Penampilan Genotipe Kedelai dengan Dua Perlakuan Kapur di Lahan Pasang Surut Bergambut. Koesrini dan Eddy William
|
|
- Yenny Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penampilan Genotipe Kedelai dengan Dua Perlakuan Kapur di Lahan Pasang Surut Bergambut Koesrini dan Eddy William Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Jl. Kebun Karet, Kotak Pos 31, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatan ABSTRACT. Performance of Soybean Genotypes with Two Liming Application on Peaty Soil. High soil acidity is one among problems that cause low soybean productivity on peaty soil. Using tolerance variety and liming is expected to increase soybean productivity on those soils. The objective of this research was to evaluate yield performance of 12 soybean genotypes with two lime applications on peaty soil. Research was conducted on peaty soil at Sidomulyo, Barito Kuala District of South Kalimantan, during dry season of The experiment was arranged in a split plot design with four replications. The main plots were liming application (K1= liming 1 t/ha and K2= liming 2 t/ha), and the sub plots were 12 soybean genotypes. Results showed that there were variations of responses to liming among genotypes tested. Genotype Msc D-4 was categorized as the most responsive to liming with yield increase of 28.0%. Genotype B4F4HW yielded the highest, i.e. 2,61 kg/ha dry grain. Liming 2 t/ha (0.54 x Al dd ) increased soybean yield by 16.0% (from 1.8 t/ha to 2.1 t/ha), ph from 4.46 to 5.0 and decreased Al dd from 3.05 me to 0.75 me/100 g on peaty soil. Keywords: Soybean, lime, peaty soil, responses to liming ABSTRAK. Kemasaman tanah merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil kedelai di lahan pasang surut. Penggunaan varietas toleran dan pengapuran merupakan upaya untuk meningkatkan hasil kedelai di lahan tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi daya hasil 12 genotipe kedelai pada dua tingkat perlakuan kapur di lahan pasang surut bergambut. Percobaan dilaksanakan di lahan pasang surut bergambut Sidomulyo, Barito Kuala, Kalimantan Selatan pada MK Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan empat ulangan. Sebagai petak utama adalah perlakuan kapur (K1 = kapur 1 t/ha dan K2 = kapur 2 t/ha), dan sebagai anak petak adalah 12 genotipe kedelai. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi respon genotipe terhadap pengapuran. Genotipe Msc 9112-D-4 paling responsif terhadap pengapuran dengan nilai peningkatan hasil 28,0%. Genotipe B4F4HW berdaya hasil paling tinggi (2,61 t/ha. Pengapuran 2 t/ha (setara 0,54 x Al dd ) meningkatkan hasil kedelai 16,0% (dari 1,8 t/ha menjadi 2,10 t/ha), meningkatkan ph tanah dari 4,46 menjadi 5,0 dan menurunkan kandungan Al dd dari 3,05 me menjadi 0,75 me/100 g di lahan pasang surut bergambut. Kata kunci: Kedelai, kapur, lahan pasang surut bergambut Sekitar 9,5 juta ha lahan pasang surut di Indonesia berpotensi dikembangkan sebagai lahan pertanian dan 4,2 juta ha di antaranya sudah direklamasi (Widjaja Adhi et al. 1992). Masalah utama di lahan pasang surut adalah kemasaman tanah yang sangat tinggi (ph 3-4), kahat hara makro (Ca, P, K dan Mg), hara mikro (Cu dan Zn) dan adanya unsur beracun Al 3+, Fe 2+, dan SO4 2+ (Widjaja Adhi et al. 1992; Saragih et al. 2001). Kondisi ini menyebabkan tanaman kedelai tidak dapat tumbuh atau bila tumbuh hasilnya sangat rendah. Hasil kedelai bergantung pada tingkat cekaman lingkungan. Semakin berat cekaman lingkungan, semakin rendah hasil kedelai seperti dilaporkan oleh Koesrini dan William (2004). Tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik apabila tanah memiliki ph 6-7 (netral), C-organik > 0,8% (rendah), N total > sedang, P 2 tinggi, K 2 O sedang (Djaenuddin et al. 1994), dan kejenuhan Al < 20% (Dierolf et al. 2001). Berdasarkan kriteria tersebut, tanaman kedelai memiliki prospek yang cukup baik dikembangkan di lahan pasang surut dengan perlakuan ameliorasi tanah. Dengan pengelolaan lahan, hara, dan tanaman yang tepat, hasil kedelai di lahan pasang surut dapat mencapai 2,0 t/ha (Sabran et al. 1996). Pemberian amelioran merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk memperbaiki tingkat kesuburan lahan, terutama pada lahan-lahan yang baru dibuka. Kapur merupakan sumber bahan amelioran yang banyak digunakan untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, mengefektifkan penambahan hara dari luar, sehingga dapat meningkatkan hasil tanaman (Gregan et al. 1989; Saragih et al. 2001). Pemberian kapur lebih efektif jika kejenuhan Al+H > 10% dan ph tanah < 5 (Wade et al. 1986). Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peningkatan takaran kapur memperbaiki sifat kimia tanah dan meningkatkan hasil tanaman, seperti dilaporkan oleh William et al. (2003) di lahan lebak Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Koesrini dan William (2007) di lahan pasang surut Batola, Kalimantan Selatan dan Sunihardi (2008) di lahan pasang surut Tanjung Jabung Timur, Jambi. Takaran kapur yang diperlukan bervariasi, bergantung pada sifat kimia tanah awal, terutama kandungan Al dd tanah, seperti dilaporkan oleh Suhartatik et al. (1987) di lahan kering masam Cikarawang, Supriati dan Heryani (2000) di lahan kering masam Rangkasbitung, dan Taufik et al. (2007) di lahan kering masam Lampung Tengah. Selain kapur, penggunaan genotipe toleran juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil kedelai di lahan pasang surut. Varietas yang toleran tanah masam terutama berkaitan dengan ketahanan terhadap 29
2 KOESRINI DAN WILLIAM: GENOTIPE KEDELAI PADA LAHAN PASANG SURUT BERGAMBUT Al yang tinggi. Dua varietas kedelai yang telah dilepas untuk di lahan rawa pasang surut adalah Lawit dan Menyapa. Hasil kedua varietas tersebut pada tanah sulfat masam (ph 4-5) dan kejenuhan Al 4,7-20,4% dapat mencapai 2,0 t/ha biji kering (Sabran et al. 1996). Varietas Slamet juga cukup adaptif di lahan pasang surut, yang diidentifikasi toleran terhadap Al dengan mekanisme yang dikembangkan terbentuknya suatu ikatan protein baru dengan berat molekul 79,8 KD. Protein tersebut dianggap memiliki peranan dalam tanaman yang toleran Al, melalui penurunan penyerapan atau peningkatan efflux (pengusiran) Al. Protein ini dikarakterisasi dari jaringan meristem akar pada 0,5-0,8 cm dan tidak dijumpai pada jarak 2 cm dari ujung akar (Soepandie et al. 2003). Dalam rangka evaluasi hasil kedelai di lahan pasang surut, delapan galur yang terpilih dari pengujian pendahuluan bersama dengan empat varietas, dievaluasi responnya terhadap pengapuran di lahan pasang surut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui penampilan hasil genotipe kedelai tersebut dengan dua tingkat perlakuan kapur di lahan pasang surut bergambut. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di lahan pasang surut bergambut di Sidomulyo, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, MK 2002, pada lahan petani yang tergolong lahan pasang surut bergambut dengan tipe luapan C. Lahan tidak terluapi air pasang, baik pasang besar maupun pasang kecil. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan empat ulangan. Sebagai petak utama adalah tingkat pemberian kapur (K 1 =kapur 1 t/ha setara 0,27 x Al dd dan K 2 = kapur 2 t/ha setara 0,54 x Al dd ). Anak petak adalah 12 genotipe kedelai (delapan galur harapan dan empat varietas). Pengolahan tanah dengan cangkul, kemudian dilakukan perlakuan kapur pada 2 minggu sebelum tanam (MST). Setiap genotipe ditanam pada petak berukuran 2 m x 5 m dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm. Pada saat tanam, tiap lubang tanam diberi Furadan 3G dengan takaran sesuai anjuran. Pupuk dasar diberikan dengan takaran 45 kg N, 75 kg P 2, dan 50 kg K 2 O/ha. Pemeliharaan meliputi pengendalian gulma dan pembumbunan pada 2 dan 4 MST dan pengendalian hama/penyakit pada 3, 6, dan 10 MST. Panen dilakukan pada saat 80% kulit polong telah berwarna kecoklatan sampai coklat, kemudian brangkasan tanaman dijemur dan dibijikan. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan, hasil, dan komponen hasil. Nilai skor pertumbuhan adalah 1-5, skor 1 bila tanaman tumbuh normal dan bervigor serta daun berwarna hijau, skor 2 bila tanaman tumbuh normal, daun berwarna hijau, tetapi kurang bervigor, skor 3 bila tanaman kurang bervigor dan daun berwarna kekuningan, skor 4 bila tanaman tumbuh terhambat dan daun berwarna kekuningan, skor 5 bila pertumbuhan tanaman sangat terhambat/kerdil. Nilai peningkatan hasil dihitung berdasarkan selisih hasil pada perlakuan K2 dan K1 dibagi dengan hasil pada perlakuan K1, dinyatakan dalam persen. Data dianalisis dengan program IRRISTAT dan dilanjutkan dengan DMRT. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Lahan Hasil analisis menunjukkan bahwa tanah di lokasi pengujian bertekstur liat, dengan komposisi pasir lebih rendah dari debu dan liat, ph tanah tergolong sangat masam, kandungan C-organik sangat tinggi, N-total sedang, P-tersedia, KTK sangat tinggi, dan kejenuhan Al sangat rendah (Tabel 1). Berdasarkan kriteria tersebut, hanya tingkat kemasaman tanah yang kurang sesuai untuk pertumbuhan kedelai, sedangkan unsur hara utama tanah memenuhi syarat. Untuk mengatasi cekaman kemasaman tanah di lahan pasang surut, pemberian kapur cukup efektif memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Setelah pemberian kapur terjadi peningkatan ph tanah dari 4,46 menjadi 4,9 (kapur 1 t/ha) dan 5,0 (kapur 2 t/ ha) serta penurunan kandungan Al dari 3,05 me/100 g menjadi 1,70 me/100 g (kapur 1 t/ha) dan 0,75 me/100 g (kapur 2 t/ha). Pemberian kapur pada tanah masam, selain meningkatkan ketersediaan unsur Ca, Mg, dan Tabel 1. Hasil analisis tanah awal lahan pasang surut bergambut Sidomulyo, Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan, MK Karakteristik tanah Nilai Kriteria 1) Sifat kimia ph H 2 O 4,46 Sangat masam C-org (%) 14,35 Sangat tinggi N-tot (%) 0,49 Sedang KTK 146,25 Sangat tinggi Al dd (me/100 g) 3,05 rendah P-Bray 1 (ppmp) 65,81 Sangat tinggi P (HCl 25%) (mg P 2 /100 g) 108,82 Sangat tinggi Kejenuhan Al (%) 2,08 Sangat rendah Tekstur Tanah Pasir (%) 12,35 Debu (%) 32,89 Liat (%) 54,76 1) Berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia tanah (Puslittanak 1983) 30
3 ph tanah, juga menurunkan Al dd yang bersifat toksik bagi tanaman. Pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif menunjukkan bahwa hampir semua genotipe memiliki skor pertumbuhan 1-2 (baik-agak baik). Pada fase generatif, tingkat serangan hama pengisap dan penggerek polong rendah, sehingga proses pembentukan polong/pengisian biji berlangsung baik, tingkat kerusakan biji rendah, dan hasil biji cukup tinggi. Analisis ragam terhadap tinggi tanaman menunjukkan adanya beda nyata antarperlakuan kapur, genotipe, dan interaksinya (Tabel 2). Tinggi tanaman pada pengujian ini tergolong normal, berkisar antara cm. Tinggi tanaman pada perlakuan kapur 2 t/ha lebih tinggi 18,2% dibandingkan dengan tanaman pada perlakuan kapur 1 t/ha. Varietas Menyapa menampilkan tanaman tertinggi, baik pada perlakuan kapur 1 t/ha maupun 2 t/ha. Varietas tersebut memiliki tipe pertumbuhan semi determinet. Pada tanah-tanah yang ber ph > 4,5, tinggi tanaman dapat mencapai > 50 cm. Analisis ragam terhadap hasil biji menunjukkan terdapat beda nyata antargenotipe dan antarperlakuan kapur, sedangkan interaksinya tidak berbeda nyata (Tabel 3). Rata-rata hasil biji dari 12 genotipe kedelai cukup tinggi, yaitu 1,95 t/ha. Hal ini menunjukkan bahwa tanah setelah perlakuan kapur tergolong masih masam (ph 5), kandungan C-organik sangat tinggi, N-total sedang, dan P tersedia sangat tinggi, dan tingkat kejenuhan Al sangat rendah, namun kedelai dapat berproduksi cukup baik. Kedelai tergolong tanaman yang kurang toleran terhadap keracunan Al. Batas toleransi kejenuhan Al untuk tanaman kedelai adalah 20%. Pada pengujian ini, nilai kejenuhan Al kurang dari nilai batas toleransi, hanya 2,08%, sehingga tanaman dapat tumbuh normal. Pada tanah yang tingkat kejenuhan Al-nya rendah, akar tanaman akan berkembang normal, absorbsi dan translokasi hara serta proses metabolisme tidak terganggu, sehingga pertumbuhan tanaman normal dan hasilnya optimal. Sebaliknya, pada tanah dengan kejenuhan Al tinggi terbentuk lapisan yang menutupi epidermis di ujung akar tanaman, sehingga terjadi kerusakan sel, terutama di sekeliling sel-sel ujung akar, penebalan dinding sel, kerusakan dan penurunan viabilitas akar, bahkan pada tingkat keracunan yang tinggi menyebabkan kematian titik tumbuh. Hal ini mengakibatkan sistem perakaran terbatas pada lapisan tanah bagian atas yang dangkal, sehingga akar tidak dapat memanfaatkan air dan unsur hara yang tersimpan pada subsoil. Akibatnya tanaman mudah mengalami cekaman air, pertumbuhan terhambat, biomassa, dan hasil rendah. Adanya keragaman hasil menunjukkan bahwa genotipe memiliki toleransi yang berbeda terhadap cekaman kemasaman tanah. Keragaan delapan galur yang diuji rata-rata cukup baik, galur B5F3-W memberikan hasil kurang dari 1,5 t/ha, sedangkan galur lainnya lebih dari 1,5 t/ha. Galur B44F4HW memberikan hasil tertinggi, yaitu 2,61 t/ha, baik pada perlakuan kapur 1 t/ha (2,50 t/ha) maupun perlakuan Tabel 2. Tinggi tanaman dari 12 genotipe kedelai di lahan pasang surut bergambut Sidomulyo, Kabupaten Batola, Kalimantan Tabel 3. Hasil biji 12 genotipe kedelai di lahan pasang surut bergambut Sidomulyo, Kabupaten Batola, Kalimantan Genotipe Tinggi tanaman (cm) Tingkat Genotipe Hasil biji (t/ha) Tingkat Msc 9112-D-4 41 ghi 51 b-e Msc 9234-D-3 50 cde 52 bc 51 4 B4F4HW hi 49 c-f B4F4HW d-g 53 bc B4F4HW fgh 56 b B5F1-SW X 42 gh 51 bcd B5F3-W i 41 hi SB4-W ghi 46 efg Lawit 42 gh 56 b Menyapa 52 bc 68 a Wilis 42 gh 55 b Slamet 48 c-f 51 b-e 50 6 Rata-rata pada taraf 0,05 DMRT. Msc 9112-D-4 1,32 1,69 1,51 d 28,0 Msc 9234-D-3 2,25 2,63 2,44 a 16,9 B4F4HW ,70 1,97 1,84 bc 15,9 B4F4HW ,81 2,11 1,96 b 16,6 B4F4HW ,50 2,71 2,61 a 8,4 B5F1-SW X 1,69 1,88 1,78 bcd 11,2 B5F3-W ,09 1,22 1,16 e 11,9 SB4-W ,51 1,65 1,58 cd 9,3 Lawit 1,79 2,13 1,96 b 19,0 Menyapa 2,26 2,79 2,53 a 23,5 Wilis 1,78 2,29 2,04 b 28,7 Slamet 1,97 2,09 2,03 b 6,1 Rata-rata 1,81 2,10 1,95 16,0 KK (%) 14,9 31
4 KOESRINI DAN WILLIAM: GENOTIPE KEDELAI PADA LAHAN PASANG SURUT BERGAMBUT kapur 2 t/ha - (2,71 t/ha). Empat varietas kedelai yang diuji menunjukkan potensi hasil yang sesuai dengan deskripsi varietas. Varietas Menyapa menampilkan hasil tertinggi, 2,52 t/ha. Varietas ini dihasilkan dari persilangan antara galur B 3034 dengan varietas Lokal Lampung. Salah satu pedigreenya adalah galur 3034/lamp 3-II-2 yang berwarna kuning kehijauan, ukuran biji kecil dengan bobot 8 g/100 biji, memiliki adaptasi yang baik di lahan pasang surut dengan potensi hasil 2,03 t/ha. Peningkatan takaran kapur meningkatkan hasil semua genotipe yang diuji. Hal yang sama juga terjadi pada penelitian sebelumnya, baik di lahan lebak maupun lahan pasang surut. Peningkatan hasil kedelai di lahan lebak mencapai 8% dan di lahan pasang surut 8,8-30,2%. Tanah di lahan rawa lebak maupun pasang surut, umumnya sangat masam sampai masam (ph < 5), kandungan hara terutama Ca dan Mg rendah, dan tingkat keracunan Al cukup tinggi pada lahan