegiatan usaha tersebut di atas. 2. PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) adalah anak perusahaan Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) yang menangani kegiatan usaha geothermal. 52 Bisnis Pertamina, website Pertamina. Diakses pada tanggal 14 Juli 2009 dari

7 3. PT. Pertagas merupakan suatu entitas bisnis yang bergerak dalam usaha niaga, transportasi, distribusi, pemrosesan dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan produk turunannya. 4. PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) adalah salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang pengelolaan portofolio usaha sektor hulu minyak dan gas bumi serta energi lainnya. Kegiatan PHE kedepan dirancang sesuai visi 2014 yaitu: Menjadi perusahaan multinasional yang terpandang di bidang energi di sektor hulu migas dan energi (Respectable Multinational Upstream Energy Company). 5. Drilling Service Hulu (DS) merupakan salah satu Strategic Business Unit (SBU) Usaha Hulu, yang mengelola usaha jasa drilling (pemboran) dan workover. 6. Exploration and Production Technology Center (EPTC) dibentuk pada 27 September Aktivitasnya difokuskan dalam aspek pengembangan dan inovasi teknologi kebumian, untuk tujuan eksplorasi dan produksi dengan menyediakan end-toend EP technology solution yang andal, cepat dan tepat guna Pertamina EPTC dan Manajemen Data Direktorat Hulu bersama dengan salah satu unit bisnisnya yaitu Exploration and Production Technology Center (EPTC) telah menyusun rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) , dengan target pada 2014 menjadi "World Class Diversified Upstream Energy Enterprise".

8 Pertamina EPTC sebagai salah satu unit usaha bisnis Hulu PT. Pertamina (Persero) yang dibentuk pada 27 September 2006 menetapkan visi dan misi untuk tahun 2014 yaitu : 1) Misi Pertamina EPTC Menyediakan EP technology solution yang andal, cepat, dan tepat guna. 2) Visi Pertamina EPTC Menjadi Center of Excellence Technology bagi kegiatan Hulu dengan kemampuan teknologi EP (eksplorasi dan produksi) berkelas dunia. Wujud dari visi tersebut adalah tercapainya standar kelas dunia untuk sistem manajemen informatika, kemampuan sumber daya manusia, fasilitas pusat teknologi, kapabilitas teknologi, dan rumah software eksklusif. Bagi Pertamina (Persero), EPTC memiliki kedudukan yang penting karena sebagai pusat teknologi untuk eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. Dilengkapi dengan sumber daya manusia yang kompeten, EPTC menyediakan akses pelayanan data yang nyaman dan terlengkap bagi seluruh wilayah kerja PT. Pertamina (Persero). Selain itu EPTC selalu terfokus pada inovasi teknologi untuk meningkatkan siklus kerja, meningkatkan akurasi data dan meningkatkan keyakinan dari pengeboran prospek sehingga meminimalkan resiko dalam setiap kegiatan eksplorasi. Saat ini, perusahaan-perusahaan dibawah Usaha Hulu EPTC utama adalah pelanggan, meskipun demikian, perkembangan bisnis EPTC masih besar. Hingga 2007, EPTC diserap hanya 25 % dari total produksi dan eksplorasi teknologi. Oleh karena itu EPTC menargetkan menyerap 100 % dari eksplorasi dan teknologi produksi dengan kemampuan World Class Technology.

9 EPTC memiliki lima peran dalam menyediakan teknologi eksplorasi dan produksi untuk para pelanggannya. Peran mereka adalah : 1. Technical Service 2. Technical Development 3. Standarisasi Teknologi 4. Profesional Development 5. Reserve management and Data Management Center. Kegiatan manajemen data yang dijalankan oleh Pertamina EPTC memiliki peraturan agar dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan memberikan hasil yang diharapkan. Data-data yang dimiliki merupakan aset bagi EPTC dan Pertamina yang harus dijaga dengan baik agar tidak jatuh serta disalahgunakan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab. Data-data yang berada di Pertamina EPTC merupakan data yang diolah dari beberapa pecahan data hingga menghasilkan data yang lengkap. Data tersebut berupa data seismik, data navigasi, data digitasi sumur, remastering data dan sebagainya. Datadata yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan program-program yang dibuat untuk melakukan manajemen data. Data-data yang berada di EPTC merupakan data yang berasal dari berbagai areaarea yang dimilliki oleh PT.Pertamina (Persero) yang kemudian akan dikelompokkan berdasarkan region yaitu Region Sumatera, Jawa, KTI (Kawasan Timur Indonesia), area overseas atau diluar wilayah negara Indonesia seperti Irak, Iran, Libya, Sudan dan sebagainya.

10 Manajemen data Pertamina EPTC (Exploration and Production Technology Center) dilakukan oleh beberapa unit tim kerja yaitu Petrobank, Remastering Data, Geoprobe, GIS, Processing data dan sebagainya. Semua bagian memiliki tanggung jawab masing-masing melakukan pekerjaan pengolahan data dengan menggunakan program. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh tim-tim di Pertamina EPTC memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga dibutuhkan koordinasi yang baik. Untuk memperoleh data, Pertamina EPTC dapat meminta dan menerima dari unit bisnis Hulu Pertamina lainnya yang memiliki lapangan eksplorasi atau dapat diperoleh dari perusahaan migas lainnya yang mempunyai kerja sama dengan Pertamina. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan untuk melakukan manajemen data Pertamina EPTC. Dimulai dengan pengumpulan data-data kemudian dilakukan prosesing data hingga disimpan kedalam disk yang memiliki kapasitas besar atau media lainnya seperti tape cartridge, exabyte dan sebagainya. Berbagai macam cara dilakukan Pertamina EPTC dalam rangka memajukan usaha bisnis EPTC. EPTC membuat rencana dan program agar publik EPTC dapat menerima dan mau menjalankan peraturan yang telah dibuat manajemen EPTC. Pihak Pertamina EPTC mengadakan pertemuan-pertemuan dan melakukan presentasi dengan para klien atau publik eksternal Pertamina EPTC untuk menjelaskan peraturan manajemen data EPTC dengan baik dan benar, menjadwalkan acara kunjungan bagi para klien EPTC agar dapat melihat secara langsung kegiatan manajemen data dan lain sebagainya. Program-program dilaksanakan dengan tujuan agar semua publik mengerti dan menerima manajemen data Pertamina EPTC.

11 Pengguna data EPTC terdiri dari unit-unit bisnis PT Pertamina termasuk EPTC sendiri dan perusahaan migas asing di Indonesia. Unit bisnis Hulu Pertamina merupakan bagian yang sering menggunakan data di EPTC. Unit bisnis Hulu terdiri dari PT Pertamina EP (PEP), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Pertagas, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Drilling Service Hulu (DS). Sedangkan unit bisnis yang paling banyak melakukan penggunaan data adalah unit bisnis Hulu Pertamina EP. Mereka sering mengirimkan dan meminta data kepada EPTC karena Pertamina EP merupakan unit bisnis Hulu yang terbesar dalam mengelola eksplorasi dan produksi migas Pertamina. Pertamina EP saat ini merupakan sub holding perusahaan Pertamina yang dibentuk untuk menjalankan usaha Persero di dalam pengelolaan lahan migas pada wilayah kerja, non wilayah kerja (kelompok usaha gas dan jasa geothermal) serta jasa operasi eksplorasi dan produksi migas Hasil Penelitian Deskripsi Responden Data yang didapat dan terkumpul dari hasil penelitian adalah 92 responden, dimana jumlah tersebut diambil dari responden pengguna data EPTC yang paling sering dan paling banyak yaitu PT.Pertamina EP yang merupakan sampel dari penelitian yang berjudul Efektivitas komunikasi eksternal di Pertamina dalam menerapkan manajemen 53 Media Pertamina, PT Pertamina EP pun bergerak, website Pertamina. Diakses pada tanggal 11 Juli 2009 dari

12 data. Penelitian dilaksanakan kurang lebih 2 minggu mulai tanggal 1 s/d 15 September 2009, dengan target responden karyawan Pertamina EP. Berikut adalah tabel serta pembahasan mengenai identitas 92 responden yang merupakan sampel dari penelitian. 1. Jenis Kelamin Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut : Tabel Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (n = 92) 1 Laki-laki Perempuan Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden laki-laki sebanyak 55 orang atau sama dengan 59,8 %, sedangkan untuk responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 37 orang atau sama dengan 40,2 %. Apabila melihat data yang tertera pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki jumlahnya lebih besar. 2. Usia Perolehan data mengenai usia responden dari lapangan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel Usia Responden No Usia Frekuensi Persentase (n = 92) 1 < 20 Th Th > Th

13 4 > Th > 50 Th Melihat data pada tabel di atas, jumlah responden dengan usia kurang dari 20 tahun 1 orang atau sama dengan 1 %, sedangkan jumlah responden yang memiliki usia antara 20 sampai dengan 30 tahun adalah 41 orang atau sama dengan 44,6 %. Jumlah responden dengan usia lebih dari 30 hingga 40 tahun adalah 39 orang atau sama dengan 42,4 %. Sedangkan untuk jumlah responden dengan rentang usia lebih dari 40 sampai dengan 50 tahun adalah 9 orang atau sama dengan 9,8 %. Responden yang memiliki usia lebih dari 50 tahun berjumlah 2 orang atau sama dengan 2,2 %. Berdasarkan keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang berusia antara 20 sampai dengan 30 tahun memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan responden dengan usia yang lainnya. 3. Pendidikan Terakhir Perolehan data di lapangan mengenai pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel Pendidikan Terakhir Responden No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (n = 92) 1 D S S S Lainnya 1 1.1

14 Berdasarkan tabel di atas, Jumlah responden yang memiliki latar belakang pendidikan D3 (Diploma 3) adalah 19 orang atau sama dengan 20,7 %, sedangkan responden yang memiliki pendidikan terakhir S1 (Strata 1) yaitu 51 orang dengan persentase 55,4 %. Untuk responden yang memiliki pendidikan terakhir S2 berjumlah 21 orang dimana dengan persentase yaitu 22,8 %. Responden dengan tingkat pendidikan S3 (Strata 3) yaitu 0 %, sedangkan untuk pilihan lainnya terdapat 1 orang responden dengan persentase 1,1 %. Apabila melihat hasil yang didapat dari tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan terakhir S1 (Strata 1) Efektivitas Hasil dari penelitian mengenai Efektivitas komunikasi eksternal dalam menerapkan manajemen data di Pertamina EPTC dibagi dalam beberapa dimensi yaitu penerima komunikasi, isi pesan, ketepatan waktu, media komunikasi dan sumber pesan. Perolehan data di lapangan dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini : A. Penerima Komunikasi (Receiver) 1. Target penerima pesan Perolehan data dari lapangan mengenai target penerima pesan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

15 Tabel Target penerima pesan telah sesuai No Target penerima Frekuensi Persentase (n = 92) pesan telah sesuai 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Melihat hasil tabel di atas, Jumlah responden yang sangat setuju bahwa target penerima pesan manajemen data EPTC telah sesuai adalah 13 orang atau 14,1 %, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 52 orang atau sama dengan 56,5 %. Responden yang memilih ragu-ragu berjumlah 24 orang dengan persentase 26,1 % dan yang memilih tidak setuju sebanyak 3 orang atau 3,3 %. Para responden tidak ada yang memilih sangat tidak setuju bahwa target penerima pesan manajemen data EPTC telah sesuai. Apabila melihat hasil di atas, responden lebih banyak yang memilih setuju bahwa target penerima pesan manajemen data EPTC telah sesuai. 2. Kesesuaian informasi dengan kebutuhan pengguna dibawah ini : Data yang diperoleh dari responden di lapangan dapat kita lihat pada tabel Tabel Kesesuaian informasi dengan kebutuhan pengguna No Informasi manajemen data EPTC Frekuensi Persentase (n = 92) sesuai dengan kebutuhan pengguna data 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju 1 1.1

16 3 Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Tabel di atas menunjukkan bahwa responden lebih banyak memilih setuju bahwa informasi manajemen data EPTC sesuai dengan kebutuhan pengguna data. Jumlah responden yang memilih setuju berjumlah 52 orang dengan persentase 56,5 %. Di urutan kedua responden memilih sangat setuju dengan jumlah 13 orang atau 14,1 %. Responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 26 orang atau sama dengan 28,3 %, sedangkan jumlah responden yang memilih tidak setuju bahwa informasi manajemen data tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna data hanya 1 orang atau 1,1 % dan yang memilih sangat tidak setuju adalah 0%. 3. Informasi manajemen data mendukung pekerjaan pengguna Data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai informasi manajemen data EPTC mendukung pekerjaan pengguna data dapat kita lihat pada tabel berikut ini : Tabel Informasi manajemen data mendukung pekerjaan pengguna No Informasi manajemen data EPTC Frekuensi Persentase (n = 92) mendukung pekerjaan pengguna data 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Hasil yang dapat dilihat berdasarkan tabel, responden hanya memilih ragu-ragu, setuju dan sangat setuju. Untuk responden yang memilih sangat tidak setuju dan tidak

17 setuju mengenai informasi manajemen data EPTC mendukung pekerjaan pengguna data berjumlah 0 %. Frekuensi yang paling besar adalah responden yang memilih setuju dengan jumlah 56 orang atau sama dengan 60,9 %, sedangkan yang kedua yaitu yang memilih ragu-ragu dengan jumlah 22 orang atau 23,9 %. Untuk yang ketiga yaitu responden yang memilih sangat setuju bahwa informasi EPTC mendukung pekerjaan pengguna data dengan jumlah 14 orang atau sama dengan 15,2 %. B. Isi Pesan (Content) 4. Kejelasan isi pesan Perolehan data dari lapangan mengenai kejelasan isi pesan manajemen data EPTC dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel Isi pesan yang disampaikan jelas No Isi pesan manajemen data Frekuensi Persentase (n = 92) EPTC yang disampaikan jelas 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Berdasarkan tabel, responden memilih setuju bahwa isi pesan manajemen data yang disampaikan sudah jelas. Jumlah responden yang memilih setuju berjumlah 54 orang dengan persentase sebesar 58,7 % dan yang memilih sangat setuju sebanyak 6 orang atau 6,5 %.

18 Responden yang memilih ragu-ragu berjumlah 30 orang atau sama dengan 32,6 %. Untuk jumlah responden yang memilih tidak setuju bahwa isi pesan manajemen data yang disampaikan sudah jelas hanya berjumlah 2 orang atau 2,2 % dan yang memilih sangat tidak setuju 0%. 5. Pesan yang disampaikan adalah pesan penting Data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat kita lihat pada tabel berikut ini : Tabel Pesan yang disampaikan No Pesan yang disampaikan merupakan Frekuensi Persentase (n = 92) pesan-pesan yang penting mengenai manajemen data EPTC 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilih setuju bahwa pesan yang disampaikan oleh manajemen data EPTC merupakan pesanpesan yang penting bagi pengguna data. Frekuensi terbesar pada tabel di atas adalah responden yang memilih setuju dengan jumlah 54 orang atau 58,7 %, yang kedua adalah jumlah responden yang memilih ragu-ragu yaitu 23 orang atau sama dengan 25 %. Yang ketiga adalah responden yang memilih sangat setuju bahwa pesan-pesan yang disampaikan oleh manajemen data EPTC itu penting bagi pengguna data dengan jumlah 12 orang atau dengan persentase sebesar

19 13 %. Responden yang memilih tidak setuju hanya 3 orang atau 3,3 % dan yang memilih sangat tidak setuju 0 %. 6. Bahasa dan istilah yang digunakan Data yang diperoleh dari lapangan dan hasil penelitian dapat kita lihat pada tabel berikut ini : Tabel Bahasa dan istilah yang digunakan No Pesan manajemen data EPTC Frekuensi Persentase (n = 92) menggunakan bahasa dan istilah yang mudah dimengerti 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Berdasarkan hasil tabel di atas responden lebih banyak memilih setuju bahwa pesan manajemen data EPTC telah menggunakan bahasa dan istilah yang mudah dimengerti oleh pengguna data. Jumlah responden yang memilih sangat setuju hanya 7 orang atau 7,6 % dan jumlah responden yang memilih setuju sebanyak 48 orang atau 52,2 %. Walaupun banyak responden yang memilih setuju namun jumlah responden yang memilih ragu-ragu juga cukup banyak yaitu 32 orang atau dengan 34,8 %. Sedangkan yang memilih tidak setuju hanya 5 orang atau sama dengan 5,4 % dan untuk yang memilih sangat tidak setuju 0 %.

20 C. Ketepatan waktu (timing) 7. Update manajemen data EPTC Berdasarkan perolehan hasil dari lapangan mengenai update manajemen data EPTC dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Update manajemen data EPTC No Informasi manajemen data EPTC Frekuensi Persentase (n = 92) selalu diupdate 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang memilih setuju dan ragu-ragu memiliki jumlah yang sama besar yaitu 40 orang atau sama dengan 43,5 %. Sedangkan responden yang memilih sangat setuju hanya 10 orang atau 10,9 %. Untuk responden yang memilih tidak setuju berjumlah 2 orang atau 2,2 % dan yang memilih sangat tidak setuju tidak ada. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tidak semua responden menyatakan bahwa informasi manajemen data EPTC selalu di update, karena masih banyak yang memilih ragu-ragu mengenai informasi manajemen data EPTC itu selalu diupdate.

21 8. Kecepatan pengiriman informasi Data yang diperoleh dari lapangan mengenai kecepatan pengiriman informasi manajemen data EPTC dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Kecepatan pengiriman informasi manajemen data EPTC No Informasi manajemen data EPTC Frekuensi Persentase (n = 92) selalu dikirim dengan cepat 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Tabel menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa informasi manajemen data EPTC selalu dikirim dengan cepat. Jumlah responden yang memilih setuju sebanyak 42 orang atau 45,7 % dan yang memilih sangat setuju berjumlah 7 orang atau 7,6 %. Sedangkan jumlah responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 37 orang atau 40,2 %. Responden yang memilih tidak setuju bahwa informasi manajemen data EPTC dikirim dengan cepat memiliki jumlah sedikit yaitu 6 orang atau sama dengan 6,5 % dan untuk pernyataan sangat tidak setuju tidak ada responden yang memilih. D. Media Komunikasi (media) 9. Memo sebagai media penunjang Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut :

22 Tabel Penggunaan memo sebagai media penunjang No Penggunaan memo adalah media Frekuensi Persentase (n = 92) penunjang yang tepat untuk manajamen data EPTC 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Dilihat pada data yang ada pada tabel di atas, responden yang memilih sangat setuju hanya 9 orang atau 9,8 %, sedangkan jumlah responden yang memilih setuju bahwa memo merupakan media penunjang yang tepat bagi manajemen data EPTC berjumlah 53 orang atau sama dengan 57,6 %. Jumlah responden yang memilih ragu-ragu berjumlah agak banyak yaitu 29 orang atau 31,5 %, sedangkan untuk responden yang memilih tidak setuju 1 orang atau dengan 1,1 % dan untuk pernyataan sangat tidak setuju tidak ada yang memilih. Kesimpulan yang didapat dari hasil di atas, sebagian besar responden memilih setuju bahwa memo sebagai media penunjang yang tepat bagi manajemen data EPTC sebagai media penunjang Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut : Tabel Penggunaan sebagai media penunjang No Penggunaan adalah media Frekuensi Persentase (n = 92) penunjang yang tepat untuk manajamen data EPTC 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju

23 5 Sangat Setuju Tabel di atas menunjukkan hasil dimana responden sebagian besar memilih setuju merupakan media penunjang yang tepat untuk manajemen data EPTC. Jumlah responden yang memilih sangat setuju sebanyak 10 orang atau sama dengan 10,9 %, sedangkan yang memilih setuju 58 orang atau dengan persentase sebanyak 63 %. Responden yang memilih ragu-ragu dan tidak setuju memiliki jumlah yang sama yaitu 12 orang atau sama dengan 13 %, sedangkan yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada. Kesimpulan yang didapat adalah responden setuju apabila merupakan media penunjang yang tepat bagi manajemen data EPTC. 11. Disk sebagai media penunjang pengiriman data EPTC Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan mengenai disk sebagai media penunjang manajemen data EPTC adalah sebagai berikut : Tabel Penggunaan disk sebagai media pengiriman data EPTC No Penggunaan disk (flash disk, external Frekuensi Persentase (n = 92) dll) adalah media penunjang yang tepat untuk pengiriman data EPTC 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju 7 7.6

24 Dapat dilihat hasil tabel menunjukkan bahwa responden yang memilih sangat setuju sebanyak 7 orang atau 7,6 %, yang memilih setuju berjumlah 41 orang atau 44,6 %. Sedangkan jumlah responden yang memilih ragu-ragu berjumlah 35 orang atau sama dengan 38 %, yang memilih tidak setuju 8 orang atay 8,7 % dan yang memilih sangat tidak setuju hanya 1 orang atau 1,1 %. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil yang didapat adalah jumlah responden lebih banyak yang memilih setuju bahwa disk merupakan media yang tepat untuk pengiriman data EPTC. E. Sumber Pesan (Source) 12. EPTC memberikan informasi yang faktual Perolehan data dari lapangan tentang EPTC memberikan informasi yang faktual adalah sebagai berikut : Tabel EPTC memberikan informasi yang faktual No Manajemen data EPTC dapat Frekuensi Persentase (n = 92) dipercaya dalam memberikan informasi yang faktual 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden yang memilih sangat setuju sebanyak 15 orang atau sama dengan 16,3 %, sedangkan yang setuju sebanyak 55 orang atau dengan persentase yaitu 59,8 %.

25 Responden yang memilih ragu-ragu manajemen data dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang faktual adalah 21 orang atau sama dengan 22,8 %, dan responden yang memilih tidak setuju hanya 1 orang atau 1,1 % sedangkan untuk pernyataan sangat tidak setuju tidak ada yang memilih. Kesimpulannya, jumlah responden yang setuju lebih banyak dibandingkan dengan yang ragu-ragu dan tidak setuju bahwa manajemen data EPTC dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang faktual. 13. Sumber pesan EPTC Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan mengenai sumber pesan EPTC adalah sebagai berikut : Tabel Sumber pesan EPTC No Sumber pesan adalah orang yang Frekuensi Persentase (n = 92) memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen data EPTC 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Dilihat dari hasil pada tabel di atas, jumlah responden lebih banyak yang memilih setuju yaitu 42 orang atau sama dengan 45,7 % dan yang memilih sangat setuju berjumlah 17 orang atau dengan peresentase 18,5 %.

26 Jumlah responden yang memilih ragu-ragu berjumlah cukup banyak yaitu 31 orang atau sama dengan 33,7 %, yang memilih tidak setuju 2 orang atau 2,2 % dan yang memilih sangat tidak setuju tidak ada. Kesimpulan yang didapat adalah sebagian besar responden lebih banyak yang memilih setuju disbandingkan tidak setuju atau ragu-ragu bahwa sumber pesan adalah orang yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai manajemen data EPTC. 14. Sumber utama EPTC Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut : Tabel Sumber utama EPTC No Sumber pesan yang utama adalah Frekuensi Persentase (n = 92) orang-orang bagian Data dan Geomatika EPTC 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Dari data yang diperoleh, jumlah responden yang memilih sangat setuju adalah 10 orang atau 10,9 %, sedangkan yang memilih setuju yaitu 50 orang atau sama dengan 54,3 %. Jumlah responden yang memilih ragu-ragu berjumlah 27 orang atau sama dengan 29,3 %, sedangkan yang memilih tidak setuju yaitu 5 orang atau sama dengan 5,4 % dan tidak ada responden yang memilih sangat tidak setuju.

27 Kesimpulan yang didapat adalah jumlah responden sebagian besar memilih setuju bahwa Sumber pesan yang utama adalah orang-orang bagian Data dan Geomatika EPTC. 15. Data dan Geomatika EPTC Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan mengenai Data dan Geomatika sebagai sumber pesan EPTC adalah sebagai berikut : Tabel Data dan Geomatika EPTC No Bagian Data dan Geomatika EPTC Frekuensi Persentase (n = 92) merupakan sumber pesan yang paling memahami mengenai manajemen data EPTC 1 Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Data pada tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah yang memilih setuju yaitu berjumlah 55 orang atau sama dengan 59,8 %, sedangkan yang memilih sangat setuju adalah 12 orang atau sama dengan 13 %. Jumlah responden yang memilih ragu-ragu memiliki jumlah 23 orang atau dengan persentase 25 %, sedangkan yang memilih tidak setuju berjumlah 2 orang atau 2,2 % dan yang memilih sangat tidak setuju tidak ada. Kesimpulannya adalah responden lebih banyak memilih setuju bahwa Data dan Geomatika EPTC merupakan sumber pesan yang paling memahami mengenai manajemen data EPTC.

28 4.3. Pembahasan Penelitian mengenai efektivitas komunikasi eksternal manajemen data Pertamina EPTC menggunakan lima dimensi yaitu penerima komunikasi (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), sumber pesan (source). Dimensi-dimensi tersebut digunakan untuk mengetahui hasil dari efektivitas komunikasi eksternal EPTC kepada publiknya. Menurut Andre Harjana dalam bukunya Audit Komunikasi terdapat enam kriteria yang dapat dijadikan sebagai pengukur efektivitas komunikasi yaitu penerima komunikasi (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format), sumber pesan (source). Namun dalam penelitian Efektivitas Komunikasi Eksternal di Pertamina EPTC dalam Menerapkan Manajemen Data hanya lima kriteria yang digunakan yaitu penerima komunikasi (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), sumber pesan (source). Kriteria yang tidak dipakai dalam penelitian adalah format. Kriteria ini format dalam efektivitas komunikasi eksternal yaitu mengenai struktur efektivitas yang diterima dan dikirim kepada publik EPTC Melakukan pengukuran efektivitas komunikasi eksternal dalam penelitian ini tidah membutuhkan format karena publik Pertamina EPTC tidak membutuhkan strukur dari efektivitas komunikasi eksternal yang dijalankan EPTC melainkan isi pesan, media dan sumber pesan yang paling dibutuhkan oleh public EPTC. Yang terpenting bagi public EPTC bahwa informasi manajemen data EPTC yang disampaikan oleh sumber pesan EPTC benar dan sesuai dengan kebutuhan public EPTC.

29 Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian akan membantu untuk menunjukkan hasil penelitian yang didapat apakah efektif atau tidak. Kriteria-kriteria digunakan dalam kuesioner yang disebar kepada responden Pertamina EPTC. Responden tersebut adalah Pertamina EP sebagai pengguna data terbanyak di Pertamina EPTC. Melihat hasil yang didapat dari kuesioner, peneliti dapat menjelaskan kriteria mana yang dianggap paling efektif dan paling tidak efektif dalam efektivitas komunikasi eksternal EPTC ini. Lima kriteria yang digunakan oleh peneliti dalam pengukuran penelitian efektivitas ini dan kriteria pertama yang dianggap paling efektif dalam pengukuran efektivitas komunikasi eksternal ini adalah sumber pesan (source). Sumber pesan (source) dikatakan sebagai kriteria yang paling efektif karena sumber dalam penelitian ini yaitu bagian Data dan Geomatika adalah sumber yang paling dipercaya dalam memberikan informasi mengenai manajemen data EPTC kepada publik. Sumber-sumber EPTC ini adalah sumber daya yang terpilih, yang mengerti dan memahami mengenai data-data yang ada di Pertamina EPTC sehingga mereka bisa memberikan informasi yang akurat dan faktual kepada seluruh publik EPTC yang memang membutuhkan informasi mengenai manajemen data EPTC. Untuk sumber pesan yang ada di EPTC ini rata-rata adalah orang-orang yang memiliki pengalaman yang cukup lama dalam bidang manajemen data-data perminyakan di Pertamina. Melihat hasil perhitungan dari empat pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai sumber pesan EPTC ini, para responden lebih banyak yang menyatakan setuju bahwa sumber pesan EPTC ini telah memberikan informasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh publik.

30 Kriteria kedua yang dianggap efektif dalam pengukuran penelitian ini adalah isi pesan (content). Isi pesan dianggap efektif karena pesan yang disampaikan oleh Pertamina EPTC kepada publiknya jelas, tidak bertele-tele, menggunakan bahasa dan istilah yang dapat dimengerti oleh semua publik EPTC, serta memberikan informasi penting yang dibutuhkan mengenai manajemen data. Pesan yang disampaikan oleh Pertamina EPTC berisi mengenai tata cara manajemen data EPTC, bagaimana data-data diterima, diolah dan disimpan oleh EPTC. Pesan manajemen data menjelaskan mengenai bagaimana sumber daya EPTC melakukan manajemen data dengan baik dan benar. Selain itu isi pesan yang dijadikan dalam pengukuran penelitian ini juga cukup efektif bagi para publik EPTC karena mereka mendapatkan informasi mengenai kegiatan-kegiatan para sumber pesan manajemen data EPTC yang cukup lengkap. Hasil yang didapat dari tiga pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner menunjukkan responden lebih banyak memilih setuju bahwa isi pesan yang disampaikan oleh Pertamina EPTC kepada publik telah cukup sesuai dengan yang mereka inginkan. Kriteria ketiga yang dianggap efektif adalah ketepatan waktu (timing). Ketepatan waktu ini adalah poin ketiga yang efektif dalam pengukuran efektivitas komunikasi eksternal karena pesan-pesan atau informasi mengenai manajemen data EPTC selalu di update dan selalu dikirim dengan cepat kepada para publik EPTC. Para publik yang membutuhkan mengenai informasi manajemen data EPTC akan dikirim secepatnya oleh pihak EPTC. Ketepatan waktu ini tidak bisa dikatakan yang paling efektif karena melihat hasil dari dua pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner

31 kepada para responden menunjukkan ada keragu-raguan dari publik EPTC mengenai informasi manajemen data yang selalu diupdate. Kriteria keempat yang didapat oleh peneliti dari hasil pengukuran efektivitas ini adalah media komunikasi (media). Media komunikasi ini adalah media-media yang dipakai oleh Pertamina EPTC dalam melakukan manajemen data. Adanya penggunaan memo dan dalam penyampaian informasi mengenai manajemen data serta penggunaan disk (flash disk, external disk, compact disc, dan lain sebagainya) untuk pengiriman data-data yang ada di EPTC kepada publiknya. Melihat hasil dari penelitian melalui kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap media komunikasi yang digunakan oleh EPTC saat ini sudah cukup efektif namun seiring dengan perkembangan jaman, teknologi akan semakin canggih dan lebih beragam yang dapat digunakan untuk sarana media komunikasi manajemen data Pertamina EPTC. Oleh karena itu, media komunikasi ini tidak dapat dikatakan yang paling efektif dalam pengukuran penelitian ini. Kriteria kelima atau terakhir yang dianggap paling tidak efektif dalam pengukuran penelitian efektivitas komunikasi eksternal ini adalah penerima komunikasi (receiver). Penerima komunikasi ini dikatakan paling tidak efektif karena mereka merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh Pertamina EPTC dalam penerapan manajemen data. Hasil pengukuran melalui kuesioner memang menunjukkan sebagian besar setuju bahwa manajemen data EPTC ini telah sesuai targetnya, kebutuhan pengguna datanya dan mendukung pekerjaan pengguna datanya, namun karena banyaknya jumlah publik EPTC dengan berbagai macam budaya, sifat dan karakter sehingga menimbulkan masalah yang paling komplek dan membutuhkan waktu yang paling lama untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Oleh karena itu kriteria penerima komunikasi ini dianggap paling tidak efektif dalam pengukuran penelitian efektivitas.

32 Efektivitas komunikasi eksternal yang dilakukan oleh Pertamina EPTC akan menunjukkan seberapa besar publik EPTC menerima dan menerapkan manajemen data EPTC dengan baik dan benar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui kuesioner yang digunakan dalam penelitian menunjukkan dimana jawaban yang dipilih sebagian besar responden menunjukkan hasil yang positif atas efektivitas komunikasi eksternal yang dilakukan oleh Pertamina EPTC. Hasil penelitian memang menunjukkan nilai yang positif dan sebagian besar responden yang mengisi kuesioner memilih pernyataan setuju bahwa Pertamina EPTC telah berhasil menjadi bagian manajemen data yang dapat di andalkan, dipercaya informasinya. Namun ada juga responden yang menyatakan ragu-ragu bahwa komunikasi eksternal manajemen data sudah sesuai sebagai bagian manajemen data di perusahaan Pertamina yang dapat memenuhi kebutuhan publiknya. Menerapkan manajemen data Pertamina EPTC kepada publiknya bukanlah pekerjaan yang mudah. Bagian Data dan Geomatika yang telah ditunjuk sebagai bagian yang akan memberikan informasi mengenai manajemen data kepada publik Pertamina EPTC dan didukung oleh sumber daya pilihan serta teknologi kebumian tetap mendapat berbagai hambatan, walaupun kegiatan komunikasi eksternal terus dilaksanakan. Waktu yang diperlukan untuk menerapkan manajemen data kepada publik EPTC sangat panjang dengan berbagai macam proses serta hasil. Menerapkan manajemen data Pertamina EPTC kepada publiknya dibutuhkan berbagai upaya komunikasi eksternal yang efektif, komunikatif, persuasif dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait dengan manajemen data EPTC sehingga penerapan

33 manajemen data dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Apabila tujuan telah tercapai maka kegiatan manajemen data dapat berjalan sesuai misi dan visi Pertamina EPTC dan memberikan keuntungan bagi salah satu anak perusahaan PT. Pertamina ini. Pengukuran kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dan telah didapat hasil dari kuesioner tersebut. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu efektivitas komunikasi eksternal. Pengumpulan data dalam bentuk penyebaran kuesioner. Data tersebut disebarkan kepada 92 responden kemudian dilakukan rekapitulasi dalam bentuk tabel data (terlampir) dan mendapatkan total jumlah dari 15 pertanyaan adalah Peneliti melakukan penjumlahan seluruh data kuesioner yang telah terkumpul. Data tersebut di jumlahkan hasilnya atau skornya. Dari 92 responden tersebut didapat hasil skor sebagai berikut : Jumlah skor batas bawah : skor terendah x jumlah responden x jumlah pertanyaan : 1 x 92 x 15 = 1380 (STS) Jumlah skor batas atas : skor tertinggi x jumlah responden x jumlah pertanyaan = 5 x 92 x 15 = 6900 (SS) Range (R) = data tertinggi (6900) data terendah (1380) = 5520 Melakukan pengukuran untuk pendapat responden mengenai efektifitas komunikasi eksternal manajemen data EPTC, peneliti menggunakan distribusi kuartil atau Quartile Deviation.

34 Perhitungan kuartil dimulai dengan mencari titik yang membagi keseluruhan data yaitu Q1, Q2, Q3 dari data responden yang didapat. Untuk mencari deviasi kuartil digunakan beberapa rumus untuk mendapatkan hasilnya. Berdasarkan rumus kuartil, didapat hasil data sebagai berikut : Q1 (Quartil 1) = Q2 (Quartil 2) = = 2760 = 4140 Q3 (Quartil 3) = = 5520 Data yang diperoleh dari 92 responden mengenai efektifitas komunikasi eksternal dalam menerapkan manajemen data di Pertamina EPTC, apabila dideskripsikan secara kontinum dapat dilihat sebagai berikut : Q1 Q2 Q (STS) (TS) (RR) 5159 (S) (SS) Berdasarkan hasil yang didapatkan dari item kuesioner total skor responden yang berjumlah 5159, maka dapat dikatakan bahwa efektifitas komunikasi eksternal dalam menerapkan manajemen data Pertamina EPTC memiliki pendapat yang positif. Hal ini dikarenakan hasil yang didapat pada statistik yaitu total skor terletak diantara Q2 dan Q3 dan itu berarti apabila jumlah berada pada posisi tersebut dapat dikatakan positif atau dalam penelitian ini efektif.

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Profil PT. PERTAMINA Persero PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bidang minyak dan gas yang terletak di Jl. Medan Merdeka Timur 1A,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bidang minyak dan gas yang terletak di Jl. Medan Merdeka Timur 1A, 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang minyak dan gas yang terletak di Jl. Medan Merdeka Timur 1A,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, karena komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi antara manusia. Kegiatan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Perusahaan PT Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 2.1 Profil Perusahaan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak

BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V A. Sejarah PT Pertamina ( Persero ) Sejarah PT Pertamina ( Persero ) dibagi menjadi beberapa sesi sebagai berikut: 1. Tahun 1957 Masa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT.PERTAMINA pada tahun 1961

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT.PERTAMINA pada tahun 1961 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimililiki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) dari tahun per tahun

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) dari tahun per tahun BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) dari tahun per tahun Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia minyak bumi memiliki peran yang penting dan strategis. Peran penting ini

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. surat keputusan Gubernur Militer Sumatra Tengah pada tanggal 9 November 1948

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. surat keputusan Gubernur Militer Sumatra Tengah pada tanggal 9 November 1948 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Indragiri hulu Berdasarkan Undang-undang nomor 10 tahun 1948 dibentuk Kabupaten Indragiri hulu yang termasuk didalam provinsi Sumatra Tengah dan Diralisi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bisnis jasa perdagangan export hasil produksi industri pengolahan dan jasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bisnis jasa perdagangan export hasil produksi industri pengolahan dan jasa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Awalnya PT. Toyota Tsusho Indonesia berdiri dengan nama PT. Toyota Tsusho Astra Export pada tahun 1990. Pada saat itu bidang yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT WORKSHOP. 2.1 Gambaran Umum PT. Pertamina (Persero) PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO)

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT WORKSHOP. 2.1 Gambaran Umum PT. Pertamina (Persero) PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT WORKSHOP 2.1 Gambaran Umum PT. Pertamina (Persero) PERTAMINA adalah Badan Usaha Milik Negara minyak dan perusahaan gas (National Oil Company), yang didirikan pada tanggal 10

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. kerja, dan 20 item angket kinerja.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. kerja, dan 20 item angket kinerja. 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan alat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan alat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik Field

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik Field BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik Field PertaminaadalahBadan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerakdibidangpenambanganminyakdan gas bumi (migas) di Indonesia. Saatini,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV. penjelasan fase-fase yang telah dilalui oleh PT.Pertamina (Persero) :

BAB III DESKRIPSI INSTANSI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV. penjelasan fase-fase yang telah dilalui oleh PT.Pertamina (Persero) : BAB III DESKRIPSI INSTANSI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV A. Sejarah PT. Pertamina (Persero) PT.Pertamina (Persero) telah melewati beberapa fase perubahan, berikut ini adalah penjelasan fase-fase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PT Pertamina (Persero) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PT Pertamina (Persero) atau yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berawal sebagai sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PT Pertamina (Persero) atau yang selanjutnya disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis saat ini berlangsung sangat begitu cepat. Sekedar mengikuti dan menyesuaikan diri hanya akan membuat kewalahan para pelaku bisnis. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk Sejarah PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk Sejarah PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 4.1.1 Sejarah PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mulai di Bandung

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data 4.1.1. Profil PT Java Energy Semesta Gresik Meningkatnya potensi pemanfaatan energi hijau di Indonesia adalah suatu keharusan. Negara

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Metode ini digunakan

BAB 3. Metodologi Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Metode ini digunakan BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Jenis dan metodologi penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya sekarang ini. Melalui komunikasi sejumlah individu mengadakan interaksi antara satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi minyak dan gas bumi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin meningkat dan selama belum

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT PERTAMINA (PERSERO) SURABAYA. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10

BAB II GAMBARAN UMUM PT PERTAMINA (PERSERO) SURABAYA. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 BAB II GAMBARAN UMUM PT PERTAMINA (PERSERO) SURABAYA 2.1 Latar Belakang PT PERTAMINA (PERSERO) 2.1.1 Sejarah Perusahaan PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan industri di Indonesia tidak ada habisnya, bahkan dapat dikatakan semakin ketat dan ramai. Perkembangan teknologi dan komunikasi membuat pasar bebas berkembang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan hukum Republik Indonesia. EMP mulai tercatat di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan hukum Republik Indonesia. EMP mulai tercatat di Bursa Efek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Energi Mega Persada (EMP) didirikan pada tanggal 16 Oktober 2001 berdasarkan hukum Republik Indonesia. EMP mulai tercatat di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kekuatan dalam memproduksi barang atau jasa sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kekuatan dalam memproduksi barang atau jasa sesuai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebangkitan kapitalisme di tandai dengan ditemukanya mesin uap sebagai salah satu kekuatan dalam memproduksi barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan pasar. Terjadinya

Lebih terperinci

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13 Meskipun berabad-abad menjajah Indonesia, penguasaan terhadap sumber-sumber minyak bumi, gas alam, dan mineral, tak bisa dilakukan pemerintah kolonial Belanda. Para investor asal Belanda baru benar-benar

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Pertamina Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember

Lebih terperinci

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai. BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I 2.1 Sejarah Ringkas Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian,

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya ini sudah lama dilakukan

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya ini sudah lama dilakukan BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Pada awalnya Drilling Services merupakan fungsi bor di dalam organisasi PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya ini sudah lama dilakukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di lingkungan PT PGE. Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian yang dilakukan di

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Umum Pertamina PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya tentang gejala dari permasalahan yang timbul di lapangan. Kajiannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya tentang gejala dari permasalahan yang timbul di lapangan. Kajiannya 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif survey yaitu sebuah penelitian untuk mendapatkan fakta sebenarnya

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN. 2) Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

PROFIL PERUSAHAAN. 2) Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. PROFIL PERUSAHAAN PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan akan mengalami beberapa fase perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan akan mengalami beberapa fase perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan akan mengalami beberapa fase perkembangan perusahaan, yang lebih biasa disebut organizational life cycle. Organizational life cycle menggambarkan siklus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN 2.1. Perusahaan Listrik Negara Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak terlampau pesat di Indonesia. Tetapi secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setiap perusahaan yang telah go public dan melakukan penjualan saham tentu ingin mencapai nilai perusahaan yang maksimal. Nilai perusahaan dapat tercermin dari

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000.

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000. 103 DAFTAR PUSTAKA Agenti Paul A, The Power of Corporate Communication, Crafting the voice & image of your business, Jakarta : Salemba Humanika. Ardianto Elvinaro dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chevron didirikan pada tahun 1879 di Pico Canyon, California. Saat ini, Chevron Corporation yang berkantor pusat di San Ramon, California, Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha maka akan semakin berkembang juga pengelolaan suatu perusahaan, agar dapat tetap bertahan dalam persaingan bisnis dan usaha.

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. BNI 46, Bank BCA, Bank Mandiri, Bank Mega, dll. Banyaknya bank yang

Bab 1 PENDAHULUAN. BNI 46, Bank BCA, Bank Mandiri, Bank Mega, dll. Banyaknya bank yang 1 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis Perbankan Indonesia begitu pesat. Hal ini ditandai dengan jumlah Bank yang semakin banyak dan fasilitas yang ditawarkan semakin variatif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya terdapat di seluruh aspek kehidupan, dapat berada di dalam suatu kelompok masyarakat, pada kehidupan sehari-hari dan pada sebuah organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan suatu sumber daya yang paling utama dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan suatu sumber daya yang paling utama dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan suatu sumber daya yang paling utama dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa adanya informasi maka tidak akan ada organisasi. Semakin kompleksnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah tipe deskriptif. Penelitian deskriptif dimana metode ini terbatas hanya membahas pada usaha mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa

Lebih terperinci

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan UNTUK DITERBITKAN SEGERA: 27 AGUSTUS 2010 Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan Shell bekerjasama dengan Indonesia Bulk Terminal (IBT), meresmikan Terminal Bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat pasar bebas berkembang kian pesat, mendorong setiap perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat pasar bebas berkembang kian pesat, mendorong setiap perusahaan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan komunikasi yang membuat pasar bebas berkembang kian pesat, mendorong setiap perusahaan untuk bekerja lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata

BAB I PENDAHULUAN. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Perkembangan ketenaga listrikan di Indonesia terjadi sejak awal abad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan penggunaannya dalam kehidupan manusia, termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan penggunaannya dalam kehidupan manusia, termasuk di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pencarian akan sumber daya energi berupa minyak dan gas bumi (migas) terus dilakukan. Sehubungan dengan semakin melambungnya harga minyak dunia

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. Komisaris Utama/ Komisaris Independen : Tanri Abeng... Wakil Komisaris Utama : Arcandra Tahar... Komisaris : Sahala Lumban Gaol...

LEMBAR PENGESAHAN. Komisaris Utama/ Komisaris Independen : Tanri Abeng... Wakil Komisaris Utama : Arcandra Tahar... Komisaris : Sahala Lumban Gaol... DAFTAR ISI i Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis ii iii Lembar Pengesahan Pesan Direktur Utama 1 Visi & Misi 1 Tata Nilai Perusahaan 2 Pihak yang Wajib Mematuhi Code Of Conduct Pertamina 2 Tanggungjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era persaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era persaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu melakukan konsolidasi yang terus menerus agar seluruh anggota organisasi memahami, memiliki perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis perbankan merupakan salah satu bidang bisnis yang menyediakan pelayanan jasa kepada customer. Tidak hanya sebatas pelayanan jasa perbankan saja, saat ini bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, komunikasi yang terjadi juga bisa mempengaruhi pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, komunikasi yang terjadi juga bisa mempengaruhi pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi saat ini, komunikasi bisa dikatakan sebagai nadi kehidupan dalam perusahaan dan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Semakin banyaknya

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat PT. X Berdasarkan data yang diperoleh melalui Laporan Tahunan 2009, PT. X didirikan pada 9 Juni 1980 di bawah hukum Republik Indonesia dan memulai usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, sehingga perusahaan didalam mengelola usaha diharapkan mampu menggunakan sumber daya manusia dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Fungsi Technical Services Marketing Operation Region (MOR) V

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Fungsi Technical Services Marketing Operation Region (MOR) V BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Visi dan Misi Fungsi Technical Services Marketing Operation Region (MOR) V memiliki visi dan misi sebagai berikut: 2.1.1. Visi Menjadi partner lini bisnis Direktorat Pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial, baik sebagai individu ataupun kelompok akan selalu berkomunikasi. Sehingga disadari ataupun tidak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi dunia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang cukup besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa Pada awalnya PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Region

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perusahaan potensi Sumber Daya Manusia pada dasarnya merupakan salah satu modal dan memegang peran yang paling penting dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi.

