Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan"

Transkripsi

1 Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh total. Cairan Eksternal terdiri dari cairan tubuh total : 1. Cairan Interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembulu darah. Plasma darah. 2. Cairan Transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti dalam pleura, perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis. Merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahann yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. v KONSEP DASAR a. Volume dan Distribusi Cairan Tubuh 1) Volume cairan Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water = TBW) kira2 60% dari BB pria dan 50% dari BB wanita. Usia juga berpengaruh terhadap TBW di mana makin tua usia maka sedikit kandungan airnya. Jadi jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak badan dan usia. Contoh: BBL-TBW nya %, usia pubertas sampai dengan 39 th untuk pria 60% dari BB dan untuk wanita 52 % dari BB. Usia th untuk pria usia 55% dari BB dan wanita 47 % dari BB. Usia diatas 60 tahun untuk pria 52 % dari BB dan wanita 46 % dai BB. Lemak jaringan sangat sedikit meyimpan cairan, dimana lemak pada wanita lebih banyak daripada pria sehingga volume cairan lebih rendah dari pria. 2) Distribusi cairan Cairan tubuh didistribusikan diantara 2 kompartemen yaitu pada intra seluler dan ekstraselular. Cairan Intraseluler (CIS) kira-kira 2/3 atau 40% dari BB, sedangkan Cairan Ekstraseluler (CES) 20% dari BB. Cairan ini terdiri atas plasma (Cairan Intravaskuler) 5%, Cairan Interstisial CIT (Cairan disekitar tubuh seperti limfe) % dan Cairan Transeluler (CTS) (misalnya cairan cerebrospinalis, sinovial, cairan dalam peritoneum, cairan dalam rongga mata, dan lain-lain) 1-3 %. b. Fungsi Cairan 1) Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh. 2) Transport nutrient ke sel 3) Transport hasil sisa metabolism 4) Transport hormone 5) Pelumas antar organ 6) Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler. c. Keseimbangan Cairan Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan ml dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine ml/hari, paru-paru ml, dan kulit ml. d. Pergerakan Cairan Tubuh Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui 3 proses yaitu ; 1) Difusi Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dala cairan bergerak rai konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit didisfusikan menembus membrane sel.

2 Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran moleku, konsentrasi larutan, dan temperature. 2) Osmosis Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membrane semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke kkonsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik. 3) Transpor aktif Merupakan proses partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung. e. Pengaturan Keseimbangan Cairan 1) Rasa dahaga Mekanisme rasa dahaga : a) Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus untuk melepaskan substrat neuron yang bertanggungjawab terhadap sensasi haus. b) Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi penigkatan tekanan osmotic dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga. 2) Anti Diuretik Hormon (ADH) ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisisi dari hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Hormone ini meningkatkan rearbsorbsi air pada duktus koligentes, dengan demikian dapat menghemat air. 3) Aldosteron Hormone ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absrsorsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang konsentrasi kalium, natrium serum dan system angiotensin rennin serta sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia. 4) Prostaglandin Adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan dan berfungsi dalam merespn radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus dan mobilitas gastro intestinal. Dalam ginjal, prostaglandin bereran mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium dan efek ginjal pada ADH. 5) Glukokortikoid Menigkatkan rearbsorbsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid menyebabkan perubahan pada keseimbangan cairan (volume darah). f. Cara Penularan Cairan Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti : 1) Ginjal a) Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari. b) Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam c) Pada orang dewaasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari. d) Jumlah urine yang dipprosuksi oleh ADH dan Aldosteron. 2) Kulit a) Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang menerima rangsang aktivitas kelenjar keringat b) Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperature lingkungan yang meningkat dan demam. c) Disebut Insensible Water Loss (IWL) sekitar ml/24 jam. 3) Paru paru a) Menhasilkan IWL sekitar 400 ml/hari b) Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam. 4) Gastrointestinal a) Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar ml. b) Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah cc/kg BB/24 jam, dengan kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1O C. g. Masalah keseimbangan cairan 1) Hipovolemik Adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES), dan dapat terjadi kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme

3 kompensasi pada hipovolemik adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung, dan tekanan vaskuler), rassa haus, pelepasan hormone ADH dan aldosteron. Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut. Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda tanda penurunan brat badan akut, mata cekung pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak anak adanya penurunana jumlah air mata. 2) Hipervolemia Adalah penambaha/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada saat : a) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air b) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air c) Kelebihan pembarian cairan d) Perpindaha CIT ke plasma. Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekana darah, nadi kuat, asietes, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama gallop. h. Ketidakseimbangan asam basa 1) Asidosis respiratorik Disebabkan karena kegagalan system pernafasan dalam membuang CO2 dari cairan tubuh. Kerusakan pernafasan, peningkatan PCO2 arteri diatas 45 mmhg dengan penurunan ph < 7,35. Penyebab ; penyait obstruksi, retraksi paru, polimielitis, penurunan aktivitas pusat pernafasan (trauma kepala, pendarahan, narkotik, anestesi, dll). 2) Alkalosis respiratorik Disebabkan karena kehilangan CO2 dari paru-paru pada kecepatan yang lebih tinggi dari produksinya dalam jaringan. Hal ini menimbulkan PCO2 arteri < 35 mmhg, ph > 7,45. Penyebab : hiperventilasi alveolar, anxietas, demam, meningitis, keracunan aspirin, pneumonia dan emboli paru. 3) Asidosis metabolic Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa. ph arteri < 7,35, HCO3 menurun diawah 22 meq/lt. Gejala ; pernafasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi dan koma. 4) Alkalosis metabolic Disebabkan oleh kehilangan ion hidrigen atau penambahan basa pada cairan tubuh. Bikarbonat plasma meningkat > 26 meq/ltd an ph arteri > 7,45. Penyebab : mencerna sebagian besar basa ( missal : BaHCO3 antasid, soda kue) untuk mengatasi ulkus peptikumatau rasa keembung. Gejala : apatis, lemah, gengguan mental, kram dan pusing Perbandingan antara Bikarbonat, ph dan PaCo2 pada gangguan asam basa sederhana dapat dilihat pada table di bawah ini : Gangguan Asam Basa HCO3 Plasma ph Plasma PaCO2 As. Metabolik Alk. Metabolik As. Respiratorik Alk. Respiratorik Kebutuhan Cairan Menurut Umur dan Berat Badan. NO UMUR BB (KG) CAIRAN (ML/24 JAM) 1 3 hari 3, tahun 9, tahun 11, tahun tahun 28, tahun tahun (Adult) B. PENGERTIAN ELEKTROLIT Elektrolit adalah substansi yanag menyebabkan ion kation (+) dan anion (-). Ada tiga cairan elektrolit yang paling esensial yaitu : Pengaturan elektrolit a. Natrium (sodium) 1) Merupaka kation paling banyak yang terdapa pada Cairan Ekstrasel (CES) 2) Na+ mempenagruhi keseimbangan air, hantaran implus araf dan kontraksi otot. 3) Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine. Normalnya sekitar meq/lt. b. Kalium (potassium) a) Merupakan kation utama dalam CIS b) Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot. c) Diperlukan untuk pembentukan

4 glikkogen, sintesa protein, pengaturan keseibangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+. Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 meq/lt. c. Kalsium a) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, kondusi jantung, pembekuan darah serta pembentukan tulang dan gigi. b) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. c) Hormone paratiroid mengarbsobsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. d) Hormon thirocaltitonim menghambat penyerapan Ca+ tulang. d. Magnesium a) Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. b) Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurocemia, dn muscular excibility. Nilai normalnya 1,5-2,5 meq/lt. e. Klorida a) Terdapat pada CES dan CIS, normalnya meqlt. f. Bikarbinat a) HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan CES dan CIS. b) Bikarbonat diatur oleh ginjal. g. Fosfat a) Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES b) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism karbohidrat, dan pengaturan asam basa. c) Pengaturan oleh hormone paratiroid 2. Gejala klinis kekurangan elektrolit : a. Haus b. Anoreksia c. Perubahan tanda-tanda vital d. Lemas atau pucat e. Anak rewel f. Kejang-kejang g. Kulit dingin h. Rasa malas C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT 1. Usia Variasi usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh, metabolism yang diperlukan dan berat badan. 2. Temperature lingkungan Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak g/hari. 3. Diet Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini menimblkan pergerakan carian dari interstitial ke intraseluler. 4. Stres Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine. 5. Sakit Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung, gangguan hormone akan mengganggu keseimbangan cairan. D. CARA MENGHITUNG INFUS Dewasa (Makro dengan 20 tetes / menit) Tetesan / menit = Jumlah cairan yang masuk Lamanya infuse (jam) x 3 Atau tetesan / menit = Jumlah kebutuhan cairan x factor tetesan Lama infuse (jam) x 60 menit Catatan : factor tetesan infuse bermacam macam, dapat dilihat pada label infuse (10 per menit, 15 per menit, 20 tetes per menit). Anak Tetesan / menit (mikro) = Jumlah cairan yang masuk Lamanya infuse (jam) E. PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan penyakit dasar. Obat-obatan tersebut misalnya; prednison yang dapat mengurangi beratnya diare dan penyakit. 2. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk menurunkan motilitas. 3. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifiksi atau bila diare sangat berat. 4. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat,

5 khususnya untuk anak kecil dan lansia. ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT A. PENGKAJIAN Tanggal : Jam : Ruang : BIODATA a. Identitas klien Nama : Ttl : Umur : Jenis kelamin : Alamat : Agama : Suku : Pendidikan : No. CM : Tgl masuk : Tgl pengkajian : Sumber informasi : Diagnosa medis : b. Identitas penanggung jawab Nama : Jenis kelamin : Umur : Pendidikan : Pekerjaan : Agama : Status perkawinan : Alamat : Kewarganegaraan : Hub. dengan klien : RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan utama Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan kebutuhan cairan dan elektrolit antara lain: nyeri abdomen, kram, bising usus hiperaktif atau hipoaktif, anoreksia, borborigmi, distensi abdomen, perasaan rektal penuh, fefes keras dan berbentuk, kaleatihan umum, sakit kepala, tidak dapat makan, nyeri saat defekasi, mual, muntah, konstipasi, inkontenensia defekasi, diare. Konstipasi Yaitu penurunan pada frekuensi normal defekasi yang disertai oleh kesulitan atau pengeluaran tidak lengkap feses dan atau pengeluaran feses yang keras, kering dan banyak Inkontenensia Defekasi Perubahan pada kebiasaan defekasi normal yang dikarakteristikan dengan pasase feses involunter. Diare Adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk. b. Riwayat kesehatan sekarang Ditanyakan / menjelaskan kronologi berjalannya penyakit pasien : 1) Waktu terjadinya sakit Ditanyakan : Berapa lama sudah terjadinya sakit 2) Proses terjadinya sakit Ditanyakan : Kapan mulai terjadinya sakit Bagaimana sakit itu mulai terjadi 3) Upaya yang telah dilakukan Ditanyakan : Selama sakit sudah berobat kemana Obat-obatan yang pernah dikonsumsi 4) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang Yang perlu dikaji dan ditanyakan : TTV meliputi tekanan darah, suhu, respiratorik rate, dan nadi Adanya patofisiologi lain seperti saat dipalpasi adanya nyeri abdomen, sakit kepala, kram,. Apakah merasa mual, muntah, anoreksia dsb. c. Riwayat kesehatan terdahulu Ditanyakan: 1) Pengobatan saat ini dan masa lalu 2) Alergi terhadap obat dan makanan 3) Tempat tinggal / lingkungan d. Riwayat kesehatan keluarga Ditanyakan : 1) Apakah ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. 2) Adakah riwayat penyakit keturunan dalam keluarga e. Genogram Dikaji : 1) Jumlah anggota keluarga 2) Garis keturunan / silsilah keluarga 3) Anggota keluarga yang tinggal serumah dengan paien 4) Anggota keluarga lain yang mengalami sakit yang sama dengan pasien 5) Anggota keluarga yang berpotensi memiliki penyakit menular. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON) a. Persepsi terhadap kesehatan manajemen kesehatan 1) Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit Apakah pasien mengetahui penyakitnya, cara perawatannya dan cara pengobatannya. 2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan Apa yang dilakukan jika pasien sakit,

6 bagaimana cara untuk mengobati penyakitnya. 3) Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan Perlu ditanyakan : Apakah pasien minum minuman beralkohol Sering merokok b. Pola aktivitas dan latihan Menggunakan tabel aktifitas yang didasarkan pada skala 0 sampai 4, meliputi makan, mandi berpakaian, eliminasi, mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga. c. Pola istirahat tidur Ditanyakan : 1) Jam berapa biasa pasien mulai tidur dan bangun tidur 2) Sonambolisme 3) Kualitas dan kuantitas jam tidur d. Pola nutrisi - metabolic Ditanyakan : 1) Berapa kali makan sehari 2) Makanan kesukaan 3) Berat badan sebelum dan sesudah sakit 4) Frekuensi dan kuantitas minum sehari e. Pola eliminasi Dikaji : 1) Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari 2) Nyeri 3) Kuantitas f. Pola kognitif perceptual Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra) g. Pola konsep diri 1) Gambaran diri 2) Identitas diri 3) Peran diri 4) Ideal diri 5) Harga diri h. Pola koping Ditanyakan : 1) Cara / metode pemecahan dan penyelesaian masalah 2) Hasil koping dari metode yang dilakukan i. Pola seksual reproduksi Ditanyakan : adakah gangguan pada alat kelaminnya. j. Pola peran hubungan 1) Hubungan dengan anggota keluarga 2) Dukungan keluarga 3) Hubungan dengan tetangga dan masyarakat. k. Pola nilai dan kepercayaan 1) Persepsi keyakinan 2) Tindakan berdasarkan keyakinan PEMERIKSAAN FISIK a. Data klinik, meliputi: 1) Pengukuran Klinik a) Berat Badan Kehilangan/ bertambanhnya berat badan menunjukkan adanya masalah keseimbangan asam basa cairan : + 2 % : ringan + 5 % : sedang + 10 % : berat Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama b) Keadaan Umum 1) Pengukuran TTV seperti nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan 2) Tingkat kesadaran c) Pengukuran pemasukan cairan 1) Cairan oral ; NGT dan oral 2) Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV 3) Makanan yang cenderung mengandung air 4) Irigasi kateter atau NGT d) Pengukuran pengeluaran cairan 1) Urine : volume, kelernihan/kepekatan 2) Fesef : jumlah dan konsisten 3) Muntah 4) Tube drainase 5) IWL e) Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya cc 2) Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan: a) Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelemahan otot, tetani dan sensasi rasa. b) Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, Hemoglobin dan bunyi jantung. c) Mata : cekung, air mata kering. d) Neurologi : reflex, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran. e) Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-untah dan bising usus. b. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parental) c. Tanda umum masalah elektrolit d. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan e. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit. f. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan g. Status perkembangan seperti usia atau situasi social h. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan elektrolit, b. Darah lengkap, c. ph, d. Berat jenis urin, e. AGD.( Analisa Gas darah) B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Aktual / Resiko

7 defisit Volume Cairan Definisi : Kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan pada ekstraseluler (CES) dan Vaskuler (CIV). Ø Berhubungan dengan : a. Kehilangan cairan secara berlebihan b. Berkeringant secara terus menerus c. Menurunnya intake oral d. Penggunaa diuretic e. Pendarahan Ø Ditandai dengan : a. Hipotensi b. Takhikardia c. Pucat d. Keklemahan e. Konsentrasi urin pekat Ø Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a. Penyakit Addison b. Koma c. Ketoasidosis pada disbetik d. Pendarahn gastrointestinal e. Muntah diare f. Intake cairan tidak adekuat g. AIDS h. Pendarahan i. Ulcer kolon Ø Tujuan yang diharapkan : a. Mempertahnkan keseimbangan cairan b. Menunjukkkan adannya keseimbangan cairan seperti output adekuat, tekanan darah normal, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik. c. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi. NO INTERVENSI RASIONAL 1 Ukur dan catat setiap 4 jam : Intkae dan output cairan Warna muntahan, urine dan feses Monitor turgor kulit Tanda tanda vital Monitor IV infuse CVP Elektrolit, BUN, hematokrit dan Hb Status mental Berat badan Menentukan kehilangan makan dan minum 2 Berikan makanan dan cairan Memenuhi kebutuhan makan dan minum 3 Berikan pengobatan seperti antidiare dan antimuntah Menurunkan pergerakan usus dan muntah 4 Berikan dukungan verbal dalam pemberian cairan Meningkatkan konsumsi yang lebih 5 Lakukan kebersihan mulut sebelum makan Meningkatkan nafsu makan 6 Ubah posisi pasien setiap 4 jam Meningkatkan sirkulasi 7 Berikan pendidikan kesehatan tentang : Tanda dan gejala dehidrasi Intake dan output cairan Terapi Meningkatkan informasi dann kerjasama. 2. Volume cairan tubuh Definisi: Kondisi diman terjadi peningkatan retensi dan edema Ø Berhubungan dengan : a. Retensi garam dan air b. Efek dari pengobatan c. Malnutrisi Ø Ditandai dengan : a. Orthopnea b. Oliguria c. Edema d. Distensi vena jugularis e. Distress pernafasan f. Anasarka g. Edema paru Ø Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a. Obesitas b. Hipothiroidism c. Pengobatan dengan kortikosteroid d. Cushings syndrome e. Gagal ginjal f. Sirosis hepatis g. Kanker h. Toxemia Ø Tujuan yang diharapkan : a. Mempertahankan keseimbangan intake dan output cairan b. Menurunkan kelebihan cairan NO INTERVENSI RASIONAL 1 Ukur dan monitor : Intake dan output cairan, BB, tensi, CVP distensi vena, jugularis dan bunyi paru Dasar pengkajian kardiovaskuler dan respon terhadap penyakit. 2 Monitor rongtgen paru Mengetahui adanya edema paru 3 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan, obat dan efek pengobatan Kerjasama disiplin ilmu dalam perawatan 4 Hati hati dalam pembarian cairan Mengurangi kelebihan cairan 5 Pada pasien yang bedrest : Ubah posisi setiap 2 jam Latihan pasif dan aktif Mengurangi edeme 6 Pada kluit yang edeme, berikan losion, hindari penekanan yang teruis menerus. Mencegah kerusakan kulit 7 Berikan pengetahuan kesehatan tentang : Intake dan output cairan Edema, Berat badan Pengobatan Pasien dan keluarga mengetahui dan kooperatif. Asites adalah penumpukan cairan di rongga perut. Cairan itu terjadi karena berbagai penyakit kronik (serosis hati).

8 Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) :

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT A. PENGERTIAN 1. CAIRAN Cairan adalah volume air bisa berupa

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT. Oleh. Mudrikah

LAPORAN PENDAHULUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT. Oleh. Mudrikah LAPORAN PENDAHULUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Oleh Mudrikah A. KONSEP TEORI 1. Definisi Cairan adalah air beserta unsur-unsurnya yang didalamnya diperlukan untuk kesehatan sel, dan cairan ini

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT Disampaikan pada kuliah KDDK_1_2011 Komposisi cairan tubuh Fungsi cairan tubuh Faktor berpengaruh pada kebutuhan cairan Kebutuhan cairan tubuh Intake dan output cairan

Lebih terperinci

BAB 2 PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon

BAB 2 PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon BAB 2 PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 2.1.1 Defenisi Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun

Lebih terperinci

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG PARIKESIT RSUD KOTA SEMARANG DisusununtukmemenuhitugasPraktekBelajarKlinikKDM III DISUSUN OLEH : ARFIANA NURANI P.17420613047 JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL

Lebih terperinci

MACAM-MACAM SUARA NAFAS

MACAM-MACAM SUARA NAFAS MACAM-MACAM SUARA NAFAS Asuhan Keperawatan Aplikasi NANDA Diposkan oleh Rizki Kurniadi, Amd.Kep SUARA NAFAS NORMAL Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring

Lebih terperinci

CAIRAN & ELEKTROLIT. M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes

CAIRAN & ELEKTROLIT. M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes CAIRAN & ELEKTROLIT M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes FISIOLOGI SISTEM SIRKULASI Sistem sirkulasi t.d: Sirkulasi sistemik perifer/seluruh tubuh Ventrikel kiri aorta arteri arteriole atrium kanan VCS/VCI

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Dr. Suparyanto, M.Kes GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH Cairan tubuh adalah larutan isotonik yang tersusun atas air dan zat terlarut (mineral)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terapi cairan Pemberian cairan bertujuan untuk memulihkan volume sirkulasi darah. 6,13 Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan

Lebih terperinci

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Membran sel Membran nukleus Retikulum endoplasma Aparatus golgi Mitokondria lisosom Kurnia Eka Wijayanti 60 % dari berat tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolit Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang di sebut kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas.

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN ASIDOSIS METABOLIK Disusun oleh: Desi (A101.19.006) Dewi Sekar (A101.19.007) Dina Fitri Astuti (A101.19.008) Ela Kusumawati (A101.19.009) Fatoni Aditya O (A101.19.010) Febriana Ramadhani (A101.19.011)

Lebih terperinci

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang RESUSITASI CAIRAN Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang SYOK Syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan sirkulasi, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Kesetimbangan asam basa tubuh

Kesetimbangan asam basa tubuh Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan

Lebih terperinci

JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS)

JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS) JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS) 1 RPKPS, lingkup sejarah Biokimia dan struktur dan fungsi sel, GTC 2 Air dan asam basa (ph) GTC 3 Struktur dan Fungsi serta mekanisme kerja Enzim

Lebih terperinci

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope TERAPI CAIRAN MAINTENANCE RSUD ABDUL AZIS 21 April 2015 TERAPI CAIRAN TERAPI CAIRAN RESUSITASI RUMATAN Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi Mengganti Kehilangan Akut Koreksi 1. Kebutuhan normal 2. Dukungan

Lebih terperinci

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk: HIPONATREMIA 1. PENGERTIAN Hiponatremia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal. Natrium merupakan elektrolit yang membantu mengatur jumlah air di dalam

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu) 14 (polidipsia), banyak kencing (poliuria). Atau di singkat 3P dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus naik, bertambah gemuk karena pada fase ini jumlah insulin masih mencukupi.

Lebih terperinci

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI OLEH : KELOMPOK 5 HAPPY SAHARA BETTY MANURUNG WASLIFOUR GLORYA DAELI DEWI RAHMADANI LUBIS SRI DEWI SIREGAR 061101090 071101025 071101026 071101027 071101028 Nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana

Lebih terperinci

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT A.HIPERKALEMIA a. pengertian JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi b. penyebab 1.pemakaian obat tertentu yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal misalnya spironolakton

Lebih terperinci

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH. dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH. dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon PENDAHULUAH Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Elektrolit adalah zat kimia

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:

Lebih terperinci

KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep.An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep.An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep.An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta cairan_kep anak_anita_2016 DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH Total

Lebih terperinci

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.

Lebih terperinci

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) 1. Analisa Gas Darah Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran ph (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi

Lebih terperinci

DEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN GASTROINTESTINAL

DEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN GASTROINTESTINAL DEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN GASTROINTESTINAL Dr. Fransisca S. K (Fak. Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma Surabaya @2000) 3 kegawatan pada GIT : 1. Perdarahan. 2. Infeksi atau keradangan. 3. Gangguan pasase

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS Ny. Sunia 45 tahun masuk Rs.A dengan keluhan banyak kencing malam hari (nokturia), banyak minum 4-5 liter/hari. Keluarga mengatakan keluhan ini terjadi

Lebih terperinci

Kebutuhan cairan dan elektrolit

Kebutuhan cairan dan elektrolit Kebutuhan cairan dan elektrolit Cairan adalah suatu kebutuhan pokok dan sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Bila tubuh kehilangan cairan dalam jumlah yang besar maka akan terjadi perubahan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan

Lebih terperinci

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 ) BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah. 1. Hipokalsemia HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dl darah. PENYEBAB Konsentrasi

Lebih terperinci

Magelang,20 Oktober Penyusun

Magelang,20 Oktober Penyusun KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah dan karunianya yang tiada ternilai kepada penyusun, shalawat serta salam semoga tercurah

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA OLEH : MEYRIA SINTANI NIM : 2012.C.04a.0314 YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

ASIDOSIS RESPIRATORIK

ASIDOSIS RESPIRATORIK ASIDOSIS RESPIRATORIK A. PENGERTIAN. Asidosis Respiratorik (Kelebihan Asam Karbonat). 1. Asidosis Respiratorik adalah gangguan klinis dimana PH kurang dari 7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 1

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

ASUHAN KEPERAWATAN HPP 1. Pengertian Haemoragik Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi.hpp diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bladder Retention Training 1.1. Defenisi Bladder Training Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan

Lebih terperinci

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Remaja 1 Definisi Remaja Menurut WHO, remaja adalah masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya : LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP MEDIK 1. DEFINISI Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yg ditemukan

Lebih terperinci

BALANCE CAIRAN. IWL (insensible water loss(iwl) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa.

BALANCE CAIRAN. IWL (insensible water loss(iwl) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa. SARI CHAERUNISAH 04091401070 BALANCE CAIRAN Balance cairan atau keseimbangan cairan adalah keseimbangan antara pemasukan cairan (intake) dan pengeluaran cairan (output). Masukan cairan orang dewasa normalnya

Lebih terperinci

Fungsi Cairan Tubuh Manusia, Gejala Dehidrasi Dan Cara Mengatasi Kehilangan Cairan Tubuh

Fungsi Cairan Tubuh Manusia, Gejala Dehidrasi Dan Cara Mengatasi Kehilangan Cairan Tubuh Fungsi Cairan Tubuh Manusia, Gejala Dehidrasi Dan Cara Mengatasi Kehilangan Cairan Tubuh Sun, 06/04/2008-12:53am blackheart A. Peran / Manfaat / Kegunaan / Fungsi Cairan Tubuh Manusia Air merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tujuan dari terapi cairan perioperatif adalah menyediakan jumlah cairan yang cukup untuk mempertahankan volume intravaskular yang adekuat agar sistem kardiovaskular

Lebih terperinci

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D HIPOKALEMIA GRACIA CINTIA MASSIE PEMBIMBING : DR. AGUS KOOSHARTORO, SP.PD DEFINISI Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah dibawah 3.5 meq/l yang disebabkan oleh berkurangnya

Lebih terperinci

SIROSIS HEPATIS R E J O

SIROSIS HEPATIS R E J O SIROSIS HEPATIS R E J O PENGERTIAN : Sirosis hepatis adalah penyakit kronis hati oleh gangguan struktur dan perubahan degenerasi fungsi seluler dan selanjutnya perubahan aliran darah ke hati./ Jaringan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. insulin (Engram, 1999:532). Ulkus adalah kehilangan jaringan kulit yang

BAB I KONSEP DASAR. insulin (Engram, 1999:532). Ulkus adalah kehilangan jaringan kulit yang BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Febris / demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis

Lebih terperinci

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi

Lebih terperinci

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns Pendahuluan Ginjal mempertahankan komposisi dan volume cairan supaya tetap konstan Ginjal terletak retroperitoneal Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi membrane

BAB I KONSEP DASAR. kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi membrane 1 BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK

KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PENGERTIAN MOBILISASI Adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Semua manusia yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Minum 2.1.1. Definisi Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. BIODATA 1. Identitas Pasien. Nama Umur Jenis kelamin Suku/Bangsa Agama : An. F : 3 tahun : Perempuan : Jawa / Indonesia : Islam Status pernikahan : - Pekerjaan : - Alamat : Kedung

Lebih terperinci

Connective tissue. Bone 3 % 2 L 4,5 % 3 L. Interstitial Fluid 11,5 % 8 L. Plasma 4,5 % 3 L. Cell water 36 % 25 L. Transceluler water 4,5 % 1 L

Connective tissue. Bone 3 % 2 L 4,5 % 3 L. Interstitial Fluid 11,5 % 8 L. Plasma 4,5 % 3 L. Cell water 36 % 25 L. Transceluler water 4,5 % 1 L Prof. Dr. Burhanuddin Nst, SpPK-KN,FISHKN,FISH Distribusi air dalam Badan Air dalam badan didistribusikan diantara 3 kompartemen utama yaitu : Intraselluler Interstitium Pembuluh Darah Lebih dari setengah

Lebih terperinci

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si Ema Qurnianingsih, dr., M.Si Pokok Bahasan : PENDAHULUAN - Fungsi Air Dalam Tubuh Manusia - Homeostasis cairan Tubuh - Pengukuran Volume Cairan Tubuh - Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi Cairan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA I Deskripsi Perdarahan pada saluran cerna terutama disebabkan oleh tukak lambung atau gastritis. Perdarahan saluran cerna dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Darah Darah adalah adalalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Suku bangsa Agama Alamat : An. B : 6 tahun : lakilaki : Jawa/Indonesia : Islam : Gunung Pati, Semarang No. Register : 5526221

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp Pendahuluan Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu

Lebih terperinci

2

2 Keseimbangan Asam Basa Dr. OK.M. Syahputra, M.Kes Dr. Almaycano Ginting, M.Kes Departemen Biokimia FK USU KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Defanisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah kebutuhan dasar Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena

Lebih terperinci

Kompartemen cairan di dalam tubuh

Kompartemen cairan di dalam tubuh MINERAL definisi Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. fungsi

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. MORBILI

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. MORBILI MORBILI I. A. Definisi Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan

Lebih terperinci

SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH

SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH SYOK sebagai kondisi kompleks yang mengancam jiwa, yang ditandai dengan tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan dan sel-sel tubuh (Rice 1991). Komponen-komponen aliran darah

Lebih terperinci

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum:

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum: Syifa Ramadhani (2013730182) 4. Jelaskan mekanisme dan etiologi terjadinya bengkak? Mekanisme terjadinya bengkak Secara umum, efek berlawanan antara tekanan hidrostatik (gaya yg mendorong cairan keluar

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan BAB III TINJAUAN KASUS Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan secara langsung kepada pasien yang dirawat dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik di ruang C3 Lt.2 RSDK Semarang. Pengumpulan

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie

Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie Definisi Sakit perut yang terjadi paling sedikit 3 kali, cukup berat sampai tidak bisa melakukan kegiatan sehari hari dalam

Lebih terperinci

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah.

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah. 8. SOAP Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah manajemen varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Sistim pendokumentasian asuhan

Lebih terperinci

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Farmakokinetik - 2 Mempelajari cara tubuh menangani obat Mempelajari perjalanan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci