BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 1"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. B. Ruang Lingkup Masalah 1. Definisi kebutuhan cairan dan elektrolit 2. Sistem tubuh yang berperan pada kebutuhan cairan dan elektrolit 3. Cara perpindahan cairan tubuh 4. Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia 5. Pengaturan volume cairan tubuh 6. Jenis cairan 7. Pengaturan elektrolit 8. Jenis cairan elektrolit 9. Keseimbangan asam dan basa 10. Masalah keseimbangan asam-basa 11. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit 12. Masalah-masalah pada kebutuhan cairan dan elektrolit Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 1

2 2 13. Proses keperawatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi kebutuhan cairan dan elektrolit 2. Untuk mengetahui sistem tubuh yang berperan pada kebutuhan cairan dan elektrolit 3. Untuk mengetahui cara perpindahan cairan tubuh 4. Untuk mengetahui kebutuhan cairan tubuh bagi manusia 5. Untuk mengetahui pengaturan volume cairan tubuh 6. Untuk mengetahui jenis cairan 7. Untuk mengetahui pengaturan elektrolit 8. Untuk mengetahui jenis cairan elektrolit 9. Untuk mengetahui keseimbangan asam dan basa 10. Untuk mengetahui masalah keseimbangan asam-basa 11. Untuk mengetahui kaktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit 12. Untuk mengetahui masalah-masalah pada kebutuhan cairan dan elektrolit 13. Untuk mengetahui proses keperawatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 2

3 3 BAB II PEMBAHASAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT A. Definisi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Kebutuhan cairan adalah suatu proses dinamika karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan tubuh adalah semua bahan menu yang merupakan zat cair yang terdiri dari air dan semua yang ada di dalamnya. Elektrolit adalah senyawa dalam tubuh yang mengurai dan ion-ion yang bermuatan listrik yang berfungsi mengatur keseimbangan asam dan basa membantu memindahkan cairan dan memungkinkan terjadinya impuls terhadap sel otot dan sel saraf. Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan. Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu,air didalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida(co ) dan juga senyawa nitrat. Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,mulut dan hidung, pelumas dalam cairan sendi 02 Sports Science Brief tubuh,katalisator reaksi biologik sel,pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut. Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal, air di dalam tubuh juga akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal yaitu ± 37 C. B. Sistem Tubuh yang Berperan Pada Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 1. Ginjal Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 3

4 4 garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam. Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10% nya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam. 2. Kulit Merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar, konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi (pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin). Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas 3. Paru Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas. 4. Gastrointestinal Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan hilang dalam system ini sekitar ml/hari. Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui system endokrin, seperti: system hormonal contohnya: a. ADH Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk oleh hipotalamus di hipofisis Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 4

5 5 posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel. b. Aldosteron Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium dan system angiotensin rennin. c. Prostaglandin Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfunsi merespons radang, mengendalikan tekanan darah dan konsentrasi uterus, serta mengatur pergerakan gastrointestul. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal. d. Glukokortikoid. Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium. e. Mekanisme rasa haus Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara merangsang pelepasan rennin yang dapat menimbulkan produksi angiostensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk rasa haus. C. Cara Perpindahan Cairan Tubuh 1. Difusi Merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane. Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit dan zat-zat lain terjadi melalui membrane kapiler yang permeable. Kecepatan proses difusi bervariasi, bergantung pada factor ukuran molekul, konsentrasi cairan dan temperature cairan. Zat dengan molekul yang besar akan bergerak lambat dibanding molekul kecil. Molekul kecil akan lebih mudah berpindah dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat pergerakan molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat. 2. Osmosis Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat. Solute adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air merupakan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 5

6 6 solven, sedang garam adalah solute. Proses osmosis penting dalam mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intra. Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan satuan nol. Natrium dalam NaCl berperan penting mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat tiga jenis larutan garam dengan kepekatan berbeda dan didalamnya dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang mempunyai kepekatan yang sama akan seimbang dan berdifusi. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan yang isotonic karena larutan NaCl mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam system vascular. Larutan isotonic merupakan larutan yang mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang dicampur. Larutan hipotonik mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding larutan intrasel. Pada proses osmosis dapat terjadi perpindahan dari larutan dengan kepekatan rendah ke larutan yang kepekatannya lebih tinggi melalui membrane semipermeabel, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedang larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah volumenya. 3. Transport aktif Merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini terutama penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel. 4. Tekanan cairan Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic juga menggunakan tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan pastikel pelarut untuk menarik larutan melalui membrane. Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung (larutan disebut koloid). Sedangkan larutan yang mempunyai kepekatan sama dan dapat bergabung (disebut kristaloid). Contoh larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid apabila protein bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan cairan menembus membrane sel permeable tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangat penting dalam proses pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan dalam pemberian infuse intravena bersifat isotonic karena mempunyai konsentrasi sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan intravena bersifat hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang pekat dibanding konsentrasi plasma darah. Tekanan osmotic plasma akan lebih besar dibanding tekanan tekanan osmotic cairan interstisial karena konsentrasi protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar dibanding cairan interstisial, sehingga Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 6

7 7 membentuk larutan koloid dan sulit menembud membrane semipermeabel. Tekanan hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini penting guna mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel. 5. Membran semipermeable Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. Membran semipermeable terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan. D. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada factor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pada pria. Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan: NO Umur Berat Badan (Kg) Kebutuhan Cairan (ml/24 jam 1 3 hari 3,0 kg ml 2 1 tahun 9,5 kg ml 3 2 tahun 11,8 kg ml 4 6 tahun 20,0 kg tahun 28,7 kg tahun 45,0 kg tahun 54,0 kg Dewasa 60,0 kg E. Pengaturan Volume Cairan Tubuh Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 7

8 8 gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses metabolisme. 1. Asupan cairan. Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ± 2500 cc/hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi ketidakseimbangan volume cairan tubuh dimana asupan cairan kurang atau adanya pendarahan, maka curah jantung menurun, menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah. 2. Output Cairan Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu : a. Urine Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar ml per 24 jam, atau sekitar ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. b. IWL (Insesible Water Loss) IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar ml per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat. c. Keringat Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit. d. Feces Pengeluaran air melalui feces berkisar antara ml per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon). Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 8

9 9 F. Jenis Cairan Cairan nutrien. Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori setiap harinya. Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin yang penting untuk metabolisme. Kalori dalam cairan nutrient dapat berkidar antara /liter. Cairan nutrient terdiri atas: 1. Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar ( ½ dextrose dan ½ levulose) 2. Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travamin 3. Lemak, contoh: lipomul dan liposyn Blood Volume Expanders Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi menigkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada pasien dengan luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh darah di daerah luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood volume expanders antara lain: human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotic, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah. G. Pengaturan Elektrolit 1. Pengaturan Keseimbangan Natrium Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi mengatur osmolaritas dan volume cairan tubuh. Natrium paling banyak terdapat pada cairan ekstrasel. Pengaturan konsentrasi cairan ekstrasel diatur oleh ADH dan aldosteron. Aldosteron dihasilkan oleh kosteks suprarenal dan berfungsi mempertahankan keseimbangan konsentrasi natrium dalam plasma dan prosesnya dibantu oleh ADH. ADH mengatur sejumlah air yang diserap kembali ke dalam ginjal dari tubulus renalis. Aldosteron juga mengatur keseimbangan jumlah natrium yang diserap kembali oleh darah. Natrium tidak hanya bergerak ke dalam atau ke luar tubuh, tetapi juga mengatur keseimbangan cairan tubuh. Eksresi dari natrium dapat dilakukan melalui ginjal atau sebagian kecil melalui feses, keringat, urine, dan air mata. 2. Pengaturan Keseimbangan Kalium Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 9

10 10 Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan mekanisme perubahan ion natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aldosteron. Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). Sistem pengaturan keseimbangan kalium melalui tiga langkah, yaitu: a. Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan produksi aldosteron. b. Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkan melalui ginjal. c. Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel menurun. d. Kalium berpengaruh terhadap fungsi sistem pernapasan. Partikel penting dalam kalium berfungsi menghantarkan impuls listrik ke jantung, otot lain, jaringan paru. Dan jaringan usus pencernaan. Ekskresi kalium dilakukan melalui urine, sebagian melalui feses dan keringat. 3. Pengaturan Keseimbangan Kalsium Kalsium dalam tubuh berfungsi membentuk tulang, menghantarkan mpuls kontraksi otot, koagulasi (pembekuan) darah, dan membantu beberapa enzim pankreas. Kalsium diekskresi melalui urine dan keringat. Konsentrasi kalsium dalam tubuh diatur langsung oleh hormon paratiroid dalam reabsobsi tulang. Jika kadar kalsium darah menurun, kelenjar paratirod akan merangsang pembentukkan hormon paratiroid yang langsung menigkatkan jumlah kalsium dalam darah. 4. Pengaturan Keseimbangan Magnesium Magnesium merupakan kation dalam tubuh, merupakan yang terpenting kedua dalam cairan intrasel. Keseimbangannya kelenjar paratiroid, magnesium diabsorbsi dari saluran pencernaan. Magnesium dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium. Hipomagnesium terjadi bila konsentrasi serum turun menjadi < 1,5 meq/1t dan hipermagnesium terjadi bila kadar magnesium serta serum meningkat menjadi > 2,5 meq/1t. 5. Pengaturan Keseimbangan Bikarbonat: Bikarbonat merupakan elektrolit utama larutan buffer (penyangga) dalam tubuh. 6. Pengaturan Keseimbangan Fosfat Fosfat (PO4) bersama-sama dengan kalsium berfungsi membentuk gigi dan tulang. Posfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 10

11 11 H. Jenis Cairan Elektrolit Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri atas cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contoh cairan elektrolit: a. Cairan Ringer s, terdiri atas: Na+, K+, Cl, Ca2+ b. Cairan Ringer s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, HCO3 c. Cairan Buffer s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3 I. Keseimbangan Asam dan Basa Dalam aktivitasnya, sel tubuh memerlukan keseimbangan asam-basa. Keseimbangan asam-basa dapat diukur dengan ph (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, ph cairan tubuh adalah 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa dapat dipertahankan melalui proses metabolism dengan system buffer pada seluruh cairan tubuh dan oleh pernapasan dengan system regulasi (pengaturan di ginjal). 3 macam system larutan buffer cairan tubuh adalah larutan bikarbonat, fosfat dan protein. System buffer itu sendiri terdiri atas natrium bikarbonat (NaHCO3), kalium bikarbonat (KHCO3) dan asam karbonat (H2CO3). Pengaturan keseimbangan asam-basa dilakukan oleh paru melalui pengangkutan kelebihan CO2 dan H2CO2 dari darah yang dapat meningkatkan ph hingga kondisi standar (normal). Ventilasi dianggap memadai apabila suplai O2 seimbang dengan kebutuhan O2. Pembuangan melalui paru harus simbang dengan pembentukan CO2 agar ventilasi memadai. Ventilasi yang memadai dapat mempertahankan kadar pco2 sebesar 40 mmhg. Jika pembentukan CO2 metabolik meningkat, konsentrasinya dalam cairan ekstrasel juga meningkat. Sebaliknya, penurunan metabolism memperkecil konsentrasi CO2. Jika kecepatan ventilasi paru meningkat, kecepatan pengeluaran CO2 juga meningkat dan hal ini menurunkan jumlah CO2 yang berkumpul dalam cairan ekstrasel. Peningkatan dan penurunan ventilasi alveolus efeknya akan mempengaruhi ph cairan ekstrasel. Peningkatan pco2 menurunkan ph, sebaliknya pco2 meningkatkan ph darah. Perubahan ventilasi alveolus juga akan mengubah konsentrasi ion H+. sebaliknya konsentrasi ion H+ dapat mempengaruhi kecepatan ventilasi alveolus (umpan balik). Kadar ph yang rendah dan konsentrasi ion H+ yang tinggi disebut asidosis, sebaliknya ph yang tinggi dan konsentrasi ion H+ yang rendah disebut alkalosis. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 11

12 12 J. Masalah Keseimbangan Asam-Basa 1. Asidosis Respiratorik Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh sehingga terjadi kerusakan pada pernapasan, peningkatan pco2 arteri diatas 45 mmhg, dan penurunan ph hingga < 7,35 yang dapat disebabkan oleh adanya penyakit obstruksi, trauma kepala, perdarahan dan lain-lain. 2. Asidosis Metabolik Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadinya penumpukan asam yang ditandai dengan adanya penurunan ph hingga kurang dari 7,35 dan HCO3 kurang dari 22 meq/lt. 3. Alkalosis Respiratorik Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru dapat menimbulkan terjadinya pco2 arteri < 35 mmhg dan ph > 7,45 akibat adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru dan lain-lain. 4. Alkalosis Metabolik Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma > 26 meq/ltd an ph arteri > 7,45 atau secara umum keadaan asam-basa dapat dilihat dari : a. HCO3 Plasma ph Plasma pco2 Plasma Gangguan Asam-Basa b. Meningkat Menurun Meningkat Asidosis Respiratorik c. Menurun Menurun Menurun Asidosis Metabolik d. Menurun Meningkat Menurun Alkalosis Respiratorik e. Meningkat Meningkat Meningkat Alkalosis Metabolik K. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah : 1. Usia Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia. 2. Jenis kelamin Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 12

13 13 3. Sel-sel lemak Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh. 4. Stres Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine. 5. Sakit Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan system dalam tubuh, seperti ketidakseimbangan hormonal yang dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan. 6. Temperatur lingkungan Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak g/hari. 7. Diet Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular. L. Masalah-Masalah pada Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Masalah Kebutuhan Cairan 1. Hipovolume atau Dehidrasi Kekurangan cairan eksternal terjadi karena asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler. Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini terjadi pada pasien diare dan muntah. Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal, yaitu: a. Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit secara seimbang. b. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air daripada elektrolit. c. Dehidrasi hipitonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit daripada air Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 13

14 14 Macam dehidrasi berdasarkan derajatnya: a. Dehidrasi berat, dengan ciri-ciri: pengeluaran/kehilangan cairan sebanyak 4-6 lt; serum natrium mencapai meq/lt; hipotensi; turgor kulit buruk; oliguria; nadi dan pernapadan meningkat serta kehilangan cairan mencapai > 10 % BB. b. Dehidrasi sedang, dengan ciri-ciri; kehilangan cairan 2-4 lt atau antara 5-10% BB; serum natrium mencapai meq/lt serta mata cekung. c. Dehidrasi ringan, dengan ciri-ciri; kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 lt. Masalah Kebutuhan Elektrolit a. Hiponatremia Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium dalam plasma sebanyak < 135 meq/lt, rasa haus berlebihan, denyut nadi yang cepat, hipotensi konvulsi dan membrane mukosa kering. Hiponatremia disebabkan oleh hilangnya cairan tubuh secara berlebihan, misalya ketika tubuh mengalami diare yang berkepanjangan. b. Hipernatremia Merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguri/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 meq/lt. Kondisi ini dapat disebabkan karena dehidrasi, diare, pemasukan air yang berlebihan sementara asupan garam sedikit. c. Hipokalemia Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia dapat terjadi dengan sangat cepat. Kondisi ini sering terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan, juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut krmbung,lemah dan lunaknya otot tubuh, tidak beraturannya denyut jantung (aritmia), penurunan bising usus dan turunnya kadar kalim plasma hingga kurang dari 3,5 meq/lt. d. Hiperkalemia Merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolic, pemberian kalium Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 14

15 15 yang berlebihan melalui intravena yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas system pencernaan, aritmia, kelemahan, sedikitnya jumlah urine dan diare, adanya kecemasan dan iritabilitas serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 meq/lt. e. Hipokalsemia Merupakan kondisi kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kram otot dankram perut, kejang, bingung,kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 meq/lt dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok serta kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal. f. Hiperkalsemia Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma dan kadar kalsium dalam plasma mencapai lebih dari 4,3 meq/lt. g. Hipomagnesia Merupakan kondisi kekurangan kadar magnesium dalam darah, ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disoriensi dan konvulasi. Kadar magnesium dalam darah mencapai kurang dari 1,3 meq/lt. h. Hipermagnesia Merupakan kondisi berlebihnya kadar magnesium dalam darah, ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan dan kadar magnesium mencapai lebih dari 2,5 meq/lt. M. Proses Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 1. Pengkajian Keperawatan a. Riwayat Keperawatan Pengakajian keperawatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi jumlah asupan cairan yang dapat diukur melalui jumlah pemasukan secara oral, parenteral atau enteral. Jumlah pengeluaran dapat diukur melalui jumlah produksi urine, feses, muntah atau pengeluaran lainnya, status kehilangan/kelebihan cairan dan perubahan berat badan yang dapat menentukan tingkat dehidrasi. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 15

16 16 b. Faktor yang Berhubungan Meliputi faktor-faktor yang memepengaruhi masalah kenutuhan cairan seperti sakit, diet, lingkungan, usia perkembangan dan penggunaan obat. c. Pengkajian Fisik Meliputi system yang berhubungan dengan masalah cairan dan elektrolit seperti system integument (status turgor kulit dan edema), system kardiovaskular (adanya distensi vena jugularis, tekanan darah dan bunyi jantung), system penglihatan (kondisi dan cairan mata), system neurologi (gangguan sensorik/motorik, status kesadaran dan adanya refleksi) dan system gastrointestinal (keadaan mukosa mulut, lidah dan bising usus). d. Pemeriksaan laboratorium atau diagnostik lainnya Dapat berupa pemeriksaan kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida, berat jenis urine, analisis gas darah dan lain-lain). 2. Diganosa Keperawatan a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan: Pengeluraran urine secara berlebihan akibat penyakit diabetes mellitus atau lainnya; peingkatan permeabilitas kapiler dan hilangnya evaporasi pada pasien luka bakar atau meningkatnya kecepatan metabolism; pengeluaran cairan secara berlebihan; asupan cairan yang tidak adekuat serta pendarahan. b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan: Penurunan mekanisme regulator akibat kelaiann pada ginjal; penurunan curah jantung akibat penyakit jantung; gangguan aliran balik vena akibat penyakit vascular perifer atau thrombus; retensi natrium dan air akibat terapi kostikosteroid serta tekanan osmotic koloid yang rendah. 3. Intervensi Keperawatan Tujuan: mempertahankan volume cairan dalam keadaan seimbang. Rencana tindakan: 1) Monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta perubahan status keseimbangan cairan. 2) Pertahankan keseimbangan cairan. Bila kekurangan volume cairan lakukan: a. Rehidrasi oral atau parenteral sesuia dengan kebutuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 16

17 17 b. Monitor kadar elektrolit darah seperti urea nitrogen darah, urine, serum, osmolaritas, kreatinin, hematokrit dan Hb. c. Hilangkan factor penyebab kekurangan volume cairan, seperti muntah, dengan cara memberikan minum secara sedikit-sedikit tapi sering atau dengan memberikan teh. Bila kelebihan volume cairan, lakukan : a. Pengurangan asupan garam b. Hilangkan factor penyebab kelebihan volume cairan dengan cara melihat kondidi penyakit pasien terlebih dahul. Apabila akibat bendungan aliran pembuluh darah, maka anjurkan pasien untuk istirahat dengan posisi telentang, posisi kaki ditinggikan, atau tinggikan ekstremitas yang mengalami edema diatas posisi jantung, kecuali ada kontra indikasi. c. Kurangi konstriksi pembuluh darah seperti pada penggunaan kaos kaki yang ketat. d. Lakukan mobilisasi melalui pengaturan posisi e. Anjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan. 4. Implementasi Keperawatan 1) Pemberian cairan melalui infuse Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian cairan infus dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini memerlukan keseterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan ke dalam vena (pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (vena sefalika basilica dan mediana kubiti), pada tungkai (vena safena), atau vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien syok, intoksikasi berat, pra- dan pascabedah, sebelum transfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu. Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit. 2. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 17

18 18 Alat dan bahan 1. Standar infus 2. Set infus 3. Cairan sesuai program medic 4. Jarum infus dengan ukuran yang sesuai 5. Pengalas 6. Torniket 7. Kapas alcohol 8. Plester 9. Gunting 10. Kasa steril 11. Betadin 12. Sarung tangan Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Hbungkan cairan dan infus set dengan menusukkan ke bagian karet atau akses slang ke botol infus 4. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem slang sehingga cairan memenuhi slang dan udara slang keluar 5. Letakka pengalas dibawah tempat (vena) yang akan dilakukan penginfusan 6. Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) cm diatas tempat penusukan dan anjurkan pasien menggenggam dengan gerakan sirkular (bila sadar) 7. Gunakan sarung tangan steril 8. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol. 9. Lakukan penusukkan pada vena dengan meletakkan ibu jari dibagian bawah vena dan posisi jarum (abocath) mengarah keatas 10. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abocath/surflo). Apabila saat penusukkan terjadi pengeluaran darah melalui jarum maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukkan kedalam vena. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 18

19 Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan/keluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan/disambungkan dengan slang infus 12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan 13. Lakukan fiksasi dengan kasa steril 14. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum 15. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 16. Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran, dan tipe jarum infus. 2) Transfusi Darah Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang membutuhkan darah dan/atau produk darah dengan cara memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set transfuse. Pemberian transfusi darah digunakan untuk memenuhi volume sirkulasi darah memperbaiki kadar hemoglobin dan protein serum. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang kehilangan darah, seperti pada operasi besar, perdarahan postpartum, kecelakaan, luka bakar hebat, dan penyakit kekurangan Hb atau kelainan darah. Tindakan transfusi darah juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami defisit cairan atau curah jantung menurun. Dalam pemberian darah harus diperhatikan kondisi pasien, kemudian kecocokan darah melalui nama pasien, label darah, golongan darah, dan periksa warna darah (terjadi gumpalan atau tidak), homogenitas (bercampur rata atau tidak). Tujuan 1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau hemoragi) 2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada pasien anemia berat 3. Memberikan komponen selular tetentu sebagai terapi sulih (misalnya, factor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemophilia). Alat dan bahan 1. Standar infus 2. Set transfusi 3. Botol berisi NaCl 0,9% 4. Produk darah yang benar sesuai dengan program medis Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 19

20 20 5. Set transfusi 6. Pengalas 7. Torniket 8. Kapas alcohol 9. Plester 10. Gunting 11. Kasa steril 12. Betadin 13. Sarung tangan Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. Cuci tangan 3. Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk digunakan setelah transfuse darah 4. Gunakan slang infus yang mempunyai filter (slang Y atau tunggal) 5. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% (lihat prosedur pemasangan infus) terlebih dahulu sebelum pemberian transfuse darah 6. Lakukan lebih dahulu transfuse darah dengan memeriksa identifikasi kebenaran produk darah: periksa kompatibilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsa, dan periksa adanya bekuan. 7. Buka set pemberian darah Untuk slang Y, atur ketiga klem Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off 8. Cara transfuse darah dengan slang Y: Tusuk kantong NaCl 0,9% Isi slang dengan NaCl Buka klem pengatur pada slang Y dan hubungkan ke kantong NaCl 0,9% Tutup/klem pada selang yang tidak digunakan Tekan sisi balik menggunakan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruang filter terisi sebagian) Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi NaCl 0,9% Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 20

21 21 Kantong darah perlahan dibalik-balik 1-2 kali agar sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk kantung darah dan buka klem pada slang dan filter terisi darah 9. Cara transfusi darah dengan slang tunggal: Tusuk kantung darah Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga filter terisi sebagian. Buka klem pengatur biarkan slang infus terisi darah 10. Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah 11. Setelah darah masuk, pantau tanda vital setiap 5 menit selama 15 menit pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya. 12. Setelah darah diinfuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9% 13. Catat tipe, jumlah, dan komponen darah yang diberikan 14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan dam elektrolit secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan ditunjukkan oleh adanya keseimbangan antara jumlah asupan dan pengeluaran, nilai elektrolit dalam batas normal, berat badan sesuai dengan tinggi badan atau tidak ada penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema dan lain sebagainya. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 21

22 22 BAB II PENUTUP A. Kesimpulan Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh. B. Saran Diharapkan mahasiswa dapat memahami kebutuhan cairan dan elektrolit terutama cara memasangkan infuse, menghitung tetesan infuse dan tranfusi darah, serta mampu melakukan tindakan yang benar kepada pasien dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 22

23 23 DAFTAR PUSTAKA Alimul H, A Azis Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 23

Kebutuhan cairan dan elektrolit

Kebutuhan cairan dan elektrolit Kebutuhan cairan dan elektrolit Cairan adalah suatu kebutuhan pokok dan sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Bila tubuh kehilangan cairan dalam jumlah yang besar maka akan terjadi perubahan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT Disampaikan pada kuliah KDDK_1_2011 Komposisi cairan tubuh Fungsi cairan tubuh Faktor berpengaruh pada kebutuhan cairan Kebutuhan cairan tubuh Intake dan output cairan

Lebih terperinci

CAIRAN & ELEKTROLIT. M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes

CAIRAN & ELEKTROLIT. M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes CAIRAN & ELEKTROLIT M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes FISIOLOGI SISTEM SIRKULASI Sistem sirkulasi t.d: Sirkulasi sistemik perifer/seluruh tubuh Ventrikel kiri aorta arteri arteriole atrium kanan VCS/VCI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun

Lebih terperinci

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Membran sel Membran nukleus Retikulum endoplasma Aparatus golgi Mitokondria lisosom Kurnia Eka Wijayanti 60 % dari berat tubuh

Lebih terperinci

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terapi cairan Pemberian cairan bertujuan untuk memulihkan volume sirkulasi darah. 6,13 Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan

Lebih terperinci

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG PARIKESIT RSUD KOTA SEMARANG DisusununtukmemenuhitugasPraktekBelajarKlinikKDM III DISUSUN OLEH : ARFIANA NURANI P.17420613047 JURUSAN

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tujuan dari terapi cairan perioperatif adalah menyediakan jumlah cairan yang cukup untuk mempertahankan volume intravaskular yang adekuat agar sistem kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis

Lebih terperinci

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Dr. Suparyanto, M.Kes GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH Cairan tubuh adalah larutan isotonik yang tersusun atas air dan zat terlarut (mineral)

Lebih terperinci

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) 1. Analisa Gas Darah Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran ph (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns Pendahuluan Ginjal mempertahankan komposisi dan volume cairan supaya tetap konstan Ginjal terletak retroperitoneal Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke

Lebih terperinci

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope TERAPI CAIRAN MAINTENANCE RSUD ABDUL AZIS 21 April 2015 TERAPI CAIRAN TERAPI CAIRAN RESUSITASI RUMATAN Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi Mengganti Kehilangan Akut Koreksi 1. Kebutuhan normal 2. Dukungan

Lebih terperinci

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang RESUSITASI CAIRAN Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang SYOK Syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan sirkulasi, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai

1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai ASERING JENIS-JENIS CAIRAN INFUS Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteriis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma. Komposisi:

Lebih terperinci

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT A.HIPERKALEMIA a. pengertian JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi b. penyebab 1.pemakaian obat tertentu yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal misalnya spironolakton

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH. dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH. dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon PENDAHULUAH Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Elektrolit adalah zat kimia

Lebih terperinci

Kesetimbangan asam basa tubuh

Kesetimbangan asam basa tubuh Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolit Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang di sebut kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain Demam berdarah dengue 1. Klinis Gejala klinis harus ada yaitu : a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlagsung terus menerus selama 2-7 hari b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.

Lebih terperinci

JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS)

JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS) JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS) 1 RPKPS, lingkup sejarah Biokimia dan struktur dan fungsi sel, GTC 2 Air dan asam basa (ph) GTC 3 Struktur dan Fungsi serta mekanisme kerja Enzim

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT A. PENGERTIAN 1. CAIRAN Cairan adalah volume air bisa berupa

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM HANDOUT klik di sini LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina (4301414032) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 PENGERTIAN LARUTAN

Lebih terperinci

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI OLEH : KELOMPOK 5 HAPPY SAHARA BETTY MANURUNG WASLIFOUR GLORYA DAELI DEWI RAHMADANI LUBIS SRI DEWI SIREGAR 061101090 071101025 071101026 071101027 071101028 Nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana

Lebih terperinci

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI 15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN ASIDOSIS METABOLIK Disusun oleh: Desi (A101.19.006) Dewi Sekar (A101.19.007) Dina Fitri Astuti (A101.19.008) Ela Kusumawati (A101.19.009) Fatoni Aditya O (A101.19.010) Febriana Ramadhani (A101.19.011)

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA A. Pengertian Larutan Penyangga Larutan penyangga biasa disebut juga dengan larutan Buffer atau larutan Dapar. Dimana larutan penyangga merupakan larutan yang mampu

Lebih terperinci

Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga

Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga A. PENGERTIAN Larutan penyangga atau dikenal juga dengan nama larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai ph apabila larutan tersebut ditambahkan

Lebih terperinci

BALANCE CAIRAN. IWL (insensible water loss(iwl) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa.

BALANCE CAIRAN. IWL (insensible water loss(iwl) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa. SARI CHAERUNISAH 04091401070 BALANCE CAIRAN Balance cairan atau keseimbangan cairan adalah keseimbangan antara pemasukan cairan (intake) dan pengeluaran cairan (output). Masukan cairan orang dewasa normalnya

Lebih terperinci

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D HIPOKALEMIA GRACIA CINTIA MASSIE PEMBIMBING : DR. AGUS KOOSHARTORO, SP.PD DEFINISI Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah dibawah 3.5 meq/l yang disebabkan oleh berkurangnya

Lebih terperinci

BAB 2 PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon

BAB 2 PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon BAB 2 PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 2.1.1 Defenisi Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap

Lebih terperinci

2

2 Keseimbangan Asam Basa Dr. OK.M. Syahputra, M.Kes Dr. Almaycano Ginting, M.Kes Departemen Biokimia FK USU KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Defanisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung

Lebih terperinci

Manfaat Minum Air Putih

Manfaat Minum Air Putih Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Darah Darah adalah adalalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan

Lebih terperinci

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut. B. HIPERKAPNIA Hiperkapnia adalah berlebihnya karbon dioksida dalam jaringan. Mekanisme penting yang mendasari terjadinya hiperkapnia adalah ventilasi alveolar yang inadekuat untuk jumlah CO 2 yang diproduksi

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp Pendahuluan Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang dibina oleh Bapak Rudi Hamarno, M.Kep Oleh Kelompok 11 Pradnja Paramitha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tubuh manusia, mineral berperan dalam proses fisiologis. Dalam sistem fisiologis manusia, mineral tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen antara lain

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN ASAM- BASA. dr.sudarno

KESEIMBANGAN ASAM- BASA. dr.sudarno KESEIMBANGAN ASAM- BASA dr.sudarno KESEIMBANGAN ASAM BASA Afinitas Hb terhadap O 2 terutama dikendalikan oleh ph darah ph darah (arterial) : 7,4 (7,35-7,45) Sistem yang berperan mempertahankan ph darah:

Lebih terperinci

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Fungsi homeostatik ginjal Proses penyaringan (filtrasi)

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H + ) 2.Hitung logaritma

KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H + ) 2.Hitung logaritma Keseimbangan Asam Basa Dr. OK.M. Syahputra, M.kes Dr. Almaycano Ginting Departemen Biokimia FK USU KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi

Lebih terperinci

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu) 14 (polidipsia), banyak kencing (poliuria). Atau di singkat 3P dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus naik, bertambah gemuk karena pada fase ini jumlah insulin masih mencukupi.

Lebih terperinci

Proses Peritoneal dialisis dan CAPD. Dahlia Lara Sikumalay Putri Ramadhani Tria Wulandari

Proses Peritoneal dialisis dan CAPD. Dahlia Lara Sikumalay Putri Ramadhani Tria Wulandari Proses Peritoneal dialisis dan CAPD Dahlia Lara Sikumalay 13113120012 Putri Ramadhani 1311312008 Tria Wulandari 1311312006 Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2016 Prosedur peritoneal dialisis Definisi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Minum 2.1.1. Definisi Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air. Air merupakan komponen utama dari semua

Lebih terperinci

Kompartemen cairan di dalam tubuh

Kompartemen cairan di dalam tubuh MINERAL definisi Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. fungsi

Lebih terperinci

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan

Lebih terperinci

Konsep Pemberian Cairan Infus

Konsep Pemberian Cairan Infus Konsep Pemberian Cairan Infus Cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep.An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep.An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep.An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta cairan_kep anak_anita_2016 DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH Total

Lebih terperinci

OBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt.

OBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt. OBAT OBAT EMERGENSI Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt. PENGERTIAN Obat Obat Emergensi adalah obat obat yang digunakan untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat

Lebih terperinci

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum:

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum: Syifa Ramadhani (2013730182) 4. Jelaskan mekanisme dan etiologi terjadinya bengkak? Mekanisme terjadinya bengkak Secara umum, efek berlawanan antara tekanan hidrostatik (gaya yg mendorong cairan keluar

Lebih terperinci

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah. 1. Hipokalsemia HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dl darah. PENYEBAB Konsentrasi

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

TERAPI CAIRAN PADA NEONATUS, BAYI DAN ANAK. By; Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes

TERAPI CAIRAN PADA NEONATUS, BAYI DAN ANAK. By; Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes TERAPI CAIRAN PADA NEONATUS, BAYI DAN ANAK By; Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes Komponen Cairan infus Aquadest Sumber energi : Dextrose 5%, 10%, 20%, 40% Elektrolit esensial : Na, K, Cl Krektor basa : -Bicarbonat,

Lebih terperinci

Magelang,20 Oktober Penyusun

Magelang,20 Oktober Penyusun KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah dan karunianya yang tiada ternilai kepada penyusun, shalawat serta salam semoga tercurah

Lebih terperinci

KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA

KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA dr. Sri Murni Proboprastowo, Sp Gz dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS Pendahuluan Tubuh manusia terdiri dari sebagian besar air (60%). Asupan cairan yang adekuat

Lebih terperinci

DEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN GASTROINTESTINAL

DEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN GASTROINTESTINAL DEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN GASTROINTESTINAL Dr. Fransisca S. K (Fak. Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma Surabaya @2000) 3 kegawatan pada GIT : 1. Perdarahan. 2. Infeksi atau keradangan. 3. Gangguan pasase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusatpusat kebugaran tubuh

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian eksperimental quasi yang telah dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya pengaruh obat anti ansietas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo

BAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arisman (2004) mengungkapkan bahwa secara umum lanjut usia atau lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo dalam Azizah (2011), lanjut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam

Lebih terperinci

ASIDOSIS RESPIRATORIK

ASIDOSIS RESPIRATORIK ASIDOSIS RESPIRATORIK A. PENGERTIAN. Asidosis Respiratorik (Kelebihan Asam Karbonat). 1. Asidosis Respiratorik adalah gangguan klinis dimana PH kurang dari 7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri

Lebih terperinci

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut JNC 7 adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT) PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT) A. Definisi Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara rutin. Perawatan

Lebih terperinci

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C.

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit

Lebih terperinci

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Farmakokinetik - 2 Mempelajari cara tubuh menangani obat Mempelajari perjalanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keseimbangan Asam-Basa Ion hidrogen merupakan proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan ion-ion

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L.) adalah salah satu dari tumbuhan yang paling banyak manfaatnya di dunia, khususnya di daerah tropis seperti di Indonesia. Selain mudah ditemukan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik K-13 Kelas X kimia LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara larutan elektrolit dan

Lebih terperinci