PREFERENSI PETA PEMILIH PADA PEMILUKADA KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PREFERENSI PETA PEMILIH PADA PEMILUKADA KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)"

Transkripsi

1 PREFERENSI PETA PEMILIH PADA PEMILUKADA KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) SKRIPSI Disusun Oleh : Hanggoro Purnawan K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user i

2 PREFERENSI PETA PEMILIH PADA PEMILUKADA KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Oleh : Hanggoro Purnawan K Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Geografi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user ii

3 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, Maret 2011 Persetujuan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Drs. Sugiyanto, M.Si.,M.Si NIP commit to user iii Rita Noviani,S.Si.,M.Sc. NIP

4 PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi Nama Terang Tanda Tangan Ketua : Drs. Partoso Hadi, M.Si. Sekretaris : Setya Nugraha, S.Si.,M.Si Anggota I : Drs.Sugiyanto,M.Si.,M.Si Anggota II : Rita Noviani, S.Si.,M.Sc Disahkan oleh Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP commit to user iv

5 ABSTRAK Hanggoro Purnawan. PREFERENSI PETA PEMILIH PADA PEMILUKADA KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, April Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui sebaran pemilih dalam Pemilukada Kota Surakarta tahun 2010, (2) Mengetahui perbandingan sebaran pemilih masing-masing kandidat dalam Pemilukada Kota Surakarta tahun 2010 dengan sebaran pemilih partai pendukungnya dalam Pemilu Legislatif 2009, (3) Mengetahui karakteristik pemilih dalam Pemilukada Kota Surakarta tahun 2010, (4) Mengetahui alasan pemilih dalam Pemilukada di Kota Surakarta tahun Penelitian ini menggunakan metode deskriptif spasial. Populasinya adalah masyarakat Kota Surakarta yang memiliki hak pilih. Penentuan sampel menggunakan metode multistage random sampling sejumlah 150 orang. Teknik pengumpulan data penelitian adalah menggunakan data primer berupa wawancara dengan angket dan data sekunder berupa studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskripsi dengan SPSS berupa tabulasi frekuensi dan tabulasi silang (crosstabs) dan analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan Arc View 3.3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Sebaran pemilih pasangan kandidat hasil Pemilukada Kota Surakarta tahun 2010 memiliki kecenderungan merata di seluruh PPK baik pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo maupun Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie. Total perolehan suara pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo 90,09% sedangkan pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie memperoleh 9,91% suara. (2) Perolehan suara partai pendukung yang tergabung dalam koalisi partai tidak selalu mencerminkan perolehan suara pasangan kandidat. (3) Karakteristik pemilih terhadap pilihan pasangan kandidat cenderung memiliki pola dan variasi yang sama. (4) Alasan pemilih dapat mencerminkan jenis kategori pemilih. Mayoritas pemilih pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo adalah pemilih rasional karena alasan mereka didominasi kemampuan kandidat (40,7%) dan program/isu yang ditawarkan (22%). Sedangkan pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie mayoritas dipilih oleh pemilih tradisional karena alasan mereka lebih karena didukung oleh partai politik (5,3%), kepribadian kandidat (2,7%) dan kesamaan latar belakang (0,7%). Kata Kunci : Pemilukada, koalisi partai, pemilih, dan SIG commit to user v

6 ABSTRACT Hanggoro Purnawan. THE VOTER MAP PREFERENCE IN 2010 LOCAL CHIEF GENERAL ELECTION OF SURAKARTA CITY. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, April The objectives of research are: (1) to find out the voter distribution in 2010 Local Chief General Election of Surakarta City, (2) to find out the comparison between voter distribution for each candidate in 2010 Local Chief General Election of Surakarta City and the voter distribution of supporting party in 2009 Legislative General Election, (3) to find out the characteristics of voter in 2010 Local Chief General Election of Surakarta City, and (4) to find out the voter s reasoning in 2010 Local Chief General Election of Surakarta City. This study employed a descriptive spatial. The population was Surakarta City residents having right to vote. The sampling technique used was multistage random sampling obtaining 150 respondents. Techniques of collecting data used were interview and questionnaire for primary data and documentation study for secondary data. Technique of analyzing data used was a descriptive analysis using SPSS with frequency tabulation and crosstabs and Geographical Information System (SIG) with Arc View 3.3. Considering the result of research it can be concluded that: (1) the voter distribution of candidate couple of 2010 Local Chief General Election of Surakarta City result, that is, the one obtaining the highest vote in each subdistrict of Surakarta City is Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo couple. This couple obtains 90.09% vote while Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie couple obtains 9.91% vote, (2) the vote gain of supporting parties integrating in party coalition not always reflect on the vote gain of candidate couples, (3) the voter characteristic in choosing the candidate couple tends to have similar pattern and variation, (4) the voter s reasoning in choosing the candidate couple can reflect on the type of voter categories. Majority voters choosing Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo couple are the rational chooser because their reason is dominated by the competency of candidate (40,7%) and the program/issue they offers (22%). Meanwhile, Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie is chosen by traditional chooser because their reason is more dominated by political party s support (5,3%), candidate s personality (2,7%) and background similarity (0,7%). Keyword : Local Chief General Election, party coalition, voter, and GIS commit to user vi

7 MOTTO Tugas kita di dunia bukanlah untuk berhasil, tetapi tugas kita di dunia adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh) Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orangorang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan (Mario Teguh) Berkarakter kuat dan cerdas (FKIP UNS) Seiring datangnya kekuatan yang besar, maka akan datang pula tanggung jawab yang besar (spiderman) Sabar itu tak ada batasannya (penulis) commit to user vii

8 PERSEMBAHAN Karya ini penulis persembahkan kepada : 1. Ibu dan Bapakku terhormat 2. Kakak-kakak dan adikku tercinta 3. Rinduku yang tertulis di lauhul mahfuz 4. Almamaterku commit to user viii

9 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, inayah serta nikmat-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PREFERENSI PETA PEMILIH PADA PEMILUKADA KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG). Skripsi ini ditulis guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh program Strata I Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof.Dr.Much.Syamsulhadi,Sp.Kj selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2. Bapak Prof.Dr.Muhammad Furqon Hidayatullah,M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta; 3. Bapak Drs.Saiful Bachri,M.Pd. selaku Ketua Jurusan P.IPS FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta; 4. Bapak Drs.Partoso Hadi,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan P.IPS FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta; 5. Bapak Setya Nugraha,S.Si.,M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan P.IPS FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta; 6. Bapak Dr.Sarwono,M.Pd selaku Pembimbing Akademik (PA); 7. Bapak Drs.Sugiyanto,M.Si.,M.Si. selaku Pembimbing I; 8. Ibu Rita Noviani,S.Si.,M.Sc. selaku Pembimbing II; 9. Segenap pimpinan dan staf KPU Kota Surakarta; 10. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Geografi angkatan 2007; commit to user ix

10 11. Teman-teman yang tergabung dalam Tim Liar Futsal Community Geo 07; 12. Teman-teman di Ikatan Eksekutif Pemuda Pulosari (IEPP), tetap all for one, one for all ; 13. Asisten-asisten pelatihan SIG (Lilik, Yaskinul, Nova Ari,Yunus, Eri, dan Isna) terima kasih atas pelatihan SIG nya, Pak Yasin terima kasih sudah berkenan berdiskusi di awal pengajuan proposal dulu. 14. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Surakarta, April 2011 Penulis commit to user x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN ABSTRAK... v HALAMAN MOTTO... vii HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR PETA... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Pembatasan Masalah... 6 D. Perumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penelitian... 7 F. Manfaat Penelitian... 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung Perilaku Pemilih a. Pengertian b. Orientasi Pemilih c. Jenis-Jenis Pemilih Faktor Analisis Hubungan Pemilih Dengan Kandidat Partai Politik Dalam Pemilukada commit... to user 24 xi

12 5. Alasan Pemilih Terhadap Kandidat Dalam Pemilukada Analisis Keruangan Dalam Pemilukada Sistem Informasi Geografi (SIG) B. Penelitian Yang Relevan C. Kerangka Berpikir D. Batasan Operasional BAB III METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian B. Metode Penelitian C Sumber Data D. Populasi dan Teknik Sampling E. Teknik Pengumpulan Data F. Analisis Data C. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Keadaan Geografis Keadaan Penduduk B. Hasil dan Pembahasan Sebaran Pemilih Dalam Pemilukada Kota Surakarta tahun Perbandingan Sebaran Pemilih Kandidat dengan Pemilih Partai Pendukung a. Hasil Perolehan Suara Partai-Partai Pendukung b. Perbandingan Perolehan Suara Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo dengan Partai Pendukungnya c. Perbandingan Perolehan Suara Pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie dengan Partai Pendukungnya Karakteristik Pemilih Dalam Pemilukada Kota Surakarta tahun a. Hasil Survei Pemilih b. Analisis Tabulasi Silang Karakteristik Pemilih Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Alasan Pemilih Dalam Pemilukada commit Kota to Surakarta user tahun xii

13 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN commit to user xiii

14 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Hasil Perolehan Suara Pemilukada Kota Surakarta Tahun Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan 33 Tabel 3.1 Jenis Dan Sumber Data Penelitian 42 Tabel 3.2 Jumlah Sampel Tingkat Kecamatan 45 Tabel 3.3 Metode Pengumpulan Sampel Tingkat Kelurahan 45 Tabel 3.4 Faktor, Indikator Dan Kriteria Karakteristik Pemilih Pada Pemilukada Kota Surakarta Tahun Tabel 3.5 Faktor Dan Indikator Alasan Memilih 52 Tabel 4.1 Luas Dan Banyaknya Kecamatan, Kelurahan, RT, RW Di Kota Surakarta Tahun Tabel 4.2 Luas Penggunaan Lahan Kota Surakarta 56 Tabel 4.3 Luas, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk di Kota Surakarta Tahun Tabel 4.4 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun Tabel 4.5 Penduduk Kota Surakarta Menurut Kelompok Umur Tahun Tabel 4.6 Penduduk Kota Surakarta Menurut Tingkat Pendidikan Tahun Tabel 4.7 Penduduk Menurut Agama Yang Dianut di Kota Surakarta Tahun Tabel 4.8 Penduduk Kota Surakarta Menurut Mata Pencaharian Tahun Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Pemilukada Kota Surakarta Tahun Tabel 4.10 Perolehan Suara Partai Pendukung Yang Mendapatkan Kursi DPRD Kota Surakarta Hasil Pemilu Legislatif Tabel 4.11 Perbandingan Perolehan Suara Pasangan Joko Widodo-FX.Hadi Rudyatmo Dalam Pemilukada Kota Surakarta Tahun Tabel 4.12 Perbandingan Perolehan Suara Pasangan Eddy S. Wirabhumi- Supradi Kertamenawie Dalam Pemilukada Kota Surakarta Tahun Tabel 4.13 Hasil Tabulasi Silang Responden Pemilih Dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Tiap Kecamatan 81 Tabel 4.14 Tabulasi Silang Jenis Kelamin Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing Kecamatan commit to user xiv 86

15 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabulasi Silang Status Marital Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing Kecamatan 89 Tabulasi Silang Umur Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing- Masing Kecamatan 92 Tabulasi Silang Pendidikan Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing Kecamatan 95 Tabulasi Silang Pekerjaan Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing Kecamatan 99 Tabulasi Silang Penghasilan Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing Kecamatan 104 Tabulasi Silang Agama Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing Kecamatan 107 Tabulasi Silang Pengalaman Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing Kecamatan 111 Tabulasi Silang Pilihan Partai Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing Kecamatan 115 Tabulasi Silang Alasan Memilih Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing Kecamatan 119 commit to user xv

16 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Pembagian Jenis Pemilih 11 Gambar 2.2 Konfigurasi Pemilih 18 Gambar 3.1 Bagan Tahapan Pengambilan Sampel 47 Gambar 4.1 Prosentase Luas Kecamatan Kota Surakarta Tahun Gambar 4.2 Prosentase Luas Penggunaan Lahan Kota Surakarta Tahun Gambar 4.3 Grafik Kepadatan Penduduk Kota Surakarta Tahun Gambar 4.4 Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Di Kota Surakarta Tahun Gambar 4.5 Grafik Penduduk Kota Surakarta Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun Gambar 4.6 Grafik Penduduk Kota Surakarta Menurut Tingkat Pendidikan Tahun Gambar 4.7 Grafik Penduduk Kota Surakarta Menurut Agama Yang Dianut Tahun Gambar 4.8 Grafik Penduduk Kota Surakarta Menurut Mata Pencaharian Tahun Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Suara Pasangan Joko Widodo-FX.Hadi Rudyatmo Dengan Partai Pendukung 73 Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Suara Pasangan Eddy S. Wirabhumi- Supradi Kertamenawie Dengan Partai Pendukung 78 Gambar 4.11 Grafik Hasil Tabulasi Silang Responden Pemilih Dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Tiap Kecamatan 82 Gambar 4.12 Grafik Hasil Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Tiap Kecamatan 86 Gambar 4.13 Grafik Hasil Tabulasi Silang Status Marital dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Tiap Kecamatan 89 Gambar 4.14 Grafik Hasil Tabulasi Silang Umur dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Tiap Kecamatan 93 Gambar 4.15 Grafik Hasil Tabulasi Silang Pendidikan dengan Pilihan Pasangan commit to user xvi

17 Kandidat di Tiap Kecamatan 96 Gambar 4.16 Grafik Hasil Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Pilihan Pasangan 101 Kandidat di Tiap Kecamatan Gambar 4.17 Grafik Hasil Tabulasi Silang Penghasilan dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Tiap Kecamatan 105 Gambar 4.18 Grafik Hasil Tabulasi Silang Agama dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Tiap Kecamatan 108 Gambar 4.19 Grafik Hasil Tabulasi Silang Pengalaman dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Tiap Kecamatan 112 Gambar 4.20 Grafik Hasil Tabulasi Silang Pilihan Partai dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Tiap Kecamatan 117 Gambar 4.21 Grafik Hasil Tabulasi Silang Alasan Memilih dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Tiap Kecamatan 120 commit to user xvii

18 DAFTAR PETA Halaman Peta 1 Administrasi Kota Surakarta 54 Peta 2 Hasil Pemilukada Kota Surakarta Tahun Peta 3 Perbandingan Perolehan Suara Jokowi-Rudy dengan Koalisi Partai 76 Peta 4 Perbandingan Perolehan Suara Eddy-Supradi dengan Koalisi Partai 80 Peta 5 Sebaran Pemilih Pemilukada Kota Surakarta Tahun Peta 6 Sebaran Pemilih Berdasarkan Jenis Kelamin Pemilukada Kota Surakarta Tahun Peta 7 Sebaran Pemilih Berdasarkan Status Marital Pemilukada Kota Surakarta Tahun Peta 8 Sebaran Pemilih Berdasarkan Umur Pemilukada Kota Surakarta Tahun Peta 9 Sebaran Pemilih Berdasarkan Pendidikan Pemilukada Kota Surakarta Tahun Peta 10 Sebaran Pemilih Berdasarkan Pekerjaan Pemilukada Kota Surakarta Tahun Peta 11 Sebaran Pemilih Berdasarkan Penghasilan Pemilukada Kota Surakarta Tahun Peta 12 Sebaran Pemilih Berdasarkan Agama Pemilukada Kota Surakarta Tahun Peta 13 Sebaran Pemilih Berdasarkan Pengalaman Pemilukada Kota Surakarta Tahun Peta 14 Sebaran Pemilih Berdasarkan Pilihan Partai Pemilukada Kota Surakarta Tahun Peta 15 Sebaran Pemilih Berdasarkan Alasan Memilih Pemilukada Kota Surakarta Tahun commit to user xviii

19 DAFTAR LAMPIRAN commit to user xix

20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sistem politik yang demokratis, rakyat mempunyai hak untuk memilih wakil rakyat yang terhimpun dalam partai politik untuk duduk di parlemen dan juga mempunyai hak untuk terlibat aktif dalam kontestasi politik itu sendiri. Oleh karena itu, pemilu merupakan mekanisme paling penting sampai dengan saat ini dalam sistem politik modern yang bisa digunakan rakyat dalam membuat pilihan terbaiknya untuk memilih calon-calon yang menurut pandangannya mampu menjalankan roda pemerintahan, baik di level daerah, legislatif (DPR/DPD/DPRD), maupun pimpinan tertinggi eksekutif. Proses demokrasi yang terus bergulir di Indonesia telah mencatat sejarah baru yaitu berupa pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dilakukan secara langsung. Siapapun yang terpilih dalam hal ini akan lebih ditentukan oleh kuantitas suara rakyat pemilih dan bukan lagi oleh rekayasa politik yang dilakukan oleh sejumlah elite partai. (Soebroto, 9 Juli 2010). Di bawah Undang-Undang Pemerintahan Daerah Nomor 32 Tahun 2004, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) diselenggarakan secara langsung. Pemilukada di kota/kabupaten maupun provinsi dilakukan langsung oleh rakyatnya yang memiliki hak pilih. Pemilukada ini merupakan suatu langkah baru dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pemilukada langsung diharapkan akan menghasilkan figur kepemimpinan yang aspiratif dan berkualitas. Pemilukada langsung akan mendekatkan pemerintah dengan yang diperintah dan akuntabilitas kepala daerah benar-benar tertuju kepada rakyat. Di samping itu, Pemilukada langsung merupakan tuntutan dan desakan rakyat yang menghendaki bahwa kepala daerah tidak lagi dipilih oleh DPRD tetapi rakyat dapat menggunakan hak politiknya secara langsung seperti pada pemilihan presiden. commit to user 1

21 Menurut Undang-Undang No. 32 tahun 2004 pasal 59 ayat (1), dinyatakan bahwa pasangan calon yang diusulkan secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai-partai politik. Sedangkan partai politik atau gabungan partai politik yang dapat mendaftarkan pasangan calon adalah partai politik atau gabungan partai politik yang telah memenuhi persyaratan perolehan sekuarang-kurangnya 15% dari jumlah kursi DPRD atau 15% dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan anggota DPRD yang bersangkutan. Pemilukada secara langsung pada akhirnya menarik untuk dianalisis tentang kecenderungan pemilih terhadap pilihan politiknya. Di titik inilah preferensi politik dalam memilih kepala daerah perlu kita lihat relevansinya terhadap motivasi seseorang (voter) untuk memberikan hak suaranya dalam Pemilukada. Pemilukada sangat menarik untuk dianalisis dalam ilmu geografi. Pendekatan analisis dalam geografi menggunakan bermacam-macam hampiran (approach) yaitu pendekatan analisis keruangan (spatial analysis), analisis ekologi (ecological analysis), dan analisis kompleks wilayah (regional complex analysis) (Bintarto, 1983: 12). Berdasarkan pengertian ini, geografi memandang suatu fenomena secara menyeluruh meliputi persamaan maupun perbedaan fenomena geosfer, salah satunya adalah kajian tentang perilaku sosial politik masyarakat. Geografi politik merupakan salah satu aspek dari geografi manusia, salah satu kajian yang lebih besar tetapi di dalamnya terkandung elemen pembeda yang membuatnya lebih bersifat khusus. Dalam usaha untuk menggabungkan ilmu politik dengan geografi, pakar geografi terpaksa menghadapi berbagai ilmu yang berhubungan dengan kajiannya. Dibandingkan dengan bidang geografi yang lain, geografi politik paling banyak terdapat perbedaan pendapat dan definisi yang tidak seragam. Geografi kawasan tertentu sangat mempengaruhi keadaan politiknya dan kawasan-kawasan yang berdekatan dengannya. Pergerakan politik bergantung kepada kekurangan dan kelebihan yang timbul oleh perbedaan-perbedaan antar kawasan. Oleh karena itu, politik dan geografi memiliki hubungan yang sangat erat. Geografi commit to user 2

22 politik mencoba mengkaji hubungan tersebut ( Fauzi, Diakses tanggal 12 Maret 2011). Lebih lanjut Fauzi (2006) menjelaskan bahwa geografi politik memberikan tumpuan untuk memperhatikan, menganalisis, dan mencatat segala hal politik yang ada serta menyatukannya ke dalam corak atau bentuk ruang (space). Pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu membatasi kajian pada bukti-bukti aktivitas dan organisasi manusia yang dapat dilihat. Meskipun demikian, pakar-pakar geografi politik dari dari aliran ini telah menghasilkan kajian yang mempunyai azas yang luas. Azas geografi politik adalah perbedaan fenomena politik antara satu tempat dengan tempat lain di muka bumi. Selain itu, geografi politik dianggap sebagai ilmu kawasan politik atau lebih khusus lagi, kajian negara sebagai satu ciri kawasan yang berhubungan dengan ciri-ciri kawasan yang lain. Oleh karena itu, pendekatan analisis keruangan (spatial analysis) dapat digunakan untuk kajian geografi politik hasil Pemilukada. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, penggunaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) dalam komputer menjadi semakin penting dan memiliki banyak manfaat di dalam penggunaannya. Dalam ilmu geografi pun, penggunaan komputer semakin memiliki arti penting untuk mempermudah analisis khususnya data keruangan dan data statistik guna memperoleh hasil penelitian yang baik dan berkualitas. Geografi mutakhir telah menggunakan statistik dan metode kuantitatif dalam penelitiannya bahkan telah pula digunakan komputer untuk menyimpan, mengolah dan menganalisa data. Hal ini sangat berfaedah seperti menentukan batas suatu wilayah, menentukan gerakan penduduk, menentukan pola penyebaran fenomena geografi, mencari kaitan antar satu variabel dengan variabel yang lain (Bintarto, 1983:7). Bentuk perkembangan teknologi komputer dalam analisis geografi yaitu dengan adanya Sistem Informasi Geografis (SIG). Menurut Aronoff, SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan commit to user 3

