HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah"

Transkripsi

1 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Sifat Kimia Tanah Pengaplikasian Electric furnace slag (EF) slag pada tanah gambut yang berasal dari Jambi mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan sifat kimia tanah. Hal ini terjadi dikarenakan oleh adanya interaksi antara unsur-unsur yang terdapat di dalam EF slag, seperti Ca, Mg, Fe, Al, P dan juga Si dengan tanah. Analisis pendahuluan menunjukkan bahwa tanah gambut masih memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, yaitu sebesar 55.54% dan nilai ph H 2 O 1:1 sebesar 4.6. Ciri lain yang dimiliki tanah ini antara lain N-total sebesar 3.72% dan kandungan basa-basa, yaitu Ca-dd 5.54 (me/100g), Mg-dd 3.11 (me/100g), K-dd 2.90 (me/100g), dan Na-dd 1.84 (me/100g) ph Tanah dan Basa-Basa Dapat Ditukar Tanah gambut yang digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat kemasaman yang tergolong tinggi. Dari Tabel 4 dapat terlihat bahwa nilai hasil pengukuran ph tanah gambut sangat rendah, yaitu berkisar antara Hasil analisis ragam (Tabel Lampiran. 4) menunjukkan bahwa pemberian EF slag dan silica gel nyata meningkatkan ph. Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa kadar Mgdd dan Ca-dd tanah pada perlakuan unsur mikro dan silica gel tidak berbeda nyata dengan kontrol. Dari hasil analisis tanah diketahui bahwa ph tanah pada perlakuan unsur mikro tidak berbeda nyata dengan kontrol. Gambar 1 memperlihatkan nilai ph tanah pada perlakuan EF slag meningkat seiring dengan bertambahnya dosis yang diberikan dan EF slag mampu meningkatkan ph tanah lebih besar dibandingkan silica gel. Peningkatan ph tanah akibat pemberian EF slag juga sesuai dengan pendapat Silva (1971) yang menyatakan bahwa pemberian slag sebagai sumber silikat dapat menaikkan ph tanah.

2 21 Tabel 4. Pengaruh, Silica Gel dan Unsur terhadap ph Tanah dan Basa-Basa Dapat Dipertukarkan ph Tanah Basa-Basa Dapat Dipertukarkan Mg-dd Ca-dd (me/100g) Kontrol 3.50a 3.60a 10.73a EF slag 2 % 3.73b 4.38ab 15.04a EF slag 4 % 4.03c 5.67bc 13.65a EF slag 6 % 4.18d 6.13cd 26.37b EF slag 8 % 4.35e 7.34d 31.91b Silica gel ek 2 % 3.77b 3.27a 5.81a Silica gel ek 4 % 3.73b 4.01a 5.27a Silica gel ek 6 % 3.70b 3.80a 6.73a Silica gel ek 8 % 3.73b 3.92a 6.39a Unsur 3.55a 3.39a 5.10a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT) Peningkatan nilai ph ini diduga karena kandungan basa-basa dapat ditukar (terutama Ca dan Mg) yang terdapat dalam EF slag. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soepardi (1983) dimana pada proses pengapuran, kapur karbonat berinteraksi dengan H 2 O dalam tanah dan kemudian terjadi pelepasan ion oleh Ca 2+, Mg 2+, CO 3 2-, dan OH -. Karbonat (CO 3 2- ) inilah yang kemudian mengikat ion H + dan membuat ion H + keluar dari kompleks jerapan tanah. Posisi H + dalam kompleks jerapan digantikan oleh kation Ca 2+ dan Mg 2+ (sehingga ketersediaan Ca dan Mg dalam tanah meningkat). ph Tanah Silica Gel Eq Gambar 1. Perbandingan Nilai ph Tanah Gambut antara Kontrol dan Semua pada Tanah.

3 22 Nilai ph terendah (ph 3.5) terdapat pada perlakuan kontrol, sedangkan nilai ph tertinggi (ph 4.35) terdapat pada perlakuan EF slag 8% dengan kenaikan sebesar 24.28% dibandingkan kontrol. Pada perlakuan silica gel nilai tertinggi terdapat pada dosis perlakuan 2% (ph 3.77) dengan kenaikan sebesar 7.71% dibandingkan kontrol. Pada Gambar 2 dan 3 dapat terlihat bahwa kadar Ca-dd dan Mg-dd tanah meningkat seiring dengan semakin tingginya dosis perlakuan EF slag yang diberikan. Pemberian EF slag mampu meningkatkan kadar Ca-dd dan Mg-dd tanah lebih besar dibandingkan perlakuan unsur mikro dan silica gel. Mg-dd Tanah (me/100 g) Silica Gel Eq Gambar 2. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Mg-dd Tanah Gambut. 4 3 Silica Gel Eq Ca-dd Tanah (me/100 g) 2 1 Gambar 3. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Ca-dd Tanah Gambut.