yang baru dibuka. Pemberian kapur pada tanah-tanah tersebut selain meningkatkan ph tanah, juga berfungsi untuk meningkatkan ketersediaan hara Ca dan Mg yang diperlukan oleh tanaman kedelai, terutama pada fase pembentukan polong dan pengisian biji. Dalam penelitian ini, perlakuan kapur 2 t/ha (setara 0,54 x Al dd ) dapat meningkatkan hasil kedelai di lahan pasang surut. Artinya, untuk dapat tumbuh dengan baik di lahan pasang surut dengan ph tanah 4,46 dan kandungan Al dd 3,05 me/100 g, tanaman kedelai memerlukan perlakuan kapur 2 t/ha. Takaran kapur bervariasi antarlokasi, bergantung pada sifat kimia tanah awal, terutama kandungan Al dd tanah, seperti yang juga ditunjukkan pada penelitian sebelumnya. Di lahan kering masam Lampung Tengah, takaran kapur 0,25 x Al dd sudah cukup untuk meningkatkan hasil kedelai menjadi 2 t/ha. Lahan kering masam Rangkasbitung memerlukan takaran kapur 0,5 x Al dd, sedangkan lahan kering masam Cikarawang memerlukan kapur yang lebih tinggi lagi, yaitu 1,5 x Al dd. Peningkatan hasil tertinggi ditunjukkan oleh galur Msc 9112-D-4 (28,0%) dan varietas Wilis (28,7%). Peningkatan hasil terendah ditunjukkan oleh varietas Slamet (6,1%). Varietas ini dilepas untuk lahan kering masam, tetapi juga dapat ditanam pada lahan pasang surut dengan hasil mencapai 2,03 t/ha. Analisis ragam pada jumlah polong isi menunjukkan perbedaan sangat nyata antarperlakuan kapur, antargenotipe, maupun interaksinya (Tabel 4). Jumlah polong isi terbanyak diberikan oleh galur B4F4HW , baik pada perlakuan kapur 1 t/ha maupun 2 t/ha. Di antara varietas yang diuji, dicapai oleh varietas Menyapa pada perlakuan kapur 1 t/ha maupun perlakuan kapur 2 t/ha. Peningkatan jumlah polong isi tertinggi akibat peningkatan takaran pupuk ditunjukkan oleh galur B5F3- W (106%) dan terendah pada galur Msc 9234-D-3 (15%). Analisis ragam terhadap bobot 100 biji menunjukkan perbedaan nyata antargenotipe, sedangkan antarperlakuan kapur dan interaksinya tidak berbeda nyata (Tabel 5). Bobot 100 biji tertinggi diberikan oleh galur Msc 9234-D-3, yaitu 11,68 g, tergolong sedang (10- Tabel 4. Keragaan banyaknya polong isi/batang 12 genotipe kedelai di lahan pasang surut bergambut Sidomulyo, Kabupaten Batola, Kalimantan Tabel 5. Keragaan bobot 100 biji 12 genotipe kedelai di lahan pasang surut bergambut Sidomulyo-Kabupaten Batola, Kalimantan Genotipe Jumlah polong isi/batang Tingkat Genotipe Bobot 100 biji (g) Tingkat Msc 9112-D-4 22 lm 26 j-m Msc 9234-D-3 40 efg 46 cde B4F4HW l-m 33 f-k B4F4HW klm 39 e-h B4F4HW cde 62 b B5F1-SW X 30 h-l 35 f-j B5F3-W m 37 e-i SB4-W klm 38 e-h Lawit 31 g-l 39 e-h Menyapa 50 cd 72 a Wilis 35 f-j 41 def Slamet 38 e-h 53 bc Rata-rata KK (%) 14,2 - Msc 9112-D-4 9,40 9,55 9,48 d 1,60 Msc 9234-D-3 11,60 11,75 11,68 a 1,29 B4F4HW ,52 9,75 9,64 d 2,42 B4F4HW ,60 9,82 9,21 d 14,19 B4F4HW ,33 9,70 9,52 d 3,97 B5F1-SW X 9,30 9,63 9,47 d 3,55 B5F3-W ,85 10,90 10,88 b 0,46 SB4-W ,50 10,60 10,55 c 0,95 Lawit 9,57 9,93 9,75 d 3,76 Menyapa 7,70 7,78 7,74 e 1,04 Wilis 11,08 11,13 11,11 b 0,45 Slamet 10,35 10,73 10,54 c 3,67 Rata-rata 9,82 10,10 10,00 2,85 KK (%) 3,2 32
5 13 g/100 biji) serta biji berwarna kuning. Petani lebih menyukai kedelai dengan ukuran biji sedang sampai besar dan berwarna kuning. Galur tersebut memiliki daya hasil cukup tinggi, 2,44 t/ha, dan cukup baik dikembangkan di lahan pasang surut. Peningkatan bobot 100 biji tertinggi akibat peningkatan takaran kapur ditunjukkan oleh galur B4F4HW dan terendah pada galur B5F3-W KESIMPULAN Tanggap antargenotipe yang diuji terhadap pengapuran beragam. Genotipe Msc 9112-D-4 paling responsif terhadap pengapuran dengan peningkatan hasil 28,0%. Genotipe B4F4HW berdaya hasil tinggi (2,61 t/ha). Pemberian kapur 2 t/ha meningkatkan hasil kedelai 16,0%, meningkatkan ph tanah dari 4,46 menjadi 5,0 dan menurunkan kejenuhan Al dd dari 3,05 menjadi 0,75 me/ 100 g di lahan pasang surut bergambut. DAFTAR PUSTAKA Dierolf, T.T. Fairhurst and E. Mutert A toolkit for acid, upland soil fertility management in Southeast Asia. Handbook Series. PPIC-Canada. 150 p. Djaenuddin, D. Basuni, S. Hardjowigeno, dan H. Subagyo Kesesuaian lahan untuk tanaman pertanian dan tanaman kehutanan. Laporan Teknis No. 7. Euroconsult-PT Andal Agrikarya Prima. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor. 50 p. Gregan, P.D., J.R. Hirth, and M.K. Convers Amelioration of soil acidity by liming and other amendments. p In. A.D. Robson (ed). Soil Acidity and Plant Growth. Academic Press, Australia. Koesrini dan E. William Keragaan hasil dan daya toleransi genotipe kedelai di lahan sulfat masam. Bull. Agron. 32(2): Koesrini dan E. William Responsitas 12 genotipe kedelai terhadap pengapuran di lahan rawa pasang surut sulfat masam. p Dalam: Mukhlis, M. Noor, A. Supriyo, I. Noor dan R.S. Simatupang (eds). Prosiding Seminar Nasional Pertanian lahan Rawa. Kuala Kapuas, 3-4 Agustus Puslittanak Kriteria penilaian sifat kimia tanah. Pusat Penelitian Tanah Bogor. Sabran, M., Koesrini, and E. William Genotype-environment interaction in soybean yield trials on acid sulphate soil. Penelitian Pertanian 15(1): Saragih, I. Ar-Riza, dan N. Fauziah Pengelolaan lahan dan hara untuk budi daya palawija di lahan rawa pasang surut. p Dalam: Ar-Riza, I., T. Alihamsyah, dan M. Sarwani (eds). Pengelolaan tanah dan air di lahan pasang surut. Monograf Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa Banjarbaru. Soepandie, D., I. Marzuki, and M. Jusuf Aluminum tolerance in soybean protein profiles and accumulation of Al in roots. Hayati 10(1): Suhartatik, E., F. Rumawas, J. Koswara, dan O. Koswara Effect of liming and manure application on soybean yield grown on latosol soil. Penelitian Pertanian 7(21): Sunihardi Peningkatan produksi kedelai di lahan pasang surut melalui pendekatan PTT. (Akses 12 Mei 2008). Supriati, Y. N. dan Heryani Analisis daya adaptasi varietas kedelai terhadap Al tinggi dan ph rendah. Abstrak Prosiding Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Produksi Kedelai di Indonesia. Jakarta, 6-7 Agustus BPTP-Jakarta. Hhtp:/ / Taufik, A., H. Kuntyastuti, C. Prahoro, dan T. Wardani Kapur dan pupuk kandang pada kedelai di lahan kering masam. Penelitian Pertanian 26(02): Wade, M.K. M. Al-Jabri, and M. Sudjadi The effect of liming on soybean yield and soil acidity parameters of three Red- Yellow Podsolic soils of West Sumatra. Pemb.Pen.Tanah dan Pupuk (6):1-8. Widjaja-Adhi, I.PG., K. Nugroho, D. Ardi, dan A.S. Karama Sumber daya lahan pasang surut dan rawa dan pantai: potensi, keterbatasan, dan pemanfaatan. p: Dalam: S. Partohardjono dan M. Syam (eds). Risalah Pertemuan Nasional Pengembangan Pertanian Lahan Pasang Surut dan Rawa. Cisarua 3-4 Maret. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. William, Koesrini, dan M. Sabran Tanggap 12 genotipe kedelai terhadap pengapuran di lahan lebak. Agroscientiae 10(2):
Keragaan Hasil Beberapa Galur Harapan Kacang Tanah di Lahan Sulfat Masam dan Lahan Lebak Dangkal
Keragaan Hasil Beberapa Galur Harapan Kacang Tanah di Lahan Sulfat Masam dan Lahan Lebak Dangkal Yield Performance of Several Groundnut Promising Lines on Acid Sulphate Soils and Swamp Areas Koesrini,
Lebih terperinciKERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH
36 Muhammad Saleh KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Jl. Kebon Karet Loktabat,
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Bahan Amelioran terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah (Capsicum annum L.) di Lahan Sulfat Masam
Pengaruh Pemberian Bahan Amelioran terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah (Capsicum annum L.) di Lahan Sulfat Masam The effect of Ameliorant Application on The Growth and Yield of Hot Pepper (Capsicum
Lebih terperinciPENAMPILAN GENOTIPE-GENOTIPE KACANG TANAH DI LAHAN LEBAK DANGKAL ABSTRAK
PENAMPILAN GENOTIPEGENOTIPE KACANG TANAH DI LAHAN LEBAK DANGKAL Fatimah Azzahra dan Koesrini Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) ABSTRAK Penelitian terhadap genotifegenotife kacang tanah di
Lebih terperinciTANGGAP TIGA VARIETAS JAGUNG TERHADAP TINGKAT KEJENUHAN AL DI LAHAN PASANG SURUT SULFAT MASAH AKTUAL
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi TANGGAP TIGA VARIETAS JAGUNG TERHADAP TINGKAT KEJENUHAN AL DI LAHAN PASANG SURUT SULFAT MASAH AKTUAL Nurita, Yulia Raihana dan Khairil Anwar Balai Penelitian
Lebih terperinciPemberian Mulsa Terhadap Tujuh Varietas Kacang Hijau dan Keharaan Tanah di Lahan Lebak Tengahan
Pemberian Mulsa Terhadap Tujuh Varietas Kacang Hijau dan Keharaan Tanah di Lahan Lebak Tengahan Mulch Application on Seven Mungbean Varieties and Soil Nutrient Status in Fresh Water Swamp Land Yulia Raihana
Lebih terperinciPENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK
PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU Izhar Khairullah, Sutami, R. Humairie, dan M. Imberan Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) ABSTRAK Budidaya padi di
Lebih terperinciPengaruh Bahan Amelioran terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Buncis di atas Sistem Surjan pada Lahan Sulfat Masam Potential
Pengaruh Bahan Amelioran terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Buncis di atas Sistem Surjan pada Lahan Sulfat Masam Potential The effect of Ameliorant Application on Plant Growth and Yield of Three
Lebih terperinciPENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN
PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di
Lebih terperinciPengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial
Pengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial Yulia Raihana dan Muhammad Alwi Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Jln. Kebun Karet P.O.Box
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS CABAI PADA MUSIM KEMARAU MELALUI PENGELOLAAN LENGAS TANAH DAN HARA DI LAHAN RAWA LEBAK
Peningkatan produktivitas cabai pada musim kemarau PENINGKATAN PRODUKTIVITAS CABAI PADA MUSIM KEMARAU MELALUI PENGELOLAAN LENGAS TANAH DAN HARA DI LAHAN RAWA LEBAK THE INCREASE OF CHILLY PRODUCTIVITY AT
Lebih terperinciPENGGUNAAN KAPUR DAN VARIETAS ADAPTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL KEDELAI DI LAHANSULFAT MASAM AKTUAL
PENGGUNAAN KAPUR DAN VARIETAS ADAPTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL KEDELAI DI LAHANSULFAT MASAM AKTUAL [Application of Lime and Adaptable Variety to Increase Soybean (Glycine max Merill) Productivity on Actual
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia Latosol Darmaga Latosol (Inceptisol) merupakan salah satu macam tanah pada lahan kering yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang
Lebih terperinciKarakteristik Kimia Lahan Gambut Dangkal dan Potensinya untuk Pertanaman Cabai dan Tomat
Bul. Agron. (35) () 3 3 (7) Karakteristik Kimia Lahan Gambut Dangkal dan Potensinya untuk Pertanaman Cabai dan Tomat Chemical Characteristic of Shallow Peat and Its Potency for Red Pepper and Tomato Muhammad
Lebih terperinciAPLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia
APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Dalam budi daya jagung perlu memperhatikan cara aplikasi pupuk urea yang efisien sehingga pupuk yang diberikan
Lebih terperinciUJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN
UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,
Lebih terperinciADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK
ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU Nurmegawati dan Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl Irian km 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK Pemanfaatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil analisis tanah awal
LAMPIRAN 41 42 Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal Variabel Satuan Nilai Kriteria Tekstur Pasir Debu Liat % % % 25 46 29 Lempung berliat ph (H 2 O) 5.2 Masam Bahan Organik C Walklel&Black N Kjeidahl
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Darmaga, Bogor. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2010 sampai Februari 2011. Analisis tanah dan hara
Lebih terperinciJURNAL SAINS AGRO
JURNAL SAINS AGRO http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/saingro/index e-issn 2580-0744 KOMPONEN HASIL DAN HASIL KACANG TANAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN DOLOMIT DI TANAH MASAM JENIS ULTISOL
Lebih terperinciPENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Fitri Handayani 1, Nurbani 1, dan Ita Yustina 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur; 2 Balai Pengkajian
Lebih terperinciDAYA HASIL GALUR-GALUR KEDELAI TOLERAN LAHAN KERING MASAM DI LAMPUNG SELATAN
DAYA HASIL GALUR-GALUR KEDELAI TOLERAN LAHAN KERING MASAM DI LAMPUNG SELATAN N. R. Patriyawaty, Heru Kuswantoro, Febria Cahya Indriani dan Agus Supeno Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut
20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Awal Tanah Gambut Hasil analisis tanah gambut sebelum percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis didapatkan bahwa tanah gambut dalam dari Kumpeh
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut
Lebih terperinciRESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL
RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL Yafizham Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung
Lebih terperinciPENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH
PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH Dotti Suryati Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Padi di Tanah Sulfat Masam melalui Kombinasi Perlakuan Lindi dan Olah Tanah
Peningkatan Hasil Padi di Tanah Sulfat Masam melalui Kombinasi Perlakuan Lindi dan Olah Tanah Rice Yield Improvement in Acid Sulphate Soil through Combination of Leaching Treatment and Soil Tillage Isdijanto
Lebih terperinciKeragaan Varietas Inpara di Lahan Rawa Pasang Surut. Performance of Varieties Inpara in Swampland
ABSTRAK A R T I K E L Lahan rawa pasang surut merupakan lahan marjinal tetapi memiliki potensi cukup besar untuk usahatani padi apabila dikelola dengan menerapkan teknik budidaya yang tepat. Kunci utama
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air
4 TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air Budidaya jenuh air merupakan sistem penanaman dengan membuat kondisi tanah di bawah perakaran tanaman selalu jenuh air dan pengairan untuk membuat kondisi tanah jenuh
Lebih terperinciPRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT. Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala
PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala PENDAHULUAN Produksi kedelai nasional baru memenuhi 35-40 %, dengan luas areal
Lebih terperinci(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sub pertanian tanaman pangan merupakan salah satu faktor pertanian yang sangat penting di Indonesia terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan, peningkatan gizi masyarakat
Lebih terperinciANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU
ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU Nurmegawati dan Eddy Makruf Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian Km. 6,5 Kelurahan Semarang Kota
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia
EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah di Bontonompo Gowa-Sulsel yang
Lebih terperinciPENGARUH RE5lDU KAPUR TERHADAP 5lFAT KlMlA TANAH D A ~ KEDELAI PADA LATOSOL COKLAT KEMERAHAN (Oxic btropept) BOGOR
PENGARUH RE5lDU KAPUR PAD1 TERHADAP 5lFAT KlMlA TANAH D A ~ KEDELAI PADA LATOSOL COKLAT KEMERAHAN (Oxic btropept) BOGOR OIeh : HERDIANA ANITA Pl5CERlA A 27. 0708 JURU5AN TANAH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciTANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND]
ISSN 1410-1939 TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND] Nur Asni dan Yardha 1 Abstract This investigation
Lebih terperinciADAPTASI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN
ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN Zuraida Yursak 1) dan Purwantoro 2) 1) Peneliti di BPTP Banten, 2) Peneliti di Balitkabi-Malang
Lebih terperinciVII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN
VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN Ubi kayu menghasilkan biomas yang tinggi sehingga unsur hara yang diserap juga tinggi. Jumlah hara yang diserap untuk setiap ton umbi adalah 4,2 6,5 kg N, 1,6 4,1 kg 0 5 dan
Lebih terperinciRESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN
RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN Sumarni T., S. Fajriani, dan O. W. Effendi Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJalan Veteran Malang Email: sifa_03@yahoo.com
Lebih terperinciPengaruh Teknik Pemberian Kapur terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai pada Lahan Kering Masam
SUBANDI DAN WIJANARKO: TEKNIK PEMBERIAN KAPUR PADA KEDELAI DI LAHAN KERING MASAM Pengaruh Teknik Pemberian Kapur terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai pada Lahan Kering Masam Subandi dan Andy Wijanarko
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan
Lebih terperinciGambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian
TAKAR-1 dan TAKAR-2, Varietas Unggul Kacang Tanah Terbaru Dua varietas unggul baru kacang tanah yaitu TAKAR-1 dan TAKAR-2 telah dilepas berdasarkan SK Kementan No. 3253/Kpts/SR.120/9/2012 dan No 3255/Kpts/SR.120/9/2012.
Lebih terperinciAplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala
Aplikasi Kandang dan Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala Application of Farmyard Manure and SP-36 Fertilizer on Phosphorus Availability
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian dilakukan pada bulan April-Agustus 2010. Penanaman kedelai dilakukan pada bulan Mei 2010. Pada bulan tersebut salinitas belum mempengaruhi pertumbuhan
Lebih terperinciPEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:
1 PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI DI TANAH ULTISOL SKRIPSI OLEH: RANGGA RIZKI S 100301002 AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciVERIFIKASI REKOMENDASI PEMUPUKAN P DAN K PADA TANAMAN KEDELAI LAMPUNG TIMUR
VERIFIKASI REKOMENDASI PEMUPUKAN P DAN K PADA TANAMAN KEDELAI LAMPUNG TIMUR Wiwik Hartatik, D. Setyorini, dan H. Wibowo Balai Penelitian Tanah, Bogor E-mail: wiwik_hartatik@yahoo.com ABSTRAK Rekomendasi
Lebih terperinciPola Serapan Hara dan Produksi Kedelai Dengan Budidaya Jenuh Air di Lahan Rawa Pasang Surut
Pola Serapan Hara dan Produksi Kedelai Dengan Budidaya Jenuh Air di Lahan Rawa Pasang Surut Nutrient Uptake and Production of Soybean under Saturated Soil Culture on Tidal Swamps Sahuri 1*) dan M. Ghulamahdi
Lebih terperinciPERANAN UREA TABLET DAN VARIETAS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI LAHAN RAWA LEBAK
ISSN 1410-1939 PERANAN UREA TABLET DAN VARIETAS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI LAHAN RAWA LEBAK [THE ROLE OF TABLET UREA AND VARIETY IN INCREASING RICE PRODUCTION IN SWAMPY AREA] Waluyo 1, Juliardi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengamatan Selintas 4.1.1. Keadaan Cuaca Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sebagai faktor eksternal dan faktor internalnya yaitu genetika
Lebih terperinciKERAGAAN GALUR HUTAN KEDELAI DI DAERAH HASAH PADA BEBE RAPA TINGKAT PENGAPURAN. Tantono Subagyo*, Soertini Gandanegara** dan Hendratno**
KERAGAAN GALUR HUTAN KEDELAI DI DAERAH HASAH PADA BEBE RAPA TINGKAT PENGAPURAN Tantono Subagyo*, Soertini Gandanegara** dan Hendratno** ABSTRAK KIRAGAAN GALUR HUTAN KIDELAI DI DAERAH HASAH PADA DIDIRAPA
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS KACANG HIJAU SEBAGAI TANAMAN SELA DI ANTARA KELAPA PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT PROVINSI JAMBI
PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS KACANG HIJAU SEBAGAI TANAMAN SELA DI ANTARA KELAPA PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT PROVINSI JAMBI Bustami, Julistia Bobihoe dan Jumakir Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA LAHAN KERING PODZOLIK MERAH KUNING DI KABUPATEN KONAWE SELATAN
PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA LAHAN KERING PODZOLIK MERAH KUNING DI KABUPATEN KONAWE SELATAN Cipto Nugroho dan Sarjoni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara Jl.
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan
Lebih terperinciSistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 20 ISBN : 978-979-8940-29-3 Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi
Lebih terperinciPENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Tanah Awal Podsolik Jasinga Hasil analisis kimia dan fisik Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria PPT (1983), Podsolik Jasinga
Lebih terperinciREHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG
1-8 REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG Agusni Dosen Program Studi Agroteknologi Universitas Almuslim Email: aisyahraja2017@gmail.com
Lebih terperinciKLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN
RESPON PERTUMBUHAN STEK TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP JENIS DAN TAKARAN PUPUK ORGANIK Lendri Yogi, Gusmiatun, Erni Hawayanti Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN
IV. HASIL PENELITIAN Karakterisasi Tanah Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah Ultisol memiliki tekstur lempung dan bersifat masam (Tabel 2). Selisih antara ph H,O dan ph KC1 adalah 0,4; berarti
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Percobaan dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan, dari bulan April sampai Agustus 2010. Bahan
Lebih terperinciProduktivitas Galur Harapan Padi di Lahan Pasang Surut dan Rawa Lebak. Bambang Kustianto
Produktivitas Galur Harapan Padi di Lahan Pasang Surut dan Rawa Lebak Bambang Kustianto Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang, Jawa Barat ABSTRACT. Productivity of Rice Promising
Lebih terperinciSTUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN [STUDY ON THREE EGG PLANT VARIETIES GROWN ON DIFFERENT COMPOSITION OF PLANT MEDIA, ITS EFFECT ON GROWTH
Lebih terperinciADAPTASI BERBAGAI VARIETAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) TERHADAP PENGAPURAN DAN PEMBERIAN N, P DAN K DI LAHAN GAMBUT
ADAPTASI BERBAGAI VARIETAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) TERHADAP PENGAPURAN DAN PEMBERIAN N, P DAN K DI LAHAN GAMBUT (Variety Adaptation of Mungbean (Vigna radiata L.), Liming and N P K Fertilization
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH
Buana Sains Vol 6 No 2: 165-170, 2006 165 PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH Fauzia Hulopi PS Budidaya Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas
Lebih terperinciDecision Support System (DSS) Pemupukan Padi Lahan Rawa
Decision Support System (DSS) Pemupukan Padi Lahan Rawa Muhammad Alwi dan Arifin Fahmi Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Jln. Kebun Karet P.O.Box 31, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM. Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi
102 PEMBAHASAN UMUM Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi dengan pembuatan saluran irigasi dan drainase agar air dapat diatur. Bila lahan tersebut dimanfaatkan untuk bertanam
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN DEPAN... i HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT v UCAPAN TERIMA KASIH vi ABSTRAK viii ABSTRACT. ix RINGKASAN..
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum
Lebih terperinciDaya hasil 1,6-2,5 t/ha 1,22 t/ha 1,6 t/ha Warna hipokotil Ungu Ungu Ungu
Lampiran 1. Deskripsi Varietas Tanaman Kedelai Burangrang Tanggamus Wilis Dilepas Tahun 1999 22 Oktober 2001 21 Juli 1983 SK Mentan 536/Kpts/TP.240/10/2001 TP240/519/Kpts/7/1983 Nomor Galur C1-I-2/KRP-3
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan
11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Hal tersebut didasarkan
Lebih terperinciPENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA Fadjry Djufry Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia
TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Teknologi produksi biomas jagung melalui peningkatan populasi tanaman.tujuan pengkajian
Lebih terperinciAGROVIGOR VOLUME 2 NO. 2 SEPTEMBER 2009 ISSN
AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 2 SEPTEMBER 2009 ISSN 1979 5777 54 PENGARUH GENOTIP DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI PANEN MUDA DI LAHAN KERING (THE EFFECT OF GENOTYPE AND DUNG FERTILIZER
Lebih terperinciAdaptasi Beberapa Varietas Unggul Kedelai yang Berdaya Hasil Tinggi dengan Pemberian Dolomit dan Urea di Lahan Pasang Surut
Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 (Online, www.jlsuboptimal.unsri.ac.id) Vol. 3, No.2: 126-131, Oktober 2014 Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Kedelai yang Berdaya Hasil
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat
16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum dan Agroekologi Lokasi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum dan Agroekologi Lokasi Penelitian Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kepulauan Bangka-Belitung di timur,
Lebih terperinciUrgensi Pemilihan Varietas untuk Meningkatkan Produktivitas Padi di Lahan Rawa
Urgensi Pemilihan Varietas untuk Meningkatkan Produktivitas Padi di Lahan Rawa Izhar Khairullah Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) Jl. Kebun Karet, Loktabat Utara, Kotak Pos 31, Banjarbaru
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam
TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam Secara teoritis lahan kering di Indonesia dibedakan menjadi dua kategori, yaitu lahan kering beriklim kering, yang banyak dijumpai di kawasan timur Indonesia
Lebih terperinciTEKNIK PENGAMBILAN EKSTRAK CONTOH AIR TANAH PADA BEBERAPA KEDALAMAN UNTUK ANALISIS DI LAHAN SULFAT MASAM1 RINGKASAN
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 200 TEKNIK PENGAMBILAN EKSTRAK CONTOH AIR TANAH PADA BEBERAPA KEDALAMAN UNTUK ANALISIS DI LAHAN SULFAT MASAM HUSIN KADERI Balai Peneitian Tanaman Pangan Lahan Rawa,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Bobot Segar Daun, Akar, dan Daun + Akar Berdasarkan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 8, 9 dan 10), pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair berpengaruh
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitan Bahan dan Alat
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitan Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan UPTD Lahan Kering, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Tenjo, Kabupaten Bogor. Pengujian laboratorium dan rumah kaca dilaksanakan
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH DI LAHAN GAMBUT DI PROVINSI ACEH
KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH DI LAHAN GAMBUT DI PROVINSI ACEH Abdul Azis, Basri A. Bakar )1 dan A.A. Rahmianna )2 )1 Peneliti BPTP Aceh Jln. Panglima Nyak Makam No. 27 Lampineung Banda
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah
20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Sifat Kimia Tanah Pengaplikasian Electric furnace slag (EF) slag pada tanah gambut yang berasal dari Jambi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Tanah Inceptisol (inceptum = mulai berkembang) berdasarkan Keys to Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 2003) menunjukkan bahwa tanah ini mempunyai horizon penciri berupa
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan
Lebih terperinciPengaruh Beberapa Sumber Bahan Organik Lokal terhadap Hasil Kedelai Pada Lahan Kering di Lampung
Pengaruh Beberapa Sumber Bahan Organik Lokal terhadap Hasil Kedelai Pada Lahan Kering di Lampung Effect of Some Local Organic Matter to Soybeans Yield in Dry Land Lampung Endriani 1*) dan Junita Barus
Lebih terperinci