23 memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis obyek-obyek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi : (a). masukan, (b). manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c). analisis dan manipulasi data, (d). keluaran (Prahasta, 2001:57). Adanya SIG maka data keruangan maupun data atribut dapat diolah sehingga menghasilkan peta tematik. Data keruangan seperti Kota Surakarta dan data atribut berupa hasil Pemilukada dapat diolah sehingga akan menghasilkan peta politik. Dalam hal ini dikenal dengan adanya kajian pemetaan politik yang mulai digunakan sebagai sarana untuk menentukan kebijakan politik sehingga sesuai dengan kondisi masyarakat di wilayah tertentu. Surakarta adalah salah satu kota yang pada tanggal 26 April 2010 untuk kedua kalinya menyelenggarakan Pemilukada untuk memilih walikota dan wakil walikota secara langsung. Dalam Pemilukada ini, terdapat dua pasangan calon walikota dan wakil walikota yang bersaing untuk memenangkan proses Pemilukada. Pasangan pertama adalah Joko Widodo dan FX. Hadi Rudyatmo yang didukung oleh PDI-P, PKS, PAN, Partai Gerindra dan PDS. Sedangkan pasangan kedua adalah Eddy S.Wirabumi dan Supradi Kertamenawie yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar.dan Partai Hanura. Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara yang dilakukan KPU Kota Surakarta diketahui bahwa perolehan suara masing-masing pasangan adalah sebagai berikut. commit to user 4

24 Tabel 1.1. Hasil Perolehan Suara Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010 No Pasangan Calon Perolehan Suara 1 Joko Widodo dan FX. Hadi Rudyatmo 2 Eddy S. Wirabumi dan Supradi Kertamenawie Sumber : KPU Kota Surakarta (Diolah) Prosentase Partai Pendukung ,09 % PDIP, PKS, PAN, GERINDRA, PDS ,91 % GOLKAR, DEMOKRAT, HANURA Perolehan Suara Pemilu Legislatif ,72 % 27,70 % Dari hasil rekapitulasi perolehan suara tersebut dapat diketahui bahwa pasangan nomor urut satu yaitu Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo menang mutlak dengan prosentase 90,09 % suara mengalahkan pasangan nomor urut dua yaitu Eddy S. Wirabumi dan Supradi Kertamenawie yang hanya meraih 9,91 % suara. Selain didukung oleh partai besar berpengaruh di Kota Surakarta, pasangan Joko Widodo - FX. Hadi Rudyatmo juga merupakan incumbent di Pemilukada Kota Surakarta. Mereka telah menjabat sebagai walikota dan wakil walikota Surakarta selama lima tahun setelah memenangkan Pemilukada tahun 2005 lalu dan sekarang maju kembali sebagai calon incumbent Pemilukada tahun Dilihat dari perolehan suara, masing-masing pasangan calon memiliki kecenderungan sendiri-sendiri. Pasangan pertama jumlah perolehan suara jauh lebih besar dibandingkan dengan perolehan suara partai-partai yang mendukungnya. Sedangkan pasangan kedua meraih suara yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan perolehan suara partai-partai pendukungnya. Ini artinya, pasangan nomor urut dua banyak kehilangan suara dari partai-partai yang mengusungnya sedangkan pasangan nomor urut satu berhasil memperoleh tambahan suara dari pemilih partaipartai yang mendukung pasangan lawan. Hasil Pemilukada Kota Surakarta memiliki catatan yang sangat menarik untuk dikaji. Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo memperoleh 90,09 % suara dimana jumlah suara koalisi partai pendukungnya 59,72 % suara pada Pemilu commit to user 5

25 Legislatif Sedangkan pasangan Eddy S. Wirabumi-Supradi Kertamenawie hanya memperoleh 9,91 % suara dengan jumlah perolehan suara koalisi partai yang mendukungnya mencapai 27,70 %. Hasil perolehan suara masing-masing pasangan tersebut menjadi sangat menarik untuk dianalisis tentang preferensi pemilih di Kota Surakarta. Dari data keruangan yang dikomparasikan data pendukung berupa data statistik pemilih pada Pemilukada 2010 di Kota Surakarta akan menghasilkan Peta Politik Pemilukada. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis menyusun skripsi dengan judul : PREFERENSI PETA PEMILIH PADA PEMILUKADA KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, ada masalah yang dapat diidentifikasi yaitu : Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo memperoleh 90,09 % suara dimana perolehan total suara koalisi partai pendukung sebesar 59,72% sedangkan pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie memperoleh 9,91% suara dimana perolehan total suara koalisi partai pendukung sebesar 27,70%. C. Pembatasan Masalah Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topik kajian maka pembatasan masalah perlu dilakukan untuk memperoleh kedalaman kajian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Hasil Pemilukada yang dianalisis adalah Pemilukada Kota Surakarta Partai-partai pendukung (koalisi partai) yang dianalisis adalah partai politik yang memperoleh kursi di DPRD Kota Surakarta pada Pemilu Legislatif Penelitian terhadap pemilih dalam Pemilukada dibatasi pada karakteristik pemilih dan alasan pemilih dalam memilih. commit to user 6

26 D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sebaran pemilih dalam Pemilukada di Kota Surakarta tahun 2010? 2. Bagaimana perbandingan sebaran pemilih masing-masing kandidat dalam Pemilukada Kota Surakarta tahun 2010 dengan sebaran pemilih partai- partai pendukungnya dalam Pemilu Legislatif 2009? 3. Bagaimana karakteristik pemilih dalam Pemilukada di Kota Surakarta tahun 2010? 4. Bagaimana alasan pemilih dalam Pemilukada Kota Surakarta tahun 2010? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian sangat penting karena dengan ini kita dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam penelitian. Adapun tujuannya adalah : 1. Mengetahui sebaran pemilih dalam Pemilukada Kota Surakarta tahun Mengetahui perbandingan sebaran pemilih masing-masing kandidat dalam Pemilukada Kota Surakarta tahun 2010 dengan sebaran pemilih partai partai pendukungnya dalam Pemilu Legislatif Mengetahui karakteristik pemilih dalam Pemilukada Kota Surakarta tahun Mengetahui alasan pemilih dalam Pemilukada di Kota Surakarta tahun F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk mengembangkan ilmu geografi, khususnya dalam pemanfaatan Sistem Informasi Geografis dalam pemetaan politik Pemilukada. b. Untuk memperkaya khasanah keilmuan geografi politik. Selama ini ilmuilmu sosial hanya dipandang sebelah mata sebagai ilmu yang tidak memiliki makna dalam mendukung kehidupan manusia seperti ilmu-ilmu teknik yang kasat mata. Dengan adanya penelitian yang spesifik yaitu tentang commit to user 7

27 Pemilukada maka geografi politik akan memberikan pencerahan bahwa hasil Pemilukada tidak hanya bisa dikaji oleh ilmu politik tetapi juga oleh geografi politik. c. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran dan pendidikan di sekolah dalam bidang studi Geografi tingkat SMA/MA Program IPS Kelas XII pada pokok bahasan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis. 2. Manfaat Praktis Memberikan sumbangan pemikiran kajian geografi politik mengenai peta preferensi pemilih pada Pemilukada tahun 2010 di Kota Surakarta. commit to user 8

28 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung Pemilihan kepala daerah langsung adalah instrumen untuk meningkatkan participatory democracy. Melalui Pemilukada, masyarakat memilih langsung kepala daerahnya yang dianggap paling baik dan memenuhi semua unsur yang diharapkan. Sesungguhnya demokrasi itu bersifat lokal, maka salah satu tujuan Pilkada itu adalah untuk memperkuat legitimasi demokrasi itu sendiri. Meskipun demikian, dalam praktek di negera-negara lain, keberhasilan Pemilukada langsung tidaklah berdiri sendiri, tetapi juga ditentukan oleh kematangan dan kesiapan partai politik dan aktor politik, budaya politik yang tumbuh di masyarakat serta kesiapan dukungan administrasi penyelenggaraan Pemilukada. Kondisi politik lokal yang sangat heterogen, kesadaran dan pengetahuan politik masyarakat yang rendah, serta buruknya sistem pencatatan kependudukan dan penyelenggaraan pemilihan (electoral governance) seringkali menyebabkan kegagalan tujuan Pemilukada langsung (Prasojo, 2009:186). Diselenggarakannya Pemilukada secara langsung mendatangkan optimisme dan pesimisme tersendiri. Pemilukada dinilai sebagai perwujudan pengembalian hak-hak dasar masyarakat di daerah dengan memberikan kewenangan yang utuh dalam rangka rekruitmen pimpinan daerah sehingga mendinamisir kehidupan demokrasi di tingkat lokal. Keberhasilan Pemilukada langsung untuk melahirkan kepemimpinan daerah yang demokratis sesuai kehendak dan tuntutan rakyat sangat tergantung kritisisme dan rasionalitas rakyat sendiri (Nasution, 2009:37). Pada tanggal 26 April 2010 lalu, Kota Surakarta telah menyelenggarakan Pemilukada untuk kedua kalinya setelah era reformasi digulirkan. Pemilukada Kota Surakarta diselenggarakan pertama kali pada tahun 2005 dimana istilah yang masih digunakan adalah Pilkada. Kemudian setelah lima tahun berselang, Kota commit to user 9

29 Surakarta kembali menyelenggarakan pemilihan kepala daerah secara langsung pada tahun 2010 yang kini berganti dengan istilah Pemilukada. Penyelenggaraan Pemilukada Kota Surakarta tahun 2010 memiliki catatan tersendiri yang sangat menarik untuk dikaji. Pemilukada ini diikuti oleh dua pasangan calon dimana pasangan nomor urut satu yaitu Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo meraih kemenangan terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan Pemilukada di Indonesia yaitu perolehan suaranya mencapai 90,09 %. Sedangkan pasangan yang lain yaitu Eddy S. Wirabumi-Supradi Kertamenawie hanya memperoleh 9,91 % suara. 2. Perilaku Pemilih a. Pengertian Pemilih diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya kepada kontestan yang bersangkutan (Firmanzah, 2009:102). Adapun perilaku pemilih menurut Ramlan Surbakti dalam Nasution (2009:30) adalah aktivitas pemberian suara oleh individu yang berkaitan erat dengan kegiatan pengambilan keputusan untuk memilih atau tidak memilih (to vote or not to vote) didalam suatu Pemilu. Bila voters memutuskan untuk memilih maka voters akan memilih atau mendukung kandidat tertentu. Keputusan untuk memberikan dukungan dan suara tidak akan terjadi apabila tidak terdapat loyalitas pemilih yang cukup tinggi kepada kandidat jagoannya. Begitu juga sebaliknya, pemilih tidak akan memberikan suaranya kalau mereka menganggap bahwa sebuah partai atau kandidat tidak loyal serta tidak konsisten dengan janji dan harapan yang telah mereka berikan. Perilaku pemilih juga sarat dengan ideologi antara pemilih dengan partai politik atau kontestan pemilu. Masing-masing kontestan membawa ideologi yang saling berinteraksi. Selama periode kampanye pemilu, muncul kristalisasi dan pengelompokan antara ideologi yang dibawa kontestan. Masyarakat akan commit to user 10

30 mengelompokkan dirinya kepada kontestan yang memiliki ideologi sama dengan yang mereka anut sekaligus juga menjauhkan diri dari ideologi yang berseberangan dengan mereka (Nasution, 2009:31). Pemilih dalam hal ini dapat berupa konstituen masyarakat pada umumnya. Konstituen adalah kelompok masyarakat yang merasa diwakili oleh suatu ideologi tertentu dan kemudian termanifestasikan dalam institusi politik seperti partai politik dan seorang pemimpin. Kelompok masyarakat ini adalah para pendukung atau konstituen suatu partai politik di lingkungan internal atau konstituen dan pendukung pesaing-pesaing di lingkungan eksternal. Di samping itu, pemilih merupakan bagian masyarakat luas yang bisa saja tidak menjadi konstituen partai politik dan kandidat tertentu. Masyarakat terdiri dari beragam kelompok. Terdapat kelompok masyarakat yang memang non-partisan, dimana ideologi dan tujuan politik mereka tidak diikatkan kepada suatu partai politik tertentu atau kandidat tertentu. Mereka menunggu sampai ada suatu partai politik atau kandidat yang bisa menawarkan program kerja yang terbaik menurut mereka, sehingga partai politik atau kandidat tersebutlah yang akan mereka pilih. Berikut bagan pembagian jenis pemilih : Internal Eksternal Konstituen Pemilih Nonpartisan Konstituen Partai Lain Gambar 2.1. Pembagian Jenis Pemilih (Firmanzah, 2007:103) commit to user 11

31 Perilaku pemilih dapat ditujukan dalam memberikan suara dan menentukan siapa yang akan dipilih menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam Pemilukada secara langsung. Pemberian suara atau voting secara umum dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana seorang anggota dalam suatu kelompok menyatakan pendapatnya dan ikut menentukan konsensus diantara anggota kelompok seorang pejabat maupun keputusan yang diambil. Pemberian suara dalam Pemilukada langsung diwujudkan dengan memberikan suara pada pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang didukungnya atau ditujukan dengan perilaku masyarakat dalam memilih pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Menurut Asfar dalam Nasution (2009:31-33), perilaku pemilih dapat dianalisis dengan tiga pendekatan, yaitu : 1) Pendekatan Sosiologis Pendekatan sosiologis sebenarnya berasal dari Eropa, kemudian Amerika. Karena itu, Flannagan menyebutnya sebagai model sosiologi politik Eropa. David Denver, ketika menggunakan pendekatan ini untuk menjelaskan perilaku pemilih masyarakat Inggris, menyebut model ini sebagai social determinism approach. Pendekatan ini pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan perilaku pemilih seseorang. Karakteristik sosial dan karakteristik atau latar belakang sosiologis (seperti agama, wilayah, jenis kelamin, dan umur) merupakan faktor penting dalam menentukan pilihan politik. Pendek kata, pengelompokan sosial seperti umur( tua-muda), jenis kelamin (laki-perempuan), agama dan semacamnya dianggap mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam membentuk pengelompokan sosial baik secara formal seperti keanggotaan seseorang dalam organisasi-organisasi keagamaan, profesi, maupun commit to user 12

32 pengelompokan informal seperti keluarga, pertemanan, ataupun kelompok-kelompok kecil lainnya, merupakan sesuatu yang sangat vital dalam memahami perilaku politik seseorang karena kelompokkelompok inilah yang mempunyai peranan besar dalam menentukan sikap, persepsi, dan orientasi seseorang. Menurut Bone dan Ranney ada tiga tipe utama pengelompokan sosial, yaitu: a) Kelompok kategorial, yang terbentuk berdasarkan faktor perbedaan jenis kelamin, usia, dan pendidikan. b) Kelompok sekunder, terdiri dari kelompok pekerjaan, status sosio ekonomi dan kelas sosial serta kelompok-kelompok etnis yang meliputi ras, agama dan daerah asal. c) Kelompok primer, termasuk pasangan-pasangan suami istri, orangtua dan anak-anak, serta kelompok bermain. (Prasetyo, 2009:27). 2) Pendekatan Psikologis Pendekatan ini berkembang di Amerika Serikat berasal dari Eropa Barat, pendekatan psikologis merupakan fenomena Amerika Serikat karena dikembangkan sepenuhnya oleh Amerika Serikat melalui survey research center di Universitas Michigan. Oleh karena itu, pendekatan ini juga disebut Mazhab Michigan. Pelopor utama pendekatan ini adalah Angust Campbell. Pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologi terutama konsep sosialisasi dan sikap untuk menjelaskan perilaku pemilih. Variabel-variabel itu tidak dapat dihubungkan dengan perilaku memilih jika ada proses sosialisasi. Oleh karena itu, menurut pendekatan ini sosialisasilah yang menentukan perilaku memilih seseorang. commit to user 13

33 Penganut pendekatan ini menjelaskan sikap seseorang sebagai refleksi dari kepribadian seseorang dan merupakan variabel yang cukup menentukan dalam mempengaruhi perilaku politik seseorang. Oleh karena itu, pendekatan psikologis menekankan pada tiga aspek psikologis sebagai kajian utama yaitu ikatan emosional pada suatu partai politik, orientasi terhadap isu-isu, dan orientasi terhadap kandidat. 3) Pendekatan Rasional Penggunaan pendekatan rasional dalam menjelaskan perilaku pemilih oleh ilmuwan politik sebenarnya diadaptasi dari ilmu ekonomi. Mereka melihat adanya analogi antara pasar (ekonomi) dan perilaku pemilih (politik). Apabila secara ekonomi masyarakat dapat bertindak secara rasional, yaitu menekan ongkos sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, maka dalam perilaku politikpun maka masyarakat dapat bertindak rasional, yakni memberikan suara ke partai politik atau kandidat yang dianggap mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya dan menekan kerugian. Teori tentang ekonomi politik ini diadaptasi dari lapangan ekonomi. Ahli politik mengadaptasi teori tersebut untuk menjelaskan perilaku pemilih dengan memperhitungkan apa dampak yang bisa dirasakan langsung oleh pemilih di masa datang kalau ia memilih partai tertentu. Seperti dalam lapangan ekonomi, pilihan seseorang atas kandidat tertentu didasarkan pada penilaian terhadap masa lalu dan penilaian atas kondisi ekonomi di masa datang. Disini, pilihan seseorang atas kandidat tertentu didasarkan pada pertimbangan rasional terutama kemampuan dalam mengatasi dan menangani masalah ekonomi. commit to user 14

34 4) Pendekatan Domain Kognitif (Pendekatan Marketing) Menurut model ini, perilaku pemilih ditentukan oleh tujuan domain kognitif yang berbeda dan terpisah, sebagai berikut : a. Isu dan kebijakan politik b. Citra sosial c. Perasaan emosional d. Citra kandidat e. Peristiwa mutakhir f. Peristiwa personal g. Faktor-faktor epistemik Faktor internal dan eksternal individu secara simultan mempengaruhi cara individu dalam berfikir dan mengikatkan dirinya secara politik dengan partai tertentu. Pilihan politik seseorang dapat dilihat dari dua perspektif antara environment-determinist dengan freechoice. Paradigma pertama, individu dianggap sebagai produk masyarakat. Sistem nilai dan perilaku yang muncul pada masingmasing individu merupakan hasil bentukan lingkungan. Sedangkan paradigma kedua, melihat individu dianggap memiliki derajat kebebasan yang cukup tinggi untuk berbeda dengan lingkungannya. Keputusan akhir dari perilaku yang akan diambil ditentukan sendiri oleh setiap individu (Firmanzah, 2007:128). Lebih lanjut Firmanzah (2007:130) menyatakan bahwa pertimbangan (judgment) pemilih dipengaruhi tiga faktor pada saat bersamaan : (1) kondisi awal pemilih, (2) media massa, (3) partai politik atau kontestan. Kondisi awal diartikan sebagai karakteristik yang melekat pada diri si pemilih. Tingkat pendidikan dan ekonomi misalnya, diyakini dapat mempengaruhi pemilih dalam membuat keputusan. Faktor kedua yang mempengaruhi pemilih adalah media commit to user 15

35 massa. Kemampuan media massa untuk mendistribusikan informasi merupakan kekuatan untuk pembentukan opini publik. Opini publik sendiri sangat ditentukan oleh seberapa besar informasi yang diberikan kepada masyarakat. Faktor ketiga adalah karakteristik partai politik dan kontestan itu sendiri. Atribut kontestan seperti reputasi, image, citra, latar belakang, ideologi, dan kualitas para politikusnya akan sangat mempengaruhi penilaian masyarakat atas partai yang bersangkutan. Dalam penelitian ini menggunakan kombinasi antara keempat pendekatan tersebut di atas. Kombinasi pendekatan tersebut akan menghasilkan karakteristik pemilih baik dari segi sosiologis, psikologis, rasionalitas dan domain kognitif. b. Orientasi Pemilih Firmanzah (2007:115) membagi orientasi pemilih menjadi dua hal yang bisa dijadikan ukuran mengenai cara memilih dalam menilai kedekatannya dengan partai politik atau seorang kontestan. Kedua hal tersebut yaitu : 1) Kesamaan mengenai cara pemecahan masalah (policy problem solving) Pemilih menaruh perhatian yang sangat tinggi atas cara kontestan (partai politik atau calon pemimpin) dalam menawarkan solusi sebuah permasalahan. Semakin efektif seseorang/suatu kontestan dalam menawarkan solusi yang tepat untuk menjawab permasalahan, semakin tinggi pula probabilitas untuk dipilih oleh para pemilih. Para pemilih memiliki kecenderungan untuk tidak memilih partai politik atau calon pemimpin yang kurang mampu menawarkan program kerja dan hanya mengandalkan spekulasi serta jargon-jargon politik. commit to user 16

36 Sementara itu, Chappel dan Veiga dalam Firmanzah (2007:117) menyimpulkan dalam studi mereka bahwa kinerja ekonomi dan tanggung jawab politik kontestan secara bersamaan mempengaruhi hasil akhir Pemilu. Persoalan ekonomi menjadi pusat perhatian karena sangat erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pemilih akan cenderung memilih partai politik atau kontestan yang menawarkan solusi yang paling menarik untuk menyelesaikan persoalan ekonomi seperti pengangguran, inflasi, investasi dan pajak. Pemilih akan memberikan penilaian yang nantinya akan termanifestasikan dalam bentuk penghargaan (reward) atau hukuman (punishment) bagi partai atau kontestan yang sedang berkuasa. Penilaian tentang policy-problem solving bisa dilakukan secara ex-post dan ex-ante. Penilaian ex- post berarti menilai apa saja yang telah dilakukan sebuah partai atau pemimpin yang berkuasa untuk memperbaiki kondisi yang ada. Sementara ex-ante dilakukan dengan mengukur dan menilai kemungkinan program kerja dan solusi yang ditawarkan sebuah partai atau kandidat ketika diterapkan untuk memecahkan sebuah persoalan. Reputasi masa lalu kontestan dan pengaruh pemimpin karismatik dari sebuah partai berkontribusi pada kesan serius dan legitimasi program kerja yang ditawarkan. 2) Kesamaan dalam paham serta nilai dasar ideologi (ideology) Struktur ideologi pemilih sangat menentukan partai apa dan kandiddat seperti apa yang menurut mereka akan menyuarakan suara mereka. Pemilih memiliki kecenderungan untuk memilih partai atau kandidat yang memiliki kesamaan ideologi dengan mereka daripada partai politik atau kandidat yang memiliki ideologi yang berbeda. Terdapat beberapa hal yang digunakan partai politik atau kandidat dalam hal ini. Pertama, partai politik atau kandidat berusaha menarik commit to user 17

37 masyarakat yang memiliki kesamaan ideologi dengan mereka. Kedua, partai politik atau kandidat berusaha memperkenalkan dan meyakinkan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang tidak memiliki kesamaan ideologi dengan mereka. Pemilih yang cenderung mementingkan ideologi suatu partai atau kandidat akan menekankan aspek aspek subyektivitas seperti kedekatan nilai, budaya, norma, emosi dan psikografis. Semakin dekat kesamaan partai atau kontestan pemilu, pemilih akan cenderung memberikan suaranya ke partai politik atau kandidat tersebut (Nasution, 2009:34). c. Jenis-Jenis Pemilih Firmanzah (2007:133) menggunakan kedua orientasi pemilih tersebut untuk mengasumsikan penggunaannya oleh pemilih untuk menentukan pilihannya. Orientasi pemilih pada policy-problem solving berkisar antara rendah (low) dan tinggi (high). Hal yang sama juga terdapat pada orientasi pemilih pada ideology, yakni berkisar dari intensitas rendah (low) dan tinggi (high). Konfigurasi dari kedua faktor tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut. Tinggi Pemilih Rasional Pemilih Kritis Orientasi policy-problem solving Rendah Pemilih Skeptis Pemilih Tradisional Rendah Orientasi ideology Tinggi Gambar 2.2. Konfigurasi Pemilih commit to user 18

38 Berdasarkan konfigurasi pemilih tersebut terdapat empat jenis pemilih, yaitu: 1) Pemilih Rasional Pemilih rasional memiliki orientasi yang tinggi pada policyproblem solving dan berorientasi rendah untuk faktor ideologi. Pemilih dalam hal ini lebih mengutamakan kemampuan partai politik atau kandidat dalam program kerjanya. Program kerja atau platform dapat dianalisis dalam dua hal :1) kinerja partai atau kandidat di masa lalu (backward looking) dan 2) tawaran program untuk menyelesaikan permasalahan yang ada (forward looking). Pemilih jenis ini memiliki ciri khas yang tidak begitu mementingkan ikatan ideologi kepada suatu partai atau kandidat. Faktor seperti paham, asal usul, nilai tradisional, budaya, agama dan psikografis memang dipertimbangkan juga, tetapi bukan hal yang signifikan. Pemilih cenderung melepaskan hal-hal yang bersifat dogmatis, tradisional, dan ikatan lokasi dalam kehidupan politiknya. Analisis kognitif dan pertimbangan logis sangat dominan dalam proses pengambilan keputusan. Hal terpenting bagi jenis pemilih ini adalah apa yang bisa dan yang telah dilakukan oleh sebuah partai atau kandidat daripada paham dan nilai partai atau kandidat. 2) Pemilih Kritis Pemilih jenis ini adalah perpaduan antara tingginya orientasi pada kemampuan partai atau kandidat dalam menuntaskan permasalahan yang ada maupun tingginya orientasi mereka dalam halhal yang bersifat ideologis. Pemilih jenis ini bisa terjadi melalui dua mekanisme. Pertama, jenis pemilih ini menjadikan nilai ideologis sebagai pijakan untuk menentukan kepada partai politik atau kandidat mana mereka akan commit to user 19

39 berpihak dan selanjutnya mereka akan mengkritisi kebijakan yang akan atau yang telah dilakukan. Kedua, bisa juga terjadi sebaliknya, pemilih tertarik dulu dengan program kerja yang ditawarkan sebuah partai atau kandidat baru kemudian mencoba memahami nilai-nilai dan paham yang melatarbelakangi pembuatan sebuah kebijakan. 3) Pemilih Tradisional Pemilih tradisional memiliki orientasi ideologi yang sangat tinggi dan tidak terlalu melihat kebijakan partai politik atau kandidat sebagai sesuatu yang penting dalam pengambilan keputusan. Pemilih tradisional sangat mengutamakan kedekatan sosial-budaya, nilai, asalusul, paham, dan agama sebagai ukuran untuk memilih sebuah partai politik atau kandidat. Biasanya pemilih ini lebih mementingkan figur dan kepribadian pemimpin, mitos, nilai historis sebuah partai politik atau kandidat. Salah satu karakteristik mendasar pemilih jenis ini adalah tingkat pendidikan yang rendah dan sangat konservatif dalam memegang nilai serta paham yang dianut. Pemilih tradisional merupakan pemilih yang mudah dimobilisasi selama periode kampanye. 4) Pemilih Skeptis Pemilih ini tidak memiliki orientasi yang cukup tinggi dengan sebuah partai politik atau seorang kandidat, juga tidak menjadikan kebijakan sebagai sesuatu yang penting. Keinginan untuk terlibat dalam sebuah partai politik pada pemilih jenis ini sangat kurang karena ikatan ideologis mereka memang rendah sekali. Mereka juga kurang memperdulikan platform dan kebijakan sebuah partai politik atau kandidat. Penelitian ini akan mengkategorikan jenis pemilih menjadi dua macam yaitu pemilih rasional dan pemilih tradisional sehingga akan terlihat jelas commit to user 20

40 perbedaannya melalui alasan pemilih memilih pasangan kandidat. Alasan memilih karena kemampuan kandidat dan program/isu yang ditawarkan menunjukkan ciri dari pemilih rasional. Sedangkan alasan karena kepribadian kandidat, didukung partai pilihan dan kesamaan latar belakang menunjukkan ciri pemilih tradisional. 3. Faktor Analisis Hubungan Pemilih Dengan Kandidat Dalam Pemilukada Ada berbagai macam faktor yang dapat menjadi analisis hubungan pemilih dengan kandidat dalam Pemilukada. Faktor-faktor tersebut dapat disarikan dari berbagai macam pendekatan dalam menganalisis perilaku pemilih (voter behaviour). Dengan mulai berkembangnya penelitian tentang studi perilaku pemilih, banyak hasil penelitian yang mencoba menyelidiki hubungan faktor preferensi pemilih dengan pemilih partai politik atau kandidat tertentu dalam Pemilukada khususnya faktor internal yang berupa karakteristik sosial pemilih (Prasetyo, 2009:29). Acuan analisis dapat menggunakan karakteristik pemilih yang dijadikan variabel dalam penelitian ini. Adapun karakteristik pemilih dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Faktor Demografis, meliputi : 1) Jenis Kelamin Secara psikologis ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam mengambil suatu keputusan. Ada pertimbangan yang berbeda antara keduanya yang dapat diteliti. Perilaku pemilih berdasarkan jenis kelamin akan sangat menarik untuk dikaji dalam Pemilukada. Peran perempuan semakin lama semakin sejajar dengan laki-laki termasuk peranan dalam bidang politik khususnya dalam menentukan pilihan terhadap kandidat. 2) Umur Umur merupakan salah satu indikator perkembangan manusia baik secara fisik maupun psikologinya. Umur seseorang mempengaruhi commit to user 21

41 keputusan untuk menentukan pilihan terhadap kandidat. Pemilih dengan umur yang relatif tua cenderung memiliki sifat yang konservatif dan sulit untuk menerima perubahan ataupun hal-hal yang baru. Sebaliknya, umur yang relatif muda cenderung menginginkan hal-hal yang baru dan mudah menerima perubahan. 3) Status Marital Manusia secara fitrah memiliki rasa kebutuhan terhadap lawan jenis, termasuk dalam hal pernikahan. Seseorang yang telah menikah akan memiliki pemikiran dan sikap yang berbeda dengan orang yang belum menikah termasuk dalam bidang politik. Perbedaan status kedua fase tersebut terhadap pilihan kandidat menarik untuk dikaji. b. Faktor Pendidikan Dalam buku Higher Education for America Democracy yang dikutip Noorsyam,dkk (1981:3) dinyatakan sebagai berikut : Education is an institution of civilized society, but the purposes of education are not the same in all societies. An educational system finds its the guiding principles and ultimate goals in the aims and philosophy of the social order in which in functions. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya baik rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) maupun jasmani (panca indera serta ketrampilan-ketrampilan (Noorsyam dkk, 1981:6). Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar. Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi pekerti yang luhur menurut cita-cita dan nilai-nilai masyarakat serta untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu sarana untuk memperoleh pendidikan adalah melalui pendidikan formal. Pendidikan formal adalah struktur dari suatu sistem pengajaran yang kronologis dan berjenjang. Lembaga pendidikan dimulai dari pra sekolah commit to user 22

42 sampai dengan perguruan tinggi. Sedangkan pendidikan non formal merupakan pengajaran sistematis di luar sistem pendidikan formal bagi sekelompok masyarakat untuk memenuhi keperluan khusus. Perbedaan tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi cara pandang dan sikap terhadap suatu masalah yang dihadapi. Dalam politik, pendidikan seseorang sangat mempengaruhi dalam menentukan pilihannya. Orang yang berpendidikan tinggi cenderung menggunakan pikiran-pikiran yang rasional dalam memilih. Berbeda dengan orang yang berpendidikan rendah cenderung mengesampingkan hal-hal yang rasional. c. Faktor Ekonomi, meliputi : 1) Pekerjaan Manusia dituntut untuk bekerja agar kebutuhan ekonominya dapat tercukupi dengan baik. Jenis pekerjaan seseorang dapat mencerminkan tingkat kemampuan, ketrampilan dan pola pikir. Dari ketiga hal tersebut dapat mempengaruhi seseorang untuk memilih kandidat. 2) Penghasilan Kondisi ekonomi yang berbeda dapat dilihat dari penghasilan yang diperoleh seseorang. Adanya perbedaan penghasilan seseorang akan dapat mempengaruhi cara bertindak dan berfikir dalam menghadapi suatu masalah tertentu. d. Faktor Agama Dalam ideologi Pancasila dinyatakan : Ketuhanan Yang Maha Esa, ini menunjukkan bahwa agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi, dan budaya. Menurut William Liddle, Religion is believed to be an important sociological factor in voting behavior. Lijphart (1977) found that religion commit to user 23

43 played a more important role in shaping party vote choice in Belgium, Canada, South Africa and Switzerland than did language or class. In the United States, recent studies find an upsurge of religious traditionalism among voters (Layman 1997; Layman and Carmines 1997). In Indonesia, as elaborated below, religious orientation in particular the cleavage between pious and nominal Muslims has long been claimed to be the main determinant of party choice. Moreover, as a new democracy Indonesia might be particularly susceptible to religious voting because weaker, uninstitutionalized political parties are less able to play a mediating role between voters most basic loyalties and the national political process. (Liddle, 19 Juli 2010). Agama merupakan salah satu faktor penting yang menentukan motivasi seseorang untuk menentukan pilihannya. Faktor sentimen agama masih sering muncul pada masyarakat pemilih di Indonesia. e. Faktor Pengalaman Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu melalui proses belajar formal dan dapat bertambah melalui rangkaian peristiwa yang dihadapi. Pengalaman mengikuti Pemilukada dapat menjadikan seseorang lebih siap dan hati-hati dalam memilih kandidat. 4. Partai Politik Dalam Pemilukada a. Pengertian Partai Politik Partai politik menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik adalah: Organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan umum. Menurut pendapat Sigmund Neumann (Budiardjo, 2000:162) bahwa: partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk commit to user 24

44 menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda. Pendapat Sigmund Neuman tersebut, menekankan bahwa partai politik merupakan tempat berkumpulnya aktivis politik dan terdapat persaingan antargolongan yang memiliki pandangan yang berbeda untuk menguasai pemerintahan. Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan partai politik adalah organisasi warga negara yang memiliki tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap pemerintahan melalui proses pemilihan umum untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati oleh seluruh anggota partai. b. Fungsi Partai Politik Fungsi partai politik menurut UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik adalah sebagai sarana: 1) Pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar menjadi Warga Negara Republik Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2) Penciptaan iklim yang kondusif dan program yang konkret serta sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk menyejahterakan masyarakat. 3) Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitusional dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara. 4) Partisipasi politik warga negara. 5) Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan gender. commit to user 25

45 Dengan lahirnya UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, partai politik diharapkan memberikan pendidikan politik kepada setiap warga negara untuk menumbuhkan kesadaran akan hak dan kewajibannya. Selain itu, partai politik menjadi bagian dalam upaya pemersatu bangsa untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dan penyerap, penyalur aspirasi rakyat. Jika ketiga fungsi partai politik tersebut terpenuhi maka diharapkan partai politik dapat meningkatkan partisipasi politik warga negara sehingga proses rekruitmen politik untuk mengisi jabatan politik menjadi tahap akhir dari proses fungsi partai politik. Menurut Budiardjo (2002: ), dalam negara demokratis partai politik menyelenggarakan beberapa fungsi yaitu : 1) Partai sebagai sarana komunikasi politik 2) Partai sebagai sarana sosialisasi politik 3) Partai sebagai sarana rekruitmen politik 4) Partai sebagai sarana pengatur konflik Dari beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat disarikan bahwa fungsi partai politik dalam kehidupan demokrasi Indonesia adalah sebagai wadah aspirasi rakyat sebagai wujud hak politik dalam membangun negara yang lebih demokratis dan sejahtera melalui proses pendidikan politik, partisipasi politik, dan rekruitmen politik untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. c. Peran Partai Politik Dalam Pemilukada Dalam sistem demokrasi partai politik (Parpol) mempunyai beberapa fungsi yang penting dan utama, anatara lain fungsi rekrutmen, pendidikan dan pelatihan bagi orang-orang yang layak untuk menduduki posisi-posisi di legislatif maupun eksekutif (seleksi kandidat) atau sebagai pengurus partai, pengumpulan dan artikulasi kepentingan kelompok-kelompok tertentu, dan integrasi kepentingan-kepentingan tersebut ke dalam satu program politik. commit to user 26

46 Dalam lingkup daerah parpol pada dasarnya juga berfungsi sebagai jembatan antara masyarakat dan sistem politik yang memberikan kesempatan kepada warga untuk berpartisipasi secara aktif dalam dunia politik. Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di pihak lain. Partai politik umumnya dianggap sebagai manifestasi dari suatu sistem politik yang sudah modern atau yang sedang dalam proses modernisasi diri. Maka dari itu, dewasa ini di negaranegara baru pun partai sudah menjadi lembaga politik yang biasa dijumpai (Budiardjo, 2002:159). Dalam perspektif komunikasi, Pemilukada langsung diharapkan akan lebih menjamin kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut terlihat dari unsur-unsur di dalamnya yang abstrak sebab berkaitan dengan persoalan psikologis, hingga terminologi Pemilukada langsung yang akan menjamin kesejahteraan rakyat yang merupakan tema umum dan masih diperdebatkan hingga kini. Di sisi lain, pasangan calon yang akan maju dalam Pemilukada harus didukung oleh parpol atau koalisi parpol. Menurut Undang-undang No. 32 tahun 2004 pasal 59 ayat (1), dinyatakan bahwa pasangan calon yang diusulkan secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai-partai politik. Sedangkan partai politik atau gabungan partai politik yang dapat mendaftarkan sebagai pasangan calon adalah partai politik atau gabungan partai politik yang telah memenuhi persyaratan perolehan sekuarang-kurangnya 15% dari jumlah kursi DPRD atau 15% dari akumulai perolehan suara sah dalam pemilihan anggota DPRD yang bersangkutan (Pasal 59 ayat (2)UU No. 32 Th.2004 ). Mekanisme hubungan antara parpol dengan pemilih atau konstituen sangatlah sederhana, yaitu parpol membutuhkan suara pemilih dalam pemilihan (baik Pemilukada atau pemilu legislatif dan presiden). Suara pemilih atau commit to user 27

47 konstituen tidak saja dibutuhkan oleh parpol pada saat pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat/Daerah (DPR/D), presiden dan wakil presiden, tetapi juga dalam pemilihan kepala daerah. Walaupun terkadang dalam mekanisme Pilkada terjadi koalisi atau gabungan antar parpol, hubungan dengan konstituen per parpol haruslah tetap dijaga, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh setiap parpol. (Utomo, partaipolitik.html,19 Juli 2010). Pemilukada Kota Surakarta tidak dapat lepas dari peran partai politik. Pasangan kandidat yang maju diajukan dan didukung oleh beberapa partai yang tergabung menjadi koalisi partai. Koalisi partai dalam Pemilukada Kota Surakarta yaitu PDI-P, PAN, PKS, Partai Gerindra dan PDS mencalonkan pasangan Joko Widodo-FX.Hadi Rudyatmo sedangkan Partai Demokrat, Partai Golkar dan Partai Hanura mengusung pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie. Peran koalisi partai ini dapat mempengaruhi perolehan suara pasangan kandidat. 5. Alasan Pemilih Terhadap Kandidat Dalam Pemilukada Dalam penelitian yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait dengan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2007 lalu, salah satu informasi penting dalam Pilkada DKI Jakarta adalah alasan pemilih dalam memilih kandidat. Sebagian besar (28.5%) pemilih memilih kandidat berdasar pertimbangan kemampuan kandidat. Sebanyak 19.5% pemilih memilih kandidat berdasar kepribadian kandidat yang dinilai baik. Pemilih yang memilih kandidat berdasar kemampuan, lebih memilih Fauzi-Priyanto. Kemungkinan latar belakang Fauzi Bowo sebagai birokrat dan orang yang berpengalaman di dalam pemerintahan, membuat pemilih meyakini Fauzi Bowo lebih mempunyai kemampuan. Sementara pemilih yang memilih kandidat dengan pertimbangan kepribadian kandidat, commit to user 28

48 terbagi secara merata antara yang memilih Fauzi Bowo-Priyanto dan Adang Darajatun-Dani Anwar. (Eriyantodkk, stus_2007%29.pdf, 19 Juli 2010). Dalam penelitian tersebut beberapa parameter yang digunakan sebagai penilaian atau alasan memilih kandidat yaitu : a. Kemampuan kandidat b. Kepribadian kandidat c. Program/isu yang ditawarkan kandidat d. Didukung oleh partai pilihan e. Kesamaan latar belakang (suku, agama, dsb) Penelitian ini akan menggunakan parameter seperti parameter tersebut di atas untuk mengkategorikan jenis pemilih pada Pemilukada Kota Surakarta Tahun Analisis Keruangan Dalam Pemilukada Geografi melihat segala sesuatu dalam kaitannya dengan ruang. Tekanan utama geografi bukanlah pada substansi melainkan pada sudut pandang spasial. Produk akhir geografi adalah wilayah-wilayah (regions) sebagai perwujudan dari persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada di muka bumi. Dari pengwilayahan itulah kemudian dihasilkan dalil-dalil umum dalam bentuk modelmodel spasial, yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi atau rekomendasi (Hadi, 12 Maret 2011) Dalam geografi terpadu (integrated geography) untuk mendekati atau menghampiri masalah dalam geografi digunakan bermacam-macam pendekatan yaitu pendekatan analisis keruangan, analisis ekologi dan analisis kompleks wilayah. Analisis keruangan (spatial analysis) mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat penting. Dalam analisa keruangan yang harus diperhatikan adalah pertama, penyebaran penggunaan ruang yang telah commit to user 29

49 ada dan kedua, penyediaan ruang yang akan digunakan untuk pelbagai kegunaan yang dirancangkan (Bintarto, 1983:12). Bidang geografi politik adalah satu bidang yang penting untuk melihat fenomena ruang dan corak pemilihan umum di suatu kawasan. Pemilu dan tingkah laku pemilih dapat dilihat dari sudut pandang keruangan dalam kajian geografi politik. Dalam bidang ini, orientasi empirik suatu keadaan itu dikaji secara sistematis untuk mendapatkan suatu gambaran, menerangkan dan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan ruang. Para ahli geografi politik mencoba mendapatkan penemuan dan menguraikannya secara statistik, probabilitas, fungsional dan hubungan yang menjadi sebab dalam suatu peristiwa berdasarkan ciri lokasi dan ruang ( Fauzi, Diakses tanggal 12 Maret 2011). Pemilukada dapat dikaji dalam geografi politik dengan menggunakan analisis keruangan (spatial analysis). Analisis keruangan akan mengkaji tentang sebaran secara ruang baik sebaran perolehan suara masing-masing kandidat, karakteristik pemilih serta alasan memilih. Dari sebaran tersebut dapat dianalisis persamaan-persamaan maupun perbedaan-perbedaan antar ruang dengan menggunakan unit analisis PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan). Selain itu, dari sudut pandang keruangan akan dapat diketahui apa, dimana dan mengapa fenomena dalam Pemilukada tersebut terjadi. 7. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Pemilukada SIG merupakan sistem komputer yang sangat powerful baik dalam menangani masalah basisdata spasial (peta digital) maupun basisdata non-spasial (atribut). Sistem ini merelasikan lokasi geografi (data spasial) dengan informasiinformasi deskripsinya (non-spasial) sehinga para penggunanya dapat membuat peta (analog dan digital) dan menganalisis informasinya dengan berbagai cara (Prahasta, 2001:77). commit to user 30

