Karya ini kami dedikasikan kepada: Alm. K. H. Ahmad Dahlan Alm. Prof. DR. HAMKA, sumber inspirasi dan teladan kami.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Karya ini kami dedikasikan kepada: Alm. K. H. Ahmad Dahlan Alm. Prof. DR. HAMKA, sumber inspirasi dan teladan kami."

Transkripsi

1

2 Copyright

3 Karya ini kami dedikasikan kepada: Alm. K. H. Ahmad Dahlan Alm. Prof. DR. HAMKA, sumber inspirasi dan teladan kami.

4 UCAPAN TERIMA KASIH Kami ucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan FKIP UHAMKA beserta jajarannya. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Rekan-rekan dosen di FKIP UHAMKA Atas dukungan dan motivasi yang telah diberikan dalam mewujudkan karya ini.

5 DAFTAR ISI PERSEMBAHAN UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI KATAPENGANTAR PRAKATA BAB I PENDAHULUAN DESKRIPSI MATA KULIAH A. Prasyarat Mata Kuliah B. Rencana Pembelajaran C. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar a) Penjelasan Bagi Mahasiswa b) Peran Dosen dalam Pembelajaran D. Capaian Pembelajaran Lulusan E. Materi Pembelajaran Konsep Pengembangan Materi Ajar a) Apa yang Dimaksud Bahan Ajar (Materi Pembelajaran) itu? b) Apa Prinsip-prinsip dalam Memilih Materi ajar? BAB II PENGERTIAN, TUJUAN, MANFAAT DAN FUNGSI BAHAN AJAR A. Deskripsi Materi B. Relevansi C. Capaian Pembelajaran Lulusan D. Umpan Balik Aktivitas Belajar E. Materi Pembelajaran

6 a) Pengertian Bahan Ajar b) Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Bahan Ajar F. Soal BAB III KONTEKS, STANDAR, DAN UNSUR-UNSUR BAHAN AJAR A. Deskripsi Materi B. Relevansi C. Capaian Pembelajaran Lulusan D. Umpan Balik Aktivitas Belajar E. Materi Pembelajaran a) Konteks Keilmuan Bahan Ajar b) Kebijakan Pemerintah Mengenai Bahan Ajar c) Unsur-Unsur Bahan Ajar F. Soal BAB IV PENGEMBANGAN FORMAT PENILAIAN BERDASARKAN UNSUR-UNSUR MATERI AJAR A. Deskripsi Materi B. Relevansi C. Capaian Pembelajaran Lulusan D. Umpan Balik Aktivitas Belajar E. Materi Pembelajaran a) Pengertian Penilaian b) Hakikat Penilaian c) Tujuan Penilaian d) Penilaian Buku Teks Pelajaran F. Soal

7 BAB V BUKU PELAJARAN KASUS, KASUS SATU UNIT, DAN SASTRA INDONESIA A. Deskripsi Materi B. Relevansi C. Capaian Pembelajaran Lulusan D. Umpan Balik Aktivitas Belajar E. Materi Pembelajaran a) Pengertian Buku Teks b) Kriteria Buku Teks F. Soal BAB VI KONTEKS SATU UNIT BUKU PELAJARAN/SEBUAH BUKU PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA A. Deskripsi Materi B. Relevansi C. Capaian Pembelajaran Lulusan D. Umpan Balik Aktivitas Belajar E. Materi Pembelajaran a) Buku Teks b) Identitas Buku c) Fisik Buku d) Kesesuaian Buku Teks dengan Kurikulum KTSP e) Tujuan f) Pendekatan g) Kesesuaian Materi h) Materi Kebahasaan i) Materi Sastra j) Media Pembelajaran k) Evaluasi F. Soal

8 BAB VII PRESENTASI KASUS SATU UNIT BUKU PELAJARAN YANG SUDAH DIPERBAIKI DENGAN BERBEDA SUMBER A. Deskripsi Materi B. Relevansi C. Capaian Pembelajaran Lulusan D. Umpan Balik Aktivitas Belajar E. Materi Pembelajaran a) Buku Pelajaran b) Materi Pembelajaran c) Materi-materi Asli dengan Materi-materi Buatan d) Evaluasi Buku Pelajaran F. Soal BAB VIII EVALUASI AKHIR SEMESTER A. Deskripsi Materi B. Relevansi C. Capaian Pembelajaran Lulusan D. Umpan Balik Aktivitas Belajar E. Materi Pembelajaran INDEKS GLOSARIUM KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA BIOGRAFI PENULIS

9 PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga Buku dengan judul Pengembangan Materi Ajar Universaitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA dapat diselesaikan, walau dalam penyusunannya mengalami berbagai kesulitan semoga dapat menjadi jembatan dalam langkah penulisan dan penerbitan berikutnya. Buku Pengembangan Materi Ajar ini merupakan buku ajar yang membahas tentang Pengembangan Materi Ajar, mulai dari pengertian, manfaat, fungsi hingga analisis buku teks. Harapan penulis mengenai buku ini adalah dapat menjadi acuan bagi khalayak khususnya mahasiswa dalam mengembangkan materi ajar yang akan dilakukan. Selain itu, diharapkan melalui buku Pengembangan Materi Ajar ini dapat memenuhi capaian pembelajaran bagi mahasiswa. Buku ajar yang membahas tentang pengembangan materi ajar jumlahnya relatif banyak. Namun tak semua buku tersebut didapat dengan mudah oleh mahasiswa. Hal ini penulis alami saat mencari referensi untuk penulisan buku ajar ini. Tujuan penulisan buku Pengembangan Materi Ajar adalah untuk ikut membantu mengembangkan keilmuan, khususnya pada bidang Pengembangan Materi Ajar. Melalui bahan ajar ini, penulis berharap dapat membantu menyediakan bahan bacaan bagi mahasiswa dan dosen untuk melengkapi referensi mahasiswa dalam mempelajaran mata kuliah Pengembangan Materi Ajar. Penulisan bahan ajar Pengembangan Materi Ajar dapat terealisasi berkat bantuan dari berbagai pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Dekan, Wakil Dekan, Ketua Prodi dan rekan-rekan dosen serta mahasiswa FKIP UHAMKA yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan bahan ajar ini. Penulis berharap buku ajar yang sederhana ini mendapat sambutan yang positif dari kalangan akademisi atau umum. Jakarta, Oktober 2017 Penulis

10 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBO T (sks) SEME S- TER Tgl Penyusunan PENGEMBANGAN MATERI AJAR 3 1 Januari 2015 OTORISASI Pengembang RP Koordinator RMK Ka PRODI Dra. Hj. Nur Amalia, M.Pd. Dede Hasanudin, M.Pd. Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum. Capaian Pembelajaran (CP) CP S6 bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; P4 mampu memahami konsep, teori, metode, dan filosofi kependidikan serta mampu menganalisis permasalahan di bidang kependidikan; P5 mampu memahami konsep, teori, metode, dan filosofi pembelajaran serta mampu menganalisis permasalahan di bidang pembelajaran yang meliputi kurikulum sekolah menengah, buku siswa dan buku guru sekolah menengah, perencanaan pembelajaran`, penilaian autentik, bahan ajar, strategi/metode/ pendekatan pembelajaran, media dan alat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia; P6 mampu memahami konsep, teori, metode, dan filosofi interdisipliner serta menganalisis permasalahan interdisipliner di bidang kebahasaan dan kesastraan;

11 CP-MK M1 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan fungsi materi ajar (P4, P5) M2 Mahasiswa mampu mengembangkan materi ajar yang menarik dan fungsional (S6, P4, P6) M3 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran dan hasil belajar yang signifikan ((P5, P6) M4 Mahasiswa mampu merancang bahan ajar yang akan diterapkan di sekolah (P4,P5,P6) DiskripsiSingk at MK Bahan Kajian Pada mata kuliah ini mahasiswa belajar tentang materi ajar yang lengkap, baik aspek teori maupun aspek keterampilan. Secara lebih rinci, memuat hal-hal berikut: (1) pengertian, (2) fungsi, (3) kompetensi, (4) materi, (5) indikator, (6) metode, (7) sarana, dan (8) sumber belajar. Pengertian dan fungsi materi ajar Konteks, standar, dan unsur-unsur materi ajar Pengembangan format penilaian berdasarkan unsur-unsur materi ajar Format penilaian Pustaka Utama : Kasus satu unit buku pelajaran yang sudah diperbaiki, dan presentasi khusus satu unit buku pelajaran yang sudah diperbaiki Buku pelajaran kasus, kasus satu unit, dan sastra Indonesia Konteks satu unit buku pelajaran/sebuah buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia Presentasi khusus satu unit buku pelajaran yang sudah diperbaiki dengan berbeda sumber Pengembangan format penilaian berdasarkan unsur-unsur materi ajar Sumardi Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SD: Panduan Penelitian, Penggunaan, dan Penyusunan. Thomson, Gare Teaching Through Themes Yalden, Janice The Communicative Sylabus: Evaluatin, Design, & Implementasion. Pendukung : Carter, Ronald dan Michael N Teaching Literature. Cunningsworth, Alan Choosing Your Course Book.

12 Media Pembelajaran Perangkat lunak : Perangkat keras : Ms. Word Ms. Power Point Laptop Infocus Team Teaching Matakuliahsy arat Dra. Nur Amalia, M.Pd., Dr. Sumardi, M.Pd. Dr Imam, M.Pd. Tidak ada Mg Ke- (1) Sub-CP-MK (2) Indikator (3) Kriteria & Bentuk Penilaian (4) Metode Pembelajaran [ Estimasi Waktu] (5) Materi Pembelajaran [Pustaka] (6) Bobot Penilaia n (%) (7) 1-2 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, jenis-jenis, dan fungsi materi ajar C1, A2) Mampu menjelaskan pengertian i materi ajar Kriteria: Ketepatan dan penguasan Bentuk nontes: Tanya jawab secara lisan Kuliah dan Diskusi [TM: 2x(2x50 )] Tugas 1: Menjelaskan pengertian materi ajar, jenis-jenis dan fungsi materi ajar [BT+BM (2+2)x(4x60 )] Pengertian dan fungsi materi ajar Mahasiswa mampu menjelaskan konteks keilmuan, kebijakan pemerintah, dan bisnis Mampu menjelaskan konteks keilmuan, kebijakan pemerintah, dan bisnis materi ajar, Kriteria: Ketepatan dan Penguasaan Bentuk nontes: Kuliah dan Praktik [TM: 3x(2x50 )] Tugas 2: menjelaskan konteks keilmuan [BT+BM Konteks, standar, dan unsur-unsur materi ajar 15

13 materi ajar, serta unsurunsur materi ajar khususnya buku pelajaran (C1, A2) serta unsurunsur materi ajar Praktik (1+1)x(2x60 )] Tugas 3: menjelaskan kebijakan pemerintah [BT+BM (1+1)x(2x60 )] Tugas 4: menjelaskan unsur-unsur materi ajar khususnya buku pelajaran. [BT+BM (1+1)x(2x60 )] 6 Mahasiswa mampu menjelaskan format penilaian buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan unsur-unsur buku pelajaran (C1,A2) Mampu mengemban gkan format penilaian materi ajar Kriteria: Ketepatan dan Penguasaan Bentuk nontes: Praktik Kuliah dan Praktik [TM: 1x(2x50 )] Tugas 6: menjelaskan format penilaian buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan unsurunsur buku pelajaran [BT+BM (1+1)x(2x60)] Pengembangan format penilaian berdasarkan unsur-unsur materi ajar 10 7 Mahasiswa mampu menggunakan format penilaian untuk menilai buku pelajaran dan menulis laporan penilaian/resen si buku pelajaran (C5, Praktik [TM: 1 x(2x50 )] Tugas 7: menjelaskan format penilaian buku pelajaran bahasa dan menuliskan laporan penilaian/resensi Format penilaian 10

14 A5) buku pelajaran [BT+BM (1+1)x(2x60)] 8 Ujian Tengah Semester 9-10 Mahasiswa mampu menemukan Kasus satu unit buku pelajaran yang sudah diperbaiki, dan presentasi khusus satu unit buku pelajaran yang sudah diperbaiki menemukan dan memperbaiki kelemahan wacana, latihan dan tugas, serta evaluasi/tes (C4, A4) Mampu menemukan dan memperbaik i kelemahankelemahan buku pelajaran Kriteria: Ketepatan dan Penguasaan Bentuk nontes: Praktik Kuliah dan Praktik [TM: 2x(2x50 )] Tugas 8: menemukan kasus satu unit buku pelajaran yang sudah diperbaiki. Tugas 9: Presentasi khusus satu unit buku pelajaran yang sudah diperbaiki. Menemukan dan memperbaiki wacana [BT+BM (2+2)x(4x60 )] Buku pelajaran kasus, kasus satu unit, dan sastra Indonesia Mahasiswa mampu menguasai konteks satu unit buku pelajaran/sebua h buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia (C4,A3) Mampu menguasai konteks satu unit buku pelajaran/se buah buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia Kriteria: Ketepatan dan Penguasaan Bentuk nontes: Praktik Kuliah dan Praktik [TM: 1x(2x50 )] Tugas 10: menguasai konteks satu unit buku pelajaran/sebuah buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia [BT+BM (1+1)x(2x60 )] Konteks satu unit buku pelajaran/sebuah buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia 10

15 12-13 Mahasiswa mampu menulis laporan kajian satu unit buku pelajaran (C6, A2) Mampu menulis laporan kajian satu unit buku pelajaran Kriteria: Ketepatan dan Penguasaan Bentuk nontes: Membuat laporan kajian satu unit buku pelajaran Kuliah dan Praktik [TM: 2x(4x50 )] Tugas 11: menulis laporan kajian satu unit buku pelajaran [BT+BM (2+2)x(4x50 )] Kasus satu unit buku pelajaran yang sudah diperbaiki, dan presentasi khusus satu unit buku pelajaran yang sudah diperbaiki Mahasiswa mampu presentasi KBM dengan menggunakan materi buku pelajaran yang sudah diperbaiki (C5, A4) Mampu menjelaskan peluang memanfaatk an pengalaman - pengalaman menilai, memperbaik i buku pelajaran untuk diterapkan di kelas. Kriteria: Ketepatan dan Penguasaan Bentuk nontes: Menulis laporan kajian satu unit buku pelajaran Kuliah dan Praktik [TM: 2x(4x50 )] Tugas 12: menulis laporan kajian satu unit buku pelajaran [BT+BM (2+2)x(4x50 )] Presentasi khusus satu unit buku pelajaran yang sudah diperbaiki dengan berbeda sumber EvaluasiAkhir Semester

16 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Mata Kuliah Pada mata kuliah ini mahasiswa belajar tentang materi ajar yang lengkap, baik aspek teori maupun aspek keterampilan. Secara lebih rinci, memuat hal-hal berikut: (1) pengertian, (2) fungsi, (3) kompetensi, (4) materi, (5) indikator, (6) metode, (7) sarana, dan (8) sumber belajar. Pada mata kuliah ini pula, kami menyadari peranan seorang guru akan membawakan pengaruh tertentu pada kesuksesan para peserta didik dalam melangsungkan perubahan-perubahan dalam arti belajar. Cerminannya, terlihat dari tingkat pencapaian tujuan yang ditetapkan. Ibarat alat transportasi, guru dianalogikan sebagai sopir yang memegang kendali dan siswa sebagai penumpang yang memakai jasa sopir untuk mengantarkan dirinya pada tempat yang dituju dengan selamat. Kaitannya dengan pembelajaran, guru merupakan aktor yang memegang peranan sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, sehingga baik dan buruknya perjalanan sistem pendidikan dan tujuan yang dicapai berada dalam genggaman tangan Beliau. Uraian di atas mencerminkan betapa berat tugas seorang guru, sehingga bukan hal yang tidak mungkin jika tuntutan profesinya semakin hari semakin meningkat. Salah satunya adalah tuntutan keterampilan dalam mengembangkan materi pembelajaran. Materi pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran tergolong pada kewajiban seorang guru dalam upaya membantu mereka (peserta didik) mencapai tujuan pembelajaran. Pentingnya pengembangan materi pembelajaran dijelaskan dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi, dan Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan. Mengingat hal tersebut, selayaknya pemahaman tentang pengembangan materi pembelajaran diterapkan sedini mungkin, pada figur pendidik atau calon pendidik.

17 B. Prasyarat Mata Kuliah Berbeda halnya dengan pelajaran linguistik maupun kesastraan yang materi di dalamnya saling berkaitan antara satu dengan lain guna mencapai pembelajaran yang utuh dan dilaksanakan sesuai dengan urutan tertentu agar tersistematika pengajarannya, mata kuliah pengembangan materi ajar ini tidak memiliki persyaratan kelulusan pada mata kuliah tertentu. C. Rencana Pembelajaran Pada mata kuliah pengembangan materi ajar ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai pengertian dan fungsi materi ajar. sehingga seiring pembelajaran mahasiswa mampu mengembangkan materi ajar yang menarik dan fungsional serta mampu melakukan evaluasi pembelajaran dan hasil belajar yang signifikan. Dan pada akhirnya mahasiswa mampu merancang bahan ajar yang akan diterapkan di sekolah. Guna meningkatkan kemandirian mahasiswa, pada mata kuliah ini dosen bertindak sebagai fasilitator yang berusaha memastikan mahasiswa memahami secara jelas dan mendalam dengan cara membantu mahasiswa yang kesulitan dalam mengonsumsi materi tersebut. D. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar 1. Pejelasan Bagi Mahasiswa Guna mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan, materi-materi yang ada dalam bahan ajar ini disajikan secara runtut, dengan urutan sebagai berikut: 1) Pendahuluan 2) Materi pertama: Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Fungsi Bahan Ajar 3) Materi kedua: Konteks, Standar dan Unsur-Unsur Bahan Ajar 4) Materi ketiga: Pengembangan Format Penilaian Berdasarkan Unsur-Unsur Materi Ajar 5) Materi keempat: Buku Pelajaran Kasus, Kasus Satu Unit, dan Sastra Indonesia. 6) Materi kelima: Konteks Satu Unit Buku Pelajaran/Sebuah Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

18 7) Materi keenam: Presentasi Khusus Satu Unit Buku Pelajaran yang Sudah Diperbaiki dengan Berbeda Sumber. 8) Evaluasi Akhir Semester Materi-materi di atas selanjutnya diberikan oleh dosen pada pertemuan awal kepada mahasiswa untuk selanjutnya dipresentasikan oleh tiap-tiap kelompok dengan materi yang telah di tentukan. Namun agar suasana presentasi lebih hidup mahasiswa yang tidak bertugas presentasi juga tetap diwajibkan membaca materi yang akan disampaikan sehingga saat kegiatan berlangsung mahasiswa yang bertindak sebagai audien turut aktif dalam bertanya dan menambahkan penjelasan. 2. Peran Dosen dalam Pembelajaran Adapun peran dosen pengampu dalam pembelajaran pengembangan materi ajar yaitu sebagai fasilitator, yakni: membantu, membimbing, mengarahkan mahasiswa dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi selama materi pengembangan materi ajar berlangsung. E. Capaian Pembelajaran Lulusan Capaian pembelajaran lulusan pada bahan ajar pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: S6 P4 P5 Bekerja Sama Dan Memiliki Kepekaan Sosial Serta Kepedulian Terhadap Masyarakat Dan Lingkungan Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Kependidikan Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Kependidikan; Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Pembelajaran Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Pembelajaran Yang Meliputi Kurikulum Sekolah Menengah, Buku Siswa Dan Buku Guru Sekolah Menengah, Perencanaan Pembelajaran`, Penilaian Autentik, Bahan Ajar, Strategi/Metode/ Pendekatan Pembelajaran, Media Dan Alat Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia;

19 P6 Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, dan Filosofi Interdisipliner serta Menganalisis Permasalahan Interdisipliner di Bidang Kebahasaan dan Kesastraan. Adapun capaian mata kuliah yang di harapkan dalam pembelajaran pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: M1 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan fungsi materi ajar (P4, P5) M2 Mahasiswa mampu mengembangkan materi ajar yang menarik dan fungsional (S6, P4, P6) M3 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran dan hasil belajar yang signifikan ((P5, P6) M4 Mahasiswa mampu merancang bahan ajar yang akan diterapkan di sekolah (P4,P5,P6) F. Umpan Balik Aktivitas Belajar Setelah mempelajari setiap bab dalam bahan ajar ini, mahasiswa diberikan umpan balik berupa pemberian tes formatif yang terdiri dari soal Pilihan Ganda dan Esai. Dalam bahan ajar ini pula disediakan kunci jawaban tes formatif agar memudahkan mahasiswa dalam mengecek jawaban mereka. G. Materi Pembelajaran Konsep Pengembangan Bahan Ajar 1. Apa bahan ajar (materi pembelajaran) itu? Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.

20 2. Apa prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar? Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. 3. Bagaimana langkah-langkah dalam memilih bahan ajar? Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkahlangkah pemilihan bahan ajar meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar. Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis

21 aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.materi jenis prosedur berupa langkahlangkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin. 2) Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah demonstrasi. 3) Memilih sumber bahan ajar.setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.