4 23 Berdasarkan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran. 5 dan 6), pemberian EF slag berpengaruh sangat nyata terhadap kadar Mg dan Ca dapat dipertukarkan tanah. Kadar Mg-dd tertinggi (Mg-dd=7.34 me/100g) terdapat pada perlakuan EF slag 8% dengan kenaikan % dibandingkan kontrol dan kadar Ca-dd tertinggi (Ca-dd=31.91 me/100g) terdapat pada perlakuan EF slag 8% dengan kenaikan 197.4% dibandingkan kontrol. Nilai Mg-dd terendah terdapat pada perlakuan silica gel ekuivalen EF slag 2% (Mg-dd=3.27 me/100g) dan Ca-dd terendah pada perlakuan unsur mikro (Ca-dd= 5.10 me/100g). Peningkatan Ca akibat pemberian slag sesuai dengan pendapat Silva (1971) bahwa pemberian kalsium silikat (EF slag) dapat meningkatkan kandungan kalsium tanah. Meningkatnya Ca dan Mg tersedia tanah akibat pemberian EF slag dikarenakan pada EF slag juga terkandung unsur Ca dan Mg (Tabel Lampiran 2) Pengaruh, Silica Gel dan Unsur terhadap Kadar Unsur, P, dan SiO 2 Tersedia dalamtanah Pada hasil analisis (Tabel Lampiran 7, 8, 9, dan 10) dapat diketahui bahwa pemberian EF slag berpengaruh nyata meningkatkan kadar Fe, Mn, Cu, dan Zn tersedia tanah. Slag dalam bidang pertanian digunakan antara lain: (1) untuk menetralkan kemasaman tanah serta menambah unsur Ca dan Mg; (2) meningkatkan jumlah fosfor dalam tanah karena mengandung 5-10% fosfor tersedia; serta (3) sebagai sumber silikat (Barber, 1967 dalam Priambudi, 1997). Dari Tabel 5 dapat diketahui kadar Fe-tersedia tanah tertinggi terdapat pada perlakuan EF slag 8% ( ppm) dengan kenaikan sebesar 109% dibandingkan kontrol dan terendah pada perlakuan silica gel ekuivalen EF slag 6% ( ppm). Meningkatnya ketersediaan Fe pada perlakua EF slag diduga karena di dalam EF slag terdapat kadar Fe yang cukup tinggi (Fe 2 O 3 = 43.18%). Kadar Mn-tersedia tanah tertinggi terdapat pada perlakuan EF slag 8% (81.36 ppm) dengan kenaikan sebesar % dibandingkan kontrol dan terendah pada perlakuan unsur mikro (5.49 ppm). Kadar Cu-tersedia tanah tertinggi terdapat pada perlakuan unsur mikro ( ppm) dengan kenaikan sebesar 117.9% dibandingkan kontrol dan terendah pada perlakuan silica gel ekuivalen EF slag 2% (12.80 ppm). Pemberian unsur mikro nyata meningkatkan Zn-tersedia tanah.

5 24 Kadar Zn-tersedia tanah tertinggi terdapat pada perlakuan unsur mikro (31.37 ppm) dengan kenaikan sebesar % dibandingkan kontrol dan terendah pada perlakuan EF slag 4% (10.98 ppm). Tabel 5. Pengaruh, Silica Gel dan Unsur terhadap Kadar Unsur,P dan SiO 2 Tersedia dalam Tanah Unsur Hara Fe-tersedia Mn-tersedia Cu-tersedia Zn-tersedia P-tersedia SiO 2 -tersedia (ppm) Kontrol a 6.41a 15.89abcd 12.04ab 48.68a 53.10a 2 % bc 37.47b 17.34bcd 12.58abc 80.96abc b 4 % c 54.65c 14.35abc 10.98a 86.54bc b 6 % d 67.24d 14.19ab 14.08bcd cd b 8 % d 81.36e 17.29bcd 14.75cd d b Silica gel ek 2 % ab 9.09a 12.80a 11.78ab 63.05ab 95.61a Silica gel ek 4 % a 10.94a d 12.90abcd 73.97ab 74.71a Silica gel ek 6 % a 8.90a 17.54cd 14.96cd 69.37ab 74.01a Silica gel ek 8 % a 5.55a d 15.15d 64.22ab 54.88a Unsur ab 5.49a 34.63d 31.37d 68.55ab a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT) Kadar Fe dan Mn tersedia tanah pada perlakuan EF slag (Gambar 4 dan 5) meningkat seiring dengan penambahan dosis. Kadar Fe tersedia pada perlakuan silica gel cenderung mengalami penurunan seiring dengan penambahan dosis. Menurut Silva, 1971 dalam Pramono, 1981, kalsium silikat yang terkandung dalam slag dapat mengurangi sifat racun yang ditimbulkan oleh unsur Fe pada jumlah yang relatif tinggi. Pemberian unsur mikro mampu meningkatkan kadar Cu dan Zn tersedia tanah lebih besar dibandingkan perlakuan EF slag dan silica gel (Gambar 6 dan 7).

6 25 Fe-tersedia Tanah (ppm) Silica Gel Eq Gambar 4. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Fe-tersedia Tanah Gambut. Mn-tersedia Tanah (ppm) Silica Gel Eq Gambar 5. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Mn-tersedia Tanah Gambut. Cu-tersedia Tanah (ppm) Silica Gel Eq Gambar 6. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Cu-tersedia Tanah Gambut.

7 26 Zn-tersedia Tanah (ppm) Silica Gel Eq Gambar 7. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Zn-tersedia Tanah Gambut. Berdasarkan hasil analisis (Tabel Lampiran 11) dapat diketahui bahwa pemberian EF slag berpengaruh nyata dalam meningkatkan kadar P-tersedia tanah. Dari Gambar 8 dapat terlihat bahwa perlakuan EF slag nyata meningkatkan P-tersedia tanah lebih baik dibandingkan perlakuan silica gel dan unsur mikro. Kadar P-tersedia tertinggi terdapat pada perlakuan EF slag 8% (Ptersedia= ppm) dengan kenaikan sebesar % dibandingkan kontrol, sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada perlakuan kontrol, yaitu ppm. Kadar P-tersedia pada perlakuan EF slag meningkat seiring dengan bertambahnya dosis perlakuan yang diberikan. Meningkatnya kadar P-tersedia dalam tanah pada perlakuan EF slag diduga karena jumlah kandungan P 2 O 5 dalam EF slag (P 2 O 5 =530 ppm) turut menyumbangkan ketersediaan P yang ada di dalam tanah. P -tersedia Tanah (ppm) Silica Gel Eq Gambar 8. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap P-tersedia Tanah Gambut.

8 27 Berdasarkan hasil analisis (Tabel Lapiran 12) pemberian EF slag berpengaruh nyata terhadap SiO 2 -tersedia tanah. Dari Gambar 9 dapat dilihat, kadar SiO 2 -tersedia di dalam tanah paling tinggi diperoleh pada perlakuan EF slag 4% (SiO 2 -tersedia= ppm) dengan kenaikan sebesar % dibandingkan kontrol, sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada perlakuan unsur mikro (43.13 ppm). EF slag meningkatkan kadar SiO 2 -tersedia tanah yang lebih baik dibandingkan perlakuan silica gel dan unsur mikro. Kenaikan kadar SiO 2 -tersedia perlakuan EF slag terhenti pada dosis 4%, kemudian pada dosis 6% mulai menunjukkan penurunan kadar SiO 2 -tersedia tanah. Pada perlakuan silica gel, kadar SiO 2 -tersedia menurun seiring dengan bertambahnya dosis. SiO2-tersedia Tanah (ppm) Silica Gel Eq EF Slag Gambar 9. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap SiO 2 -tersedia dalam Tanah Gambut Pengaruh, Silica Gel dan Unsur terhadap N-Total Tanah Berdasarkan hasil analisis ragam didapatkan bahwa pemberian EF slag, silica gel, dan unsur mikro tidak berpengaruh nyata terhadap kadar N-total tanah. Pada Tabel 9 dapat terlihat bahwa kenaikan kadar N-total tanah hampir seragam pada seluruh perlakuan. Hal ini membuktikan bahwa dengan pemberian EF slag, silica gel, dan unsur mikro tidak mempengaruhi kadar N-total tanah.

9 28 Tabel 6. Pengaruh, Silica Gel dan Unsur terhadap N-Total Tanah N-total (%) Kontrol % % % % 1.30 Silica gel ek 2 % 1.10 Silica gel ek 4 % 1.16 Silica gel ek 6 % 1.08 Silica gel ek 8 % 1.17 Unsur 1.08 Kadar N-total tertinggi dihasilkan oleh perlakuan EF slag 8% (Ntotal=1.30 %), sedangkan nilai terkecil ada pada perlakuan silica gel ekuivalen EF slag 6% dan unsur mikro (N-total=1.08%) Kandungan Logam Berat dalam Tanah Dari hasil analisis logam berat pada tanah dapat diketahui bahwa pemberian EF slag, silica gel, dan unsur mikro tidak berpengaruh nyata terhadap ketersediaan logam berat Pb, Cd, dan Hg dalam tanah. Pada Tabel 7 dapat terlihat bahwa kandungan logam berat beracun pada perlakuan EF slag sangat sedikit dan tidak terdapat kandungan logam berat Hg di dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Peterson dan Aloway (1979) dalam Darmono (1995), bahwa kandungan logam berat di dalam tanah secara alamiah sangat rendah, kecuali tanah tersebut sudah terlebih dahulu tercemar. Untuk logam berat Pb, kandungan tertinggi terdapat pada kontrol, yaitu 0.35 ppm, sedangkan kandungan yang terendah terdapat pada perlakuan EF slag dengan dosis perlakuan 2 dan 4%, yaitu ppm. Untuk logam berat Cd, kandungan tertinggi terdapat pada kontrol, yaitu 0.08 ppm, sedangkan kandungan yang terendah terdapat pada perlakuan unsur mikro, yaitu 0.02 ppm