50 SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang-bidang spasial dan geo-informasi. Karena demikian besar manfaatnya, SIG sangat dikenal orang hingga penggunaanya makin luas dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, pada saat ini hampir semua disiplin ilmu (terutama yang berkaitan dengan informasi spasial) juga mengenal dan menggunakan SIG sebagai alat analisis dan representasi yang menarik. Fauzi (2006) menjelaskan bahwa, The application of Geographic Information System and election is a study that stresses geographic aspects which gives support to election boundaries, election information management system along with column analysis in election boundaries. Geographic Information System (GIS) is one of the information technologies that have recently grown rapidly worldwide. This system can prepare a framework to integrate a volume of total space data from many varieties of source and time period. Aside from that, the system can help management activities and information programs as a support tool for decision making. Thus, Geographic Information System is applied in various fields, including political geography and elections. With GIS, we can assess the national election pattern more effectively and comprehensively. Demikian pula dalam bidang politik, SIG telah dimanfaatkan oleh beberapa instansi seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memetakan hasil Pemilu. KPU telah mengembangkan WebGIS dengan alamat Penggunaan SIG ini semakin membuktikan bahwa SIG memiliki banyak manfaat untuk menghasilkan gambaran suatu fenomena keruangan di suatu wilayah. Penggambaran fenomena di suatu wilayah tersebut dengan mengkombinasikan data spasial dan data atribut. Dalam penelitian ini menggunakan data spasial berupa peta administrasi Kota Surakarta sebagai base map. Sedangkan data atribut diperoleh dari data tabulasi hasil Pemilukada Kota Surakarta tahun 2010 dan data survei lapangan berupa data hasil wawancara dengan angket. commit to user 31

51 B. Penelitian Yang Relevan Untuk lebih memperkuat kajian teori, maka akan dikemukakan beberapa penelitian yang telah dilakukan terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut disajikan ke dalam Tabel 2.1. sebagai berikut : commit to user 32

52 commit to user 33

53 commit to user 34

54 C. Kerangka Pemikiran Hasil Pemilukada Kota Surakarta tahun 2010 sangat menarik untuk dikaji tentang preferensi pemilihnya. Hasil menunjukkan bahwa pasangan Joko Widodo- FX. Hadi Rudyatmo meraih kemenangan dengan perolehan suara mencapai 90,09 % mengalahkan pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie yang hanya meraih 9,91% suara. Jika dibandingkan dengan perolehan suara koalisi partai pendukungnya masing-masing memiliki kecenderungan yang berbeda. Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo didukung oleh koalisi PDIP, PKS, PAN, Partai GERINDRA, dan PDS. Koalisi ini pada Pemilu Legislatif Tingkat Kota Surakarta 2009 meraih 59,72% suara. Hal ini menunjukkan bahwa koalisi partai tersebut berhasil menggerakkan fungsi mesin politiknya untuk mengelola konstituen mereka agar tetap memilih pasangan yang didukung. Berbeda dengan koalisi partai pendukung pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie yang terdiri dari Partai GOLKAR, Partai DEMOKRAT dan Partai HANURA. Koalisi ini pada Pemilu Legislatif Tingkat Kota Surakarta 2009 meraih 27,70% suara. Jika dibandingkan dengan perolehan suara pasangan yang didukung menunjukkan bahwa koalisi ini gagal memaksimalkan peran mesin politik partai dalam perolehan suara Pemilukada. Karakteristik pemilih pada Pemilukada Kota Surakarta meliputi faktor demografi, ekonomi, pendidikan, agama, pengalaman dan pilihan partai politik. Dari faktor-faktor tersebut akan ditabelsilangkan dengan pilihan pasangan kandidat. Dari hasil crosstabs tersebut akan diketahui pola preferensi pemilih menurut karakteristiknya masing-masing. Alasan pemilih memilih pasangan kandidat meliputi kemampuan kandidat, kepribadian kandidat, program/isu yang ditawarkan, didukung oleh partai pilihan dan kesamaan latar belakang. Dari alasan pemilih tersebut dapat dianalisis tentang jenis pemilih yaitu pemilih rasional dan pemilih tradisional. Pemilih rasional jika alasan memilihnya adalah kemampuan kandidat dan program/isu yang ditawarkan, commit to user 35

55 sedangkan pemilih tradisional jika alasan memilihnya adalah kepribadian kandidat,didukung oleh partai pilihan dan kesamaan latar belakang. Diagram alir penelitian dapat disajikan dalam Gambar 2.5 berikut. Perilaku Pemilih Pemilu Legislatif Kota Surakarta 2009 Pemilukada Kota Surakarta 2010 Survei Pemilih Sebaran Pemilih Koalisi Partai Pendukung Sebaran Pemilih Kandidat Pemilukada Kota Surakarta 2010 Karakteristik Pemilih Pemilukada Kota Surakarta 2010 Alasan Memilih Kandidat Pada Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010 Tabulasi dan display peta dengan SIG Preferensi Pemilih Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010 Gambar 2.5. Diagram Alir Penelitian commit to user 36

56 D. Batasan Operasional Batasan operasional dalam penelitian ini meliputi : 1. Preferensi Preferensi berasal dari bahasa Inggris preference yang artinya kecenderungan atau dukungan. Preferensi adalah sebuah konsep yang digunakan pada ilmu sosial. Ini mengasumsikan pilihan realitas atau imajiner antara alternatifalternatif dan kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut, berdasarkan kesenangan, kepuasan, gratifikasi, pemenuhan, kegunaan yang ada. (wikipedia.com) 2. Pemilih Pemilih diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya kepada kontestan yang bersangkutan. (Firmanzah, 2009:102) 3. Konstituen Konstituen adalah kelompok masyarakat yang merasa diwakili oleh suatu ideologi tertentu dan kemudian termanifestasikan dalam institusi politik seperti partai politik dan seorang pemimpin. (Firmanzah, 2009:103) 4. Partai Politik Partai politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan umum. (UU No. 2 Tahun 2008) 5. Koalisi Partai Koalisi Partai adalah gabungan dari partai-partai politik yang memiliki tujuan tertentu salah satunya untuk mendukung pasangan kandidat dalam Pemilukada. commit to user 37

57 6. Pemilukada Pemilukada adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung. 7. Sistem Informasi Geografis (SIG) SIG dijabarkan sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personel yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. (Budiyanto, 2002:2) commit to user 38

58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Surakarta yang terdiri dari lima kecamatan yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Jebres, Kecamatan Pasar Kliwon, dan Kecamatan Serengan. Kota Surakarta dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu kota besar di Indonesia dengan dinamika politik yang cukup tinggi serta memiliki akar historis geopolitik sejak perkembangan masa kerajaan di Indonesia. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang hasil Pemilukada Kota Surakarta dan survei pemilih Kota Surakarta yang dilaksanakan di tahun Hasil Pemilu Legislatif Kota Surakarta yang dilaksanakan di tahun 2009 juga dijadikan referensi dalam penelitian ini. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif spasial yang didukung data survei lapangan. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang memberikan interpretasi atau analisis (Tika, 2005: 4). Penelitian deskriptif memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang gejala-gejala sosial tertentu atau aspek kehidupan tertentu pada masyarakat yang diteliti. Pendekatan tersebut dapat mengungkapkan secara hidup kaitan antara berbagai gejala sosial, dimana hal tersebut tidak dapat dicapai oleh penelitian yang bersifat menerangkan (Singarimbun, 1995:87). commit to user 39

59 Geografi melihat gejala dalam ruang dengan memperhatikan tiap aspek dalam ruang tersebut. Pendekatan keruangan merupakan metode analisis yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang (space) yang berfungsi mengakomodasikan kegiatan manusia. Geografi sebagai ilmu yang mempelajari geospheric phenomena menyoroti obyek dalam ruang dalam 7 tema analisis spasial yaitu: spatial pattern analysis (analisis sebaran elemen pembentuk ruang), spatial structure analysis (analisis perubahan elemen-elemen pembentuk ruang), spatial process analysis (analisis proses keruangan), spatial interaction analysis (analisis interaksi antar ruang), spatial organisation analysis (analisis keterkaitan antar kenampakan yang satu dengan yang lain), spatial assocation (analisis asosiasi keruangan antar berbagai kenampakan), spatial tendency analysis (analisis dalam upaya mengetahui kecenderungan perubahan suatu gejala). (Hadi, 12 Maret 2011) Hadi (2010) mengemukakan tekanan utama geografi bukanlah pada substansi melainkan pada sudut pandang spasial. Produk akhir geografi adalah wilayah-wilayah (regions) sebagai wujud dari persamaan dan perbedaan yang ada di permukaan bumi. Dari pengwilayahan itulah kemudian dihasilkan dalil-dalil umum dalam bentuk model-model spasial, yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi atau rekomendasi. Dalam geografi politik pemilu dan tingkah laku pemilih dapat dilihat dari sudut pandang keruangan. Dalam bidang ini, orientasi empirik suatu keadaan itu dikaji secara sistematis untuk mendapatkan suatu gambaran, menerangkan dan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan ruang. Para ahli geografi politik mencoba mendapatkan penemuan dan menguraikannya secara statistik, probabilitas, fungsional dan hubungan yang menjadi sebab dalam suatu peristiwa berdasarkan ciri lokasi dan ruang ( Fauzi, Diakses tanggal 12 Maret 2011). commit to user 40

60 C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden, baik berupa angket atau wawancara tatap muka peneliti dengan responden. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait dan data pendukung lainnya. commit to user 41

61 Tabel 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian No Jenis Data Sumber 1 Data Primer : a. Data karakteristik pemilih 1) Faktor demografi (jenis kelamin, status marital dan umur) Angket dan wawancara dengan masyarakat pemilih (responden) 2) Faktor ekonomi (pekerjaan dan penghasilan) 3) Faktor pendidikan 4) Faktor agama 5) Faktor pengalaman 6) Faktor pilihan partai b. Data alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Kota Surakarta 2 Data Sekunder : 1) Kemampuan Kandidat 2) Kepribadian kandidat 3) Program/isu yang ditawarkan 4) Didukung oleh partai pilihan 5) Kesamaan latar belakang a. Surakarta Dalam Angka Tahun 2008 b. Perolehan suara partai-partai pendukung masing-masing kandidat c. Perolehan suara pasangan kandidat pada Pemilukada Kota Surakarta d. Peta RBI Lembar Surakarta e. Data pendukung lainnya a. BPS Kota Surakarta b. KPU Kota Surakarta c. KPU Kota Surakarta d. BAKOSURTANAL e. Sumber pustaka dan internet commit to user 42

62 D. Populasi dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dapat didefinisikan sebagai subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipejari dan kemudian ditarik kesimpulan (Susanto dalam Prasetyo, 2009:60). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk Kota Surakarta yang memiliki hak pilih dalam Pemilukada, yaitu yang memenuhi syarat minimal berumur 17 tahun atau sudah menikah. Populasi ini tercatat sejumlah pemilih (KPU Kota Surakarta,2010). 2. Teknik Sampling Sampel diartikan sebagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi tersebut, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Susanto dalam Prasetyo, 2009:60). Penelitian ini menggunakan teknik multistage random sampling. Teknik ini memerlukan minimal dua tahapan penarikan sampel. Tahapan yang digunakan yaitu dengan teknik proporsional random sampling (sampel acak berimbang), purposive sampling dan simple random sampling (sampel acak sederhana). Penelitian ini mengambil sampel secara acak (random sampling) di 5 kecamatan dan seluruh kelurahan di Kota Surakarta. Jumlah sampel terkecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah 30 (Tika, 1997:33). Maka dari itu jumlah keseluruhan sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 150 sampel. Tahapan pertama pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu perhitungan pengambilan sampel tingkat kecamatan dengan menggunakan teknik proporsional random sampling dengan rumus sebagai berikut : commit to user 43

63 Jumlah sampel tiap kecamatan = Jumlah Pemilih Kecamatan x Total Sampel Total Pemilih Berdasarkan data jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih dalam sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di KPU Kota Surakarta dalam Pemilukada Kota Surakarta tahun 2010 (KPU Kota Surakarta, 2010) maka perhitungan jumlah sampel yang diambil di masing-masing kecamatan yaitu : Jumlah sampel Kecamatan Laweyan = x 150 sampel = 25,30679 Dibulatkan menjadi 25 sampel Jumlah sampel Kecamatan Serengan = x 150 sampel = 14,37974 Dibulatkan menjadi 14 sampel Jumlah sampel Kecamatan Pasar Kliwon = x 150 sampel = 23,09973 Dibulatkan menjadi 23 sampel Jumlah sampel Kecamatan Banjarsari = x 150 sampel = 47,55014 Dibulatkan menjadi 48 sampel Jumlah sampel Kecamatan Jebres = x 150 sampel = 39,6636 Dibulatkan menjadi 40 sampel commit to user 44

64 Dari perhitungan jumlah sampel tersebut dapat menjadi pedoman dalam penyebaran angket dengan teknik wawancara di masing-masing kecamatan yaitu : Tabel 3.2. Jumlah Sampel Tingkat Kecamatan No Kecamatan Sampel 1 Laweyan 25 2 Serengan 14 3 Pasar Kliwon 23 4 Banjarsari 48 5 Jebres 40 Jumlah Sampel 150 Tahapan kedua pengambilan sampel yaitu perhitungan sampel tingkat kelurahan dengan teknik purposive sampling dan simple random sampling. Berikut ini Tabel 3.3. hasil perhitungan sampel di tingkat kelurahan. Tabel 3.3. Metode Penghitungan Sampel Penelitian Tingkat Kelurahan No Kecamatan Kelurahan Perhitungan Sampel Purposive Sisa sampel (random) Total Sampel Laweyan 1 Bumi Karangasem Jajar Kerten Laweyan Pajang Panularan Penumping Purwosari Sondakan Sriwedari 2 2 Jumlah Serengan 1 Danukusuman Jayengan Joyontakan Kemlayan Kratonan Serengan Tipes 2 2 Jumlah commit to user 45

65 Pasar Kliwon 1 Baluwarti Joyosuran Gajahan Kampung Baru Kedunglumbu Kauman Ps. Kliwon Sangkrah Semanggi Jumlah Banjarsari 1 Banyuanyar Gilingan Kadipiro Keprabon Kestalan Ketelan Manahan Mangkubumen Nusukan Setabelan Punggawan Sumber Timuran Jumlah Jebres 1 Gandekan Jagalan Jebres Kepatihan Kulon Kepatihan Wetan Mojosongo Pucangsawit Purwodiningratan Sudiroprajan Sewu Tegal Harjo Tahapan ketiga pengambilan sampel yaitu penentuan nama-nama sampel yang akan dijadikan responden penelitian dengan teknik simple random sampling. Berdasarkan jumlah sampel tingkat kelurahan selanjutnya diambil nama-nama sampel secara random. Berikut ini Gambar 3.1. bagan tahapan pengambilan sampel dalam penelitian ini : commit to user 46

66 Surakarta Sample tingkat kecamatan (proporsional random sampling) Kecamatan Kecamatan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Sample tingkat kelurahan (purposive sampling dan simple random sampling) s- Responden Responden Responden Responden Penentuan nama-nama sampel responden (Simple random sampling) Gambar 3.1. Bagan Tahapan Pengambilan Sampel E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Metode dokumentasi dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data dari instansi-instansi terkait yaitu KPU Kota Surakarta berupa data DPT (Daftar Pemilih Tetap) dan data hasil Pemilu Legislatif 2009 maupun Pemilukada Kota Surakarta 2010, sedangkan dari BPS Kota Surakarta berupa Monografi Kota Surakarta Tahun Angket Angket (kuesioner) adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden (Tika, 1997:82). Sedangkan menurut Subana yang dikutip Prasetyo (2009:65) angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dilengkapi oleh responden. Angket dapat memuat pertanyaan tentang commit to user 47

67 fakta dan pendapat atau sikap. Angket merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan tertulis tentang suatu masalah yang akan diteliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden atau subyek penelitian (Prasetyo, 2009:65). Dalam penelitian ini jenis angket yang digunakan adalah angket semi terbuka dimana pada pertanyaan semi terbuka, jawabannya sudah tersusun rapi tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban. Dari angket tersebut akan didapat data karakteristik maupun alasan pemilih. 3. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Tika, 1997:75). Dalam penelitian ini menggunakan wawancara berstruktur dengan adanya daftar pertanyaan yang telah disusun agar pengumpulan data lebih terarah kepada tujuan penelitian. F. Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan dengan jalan mengumpulkan dan menata, mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditarik kesimpulan (Prasetyo,2009:66). Data yang diperoleh baik data primer dan sekunder kemudian dianalisis. Data akan ditabulasi dalam bentuk tabel silang dan grafik serta penyajian (display) dalam bentuk peta berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Dalam penelitian ini, pengolahan data menggunakan prinsip statistik deskriptif. Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajian hasil ringkasan tersebut. Data statistik yang biasa diperoleh dari hasil sensus, survei atau pengamatan lainnya umumnya masih acak, mentah dan tidak terorganisir dengan baik (raw data). Data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau presentasi grafik sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan (Santoso,2003:150). commit to user 48

68 Dengan bantuan program SPSS, data dianalisis dalam bentuk : a. Tabel Frekuensi Tujuan tabel frekuensi adalah memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu data. Data yang digunakan bisa data kuantitatif atau kualitatif (Santoso, 2003:148). b. Tabel Silang (Crosstabs) Tabel silang (Crosstabs) adalah sebuah tabel silang yang terdiri atas satu baris atau lebih dan satu kolom atau lebih. Jadi crosstabs digunakan untuk menyajikan deskripsi data dalam bentuk tabel silang yang terdiri dari baris dan kolom (Santoso, 2003:151). Baris dan kolom akan menunjukkan ada tidaknya pola hubungan karakteristik pemilih dan pilihan partai politik dengan pilihan terhadap kandidat pada Pemilukada Kota Surakarta Tahun c. Grafik (Chart) Grafik merupakan gambaran hasil peringkasan data tabel dapat berupa grafik batang (bar chart) atau lingkaran (pie chart). Dalam penyajian peta berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan perangkat lunak Arc View 3.3. Arc View merupakan salah satu perangkat lunak SIG dan pemetaan yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). Arc View memiliki kemampuan melakukan visualisasi data, eksplorasi data, menjawab query (baik database spasial maupun nonspasial), menganalisis data secara geografis, dan sebagainya. (Riyanto dkk, 2009:73). Data keruangan berupa Peta Kota Surakarta dikombinasikan dengan data atribut berupa hasil Pemilukada dan hasil survei diolah menjadi peta tematik. Arc View 3.3 dapat mengolah dan mengklasifikasikan data dengan berbagai metode. Salah satu metode yang sering digunakan dalam analisis yaitu metode klasifikasi Natural Breaks. Dengan metode ini akan mengidentifikasi dengan cara mencari kelompokkelompok atau pola-pola yang terdapat di dalam data yang bersangkutan. Nilai-nilai commit to user 49

69 atribut unsur-unsur peta diurutkan mulai dari yang paling kecil hingga paling besar. Kemudian nilai-nilai atribut ini dibagi menjadi kelas-kelas baru (sebagai contoh adalah kelas low, medium, dan high yang batas-batasnya cukup lebar. (Prahasta, 2004:51). Analisis data dalam penelitian ini meliputi : 1. Sebaran Pemilih Dalam Pemilukada Kota Surakarta Data hasil Pemilukada Kota Surakarta baik pasangan kandidat Joko Widodo-FX.Hadi Rudyatmo maupun Eddy S. Wirabumi-Supradi Kertamenawie diolah dengan tabulasi. Hasil tabulasi tersebut menjadi data atribut yang dikombinasikan dengan data keruangan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan unit analisis tingkat PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) dibuat peta tematik. 2. Perbandingan Sebaran Pemilih Pasangan Kandidat dengan Sebaran Pemilih Partai-Partai Pendukung Data perolehan suara masing-masing kandidat dibandingkan dengan perolehan suara partai pendukung yang tergabung dalam koalisi partai kemudian diolah dengan tabulasi. Hasil tabulasi tersebut menjadi data atribut yang dikombinasikan dengan data keruangan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan unit analisis tingkat PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) dibuat peta tematik. 3. Karakteristik Pemilih Dalam Pemilukada Kota Surakarta Data karakteristik pemilih ditabulasikan dengan program pengolah data statistik SPSS. Data diolah dengan analisis tabulasi frekuensi dan tabulasi silang (crosstabs) faktor karakteristik terhadap pilihan kandidat pada Pemilukada. Kemudian hasil tabulasi tersebut menjadi data atribut wilayah yang dikombinasikan dengan data keruangan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan program Arc View 3.3 dibuat peta tematik. commit to user 50

70 Tabel 3.4. Faktor, Indikator dan Kriteria Karakteristik Pemilih Pada Pemilukada Kota Surakarta 2010 No Faktor Indikator Kriteria 1 Demografi a. Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan b. Status Marital 1. Belum menikah 2. Sudah menikah c. Umur tahun/dibawahnya tahun tahun tahun tahun/diatasnya 2 Pendidikan Pendidikan formal 1. Tamat SD/dibawahnya 3 Ekonomi a. Pekerjaan 1.PNS 2. Tamat SMP/sederajat 3. Tamat SMA/sederajat 4. Pernah kuliah/diatasnya 2. Pegawai swasta 3. Wiraswasta,pedagang,dll 4. Profesional guru,dosen,dokter,pengacara,dsb 5. Pensiunan 6. Pelajar/mahasiswa 7. Buruh 8. Petani 9. Nelayan 10. Ibu Rumah Tangga 11. Pekerja informal,sopir,ojek,becak 12. Pengangguran/belum bekerja 13. Lainnya b. Penghasilan per 1. <Rp bulan 4 Agama a. Agama yang dianut 1. Islam 2. Rp Rp >Rp Kristen 3. Katolik 4. Hindu 5. Budha 6. Lainnya 5 Pengalaman Mengikuti Pemilukada 1. 1 kali 2. 2 kali commit to user 51