22 4. Bagaimana menentukan cakupan dan urutan bahan ajar? a. Menentukan cakupan bahan ajar Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. b. Menentukan urutan bahan ajar Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis. Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut

23 sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkahlangkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. 5. Apa yang dimaksud dengan sumber bahan ajar? Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini: (a) buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas, (b) laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir, (c) Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya, (d) Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb., (e) Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan, (f) Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi, (g) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulananyang banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran, (h) Internet yang yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi, (i) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat

24 mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi, dan (j) lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi). Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, bukubuku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain. 6. Bagaimana strategi dalam memanfaatkan bahan ajar? Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat i dua strategi, yaitu: (a) Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru dan (b) Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa a. Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya: (1) Strategi urutan penyampaian simultan; (2)Strategi urutan penyampaian suksesif; (3) Strategi penyampaian fakta; (4) Strategi penyampaian konsep; (5) Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip; dan (6) Strategi penyampaian prosedur. a) Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global); b) Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.

25 c) Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.), d) Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes; e) Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb. f) Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut. b. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu : (1) menghafal; (2) menggunakan; (3) menemukan; dan (4) memilih. 1. Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi

26 pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi saham, dalil Archimides, dsb. 2. Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi dan mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat. 3. Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalahmenemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang siswa dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah. 4. Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah.

27 Memilih menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dsb. 7. Apa yang dimaksud dengan materi prasyarat dan perbaikan, dan pengayaan? Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar terdapat beberapa kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap bekal pengetahuannya, siswa mengalami kesulitan, atau siswa dengan cepat menguasai materi pembelajaran. Kemungkinan pertama siswa belum memiliki pengetahuan psyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari perkalian siswa harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test). Jika berdasar tes tersebut siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat, maka siswa tersebut harus diberi materi atau bahan pembekalan. Bahan pembekalan (matrikulasi) dapat diambil dari materi atau modul di bawahnya. Dalam menghadapi kemungkinan kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan materi perbaikan (remedial). Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan remedial perlu disediakan modul remidial. Dalam menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu siswa dapat dengan cepat dan mudah menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan bahan pengayaan (enrichment). Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.

28 BAB II PENGERTIAN, TUJUAN, MANFAAT DAN FUNGSI BAHAN AJAR A. Deskripsi Materi Selaras dengan judul yang tertera di atas maka di dalam bab ini penjabaran materinya akan dimulai dengan pengertian bahan ajar, tujuan bahan ajar, manfaat bahan ajar dengan fungsi bahan ajar. Yang selanjutnya mengenai detail penjabarannya tercantum dalam point materi pembelajaran B. Relevansi Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai dasardasar dari materi pengembangan materi ajar sehingga dapat dijadikan landasan yang kuat dalam mengikuti materi berikutnya yaitu: Konteks, Standar dan Unsur-Unsur Bahan Ajar. C. Capaian Pembelajaran Lulusan Capaian pembelajaran lulusan pada bahan ajar pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: S6 P4 P5 P6 Bekerja Sama Dan Memiliki Kepekaan Sosial Serta Kepedulian Terhadap Masyarakat Dan Lingkungan Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Kependidikan Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Kependidikan; Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Pembelajaran Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Pembelajaran Yang Meliputi Kurikulum Sekolah Menengah, Buku Siswa Dan Buku Guru Sekolah Menengah, Perencanaan Pembelajaran`, Penilaian Autentik, Bahan Ajar, Strategi/Metode/ Pendekatan Pembelajaran, Media Dan Alat Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia; Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, dan Filosofi Interdisipliner serta Menganalisis Permasalahan Interdisipliner di Bidang Kebahasaan dan Kesastraan.

29 Adapun capaian mata kuliah yang di harapkan dalam pembelajaran pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: M1 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan fungsi materi ajar (P4, P5) M2 Mahasiswa mampu mengembangkan materi ajar yang menarik dan fungsional (S6, P4, P6) M3 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran dan hasil belajar yang signifikan ((P5, P6) M4 Mahasiswa mampu merancang bahan ajar yang akan diterapkan di sekolah (P4,P5,P6) D. Umpan Balik Aktivitas Belajar Setelah mempelajari setiap bab dalam bahan ajar ini, mahasiswa diberikan umpan balik berupa pemberian tes formatif yang terdiri dari soal Pilihan Ganda dan Esai. Dalam bahan ajar ini pula disediakan kunci jawaban tes formatif agar memudahkan mahasiswa dalam mengecek jawaban mereka. E. Materi Pembelajaran A) Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar adalah sebuah persoalan pokok yang tidak dapat dikesimpangkan dalam satu kesatuan pembahansan yang utuh tentang cara pembuatan bahan ajar. Selain itu, Depdiknas juga menambahkan bahwa bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Menurut para ahli pengertian bahan ajar adalah sebagai berikut : 1. Menurut National Center For Competency Based Training (2007),bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instuktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas.bahan yang dimaksud dapat berupa tertulis maupun tak tertulis. 2. Menurut Pails Ache dalam Diknas, bahan ajar adalah gabungan dari dua kata teaching materia. Maknanya terdiri atas teaching yang berati mengajar dan material yang berarti bahan. Jadi bahan ajar merupakan seperangkat materi

30 pembelajaran yang disusun secara sistematis,menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 3. Menurut Suharsimi Arikunto dalam Belawati dkk,memberikan pendapat tentang pentingnya bahan ajar yakni bahan ajar merupakn inti yang ada dalam kegiatan pembelajaran. Karena memang bahan pembelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai pembelajar. 4. Menurut Darwyn Syah,dkk sebagaimana dikutip oleh Zainuddin Arif,Bahan pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang berisikan pesan dalam bentuk-bentuk,konsep,prinsip,definisi,kontes,data,fakta,proses,nilai,dan keterampilan. Dari beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut dapat kita pahami bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasdi,alat maupu teks) yang disusun secar sistematis yang menampilkan sosok utuh dari komptensi yang akan dikuasai oleh peserta didik yang digunakan dalam proses pembelajar dengan tujuan perencanaan dan penelaan implementasi pembelajaran. Misalnya,buku pelajran, modul atau make,bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan sebagainya. Menurut Hamdani (2011), ruang lingkup bahan ajar meliputi : a) Judul, mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator dan tempat b) Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)alur atau langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah pembelajaran. c) Kompetensi yang akan dicapai, Nilai atau konsep dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam setiap materi pembelajaran. Hal ini terkait dengan materi selanjutnya karena semua ini berkesinambungan. d) Content atau isi materi pembelajaran, Inti dari pembelajaran tersebut yang harus dipelajari sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dimiliki. e) Informasi pendukung Info atau sumber berita yang lain yang mendukung terhadap materi pembelajaran.

31 f) Latihan-latihan, yang terdapat pada akhir subbab, akhir bab, akhir semester 1 dan semester 2. g) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK) h) Evaluasi i) Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi B) Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Bahan Ajar 1) Tujuan Bahan Ajar Bahan ajar disusun dengan tujuan antar lain sebagai berikut : a) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik b) Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh. c) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran 2) Manfaat Bahan Ajar a) Manfaat bagi guru antara lain sebagai berikut: a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik b. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh c. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi d. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar e. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya f. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

32 b) Manfaat bagi Peserta Didik antara lain sebagai berikut: a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. b. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya Dalam proses belajar mengajar guru menyajikan materi kepada peserta pendidikan. Pembuatan bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang sangat penting dan merupakan tuntunan bagi setiap pendidik. Bahan ajar mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang kita laksanakan. Adapun Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini : 1) Buku teks Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas. 2) Laporan hasil penelitian Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir. 3) Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya. 4) Pakar bidang studi

33 Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb. 5) Profesional Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan. 6) Buku kurikulum Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci. 7) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan. Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar. 8) Internet Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi. 9) Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi. 10) Lingkungan (alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi) Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai

34 sumber bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagau sumber. 3) Fungsi Bahan Ajar Dalam proses belajar mengajar guru menyajikan materi kepada peserta pendidikan,pembuatan bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang sangat penting dan merupakan tuntunan bagi setiap pendidik. Bahan ajar mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang kita laksanakan. Disini peran guru sebagai fasilisator lebih penting dari pada sebagai nara sumber,karena peran guru sebagai fasilisator dapat membantu dan mengarahkan proses belajar mengajar (PBM) dengan cara : a. Membangkitkan minat belajar peserta didik. b. Menjelaskan tujuan pembelajaran. c. Menyajikan materi dengan struktur yang baik. d. Memberi kesempatan peserta didik untuk berlatih dan memberi umpan balik (fead back) e. Memperhatikan dan menjelaskan hal- hal yang sulit atau tidak dipahami. f. Menciptakan komunikasi dua arah (pendidik dan peserta didik). Dalam pembuatan bahan ajar,maka ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar sebagaimana diuraikan sebagai berikut : a) Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar Fungsi bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 2 macam : 1) Fungsi bahan ajar bagi pendidik, diantaranya : Menghemat waktu pendidikan dalam mengajar Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilisator Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif

35 Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam proses pembelajaran dan merupakan kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik. Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran. 2) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain : Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidikan atau teman peserta didik yang alin. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki. Peserta didik dapat belajar belajar sesuai kecepatannya masing masing Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri. Membantu peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri,dan Sebagi pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasainya. b) Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelaran yang digunakan Fungsi bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : a. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal,antara lain : Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawasa dan penggalian prose pembelajaran Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan. b. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran indivudual,antara lain : Sebagai media utama dalam prose pembelajaran Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengaawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi Sebagi penunjang media pembelajran indivudual lainnya.

36 c. Fungsi bahan ajar dalam pembelajar kelompok,antara lain : Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,dengan cara memberi informasi tentang latar belakang materi,informasi tentang peran orang orang yang terlibat dalam belajar kelompok. Sebagi bahan pendukung bahan belajar utama dan apabila dirancang sedemikian rupa,maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. F. Soal 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan materi ajar! 2. Jelaskan prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar! 3. Jelaskan langkah-langkah penentuan materi pembelajaran! 4. Jelaskan tujuan penyusunan bahan ajar! 5. Jelaskan berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar! 6. Jelaskan fungsi bahan ajar!

37 BAB III KONTEKS, STANDAR, DAN UNSUR-UNSUR BAHAN AJAR A. Deskripsi Materi Selaras dengan judul yang tertera di atas maka di dalam bab ini penjabaran materinya akan dimulai dengan konteks, standar dan unsur-unsur bahan ajar. Yang selanjutnya mengenai detail penjabarannya tercantum dalam point materi pembelajaran. B. Relevansi Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai dasardasar dari materi pengembangan materi ajar sehingga dapat dijadikan landasan yang kuat dalam mengikuti materi berikutnya yaitu: Pengembangan Format Penilaian Berdasarkan Unsur-Unsur Materi Ajar. C. Capaian Pembelajaran Lulusan Capaian pembelajaran lulusan pada bahan ajar pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: S6 P4 P5 P6 Bekerja Sama Dan Memiliki Kepekaan Sosial Serta Kepedulian Terhadap Masyarakat Dan Lingkungan Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Kependidikan Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Kependidikan; Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Pembelajaran Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Pembelajaran Yang Meliputi Kurikulum Sekolah Menengah, Buku Siswa Dan Buku Guru Sekolah Menengah, Perencanaan Pembelajaran`, Penilaian Autentik, Bahan Ajar, Strategi/Metode/ Pendekatan Pembelajaran, Media Dan Alat Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia; Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, dan Filosofi Interdisipliner serta Menganalisis Permasalahan Interdisipliner di Bidang Kebahasaan dan Kesastraan.

38 Adapun capaian mata kuliah yang di harapkan dalam pembelajaran pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: M1 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan fungsi materi ajar (P4, P5) M2 Mahasiswa mampu mengembangkan materi ajar yang menarik dan fungsional (S6, P4, P6) M3 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran dan hasil belajar yang signifikan ((P5, P6) M4 Mahasiswa mampu merancang bahan ajar yang akan diterapkan di sekolah (P4,P5,P6) D. Umpan Balik Aktivitas Belajar Setelah mempelajari setiap bab dalam bahan ajar ini, mahasiswa diberikan umpan balik berupa pemberian tes formatif yang terdiri dari soal Pilihan Ganda dan Esai. Dalam bahan ajar ini pula disediakan kunci jawaban tes formatif agar memudahkan mahasiswa dalam mengecek jawaban mereka. E. Materi Pembelajaran A) Konteks Keilmuan Bahan Ajar Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 Pasal 29 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut. Bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Mengenai bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, seperti yang telah kita ketahui bahwa dunia pendidikan di sebuah Negara memerlukan sebuah bahasa yang seragam agar kelangsungan pendidikan tidak terhambat atau terganggu.mengapa? Karena pemakaian lebih dari satu bahasa dalam dunia pendidikan akan mengganggu keefektifan pelaksanaan pendidikan. Mengingat fungsi utama bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi dan memperoleh informasi dan menjelaskan suatu

39 informasi atau materi pelajaran yang terkait secara kontekstual. Sehingga dengan sebuah keseragaman bahasa tersebut, diharapkan dapat menjadikan kegiatan pendidikan berjalan dengan baik dan lancar. Selain itu, peserta didik dari tempat yang berbeda tetap dapat saling berhubungan atau berbagai informasi dengan mudah karena bahasa yang mereka gunakan dapat dipahami satu sama lain. Dengan demikian, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan akan bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Namun, tidak hanya bahasa Indonesia saja yang dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Tetapi bahasa asing pun dapat dijadikan sebagai bahasa pengantar dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Seperti yang terdapat dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi sebagai berikut. Bahasa pengantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan bahasa asing untuk tujuan yang mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik. Meskipun Pasal 29 ayat (2) berbunyi seperti itu, tetapi bahasa pengantar dalam dunia pendidikan harus diutamakan menggunakan bahasa Indonesia.Hal ini berkaitan dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Dan bahasa Indonesia pun penting untuk dipelajari terutama oleh bangsa Indonesia agar tidak hanya dapat mengetahui teori, tetapi juga belajar menerapkan bagaimana menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, benar dansantun. Bahasa Indonesia dalam konteks pendidikan memiliki peranan penting untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar dan segala hal dalam konteks pendidikan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan juga dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai pengantar pendidikan dari taman kanak-kanak hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus menggunakan bahasa Indonesia. Jika buku referensi mata pelajaran yang menggunakan bahasa

40 Indonesia masih kurang cukup, maka dapat melakukan cara menterjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Karena dengan cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia dalam konteks pendidikan menjadi bahasa pengantar yang wajib dalam setiap kegiatan pendidikan nasional. Dalam pemakaiannya, bahasa Indonesia telah berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman dan sudah tersebar luas, sehingga bukan hanya terbatas pada bahasa pengantar saja, akan tetapi bahanbahan ajar juga menggunakan bahasa Indonesia. Dalam konteks ini bahasa Indonesia adalah bahasa yang membuka jalan bagi kita untuk menjadi anggota yang seutuhnya dari bangsa Indonesia. B) Kebijakan Pemerintah Mengenai Bahan Ajar Bab III Penilaian Buku Teks Pasal 4 1) Buku teks pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakanpakainya terlebih dahulu oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik dan/ atau peserta didik sebagai sumber belajar disatuan pendidikan. 2) Kelayakan buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tetapkan oleh Menteri. 3) Buku teks muatan lokal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan-pakainya terlebih dahulu oleh dinas pendidikan profinsi berdasarkan standar nasional pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik dan/atau perserta didik sebagai sumber belajar disatuan pendidikan. 4) Kelayakan buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di tetapkan oleh Gubenur. Bab IV

41 Pemilihan Buku Teks di Satuan Pendidikan Pasal 5 1) Buku teks untuk setiap mata pelajaran yang digunakan pada satuan pendidikan dasar dan menengah di pilih oleh rapat pendidikan pada satuan pendidikan dari buku-buku teks pelajaran yang telah ditetapkan kelayakanpakainya oleh Menteri. 2) Dalam hal Menteri belum menetapkan kelayakan pakai buku teks mata pelajaran tertentu pada satuan pendidikan dasar dan menengah, maka rapat pendidikan pada satuan pendidikan dapat memilih buku teks yang tersedia di pasar buku dengan mempertimbangakan mutu buku teks dan kesesuainya dengan standar nasional pendidikan. 3) Buku teks untuk mata pelajaran muatan lokal yang digunakan pada satuanpendidikan dasar dan menengah dipilih oleh rapat pendidikan dari buku-buku teks pelajaran yang telah ditetapkan kelayakan-pakainya oleh Gurbenur. 4) Dalam hal Gubenur belum menetapkan kelayakan pakai buku teks mata pelajaran tertentu pada satuan pendidikan dapat memilih buku teks muatan lokal yang tersedia di pasar buku, maka rapat pendidikan pada satuan pendidikan dapat memilih buku teks yang tersedia di pasar buku dengan mempertimbangkan mutu buku teks dan kesesuainya dengan standar nasional pendidikan. Bab V Penggunaan Buku Di Satuan Pendidikan Pasal 6 1) Buku teks digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik dan perserta didik dalam proses pembelajaran. 2) Selain buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran.

42 3) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peserta didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku pengayaan dan buku referensi. 4) Buku-buku dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) yang digunakan dalam satu-satuan pendidikan berasal dari lebih dua penerbit. Pasal 7 1) Pendidik dapat menganjurkan kepada peserta didik yang mampu untuk memliki buku. 2) Anjuran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bersifat tidak memaksa atau tidak mewajibkan. 3) Untuk memiliki buku sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2, peserta didik atau orangtua/walinya membelinya langsung kepada pengecer. 4) Satuan pendidikan wajib menyediakan buku teks diperpustakaan dan pendidik menganjurkan kepada semua peserta didik untuk memimjam buku teks pelajaran diperpustakaan satuan pendidikan atau memilikinya. C) Unsur-Unsur Bahan Ajar Ada 6 komponen yang perlu diketahui berkaitan dengan unsur-unsur bahan ajar. a) Petunjuk belajar Penjelasan tentang bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada peserta didik dan bagaimana peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar tersebut. b) Kompetensi yang akan dicapai Bahan ajar haruslah berisikan standar kompetensi, kompetensi dasar maupun indicator pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai oleh peserta didik. c) Informasi pendukung Informasi pendukung merupakan informasi tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik mudah untuk menguasai pengetahuan yang mereka peroleh. d) Latihan-latihan

43 Tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan sehingga dapat terkuasai secara matang. e) Petunjuk kerja atau lembar kerja Lembar kerja yang berisikan sejumlah langkah procedural cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik. f) Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari proses penilaian. Terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik guna mengukur sejauh mana penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai. F. Soal 1. Jelaskan a) Jelaskan apa yang dimaksud dengan konteks keilmuan materi ajar? b) Jelaskan apa yang dimaksud dengan standar c) jelaskan apa yang dimaksud dengan unsur-unsur materi ajar 2. Buatlah format pengembangan materi ajar! 3. kasus 4. Temukanlah kelemahan dari,,,dan perbaiki kelamahan itu 5. Tuliskan laporan hasil kajianmu dalam menganalisa satu unit buku pelajaran! Kemukakan hasil analisamu saat mengkaji 1 unit buku pelajaran!

44 BAB IV PENGEMBANGAN FORMAT PENILAIAN BERDASARKAN UNSUR- UNSUR MATERI AJAR A. Deskripsi Materi Selaras dengan judul yang tertera di atas maka di dalam bab ini penjabaran materinya akan dimulai dengan tujuan penilaian, penilaian buku teks pelajaran, hingga contoh form penilaian. Yang selanjutnya mengenai detail penjabarannya tercantum dalam point materi pembelajaran. B. Relevansi Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai dasardasar dari materi pengembangan materi ajar sehingga dapat dijadikan landasan yang kuat dalam mengikuti materi berikutnya yaitu: Buku Pelajaran Kasus, Kasus Satu Unit, dan Sastra Indonesia. C. Capaian Pembelajaran Lulusan Capaian pembelajaran lulusan pada bahan ajar pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: S6 P4 P5 Bekerja Sama Dan Memiliki Kepekaan Sosial Serta Kepedulian Terhadap Masyarakat Dan Lingkungan Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Kependidikan Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Kependidikan; Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Pembelajaran Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Pembelajaran Yang Meliputi Kurikulum Sekolah Menengah, Buku Siswa Dan Buku Guru Sekolah Menengah, Perencanaan Pembelajaran`, Penilaian Autentik, Bahan Ajar, Strategi/Metode/ Pendekatan Pembelajaran, Media Dan Alat Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia;

45 P6 Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, dan Filosofi Interdisipliner serta Menganalisis Permasalahan Interdisipliner di Bidang Kebahasaan dan Kesastraan. Adapun capaian mata kuliah yang di harapkan dalam pembelajaran pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: M1 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan fungsi materi ajar (P4, P5) M2 Mahasiswa mampu mengembangkan materi ajar yang menarik dan fungsional (S6, P4, P6) M3 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran dan hasil belajar yang signifikan ((P5, P6) M4 Mahasiswa mampu merancang bahan ajar yang akan diterapkan di sekolah (P4,P5,P6) D. Umpan Balik Aktivitas Belajar Setelah mempelajari setiap bab dalam bahan ajar ini, mahasiswa diberikan umpan balik berupa pemberian tes formatif yang terdiri dari soal Pilihan Ganda dan Esai. Dalam bahan ajar ini pula disediakan kunci jawaban tes formatif agar memudahkan mahasiswa dalam mengecek jawaban mereka. E. Materi Pembelajaran A) Pengertian penilaian Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. (Akhmat Sudrajat) Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

46 Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik; b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 64 ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Selanjutnya, ayat (2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan (c) memperbaiki proses pembelajaran. Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu. Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan

47 tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor pada semester dua. Penilaian menurut para ahli : b. Asmawi Zainul dan Noehi Nasution Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. c. Suharsimi Arikunto Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata). d. Djemari Mardapi (1999: 8) Penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. e. Akhmat Sudrajat Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.