BAB III METODE PENULISAN. organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi. BAB III METODE PENULISAN 3.1 Sumber Data Berdasarkan cara memperolehnya, data dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan perkembangan KJPP Sih Wiryadi & Rekan

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan perkembangan KJPP Sih Wiryadi & Rekan BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejarah dan perkembangan KJPP Sih Wiryadi & Rekan Kantor Jasa Penilai Publik Sih Wiryadi & Rekan didirikan sejak Desember 8 yang beralamatkan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia.

BAB 1 Pendahuluan. merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia. BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Industri migas merupakan salah satu sektor yang memberikan pemasukan besar dan merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia. Permintaan

Lebih terperinci

PRESENTASI SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR. Peneliti: Refi Efendi. Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum ST., MT

PRESENTASI SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR. Peneliti: Refi Efendi. Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum ST., MT Ibu Mudah2nTe tap Semangat.. Assalamu alaykum PRESENTASI SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR Peneliti: 2507100089 Refi Efendi Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum ST., MT. 132311408 :: PRESENTASI PROPOSAL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP A. Gambaran Umum Arfa Barbershop 1. SEJARAH ARFA BARBERSHOP PT. ARFA SUKSES MULIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan usaha pangkas rambut pria.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 14 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perseroan merupakan anak perusahaan Pertamina yang di dirikan di Jakarta pada Akte Pendirian 25 Januari 1969 dengan nama PT. Elektronika Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT PERTAMINA (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT PERTAMINA (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT PERTAMINA (Persero) PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia yang berdiri sejak tanggal 10

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Dunia kita membutuhkan konsumsi energi yang semakin meningkat untuk sumber daya ekonomi kita. Sumber dominan energi dunia berasal dari pasokan

Lebih terperinci

Analisa Strategi PT. Pertamina

Analisa Strategi PT. Pertamina Analisa Strategi PT. Pertamina Selama lebih dari setengah abad, Pertamina telah melayani kebutuhan energi dalam negeri dengan mengelola kegiatan operasi yang terintegrasi di sektor minyak, gas, dan panas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina didirikan dengan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1971 tentang perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi Negara. Kemudian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10Desember 1957 dengan nama PT.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. GAMBARAN UMUM PT. TIKI PT TIKI dulunya dikenal sebagai CV Titipan KILAT. Didirikan pada tanggal 1 September 1970 dengan Soeprapto dan Ny Nuraini Soeprapto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero) 1.1.2 Lokasi Perusahaan Jl. Medan Merdeka Timur 1A, Jakarta 10110

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi, semua bidang industri saling bersaing untuk memperebutkan pasar. Tingginya tingkat persaingan dalam suatu industri mendorong perusahaan

Lebih terperinci

kalinya pada tahun Sejarah perkembangan PT XYZ Bank yang sudah kota yaitu tepatnya di Thamrin Nine Development 6th, Jl MH Thamrin Kav 8-10

kalinya pada tahun Sejarah perkembangan PT XYZ Bank yang sudah kota yaitu tepatnya di Thamrin Nine Development 6th, Jl MH Thamrin Kav 8-10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan A. Sejarah singkat perusahaan PT XYZ Bank merupakan salah satu perusahaan perbankan terbesar di wilayah Australia dan merupakan group utama yang

Lebih terperinci

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia perbankan yang semakin ketat menuntut setiap organisasi perbankan untuk memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif, respons yang cepat, fleksibel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum PT Pertamina Training and Consulting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum PT Pertamina Training and Consulting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum PT Pertamina Training and Consulting Pada mulanya PT Pertamina Training and Consulting bernama PT Patra Tridaya yang didirikan pada 19 Februari 1999. Kemudian sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Profil PT. Chevron Pacific Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Profil PT. Chevron Pacific Indonesia BAB I 1.1 Tinjauan Objek Studi PENDAHULUAN 1.1.1 Profil PT. Chevron Pacific Indonesia PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan kita. Salah satu alasan kenapa komunikasi merupakan hal yang penting adalah karena kita hidup bersosial

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan bisnis yang dapat bertahan dan menang dalam persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources) yang dimiliki. Diantara sumberdaya yang

Lebih terperinci

Pengesahan Akta Pendirian Perusahaan dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juli 2002 No. 57 Tambahan No.

Pengesahan Akta Pendirian Perusahaan dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juli 2002 No. 57 Tambahan No. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT Bio Farma PT Bio Farma adalah perusahaan vaksin dalam negeri yang memiliki kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sedang dan telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia menjadi lebih fluktuatif dan biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) atau disingkat Asuransi ASEI adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang asuransi.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (Informed Consent) Saya adalah Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak terlampau pesat. Namun secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan di banyak

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA INTRA GARUDA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI KARYAWAN PT. GARUDA INDONESIA PERSERO DI CENGKARENG SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA INTRA GARUDA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI KARYAWAN PT. GARUDA INDONESIA PERSERO DI CENGKARENG SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA INTRA GARUDA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI KARYAWAN PT. GARUDA INDONESIA PERSERO DI CENGKARENG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Perolehan Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Medan Merdeka Timur 1A Jakarta (mulai pemboran 1883 di Telaga Tiga)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Medan Merdeka Timur 1A Jakarta (mulai pemboran 1883 di Telaga Tiga) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Perusahaan Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada Perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang berkedudukan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sektor minyak dan gas bumi (migas) di negara Republik Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional

Lebih terperinci

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR)

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 36 BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri jasa yang sangat pesat, khususnya facility service (penyedia jasa) merupakan dampak pertumbuhan ekonomi. Perubahan jaman dari waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus meningkatkan daya saingnya, agar mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus meningkatkan daya saingnya, agar mampu menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2008, Indonesia akan memasuki era persaingan bebas. Semua perusahaan perminyakan di dunia diizinkan berjualan di Indonesia. Hal ini berarti akan meningkatkan

Lebih terperinci