71 6 Pilihan Partai Dalam Pemilu Legislatif 1. PDIP DPRD Surakarta DEMOKRAT 3. GOLKAR 4. PKS 5. PAN 6. HANURA 7. GERINDRA 8. PDS 9. Lainnya 7 Pilihan Cawali Pemilukada Joko Widodo-FX.Rudyatmo Cawawali Sumber : Diolah dari Prasetyo (2009:51) 4. Alasan Pemilih Dalam Pemilukada Kota Surakarta 2. Eddy S. Wirabumi-Supradi Kertamenawie Data alasan memilih terhadap kandidat ditabulasikan dengan program pengolah data statistik SPSS. Data diolah dengan analisis tabulasi frekuensi dan tabulasi silang (crosstabs) faktor alasan pemilih terhadap pilihan kandidat pada Pemilukada. Kemudian hasil tabulasi tersebut menjadi data atribut wilayah yang dikombinasikan dengan data keruangan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan program Arc View 3.3 dibuat peta tematik. Faktor dan indikator alasan pemilih terhadap kandidat pada Pemilukada Kota Surakarta dapat dilihat dalam Tabel 3.6. berikut ini. Tabel 3.5. Faktor Dan Indikator Alasan Memilih Kandidat Faktor Indikator/Pilihan Jawaban Alasan memilih kandidat Sumber : Diolah dari Eriyanto,dkk (2007) a. Kemampuan kandidat b. Kepribadian kandidat c. Program/isu yang ditawarkan kandidat d. Didukung oleh partai pilihan e. Kesamaan latar belakang (suku, agama, dsb) f. Lainnya commit to user 52

72 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Keadaan Geografis a. Letak Penelitian ini dilakukan di Kota Surakarta yang merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah dan DIY selain kota-kota lainnya seperti Kota Semarang maupun Kota Yogyakarta. Secara astronomis Kota Surakarta terletak antara 110º46 10 dan 110º51 25 Bujur Timur dan antara 7º32 13 dan 7º35 12 Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan kota strategis yang dikelilingi oleh kota-kota besar seperti Kota Semarang, Kota Yogyakarta dan Kota Surabaya. Dengan posisi yang strategis ini, Kota Surakarta menjadi pusat informasi dan aktivitas masyarakat di daerah sekitarnya. Dengan demikian terjadi dinamika yang yang sangat tinggi di segala bidang termasuk dalam bidang politik dan pemerintahan. Kota Surakarta menjadi salah satu kota barometer politik nasional termasuk penyelenggaraan Pemilukada tahun 2010 yang memiliki fenomena menarik untuk dikaji dan dianalisis. b. Batas Secara administratif, Kota Surakarta memiliki batas-batas sebagai berikut: Sebelah utara : Kabupaten Karanganyar dan Boyolali Sebelah selatan : Kabupaten Sukoharjo Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo Sebelah barat : Kabupaten Sukoharjo Administrasi Kota Surakarta divisualisasikan dalam Peta 1 berikut ini. commit to user 53

73 commit to user 54

74 c. Luas Luas daerah Kota Surakarta mencapai 44,06 km² yang tediri atas 5 PPK, yaitu : PPK Laweyan, PPK Serengan, PPK Pasar Kliwon, PPK Jebres dan PPK Banjarsari. PPK Banjarsari merupakan PPK terluas dengan luas mencapai 14,81 km² sedangkan PPK Serengan merupakan PPK terkecil dengan luas hanya 3,19 km². Kota Surakarta. Kota Surakarta terbagi dalam 51 kelurahan yang terdiri atas 592 RW dan RT. Secara rinci luas masing-masing PPK dan pembagian administrasi dapat disajikan dalam Tabel 4.1. berikut. Tabel 4.1. Luas Dan Banyaknya PPK, Kelurahan, RW dan RT Di Kota Surakarta Tahun 2009 No PPK Luas (Km²) Kelurahan RW RT 1 Laweyan 8, Serengan 3, Pasar Kliwon 4, Jebres 12, Banjarsari 14, Jumlah 44, Sumber : Diolah dari Kota Surakarta dalam Angka Tahun 2009 Dari data luas masing-masing PPK tersebut dapat dibuat pie graph prosentase luasnya yang disajikan pada Gambar 4.1. berikut. Gambar 4.1. Prosentase Luas PPK Kota Surakarta Tahun 2009 commit to user 55

75 d. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kota Surakarta sebagian besar didominasi untuk lahan perumahan/permukiman sebesar 62 %, jasa (10%), perusahaan (7%). Hal ini dimungkinkan karena Kota Surakarta merupakan kota yang cukup padat penduduknya dan aktivitas di sektor ekonomi jasa dan perusahaan sangat mendominasi. Lahan untuk pertanian sangat sedikit yaitu sawah sebesar 4 % dan tegalan hanya 2 %. Penggunaan lahan di Kota Surakarta dapat disajikan dalam Tabel 4.2. berikut ini. Tabel 4.2. Luas Penggunaan Lahan Kota Surakarta Tahun 2009 (Dalam Ha) Pasar No Penggunaan Lahan Laweyan Serengan Kliwon Jebres Banjarsari Total Luas 1 Perumahan/permukiman 563,83 210,43 308,94 673,37 980, ,48 2 Jasa 88,61 17,17 37,69 176,75 106,91 427,13 3 Perusahaan 42,2 30,16 39, ,39 287,48 4 Industri 39,4 6,11 9,77 25,38 20,76 101,42 5 Tanah kosong 7,28 2,52 16,38 16,19 11,01 53,38 6 Tegalan ,46 0,5 81,96 7 Sawah 40,9 0 3,36 21,33 80,58 146,17 8 Kuburan 6,05 1,38 1,67 38,98 24,78 72,86 9 Lapangan Olahraga 12,24 2,61 9,55 10,51 30,23 65,14 10 Taman Kota 0, ,6 8,85 31,6 11 Lain-lain 63,2 49,02 54,43 104,61 128,18 399,44 Jumlah 863,86 319,4 481, , ,1 4404,06 Sumber : Surakarta Dalam Angka Tahun 2009 Secara sederhana prosentase penggunaan lahan di Kota Surakarta dapat dilihat pada Gambar 4.2. berikut. commit to user 56

76 Gambar 4.2. Prosentase Luas Penggunaan Lahan Kota Surakarta Tahun Keadaan Penduduk a. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Pada tahun 2009 Kota Surakarta memiliki jumlah penduduk mencapai jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di PPK Banjarsari dengan jumlah penduduk mencapai jiwa tetapi memiliki kapadatan penduduk terendah yaitu sejumlah jiwa/km². Jumlah penduduk terendah terdapat di PPK Serengan dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa dan memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu mencapai jiwa/ km². PPK Banjarsari dan PPK Jebres menjadi PPK yang memiliki pengaruh cukup signifikan dalam perolehan jumlah suara karena memiliki jumlah penduduk yang sudah memiliki hak pilih dalam jumlah yang besar. Luas, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk tiap PPK di Kota Surakarta Tahun 2009 dapat disajikan dalam Tabel 4.3. berikut. commit to user 57

77 Tabel 4.3. Luas, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Di Kota Surakarta Tahun 2009 Jumlah Penduduk No PPK Luas (km²) (jiwa) Kepadatan (jiwa/km²) 1 Laweyan 8, Serengan 3, Pasar Kliwon 4, Jebres 12, Banjarsari 14, Jumlah 44, Sumber: Kota Surakarta dalam Angka Tahun 2009 Perbandingan kepadatan penduduk tiap PPK di Kota Surakarta tahun 2009 dapat divisualisasikan dalam Gambar 4.3. berikut: Gambar 4.3. Grafik Kepadatan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2009 b. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kota Surakarta memiliki jumlah penduduk mencapai jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki-laki sebanyak jiwa (49,36 %) sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak jiwa (50,64 %). Rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 97,48 yang artinya bahwa jika terdapat 100 penduduk perempuan maka terdapat 97 penduduk laki-laki. commit to user 58

78 Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Jumlah penduduk Laki-Laki Sex Ratio = x 100 Jumlah penduduk Perempuan = x = 97,48 Baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak yang sama untuk menentukan pilihannya masing-masing. Namun, secara psikologis terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam menentukan pilihannya pada Pemilukada Kota Surakarta. Tabel 4.4. dan Gambar 4.4. menunjukkan keadaan penduduk Kota Surakarta menurut jenis kelamin. Tabel 4.4. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009 No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Prosentase (%) 1 Laki-laki ,36 2 Perempuan ,64 Jumlah Sumber : Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2009 commit to user 59

79 Gambar 4.4. Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Di Kota Surakarta Tahun 2009 c. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur Penduduk menurut kelompok umur di Kota Surakarta didominasi oleh kelompok usia muda yaitu kelompok umur tahun ( jiwa), kelompok umur tahun ( jiwa) dan kelompok umur tahun ( jiwa). Umur dapat mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihannya termasuk pemilih pada Pemilukada Kota Surakarta tahun Tabel 4.5. dan Gambar 4.5. terkait keadaan penduduk Kota Surakarta dapat diamati sebagai berikut. commit to user 60

80 Tabel 4.5. Penduduk Kota Surakarta Menurut Kelompok Umur Tahun 2009 Umur (Tahun) Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah Total Jumlah Sumber: Surakarta dalam Angka Tahun 2009 Gambar 4.5. Grafik Penduduk Kota Surakarta Menurut Kelompok Umur Tahun 2009 commit to user 61

81 d. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Surakarta didominasi oleh penduduk yang berpendidikan menengah. Jumlah terbesar yaitu lulusan SMP dengan jumlah mencapai jiwa (21,14%) dan lulusan SMA sebanyak jiwa (21,15%). Faktor tingkat pendidikan ini berpengaruh terhadap pilihan pemilih Kota Surakarta. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka cenderung memiliki pemikiran kritis dan rasional terhadap pasangan kandidat yang akan dipilih. Penduduk Kota Surakarta menurut tingkat pendidikan direpresentasikan dalam Tabel 4.6. dan Gambar 4.6. sebagai berikut. No Tabel 4.6. Penduduk Kota Surakarta Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009 PPK Tingkat Pendidikan Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Tidak Sekolah , , , , , ,71 Belum Tamat SD , , , , , ,93 Tidak Tamat SD , , , , , ,19 4 Tamat SD , , , , , ,46 5 Tamat SMP , , , , , ,14 6 Tamat SMA , , , , , ,15 Tamat 7 Akademi/PT , , , , , ,43 Jumlah , , , , , ,00 Sumber: Surakarta dalam Angka Tahun 2009 commit to user 62

82 Gambar 4.6. Grafik Penduduk Kota Surakarta Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009 e. Keadaan Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Agama Islam merupakan agama yang paling banyak dianut oleh penduduk Kota Surakarta yaitu sebanyak jiwa (73,52%). Agamaagama lain merupakan agama minoritas dengan jumlah penganut yang sedikit. Faktor sentimen agama dapat mempengaruhi pilihan seseorang terhadap pasangan kandidat. Data selengkapnya terkait dengan keadaan penduduk menurut agama yang dianut di Kota Surakarta disajikan dalam Tabel 4.7. dan Gambar 4.7. berikut. No Tabel 4.7. Penduduk Menurut Agama Yang Dianut di Kota Surakarta Tahun 2009 Agama Islam Kristen Katolik Agama Kristen Protestan Hindu Budha Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Total 1 Laweyan , , , , , ,99 2 Serengan , , , , , ,19 Pasar 3 Kliwon , , , , , ,92 4 Jebres , , , , , ,57 5 Banjarsari , , , , , ,33 Jumlah , , , , , ,00 Sumber: Surakarta dalam Angka Tahun 2009 commit to user 63

83 Gambar 4.7.Grafik Penduduk Kota Surakarta Berdasarkan Agama Yang Dianut Tahun 2009 f. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk Kota Surakarta didominasi oleh orang-orang yang bekerja sebagai buruh industri ( jiwa) maupun buruh bangunan ( jiwa). Pekerjaan pemilih dapat mempengaruhi keputusan untuk memilih karena mencerminkan tingkat kemampuan, keterampilan dan pola pikir seseorang. Kota Surakarta terkenal dengan banyaknya wong cilik yang merupakan representasi dari penduduk yang memiliki mata pencaharian menengah ke bawah. Penduduk ini menjadi target para pasangan kandidat untuk memaksimalkan perolehan suara agar dapat memenangkan Pemilukada. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8. dan Gambar 4.8. berikut. commit to user 64

84 No Tabel 4.8. Penduduk Kota Surakarta Menurut Mata Pencaharian Tahun 2009 PPK Total Pekerjaan Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 Petani Sendiri 38 0, , , ,11 2 Buruh Tani 32 0, , ,10 3 Pengusaha 964 0, , , , , ,01 4 Buruh Industri , , , , , ,02 5 Buruh Bangunan , , , , , ,70 6 Pedagang , , , , , ,87 7 Angkutan , , , , , ,83 8 PNS/TNI/POLRI , , , , , ,42 9 Pensiunan , , , , , ,51 10 Lain-lain , , , , , ,43 Jumlah , , , , , ,00 Sumber: Surakarta dalam Angka Tahun 2009 Gambar 4.8. Grafik Penduduk Kota Surakarta Menurut Mata PencaharianTahun 2009 commit to user 65

85 B. Hasil dan Pembahasan 1. Sebaran Pemilih Dalam Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010 Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kota Surakarta tahun 2010 dilaksanakan pada tanggal 26 April 2010 untuk memilih pasangan walikota dan wakil walikota masa jabatan Pemilukada tersebut diikuti dua pasangan calon yaitu pasangan pertama Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo dan pasangan kedua Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie. Dari hasil rekapitulasi perhitungan suara oleh KPU Kota Surakarta diketahui bahwa pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo memperoleh 90,09 % suara sedangkan pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie memperoleh 9,91 % suara. Adapun hasil selengkapnya perolehan suara masing-masing kandidat tiap PPK disajikan pada Tabel 4.9. berikut ini. No 1 2 Kandidat Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010 PPK Laweyan Serengan Pasar Kliwon Banjarsari Jebres Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Joko Widodo- FX. Hadi Rudyatmo , , , , , ,09 Eddy S. Wirabhumi- Supradi Kertamenawie , , , , , ,91 Total Jumlah , , , , , ,00 Sumber: Diolah Dari Data Hasil Pemilukada Kota Surakarta 2010, KPU Kota Surakarta Masing-masing pasangan kandidat calon walikota dan wakil walikota Surakarta mempunyai suara pemilih yang tersebar di masing-masing PPK di Kota Surakarta. Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya masing-masing PPK turut mempengaruhi sumbangan jumlah perolehan suara. PPK Banjarsari memiliki total pemilih yang menggunakan hak pilihnya secara sah sejumlah pemilih dan PPK Jebres dengan jumlah pemilih Sedangkan di PPK lain memiliki jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya jauh lebih sedikit yaitu PPK commit to user 66

86 Laweyan pemilih, PPK Pasar Kliwon pemilih dan PPK Serengan sejumlah pemilih. Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo memperoleh kemenangan dengan suara mayoritas di setiap PPK di Kota Surakarta. Perolehan suara yang diraih pasangan ini sangat mutlak dibandingkan dengan pasangan lawan. Pasangan ini memperoleh 88,51% suara di PPK Laweyan, 89,80% suara (PPK Serengan), 87,41% suara (PPK Pasar Kliwon), 91,19% suara (PPK Banjarsari) dan 91,43% suara (PPK Jebres). Sedangkan pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie memperoleh 11,49% suara di PPK Laweyan, 10,20% suara (PPK Serengan), 12,59% suara (PPK Pasar Kliwon), 8,81% suara (PPK Banjarsari) dan 8,57% suara (PPK Jebres). Kemenangan pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo di setiap PPK di Kota Surakarta tidak lepas dari popularitas dan kinerja pasangan ini selama periode kepemimpinan sebelumnya. Pasangan ini merupakan pasangan incumbent yang kembali mencalonkan diri dengan formasi yang sama sebagai calon walikota dan wakil walikota Surakarta. Sebagai pasangan incumbent, mereka memiliki keuntungan yang lebih jika dibandingkan dengan pasangan yang bukan incumbent. Jabatan sebagai walikota dan wakil walikota periode yang lalu sangat mempengaruhi tingkat popularitas mereka di mata publik. Popularitas mereka semakin tinggi di mata publik seiring dengan kinerja kepemimpinan yang baik. Popularitas yang tinggi dan kinerja yang baik inilah yang menjadi kunci besarnya kemenangan pasangan ini di seluruh PPK di Kota Surakarta. Berbeda dengan pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie. Pasangan ini tidak begitu popular di mata publik Kota Surakarta. Pasangan ini dapat dikatakan bukan lawan sepadan bagi pasangan lawannya. Posisi Eddy S. Wirabhumi sebagai salah satu Ketua DPC Partai Demokrat di Kota Surakarta faktanya tidak mempengaruhi popularitas pasangan ini. Begitu pula sosok Supradi Kertamenawie sebagai seorang pejabat di lingkungan Pemkot Surakarta juga tidak commit to user 67

87 dapat menyokong popularitas pasangan ini di mata publik. Masalah kinerja juga tidak seperti pasangan lawan. Pasangan ini adalah wajah baru yang kepemimpinan mereka belum terbukti di mata publik, sehingga pemilih enggan memberikan suaranya kepada pasangan tersebut. Hasil perolehan suara Pemilukada Kota Surakarta baik dari pasangan Joko Widodo-FX.Hadi Rudyatmo maupun pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie dapat divisualisasikan melalui Peta 2. commit to user 68

88 commit to user 69

89 2. Perbandingan Sebaran Pemilih Kandidat Dengan Pemilih Partai Partai Pendukung a. Hasil Perolehan Suara Partai-Partai Pendukung Pada Pemilu Legislatif DPRD Tingkat II Kota Surakarta Tahun 2009 Pemilu Legislatif 2009 dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009 untuk memilih anggota legislatif yang akan menjadi wakil rakyat di DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Tingkat Kabupaten/Kota. Pemilu Legislatif 2009 sama halnya dengan Pemilu Legislatif 2004 yaitu pemilih dapat mengetahui nama-nama calon legislator yang akan dipilih karena nama-nama calon legislator dicetak dalam surat suara. Dalam Pemilu Legislatif 2009, Kota Surakarta dibagi menjadi 4 Daerah Pemilihan (DP) DPRD Tingkat Kota yaitu : 1) Daerah Pemilihan (DP) Surakarta I terdiri dari PPK Laweyan 2) Daerah Pemilihan (DP) Surakarta II terdiri dari PPK Serengan dan PPK Pasar Kliwon 3) Daerah Pemilihan (DP) Surakarta III terdiri dari PPK Banjarsari 4) Daerah Pemilihan (DP) Surakarta IV terdiri dari PPK Jebres Berikut ini perolehan suara partai yang memperoleh kursi di DPRD Kota Surakarta periode dan menjadi pendukung pasangan kandidat pada Pemilukada Kota Surakarta 2010 pada Tabel commit to user 70

90 Tabel Perolehan Suara Partai Pendukung Yang Mendapatkan Kursi DPRD Kota Surakarta Hasil Pemilu Legislatif 2009 No Partai Politik Laweyan Serengan Perolehan Suara Pasar Kliwon Banjarsari Jebres Jumlah % Suara 1 HANURA ,16 2 GERINDRA ,17 3 PKS ,32 4 PAN ,65 5 GOLKAR ,13 6 PDS ,58 7 PDIP ,02 8 DEMOKRAT ,41 Sumber : KPU Kota Surakarta (Diolah) b. Perbandingan Sebaran Pemilih Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo Dengan Pemilih Partai Koalisi Pendukung Dalam Pemilukada Kota Surakarta 2010, pasangan nomor urut satu adalah Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo. Pasangan kandidat ini didukung oleh lima partai yang mempunyai suara mayoritas dalam Pemilu Legislatif Kelima partai pendukung tersebut yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Perbandingan sebaran perolehan suara antara pasangan kandidat Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo dengan partai yang mendukungnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. commit to user 71

91 Tabel Perbandingan Perolehan Suara Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo Dengan Partai Pendukung Suara No PPK Kandidat % Suara 1 Laweyan ,51 Partai Pendukung Suara Partai Pendukung % Suara PDIP ,62 PKS ,08 PAN ,28 GERINDRA ,66 PDS ,35 2 Serengan ,80 Jumlah ,98 PDIP ,58 PKS ,78 PAN ,36 GERINDRA 581 2,35 PDS ,76 3 Pasar Kliwon ,41 Jumlah ,83 PDIP ,85 PKS ,16 PAN ,53 GERINDRA 841 2,16 PDS 967 2,48 4 Banjarsari ,19 Jumlah ,17 PDIP ,14 PKS ,49 PAN ,76 GERINDRA ,06 PDS ,84 Jumlah ,29 commit to user 72

92 5 Jebres ,43 PDIP ,84 PKS ,89 PAN ,11 GERINDRA ,04 PDS ,99 Sumber : KPU Kota Surakarta (Diolah) Jumlah ,88 Gambar 4.9. Grafik Perbandingan Suara Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo Dengan Partai Pendukung Dari data di atas dapat diketahui bahwa pasangan kandidat tersebut memperoleh suara melebihi dari perolehan suara partai-partai yang mendukungnya. Di PPK Laweyan, perolehan suara pasangan ini sejumlah pemilih (88,51%) sedangkan pada Pemilu 2009 jumlah suara partaipartai yang mendukungnya suara (57,98%). Di PPK Serengan, pasangan ini memperoleh suara (89,80%) sedangkan partai yang mendukungnya (60,83%). Di PPK Pasar Kliwon, pasangan ini memperoleh suara (87,41%), partai pendukungnya suara (59,17%). Di PPK Banjarsari, pasangan ini memperoleh suara (91,19%) sedangkan partai pendukung memperoleh suara (56,29%). Di PPK Jebres, pasangan ini memperoleh suara (91,43%) sedangkan partai pendukung memperoleh suara (64,88%). commit to user 73