10 29 Tabel 7. Kandungan Logam Berat pada Tanah Pb tersedia Cd tersedia Hg tersedia (ppm) Kontrol % % % % Silica gel ek 2 % Silica gel ek 4 % Silica gel ek 6 % Silica gel ek 8 % Unsur Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Varietas IR Pertumbuhan Tanaman Padi Varietas IR 64 Perkembangan rata-rata dari pertumbuhan tanaman padi yang meliputi tinggi tanaman pada 11 MST, jumlah anakan maksimum dan jumlah anakan produktif pada berbagai perlakuan disajikan pada Tabel 8. Tinggi tanaman pada umur 11 MST menunjukkan bahwa pada perlakuan EF slag terjadi peningkatan tinggi tanaman seiring dengan meningkatnya dosis perlakuan (Gambar 10). Pada perlakuan silica gel, tanaman sudah tidak mengalami peningkatan tinggi pada minggu ke-4. Hasil uji statistik pengaruh pemberian EF slag, silica gel, dan unsur mikro disajikan pada Tabel 8.

11 30 Tabel 8. Pengaruh, Silica Gel dan Unsur terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi IR 64 Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Anakan Maksimum Jumlah Anakan Produktif (batang/pot) Kontrol 15.40a 2a 0a 2 % 51.27b 9.7b 4b 4 % 76.50c 13.7c 9.7c 6 % 84.00c 23d 22.7d 8 % 83.67c 25.3cd 21.3d Silica gel ek 2 % 24.67a 1.7a 0a Silica gel ek 4 % 12.43a 0a 0a Silica gel ek 6 % 14.13a 0a 0a Silica gel ek 8 % 18.87a 0a 0a Unsur 15.77a 0a 0a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT). Hasil pengamatan yang dilakukan di rumah kaca menunjukkan bahwa pada awal masa tanam, tanaman mulai menunjukkan gejala kekurangan unsur N. Hal ini diduga dikarenakan N yang dapat diserap oleh tanaman dari tanah terbatas. Pada umur 6 MST, tanaman dengan perlakuan unsur mikro, dan kontrol sudah mati, sedangkan tanaman dengan perlakuan silica gel mati pada usia 11 MST. Tinggi Tanaman 11 MST (cm) Silica Gel Eq Gambar 10. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Tinggi Tanaman 11 MST

12 31 Pada Gambar 11 dan 12 dapat terlihat perbandingan jumlah anakan maksimum dan anakan produktif antara perlakuan EF slag, silica gel, dan unsur mikro. Berdasarkan hasil analisis (Tabel Lampiran 13, 14, dan 15) menunjukkan bahwa pemberian EF slag berpengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan seiring dengan meningkatnya dosis. Tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan EF slag 6% (84 cm) dengan kenaikan sebesar 445.5% dibandingkan kontrol, sedangkan untuk tanaman terendah terdapat pada perlakuan silica gel ekuivalen EF slag 4% (12.43 cm). Gambar Lampiran 6, 7, 8, dan 9 menunjukkan perbandingan tinggi tanaman padi varietas IR 64 perlakuan kontrol, EF slag, silica gel, dan unsur mikro umur 7MST dan 17MST. Perbedaan jumlah anakan tampak sangat nyata antara kontrol, unsur mikro, silica gel dengan perlakuan EF slag. Jumlah anakan maksimum tertinggi terdapat pada perlakuan EF slag 8%, yaitu 25.3 batang/pot dan anakan produktif tertinggi terdapat pada perlakuan EF slag 6%, yaitu 22.7 batang/pot, sedangkan pada kontrol, unsur mikro dan silica gel pada seluruh dosis perlakuan, yaitu sama sekali tidak ada anakan yang muncul hingga saat tiba waktunya panen. Jumlah Anakan Maksimum (batang/pot) Silica Gel Eq Gambar 11. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Jumlah Anakan Maksimum Tanaman Padi.

13 32 Jumlah Anakan Produktif (batang/pot) Silica Gel Eq Gambar 12. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Jumlah Anakan Produktif Tanaman Padi. Waktu pemanenan untuk seluruh perlakuan berbeda-beda. Hal ini dikarenakan waktu pemasakan bulir padi yang tidak sama. Waktu yang dibutuhkan oleh perlakuan EF slag agar bulir padinya masak lebih cepat dibandingkan perlakuan silica gel, unsur mikro dan kontrol. Semakin tinggi dosis perlakuan pada EF slag yang diberikan semakin cepat pula proses pemasakan bulirnya dan bulir padi yang dihasilkan juga lebih banyak Produksi Tanaman Pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi selama fase vegetatif memegang peranan yang menentukan terhadap kualitas dan produksi tanaman padi. Oleh karena itu, perlakuan yang berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi diharapkan pula dapat meningkatkan produksi dan komponen produksi tanaman, khususnya pada tanaman padi. Tabel 9 menunjukkan pengaruh EF slag, silica gel, dan unsur mikro terhadap produksi tanaman padi. Terdapat beberapa komponen produksi yang diukur di antaranya adalah bobot gabah kering panen (GKP), bobot gabah kering giling (GKG), bobot gabah kering bernas (GKB) dan bobot gabah kering hampa (GKH). Produksi gabah yang dihasilkan oleh tanaman padi dengan perlakuan EF slag dan tanpa EF slag terlihat perbedaan yang sangat jelas. Tabel 9 menunjukkan bahwa pada perlakuan EF slag, terjadi peningkatan produksi gabah seiring dengan meningkatnya dosis yang diberikan. Sedangkan

14 33 pada perlakuan tanpa slag, seperti silica gel dan juga kontrol, sama sekali tidak ada gabah yang berhasil diproduksi. Hal ini di sebabkan karena tanah yang di beri perlakuan silica gel, unsur mikro, dan kontrol pada tanaman yang berumur 6 MST sudah mulai tidak tumbuh atau bertambah tingginya, bahkan ada beberapa tanaman yang sudah mati, sehingga dari saat awal penanaman hingga tiba saatnya panen masih belum menghasilkan malai. Tabel 9. Pengaruh, Silica Gel dan Unsur terhadap Produksi Tanaman Padi IR 64 Bobot GKP Bobot GKG Bobot GKB Bobot GKH (g/pot) Kontrol a a a a 2 % 0.70a 0.63a 0.02a 0.61a 4 % 4.60a 4.09a 2.05a 2.05b 6 % 15.99b 14.23b 11.63b 2.60bc 8 % 19.67b 17.51b 14.34b 3.16c Silica gel ek 2 % a a a a Silica gel ek 4 % a a a a Silica gel ek 6 % a a a a Silica gel ek 8 % a a a a Unsur a a a a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT) Berdasarkan hasil analisis (Tabel Lampiran 16, 17, 18, dan 19) menunjukkan bahwa pemberian EF slag nyata meningkatkan produksi tanaman padi, sedangkan perlakuan silica gel dan unsur mikro tidak nyata meningkatkan produksi tanaman padi. Bobot gabah kering panen paling tinggi (Tabel 9) didapatkan oleh tanaman yang diberi perlakuan EF slag 8%, yaitu gram/pot, sedangkan untuk bobot terendah terdapat pada perlakuan unsur mikro dan silica gel yang sama sekali tidak menghasilkan gabah. Begitupun halnya dengan bobot gabah kering giling dan bobot gabah kering bernas (Gambar 13 dan 14), bobot tertinggi diperoleh pada perlakuan EF slag dengan dosis 8%, yaitu berturut-turut gram/pot dan14.34 gram/pot. Sedangkan bobot gabah yang terendah terdapat pada perlakuan unsur mikro, silica gel, dan kontrol. Bobot gabah kering hampa tertinggi diperoleh pada perlakuan EF slag 8%, yaitu 3.16 g/pot.

15 34 Bobot Gabah Kering Giling (g/pot) Silica Gel Eq Gambar 13. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Bobot Gabah Kering Giling. Bobot Gabah Kering Bernas (g/pot) Silica Gel Eq Gambar 14. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Bobot Gabah Kering Bernas. 4.3 Kandungan Logam Berat pada Beras Pada saat tanaman berumur 6MST, tanaman sudah mulai tidak tumbuh atau tidak bertambah tingginya. Hal ini menyebabkan ada beberapa ulangan tanaman pada perlakuan silica gel, unsur mikro, dan kontrol yang tidak menghasilkan malai dan bulir padi, sehingga data menjadi tidak lengkap dan tidak mencukupi bobot yang di butuhkan untuk di analisis. Oleh karena itu, tidak semua perlakuan bisa di analisis di laboratorium dan tidak bisa di lanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu analisis ragam.

16 35 Pada Tabel 10 dapat terlihat, bahwa untuk logam berat Pb dan Hg ada beberapa sampel yang tidak terukur karena kandungan logam berat yang terdapat pada sampel beras tersebut sangat rendah, sedangkan untuk kandungan logam berat Cd, yang dapat dianalisis hanya pada perlakuan EF slag denga dosis 4%, 6%, dan 8%. Hasil pengukuran logam berat untuk kadar Cd pada perlakuan EF slag dengan dosis 4% adalah 0.13 ppm, EF slag dengan dosis 6% adalah 0.17 ppm, sedangkan untuk EF slag dengan dosis 8%, yaitu 0.13 ppm. Nilai yang dihasilkan dari analisis logam berat Cd tersebut menurut Badan Standarisasi Nasional (2009) pada Tabel Lampiran 20, tidak melewati batas maksimum kandungan logam berat pada beras, sehingga beras yang dihasilkan tidak berbahaya dan bisa dikonsumsi oleh manusia. Tabel 10. Pengaruh, Silica Gel dan Unsur terhadap Kadar Logam Berat pada Beras Pb Cd Hg (ppm) Kontrol % % td 0.13 Td 6 % td 0.17 Td 8 % td 0.13 Td Silica gel ek 2 % Silica gel ek 4 % Silica gel ek 6 % Silica gel ek 8 % Unsur Keterangan : td = tidak terdeteksi - = tidak ada sampel 4.5 Kandungan SiO 2 pada Jerami Padi Sama halnya dengan kandungan logam berat pada beras, pada penelitian kandungan SiO 2 pada jerami padi juga tidak bisa dilakukan analisis ragam. Hal ini disebabkan karena pada saat tanaman berumur 6MST, tanaman sudah mulai tidak tumbuh atau tidak bertambah tingginya, sehingga ada beberapa ulangan tanaman pada perlakuan silica gel, unsur mikro, dan kontrol yang tidak menghasilkan

17 36 malai dan data menjadi tidak lengkap dan tidak mencukupi bobot yang di butuhkan untuk di analisis. Oleh karena itu, tidak semua perlakuan bisa di analisis di laboratorium dan tidak bisa di lanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu analisis ragam. Tabel 11 menunjukkan bahwa kadar SiO 2 tertinggi dihasilkan oleh perlakuan EF slag 4%, yaitu 19.41%, sedangkan kadar SiO 2 yang terendah terdapat pada pada silica gel ekuivalen EF slag 6%, yaitu 2.57%. Percobaan Oota pada tahun 1952 (Oota, 1979) membuktikan bahwa penggunaan pupuk silikat berupa slag, nyata dapat meningkatkan kandungan SiO 2 dalam jaringan tanaman padi yang diikuti dengan meningkatnya hasil panen padi. Tabel 11. Pengaruh, Silica Gel dan Unsur terhadap Kadar SiO 2 pada Jerami Padi SiO 2 (%) Kontrol - 2 % % % % 8.94 Silica gel ek 2 % - Silica gel ek 4 % - Silica gel ek 6 % 2.57 Silica gel ek 8 % - Unsur - Keterangan : - = tidak ada sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Awal Tanah Gambut Hasil analisis tanah gambut sebelum percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis didapatkan bahwa tanah gambut dalam dari Kumpeh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah 4.1.1. ph Tanah dan Basa-Basa dapat Dipertukarkan Berdasarkan Tabel 3 dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian terak baja berpengaruh nyata terhadap peningkatan ph tanah (Tabel Lampiran

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 15 II. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilaksanakan terdiri atas dua percobaan yaitu percobaan inkubasi dan percobaan rumah kaca. Percobaan inkubasi beserta analisis tanah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Berbagai Dosis Pemberian Terak Baja Dengan dan Tanpa Penambahan Bahan Humat Parameter yang digunakan dalam mengamati pertumbuhan tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 212 sampai dengan September 212. Penelitian terdiri dari 2 percobaan, yaitu (1) Percobaan inkubasi

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Tanah Awal Podsolik Jasinga Hasil analisis kimia dan fisik Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria PPT (1983), Podsolik Jasinga

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag LAMPIRAN 38 39 Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag Kadar total Satuan BF Slag Korea EF Slag Indonesia Fe 2 O 3 g kg -1 7.9 431.8 CaO g kg -1 408 260.0 SiO 2 g

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan tanah gambut dari Kumpeh, Jambi dilakukan pada bulan Oktober 2011 (Gambar Lampiran 1). Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui percobaan rumah kaca. Tanah gambut berasal dari Desa Arang-Arang, Kecamatan Kumpeh, Jambi, diambil pada bulan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga Berdasarkan kriteria sifat kimia tanah menurut PPT (1983) (Lampiran 2), karakteristik Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga (Tabel 2) termasuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia Latosol Darmaga Latosol (Inceptisol) merupakan salah satu macam tanah pada lahan kering yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Abu Terbang dan Bahan Humat pada Pertumbuhan Tanaman Sengon Hasil analisis ragam menunjukkan adanya interaksi pengaruh antara abu terbang dan bahan humat pada peningkatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah

Lebih terperinci

PENGARUH RESIDU ELECTRIC FURNACE SLAG

PENGARUH RESIDU ELECTRIC FURNACE SLAG PENGARUH RESIDU ELECTRIC FURNACE SLAG, DOLOMIT, DAN UNSUR MIKRO TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH SERTA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH TANAMAN KEDUA PADA TANAH GAMBUT PRADHITA ULFAH DEPARTEMEN ILMU TANAH

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Tanah Awal Menurut klasifikasi United State Departement of Agriculture (USDA) tanah gambut termasuk orde Histosol. Tabel 5 menunjukkan sifat kimia tanah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Analisis Tanah yang digunakan dalam Penelitian Hasil analisis karakteristik tanah yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 5. Dari hasil analisis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kelarutan P dari Fosfat Alam Rataan hasil pengukuran kadar P dari perlakuan FA dan pupuk N pada beberapa waktu inkubasi disajikan pada Tabel 1. Analisis ragamnya disajikan pada Lampiran

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. 28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN

IV. HASIL PENELITIAN IV. HASIL PENELITIAN Karakterisasi Tanah Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah Ultisol memiliki tekstur lempung dan bersifat masam (Tabel 2). Selisih antara ph H,O dan ph KC1 adalah 0,4; berarti

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 8. KTK (me/100 g) 30,40 Tinggi - 9. C-organik (%) 12,42 Sangat Tinggi - 10. N-Total (%) 0,95 Sangat Tinggi - 11. P-tersedia (ppm) 34,14 Tinggi - 12. C/N 13,07 Sedang - * Dianalisis di Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

The Effect of Trass and Its Combination with Volcanic Ash on Soil Chemical Properties and Plant Growth of Rice on Peat Soil from Kumpeh, Jambi

The Effect of Trass and Its Combination with Volcanic Ash on Soil Chemical Properties and Plant Growth of Rice on Peat Soil from Kumpeh, Jambi PENGARUH TRASS DAN KOMBINASI TRASS DENGAN ABU MERAPI TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH SERTA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BIOMASSA TANAMAN PADI (Oryza sativa) PADA TANAH GAMBUT DARI KUMPEH, JAMBI The Effect of and

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Contoh Tanah Hasil analisa sudah diketahui pada Tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa tanah sawah yang digunakan untuk penelitian ini memiliki tingkat kesuburan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian USU dan di Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah biasanya dijadikan sebagai penciri kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu menyediakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian dan Terhadap Sifat sifat Kimia Tanah Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian amelioran bahan humat dan abu terbang terhadap kandungan hara tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

PENGARUH ELECTRIC FURNACE SLAG, BLAST FURNACE SLAG

PENGARUH ELECTRIC FURNACE SLAG, BLAST FURNACE SLAG PENGARUH ELECTRIC FURNACE SLAG, BLAST FURNACE SLAG DAN UNSUR MIKRO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) VARIETAS IR 64 PADA TANAH GAMBUT DARI KUMPEH JAMBI SRI GINANJAR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORITIS 2.1.1 Karakteristik Lahan Sawah Bukaan Baru Pada dasarnya lahan sawah membutuhkan pengolahan yang khusus dan sangat berbeda dengan lahan usaha tani pada lahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo 26 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Adaptasi Galur Harapan Padi Gogo Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo berpengaruh nyata terhadap elevasi daun umur 60 hst, tinggi tanaman

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tajuk Indikator pertumbuhan tanaman dapat diketahui dengan bertambahnya volume dan juga berat suatu biomassa yang dihasilkan selama proses pertunbuhan tanaman.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman terpenting di Indonesia. Hal ini karena padi merupakan tanaman penghasil beras. Beras adalah makanan pokok bagi sebagian

Lebih terperinci

EFEK SISA PEMANFAATAN ABU SEKAM SEBAGAI SUMBER SILIKA (Si) UNTUK MEMPERBAIKI KESUBURAN TANAH SAWAH

EFEK SISA PEMANFAATAN ABU SEKAM SEBAGAI SUMBER SILIKA (Si) UNTUK MEMPERBAIKI KESUBURAN TANAH SAWAH SKRIPSI EFEK SISA PEMANFAATAN ABU SEKAM SEBAGAI SUMBER SILIKA (Si) UNTUK MEMPERBAIKI KESUBURAN TANAH SAWAH OLEH CHRISTINE EKA YULFIANTI 06113021 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 Skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan Unit Pelaksana Teknis Badan Balai Penyuluh Pertanian (UPTB BPP) Desa Ujung Bawang Kecamatan Singkil Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH TRASS DAN KOMBINASINYA DENGAN ABU VOLKAN TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PERTUMBUHAN PADI PADA TANAH GAMBUT DARI KUMPEH, JAMBI GALIH PAMUNGKAS

PENGARUH TRASS DAN KOMBINASINYA DENGAN ABU VOLKAN TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PERTUMBUHAN PADI PADA TANAH GAMBUT DARI KUMPEH, JAMBI GALIH PAMUNGKAS PENGARUH TRASS DAN KOMBINASINYA DENGAN ABU VOLKAN TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PERTUMBUHAN PADI PADA TANAH GAMBUT DARI KUMPEH, JAMBI GALIH PAMUNGKAS DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

PENGARUH ELECTRIC FURNACE SLAG

PENGARUH ELECTRIC FURNACE SLAG PENGARUH ELECTRIC FURNACE SLAG, SILICA GEL DAN UNSUR MIKRO TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH SERTA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) PADA TANAH GAMBUT DARI KUMPEH, JAMBI Ehsa Septy

Lebih terperinci

V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I)

V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I) Lampiran 1. Bagan Percobaan U V4(IV) V5 (II) V1 (II) V3(III) V2 (II) V3 (I) V3 (II) V4 (I) V1(IV) V2(III) V5(III) V0 (II) V0 (I) V4 (II) V0(IV) V2(IV) V5 (I) V1(III) V4(III) V5(IV) V3(IV) V0(III) V2 (I)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia

Lebih terperinci

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Rumput Jumlah Daun Hasil penghitungan jumlah daun menunjukan terjadinya penurunan rataan jumlah daun pada 9 MST dan 10 MST untuk rumput raja perlakuan D0, sedangkan untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan setelah melaksanakan penelitian, diperoleh hasil yang disusun dengan sistematika hasil pengomposan, kualitas kompos dari berbagai bahan organik, pengaruh kompos

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Bobot Segar Daun, Akar, dan Daun + Akar Berdasarkan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 8, 9 dan 10), pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair berpengaruh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Pembuatan Terak Baja dengan Metode Converter dalam Hadisaputra, 2011).

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Pembuatan Terak Baja dengan Metode Converter dalam Hadisaputra, 2011). 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terak Baja 2.1.1. Pengertian Terak Baja Terak baja merupakan limbah padat dari proses pemurnian besi cair dalam pembuatan baja. Terak baja terbentuk melalui reaksi antara biji

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Gambut Menurut Andriesse, 1988 dalam Najiyati et al., 2005, secara umum, pembentukan dan pematangan gambut berjalan melalui tiga proses yaitu pematangan fisik, pematangan

Lebih terperinci

Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol

Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol 20 Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat 18 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor, Sawah Baru Babakan Darmaga, selama 4 bulan, dari bulan Mei-September 2010. Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Tanah Analisis tanah merupakan salah satu pengamatan selintas untuk mengetahui karakteristik tanah sebelum maupun setelah dilakukan penelitian. Analisis tanah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Gambut 2.1.1. Pengertian Tanah Gambut Gambut diartikan sebagai material atau bahan organik yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah berlebihan, bersifat tidak mampat

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA HUSIN KADERI Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru Jl. Kebun Karet, Loktabat Banjarbaru RINGKASAN Percobaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BLAST FURNACE SLAG ELECTRIC FURNACE SLAG

PENGARUH PEMBERIAN BLAST FURNACE SLAG ELECTRIC FURNACE SLAG PENGARUH PEMBERIAN BLAST FURNACE SLAG, ELECTRIC FURNACE SLAG, DOLOMIT DAN SILICA GEL TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT DALAM DARI DESA ARANG-ARANG JAMBI ALFARIZI DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan kelompok tanaman sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman sawi yang murah dan kandungan nutrisi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2009, yang merupakan bulan basah. Berdasarkan data iklim dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Dramaga,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Hal tersebut didasarkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat, tepatnya di Desa Karanglayung dan Desa Narimbang. Secara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Ragam Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter-karakter yang diamati. Hasil rekapitulasi analisis ragam (Tabel 2), menunjukkan adanya

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah Oleh: A. Madjid Rohim 1), A. Napoleon 1), Momon Sodik Imanuddin 1), dan Silvia Rossa 2), 1) Dosen Jurusan Tanah dan Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Oktober 2014 Februari 2015. Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung Kec. Andong, Kab. Boyolali,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala Aplikasi Kandang dan Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala Application of Farmyard Manure and SP-36 Fertilizer on Phosphorus Availability

Lebih terperinci

PENGARUH TERAK BAJA TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH SERTA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI (Oryza Sativa) PADA TANAH GAMBUT DALAM DARI KUMPEH, JAMBI

PENGARUH TERAK BAJA TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH SERTA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI (Oryza Sativa) PADA TANAH GAMBUT DALAM DARI KUMPEH, JAMBI PENGARUH TERAK BAJA TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH SERTA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI (Oryza Sativa) PADA TANAH GAMBUT DALAM DARI KUMPEH, JAMBI Mahro Syihabuddin A14061042 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Darmaga, Bogor. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2010 sampai Februari 2011. Analisis tanah dan hara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan

Lebih terperinci

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh

Lebih terperinci