48 Berdasarkan uraian di atas Penilaian Bahan ajar merupakan evaluasi terhadap bahan ajar yang telah disusun apakah bahan ajar yang telah dibuat tersebut sudah atau telah memenuhi syarat atau kaedah-kaedah yang telah ditentukan ataukah perlu penyempurnaan (Revisi) B) Hakikat Penilaian Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik.

49 Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya, hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta didik belum mencapai standar, ia harus mengikuti program remedial/perbaikan sehingga mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan. Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya, peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggitingginya sesuai dengan kemampuannya. Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan. Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan berbasis

50 kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian. Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix, 1991). Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode dan/atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasitentangpencapaiankemajuanbelajarpeserta didik. Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam

51 kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis data yang ingin diperoleh. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi. a. Prinsip Penilaian Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara lain: 1. penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi; 2. penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran; 3. penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan; 4. hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan; 5. penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 2. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; 3. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; 4. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender; 5. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;

52 6. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 7. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik; 8. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku; 9. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; 10. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. b. Aspek atau Komponen dalam Penilaian Bahan ajar merupakan salah satu sumber pengetahuan bagi siswa atau mahasiswa di sekolah maupun di perguruan tinggi yang merupakan sarana yang sangat menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar sangat menetukan keberhasilan pendidikan siswa/mahasiswa dalam menuntut pelajaran di sekolah maupun di perguruan tinggi. Oleh karena itu, bahan ajar yang baik dan bermutu selain menjadi sumber pengetahuan yang dapat menunjang keberhasilan belajar siswa/mahasiswa juga dapat membimbing dan mengarahkan proses belajar mengajar di kelas ke arah proses pembelajaran yang bermutu pula. Bahan ajar yang dirancang sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta dikembangkan dengan paradigma baru akan mengarahkan proses pembelajaran pada arah yang benar sesuai tuntutan kurikulum dengan paradigma baru tersebut. Jenis bahan ajar yang diharapkan adalah bahan ajar yang dapat menunjang terselenggaranya pembelajaran dengan pendekatan konstruktif sehingga bahan ajar tersebut dapat membelajarkan siswa, menjadi sumber inspirasi, dan sumber informasi baik bagi siswa maupun guru. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang menjadi sumber ilmu pengetahuan, sehingga dapat menjadi media yang baik

53 dan akan membantu mengoptimalkan proses belajar mengajar seperti yang diharapkan di atas. Jenis bahan ajar yang demikian diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Bahan ajar merupakan sarana untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan, berarti bahan ajar yang digunakan baik oleh guru/dosen maupun siswa/mahasiswa harus jelas, lengkap, akurat, dan dapat mengkomunikasikan informasi, konsep, serta pengetahuan proseduralnya. Dengan demikian setiap bahan ajar harus memiliki standar yang sesuai dengan tujuan dari bahan ajar tersebut, yaitu sesuai dengan jenjang pendidikan, psikologi perkembangan siswa, kebutuhan dan tuntutan kurikulum, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu dalam melaksanakan penilaian bahan ajar, beberapa aspek yang sangat penting untuk dinilai adalah: a) Materi/isi Materi pelajaran merupakan bahan pembelajaran yang disajikan di dalam buku pelajaran dengan sub aspek: 1. Kesesuaian materi dengan silabus yang di kembangkan a. Memuat materi sesuai kompetensi dasar dan indicator b. Memuat latihan yang sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran yang tertuang dalam silabus c. Memuat materi dengan fokus keterampilan berbahasa d. Memuat kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan kebutuhan dan/atau karakteristik siswa 2. Seleksi dan organisasi materi sesuai dengan pemahaman pembelajar a. Memuat kosakata dan struktur yang frekuensinya tinggi b. Memuat kosakata dan struktur yang berkaitan dengan isi teks tulis/lisan c. Memuat kosakata dan struktur yang berkait dengan pengalaman pembelajar

54 d. Memuat latihan yang diurutkan dari mudah ke sulit b) Penyajian Aspek penyajian ini dapat di jabarkan menjadi sub aspek: 1. Tujuan/Indikator penyajian pembelajaran dinyatakan secara jelas a. Menyebut tujuan/ indikator pembelajaran pada setiap unit b. Mengarahkan pembelajaran pada penguasaan keterampilan berbahasa c. Menyajikan butir ajar untuk mengembangkan keterampilan berbahasa yang sejalan dengan kompetensi dasar dan indicator d. Menyajikan butir ajar/ materi dengan urutan mudah ke sulit 2. Penyajian bahan ajar secara terintegrasi dan sesuai dengan karakteristik pembelajar a. Menyajikan keterkaitan keterampilan berbahasa, sekurang-kurangnya dua keterampilan b. Menyajikan bahan ajar yang beranjak dari bahasa lisan pada kelas rendah dan berlanjut ke bahasa tulis pada kelas tinggi c. Menyajikan unsur bahasa (lafal,ejaan, kosakata, struktur) yang dihubungkan dengan keterampilan berbahasa d. Menyajikan bahan ajar dari yang secara sistematik 3. Penyajian bahan ajar mendorong pembelajar seara aktif dan kreatif a. Menuntut aktivitas pembelajar untuk mendengar, berbicara, membaca dan menulis pada tingkatannya b. Mendorong pembelajar untuk aktif berkomunikasi c. Mendorong pembelajar untuk kreatif berbahasa dengan menggunakan situasi konkrit d. Mendorong pembelajar mencurahkan waktu lebih banyak dalam mengerjakan latihan c) Keterbacaan Keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) bagi kelompok atau tingkatan siswa.

55 1. Kata a. Memuat kosakata kongkrit b. Memuat kosakata yang dekat dengan pengetahuan dan lingkungan pembelajar c. Memuat kosakata yang sering digunakan d. Memuat kosakata yang mudah dilafalkan 2. Kalimat a. Memuat kalimat sederhana lebih banyak b. Memuat kalimat deklaratif lebih banyak c. Memuat kalimat aktif lebih banyak d. Memuat kalimat afirmatif (kalimat pernyataan positif) lebih banyak 3. Paragraf a. Memuat paragraf deduktif lebih banyak b. Memuat paragraf yang terstruktur dengan baik (kohesif) lebih banyak c. Memuat paragraf yang menunjukkan hubungan makna (kohesi) lebih banyak d. Memuat pragraf yang saling berhubungan dengan baik 4. Teks/Wacana a. Memuat wacana deskripsi lebih banyak b. Mengandung wacana berbentuk prosedur lebih banyak c. Mengandung wacana terstruktur dengan baik d. Mengandung wacana yang berkaitan dengan kebutuhan pembelajar e. SARAG (Latar belakang Suku, Agama, Ras, dan Gender) 5. Teks/Wacana dan gambar/ ilustrasi a. Isi teks/wacana tidak mengarah kepada agama/ keyakinan tertentu b. Isi teks/wacana tidak mengarah kepada latar belakang suku tertentu c. Isi teks/wacana tidak mengarah kepada strata sosial tertentu d. Isi teks/wacana tidak mengarah kepada gender tertentu 6. Kebahasaan Bahasa adalah sarana penyampaian dan penyajian bahan yang menjadi ukuran kualitas bahan ajar.

56 a. Teks menggunakan tata bahasa yang tepat b. Instruksi jelas dan mudah dipahami c. Instruksi menggunakan struktur yang tepat d. Latihan yang dikembangkan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar secara tata bahasa e. Macam-macam Bentuk Penilaian Menurut Permendiknas No.20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Di dalam Permendiknas tersebut dijelaskan mengenai teknik penilaian hasil belajar yaitu: a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik Penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. b. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. c. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan /atau di luar kegiatan pembelajaran. d. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan /atau proyek. Adapun penilaian teknis tes terbagi menjadi beberapa bentuk tes, antara lain: 1. Tes Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah. Terdapat tiga tes, yaitu: a. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian. b. Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan.

57 c. Tes praktik (kinerja) adalah tes yang meminta peserta didik melakukan perbuatan/mendemonstasikan/ menampilkan keterampilan. d. Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah. 2. Observasi Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. 3. Penugasan Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk: a. Portofolio Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karya-karya atau tugas-tugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat menentukan karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri

58 kemudian hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit. b. Projek Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil. c. Jurnal Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi mengenai kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan kinerja ataupun sikap peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif. d. Inventori Inventori merupakan skala psikologis yang dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap sesuatu objek psikologis. Inventori antara lain berupa skala Thurstone, skala Likert, atau skala berdiferensiasi semantik. e. Penilaian Diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berbagai hal secara deskriptif. f. Penilaian antar Teman Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal. C) Tujuan Penilaian

59 Penentuan dan perumusan tujuan penilaian perlu kejelasan, dan kepastian mengenai daerah medan psikologi peserta didik yang akan diukur, dan kedudukan tujuan tersebut dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Sistem pendidikan nasional Indonesia mengenal adanya tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan institusional (standar kompetensi lulusan), tujuan intruksional umum, (standar kompetensi/kompetensi inti dan kompetensi dasar) dan tujuan intruksional khusus (indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran) dan sering disebut tujuan perilaku. Tujuan perilaku atau tujuan pembelajaran adalah tujuan yang bersifat operasional yang dapat diamati, dieleminasi dan diukur. Hubungan hierarkis dari tujuan pendidikan nasional sampai kepada tujuan intruksional hanya menggunakan jalur tunggal, sehingga apabila terdapat kegagalan peserta didik dalam mata pelajaran agama, berarti menunjukkan kegagalan dalam pencapaian tujuan pendidikan kurikuler, dan tujuan pendidikan nasional tersebut. Perumusan dan perencanaan penilaian dalam tujuan intruksional mencakup tiga aspek pokok sebagaimana dijelaskan oleh Mayer (1962) sebagai berikut : 1. perfomance, tujuan intruksional harus mencakup pernyataan tentang kemampuan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh siswa. 2. conditions, tujuan intruksional menjelaskan suatu kondisi tertentu yang diperlukan bagaimana perfomance itu terjadi. 3. criterion, tujuan intruksional hendaknya menjelaskan kriteria perfomance yang diharapkan dengan menjelaskan bagaimana kriteria dari suatu perfomance yang diterima sebagai hasil belajar. D) Penilaian Buku Teks Pelajaran Buku teks pelajaran merupakan buku teks yang digunakan siswa di Sekolah sebagai buku penunjang kegiatan pembelajaran. buku teks ini pada prosesnya memiliki peranan yang sangat vital bagi siswa karena siswa mengandalkan buku ini sebagai pegangan dan berlatih terhadap sebuah mata pelajaran.

60 Saat ini banyak sekali penerbit buku yang menerbitkan buku teks pelajaran. Hal ini dapat dipahami karena penerbitan buku teks pelajaran memiliki sebuah kepastian konsumen yaitu para siswa. Penerbit tinggal mencetak dan pandai-pandai memasarkan dan melobi para guru untuk menggunakan buku terbitan mereka dengan jasa para sales buku pelajaran. Jika seoarang guru sudah menyetujui maka sudah tentu siswa yang diajar oleh guru tersebut mau tidak mau akan membeli buku itu atas dasar rekomendasi guru. Sesungguhnya kasus tersebut tidaklah salah dan memang terjadi. Kita juga tidak menutup mata akan peran penting dari buku teks pelajaran karena memang sangat membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaan. Namun, karena banyaknya terbitan buku teks pelajaran yang ada, alangkah baiknya jika sebelum menentukan buku mana yang akan dipakai terlebih dahulu kita menilai kualitas buku yang ada. Ada beberapa factor yang dapat kita jadikan bahan penilaian terhadap sebuah buku teks pelajaran. Kelayakan isi dan kelayakan penyajian merupakan hal yang perlu diperhatikan dari buku teks yang akan dipilih karena kedua hal tersebut menentukan kualitas dan kesesuaianya diterapkan pada siswa. sebagai contoh berikut hal-hal yang perlu dinilai dalam pemilihan buku teks pelajaran Bahasa Indonesia. d. Kelayakan Isi Kelayakan isi menyangkut materi apa yang disajikan dalam buku teks. Ada beberapa hal penting yang harus dipenuhi agar buku teks dapat dikatakan memiliki isi yang layak untuk dipakai. Kelayakan isi terlihat dari kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, keakuratan materi, dan materi pendukung. 1. Kesesuaian Uraian Materi dengan SK dan KD Materi yang termuat dalam buku teks harus jelas dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh BSNP dalam standar isi. Kesesuain materi ini meliputi kelengkapan materi dan kedalaman materi yang disajikan. Kelengkapan Materi Dalam buku teks bahasa Indonesia setidaknya kelengkapan materi

61 mencakup beberapa hal yaitu wacana, pemahaman wacana, fakta kebahasaan/kesastraan,dan aplikasi. a. Wacana Wacana dapat berupa percakapan, karangan atau laporan utuh, cerpen, novel, buku, artikel, pidato, khotbah, atau puisi merupakan materi utama yang harus ada dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia. Wacana biasanya mengawali uraian materi setiap bab. Berdasarkan pada wacana itulah uraian materi, pemahaman wacana, fakta kebahasaan/kesastraan, dan implikasi wacana, dibahas. Wacana yang disajikan mencakup ruang lingkup yang ada dalam standar isi berupa empat aspek keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) mulai dari pengenalan konsep sesuai dengan tuntutan yang ada di Standar Komptensi maupun Kompetensi Dasar pelajaran Bahasa Indonesia SMA. b. Pemahaman wacana Pemahaman wacana merupakan tahapan lanjut setelah membaca dan menyimak wacana. Pemahaman wacana berisi perintah, tugas, atau pelatihan yang mengarahkan peserta didik untuk memahami isi/pesan wacana c. Fakta kebahasaan / kesastraan Uraian materi berisi fakta kebahasaan: kalimat, kosa kata, istilah, ungkapan, peribahasa, atau kesastraan sesuai tuntutan SK dan KD d. Implikasi wacana Implikasi wacana merupakan unsur di luar wacana, dapat berupa analogi, perbandingan, kesejajaran wacana yang mampu memperkuat penyampaian materi sesuai dengan tuntutan SK dan KD. Implikasi wacana berisi konsep dasar keluasan materi melalui pelatihan, tugas, dan kegiatan mandiri sehingga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik mampu menggali dan memanfaatkan informasi, menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan dalam kerja ilmiah

62 Kedalaman materi Selain kelengkapan, kedalaman materi sebuah buku teks juga harus diperhatikan. Harus jelas pembagian kedalaman materi pada tiap tingkatan kelas. Hal yang diperhatikan dalam poin kedalaman materi yaitu kesesuaian, kuantitas, dan kualitas wacana. a. Kesuaian wacana Mengacu pada ruang lingkup yang ada dalam pada standar isi (empat aspek keterampilan berbahasa). Empat aspek keterampilan bahasa dimaksudkan meliputi: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Wujud uraian, mulai pengenalan konsep sampai dengan interaksi antarkonsep, dan memperhatikan tuntutan SK dan KD. Tingkat kesulitan disesuaikan dengan tingkat pemahaman peserta didik yang lebih menekankan pada concrete-operational dan system of operations. b. Kuantitas wacana Ditunjukkan oleh jumlah minimal yang sesuai dengan tuntutan SK dan KD. Untuk mencapai kedalaman materi, maka kuantitas wacana ditentukan oleh pengembangan atau penambahan dengan jenis wacana lain yang dapat berfungsi sebagai pembanding, penjelas, analogi, atau kebutuhan lain yang sejalan dengan tuntutan materi. Dengan demikian materi yang disajikan memuat sumber-sumber tambahan itu mencerminkan kontinuitas, dengan kedalaman spiralitas mengembangan materi. Materi yang ditampilkan menjadi lebih menarik dan inovatif, serta memotivasi peserta didik senang belajar c. Kualitas wacana Mencerminkan kedalaman materi yang ditentukan oleh keaktualan, kemutakhiran, kefaktualan, dan kevariasian topik. Kualitas wacana mencerminkan kedalaman isi/pesan dengan spiralitas pengembangan materi pelajaran bahasa 2. Keakuratan Materi

63 Setelah materi memiliki kesesuaian dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditentukan pemilihan materi yang digunakan juga harus akurat. Jangan sampai ketika membahas kompetensi dasar tertentu materi yang disajikan kurang relevan terhadap pencapaiana kompetensi dasar. Keakuratan materi dalam buku teks bahasa Indonesia tercermin dari hal-hal berikut, yaitu: Keakuratan dalam pemilihan wacana Wacana yang disajikan berdasarkan kenyataan yang ada (faktual) serta sedang hangat dibicarakan (aktual) dengan menyebutkan sumber yang jelas sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik. Keakuratan dalam konsep dan teori Konsep dan teori yang disajikan untuk mencapai KD sesuai dengan definisi sesuai dengan bidnag keilmuan (linguistik tidak menimbulkan banyak tafsir dan ilmu sastra, digunakan secara tepat sesuai dengan fenomena yang dibahas dan tidak menimbulkan banyak tafsir). Keakuratan dalam pemilihan contoh Uraian dan contoh menanamkan keruntutan konsep: yang mudah, sukar, konkret, abstrak, yang sederhana, kompleks yang telah dikenal dan yang belum dikenal. Contoh yang disajikan mengandung keunggulan nilai-nilai moral seperti keteladanan, kejujuran, tanggungjawab, kedisiplinan, kerja sama, dan toleransi. Keakuratan dalam pelatihan Pelatihan yang disajikan diawali dari konsep yang sederhana berkembang ke yang kompleks; konkret ke abstrak, mudah ke sulit, lingkungan dekat ke yang jauh secara bertahap dan berkesinambungan (continuity) sesuai dengan prinsip proses belajar. 3. Materi Pendukung Pembelajaran Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan materi pendukung dalam buku teks yaitu: Kesesuaian dengan perkembangan ilmu

64 Materi yang disajikan dalam buku up to date, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang relevan dengan tingkat kognisi peserta didik Kesesuaian fitur, contoh, dan rujukan Wacana dan pengembangannya memperlihatkan fitur, gambar, contoh, atau ilustrasi yang mencerminkan peristiwa atau kejadian nyata, diutamakanan yang mutakhir (up to date) yang dapat dilihat dan dialami peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan wawasan kebinekaan Wawasan kebinekaan dalam pengembangan wacana dicerminkan oleh halhal berikut: a. Apresiasi terhadap keanekaragaman budaya dan agama. Wacana dan pengembangannnya misalnya tugas, pelatihan, gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan dapat membuka wawasan peserta didik mengenal dan menghargai perbedaan suku, budaya, dan agama. b. Apresiasi terhadap kemajemukan masyarakat. Wacana dan pengembangannnya misalnya tugas, pelatihan, gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan dapat membuka wawasan peserta didik mengenal dan menghargai perbedaan perilaku, pendapat, penampilan, dan adat istiadat c. Apresiasi terhadap keanekaan produk dan jasa. Wacana dan pengembangannnya misalnya tugas, pelatihan, gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan dapat membuka wawasan peserta didik mengenal dan menghargai perbedaan dan persebaran produk dan jasa. d. Aparesiasi terhadap potensi kekayaan budaya dan alam. Wacana dan pengembangannnya misalnya tugas, pelatihan, gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan dapat membuka wawasan peserta didik mengenal, menghargai dan memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan setempat. Pengembangan wawasan kebangsaan dan integrasi bangsa Pengembangan wawasan kebangsaan dan integrasi bangsa menyangkut:

65 a. Wacana dan pengembangannya mengembangkan cinta tanah air. Wacana dan pengembangannya misalnya dalam pemberian tugas pelatihan, dilengkapi gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan itu dapat membuka wawasan peserta didik menumbuhkan kebanggaan sebagai bagian dari masyarakat Indonesia. b. Wacana dan pengembangannya memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Wacana dan pengembangannya misalnya dalam pemberian tugas pelatihan, dilengkapi gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan itu dapat membuka wawasan peserta didik menumbuhkan kebanggaan sebagai bagian dari masyarakat Indonesia. b. Kelayakan Penyajian 1. Teknik Penyajian Penyajian merupakan bagaimana sesuatu itu dikemas. Sesuatu walaupun berniali bagus jika dikemas dengan tidak baik, tidak teratur, tidak runtut secara konsep tentu akan membuat yang bagus itu menjadi tidak menarik. Bahkan dalam kaitannya dengan buku teks penyajian isi atau materi buku memiliki peranan yang sangat penting karena berhubungan dengan konsep berpikir siswa. Teknik penyajian sebuah buku teks setidaknya memiliki pedoman sebagai berikut: Kekonsistenan Sistematika Penyajian Sistematika penyajian disampaikan secara jelas, fokus, dan taat asas dalam setiap bab, yakni ada bagian pendahuluan (berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran, sistematika buku, cara belajar yang harus diikuti, serta halhal lain yang dianggap penting bagi peserta didik), bagian isi (uraian, wacana, pelatihan, ilustrasi, gambar, dan pendukung lain), serta bagian penutup (rangkuman, ringkasan), serta relevan dengan pokok bahasan sehingga mampu membangkitkan rasa senang siswa dalam belajar. Keruntutan konsep Uraian, latihan, contoh dalam hal materi kebahasaan dan kesastraan yang disajikan ada hubungan satu dengan yang lain sehingga peserta didik

66 mampu mengaplikasikan konsep-konsep dasar keilmuan secara terintegrasi dan holistik sesuai tuntutan KD. Keseimbangan antar bab Uraian substansi antarbab (tecermin dalam jumlah halaman), proporsional dengan mempertimbangkan KD yang didukung dengan beberapa pelatihan, contoh, ilustrasi, atau gambar secara seimbang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pokok bahasan. 2. Penyajian Pembelajaran Selain penyajian atau urutan penulisan dalam buku, penyajian juga berhubungan dengan penyajian pembelajaran. buku teks bukan hanya sekadar menyajikan materi yang dikumpulkan melainkan juga menyajikan bagaimana materi tersebut dipelajari siswa. Bagaimana siswa hendaknya bersikap ketika mengikuti pembelajaran juga harus termuat dalam buku teks pelajaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian pembelajara dalam buku teks antara lain: Keterpusatan pada peserta didik Sajian materi menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran sehingga uraian dalam buku perlu didukung oleh kegiatan yang mampu membentuk kemandirian belajar peserta didik, misalnya dengan tugastugas mandiri. Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif yang memotivasi peserta didik terlibat secara mental dan emosional dalam pencapaian SK dan KD sehingga antarpeserta didik termotivasi untuk belajar secara komprehensif tentang berbagai persoalan kebahasaan dan kesastraan. Keterangsangan metakognisi peserta didik Sajian materi dapat mengembangkan motivasi belajar peserta didik dan merangsang peserta didik untuk berpikir kreatif tentang apa, mengapa, dan bagaimana mempelajari materi pelajaran dengan rasa senang. Kerangsangan daya imajinasi dan kreasi berpikir peserta didik

67 Penyajian materi dapat merangsang daya imajinasi dan kreasi berpikir peserta didik melalui ilustrasi, analisis kasus, dan latihan. Bagian Pendahulu Pendahuluan berisi pengantar materi setiap bab. Biasanya pendahuluan memuat tujuan yang hendak dicapai melalui sajian bab, materi, dan pelatihan yang akan dibahas pada bab tersebut. Bagian Isi Bagian isi adalah bagian yang memuat keseluruhan materi yang memuat SK dan KD. Perincian yang paling lengkap ada pada bagian isi mulai dari bab, subbab sampai subbab-subbab dengan pengembangannya., serta rangkuman setiap bab Bagian Penyudah Bagian penyudah berisi rujukan, daftar pustaka, indeks, glosarium, dan evaluasi Point-point di atas merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menilai sebuah buku teks sebelum merekomendasikannya kepada siswa. Jika dapat menilai dengan baik dan objektif tentunya buku yang akan diperolah adalah buku yang memang terbaik dan cocok untuk diterapkan kepada siswa. Buku yang baik akan mempercepat siswa memahami atau mendapat ilmu. Dan ilmu yang baik adalah ilmu yang dapat dimanfaatkan. Jadi menyeleksi adalah pekerjaan yang mendatangkan manfaat. E) KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013 Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kurikulum 2013, konsep penilaian yang digunakan adalahpenilaian autentik. Penilaianautentikmerupakanpenilaian yang dilakukansecarakomprehensifuntukmenilaimulaidarimasukan (input), proses, dankeluaran (output) pembelajaran, yang meliputiranahsikap, pengetahuan, danketerampilan. Penilaianautentikmenilaikesiapanpesertadidik, serta proses danhasilbelajarsecarautuh. Keterpaduanpenilaianketigakomponen (input proses

68 output) tersebutakanmenggambarkankapasitas, gaya, danhasilbelajarpesertadidik, bahkanmampumenghasilkandampakinstruksional (instructional effects) dandampakpengiring (nurturant effects) daripembelajaran. Secara konseptual asesmen autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan asesmen autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. Asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum Karena, asesmen semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Asesmen autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Karenanya, asesmen autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai. Asesmen Autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keteampilan, dan pengetahuan yang ada. Dengan demikian, asesmen autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. F) Prinsip dan Pendekatan Penilaian

69 Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar (prosedur dan kriteria yang jelas) dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3. Ekonomis, berartipenilaian yang efisiendanefektifdalamperencanaan, pelaksanaan, danpelaporannya. 4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 5. Akuntabel, berartipenilaiandapatdipertanggungjawabkankepadapihak internal sekolahmaupuneksternaluntukaspekteknik, prosedur, danhasilnya. 6. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 7. Edukatif, berarti penilaian bersifat mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Jenis-jenis Asesmen Autentik Dalam rangka melaksanakan asesmen autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses. Beberapa jenis asesmen autentik disajikan berikut ini. 1. Penilaian Kinerja Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus. Pertama, langkah-langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis

70 kompetensi tertentu. Kedua, ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai. Ketiga, kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Keempat, fokus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akan diamati. Kelima, urutan dari kemampuan atau keerampilan peserta didik yang akan diamati. Penilaian kinerja memuat penilaian diri (self assessment). Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. 2. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar,

71 lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya logam. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 3. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lainlain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. 4. Penilaian Tertulis Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

72 Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihat fenomena kemiskinan dari sisi pandang kebiasaan malas bekerja, rendahnya keterampilan, atau kelangkaan sumberdaya alam. Masing-masing sisi pandang ini akan melahirkan jawaban berbeda, namun tetap terbuka memiliki kebenaran yang sama, asalkan analisisnya benar. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. G) PENILAIAN RANAH KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK Penilaian Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan kemampuan mencipta. Contoh penilaian ranah kognitif dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan memberikan tes kepada peserta didik. Tes yang yang diberikan dapat berupa butir-butir soal yang berkaiatan dengan domain tingkatan aspek taksonomi. Adapun contoh soal sebagai berikut: Tingkatan mengingat (C1) Indikator soal: Menyebutkan nama ilmuwan berdasarkan teori yang dikemukakannya. Siapa ilmuwan yang berhasil membuktikan teori Oparin? a. Harold Urey b. Stanley Miller

73 c. F. Redi d. L. Pasteur e. Aristoteles Tingkatan memahami (C2) Indikator soal: Mengubah tampilan data pertumbuhan tanaman ke dalam bentuk diagram batang. Di bawah ini adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran pertumbuhan tinggi tanaman tomat: Minggu ke- Tinggi Tanaman (cm) Berdasarkan data di atas, buatlah diagram batang pertumbuhan tinggi tanaman tomat dalam kurun waktu 3 minggu! Tingkatan menganalisis (C4) Indikator soal: Mengaitkan defisiensi terhadap suatu zat makanan dengan penyakit yang ditimbulkan. Uji biuret pada suatu produk makanan menunjukkan hasil negatif (tidak timbul warna merah atau ungu). Apabila produk makanan tersebut dijadikan sumber makanan satu-satunya, maka akan menimbulkan... a. penyakit kwashiorkor b. gangguan penyerapan kalsium c. gangguan transportasi vitamin A, D, E, dan K d. penyakit marasmus e. ph darah tidak stabil Penilaian Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif

74 tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: 1) Receiving atau attending (= menerima atua memperhatikan) Adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. 2) Responding (= menanggapi) Mengandung arti adanya partisipasi aktif. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving. 3) Valuing (menilai=menghargai) Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. 4) Organization (=mengatur atau mengorganisasikan) Artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain, pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya. 5) Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai) Yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah

75 mempengaruhi emosinya. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentuk karakteristik pola hidup tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat diramalkan. Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu. Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu: a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim, b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan. Penilaian Ranah Psikomotor Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku).

76 Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan. Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar. Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat berupa tes paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja. 1) Tes simulasi Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga peserta didik dapat dinilai tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat yang sebenarnya. 2) Tes unjuk kerja (work sample)

77 Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Misalnya dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas di lapangan yang sebenarnya H) PERBANDINGAN PENILAIAN DALAM KTSP DAN KURIKULUM 2013 Penilaian kurikulum 2013 mengalami perubahan dari KTSP. Penilaian hasil belajar mengalami pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Dalam proses penilaian, kurikulum 2013 berbasis pada kemampuan melalui penilaian proses dan output sedangkan KTSP hanya berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output. Penilaian dalam kurikulum 2013 menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional Penilaian test dan portofolio saling melengkapi. Dalam KTSP, menekankan aspek kognitif test menjadi cara penilaian yang dominan.pada kurikulum 2013 skala nilai tidak lagi 0-100, malainkan 1-4 untuk aspek kognitif dan psikomotor, sedangkan untuk aspek afektif menggunakan SB= Sangat Baik, B= Baik, C= Cukup, K= kurang. Skala nilai 1-4 dengan ketentuan kelipatan 0,33.

78 INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELOMPOK PEMINATAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH KODE Nilai: BUKU Panduan Kurang Sekali Kurang Baik Baik Sekali A. KELAYAKAN ISI SUBKOMPONEN BUTIR NILAI ALASAN PENILAIAN A. KESESUAIAN URAIAN MATERI DENGAN KI DAN KD Kelengkapan materi Kedalaman materi Rangkuman Kualitatif: B. KEAKURATAN MATERI 3. Pemilihan wacana, teks, gambar, dan ilustrasi sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai dan bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik BUTIR NILAI ALASAN PENILAIAN

79 SUBKOMPONEN 4. Konsep dan teori sesuai sistematika keilmuan 5. Pemilihan contoh sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai 6. Pelatihan, penugasan, dan penilaian sesuai tuntutan penilaian autentik Rangkuman Kualitatif: C. PENDUKUNG MATERI PEM- BELAJARAN 7. Kesesuaian dengan perkembangan ilmu 8. Kesesuaian fitur/contoh/latihan/rujuk an 9. Pengembangan wawasan kebinekaan SUBKOMPONEN BUTIR NILAI ALASAN PENILAIAN 10. Pengembangan wawasan kebangsaan dan integrasi bangsa 11. Tidak mengandung unsur SARA, HAKI, Pornografi dan Bias (gender, wilayah, dsb)

80 Rangkuman Kualitatif: B. KOMPONEN PENYAJIAN SUBKOMPONEN BUTIR NILAI ALASAN PENILAIAN A. TEKNIK PENYAJIAN 12. Konsistensi sistematika penyajian 13. Keruntutan konsep SUBKOMPONEN BUTIR NILAI ALASAN PENILAIAN 14. Keseimbangan antarbab Rangkuman Kualitatif: B. PENYAJIAN PEMBELAJARAN 15. Keterpusatan pada pendekatan saintifik dan model pembelajaran Discovery Learning, dan Project Based Learning

81 16. Merangsang metakognisi peserta didik (sikap spritual dan sikap sosial) 17. Merangsang daya imajinasi, kreasi, dan berpikir kritis peserta didik (pengetahuan dan keterampilan) Rangkuman Kualitatif: C. KELENGKAPAN PENYAJIAN 18. Bagian pendahulu SUBKOMPONEN BUTIR NILAI ALASAN PENILAIAN 19. Bagian isi 20. Bagian penyudah Rangkuman Kualitatif: Rangkuman Supervisor :,

82 Suvervisor I, Supervisor II, Penilai, (.) (.) (.) Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) Terdapat pada nomor halaman... KESESUAIAN URAIAN MATERI DENGAN KI DAN KD Kelengkapan Kedalaman Materi Tidak Sesuai Materi Sesuai Tidak Sesuai Sesuai 1. Menghayati dan mengamalka n ajaran agama yang dianutnya 1.1 Mematuhi norma-norma bahasa Indonesia sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki kemantapan kedudukan, fungsi, dan kaidah bahasa untuk mempersatukan banagsa Indonesia di tengah percaturan dan peradaban dunia. 1.2 Mensyukuri dan tunduk atas keberadaan bahasa Indonesia Indonensia sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki kemantapan kedudukan, fungsi, dan kaidah bahasa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah percaturan dan peradaban dunia. Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) Terdapat pada nomor halaman... KESESUAIAN URAIAN MATERI DENGAN KI DAN KD Kelengkapan Materi Kedalaman Materi Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sesuai 1.3 Mensyukuri keberadaan puisi

83 sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa dengan mengapresiasinya melalui pembuatan parafrasa untuk memaknai makna puisi dan sarana mengubah puisi menjadi bentuk prosa. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong-royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, serta dalam menempatkan diri sebagai 2.1 Memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang memiliki kemantapan kedudukan, fungsi, dan kaidah. 2.2 Meningkatkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kedudukan, fungsi, dan kaidahkaidahnya. Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) Terdapat pada nomor halaman... KESESUAIAN URAIAN MATERI DENGAN KI DAN KD Kelengkapan Kedalaman Materi Tidak Sesuai Materi Sesuai Tidak Sesuai Sesuai

84 cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2.3 Mengembangkan sikap ingin tahu dalam memahami kaidah bahasa Indonesia. 3.Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk 2.4 mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra. 3.1 Memahami dan membandingkan penggunaan unsure segmental dan suprasegmental bahasa Indonesia. 3.2 Memahami pengembanagan kosakata bahasa Indonesia. 3.3 Memahami konvensi tata tulis bahasa Indonesia. 3.4 Memahami cara dang langkah-langkah membuat synopsis novel, drama/teater, atau film. 3.5 Menganalisis makna dan relasi makna antarkata bahasa Indonesia. 3.6 Menganalisis struktur kata, frasa, dan klausa. Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) Terdapat pada nomor halaman... KESESUAIAN URAIAN MATERI DENGAN KI DAN KD Kelengkapan Materi Kedalaman Materi Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sesuai

85 memecahkan masalah 3.7 Memahami dan membandingkan perbedaan sinopsi dan resensi novel, drama, atau film. 4. Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. 4.1 Menginterpretasi penggunaan unsure segmental dan suprasegmental bahasa Indonesia. 4.2 Mengabstraksikan pengembangan kosakata bahasa Indonesia. 4.3 Menginterpretasikan konvensi tata tulis bahasa Indonesia. 4.4 Menyusun synopsis novel, drama/teater, atau film. 4.5 Mengevaluasi hasil analisis makna dan relasi makna antarkata bakasa Indonesia. Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) Terdapat pada nomor halaman... KESESUAIAN URAIAN MATERI DENGAN KI DAN KD Kelengkapan Materi Kedalaman Materi Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sesuai 4.6 Mengevaluausi hasil analisis struktur kata, frasa, dan klausa. 4.7 Menyusun resensi novel, drama, atau film. JUMLAH PROPORSI KELENGKAPAN DAN KEDALAMAN MATERI

86 Supervisor 1, Supervisor ii, Penilai, 3. Contoh Format Penilaian a) KTSP

87 Bidang Studi : B.ind Kelas : Tahun Ajaran kkm 60 No Nama Siswa L/P ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! rata2 #### #### #### #### ##### #### #### #### #### ###### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! Mengetahui Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Ulangan Harian RATA- Tugas Harian RATA RATA- RATA UTS UAS/UKK (D) A+B+C+(2D) Raport revisi Hj. Euis Dewi F. A, S.Pd. Fajar Suharmanto S.Pd

88 b) Kurikulum 2013

89 Nilai Non-Tes (T) Nilai Ulangan Harian (H) YAYASAN PRESBYTERIAN KOREA-INDONESIA SMP EBEN HAEZER Bengkong Palapa II Blok.C No.51 Batam - Kepulauan Riau (Kepri) Telp. (0778) ebenhaezer1@yahoo.co.id Bidang Studi TIK Jurusan SMP Nama Guru Wesril Gideon T Kelas/Semester VIII-A/1 Tahun Pelajaran 2013/2014 KEHADIRAN SISWA PER PERTEMUAN PRESTASI SISWA PER KELAS & GAMBARAN SIKAP KELAS PADA PELAJARAN INI CATATAN UJIAN YANG DISELENGGARAKAN PADA PELAJARAN INI TANGGAL MATERI SUSULAN PERBAIKAN TERTINGGI TERENDAH RERATA 17/01/2013 Internet /01/2013 BAB II #DIV/0! 31/01/2013 BAB III #DIV/0! 04/02/2013 BAB IV #DIV/0! BAB V #DIV/0! BAB VI #DIV/0! Tidak Diadakan Ujian #DIV/0! Tidak Diadakan Ujian #DIV/0! 11/01/2013 Internet /01/2013 Tugas #DIV/0! 21/01/2013 Tugas #DIV/0! 21/01/2013 Tugas #DIV/0! 21/01/2013 Tugas #DIV/0! 07/02/2013 Tugas #DIV/0! 04/02/2013 Tugas #DIV/0! Tidak Diadakan Tugas #DIV/0!

90 JURNAL MENGAJAR No. Tanggal 1 22/07/ /08/ /01/ /01/ /01/ /01/ /01/ /01/ /01/ /02/ /02/ /02/ UTS UAS Materi 40 Keterangan: Bila tidak ada siswa mengulang/menyusul Bila ada sedikit siswa mengulang/menyusul Bila ada banyak siswa mengulang/menyusul Internet dan Intranet File ini disimpan di: D:\bu amal\[format- Nilai.xlsx]LAPORAN Batam, 08 Oktober 2017 Wesril Gideon T Guru TIK

91 F. Soal 1. Jelaskan apa uanh dimaksud dengan Penilaian! 2. Jelaskan Isi PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 64 ayat (1) 3. Jekaskan perbedaan antara Penilaian dalam KTSP dan Kurtilas! 4. Jelaskan istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik! 5. Komponen bahan ajar yang akan dinilai 6. Format penilaian bahan ajar sesuai jenisnya

92 BAB V BUKU PELAJARAN KASUS, KASUS SATU UNIT, DAN SASTRA INDONESIA A. Deskripsi Materi Selaras dengan judul yang tertera di atas maka di dalam bab ini penjabaran materinya akan dimulai dengan pengertian buku teks, kriteria buku teks. identitas buku, hingga kelayaka isi buku. Yang selanjutnya mengenai detail penjabarannya tercantum dalam point materi pembelajaran. B. Relevansi Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai dasardasar dari materi pengembangan materi ajar sehingga dapat dijadikan landasan yang kuat dalam mengikuti materi berikutnya yaitu: Konteks Satu Unit Buku Pelajaran/Sebuah Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. C. Capaian Pembelajaran Lulusan Capaian pembelajaran lulusan pada bahan ajar pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: S6 P4 P5 Bekerja Sama Dan Memiliki Kepekaan Sosial Serta Kepedulian Terhadap Masyarakat Dan Lingkungan Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Kependidikan Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Kependidikan; Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Pembelajaran Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Pembelajaran Yang Meliputi Kurikulum Sekolah Menengah, Buku Siswa Dan Buku Guru Sekolah Menengah, Perencanaan Pembelajaran`, Penilaian Autentik, Bahan Ajar, Strategi/Metode/ Pendekatan Pembelajaran, Media Dan Alat Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia;

93 P6 Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, dan Filosofi Interdisipliner serta Menganalisis Permasalahan Interdisipliner di Bidang Kebahasaan dan Kesastraan. Adapun capaian mata kuliah yang di harapkan dalam pembelajaran pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: M1 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan fungsi materi ajar (P4, P5) M2 Mahasiswa mampu mengembangkan materi ajar yang menarik dan fungsional (S6, P4, P6) M3 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran dan hasil belajar yang signifikan ((P5, P6) M4 Mahasiswa mampu merancang bahan ajar yang akan diterapkan di sekolah (P4,P5,P6) 4) Umpan Balik Aktivitas Belajar Setelah mempelajari setiap bab dalam bahan ajar ini, mahasiswa diberikan umpan balik berupa pemberian tes formatif yang terdiri dari soal Pilihan Ganda dan Esai. Dalam bahan ajar ini pula disediakan kunci jawaban tes formatif agar memudahkan mahasiswa dalam mengecek jawaban mereka. 5) Materi Pembelajaran A. Pengertian Buku Teks Buku teks dan bahan ajar merupakan substansi penting dalam proses belajar mengajar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena buku teks adalah salah satu dari sekian banyak bahan ajar. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut definisi buku teks menurut para ahli : 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan

94 estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. 2. Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2004: 3) menyebutkan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh pengarangnya dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku. 3. Buku teks adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang tersebut dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi (Bacon, 1935). 4. Dalam buku Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia (Tarigan, 1986: 13) disimpulkan bahwa buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan tujuan-tujuan intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran. Dari penjelasan definisi-definisi, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya buku teks adalah buku pelajaran bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk mencapai tujuan instruksional berdasarkan kurikulum yang berlaku dalam jenjang pendidikan tertentu.keberadaan buku teks ini sangat penting dalam menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Bahkan disebutkan dalam sebuah kutipan Dalam melaksanakan KBM, guru biasanya sangat tergantung pada buku teks. Bahkan menurut hasil penelitian Prof. Num an Sumatri (1992) keberadaan buku teks bagi guru-guru di sekolah merupakan faktor yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pendidikan di sekolah. Karena begitu pentingnya buku teks, maka menurut beliau penyusunan buku teks harus betul-betul diperhatikan dan dikaji dari berbagai dimensi. (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI).

95 B. Kriteria Buku Teks Buku teks pelajaran yang dinyatakan memiliki kelayakan pakai bagi satuan pen-didikan dasar dan menengah ditetapkan oleh peraturan menteri. Penetapan ini didasarkan pada hasil penilaian yang dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dari hal ini maka akan terdapat sejumlah buku-buku teks yang dinyatakan layak pakai di sekolah untuk semua mata pelajaran pada suatu satuan pendidikan. Setiap sekolah harus menetapkan buku teks yang akan digunakan untuk kurun waktu lima tahun berdasarkan pemilihan yang dilakukan melalui rapat pendidik. Sejalan dengan hal ini, untuk memilih buku teks yang akan ditetapkan penggunaannya pada suatu satuan pendidikan diperlukan prosedur pemilihan. Salah satu prosedur yang dapat dipilih adalah melalui pertimbangan yang dilakukan oleh para pendidik. Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan adalah kesesuaian materi, penyajian materi, penggunaan bahasa dan keterbacaannya, kualitas latihan dan soal yang disajikan, serta aksesibilitas terhadap buku teks. Secara rinci setiap aspek tersebut diuraikan berikut ini. 1. Kesesuaian Materi Kesesuaian materi yang terdapat dalam buku teks pelajaran berstandar akan dipilih melalui rapat pendidik (rapat guru). Pada rapat tersebut, pendidik atau guru harus menyesuaikan materi yang terdapat dalam buku teks dengan keadaan sekolah. Penyesuaian buku teks ini agar materi yang terdapat dalam buku tersebut dapat mendukung visi dan misi sekolah. Selain itu, kesesuaian meteri yang dimaksud adalah meteri yang dikembangkan memiliki kekuatan bagi proses pembelajaran. Materi-materi yang ada dalam buku teks haruslah sejalan dengan konsep ilmu pendidikan. Ketidaksejalanan materi yang ada dalam buku teks dengan konsep ilmu pendiidkan juga akan berpengaruh pada tujuan pembelajaran serta viis dan misi sekolah.

96 Dalam penyesuaian materi, materi yang ada dalam buku teks juga haruslah materi yang akurat, mutakhir, serta sesuai dengan konteks dan kemampuan berpikir peserta didik. Pentingnya penyesuaian materi ini juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pendidik harus dapat memilih buku teks yang bermaterikan sesuai dengan kondisi fisik siswa dan lingkungan tempat belajar siswa. 5. Penyajian Materi Penyajian buku teks merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan oleh pendidik dalam memilih buku teks pelajaran berstandar nasional. Aspek-aspek yang perlu mendapat pertimbangan adalah. a) Penyajian peta konsep dan tujuan belajar mudah dipahami oleh peserta didik. b) Urutan materi dan hubungan antar-materi disajikan sistematis dan logis. c) Penyajian materi dan ilustrasi/gambar memotivasi peserta didik untuk belajar. d) Materi disajikan mendorong umpan balik dan refleksi diri peserta didik. e) Anatomi buku disajikan dengan model yang mudah dipahami peserta didik. 6. Bahasa, Keterbacaan, dan Grafika Aspek lain yang sangat penting bagi buku teks adalah bahasa yang digunakan. Selain itu aspek keterbacaan (readability) sangat menentukan keterpahaman dan kemenarikan buku teks. Aspek lainnya adalah grafika yang turut pula menentukan kualitas suatu buku teks. Oleh karena itu, dalam memilih buku perlu mempertimbangkan aspek-aspek berikut: a) Ketepatan dalam menggunakan pilihan kata dan gaya bahasa. Ketepatan dalam pemilihan kata pada buku teks haruslah sesuai dengan tingkat pembacanya (peserta didik). Ini akan berpengaruh pada kepahaman siswa terhadap materi yang sedang diajarkan. b) Kalimat yang digunakan pada umumnya mudah dipahami Kalimat yang digunakan dalam buku haruslah kalimat yang mudah dipahami serta hubungan antarkalimatnya juga harus koheren. Jangan sampai ada kalimat yang akan membuat siswa semakin bingung jika menggunakan buku teks tersebut. c) Paragraf yang disajikan tidak membingungkan.

97 Paragraf yang ada dalam buku juga harus kohesi. Artinya hubungan antarparagraf yang satu dengan yang lain harus memiliki kejelasan dan mudah dipahami. d) Memiliki keterbacaan yang sesuai dengan usia baca dari peserta didik. keterbacaan mempersoalkan tingkat kesulitan atau tingkat kemudahan suatu bahan bacaan tertentu bagi peringkat pembaca tertentu. Ini akan berhubungan dengan bahasa sebuah buku teks (kata, kalimat, paragraf, wacana) yang cocok untuk tingkat pembacanya. e) Penggunaan tata letak dan tipografi buku dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Penggunaan tipografi yang tepat pada sebuah buku teks akan memudahkan peserta didik memahami materi yang dimaksud. 7. Latihan dan Soal Salah satu ciri yang membedakan buku teks dengan jenis buku lain adalah ketersediaan latihan dan soal. Oleh karena itu dalam memilih buku teks perlu mempertimbangkan aspek ini. Adapun hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan adalah: a) Latihan dan soal yang dikembangkan berkualitas dan fungsional. Dalam sebuah buku teks harus memperhatikan pemilihan soal dan latihan. Soal dan latihan yang berkualitas dan fungsional bukan berarti soal-soal yang sulit. b) Latihan-latihan sesuai dengan kompetensi dasar yang dibelajarkan. Latihan-latihan yang ada dalam buku teks jangan sampai melenceng dari materi yang diajarkan atau kompetensi dasar yang dibelajarkan agar tidak membingungkan siswa dalam mengerjakan latihan tersebut. c) Soal yang digunakan mengukur kemampuan peserta didik secara komprehensif. Soal-soal yang komprehensif akan merangsang otak siswa untuk berpikir lebih luas tentang materi yang telah dipelajari. 8. Aksesibilitas terhadap Buku Teks

98 Aspek lain yang juga sangat penting dalam memilih buku teks adalah aksesibilitas terhadap buku teks tersebut. Sekalipun aspek-aspek lain telah mendapat pertimbangan, jika aspek ini terabaikan tentu saja masih sangat sulit memiliki buku teks yang telah terpilih itu. Oleh karena itu, dalam memilih buku teks pelajaran perlu mendapat pertimbangan hal-hal berikut: 1) Buku teks tersebut mudah diperoleh. 2) Harga buku teks terjangkau oleh ketersediaan anggaran atau peserta didik. Pertimbangan kedua aspek tersebut agar tidak ada diskriminasi siswa. Buku-buku yang bagus tidak harus buku-buku yang mahal. Pertimbangan ini diupayakan agar semua siswa di tempat mana pun dapat memiliki buku itu dengan harga yang sesuai dan mudah untuk dimiliki. Berikut contoh kasus yang terdapat didalam buku bahasa Indonesia Ekspresi diri dan akademik SMA/MA kelas XI semester 1 Identitas Buku a. Judul Buku : Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik semseter 1 b. Kontributor Naskah : i. Maryanto ii. Nur Hayati iii. Dessy Wahyuni iv. Anik Muslikah Indriastuti c. Penelaah : i. M. Abdullah ii. Hasanuddin W.S d. Penyelia Penerbitan: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud e. Penerbit : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan f. Tahun Terbi : 2013 g. Tempat Terbit : Jakarta h. Tebal Buku : a. 162 halaman, ilus: 25 cm. (Semester 1) b. 134 halaman, ilus: 25 cm. (Semester 2) i. ISBN : a. ISBN (jilid lengkap)

99 b. ISBN (jilid 2a-semester1) c. ISBN (jilid 2b-semester2) j. Ditujukan untuk : SMA Kelas XI Dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk Kelas XI yang penulis telaah satu buku terdapat tiga palajaran dan setiap pelajaran terdapat tiga kegiatan. Jadi, dua buku yang ditelaah terdapat enam pelajaran. Buku tersebut digunakan untuk satu semester (satu tahun dua buku). 9. Kelayakan isi buku Kesesuaian Uraian Materi Dengan KI Dan KD Dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMA Kelas XI yang ditelaah, kesesuaian uraian materi sesuai dengan kriteria sebagai berikut: a. Kelengkapan materi Wacana yang disajikan mencakup ruang lingkup yang dinyatakan di dalam standar isi berupa enam bentuk pelajaran yang di dalamnya terdapat tiga kegiatan dalam setiap pelajaran mulai dari pengenalan konsep sesuai dengan tuntutan yang ada di Kompetensi Inti (KI) maupun Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. Materi dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas XI yang ditelaah, menyajikan hal sebagai berikut. Pelajaran 1 1) pembangunan konteks dan pemodelan teks cerita pendek (terdapat tugas 1, tugas 2, tugas 3 dan tugas 4), terdapat pada halaman 2 sampai halaman 24, 2) kerja sama membangun teks cerita pendek ( terdapat tugas 1, tugas 2, dan tugas 3), terdapat pada halaman 27 sampai halaman 49, dan 3) kerja mandiri membangun teks cerita pendek ( terdapat tugas 1, tugas 2, dan tugas 3), terdapat pada halaman 57 sampai halaman 64. Pelajaran 2 1) pembangunan konteks dan pemodelan teks pantun (terdapat tugas 1, tugas 2, tugas 3, dan tugas 4), terdapat pada halaman 67 sampai halaman 87,

100 2) kerja sama membangun teks pantun (terdapat tugas 1, tugas 2, dan tugas 3), terdapat pada halaman 91 sampai halaman 97, dan 3) kerja mandiri membangun teks pantun (terdapat tugas 1, tugas 2, tugas 3, dan tugas 4), terdapat pada halaman 99 sampai halaman 112. Pelajaran 3 1) pembangunan konteks dan pemodelan teks cerita ulang biografi (terdapat tugas 1, tugas 2, dan tugas 3), terdapat pada halaman 113 sampai halaman 130, 2) kerja sama membangun teks cerita ulang biografi (terdapat tugas 1, tugas 2, tugas 3, dan tugas 4), terdapat pada halaman 132 sampai halaman 148, dan 3) kerja mandiri membangun teks cerita ulang biografi (terdapat tugas 1, tugas 2, tugas 3, dan tugas 4), terdapat pada halaman 154 sampai halaman 159. Pelajaran 4 1) pembangunan konteks dan pemodelan teks eksplanasi (terdapat tugas 1, tugas 2, dan tugas 3), terdapat pada halaman 2 sampai halaman 14, 2) kerja sama membangun teks eksplanasi (terdapat tugas 1, tugas 2, dan tugas 3), terdapat pada halaman 24 sampai halaman 37, dan 3) kerja mandiri membangun teks eksplanasi (terdapat tugas 1, tugas 2, tugas 3, tugas 4, dan tugas 5), terdapat pada halaman 43 sampai halaman 49. Pelajaran 5 1) pembangunan konteks dan pemodelan teks ulasan (terdapat tugas 1, tugas 2, dan tugas 3), terdapat pada halaman 56 sampai halaman 76, 2) kerja sama membangun teks ulasan (terdapat tugas 1, tugas 2, tugas 3, dan tugas 4), terdapat pada halaman 79 sampai halaman 97, dan 3) kerja mandiri membangun teks ulasan (terdapat tugas 1, tugas 2, dan tugas 3), terdapat pada halaman 100 sampai halaman 110. Pelajaran 6 1) pemodelan berbagai jenis teks dalam satu tema (terdapat tugas 1, tugas 2, dan tugas 3), terdapat pada halaman 114 sampai halaman 126,

101 2) kerja mandiri membangun berbagai jenis teks dalam satu tema (terdapat tugas 1 dan tugas 2), terdapat pada halaman 129 sampai halaman 136, dan 3) kerja mandiri membangun berbagai jenis teks dalam satu tema (terdapat tugas 1, tugas 2, dan tugas 3), terdapat pada halaman 139 sampai halaman 143. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas XI pada aspek kelayakan isi sudah lengkap. Penyajian contoh pada masing-masing pelajaran atau materi sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. b. Pada aspek kelayakan penyajian, buku teks yang ditelah memiliki sistematika dan konsep penyajian yang runtut d an lengkap. c. Pada aspek kelayakan bahasa, buku teks yang ditelaah sudah sesuai dengan tingkatan peserta didik kelas XI. Karena bahasa yang digunakan untuk mengurai materi pada buku tersebut mudah dipahami oleh peserta didik dan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik, sehingga kompetensi dasar dapat tercapai dengan maksimal. d. Pada aspek kegrafikan, buku teks yang ditelaah secara keseluruhan sudah baik. Tetapi ada beberapa yang kurang. Ilustrasi dan gambar disajikan dengan jelas, tetapi untuk warna dasar buku dan warna perpaduan buku kurang menarik, sehingga mengurangi simpatisme dari peserta didik. G. Soal

102 BAB VI KONTEKS SATU UNIT BUKU PELAJARAN/SEBUAH BUKU PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA A. Deskripsi Materi Selaras dengan judul yang tertera di atas maka di dalam bab ini penjabaran materinya akan dimulai dengan contoh penganalisisan sebuah buku teks untuk mengetahui konteks yang ada di dalamnya. Yang selanjutnya mengenai detail penjabarannya tercantum dalam point materi pembelajaran. B. Relevansi Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai dasardasar dari materi pengembangan materi ajar sehingga dapat dijadikan landasan yang kuat dalam mengikuti materi berikutnya yaitu: Presentasi Khusus Satu Unit Buku Pelajaran yang Sudah Diperbaiki dengan Berbeda Sumber. C. Capaian Pembelajaran Lulusan Capaian pembelajaran lulusan pada bahan ajar pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: S6 P4 P5 Bekerja Sama Dan Memiliki Kepekaan Sosial Serta Kepedulian Terhadap Masyarakat Dan Lingkungan Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, dan Filosofi Kependidikan Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Kependidikan; Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Pembelajaran Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Pembelajaran Yang Meliputi Kurikulum Sekolah Menengah, Buku Siswa Dan Buku Guru Sekolah Menengah, Perencanaan Pembelajaran`, Penilaian Autentik, Bahan Ajar, Strategi/Metode/ Pendekatan Pembelajaran, Media Dan Alat Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia;

103 P6 Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, dan Filosofi Interdisipliner serta Menganalisis Permasalahan Interdisipliner di Bidang Kebahasaan dan Kesastraan. Adapun capaian mata kuliah yang di harapkan dalam pembelajaran pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: M1 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan fungsi materi ajar (P4, P5) M2 Mahasiswa mampu mengembangkan materi ajar yang menarik dan fungsional (S6, P4, P6) M3 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran dan hasil belajar yang signifikan ((P5, P6) M4 Mahasiswa mampu merancang bahan ajar yang akan diterapkan di sekolah (P4,P5,P6) D. Umpan Balik Aktivitas Belajar Setelah mempelajari setiap bab dalam bahan ajar ini, mahasiswa diberikan umpan balik berupa pemberian tes formatif yang terdiri dari soal Pilihan Ganda dan Esai. Dalam bahan ajar ini pula disediakan kunci jawaban tes formatif agar memudahkan mahasiswa dalam mengecek jawaban mereka. E. Materi Pembelajaran A. Buku Teks Ada beberapa pengertian buku teks yang diungkapkan para ahli. Yaitu : Buku teks adalah rekaman pikiran rasional yang disusun untuk maksudmaksud dan tujuan-tujuan intruksional (Hall_Quest, 1915) Buku teks adalah buku standar/buku setiap cabang khusus studi-studi dan dapat terdiri dari dua tipe yaitu buku pokok/utama dan suplemen/tambahan. (Lange, 1940) Buku teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau oleh para ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi. (Bacon, 1935)

104 Buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran. (Buckingham, 1958:1523) Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud dan tujuan-tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran. (Tarigan, 1986 : 13) B. Identitas Buku a. Judul buku : Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas VII b. Pengarang : Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih c. Editor : Retno Utami dan Widya Ristanti d. Desain Cover : Teguh Karya e. Setting/Lay out : Eni Purwanti f. Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm g. Tebal buku : 154 halaman h. Jenis buku : Buku Teks i. Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional j. Tahun terbit : 2008 k. ISBN : l. Diajukan untuk : SMP Kelas VII C. Fisik Buku Buku teks yang penulis telaah berjudul Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII. Dalam cover buku ini menggunakan gambar buku, huruf, tangan yang sedang menulis di buku, gambar laptop, gambar memegang kaset. Buku teks ini memiliki 154 halaman dengan ukuran buku 17,6 x 25 cm. Selain tugas individu dan kelompok buku teks ini dilengkapi pula dengan glosarium dan indeks. Buku ini diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasioanal Tahun Penulis buku ini

105 adalah Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih. Pada semester 1 ada 5 pelajaran yang disajikan. Pelajaran 1, menjaga kelestarian lingkungan. Pelajaran 2, peristiwa di sekitar kita. Pelajaran 3, perkembangan sarana komunikasi. Pelajaran 4, memperbaiki moral remaja. Pelajaran 5, pentingnya menjaga kesehatan. D. Kesesuaian Buku Teks dengan Kurikulum KTSP Kesesuaian buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VII semester 1 dengan silabus No SK/KD Uraian Kompetensi Dasar Sesuai Tidak Sesuai Keterangan 1. Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita 1.1 Menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat Pelajaran 3, halaman Menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat 2 Mengungkapkan pengalaman dan informasi melalui kegiatan bercerita dan menyampaikan pengumuman Menceritakan pengalaman 2.1 yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif Pelajaran 2, halaman 16 Pelajaran 3, halaman 32

106 Menyampaikan pengumumam 2.2 dengan intonasi yang tepat serta menggunakan kalimatkalimat yang lugas dan sederhana Memahami ragam teks 3 nonsastra dengan berbagai cara membaca Menemukan makna kata 3.1 tertentu dalam kamus secara cepat dan tepat dengan konteks yang diinginkan melalui kegiatan membaca memindai 3.2 Menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit 3.3 Membacakan berbagai teks perangkat upacara dengan intonasi yang tepat Mengungkapkan pikiran dan 4 pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi Menulis buku harian atau 4.1 pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar Pelajaran 5, halaman 60 Pelajaran 1, halaman 6 Pelajaran 2, halaman 18 Pelajaran 4, halaman 47 Pelajaran 1, halaman 9

107 4.2 Menulis surat pribadi dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa 4.3 Menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar 5 Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan 5.1 Menemukan hal-hal menarik dari dongeng yang diperdengar kan 5.2 Menunjukkan relevansi isi dongeng yang diperdengarkan dengan situasi sekarang Pelajaran 5, halaman 64 Pelajaran 4, halaman 49 Pelajaran 1, halaman 1 Pelajaran 5, halaman 58 6 Mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui kegiatan bercerita 6.1 Bercerita dengan urutan yang Pelajaran 2, halaman 12 baik, suara, lafal, intonasi, gestur, dan mimik yang tepat 6.2 Bercerita dengan alat peraga Pelajaran 4, halaman 45 7 Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca 7.1 Menceritakan kembali cerita anak yang dibaca Pelajaran 3, halaman 33

108 7.3 Mengomentari buku cerita yang dibaca 8 Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng 8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun 8.2 Menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar Pelajaran 5, halaman 62 Pelajaran 2, halaman 22 Pelajaran 3, halaman 35 Kurikulum KTSP tingkat SMP kelas VII semester 1 memiliki delapan Standar Kompetensi dan Standar Kompetensi seluruhnya berjumlah delapan belas. Berdasarkan tabel di atas buku teks Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII sesuai dengan silabus KTSP yang berlaku hanya saja materi-materi yang ada di buku tidak secara berurutan dengan silabus. E. Tujuan Secara umum penyusun buku teks Bahasa Indonesia bertujuan untuk membekali siswa mengenai keilmuan tentang bahasa khususnya, bagaimana berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Demikian juga penulis bertujuan untuk membekali siswa dengan ilmu kesusastraan dan juga memperoleh kemampuan berbahasa dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. F. Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII ini adalah pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang menuntut keterlibatan mental siswa terhadap bahan yang dipelajari. CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.

109 G. Kesesuaian Materi Wacana yang disajikan mencakup ruang lingkup yang dinyatakan di dalam standar isi berupa empat aspek keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca, dan menulis mulai pengenalan konsep sesuai dengan tuntutan yang ada di Standar Kompetensi (SK) maupun Kompetensi Dasar pelajaran Bahasa Indonesia SMP. a) Aspek Mendengarkan/Menyimak: Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng, terdapat pada pelajaran 1. Menulis kembali isi berita yang dibaca, terdapat pada pelajaran 2. Menyimpulkan isi berita yang dibaca, terdapat pada pelajaran 3. Menuliskan kembali berita yang didengarkan, terdapat pada pelajaran 4 Menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang, terdapat pada pelajaran 5. b) Aspek Berbicara Menceritakan pengalaman yang mengesankan, terdapat pada pelajaran 1. Bercerita dengan urutan yang baik, terdapat pada pelajaran 2. Menceritakan pengalaman yang mengesankan, terdapat pada pelajaran 3 Bercerita dengan alat peraga, terdapat pada pelajaran 4. Menyampaikan pengumuman dengan intonasi yang tepat, terdapat pada pelajaran 5 c) Aspek Membaca Menemukan kata tertentu dalam kamus, terdapat pada pelajaran1 Membaca cepat 200 kata per menit, terdapat pada pelajaran 2. Menceritakan kembali cerita anak yang dibaca, terdapat pada pelajaran 3. Membaca teks perangkat upacara, terdapat pada pelajaran 4. Mengomentari buku cerita yang dibaca, terdapat pada pelajaran 5. d) Aspek Menulis Menulis buku harian, terdapat pada pelajaran 1. Menulis pantun, terdapat pada pelajaran 2.

110 Menulis kembali dongeng yang dibacakan, terdapat pada pelajaran 3.. Menulis teks pengumuman, terdapat pada pelajaran 4. Menulis surat pribadi, terdapat pada pelajaran 5. H. Materi Kebahasaan a. Menggunakan kata bermakna denotasi dan konotasi, terdapat pada pelajaran 1, hlm. 9. b. Menggunakan kalimat berita, terdapat pada pelajaran 2, hlm. 24. c. Menggunakan imbuhan pen-, pe-, -an, pen-an, ke-, dan ke-an, terdapat pada pelajaran 3, hlm. 37. d. Menggunakan klausa dengan keterangan tujuan untuk dan demi, terdapat pada pelajaran 4, hlm. 51. e. Menggunakan kata ganti dan kata acuan, terdapat pada pelajaran 5, hlm. 66. I. Materi Sastra a. Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng, terdapat pada pelajaran 1. b. Menulis pantun, terdapat pada pelajaran 2. c. Menceritakan kembali cerita anak yang dibaca, terdapat pada pelajaran 3. d. Bercerita dengan alat peraga, terdapat pada pelajaran 4. e. Menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang, terdapat pada pelajaran 5. J. Media Pembelajaran Media pengajarannya dalam perkembangan sudah sampai kepada teknologi pendidikan. Fungsi media pengajaran untuk memperjelas materi yang disampaikan kepada siswa. Jenis media pengajaran dapat beraneka ragam mulai dari benda aslinya, gambarnya, duplikatnya. Media pengajaran dalam buku teks ini menggunakan beberapa media yaitu: a. Rangkuman dalam kotak. b. Kolom info yang diberi nama jeda info c. Gambar d. Tabel

111 e. Contoh-contoh wacana H. Evaluasi Soal Evaluasi dalam buku teks Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII ini cukup bervariasi. Evaluasi ini untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dan untuk memantapkan keterampilan berbahasa. Setelah selesai pembahasan atau penjelasan materi selanjutnya diikuti tugas atau praktik yang relevan dengan isi materi. Hal yang sama berlaku juga dalam butir membaca, menulis dan tata bahasa. Instrument evaluasi yang digunakan buku ini sebagai berikut: 1. Pelajaran 1 a. Tugas a) Dengarkan pembacaan dongeng (legenda) berikut! b) Catatlah hal-hal yang menarik dari dongeng tersebut baik yang bersifat menghibur maupun yang berisi ajaran moral! b. Uji kompetensi a) Pilihan Ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! b) Esay Kerjakanlah soal-soal berikut! Perhatikanlah kutipan berita berikut untuk mengerjakan soal nomor 1 dan 2! 2. Pelajaran 2 a. Tugas Membaca cepat dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan baca seseorang. Lakukanlah tugas-tugas berikut untuk mengertahui kemampuan baca kalian! b. Tugas Berbekal pengetahuan tentang penulisan pantun bentuklah kelompok yang terdiri atas 2-3 orang untuk mengerjakan tugas-tugas berikut! a) Lengkapilah sampiran pantun berikut ini sehingga menjadi pantun nasihat!

112 b) Buatlah 2 (dua) pantun jenaka dan 1 (satu) pantun teka-teki! c. Uji kompetensi a) pilihan ganda b) esay 3. Pelajaran 3 a. Tugas a) Tuliskan poko-poko berita yang kalian dengarkan! b) Tulislah kesimpulan isi berita yang kalian dengarkan ke dalam beberapa kalimat! b. Uji Kompetensi 1. Pilihan Ganda 2. Esay 4. Pelajaran 4 a. Tugas Cermatilah kembali ketiga teks perangkat upacara di atas, kemudian kerjakanlah tugas-tugas berikut! a) bacalah ketiga teks perangkat upacara di atas (masing-masing membaca satu teks) b) coba berikanlah penilaian terhadap penampilan teman kalian tersebut. b. Uji Kompetensi a) Pilihan Ganda b) Esay 5. Pelajaran 5 a. Tugas Buatlah contoh surat yang berisi balasan surat di atas/ b. Uji Kompetensi a) Pilihan Ganda b) Esay

113 Uji Kompetensi Semester 1 I. Bahasa yang digunakan Dilihat dari segi bahasa dalam buku Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas VII, Bahasa yang digunakan cukup baik, tidak terlalu berbelit-belit dan mudah untuk dipahami serta komunikatif. Buku ini dilengkapi dengan glosarium yang berguna untuk menjelaskan kosa kata (bahasa asing/ilmiah) yang cenderung tidak dimengerti oleh peserta didik. J. Kelebihan dan kekurangan buku teks a. Kelebihan dalam buku Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas VII sebagai berikut: a) Di setiap awal materi, penulis menuliskan peta konsep dan indikator yang harus dicapai, sehingga memudahkan untuk melihat perkembangan sisiwa dalam proses pembelajaran b) Di setiap pertengahan materi pembelajaran, penulis menyisipkan / menuliskan jeda info. Jeda info ini dapat membantu peserta untuk memberikan pengetahuan terhadap peserta didik. c) Di setiap pembahasan materi selanjutnya diikuti tugas kelompok maupun individu. d) Setelah itu sebelum ke dalam uji kompetensi, terdapat Rangkuman materi yang dipelajari pada setiap babnya sehingga memperjelas pengetahuan siswa terhadap materi yang telah dibahas. e) Ditunjang pula dengan media yang menunjang pembelajaran seperti wacana, gambar dan tabel. b. Kekurangan dalam buku Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VIII: Di awal buku ini tidak terdapat kolom SK/KD, yang akan membantu guru dalam menyesuaikan materi pembelajaran pada setiap kali pertemuan.

114 BAB VII PRESENTASI KASUS SATU UNIT BUKU PELAJARAN YANG SUDAH DIPERBAIKI DENGAN BERBEDA SUMBER A. Deskripsi Materi Selaras dengan judul yang tertera di atas maka di dalam bab ini penjabaran materinya akan dimulai dengan buku pelajaran, materi pembelajaran, materi-materi asli dengan materi buatan hingga evaluasi buku pelajaran. Yang selanjutnya mengenai detail penjabarannya tercantum dalam point materi pembelajaran. B. Relevansi Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai dasardasar dari materi pengembangan materi ajar sehingga dapat dijadikan landasan yang kuat dalam mengikuti Evaluasi Akhir Semester. C. Capaian Pembelajaran Lulusan Capaian pembelajaran lulusan pada bahan ajar pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: S6 P4 P5 Bekerja Sama Dan Memiliki Kepekaan Sosial Serta Kepedulian Terhadap Masyarakat Dan Lingkungan Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Kependidikan Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Kependidikan; Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Pembelajaran Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Pembelajaran Yang Meliputi Kurikulum Sekolah Menengah, Buku Siswa Dan Buku Guru Sekolah Menengah, Perencanaan Pembelajaran`, Penilaian Autentik, Bahan Ajar, Strategi/Metode/ Pendekatan Pembelajaran, Media Dan Alat Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia;

115 P6 Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, dan Filosofi Interdisipliner serta Menganalisis Permasalahan Interdisipliner di Bidang Kebahasaan dan Kesastraan. Adapun capaian mata kuliah yang di harapkan dalam pembelajaran pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: M1 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan fungsi materi ajar (P4, P5) M2 Mahasiswa mampu mengembangkan materi ajar yang menarik dan fungsional (S6, P4, P6) M3 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran dan hasil belajar yang signifikan ((P5, P6) M4 Mahasiswa mampu merancang bahan ajar yang akan diterapkan di sekolah (P4,P5,P6) D. Umpan Balik Aktivitas Belajar Setelah mempelajari setiap bab dalam bahan ajar ini, mahasiswa diberikan umpan balik berupa pemberian tes formatif yang terdiri dari soal Pilihan Ganda dan Esai. Dalam bahan ajar ini pula disediakan kunci jawaban tes formatif agar memudahkan mahasiswa dalam mengecek jawaban mereka. E. Materi Pembelajaran A. Buku Pelajaran Buku pelajaran digunakan secara berbeda dalam program bahasa. Misalnya buku bacaan (reading textbook) yang menyediakan bacaan dan latihan, digunakan sebagai dasar dalam pelajaran ketrampilan membaca. Demikian halnya dengan a writing textbook, a grammar textbook, dan a speaking textbook.pada dasarnya menggunakan buku pelajaran yang diperdagangkan memiliki keuntungan dan kerugian, tergantung bagaimana menggunakan dan dalam konteks mana ia digunakan. Keuntungannya adalah : 1. Membantu dalam standarisasi pembelajaran. Siswa dalam kelas yang berbeda memperoleh materi yang sama dan dapat diuji dengan cara yang sama pula.

116 2. Memelihara kualitas. Buku pelajaran itu merupakan hasil dari ujicoba dan evaluasi. 3. Menyediakan sumber belajar yang bervariasi. Misalnya, buku pelajaran yang disertai dengan CD dan kaset, CD-ROM, petunjuk pengajaran yang komprehensif dan menyediakan sumber bagi guru dan pebelajar yang kaya dan bervariasi. Di samping memiliki keuntungan seperti tersebut di atas, buku pelajaran juga dapat berpengaruh negatif, misalnya : a. Dapat jadi berisi bahasa asli (origin), misal dengan teks, dialog, atau aspek lain yang tidak representatif dan sesuai dengan kondisi bahasa nyata. b. Dapat jadi tidak merefleksikan kebutuhan siswa. c. Mahal. d. Tidak mencerdaskan guru. e. Mendistorsi isi. B. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah komponen kunci dalam program bahasa. Apakah guru menggunakan buku pelajaran atau tidak, secara institusi biasanya disediakan materi-materi sebagai dasar bagi pembelajar dan praktik berbahasa di dalam kelas. Bagi guru-guru yang kurang berpengalaman, materi-materi pembelajaran dapat menjadi latihan, karena materi-materi itu menyediakan gagasan bagaimana merencanakan dan mengajar sesuai dengan formatnya. Mereka memerlukan: 1. Materi-materi tercetak, seperti buku, buku catatan, lembar kerja, atau buku bacaan. 2. Materi-materi non-cetak, seperti kaset atau bahan-bahan audio, vidio, atau materi-materi yang berbasis komputer. 3. Materi-materi perpaduan antara cetak dan non-cetak, seperti materi-materi yang dapat diakses internet. Menurut Cunningsworth (1995,7) meringkas peranan materi-materi dalam pembelajaran bahasa (khususnya buku pelajaran), yaitu :

117 a. Sumber dalam penyajian materi b. Sumber aktivitas bagi pebelajar dalam praktikdan komunikasi interaktif c. Sumber referensi bagi pebelajar dalam tata bahasa, kosa kata, dan sebagainya d. Sumber perangsang dan gagasan dalam aktivitas kelas e. Silabus, dimana para guru merefleksikan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan f. Bantuan bagi guru yang belum berpengalaman dan kurang percaya diri C. Materi-materi Asli dengan Materi-materi Buatan Dalam merencanakan program bahasa, biasanya satu hal yang menjadi perdebatan dan perlu diputuskan adalah apakah menggunakan materi-materi asli atau buatan. Materi-materi asli (authentic materials) merujuk pada naskah-naskah, foto, video, dan sumber lainnya yang tidak disiapkan secara khusus untuk tujuan pendidikan, sedangkan materi-materi buatan (created materials) merujuk pada buku pelajaran atau yang lainnya yang secara khusus dikembangkan sebagai sumber pembelajaran. Adapun kritik dengan penggunaan authentic materials adalah: 1. Created materials juga dapat memotivasi siswa, misalnya dengan mendesain majalah yang menarik sehingga akan lebih membangkitkan motivasi siswa. 2. Authentic materials sering berisi bahasa yang sulit dan tidak ada daftar kosa kata yang sering dibutuhkan. 3. Menggunakan authentic materials adalah beban bagi guru, karena ia harus mengkompromikan antara aktivitas-aktivitas dan tugas dengan materi yang ada. 4. Created material dibuat sesuai dengan silabus, karenanya menyediakan ulasan yang sistematis terhadap item-item pengajaran. D. Evaluasi Buku Pelajaran Dua faktor yang mestinya dilibatkan dalam pengembangan buku pelajaran yang dikomersialkan adalah: buku itu merepresentasikan perhatian pengarang dan penerbit (Byrd: 1995; Werner, et al. 1995). Pada umumnya pengarang berkonsentrasi

118 untuk memproduksi naskah dan para guru akan dapat menemukan inovasi, kreasi, yang relevan bagi kebutuhan siswa. Hal ini dapat membuat mereka senang dalam mengajar. Pengarang juga berharap bahwa bukunya akan sukses dan meraup keuntungan karena besarnya investasi, sedangkan penerbit pada dasarnya mendorong dengan menyediakan dana. Kriteria dan evaluasi buku pelajaran. Cunningsworth (1995) mengajukan 5 kriteria dalam evaluasi buku pelajaran, yaitu: 1. Buku itu sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar dan tujuan program pembelajaran bahasa. 2. Buku itu sebaiknya merefleksikan penggunaan masa kini dan yang akan datang. 3. Buku itu dipilih supaya membantu siswa menggunakan bahasa secara efektif. 4. Buku itu sebaiknya memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan dan memfasilitasinya dalam proses belajar, tanpa memaksakan sebuah metode yang kaku. 5. Buku itu sebaiknya memiliki peranan yang jelas sebagai bantuan dalam pembelajaran. Seperti guru, buku menjadi mediator antara target bahasa dan pebelajar. E. Mengadaptasikan Buku Pelajaran Sebagian besar guru bukanlah seorang kreator materi-materi pengajaran, tetapi penyedia materi-materi yang bagus. Dudley-Evans and St. John (1998:173) menyarankan bahwa penyedia materi yang bagus yaitu : 1. Memilih dengan tepat dari apa yang tersedia 2. Kreatif dari apa yang tersedia 3. Memodifikasi aktivitas-aktivitas untuk menyesuaikan dengan kebutuhankebutuhan siswa 4. Membantu menyediakan aktivitas-aktivitas tambahan. Buku pelajaran jarang digunakan tanpa ada adaptasi terlebih dahulu dengan konteks buku yang akan mereka gunakan. Untuk itu perlu penyesuaian pada bentuk-bentuk adaptasi, antara lain: 1. Modifikasi isi; isi dapat diubah karena tidak sesuai dengan target pembelajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan pembelajar, misal: umur, gender, kelas sosial, pekerjaan, agama, serta latar belakang budaya.

119 2. Penambahan dan penghapusan isi; isi buku dapat jadi terlalu banyak atau terlalu sedikit bagi program bahasa. 3. Mengorganisasi ulang isi; seorang guru dapat mengorganisasi ulang silabus buku atau menyusun unit-unit yang ada sehingga sesuai dengan pembelajaran. 4. Memodifikasi tugas; latihan-latihan dapat diubah agar lebih fokus. 5. Memperluas tugas. 6. Penghilangan; guru dapat menghilangkan item-item yang ada kalau dirasa tidak penting. F. Keuntungan dan Kerugian Program Pembelajaran Dalam pengembangan materi program bahasa harus dipertimbangan keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan pengembangan komponen materi program meliputi: 1. Relevansi, materi dapat diproduksi yang secara langsung sesuai dengan kebutuhan siswa dan lembaga dan merefleksikan isi lokal, isu, dan keprihatinan. 2. Mengembangkan keahlian, mengembangkan materi dapat membangun keahlian antar staf, dan memberikan mereka pemahaman yang banyak mengenai karakteristik materi yang efektif. 3. Reputasi, secara lembaga materi yang dikembangkan dapat mempertinggi penyediaan pengembangan materi khususnya bagi siswanya. 4. Fleksibelitas, materi yang diproduksi dalam lembaga dapat diperbaiki atau diadaptasi sesuai dengan kebutuhan, yang dapat memberikan fleksibilitas yang tinggi dari pada buku pelajaran komersial. Beberapa kerugian juga harus dipertimbangkan sebelum memulai pengembangan materi, antara lain: 1. Biaya, kualitas materi membutuhkan waktu untuk memproduksi dan staf yang cukup sebagaimana sumber yang ingin dialokasikan untuk beberapa proyek.

120 2. Kualitas, materi yang dibuat guru umumnya tidak sama dengan standar desain dan produksi sebagaimana materi-materi yang dikomersialkan, oleh karena itu kesannya berbeda dengan materi-materi yang dikomersialkan 3. Pelatihan, untuk menyiapkan guru-guru yang menulis proyek materi, membutuhkan pelatihan. Penulisan materi adalah ketrampilan khusus dan penulis materi yang potensial membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan. Pelatihan dapat mengembangkan tujuan ini. G. Sifat Dasar Pengembangan Materi Sifat dasar pengembangan materi juga penting untuk dipahami jika akan membuat materi yang berkualitas. Dudly-Evans and St. John (1998:173) mengamati bahwa kecil perbandingan guru yang baik yang juga menjadi perancang materi pelajaran yang baik pula. Kebanyakan guru meremehkan pengembangan materi pengajaran komersial. Penyiapan materi pengajaran yang efektif sama halnya untuk pemrosesan yang dilibatkan dalam perencanaan dan pengajaran materi. Tujuannya adalah untuk membuat materi yang dapat menjadi sumber pembelajaran yang efektif. Penulis mulai dengan tujuan pembelajaran kemudian mencoba membuat seperangkat aktivitas yang memungkinkan tujuan dapat dicapai. Shulman s (1987:15) melihat bahwa aktivitas pokok pengajaran menggunakan proses pengembangan materi. Dia mendeskripsikan perubahan dalam proses pengembangan ini, antara lain: 1. Persiapan, penafsiran dan analisis teks, penyusunan dan pembagian, dan klarifikasi tujuan. 2. Penggambaran. 3. Pemilihan, memilih di antara judul-judul pembelajaran yang terdiri dari model pengajaran, organisasi, manajemen, dan penyusunan. 4. Adaptasi dan penyesuaian karakteristik siswa, mempertimbangkan konsepsi, prakonsepsi, miskonsepsi dan kesulitan, bahasa, budaya dan motivasi, kelas sosial, gender, umur, sikap, konsep diri, dan lain-lain. Pengembangan materi dan tujuan pengajaran kelas adalah untuk mengembangkan serangkaian aktivitas yang memudahkan guru dan pembelajar melalui rute

121 pembelajaran. Materi yang baik memungkinkan guru banyak berbuat dalam pengajarannya. Menurut Rowntree (1997:92) materi-materi itu harus meliputi: 1. Menimbulkan ketertarikan siswa 2. Mengingatkan mereka untuk lekas belajar 3. Memberitahu mereka apa yang akan mereka pelajari selanjutnya 4. Menjelaskan isi pengajaran yang baru 5. Mengkaitkan gagasan pebelajar sebelum belajar 6. Menyuruh siswa untuk memikirkan materi baru 7. Membantu siswa untuk memperoleh feedback dalam belajarnya 8. Mendorong mereka untuk praktek 9. Memungkinkan mereka untuk memeriksa kemajuan yang telah dicapainya 10. Menyakini apa yang mereka kirakan untuk dilakukan 11. Membantu mereka untuk lebih baik.

122 BAB VIII EVALUASI AKHIR SEMESTER A. Deskripsi Materi Pada bab evaluasi akhir semester ini adalah bentuk pengulasan kembali materimateri yang telah dijelaskan, sehingga dapat dijadikan cerminan capaian materi dapat diserap dengan baik oleh mahasiswa. Adapun materinya disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. Selain itu dalam pelaksanaannya diadakan pula tes-tes dengan soal yang telah tervalidasi sehingga dapat mengukur capaian pembelajaran. B. Relevansi Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat lebih faham dengan semua yang telah diajarkan. Serta dapat mencapai tingkat pencapaian pembelajran yang tinggi sehingga nantinya dapat diaplikasikan di dalam dunia nyata. C. Capaian Pembelajaran Lulusan Capaian pembelajaran lulusan pada bahan ajar pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: S6 P4 P5 P6 Bekerja Sama Dan Memiliki Kepekaan Sosial Serta Kepedulian Terhadap Masyarakat Dan Lingkungan Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Kependidikan Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Kependidikan; Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, Dan Filosofi Pembelajaran Serta Mampu Menganalisis Permasalahan Di Bidang Pembelajaran Yang Meliputi Kurikulum Sekolah Menengah, Buku Siswa Dan Buku Guru Sekolah Menengah, Perencanaan Pembelajaran`, Penilaian Autentik, Bahan Ajar, Strategi/Metode/ Pendekatan Pembelajaran, Media Dan Alat Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia; Mampu Memahami Konsep, Teori, Metode, dan Filosofi Interdisipliner serta Menganalisis Permasalahan Interdisipliner di Bidang Kebahasaan dan Kesastraan.

123 Adapun capaian mata kuliah yang di harapkan dalam pembelajaran pengembangan materi ajar adalah sebagai berikut: M1 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan fungsi materi ajar (P4, P5) M2 Mahasiswa mampu mengembangkan materi ajar yang menarik dan fungsional (S6, P4, P6) M3 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran dan hasil belajar yang signifikan ((P5, P6) M4 Mahasiswa mampu merancang bahan ajar yang akan diterapkan di sekolah (P4,P5,P6) D. Umpan Balik Aktivitas Belajar Setelah mempelajari setiap bab dalam bahan ajar ini, mahasiswa diberikan umpan balik berupa pemberian tes formatif yang terdiri dari soal Pilihan Ganda dan Esai. Dalam bahan ajar ini pula disediakan kunci jawaban tes formatif agar memudahkan mahasiswa dalam mengecek jawaban mereka. E. Materi Pembelajaran Materi yang akan di bahas pada bab ini adalah materi yang ditentukan langsung oleh mahasiswa sesuai dengan kebutuhannya. Setelah pengulasan dosen memberikan testes guna mengevaluasi pembelajaran mengenai materi pengembangan materi ajar.

124 INDEKS A Abstrak Adagium Afektif Afirmatif Akselerasi Aksesibilitas Aktual Akuntabel Akurat Alternatif Analisis Analogi Apresiasi Aspek Audien Audiovisual Autentik D

125 Dedukatif Demonstrasi Diferensiasi Diskriminasi Distorsi E Efisien Eksplanasi Eksplorasi Elaborasi Eliminasi Estetika Evaluasi F Faktual Filosofi Fleksibilitas Form Formatif Frekuensi Fungsional

126 G Generalisasi Global Grafika Grammar textbook H Hakekat Hierarkis Holistik I Identifikasi Implementasi Implikasi Indikator Individual Institusional Instruksional Instruktur Instrumen Integrasi Intelektual

127 Interaktif Interdisipliner Internalisasi Interpretasi Inventori J Judgement K Kaidah Kasus Keajegan Kesinambungan Khasanah Klasifikasi Klasikal Kognisi Kognitif Kohesi Kohesif Komersial Kompetensi

128 Kompetensi Kompleks Komponen Komprehensif Komunikatif Konkrit Konsistensi Konteks Kontekstual Kontinuitas Konvensi Kualitatif Kuantitas Kuantitatif Kurikuler Kurikulum L Linguistik M Majemuk Matrikulasi

129 Metakognisi Metode Miskonsepsi Mutakhir O Observasi Operasional Optimal P Parafrasa Partisipatif Pengampu Pengayaan Portofolio Postulat Prakonsepsi Prasyarat Proposisi Prosedural Prototipe Psikomotorik

130 R Rasional Referensi Refleksi Relevan Relevansi Representatif Reputasi S Saintifik Segmental Semantik Signifikan Silabus Simpatisme Simultan Sistematika Skala Likert Skala Thurstone Speaking textbook Spiralitas

131 Standar Standarisasi Strategi Subjektif Substansi Suksesif Suprasegmental T Teorema Teori Tipografi U Unjuk kerja V Validasi Verbal Vital W Wacana Writing textbook

132 GLOSARIUM A Abstrak : tidak berwujud, tidak berbentuk Adagium : pepatah, peribahasa Afektif : berkenaan dengan perasaan, (seperti takut, cinta), mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan (tentang gaya bahasa atau makna) Afirmatif : bersifat menguatkan atau mengesahkan Akselerasi : proses mempercepat, peningkatan kecepatan; percepatan, laju perubahan kecepatan Aksesibilitas : hal dapat dijadikan akses; hal dapat dikaitkan; keterkaitan Aktual : betul-betul ada (terjadi) Akuntabel : Akurat : teliti; saksama; cermat; tepat; benar Alternatif : pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan Analisis : analisa Analogi : persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan; kias; hal yang dapat dipakai untuk dasar perbandingan Apresiasi : penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu Aspek : tanda; sudut pandangan Audien : penonton/peserta Audiovisual : dapat didengar dan dilihat

133 Autentik : istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternative yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugastugas dan masalah D Dedukatif : bersifat pengabdian Demonstrasi : peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu Diferensiasi : proses, cara, perbuatan membedakan; pembedaan Diskriminasi : pembedaan perlakuan terhadap sesame warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama dan sebagainya) Distorsi : pemutarbalikan suatu fakta, aturan dan sebagainya; penyimpangan E Efisien : tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya) Eksplanasi : teks yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau fenomena alam maupun sosial Eksplorasi : kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru di situasi yang baru Elaborasi : penggarapan secara tekun dan cermat Eliminasi : penyisihan; penyingkiran Estetika : keindahan Evaluasi : proses pengukuran ( penilaian) nakan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan F Faktual : berdasarkan kenyataan, mengandung kebenaran

134 Filosofi : cinta pada pengetahuan dan kebijaksanaan Fleksibilitas : penyesuaian diri secara mudah dan cepat, keluwesan Form : format formulir Formatif : evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan Frekuensi : kekerapan Fungsional : suatu hal yang dirancang dengan lebih mengutamakan fungsi dan kebergunaan ketimbang hal-hal yang berbau dekorasi atraktif G Generalisasi : perihal membuat suatu gagasan atau simpulan lebih sederhana daripada yang sebenarnya Global : umum dan keseluruhan (seluruh negara) Grafika : segala cara pengungkapan dan perwujudan dalam bentuk huruf, tanda, dan gambar yang di perbanyak melalui proses percetakan guna disampaikan kepada khalayak Grammar textbook : buku yang berisi aturan -aturan yang terstruktur yang mengatur susunan kalimat H Hakikat : intisari atau dasar Hierarkis : bersifat urut Holistik : cara pandang terhadap sesuatu yang dilakukan dengan konsep pengakuan bahwa hal keseluruhan adalah sebuah kesatuan yang lebih penting daripada bagian-bagian yang membentuknya I

135 Identifikasi : kegiatan mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti data dan informasi Implementasi : pelaksanaan/penerapan Implikasi : suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil penemuan suatu penelitian ilmiah Indikator : sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan Individual : perseorangan Institusional : bersifat kelembagaan Instruksional : bersifat pengajaran; mengandung pelajaran (petunjuk, penerangan) Instruktur : pengajar; pelatih Instrumen : alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu ; sarana penelitian untuk mengumpulkan data-data Integrasi : pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat Intelektual : cerdas, berakal Interaktif : saling aktif (saling melakukan) Interdisipliner : interaksi intensif antar satu atau lebih disiplin, baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui program-program pengajaran dan penelitian, dengan tujuan melakukan integrase konsep, metode, dan analisis Internalisasi : proses memasukkan nilai atau sikap ideal yang sebelumnya dianggap berada di luar, agar tergabung dalam pemikiran seseorang dalam pemikiran, keterampilan dan sikap pandang hidup seseorang Interpretasi : proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama Inventori : daftar kemampuan untuk mengukur karakteristik, kepribadian atau keterampilan seseorang J

136 Judgement : K Kaidah : aturan Kasus : keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara; keadaan atau kondisi khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal; soal; perkara

137

138 KUNCI JAWABAN SOAL BAB II 1. Materi ajar adalah seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. 2. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: a. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya (Ekonomi kelas X semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya Referensi tentang hukum permintaan dan penawaran (materi konsep), bukan Menggambar kurva permintaan dan penawaran dari satu daftar transaksi (materi prosedur). b. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar (Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar. c. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika

139 terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD). 3. Langkah-langkah penentuan materi pembelajaran a. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif. pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. semirutin, dan rutin. apresiasi, penilaian, dan internalisasi. b. Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajara Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan aktivitas /ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari gerakan awal, semirutin, dan

140 rutin. Misalnya tulisan tangan, mengetik, berenang, mengoperasikan komputer, mengoperasikan mesin dan sebagainya. Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi fakta atau hafalan bisa menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi prosedur dengan cara demonstrasi. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik. 4. Bahan ajar disusun dengan tujuan antara lain sebagai berikut: a. menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik. b. membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh. c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. 5. Berbagai sumber dapat digunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini: a. Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis matapelajaran tidak harus hanya satu

141 jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas, b. Laporan hasil penelitian Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir, c. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya. d. Pakar bidang studi Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb. e. Profesional Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan. f. Buku kurikulum Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci. g. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan. Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar.

142 h. Internet Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi. i. Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi. j. Lingkungan (alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi) Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagau sumber. 6. Fungsi Bahan Ajar Dalam pembuatan bahan ajar terbagi 2: a. Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar Fungsi bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 2 macam : a) Fungsi bahan ajar bagi pendidik, diantaranya : Menghemat waktu pendidikan dalam mengajar Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilisator Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam proses pembelajaran dan merupakan kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik. Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

143 b. Fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain : Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidikan atau teman peserta didik yang alin. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki. Peserta didik dapat belajar belajar sesuai kecepatannya masing masing Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri. Membantu peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri,dan Sebagi pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasainya. c. Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelaran yang digunakan Fungsi bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : a. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal,antara lain : Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawasa dan penggalian prose pembelajaran Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan. b. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran indivudual,antara lain : Sebagai media utama dalam prose pembelajaran Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengaawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi Sebagi penunjang media pembelajran indivudual lainnya. c. Fungsi bahan ajar dalam pembelajar kelompok,antara lain : Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,dengan cara memberi informasi tentang latar belakang materi,informasi tentang peran orang orang yang terlibat dalam belajar kelompok. Sebagi bahan pendukung bahan belajar utama dan apabila dirancang sedemikian rupa maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

144 BAB III 1. Keilmuan bahan ajar dan kebijaksanaan Pemerintah,konteks ini terlihat jelas dalam Undang- Undang No. 24 Tahun 2009 Pasal 29 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut. Bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Mengenai bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, berarti pelaksanaan pendidikan di sebuah Negara memerlukan sebuah bahasa yang seragam, agar kelangsungan pendidikan tidak terhambat, karena pemakaian lebih dari satu bahasa dalam dunia pendidikan yang akan mengganggu keefektifan pelaksanaan pendidikan. Mengingat fungsi utama bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi dan memperoleh informasi dan menjelaskan suatu informasi atau materi pelajaran yang terkait secara kontekstual. Sehingga dengan sebuah keseragaman bahasa tersebut, diharapkan dapat menjadikan kegiatan pendidikan berjalan dengan baik dan lancar. Selain itu, peserta didik dari tempat yang berbeda tetap dapat saling berhubungan atau berbagi informasi dengan mudah karena bahasa yang mereka gunakan dapat dipahami satu sama lain. Dengan demikian, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan akan bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Namun, tidak hanya bahasa Indonesia saja yang dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Tetapi bahasa asing pun dapat dijadikan sebagai bahasa pengantar dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Seperti yang terdapat dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi sebagai berikut. Bahasa pengantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan bahasa asing untuk tujuan yang mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik. Meskipun Pasal 29 ayat (2) berbunyi seperti itu, tetapi bahasa pengantar dalam dunia pendidikan harus diutamakan menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini berkaitan dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, karena bahasa Indonesia pun penting untuk dipelajari terutama oleh bangsa Indonesia agar tidak hanya dapat mengetahui teori, tetapi juga belajar menerapkan bagaimana menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, benar dan santun. Bahasa Indonesia dalam konteks pendidikan memiliki peranan penting untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar dan segala hal dalam konteks pendidikan. Bahasa Indonesia

145 sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan juga dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai pengantar pendidikan dari taman kanak-kanak hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus menggunakan bahasa Indonesia. Jika buku referensi mata pelajaran yang menggunakan bahasa Indonesia masih kurang cukup, maka dapat melakukan cara menterjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Dengan cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia dalam konteks pendidikan menjadi bahasa pengantar yang wajib dalam setiap kegiatan pendidikan nasional. Dalam pemakaiannya, bahasa Indonesia telah berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman dan sudah tersebar luas, sehingga bukan hanya terbatas pada bahasa pengantar saja, akan tetapi bahan-bahan ajar juga menggunakan bahasa Indonesia. Dalam konteks ini bahasa Indonesia adalah bahasa yang membuka jalan bagi kita untuk menjadi anggota yang seutuhnya dari bangsa Indonesia. 2. Kebijakan Pemerintah Mengenai Bahan Ajar dan telah diatur sedemiklian rupa, hal ini dapat dilihat dalam: Bab III Penilaian Buku Teks Pasal 4 5) Buku teks pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan-pakainya terlebih dahulu oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik dan/ atau peserta didik sebagai sumber belajar disatuan pendidikan. 6) Kelayakan buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tetapkan oleh Menteri. 7) Buku teks muatan lokal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakanpakainya terlebih dahulu oleh dinas pendidikan profinsi berdasarkan standar nasional pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik dan/atau perserta didik sebagai sumber belajar disatuan pendidikan. 8) Kelayakan buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di tetapkan oleh Gubenur.

146 Bab IV Pemilihan Buku Teks di Satuan Pendidikan Pasal 5 5) Buku teks untuk setiap mata pelajaran yang digunakan pada satuan pendidikan dasar dan menengah di pilih oleh rapat pendidikan pada satuan pendidikan dari buku-buku teks pelajaran yang telah ditetapkan kelayakan-pakainya oleh Menteri. 6) Dalam hal Menteri belum menetapkan kelayakan pakai buku teks mata pelajaran tertentu pada satuan pendidikan dasar dan menengah, maka rapat pendidikan pada satuan pendidikan dapat memilih buku teks yang tersedia di pasar buku dengan mempertimbangakan mutu buku teks dan kesesuainya dengan standar nasional pendidikan. 7) Buku teks untuk mata pelajaran muatan lokal yang digunakan pada satuanpendidikan dasar dan menengah dipilih oleh rapat pendidikan dari buku-buku teks pelajaran yang telah ditetapkan kelayakan-pakainya oleh Gurbenur. 8) Dalam hal Gubenur belum menetapkan kelayakan pakai buku teks mata pelajaran tertentu pada satuan pendidikan dapat memilih buku teks muatan lokal yang tersedia di pasar buku, maka rapat pendidikan pada satuan pendidikan dapat memilih buku teks yang tersedia di pasar buku dengan mempertimbangkan mutu buku teks dan kesesuainya dengan standar nasional pendidikan. Bab V Penggunaan Buku di Satuan Pendidikan Pasal 6 5) Buku teks digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik dan perserta didik dalam proses pembelajaran. 6) Selain buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran. 7) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peserta didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku pengayaan dan buku referensi. 8) Buku-buku dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) yang digunakan dalam satu-satuan pendidikan berasal dari lebih dua penerbit.

147 Pasal 7 1) Pendidik dapat menganjurkan kepada peserta didik yang mampu untuk memliki buku. 2) Anjuran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bersifat tidak memaksa atau tidak mewajibkan. 3) Untuk memiliki buku sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2, peserta didik atau orangtua/walinya membelinya langsung kepada pengecer. 4) Satuan pendidikan wajib menyediakan buku teks diperpustakaan dan pendidik menganjurkan kepada semua peserta didik untuk memimjam buku teks pelajaran diperpustakaan satuan pendidikan atau memilikinya. 3. Unsur-Unsur Bahan Ajar Ada 6 komponen yang perlu diketahui berkaitan dengan unsur-unsur bahan ajar. g) Petunjuk belajar Penjelasan tentang bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada peserta didik dan bagaimana peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar tersebut. h) Kompetensi yang akan dicapai Bahan ajar haruslah berisikan standar kompetensi, kompetensi dasar maupun indicator pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai oleh peserta didik. i) Informasi pendukung Informasi pendukung merupakan informasi tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik mudah untuk menguasai pengetahuan yang mereka peroleh. j) Latihan-latihan Tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan sehingga dapat terkuasai secara matang. k) Petunjuk kerja atau lembar kerja Lembar kerja yang berisikan sejumlah langkah procedural cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik. l) Evaluasi

148 Evaluasi merupakan bagian dari proses penilaian. Terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik guna mengukur sejauh mana penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai. BAB VI 1. Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata). Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. (Akhmat Sudrajat) Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. 2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;

149 b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. 3. Isi PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 64 ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Selanjutnya, ayat (2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan (c) memperbaiki proses pembelajaran. Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu. Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor pada semester dua. a. Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam

150 pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik. Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya, hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta didik belum mencapai standar, ia harus mengikuti program remedial/perbaikan sehingga mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan. Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya, peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosialekonomi, budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya. Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan.

151 4. Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. a) Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. b) Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian. c) Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix, 1991). Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode dan/atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasitentangpencapaiankemajuanbelajarpeserta didik. d) Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan

152 informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis data yang ingin diperoleh. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.

153 DAFTAR PUSTAKA Ibrahim, nini Perencanaan pembelajaran teoretis dan praktis. Jakarta: mitra abadi. Hidayat, Kosasi dan Lim Rahmina Perencanaan pengajaran bahasa Indonesia. Bandung: bina cipta. Majid, Abdul Perencanaan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kosasih, Engkos Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X (Edisi Revisi). Jakarta: Penerbit Erlangga. Kosasih, Engkos Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga. Prastowo, Andi Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Rahmi,Aida dan Harmi Hendra Pengembangan Bahan Ajar MI.Curup: Lp2 STAIN Curup. Panen, P & Purwanto, Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud. Gafur A Pedoman Penyusunan Materi Ajar Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Gafur, Abdul Pengaruh Strategi Urutan Penyampaian, Umpan Balik, dan Keterampilan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Konsep. Jakarta: PAU UT.

154 Jasmadi, dkk Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Arifin, samsul Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta: PT Grasindo. Wahyu, Wibowo Menulis Buku Ajar Perguruan Tinggi. Jakarta: Bidik Phronesia. KEMENDIKBUD Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit Angkasa. Asep. (2009). Wacana dan Buku teks. [online]. Tersedia:http//asdin-jembarcianjur.blogspot.com Kemendikbud Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang Kemendikbud. Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit Angkasa. Koksasih, E Ketatabahasaan dan kesusastraan. Bandung : CV. Yrama Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Kumpulan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang Implementasi Kurikulum Jakarta. Kemendikbud Abdul Gafur. (2004). Peranan Teknologi Pembelajaran Dalam Proses Belajar-Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

155 Abdul Gafur. (1994). Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Cambridge University Press. Mohammad Ansyar. (1989). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depdikbud. Nurhadi. (1995). Tata Bahasa Pendidikan, Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa. Semarang: IKIP Semarang Press. Omar Hamalik. (1990). Pengembangan Kurikulum; Dasar-Dasar dan Perkembangannya. Bandung: CV. Mandar Maju.

156 BIOGRAFI PENULIS Nur Amalia, lahir di Palembang tgl 21 Juli 1965, dari pasangan M. Husin Zainal dan Rogaya. Anak ke-7 dari 13 saudara ini dari kecil sudah terbiasa dididik di lingkungan Muhammadiyah. Ayah sang komando jihad adalah seorang politikus menurunkan jiwa organisator dalam dirinya. Tidak heran bila dia aktif di organisasi yg diikuti sejak SMP, mulai dari osis saat SMP dan SMA. Saat kuliah aktif di Kohati cabang Palembang, sebagai bendahara. Setelah menyelesaikan kuliah di FKIP Unsri, dia ditarik kembali untuk berkiprah di Nasyiatul Aisyiyah, selama 2 periode terpilih sebagai ketua 1. Sejak kecil dia sangat mandiri dan dikenal sebagai si kutu buku dan memiliki kemauan keras untuk belajar. Pendidikan SD Muhammadiyah 1 Palembang lulus thn 1977, SMP Negeri 1 Palembang. lulus thn 1981, SMA Negeri 1 Palembang lulus thn S1 di FKIP Unsri jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, lulus thn 1989 S2 UNP lulus thn Thn 1984 saat lulus SMA lewat jalur PMDK diterima di Fakultas Ekonomi Unsri jurusan Akuntansi, tapi ayahanda tidak merestuinya, karena saat ditanya mau kerja dimana nanti, dan dijawab di Bank. Ayahanda yang memang tidak suka dengan hal-hal yg berbau riba, menentang dan memintanya untuk masuk FKIP. Tak ada niat untuk menjadi guru, tapi karena patuh pada ayahanda tercinta, Nur Amalia menghapus mimpinya. Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia dipilihnya bukan karena ingin menjadi guru, tapi ingin menyalurkan hobynya menulis cerpen dan puisi, ternyata pilihannya salah, nasib menuntunnya untuk menjadi guru. Saat menunggu pengumuman kelulusan FKIP, ada tawaran utk menjadi guru biologi dan matematika SMP di SMP YPK tempat kakak sepupu ngajar. Dengan modal nekat karena malu minta uang sama orang tua dan sadar bahwa adik-adik yang mau sekolah banyak, jadilah Nur Amalia memulai kiprahnya sebagai guru muda yang lincah.

157 Bukan hanya aktif mengajar di satu sekolah saja, tawaran pun berdatangan dari sesama rekan guru. Saat kuliah semester 1 Nur Amalia sudah mengajar di beberapa sekolah, aktif di organisasi HMI, juga mengajar di Bimbel Primagama. Waktunya full habis dijalan. Lulus dari FKIP prodi Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 1989, Ia diterima di Politakenik Unsri, dan nasib baik berpihak padanya, kebetulan ada penerimaan CPNS di Politeknik, Alhamdulillah lulus, jadilah dia CPNS. Selain mengajar di Politeknik Unsri tahun 1989 ia juga ngajar di STKIP PGRI, ASMI, dan SMA Muhammadiyah 2 Palembang. Sebagai seorang Dosen dia harus melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, bukan hanya mengajar tetapi juga harus melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat. Ia juga dikenal rajin mengurus kenaikan pangkatnya, juga mengikuti seminar bahasa dan sastra tingkat nasional. Tahun 2000, pernah diminta untuk mewakili Politeknik membuat soal bahasa untuk bank soal Politekni se Indonesia di Politeknik Unbraw Malang. Tahun 2000, pasangan Nur Amalia-Husny Sayoety dikaruniai seorang bayi mungil yang lahir pada tgl 30 Desember yang diberi nama Fitria Fairuz Rahmatya Aliefa, saat ini duduk di kelas XII SMAN 70 Jakarta dan tahun 2003 lahir putri kedua dan diberi nama Mutiara Rashida Khairina, kelas IX, SMPN 19 Jakarta. Tahun 2000, setelah menyelesaikan S2nya di UNP, Nur Amalia harus mendampingi suami tugas di KBRI Kuwait selama 4 tahun+ekstra 2 tahun, karena suami diminta untuk menjadi sekpri dubes. Dengan modal kursus bahasa Arab di Kuwait University, Ia mengikuti kuliah S3 di Kuwait University jurusan komunikasi, tetapi karena masalah bahasa pengantar yang digunakan di Kuwait University berbeda dengan bahasa Arab yang dipelajari di kursus, terpaksa ia mengundurkan diri. Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakatnya sebagai berikut:

158 1. Nara Sumber dalam Seminar Nasional Budaya Literasi Menuju Bangsa yang Cerdas, diselenggarakan oleh Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UHAMKA, 2 Desember Nara Sumber dalam Seminar Internasonal

159 BIOGRAFI PENULIS Dr. Hj. Nani Solihati, M.Pd lahir di Sumedang tanggal 29 Nopember Menempuh pendidikan SD sampai dengan SMA di Sumedang Jawa Barat dari pasangan H.M. Ujud Jumsan dengan D.E. Asmala. Menyelesaikan S1 di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Bandung pada tahun 1988, lulus S2 tahun 2001 dan S3 lulus tahun 2007 dari Program Studi Pendidikan Bahasa Universitas Negeri Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Prof. DR HAMKA. Karya buku yang telah diterbitkan diantaranya, menulis tetang Peran Tokoh Wanita dalam Cerita Rakyat Betawi : Nyai Dasimah dalam buku Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Refleksi 50 Tahun Uhamka ( ) tahun Menulis Pengaruh Teknik Pembelajaran dan Penguasaan Diksi terhadap Kemampuan Menulis. diterbitkan tahun 2009 oleh Surya Pena Gemilang - Malang, Menulis buku Bahasa Indonesia untuk SD diterbitkan oleh UHAMKA Press tahun Menulis tentang Pendekatan Holistik dalam Mengapresiasi Karya Sastra, dimuat dalam Buku Pendidikan Holistik: Konsep dan Implementasi dalam Pendidikan tahun 2012 Penerbit UHAMKA Press, Menulis Buku Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa diterbitkan tahun 2013 oleh Grasindo, Menulis buku antologi puisi Kini Aku Memanggilnya diterbitkan oleh Paedea tahun Menulis buku Menulis Puisi diterbitkan oleh UHAMKA Press tahun Berbagai karya ilmiah yang telah dipublikasikan diantaranya, Analisis Struktural Kumpulan Cerita Di Dalam Lembah Kehidupan Karya HAMKA, diterbitkan oleh EDU-LINGUA Jurnal Pendidikan Bahasa 2008, Implementasi Quantum Teaching sebagai Upaya untuk meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi pada Mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia FKIP UHAMKA dimuat tahun 2009 dalam Jurnal Kajian Linguistik dan Sastra UMS, Jurnal Terakreditasi, Menulis Nilai Budaya Dalam Cerita Rakyat dari Jawa Barat : Gunung Tampomas, Ciung Wanara dan Lutung Kasarung dimuat jurnal STILISTIKA tahun

160 2010, menulis tentang Gambaran Budaya Sunda Dalam Cerita Rakyat Si Kabayan diterbitkan pada tahun 2010 oleh jurnal Stiliska. Menulis Nilai Moral dan Budaya dalam Film Habibie dan Ainun. Dimuat jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STILISTIKA Menulis tentang Pengaruh Program Neurolinguistik terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Siswa SMAN 7 Kota Tangerang Provinsi Banten yang diterbitkan pada tahun 2013 oleh Jurnal Kajian Linguistik dan Sastra Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selanjutnya menulis tentang Perubahan Makna dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya HAMKA yang diterbitkan tahun 2014 oleh jurnal Elementary School Journal PGSD Unimed Press. Menulis The Effect of Method and Writing Interest on the Students Poetry Writing Ability at Indonesia Language and Literature Education Study Program of FKIP UHAMKA diterbitkan IJSR tahun Menulis A Hybrid Classroom Instruction in Second Language Teacher Education (SLTE): A Criitical Reflection of Teacher Educators, diterbitkan tahun 2017 oleh jurnal ijet (terindek Scopus). Menulis Aspek Pendidikan Karakter Dalam Puisi Hamka diterbitkan tahun 2017 oleh jurnal UNY LITERA Selain menulis karya ilmiah dan buku, ia juga menjadi pemakalah dalam seminar Internasional Bahasa dan Sastra di Kantor Bahasa Provinsi Nusatenggara Barat tahun 2014, di Makasar tahun 2016 dalam Seminar Antarbangsa Arkeologi, Sejarah, Budaya, dan Bahasa di Alam Melayu Nusantara (ASBAM) ke-5. narasumber dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) tahun 2015, Nara sumber Lokakarya Nasional Implementasi KKNI Pada Kurikulum Program Studi di Perguruan Tinggi tahun Tim Pembina Bimtek Manajemen Berbasis Sekolah dalam Rangka Implementasi Kurikulum Tingkat Provinsi Tahap I Regional II pada tahun Tim Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula (PIGP) tahun 2015 dan 2016.

161 Pendidikan dan pengajaran S1 reguler masih dianggap sebagai basic FKIP Uhamka untuk menghasilkan alumni yang produktif dan mampu memberikan sumbangan nyata bagi dunia pendidikan, selain peningkatan kemampuan dosen dalam mengajar yang tak kalah pentingnya adalah bahan ajar yang akan digunakan dosen untuk mencapai tujuannya. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu dosen dalam mencapai tujuan pembelajaran baik berupa pengetahuan keterampilan dan sikap yang harus dipelajari mahasiswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Pengembangan materi ajar sangat sangat penting untuk dipelajari karena materi ajar yang terdapat dalam kurikulum masih terlalu umum dan belum tentu sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi mahasiswa. Oleh karena itu seorang dosen perlu mempersiapkan bahan ajar; Pengembangan Materi Ajar untuk Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dirancang untuk memajukan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia agar dapat dipelajari siswa secara efektif. Melalui buku ini mahasiswa semester V dapat memperoleh pengetahuan mengenai Pengembangan materi Ajar, mulai dari pengertian, manfaat, fungsi hingga analisis buku teks. Pemahaman mengenai Pengembangan Materi Ajar dapat dijadikan sebagai dasar bagi mhasiswa yang pada semester 7 akan mengikuti magang 3. Buku yang berkaitan dengan materi pengembangan bahan ajar sangat terbatas, hal ini penulis alami saat menulis bahan ajar Pengembangan Materi Ajar. Untuk itulah materi Pengembangan Materi Ajar ini perlu sekali dibuat untuk memenuhi kebutuhan referensi mahasiswa FKIP Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia.

Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dipelajari

Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dipelajari BAHAN AJAR Pengertian Bahan Ajar Prinsip-prinsip Menyusun Bahan Ajar Langkah-langkah Menyusun Bahan Ajar Mendapatkan Sumber Bahan Ajar Pemanfaatan Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi

Lebih terperinci

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN Isi Panduan 1 2 3 4 PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN a. Penentuan Cakupan Dan Urutan Materi b. Penentuan Sumber Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN Isi Panduan 1 2 3 4 PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN a. Penentuan Cakupan Dan Urutan Materi b. Penentuan Sumber Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

Materi Pembelajaran. standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran

Materi Pembelajaran. standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran Materi Pembelajaran Nama :feri dwi haryanto Nim :15105241029 PENGERTIAN BAHAN AJAR (MATERI PEMBELAJARAN) Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,

Lebih terperinci

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar Teknik Pengembangan Bahan Ajar dan Perangkat Pembelajaran oleh: Pujianto *) Disarikan dari Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Depdiknas:2006 Mengapa perlu bahan ajar? Siswa memiliki karakteristik

Lebih terperinci

KRITERIA PEMILIHAN MATERI PELAJARAN

KRITERIA PEMILIHAN MATERI PELAJARAN KRITERIA PEMILIHAN MATERI PELAJARAN Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu: Dra. MM. Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh: Nikmahtun

Lebih terperinci

Memilih dan mengembangkan Materi Pembelajaran 90

Memilih dan mengembangkan Materi Pembelajaran 90 Memilih dan mengembangkan Materi Pembelajaran 90 Tujuan Pembelajaran Bab ini bertujuan untuk membantu anda mengembangkan dan memilih/menyeleksi materi untuk pembelajaran sejarah. Setelah mempelajari bab

Lebih terperinci

Edisi Oktober D A Y A N T W U T

Edisi Oktober D A Y A N T W U T I Edisi Oktober U T T W U R I H A N D A Y A N Direktorat Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006 KATA PENGANTAR Sejalan

Lebih terperinci

PERAN BAHAN PEMBELAJARAN SD PENDAHULUAN 39

PERAN BAHAN PEMBELAJARAN SD PENDAHULUAN 39 PERAN BAHAN PEMBELAJARAN SD 2 PENDAHULUAN Salah satu permasalahan penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan pembelajaran

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI No. Dokumen 02-3.04.1.02 Distribusi Tgl. Efektif RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Kode Rumpun MK Bobot (SKS) Semester

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDAHULUAN Kesuksesan pelaksanaan pembelajaran karena adanya rancangan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Hal ini menjadi kewajiban bagi para guru termasuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : 3301409100 Jurusan/Prodi : HKn/PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan

PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, perencanaan pembelajaran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 9 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 9 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 9 MAGELANG Disusun oleh: Nama : A in Ratna Mulyani NIM : 2201409058 Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI No. Dokumen 02-3.04.1.02 Distribusi Tgl. Efektif RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Kode Rumpun MK Bobot (SKS) Semester

Lebih terperinci

PERAN DAN FUNGSI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

PERAN DAN FUNGSI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD PERAN DAN FUNGSI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Pengembangan Materi Ajar Matematika Dosen Pengampu : Amilla Fidyah Astuti, S.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS RISET

PANDUAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS RISET PANDUAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS RISET PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta era globalisasi, menuntut para pebelajar dapat mengikuti semua perkembangan saat ini dan masa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

TANGGAL MATA KULIAH (MK) KODE RUMPUN MK PENYUSUNAN 2 I 29 SEPTEMBER 2016 PANCASILA DOSEN PENGAMPU KAPRODI DEKAN

TANGGAL MATA KULIAH (MK) KODE RUMPUN MK PENYUSUNAN 2 I 29 SEPTEMBER 2016 PANCASILA DOSEN PENGAMPU KAPRODI DEKAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UMSU 2016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA FAKULTAS : Hukum PROGRAM STUDI : Ilmu Hukum RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER BOBOT TANGGAL MATA KULIAH (MK) KODE RUMPUN MK SEMESTER

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 1 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 1 KONSEP,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN (GBPP/SILABUS/RPS, SAP/RPP) DENGAN PENDEKATAN SCL R. NETY RUSTIKAYANTI

RENCANA PEMBELAJARAN (GBPP/SILABUS/RPS, SAP/RPP) DENGAN PENDEKATAN SCL R. NETY RUSTIKAYANTI RENCANA PEMBELAJARAN (GBPP/SILABUS/RPS, SAP/RPP) DENGAN PENDEKATAN SCL R. NETY RUSTIKAYANTI RPS/SILABUS/GBPP Rencana pembelajaran semester (RPS) suatu mata kuliah adalah recana pembelajaran yang disusun

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. MATA KULIAH (MK) KODE RUMPUN MK BOBOT SKS SEMESTER TANGGGAL PENYUSUNAN Ilmu Hukum 4 II

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. MATA KULIAH (MK) KODE RUMPUN MK BOBOT SKS SEMESTER TANGGGAL PENYUSUNAN Ilmu Hukum 4 II RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UMSU 2016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA FAKULTAS PROGRAM STUDI : Hukum : Ilmu Hukum RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH (MK) KODE RUMPUN MK BOBOT SKS SEMESTER

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Febrina Nurmalasari NIM : 2302409077 Program studi : Pendidikan Bahasa Jepang FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 2 Ruang Lingkup Bahan AJar Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember Coba Jelaskan A. Pengertian Bahan Ajar B. Karakteristik Bahan Ajar C. Tujuan dan

Lebih terperinci

Pembelajaran Remedial

Pembelajaran Remedial Pembelajaran Remedial Posted on 13 Agustus 2008 Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (efisien) yang maksimal. Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (efisien) yang maksimal. Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Efektivitas Efektivitas dalam pengertian secara umum adalah kemampuan berdaya guna dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan sehingga memberikan hasil guna (efisien)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH Disusun oleh: Eko Prastyo Herfianto 2101409072 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum Catatan Pengantar

Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum Catatan Pengantar Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Catatan Pengantar Pembelajaran K13 Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Tri Hartiti Retnwati M.Pd Makalah disampaikan pada Wrkshp pelaksanaan Kurikulum

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS IX. Oleh Meilia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd.

ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS IX. Oleh Meilia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS IX Oleh Meilia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi, konsistensi,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan aktifitas dalam upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur raw input (siswa)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun Oleh : : Nur Chayyi NIM : : Pendidikan Ekonomi. : Pendidikan Koperasi

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun Oleh : : Nur Chayyi NIM : : Pendidikan Ekonomi. : Pendidikan Koperasi LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMA NEGERI 4 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Nur Chayyi NIM : 7101409078 Jurusan Prodi : Pendidikan Ekonomi : Pendidikan Koperasi JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun kewajiban sebagai warga

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 REVIEW

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER DKV403 - RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Capaian Pembelajaran (CP) CPL - PRODI S9 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang P3 Desain Komunikasi Visual. Memiliki keahlian secara mandiri

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MANAJEMEN KEUANGAN 2. EKM 207 (3 sks) Semester IV. Pengampu mata kuliah

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MANAJEMEN KEUANGAN 2. EKM 207 (3 sks) Semester IV. Pengampu mata kuliah RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MANAJEMEN KEUANGAN 2 EKM 207 (3 sks) Semester IV Pengampu mata kuliah Prof. Dr.Tafdil Husni, SE, MBA Dr. Masyhuri Hamidi, SE, M.Si Prof.Dr.Syukri Lukman, SE, M.Si Idamiharti,

Lebih terperinci

NAMA PERGURUAN TINGGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI

NAMA PERGURUAN TINGGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI Mata kuliah: Sistem Penunjang Keputusan (AK043240) / 2 sks CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN: 1. Mahasiswa mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa mengalami perubahan yang bertujuan untuk mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai pengembangan kebijakan tentang

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 1 KARANGANOM KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 1 KARANGANOM KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 1 KARANGANOM KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukanuntukmemenuhisebagianpersyaratangunamencapai

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Pengalaman Lapangan dikasanakan hanya satu bulan, berbeda dengan tahun tahun sebelumnya yang pelaksanaannya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Muhammad Iwan Priyadana NIM : 5201409021 Prodi. : Pendidikan Teknik Mesin FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : Ilmu Komputer PROGRAM STUDI : Sistem Informasi

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : Ilmu Komputer PROGRAM STUDI : Sistem Informasi UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : Ilmu Komputer PROGRAM STUDI : Sistem Informasi RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Kode Rumpun MK Bobot (SKS) Semester Tanggal Penyusunan Komunikasi dan Etika Profesi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MANAJEMEN KEUANGAN 1. EKM 201 (3 sks) Semester III. Pengampu mata kuliah

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MANAJEMEN KEUANGAN 1. EKM 201 (3 sks) Semester III. Pengampu mata kuliah RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MANAJEMEN KEUANGAN 1 EKM 201 (3 sks) Semester III Pengampu mata kuliah Prof. Dr.Tafdil Husni, SE, MBA Dr. Masyhuri Hamidi, SE, M.Si Prof.Dr.Syukri Lukman, SE, M.Si Sari

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Seorang guru memerlukan persiapan-persiapan terhadap materi yang akan diajarkan, mulai dari pembuatan satuan pelajaran, rancangan pembelajaran, materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU

MATERI PELATIHAN GURU MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP KEMENTERIAN AGAMA 2013 i Diterbitkan oleh: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL di SMK PI AMBARRUKMO dilaksanakan terhitung dari 1 Juli sampai dengan 15 September 2014. Uraian tentang pelaksanaan program PPL tersebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL merupakan kegiatan untuk melakukan praktek kependidikan yang meliputi: melakukan praktek mengajar dan membuat administrasi pembelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) ANALISA OPTIMASI. EKM 204 (3 sks) Semester III. Pengampu mata kuliah

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) ANALISA OPTIMASI. EKM 204 (3 sks) Semester III. Pengampu mata kuliah RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) ANALISA OPTIMASI EKM 204 (3 sks) Semester III Pengampu mata kuliah Dr. Vera Pujani, SE, M.MTech Drs. Irsyal Ali, MM Meuthia, SE, M.Sc Idamiharti, SE, M.Sc Venny Darlis,SE.MRM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus PENGEMBANGAN SILABU Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK PGRI BATANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK PGRI BATANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK PGRI BATANG Disusun oleh : Nama : ANNA FUADDANA NIM : 5401409106 Prodi : PKK, S1 ( Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB 1 INFORMASI UMUM

BAB 1 INFORMASI UMUM DAFTAR ISI PENGANTAR BAB 1 INFORMASI UMUM BAB 2 KOMPETENSI DAN SUBKOMPETENSI 1. Kompetensi (Capaian Pembelajaran) 2. Subkompetensi (Kemampuan pada Akhir Tahap Pembelajaran) 3. Bagan Alir Capaian Pembelajaran

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA:

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA: Mata kuliah: Pendidikan Agama (PP043203) / 2 sks CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA: 1. Mahasiswa mampu Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral,

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil telaah kelayakan penyajian yang telah dilakukan terhadap buku

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil telaah kelayakan penyajian yang telah dilakukan terhadap buku 317 V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil telaah kelayakan penyajian yang telah dilakukan terhadap buku teks Mahir Berbahasa Indonesia 2 Kelas VIII SMP terbitan Yudhistira yang disusun oleh

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK PGRI BATANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK PGRI BATANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK PGRI BATANG Disusun oleh : Nama : ATTOO BIQUL HAQ NIM : 7101409204 Prodi : PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UMSU 2016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA FAKULTAS PROGRAM STUDI : HUKUM : ILMU HUKUM RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH (MK) KODE RUMPUN MK PENGANTAR HUKUM

Lebih terperinci

UNIVERSITAS HASANUDDIN Kode / No : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal : PELAKSANAAN PERKULIAHAN Revisi : Halaman : PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

UNIVERSITAS HASANUDDIN Kode / No : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal : PELAKSANAAN PERKULIAHAN Revisi : Halaman : PROGRAM STUDI FISIOTERAPI UNIVERSITAS HASANUDDIN Kode / No : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal : PELAKSANAAN PERKULIAHAN Revisi : Halaman : PROGRAM STUDI FISIOTERAPI TUJUAN Menjamin pelaksanaan perkuliahan secara baik dan benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka diperlukan guru yang sangat

Lebih terperinci

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Indiy Bilqis Miyaliy NIM : 2101409051 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP DIAN BUDIANA,M.PD. Disiapkan sebagai Bahan Diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN. Disusun oleh: Ahmad Zahry Mujadid Pendidikan Seni Musik

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN. Disusun oleh: Ahmad Zahry Mujadid Pendidikan Seni Musik LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN Disusun oleh: Ahmad Zahry Mujadid 2501409030 Pendidikan Seni Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 PENGESAHAN Laporan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman i ii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup

DAFTAR ISI. Halaman i ii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup II. HAKIKAT PEMBELAJARAN REMEDIAL A. Pembelajaran Menurut SNP B. Pengertian Pembelajaran Remedial C. Prinsip

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... i MODUL 1: STRATEGI PEMBELAJARAN 1.1 Hakikat Strategi Pembelajaran... 1.2 Latihan... 1.12 Rangkuman... 1.13 Tes Formatif 1..... 1.13 Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran...

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Pada bab ini akan diuraikan tentang persiapan PPL, pelaksanaan program dan analisis hasil program PPL yang telah dirumuskan pada program PPL yang tertuang

Lebih terperinci

JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN:

JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: PEDOMAN PEMILIHAN DAN PENYAJIAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Khalimi Romansyah (Universitas Swadaya Gunung Jati) Abstrak Bahan pembelajaran perlu dipilih dan disajikan secara tepat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG Disusun Oleh: Nama : M. Alghozaly. H NIM : 1102409023 Prodi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih dua setengah bulan, terhitung mulai tanggal 1 Juli sampai dengan 17 September 2014. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan SDM melalui pendidikan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai alat untuk mengungkapkan informasi

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG Disusun oleh: Nama : Anik setyo Utami Nim : 4001409004 Program studi : Pendidikan IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan martabat manusia Indonesia dapat dilaksanakan secara berhasil bila upaya pembangunan tersebut dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua kesuksesan. Guru merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar ( SD ) merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang harus ditempuh oleh anak, sebagai penjabaran dari ayat 3 pasal 31 Undang undang Dasar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN MICROTEACHING FE UNIMED

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN MICROTEACHING FE UNIMED KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan karunia dan nikmat-nya sehingga Buku Pedoman Panduan Pengajaran Mikro ini dapat tersusun dan terselesaikan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

No Aspek Penjelasan Cara Pengisian 1 Tanggal

No Aspek Penjelasan Cara Pengisian 1 Tanggal Penjelasan Cara pengisian Halaman muka RPS No Aspek Penjelasan Cara Pengisian 1 Tanggal Diisi dengan waktu penyusunan dengan format tanggal/bulan/tahun (angka) penyusunan 2 Tanggal Revisi Diisi dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS BERPIKIR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS BERPIKIR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS BERPIKIR Djoko Purnomo Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur 24 Semarang Telp. (024)8316377

Lebih terperinci