93 Kelima koalisi partai ini mampu menggerakkan mesin politiknya untuk memaksimalkan perolehan suara pasangan kandidat yang didukung. Koalisi partai ini berhasil meyakinkan masing-masing konstituen maupun simpatisannya untuk memilih pasangan yang didukung. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa koalisi partai yang solid mampu memenangkan pasangan kandidat yang didukung. Koalisi pendukung pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo merupakan koalisi yang komplit jika dilihat dari kategori partai. Pasangan ini didukung oleh dua kekuatan besar yaitu partai nasionalis dan partai Islam. Partai nasionalis diwakili oleh PDI-P sebagai partai utama, PDS dan Partai Gerindra sedangkan partai Islam diwakili oleh PKS dan PAN. Kolaborasi dari dua kekuatan ini semakin memperkokoh pondasi koalisi dan implikasinya terhadap perolehan suara pasangan yang didukung memperoleh hasil yang sangat mutlak. Dari kelima PPK tersebut diketahui bahwa PPK Jebres dan Banjarsari merupakan PPK yang menyumbang suara paling banyak dengan rata-rata prosentase lebih dari 90%. Kedua PPK tersebut merupakan basis utama PDI-P dimana partai tersebut merupakan pendukung utama dari pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo. PDI-P merupakan partai yang menguasai perolehan suara di Pemilu Legislatif Kota Surakarta tahun 2009 lalu, sehingga tidak mengherankan apabila pasangan yang diusung partai moncong putih ini mampu mempengaruhi konstituen maupun simpatisannya untuk memenangkan calon yang diusungnya khususnya di PPK Jebres dan PPK Banjarsari. Perolehan suara pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo di PPK Laweyan dan PPK Serengan tidak sebesar di PPK Banjarsari dan PPK Jebres. Meskipun demikian, perolehan suara tersebut masih cukup besar. PDI-P beruntung menjalin koalisi dengan PKS, PAN, Partai Gerindra dan PDS. Basis PDI-P di kedua PPK tersebut tidak terlalu besar sehingga yang menjadi motor commit to user 74

94 penggerak perolehan suara adalah mitra koalisi PDI-P. Partai dengan background Islam seperti PKS dan PAN berperan cukup penting dalam perolehan suara di PPK Laweyan dan Pasar Kliwon. Selama ini partai-partai Islam memiliki suara signifikan atau memiliki basis utama di kedua PPK tersebut. Di PPK Serengan perolehan suara pasangan pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo juga tidak sebesar di dua PPK yang menjadi basis utama PDI- P. PPK ini dapat pula dikatakan bukan basis utama dari PDI-P sebagai partai utama pengusung pasangan tersebut. Namun, dengan adanya mitra koalisi tersebut perolehan suara pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo dapat dimaksimalkan dengan baik. Perbandingan perolehan suara pasangan Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo dengan partai pendukung dapat dilihat melalui Peta 3 berikut. commit to user 75

95 commit to user 76

96 c. Perbandingan Sebaran Pemilih Pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie Dengan Pemilih Partai Pendukung Pasangan ini didukung oleh koalisi 3 partai politik yang mendapat kursi hasil Pemilu Legislatif DPRD Kota Surakarta Ketiga partai pendukung tersebut yaitu Partai DEMOKRAT, Partai Golongan Karya (GOLKAR) dan Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA). Perbandingan perolehan suara pasangan ini dengan partai pendukung dapat dilihat pada Tabel dan Gambar bawah ini. Tabel Perbandingan Perolehan Suara Pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie Dengan Perolehan Suara Partai Pendukung Suara No PPK Kandidat % Suara 1 Laweyan ,49 Partai Pendukung Suara Partai Pendukung % Suara DEMOKRAT ,45 GOLKAR ,31 HANURA ,74 2 Serengan ,20 Jumlah ,51 DEMOKRAT ,33 GOLKAR ,24 HANURA 914 3,69 3 Pasar Kliwon ,59 Jumlah ,27 DEMOKRAT ,58 GOLKAR ,98 HANURA ,89 4 Banjarsari ,81 Jumlah ,45 DEMOKRAT ,18 GOLKAR ,67 HANURA ,74 Jumlah ,59 commit to user 77

97 5 Jebres ,57 DEMOKRAT ,80 GOLKAR ,25 HANURA ,88 Sumber : KPU Kota Surakarta (Diolah) Jumlah ,93 Gambar Grafik Perbandingan Perolehan Suara Pasangan Eddy S Wirabhumi- Supradi Kertamenawie Dengan Koalisi Partai Pendukung Dari data tersebut dapat diketahui bahwa di semua PPK,pasangan Eddy S. Wirabhumi memperoleh suara sangat sedikit dibandingkan dengan perolehan suara koalisi partai yang mendukungnya. Di PPK Laweyan, pasangan ini hanya memperoleh suara (11,49%) sedangkan partai pendukungnya memperoleh suara (31,51%) pada Pemilu Legislatif Di PPK Serengan, pasangan ini memperoleh suara (10,20%) sedangkan partai pendukung memperoleh suara (28,27%). Di PPK Pasar Kliwon, pasangan ini mengumpulkan suara (12,59%) dimana perolehan partai pendukungnya suara (27,45%). Di PPK Banjarsari, pasangan ini memperoleh suara (8,81%) sedangkan partai pendukung mendapatkan suara (29,59%). Di PPK Jebres, pasangan ini mendapatkan suara sejumlah pemilih (8,57 %) sedangkan suara partai pendukungnya sejumlah suara (22,93 %). Koalisi partai pendukung pasangan Eddy S Wirabhumi-Supradi Kertamenawie tidak mampu menggerakkan mesin politiknya untuk commit to user 78

98 memaksimalkan perolehan suara. Koalisi partai ini tidak mampu meyakinkan konstituen maupun simpatisan partainya masing-masing untuk mendukung pasangan kandidat yang didukung. Kegagalan ini menunjukkan bahwa koalisi ketiga partai tersebut kurang solid. Koalisi partai yang dibangun pasangan ini tidak seperti koalisi pasangan lawan. Keterwakilan unsur partai nasionalis dan partai Islam tidak lengkap. Koalisi ini hanya terdiri dari partai nasionalis yaitu Partai Demokrat, Partai Golkar dan Partai Hanura. Partai Islam tidak turutserta memperkuat koalisi ini. Hasilnya tentu saja berpengaruh terhadap perolehan suara pasangan nomor urut dua tersebut. PPK Banjarsari menyumbang suara paling banyak jika dibandingkan dengan PPK-PPK yang lain. Partai Demokrat sebagai partai utama yang mengusung pasangan ini sebenarnya memiliki basis utama di PPK Banjarsari. Namun, belum mampu menyokong perolehan suara meskipun adanya jalinan mitra koalisi dengan Partai Golkar dan Partai Hanura Partai Demokrat sebenarnya memiliki basis yang cukup kuat di PPK Laweyan dan Pasar Kliwon tetapi kurang berhasil dalam memaksimalkan perolehan suara pasangan yang diusung termasuk kedua mitra koalisinya yaitu Partai Golkar dan Partai Hanura. PPK Serengan juga tidak mampu dimanfaatkan oleh koalisi partai ini yang sebenarnya bukan basis utama PDI-P. Perbandingan perolehan suara pasangan Pasangan Eddy S Wirabhumi-Supradi Kertamenawie dengan partai pendukung dapat divisualisasikan melalui Peta 4 berikut. commit to user 79

99 commit to user 80

100 3. Karakteristik Pemilih Dalam Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010 a. Hasil Survei Pemilih Berdasarkan hasil survei terhadap responden pemilih diketahui bahwa mayoritas responden memilih pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo di seluruh PPK di Kota Surakarta. Pada dasarnya seluruh PPK di Kota Surakarta adalah basis dari pasangan tersebut karena seluruhnya diraih dengan suara yang mutlak. Pemilih terbanyak terdapat di PPK Banjarsari dengan jumlah pemilih mencapai 29 % responden, disusul PPK Jebres sebesar 24,7%, PPK Laweyan dan Pasar Kliwon dipilih dengan prosentase yang sama yaitu 14% responden serta PPK Serengan sebanyak 7% responden. Pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie dipilih sedikit responden di semua PPK di Kota Surakarta. Di PPK Banjarsari dipilih sebanyak 3,3%, PPK Laweyan (3%), PPK Jebres dan PPK Serengan masingmasing 2% sedangkan PPK Pasar Kliwon hanya 1,3%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut ini. Tabel Hasil Tabulasi Silang Responden Pemilih dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Tiap PPK PPK Pilihan Kandidat Eddy S. Joko Widodo- Wirabhumi- FX.Hadi R Supradi K Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % Laweyan 21 14,0 4 2, ,7 Serengan 11 7,3 3 2,0 14 9,3 Pasar Kliwon 21 14,0 2 1, ,3 Banjarsari 43 28,7 5 3, ,0 Jebres 37 24,7 3 2, ,7 Total , , ,0 Sumber : Tabulasi Data Primer dengan SPSS commit to user 81

101 Gambar Grafik Hasil Tabulasi Silang PPK dengan Pilihan Pasangan Kandidat Hasil survei responden tentang preferensi pemilih terhadap pasangan kandidat di masing-masing PPK memiliki kecenderungan yang sama dengan hasil Pemilukada Kota Surakarta Tahun Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo memenangi perolehan suara dengan perbandingan suara yang mutlak terhadap pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie di semua PPK di Kota Surakarta. Perbandingan perolehan suara masing-masing pasangan hasil survei di tiap PPK dapat dipresentasikan dalam Peta 5 berikut ini. commit to user 82

102 commit to user 83

103 b. Analisis Tabulasi Silang Karakteristik Pemilih Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Berdasarkan data hasil wawancara terhadap responden pemilih, karakteristik pemilih pasangan kandidat pada Pemilukada Kota Surakarta 2010 dikelompokkan berdasarkan faktor demografi, faktor pendidikan, faktor agama, faktor ekonomi dan faktor pengalaman. Analisis karakteristik pemilih ini menggunakan analisis tabulasi silang (crosstabs). Berdasarkan hasil tabulasi silang (crosstabs) di tiap PPK dapat dipresentasikan dalam peta tematik setiap faktor karakteristik yang dianalisis. Berikut hasil tabulasi silang karakteristik responden pemilih dengan pilihan pasangan kandidat di tiap PPK. 1) Faktor Demografi a) Jenis Kelamin Berdasarkan faktor jenis kelamin terhadap pilihan pasangan kandidat diketahui bahwa di masing-masing PPK tidak terdapat variasi. Jika dilihat dari proporsi jumlah responden terpilih perbandingan antara pemilih laki-laki dan perempuan cenderung tidak berimbang. Jumlah pemilih laki-laki lebih banyak dari pemilih perempuan. Namun, keikutsertaan perempuan dalam menyalurkan suaranya dalam Pemilukada memiliki prosentase yang cukup tinggi. Perbandingan pemilih laki-laki dengan pemilih perempuan rata-rata 60:40 di PPK Laweyan, Pasar Kliwon, Banjarsari dan Jebres. Berbeda di PPK Serengan, perbandingan pemilih laki-laki dan perempuan mencapai 70:30. Di semua PPK mayoritas pemilih laki-laki maupun perempuan memilih pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo. Pemilih pasangan ini didominasi oleh laki-laki di 4 PPK yaitu PPK Laweyan, Serengan, Banjarsari dan Jebres. Sedangkan di PPK Pasar Kliwon didominasi pemilih perempuan pada pasangan yang sama. commit to user 84

104 Pemilih pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie baik laki-laki maupun perempuan prosentasenya sangat sedikit dibandingkan pasangan pertama di semua PPK. Pemilih pasangan kedua ini didominasi oleh pemilih laki-laki di 4 PPK yaitu PPK Serengan, Pasar Kliwon, Banjarsari dan Jebres. Sedangkan di PPK Laweyan pemilih lakilaki maupun perempuan memiliki jumlah suara yang sama. Pemilih perempuan secara kuantitas memang tidak lebih banyak dari pemilih laki-laki, tetapi suara pemilih perempuan juga mempengaruhi perolehan suara pasangan kandidat. Terbukti pemilih pasangan Joko Widodo-FX.Hadi Rudyatmo di PPK Pasar Kliwon justru didominasi oleh pemilih perempuan (43,5%). Fenomena di PPK ini sangat menarik karena Pasar Kliwon merupakan representasi dari pemilih Islam. Perempuan dalam pandangan Islam zaman dulu identik berada dibelakang laki-laki atau bahkan di bawah laki-laki. Tetapi dalam Pemilukada Kota Surakarta, perempuan mendominasi perolehan suara bagi pasangan Joko Widodo-FX.Hadi Rudyatmo. Fenomena ini menegaskan bahwa peran perempuan khususnya perempuan Islam atau muslimah tidak lagi seperti pandangan zaman dulu. Sekarang perempuan memiliki hak yang sama dan kedudukannya sejajar dengan laki-laki. Adapun hasil tabulasi antara jenis kelamin dengan pasangan kandidat secara rinci terdapat pada Tabel dan Gambar berikut. commit to user 85

105 Tabel Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Masing-Masing PPK PPK Laweyan Serengan Pasar Kliwon Banjarsari Jebres Jenis Kelamin Joko Widodo- FX.Hadi R Pilihan Kandidat Eddy S. Wirabhumi- Supradi K Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % Laki-Laki 12 48,00% 2 8,00% 14 56,00% Perempuan 9 36,00% 2 8,00% 11 44,00% Total 21 84,00% 4 16,00% ,00% Laki-Laki 8 57,10% 2 14,30% 10 71,40% Perempuan 3 21,40% 1 7,10% 4 28,60% Total 11 78,60% 3 21,40% ,00% Laki-Laki 9 39,10% 3 13,00% 12 52,20% Perempuan 10 43,50% 1 4,30% 11 47,80% Total 19 82,60% 4 17,40% ,00% Laki-Laki 25 52,10% 3 6,30% 28 58,30% Perempuan 18 37,50% 2 4,20% 20 41,70% Total 43 89,60% 5 10,40% ,00% Laki-Laki 20 50,00% 2 5,00% 22 55,00% Perempuan 17 42,50% 1 2,50% 18 45,00% Total 37 92,50% 3 7,50% ,00% Sumber :Tabulasi Data Primer dengan SPSS Gambar Grafik Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Masing-Masing PPK Berikut display Peta 6 hasil tabulasi silang faktor jenis kelamin dengan pilihan pasangan kandidat di masing-masing PPK commit to user 86

106 commit to user 87

107 b) Status Marital Berdasarkan faktor status marital responden pemilih terhadap pilihan pasangan kandidat diketahui bahwa tidak terdapat variasi di tiaptiap PPK. Di semua PPK baik responden pemilih yang belum menikah maupun sudah menikah mayoritas memilih pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo. Pemilih pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie sangat sedikit yang memilih baik pemilih belum menikah maupun sudah menikah di semua PPK. Pemilih yang sudah menikah rata-rata lebih dari 75% di tiap PPK. Jumlah yang relatif besar ini dipengaruhi oleh kematangan pemikiran dan sikap yang berbeda jika dibandingkan dengan pemilih yang belum menikah. Pemilih yang sudah menikah cenderung berpikir secara komprehensif termasuk memikirkan nasib keluarganya sehingga pemilih tersebut akan memilih pasangan kandidat yang diyakini mampu mencipatkan kesejahteraan untuk masyarakat termasuk kesejahteraan keluarganya. Berbeda dengan pemilih yang belum menikah, pemilih ini cenderung belum matang dalam menyikapi pasangan kandidat yang ada. Pemilih ini belum memiliki tanggungan keluarga sehingga kurang memikirkan masalah kesejahteraan khususnya keluarga. Hasil tabulasi silang Tabel dan Gambar menunjukkan keterangan lengkap antara faktor status marital dengan pasangan kandidat. commit to user 88

108 Tabel Tabulasi Silang Status Marital dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing PPK PPK Laweyan Serengan Pasar Kliwon Banjarsari Jebres Pilihan Kandidat Eddy S. Status Marital Joko Widodo- Wirabhumi- Total FX.Hadi R Supradi K Jumlah % Jumlah % Jumlah % Blm Menikah 2 8,00% 1 4,00% 3 12,00% Sudah Menikah 19 76,00% 3 12,00% 22 88,00% Total 21 84,00% 4 16,00% ,00% Blm Menikah 3 21,40% 0 0,00% 3 21,40% Sudah Menikah 8 57,10% 3 21,40% 11 78,60% Total 11 78,60% 3 21,40% ,00% Blm Menikah 3 13,00% 0 0,00% 3 13,00% Sudah Menikah 16 69,60% 4 17,40% 20 87,00% Total 19 82,60% 4 17,40% ,00% Blm Menikah 6 12,50% 0 0,00% 6 12,50% Sudah Menikah 37 77,10% 5 10,40% 42 87,50% Total 43 89,60% 5 10,40% ,00% Blm Menikah 7 17,50% 1 2,50% 8 20,00% Sudah Menikah 30 75,00% % 32 80,00% Total 37 92,50% 3 7,50% ,00% Sumber : Tabulasi Data Primer dengan SPSS Gambar Grafik Tabulasi Silang Status Marital dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing PPK Hasil tabulasi silang faktor status marital dengan pilihan pasangan kandidat divisualisasikan menjadi Peta 7 berikut. commit to user 89

109 commit to user 90

110 c) Umur Hasil tabulasi silang faktor umur terhadap pilihan pasangan kandidat menunjukkan bahwa di masing-masing PPK tidak terdapat variasi. Mayoritas pemilih di semua kelompok umur memilih pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo. Pasangan Eddy S. Wirabhumi- Supradi Kertamenawie dipilih dengan suara minoritas di semua kelompok umur di seluruh PPK di Kota Surakarta. Pemilih dengan kriteria umur muda jumlahnya tidak terlalu signifikan dalam Pemilukada Kota Surakarta. Proporsi antara pemilih muda dengan rentang umur di bawah 19 tahun dan umur tahun lebih sedikit jika dibandingkan dengan pemilih umur dewasa (29-30 tahun) dan kelompuk umur tahun. Namun, pemilih muda jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan pemilih tua (lebih dari 50 tahun). Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo mayoritas dipilih oleh pemilih pada kelompok umur dewasa yaitu tahun di empat PPK. PPK tersebut yaitu PPK Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon dan Banjarsari dengan prosentase rata-rata hampir 30%. Sedangkan di PPK Jebres, pasangan ini dipilih oleh pemilih pada kelompok umur tua yaitu kelompok umur lebih dari 50 tahun dengan prosentase 32,5% pemilih. Pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie di semua kelompok umur perolehan suaranya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan pasangan lawan. Namun jika dilihat perbandingan antar pemilihnya sendiri, terdapat perbedaan. Di PPK Laweyan semua kelompok umur memiliki prosentase yang sama yaitu 4% kecuali kelompok umur tua (di atas 50 tahun. Kecamtan Serengan antara kelompok umur tahun dan umur tahun memiliki prosentase yang sama yaitu sebesar 7,1%. PPK Pasar Kliwon dan Jebres didominasi commit to user 91

111 oleh kelompok umur dewasa (30-39 tahun). Sedangkan di PPK Banjarsari, pemilih muda dengan rentang umur tahun mendominasi dengan prosentase 6,3%. Hasil selengkapnya dapat disajikan pada Tabel dan Gambar berikut ini. Tabel Tabulasi Silang Umur dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing- Masing PPK PPK Laweyan Serengan Pasar Kliwon Banjarsari Umur Joko Widodo- FX.Hadi R Pilihan Kandidat Eddy S. Wirabhumi-Supradi K Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % 19 tahun/di bawahnya 1 4,00% 1 4,00% 2 8,00% tahun 5 20,00% 1 4,00% 6 24,00% tahun 7 28,00% 1 4,00% 8 32,00% tahun 3 12,00% 1 4,00% 4 16,00% 50 tahun/diatasnya 5 20,00% 0 0,00% 5 20,00% Total 21 84,00% 4 16,00% ,00% 19 tahun/di bawahnya 2 14,30% 0 0,00% 2 14,30% tahun 1 7,10% 1 7,10% 2 14,30% tahun 4 28,60% 1 7,10% 5 35,70% tahun 3 21,40% 0 0,00% 3 21,40% 50 tahun/diatasnya 1 7,10% 1 7,10% 2 14,30% Total 11 78,60% 3 21,40% ,00% 19 tahun/di bawahnya 1 4,30% 0 0,00% 1 4,30% tahun 5 21,70% 1 4,30% 6 26,10% tahun 7 30,40% 2 8,70% 9 39,10% tahun 5 21,70% 0 0,00% 5 21,70% 50 tahun/diatasnya 1 4,30% 1 4,30% 2 8,70% Total 19 82,60% 4 17,40% ,00% 19 tahun/di bawahnya 3 6,30% 0 0,00% 3 6,30% tahun 12 25,00% 3 6,30% 15 31,30% tahun 14 29,20% 2 4,20% 16 33,30% tahun 11 22,90% 0 0,00% 11 22,90% 50 tahun/diatasnya 3 6,30% 0 0,00% 3 6,30% Total 43 89,60% 5 10,40% ,00% commit to user 92

112 Jebres 19 tahun/di bawahnya 1 2,50% 0 0,00% 1 2,50% tahun 6 15,00% 0 0,00% 6 15,00% tahun 6 15,00% 2 5,00% 8 20,00% tahun 11 27,50% 0 0,00% 11 27,50% 50 tahun/diatasnya 13 32,50% 1 2,50% 14 35,00% Total 37 92,50% 3 7,50% ,00% Sumber : Tabulasi Data Primer dengan SPSS Gambar Grafik Tabulasi Silang Umur dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing PPK Berikut Peta 8 display tabulasi silang faktor umur dengan pilihan pasangan kandidat di masing-masing PPK. commit to user 93

