BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Federal International Finance didirikan di Jakarta pada tanggal 1 Mei

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Federal International Finance didirikan di Jakarta pada tanggal 1 Mei"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Latar Belakang Perusahaan III.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Federal International Finance didirikan di Jakarta pada tanggal 1 Mei 1989 dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance berdasarkan akta notaris Rukmasanti Hardjasatya S.H., No.1, yang kemudian diubah dengan akta No.40 tanggal 26 Juni 1989 oleh notaris yang sama. Anggaran dasar Perseroan disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.C HT Th.89 tanggal 27 Juli selanjutnya, Rapat Umum Pemegang Saham luar Perseroan tanggal 21 oktober 1991 telah menyetujui perubahan nama Perseroan menjadi PT Federal International Finance. Perubahan nama ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C HT Th.91. tanggal 7 November Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan yang terakhir dengan akta No.4 dari notaries Sudiono Abady, S.H., tanggal 6 Januari Sehubungan dengan perubahan komposisi pemegang saham. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C-01609HT tahun 2006 tanggal 16 Februari Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, sejak tanggal 4 Oktober maksud dan tujuan Perseroan adalah menjalankan kegiatan usaha dalam bidang 31

2 lembaga pembiayaan dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan ruang lingkup kegiatan yang meliputi: 1. Menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi ( Finance Lease ) maupun Sewa Guna Usaha tanpa Hak Opsi ( Operating Lease ) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha ( Lessee ) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. 2. Menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian/ pengalihan serta pengurusan piutang / tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. 3. Menjalankan kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit. 4. Menjalankan kegiatan pembiayaan perdagangan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran / berkala oleh konsumen. 5. Menjalankan kegiatan pembiayaan berdasarkan persetujuan / kesepakatan antara perseroan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan pembiayaan tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan berdasarkan imbalan/ bagi hasil. 6. Perseroan Memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman No.1151/KMK.013/1989 tanggal 17 Oktober 1989 dan No.1004/KMK.013/1990 tanggal 30 Agustus 1990 dan memulai operasi 32

3 komersialnya pada tahun Saat ini Perseroan terutama bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen. Kantor pusat Perseroan berlokasi di gedung AMDI- B Jalan Gaya Motor Raya No.8, SunterII, Jakarta, dan memiliki 101 Kantor cabang yang berlokasi antara lain di Makassar, Banjarmasin, Medan, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Kediri, Jember, Bandung dan lain-lain. Perseroan telah menerbitkan obligasi amortisasi PT. Federal International Finance I tahun 2002 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp (Obligasi), obligasi amortisasi PT. Federal International Finance II tahun 2003 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp ( Obligasi II), obligasi PT. Federal International Finance III tahun 2004 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp ( Obligasi III) obligasi PT. Federal International Finance IV tahun 2004 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp ( obligasi IV), obligasi PT. Federal International Finance V tahun 2005 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp ( obligasi V) dan obligasi PT. Federal International Finance VI tahun 2006 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp ( obligasi VI ). Obligasi I,II,III,IV,V,dan VI dinyatakan efektif oleh Badan Pengawas Pasar Modal ( Bapepam) masing-masing berdasarkan Surat Keputusan : No.S- 891/PM/2002 pada tanggal 27 Agustus 2002, No.S-1761/PM/2003 pada tanggal 25 Juli 2003, No.S-575/PM/2004 pada tanggal 19 Maret 2004, No.S- 2792?PM/2004 pada tanggal 1 September 2004, No.S-3932/PM/2004 pada tanggal 31 Desember 2004, No. S-825/PM/2006 pada tanggal 7 April

4 III.1.2. Produk dan Jasa a. Pembiayaan Konvensional 1. New Motorcycle Loan PT. Federal International Finance menawarkan produk jenis ini bagi para pelanggan perusahaan, bila ingin membeli sepeda motor baru 2. Used Motorcycle Loan PT Federal International Finance juga menawarkan produk berupa kredit untuk sepeda motor bekas. Hal ini telah menciptakan kesempatan besar bagi bisnis perusahaan dan memperluas jangkauan perusahaan untuk pangsa pasar yang baru. 3. Multi Product Financing Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang diperuntukkan untuk produk selain sepeda motor. Produk yang diawarkan dari pembiayaan ini contohnya adalah barang-barang elektronik, seperti televisi, mesin cuci, entertainment player, handphone, komputer dan lain sebagainya. b. Pembiayaan Syariah Prinsip-Prinsip Pembiayaan Syariah Prinsip Jual Beli Syariah Menempatkan nilai-nilai religi saat menjalankan idealisme usaha dalam bingkai semangat yang dilandasi nilai - nilai universal untuk kemaslahatan ummat dalam mewujudkan transaksi yang adil dan mencegah kerugian atau beban yang memberatkan dikemudian hari. 34