113 commit to user 94

114 2) Faktor Pendidikan Berdasarkan tabulasi silang faktor pendidikan tidak terdapat variasi di tiap PPK antara kedua pasangan. Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo tetap mendominasi di semua kelompok pendidikan di seluruh PPK. Di 4 PPK yaitu PPK Laweyan, Pasar Kliwon, Banjarsari dan Jebres pemilih pasangan ini mayoritas dari kelompok pendidikan tamat SMA/sederajat. Sedangkan di PPK Serengan pemilih pada kelompok pendidikan pernah kuliah/diatasnya lebih mendominasi. Ada hal yang menarik di mana pemilih tamat SMA/sederajat justru jumlahnya lebih banyak yang memilih pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie di PPK Serengan. Meskipun Eddy S. Wirabhumi seorang akademisi lulusan S3 tetapi tidak otomatis dipilih oleh pemilih yang memiliki pendidikan tinggi atau pernah kuliah. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan pemilih tidak selalu berbanding lurus dengan pendidikan pasangan kandidat yang dipilih. Tabel dan Gambar berikut menggambarkan hasil tabulasi silang faktor pendidikan dengan pilihan pasangan kandidat. Tabel Tabulasi Silang Pendidikan dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing PPK PPK Laweyan Pendidikan Joko Widodo- FX.Hadi R Pilihan Kandidat Eddy S. Wirabhumi- Supradi K Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % Tamat SD/dibawahnya 2 8,0% 0 0,0% 2 8,0% Tamat SMP 1 4,0% 1 4,0% 2 8,0% Tamat SMA 10 40,0% 3 12,0% 13 52,0% Pernah kuliah/diatasnya 8 32,0% 0 0,0% 8 32,0% Total 21 84,0% 4 16,0% ,0% commit to user 95

115 Serengan Pasar Kliwon Banjarsari Jebres Tamat SD/dibawahnya 2 14,3% 0 0,0% 2 14,3% Tamat SMP 2 14,3% 0 0,0% 2 14,3% Tamat SMA 1 7,1% 2 14,3% 3 21,4% Pernah kuliah/diatasnya 6 42,9% 1 7,1% 7 50,0% Total 11 78,6% 3 21,4% ,0% Tamat SD/dibawahnya 3 13,0% 0 0,0% 3 13,0% Tamat SMP 4 17,4% 1 4,3% 5 21,7% Tamat SMA 6 26,1% 3 13,0% 9 39,1% Pernah kuliah/diatasnya 6 26,1% 0 0,0% 6 26,1% Total 19 82,6% 4 17,4% ,0% Tamat SD/dibawahnya 5 10,4% 0 0,0% 5 10,4% Tamat SMP 10 20,8% 0 0,0% 10 20,8% Tamat SMA 18 37,5% 5 10,4% 23 47,9% Pernah kuliah/diatasnya 10 20,8% 0 0,0% 10 20,8% Total 43 89,6% 5 10,4% ,0% Tamat SD/dibawahnya 9 22,5% 1 2,5% 10 25,0% Tamat SMP 9 22,5% 1 2,5% 10 25,0% Tamat SMA 17 42,5% 1 2,5% 18 45,0% Pernah kuliah/diatasnya 2 5,0% 0 0,0% 2 5,0% Total 37 92,5% 3 7,5% ,0% Sumber :Tabulasi Data Primer dengan SPSS Gambar Grafik Tabulasi Silang Pendidikan Dengan Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing PPK Peta 9 memvisualisasikan tabulasi silang faktor pendidikan dengan pilihan pasangan kandidat di masing-masing PPK. commit to user 96

116 commit to user 97

117 3) Faktor Ekonomi a) Jenis Pekerjaan Dari hasil tabulasi silang faktor pekerjaan terhadap pilihan pasangan kandidat di masing-masing PPK diketahui bahwa pasangan Joko Widodo- FX. Hadi Rudyatmo tetap mendominasi pilihan responden dibandingkan pasangan Eddy S. Wirabhumi Supradi Kertamenawie. Pasangan pertama tersebut mayoritas dipilih oleh responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta (pedagang, pengusaha) di PPK Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon dan Banjarsari. Sedangkan di PPK Jebres, pasangan ini mayoritas dipilih oleh responden yang bekerja sebagai pegawai swasta. Jika dikaitkan dengan background Joko Widodo sebagai seorang pengusaha ternyata menunjukkan hubungan yang berbanding lurus. Prosentase pemilih dengan pekerjaan sebagai wiraswasta (pedagang atau pengusaha) cukup signifikan mempengaruhi perolehan suara. Meskipun di PPK Jebres pemilih dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta mendominasi tetapi prosentasenya hanya terpaut sedikit dengan pemilih yang bekerja sebagai wiraswasta. Sementara itu, pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie secara umum mendapatkan jumlah pemilih minoritas di seluruh PPK. Akan tetapi ada hal yang menarik dimana responden pemilih yang bekerja sebagai PNS di PPK Serengan dan pegawai swasta di PPK Pasar Kliwon cenderung memilih pasangan kedua ini. Banyaknya PNS yang memilih pasangan ini dipengaruhi oleh figur seorang Supradi Kertamenawie yang merupakan birokrat di jajaran pemerintahan Kota Surakarta. Pendamping Eddy S. Wirabhumi ini terakhir kali menjabat sebagai Asisten Sekda Kota Surakarta sebelum mencalonkan diri. Figur Eddy S. Wirabhumi sebagai seorang professional (dosen) kenyataannya tidak mampu menarik simpati dari pemilih yang bekerja commit to user 98

118 sebagai professional khususnya dosen. Kalangan professional justru lebih banyak memilih pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel dan Gambar berikut ini. Tabel Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Masing Masing PPK PPK Pekerjaan Joko Widodo- FX.Hadi R Pilihan Kandidat Eddy S. Wirabhumi- Supradi K Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % PNS 1 4,0% 0 0,0% 1 4,0% Peg. Swasta 3 12,0% 1 4,0% 4 16,0% Wiraswasta (pedagang,dll) 5 20,0% 1 4,0% 6 24,0% Profesional 2 8,0% 0 0,0% 2 8,0% Laweyan Pensiunan 3 12,0% 0 0,0% 3 12,0% Pelajar/mahasiswa 1 4,0% 0 0,0% 1 4,0% Buruh 1 4,0% 1 4,0% 2 8,0% Ibu rumah tangga 1 4,0% 1 4,0% 2 8,0% Pekerja informal 2 8,0% 0 0,0% 2 8,0% Pengangguran/blm bekerja 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Lainnya 2 8,0% 0 0,0% 2 8,0% Total 21 84,0% 4 16,0% ,0% commit to user 99

119 PNS 0 0,0% 1 7,1% 1 7,1% Peg. Swasta 2 14,3% 0 0,0% 2 14,3% Wiraswasta (pedagang,dll) 4 28,6% 2 14,3% 6 42,9% Profesional 1 7,1% 0 0,0% 1 7,1% Pensiunan 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Serengan Pelajar/mahasiswa 2 14,3% 0 0,0% 2 14,3% Buruh 2 14,3% 0 0,0% 2 14,3% Ibu rumah tangga 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Pekerja informal 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Pengangguran/blm bekerja 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Lainnya 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 11 78,6% 3 21,4% ,0% PNS 2 8,7% 1 4,3% 3 13,0% Peg. Swasta 1 4,3% 2 8,7% 3 13,0% Wiraswasta (pedagang,dll) 9 39,1% 0 0,0% 9 39,1% Profesional 2 8,7% 0 0,0% 2 8,7% Pensiunan 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Pasar Kliwon Pelajar/mahasiswa 1 4,3% 0 0,0% 1 4,3% Buruh 4 17,4% 0 0,0% 4 17,4% Ibu rumah tangga 0 0,0% 1 4,3% 1 4,3% Pekerja informal 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Pengangguran/blm bekerja 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Lainnya 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 19 82,6% 4 17,4% ,0% PNS 2 4,2% 0 0,0% 2 4,2% Peg. Swasta 8 16,7% 2 4,2% 10 20,8% Wiraswasta (pedagang,dll) 12 25,0% 2 4,2% 14 29,2% Profesional 3 6,3% 0 0,0% 3 6,3% Pensiunan 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Banjarsari Pelajar/mahasiswa 3 6,3% 0 0,0% 3 6,3% Buruh 8 16,7% 0 0,0% 8 16,7% Ibu rumah tangga 4 8,3% 0 0,0% 4 8,3% Pekerja informal 2 4,2% 0 0,0% 2 4,2% Pengangguran/blm bekerja 1 2,1% 1 2,1% 2 4,2% Lainnya 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 43 89,6% 5 10,4% ,0% commit to user 100

120 PNS 1 2,5% 0 0,0% 1 2,5% Peg. Swasta 10 25,0% 2 5,0% 12 30,0% Wiraswasta (pedagang,dll) 9 22,5% 1 2,5% 10 25,0% Profesional 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Pensiunan 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Jebres Pelajar/mahasiswa 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Buruh 5 12,5% 0 0,0% 5 12,5% Ibu rumah tangga 7 17,5% 0 0,0% 7 17,5% Pekerja informal 2 5,0% 0 0,0% 2 5,0% Pengangguran/blm bekerja 3 7,5% 0 0,0% 3 7,5% Lainnya 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 37 92,5% 3 7,5% ,0% Sumber : Tabulasi Data Primer dengan SPSS Gambar Grafik Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Masing-Masing PPK Hasil tabulasi silang faktor pekerjaan dengan pilihan pasangan kandidat dapat divisualisasikan melalui Peta 10 berikut. commit to user 101

121 commit to user 102

122 b) Penghasilan Berdasarkan hasil tabulasi silang faktor penghasilan terhadap pilihan pasangan kandidat di masing-masing PPK, semua kelompok penghasilan responden pemilih mayoritas memilih pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo. Umumnya didominasi pemilih dengan kelompok penghasilan >Rp (PPK Laweyan, PPK Pasar Kliwon dan PPK Banjarsari), PPK Jebres jumlah pemilih pasangan ini didominasi responden pemilih penghasilan menengah ke bawah yaitu < Rp dan Rp Rp Sedangkan di PPK Serengan jumlah responden pemilih dengan penghasilan Rp Rp dan >Rp sama. Figur pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo dikenal pandai merangkul semua golongan khususnya dari segi golongan ekonomi masyarakat. Baik dari golongan menengah ke bawah maupun menengah ke atas, semuanya menjadi lumbung suara bagi pasangan ini. Pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie, di PPK Laweyan dan Banjarsari mayoritas dipilih oleh pemilih dengan penghasilan Rp Rp PPK Serengan didominasi pemilih dengan penghasilan >Rp , di PPK Pasar Kliwon pemilih berpenghasilan rendah mendominasi sedangkan di PPK Jebres relatif merata di semua kategori penghasilan. Golongan ekonomi menengah ke atas menjadi penyumbang terbesar bagi pasangan ini. Sosok Eddy S. Wirabhumi sebagai abdi dalem Kraton Surakarta Hadiningrat turut mempengaruhi pemilih ini. Kerabat keraton yang merupakan golongan elit menjadi penyumbang suara bagi pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie. Tabel dan Gambar menggambarkan rincian hasil tabulasi silang. commit to user 103

123 Tabel Tabulasi Silang Penghasilan dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Masing-Masing PPK PPK Laweyan Serengan Pasar Kliwon Banjarsari Jebres Penghasilan Joko Widodo- FX.Hadi R Pilihan Kandidat Eddy S. Wirabhumi- Supradi K Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % <Rp ,0% 1 4,0% 4 16,0% Rp Rp ,0% 2 8,0% 8 32,0% >Rp ,0% 1 4,0% 13 52,0% Total 21 84,0% 4 16,0% ,0% <Rp ,4% 0 0,0% 3 21,4% Rp Rp ,6% 1 7,1% 5 35,7% >Rp ,6% 2 14,3% 6 42,9% Total 11 78,6% 3 21,4% ,0% <Rp ,7% 3 13,3% 8 34,8% Rp Rp ,7% 1 4,3% 6 26,1% >Rp ,1% 0 0,0% 9 39,1% Total 19 82,6% 4 17,4% ,0% <Rp ,1% 1 2,1% 14 29,2% Rp Rp ,2% 3 6,3% 17 35,4% >Rp ,3% 1 2,1% 17 35,4% Total 43 89,6% 5 10,4% ,0% <Rp ,5% 1 2,5% 14 35,0% Rp Rp ,5% 1 2,5% 14 35,0% >Rp ,5% 1 2,5% 12 30,0% Total 37 92,5% 3 7,5% ,0% Sumber : Tabulasi Data Primer dengan SPSS commit to user 104

124 Gambar Grafik Tabulasi Silang Penghasilan dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Masing-Masing PPK Berikut display Peta 11 yang mempresentasikan hasil tabulasi silang faktor penghasilan dengan pilihan pasangan kandidat. commit to user 105

125 commit to user 106

126 4) Faktor Agama Berdasarkan faktor agama yang dianut responden pemilih terhadap pilihan pasangan kandidat diketahui bahwa dari agama apapun mayoritas responden memilih pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo di seluruh PPK. Prosentase terbesar adalah dari pemilih agama Islam dengan rata-rata lebih dari 50%. Meskipun Joko Widodo berpasangan dengan FX. Hadi Rudyatmo yang beragama nonislam namun tidak mempengaruhi pilihan pemilih Islam terhadap pasangan tersebut. Sebelum pelaksanaan Pemilukada terdapat isu negatif tentang larangan untuk memilih pasangan yang beragama nonislam dari kelompok tertentu tetapi tidak mempengaruhi pilihan masyarakat dalam menentukan pilihannya. Hal ini semakin memperjelas bahwa faktor agama tidak secara otomatis mempengaruhi pilihan seseorang. Pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie juga dipilih oleh pemilih beragama Islam tetapi dengan jumlah yang sangat sedikit di seluruh PPK. Rincian selengkapnya dapat diamati dalam Tabel dan Gambar di bawah ini. Tabel Tabulasi Silang Agama dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Masing Masing PPK PPK Laweyan Agama Joko Widodo- FX.Hadi R Pilihan Kandidat Eddy S. Wirabhumi- Supradi K Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % Islam 18 72,0% 4 16,0% 22 88,0% Kristen 3 12,0% 0 0,0% 3 12,0% Katolik 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Lainnya 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 21 84,0% 4 16,0% ,0% commit to user 107

127 Serengan Pasar Kliwon Banjarsari Jebres Islam 8 57,1% 2 14,3% 10 71,4% Kristen 1 7,1% 1 7,1% 2 14,3% Katolik 2 14,3% 0 14,3% 2 14,3% Lainnya 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 11 78,6% 3 21,4% ,0% Islam 17 73,9% 2 8,7% 19 82,6% Kristen 2 8,7% 2 8,7% 4 17,4% Katolik 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Lainnya 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 19 82,6% 4 17,4% ,0% Islam 39 81,3% 5 10,4% 44 91,7% Kristen 3 6,3% 0 0,0% 3 6,3% Katolik 1 2,1% 0 0,0% 1 2,1% Lainnya 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 43 89,6% 5 10,4% ,0% Islam 25 62,5% 3 7,5% 28 70,0% Kristen 9 22,5% 0 0,0% 9 22,5% Katolik 2 5,0% 0 0,0% 2 5,0% Lainnya 1 2,5% 0 0,0% 1 2,5% Total 37 92,5% 3 7,5% ,0% Sumber : Tabulasi Data Primer dengan SPSS Gambar Grafik Tabulasi Silang Agama dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Masing-Masing PPK Berikut display Peta 12 yang menggambarkan tabulasi silang faktor agama terhadap pilihan pasangan kandidat. commit to user 108

128 commit to user 109

129 5) Faktor Pengalaman Berdasarkan hasil tabulasi silang faktor pengalaman memilih responden di masing-masing PPK terhadap pilihan pasangan kandidat diketahui bahwa mayoritas responden baik dengan pengalaman memilih 1 kali maupun 2 kali meyatakan memilih pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo dibandingkan pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie. Faktor pengalaman memilih cenderung tidak terdapat variasi. Pemilih dengan pengalaman memilih sebanyak 2 kali lebih mendominasi di semua PPK. Pengalaman memilih akan mempengaruhi pemilih untuk memilih kembali atau tidak memilih kembali atau dengan kata lain memilih pasangan lain. Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo merupakan pasangan yang terpilih pada tahun 2005 dan di tahun 2010 maju kembali dengan formasi pasangan yang sama. Pemilih yang memiliki pengalaman memilih pasangan ini memberikan reward karena kinerjanya yang dipandang baik. Wujud dari reward tersebut adalah dengan memilih kembali pasangan incumbent tersebut. Seandainya kinerja pasangan ini buruk, pemilih akan memberikan punishment yaitu dengan tidak memilih kembali. Tidak seluruh pemilih memandang baik kinerja Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo. Buktinya, ada pemilih yang memiliki pengalaman memilih lebih dari satu kali tetapi menjatuhkan pilihannya kepada pasangan lain. Pemilih ini memberikan punishment kepada pasangan incumbent karena kinerjanya belum seperti yang mereka harapkan. Namun, jumlah pemilih ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih incumbent. Tabel dan Gambar berikut ini merupakan rincian hasil tabulasi silang. commit to user 110

130 Tabel Tabulasi Silang Pengalaman Memilih dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Masing-Masing PPK PPK Laweyan Serengan Pasar Kliwon Banjarsari Jebres Pengalaman Joko Widodo- FX.Hadi R Pilihan Kandidat Eddy S. Wirabhumi- Supradi K Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 kali 2 8,0% 1 4,0% 3 12,0% 2 kali 19 76,0% 3 12,0% 22 88,0% Total 21 84,0% 4 16,0% ,0% 1 kali 3 21,4% 0 0,0% 3 21,4% 2 kali 8 57,1% 3 21,4% 11 78,6% Total 11 78,6% 3 21,4% ,0% 1 kali 1 4,3% 0 0,0% 1 4,3% 2 kali 18 78,3% 4 17,4% 22 95,7% Total 19 82,6% 4 17,4% ,0% 1 kali 3 6,3% 0 0,0% 3 6,3% 2 kali 40 83,3% 5 10,4% 45 93,8% Total 43 89,6% 5 10,4% ,0% 1 kali 2 5,0% 0 0,0% 2 5,0% 2 kali 35 87,5% 3 7,5% 38 95,0% Total 37 92,5% 3 7,5% ,0% Sumber : Tabulasi Data Primer dengan SPSS commit to user 111

131 Gambar Grafik Tabulasi Silang Pengalaman Memilih dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Masing-Masing PPK Display Peta 13 merepresentasikan hasil tabulasi silang pengalaman memilih responden pemilih terhadap pilihan pasangan kandidat. commit to user 112

132 commit to user 113

133 6) Faktor Pilihan Partai Politik Berdasarkan faktor pilihan partai politik terhadap pilihan pasangan kandidat di masing-masing PPK terdapat hal menarik yang dapat diamati. Pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo mayoritas dipilih oleh responden yang memilih PDIP sebagai partai pilihannya di PPK Serengan, Banjarsari dan Jebres. Di PPK Laweyan pemilih pasangan ini didominasi oleh responden yang memilih PKS sebagai partai pilihannya. Sedangkan di PPK Pasar Kliwon pemilih PDIP dan PKS memiliki suara mayoritas dengan prosentase yang sama dalam memilih pasangan ini. Pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie meskipun didukung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar dan Partai Hanura akan tetapi responden yang menyatakan memilih partai-partai tersebut ternyata tidak seluruhnya memilih pasangan ini. Bahkan sebagian besar responden pemilih partai-partai tersebut justru memilih pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo sebagai pilihannya. Hal yang menarik adalah responden pemilih yang memilih PDIP, PKS, Partai Gerindra, dan PDS sebagai partai pilihannya tidak ada yang memilih pasangan Eddy S. Wirabhumi-Supradi Kertamenawie di seluruh PPK di Kota Surakarta. Seluruh responden pemilih yang memilih partai-partai tersebut memilih pasangan Joko Widodo-FX. Hadi Rudyatmo. Pemilih partai politik tidak selalu mengikuti kebijakan partai yang dipilihnya dalam menentukan pasangan kandidat yang akan dipilih. Pemilih menganggap bahwa Pemilu Legislatif berbeda dengan Pemilukada. Pemilukada lebih mementingkan figur calon daripada partai politik yang mendukungnya. Tidak mengherankan apabila pemilih tidak mengindahkan partai politik mana yang mendukung pasangan kandidat, tetapi cenderung melihat figur pasangan kandidat. Tabel dan Gambar merupakan commit to user 114

134 rincian hasil tabulasi silang faktor pilihan partai dengan pilihan pasangan kandidat. Tabel Tabulasi Silang Pilihan Partai dengan Pilihan Pasangan Kandidat di Masing-Masing PPK PPK Laweyan Serengan Pasar Kliwon Pilihan Partai Joko Widodo- FX.Hadi R Pilihan Kandidat Eddy S. Wirabhumi- Supradi K Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % PDIP 4 16,0% 0 0,0% 4 16,0% DEMOKRAT 4 16,0% 1 4,0% 5 20,0% GOLKAR 2 8,0% 0 0,0% 2 8,0% PKS 6 24,0% 0 0,0% 6 24,0% PAN 2 8,0% 0 0,0% 2 8,0% HANURA 1 4,0% 2 8,0% 3 12,0% GERINDRA 1 4,0% 0 0,0% 1 4,0% PDS 1 4,0% 0 0,0% 1 4,0% Lainnya 0 0,0% 1 4,0% 1 4,0% Total 21 84,0% 4 16,0% ,0% PDIP 4 28,6% 0 0,0% 4 28,6% DEMOKRAT 1 7,1% 1 7,1% 2 14,3% GOLKAR 0 0,0% 1 7,1% 1 7,1% PKS 3 21,4% 0 0,0% 3 21,4% PAN 0 0,0% 1 7,1% 1 7,1% HANURA 1 7,1% 0 0,0% 1 7,1% GERINDRA 1 7,1% 0 0,0% 1 7,1% PDS 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Lainnya 1 7,1% 0 0,0% 1 7,1% Total 11 78,6% 3 21,4% ,0% PDIP 6 26,1% 0 0,0% 6 26,1% DEMOKRAT 3 13,0% 1 4,3% 4 17,4% GOLKAR 0 0,0% 2 8,7% 2 8,7% PKS 6 26,1% 0 0,0% 6 26,1% PAN 3 13,0% 0 0,0% 3 13,0% HANURA 0 0,0% 1 4,3% 1 4,3% GERINDRA 1 4,3% 0 0,0% 1 4,3% PDS 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Lainnya 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 19 82,6% 4 17,6% ,0% commit to user 115

135 Banjarsari Jebres PDIP 18 37,5% 0 0,0% 18 37,5% DEMOKRAT 6 12,5% 1 2,1% 7 14,6% GOLKAR 2 4,2% 2 4,2% 4 8,3% PKS 5 10,4% 0 0,0% 5 10,4% PAN 4 8,3% 0 0,0% 4 8,3% HANURA 2 4,2% 1 2,1% 3 6,3% GERINDRA 2 4,2% 0 0,0% 2 4,2% PDS 2 4,2% 0 0,0% 2 4,2% Lainnya 2 4,2% 1 2,1% 3 6,3% Total 43 89,6% 5 10,4% ,0% PDIP 23 57,5% 0 0,0% 23 57,5% DEMOKRAT 2 5,0% 1 2,5% 3 7,5% GOLKAR 3 7,5% 1 2,5% 4 10,0% PKS 2 5,0% 0 0,0% 2 5,0% PAN 2 5,0% 0 0,0% 2 5,0% HANURA 2 5,0% 0 0,0% 2 5,0% GERINDRA 1 2,5% 0 0,0% 1 2,5% PDS 1 2,5% 0 0,0% 1 2,5% Lainnya 1 2,5% 1 2,5% 2 2,5% Total 37 92,5% 3 7,5% ,0% Sumber : Tabulasi Data Primer dengan SPSS commit to user 116

136 Gambar Grafik Tabulasi Silang Pilihan Partai dengan Pilihan Kandidat di Masing-Masing PPK Pasangan Display Peta 14 tabulasi silang faktor pilihan partai terhadap pilihan pasangan kandidat disajikan sebagai berikut. commit to user 117

137 commit to user 118

138 4. Alasan Pemilih Dalam Pemilukada Kota Surakarta Tahun 2010 Berdasarkan data hasil wawancara dengan responden pemilih, analisis alasan pemilih terhadap pasangan kandidat menggunakan analisis tabulasi silang. Hasil tabulasi silang antara alasan pemilih dengan pasangan kandidat disajikan melalui Tabel dan Gambar Tabel Hasil Tabulasi Silang Alasan Memilih terhadap Pilihan Pasangan Kandidat di Masing-Masing PPK PPK Laweyan Serengan Pasar Kliwon Banjarsari Alasan Memilih Joko Widodo- FX.Hadi R Pilihan Kandidat Eddy S. Wirabhumi- Supradi K Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % Kemampuan Kandidat 7 28,0% 0 0,0% 7 28,0% Kepribadian kandidat 0 0,0% 1 4,0% 1 4,0% Program/isu yg ditawarkan 10 40,0% 1 4,0% 11 44,0% Didukung partai pilihan 3 12,0% 2 8,0% 5 20,0% Kesamaan latar belakang 1 4,0% 0 0,0% 1 4,0% Lainnya 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 21 84,0% 4 16,0% ,0% Kemampuan Kandidat 2 14,3% 0 0,0% 2 14,3% Kepribadian kandidat 3 21,4% 0 0,0% 3 21,4% Program/isu yg ditawarkan 4 28,6% 1 7,1% 5 35,7% Didukung partai pilihan 2 14,3% 1 7,1% 3 21,4% Kesamaan latar belakang 0 0,0% 1 7,1% 1 7,1% Lainnya 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 11 78,6% 3 21,4% ,0% Kemampuan Kandidat 11 47,8% 0 0,0% 11 47,8% Kepribadian kandidat 0 0,0% 1 4,3% 1 4,3% Program/isu yg ditawarkan 2 8,7% 0 0,0% 2 8,7% Didukung partai pilihan 5 21,7% 2 8,7% 7 30,4% Kesamaan latar belakang 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Lainnya 1 4,3% 1 4,3% 2 8,7% Total 19 82,6% 4 17,4% ,0% Kemampuan Kandidat 23 47,9% 2 4,2% 25 52,1% Kepribadian kandidat 4 8,3% 1 2,1% 5 10,4% Program/isu yg ditawarkan 10 20,9% 0 0,0% 10 20,9% Didukung partai pilihan 3 6,3% 2 4,2% 5 10,4% Kesamaan latar belakang 2 4,2% 0 0,0% 2 4,2% Lainnya 1 2,1% 0 0,0% 1 2,1% Total 43 89,6% 5 10,4% ,0% commit to user 119

139 Jebres Kemampuan Kandidat 18 45,0% 1 2,5% 19 47,5% Kepribadian kandidat 0 0,0% 1 2,5% 1 2,5% Program/isu yg ditawarkan 7 17,5% 0 0,0% 7 17,5% Didukung partai pilihan 5 12,5% 1 2,5% 6 15,0% Kesamaan latar belakang 3 7,5% 0 0,0% 3 7,5% Lainnya 4 10,0% 0 0,0% 4 10,0% Total 37 92,5% 3 7,5% ,0% Sumber: Data Survei Pemilih Tahun 2010 Gambar Grafik Hasil Tabulasi Silang Alasan Memilih Terhadap Pilihan Pasangan Kandidat Di Masing-Masing PPK Berdasarkan hasil tabulasi silang alasan pemilih terhadap pilihan pasangan kandidat di setiap PPK dapat diketahui bahwa pemilih memiliki alasan Widodo-FX. bervariasi di setiap PPK. Pemilih yang memilih pasangan Joko Hadi Rudyatmo dengan alasan kemampuan kandidat commit to user 120

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK Modul ke: 12 Dr. Fakultas PASCASARJANA Perilaku Pemilih Heri Budianto.M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi http://mercubuana.ac.id Konsep dan Definisi Perilaku Pemilih

Lebih terperinci

ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL DAN KINERJA PELAYANAN KANTOR POS DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL DAN KINERJA PELAYANAN KANTOR POS DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL DAN KINERJA PELAYANAN KANTOR POS DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh: Anggraini Putri Permata Dewi K5407011 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang

BAB II KAJIAN TEORETIK. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang BAB II KAJIAN TEORETIK Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian ang akan dilakukan, adalah teori mengenai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilihan umum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilihan umum 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Mengenai Pemilih 1. Definisi Pemilih Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden, pemilih diartikan sebagai Warga Negara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Muhammad Fauzan K8412052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : DYAH KUSUMA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUDILAH NIM :X5108529 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC SKILL) TERHADAP NILAI KARAKTER DALAM PKn SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC SKILL) TERHADAP NILAI KARAKTER DALAM PKn SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGARUH KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC SKILL) TERHADAP NILAI KARAKTER DALAM PKn SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh : ARIF SETYAWAN X 6406013 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Oleh : Aisa Mayang Purnamasari K

SKRIPSI Oleh : Aisa Mayang Purnamasari K HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI SEKITAR PASAR, TERMINAL, DAN STASIUN GEMOLONG KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 (Sebagai Suplemen Bahan Ajar Dalam

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KONTRIBUSI PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KONTRIBUSI PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: UMMI MAFTUKAH RAHMAWATI NIM. K 3109078 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PUTRI LESTARI K

PUTRI LESTARI K HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG SITUS KESEJARAHAN DAN PENGETAHUAN SEJARAH LOKAL DENGAN SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: RINI MUKTI HADIATI NIM K8409055 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : CYNTHIA DEWI SUDARNO

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : May Shofiana Amalia K2308101 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : WIWIT MAHARESTI K 8409070 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN PERSEPSI PENGGUNAAN METODE DISKUSI DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FKIP UNS TAHUN 2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA

HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI SEKITAR PASAR, TERMINAL, DAN STASIUN GEMOLONG KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 (Sebagai Suplemen Bahan Ajar Dalam

Lebih terperinci

PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA

PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: HESTI OKTAVIA NIM. K6410031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia setiap 5 tahun sekali mempunyai agenda besar dalam pesta demokrasinya dan agenda besar tersebut tak lain adalah Pemilu. Terhitung sejak tahun 2004

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUHARDIYANA NIM : X5108532 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: TITIK RAHAYU K 8408101 FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL DENGAN SIKAP PATRIOTIK SISWA (Studi Korelasi Pada Siswa SMA Al Islam I dan III Surakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014) APRI ARI MARTOPO K6409007 FAKULTAS

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

PERUBAHAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PERUBAHAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2007 2013 SKRIPSI OLEH : SRI RAHAYU NIM. K5409057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan IKA RIZKA ANNISA S

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan IKA RIZKA ANNISA S PENGARUH PENERAPAN METODE PEER TEACHING DAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN INSTALASI SOUND SYSTEM DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SKRIPSI Oleh: SRI MEKARWATI K2309074 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh HANY SEPTIANA. W NIM K7408218 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW DAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA DI PURWODADI GROBOGAN Tesis Untuk

Lebih terperinci

Oleh : Danny Adam Kurniawan D SKRIPSI

Oleh : Danny Adam Kurniawan D SKRIPSI PENCARIAN INFORMASI DAN PARTISIPASI POLITIK (Hubungan Sumber Informasi Tentang Pilkada Serentak 2015 dan Jenis Kelamin dengan Partisipasi Politik Di Kalangan Mahasiswa FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

(THE VICTORY OF BENIGNO AQUINO III IN THE PHILIPPINE PRESIDENTIAL GENERAL ELECTIONS 2010)

(THE VICTORY OF BENIGNO AQUINO III IN THE PHILIPPINE PRESIDENTIAL GENERAL ELECTIONS 2010) KEMENANGAN BENIGNO AQUINO III DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN FILIPINA 2010 (THE VICTORY OF BENIGNO AQUINO III IN THE PHILIPPINE PRESIDENTIAL GENERAL ELECTIONS 2010) SKRIPSI oleh Arif Pramana Putra NIM 060910101013

Lebih terperinci

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: TYAS SETIANI K7407149 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang

PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang Oleh : Radityo Pambayun Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: YUNITA BUDI ASTUTI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN BEKERJA DAN MOTIVASI DAN IKLIM BEKERJA DENGAN KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI SOLO RAYA TAHUN 2016.

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN BEKERJA DAN MOTIVASI DAN IKLIM BEKERJA DENGAN KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI SOLO RAYA TAHUN 2016. HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN BEKERJA DAN MOTIVASI DAN IKLIM BEKERJA DENGAN KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI SOLO RAYA TAHUN 2016 Tesis Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A PENGARUH KOMUNIKASI SEKOLAH DENGAN ORANG TUA DAN PERAN ORANG TUA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MUATAN MATEMATIKA SEMESTER GASAL PADA KELAS RENDAH DI SD NEGERI 1 JAGOAN TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. DANARHADI SURAKARTA

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. DANARHADI SURAKARTA PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. DANARHADI SURAKARTA SKRIPSI Oleh : SULISTIYONO X7407086 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DALAM MENYELESAIKAN SOAL PELUANG DITINJAU DARI KARAKTERISTIK CARA BERPIKIR (Penelitian Dilakukan di SMA Negeri 1 Ambarawa Tahun Ajaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII

HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII Skripsi Oleh: Dwi Isworo K 2308082 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa atau yang disebut dangan nama lainnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah suatu kesatuan masyarakat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: AJENG FIKA FATMA CANDRA WATI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober2013

SKRIPSI. Oleh: AJENG FIKA FATMA CANDRA WATI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober2013 HUBUNGAN PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJARDENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWAKELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: AJENG FIKA FATMA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO SKRIPSI Oleh : NIKEN TRI WIDAYATI K 2312049 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEMASAN I KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : SITI RASYIDAH

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI OLEH : AMY TRISNA RAHMAWATI

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Jurusan IPS SMA N 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh : Puji Wahono K7408252 FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah

Lebih terperinci

PREFERENSI PETA PEMILIH PARTAI POLITIK (Studi Hasil Pemilihan Umum DPRD Kota Surakarta Tahun 2004 Berbasis Sistem Informasi Geografis)

PREFERENSI PETA PEMILIH PARTAI POLITIK (Studi Hasil Pemilihan Umum DPRD Kota Surakarta Tahun 2004 Berbasis Sistem Informasi Geografis) PREFERENSI PETA PEMILIH PARTAI POLITIK (Studi Hasil Pemilihan Umum DPRD Kota Surakarta Tahun 2004 Berbasis Sistem Informasi Geografis) Skripsi oleh: JOKO PRASETYO NIM K5402026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TANGGUNG JAWAB ANGGOTA

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TANGGUNG JAWAB ANGGOTA HUBUNGAN ANTARA SIKAP TANGGUNG JAWAB ANGGOTA KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI RUKUN TETANGGA (RT) DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA SANGGRAHAN KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI Skripsi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Oleh: NURIDA YUSRIANI K8111057 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Quasi Eksperimen KD Sebaran Flora Dan Fauna Kelas XI IPS SMA N 1 Karanganyar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: SITI NURHAYATI K JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SKRIPSI OLEH: SITI NURHAYATI K JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET PENGARUH ANTARA PENDIDIKAN PENDAPATAN DAN PENGETAHUAN TENTANG KONSERVASI LAHAN TERHADAP PARTISIPASI PETANI DALAM KONSERVASI LAHAN DI KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH: SITI

Lebih terperinci

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh ANDI HAKIM S

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh ANDI HAKIM S PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BAGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII DI SMP N 15 SURAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BAGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII DI SMP N 15 SURAKARTA PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BAGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII DI SMP N 15 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: Merry Pratiwi NIM. K6405026 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 i HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh: MANGESTI ZAKI SOPHEIA PHILEIN NIM K8405023 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL PADA PROGRAM STUDI

EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL PADA PROGRAM STUDI EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL PADA PROGRAM STUDI DI EKS-JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FKIP UNS DENGAN METODE MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR EDUCATION SKRIPSI Oleh: DYAH SEPTI WIDHAYATI K2512031

Lebih terperinci

PENGARUH ALAT PERAGA TANGRAM TERHADAP PEMAHAMAN

PENGARUH ALAT PERAGA TANGRAM TERHADAP PEMAHAMAN PENGARUH ALAT PERAGA TANGRAM TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PECAHAN UNTUK ANAK TUNARUNGU KELAS III SD DI SLB NEGERI UNGARAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : HAKSARI WIJAYANTI S K5109023 FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pemilihan umum. Perilaku memilih dapat ditujukan dalam memberikan suara. Kepala Daerah dalam Pemilukada secara langsung.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pemilihan umum. Perilaku memilih dapat ditujukan dalam memberikan suara. Kepala Daerah dalam Pemilukada secara langsung. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Pemilih Keikutsertaan warga negara dalam pemilihan umum merupakan serangkaian kegiatan membuat keputusan, yakni apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum.

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh MUHAMMAD LUTFI HAKIM NIM K7409108 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pada suatu negara tersebut. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNIT MELALUI ALAT PERAGA KIT IPA BAGI SISWA TUNADAKSA KELAS V SEMESTER II SLB/D YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA SKRIPSI Oleh: Dwi Yuliani K2309017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN INTERNET DAN KEAKTIFAN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN INTERNET DAN KEAKTIFAN HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN INTERNET DAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM PEER GROUP DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2012-2013 SKRIPSI Oleh WAHYU TIKA PURNAMASARI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA TUNADAKSA KELAS III SDLB YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: WARJIYAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG TAHUN PELAJARAN2014/2015 SKRIPSI Oleh : RENNISA ANGGRAENI K8411061

Lebih terperinci

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat vii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

Lebih terperinci

: CANDRA WRI WANDANA K

: CANDRA WRI WANDANA K HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KONSEP DIRI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN ASAM BASA DAN GARAM KELAS VII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 1 TASIKMADU TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP ADEKUASI PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 KAWEDANAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP ADEKUASI PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 KAWEDANAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP ADEKUASI PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 KAWEDANAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: DYAH AYU NOVITASARI K3109029 FAKULTAS

Lebih terperinci

Kata kunci: Strategi Pemasaran Politik, Profit Kontestan, Profit pemilih

Kata kunci: Strategi Pemasaran Politik, Profit Kontestan, Profit pemilih PROFIL KONTESTAN PILKADA DKI 2012 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan melakukan analisis profit kontestan Pilkoda DKI dalam tiga tahap. Untiik itii pertama-tama dijelaskan strategi pemasaran politik yang

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN 2011/2012

KONTRIBUSI PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN 2011/2012 KONTRIBUSI PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : UMI NUGRAHENI MURDININGRUM NIM K3108056 FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAFTAR ISI Persembahan.................................... i Abstrak.................................... ii Ringkasan Eksekutif.................................... iii Lembar Pengesahan........................................

Lebih terperinci

PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS TAHUN 2016

PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS TAHUN 2016 PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS TAHUN 2016 SKRIPSI ISA ULINUHA AINUL YAQIN K7412098 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMA NEGERI 6 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: LIA MAWARNI K8412040 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA Skripsi Oleh : Muhammad Irfan Jaya K 2308103 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN HAND SPRING

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN HAND SPRING PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN HAND SPRING DENGAN MENGGUNAKAN MATRAS GULUNG DAN MATRAS LEBIH TINGGI TERHADAP KEMAMPUAN HAND SPRING PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II PROGRAM STUDI PENJASKESREK JPOK FKIP UNS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan

Lebih terperinci

PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL DAIHATSU XENIA DI KOTA SOLO TAHUN 2013

PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL DAIHATSU XENIA DI KOTA SOLO TAHUN 2013 PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL DAIHATSU XENIA DI KOTA SOLO TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: Novita Tri Kurniasari K7408239 BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIAGA PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA BATIK 2 SURAKARTA

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA BATIK 2 SURAKARTA PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA BATIK 2 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : CITRA DEWI LUKITO SARI K7408189 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Voting Behavior. Perilaku pemilih (voting behavior) merupakan tingkah laku seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Voting Behavior. Perilaku pemilih (voting behavior) merupakan tingkah laku seseorang 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Voting Behavior 1. Definisi Voting Behavior Perilaku pemilih (voting behavior) merupakan tingkah laku seseorang dalam menentukan pilihannya yang dirasa paling disukai atau

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB-ABC PUTRA MANUNGGAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia 101 BAB 5 KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Fokus utama dari bab ini adalah menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisi jawaban yang dapat ditarik dari pembahasan dan

Lebih terperinci

KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD ONLINE) DI FKIP UNS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MANFAAT PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD ONLINE) DI FKIP UNS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MANFAAT PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD ONLINE) DI FKIP UNS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MANFAAT PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN SKRIPSI Disusun oleh : DONA KRISTIAWAN K7408205 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH

MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

PEDAGANG KAKI LIMA JALAN DR. RADJIMAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PEDAGANG KAKI LIMA JALAN DR. RADJIMAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PEDAGANG KAKI LIMA JALAN DR. RADJIMAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 Skripsi Oleh : Zaenul Muttaqin K5408057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PEDAGANG KAKI LIMA

Lebih terperinci

PENGARUH KESADARAN POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH TAHUN

PENGARUH KESADARAN POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH TAHUN PENGARUH KESADARAN POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH TAHUN 2015 (Studi terhadap perilaku pemilih di Desa Kepoh, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali) Skripsi Oleh EKA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 5 SDN KARANGASEM IV NO. 204 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH: SETYARI HERLIA

Lebih terperinci

Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 3, Agustus Desember 2016,

Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 3, Agustus Desember 2016, 375 Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Dan Persepsi Keberhasilan Implementasi Kebijakan Terhadap Pilihan Walikota Masyarakat Pilkada Kota Surabaya Tahun 2015 Yohanes Bima Octaviantoro Email : yohanesbima42@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilih kelompok pemula di Indonesia dari pemilu ke pemilu terus bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap yang terdaftar tahun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH DAN PERSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH DAN PERSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH DAN PERSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: HANESWARY RETNO SETYOWATI

Lebih terperinci

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA Skripsi Oleh : Anantyas Kusuma D K2311006 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN 1 KROBOKAN JUWANGI BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: Antonius Hari Suharto X7109126 FAKULTAS

Lebih terperinci

RIRIS ZENI MUBASIROH K

RIRIS ZENI MUBASIROH K PENGARUH PERSEPSI TENTANG PROFESI GURU DAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN TERHADAP MINAT MENJADI GURU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS TAHUN 2016 SKRIPSI Oleh: RIRIS ZENI MUBASIROH

Lebih terperinci

ANALISIS SUHU UDARA DAN CURAH HUJAN UNTUK DETEKSI PERUBAHAN IKLIM KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN SKRIPSI

ANALISIS SUHU UDARA DAN CURAH HUJAN UNTUK DETEKSI PERUBAHAN IKLIM KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN SKRIPSI ANALISIS SUHU UDARA DAN CURAH HUJAN UNTUK DETEKSI PERUBAHAN IKLIM KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 1988-2011 SKRIPSI Oleh : Dian Muthia Dwi Putri K5408027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh : TRI RETNO HASTUTI NIM : X5212229 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KRIMINALITAS

PENGARUH PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KRIMINALITAS PENGARUH PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KRIMINALITAS TERHADAP KARAKTER PEDULI SOSIAL DI RUKUN WARGA II DESA GAUM KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Oleh : WAHYU ASRI WIJAYANTI K6408061 FAKULTAS

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI KOLOID DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: AZWAR ANNAS K3309021 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN 83 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Persepsi Masyarakat Pada Hasil Survei Tentang Elektabilitas Calon Presiden & Calon Wakil Presiden 2014 Di negara-negara demokrasi, ada berbagai cara

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI MAHASISWA DALAM UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) TERHADAP KARAKTER TANGGUNG JAWAB (STUDI PADA ANGGOTA UKM FKIP UNS PERIODE

PENGARUH PARTISIPASI MAHASISWA DALAM UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) TERHADAP KARAKTER TANGGUNG JAWAB (STUDI PADA ANGGOTA UKM FKIP UNS PERIODE PENGARUH PARTISIPASI MAHASISWA DALAM UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) TERHADAP KARAKTER TANGGUNG JAWAB (STUDI PADA ANGGOTA UKM FKIP UNS PERIODE 2011/2012) SKRIPSI Oleh : FENNY KUSUMAWATI K6408031 FAKULTAS

Lebih terperinci