5 Universal Tidak membeda-bedakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan dalam memberikan pelayanan. Jelas Prinsip ini tercermin dari penyampaian informasi dalam kontrak mengenai tanggung jawab dari kondisi pembiayaan yang disepakati bersama. Bersih Hanya menggunakan tata cara pembiayaan syariah untuk menjamin semua transaksi dilakukan dengan cara yang sesuai dengan syariah. Terbuka Penawaran harga disampaikan secara detail dan transparan mengenai harga pokok produk dan margin keuntungan yang diinginkan oleh PT Federal International Finance sebagai total biaya yang harus ditanggung oleh pembeli sesuai dengan kesepakatan bersama. Adil Melalui pembiayaan syariah, PT Federal International Finance menempatkan nasabah pengguna dana dalam hak, kewajiban, keuntungan dan resiko yang berimbang. Jujur Jujur dalam menyampaikan informasi yang ada. 35

6 III.1.3. Visi dan Misi Perusahaan PT Federal International Finance memiliki visi menawarkan solusi keuangan terbaik bagi para pelanggan maksudnya adalah memberikan fasilitas fasilitas pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan prinsip mudah, aman,dan menguntungkan. Dalam menjalankan visi tersebut, maka PT. Federal International Finance memiliki misi-misi tertentu, yaitu : 1. Beroperasi secara lugas dengan tetap mengindahkan aspek kehati-hatian. 2. Berkontribusi dalam meningkatkan distribusi sepeda motor produk Astra 3. Memenuhi harapan para pelanggan, karyawan, pemegang saham, kreditur dan pemerintah 4. Menawarkan produk yang terjangkau bagi pelanggan 5. Memanfaatkan infrastruktur untuk kredit mikro, pinjaman tanpa jaminan dan bisnis penggadaian. III.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Suatu perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang baik agar pengelolaannya dapat terarah. Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan susunan fungsi dan tanggung jawab dari fungsi-fungsi yang ada dalam suatu perusahaan yang memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing. Dalam struktur organisasi yang baik terlihat adanya pemisahan wewenang dan tanggung jawab secara jelas sehingga setiap pegawai atau bawahan dapat mengetahui dengan jelas dimana kedudulannya dan kepada siapa harus bertanggung jawab. 36

7 Struktur organisasi suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain., hal ini disebabkan karena adanya bermacam-macam jenis usaha, besar kecilnya perusahaan dan penyebaran wilayah operasi perusahaan dan bergantung pula pada tujuan dan kebutuhan pendirinya Struktur organisasi PT. Federal International Finance merupakan struktur organisasi fungsional, yaitu tiap dalam struktur tersebut, terbagi atas divisi-divisi yang menjalankan peran dan fungsi kerja masing-masing. Berikut adalah struktur organisasi PT. Federal Inernational Finance: RUPS Komisaris Direktur Utama Direktur Direktur Marketing Divisi Marketing Direktur Operasional Divisi Operasional Direktur supervisor bisnis Divisi Teknologi Informasi Divisi Perbaikan Management dan Legalalitas Divisi Keuangan Divisi A U D I T Divisi Akuntansi dan Perpajakan Divisi Pengembangan Perusahaan Divisi Divisi Divisi Pengembanga Pengemb Penge n sumber angan mbang daya manusia Managem an dan masalah- ent Bisnis masalah umum Divisi Komunikasi Perusahaan Gambar III.1. Struktur Organisasi PT Federal International Finance Sumber: Human Resources Development and General Affairs Division 37

8 Kepemimpinan tertinggi PT. Federal International Finance terletak pada Dewan Komisaris yang dipimpin oleh seorang komisaris utama. Dewan komisaris tersebut terdiri dari : Gunawan Geniusahardja, selaku Presiden Komisaris Michael Dharmawan Ruslim, Komisaris Johannes Hermawan, Komisaris Angky Utarya Tisnadisastra, Komisaris Namun demikian kepemimpinan manajemen tertinggi dipegang oleh seorang oleh seorang presiden direktur yaitu Ida Purwaningsih Lunardi dan wakil presiden direktur yaitu Suhartono yang membawahi 3 bagian fungsional, yaitu a) MKT Director = Marketing Director / Direktur Marketing, terdiri dari divisi marketing dan divisi legal b) OP.Director = Operational Director / Direktur Operasional, terdiri dari divisi operasional dan divisi finance. Divisi Finance sendiri terdiri dari divisi akuntansi dan pajak dan divisi audit c) Business Supervisor Director = Direktur supervisor bisnis, terdiri dari divisi informasi dan teknologi, divisi pengembangan perusahaan yang terdiri dari divisi HRD & GA, divisi pengembangan manajemen dan divisi business support. Setiap departemen atau divisi di PT. Federal International Finance dikepalai oleh seorang kepala divisi (manager) dan mempunyai mempunyai uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 38

9 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki wewenang sebagai berikut : Memilih dan memberhentikan manajemen. Memutuskan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan. mempunyai wewenang untuk mempengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh manajemen. memutuskan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan oleh manajemen. 2. Board of Commisioner / Dewan Komisaris Menetapkan tujuan perusahaan atau target operasi yang harus dicapai dalam jangka panjang dan jangka pendek. Menetapkan perencanaan, program kerja,dan kebijakan dan rancangan Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga Perusahaan (ART). Memberikan nasihat, tanggapan, dan / atau persetujuan secara tepat waktu dan berdasarkan pertimbangan yang memadai. Meminta dan menilai pertanggung jawaban dewan direksi atas jalannya kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Melakukan pengawasan secara berkelanjutan terhadap kinerja dewan direksi yang dapat dilakukan oleh masing-masing anggota komisaris sedangkan keputusan pemberian nasihat dilakukan atas nama komisaris secara kolektif (board). 3. President Director / Presiden Direktur Memimpin para direksi untuk bekerja sesuai dengan tugasnya demi mencapai tujuan perusahaan Merumuskan tujuan dan kebijakan umum perusahaan 39

10 Menentukan kebijakan / keputusan yang perlu diambil baik untuk kelangsungan hidup perusahaan maupun untuk peningkatan kinerja manajemen. Menetapkan dan mengarahkan strategi kepada semua karyawan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas perusahaan. Mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun mengenai kepemilikan. Menetapkan keputusan perjanjian kerjasama dengan pihak lain. Bertanggung jawab kepada komisaris atas jalannya kegiatan perusahaan secara keseluruhan berdasarkan wewenang yang dimiliki. 4. Board of Directors / Dewan direksi Melaksanakan secara berkesinambungan perencanaan, program kerja, kebijakan dan Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) perusahaan agar tetap relevan dengan perkembangan jaman dan keadaan perusahaan. Menetapkan perencanaan kegiatan operasi harian, informasi organisasi, dan koordinasi dalam perusahaan. Bertanggung jawab kepada komisaris atas jalannya kegiatan perusahaan secara keseluruhan berdasarkan wewenang yang dimiliki. 5. MKT Director = Marketing Director / Direktur Marketing Bertanggung jawab dalam pengelolaan pengembangan sistem pemasaran Memberikan pengarahan dalam pengembangan jalur pemasaran 5.1. MKT Div = Marketing Division / Divisi Marketing Merencanakan strategi pemasaran. 40

11 Mengadakan pembinaan dan pengembangan jalur pemasaran. Menyelenggarakan riset pasar Mengkoordinasikan proses penawaran dengan fungsi terkait. Menyajikan informasi harga perkiraan dari pemilik / pesaing. Melaksanakan penerapan sistem manajemen mutu yang dikembangkan perusahaan. Membina fungsi di lingkungannya dan SDM yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan. Melaksanakan koordinasi dengan pihak eksternal yang terkait dengan fungsi pemasaran dalam rangka upaya optimalisasi perolehan pesanan, undangan tender REM & Legal Div = / Divisi Perbaikan Management dan Legalitas Memulihkan keadaan Management Perusahaan Bertanggung jawab dalam pengurusan segala yang berhubungan dengan legalitas perusahaan Mengawasi tindakan pelanggaran yang dilakukan para distributor serta mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut 6. OP.Director = Operational Director / Direktur Operasional Menentukan kebijakan operasional perusahaan sesuai dan melaporkannya ke president director Mengawasi dan bertanggung jawab atas jalannya operasional perusahaan 41

12 6.1. OP. Division = Operational Division / Divisi Operasional Melaksanakan kegiatan operasional berdasarkan kebijakan perusahaan yg telah ditetapkan oleh direktur operasional Melaksanakan Program Operasional dan mengusahakan tercapainya optimalisasi pada perkembangan perusahaan 6.2. FIN Division = Finance Division / Divisi Finance Menangani masalah penerimaan dan pengeluaran kas Membuat anggaran penerimaan dan pengeluaran keuangan perusahaan Audit Menetapkan standar internal audit, prosedur dan kebijakan perusahaan Mengawasi pelaksanaan proses audit operasional perusahaan secara periodik dan posisi finansial perusahaan. Menjaga hubungan baik dengan auditor eksternal Memastikan kepatuhan akan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan manajemen dilaksanakan dalam kegiatan operasional dan finansial perusahaan. Memastikan keakuratan dan ketepatan waktu dalam mebuat laporanlaporan yang diperlukan oleh pihak manajeman perusahaan, oleh divisidivisi yang menjadi tanggung jawabnya Accounting & Tax Division = Akuntansi & Perpajakan Melaksanakan kegiatan akuntansi dan pembukuan perusahaan. Memonitor saldo perusahaan tiap akhir bulan. Menghasilkan dan melaporkan keuangan perusahaan. 42

13 Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan divisi lainnya guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Bertanggung jawab kepada manajer operasional atas segala hal yg berhubungan dengan akuntansi perusahaan berdasarkan wewenang yang dimiliki. 7. Business Supervisor Director = Direktur supervisor bisnis Bertanggung jawab atas bisnis perusahaan Mengadakan survey dan penelitian untuk menciptakan bisnis baru Memperluas kerjasama dengan pihak lain untuk pengembangan bisnis dan produk IT Division = Divisi Teknologi Informasi Bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan informasi teknologi perusahaan Membuat sistem pengolahan data untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan Merancang sistem informasi berupa aplikasi kerja Corporate Development Division = Divisi Pengembangan Perusahaan Bertanggung jawab dalam pengembangan bisnis dan produk perusahaan Bertanggung jawab dalam standar kualitas dan kuantitas barang / produk perusahaan. Mengontrol, mengevalasi, mendiskusikan serta membuat keputusankeputusan baik yang bersifat strategis maupun operasional yang berkaitan dengan tugas-tugas Divisi Pengembangan Perusahaan. 43

14 Human Resources Development & General Affairs (HRD & GA) = Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Masalah-masalah Umum. Mengevaluasi kinerja bawahan agar terjadi peningkatan atau perbaikan kinerja Mengusulkan kebijakan perusahaan yang ada hubungannya dengan karir (promosi, demosi, atau pemutusan hubungan kerja) karyawan, berdasarkan kinerja dan peningkatan kompetensi mereka masingmasing kepada kepala Divisi Pengembangan Perusahaan. Memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan (coaching and counseling) kepada seluruh karyawan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan pengembangan diri para karyawan sehingga meningkatkan kinerja karyawan secara terus-menerus Management Development = Pengembangan Manajemen Bertanggung jawab dalam mengembangkan management perusahaan Membuat program perencanaa management perusahaan agar lebih berkembang Business Support Development / Divisi Pengembangan Bisnis Bertanggung jawab atas bisnis perusahaan Mengadakan survey dan penelitian untuk menciptakan bisnis baru Memperluas kerjasama dengan pihak lain untuk pengembangan bisnis dan produk 44

15 Mengendalikan efektivitas realisasi program kerja dalam bidang bisnis perusahaan 7.3. Corporate Communication / Divisi Komunikasi Perusahaan Pemberi jasa informasi kepada pihak eksternal dan internal perusahaan Bertugas sebagai mediator antara perusahaan dan lembaga eksternal dan internal. Tugas Divisi Komunikasi Perusahaan bagi perusahaan adalah mengumpulkan fakta dan memberikan masukan kepada pihak perusahaan, misalnya pemberian data bagi pimpinan. III.3. Gambaran Umum Administrasi Perpajakan Yang Berjalan di PT Federal International Finance Dalam proses pengumpulan data, penulis melakukan wawancara dan observasi dengan paihak PT. Federal International Finance yang dilaksanakan dari tanggal 25 April 2007 sampai dengan tanggal 27 Juli Pertanyaan diajukan oleh penulis kepada tiga orang dari tiga divisi yang berbeda di PT. Federal International Finance Pertanyaan mengenai sejarah, struktur organisasi dan uraian tugas dan jabatan perusahaan diajukan kepada Bapak Yacobus Waruwu dari Human Resources Development & General Affairs Division (HRD & GA), sedangkan pertanyaan mengenai hal yang berkaitan dengan legalitas seperti keterangan mengenai surat keputusan pemerintah atau akta notaris diajukan kepada Bapak Eko Budi Siswanto dari Bagian Recovery Management and Legal Division (RM & Legal). Selain divisi HRD & GA serta RM & Legal, penulis juga mengajukan pertanyaan kepada Ibu Santi dan Bapak Hasan Supriadi 45

16 dari divisi Accounting and Tax seputar hal-hal yang berkaitan dengan data-data keuangan yang diberikan oleh perseroan dan mengenai gambaran umum administrasi perpajakan di PT. Federal International Finance Di Accounting and Tax Division PT Federal International Finance ada 5 orang tenaga ahli yang diperbantukan dalam bidang pajak diamana salah satunya adalah Ibu Santi selaku Tax Officer. Rata-rata latar belakang pendidikan yang ditempuh oleh tenaga ahli pajak tersebut adalah Strata 1 bidang akuntansi atau perpajakan (BrevetA, B, dan C). Demi kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan akuntansi dan perpajakan, accounting and tax division selalu meng-update perkembangan perpajakan terbaru melalui suatu aplikasi bernama tax guide. Dalam tax guide tersebut para tax officer dapat meng-update perkembangan peraturan perpajakan terbaru atau mengenai isu-isu pajak yang saat ini sedang terjadi. PT. Federal International Finance tidak menggunakan jasa konsultan pajak. Namun demikian jika terjadi hal-hal yang memberatkan perusahaan, seperti masalah sengketa dengan kantor pajak dan berujung di pengadilan pajak, maka perseroan menggunakan jasa konsultan pajak. Sekalipun tax officer di accounting and tax division memiliki kemudahan dalam menjalankan kegiatan akuntansi dan perpajakan dengan adanya aplikasi perpajakan, namun mereka juga menghadapi berbagai kendala seperti keterlambatan dalam meng-update peraturan perpajakan terbaru, sedangkan peraturan tersebut seharusnya sudah diaplikasikan dalam pelaksanaan kegiatan akuntansi dan perpajakan. Sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan kesalahan dalam pemotongan, penyetoran dan pelaporan besarnya jumlah pajak yang terutang. 46

17 III.4. Prosedur Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 23/26 pada PT Federal International Finance. PT Federal International Finance melaksanakan proses pemotongan, penyetoran dan pelaporan secara manual. Kalaupun menggunakan suatu sistem, hanya sistem akuntansi biasa. Berikut adalah prosedur pemotongan, penyetoran da pelaporan PPh Pasal 23/26 pada PT Federal International Finance.. 1) Suatu divisi Y di PT Federal International Finance ingin melakukan suatu transaksi dengan pihak pemberi jasa. Setiap divisi dalam PT Federal International Finance dapat melakukan suatu transaksi sesuai dengan wewenang dan tugas dari departemen masing-masing. 2) Setelah itu divisi Y dari PT Federal International Finance tersebut meminta proposal kepada pemberi jasa yang diikuti dengan proses tawar menawar dan negosiasi syarat-syarat dan harga. 3) Apabila telah disetujui oleh atasan divisi Y atas perjanjian tersebut maka dibuatlah surat perjanjian kerjasama dan ditandatangani oleh pemberi jasa dan atasan divisi Y 4) Divisi Y kemudian membuat surat permintaan dana yang ditujukan kepada divisi finance dan satu lagi disimpan sebagai arsip. 5) Selanjutnya transaksi tersebut di-input ke dalam sistem oleh divisi accounting and tax. 6) Dalam sistem tersebut akan dihitung besarnya jumlah PPh Pasal 23/26 yang terutang. Hal ini berarti telah terjadi pemotongan PPh Pasal 23/26, dan menyebabkan terutangnya PPh Pasal 23/26. 47

18 Dr. Biaya xxxx Cr Utang PPh Cr. Hutang / Bank xxxx xxxx 7) Kemudian bagian accounting and tax akan memverifikasi paraf, tarif dan besarnya jumlah pajak yang terutang 8) Setelah diverifikasi oleh divisi accounting and tax, divisi finance akan memverifikasi dan menyetujui transaksi tersebut dengan cara membuat bukti pengeluaran kas. Divisi Finance akan melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah yang tertera dalam surat permintaan dana. Dr.Hutang xxxx Cr. Bank xxxx 9) Setelah proses verifikasi oleh divisi accounting and tax (no. 7) divisi tersebut juga akan memasukkan transaksi tersebut ke dalam rekapan bulanan sebagai pajak yang akan dibayarkan. 10).Bulan berikutnya, sebelum tanggal 10, divisi accounting and tax akan mengajukan formulir permintaan dana untuk penyetoran PPh Pasal 23 atau 26 yang diotorisasi terlebih dahulu oleh kepala divisi tersebut. Formulir tersebut dibuat rangkap dua, satu akan diserahkan ke bagian finance untuk permohonan dana, satu lagi disimpan sebagai arsip. 11) Bagian Finance akan menerima formulir permohonan dana untuk penyetoran PPh tersebut dan akan meminta tanda tangan dari kepala divisi finance. Selanjutnya divisi Finance akan menyerahkan dana, atau cek, atau bilyet giro kepada divisi accounting and tax 48

19 12) Divisi accounting and tax yang telah menerima dana, cek atau bilyet giro tersebut, akan mengisi, menandatangani, dan menyetempel Surat Setoran Pajak yang terdiri dari 5 rangkap, yang akan diserahkan pada : a. Lembar 1 untuk arsip wajib pajak PT. Federal International Finance b. Lembar 2 untuk KPP Melalui KPKN. c. Lembar 3 untuk dilaporkan oleh WP ke KPP. d. Lembar 4 untuk bank persepsi/ Kantor Pos dan Giro. e. Lembar 5 untuk Arsip Wajib Pungut atau Pihak Lain 13) Divisi Accounting and Tax akan melakukan penyetoran PPh pasal 23/26 paling lambat tangal 10 bulan berikutnya ke bank persepsi atau kantor pos dan giro yang ditunjuk dengan membawa Surat Setoran Pajak dan dana atau cek atau bilyet giro tersebut. Setalah itu bank akan mengembalikan SSP lembar asli, lembar 3 dan lembar 5, setelah pembayaran, divisi accounting melakukan pencatatan ke jurnal : Dr. Hutang PPh pasal 23 /26 xxxx Cr. Bank xxxx 14) Setelah menyetorkan PPh 23/26 ke kas Negara divisi accounting and tax akan membuat surat pemberitahuan masa (SPM) PPh 23/26 2 rangkap untuk pelaporan pajak. Rangkap asli untuk dilaporkan ke kantor pajak sedangkan salinannya untuk arsip perusahaan SPM PPh 23/26 yang di buat terdiri dari : a. SPM PPh 23/26 b. Bukti pemotongan PPh 23/26 c. Daftar bukti pemotongan 49

20 15) SPM PPh 23/26 kemudian diserahkan kepada kepala divisi accounting and tax untuk ditandatangani. Kepala divisi accounting and tax mempunyai wewenang dalam menandatangani laporan pajak, karena telah mendapatkan surat kuasa dari direktur/pemilik perusahaan untuk penandatanganan laporan tersebut. Setalah ditandatangani maka laporan tersebut harus distempel SPM PPh 23/26. 16) Staf divisi accounting and tax akan melaporkan SPM PPh 23/26 ke kantor pelayanan pajak setempat dengan melampirkan surat setoran pajak lembar ke-3, paling lambat tanggal 20 setiap bulan setelah masa pajak berakhir. Kantor pelayanan pajak akan memberikan satu lembar bukti penerimaan surat yang harus diarsip oleh wajib pajak. Bukti penerimaan surat ini membuktikan bahwa perusahaan telah melaporkan SPM PPh 23/26. III.5. Laporan Keuangan Perusahaan. Setiap wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha dan memperoleh penghasilan dari usahanya mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan. Produk akhir dari pembukuan tersebut adalah Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Laba Ditahan, dan Catatan Atas Laporan Keuanga. Laporan keuangan tersebut berguna untuk pihak eksternal perusahaan seperti, kreditur, investor, pemerintah (dalam hal ini Kantor Pajak) yang digunakan untuk kepentingan mereka. Selain itu, Laporan Keuangan juga dimanfaatlkan oleh manajemen sebagai pihak internal dan pihak eksternal 50

21 perusahaan untuk bahan evaluasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dalam periode yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi, dapat diketahui besarnya jumlah penghasilan kena pajak yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang yang harus disetor ke Kas Negara. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Santi selaku Tax Officer pada PT. Federal International Finance, Neraca dan Laporan Laba Rugi yang disusun telah sesuai dengan PSAK dan ketentuan perundangan perpajakan yang berlaku. Berikut adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi PT Federal International Finance Tahun 2006 : 51

22 PT Federal International Finance Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2006 NERACA (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Aktiva Kas dan setara kas -Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Efek Piutang pembiayaan konsumen - bersih Piutang lain-lain Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka -Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Aktiva pajak tangguhan - bersih Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp pada tahun 2006 Aktiva lain-lain Jumlah Aktiva Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Hutang lain-lain Hutang premi asuransi -Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Pinjaman -Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang obligasi Pinjaman subordinasi -Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban derivatif Jumlah Kewajiban

23 Ekuitas Modal saham - nilai nominal Rp1.000 (Rupiah penuh) perlembar saham Modal dasar saham Modal ditempatkan dan disetor penuh saham (2005 dan 2004 : saham Saldo yang dicadangkan Saldo laba yang belum dicadangkan Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas

24 PT Federal International Finance Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2006 LAPORAN LABA RUGI (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Pendapatan Pendapatan pembiayaan konsumen 4,574,549,106 Dikurangi: Bagian pendapatan yang dibiayai bank-bank sehubungan dengan transaksi kerjasama pembiayaaan bersama without recourse -pihak ketiga (439,413,929) -pihak yang memiliki hubungan istimewa (349,514,810) Pembiayaan Konsumen 3,785,620,367 Administrasi 493,456,958 Bunga dan denda Denda atas keterlambatan pembayaran 144,478,084 Investasi efek Deposito berjangka 12,713,004 Giro 3,032,876 Jumlah Bunga dan Denda 160,223,964 Jumlah Pendapatan 4,439,301,289 Beban Beban Usaha Insentif penyalur kendaraan 460,117,776 Gaji, Upah dan kesejahteraan 494,028,873 Iklan dan promosi 95,105,835 Komunikasi 65,425,641 Sewa 55,511,378 Penyusutan 31,103,032 Perlengkapan kantor 25,769,704 Jasa Tenaga ahli 24,580,119 Perjalanan 20,493,895 Perbaikan dan pemeliharaan 20,257,373 Pajak dan perizinan 8,083,620 Pelatihan 7,855,652 Listrik, air dan gas 6,934,171 Asuransi 5,743,532 Representasi dan jamuan 5,499,354 Sumbangan dan kontribusi 3,096,430 Lain-lain 3,629,148 Jumlah Beban Usaha 1,333,235,533 54

25 Beban Bunga dan Keuangan Bunga hutang obligasi 224,103,299 Bunga pinjaman bank 141,758,751 Bunga pinjaman pembiayaan bersama with recourse 1,012,610,428 Beban provisi dan administrasi bank 77,177,003 Amortisasi biaya emisi obligasi 9,227,398 Kerugian / (Keuntungan) - selisih kurs -bersih 74,968,789 Jumlah Beban Bunga dan Keuangan 1,539,845,668 Penyisihan Piutang Ragu-Ragu 680,334,121 Pendapatan (Beban) Lain-Lain - Bersih Penerimaan kembali piutang yang telah dihapusbukukan 162,881,286 Selisih lebih penerimaan pembayaran dari konsumen 54,555,120 Keuntungan dari penjualan aktiva tetap dan bersih 455,973 Kerugian penjualan dan penyisihan (631,306,790) penurunan nilai pasar agunan yang diambil alih Lain-lain 4,485,702 Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain - Bersih (408,928,709) Laba Sebelum Pajak 477,257,258 Beban Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan 110,682,866 Pajak Penghasilan -tahun ini 25,677,126 -tangguhan 136,359,992 Laba Bersih 340,897,266 Laba Bersih per saham dasar (Rupiah Penuh) 1,217 55

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 45 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT Federal International Finance (PT FIF) didirikan di Jakarta dengan nama PT Mitrapusaka Artha Finance pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE BAB IV EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE IV.1. Evaluasi Jenis-jenis Biaya yang Terdapat dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penulis

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan PT Adiliman Makmur merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt &

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2010 DAN 2009 Daftar Isi Halaman Neraca... 2-3 Laporan

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) 1 PT SIANTAR TOP Tbk NERACA PER TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) Catatan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011 PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011 PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 MARET 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 A S E T Aset Lancar Catatan 31-Mar-12 31-Dec-11

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 Halaman 8 PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan PT. Intanwijaya Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk. LAPORAN KEUANGAN PER 30 September 2007 (TIDAK DIAUDIT) dan 30 September 2006 (TIDAK DIAUDIT) Global Reports LLC

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk. LAPORAN KEUANGAN PER 30 September 2007 (TIDAK DIAUDIT) dan 30 September 2006 (TIDAK DIAUDIT) Global Reports LLC PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN PER 3 September 27 (TIDAK DIAUDIT) dan 3 September 26 (TIDAK DIAUDIT) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN A. Pengertian Lembaga Pembiayaan Perusahaan merupakan Badan Usaha yang menjalankan kegiatan di bidang perekonomian (keuangan, industri, dan perdagangan), yang dilakukan

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk Laporan Keuangan Dan Laporan Auditor Independen Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen i Neraca 1 Laporan Laba Rugi 2 Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab ini akan membahas perlakuan akuntansi sewa pada PT FMA Finance. Metode pembahasan dilakukan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Karya Sejahtera Pratama Cabang Surabaya, berdiri pada bulan Oktober 2012 yang merupakan perluasan dari PT. Karya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset) Laporan Gabungan Neraca Kota/Kabupaten Kab. Grobogan Laporan Akhir Bulan Desember 2015 Laporan Gabungan Neraca (Aset) (Ribuan Rp) Aset 1 Kas 100 9,600,376 2 Kas dalam valuta asing 102 0 3 Surat berharga

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Ragam Anugerah Mandiri didirikan pada tanggal 20 April 2006 dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor

Lebih terperinci

PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED)

PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) 0 PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) Daftar

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL : KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN OLEH: EKO ARIE WICAKSONO 5366 STAR PRO BPKP BATCH UNIVERSITAS LAMPUNG 6 ASET Keterangan

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, B A B IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan tujuan perusahaan serta kebijaksanaan perusahaan, sehingga

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,23 119.658.017.889 126.580.527.261 Deposito berjangka 2a,4 2.424.600.790 2.904.735.723 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. penjualan maka berdasarkan peraturan perpajakan PT SCE yang telah

BAB III OBJEK PENELITIAN. penjualan maka berdasarkan peraturan perpajakan PT SCE yang telah BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Pemilihan Objek Penelitian Penulis memilih PT SCE sebagai objek penelitian skripsi ini. Dimana PT SCE adalah perusahaan perdagangan dibidang distributor alat kontrol listrik

Lebih terperinci

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT. Akbar Indo Makmur Stimec Tbk ( Perusahaan ) didirikan pada tanggal

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2005 dan PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk.

Laporan Keuangan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2005 dan PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk. Laporan Keuangan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk. LAPORAN KEUANGAN PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2005 DAN

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Catatan 2007 2006 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2d,3,24 92.942.187.030 136.752.706.763 Deposito berjangka 2a,4 2.643.566.861 2.398.641.980 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Mitra Sinergi merupakan salah satu bentuk perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan pipa dan bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Perusahaan PT Subentra Land didirikan pada tanggal 11 Juli 2006 berdasarkan akta notaries nomor 53 yang dibuat dihadapan notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono,

Lebih terperinci

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah ) 1 UMUM a. Pendirian Perusahaan PT. Surya Toto Indonesia Tbk. ("Perusahaan") didirikan tanggal 11 Juli 1977 dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1, tahun 1967 berdasarkan akte yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 9 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Gambaran Umum Perusahaan Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN. 30 September 2009 (tidak diaudit) dan 2008 (tidak diaudit)

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN. 30 September 2009 (tidak diaudit) dan 2008 (tidak diaudit) LAPORAN KEUANGAN 30 September 2009 (tidak diaudit) dan 2008 (tidak diaudit) PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk NERACA 30 SEPTEMBER 2009 dan 2008 ASET 30 September 30 September Catatan 2009 2008 '000 '000

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN 130522063 AKBAR ANWARI LUBIS 130522064 MUCHTI WIRAHADINATA 130522065 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ( Perusahaan ) didirikan di Indonesia pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset) Laporan Gabungan Neraca Kota/Kabupaten Kab. Grobogan Laporan Akhir Bulan Desember 2016 Laporan Gabungan Neraca (Aset) (Ribuan Rp) Aset 1 Kas 100 14,520,805 2 Kas dalam valuta asing 102 0 3 Surat berharga

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Tidak AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,3,23 126.580.527.261 136.152.760.743 Deposito berjangka 2a,4 2.904.735.723 1.467.734.629 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE LAPORAN KEUANGAN SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN PADA TANGGAL SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE Kami

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemulihan perekonomian nasional,

Lebih terperinci

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g,

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, ASET Kas 2a, 2b, 2f 8.698.261 9.392.615 Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, 4 15.045.245 13.421.573 Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan sebesar Rp12.387 dan Rp71.111 pada tanggal 30 September

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF Form - 01 01 601857 001 No. Aset Sandi Jumlah Aset 1 Kas 100 3,712,408 2 Kas dalam valuta asing 3) 102 0 3 Surat berharga 4) 110 0 4 Pendapatan bunga yang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Pajak. Pengampunan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5899) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, B A B IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan tujuan perusahaan serta kebijaksanaan perusahaan, sehingga

Lebih terperinci

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP Tabel.1 ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP (Dalam Ribuan Rupiah) NO BIAYA OPERASIONAL ANGGARAN REALISASI VARIANS % Pertumbuhan 1 Bunga a. Kepada Bank Indonesia - - - - b. Kepada

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Struktur organisasi Firma RR adalah bentuk garis dan staff yang berhasil penulis susun dan berdasarkan

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci